Dokumen tersebut membahas tentang kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha yang berkembang di Indonesia sejak zaman prasejarah hingga abad ke-15 Masehi. Terdapat informasi mengenai kerajaan Kutai, Tarumanagara, Holing/Kalingga, Sriwijaya, Mataram Kuno, Kediri, Singasari, dan Majapahit beserta bukti-bukti kebudayaannya. Dokumen ini bertujuan menganalisis kehidupan agama, ekonomi, dan p
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
PERKEMBANGAN KERAJAAN DI INDONESIA
1. Kompetensi Dasar
Menganalisis kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada
masa kerajaan Hindu Budha di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-
bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
3. KERAJAAN KUTAI dan TARUMANEGARA
Tujuan Pembelajaran :
-- Degan mengamati gambar hasil budaya kerajaan
Kutai dan taruma, peserta didik diharapkan
mampu menganalisa peran pemimpin dalam
kehidupan masyarakat Kutai dan taruma
- melalui diskusi kelompok , peserta didik
mendapat wacana kehidupan sosial ekonomi
masyarakat
- dengan menganalisa perkembangan kerajaan
Kutai dan Taruma peserta didik mengetahui masa
kejayaan
5. Perhatikan terjemahan yupa berikut ini
!
“Sang Mulawarman, raja yang mulia, terkenal dan terkemuka,
ialah memberi sedekah 20000 ekor sapi kepada para
brahmana yang seperti api di dalam tanah yang sangat suci
waprakeswara. Buat kebaikan budi sang raja itu tugu ini telah
dibuat oleh para brahmana. “
Dengarkanlah oleh kamu sekalian, Brahmana yang
terkemuka, dan sekalian orang baik lain-lainnya, tentang
kebaikan budi Sang Mulawarman, raja besar yang sangat
mulia. Kebaikan budi ini ialah berwujud sedekah banyak
sekali, seolah-olah sedekah kehidupan atau semata-mata
pohon kalpa (yang memberi segala keinginan), dengan
sedekah tanah (yang dihadiahkan). Berhubung dengan
kebaikan itulah maka tugu ini didirikan oleh para Brahmana
(buat peringatan
6. Sang Maharaja Kundunga, yang amat mulia, mempunyai putra yang
mashur, Sang Aswawarman namanya, yang seperti Sang Ansuman
(dewa Matahari) menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang
Aswawarman mempunyai putra tiga, seperti api (yang suci) tiga. Yang
terkemuka dari ketiga putra itu ialah Sang Mulawarman, raja yang
berperadaban baik, kuat dan kuasa. Sang Mulawarman telah
mengadakan kenduri (selamatan yang dinamakan) emas amat
banyak. Buat peringatan kenduri (selamatan) itulah tugu batu ini
didirikan oleh para brahmana.
Tugu ini ditulis buat (peringatan) dua (perkara) yang telah
disedekahkan oleh Sang Raja Mulawarman, yakni segunung minyak
(kental), dengan lampu serta malai bunga.
7. KERAJAAN TARUMA
PrasastiTugu
"Raja Purnawarman
memerintahkan kepada
para brahmana untuk
membangun saluran air
yang disebut Sungai
Gomati yang panjangnya
11 km dikerjakan selama
21 hari. Setelahnya raja
memberi hadiah berupa
1.000 ekor sapi."
8. Prasasti Ciaruteun
“ Ini bekas dua kaki,
yang seperti kaki dewa
Wisnu, ialah kaki yang
mulia Sang
Purnawarman, raja
negeriTaruma, raja
yang gagah berani di
dunia “
9. Prasasti Kebon Kopi
Di sini nampak
tergambar sepasang
telapak kaki…yang
seperti Airawata, gajah
penguasaTaruma yang
agung dalam….dan (?)
kejayaan
12. Prasasti kota kapur
Kutukan terhadap
bhumi Jawa yang tidak
tunduk pada
kekuasaan Sriwijaya
Bhumi Jawa yang
dimaksud
kemungkinan adalah
Taruma
13. Diskusikan soal berikut
ini !
Analisislah kehidupan masyarakat Kutai
berdasarkanYupa ! ( agama, politik dan ekonomi )
Berikan pendapatmu tentang kepemimpinan raja
Purnawarman !
14. Holing / Kalingga
PrasastiTuk Mas
Budha-roda kehidupan
Hindu-Cakra
Jadi di Kalingga ada 2
agama, Hindu dan
Budha
15. Akhir pemerintahan
Kalingga dipecah menjadi 2
Kalingga utara ( Mataram-bercorak Hindu)
Kalingga selatan ( Sambhara-bercorak Budha)
16. Kerajaan Sriwijaya
Tujuan Pembelajaran :
-Menganalisis kehidupan agama, ekonomi dan
pemerintahan masyarakat kerajaan Sriwijaya
-Menunjukkan bukti peninggalan kebudayaan masyarakat
Sriwijaya yang masih ada di masa kini
20. Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti berangka tahun 683
M itu menyebutkan bahwa
raja Sriwijaya bernama
Dapunta Hyang yang
membawa tentara sebanyak
20.000 orang berhasil
menundukan
Minangatamwan. Dengan
kemenangan itu, Kerajaan
Sriwijaya menjadi makmur.
Daerah yang dimaksud
Minangatamwan itu
kemungkinan adalah daerah
Binaga yang terletak di
Jambi. Daerah itu sangat
strategis untuk perdagangan.
21. Prasasti Karang Berahi
Prasasti berangka
tahun 686 M itu
ditemukan di daerah
pedalaman Jambi,
yang menunjukan
penguasaan Sriwijaya
atas daerah itu.
22. Prasasti Ligor
Prasasti berangka
tahun 775 M itu
menyebutkan tentang
ibu kota Ligor dengan
tujuan untuk
mengawasi pelayaran
perdagangan di Selat
Malaka
23. Prasasti Nalanda
Prasasti itu menyebutkan Raja
Balaputra Dewa sebagai Raja
terakhir dari Dinasti Syailendra
yang terusir dari JawaTengah
akibat kekalahannya melawan
Kerajaan Mataram dari Dinasti
Sanjaya. Dalam prasasti itu,
Balaputra Dewa meminta
kepada Raja Nalanda agar
mengakui haknya atas Kerajaan
Syailendra. Di samping itu,
prasasti ini juga menyebutkan
bahwa Raja Dewa Paladewa
berkenan membebaskan 5 buah
desa dari pajak untuk
membiayai para mahasiswa
Sriwijaya yang belajar di
Nalanda.
24. Prasasti Kota Kapur
Prasasti berangka
tahun 686 M itu
menyebutkan bahwa
Kerajaan Sriwijaya
berusaha untuk
menaklukan Bumi Jawa
yang tidak setia kepada
Kerajaan Sriwijaya.
Prasasti tersebut
ditemukan di Pulau
Bangka.
25. Praasti Telaga Batu
Prasasti itu
menyebutkan tentang
kutukan raja terhadap
siapa saja yang tidak
taat terhadap Raja
Sriwijaya dan juga
melakukan tindakan
kejahatan.
27. Mataram Kuno
Tujuan Pembelajaran :
-Menganalisis kehidupan agama, ekonomi dan
pemerintahan masyarakat kerajaan Mataram
Kuno
-Menunjukkan bukti peninggalan kebudayaan
masyarakat Mataram kunoyang masih ada di
masa kini
28. Kerajaan Mataram Kuno
Prasasti Canggal
Pendirian lingga oleh
Sanjaya ( pendirian
kerajaan )
29. Raja-raja Mataram
Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya
Rakai Panangkaran
Rakai Panunggalan
Rakai Warak
Rakai Garung
Rakai Pikatan
Rakai Kayuwangi
Rakai Balitung
Rakai Watuhumalang
Rakai Daksa
RakaiTuladhong
Rakai Wawa
Bhanu
Indra
Samaratungga
Pramodyawardani Konflik dg
Balaputradewa –
Balaputradewa
kalah- Sriwijaya
Memindahkan pusat emerintahan ke Jatim-dilanjutkan
dinasti Isyana
37. Kerajaan Kediri
Tujuan Pembelajaran :
-Menganalisis kehidupan agama, ekonomi dan
pemerintahan masyarakat kerajaan Kediri
-Menunjukkan bukti peninggalan kebudayaan
masyarakat Kediri yang masih ada di masa kini
38. Pemerintahan
Raja Jayawarsa
Raja Bameswara
Raja Jayabaya Ahli nujum, raja terbesar Kediri.
Kitab Bharatayudha,Arjunawiwaha,
Hariwangsa ditulis
Raja Sameswara
Raja Aryeswara
Raja Gandra Nama hewan muncul
Raja Kameswara Kitab Lubdaka dan smaradahana ditulis
Raja Kertajaya Raja terakhir Kediri
Kitab Ling-Wai-Ta-Ta yang ditulis oleh Chou Ku Fei pada tahun 1178 dan kitab Chu-Fan-Chi yang
disusun oleh Chu Ju Kua pada tahun 1225. Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Kediri adalah
:
39. Budaya
Kehidupan budaya pada masa Kerajaan Kediri berkembang dengan pesat terutama dalam
bidang sastra. Berikut hasil-hasil sastra pada zaman Kerajaan Kediri.
Kresnayana, karya MpuTriguna
Baratayudha, dikarang oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh tahun 1157 pada masa
pemerintahan Jayabaya. Kitab ini ditulis atas perintah Jayabaya sebagai peringatan
kemenangan Kediri atas Jenggala.
Arjunawiwaha, dikarang oleh Mpu Kanwa. Mengisahkan tentang pernikahan Raja Airlangga
dengan putri raja dari Kerajaan Sriwijaya. Dibuat pada masa pemerintahan Raja Jayabaya.
Hariwangsa, dikarang oleh Mpu Panuluh pada masa pemerintahan Raja Jayabaya.
Smaradhahana, dikarang oleh Mpu Dharmaja pada masa pemerintahan Raja Kameswara.
Kitab ini berupa kakawin, yang berisi pujian kepada raja sebagai seorang titisan dewa Kama.
Dalam kitab ini menyebutkan bahwa nama ibu kota kerajaannya adalah Dhahana.
Wrttasancaya, dikarang oleh Mpu Tanakung. Kitab ini berisi petunjuk tentang cara
membuat syair yang baik.
Kitab Lubdaka, dikarang oleh Mpu Tanakung. Kitab ini berisi kisah Lubdaka sebagai seorang
pemburu yang harusnya masuk neraka, namun karena pemujaannya yang istimewa , Lubdaka
ditolong dewa dan rohnya diangkat ke surga. Kitab ini ditulis pada masa pemerintahan
Kameswara
41. Prasasti Mula Malurung
Tunggul
Ametung
Ken Dedes Ken Arok Ken Umang
Anusapati Mahesa
Wongateleng
Tohjoyo
Wisuwardhana Mahesa
Campaka
Kertanegara Lembu Tal
4 putri Raden Wijaya