SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
42
Aktivitas Imunomodulator Ekstrak Etanol Daun Tempuyung
(Sonchus arvensis Linn.) Terhadap Peningkatan IL-2
Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar
Asep Edi Sukmayadi, Sri Adi Sumuwi, Melisa Intan B
Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor
asep_edis@yahoo.com
Abstak
Daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) merupakan tanaman obat potensial di
Indonesia yang secara empiris sering digunakan untuk mengobati asam urat, kencing
batu, obat bengkak, batuk, asma, demam, peradangan dan antibakteri. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas imunomodulator daun Tempuyung
terhadap peningkatan jumlah leukosit dan komponennya serta peningkatan IL-2 pada
tikus jantan putih galur Wistar. Hewan coba diberi perlakuan ekstrak etanol daun
tempuyung dengan dosis 100, 700, 1400 mg/KgBB dan stimuno 50 mg/kgBB yang
disuspensikan dengan Na CMC 0,5%. Ekstrak diberikan setiap hari sekali selama 2
(dua) minggu dan 1 (satu) minggu setelah diberikan shigella dysenteriae secara per
oral. Darah tikus diambil dari jantung kemudian dilakukan perhitungan jumlah leukosit
dan komponennya dengan flow cytometry, serta IL-2 dengan Sandwich ELISA. Hasil
Penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara aktivitas
imunomodulator ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) pada dosis
100 mg/kgBB terhadap peningkatan jumlah leukosit, limfosit, monosit dan IL-2
dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif dengan nilai p ≤ 0,05. Maka, hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun tempuyung dapat meningkatkan
jumlah leukosit dan komponennya serta IL-2. Oleh karena itu daun tempuyung yang
merupakan obat tradisional asli Indonesia berpotensi memiliki aktivitas
imunomodulator.
Kata kunci : Sonchus arvensis Linn., Leukosit, Limfosit, Monosit, IL-2, Shigella
dysenteriae
The Immunomodulatory Activity Of Ethanol Extract Of Tempuyung
Leaves (Sonchus arvensis Linn.) by Increasing IL-2
in Wistar Strain Male Rat.
Abstract
Tempuyung leaves (Sonchus arvensis Linn.) is known has potential properties as herbal
medicine in Indonesia, which empirically used to treat gout, urinary stones, drug
swelling, cough, asthma, fever, inflammation and antibacterial. The aim of this study
was to determine the immunomodulatory activity of Tempuyung leaves by measuring
leukocyte quantity, its component and IL-2 level in Wistar strain male rat. Experimental
animals were treated with the ethanol extract of tempuyung leaves for 100, 700, 1400
mg /kg BW and Stimuno for 50 mg/kg BW and was suspended in Na-CMC 0,5%.The
extract was given orally once a day during 2 weeks and 1 week after treated with
Shigella dysenteriae. Rat blood was taken from the heart, the number of leukocytes were
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
43
calculated by flow cytometry and IL-2 level was measured by Sandwich ELISA. The
result of present research indicated that there was meaningful difference between
immunomodulatory activity of the ethanol extract of tempuyung leaves (Sonchus
arvensis Linn.) at dose of 100 mg/kg body weight against the increasing of leukocyte,
lymphocyte, monocyte and IL-2 quantity than negative control group with a p value ≤
0,05. Based on these results indicated that the ethanol extract of tempuyung leaves can
improve the number of leukocyte, its component and IL-2. Therefore tempuyung leaves
which are an indigenous traditional medicine potentially have immunomodulatory
activity.
Keywords : Sonchus arvensis, Leukocyte, Lymphocyte, Monocyte, IL-2, Shigella
dysenteriae
Pendahuluan
Penyakit kardiovaskuler salah
satu penyebab kematian utama di
seluruh dunia dengan angka kejadian
kardiovaskuler (16,7 juta), di samping
penyakit lainnya seperti infeksi (14,9
juta), penyakit keganasan (7,1 juta),
cedera (5,2 juta), asma (3 juta), dan
penyebab kematian lainnya. Infeksi
merupakan salah satu penyebab
kematian penderita sebelum usia
produktif. Infeksi yang disebabkan oleh
virus, bakteri, protozoa, cacing, dan
jamur parasitik yang masuk ke dalam
tubuh atau permukaan tubuh merupakan
alasan keberadaan sistem imun. Oleh
karena itu, setiap mekanisme yang
mengurangi infeksi tersebut sangat
berharga dalam mempertahankan hidup
melalui imunitas.3,18
Imunitas merupakan suatu reaksi
dalam tubuh terhadap bahan asing yang
masuk ke dalam tubuh secara molekuler
maupun selular. Sel yang terlibat dalam
sistem imun di dalam tubuh adalah sel T
yang dihasilkan oleh timus dan sel B di
sumsum tulang belakang. Sel B dan sel
T sulit dibedakan secara mikroskopis,
untuk membedakannya dapat dilihat
pada permukaan molekulnya. Biasanya
yang digunakan untuk membedakan
kedua sel tersebut adalah marker protein
pada permukaan sel yang disebut
Cluster of Differentiation (CD). Marker
protein yang dijumpai pada semua sel T
adalah CD3+, kecuali sel T supresor
dan cytotoxic marker proteinya adalah
CD8+, sedangkan sel T-helper marker
proteinnya adalah CD4+ (20). Hasil
penelitian Linda K. Dkk, pada tahun
2011 menyatakan ekstrak etanol daun
sirsak dapat meningkatkan jumlah sel T
CD4+ dan CD8+ timus secara
signifikan (p<0.05) pada dosis 25 mg/kg
BB. Sel T CD4+ dalam tubuh
mengalami peningkatan sebesar 75%
(3.6 juta sel) dan sel T CD8+
mengalami peningkatan sebesar 238%
(3.1 juta sel) karena senyawa flavonol
dari ekstrak daun sirsak mampu
meningkatkan produksi interleukin 2
(IL-2) yang terlibat dalam aktivasi dan
proliferasi sel T. Hasil penelitian
Christine Christine et al, 2013 secara in
vivo pada mencit menyatakan bahwa
IL-2 dapat menginduksi poliferasi sel
Natural Killer (NK) dan mengaktifasi
sel T.3,17, 18, 20
Perkembangan dan aktivitas dari
sel T dapat distimulasi dengan cara
penambahan suatu imunomodulator.
Imunomodulator merupakan substansi
yang dapat membantu memperbaiki
fungsi sistem imun. Secara klinis suatu
imunomodulator digunakan pada pasien
dengan gangguan imunitas, antara lain
pada kasus kanker, HIV/AIDS,
malnutrisi, alergi, dan lain-lain. Obat
sintesis yang biasa digunakan dalam
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
44
mengembalikan tidak seimbangnya
sistem imun seperti golongan anti
inflamasi nonsteroid (aspirin, ibuprofen,
ketoprofen, asam mefenamat, dan lain-
lain), obat imunostimulan (levamisol,
isoprinosin, arginin dan lain-lain), dan
imunosupresan (sitoksan, klorambusi,
azatioprin dan lain-lain). Obat-obat
sintesis ini banyak mengakibatkan efek
samping, seperti pada golongan
antiinflamasi nonsteroid (pendarahan
mikroskopik saluran cerna, penurunan
kadar trombosit, depresi pernapasan dan
lain-lain), imunostimulan (urtikaria,
agranulositosis, peningkatan kadar asam
urat dan lain-lain), imunosupresan
(toksik terhadap hati, gangguan
gastrointestinal, dan lain-lain). Oleh
karena itu perlu adanya penelitian untuk
membuktikan aktivitas imunomodulator
dari ekstrak maupun hasil isolasi
tanaman yang diharapkan mempunyai
efek samping yang lebih kecil.3
Pada daun tempuyung (Sonchus
arvensis Linn.) mengandung flavonoid
yang diduga mempunyai efek
imunomodulator. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa fraksi etil asetat
daun tempuyung dosis 210 mg/kgbb,
280 mg/kgbb, dan 350 mg/kgbb
mempunyai efek imunomodulator
terhadap respon imun non spesifik
mencit jantan galur Balb/c dengan
indeks fagositosis sebesar 1,31
(sedang), 1,40 (sedang) dan 1,51
(kuat).25
Berdasarkan uraian di atas maka
diperlukan penelitian lebih lanjut
mengenai aktivitas imunomodulator
ekstrak etanol daun tempuyung
(Sonchus arvensis Linn.) melalui
parameter peningkatan jumlah leukosit
dan komponennya serta peningkatan IL-
2.
Metode Penelitian
Rancangan Penelitian
Rancangan pada penelitian ini
yaitu penelitian eksperimental Posttest
dengan kelompok kontrol, dilakukan di
laboratorium dengan menggunakan
ekstrak etanol daun tempuyung
(Sonchus arvensis Linn.) dan tikus
jantan putih galur Wistar. Pada
penelitian ini dilakukan pengukuran
aktivitas imunomodulator ekstrak etanol
daun tempuyung (Sonchus arvensis
Linn.) pada tikus putih jantan galur
Wistar terhadap peningkatan leukosit
dan komponennya serta peningkatan IL-
2.
Karakterisasi Simplisia
Karakterisasi simplisia meliputi,
pemeriksaan makroskopik dan
mikroskopik, penetapan kadar abu total,
penetapan abu tidak larut asam, dan
penetapan abu larut air, penetapan
kadar sari larut air dan penetapan sari
larut etanol, penetapan susut
pengeringan, setra penetapan kadar air.
Ekstraksi
Proses ekstraksi dilakukan
dengan simplisia sebanyak satu
kilogram dimasukkan ke dalam labu
alas bulat 50 mL dan kemudian
ditambahkan etanol yang telah
didestilasi. Ekstraksi dilakukan dengan
metode ektraksi panas yaitu metode
refluks dengan pengulangan sebanyak
dua kali. Ekstrak hasil refluks dan
kemudian dipekatkan dengan radas
penguap berputar hingga terbentuk
ekstrak kental.
Penapisan Fitokimia
Penapisan fitokimia meliputi
pemeriksaan metabolit sekunder yaitu
untuk golongan senyawa alkaloid,
flavonoid, saponin, kuinon, tanin, dan
steroid/triterpenoid.
Penentuan Kadar Flavonoid
Penentuan kadar flavonoid
dalam ekstrak dilakukan dengan metode
Ordon. Sampel dan standar dilarutkan
dalam metanol ditambahkan AlCl3 2%
dalam etanol 95% dengan perbandingan
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
45
volume 1:1 dan diinkubasi selama satu
jam, absorbansi diukur pada panjang
gelombang 420 nm menggunakan
instrumen spektrofotometer ultraviolet-
sinar tampak (Hewlett Packard 8452A).
Kadar flavonoid dihitung terhadap
kurva kalibrasi dengan kuersetin
sebagai pembanding dengan rentang
konsentrasi 8 sampai 20 μg/mL dalam
methanol.16
Perlakuan Terhadap Hewan
Hewan untuk pengujian terlebih
dahulu dilakukan persetujuan etik oleh
komite etik yang berwenang. Pada
penelitian ini telah dilakukan
persetujuan oleh Komite Etik Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran dengan nomor persetujuan
No: 482/UN6.C2.1.2/KEPK/PN/2014.
Percobaan
Ekstrak daun tempuyung
disuspensikan dengan Na CMC 0,5%,
diberikan pada tikus secara oral setiap
hari sekali selama 2 (dua) minggu
dengan dosis 100 mg/kgBB, 700
mg/kgBB dan 1400 mg/kgBB, setelah 1
(satu) minggu diberikan Shigella
dysenteriae. Sampel penelitian diambil
dari hewan percobaan dengan jumlah
sampel minimal dihitung berdasarkan
rumus Faraday.
Menghitung Jumlah Leukosit dan
Komponennya.
Darah tikus diambil yang berasal
dari jantung. Disimpan dalam tabung
vacuntee steril yang sudah terdapat
EDTA 0.1% di dalamnya. EDTA 0.1%
berfungsi sebagai antikoagulan darah.
Plasma darah hasil isolasi pada tikus
diperiksa leukosit dan komponennya
dengan menggunakan flow cytometri
Sysmex xi 2000i.
Pemeriksaan IL-2 dengan ELISA
Plasma darah hasil isolasi pada
tikus diperiksa kadar IL-2 dengan cara
Sandwich ELISA pada panjang
gelombang 450 nm. Reagen yang
dipakai adalah Rat IL-2 ELISA Kit
produksi OmniKine™ dengan nomor
katalog: OK-0207.
Hasil Penelitian
Karakterisasi Simplisia
Hasil dari karakterisasi simplisia
dapat dilihat pada tabel 1.
Penapisan Fitokimia
Hasil dari penapisan fitokimia
menunjukkan bahwa pada simplisia
daun tempuyung mengandung senyawa
berupa golongan flavonoid, kuinon,
steroid/triterpenoid dan saponin dapat
dilihat pada tabel 2.
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Karakteristik
Simplisia Sonchus arvensis Linn.
Pemeriksaan
Hasil
(%b/b)
Kadar abu total 16,75
Kadar abu tidak larut asam 3,62
Kadar abu larut air 4,65
Kadar sari larut etanol 22,16
Kadar sari larut air 7,39
Kadar air 3,99*
Susut pengeringan 5,96
Keterangan: * = (v/b)
Tabel 2. Hasil Penapisan Fitokimia Simplisia
Sonchus arvensis Linn.
Pengujian Hasil
Alkaloid -
Flavonoid +
Tanin -
Kuinon +
Steroid/triterpenoid +
Saponin +
Keterangan:
+ = Terdeteksi golongan senyawa yang diuji
- = Tidak terdeteksi golongan senyawa yang
diuji
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
46
Penetapan Kadar Flavonoid dengan
Metode Ordon
Hasil Penetapan kadar flavonoid
dengan Metode Ordon pada λmak 420
nm didapatkan kadar flavonoid sebesar
4,093 %.
Perbedaan aktivitas imunomodulator
ekstrak etanol daun tempuyung
(Sonchus arvensis Linn.) pada tikus
putih jantan galur Wistar terhadap
peningkatan jumlah leukosit dan
komponennya.
Perbedaan yang ditunjukkan
pada aktivitas imunomodulator ekstrak
etanol daun tempuyung (Sonchus
arvensis Linn.) pada tikus putih jantan
galur Wistar terhadap peningkatan
jumlah leukosit dan komponennya dapat
dijelaskan pada Gambar 1, Gambar 2,
dan Gambar 3.
Gambar 1. Aktivitas imunomodulator ekstrak
etanol daun tempuyung (Sonchus
arvensis Linn.) pada tikus putih
jantan galur Wistar terhadap
peningkatan jumlah leukosit. *
adalah adanya perbedaan yang
signifikan terhadap kontrol negatif
dengan p<0,05.
Perbedaan aktivitas imunomodulator
ekstrak etanol daun tempuyung
(Sonchus arvensis Linn.) pada tikus
putih jantan galur Wistar terhadap
peningkatan konsentrasi IL-2
Perbedaan yang ditunjukkan
aktivitas imunomodulator ekstrak etanol
daun tempuyung (Sonchus arvensis
Linn.) pada tikus putih jantan galur
Wistar terhadap peningkatan
konsentrasi IL-2 dapat dijelaskan pada
Gambar 4.
Gambar 2. Aktivitas imunomodulator ekstrak
etanol daun tempuyung (Sonchus
arvensis Linn.) pada tikus putih
jantan galur Wistar terhadap
peningkatan jumlah limfosit. *
adalah adanya perbedaan yang
signifikan terhadap kontrol negatif
dengan p<0,05.
Gambar 3. Aktivitas imunomodulator ekstrak
etanol daun tempuyung (Sonchus
arvensis Linn.) pada tikus putih
jantan galur Wistar terhadap
peningkatan jumlah Monosit. *
adalah adanya perbedaan yang
signifikan terhadap kontrol negatif
dengan p<0,05.
Gambar 4. Aktivitas imunomodulator ekstrak
etanol daun tempuyung (Sonchus
arvensis Linn.) pada tikus putih
jantan galur Wistar terhadap
peningkatan IL-2. * adalah adanya
perbedaan yang signifikan
terhadap kontrol negatif dengan
p<0,05.
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
47
Pembahasan
Berdasarkan hasil karakterisasi
simplisia diperoleh kadar air sebesar
3,99% v/b. Simplisia yang digunakan
dalam penelitian telah memenuhi syarat
kadar air yang ditetapkan. Kadar air
kurang dari 10% dapat mencegah
pertumbuhan mikroba dan reaksi
enzimatis sehingga dapat tahan lebih
lama dalam proses penyimpanan. Susut
pengeringan simplisia sebesar 5,96%
b/b, lebih besar dari kadar air. Hal ini
menunjukkan adanya senyawa selain air
yang menguap pada suhu pengukuran
(105o
C) seperti minyak atsiri.
Kadar abu total simplisia
menunjukkan bahwa kandungan bahan
anorganik seperti logam-logam alkali,
alkali tanah serta silikat yang terdapat
dalam simplisia. Syarat kadar abu total
menurut Materia Medika Indonesia
untuk sebagian besar simplisia tidak
lebih dari 2%.
Kadar abu tidak larut asam
simplisia hasil pemeriksaan mencapai
3,62%. Hal ini menggambarkan
tingginya tingkat pengotor secara non
fisiologis, yaitu pengotor yang ada
dalam simplisia yang berasal dari
lingkungan luar seperti tanah dan pasir.
Besarnya kandungan senyawa
anorganik suatu tanaman erat kaitannya
dengan kondisi tempat tanaman tersebut
tumbuh, kadar abu yang tinggi
menunjukkan tingginya kandungan
logam dalam simplisia. Syarat kadar
abu tidak larut asam menurut Materia
Medika Indonesia tidak lebih dari
0,25%.
Kadar sari larut air simplisia
yang lebih rendah dari pada kadar sari
larut etanol simplisia menunjukkan
tingginya kandungan senyawa yang
larut etanol dari pada kandungan
senyawa yang larut air. Hasil
pengukuran kadar sari larut air simplisia
adalah 7,39% ini lebih rendah
dibandingkan dengan kadar sari larut
etanol simplisia dengan hasil
pengukuran 22,16%.
Leukosit mempunyai peranan
dalam pertahanan seluler dan humoral
terhadap zat-zat asing. Pada manusia
hematopoiesis, pembentukkan dan
perkembangan leukosit mulai dalam
yolk sac selama beberapa minggu pada
perkembangan janin. Manusia harus
memproduksi 3,7 x 1011
leukosit per
hari untuk mempertahankan ambang
tetap.3
Pada penelitian ini dilakukan
pengukuran leukosit untuk melihat
aktivitas imunomodulator ekstrak etanol
daun tempuyung (Sonchus arvensis
Linn.) melalui parameter peningkatan
jumlah leukosit dan komponennya serta
peningkatan IL-2 pada tikus jantan
galur Wistar.
Berdasarkan Gambar 1 bahwa
rerata jumlah leukosit akibat pengaruh
aktivitas imunomodulator ekstrak etanol
daun tempuyung (Sonchus arvensis
Linn.) pada tikus jantan galur Wistar
dengan dosis 100 mg/kgBB, 700
mg/kgBB dan 1400 mg/kgBB terdapat
perbedaan bermakna terhadap
peningkatan jumlah leukosit pada dosis
100 mg/kgBB dibandingkan kontrol
negatif dengan p<0,001 (nilai p≤0,05).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat suatu aktivitas imunomodulator
ekstrak etanol daun tempuyung
(Sonchus arvensis Linn.) melalui
parameter peningkatan jumlah leukosit
dan komponennya pada tikus jantan
galur Wistar.
Pada diferensial sel leukosit
tikus hanya ditemukan sel limfosit dan
monosit. Sedangkan untuk sel neutrofil,
eosinofil, dan basofil tidak terdeteksi
karena jumlahnya sangat sedikit di
dalam darah dan muncul akibat adanya
reaksi alergi. Penurunan jumlah sel
neutrofil pada sirkulasi (neutropenia)
pada hewan dapat terjadi karena adanya
peningkatan destruksi sel neutrofil di
dalam peredaran darah.
Fungsi utama eosinofil adalah
detoksifikasi baik terhadap protein asing
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
48
yang masuk ke dalam tubuh melalui
paru-paru, saluran cerna dan racun yang
dihasilkan oleh bakteri serta parasit.
Eosinofilia pada hewan merupakan
peningkatan jumlah eosinofil dalam
darah. Peningkatan eosinofilia dapat
terjadi karena adanya reaksi alergi. Pada
penelitian ini eosinofil tidak terdeteksi
diduga tidak terjadi reaksi alergi pada
hewan percobaan. Sedangkan basofil di
dalam sirkulasi darah relatif sedikit. Sel
basofil dalam tubuh berperan dalam
respon peradangan.
Gambar 2 dan 3 menunjukkan
bahwa rerata jumlah limfosit dan
monosit akibat pengaruh aktivitas
imunomodulator ekstrak etanol daun
tempuyung (Sonchus arvensis Linn.)
pada tikus jantan galur Wistar dengan
dosis 100 mg/kgBB, 700 mg/kgBB dan
1400 mg/kgBB terdapat peningkatan
jumlah limfosit dan monosit secara
bermakna dibandingkan dengan
kelompok kontrol negatif (dikarenakan
nilai p ≤0,05) pada dosis 100 mg/kgBB.
Pada penelitian ini dosis semakin besar
jumlah limfosit dan monosit semakin
menurun hal ini disebabkan karena
ekstrak etanol daun tempuyung
(Sonchus arvensis Linn.). Ekstrak ini
mempunyai daya hambat terhadap
pertumbuhan bakteri S.dysenteriae yang
digunakan untuk memicu peningkatan
sistem imun. Sehingga bakteri S.
dysenteriae tidak dapat menyebabkan
disentri basiler pada hewan percobaan
dengan pemberian ekstrak etanol daun
tempuyung (Sonchus arvensis Linn.).
Disentri basiler merupakan penyakit
yang ditandai dengan nyeri perut hebat,
diare yang sering dan sakit, dengan
volume sedikit disertai dengan adanya
lender dan darah, sedangkan pada
hewan percobaan tidak terdapat tanda-
tanda tersebut. Berdasarkan penelitian
Fariha, 2010 pada konsentrasi 60%
ekstrak daun tempuyung mempunyai
daya hambat tertinggi terhadap
pertumbuhan bakteri S. dysenteriae.
Gambar 4 menunjukkan bahwa
rerata jumlah IL-2 akibat pengaruh
aktivitas imunomodulator ekstrak etanol
daun tempuyung (Sonchus arvensis
Linn.) pada tikus jantan galur Wistar
dengan dosis 100 mg/kgBB, 700
mg/kgBB dan 1400 mg/kgBB terdapat
peningkatan jumlah IL-2 secara
bermakna dibandingkan dengan
kelompok kontrol negatif (nilai p ≤0,05)
pada dosis 100 mg/kgBB. Peningkatan
jumlah IL-2 sama halnya dengan
peningkatan jumlah jumlah limfosit dan
monosit dosis semakin besar jumlah IL-
2 semakin menurun.
Kandungan metabolit sekunder
pada daun tempuyung (Sonchus
arvensis Linn.) berupa senyawa kimia
salah satunya adalah flavonoid
(kaempferol, luteolin-7-O-glikosida,
dan apigenin-7-O-glikosida).25
Hasil
penelitian Susilo tahun 2013 kaempferol
dalam daun tempuyung (Sonchus
arvensis Linn.) berpotensi bekerja
terhadap limfokin (Interferon γ) yang
dihasilkan oleh sel T sehingga akan
merangsang sel-sel fagosit untuk
melakukan respon fagositosis serta
dapat memacu proliferasi limfosit,
meningkatkan jumlah sel T dan
meningkatkan sekresi terhadap IL-12.
Kaempferol dapat meningkatkan
produksi IL-2, salah satu sitokin yang
penting untuk proliferasi limfosit.
Berdasarkan penelitian Swarnalatha
2014 kaempferol dapat meningkatkan
fagosit dan secara signifikan dapat
meningkatkan IL-2. IL-2 adalah salah
satu dari sekian banyak sitokin yang
mengatur respon imun, berfungsi
sebagai mitogen bagi sel T, secara
potensial meneningkatkan proliferasi
dan fungsi sel T, sel B dan sel NK,
memperbaiki pembentukkan antigen
dan meningkatkan produksi dan
pelepasan dari sitokin lainnya.
Limfosit adalah sel yang paling
dominan di dalam organ dan jaringan
sistem imun. Lokasi limfosit T terdapat
pada lien dan kelenjar limfe yaitu pada
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
49
masing-masing daerah periarterioler,
daerah parakortikal, dan perifolikuler.
Jumlahnya ±65%-85% dari total
limfosit dalam darah. Limfosit di dalam
tubuh berperan dalam sistem imun
spesifik seluler (sel T) untuk pertahanan
terhadap bakteri yang hidup intraseluler,
virus, jamur, parasit dan keganasan.
Limfosit merupakan bagian sel
darah putih yang sangat banyak.
Limfosit terdiri dari Sel T dan Sel B
yang naif maupun aktif. Ketika antigen
dideteksi oleh sel dendritik yang
berfungsi mengenali antigen (antigen
presenting cell), Sel T dan Sel B naif
yang terdapat di sumsumg tulang akan
masuk ke dalam organ limfoid sekunder
seperti kelenjar getah bening dan limfa
lalu teraktivasi oleh antigen tersebut
menjadi sel efektor dan sel memori,
untuk kemudian sel aktif bermigrasi ke
jaringan perifer yang menjadi tempat
terjadinya infeksi. Selain itu, terdapat
pula Null Cell dalam limfosit yang
jumlahnya sekitar 20 % dari limfosit
perifer. Null cell merupakan limfosit
yang tidak memiliki karakter Sel T dan
Sel B serta cluster of differentiation atau
antibodi permukaan namun memiliki
peranan dalam proses pemusnahan sel
yang dilakukan oleh antibody.3
Proses perkembangan limfosit
sendiri berlangsung melalui beberapa
tahap, yaitu :3
1. Fagositosis yang berlangsung 4-20
jam setelah infeksi.
2. Transportasi antigen melalui sel
dendritik menuju kelenjar getah
bening yang berlangsung dalam 1-8
hari.
3. Aktivasi limfosit naif yang
berlangsung selama 4-8 hari.
4. Diferensiasi limfosit yang
berlangsung antara 3-13 hari, dan
5. Limfosit efektor dan memori yang
diaktifkan setelah lebih dari 9-10
hari .
Simpulan
Ekstrak etanol daun tempuyung
(Sonchus arvensis Linn.) dapat
meningkatkan jumlah leukosit dan
komponennya serta IL-2 (p≤0,05). Daun
tempuyung merupakan obat tradisional
asli Indonesia berpotensi memiliki
aktivitas imunomodulator
Daftar Pustaka
1. BPOM. Taksonomi Koleksi
Tanaman Obat Kebun Tanaman
Obat Citeureup. Jakarta: Global
Express; 2008.
2. Bloom & Fawcett. Buku Ajaran
Histologi. Jan Tambayong. Edisi 12.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC;
2002.
3. Bratawidjaja, Karnen Grana & Iris
Rengganis. Imunologi Dasar.
Jakarta: Bandan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia;
2012.
4. Christine et al. Interleukin 2-
Induced Proliferasi of Murine
Natural Killer Cells In Vivo.
Experimental Medicine. 2013; 171 :
173-188
5. Ditjen POM. Cara Pembuatan
Simplisia yang Baik. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia; 1986.
6. Ditjen POM. Materia Medika
Indonesia. Jilid V. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia; 1989.
7. Ditjen POM. Parameter Standar
Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia; 2000.
8. Hansson, G.K. Immune
Mechanisms in Atherosclerosis.
Nature Immunology. 2001; 12: 204-
209
9. Karumi A et al. Kaempferol, a tea
flavonol, effect of interleukin-2
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
50
signal transduction of human T cell
leukemia. JARQ 39. 2005; 3: 175-9.
10. Knab, Amy M et al. Effects of a
Flavonoid-Rich Juice on
Inflammation, Oxidative Stress, and
Immunity in Elite Swimmers: A
Metabolomics-Based Approach.
Sport Nutrition and Exercise
Metabolism. 2013; 23: 150-160
11. Linda K. dkk. Pengaruh Pemberian
Ekstrak Etanol Daun Sirsak
(Annona muricata Linn.) terhadap
Peningkatan Jumlah Sel T CD4+
dan CD8+ pada Timus Mencit (Mus
musculus). Laporan Penelitian.
Universitas Brawijaya. 2011; 24-26
12. Malek, T.R. The Main Function of
IL-2 is to Promote the Development
of T Regulatory Cells. Journal of
Leukocyte Biology. 2003; 7: 961-
965
13. Manual Operating Sysmex xi 2000i.
Fluorescence flow cytometry in
haematology. Sysmex Xtra Online.
Germany: 2011.
14. Murtadlo, Yuzid dkk. Isolasi,
Identifikasi Senyawa Alkoloid Total
Daun Tempuyung (Sonchus
arvensis Linn.) dan Uji Sitotoksik
dengan Metode BSLT. Chem Info.
2013; 1: 379-385
15. Noorhamdani, AS dkk. Uji Ekstrak
Etanol Daun Tempuyung (Sonchus
arvensis Linn.) Sebagai
Antimikroba Terhadap Bakteri
Klebsiella Pneumoniae Secara In
Vitro. Melalui http://old.fk.ub.ac.id/
artikel/id/filedownload/kedokteran/
MAJALAH_Lufi%20Qurrati_10507
0100111015.pdf. 2012; [26/3/14]
16. Ordon`ez. A.A.L et al. Antioxidant
activities of Sechium edule (jacq.)
Swartz extract. Food Chem. 2006;
97: 452-458.
17. Pahar, Bapi et al. Increased cellular
immune responses and CD4+ T-cell
proliferation correlate with reduced
plasma viral load in SIV challenged
recombinant simian varicella virus-
simian immunodeficiency virus
(rSVV-SIV) vaccinated rhesus
macaques. Virology Journal. 2012;
9: 160-168.
18. Playfair, J.H.L & B.M. Chain. At A
Glance Imunologi. Terjemah
Winardini. Jakarta: Airlangga;
2009.
19. Raditya, Andi. Pre Test System
Transportasi. On-line. Melalui
http://masihtertulis.blog
spot.com/2011/04/pre-test-system-
transporatsi. html. 2011; [16/4/14]
20. Ratman A., Fedik. Metode
Imunologi. Surabaya: Airlangga
University Press; 2003.
21. Sayad et al. The Association of -475
and -631 Interleukin-2 Gene
Polymorphism with Multiple
Sclerosis in Iranian Patients. Cell
Journal. 2012; 15: 124-129
22. Sickingenstr. Human IL-2 ELISA
Kit. Promokine. Germany: 2012.
23. Siswanto, Usman dkk. Respon
Tanaman Tempuyung (Sonchus
arvensis Linn.) Pada Berbagai
Takaran dan Aplikasi
Vermikompas. Jurnal Ilmu-Ilmu
Pertanian Indonesia. 2004; 6: 83-90
24. Suhirman, S., dan Christina
Wanarti. Prosfek dan Fungsi
Tanaman obat sebagai
Imunomodulator. Diakses melalui
http://balittro.litbang.deptan.go.id/4
obat.pdf. 2007: [24/3/14]
25. Susilo, Jatmiko dkk. Efek
Imunomodulator Fraksi Etil Asetat
Daun Tempuyung (Sonchus
arvensis Linn.) Terhadap Respon
Imun Non Spesifik Pada Mencit
Jantan Galur BALB/C. Melalui
http://perpusnwu.web.id/karyailmia
h/documents/3208.pdf. 2013:
[25/3/14]
26. Swarnalata. Cytokine Mediate
Immunomodulatory Properties
Kaempferol-5-O-β-D-
glucopyranoside from Methanol
Extract of Aerial Part of Indigofera
Aspala-thoides Vahl ex DC. Int. J.
RsPharm. Sci. 2014; 5: 73-78.
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
51
27. Weddell. Catalog Rat IL-2 ELISA
Kit. Assay Biotechnology Company.
United States of America; 2013.
28. Yulianti, Wulan dkk. Isolasi,
Identifikasi dan Uji Antioksidan
Asam Fenolat dalam Daun
Tempuyung (Sonchus arvensis
Linn.) dengan Metode 1,1-Difenil-
2-Pikrilhirasil (DPPH). Chem Info.
2013; 1: 294-303

More Related Content

What's hot

Makalah sistem imunologi
Makalah sistem imunologiMakalah sistem imunologi
Makalah sistem imunologiWarnet Raha
 
Peranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbal
Peranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbalPeranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbal
Peranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbalAy-ay Berliant
 
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMakalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMJM Networks
 
Percobaan 8 (uji daya hambatt)
Percobaan 8 (uji daya hambatt)Percobaan 8 (uji daya hambatt)
Percobaan 8 (uji daya hambatt)itatriewahyuni
 
Sistem kekebalan tubuh
Sistem kekebalan tubuhSistem kekebalan tubuh
Sistem kekebalan tubuhDiva Syachrani
 
Makalah sistem imun
Makalah  sistem imunMakalah  sistem imun
Makalah sistem imunWarnet Raha
 
anatomi fisiologi sistem imunologi
anatomi fisiologi sistem imunologianatomi fisiologi sistem imunologi
anatomi fisiologi sistem imunologiRumandani Choirunisa
 
Makalah imunologi
Makalah imunologiMakalah imunologi
Makalah imunologiAzmi Yunita
 
Peranan mikroorganisme
Peranan mikroorganismePeranan mikroorganisme
Peranan mikroorganismeDendhy Nugraha
 
Sistem imun akper
Sistem imun akperSistem imun akper
Sistem imun akpermateri-x2
 

What's hot (16)

Makalah sistem imunologi
Makalah sistem imunologiMakalah sistem imunologi
Makalah sistem imunologi
 
Peranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbal
Peranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbalPeranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbal
Peranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbal
 
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMakalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
 
Percobaan 8 (uji daya hambatt)
Percobaan 8 (uji daya hambatt)Percobaan 8 (uji daya hambatt)
Percobaan 8 (uji daya hambatt)
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 
Sistem kekebalan tubuh
Sistem kekebalan tubuhSistem kekebalan tubuh
Sistem kekebalan tubuh
 
Bab 11 sistem imun
Bab 11 sistem imunBab 11 sistem imun
Bab 11 sistem imun
 
Anti biotika
Anti biotikaAnti biotika
Anti biotika
 
Makalah sistem imun
Makalah  sistem imunMakalah  sistem imun
Makalah sistem imun
 
anatomi fisiologi sistem imunologi
anatomi fisiologi sistem imunologianatomi fisiologi sistem imunologi
anatomi fisiologi sistem imunologi
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Makalah imunologi
Makalah imunologiMakalah imunologi
Makalah imunologi
 
Peranan mikroorganisme
Peranan mikroorganismePeranan mikroorganisme
Peranan mikroorganisme
 
Makalah imunologi autoimun
Makalah imunologi autoimun Makalah imunologi autoimun
Makalah imunologi autoimun
 
Sistem imun akper
Sistem imun akperSistem imun akper
Sistem imun akper
 
Pengendalian m.o
Pengendalian m.oPengendalian m.o
Pengendalian m.o
 

Viewers also liked

Making Connections in Common Core
Making Connections in Common CoreMaking Connections in Common Core
Making Connections in Common CoreElaine J Roberts
 
Social Media ROI from ROA - AICPA FVS Conference
Social Media ROI from ROA - AICPA FVS ConferenceSocial Media ROI from ROA - AICPA FVS Conference
Social Media ROI from ROA - AICPA FVS ConferenceTom Hood, CPA,CITP,CGMA
 
GlobalCollect Data Breach Factsheet
GlobalCollect Data Breach FactsheetGlobalCollect Data Breach Factsheet
GlobalCollect Data Breach FactsheetIngenico ePayments
 
Designing Object Oriented Experiences
Designing Object Oriented ExperiencesDesigning Object Oriented Experiences
Designing Object Oriented ExperiencesSophia Voychehovski
 
Human UX: Storytelling For Better Experience
Human UX: Storytelling For Better ExperienceHuman UX: Storytelling For Better Experience
Human UX: Storytelling For Better ExperienceSaskMarketing
 
U.S. Technology Funding -- What's Going On?
U.S. Technology Funding -- What's Going On? U.S. Technology Funding -- What's Going On?
U.S. Technology Funding -- What's Going On? a16z
 
Go-to-Market Best Practices for Startups
Go-to-Market Best Practices for StartupsGo-to-Market Best Practices for Startups
Go-to-Market Best Practices for Startupsa16z
 
Search Content vs. Social Content
Search Content vs. Social ContentSearch Content vs. Social Content
Search Content vs. Social ContentSemrush
 
Crap. The Content Marketing Deluge.
Crap. The Content Marketing Deluge.Crap. The Content Marketing Deluge.
Crap. The Content Marketing Deluge.Velocity Partners
 

Viewers also liked (10)

Making Connections in Common Core
Making Connections in Common CoreMaking Connections in Common Core
Making Connections in Common Core
 
Social Media ROI from ROA - AICPA FVS Conference
Social Media ROI from ROA - AICPA FVS ConferenceSocial Media ROI from ROA - AICPA FVS Conference
Social Media ROI from ROA - AICPA FVS Conference
 
GlobalCollect Data Breach Factsheet
GlobalCollect Data Breach FactsheetGlobalCollect Data Breach Factsheet
GlobalCollect Data Breach Factsheet
 
Designing Object Oriented Experiences
Designing Object Oriented ExperiencesDesigning Object Oriented Experiences
Designing Object Oriented Experiences
 
Human UX: Storytelling For Better Experience
Human UX: Storytelling For Better ExperienceHuman UX: Storytelling For Better Experience
Human UX: Storytelling For Better Experience
 
U.S. Technology Funding -- What's Going On?
U.S. Technology Funding -- What's Going On? U.S. Technology Funding -- What's Going On?
U.S. Technology Funding -- What's Going On?
 
Go-to-Market Best Practices for Startups
Go-to-Market Best Practices for StartupsGo-to-Market Best Practices for Startups
Go-to-Market Best Practices for Startups
 
The SlideShare Handbook
The SlideShare HandbookThe SlideShare Handbook
The SlideShare Handbook
 
Search Content vs. Social Content
Search Content vs. Social ContentSearch Content vs. Social Content
Search Content vs. Social Content
 
Crap. The Content Marketing Deluge.
Crap. The Content Marketing Deluge.Crap. The Content Marketing Deluge.
Crap. The Content Marketing Deluge.
 

Similar to Imunomodulator daun tempuyang

20220309, Bahan Aktif Immune Booster.pptx
20220309, Bahan Aktif Immune Booster.pptx20220309, Bahan Aktif Immune Booster.pptx
20220309, Bahan Aktif Immune Booster.pptxAfwaNururrahmah
 
PK BD GARD - MS.pdf
PK BD GARD - MS.pdfPK BD GARD - MS.pdf
PK BD GARD - MS.pdfaldycaniggia
 
Fitoterapi antiinflamasi
Fitoterapi antiinflamasiFitoterapi antiinflamasi
Fitoterapi antiinflamasiSofiaNofianti
 
DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....
DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....
DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....Repository Ipb
 
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIK
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIKFITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIK
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIKSofiaNofianti
 
TA ANTIINFLAMASI.pptx
TA ANTIINFLAMASI.pptxTA ANTIINFLAMASI.pptx
TA ANTIINFLAMASI.pptxfahiraalvida
 
Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertama
Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertamaAcuan sediaan herbal volume kelima edisi pertama
Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertamasiswanto19
 
Anti biotika1
Anti biotika1Anti biotika1
Anti biotika1emma afif
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM_IMUN DAN HEMATOLOGI.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM_IMUN DAN HEMATOLOGI.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM_IMUN DAN HEMATOLOGI.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM_IMUN DAN HEMATOLOGI.pptrabiatulkhafifah2
 
antitoksin & insulin (KELOMPOK 3).pdf
antitoksin & insulin (KELOMPOK 3).pdfantitoksin & insulin (KELOMPOK 3).pdf
antitoksin & insulin (KELOMPOK 3).pdfListaLista1
 
Makalah tekayasa genetika dan sistem imun
Makalah tekayasa genetika dan sistem imunMakalah tekayasa genetika dan sistem imun
Makalah tekayasa genetika dan sistem imunMJM Networks
 
The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...
The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...
The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...Aji Wibowo
 
Pegantar Kuliah Interpretasi Data Klinik
Pegantar Kuliah Interpretasi Data KlinikPegantar Kuliah Interpretasi Data Klinik
Pegantar Kuliah Interpretasi Data KlinikGilang Rizki
 
Bioteknologi dalam bidang obat-obatan
Bioteknologi dalam bidang obat-obatanBioteknologi dalam bidang obat-obatan
Bioteknologi dalam bidang obat-obatanYunita Sari
 

Similar to Imunomodulator daun tempuyang (20)

20220309, Bahan Aktif Immune Booster.pptx
20220309, Bahan Aktif Immune Booster.pptx20220309, Bahan Aktif Immune Booster.pptx
20220309, Bahan Aktif Immune Booster.pptx
 
PK BD GARD - MS.pdf
PK BD GARD - MS.pdfPK BD GARD - MS.pdf
PK BD GARD - MS.pdf
 
Kuliah Inflamasi.pptx
Kuliah Inflamasi.pptxKuliah Inflamasi.pptx
Kuliah Inflamasi.pptx
 
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.docASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Fitoterapi antiinflamasi
Fitoterapi antiinflamasiFitoterapi antiinflamasi
Fitoterapi antiinflamasi
 
DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....
DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....
DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....
 
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIK
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIKFITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIK
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIK
 
TA ANTIINFLAMASI.pptx
TA ANTIINFLAMASI.pptxTA ANTIINFLAMASI.pptx
TA ANTIINFLAMASI.pptx
 
Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertama
Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertamaAcuan sediaan herbal volume kelima edisi pertama
Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertama
 
Anti biotika1
Anti biotika1Anti biotika1
Anti biotika1
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM_IMUN DAN HEMATOLOGI.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM_IMUN DAN HEMATOLOGI.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM_IMUN DAN HEMATOLOGI.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM_IMUN DAN HEMATOLOGI.ppt
 
antitoksin & insulin (KELOMPOK 3).pdf
antitoksin & insulin (KELOMPOK 3).pdfantitoksin & insulin (KELOMPOK 3).pdf
antitoksin & insulin (KELOMPOK 3).pdf
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Makalah tekayasa genetika dan sistem imun
Makalah tekayasa genetika dan sistem imunMakalah tekayasa genetika dan sistem imun
Makalah tekayasa genetika dan sistem imun
 
SLE
SLESLE
SLE
 
The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...
The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...
The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...
 
Pegantar Kuliah Interpretasi Data Klinik
Pegantar Kuliah Interpretasi Data KlinikPegantar Kuliah Interpretasi Data Klinik
Pegantar Kuliah Interpretasi Data Klinik
 
Asuhan keperawatan pada sistem imunitas
Asuhan keperawatan pada sistem imunitasAsuhan keperawatan pada sistem imunitas
Asuhan keperawatan pada sistem imunitas
 
Bioteknologi dalam bidang obat-obatan
Bioteknologi dalam bidang obat-obatanBioteknologi dalam bidang obat-obatan
Bioteknologi dalam bidang obat-obatan
 

More from Wahyu Purnama

More from Wahyu Purnama (6)

Gangguan asam basa
Gangguan asam basaGangguan asam basa
Gangguan asam basa
 
239161357 zat-psikoaktif
239161357 zat-psikoaktif239161357 zat-psikoaktif
239161357 zat-psikoaktif
 
Kelulusan osce feb 2018
Kelulusan osce feb 2018Kelulusan osce feb 2018
Kelulusan osce feb 2018
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
Strategipemeriksaanhiv
StrategipemeriksaanhivStrategipemeriksaanhiv
Strategipemeriksaanhiv
 
Diag kom
Diag komDiag kom
Diag kom
 

Recently uploaded

PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalHendriKurniawanP
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHKISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHIrmaYanti71
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanBungaCitraNazwaAtin
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanamalaguswan1
 

Recently uploaded (10)

PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHKISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
 

Imunomodulator daun tempuyang

  • 1. IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014 42 Aktivitas Imunomodulator Ekstrak Etanol Daun Tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) Terhadap Peningkatan IL-2 Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Asep Edi Sukmayadi, Sri Adi Sumuwi, Melisa Intan B Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor asep_edis@yahoo.com Abstak Daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) merupakan tanaman obat potensial di Indonesia yang secara empiris sering digunakan untuk mengobati asam urat, kencing batu, obat bengkak, batuk, asma, demam, peradangan dan antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas imunomodulator daun Tempuyung terhadap peningkatan jumlah leukosit dan komponennya serta peningkatan IL-2 pada tikus jantan putih galur Wistar. Hewan coba diberi perlakuan ekstrak etanol daun tempuyung dengan dosis 100, 700, 1400 mg/KgBB dan stimuno 50 mg/kgBB yang disuspensikan dengan Na CMC 0,5%. Ekstrak diberikan setiap hari sekali selama 2 (dua) minggu dan 1 (satu) minggu setelah diberikan shigella dysenteriae secara per oral. Darah tikus diambil dari jantung kemudian dilakukan perhitungan jumlah leukosit dan komponennya dengan flow cytometry, serta IL-2 dengan Sandwich ELISA. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara aktivitas imunomodulator ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) pada dosis 100 mg/kgBB terhadap peningkatan jumlah leukosit, limfosit, monosit dan IL-2 dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif dengan nilai p ≤ 0,05. Maka, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun tempuyung dapat meningkatkan jumlah leukosit dan komponennya serta IL-2. Oleh karena itu daun tempuyung yang merupakan obat tradisional asli Indonesia berpotensi memiliki aktivitas imunomodulator. Kata kunci : Sonchus arvensis Linn., Leukosit, Limfosit, Monosit, IL-2, Shigella dysenteriae The Immunomodulatory Activity Of Ethanol Extract Of Tempuyung Leaves (Sonchus arvensis Linn.) by Increasing IL-2 in Wistar Strain Male Rat. Abstract Tempuyung leaves (Sonchus arvensis Linn.) is known has potential properties as herbal medicine in Indonesia, which empirically used to treat gout, urinary stones, drug swelling, cough, asthma, fever, inflammation and antibacterial. The aim of this study was to determine the immunomodulatory activity of Tempuyung leaves by measuring leukocyte quantity, its component and IL-2 level in Wistar strain male rat. Experimental animals were treated with the ethanol extract of tempuyung leaves for 100, 700, 1400 mg /kg BW and Stimuno for 50 mg/kg BW and was suspended in Na-CMC 0,5%.The extract was given orally once a day during 2 weeks and 1 week after treated with Shigella dysenteriae. Rat blood was taken from the heart, the number of leukocytes were
  • 2. IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014 43 calculated by flow cytometry and IL-2 level was measured by Sandwich ELISA. The result of present research indicated that there was meaningful difference between immunomodulatory activity of the ethanol extract of tempuyung leaves (Sonchus arvensis Linn.) at dose of 100 mg/kg body weight against the increasing of leukocyte, lymphocyte, monocyte and IL-2 quantity than negative control group with a p value ≤ 0,05. Based on these results indicated that the ethanol extract of tempuyung leaves can improve the number of leukocyte, its component and IL-2. Therefore tempuyung leaves which are an indigenous traditional medicine potentially have immunomodulatory activity. Keywords : Sonchus arvensis, Leukocyte, Lymphocyte, Monocyte, IL-2, Shigella dysenteriae Pendahuluan Penyakit kardiovaskuler salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia dengan angka kejadian kardiovaskuler (16,7 juta), di samping penyakit lainnya seperti infeksi (14,9 juta), penyakit keganasan (7,1 juta), cedera (5,2 juta), asma (3 juta), dan penyebab kematian lainnya. Infeksi merupakan salah satu penyebab kematian penderita sebelum usia produktif. Infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa, cacing, dan jamur parasitik yang masuk ke dalam tubuh atau permukaan tubuh merupakan alasan keberadaan sistem imun. Oleh karena itu, setiap mekanisme yang mengurangi infeksi tersebut sangat berharga dalam mempertahankan hidup melalui imunitas.3,18 Imunitas merupakan suatu reaksi dalam tubuh terhadap bahan asing yang masuk ke dalam tubuh secara molekuler maupun selular. Sel yang terlibat dalam sistem imun di dalam tubuh adalah sel T yang dihasilkan oleh timus dan sel B di sumsum tulang belakang. Sel B dan sel T sulit dibedakan secara mikroskopis, untuk membedakannya dapat dilihat pada permukaan molekulnya. Biasanya yang digunakan untuk membedakan kedua sel tersebut adalah marker protein pada permukaan sel yang disebut Cluster of Differentiation (CD). Marker protein yang dijumpai pada semua sel T adalah CD3+, kecuali sel T supresor dan cytotoxic marker proteinya adalah CD8+, sedangkan sel T-helper marker proteinnya adalah CD4+ (20). Hasil penelitian Linda K. Dkk, pada tahun 2011 menyatakan ekstrak etanol daun sirsak dapat meningkatkan jumlah sel T CD4+ dan CD8+ timus secara signifikan (p<0.05) pada dosis 25 mg/kg BB. Sel T CD4+ dalam tubuh mengalami peningkatan sebesar 75% (3.6 juta sel) dan sel T CD8+ mengalami peningkatan sebesar 238% (3.1 juta sel) karena senyawa flavonol dari ekstrak daun sirsak mampu meningkatkan produksi interleukin 2 (IL-2) yang terlibat dalam aktivasi dan proliferasi sel T. Hasil penelitian Christine Christine et al, 2013 secara in vivo pada mencit menyatakan bahwa IL-2 dapat menginduksi poliferasi sel Natural Killer (NK) dan mengaktifasi sel T.3,17, 18, 20 Perkembangan dan aktivitas dari sel T dapat distimulasi dengan cara penambahan suatu imunomodulator. Imunomodulator merupakan substansi yang dapat membantu memperbaiki fungsi sistem imun. Secara klinis suatu imunomodulator digunakan pada pasien dengan gangguan imunitas, antara lain pada kasus kanker, HIV/AIDS, malnutrisi, alergi, dan lain-lain. Obat sintesis yang biasa digunakan dalam
  • 3. IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014 44 mengembalikan tidak seimbangnya sistem imun seperti golongan anti inflamasi nonsteroid (aspirin, ibuprofen, ketoprofen, asam mefenamat, dan lain- lain), obat imunostimulan (levamisol, isoprinosin, arginin dan lain-lain), dan imunosupresan (sitoksan, klorambusi, azatioprin dan lain-lain). Obat-obat sintesis ini banyak mengakibatkan efek samping, seperti pada golongan antiinflamasi nonsteroid (pendarahan mikroskopik saluran cerna, penurunan kadar trombosit, depresi pernapasan dan lain-lain), imunostimulan (urtikaria, agranulositosis, peningkatan kadar asam urat dan lain-lain), imunosupresan (toksik terhadap hati, gangguan gastrointestinal, dan lain-lain). Oleh karena itu perlu adanya penelitian untuk membuktikan aktivitas imunomodulator dari ekstrak maupun hasil isolasi tanaman yang diharapkan mempunyai efek samping yang lebih kecil.3 Pada daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) mengandung flavonoid yang diduga mempunyai efek imunomodulator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat daun tempuyung dosis 210 mg/kgbb, 280 mg/kgbb, dan 350 mg/kgbb mempunyai efek imunomodulator terhadap respon imun non spesifik mencit jantan galur Balb/c dengan indeks fagositosis sebesar 1,31 (sedang), 1,40 (sedang) dan 1,51 (kuat).25 Berdasarkan uraian di atas maka diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai aktivitas imunomodulator ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) melalui parameter peningkatan jumlah leukosit dan komponennya serta peningkatan IL- 2. Metode Penelitian Rancangan Penelitian Rancangan pada penelitian ini yaitu penelitian eksperimental Posttest dengan kelompok kontrol, dilakukan di laboratorium dengan menggunakan ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) dan tikus jantan putih galur Wistar. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran aktivitas imunomodulator ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) pada tikus putih jantan galur Wistar terhadap peningkatan leukosit dan komponennya serta peningkatan IL- 2. Karakterisasi Simplisia Karakterisasi simplisia meliputi, pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar abu total, penetapan abu tidak larut asam, dan penetapan abu larut air, penetapan kadar sari larut air dan penetapan sari larut etanol, penetapan susut pengeringan, setra penetapan kadar air. Ekstraksi Proses ekstraksi dilakukan dengan simplisia sebanyak satu kilogram dimasukkan ke dalam labu alas bulat 50 mL dan kemudian ditambahkan etanol yang telah didestilasi. Ekstraksi dilakukan dengan metode ektraksi panas yaitu metode refluks dengan pengulangan sebanyak dua kali. Ekstrak hasil refluks dan kemudian dipekatkan dengan radas penguap berputar hingga terbentuk ekstrak kental. Penapisan Fitokimia Penapisan fitokimia meliputi pemeriksaan metabolit sekunder yaitu untuk golongan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, kuinon, tanin, dan steroid/triterpenoid. Penentuan Kadar Flavonoid Penentuan kadar flavonoid dalam ekstrak dilakukan dengan metode Ordon. Sampel dan standar dilarutkan dalam metanol ditambahkan AlCl3 2% dalam etanol 95% dengan perbandingan
  • 4. IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014 45 volume 1:1 dan diinkubasi selama satu jam, absorbansi diukur pada panjang gelombang 420 nm menggunakan instrumen spektrofotometer ultraviolet- sinar tampak (Hewlett Packard 8452A). Kadar flavonoid dihitung terhadap kurva kalibrasi dengan kuersetin sebagai pembanding dengan rentang konsentrasi 8 sampai 20 μg/mL dalam methanol.16 Perlakuan Terhadap Hewan Hewan untuk pengujian terlebih dahulu dilakukan persetujuan etik oleh komite etik yang berwenang. Pada penelitian ini telah dilakukan persetujuan oleh Komite Etik Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dengan nomor persetujuan No: 482/UN6.C2.1.2/KEPK/PN/2014. Percobaan Ekstrak daun tempuyung disuspensikan dengan Na CMC 0,5%, diberikan pada tikus secara oral setiap hari sekali selama 2 (dua) minggu dengan dosis 100 mg/kgBB, 700 mg/kgBB dan 1400 mg/kgBB, setelah 1 (satu) minggu diberikan Shigella dysenteriae. Sampel penelitian diambil dari hewan percobaan dengan jumlah sampel minimal dihitung berdasarkan rumus Faraday. Menghitung Jumlah Leukosit dan Komponennya. Darah tikus diambil yang berasal dari jantung. Disimpan dalam tabung vacuntee steril yang sudah terdapat EDTA 0.1% di dalamnya. EDTA 0.1% berfungsi sebagai antikoagulan darah. Plasma darah hasil isolasi pada tikus diperiksa leukosit dan komponennya dengan menggunakan flow cytometri Sysmex xi 2000i. Pemeriksaan IL-2 dengan ELISA Plasma darah hasil isolasi pada tikus diperiksa kadar IL-2 dengan cara Sandwich ELISA pada panjang gelombang 450 nm. Reagen yang dipakai adalah Rat IL-2 ELISA Kit produksi OmniKine™ dengan nomor katalog: OK-0207. Hasil Penelitian Karakterisasi Simplisia Hasil dari karakterisasi simplisia dapat dilihat pada tabel 1. Penapisan Fitokimia Hasil dari penapisan fitokimia menunjukkan bahwa pada simplisia daun tempuyung mengandung senyawa berupa golongan flavonoid, kuinon, steroid/triterpenoid dan saponin dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Karakteristik Simplisia Sonchus arvensis Linn. Pemeriksaan Hasil (%b/b) Kadar abu total 16,75 Kadar abu tidak larut asam 3,62 Kadar abu larut air 4,65 Kadar sari larut etanol 22,16 Kadar sari larut air 7,39 Kadar air 3,99* Susut pengeringan 5,96 Keterangan: * = (v/b) Tabel 2. Hasil Penapisan Fitokimia Simplisia Sonchus arvensis Linn. Pengujian Hasil Alkaloid - Flavonoid + Tanin - Kuinon + Steroid/triterpenoid + Saponin + Keterangan: + = Terdeteksi golongan senyawa yang diuji - = Tidak terdeteksi golongan senyawa yang diuji
  • 5. IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014 46 Penetapan Kadar Flavonoid dengan Metode Ordon Hasil Penetapan kadar flavonoid dengan Metode Ordon pada λmak 420 nm didapatkan kadar flavonoid sebesar 4,093 %. Perbedaan aktivitas imunomodulator ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) pada tikus putih jantan galur Wistar terhadap peningkatan jumlah leukosit dan komponennya. Perbedaan yang ditunjukkan pada aktivitas imunomodulator ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) pada tikus putih jantan galur Wistar terhadap peningkatan jumlah leukosit dan komponennya dapat dijelaskan pada Gambar 1, Gambar 2, dan Gambar 3. Gambar 1. Aktivitas imunomodulator ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) pada tikus putih jantan galur Wistar terhadap peningkatan jumlah leukosit. * adalah adanya perbedaan yang signifikan terhadap kontrol negatif dengan p<0,05. Perbedaan aktivitas imunomodulator ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) pada tikus putih jantan galur Wistar terhadap peningkatan konsentrasi IL-2 Perbedaan yang ditunjukkan aktivitas imunomodulator ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) pada tikus putih jantan galur Wistar terhadap peningkatan konsentrasi IL-2 dapat dijelaskan pada Gambar 4. Gambar 2. Aktivitas imunomodulator ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) pada tikus putih jantan galur Wistar terhadap peningkatan jumlah limfosit. * adalah adanya perbedaan yang signifikan terhadap kontrol negatif dengan p<0,05. Gambar 3. Aktivitas imunomodulator ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) pada tikus putih jantan galur Wistar terhadap peningkatan jumlah Monosit. * adalah adanya perbedaan yang signifikan terhadap kontrol negatif dengan p<0,05. Gambar 4. Aktivitas imunomodulator ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) pada tikus putih jantan galur Wistar terhadap peningkatan IL-2. * adalah adanya perbedaan yang signifikan terhadap kontrol negatif dengan p<0,05.
  • 6. IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014 47 Pembahasan Berdasarkan hasil karakterisasi simplisia diperoleh kadar air sebesar 3,99% v/b. Simplisia yang digunakan dalam penelitian telah memenuhi syarat kadar air yang ditetapkan. Kadar air kurang dari 10% dapat mencegah pertumbuhan mikroba dan reaksi enzimatis sehingga dapat tahan lebih lama dalam proses penyimpanan. Susut pengeringan simplisia sebesar 5,96% b/b, lebih besar dari kadar air. Hal ini menunjukkan adanya senyawa selain air yang menguap pada suhu pengukuran (105o C) seperti minyak atsiri. Kadar abu total simplisia menunjukkan bahwa kandungan bahan anorganik seperti logam-logam alkali, alkali tanah serta silikat yang terdapat dalam simplisia. Syarat kadar abu total menurut Materia Medika Indonesia untuk sebagian besar simplisia tidak lebih dari 2%. Kadar abu tidak larut asam simplisia hasil pemeriksaan mencapai 3,62%. Hal ini menggambarkan tingginya tingkat pengotor secara non fisiologis, yaitu pengotor yang ada dalam simplisia yang berasal dari lingkungan luar seperti tanah dan pasir. Besarnya kandungan senyawa anorganik suatu tanaman erat kaitannya dengan kondisi tempat tanaman tersebut tumbuh, kadar abu yang tinggi menunjukkan tingginya kandungan logam dalam simplisia. Syarat kadar abu tidak larut asam menurut Materia Medika Indonesia tidak lebih dari 0,25%. Kadar sari larut air simplisia yang lebih rendah dari pada kadar sari larut etanol simplisia menunjukkan tingginya kandungan senyawa yang larut etanol dari pada kandungan senyawa yang larut air. Hasil pengukuran kadar sari larut air simplisia adalah 7,39% ini lebih rendah dibandingkan dengan kadar sari larut etanol simplisia dengan hasil pengukuran 22,16%. Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral terhadap zat-zat asing. Pada manusia hematopoiesis, pembentukkan dan perkembangan leukosit mulai dalam yolk sac selama beberapa minggu pada perkembangan janin. Manusia harus memproduksi 3,7 x 1011 leukosit per hari untuk mempertahankan ambang tetap.3 Pada penelitian ini dilakukan pengukuran leukosit untuk melihat aktivitas imunomodulator ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) melalui parameter peningkatan jumlah leukosit dan komponennya serta peningkatan IL-2 pada tikus jantan galur Wistar. Berdasarkan Gambar 1 bahwa rerata jumlah leukosit akibat pengaruh aktivitas imunomodulator ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) pada tikus jantan galur Wistar dengan dosis 100 mg/kgBB, 700 mg/kgBB dan 1400 mg/kgBB terdapat perbedaan bermakna terhadap peningkatan jumlah leukosit pada dosis 100 mg/kgBB dibandingkan kontrol negatif dengan p<0,001 (nilai p≤0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat suatu aktivitas imunomodulator ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) melalui parameter peningkatan jumlah leukosit dan komponennya pada tikus jantan galur Wistar. Pada diferensial sel leukosit tikus hanya ditemukan sel limfosit dan monosit. Sedangkan untuk sel neutrofil, eosinofil, dan basofil tidak terdeteksi karena jumlahnya sangat sedikit di dalam darah dan muncul akibat adanya reaksi alergi. Penurunan jumlah sel neutrofil pada sirkulasi (neutropenia) pada hewan dapat terjadi karena adanya peningkatan destruksi sel neutrofil di dalam peredaran darah. Fungsi utama eosinofil adalah detoksifikasi baik terhadap protein asing
  • 7. IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014 48 yang masuk ke dalam tubuh melalui paru-paru, saluran cerna dan racun yang dihasilkan oleh bakteri serta parasit. Eosinofilia pada hewan merupakan peningkatan jumlah eosinofil dalam darah. Peningkatan eosinofilia dapat terjadi karena adanya reaksi alergi. Pada penelitian ini eosinofil tidak terdeteksi diduga tidak terjadi reaksi alergi pada hewan percobaan. Sedangkan basofil di dalam sirkulasi darah relatif sedikit. Sel basofil dalam tubuh berperan dalam respon peradangan. Gambar 2 dan 3 menunjukkan bahwa rerata jumlah limfosit dan monosit akibat pengaruh aktivitas imunomodulator ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) pada tikus jantan galur Wistar dengan dosis 100 mg/kgBB, 700 mg/kgBB dan 1400 mg/kgBB terdapat peningkatan jumlah limfosit dan monosit secara bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (dikarenakan nilai p ≤0,05) pada dosis 100 mg/kgBB. Pada penelitian ini dosis semakin besar jumlah limfosit dan monosit semakin menurun hal ini disebabkan karena ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.). Ekstrak ini mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri S.dysenteriae yang digunakan untuk memicu peningkatan sistem imun. Sehingga bakteri S. dysenteriae tidak dapat menyebabkan disentri basiler pada hewan percobaan dengan pemberian ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.). Disentri basiler merupakan penyakit yang ditandai dengan nyeri perut hebat, diare yang sering dan sakit, dengan volume sedikit disertai dengan adanya lender dan darah, sedangkan pada hewan percobaan tidak terdapat tanda- tanda tersebut. Berdasarkan penelitian Fariha, 2010 pada konsentrasi 60% ekstrak daun tempuyung mempunyai daya hambat tertinggi terhadap pertumbuhan bakteri S. dysenteriae. Gambar 4 menunjukkan bahwa rerata jumlah IL-2 akibat pengaruh aktivitas imunomodulator ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) pada tikus jantan galur Wistar dengan dosis 100 mg/kgBB, 700 mg/kgBB dan 1400 mg/kgBB terdapat peningkatan jumlah IL-2 secara bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (nilai p ≤0,05) pada dosis 100 mg/kgBB. Peningkatan jumlah IL-2 sama halnya dengan peningkatan jumlah jumlah limfosit dan monosit dosis semakin besar jumlah IL- 2 semakin menurun. Kandungan metabolit sekunder pada daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) berupa senyawa kimia salah satunya adalah flavonoid (kaempferol, luteolin-7-O-glikosida, dan apigenin-7-O-glikosida).25 Hasil penelitian Susilo tahun 2013 kaempferol dalam daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) berpotensi bekerja terhadap limfokin (Interferon γ) yang dihasilkan oleh sel T sehingga akan merangsang sel-sel fagosit untuk melakukan respon fagositosis serta dapat memacu proliferasi limfosit, meningkatkan jumlah sel T dan meningkatkan sekresi terhadap IL-12. Kaempferol dapat meningkatkan produksi IL-2, salah satu sitokin yang penting untuk proliferasi limfosit. Berdasarkan penelitian Swarnalatha 2014 kaempferol dapat meningkatkan fagosit dan secara signifikan dapat meningkatkan IL-2. IL-2 adalah salah satu dari sekian banyak sitokin yang mengatur respon imun, berfungsi sebagai mitogen bagi sel T, secara potensial meneningkatkan proliferasi dan fungsi sel T, sel B dan sel NK, memperbaiki pembentukkan antigen dan meningkatkan produksi dan pelepasan dari sitokin lainnya. Limfosit adalah sel yang paling dominan di dalam organ dan jaringan sistem imun. Lokasi limfosit T terdapat pada lien dan kelenjar limfe yaitu pada
  • 8. IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014 49 masing-masing daerah periarterioler, daerah parakortikal, dan perifolikuler. Jumlahnya ±65%-85% dari total limfosit dalam darah. Limfosit di dalam tubuh berperan dalam sistem imun spesifik seluler (sel T) untuk pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur, parasit dan keganasan. Limfosit merupakan bagian sel darah putih yang sangat banyak. Limfosit terdiri dari Sel T dan Sel B yang naif maupun aktif. Ketika antigen dideteksi oleh sel dendritik yang berfungsi mengenali antigen (antigen presenting cell), Sel T dan Sel B naif yang terdapat di sumsumg tulang akan masuk ke dalam organ limfoid sekunder seperti kelenjar getah bening dan limfa lalu teraktivasi oleh antigen tersebut menjadi sel efektor dan sel memori, untuk kemudian sel aktif bermigrasi ke jaringan perifer yang menjadi tempat terjadinya infeksi. Selain itu, terdapat pula Null Cell dalam limfosit yang jumlahnya sekitar 20 % dari limfosit perifer. Null cell merupakan limfosit yang tidak memiliki karakter Sel T dan Sel B serta cluster of differentiation atau antibodi permukaan namun memiliki peranan dalam proses pemusnahan sel yang dilakukan oleh antibody.3 Proses perkembangan limfosit sendiri berlangsung melalui beberapa tahap, yaitu :3 1. Fagositosis yang berlangsung 4-20 jam setelah infeksi. 2. Transportasi antigen melalui sel dendritik menuju kelenjar getah bening yang berlangsung dalam 1-8 hari. 3. Aktivasi limfosit naif yang berlangsung selama 4-8 hari. 4. Diferensiasi limfosit yang berlangsung antara 3-13 hari, dan 5. Limfosit efektor dan memori yang diaktifkan setelah lebih dari 9-10 hari . Simpulan Ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) dapat meningkatkan jumlah leukosit dan komponennya serta IL-2 (p≤0,05). Daun tempuyung merupakan obat tradisional asli Indonesia berpotensi memiliki aktivitas imunomodulator Daftar Pustaka 1. BPOM. Taksonomi Koleksi Tanaman Obat Kebun Tanaman Obat Citeureup. Jakarta: Global Express; 2008. 2. Bloom & Fawcett. Buku Ajaran Histologi. Jan Tambayong. Edisi 12. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2002. 3. Bratawidjaja, Karnen Grana & Iris Rengganis. Imunologi Dasar. Jakarta: Bandan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2012. 4. Christine et al. Interleukin 2- Induced Proliferasi of Murine Natural Killer Cells In Vivo. Experimental Medicine. 2013; 171 : 173-188 5. Ditjen POM. Cara Pembuatan Simplisia yang Baik. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 1986. 6. Ditjen POM. Materia Medika Indonesia. Jilid V. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 1989. 7. Ditjen POM. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2000. 8. Hansson, G.K. Immune Mechanisms in Atherosclerosis. Nature Immunology. 2001; 12: 204- 209 9. Karumi A et al. Kaempferol, a tea flavonol, effect of interleukin-2
  • 9. IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014 50 signal transduction of human T cell leukemia. JARQ 39. 2005; 3: 175-9. 10. Knab, Amy M et al. Effects of a Flavonoid-Rich Juice on Inflammation, Oxidative Stress, and Immunity in Elite Swimmers: A Metabolomics-Based Approach. Sport Nutrition and Exercise Metabolism. 2013; 23: 150-160 11. Linda K. dkk. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata Linn.) terhadap Peningkatan Jumlah Sel T CD4+ dan CD8+ pada Timus Mencit (Mus musculus). Laporan Penelitian. Universitas Brawijaya. 2011; 24-26 12. Malek, T.R. The Main Function of IL-2 is to Promote the Development of T Regulatory Cells. Journal of Leukocyte Biology. 2003; 7: 961- 965 13. Manual Operating Sysmex xi 2000i. Fluorescence flow cytometry in haematology. Sysmex Xtra Online. Germany: 2011. 14. Murtadlo, Yuzid dkk. Isolasi, Identifikasi Senyawa Alkoloid Total Daun Tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) dan Uji Sitotoksik dengan Metode BSLT. Chem Info. 2013; 1: 379-385 15. Noorhamdani, AS dkk. Uji Ekstrak Etanol Daun Tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) Sebagai Antimikroba Terhadap Bakteri Klebsiella Pneumoniae Secara In Vitro. Melalui http://old.fk.ub.ac.id/ artikel/id/filedownload/kedokteran/ MAJALAH_Lufi%20Qurrati_10507 0100111015.pdf. 2012; [26/3/14] 16. Ordon`ez. A.A.L et al. Antioxidant activities of Sechium edule (jacq.) Swartz extract. Food Chem. 2006; 97: 452-458. 17. Pahar, Bapi et al. Increased cellular immune responses and CD4+ T-cell proliferation correlate with reduced plasma viral load in SIV challenged recombinant simian varicella virus- simian immunodeficiency virus (rSVV-SIV) vaccinated rhesus macaques. Virology Journal. 2012; 9: 160-168. 18. Playfair, J.H.L & B.M. Chain. At A Glance Imunologi. Terjemah Winardini. Jakarta: Airlangga; 2009. 19. Raditya, Andi. Pre Test System Transportasi. On-line. Melalui http://masihtertulis.blog spot.com/2011/04/pre-test-system- transporatsi. html. 2011; [16/4/14] 20. Ratman A., Fedik. Metode Imunologi. Surabaya: Airlangga University Press; 2003. 21. Sayad et al. The Association of -475 and -631 Interleukin-2 Gene Polymorphism with Multiple Sclerosis in Iranian Patients. Cell Journal. 2012; 15: 124-129 22. Sickingenstr. Human IL-2 ELISA Kit. Promokine. Germany: 2012. 23. Siswanto, Usman dkk. Respon Tanaman Tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) Pada Berbagai Takaran dan Aplikasi Vermikompas. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. 2004; 6: 83-90 24. Suhirman, S., dan Christina Wanarti. Prosfek dan Fungsi Tanaman obat sebagai Imunomodulator. Diakses melalui http://balittro.litbang.deptan.go.id/4 obat.pdf. 2007: [24/3/14] 25. Susilo, Jatmiko dkk. Efek Imunomodulator Fraksi Etil Asetat Daun Tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) Terhadap Respon Imun Non Spesifik Pada Mencit Jantan Galur BALB/C. Melalui http://perpusnwu.web.id/karyailmia h/documents/3208.pdf. 2013: [25/3/14] 26. Swarnalata. Cytokine Mediate Immunomodulatory Properties Kaempferol-5-O-β-D- glucopyranoside from Methanol Extract of Aerial Part of Indigofera Aspala-thoides Vahl ex DC. Int. J. RsPharm. Sci. 2014; 5: 73-78.
  • 10. IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014 51 27. Weddell. Catalog Rat IL-2 ELISA Kit. Assay Biotechnology Company. United States of America; 2013. 28. Yulianti, Wulan dkk. Isolasi, Identifikasi dan Uji Antioksidan Asam Fenolat dalam Daun Tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) dengan Metode 1,1-Difenil- 2-Pikrilhirasil (DPPH). Chem Info. 2013; 1: 294-303