1. MARI MEMBIASAKAN DIRI MEMBACA DO’A
SEBELUM BELAJAR
Bismillahirrohmannirrohim ..
Robbii Zidnii ‘Ilmaa, Warzuqnii Fahmaa, Waj’alnii Minash-Shoolihiin
Amiin Ya Robbal ‘Aalamiin
“Ya Alloh Tambahkanlah aku ilmu, Dan berilah aku karunia untuk dapat
memahaminya, Dan jadikanlah aku termasuk golongannya orang-orang yang
shoolih. Ya Alloh kabulkanlah do’aku ini”
3. Tulang merupakan alat gerak pasif karena
tidak dapat bergerak tanpa bantuan otot
dan salah satu rangka atau bagian rangka
tubuh manusia atau binatang.
4. Neoplasia adalah pertumbuhan
sel baru, abnormal, progresif, di
mana sel – selnya tidak pernah
dewasa. Istilah tumor sering
digunakan sebagai pengganti
istilah neoplasma, walaupun
sebenarnya kurang tepat, karena
maka untuk selanjutnya akan
dipakai istilah tumor.
Tumor Tulang adalah istilah yang
dapat digunakan untuk
pertumbuhan tulang yang tidak
normal, tetapi umumnya lebih
digunakan untuk tumor tulang.
seperti osteosarkoma, chondrosa
rkoma, sarkoma Ewing dan
sarkoma lainnya.
Jadi, menurut kami Neoplasma
adalah istilah bahasa kesehatan.
Sedangkan Tumor Tulang adalah
istilah yang sering digunakan/lebih
dipahami oleh Masyarakat.
Perbedaan antara tumor dan kanker
adalah tingkat keganasannya.
Namun, sel-sel nya sama tumbuh
dengan cara abnormal. Kami
menyebut sama abnormalnya sebab
keduanya sama-sama merugikan bagi
kelangsungan hidup Pasien
5. 123
I II III
3 staging pada tumor tulang (neoplasma tulang)
Stage 1: tumor bersifat inaktif
atau laten
Stage 2: tumor bersifataktif
Stage 3: tumor bersifat agresif
Stage I: bila derajat keganasan rendah; I A bila
tumornya masih intrakompratemen (masih di dalam
tulang) dan I B bila tumor sudah ekspansi ke luar
tulang (Errol, dkk 2011)
Stage II: artinya tumor mempunyai derajat keganasan
tinggi; II A, tumor masih intrakompartemen; II B bila
tumor sudah ekstrakompartemen (Errol, dkk 2011)
Stage III: yang berarti tumor sudah bermetastasis.
Dengan menetapkan staging, maka kita dapat
menentukan terapi yang tepat, memperkirakan
prognosis, rekuensi lokal atau metastisis di kemudian
hari
7. BENIGNA BONE TUMOR
OSTEOMAOsteoma sebagai suatu hamartoma
(pertumbuhan jaringan tubuh tidak
ganas) , bukan neoplasma sejati.
Merupakan lesi jinak yang tumbuh
lambat, yang tumbuh pada permukaan
tulang, tidak mengandung tulang
rawan. Paling banyak di dapat pada
tulang tengkorang dan di tulang –
tulang sinus paranasal. Bila tida ada
keluhan tak perlu diobati atau ditindak.
8. - OO Bukan neoplasma sejati
Klinis: didapat terutama pada kaum pria muda yang berusia
antara 10-25 tahun dengan keluhan utama nyeri pada tulang
yang bersangkutan. Nyeri bersifat menetap yang tidak hilang
dengan istirahat dan masik terasa pada waktu malam hari.
Nyeri dapat bersifat ringan sampai hebat.
•Lokasi: dapat mengenai semua tulang, tetapi biasanya
mengenai tulang – tulang panjang seperti femur dan tibia.
•Radiologi: tampak sebagai lesi radiolusen dengan tepi yang
sklerotik. Ukuran lesi tidak lebih dari 1-2 cm.
•Histopatologi: didapat tulang yang belum dewasa dan
osteoid di dalam stroma yang selular dan banyak
vaskularisasinya.
•Diagonisis banding: sclerosing osteomyelitis, abses Brodie.
•Terapi: operatif, dengan melakukan eksisi lengkap nidus;
tepi sklerotik tidak perlu dibuang karena dengan eksisi
nidus, kemudian hari bagian yang sklerotik akan hilang
dengan sendirinya.
BENIGNA BONE TUMOR
Osteoid Osteoma
9. Tumor yang secara histologis gambarannya mirip
dengan osteoid osteoma, tetapi dengan ukuran
yang lebih besar (lebih dari 2 cm).
• Klinis: didapat terutama pada dewasa muda,
dengan keluhan nyeri, pada daerah lesi, sifat
nyeri tidak sama dengan nyeri pada osteoid
osteoma.
• Lokasi: dapat mengenai tulang panjang dan
pendek dengan predileksi pada tulang vertebra
dan tulang pipih.
• Radiologi: tampak lesi osteolitik dengan tepi
yang tidak sklerotik dan ukuran lesi lebih dari 2
cm.
• Histopatologi: mirip dengan osteoid osteoma,
tetapi dengan perangai yang lebih agresif.
• Terapi: eksisi operatif atau kuretasi. Bila defek
yang terjadi besar, maka setelah tindakan
kuretase dilakukan pengisian defek dengan
bone graft.
BENIGNA BONE TUMOR
Osteoblastoma
10. Tumor ini dianggap sebagai suatu
hamartoma (pertumbuhan baru, di mana
sel – selnya tumbuh menjadi dewasa)
• Klinis: didapat pada usia remaja, dengan
keluhan adanya benjolan yang tidak
terasa sakit.
• Lokasi: ditemukan pada bagian metafisis
tulang panjang terutama pada femur
distal, tibia proksimal dan humerus
proksimal.
• Radiologi: bentuknya ada 2 macam, 1)
bertangkai seperti suatu polip atau
pedundulated; 2) mempunyai dasar yang
lebar atau sessile.
• Terapi: bila ada keluhan dilakukan eksisi.
• Prognosis: baik. Komplikasi berupa
degenerasi keganasan (menjadi
kondrosarkoma) kurang lebih 1%.
BENIGNA BONE TUMOR
Osteokondroma
11. Merupakan neoplasma jinak yang
berasal dari dalam rongga sumsum
tulang dianggap sebagai suatu
hamartoma. tidak ada keluhan nyeri.
• Lokasi: paling sering didapat pada
tulang kecil di tangan dan kaki.
• Radiologi: tampak sebagai lesi
radiolusen dengan kemungkinan
adanya bercak – bercak kalsifikasi.
• Terapi: operatif, berupa tindakan
kuretase, kemudian rongga lesi diisi
dengan bone graft. Endromatosis
adalah merupakan bentuk multipel
dari
BENIGNA BONE TUMOR
Kondroma
12. Tumor jarang didapat, biasanya
akan mengenai golongan usia
dibawah 20 tahun.
• Lokasi: paling sering mengenai
tulang humerus, femur, dan
tibia.
• Radiologi: tampak sebagai
osteolitik yang letaknya
eksentrik pada daerah epifisis
tulang panjang dan sering
didapat bercak – bercak
kalsifikasi.
• Terapi: operasi kuret yang
disusul dengan pengisian bone
graft.
BENIGNA BONE TUMOR
Kondroblastoma
13. Tumor jinak yang jarang ditemukan.
Didapatpada usia dekade ke 2-3.
• Lokasi: pada tulang – tulang ekstremitas
bawah di daerah metafisis, terutama di
femur distal dan tibia proksimal.
• Radiologi: tampak sebagai daerah
osteolitik dengan tepi yang sklerotik,
terletak eksentrik di metafisis, korteks
sering mengalami erosi. Dapat
ditemukan adanya reaksi periosteal.
• Terapi: operasi kuret yang diikuti
dengan pengisian bone graft, dengan
cara ini rekurensinya mencapai 25%,
oleh karena itu ada yang menganjurkan
lebih baik dilakukan eksisi lengkap.
BENIGNA BONE TUMOR
Kondromiksoid Fibroma
14. Tumor ini bersifat jinak tetapi secara lokal
dapat bersifat agresif dan destruktif. Mengenai
golongan usia dewasa muda antara 20-35
tahun.
Lokasi: didapat pada epifisis tulang panjang
yang dapat meluas ke metafisis. Tempat yang
sering terkena adalah tibia proksimal, femur
distal, dan radius.
Radiologi: tampak lesi osteolitik dengan tepi
yang jelas atau sklerotik dan multilokar,
memberikan gambaran seperti busa sabun
(soap bubble appearance)
Patologi: tampak stroma yang vaskular dengan
banyak sel-sel raksasa atau datia. Sel datia juga
didapat pada tumor – tumor jinak
Terapi: operatif berupa kuret yang diikuti
dengan pengisian bone graft dan atau dengan
bone cement. Tindakan kuret saja mempunyai
angka rekurensi yang tinggi, mencapai 85%.
BENIGNA BONE TUMOR
GCT (Tumor Raksasa)
15. MALIGNA BONE TUMOR
Osteosarkoma
Tipe
sentral/konvesional/intramedular
Tipe
Perifer/permukaan/justakortikal
Klinis: pria lebih banyak disering dibanding wanita,
dengan perbandingan 2:1. Didapat pada golongan
usia 10-20 tahun. Keluhan utamanya ialah adanya
benjolan yang disertai oleh perasaan nyeri
Lokasi: didapat di metafisis tulang – tulang panjang,
terutama femur distal dan tibia dan humerus
proksimal.
Radiologi: didapat 3 gambaran radiologi, yaitu:
Osteoblastik atau osteoklerotik, diakibatkan oleh
banyaknya pembentukan tumor bone
Histopatologi: gambaran mikroskopiknya bervariasi.
Kriteria diagnostiknya adalah ditemukannya osteoid
di dalam stroma yang ganas. Merupakan
osteosarkoma dengan derajat keganasan tinggi,
dengan sel – sel yang anaplastik, dan memproduksi
osteoid.
Terapi: operatif dengan disertai terapi ajuvan.
berupa radiasi ataupun imunoterapi
Prognosis: pada permulaannya prognosis osteo-sa
adalah buruk, five year survival rate-nya hanya
berkisar antara 10-20%
16. Normal Osteoid Osteoid diperjelas Semua sel
berkeadaan abnormal
(osteosarkoma)
HISTOLOGI
17.
18. MALIGNA BONE TUMOR
Osteosarkoma TelangiektatikTumor ini biasanya dapat meluas dan
mendestruksi korteks serta mengenai
jaringan lunak sekitarnya. Kebanyakan
lesi terletak di metafisis, dan pada
umumnya dapat meluas ke epifisis.
Mikroskopik memperlihatkan massa
tumor mengandung rongga – rongga
yang dipisahkan jaringan ikat dan terisi
darah, menyerupai ABC (aneurysmal
bone cyst). Di dalam septa terdapat sel
– sel ganas dan sel datia (giant cells)
dan dibagian yang lain akan ditemukan
osteoid ganas.
19. Merupakan osteosarkoma yang
berasal di dalam medula
dengan gambaran histologik
memperlihatkan derajat
keganasan rendah.
Mikroskopik akan
memperlihatkan massa tumor
yang mengandung osteoid
ganas, sel – sel yang fibroblastik
dengan inti yang membesar,
pleomorfik, dan disertai
mitosis.
MALIGNA BONE TUMOR
Low grade central osteosarcoma
20. Merupakan tumor yang low grade dan
tumbuh di permukaan tulang.
mikroskopik memperlihatkan trabekula
tulang dengan atau tanpa sel – sel
osteoid ganas dan sel – sel tumor
berbentuk kumparan (spindle cells).
Pemeriksaan CT dan MRI sangat
penting untuk mengevaluasi ukuran
tumor, integritas korteks, serta
keterlibatan jaringan lunak serta
adanya neurovaskular.
MALIGNA BONE TUMOR
Osteosarkoma Parosteal
21. Merupakan tumor yang high grade
dan tumbuh di permukaan tulang
mikroskopik gambarnya serupa
dengan osteosarkoma konvensional
dengan atipia sel yang high grade
dan lace like osteoid. Pola
mineralisasi yang ada bervariasi
tergantung jumlah kondroid atau
matriks tulang yang diproduksi oleh
tumor
MALIGNA BONE TUMOR
High grade surface
osteosarcoma
22. Merupakan tumor ganas yang sel-selnya
membentuk tulang rawan. Tipe yang sekunder
merupakan degenerasi maligna lesi jinak
seperti osteokondroma dan enkondroma.
Didapat pada golongan usia 30-60 tahun:
• Lokasi: terutama mengenai tulang – tulang
pipih seperti pelvis dan skapula, tetapi
dapat juga mengenai tulang panjang seperti
femur dan humerus.
• Radiologi: tampak sebagai lesi osteolitik
dengan bercak-bercak kalsifikasi disertai
dengan destruksi korteks, sehingga tumor
dapat meluas ke jaringan lunak sekitarnya.
• Patologi: tampak sel-sel ganas yang
membentuk tulang rawan. Gambaran
mitosis tidak begitu banyak.
• Terapi: operasi reseksi luas, kalau amputasi.
Terapi ajuvan seperti radioterapi,
kemoterapi tidak menolong.
MALIGNA BONE TUMOR
Kondrosarkoma
23. Merupakan tumor ganas tulang primer yang
menyerang golongan usia muda di bawah usia 20
tahun, dan lebih banyak didapat pada kaum pria.
• Klinis: penderita mengeluh adanya benjolan
yang disertai dengan rasa nyeri. Kemungkinan
ada suhu badan yang meninggi, leukositosis dan
laju endap darah yang meningkat.
• Lokasi: didapat pada tulang-tulang panjang,
paling sering pada tulang femur, tibia, ulna, dan
fibula, dapat juga mengenai tulang pipih.
• Radiologi: tampak proses destruksi tulang
dengan batas yang tidak jelas. Pembentukan
tulang reaktif baru oleh periosteum dapat
berlapis-lapis yang memberikan gambaran
lapisan kulit bawang (onion skin appearance).
• Diagnosis banding: osteomielitis, limfoma
malignum, neuroblastoma metastik.
• Terapi:
Operasi -- > reseksi atau amputasi
Kemoterapi
Radioterapi
Kombinasi dari ke-3 tindakan di atas
MALIGNA BONE TUMOR
Sarkoma Ewing
(gol mielogenik/tumor sel bulat)
24. Merupakan tumor ganas yang lebih banyak
menyerang kaum pria dengan usia di atas 40 tahun.
Klinis: tumor mangakibatkan rasa sakit. Pada
penderita dapat ditemukan anemia, suhu badang
meninggi, berat badan menurun. Dalam darah ada
peninggian kadar gammaglobbulin. Urin
mengandung protein spesifik, yaitu protein Bence
Jones, yang dapat ditemukan pada 50% penderita
mieloma.
Lokasi: akan mengenai beberapa tulang dan di satu
tulang dapat ditemukan lebih dari satu lesi (multipel)
seperti tulang-tulang vertebra, pelvis tengkorak.
Radiologi: di tengkorak lesi estolitik multipel yang
bulat memberikan gambaran punched out.
Terapi: kemoterapi dan radioterapi.
Prognosis: buruk, five years survival rate kurang
lebih 10%. Penderita pada umumnya meninggal 2
tahun setelah diagnosis ditegakkan.
MALIGNA BONE TUMOR
Plasmasitoma
atau Mieloma Multipel
25. Tumor ganas yang gambaran
mikroskopiknya mirip dengan sarkoma
Ewing, tetapi mempunyai perangi klinis
yang berbeda dan prognosisnya lebih baik.
Mengenai tulang panjang, pelvis, dan iga.
• Patologi: secara mikroskopik dibedakan
dari sarkoma Ewing dengan perwanaan
khusus. Sel-sel limfoma ganas tulang
tidak mengandung glikogen (PAS -),
sedangkan sel sarkoma Ewing
mengandung glikoden (PAS +)
• Terapi: bersifat radiosensitif, pemberian
kemoterapi juga menolong. Dalam
keadaan tertentu dapat
dipertimbangkan tindakan amputasi.
MALIGNA BONE TUMOR
Limfoma
Tulang Primer
26.
27. Fibrosarkoma: merupakan tumor ganas yang berasal dari
sel – sel jaringan ikat di dalam rongga sumsum tulang,
jarang didapat.
• Klinis: didapat usia 20-60 tahun, dengan keluhan sakit
pada benjolan yang tumbuh lambat.
• Lokasi: mengenai tulang panjang didaerah epifis,
paling banyak pada tulang femur, tibia, dan humerus.
• Radiologi: tampak sebagai lesi yang radiolusen akibat
dari proses destruksi tulang, batas tumor tidak tegas.
• Patologi: didapat gambaran tumor ganas dengan
adanya anaplasia, mitos tetapi tidak ada pembentuan
osteoid/tulang atau tulang rawan. Gambaran
mikroskopiknya sama dengan fibrosarkoma jaringan
lunak.
• Terapi: pada stadium dini dapat diusahakan tindakan
limb saving atau limb salvage. Bila tidak, mungkin
karena tumor sudah mencapai stadium lanjut, maka
dilakukan amputasi. Tumor bersifat radioresisten.
• Prognosis: five years survival rate lebih kurang 25-30%
MALIGNA BONE TUMOR
Fibromasarkoma
28. 1. Faktor genetik atau keturunan dimana bisa diturunkan dari embrionik mesoderm.
2. Virus: Virus dapat dianggap bisa menyatukan diri dalam sel sehingga mengganggu
generasi mendatang dari populasi sel.
3. Agens fisik
4. Pemajanan terhadap radiasi pengionisasi dapat terjadi saat prosedur radiografi
berulang
5. Agens Hormonal Pertumbuhan tumor kemungkinan dapat dipercepat dengan adanya
gangguan dalam keseimbangan hormon.
6. Kegagalan Sistem Imun: Kegagalan sisem imun untuk berespon dengan tepat
terhadap sel-sel maligna memungkinkan tumor tumbuh sampai pada ukuran yang
terlalu besar.
7. Agens kimia: Kebanyakan zat kimia yang berbahaya menghasilkan efek-efek toksik
dengan menggunakan struktur DNA pada bagian-bagian tubuh (zat warna amino
aromatik, anilin, nikel, seng, polifinil chlorida).
8. Infeksi: Keganasan pada jaringan lunak dan tulang dapat juga disebabkan oleh infeksi
parasit, yaitu filariasis.
9. Trauma: Sekitar 30 % kasus keganasan pada jaringan lunak mempunyai riwayat
trauma..
ETIOLOGI TUMOR TULANG
29. 1. Angka kejadian tumor tulang bila dibandingkan dengan tumor jenis lain
adalah kecil, yaitu hanya kurang lebih 1% dari seluruh tumor di tubuh
manusia. Tumor bersifat ganas bila tumor berkemampuan untuk
menyebar ke tempat lain (mampu bermetastisis) dan dikatakan jinak bila
tidak mampu untuk bermetastasis. Paru – paru merupakan organ yang
paling sering dihinggapi oleh anak sebar tumor ganas.
2. Perbedaan antara tumor tulang premier merupakan tumor tulang di
mana sel tumornya berasal dari sel – sel yang membentuk jaringan
tulang, sedangkan tumor tulang sekunder merupakan anak sebar tumor
ganas organ non-tulang yang bermetastasis ke tulang (Errol, dkk 2011)
3. Menurut laporan WHO, sarcoma tulang kira – kira 0,2% dari keseluruhan
neoplasma. Di Amerika dan Eropa didapatkan angka 0,8 kasus per
100.000 populasi, di Brazil dan Argentina didapatkan angka lebih tinggi,
yaitu 1,5 – 2 per 100.000 populasi, sedangkan di Israel 1,4 100.000
populasi. Yang terbanyak ditemukan adalah osteosarcoma (35%) disusul
oleh chondrosarcoma (25%) Ewing’s sarcoma (16%), chondroma (8%),
dan malignant fibrous histiocytoma (MFH) (5%).
EPIDEMIOLOGI TUMOR TULANG
33. PEMERIKSAAN RADIOLOGIK
FOTO POLOS: tumor sering ditemukan pada usia tertentu. Untuk
mendapatkan hasil diagnostik yang paling baik, paling sedikit
diperlukan beberapa data misal: umur, lokasi tumor, pattern lesi,
motheaten. permeatif
1. UMUR
37. PEMERIKSAAN RADIOLOGIK
5. Reaksi Periosteal: Reaksi periosteal ditemukan pada keadaan hiperemia,
inflamasi, atau tumor, digunakan untuk menilai aktivitas lesi dan aktivitas biologik.
Dibagi atas 3 reaksi yakni: reaksi periosteal kontinyu, diskontinyu, dan kompleks
38. SCANNING NUKLIR: melihat kondisi tulang secara menyeluruh, harganya murah tetapi
tidak spesifik.
(CT SCAN): Pemeriksaan ini baik untuk melihat lesi pada bagian sentral tulang, dapat
melihat kerusakan kotreks serta klasifikasi jaringan lunak, perluasan tumor, dan
keterlibatan sistem neurovaskular.
ANGIOGRAFI: Angiografi merupakan pemeriksaan yang jarang dilakukan pada kasus –
kasus tumor tulang.
USG: Kegunaannya untuk membedakan jenis tumor kistik atau solid, tumor bersifat
hipervaskular atau tumor bersifat sebagai AVM dengan menggunakan colour Doppler.
MRI: untuk evaluasi tumor jaringan lunak dan tulang oleh karena dapat melihat lesi
tumor dalam potongan multiplanar, sagital, aksial, dan koronal, tidak ada radiasi.
Kelemahan MRI adalah sulit melihat kalsifikasi, dan biaya pemeriksaan yang cukup
mahal untuk saat ini.
PEMERIKSAAN RADIOLOGIK
39. • BIOPSI JARINGAN: Jaringan biopsi sangat penting untuk menegakkan
diagnosis histologik yang pasti, sebelum menentukan pengobatan yang akan
diberikan. Tindakan biopsi ini disamping dilakukan untuk lesi tulang yang
mencurigakan. Pendapat yang menyatakan bahwa tindakan biopsi ini akan
berhubungan dengan penyebaran tumor ganas. Namun, menurut Spju, dkk tidak
ada bukti yang objektif. Untuk menjamin supaya cairan yang dipergunakan pada
pemrosesan jaringan dengan baik, dianjurkan untuk:
1. agar supaya ketebalan jaringan tidak melebihi 3-4 milimeter.
2.cairan fiksasi harus segar supaya tidak terjadi kerusakan jaringan. jumlahnya
paling sedikit 10 kali besarnya jaringan.
3. Cairan formalin yang dipergunakan harus di buffer untuk mencegah
pembentukan pigmen formalin dan formicacid
4. fiksasi dengan cairan formalin ini disarankan tidak melebihi 12 jam
5. menggunakan alat shaker untuk menjamin cairan masuk ke jaringan dengan baik
6. jaringan dicuci dalam air mengalir selama 12 jam supaya menghasilkan pulasan
hematoksilin-eosin (HE) yang baik.
PEMERIKSAAN PATOLOGI
42. KEMOTERAPI AJUVAN: Kemoterapi ajuvan terbukti mengurangi angka
kejadian metastasis paru, sehingga tindakan pembedahan masih
dimungkinkan.
KEMOTERAPI NEO-AJUVAN: kemoterapi neo-ajuvan digunakan untuk mencegah
kemungkinan terjadinya metastasis paru, juga sebagai cara untuk mengurangi
kemungkinan timbulnya resistensi obat dari sel tumor. Keuntungan lain dari
pemberian kemoterapi seperti ini adalah membuat downstaging tumor
dengan cara mengurangi besarnya ukuran tumor dan jaringan sekitar, sehingga
terbentuk reactive rim yang membatasi tumor dalam calcified periosteum.
RADIASI: Radiologi atau terapi radiasi adalah pengobatan dnegan
menggunuakan sinar pengion, yang saat ini merupakan salah satu jenis
terapi penting untuk penyakit kanker di samping pembedahan dan
kemoterapi. Sinar pengion adalah gelombang elektromagnetik (foton)
atau partikel berenergi yang akan menimbulkan proses ionisasi bila
melewati berbagai materi termasuk materi biologik.
PENATALAKSANAAN
44. AUDIENCE BERTANYA
Pertanyaan dari Ismiatul Hasanah, menanyakan tentang:
“pada teori menyatakan bahwa lelaki lebih beresiko terkena penyakit ini (tumor
tulang). Jadi, pertanyaan saya adalah mengapa lelaki lebih berisiko, apakah faktor
dari luar atau faktor dari dalam? Atau keduanya?
Kami menjawab:
“menurut kami segala sesuatu penyakit itu pasti terjadi karena ada
faktor pemicunya yaitu faktor yang paling sering adalah faktor
eksternal (luar) tubuh, seperti gaya hidup (rokok, kopi, alkohol yang
sering dikonsumsi), aktivitas sehari-harinya, atau bisa juga karena
faktor internal (dalam) tubuh seperti adanya penyakit keturunan,
degeneratif, atau bahkan bisa jadi karena sistem hormonal kita sendiri,
dan yang mana menurut kami golongan darah juga dapat menentukan
kekebalan sistem imun (antibodi)
45. AUDIENCE BERTANYA
Pertanyaan dari Leli Rezky Dwi Oktavia,
menanyakan tentang:
“1. pada jenis tumor Maligna:
Osteosarcoma menunjukkan bahwa
osteoid diproduksi oleh sel anasplastik
yang mana hasil miskroskopik juga
menunjukkan bahwa osteoid mengalami
pelebaran yang mengartikan kejadian
tersebut mengartikan tidak adanya proses
mineralisasi, adakah tindakan medis yang
bisa menipiskan kembali sel tersebut
sehingga dapat memproses mineralisasian
kembali?
2. lalu, yang saya lihat dari jenis-jenis
tumor yang ada diteori-teori tadi pada
intinya sama, hal apakah yang paling
membedakan jenis-jenis tumor tersebut?”
Kami menjawab:
“menurut kami pertanyaan yang pertama ialah:
1. Tidak ada tindakan untuk mengembalikan osteoid
kembali menjadi tipis sehingga bisa memproses
mineralisasi, sebab osteoid telah diproduksi oleh
sel anaplastik (sel tumor). Kemungkinan ada, tetapi
kami masih belum tahu akan tentang hal itu.
Namun, yang kami jelas ketahui ialah tindakan
kemoterapi ajuvan, radiasi, dll yg bersifat sinar x
yang di yakini mampu mengurangi terjadinya
proses mikroorganisme dari sel-sel tumor tersebut
sebelum diberi tindakan lebih lanjut yakni
pembedahan. Hal yang paling terpenting menurt
kami ialah “apakah sel-sel tumor sudah
bermetastisis (menyebar) ke organ lainnya”
2. Memang benar dikatakan oleh saudari Leli bahwa
sahnya jenis-jenis tumor terlihat sama dari segi
klinis. Namun, yang membuat berbeda ialah jenis
sel tumor-tumornya yang telah dilihat di
mikroskopik, cara penyebarannya, tingkat
keganasanya, serta besar kecil odema (benjolan)
yang terjadi
46. AUDIENCE BERTANYA
Pertanyaan dari Rizal Komarul Iman,
menanyakan tentang:
“Apakah sel tumor tulang ini dapat
menyebar ke otak? Jika iya bagaimana
patofisiologinya?”
Kami menjawab:
Tentu saja bisa, dalam definisi neoplasma menyatakan
bahwa pertumbuhan sel yang abnormal hanya saja sel-
selnya ini tidak tumbuh menjadi dewasa. Di dalam tulang
juga tidak sepenuhnya terisi oleh tulang, tidak! Tetapi,
tentu saja ada salurah darah gunanya untuk mengatur
pergerakan agar lebih fleksibel, otot saja tidak cukup,
bukankah begitu? Tubuh kita ini hampir 99% mempunyai
saluran darah bahkan isi dari tubuh kita yang paling utama
bisa dilihat ialah darah. Tubuh kita pun juga membutuhkan
sebuah oksigen sehingga tubuh juga membutuhkan suatu
aliran maka di ciptkalah oleh sang Maha Kuasa 2 saluran
darah yang paling penting serta saluran-saluran yang lain.
Semua sel tumor jinak maupun ganas sama-sama
merugikan, mengapa? Karena keduanya memproduksi sel
abnormal . Tidak ada manusia yang menginginkan sel-sel
abnormal . Jadi, apabila sel yang awalnya tergolong jinak
itu dapat bergenerasi, kemudian bermutasi di satu lokasi,
jika dapat/mampu bermestatisis (menyebar) melalui
saluran darah. Dia tidak akan pandang bulu, sel-sel
abnormal tersebut akan memasuki organ-orang yang
diinginkannya. Tetapi yang paling sering atau yang utama
diserang ialah bagian organ paru-paru.
47. MARI MEMBIASAKAN DIRI MEMBACA DO’A
SESUDAH BELAJAR
Bismillahirrohmannirrohim ..
Aallohumma Arinal Haqqo Haqqon Warzuqnattibaa’ahu. Wa
Arinalbaathila Baa-Thilan Warzuqnajtinaabahu
“Ya Alloh, tunjukkanlah kepada kami kebenaran sehinggga kami dapat
mengikutinya. Dan tunjukkanlah kepada kami kejelekan sehingga kami dapat
menjauhinya”