(M.irfani maulana 0484) pemberdayaan badan usaha milik desa (1)
PROPOSAL
“PEMBERDAYAAN BADAN USAHA MILIK DESA(BUMDES)
DALAM PENGUATAN EKONOMI DESA PATEMON”
Dosen pengampu :
Ahmad Fajri, M. E.
Disusun oleh :
M. Irfani Maulana (20191207290484)
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN
GENGGONG-KRAKSAAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untuk tercapainya tujuan
nasional yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945. Desa memiliki peranan
penting dalam upaya pembangunan nasional dikarenakan penduduk Indonesia
cenderung bermukim di wilayah pedesaan sehingga hal tersebut memberikan
pengaruh yang cukup besar dalam upaya penciptaan stabilitas nasional. Posisi
desa juga dinilai strategis dalam pembangunan negara karena desa menjadi
dasar dalam identifikasi permasalahan masyarakat hingga pada perencanaan
serta realisasi tujuan negara yang terdapat pada tingkat desa.1
Desa dipandang masih jauh tertinggal dibandingkan dengan kota baik
dari segi ekonomi, kesejahteraan, pendidikan dan fasilitas-fasilitas lainnya.
Pemerintah banyak melakukan program untuk mendorong percepatan
pembangunan pedesaan, tetapi hasilnya belum signifikan dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Salah satu faktor penyebab
kegagalan pembangunan desa adanya besarnya campur tangan pemerintah
sehingga berdampak pada terhambatnya kreativitas serta inovasi masyarakat
desa dalam pengelolaaan dan perekonomian desa. Sebagai lembaga
pemerintahan, desa merupakan ujung tombak pemberian layanan kepada
masyarakat. Sedangkan sebagai entitas kesatuan masyarakat hukum, desa
merupakan basis sistem ke masyarakatan bangsa Indonesia yang sangat
kokoh sehingga dapat menjadi landasan yang kuat bagi pengembangan sistem
politik, ekonomi, sosial-budaya, yang stabil dan dinamis. Sehingga desa
merupakan miniatur dan sample yang sangat baik untuk mengamati secara
1 Edi, fitri, edy, darwanto, jurnal dinamika ekonomi dan bisnis (Pengembangan Desa Mandiri
Melalui Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes)), Vol. 13, No. 01, 2016, 68.
seksama interaksi antara pemerintah dengan masyarakatnya. Dan melalui
desa inilah badan usaha milik desa dapat diselenggarakan dengan mengacu
pada peraturan desa yang didasarkan pada peraturan daerah. Pembentukan
BUMDES bertujuan untuk menerima kegiatan-kegiatan yang berkembang
sesuai adat istiadat, kegiatan-kegiatan tersebut berdasarkan program
Pemerintah dan seluruh kegiatan lainnya yang mendukung upaya peningkatan
pendapatan masyarakat.
Menurut Budiono salah satu cara untuk mendorong pembangunan di
tingkat desa adalah pemerintah desa diberikan kewenangan oleh pemerintah
pusat mengelola secara mandiri lingkup desa melalui lembaga-lembaga
ekonomi di tingkat desa. Lembaga-lembaga tersebut salah satunya adalah
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). BUMDES lahir sebagai suatu
pendekatan baru dalam usaha peningkatan ekonomi desa berdasarkan
kebutuhan dan potensi desa. Pengelolaan BUMDES sepenuhnya dilaksanakan
oleh masyarakat desa, yaitu dari desa, oleh desa, dan untuk desa. Cara Kerja
BUMDES adalah dengan jalan menampung kegiatan-kegiatan ekonomi
masyarakat dalam sebuah bentuk kelembagaan atau badan usaha yang
dikelola secara professional, namun tetap bersandar pada potensi asli desa.
Hal ini dapat menjadikan usaha masyarakat lebih produktif dan efektif.
Kedepan BUMDES akan berfungsi sebagai pilar kemandirian bangsa yang
sekaligus menjadi lembaga yang menampung kegiatan ekonomi masyarakat
yang berkembang menurut ciri khas desa dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa.
Pada pasal 1 UU No. 6 Tahun 2015, BUMDes pada dasarnya
merupakan pilar kegiatan ekonomi di desa yang berfungsi sebagai lembaga
sosial dan komersial. BUMDes sebagai lembaga sosial harus berpihak kepada
kepentingan masyarakat melalui kontribusinya dalam penyediaan pelayanan.
Hal ini sesuai dengan tujuan pendirian sebuah Bumdes pada umumnya, yaitu:
(1) Meningkatkan perekonomian desa, (2) Meningkatkan. Pendapatan Asli
Desa, (3) Meningkatkan pengelolaan potensi desa sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, dan (4) Menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan
ekonomi desa. BUMDes adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa
pelayanan dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat desa.
Maksud dari kegiatan “Pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) dalam penguatan ekonomi desa Patemon” adalah untuk
mewujudkan kemandirian ekonomi desa melalui pengembangan kelembagaan
dan pemberdayaan pengelolaan usaha ekonomi masyarakat yang
dilaksanakan dengan keterlibatan masyarakat, pemerintah, dan swasta
sehingga semua pihak yang berkepentingan didesa berperan optimal dalam
menumbuh kembangkan perekonomian desa.
Serta dalam penguatan ekonomi bukan hanya berbicara tentang
sumber daya apa yang akan dikelola oleh BUMDes melainkan juga
memperhitungkan tentang profit yang diterima desa. Sehingga dalam
pengelolaan BUMDes membutuhkan anggota yang memiliki keahlian dan
keterampilan untuk mengelola sumbet daya yang ada di desa menjadi sesuatu
yang memilki nilai jual yang tinggi.
Keberadaan BUMDES di Desa Patemon diharapkan dapat
mendukung munculnya kembali demokrasi sosial didesa melalui peningkatan
kapasitas masyarakat desa tentang pengelolaan BUMDes secara
berkelanjutan, dan partisipasi masyarakat desa terhadap BUMDes juga tidak
lagi berkurang. Selain itu, BUMDES juga dapat berdiri dengan tujuan sebagai
agen pembangunan daerah dan menjadi pendorong terciptanya sektor
korporasi di pedesaan tetapi dengan biaya produksi dan pengelolaan tidak
terlalu tinggi.
B. FOKUS MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka fokus penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peran Badan Usaha Milik Desa(BUMDES) dalam penguatan
ekonomi desa patemon?
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah di uraikan diatas,
maka dapat dirumuskan bahwa permasalahan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana peran Badan Usaha Milik Desa(BUMDES) dalam penguatan
ekonomi desa patemon?
D. TUJUAN MASALAH
Tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Bagaimana peran Badan Usaha Milik Desa(BUMDES)
dalam penguatan ekonomi desa patemon
E. MANFAAT PENELITIAN
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
terkait menyalurkan inisiatif masyarakat dalam mengembangkan potensi
desa, mengelola dan memanfaatkan potensi sumber daya alam desa, serta
mengoptimalkan sumber daya manusia (warga desa) dalam pengelolaannya.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. PENELITIAN TERDAHULU
NO PENULIS JUDUL PERSAMAAN PERBEDAAN
1 Coristya
Berlian
Ramadana,
Heru
Ribawanto,
Suwondo
“Keberadaan
Badan Usaha
Milik Desa
(Bumdes)
Sebagai
Penguatan
Ekonomi Desa”
Persamaan dari
peelitian ini
dengan penelitian
yang dilakukan
oleh penulis yaitu
: mengukur
tingkat
kesejahteraan
desa melalui
keberadaan badan
usaha milik desa
(BUMDES).
Penelitian ini
membahas tentang
penguatan
ekonomi desa
melalui
keberadaan
BUMDES.
sedangkan yang
diteliti oleh penulis
adalah peran
BUMDES sebagai
penguatan
ekonomi desa.
2 Edy Yusuf
Agunggunanto,
Fitrie Arianti,
Edi Wibowo
Kushartono &
Darwanto.
“Pengembangan
Desa Mandiri
Melalui
Pengelolaan
Badan Usaha
Milik Desa
(BUMDES).
Persamaan dari
penelitian ini
dengan penelitian
yang dilakukan
oleh penulis yaitu
:
mengembangkan
desa mandiri
melalui badan
usah milik desa
(BUMDES).
Penelitian ini
membahas tentang
tata cara
mengelola badan
usaha milik desa
(BUMDES) dalam
membangun desa.
Sedangkan yang
diteliti oleh penulis
adalah
membangun desa
mandiri melalui
BUMDES.
B. LANDASAN TEORI
1. Otonomi Daerah
Otonomi daerah merupakan bagian sistem politik yang diharapkan
memberi peluang bagi warga negara untuk lebih mampu menyumbangkan
daya kreatifitasnya. Dengan demikian, otonomi daerah merupakan
kebutuhan dalam era globalisasi dan reformasi. Tanpa otonomi daerah,
masyarakat akan mengalami kesulitan menempatkan diri sejajar dengan
manusiamanusia lain di berbagai Negara pada saat perdagangan bebas
mulai berlaku.2
Serta dalam pembentukan daerah pada dasarnya untuk
meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat di samping sebagai sarana pendidikan politik
ditingkat lokal. Untuk itu pembentukan daerah harus memerhatikan
berbagai faktor seperti kemampuan ekonomi, potensi daerah, luas wilayah,
kependudukan, dan pertimbangan dari aspek sosial politik, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan, serta pertimbangan dan syarat lain yang
memungkinkan daerah itu dapat menyelenggarakan dan mewujudkan
tujuan dibentuknya daerah dan diberikannya otonomi daerah. Dalam
otonomi daerah, daerah selain diberi kewenangan untuk mengatur, serta
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat, juga diberi kesempatan dalam pembentukan daerah.3 Dan juga,
dalam ekonomi daerah sendiri dapat menimbulkan dampak yang sangat
besar bagi pemerintah daerah.
Hal ini dikarenakan dengan berlakunya undang-undang pemerintah
daerah maka pemerintah daerah mempunyai wewenang penuh dalam
mengadakan pembangunan di daerahnya masing-masing. Prinsip otonomi
2 Coristya, Heru, Suwondo, Jurnal Administrasi Publik (Keberadaan Badan Usaha Milik Desa
(Bumdes) Sebagai Penguatan Ekonomi Desa(Studi di Desa Landungsari, Kecamatan Dau,
Kabupaten Malang)) Vol. 1, No. 6, 1070
3
Desi Sommaliagustina, Jurnal of Governance Innovation (Implementasi Otonomi Daerah Dan
Korupsi Kepala Daerah) Vol 1, No 1, 2019, 48.
daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah
diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan
pemerintahan di luar yang menjadi urusan pemerintahan yang telah
ditetapkan dalam Undang-Undang No.23 Tahun. Hal ini berarti daerah
harus mempunyai sumber pendapatan sendiri, diantaranya adalah yang
bersumber dari pendapatan asli daerah yaitu pajak daerah.4
2. Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
Dalam UU Nomor 32 tahun 2004 dan PP Nomor 72 tahun 2005
diamanatkan bahwa dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan
desa, pemerintah desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa. Dalam hal
perencanaan dan pembentukannya, BUMDes dibangun atas prakarsa
(inisiasi masyarakat), serta mendasarkan pada prinsip-prinsip kooperatif,
partisipatif dan emansipatif, dengan dua prinsip yang mendasari, yaitu
member base dan self help. Hal ini penting mengingat bahwa
profesionalime pengelolaan BUMDes benar-benar didasarkan pada
kemauan (kesepakatan) masyarakat banyak (member base), serta
kemampuan setiap anggota untuk mandiri dalam memenuhi
kebutuhandasarnya (self help), baik untuk kepentingan produksi (sebagai
produsen) maupun konsumsi (sebagai konsumen) harus dilakukan secara
professional dan mandiri.5
Menurut Alkadafi BUMDes sendiri memiliki fungsi sebagai
lembaga komersial melalui penawaran sumberdaya lokal yang bertujuan
untuk mencari keuntungan dan lembaga sosial melalui kontribusi
penyediaan pelayanaan sosial yang berpihak pada kepentingan
masyarakat. BUMDes telah memberikan kontribusi positif bagi penguatan
4
Muhammad Rizki, Muhammad Pratama Azhari dan Gandi Aristomi Rala, Pengaruh Otonomi
Daerah Terhadap Pengelolaan Keuangan Desa
5 Coristya Berlian Ramadana, Heru Ribawanto, Suwondo, Jurnal Administrasi Publik
(Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sebagai Penguatan Ekonomi Desa(Studi di Desa
Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang)) Vol. 1, No. 6, 1073
ekonomi di pedesaan dalam mengembangkan perekonomian masyarakat
khususnya dalam menghadapi Asean Economic Community 2015.6
3. Pemberdayaan BUMDES di desa Patemon
Menurut Sumaryadi, pemberdayaan masyarakat adalah upaya
mempersiapkan masyarakat agar mereka mampu mewujudkan kemajuan,
kemandirian, dan kesejahteraan dalam suasana adil sosial dan
berkelanjutan.
Salah satu bentuk pemberdayaan yang dilakukan oleh BUMDES
yang ada di desa Patemon yaitu dengan cara memberikan pinjaman uang
kepada masyarakat yang membutuhkan untuk di jadikan usahan tani.
Sehingga dari peminjaman uang tersebut, masyarakat dapat
mengembangkan hasil pertanian yang di telah ditekuninya dan juga dapat
membangun desa untuk lebih mandiri dan berkontribusi untuk mengangkat
perekonomian desa.
4. BUMDES sebagai Penguatan Ekonomi Desa
BUMDES merupakan lembaga usaha desa yang dikelola oleh
masyarakat dan pemerintah desa dalam upaya memperkuat perekonomian
desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. Pembentukan
BUMDES didasarkan pada kebutuhan, potensi, dan kapasitas desa sebagai
upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Perencanaan dan pembentukan BUMDES adalah atas prakarsa
masyarakat desa dan terdapat intervensi dari pemerintah desa. Serta
pemerintah desa harus ikut berperan andil pada pembentukan BUMDES
sebagai badan hukum yang berpijak pada tata aturan perundang-undangan
yang berlaku, serta sesuai dengan kesepakatan yang terbangun di
masyarakat desa. BUMDES juga merupakan perwujudan partisipasi
masyarakat desa secara keseluruhan, sehingga tidak menciptakan model
6 Edi, fitri, edy, darwanto, jurnal dinamika ekonomi dan bisnis (Pengembangan Desa Mandiri
Melalui Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes)), Vol. 13, No. 01, 2016, 69.
usaha yang dikuasai oleh kelompok tertentu di tingkat desa. Artinya, tata
aturan yang terwujud adalah mekanisme kelembagaan yang solid.
Penguatan kapasitas kelembagaan akan mengarah pada adanya tata aturan
yang mengikat seluruh anggota. Dengan adanya BUMDES diharapkan
mampu meningkatkan pembangunan yang berdampak bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat desa yang nantinya akan menjadi kesejahteraan
nasional.7
Dalam pembentukan BUMDES di Desa Patemon memiliki tujuan
utama yaitu meningkatkan perekonomian desa, dan juga dengan adanya
BUMDES di desa Patemon yang menyediakan kebutuhan yang diperlukan
oleh masyarakat seperti halnya menjual pakan ternak, dan juga menjual
pupuk tanaman. Serta dengan adanya pemenuhan kebutuhan yang
dilakukan oleh BUMDES di desa Patemon diharapkan dapat berkontribusi
bisa mengangkat perekonomian di desa Patemon.
7 Hillalliatun, Rika, Nina, Dkk. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika (Keberadaan Badan
Usaha Milik Desa (BUMDES) Sebagai Penguatan Ekonomi Desa Abiantuwung) , Vol. 8 No. 1,
2018, 99.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatandan Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian kulitatif pada hakekatnya ialah mengamati
orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka.
B. Kehadiran Peneliti
Dengan itu peneliti di lapangan sangat mutlak hadir atau terjun langsung
dalam melakukan penelitian. Berkenaan dengan hal tersebut, dalam
mengumpulkan data peneliti berusaha menciptakan hubungan yang baik
dengan masyarakat yang menjadi sumber data agar data-data yang diperoleh
betul-betul valid.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dialokasikan di desa besuk kidul, lokasi ini bisa di
wilayah tertentu atau suatu lembaga tertentu dalam masyarakat, untuk
memperoleh data primer.
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian merupakan salah satu bagian penting
dalam penelitian. Yang dimaksud dengan sumber data adalah di mana data
diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini adalah dari sumber data utama
berasal dari hasil wawancara dengan beberapa informan. Dan catatan observasi
tentang kondisi dan kejadian yang ditemui selama di lapangan dan catatan hasil
wawancara.
E. TeknikPengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang valid dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan metode-metode sebagai berikut:
a. Metode Observasi.
Observasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang
diselidiki.
b. Metode Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung
secara lisan di mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan
secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan. Di mana
peneliti ketika melaksanakan tatap muka dengan responden menggunakan
pedoman wawancara yang telah disediakan lebih dahulu.
F. Teknis analisis data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diimformasikan kepada
orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,
menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
G. Tahapan – tahapan penelitian
Tahapan penelitian kualitatif yang peneliti lakukan menyajikan 3 tahapan
yaitu Tahap pralapangan, Tahap pekerjaan lapangan, dan tahapan analisis data.
1. Tahap pra lapangan
Peneliti melakukan observasi memilih lapangan penelitian, mengurus
perizinan, memilih dan memanfaatkan inforamasi. Untuk mendapatkan data
tentang gambaran umum secara tepat pada latar penelitian.
2. Tahap pekerjaan lapangan
Pada tahap ini peneliti sudah masuk pada inti penelitian. Pada tahapan
pelaksanaan ini, peneliti mengumpulkan data sesuai dengan fokus masalah
dan tujuan penelitian. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi,
wawancara, dan studi dokumentasi. Peneliti melakukan wawancara
langsung kepada informan dalam penelitian ini, yaitu Kepala bapak
sekretaris desa besuk kidul.
3. Tahap analisis data
Selanjutnya adalah tahap pengecekan data yang telah di peroleh dari
lapangan dan dikumpulkan selama penelitian berlangsung.
H. Sistematika pembahasan
BAB I : PENDAHULUAN
Ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, sistematika Penelitian.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini menjelaskan tentang peran BUMDes berbasis ekonomi
kerakyatan dalam membangun ekonomi desa besuk kidul.
BAB III : METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan peneliti gambaran umum dari lokasi
penelitian, selain itu juga terdapat uraian data atau temuan yang di
dapatkan dari observasi, dan wawancara.
BAB IV : PEMBAHASAN
Berisi tentang penjelasan temuan yang dari hasil penelitian di lapangan.
BAB V : PENUTUP
Bab terakhir merupakan hasil dari pembahasan, bab ini merupakan
kesimpulan dari rumusan masalah yang penulis uraikan pada proposal
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Febryani, Hillalliatun. 2018. "Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
Sebagai Penguatan Ekonomi Desa Abiantuwung" dalam Jurnal Ilmiah Akuntansi
dan Humanika Vol. 8 (hlm. 95-103). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha,
Singaraja, Bali, Indonesia
Ramadana, Coristya Berlian. 2013. "Keberadaan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) Sebagai Penguatan Ekonomi Desa" dalam Jurnal Administrasi Publik
(JAP), Vol. 1 (hlm. 1068-1076). Malang: Jurusan Administrasi Publik, Fakultas
Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Malang .
Agunggunanto, Edy Yusuf. 2016. "Pengembangan Desa Mandiri Melalui
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)" dalam Jurnal Dinamika
Ekonomi Bisnis (JDEB), Vol. 13 (hlm. 67-81). Semarang: Universitas Diponegoro
Semarang.