Publicidad
Publicidad

Más contenido relacionado

Publicidad

AKTUALISASI NILAI WASBANG NTB 19.ppt

  1. 0 AKTUALISASI NILAI-NILAI WASBANG DI NTB oleh Prof. Dr. H M. Natsir, SH; MH MATARAM, 6 NOV 2019
  2.  Wawasan tentang Nation-State – Gagasan sejak semula dari para pendiri bangsa – Negara didirikan utk seluruh bangsa – Untuk mewujudkan maslahat umum yang meliputi seluruh warga negara tanpa kecuali Penerapan prinsip-prinsip Good Governance utk menghasilkan clean Government
  3. I
  4. HUKUM SEJARAH  NEW CHALLENGES  NEW RESPONSES 5
  5. KONDISI BANGSA KRISIS MULTI DIMENSI: • POLITIK • EKONOMI • MONETER • HUKUM • KEPERCAYAAN • KORUPSI SEBUAH “POHON GUNDUL” KARAKTER BANGSA ? KRISIS IDENTITAS ?? JATI DIRI
  6. TIDAK SINCERE (TIDAK TULUS IKHLAS – TIDAK SUNGGUH-SUNGGUH) SEMU (SENANG BASA BASI & BUDAYA A.B.S) KELEMAHAN UTAMA
  7. Kegiatan ini memberikan pencerahan
  8. Intoleransi/koflik berlatar belakang agama mengalami pasang surut dlm sejarah umat manusia. Konflik antar agama dan keyakinan menjadi sisi kelam sejarah yg tdk bisa dihapus begitu saja, fakta historis ini sedikit banyak mempengaruhi memori dan kesadaran kolektif generasi berikutnya. Pada hal konflik berkepanjangan akan merugikan martabat agama dan kemanusiaan itu sendiri. >KEKERASAN BERLATAR BELAKANG AGAMA SERINGKALI TERJADI. ADA BEBERAPA RUMAH IBADAH DIRUSAK, PULUHAN KENDARAAN DIBAKAR, BEBERAPA BANGUNAN DIRUSAK DAN DIBAKAR dan KORBAN NYAWA MELAYANG >KEJADIAN DI LOBAR TENTANG AHMADIYAH, DI CIKEUSIK PANDEGLANG, TEMANGGUNG, SAMPIT, MADURA, JATENG, SUMBAWA, KOTA MATARAM DLL SBG KONFLIK YG BERBAU SARA. >KEJADIAN TERSEBUT MENANDAI SURAMNYA TOLERANSI DALAM KEHIDUPAN MASY INDONESIA KITA PERLU BELAJAR BANYAK DARI BERBAGAI PERISTIWA/PENGALAMAN SEJENIS SECARA LEBIH SUNGGUH-SUNGGUH. PENGALAMAN YANG BERULANGKALI TERSEBUT MENJADI MODAL PENTING DLM MENGELOLA KERAGAMAN MASYARAKAT SECARA LEBIH BAIK. KEKERASAN KRN PERBEDAAN, AGAMA, ALIRAN, KELOMPOK, SUKU, DLL TIDAK LATAR BELAKANG
  9. >KEBHINEKAAN TERNYATA BELUM SEPENUHNYA DISADARI SBG KENYATAAN HIDUP YANG INDAH TETAPI MENJADI SARANA UTK BERPERILAKU SECARA BARBAR. >PENYELESAIAN MASALAH DG KEPALA DINGIN, MENGEDEPANKAN DIALOG, JALAN DAMAI BERBASIS NILAI- NILAI KEMANUSIAAN BELUM MENJADI PILIHAN UTAMA. >TOLERANSI YG SELAMA INI DIDEGUNGKAN BELUM BERPIJAK DIBUMI, MASIH TERASA MERIAH DLM WACANA DISKUSI, SEMENTARA APLIKATIF BARU MENJADI PEMAHAMAN DAN KESADARAN KALANGAN ELIT AGAMA DAN MASY TERTENTU SAJA PERBEDAAN PENDIDIKAN, POLA PIKIR, LATAR BELAKANG BUDAYA, KERAGAMAN LAINNYA MENJADIKAN UMAT BERAGAMA MEMILIKI PERSEPSI DAN PEMAHAMAN YG BERBEDA TERHADAP TOLERANSI YG DISOSILALISASIKAN OLEH PARA TOKOH AGAMANYA
  10. PEMECAHAN INTOLERANSI SARA  METODE MEMBANGUN KESADARAN DG CAKUPAN LEBIH LUAS MEMILIKI SPEKTRUM YG PANJANG  PENDIDIKAN MENJADI PILIHAN YG STRATEGIS UTK MENYOSIALISASIKAN NILAI-NILAI TOLERANSI DAN SIKAP ARIF TERHADAP KERAGAMAN SECARA SISTEMATIS, AKAL SEHAT, KRITIS DAN KREATIF  PENGARUH PENDIDIKAN LEBIH BERJANGKA PANJANG DIBANDINGKAN DENGAN CARA TENTATIF DAN REAKSIONER
  11. Pluralisme dan multikulturisme Konsep ini sbg alternatif/meminimalisisr konflik  Memahami perbedaan yg ada sesama manusia dan perbedaan itu diterima sbg hal yg alamiah (natural, sunnatullah).  Tidak menimbulkan tindakan diskriminasi sbg buah dari pola perilaku dan sikap hidup yg mencerminkan iri hati, dengki, buruk sangka  Jangan sinkretisme (menciptakan agama baru dg memadukan unsur2 tt atau sbg unsur dari beberapa agama) dan jangan menganggap semua agama sama  Ajaran agama membawa kebenaran, kebaikan dan kedamaian bagi pemeluknya  Harmoni terbangun ketika masing2 pihak berusaha utk saling memahami dan mengedepankan toleransi shg terjadi kedamaian  Konflik terjadi ketika masing2 memegang dg kekukuhan kebenaran yg diyakininya tanpa krompromi, pihak lain sbg lawan, dikuasi dan ditundukkan  Didaerah tt terjadi pertarungan fisik dg keteguhan dogmatis-doktriner ajaran agama, atas nama agama (tuhan) umat beragama terjebak dlm perilaku agresif dan ambisi penaklukan  Perlu etika dengan pendekatan nilai, moral dan norma, hukum (sanksi)
  12. PREVENTIF DG Dialog 4 pilar 1. Dialogue of hearts : rasa sbg saudara sesama mahluk Tuhan, sesama manusia, 2. Dialogue of life : menegakkan nilai-nilai kehidupan manusia, 3. Dialogue of peace, keberanian utk memperbicangkan Tuhan dan manusia dlm kedamaian 4. Dialogue of silence, dimana Tuhan berbicara kpd manusia (Ngainun Naim, 2011,hlm 46)
  13. Prinsip dlm dialog 1. Frank witness, masing2 tdk menyembunyikan keyakinan utk menghilangkan kecurigaan/ketakutan yg tdk diungkapkan 2. Mutual respect, simpati terhdp kesulitan org lain dan penghargaan terhdp prestasi org lain 3. Religious freedom, hak utk memeluk agama tanpa paksaan. Dialog yg konstruktif bersinambungan merupakan tugas kemunusiaan yg perenTial, yg abadi tanpa henti2nya pencarian titik temu antar umat beragama dpt dilakukan lewat berbagai cara. Dialog kata Yunani “dia”, berarti antara, diantara, bersama, legein = berbicara, bercakap- cakap, tukar pikiran/gagasan org yg tdk toleran pd dasarnya tdk pernah dialog, tidak belajar, tidak menggunakan penalaran utk memahami dan menerima yg lain
  14. DASAR PEMIKIRAN  Kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat merupakan bagian dari HAM dalam berbangsa dan bernegara.  Dalam menjalankan hak dan kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat, setiap orang wajib menghormati HAM dan kebebasan orang lain dalam rangka tertib hukum, keadilan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.  PERLU LEGALISASI DAN KEBERADAAN ORPOL/ORMAS/LSM UTK ADANYA KEPASTIAN HUKUM, KEMANFAATAN DAN KEADILAN
  15. ALUR PEMIKIRAN PEMBANGUNAN DAN PARTISIPASI Masy. PEMBANGUNAN TUJUAN NEGARA PARTISIPASI ORMAS PEMERINTAH PEMERINTAH DAERAH Partisipasi masyarakat merupakan elemen penting dalam pembangunan. yang sedang berjalan, tidak akan sempurna (efektif) jika tidak terdapat partisipasi masyarakat. Paling tidak partisipasi dalam pelaksanaan kebijakan pembangunan. Di NTB telah berjalan dg baik
  16. SEJARAH ORPOL/ORMAS/LSM  Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan negara RI, Ormas merupakan wadah utama dalam pergerakan kemerdekaan di antaranya Boedi Oetomo, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan Ormas lain yg didirikan sebelum kemerdekaan RI. Peran dan rekam jejak Ormas yg telah berjuang secara ikhlas dan sukarela trsbt mengandung nilai sejarah dan merupakan aset bangsa yang sangat penting bagi perjalanan bangsa dan negara.
  17. DINAMIKA ORMAS/TOKOH  Dinamika Ormas/tokoh dan perubahan sistem pemerintahan membawa paradigma baru dlm tata kelola organisasi kemasyarakatan berdasarkan Ppancasila UUD 45  Dalam kehidupan demokrasi makin menuntut peran, fungsi dan tanggung jawab Ormas utk berpartisipasi dalam upaya mewujudkan cita- cita nasional bangsa Indonesia, serta menjaga memelihara keutuhan dan kedaulatan NKR I
  18. BER“KARAKTER”  Karakter bhs Yunani “karasso” berarti “to mark” menandai/mengukir, memfokuskan/mengaplikasikan nilai kebaikan dalam tindakan atau tingkah laku.  Karakter : cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu utk hidup dan bekerjasama, baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.  Individu yg berkarakter baik : yg bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.
  19. MEMBENTUK KARAKTER BANGSA  Karakter bangsa: kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa, bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, olah dari raga seseorang/seklmpok orang.  Berdasar pada nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945, dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap NKRI.
  20. 21 PERAN DAN STRATEGI PEMERINTAH DALAM MEWUJUDKAN PERSATUAN DAN KESATUAN PARTISIPATIF BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA BERSAMA Generasi Muda KEWAJIBAN PEMDA PERSATUAN KESATUAN KERUKUNAN LEGISLASI REGULASI SINERGI D I P R O S E S PARADIGMA PEMDA MENETAPKAN PRINSIP PENYELENG- GARAAN PEMERINTAHAN YANG PARTISIPATIF DISESUAIKAN DG KONDISI KEANEKARAGA- MAN DAERAH EXIS HDP KOLEKTIF DALAM BEDA INTERAKSI INTEGRASI KOMUNITAS SECARA DEMOK TERCEGAH TERLINDUNGI MASYA DARI KEJAHATAN & PREMANISME MEWUJUDKAN KONDISI DAMAI, PERLU PENGATURAN YG MEMPRESENTA- SIKAN ASPIRASI
  21. 22 DOKTRIN >< RESPON REFRESIF ASPIRATIP INTIMIDATIF >< INISIATIF INTROGATIF KREATIF CURIGA >< SINERGI P E N D E K A T A N BERLAKU BAIK PD DIRI dan LINGKUNGAN JUJUR PADA DIRI SENDIRI MENGHARGAI PERBEDAAN KERUKUNAN dan KELEBIHAN PARTISIPASI YANG BERTANGGUNG JAWAB DITUANGKAN DLM KESEPAKATAN ETIS dan DIPATUHI SECARA KOLEKTIF D I S E S U A I K A N •CIRI KARAKTER •LINGKUNGAN STRATEGIS •NILAI KEARIFAN LOKAL DIALOG TIGA ETIKA DASAR DEMOKRASI
  22. 23 MENETAPKAN PILIHAN MENGEDEPANKAN ARGUMENTASI KEILMUAN KONSTITUSI BUDAYA dan RELIGI PENCAPAIAN TUJUAN MELALUI TAHAPAN TERWUJUDNYA SITUASI KONDUSIF MEWUJUDKAN TERTIB SOSIAL Dan HUKUM PROSES PELAKS GUNAKAN TAHAPAN DARI PRA KONDISI BESIK + AKSI
  23. 24 K E B I J A K A N PEMASYARAKATAN KONSTITUSI DLL PEMBINAAN MEMFASILITASI • PENCERAHAN KOLEKTIF BAHWA KEHIDUPAN MASYARAKAT DLM PERBEDAAN ADALAH SEBUAH KENISCAYAAN SHG TDK ADA ALASAN UNTUK MENGHADIRKAN KONFLIK • SEMUA PIHAK KEMBALI PADA POSISI DASAR KEMANUSIAAN YAITU MANUSIA PUNYA NALURI ARTINYA; KARENA ADANYA MANUSIA LAIN SEHINGGA KONFLIK DIPERSIFKAN SBG SBH KEGAGALAN KOMUNITAS MANUSIA MENGGUN- AKAN AKAL BUDI + NILAI SPIRITUAL.
  24. UU RI NO 17-2013 TTG ORMAS  UUD 1945 MENJAMIN kmdkaan BERSERIKAT & berkumpul, mengeluarkan pendapat, memajukan dirinya dlm memperjuangkan hak individu & kolektif membangun masy bangsa neg RI.  Psl 28J ayat 2 UUD RI th 1945, dlm menjalankan hak asasi & kebebasannya secara individu & kolektif setiap org wajib menghormati HAM org lain & wajib tunduk pd pembatasan men UU, adil, sesuai dg moral, agama, keamanan, ketertiban umum,demokratis 25
  25. ASAS-CIRI-SIFAT  HRS SESUAI DG PANCASILA, UUD1945  CIRI TT – MENCERMINKAN KEHENDAK & CITA2 TDK BERTENTANGAN DG PANCASILA & UUD1945  BERSIFAT SUKARELA, SOSIAL, MANDIR, DEMOKRATIS 26
  26. TUJUAN-FUNGSI-RUANG-LINGKUP  PARTISIPASI & KEBERDAYAAN MASY  MEMBERI PELAYAN KPD MASY  MENJAGA NILAI AGAMA, KEPERCAYAAN  MELESTARIKAN, MEMELIHARA NORMA, NILAI,MORAL,ETIKA, BUDAYA MASY  MELESTARIKAN SDA/LINGKUNGAN HIDUP  KESETIAKAWANAN SOSIAL, GT, TOLERAN  MENJAGA,MEMELIHARA,MEMPERKUAT PER1AN-KE1AN, MEWUJUDKAN TUNAS 27
  27. Karakter Positif Bangsa • Saling menghormati dan saling menghrgai di antara sesama. • Rasa kebersamaan dan tolong menolong • ETOS KERJA • MEMBINA PERSATUAN & KE1AN • Di NTB hal ini telah berjalan dg baik Membangun karakter bangsa pada hakikatnya adalah semua upaya yg dilakukan agar bangsa atau masyarakat memiliki karakter :
  28. Langkah Pembinaan ketahanan Masyarakat 1. Meningkatkan empati dan keperdulian terhadap yang lemah/korban 2. Melakukan terapan IPTEKS dan IMTAQ dan interdisipliner dan komprehesif integral 3. Menanamkan nilai kepribadian, Nasionalisme, dan jiwa Pancasila 4. keuletan, etos kerja, dan tanggung jawab. 5. Kemandirian, Kepemimpinan, dan kewirausahaan. 6. Meningkatkan daya saing daerah dan nasional. 7. Mendorong Learning Community dan Learning Society. 8. Dilaksnakan secara co-Creation, Co-Cofinancing, sustainable dan flexible.
  29. Pemberdayaan Masyarakat Dilakukan Melalui : 1. Menciptakan suasana yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (Enabling). 2. Memperkuat potensi/daya yang dimiliki masyarakat (kearifan lokal) (Empowering). 3. Melindungi yang lemah, Mencegah terjadinya persaingan yang tidak sehat dan eksploitasi yang kuat atas yang lemah.
  30. Nilai-nilai Dasar Wasbang dalam persatuan dan kesatuan bangsa memiliki :  Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sbg makhluk ciptaan Tuhan.  Tekad bersama utk berkehidupan kebangsaan yg bebas, merdeka, dan bersatu.  Cinta akan tanah air dan bangsa.  Demokrasi atau kedaulatan rakyat  Kesetikawanan sosial  Cita-cita mewujudkan masyarakat sejahtera.
  31. Bangsa mempunyai 4 unsur aspirasi : 1. Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional yg terdiri atas kesatuan sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, komunikasi, dan solidaritas. 2. Keinginan utk mencapai kemerdekaan dan kebebasan nasional sepenuhnya, yaitu bebas dari dominasi dan campur tangan bangsa asing terhadap urusan dlm negerinya. 3. Keinginan untuk mandiri, individualitas, keaslian. Misalnya, menjunjung tinggi bahasa nasional yg bukan diadopsi dari bahasa bangsa lain. 4. Keinginan untuk menonjol (unggul) di antara bangsa-bangsa dalam mengejar kehormatan, pengaruh, dan prestise.
  32. Pengertian Bangsa Bangsa : 1. Bangsa terbentuk krn adanya keinginan untuk hidup bersama (hasrat bersatu) dgn perasaan setia kawan yg agung (Ernest Renant). 2. Bangsa adalah klmpok manusia yg mmpunyai persamaan karakter yg tumbuh krn adanya perasaan senasib (Otto Bauer).
  33. 34 Mari kita bina hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara dengan nilai-nilai ke arifan lokal masyarakat NTB
Publicidad