SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 77
Descargar para leer sin conexión
BASIC IV FLUID
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
- FISIOLOGI CAIRAN TUBUH -
 Total Body Fluid
Perempuan dewasa
50%-55%
3
 TBF
Laki-laki dewasa
55%-60%
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
FUNGSI CAIRAN BAGI
TUBUH
4
1. Mempertahankan panas tubuh dan
pengaturan temperatur tubuh
2. Transportasi : nutrien, partikel
kimiawi, partikel darah, energi,
hormon, hasil sisa metabolisme.
3. Pembentuk struktur tubuh
4. Mempertahankan tekanan
hidrostatik dalam sistim
kardiovaskuler.
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page6
http://www.iv-partner.com/indexb163.html?BEFDDE916A254231BF46392979BA89EA
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
DISTRIBUSI CAIRAN TUBUH
Cairan Tubuh
60 %
Cairan
Ekstraseluler
20 %
Plasma
darah 5 %
Cairan
Interstitial
15 %
Cairan
Intraseluler
40 %
7
Membran Sel
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
PERPINDAHAN CAIRAN
 Perpindahan cairan tubuh di
pengaruhi oleh:
1. Tekanan hidrostatik
2.Tekanan onkotik mencapai
keseimbangan
3.Tekanan osmotik: mencegah
difusi cairan melalui membran
semi permiable dengan
konsentrasi lebih tinggi.
Tekanan Osmotik plasma= 285
± 5 mOsm/L.
8
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 9 9
Keseimbangan cairan ditentukan intake
dan out put cairan.
Intake cairan (minuman dan
makanan) : 1200 ml (minuman) dan
1000 ml (makanan), oksidasi 200-
300 ml.
Output cairan berasal dari urine 1200
-1500 ml/ hari, feses 100 ml, paru-
paru 300 – 500 ml dan keringat 600 -
800 ml.
Kebutuhan cairan setiap hari antara
1800– 2500 ml/hari.
KESEIMBANGAN CAIRAN
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
GANGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
a. Edema (hipervolemik) = Efusi,
Asites.
Edema adalah penimbunan cairan
berlebihan diantara sel-sel tubuh atau
di dalam berbagai rongga tubuh
(Robbins da Kumar 1995).
Edema dapat terjadi secara lokal
disebut edema pitting sedangkan
edema umum disebut edema
anasarka.
1010
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
GANGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
b. Dehidrasi (hipovolemik)
Dehidrasi adalah kehilangan air dari tubuh atau jaringan atau
keadaan yang merupakan akibat kehilangan air abnormal (Ramali &
Pamoentjak 1996).
Kehilangan cairan melalui :
1. Saluran pencernaan :
2. Saluran perkemihan :
3. kulit :
11
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
KLASIFIKASI DEHIDRASI (Long 1992)
1. Dehidrasi Isotonis :
kekurangan air karena terjadi perpindahan air dari intrasel ke
ekstrasel
2. Dehidrasi Hipertonik :
kekurangan elektrolit karena perpindahaan air dari ekstrasel ke
intrasel
12
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
KEBUTUHAN ELEKTROLIT / HARI
 Na (NaCl ) 2-3 mEq /kg/24 jam
- Keseimbangan diatur ginjal
- Hiponatremi dapat terjadi pada infus
berlebihan tanpa Na, penurunan sekresi
ADH dan pada sindroma TUR Prostat.
 K 1-2 mEq/ Kg/ 24 jam
- Hipokalemi dapat terjadi akibat diuretik, muntah berlebihan,
dan diare
13
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 1414
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
DEHIDRASI BERDASARKAN TANDA DAN GEJALA
Penilaian A B C
Lihat Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu,lunglai, atau tidak
sadar.
Mata Normal Cekung Sangat cekung dan
kering
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa,
tidak haus
Haus, ingin minum
banyak
Malas, minum atau tidak
bisa minum
Periksa: Turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat lambat.
Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan/
sedang
Dehidrasi berat
1515
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
CONTOH KASUS
Rumus Dehidrasi = BB sebelum sakit – BB sesudah sakit x 100 %
BB sebelum sakit
Diketahui :BB pasien saat sehat : 55 kg
BB pasien saat sakit : 53 kg
Ditanya : Derajat dehidrasi
Dehidrasi = (55 – 53 ) x 100 %
55
= 3%
Maka pasien mengalami dehidrasi ringan
16
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
PENILAIAN KLINIS KEBUTUHAN CAIRAN
17
Nadi ada dan penuh berarti volume sirkulasi adekuat
Ekstremitas (telapak tangan/kaki) kemerahan/pink dan Capillary
Refill Time kembali cepat < 2 detik berati sirkulasi adekuat
Edema perifer dan ronki paru mungkin terjadi hipervolumia
Takikardi saat istirahat, tekanan darah menurun bisa jadi
sirkulasi abnormal
Turgor kulit menurun, mukosa mulut kering dan kulit tampak
keriput : defisit cairan berat
Produksi urin yang rendah bisa jadi karena hipovolumia
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
FAKTOR – FAKTOR KESEIMBANGAN
CAIRAN
18 18
Temperatur Lingkungan StressUsia
Sakit
Diet
Sakit
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
USIA
19 19
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
PERANAN PERAWAT DALAM KEBUTUHAN CAIRAN
1. Perawat cepat tanggap dan cakap
dalam mengatasi
ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit.
2. Pemasangan cairan infus sesuai
dengan kondisi penyakit pasien.
3. Melakukan monitoring pemantauan
kebutuhan cairan.
. 2020
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
RUMUS MENGHITUNG KEBUTUHAN
CAIRAN
Sesuai rumus Holliday & Segard
a. Pada orang dewasa
21
BB 10 kg pertama = 1 liter cairan
BB 10 kg kedua = 0,5 liter cairan
BB >> 10 kg = 20 mLx sisa BB
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
QUIZ 1
Pasien usia 30 tahun datang dengan diagnosa Dehidrasi. BB
pasien saat datang 56 Kg. Tinggi pasien : 170 cm. Berapa
kebutuhan cairan yang dibutuhkan pasien tersebut?
Jawab : BB pasien : 56 Kg
Maka 10 Kg pertama : 1000 cc cairan
10 Kg kedua : 500 cc cairan
36 Kg terakhir = 20 mL x 36 Kg = 720 cc cairan
Total cairan yang dibutuhkan = 1000 cc + 500 cc+ 720 cc
= 2220 mL = 2,2 L
22
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
RUMUS MENGHITUNG KEBUTUHAN
CAIRAN
b. Berdasarkan berat badan bayi dan anak
Contoh kasus
Pasien dengan berat badan 23 kg, maka kebutuhan cairan
basalnya:
(4 x 10) + (2 x 10) + (1 x 3) = 63 mL/jam
23
 4 ml/kgBB/jam : berat badan 10 kg pertama
 2 ml/kgBB/jam : berat badan 10 kg kedua
 1 ml/kgBB/jam : sisa berat badan selanjutnya
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
RUMUS MENGHITUNG KEBUTUHAN
CAIRAN
c. Berdasarkan umur, tapi BB tidak diketahui
Contoh :
Anak bayi yang berumur 9 bulan masuk dengan diagnosa
demam. Maka kebutuhan cairan yang dibutuhkan adalah :
( n + 9 ) = 9 bulan + 9 = 18 mL/ jam
24
 > 1 tahun : 2n + 8 (n dalam tahun)
 3 - 12 bulan : n + 9 (n dalam bulan)
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
INSENSIBLE WATER LOSS
 IWL adalah kehilangan cairan melalui 1/3 dari paru, 2/3 melalui kulit,
400 mL/hari melalui saluran pernafasan dan melalui feces.
25
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
MENGHITUNG IWL
 Anak : {30 – Usia (th)} mL/kg/hari
 Dewasa : 10 -15 cc/kgBB/ hari
 Bila terjadi kenaikan suhu :
IWL = 10cc /kg/BB + 200 ( suhu sekarang - 36,8o c)
 Keringat : 100 mL
 Kulit : 350mL – 400mL
26
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
FLUID – VOLUME THERAPY
KRISTALOID
TERAPI CAIRAN
RESUSITASI
KOLOID
RUMATAN
ELEKTROLIT
Drug solution
PEMBERIAN INFUS
KOREKSI
Menggantikan kehilangan
akut cairan tubuh
Memelihara keseimbangan
cairan tubuh dan nutrisi
Memelihara
jalur IV
NUTRISI
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
KristaloidKoloid
JENIS CAIRAN
Dextran
Albumin
Gelatin
HES
(Hydroxyethyl starch)
NaCl 0.9%
Cairan lain
Ringerfundin®
Mannitol
Glucose 5%
Ringer Lactate
etc.
Ringer Solution
Electrolyte
concentrates
Koloid:
merupakan cairan
yang terdiri dari
elektrolit &
makromolekul
Kristaloid:
merupakan larutan
yang terdiri dari
elektrolit.
jenis cairan sejati
yang terdiri dari
elektrolit
konsentrasi
tinggi.
Natural
Syntetis
Ringer Acetate
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
CAIRAN KRISTALOID
HIPOTONIS
ISOTONIS
HIPERTONIS
30
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
MEKANISME CAIRAN KRISTALOID
 Cairan kristaloid berpindah dari intravaskuler 
interstisial, kemudian didistribusikan ke
komparteman ekstravaskular
 Hanya 25 % cairan dari pemberian awal yang tetap
berada di intravaskuler, sehingga membutuhkan
volume 3-4x dari volume plasma yang hilang.
 Pemberian cairan kristaloid untuk meningkatkan
volume ekstrasel
 Pemberian cairan kristaloid berlebihan dapat
menyebabkan edema otak dan tekanan intrakranial.
31
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
Cairan Kristaloid di klasifikasi ke dalam :
◘ Cairan Hipotonis : Infus dengan tekanan osmotik lebih rendah dari
cairan tubuh (osmolaritas dibawah 250 mOsm/L)
Contoh : Aquadest, larutan 2,5% dextrose in water
◘ Cairan Isotonik : Infus dengan tekanan yang sama seperti cairan
tubuh. Cairan ini menetap dalam Cairan Ekstraselluler (osmolaritas
290-310 mOsm/L)
Contoh : Normal Saline (NaCL 0,9 %), Ringer Laktat (RL),
Ringer Asetat, Ringerfundin, Glucose 5%
◘ Cairan Hipertonik : Infus dengan tekanan osmotik lebih tinggi dari
plasma darah dimana air keluar dari Intraselluler dan masuk ke
dalam plasma (osmolaritas diatas 375 mOsm/L).
Contoh : NaCl 3 %, Glucose 10%, Dextrose 50 %
, 32
KRISTALOID
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
Osmolaritas cairan < 240 mOsm/L
Cairan akan berpindah dari intravaskuler ke interstitial & intrasel
 Resiko Hemolisis
 Contoh : NaCl 0,45%, Ringer Asetat
33
HIPOTONIS
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page34
ISOTONIS
 Osmolaritasnya hampir sama
dengan plasma (290-310 mOsm/L).
 Bertahan di dalam intravaskuler dan
kemudian berpindah ke
interstitial/intrasel secara seimbang
Contoh : NS,RL,G5,Ringerfundin
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
 Memiliki osmolaritas lebih tinggi daripada plasma (>340 mOsm/L).
 Cairan-elektrolit dari intrasel & interstitial tertarik ke dalam kompartemen
intravaskuler
 Resiko terjadinya krenasi pd sel jika diberikan infus hipertonis secara cepat
 Contoh : G5RL,G5NS,G5½NS,G10%,G40%,NaCl 3%,Manitol 10%
35
HIPERTONIS
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
Tonis
itas
Nama Cairan Komposisi
Os
m
Kal Indikasi Catatan
Iso-
tonis
Normal Saline
(NaCl 0,9%)
Na+ =154
Cl- =154
308 - Resusitasi cairan, Diare,
Luka Bakar, Gagal Ginjal
Akut, Asidosis diabetikum
Resiko terjadinya oedem
paru (dalam jumlah
besar)
Ringer Laktat Na+ = 130-140,
K+= 4-5, Ca2+ = 2-
3, Cl- = 109-110,
BE = 28-30,
Laktat=28
273 - Dehidrasi, Syok
Hipovolemik, Syok
Perdarahan, Asidosis
metabolik, suplai ion
bikarbonat
Hanya dimetabolisme di
hepar. Dpt menyebabkan
hiperkloremia & asidosis
metabolik akibat
akumulasi laktat
Glucose 5% Glukosa= 50 gr/L 278 200 hidrasi selama dan sesudah
operasi, rumatan
perioperatif, restriksi natrium
Kontraindikasi :
hiperglikemia
Ringerfundin Na+ =145 , K+= 4,
Ca++=5, Mg++ =2,
Cl- =109, Acetat =
24, Maleat= 5
309 - Dehidrasi isotonis, DHF,
kasus braintrauma, syok
hemoragik,
-
Kaen 3A*/
Tridex 27A*
Na+ =50, Cl- =50,
K+ =10, Lactate
20, glukosa=27
290 108
Rumatan cairan dan
elektrolit (terutama Kalium)
dengan asupan oral terbatasKaen 3B*/
Tridex 27B*
Na+ =50, Cl- =50,
K+ =20, Lactate
20, glukosa=27
290 108
36
CAIRAN KRISTALOID
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
Tonis
itas
Nama Cairan Komposisi (/L) Osm Kal Indikasi Catatan
Hipo-
tonis
Ringer Asetat Na+ =130 , K+= 4,
Ca++=2,7-3,
Cl- =108,7-127,
Acetat = 28
273 - Dehindrasi (syok
hipovolemik dan asidosis)
pada kondisi: diare, DHF,
luka bakar, syok hemoragik,
trauma
Dapat memperburuk
edema serebral
NaCl 0,45% Na+ =77, Cl- =77 Pasien dg restriksi natrium Rawan oedem anasarka
Hiper
tonis
Glukosa 10% Glukosa= 100 gr/l 556 400 Suplai air dan karbohidrat
secara parenteral pada
penderita diabetik, kanker,
sepsis dan defisiensi protein
Resiko hiperglikemia
NaCl 3% Na+ = 513,Cl- = 513 1026 - Koreksi Natrium
Mannitol 20% Glukosa= 200 gr/l 1228 - Diuretik sistemik pd kasus
serebral edema
(menurunkan TIK) , sindrom
TURP, menurunkan TIO pd
Glaukoma,
Ka-EN MG3*/
Tridex 100*
Na+=50, K+ =20,
Cl- =50,
Lactate- =20,
Glucose=100 g
695 400 Asupan oral inadequate
(karena stroke), anoreksia
pasien dg kanker, malnutrisi,
meningitis, diabetik asidosis
-
37
CAIRAN KRISTALOID
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
RINGERFUNDIN
 Komposisi Ringerfundin (mEq/L) : Na =
145 , K= 4, Ca2+ = 5 , Mg 2+= 2, Cl- =
127, Acetat = 24, dan Maleat= 5.
 Cairan isotonis full balance adapted
menyerupai human plasma.
 Acetat dan Maleat diabsorbsi di seluruh
organ dan otot dengan minimun
pemakaian oksigen sehingga aman
digunakan untuk penderita gangguan
hati.
43
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
LANJUTAN …………..
 Indikasi Penggunaan :
1. Menggantikan kehilangan cairan di
ekstraseluler pada kasus dehidrasi
isotonis dimana Asidosis terjadi mendekati
hampir Asidosis.
2. Dapat digunakan kepada pasien
neurotrauma ≠ edema brain
(Laktat) .
3. Tidak berbahaya terhadap neonatus.
 Nama Cairan : Ringerfundin®/ Sterofundin
44
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
TERAPI CAIRAN KRISTALOID
A. Cairan Resusitasi pada Dehidrasi.
 Cairan resusitasi pada pasien dehidrasi tergantung derajat
dehidrasi.
Rumus cairan resusitasi = Derajat dehidrasi x kg BB
45
Derajat Dehidrasi Dewasa Anak
Dehidrasi ringan 4 % 4% - 5%
Dehidrasi Sedang 6% 5% -10 %
Dehidrasi Berat 8% 10% - 15%
Syok 15% - 20 % 15% - 20%
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
QUIZ 2
46
Contoh soal :
Seorang laki-laki umur 35 tahun dengan BB: 50 kg
menderita peritonitis dan mengalami dehidrasi berat.
Bagaimana resusitasi cairan ?
Maka cairan yang dibutuhkan :
Derajat dehidrasi x kg BB
= 15 % x 50 = 7,5 liter = 7500 cc.
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
TERAPI CAIRAN KRISTALOID
Teknik pemberian cairan:
1. 50 % dari total cairan ( 3750 cc ) diberikan
dalam 8 jam pertama. Sisanya 50% dari total
cairan (3750 cc) diberikan dalam 16 jam
berikutnya.
2. Agar ganguan hemodinamik cepat teratasi
maka 1 jam pertama diberikan 20 mL/kgBB,
maka dalam 1 jam pertama diberikan 20 mL x
50 kg = 1000 mL.
47
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
LANJUTAN …………
Cairan resusitasi dikatakan berhasil bila:
a.MAP = Mean Arterial Pressure : ≥ 65 mmHg
b.CVP = Central Venous Pressure : 8-12 mmHg
c.Urine Output : ≥ 0,5 mL/ kgBB/jam
d.Central Venous (vena cava superior) atau Mixed Venous
e.Oxygen Saturation ≥ 70%.
f.Status mental normal
48
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
TERAPI CAIRAN KRISTALOID
B. Cairan Pre-operatif
Cairan yang diberikan kepada pasien yang akan mengalami tindakan
operasi dan cairan penganti puasa.
Rumus : Kebutuhan cairan x kg BB/ 24 Jam
Contoh soal :
Pasien dengan BB 60 kg, dan pasien tersebut puasa selama 8 jam,
Maka cairan pengganti puasa adalah sebagai berikut:
Kebutuhan cairan x kg BB/ 24 jam
(50 cc x 60 kg BB) = 3000 cc/24 jam
Kebutuhan cairan/Jam = 125 cc/ jam.
49
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
GANGGUAN CAIRAN, ELEKTROLIT
DAN ASAM BASA
 Gangguan cairan, elektrolit dan asam basa pada
perioperatif :
1. Hiperkalemia
2. Asidosis Metabolik
3. Alkalosis Metabolik
4. Asidosis Respiratorik
5. Alkalosis Respiratorik
50
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
TERAPI CAIRAN KRISTALOID
C. Cairan Durante Operasi ada 3 yaitu:
1. Cairan pengganti puasa : 2 mL/kgBB/jam
2. Menganti cairan akibat perdarahan
 Volume cairan kristaloid dibutuhkan 3x dari
volume cairan koloid dan darah.
EBV = Estimasi Blood Volume
51
EBV = kgBB x EBV x Jumlah perdarahan (%)
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
LANJUTAN ………..
C. Cairan Durante Operasi ada 3 yaitu :
3. Cairan maintenance selama operasi
Rumus : : KgBB x Jenis Operasi / Jam
52
Jenis operasi Dewasa Anak
Besar 8 mL/kgBB/jam 6 mL/kgBB/jam
Sedang 6 mL/kgBB/jam 4 mL/kgBB/jam
Kecil 4 mL/kgBB/jam 2 mL/kgBB/jam
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
QUIZ 3
Seorang pasien dengan diagnosa Fraktur
Femur Dextra dan akan dilakukan operasi
pleting femur dextra selama 3 jam. BB:70 kg,
TD: 90/70mmHg, Nadi: 100 x/menit . Berapa
kebutuhan cairan selama maintenance
operasi ?
Maka kebutuhan cairan=
kgBB x Jenis Operasi / Jam
= 70 Kg x 6 cc x 3 jam
= 1260 cc selama 3 jam.
53
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
TERAPI CAIRAN KRISTALOID
D. Cairan pada luka bakar menurut Formula Baxter.
 Total Cairan : 4 cc x kgBB x LLB
1. derajat ringan : LLB < 15 %
2. derajat sedang : LLB 10 – 15%
3. derajat berat : LLB > 20 %
 Berikan 50% dari total cairan dalam 8
jam pertama dan sisanya dalam 16 jam
berikutnya.
54
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
LANJUTAN ……….
Contoh soal:
Pasien dengan BB: 60 kg mengalami luka
bakar derajat sedang. Berapa cairan
yang dibutuhkan ?
Maka cairan yang dibutuhkan adalah =
4 cc x 60 kg x 15
Cairan yang diperlukan = 3600 cc
 1800 cc 8 jam pertama,
 1800 cc 16 jam berikutnya
55
CAIRAN KOLOID
56
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
CAIRAN KOLOID
 Koloid adalah:
a. cairan yang mengandung albumin dalam plasma,
b. tinggal dalam intravaskuler cukup lama (waktu tinggal 3-6 jam )
c. volume yang diberikan sama dengan volume darah.
d.memiliki sifat protein plasma sehingga cenderung tidak keluar
dari membran
 Koloid dalam pemberian harus dipantau sebab dapat berakibat
overload cairan karena koloid akan memperluas kedalam intravascular
lebih besar daripada jumlah cairan infus sehingga dapat menyebabkan
Decompesatio Cordis (payah jantung).
 Contoh cairan koloid : Gelofusine, HES (Hydroxyetyl Starches),
Dextran, dan Gelatin,
57
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
JENIS CAIRAN KOLOID
Protein
KOLOID
Non
Protein
Human Serum
gelofusine
Cairan Gelatin
( Gelafundin ,
Lipofundin )
Starches :
Hemohes 6 %
Hemohes 10% ,
Pentastarch 10 %
Dextran :
Dextran 40 in NS ,
dextran 70 % in D5 %
58
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
JENIS CAIRAN KOLOID
● Berdasarkan hasil Penelitian SAFE Study bahwa :
1. Non Protein Colloids :
 Sebaiknya digunakan sebagai pilihan kedua pada pasien yang tidak respon
terhadap Crystalloid.
 Boleh digunakan dalam kasus kebocoran katub jantung atau edema peripheral.
 Cairan Non Protein yang digunakan : Hemohes 6 %, Pentastarch
2. Protein Colloids :
 Seharusnya digunakan sebagai pilihan ketiga setelah Non protein colloids.
 Bagi pasien lanjut usia yang tidak dapat toleransi menerima cairan dalam
jumlah besar.
 Beberapa untuk kasus diare yang albumin < 2 gr/dl.
 Pasien Nephrotic Syndrom
 Transplantasi hati dengan albumin < 2,5 gr/dl
 Pasien DSS dengan trombosit < 5 000 .
 Cairan Protein yang digunakan : Gelofudine 4 %, Lipofundin.
59
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
PENGGUNAAN CAIRAN KOLOID
 Berdasarkan hasil penelitian cairan
koloid digunakan:
1. Resusitasi cairan pada penderita
dengan syok hemorragic sebelum
transfusi tersedia.
2. Resusitasi cairan pada
hipoalbuminemia berat, mis: luka
bakar.
3. Pasien post op yang mengalami
gangguan plasma darah
60
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
KOMPOSISI CAIRAN KOLOID
Cairan
Koloid
Produksi Tipe Waktu
paruh
Indikasi
Plasma
protein
Human
plasma
Serum consered
Human albumin
4-15 hari a. Penganti volume
b. Hipoproteinemia
c. Hemodilusi
Dextran Leconostoc
mesenteroid
B512
D 60/70 6 jam a. Hemodilusi
b. Gangguan
Mikrosirkulasi
(stroke)
Gelatin Hidrolisis dari
kolagen
binatang
Modifien gelatin
Urea linked
Oxylopi gelatin
2-3 jam Subsitusi volume
Starch Hidrolisis
asam dan
EO
Hydroxyethyl 6 jam a. Subsitusi volume
b. Hemodilusi
61
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
ALBUMIN
 Merupakan koloid alami dengan protein plasma 5%
dan albumin manusia 5 dan 2,5%
 Dapat digunakan pada kasus:
a.Pengganti volume plasma dan protein pada
keadaan syok hipovolemia, hipoalbuminemia,
hipoproteinemia, operasi, trauma, cardiopulmonary
by pass, hiperbilirubinemia, gagal ginjal akut,
pancreatitis, mediasinitis, selulitis luas dan luka
bakar, ARDS,
b.Pemberian Furosemide amp untuk menghindari
penimbunan Albumin dalam tubuh.
62
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
RUMUS ALBUMIN
 Menghitung kebutuhan Albumin terhadap
pasien :
 Nilai normal Albumin : 3,5 - 4,5 gr/dl.
63
{ (Albumin target - Albumin sekarang ) x BB (kg) x40 x 2 }
100
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
TETRASPAN
 Tersedia dalam larutan 6% dengan
Osmolaritas 310 mOsm/L,
 Pemberian 500 mL pada orang normal
46% akan dikeluarkan lewat urine dalam
waktu 2 hari. dan sisanya 54% dalam
waktu 8 hari.
 Mengembangkan volume plasma hingga
1,5 x dari vol yang diberikan dan
berlangsung selama 12 jam.
 Digunakan sebagai cairan resusitasi pada
penderita gawat.
64
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
LANJUTAN …………..
 Cepat dan dapat diandalkan untuk
stabilitas hemodinamik
 Zat tidak memberikan efek samping
pada anak.
 Tidak menimbulkan Asidosis
Hipercloremic
 Tidak menimbulkan efek negatif pada
fungsi ginjal.
65
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
GELOFUSINE
 Komposisi : mengandung 4%
succinylated atau modified fluid
gelatin, sodiumhydroxide dan water for
injection.
 Indikasi Gelofusin:
a. Pada pasien perioperatif, luka bakar
dan trauma.
b. Sebagai penganti plasma darah
sebelum transfusi darah tersedia.
c. Pasien yang DSS atau re-shock.
66
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
LANJUTAN ……………….
 Reaksi Alergi dari Gelofusin
menunjukkan gejala:
1. Kesulitan dalam menelan dan
bernafas.
2. Lokasi pada kulit pemasangan
menujukkan kemerahan atau reaksi
kulit sensitif
3. Mual
4. Pusing
5. Tekanan darah menurun.
67
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
PERBANDINGAN CAIRAN KRISTALOID DAN KOLOID
Kristaloid Koloid
Komposisi menyerupai plasma
(acetated ringer, lactated ringer)
Ekspansi volume plasma tanpa
disertai ekspansi volume interstisial
Mengantikan volume dan
meningkatakan CO dan tekanan
darah
Ekspansi volume lebih besar di
bandingkan volume sama kristaloid
Bebas reaksi anafilaksis Masa kerja lebih panjang
Bebas disimpan di suhu kamar Oksigenasi jaringan lebih baik
Komplikasi minimal Gradien alveolar – arterial O2 lebih
sedikit
Insiden edema paru dan /atau edema
sistemik lebih rendah.
68
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
RUMUS PENGHITUNGAN CAIRAN
1. TETESAN MAKRO (INTRAFIX® SAFESET)
a. Dalam tetes/menit
Jumlah cairan yg diberikan x faktor tetesan (20gtt)
Lama pemberian x 60 “
b. Dalam mL/jam
Vol total cairan yg diberi : Jam pemberian = mL/jam
69
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
SOAL KASUS
Seorang pasien dewasa memerlukan rehidrasi
1000 mL infus RL dalam waktu empat jam.
Berapa tetesan dalam mL/jam dan tetes/menit ?
a. Maka tetesan mL/jam =
Volume total : jam = 1000 mL : 4 jam =
250 mL/jam.
b. dalam tetesan / menit =
Jumlah cairan x faktor tetesan (20 tts)
Lama pemberian x 60„
= 1000 cc x 20 tts = 83 tts/menit
4 jam x 60„
70
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
RUMUS PENGHITUNGAN CAIRAN
2. TETESAN MIKRO (INTRAFIX® PEDIATRIC)
Contoh soal:
Seorang pasien neonatus memerlukan rehidrasi
dengan 250 ml infus dalam waktu 2 jam. Berapa
tetesan /menit ?
Jumlah cairan x faktor tetesan (60 tts)
Lama pemberian x 60„
250 mL x 60
2 x 60“
= 125 cc / menit.
71
Jumlah cairan yg diberikan x faktor tetesan (60 gtt)
Lama pemberian x 60 “
PRODUK DARAH
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
DARAH
• Pembagian darah terdiri dari :
a.Plasma darah sebesar 55%
b.Sel –sel darah sebesar 45% yaitu : sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit) dan trombosit.
• Jumlah volume darah: 5-7%BB , dimana
plasma 5% dan eritrosit 2%.
73
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
FUNGSI DARAH
 Fungsi darah :
a. Transportasi untuk respirasi,
makanan, ekskresi dan regulasi.
b. Regulasi keseimbangan pH darah
c. Mencegah pendarahaan
d. Pertahanan tubuh (lekosit).
74
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
TRANSFUSI DARAH
Transfusi dapat mengunakan Whole
blood dan Packed Red Cells
Whole blood digunakan: Pendarahaan
akut
Packed Red Cell :
a. Hb < 8 gr/dL
b. Perdarahaan hebat 10 mL/kg, pada 1
jam pertama
c. Perdarahaan > 5 mL/kg pada 3 jam
pertama.
75
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
KOMPONEN DARAH
1. Whole Blood
 Digunakan hanya untuk penggantian volume
 Meningkatkan dan mempertahankan proses
pembekuan
 Diberikan dalam waktu 2 sampai 4 jam
 Masa hidup sampai 21 hari.
2. Packed Red Cells
- Meningkatkan massa sel darah merah
 Mengandung sel darah merah dan trombosit
sebagaian besar plasma di hilangkan.
 Masa hidup 21 hari
76
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
LANJUTAN ………….
77
3. Washed cell
 Digunakan bila kelebihan plasma dan antibodi
tidak diperlukan
 Diberikan dalam waku 2-4 jam
 Harus diberikan dalam waktu 4 jam sesudah
diproses (pencucian)
4. Transfusi Trombosit
 Mengobati kelainan perdarahaan atau jumlah
trombosit yang rendah
 Diberikan secara cepat
 Shelf life umumnya 6 sampai 72 jam
tergantung pada kebijakan pusat sumber
trombosit di peroleh.
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
TERAPI TRANSFUSI DARAH
 Kebutuhan transfusi darah diberikan pada:
a.orang dewasa : jika perdarahaan > 15 % EBV
b.bayi dan anak : jika perdarahaan > 10% EBV
 Jumlah darah di hitung berdasarkan Estimated
Blood Volume (EBV).
 EBV Neonatus = 90 mL/KgBB
 EBV Bayi = 80 mL/KgBB
 EBV Anak + Dewasa = 70 mL/KgBB
Maka rumus EBV = KgBB x EBV X Jumlah
Pendarahan (%).
78
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
TERAPI TRANSFUSI DARAH
 Kebutuhan darah berdasarkan Hb
a. darah WB = (Hb yang diinginkan – Hb sekarang)x BB (kg) x 6
b. darah PRC = (Hb yang diinginkan – Hb sekarang) x BB (kg) x 3
c. darah FFP = (Hb yang diinginkan – Hb sekarang ) x BB (kg) x 10
79
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
QUIZ 4
1. Seorang pasien dengan diagnosa Fraktur Femur Dextra dan akan
dilakukan operasi pleting femur dextra selama 3 jam. BB:70 kg, TD:
90/70mmHg, Nadi: 100x/. Pasien mengalami pendarahaan sebesar
40%. Berapa kebutuhan darah yang dibutuhkan?
Maka kebutuhan darah = KgBB x EBV X Jumlah Pendarahan (%)
= 70 Kg x 70 mL x 40 %
= 1960 cc darah atau cairan koloid Dextran
Untuk cairan kristaloid = 3 x jumlah pendarahaan
Maka cairan kristaloid = 3 x 1960 = 5880 cc.
.
80
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
QUIZ 5
2. Pasien masuk dengan pendarahaan berat dengan Hb: 4 gr/dl,
BB pasien: 50 kg. Pasien rencana operasi dan Hb ingin di
naikkan menjadi 10 gr/dl. Pasien akan mendapat transfusi darah
PRC. Berapa cc darah PRC yang di butuhkan?
Maka darah PRC= (Hb yang diinginkan- Hb sekarang)xBB(kg)x3
PRC = (10 – 4)x 50 kg x 3
= 900cc darah PRC.
81
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
PROSEDUR TRANSFUSI DARAH
 Transfusi darah diberikan mengunakan blood
set yang memiliki filter (penyaring) dengan
ukuran 170-200 µm untuk menyaring partikel
debris dan bekuan fibrin.
 Set Transfusi darah diganti setelah 1x 24 jam
walaupun transfusi masih dilanjutkan.
 Set Transfusi darah tidak membutuhkan filter
udara
82
Royal College of Nursing (2005b) Right blood, right patient, right time, London: RCN. (III)
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
RUMUS TRANSFUSI DARAH (SANGOFIX® ES)
Jumlah darah yg ditransfusi x Faktor tetesan(20gtt)
Lama waktu pemberian x 60”
Contoh :
Pasien akan diberikan transfusi WB 1 kantong darah
(350 cc) dalam waktu 4 jam.
Berapa kecepatan tetesan transfusi ?
Jumlah darah yg ditransfusi x faktor tetesan (20 tts)
Lama waktu pemberian x 60”
= 350 cc x 20 tts = 29 tts /menit
4 x 60”
83
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
KESIMPULAN
1. Klasifikasi cairan dibedakan atas 3 jenis yaitu Kristaloid , Koloid
dan produk darah yang masing-masing memiliki
kandungannya berbeda.
2. Indikasi pemberian cairan didasarkan pada kasus keadaan
penyakit pasien dan tidak melupakan anamnese riwayat
penyakit pasien.
3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat
mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Dalam tubuh manusia
air memiliki prosentasi yang besar dari berat badan manusia.
8585
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 86
THANK YOU

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

La actualidad más candente (20)

Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
 
Overview syok
Overview syokOverview syok
Overview syok
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Buku dosis obat anak
Buku dosis obat anakBuku dosis obat anak
Buku dosis obat anak
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
 
Guideline stroke-2011
Guideline stroke-2011Guideline stroke-2011
Guideline stroke-2011
 
Herniasi Otak
Herniasi OtakHerniasi Otak
Herniasi Otak
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi buruk
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Shock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi CairanShock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi Cairan
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 

Similar a Resusitasi cairan

Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxReferat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxssuserdc4acc
 
Manajemen cairan dan elektrolit 8 september 2022.pdf
Manajemen cairan dan elektrolit 8 september 2022.pdfManajemen cairan dan elektrolit 8 september 2022.pdf
Manajemen cairan dan elektrolit 8 september 2022.pdfSonofZeus11
 
MTE Terapi Cairan.pptx
MTE Terapi Cairan.pptxMTE Terapi Cairan.pptx
MTE Terapi Cairan.pptxkanh27
 
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisiAsuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisiSulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Kebutuhan Cairan dan ElektrolitAsuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Kebutuhan Cairan dan Elektrolitpjj_kemenkes
 
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Keseimbangan Cairan dan ElektrolitKeseimbangan Cairan dan Elektrolit
Keseimbangan Cairan dan Elektrolitpjj_kemenkes
 
BAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangSyscha Lumempouw
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitryan ryno
 
Cairan dan elektrolit perioperatif2
Cairan dan elektrolit perioperatif2Cairan dan elektrolit perioperatif2
Cairan dan elektrolit perioperatif2lydiasetiawan
 
Pengelolaan Obat
Pengelolaan ObatPengelolaan Obat
Pengelolaan ObatvQhy
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolitmasantian
 
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (Inggar Armytasari) (1).pptx
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (Inggar Armytasari) (1).pptxGangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (Inggar Armytasari) (1).pptx
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (Inggar Armytasari) (1).pptxHalimahPramudiyanti
 

Similar a Resusitasi cairan (20)

18039410.ppt
18039410.ppt18039410.ppt
18039410.ppt
 
Cairan dan elektrolit.ppt
Cairan dan elektrolit.pptCairan dan elektrolit.ppt
Cairan dan elektrolit.ppt
 
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxReferat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
 
Manajemen cairan dan elektrolit 8 september 2022.pdf
Manajemen cairan dan elektrolit 8 september 2022.pdfManajemen cairan dan elektrolit 8 september 2022.pdf
Manajemen cairan dan elektrolit 8 september 2022.pdf
 
MTE Terapi Cairan.pptx
MTE Terapi Cairan.pptxMTE Terapi Cairan.pptx
MTE Terapi Cairan.pptx
 
Cairan dan Elektrolit (2).ppt
Cairan dan Elektrolit (2).pptCairan dan Elektrolit (2).ppt
Cairan dan Elektrolit (2).ppt
 
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisiAsuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
 
Asuhan kebidanan dengan ikterus
Asuhan kebidanan dengan ikterusAsuhan kebidanan dengan ikterus
Asuhan kebidanan dengan ikterus
 
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Kebutuhan Cairan dan ElektrolitAsuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
 
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Keseimbangan Cairan dan ElektrolitKeseimbangan Cairan dan Elektrolit
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
 
Kb 3(1)
Kb 3(1)Kb 3(1)
Kb 3(1)
 
BAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit
 
REFERAT AYU_MILA.pptx
REFERAT AYU_MILA.pptxREFERAT AYU_MILA.pptx
REFERAT AYU_MILA.pptx
 
Satuan acara penyuluhan jadi
Satuan acara penyuluhan jadiSatuan acara penyuluhan jadi
Satuan acara penyuluhan jadi
 
Cairan dan elektrolit perioperatif2
Cairan dan elektrolit perioperatif2Cairan dan elektrolit perioperatif2
Cairan dan elektrolit perioperatif2
 
Pengelolaan Obat
Pengelolaan ObatPengelolaan Obat
Pengelolaan Obat
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
PR TERAPI CIARAN.pptx
PR TERAPI CIARAN.pptxPR TERAPI CIARAN.pptx
PR TERAPI CIARAN.pptx
 
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (Inggar Armytasari) (1).pptx
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (Inggar Armytasari) (1).pptxGangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (Inggar Armytasari) (1).pptx
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (Inggar Armytasari) (1).pptx
 

Más de Wahyu Purnama

239161357 zat-psikoaktif
239161357 zat-psikoaktif239161357 zat-psikoaktif
239161357 zat-psikoaktifWahyu Purnama
 
Kelulusan osce feb 2018
Kelulusan osce feb 2018Kelulusan osce feb 2018
Kelulusan osce feb 2018Wahyu Purnama
 
Strategipemeriksaanhiv
StrategipemeriksaanhivStrategipemeriksaanhiv
StrategipemeriksaanhivWahyu Purnama
 
Imunomodulator daun tempuyang
Imunomodulator   daun tempuyangImunomodulator   daun tempuyang
Imunomodulator daun tempuyangWahyu Purnama
 

Más de Wahyu Purnama (6)

Gangguan asam basa
Gangguan asam basaGangguan asam basa
Gangguan asam basa
 
239161357 zat-psikoaktif
239161357 zat-psikoaktif239161357 zat-psikoaktif
239161357 zat-psikoaktif
 
Kelulusan osce feb 2018
Kelulusan osce feb 2018Kelulusan osce feb 2018
Kelulusan osce feb 2018
 
Strategipemeriksaanhiv
StrategipemeriksaanhivStrategipemeriksaanhiv
Strategipemeriksaanhiv
 
Imunomodulator daun tempuyang
Imunomodulator   daun tempuyangImunomodulator   daun tempuyang
Imunomodulator daun tempuyang
 
Diag kom
Diag komDiag kom
Diag kom
 

Último

KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakKIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakelin560994
 
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptxPPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptxresthy1
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptkelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptssuser8a13d21
 
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypipersentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypianisaEndrasari
 
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.haslinahaslina3
 
ASUHAN KEPERAWATAN RAWAT JALAN DIPUSKESMAS
ASUHAN KEPERAWATAN RAWAT JALAN DIPUSKESMASASUHAN KEPERAWATAN RAWAT JALAN DIPUSKESMAS
ASUHAN KEPERAWATAN RAWAT JALAN DIPUSKESMASNovaFitriana8
 
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohUji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohARDS5
 

Último (8)

KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakKIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
 
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptxPPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptkelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
 
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypipersentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
 
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
 
ASUHAN KEPERAWATAN RAWAT JALAN DIPUSKESMAS
ASUHAN KEPERAWATAN RAWAT JALAN DIPUSKESMASASUHAN KEPERAWATAN RAWAT JALAN DIPUSKESMAS
ASUHAN KEPERAWATAN RAWAT JALAN DIPUSKESMAS
 
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohUji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
 

Resusitasi cairan

  • 2. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page - FISIOLOGI CAIRAN TUBUH -  Total Body Fluid Perempuan dewasa 50%-55% 3  TBF Laki-laki dewasa 55%-60%
  • 3. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page FUNGSI CAIRAN BAGI TUBUH 4 1. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur tubuh 2. Transportasi : nutrien, partikel kimiawi, partikel darah, energi, hormon, hasil sisa metabolisme. 3. Pembentuk struktur tubuh 4. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistim kardiovaskuler.
  • 4. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page6 http://www.iv-partner.com/indexb163.html?BEFDDE916A254231BF46392979BA89EA
  • 5. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page DISTRIBUSI CAIRAN TUBUH Cairan Tubuh 60 % Cairan Ekstraseluler 20 % Plasma darah 5 % Cairan Interstitial 15 % Cairan Intraseluler 40 % 7 Membran Sel
  • 6. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page PERPINDAHAN CAIRAN  Perpindahan cairan tubuh di pengaruhi oleh: 1. Tekanan hidrostatik 2.Tekanan onkotik mencapai keseimbangan 3.Tekanan osmotik: mencegah difusi cairan melalui membran semi permiable dengan konsentrasi lebih tinggi. Tekanan Osmotik plasma= 285 ± 5 mOsm/L. 8
  • 7. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 9 9 Keseimbangan cairan ditentukan intake dan out put cairan. Intake cairan (minuman dan makanan) : 1200 ml (minuman) dan 1000 ml (makanan), oksidasi 200- 300 ml. Output cairan berasal dari urine 1200 -1500 ml/ hari, feses 100 ml, paru- paru 300 – 500 ml dan keringat 600 - 800 ml. Kebutuhan cairan setiap hari antara 1800– 2500 ml/hari. KESEIMBANGAN CAIRAN
  • 8. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page GANGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT a. Edema (hipervolemik) = Efusi, Asites. Edema adalah penimbunan cairan berlebihan diantara sel-sel tubuh atau di dalam berbagai rongga tubuh (Robbins da Kumar 1995). Edema dapat terjadi secara lokal disebut edema pitting sedangkan edema umum disebut edema anasarka. 1010
  • 9. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page GANGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT b. Dehidrasi (hipovolemik) Dehidrasi adalah kehilangan air dari tubuh atau jaringan atau keadaan yang merupakan akibat kehilangan air abnormal (Ramali & Pamoentjak 1996). Kehilangan cairan melalui : 1. Saluran pencernaan : 2. Saluran perkemihan : 3. kulit : 11
  • 10. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page KLASIFIKASI DEHIDRASI (Long 1992) 1. Dehidrasi Isotonis : kekurangan air karena terjadi perpindahan air dari intrasel ke ekstrasel 2. Dehidrasi Hipertonik : kekurangan elektrolit karena perpindahaan air dari ekstrasel ke intrasel 12
  • 11. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page KEBUTUHAN ELEKTROLIT / HARI  Na (NaCl ) 2-3 mEq /kg/24 jam - Keseimbangan diatur ginjal - Hiponatremi dapat terjadi pada infus berlebihan tanpa Na, penurunan sekresi ADH dan pada sindroma TUR Prostat.  K 1-2 mEq/ Kg/ 24 jam - Hipokalemi dapat terjadi akibat diuretik, muntah berlebihan, dan diare 13
  • 12. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 1414
  • 13. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page DEHIDRASI BERDASARKAN TANDA DAN GEJALA Penilaian A B C Lihat Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu,lunglai, atau tidak sadar. Mata Normal Cekung Sangat cekung dan kering Air mata Ada Tidak ada Tidak ada Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering Rasa haus Minum biasa, tidak haus Haus, ingin minum banyak Malas, minum atau tidak bisa minum Periksa: Turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat lambat. Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan/ sedang Dehidrasi berat 1515
  • 14. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page CONTOH KASUS Rumus Dehidrasi = BB sebelum sakit – BB sesudah sakit x 100 % BB sebelum sakit Diketahui :BB pasien saat sehat : 55 kg BB pasien saat sakit : 53 kg Ditanya : Derajat dehidrasi Dehidrasi = (55 – 53 ) x 100 % 55 = 3% Maka pasien mengalami dehidrasi ringan 16
  • 15. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page PENILAIAN KLINIS KEBUTUHAN CAIRAN 17 Nadi ada dan penuh berarti volume sirkulasi adekuat Ekstremitas (telapak tangan/kaki) kemerahan/pink dan Capillary Refill Time kembali cepat < 2 detik berati sirkulasi adekuat Edema perifer dan ronki paru mungkin terjadi hipervolumia Takikardi saat istirahat, tekanan darah menurun bisa jadi sirkulasi abnormal Turgor kulit menurun, mukosa mulut kering dan kulit tampak keriput : defisit cairan berat Produksi urin yang rendah bisa jadi karena hipovolumia
  • 16. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page FAKTOR – FAKTOR KESEIMBANGAN CAIRAN 18 18 Temperatur Lingkungan StressUsia Sakit Diet Sakit
  • 17. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page USIA 19 19
  • 18. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page PERANAN PERAWAT DALAM KEBUTUHAN CAIRAN 1. Perawat cepat tanggap dan cakap dalam mengatasi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. 2. Pemasangan cairan infus sesuai dengan kondisi penyakit pasien. 3. Melakukan monitoring pemantauan kebutuhan cairan. . 2020
  • 19. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page RUMUS MENGHITUNG KEBUTUHAN CAIRAN Sesuai rumus Holliday & Segard a. Pada orang dewasa 21 BB 10 kg pertama = 1 liter cairan BB 10 kg kedua = 0,5 liter cairan BB >> 10 kg = 20 mLx sisa BB
  • 20. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page QUIZ 1 Pasien usia 30 tahun datang dengan diagnosa Dehidrasi. BB pasien saat datang 56 Kg. Tinggi pasien : 170 cm. Berapa kebutuhan cairan yang dibutuhkan pasien tersebut? Jawab : BB pasien : 56 Kg Maka 10 Kg pertama : 1000 cc cairan 10 Kg kedua : 500 cc cairan 36 Kg terakhir = 20 mL x 36 Kg = 720 cc cairan Total cairan yang dibutuhkan = 1000 cc + 500 cc+ 720 cc = 2220 mL = 2,2 L 22
  • 21. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page RUMUS MENGHITUNG KEBUTUHAN CAIRAN b. Berdasarkan berat badan bayi dan anak Contoh kasus Pasien dengan berat badan 23 kg, maka kebutuhan cairan basalnya: (4 x 10) + (2 x 10) + (1 x 3) = 63 mL/jam 23  4 ml/kgBB/jam : berat badan 10 kg pertama  2 ml/kgBB/jam : berat badan 10 kg kedua  1 ml/kgBB/jam : sisa berat badan selanjutnya
  • 22. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page RUMUS MENGHITUNG KEBUTUHAN CAIRAN c. Berdasarkan umur, tapi BB tidak diketahui Contoh : Anak bayi yang berumur 9 bulan masuk dengan diagnosa demam. Maka kebutuhan cairan yang dibutuhkan adalah : ( n + 9 ) = 9 bulan + 9 = 18 mL/ jam 24  > 1 tahun : 2n + 8 (n dalam tahun)  3 - 12 bulan : n + 9 (n dalam bulan)
  • 23. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page INSENSIBLE WATER LOSS  IWL adalah kehilangan cairan melalui 1/3 dari paru, 2/3 melalui kulit, 400 mL/hari melalui saluran pernafasan dan melalui feces. 25
  • 24. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page MENGHITUNG IWL  Anak : {30 – Usia (th)} mL/kg/hari  Dewasa : 10 -15 cc/kgBB/ hari  Bila terjadi kenaikan suhu : IWL = 10cc /kg/BB + 200 ( suhu sekarang - 36,8o c)  Keringat : 100 mL  Kulit : 350mL – 400mL 26
  • 25. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page FLUID – VOLUME THERAPY KRISTALOID TERAPI CAIRAN RESUSITASI KOLOID RUMATAN ELEKTROLIT Drug solution PEMBERIAN INFUS KOREKSI Menggantikan kehilangan akut cairan tubuh Memelihara keseimbangan cairan tubuh dan nutrisi Memelihara jalur IV NUTRISI
  • 26. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page KristaloidKoloid JENIS CAIRAN Dextran Albumin Gelatin HES (Hydroxyethyl starch) NaCl 0.9% Cairan lain Ringerfundin® Mannitol Glucose 5% Ringer Lactate etc. Ringer Solution Electrolyte concentrates Koloid: merupakan cairan yang terdiri dari elektrolit & makromolekul Kristaloid: merupakan larutan yang terdiri dari elektrolit. jenis cairan sejati yang terdiri dari elektrolit konsentrasi tinggi. Natural Syntetis Ringer Acetate
  • 27. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page CAIRAN KRISTALOID HIPOTONIS ISOTONIS HIPERTONIS 30
  • 28. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page MEKANISME CAIRAN KRISTALOID  Cairan kristaloid berpindah dari intravaskuler  interstisial, kemudian didistribusikan ke komparteman ekstravaskular  Hanya 25 % cairan dari pemberian awal yang tetap berada di intravaskuler, sehingga membutuhkan volume 3-4x dari volume plasma yang hilang.  Pemberian cairan kristaloid untuk meningkatkan volume ekstrasel  Pemberian cairan kristaloid berlebihan dapat menyebabkan edema otak dan tekanan intrakranial. 31
  • 29. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page Cairan Kristaloid di klasifikasi ke dalam : ◘ Cairan Hipotonis : Infus dengan tekanan osmotik lebih rendah dari cairan tubuh (osmolaritas dibawah 250 mOsm/L) Contoh : Aquadest, larutan 2,5% dextrose in water ◘ Cairan Isotonik : Infus dengan tekanan yang sama seperti cairan tubuh. Cairan ini menetap dalam Cairan Ekstraselluler (osmolaritas 290-310 mOsm/L) Contoh : Normal Saline (NaCL 0,9 %), Ringer Laktat (RL), Ringer Asetat, Ringerfundin, Glucose 5% ◘ Cairan Hipertonik : Infus dengan tekanan osmotik lebih tinggi dari plasma darah dimana air keluar dari Intraselluler dan masuk ke dalam plasma (osmolaritas diatas 375 mOsm/L). Contoh : NaCl 3 %, Glucose 10%, Dextrose 50 % , 32 KRISTALOID
  • 30. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page Osmolaritas cairan < 240 mOsm/L Cairan akan berpindah dari intravaskuler ke interstitial & intrasel  Resiko Hemolisis  Contoh : NaCl 0,45%, Ringer Asetat 33 HIPOTONIS
  • 31. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page34 ISOTONIS  Osmolaritasnya hampir sama dengan plasma (290-310 mOsm/L).  Bertahan di dalam intravaskuler dan kemudian berpindah ke interstitial/intrasel secara seimbang Contoh : NS,RL,G5,Ringerfundin
  • 32. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page  Memiliki osmolaritas lebih tinggi daripada plasma (>340 mOsm/L).  Cairan-elektrolit dari intrasel & interstitial tertarik ke dalam kompartemen intravaskuler  Resiko terjadinya krenasi pd sel jika diberikan infus hipertonis secara cepat  Contoh : G5RL,G5NS,G5½NS,G10%,G40%,NaCl 3%,Manitol 10% 35 HIPERTONIS
  • 33. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page Tonis itas Nama Cairan Komposisi Os m Kal Indikasi Catatan Iso- tonis Normal Saline (NaCl 0,9%) Na+ =154 Cl- =154 308 - Resusitasi cairan, Diare, Luka Bakar, Gagal Ginjal Akut, Asidosis diabetikum Resiko terjadinya oedem paru (dalam jumlah besar) Ringer Laktat Na+ = 130-140, K+= 4-5, Ca2+ = 2- 3, Cl- = 109-110, BE = 28-30, Laktat=28 273 - Dehidrasi, Syok Hipovolemik, Syok Perdarahan, Asidosis metabolik, suplai ion bikarbonat Hanya dimetabolisme di hepar. Dpt menyebabkan hiperkloremia & asidosis metabolik akibat akumulasi laktat Glucose 5% Glukosa= 50 gr/L 278 200 hidrasi selama dan sesudah operasi, rumatan perioperatif, restriksi natrium Kontraindikasi : hiperglikemia Ringerfundin Na+ =145 , K+= 4, Ca++=5, Mg++ =2, Cl- =109, Acetat = 24, Maleat= 5 309 - Dehidrasi isotonis, DHF, kasus braintrauma, syok hemoragik, - Kaen 3A*/ Tridex 27A* Na+ =50, Cl- =50, K+ =10, Lactate 20, glukosa=27 290 108 Rumatan cairan dan elektrolit (terutama Kalium) dengan asupan oral terbatasKaen 3B*/ Tridex 27B* Na+ =50, Cl- =50, K+ =20, Lactate 20, glukosa=27 290 108 36 CAIRAN KRISTALOID
  • 34. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page Tonis itas Nama Cairan Komposisi (/L) Osm Kal Indikasi Catatan Hipo- tonis Ringer Asetat Na+ =130 , K+= 4, Ca++=2,7-3, Cl- =108,7-127, Acetat = 28 273 - Dehindrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: diare, DHF, luka bakar, syok hemoragik, trauma Dapat memperburuk edema serebral NaCl 0,45% Na+ =77, Cl- =77 Pasien dg restriksi natrium Rawan oedem anasarka Hiper tonis Glukosa 10% Glukosa= 100 gr/l 556 400 Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik, kanker, sepsis dan defisiensi protein Resiko hiperglikemia NaCl 3% Na+ = 513,Cl- = 513 1026 - Koreksi Natrium Mannitol 20% Glukosa= 200 gr/l 1228 - Diuretik sistemik pd kasus serebral edema (menurunkan TIK) , sindrom TURP, menurunkan TIO pd Glaukoma, Ka-EN MG3*/ Tridex 100* Na+=50, K+ =20, Cl- =50, Lactate- =20, Glucose=100 g 695 400 Asupan oral inadequate (karena stroke), anoreksia pasien dg kanker, malnutrisi, meningitis, diabetik asidosis - 37 CAIRAN KRISTALOID
  • 35. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page RINGERFUNDIN  Komposisi Ringerfundin (mEq/L) : Na = 145 , K= 4, Ca2+ = 5 , Mg 2+= 2, Cl- = 127, Acetat = 24, dan Maleat= 5.  Cairan isotonis full balance adapted menyerupai human plasma.  Acetat dan Maleat diabsorbsi di seluruh organ dan otot dengan minimun pemakaian oksigen sehingga aman digunakan untuk penderita gangguan hati. 43
  • 36. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page LANJUTAN …………..  Indikasi Penggunaan : 1. Menggantikan kehilangan cairan di ekstraseluler pada kasus dehidrasi isotonis dimana Asidosis terjadi mendekati hampir Asidosis. 2. Dapat digunakan kepada pasien neurotrauma ≠ edema brain (Laktat) . 3. Tidak berbahaya terhadap neonatus.  Nama Cairan : Ringerfundin®/ Sterofundin 44
  • 37. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page TERAPI CAIRAN KRISTALOID A. Cairan Resusitasi pada Dehidrasi.  Cairan resusitasi pada pasien dehidrasi tergantung derajat dehidrasi. Rumus cairan resusitasi = Derajat dehidrasi x kg BB 45 Derajat Dehidrasi Dewasa Anak Dehidrasi ringan 4 % 4% - 5% Dehidrasi Sedang 6% 5% -10 % Dehidrasi Berat 8% 10% - 15% Syok 15% - 20 % 15% - 20%
  • 38. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page QUIZ 2 46 Contoh soal : Seorang laki-laki umur 35 tahun dengan BB: 50 kg menderita peritonitis dan mengalami dehidrasi berat. Bagaimana resusitasi cairan ? Maka cairan yang dibutuhkan : Derajat dehidrasi x kg BB = 15 % x 50 = 7,5 liter = 7500 cc.
  • 39. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page TERAPI CAIRAN KRISTALOID Teknik pemberian cairan: 1. 50 % dari total cairan ( 3750 cc ) diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya 50% dari total cairan (3750 cc) diberikan dalam 16 jam berikutnya. 2. Agar ganguan hemodinamik cepat teratasi maka 1 jam pertama diberikan 20 mL/kgBB, maka dalam 1 jam pertama diberikan 20 mL x 50 kg = 1000 mL. 47
  • 40. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page LANJUTAN ………… Cairan resusitasi dikatakan berhasil bila: a.MAP = Mean Arterial Pressure : ≥ 65 mmHg b.CVP = Central Venous Pressure : 8-12 mmHg c.Urine Output : ≥ 0,5 mL/ kgBB/jam d.Central Venous (vena cava superior) atau Mixed Venous e.Oxygen Saturation ≥ 70%. f.Status mental normal 48
  • 41. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page TERAPI CAIRAN KRISTALOID B. Cairan Pre-operatif Cairan yang diberikan kepada pasien yang akan mengalami tindakan operasi dan cairan penganti puasa. Rumus : Kebutuhan cairan x kg BB/ 24 Jam Contoh soal : Pasien dengan BB 60 kg, dan pasien tersebut puasa selama 8 jam, Maka cairan pengganti puasa adalah sebagai berikut: Kebutuhan cairan x kg BB/ 24 jam (50 cc x 60 kg BB) = 3000 cc/24 jam Kebutuhan cairan/Jam = 125 cc/ jam. 49
  • 42. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page GANGGUAN CAIRAN, ELEKTROLIT DAN ASAM BASA  Gangguan cairan, elektrolit dan asam basa pada perioperatif : 1. Hiperkalemia 2. Asidosis Metabolik 3. Alkalosis Metabolik 4. Asidosis Respiratorik 5. Alkalosis Respiratorik 50
  • 43. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page TERAPI CAIRAN KRISTALOID C. Cairan Durante Operasi ada 3 yaitu: 1. Cairan pengganti puasa : 2 mL/kgBB/jam 2. Menganti cairan akibat perdarahan  Volume cairan kristaloid dibutuhkan 3x dari volume cairan koloid dan darah. EBV = Estimasi Blood Volume 51 EBV = kgBB x EBV x Jumlah perdarahan (%)
  • 44. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page LANJUTAN ……….. C. Cairan Durante Operasi ada 3 yaitu : 3. Cairan maintenance selama operasi Rumus : : KgBB x Jenis Operasi / Jam 52 Jenis operasi Dewasa Anak Besar 8 mL/kgBB/jam 6 mL/kgBB/jam Sedang 6 mL/kgBB/jam 4 mL/kgBB/jam Kecil 4 mL/kgBB/jam 2 mL/kgBB/jam
  • 45. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page QUIZ 3 Seorang pasien dengan diagnosa Fraktur Femur Dextra dan akan dilakukan operasi pleting femur dextra selama 3 jam. BB:70 kg, TD: 90/70mmHg, Nadi: 100 x/menit . Berapa kebutuhan cairan selama maintenance operasi ? Maka kebutuhan cairan= kgBB x Jenis Operasi / Jam = 70 Kg x 6 cc x 3 jam = 1260 cc selama 3 jam. 53
  • 46. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page TERAPI CAIRAN KRISTALOID D. Cairan pada luka bakar menurut Formula Baxter.  Total Cairan : 4 cc x kgBB x LLB 1. derajat ringan : LLB < 15 % 2. derajat sedang : LLB 10 – 15% 3. derajat berat : LLB > 20 %  Berikan 50% dari total cairan dalam 8 jam pertama dan sisanya dalam 16 jam berikutnya. 54
  • 47. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page LANJUTAN ………. Contoh soal: Pasien dengan BB: 60 kg mengalami luka bakar derajat sedang. Berapa cairan yang dibutuhkan ? Maka cairan yang dibutuhkan adalah = 4 cc x 60 kg x 15 Cairan yang diperlukan = 3600 cc  1800 cc 8 jam pertama,  1800 cc 16 jam berikutnya 55
  • 49. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page CAIRAN KOLOID  Koloid adalah: a. cairan yang mengandung albumin dalam plasma, b. tinggal dalam intravaskuler cukup lama (waktu tinggal 3-6 jam ) c. volume yang diberikan sama dengan volume darah. d.memiliki sifat protein plasma sehingga cenderung tidak keluar dari membran  Koloid dalam pemberian harus dipantau sebab dapat berakibat overload cairan karena koloid akan memperluas kedalam intravascular lebih besar daripada jumlah cairan infus sehingga dapat menyebabkan Decompesatio Cordis (payah jantung).  Contoh cairan koloid : Gelofusine, HES (Hydroxyetyl Starches), Dextran, dan Gelatin, 57
  • 50. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page JENIS CAIRAN KOLOID Protein KOLOID Non Protein Human Serum gelofusine Cairan Gelatin ( Gelafundin , Lipofundin ) Starches : Hemohes 6 % Hemohes 10% , Pentastarch 10 % Dextran : Dextran 40 in NS , dextran 70 % in D5 % 58
  • 51. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page JENIS CAIRAN KOLOID ● Berdasarkan hasil Penelitian SAFE Study bahwa : 1. Non Protein Colloids :  Sebaiknya digunakan sebagai pilihan kedua pada pasien yang tidak respon terhadap Crystalloid.  Boleh digunakan dalam kasus kebocoran katub jantung atau edema peripheral.  Cairan Non Protein yang digunakan : Hemohes 6 %, Pentastarch 2. Protein Colloids :  Seharusnya digunakan sebagai pilihan ketiga setelah Non protein colloids.  Bagi pasien lanjut usia yang tidak dapat toleransi menerima cairan dalam jumlah besar.  Beberapa untuk kasus diare yang albumin < 2 gr/dl.  Pasien Nephrotic Syndrom  Transplantasi hati dengan albumin < 2,5 gr/dl  Pasien DSS dengan trombosit < 5 000 .  Cairan Protein yang digunakan : Gelofudine 4 %, Lipofundin. 59
  • 52. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page PENGGUNAAN CAIRAN KOLOID  Berdasarkan hasil penelitian cairan koloid digunakan: 1. Resusitasi cairan pada penderita dengan syok hemorragic sebelum transfusi tersedia. 2. Resusitasi cairan pada hipoalbuminemia berat, mis: luka bakar. 3. Pasien post op yang mengalami gangguan plasma darah 60
  • 53. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page KOMPOSISI CAIRAN KOLOID Cairan Koloid Produksi Tipe Waktu paruh Indikasi Plasma protein Human plasma Serum consered Human albumin 4-15 hari a. Penganti volume b. Hipoproteinemia c. Hemodilusi Dextran Leconostoc mesenteroid B512 D 60/70 6 jam a. Hemodilusi b. Gangguan Mikrosirkulasi (stroke) Gelatin Hidrolisis dari kolagen binatang Modifien gelatin Urea linked Oxylopi gelatin 2-3 jam Subsitusi volume Starch Hidrolisis asam dan EO Hydroxyethyl 6 jam a. Subsitusi volume b. Hemodilusi 61
  • 54. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page ALBUMIN  Merupakan koloid alami dengan protein plasma 5% dan albumin manusia 5 dan 2,5%  Dapat digunakan pada kasus: a.Pengganti volume plasma dan protein pada keadaan syok hipovolemia, hipoalbuminemia, hipoproteinemia, operasi, trauma, cardiopulmonary by pass, hiperbilirubinemia, gagal ginjal akut, pancreatitis, mediasinitis, selulitis luas dan luka bakar, ARDS, b.Pemberian Furosemide amp untuk menghindari penimbunan Albumin dalam tubuh. 62
  • 55. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page RUMUS ALBUMIN  Menghitung kebutuhan Albumin terhadap pasien :  Nilai normal Albumin : 3,5 - 4,5 gr/dl. 63 { (Albumin target - Albumin sekarang ) x BB (kg) x40 x 2 } 100
  • 56. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page TETRASPAN  Tersedia dalam larutan 6% dengan Osmolaritas 310 mOsm/L,  Pemberian 500 mL pada orang normal 46% akan dikeluarkan lewat urine dalam waktu 2 hari. dan sisanya 54% dalam waktu 8 hari.  Mengembangkan volume plasma hingga 1,5 x dari vol yang diberikan dan berlangsung selama 12 jam.  Digunakan sebagai cairan resusitasi pada penderita gawat. 64
  • 57. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page LANJUTAN …………..  Cepat dan dapat diandalkan untuk stabilitas hemodinamik  Zat tidak memberikan efek samping pada anak.  Tidak menimbulkan Asidosis Hipercloremic  Tidak menimbulkan efek negatif pada fungsi ginjal. 65
  • 58. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page GELOFUSINE  Komposisi : mengandung 4% succinylated atau modified fluid gelatin, sodiumhydroxide dan water for injection.  Indikasi Gelofusin: a. Pada pasien perioperatif, luka bakar dan trauma. b. Sebagai penganti plasma darah sebelum transfusi darah tersedia. c. Pasien yang DSS atau re-shock. 66
  • 59. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page LANJUTAN ……………….  Reaksi Alergi dari Gelofusin menunjukkan gejala: 1. Kesulitan dalam menelan dan bernafas. 2. Lokasi pada kulit pemasangan menujukkan kemerahan atau reaksi kulit sensitif 3. Mual 4. Pusing 5. Tekanan darah menurun. 67
  • 60. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page PERBANDINGAN CAIRAN KRISTALOID DAN KOLOID Kristaloid Koloid Komposisi menyerupai plasma (acetated ringer, lactated ringer) Ekspansi volume plasma tanpa disertai ekspansi volume interstisial Mengantikan volume dan meningkatakan CO dan tekanan darah Ekspansi volume lebih besar di bandingkan volume sama kristaloid Bebas reaksi anafilaksis Masa kerja lebih panjang Bebas disimpan di suhu kamar Oksigenasi jaringan lebih baik Komplikasi minimal Gradien alveolar – arterial O2 lebih sedikit Insiden edema paru dan /atau edema sistemik lebih rendah. 68
  • 61. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page RUMUS PENGHITUNGAN CAIRAN 1. TETESAN MAKRO (INTRAFIX® SAFESET) a. Dalam tetes/menit Jumlah cairan yg diberikan x faktor tetesan (20gtt) Lama pemberian x 60 “ b. Dalam mL/jam Vol total cairan yg diberi : Jam pemberian = mL/jam 69
  • 62. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page SOAL KASUS Seorang pasien dewasa memerlukan rehidrasi 1000 mL infus RL dalam waktu empat jam. Berapa tetesan dalam mL/jam dan tetes/menit ? a. Maka tetesan mL/jam = Volume total : jam = 1000 mL : 4 jam = 250 mL/jam. b. dalam tetesan / menit = Jumlah cairan x faktor tetesan (20 tts) Lama pemberian x 60„ = 1000 cc x 20 tts = 83 tts/menit 4 jam x 60„ 70
  • 63. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page RUMUS PENGHITUNGAN CAIRAN 2. TETESAN MIKRO (INTRAFIX® PEDIATRIC) Contoh soal: Seorang pasien neonatus memerlukan rehidrasi dengan 250 ml infus dalam waktu 2 jam. Berapa tetesan /menit ? Jumlah cairan x faktor tetesan (60 tts) Lama pemberian x 60„ 250 mL x 60 2 x 60“ = 125 cc / menit. 71 Jumlah cairan yg diberikan x faktor tetesan (60 gtt) Lama pemberian x 60 “
  • 65. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page DARAH • Pembagian darah terdiri dari : a.Plasma darah sebesar 55% b.Sel –sel darah sebesar 45% yaitu : sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan trombosit. • Jumlah volume darah: 5-7%BB , dimana plasma 5% dan eritrosit 2%. 73
  • 66. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page FUNGSI DARAH  Fungsi darah : a. Transportasi untuk respirasi, makanan, ekskresi dan regulasi. b. Regulasi keseimbangan pH darah c. Mencegah pendarahaan d. Pertahanan tubuh (lekosit). 74
  • 67. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page TRANSFUSI DARAH Transfusi dapat mengunakan Whole blood dan Packed Red Cells Whole blood digunakan: Pendarahaan akut Packed Red Cell : a. Hb < 8 gr/dL b. Perdarahaan hebat 10 mL/kg, pada 1 jam pertama c. Perdarahaan > 5 mL/kg pada 3 jam pertama. 75
  • 68. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page KOMPONEN DARAH 1. Whole Blood  Digunakan hanya untuk penggantian volume  Meningkatkan dan mempertahankan proses pembekuan  Diberikan dalam waktu 2 sampai 4 jam  Masa hidup sampai 21 hari. 2. Packed Red Cells - Meningkatkan massa sel darah merah  Mengandung sel darah merah dan trombosit sebagaian besar plasma di hilangkan.  Masa hidup 21 hari 76
  • 69. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page LANJUTAN …………. 77 3. Washed cell  Digunakan bila kelebihan plasma dan antibodi tidak diperlukan  Diberikan dalam waku 2-4 jam  Harus diberikan dalam waktu 4 jam sesudah diproses (pencucian) 4. Transfusi Trombosit  Mengobati kelainan perdarahaan atau jumlah trombosit yang rendah  Diberikan secara cepat  Shelf life umumnya 6 sampai 72 jam tergantung pada kebijakan pusat sumber trombosit di peroleh.
  • 70. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page TERAPI TRANSFUSI DARAH  Kebutuhan transfusi darah diberikan pada: a.orang dewasa : jika perdarahaan > 15 % EBV b.bayi dan anak : jika perdarahaan > 10% EBV  Jumlah darah di hitung berdasarkan Estimated Blood Volume (EBV).  EBV Neonatus = 90 mL/KgBB  EBV Bayi = 80 mL/KgBB  EBV Anak + Dewasa = 70 mL/KgBB Maka rumus EBV = KgBB x EBV X Jumlah Pendarahan (%). 78
  • 71. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page TERAPI TRANSFUSI DARAH  Kebutuhan darah berdasarkan Hb a. darah WB = (Hb yang diinginkan – Hb sekarang)x BB (kg) x 6 b. darah PRC = (Hb yang diinginkan – Hb sekarang) x BB (kg) x 3 c. darah FFP = (Hb yang diinginkan – Hb sekarang ) x BB (kg) x 10 79
  • 72. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page QUIZ 4 1. Seorang pasien dengan diagnosa Fraktur Femur Dextra dan akan dilakukan operasi pleting femur dextra selama 3 jam. BB:70 kg, TD: 90/70mmHg, Nadi: 100x/. Pasien mengalami pendarahaan sebesar 40%. Berapa kebutuhan darah yang dibutuhkan? Maka kebutuhan darah = KgBB x EBV X Jumlah Pendarahan (%) = 70 Kg x 70 mL x 40 % = 1960 cc darah atau cairan koloid Dextran Untuk cairan kristaloid = 3 x jumlah pendarahaan Maka cairan kristaloid = 3 x 1960 = 5880 cc. . 80
  • 73. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page QUIZ 5 2. Pasien masuk dengan pendarahaan berat dengan Hb: 4 gr/dl, BB pasien: 50 kg. Pasien rencana operasi dan Hb ingin di naikkan menjadi 10 gr/dl. Pasien akan mendapat transfusi darah PRC. Berapa cc darah PRC yang di butuhkan? Maka darah PRC= (Hb yang diinginkan- Hb sekarang)xBB(kg)x3 PRC = (10 – 4)x 50 kg x 3 = 900cc darah PRC. 81
  • 74. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page PROSEDUR TRANSFUSI DARAH  Transfusi darah diberikan mengunakan blood set yang memiliki filter (penyaring) dengan ukuran 170-200 µm untuk menyaring partikel debris dan bekuan fibrin.  Set Transfusi darah diganti setelah 1x 24 jam walaupun transfusi masih dilanjutkan.  Set Transfusi darah tidak membutuhkan filter udara 82 Royal College of Nursing (2005b) Right blood, right patient, right time, London: RCN. (III)
  • 75. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page RUMUS TRANSFUSI DARAH (SANGOFIX® ES) Jumlah darah yg ditransfusi x Faktor tetesan(20gtt) Lama waktu pemberian x 60” Contoh : Pasien akan diberikan transfusi WB 1 kantong darah (350 cc) dalam waktu 4 jam. Berapa kecepatan tetesan transfusi ? Jumlah darah yg ditransfusi x faktor tetesan (20 tts) Lama waktu pemberian x 60” = 350 cc x 20 tts = 29 tts /menit 4 x 60” 83
  • 76. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page KESIMPULAN 1. Klasifikasi cairan dibedakan atas 3 jenis yaitu Kristaloid , Koloid dan produk darah yang masing-masing memiliki kandungannya berbeda. 2. Indikasi pemberian cairan didasarkan pada kasus keadaan penyakit pasien dan tidak melupakan anamnese riwayat penyakit pasien. 3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Dalam tubuh manusia air memiliki prosentasi yang besar dari berat badan manusia. 8585
  • 77. PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 86 THANK YOU