SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 23
PENDAHULUAN


LATAR BELAKANG


     Apabila kita berbicara tentang pajak, banyak sekali pemikiran-pemikiran yang terbesit
didalam pikiran bahwa membayar pajak adalah suatu tidak penting bagi kita, pajak itu hanya
bikin pusing saja ada pajak penghasilan, pajak kendaraan bermotor, pajak bumi dan bangunan,
dsb. Ada yang berpendapat bahwa ngurusin pajak itu buat apa lebih baik kita mengurusi diri kita
sendiri buat makan aja masih ngems-ngemis dijalan daripada kita mengurusi pajak malah kita
yang gak makan nantinya, ada yang bilang buat apa bayar pajak, pajak itu yang menikmati
pemerintah hasilnya, kita cuman membayar pajak, kita dijadikan sapi perahnya pemerintah. Kita
banting tulang mencari uang dengan keringat mereka malah seenaknya saja meminta uang kita.
ada yang bilang membayar pajak itu hanyalah akal-akalan pemerintah untuk bisa menambah
kekayannya saja, ada yang setuju membayar pajak karena memlihat fungisnya berguna untuk
masyarakat banyak, tetapi ada yang acuh dan acuh saja mereka malas memberikan pendapat dan
bayar saja toh aku juga masih kaya mau pajak sbesar apapun bisa kubayar Dan masih saja
pendapat diluar sana pendapat-pendapat tentang pajak. Anda tentu saja tidak mungkin lupa
dengan kasus-kasus yang namanya sangat terkenal sampai dibuatkan lagu yaitu si “GAYUS
TAMBUNAN” dan “PAULUS TUMEWU” . hal ini membuat saya berpikir ada dua pemikiran
yang saya ambil yaitu positif dan negative dari pajak kalau hal ini dibiarkan tanpa dijelaskan apa
itu pajak dalam dan pentingnya membayar pajak lama-lam rakyat indonesia terpecah menjadi
dua pemikiran :


       Pemikiran yang pertama bahwa membayar pajak itu hanya sia-sia belaka dan merugikan
       diri sendiri. Saya sebagai masyarakat Indonesia hanya dianggap sebagai sapi perah saja.
       Fasilitas yang mana mau dibangun sama pemerintah buktinya saja seperti jembatan
       daerah Kalimantan Timur atau tepatnya tenggarong bisa rubuh seperti itu.
       Pemikiran yang kedua membayar pajak itu penting selain itu sebagai kewajibanku sebgai
       masyarakat bangsa Indonesia, membayar pajak adalah salah satu caraku untuk bersinergi
dengan bahwa banyak bangsa ini dan membantu membangun fasilitas yang dibutuhkan
       oleh masyarakat Indonesia serta fasilitas kemanan Negara.


     Hal ini tentu saja secara tidak langsung membuat perepecahan dimasyarakat, ada yang pro
dengan pajak dan ada yang kontra dengan pajak, bahkan lebih parahnya lagi masyarakat
Indonesia ada yang tidak mau membayar pajak padahal kita tau bahwa pajak itu sangat berguna
bagi bangsa Indonesia. kalu tidak membayar pajak dari manakah lagi pendapatan Negara kita ini,
kalau tidak membayar pajak, darimankah fasilitas penting yang selama ini kita nikmati seperti
halnya sekolah, rumah sakit, dll. Dan yang terpenting lagi bagaimana nasib msyarakat yang
kurang beruntung seperti halnya saya sebagai penulis ini yang masih beruntung bersekolah dan
bisa membaca dan menulis. Uang yang kita berikan kepada perintah itu termasuk disana di
alokasilan oleh pemerintah gunannya untuk mensejahterakan rakyat-rakyat yang didaerah
pelosok yang masih kekurangan air bersih, masih       kekurangan pangan, masih kekurangan
fasilitas rumah sakit dan yang penting lagi didesa-desa pelosok yang jauh dari keramainan kota
tersebut masih belum bisa membaca dan menulis. Ini hanya sekedar pendapat saya untuk lebih
jelasnya mari kita membahas tentang pengertian pajak, fungsinya, asas-asas membayar pajak dan
yang paling penting dalam makalah ini saya akan membahas tentang kasus-kasus pajak dan
analisis serta penyelesaiannya. Agar semuanya jelas dan tak ada lagi terjadi dualisme antara
pemerintah dan masyarakat dalam urusan pajak.


RUMUSAN MASALAH


   Secara singkat saya disini akan saya jabarkan sejarah, tujuan, fungsi, asas-asas dalam hukum
pajak, jenis-jenis pajak serta bagaimana analisis penerapan hukum tentang kasus pajak “ Paulus
Tumewu" ?
PEMBAHASAN


SEJARAH SINGKAT PAJAK

        1
            Apabila ditinjau dari sejarahnya, masalah pajak ini sudah ada sejak jaman dahulu kala,
walaupun saat itu belum dinamakan pajak. Pada jaman dahulu tersebut “ pajak “ yang dimaksud
merupakan suatu pemberian yang bersifat sukarela, yang diberikan oleh rakyat kepada rajanya.
Besar kecilnya pemberian sukarela tersebut ditentukan/ditetapkan oleh pihak rakyat.
Perkembangan selanjutnya pemberian itu berubah menjadi pemberian yang sifatnya dipaksakan
dalam arti pemberian tersebut bersifat wajib, dan segala ketentuannya ditetapkan oleh negara
secara sepihak.


        Pemberian yang bersifat wajib tersebut yang juga biasa disebut dengan upeti. Maka yang
semula merupakan pemberian berubah menjadi pungutan. Namun menurut negara bahwa
pungutan yang dikenakan tersebut adalah sesuatu hal yang wajar karena kebutuhan negara akan
dana semakin besar dalam rangka untuk memelihara kepentingan negara, yang meliputi
kebutuhan untuk mempertahankan negara dan melindungi rakyatnya dari serangan musuh, serta
untuk melaksanakan pembangunan.


        Dengan demikian sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan negara baik dibidang ekonomi, sosial maupun kenegaraan. Dan
dari perkembangan pemungutan pajak tersebut, hingga kini yang namanya pungutan tersebut
tetap ada, yaitu yang disebut dengan pajak. Dimana segala ketentuan tentang pemungutan pajak
tersebut tidak lagi ditentukan oleh rakyat sepihak atau ditentukan oleh negara secara sepihak,
tetapi ditentukan oleh rakyat dan negara secara bersama-sama.




1
    http://ndeso-go-blog.blogspot.com/2011/12/sejarah-pajak.html
Tujuan Pajak dan Fungsi Pajak

         2
             Fungsi pajak tidak terlepas dari tujuan pajak, sementara tujuan pajak tidak terlepas dari
tujuan negara. Dengan demikian tujuan pajak harus diselaraskan dengan tujuan negara yang
menjadi landasan tujuan pemerintah. Baik tujuan pajak maupun tujuan negara semuanya berakar
pada tujuan masyarakat. Tujuan masyarakat inilah yang menjadi falsafah bangsa dan negara.
Oleh karena itu tujuan dan fungsi pajak tidak mungkin lepas dari tujuan dan fungsi yang
mendasarinya. Sehingga pajak yang dipungut dari masyarakat hendaknya dipergunakan untuk
keperluan masyarakat itu sendiri.


         Masalah pajak itu sendiri adalah masalah masyarakat dan negara. Dan setiap orang yang
hidup dalam suatu negara pasti atau harus berurusan dengan masalah pajak. Oleh karena itu
masalah pajak juga menjadi masalah seluruh rakyat dalam negara tersebut. Dengan demikian
setiap orang sebagai anggota masyarakat harus mengetahui segala permasalahan yang
berhubungan dengan pajak, baik fungsinya, asas-asasnya, jenis-jenis pajak yang berlaku
dinegaranya, tata cara pembayarannya serta hak dan kewajiban sebagai wajib pajak.

         3
             Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di
dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk
membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal diatas
maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

             Fungsi anggaran (budgetair)

             Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-
             pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan
             pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan
             pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai,
             belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan,

2
    http://ndeso-go-blog.blogspot.com/2011/12/fungsi-pajak.html
3
    http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak#Fungsi_pajak
uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi
pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai
kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan ini terutama
diharapkan dari sektor pajak.

Fungsi mengatur (regulerend)

Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan
fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya
dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri,
diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka melindungi produksi
dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.

Fungsi stabilitas

Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang
berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa
dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan
pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.

Fungsi redistribusi pendapatan

Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua
kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat
membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat.
Asas pemungutan

Asas pemungutan pajak menurut pendapat para ahli

        4
            Untuk dapat mencapai tujuan dari pemungutan pajak, beberapa ahli yang mengemukakan
tentang asas pemungutan pajak, antara lain

      a. Menurut Adam Smith dalam bukunya Wealth of Nations dengan ajaran yang terkenal
            "The Four Maxims", asas pemungutan pajak adalah sebagai berikut.

                   Asas Equality (asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas keadilan):
                   pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara harus sesuai dengan kemampuan
                   dan penghasilan wajib pajak. Negara tidak boleh bertindak diskriminatif terhadap
                   wajib pajak.

                   Asas Certainty (asas kepastian hukum): semua pungutan pajak harus berdasarkan
                   UU, sehingga bagi yang melanggar akan dapat dikenai sanksi hukum.

                   Asas Convinience of Payment (asas pemungutan pajak yang tepat waktu atau
                   asas kesenangan): pajak harus dipungut pada saat yang tepat bagi wajib pajak
                   (saat yang paling baik), misalnya disaat wajib pajak baru menerima
                   penghasilannya atau disaat wajib pajak menerima hadiah.

                   Asas Efficiency (asas efisien atau asas ekonomis): biaya pemungutan pajak
                   diusahakan sehemat mungkin, jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak
                   lebih besar dari hasil pemungutan pajak.

      b. Menurut W.J. Langen, asas pemungutan pajak adalah sebagai berikut:

                   Asas daya pikul: besar kecilnya pajak yang dipungut harus berdasarkan besar
                   kecilnya penghasilan wajib pajak. Semakin tinggi penghasilan maka semakin
                   tinggi pajak yang dibebankan.


4
    http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak#Asas_pemungutan
Asas manfaat: pajak yang dipungut oleh negara harus digunakan untuk kegiatan-
          kegiatan yang bermanfaat untuk kepentingan umum.

          Asas kesejahteraan: pajak yang dipungut oleh negara digunakan untuk
          meningkatkan kesejahteraan rakyat.

          Asas kesamaan: dalam kondisi yang sama antara wajib pajak yang satu dengan
          yang lain harus dikenakan pajak dalam jumlah yang sama (diperlakukan sama).

          Asas beban yang sekecil-kecilnya: pemungutan pajak diusahakan sekecil-
          kecilnya (serendah-rendahnya) jika dibandingkan dengan nilai obyek pajak
          sehingga tidak memberatkan para wajib pajak.




c. Menurut Adolf Wagner, asas pemungutan pahak adalah sebagai berikut:

          Asas politik finansial: pajak yang dipungut negara jumlahnya memadai sehingga
          dapat membiayai atau mendorong semua kegiatan negara.

          Asas ekonomi: penentuan obyek pajak harus tepat, misalnya: pajak pendapatan,
          pajak untuk barang-barang mewah

          Asas keadilan: pungutan pajak berlaku secara umum tanpa diskriminasi, untuk
          kondisi yang sama diperlakukan sama pula.

          Asas administrasi: menyangkut masalah kepastian perpajakan (kapan, dimana
          harus membayar pajak), keluwesan penagihan (bagaimana cara membayarnya)
          dan besarnya biaya pajak.

          Asas yuridis: segala pungutan pajak harus berdasarkan Undang-Undang.
Asas Pengenaan Pajak

     Agar negara dapat mengenakan pajak kepada warganya atau kepada orang pribadi atau
badan lain yang bukan warganya, tetapi mempunyai keterkaitan dengan negara tersebut, tentu
saja harus ada ketentuan-ketentuan yang mengaturnya. Sebagai contoh di Indonesia, secara tegas
dinyatakan dalam Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 bahwa segala pajak untuk
keuangan negara ditetapkan berdasarkan undang-undang. Untuk dapat menyusun suatu undang-
undang perpajakan, diperlukan asas-asas atau dasar-dasar yang akan dijadikan landasan oleh
negara untuk mengenakan pajak. Terdapat beberapa asas yang dapat dipakai oleh negara sebagai
asas dalam menentukan wewenangnya untuk mengenakan pajak, khususnya untuk pengenaan
pajak penghasilan. Asas utama yang paling sering digunakan oleh negara sebagai landasan untuk
mengenakan pajak adalah:

   1. Asas domisili atau disebut juga asas kependudukan (domicile/residence principle):
       berdasarkan asas ini negara akan mengenakan pajak atas suatu penghasilan yang diterima
       atau diperoleh orang pribadi atau badan, apabila untuk kepentingan perpajakan, orang
       pribadi tersebut merupakan penduduk (resident) atau berdomisili di negara itu atau
       apabila badan yang bersangkutan berkedudukan di negara itu.




   2. Asas sumber: Negara yang menganut asas sumber akan mengenakan pajak atas suatu
       penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan hanya apabila
       penghasilan yang akan dikenakan pajak itu diperoleh atau diterima oleh orang pribadi
       atau badan yang bersangkutan dari sumber-sumber yang berada di negara itu. Contoh:
       Tenaga kerja asing bekerja di Indonesia maka dari penghasilan yang didapat di Indonesia
       akan dikenakan pajak oleh pemerintah Indonesia.




   3. Asas kebangsaan atau asas nasionalitas atau disebut juga asas kewarganegaraan
       (nationality/citizenship principle): Dalam asas ini, yang menjadi landasan pengenaan
       pajak adalah status kewarganegaraan dari orang atau badan yang memperoleh
penghasilan. Berdasarkan asas ini, tidaklah menjadi persoalan dari mana penghasilan
           yang akan dikenakan pajak berasal. Seperti halnya dalam asas domisili, sistem pengenaan
           pajak berdasarkan asas nasionalitas ini dilakukan dengan cara menggabungkan asas
           nasionalitas dengan konsep pengenaan pajak atas world wide income. Terdapat beberapa
           perbedaan prinsipil antara asas domisili atau kependudukan dan asas nasionalitas atau
           kewarganegaraan di satu pihak, dengan asas sumber di pihak lainnya. Pertama, pada
           kedua asas yang disebut pertama, kriteria yang dijadikan landasan kewenangan negara
           untuk mengenakan pajak adalah status subjek yang akan dikenakan pajak, yaitu apakah
           yang bersangkutan berstatus sebagai penduduk atau berdomisili (dalam asas domisili)
           atau berstatus sebagai warga negara (dalam asas nasionalitas). Di sini, asal muasal
           penghasilan yang menjadi objek pajak tidaklah begitu penting. Sementara itu, pada asas
           sumber, yang menjadi landasannya adalah status objeknya, yaitu apakah objek yang akan
           dikenakan pajak bersumber dari negara itu atau tidak. Status dari orang atau badan yang
           memperoleh atau menerima penghasilan tidak begitu penting. Kedua, pada kedua asas
           yang disebut pertama, pajak akan dikenakan terhadap penghasilan yang diperoleh di
           mana saja (world-wide income), sedangkan pada asas sumber, penghasilan yang dapat
           dikenakan pajak hanya terbatas pada penghasilan-penghasilan yang diperoleh dari
           sumber-sumber yang ada di negara yang bersangkutan.

Jenis Pajak


         Setelah kita mengetahui sejarah singkat itu pajak tujuan dan funsgsi pajak itu sendiri serta
asas-asasnya mari sekarang bagaiman kita pelajari tentang jenis-jenis pajak. 5Di tinjau dari segi
Lembaga Pemungut Pajak dapat di bagi menjadi dua jenis yaitu:

Pajak Negara

         Sering disebut juga Pajak pusat yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat yang
terdiri dari:

           Pajak Penghasilan

5
    http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak#Jenis_Pajak
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

       Bea Materai

       Bea Masuk

Pajak Daerah

Sesuai UU 28/2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, berikut jenis-jenis Pajak Daerah:

       Pajak Provinsi terdiri dari:

   1. Pajak Kendaraan Bermotor;
   2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
   3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
   4. Pajak Air Permukaan; dan
   5. Pajak Rokok.

       Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri atas:

   1. Pajak Hotel;
   2. Pajak Restoran;
   3. Pajak Hiburan;
   4. Pajak Reklame;
   5. Pajak Penerangan Jalan;
   6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
   7. Pajak Parkir;
   8. Pajak Air Tanah;
   9. Pajak Sarang Burung Walet;
   10. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan
   11. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
ANALISIS TERHADAP PENERAPAN HUKUM DALAM KASUS PAJAK PAULUS
                                           TUMEWU

     Setelah kita mengetahui sejarah pajak, tujuan pajak, jenis pajak serta asas-asas pajak
sekrang mari kita masuk dalam bagian penting makalah penting yaitu analisis kasus pajak oleh
Paulus Tumewu. kita tahu salah satu ciri dari sistem pemungutan pajak di Indonesia adalah 6self
assessment system. Sistem tersebut lebih memandang Wajib Pajak sebagai subjek dan bukan
objek semata. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak menurut undang-undang sekarang sama dengan
fiskus . Agar suatu Self assessment system berhasil, tidak hanya diperlukan pengetahuan yang
cukup dari wajib pajak. Tanpa dilandasi oleh kesadaran , kejujuran, dan kedisiplinan yang
memadai, maka kepercayaan yang diberikan kepada Wajib Pajak (WP) dapat disalahgunakan.
Untuk itu Administrasi perpajakan harus berperan aktif dalam melaksanakan pengendalian
administrasi pemungutan pajak yang meliputi tugas-tugas pembinaan, pelayanan, pengawasan,
dan penerapan sanksi perpajakan.

     Salah satu pengendalian administrasi pemungutan pajak adalah dengan adanya kewajiban
untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) dengan benar dan lengkap seperti yang
tercantum dalam Pasal 3 UU KUP, Seperti yang kita ketahui belakangan ini muncul pemberitaan
berbagai kasus pajak seperti kasus “Gayus Tambunan” dan “Paulus Tumewu”, tapi yang menjadi
ANALISIS dari makalah ini adalah 7kasus penghentian penyidikan kasus Penggelapan Pajak
“Paulus Tumewu” yang Berdasar hasil penyelidikan, Paulus diduga melakukan tindak pidana
perpajakan yang berhubungan dengan Surat Pemberitahuan karena tidak melaporkan sebagian
penghasilan (telah melanggar ketentuan pasal 39 ayat (1) UU nomor 16 tahun 2000 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) sebelum perubahan oleh UU No 28
tahun 2007 ) yaitu, menyampaikan Surat Pemberitahuan dan/atau keterangan yang isinya tidak
benar atau tidak lengkap dan telah P-21 (berkas dinyatakan lengkap) oleh Kejaksaan atas dasar
surat permohonan dari Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, agar Jaksa Agung

6
  http://kedanta.tripod.com/karya.html
  http://pajaktaxes.blogspot.com/2011/02/sistem-self-assessment.html
7
  http://www.ortax.org/ortax/?mod=berita&page=show&id=9134&q=perpajakan&hlm=95
mengeluarkan surat untuk menghentikan kasus Paulus Tumewu. Surat permohonan itu dibuat
atas surat permohonan dari Paulus Tumewu yang telah melunasi utang pajaknya ke Menkeu (Sri
Mulyani). Yang akhirnya Dibalas Menkeu dengan memberi disposisi ke Sekjen Depkeu yang
menyatakan Paulus dikenakan denda 400 persen dari hutang pokok pajak. Paulus meminta
Menkeu mengusulkan ke Jaksa Agung menghentikan penyidikan dan penuntutan atas dirinya.

       Dan akhirnya memang berkas kasus pidana pajak “Paulus Tumewu” yang telah P-21 itu
tidak berlanjut ke Pengadilan. Padahal di dalam ketentuan Pasal 39 itu sanksi pidananya bukan
alternatif tetapi kumulatif yaitu pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6
(enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.
sehingga pemberhentian penyidikan/ pengeluaran 8SKPP tersebut oleh sebagian kalangan di
anggap ada intervensi dari Menteri Keuangan.

       Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam berbagai macam literatur dapat ditemukan
berbagai pengertian atau definisi tentang pajak dari berbagai pakar yang satu sama lain ada
kesamaan dan ada juga perbedaan, sehingga supaya pengertian atau definisi ini bisa diterima
semua kalangan maka di ambillah pengertian. 9“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.                    Undang-undang KUP sendiri telah
mengalami tiga kali perubahan sejak diundangkan pertama kali dengan UU Nomor 6 Tahun
1983 yang mulai berlaku sejak 1 Januari 1984. Perubahan pertama dilakukan dengan UU Nomor
9 Tahun 1994 dan mulai berlaku 1 Januari 1995. Perubahan kedua dilakukan dengan UU Nomor
16 Tahun 2000 dan mulai berlaku tanggal 1 Januari 2001. Perubahan terakhir dilakukan dengan
UU Nomor 28 Tahun 2007 yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2008 sampai sekarang. Dalam
pajak sendiri ada berbagai macam sistem pemungutan di antaranya, yaitu :



8
 SKPP merupakan kewenangan Penuntut Umum (Jaksa Penuntut Umum yang diberikan tugas sebagai penuntut
umum dalam menangani suatu perkara) alasa-alasan yang mendasari Penuntut Umum mengambil tindakan ini
adalah tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut ternyata bukan merupakan tindak pidana atau perkara
tersebut ditutup demi hukum.
9
    Undang-Undang KUP (UU 28/2007) yang tercatum dalam pasal 1 angka 1
1. Official Assessment System : suatu system pemungutan pajak yang berdasarkan
               undang-undang pemerintah (fiskus) diberi wewenang untuk menentukan besarnya
               pajak terutang.
           2. Self Assesment system : Self assessment merupakan suatu sistem perpajakan yang
               memberikan kepercayaan dan tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk :
                     berinisiatif mendaftarkan dirinya untuk mendapatkan NPWP {nomor
                      pokok wajib pajak);
                     menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak
                      terutang.
           3. With Holding System : suatu system pemungutan pajakyang berdasarkan undang-
               undang memberi kepercayaan /wewenang kepada pihak ketiga(bukan pemerintah
               dan bukan wajib pajak (WP) yang bersangkutan ) untuk memotong atau
               memungut pajak yang wajib dipotong /dipungut dari wajib pajak (WP) yangwajib
               membayarnya


Undang-undang KUP sendiri menganut system pemungutan pajak Self Assessment System. Jiwa
Self Assessment tercantum dalam pasal 12 UU KUP yang berbunyi :
       Setiap WP wajib membayar pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan
        perundang-undangan perpajakan, dengan tidak menggantungkan pada adanya SKP.
       Jumlah Pajak yang terutang menurut SPT yang disampaikan oleh WP adalah jumlah
        pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
       Apabila Direktur Jenderal Pajak (Dirjen Pajak) mendapatkan bukti jumlah pajak yang
        terutang menurut SPT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak benar, Dirjen Pajak
        menetapkan jumlah pajak yang terutang.


       Dari bunyi Pasal 12 UU KUP tersebut dapat dilihat bahwa penghitungan pajak yang
terutang pembayarannya ke Kas Negara, dan pelaporannya diserahkan sepenuhnya kepada WP
serta tidak didasarkan pada SKP yang diterbitkan administrasi pajak. Perhitungan, pembayaran
dan pelaporan yang dilakukan WP tersebut dianggap benar (sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan) sepanjang Dirjen Pajak tidak dapat membuktikan sebaliknya.
Pada prinsip self assessment beban pembuktian (bahwa pajak terutang yang telah dilaporkan
adalah tidak benar) berada di pihak fiskus (Dirjen Pajak). SKP hanya diterbitkan oleh fiskus
apabila perhitungan wajib pajak tersebut tidak benar berdasarkan pada suatu pembuktian oleh
fiskus.


     Seperti yang telah dibahas sebelumnya, Sistem pemungutan pajak dengan self assessment
ini mempunyai arti bahwa penentuan /penetapan, serta pelaporan secara teratur tentang besarnya
pajak terutang dan jumlah pajak yang telah dibayar, sebagaimana ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan perpajakan dipercayakan sepenuhnya kepada Wajib Pajak (WP). Artinya,
keberhasilan dan kegagalan di bidang pajak sangat dipengaruhi oleh Wajib Pajak. Lepas dari
kesadaran kewargaan dan solidaritas nasional, lepas pula dari pengertian tentang kewajibannya
terhadap Negara, pada sebagian besar di antara rakyat tidak akan pernah meresapi kewajibannya
membayar pajak sedemikian rupa sehingga memenuhinya tanpa menggerutu. Bahkan, bila ada
sedikit kemungkinan saja, maka pada umumnya cenderung untuk meloloskan diri dari setiap
pajak. Dalam usaha perlawanan inilah, terletak faktor utama dari perlawanan terhadap pajak,
yang dapat dibedakan ke dalam :


               a. Perlawanan pasif : Perlawanan pasif ini terdiri dari hambatan-hambatan
                  yang mempersukar pemungutan pajak dan erat hubungannya dengan struktur
                  ekonomi suatu Negara, dengan perkembangan intelektual dan moral
                  penduduk, dan dengan teknik pemungutan pajak itu sendiri.
               b. Perlawanan aktif : Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan,
                  yang secara langsung ditujukan terhadap fiskus dan bertujuan untuk
                  menghindari pajak.


    Dari berbagai macam perlawanan terhadap pajak ini kemudian dengan berdasar pada self
assessmet system ini, maka dalam undang-undang KUP ini mewajibkan si wajib pajak (WP)
untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT), yang dimaksud Surat Pemberitahuan (SPT)
ini sendiri seperti yang tercantum dalam Pasal 1 angka 11 Undang-Undang KUP, yaitu : Surat
yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak,
objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan. Kewajban melaporkan penghitungan dan/atau
pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dalam SPT tercantum dalam Pasal
3 ayat 1 UU KUP yang berbunyi sebagai berikut :
       Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas,
       dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang
       Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak
       tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh
       Direktur Jenderal Pajak.
       Yang dimaksud dengan benar, lengkap, dan jelas dalam mengisi SPT adalah :
              benar adalah benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam penerapan
               ketentuan peraturan UU Pajak, dalam penulisan, dan sesuai dengan keadaan yang
               sebenarnya;
              lengkap adalah memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak
               dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam SPT; dan
       Jelas melaporkan asal-usul / sumber objek pajak dan unsur lain yang harus diisikan dalam
       SPT. Bahkan kewajiban untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) dengan benar
       dan lengkap ini juga ada sanksi pidananya seperti yang tercantum dalam UU KUP Pasal
       38, yaitu :
           a. Setiap   orang      yang   karena   kealpaannya:   tidak   menyampaikan     Surat
               Pemberitahuan; atau


           b. menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap,
               atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat
               menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dan perbuatan tersebut
               merupakan perbuatan setelah perbuatan yang pertama kali sebagaimana dimaksud
               dalam Pasal 13A UU KUP, didenda paling sedikit 1 (satu) kali jumlah pajak
               terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 2 (dua) kali jumlah
               pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar, atau dipidana kurungan paling
               singkat 3 (tiga) bulan atau paling lama 1 (satu) tahun. Dan juga di Pasal 39 ayat
               (1) KUP menyatakan bahwa, Setiap orang yang dengan sengaja:
Tidak mendaftarkan diri untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak atau
                      tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
                      Pajak;
                      Menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib
                      Pajak atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;
                      Tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan;
                      Menyampaikan Surat Pemberitahuan dan/atau keterangan yang isinya
                      tidak benar atau tidak lengkap;
                      Menolak untuk dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam
                      Pasal 29;
                      Memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu
                      atau dipalsukan seolah-olah benar, atau tidak menggambarkan keadaan
                      yang sebenarnya;
                      Midak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan di Indonesia, tidak
                      memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau dokumen
                      lain;
                      Tidak menyimpan buku, catatan, atau dokumen yang menjadi dasar
                      pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan
                      data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik atau diselenggarakan
                      secara program aplikasi on-line di Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
                      Pasal 28 ayat (11); atau tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau
                      dipungut. sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara
                      dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling
                      lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak
                      terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali
                      jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.


     Dari isi pasal-pasal di atas bisa dilihat bahwa kedua-duanya memiliki sanksi pidana baik di
Pasal 38 UU KUP yang karena kealpaan juga Pasal 39 UU KUP khusunya ayatnya 1 yang
karena kesengajaan. Tetapi harus diingat bahwa dalam pelaksanaan ketentuan di bidang
perpajakan itu ada 2 jenis penegakan hukum, yaitu :
1. Penegakan Hukum Administrasi: Penegakan hukum administrasi lebih menekankan
       pada perbuatannya. Penegakan hukum administrasi dilakukan oleh aparat pemerintah
       dibidang pajak, jadi bukan oleh hakim.


   2. Penegakan Hukum Pidana: Penegakan hukum pidana dilakukan melalui melalui proses
       peradilan. Dalam rangka penegakan hukum pidana di mungkinkan adanya kumulasi
       eksternal atas penerapan sanksi. Penerapan sanksi kumulatif secara eksternal adalah
       pengenaan sanksi administrasi dan pengenaan sanksi pidana secara sekaligus. Di dalam
       hukum pidana ada berbagai macam cara penerapan sanksi / stelsel pemidanaan, yaitu:



          a. Stelsel Alternatif: Ciri khas suatu UU mengatur stelsel pemidanaan yang
              alternatif yaitu norma dalam UU.


          b. Stelsel Kumulatif: Stelsel kumulatif ini ditandai dengan cirri khas adanya kata
              “dan”.UU Tindak Pidana Korupsi merupakan salah satu contoh UU yang
              menganut stelsel ini. Dengan adanya kata “dan”, maka hakim harus menjatuhkan
              pidana dua-duanya.


          c. Stelsel Alternatif Kumulatif: Berbeda halnya dengan dua stelsel di atas,
              berdasarkan stelsel alternatif kumulatif ini, ditandai dengan ciri “dan/atau”. Suatu
              UU yang menganut stelsel ini, memberikan kebebasan hakim untuk menjatuhkan
              pidana apakah alternatif (memilih) ataukah kumulatif (menggabungkan).


     Bila dianalisa dari cara penerapan sanksi / stelsel pemidanaan, maka Pasal 38 UU KUP ini
menggunakan cara penerapan sanksi / stelsel pemidanaan alternatif karena di dalam isi pasalnya
menggunakan kata atau antara sanksi denda dan penjaranya, sedangkan untuk Pasal 39 ayat (1)
UU KUP ini menggunakan cara penerapan sanksi / stelsel pemidanaan Kumulatif karena
menggunakan kata dan antara sanksi denda dan penjaranya. Lalu bagaimana dengan penerapan
kasus Paulus Tumewu seperti yang telah di jelaskan sebelumnya di latar belakang, untuk kasus
Paulus Tumewu ini memang menurut jaksa berdasarkan hasil penyidikan, Paulus diduga
melakukan tindak pidana perpajakan karena telah melanggar ketentuan pasal 39 ayat (1) UU
nomor 16 tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) sebelum
perubahan oleh UU No 28 thun 2007 yang isinya pada intinya sama. Tetapi meskipun Pasal 39
ayat (1) ini menganut penerapan sanksi / stelsel pemidanaan Kumulatif , dalam UU KUP ini baik
yang tahun 2000 maupun yang tahun 2007 juga di Pasal 44B menyatakan bahwa :


                     Untuk kepentingan penerimaan negara, atas permintaan Menteri
                     Keuangan, Jaksa Agung dapat menghentikan penyidikan tindak pidana di
                     bidang perpajakan paling lama dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak
                     tanggal surat permintaan.


                     Penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan sebagaimana
                     dimaksud pada ayat (1) hanya dilakukan setelah Wajib Pajak melunasi
                     utang pajak yang tidak atau kurang dibayar atau yang tidak seharusnya
                     dikembalikan dan ditambah dengan sanksi administrasi berupa denda
                     sebesar 4 (empat) kali jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar, atau
                     yang tidak seharusnya dikembalikan.


     Bila melihat isi Pasal 44B ini. Maka, apa yang di lakukan Menteri Keuangan dan Jaksa
Agung ini adalah sudah sesuai dengan undang-undang apabila memang sebelum masuk ke
Pengadilan Paulus Tumewu telah melunasi utang pajak yang tidak atau kurang dibayar atau yang
tidak seharusnya dikembalikan dan ditambah dengan sanksi administrasi berupa denda sebesar 4
(empat) kali jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar, atau yang tidak seharusnya
dikembalikan.
PENUTUP




KESIMPULAN


  1) Dapat disimpulkan bahwa, Pajak merupakan sumber utama penerimaan Negara, pajak
     memiliki tujuan dan fungsi, pajak juga memiliki asas-asas yang tujuan akhirnya ditujukan
     kepada kesejahteraaan masyarakat bangsa Indonesia juga. Tanpa pajak, sebagian besar
     kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak meliputi mulai
     dari belanja pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan.
     Pembangunan     sarana   umum      seperti   jalan-jalan,   jembatan,   sekolah,   rumah
     sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai dengan menggunakan uang yang berasal dari
     pajak. Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa
     aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat dilahirkan sampai
     dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang
     semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak. Dengan demikian jelas bahwa
     peranan penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi sangat dominan dalam menunjang
     jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan pembangunan.


  2) Dapat disimpulkan pula bahwa dalam kasus pajak ini memang benar Paulus Tumewu
     sudah memenuhi unsur–unsur untuk dipidana sesuai ketentuan-ketentuan yang ada ada
     dalam UU KUP khususnya pasal 38 dan 39 ayat 1 penegakan hukum dalam tindak pidana
     pajak yang berkaitan dengan kewajiban menyampaikan surat pemberitahuan dengan
     benar dan lengkap menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan
     Umum Perpajakan adalah :


  a. Apabila karena kealpaan maka penerapan sanksinya / stelsel pemidanaannya alternatif
     seperti yang tercantum dalam Pasal 38 UU KUP
  b. Apabila karena kesengajaan maka penerapan sanksinya / stelsel pemidanaannya
     kumulatif seperti yang tercantum dalam Pasal 39 ayat (1) UU KUP
Tetapi bila melihat kita melihat kembali kedalam isi Pasal 44B UU KUP ini baik yang tahun
2000 maupun yang tahun 2007 ini. Maka, tindakan yang di lakukan Menteri Keuangan dan Jaksa
Agung dengan mengehentikan penyidikan kasus pajak oleh Paulus Tumewu itu sudah sesuai
dengan ketentuan yang ada dan tercantum dalam pasal tersebut.


SARAN


    Penekanan penerapan sanksi pidana itu harus lebih di tekankan pada tindak pidana yang di
lakukan oleh pegawai Dirjen Pajak ini ber, sedangkan kepada wajib pajak lebih baik di tekankan
penerapan sanksi administrasi untuk kepentingan penerimaan Negara, dan juga saya harapkan
kepada seluruh wajib pajak janganlah melakukan perbuatan yang dilakukan oleh Gayus
Tambunan dan Paulus Tumewu, apalagi seperti yang dilakukan Paulus Tumewu yaitu tindak
pidana dalam perpajakan yang berhubungan yaitu, menyampaikan surat pemberitahuan dan
keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap, serta mafia pajak lain yang masih
berkeliaran diluar sana, jadilah warga Indonesia yang baik jadilah wajib pajak yang taat
membayar pajak karena sebenarnya yang menikmati hasil pajak itu sendiri adalah kita bukan
pemerintah, ingatlah tujuan pajak itu bukan untuk individu-individu tertentu tetapi digunakan
untuk mensejahterkan masyarakat Indonesia namun memang faktanya rakyat Indonesia hanya
sebagian yang sejahtera tetapi percayalah pemerintah tidak diam saja dalam hal ini mereka selalu
berusaha untuk membuat seluruh masyarakat Indonesia ini sejahtera.
Daftar Pustaka


     Bahan lainnya :
http://ndeso-go-blog.blogspot.com/2011/12/sejarah-pajak.html diakses tanggal 9 Desember 2012
http://ndeso-go-blog.blogspot.com/2011/12/fungsi-pajak.html diakses tanggal 9 Desember 2012
http://kedanta.tripod.com/karya.html diakses 10 Desember 2012
http://pajaktaxes.blogspot.com/2011/02/sistem-self-assessment.html diakses 10 Desember 2012
http://www.ortax.org/ortax/?mod=berita&page=show&id=9134&q=perpajakan&hlm=95 diakses
     10 Desember 2012
http://denden-imadudin.blogspot.com/2010/06/analisis-terhadap-penerapan-hukum-dalam.html
     diakses 10 Desember 2012
http://www.mediaindonesia.com/read/2010/04/21/137543/16/1/Kronologi-Kasus-Penggelapan-
     Pajak-Paulus-Tumewu Rabu 21 April 2010 diakses 10 Desemebr 2012
http://www.dutamasyarakat.com/artikel-29080-ani-dibidik-kasus-adik-edy-tanzil.html diakses 8
     Desember 2012


     Peraturan Perundang-undangan:
Undang-Undang KUP (UU 28/2007) yang tercatum dalam pasal 1 angka 1
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Perpajakan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1994 tentang Perubahan Atas UU KUP
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas UU KUP
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas UU KUP
HUKUM PAJAK

Sejarah, tujuan, fungsi, asas-asas dalam hukum pajak, jenis-jenis pajak serta
    analisis penerapan hukum tentang kasus pajak “ Paulus Tumewu "




                                    Oleh

                         YANELS GARSIONE DAMANIK

                               115010107111103




                KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
                          UNIVERSITAS BRAWIJAYA
                             FAKULTAS HUKUM
                                    2012
Sejarah, tujuan dan fungsi, asas serta analisis kasus pajak

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar teori hukum adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar teori hukum   adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar teori hukum   adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar teori hukum adatnatal kristiono
 
Kumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumKumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumsyophi
 
P. 4 hubungan viktimologi dgn ip
P. 4 hubungan viktimologi dgn ipP. 4 hubungan viktimologi dgn ip
P. 4 hubungan viktimologi dgn ipyudikrismen1
 
Hak cipta dan analisis kasus
Hak cipta dan analisis kasusHak cipta dan analisis kasus
Hak cipta dan analisis kasusRezka Judittya
 
Unsur unsur identitas nasional
Unsur unsur identitas nasionalUnsur unsur identitas nasional
Unsur unsur identitas nasionalYabniel Lit Jingga
 
Yurisdiksi hukum internasional
Yurisdiksi hukum internasionalYurisdiksi hukum internasional
Yurisdiksi hukum internasionalMerisaJanuarti
 
Bab 7 kode etik profesi akuntan indonesia kelompok 12
Bab 7 kode etik profesi akuntan indonesia kelompok 12Bab 7 kode etik profesi akuntan indonesia kelompok 12
Bab 7 kode etik profesi akuntan indonesia kelompok 12gabriellehappy
 
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..yudikrismen1
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Tata Cara Pemungutan dan Tarif Pajak
Tata Cara Pemungutan dan Tarif PajakTata Cara Pemungutan dan Tarif Pajak
Tata Cara Pemungutan dan Tarif Pajakgadis sriyamti
 
Materi Viktimologi by Ibu Rani
Materi Viktimologi by Ibu RaniMateri Viktimologi by Ibu Rani
Materi Viktimologi by Ibu Ranielsaref
 

La actualidad más candente (20)

Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar teori hukum adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar teori hukum   adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar teori hukum   adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar teori hukum adat
 
Makalah Hukum Pajak
Makalah Hukum PajakMakalah Hukum Pajak
Makalah Hukum Pajak
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Kumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumKumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukum
 
P. 4 hubungan viktimologi dgn ip
P. 4 hubungan viktimologi dgn ipP. 4 hubungan viktimologi dgn ip
P. 4 hubungan viktimologi dgn ip
 
Hak cipta dan analisis kasus
Hak cipta dan analisis kasusHak cipta dan analisis kasus
Hak cipta dan analisis kasus
 
Sejarah pajak
Sejarah pajakSejarah pajak
Sejarah pajak
 
Hukum asuransi
Hukum asuransiHukum asuransi
Hukum asuransi
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
Hukum pajak slide
Hukum pajak slideHukum pajak slide
Hukum pajak slide
 
WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN
WAJIB DAFTAR PERUSAHAANWAJIB DAFTAR PERUSAHAAN
WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN
 
Unsur unsur identitas nasional
Unsur unsur identitas nasionalUnsur unsur identitas nasional
Unsur unsur identitas nasional
 
Yurisdiksi hukum internasional
Yurisdiksi hukum internasionalYurisdiksi hukum internasional
Yurisdiksi hukum internasional
 
Antropologi Hukum 1
Antropologi Hukum 1Antropologi Hukum 1
Antropologi Hukum 1
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Bab 7 kode etik profesi akuntan indonesia kelompok 12
Bab 7 kode etik profesi akuntan indonesia kelompok 12Bab 7 kode etik profesi akuntan indonesia kelompok 12
Bab 7 kode etik profesi akuntan indonesia kelompok 12
 
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
 
Tata Cara Pemungutan dan Tarif Pajak
Tata Cara Pemungutan dan Tarif PajakTata Cara Pemungutan dan Tarif Pajak
Tata Cara Pemungutan dan Tarif Pajak
 
Materi Viktimologi by Ibu Rani
Materi Viktimologi by Ibu RaniMateri Viktimologi by Ibu Rani
Materi Viktimologi by Ibu Rani
 

Destacado

Stelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaanStelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaanSigit Riono
 
UU Nomor 36 Tahun 2008 perubahan keempat atas undang undang nomor 7 tahun 198...
UU Nomor 36 Tahun 2008 perubahan keempat atas undang undang nomor 7 tahun 198...UU Nomor 36 Tahun 2008 perubahan keempat atas undang undang nomor 7 tahun 198...
UU Nomor 36 Tahun 2008 perubahan keempat atas undang undang nomor 7 tahun 198...widigdya
 
Analisis penyelesaian sengketa dalam peradilan tata usaha negara berdasar kan...
Analisis penyelesaian sengketa dalam peradilan tata usaha negara berdasar kan...Analisis penyelesaian sengketa dalam peradilan tata usaha negara berdasar kan...
Analisis penyelesaian sengketa dalam peradilan tata usaha negara berdasar kan...Yanels Garsione
 
Buku pendidikan kewarganegaraan kelas x sma
Buku pendidikan kewarganegaraan kelas x smaBuku pendidikan kewarganegaraan kelas x sma
Buku pendidikan kewarganegaraan kelas x smaAwis Mirad
 
Pengantar Tata Kelola Internet - ICT Watch
Pengantar Tata Kelola Internet - ICT WatchPengantar Tata Kelola Internet - ICT Watch
Pengantar Tata Kelola Internet - ICT WatchIGF Indonesia
 
Sekilas perpajakan bagi bendaharawan
Sekilas perpajakan bagi bendaharawanSekilas perpajakan bagi bendaharawan
Sekilas perpajakan bagi bendaharawanKppkp Bangil
 
Slide Sosialisasi PMK 230 Tahun 2016
Slide Sosialisasi PMK 230 Tahun 2016Slide Sosialisasi PMK 230 Tahun 2016
Slide Sosialisasi PMK 230 Tahun 2016kppn137
 
2 sop keuangan perencanaan
2 sop keuangan perencanaan2 sop keuangan perencanaan
2 sop keuangan perencanaanbedhoo
 
Bendahara dan kewajiban-pajak
Bendahara dan kewajiban-pajakBendahara dan kewajiban-pajak
Bendahara dan kewajiban-pajakasrikartini
 
Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21Dudi Wahyudi
 
Simulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
Simulasi Ringkas perpajakan bagi BendaharaSimulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
Simulasi Ringkas perpajakan bagi BendaharaDeny Zaenal Faizin
 

Destacado (13)

makalah pajak
makalah pajakmakalah pajak
makalah pajak
 
Stelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaanStelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaan
 
UU Nomor 36 Tahun 2008 perubahan keempat atas undang undang nomor 7 tahun 198...
UU Nomor 36 Tahun 2008 perubahan keempat atas undang undang nomor 7 tahun 198...UU Nomor 36 Tahun 2008 perubahan keempat atas undang undang nomor 7 tahun 198...
UU Nomor 36 Tahun 2008 perubahan keempat atas undang undang nomor 7 tahun 198...
 
Analisis penyelesaian sengketa dalam peradilan tata usaha negara berdasar kan...
Analisis penyelesaian sengketa dalam peradilan tata usaha negara berdasar kan...Analisis penyelesaian sengketa dalam peradilan tata usaha negara berdasar kan...
Analisis penyelesaian sengketa dalam peradilan tata usaha negara berdasar kan...
 
Buku pendidikan kewarganegaraan kelas x sma
Buku pendidikan kewarganegaraan kelas x smaBuku pendidikan kewarganegaraan kelas x sma
Buku pendidikan kewarganegaraan kelas x sma
 
Pengantar Tata Kelola Internet - ICT Watch
Pengantar Tata Kelola Internet - ICT WatchPengantar Tata Kelola Internet - ICT Watch
Pengantar Tata Kelola Internet - ICT Watch
 
Sekilas perpajakan bagi bendaharawan
Sekilas perpajakan bagi bendaharawanSekilas perpajakan bagi bendaharawan
Sekilas perpajakan bagi bendaharawan
 
Slide Sosialisasi PMK 230 Tahun 2016
Slide Sosialisasi PMK 230 Tahun 2016Slide Sosialisasi PMK 230 Tahun 2016
Slide Sosialisasi PMK 230 Tahun 2016
 
2 sop keuangan perencanaan
2 sop keuangan perencanaan2 sop keuangan perencanaan
2 sop keuangan perencanaan
 
Bendahara dan kewajiban-pajak
Bendahara dan kewajiban-pajakBendahara dan kewajiban-pajak
Bendahara dan kewajiban-pajak
 
Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21
 
Simulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
Simulasi Ringkas perpajakan bagi BendaharaSimulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
Simulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
 
Analisis Ksesenjangan Pajak
Analisis Ksesenjangan PajakAnalisis Ksesenjangan Pajak
Analisis Ksesenjangan Pajak
 

Similar a Sejarah, tujuan dan fungsi, asas serta analisis kasus pajak

Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...dhanny deswita
 
Tugas Ekonomi Rahma Naulita Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
Tugas Ekonomi Rahma Naulita  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...Tugas Ekonomi Rahma Naulita  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
Tugas Ekonomi Rahma Naulita Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...Rahma Naulita
 
Tugas Ekonomi annez fathia Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi annez fathia  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...Tugas Ekonomi annez fathia  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi annez fathia Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...Annez Fathia
 
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti Pusriana S.pd,Perpajakan Indonesia,SMA...
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti Pusriana S.pd,Perpajakan Indonesia,SMA...Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti Pusriana S.pd,Perpajakan Indonesia,SMA...
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti Pusriana S.pd,Perpajakan Indonesia,SMA...enggar fajri hasti
 
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017Nanda Dwi Ferbiana
 
Makalah seminar akuntansi dan perpajakan tax planning alternatif manajemen da...
Makalah seminar akuntansi dan perpajakan tax planning alternatif manajemen da...Makalah seminar akuntansi dan perpajakan tax planning alternatif manajemen da...
Makalah seminar akuntansi dan perpajakan tax planning alternatif manajemen da...Jiantari Marthen
 
Tugas Ekonomi annez fathia Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi annez fathia  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...Tugas Ekonomi annez fathia  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi annez fathia Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...Annez Fathia
 
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...dhanny deswita
 
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...enggar fajri hasti
 
Tugas Ekonomi Rahma Naulita Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
Tugas Ekonomi Rahma Naulita  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...Tugas Ekonomi Rahma Naulita  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
Tugas Ekonomi Rahma Naulita Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...Rahma Naulita
 
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017Nanda Dwi Ferbiana
 
Kesadaran Membayar Pajak Sebagai Pengorbananku Untuk Tanah Airku
Kesadaran Membayar Pajak Sebagai Pengorbananku Untuk Tanah AirkuKesadaran Membayar Pajak Sebagai Pengorbananku Untuk Tanah Airku
Kesadaran Membayar Pajak Sebagai Pengorbananku Untuk Tanah AirkuRahmat hidayat
 
D1 Pajak: Asas Asas Pemungutan Pajak, Teori Pemungutan Pajak Adil, Yurisdiksi...
D1 Pajak: Asas Asas Pemungutan Pajak, Teori Pemungutan Pajak Adil, Yurisdiksi...D1 Pajak: Asas Asas Pemungutan Pajak, Teori Pemungutan Pajak Adil, Yurisdiksi...
D1 Pajak: Asas Asas Pemungutan Pajak, Teori Pemungutan Pajak Adil, Yurisdiksi...Nur Rina Martyas Ningrum
 
PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG
PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANGPENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG
PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANGjohnfreddy75
 
06-01-2023-materi-mata-kuliah-hukum-pajak-pertemuan-9.pdf
06-01-2023-materi-mata-kuliah-hukum-pajak-pertemuan-9.pdf06-01-2023-materi-mata-kuliah-hukum-pajak-pertemuan-9.pdf
06-01-2023-materi-mata-kuliah-hukum-pajak-pertemuan-9.pdfImamMaulana171385
 
Makalah akuntansi internasional tax planning australia ungkap strategi double...
Makalah akuntansi internasional tax planning australia ungkap strategi double...Makalah akuntansi internasional tax planning australia ungkap strategi double...
Makalah akuntansi internasional tax planning australia ungkap strategi double...Jiantari Marthen
 
Materi pajak
Materi pajakMateri pajak
Materi pajakJogo Hera
 
Pengantar Perpajakan pertemuan I
Pengantar Perpajakan pertemuan IPengantar Perpajakan pertemuan I
Pengantar Perpajakan pertemuan Isischayank
 
Pratikum komputer yeni marlina
Pratikum komputer yeni marlinaPratikum komputer yeni marlina
Pratikum komputer yeni marlinaRickyshidiq
 

Similar a Sejarah, tujuan dan fungsi, asas serta analisis kasus pajak (20)

Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
 
Tugas Ekonomi Rahma Naulita Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
Tugas Ekonomi Rahma Naulita  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...Tugas Ekonomi Rahma Naulita  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
Tugas Ekonomi Rahma Naulita Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
 
Tugas Ekonomi annez fathia Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi annez fathia  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...Tugas Ekonomi annez fathia  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi annez fathia Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
 
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti Pusriana S.pd,Perpajakan Indonesia,SMA...
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti Pusriana S.pd,Perpajakan Indonesia,SMA...Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti Pusriana S.pd,Perpajakan Indonesia,SMA...
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti Pusriana S.pd,Perpajakan Indonesia,SMA...
 
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017
 
Makalah seminar akuntansi dan perpajakan tax planning alternatif manajemen da...
Makalah seminar akuntansi dan perpajakan tax planning alternatif manajemen da...Makalah seminar akuntansi dan perpajakan tax planning alternatif manajemen da...
Makalah seminar akuntansi dan perpajakan tax planning alternatif manajemen da...
 
Tugas Ekonomi annez fathia Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi annez fathia  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...Tugas Ekonomi annez fathia  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi annez fathia Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
 
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
 
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...
 
Tugas Ekonomi Rahma Naulita Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
Tugas Ekonomi Rahma Naulita  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...Tugas Ekonomi Rahma Naulita  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
Tugas Ekonomi Rahma Naulita Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
 
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017
 
perpajakan
perpajakanperpajakan
perpajakan
 
Kesadaran Membayar Pajak Sebagai Pengorbananku Untuk Tanah Airku
Kesadaran Membayar Pajak Sebagai Pengorbananku Untuk Tanah AirkuKesadaran Membayar Pajak Sebagai Pengorbananku Untuk Tanah Airku
Kesadaran Membayar Pajak Sebagai Pengorbananku Untuk Tanah Airku
 
D1 Pajak: Asas Asas Pemungutan Pajak, Teori Pemungutan Pajak Adil, Yurisdiksi...
D1 Pajak: Asas Asas Pemungutan Pajak, Teori Pemungutan Pajak Adil, Yurisdiksi...D1 Pajak: Asas Asas Pemungutan Pajak, Teori Pemungutan Pajak Adil, Yurisdiksi...
D1 Pajak: Asas Asas Pemungutan Pajak, Teori Pemungutan Pajak Adil, Yurisdiksi...
 
PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG
PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANGPENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG
PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG
 
06-01-2023-materi-mata-kuliah-hukum-pajak-pertemuan-9.pdf
06-01-2023-materi-mata-kuliah-hukum-pajak-pertemuan-9.pdf06-01-2023-materi-mata-kuliah-hukum-pajak-pertemuan-9.pdf
06-01-2023-materi-mata-kuliah-hukum-pajak-pertemuan-9.pdf
 
Makalah akuntansi internasional tax planning australia ungkap strategi double...
Makalah akuntansi internasional tax planning australia ungkap strategi double...Makalah akuntansi internasional tax planning australia ungkap strategi double...
Makalah akuntansi internasional tax planning australia ungkap strategi double...
 
Materi pajak
Materi pajakMateri pajak
Materi pajak
 
Pengantar Perpajakan pertemuan I
Pengantar Perpajakan pertemuan IPengantar Perpajakan pertemuan I
Pengantar Perpajakan pertemuan I
 
Pratikum komputer yeni marlina
Pratikum komputer yeni marlinaPratikum komputer yeni marlina
Pratikum komputer yeni marlina
 

Más de Yanels Garsione

3prinsip hukum-black-and-white1
3prinsip hukum-black-and-white1 3prinsip hukum-black-and-white1
3prinsip hukum-black-and-white1 Yanels Garsione
 
Prinsip hukum ekonomi internasional
Prinsip hukum ekonomi internasionalPrinsip hukum ekonomi internasional
Prinsip hukum ekonomi internasionalYanels Garsione
 
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisan
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisanKewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisan
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisanYanels Garsione
 
Resensi buku hukum lingkungan di indonesia
Resensi buku hukum lingkungan di indonesiaResensi buku hukum lingkungan di indonesia
Resensi buku hukum lingkungan di indonesiaYanels Garsione
 
Resensi pengantar antropologi hukum
Resensi pengantar antropologi hukumResensi pengantar antropologi hukum
Resensi pengantar antropologi hukumYanels Garsione
 

Más de Yanels Garsione (8)

Kronologis kasus enron
Kronologis kasus enronKronologis kasus enron
Kronologis kasus enron
 
3prinsip hukum-black-and-white1
3prinsip hukum-black-and-white1 3prinsip hukum-black-and-white1
3prinsip hukum-black-and-white1
 
Prinsip hukum ekonomi internasional
Prinsip hukum ekonomi internasionalPrinsip hukum ekonomi internasional
Prinsip hukum ekonomi internasional
 
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisan
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisanKewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisan
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisan
 
Resensi buku hukum lingkungan di indonesia
Resensi buku hukum lingkungan di indonesiaResensi buku hukum lingkungan di indonesia
Resensi buku hukum lingkungan di indonesia
 
Resensi pengantar antropologi hukum
Resensi pengantar antropologi hukumResensi pengantar antropologi hukum
Resensi pengantar antropologi hukum
 
Makalah leasing
Makalah leasingMakalah leasing
Makalah leasing
 
Tanggung renteng
Tanggung rentengTanggung renteng
Tanggung renteng
 

Último

Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfHeriyantoHeriyanto44
 
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxRPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxSyifaDzikron
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 

Último (20)

Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
 
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxRPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 

Sejarah, tujuan dan fungsi, asas serta analisis kasus pajak

  • 1. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Apabila kita berbicara tentang pajak, banyak sekali pemikiran-pemikiran yang terbesit didalam pikiran bahwa membayar pajak adalah suatu tidak penting bagi kita, pajak itu hanya bikin pusing saja ada pajak penghasilan, pajak kendaraan bermotor, pajak bumi dan bangunan, dsb. Ada yang berpendapat bahwa ngurusin pajak itu buat apa lebih baik kita mengurusi diri kita sendiri buat makan aja masih ngems-ngemis dijalan daripada kita mengurusi pajak malah kita yang gak makan nantinya, ada yang bilang buat apa bayar pajak, pajak itu yang menikmati pemerintah hasilnya, kita cuman membayar pajak, kita dijadikan sapi perahnya pemerintah. Kita banting tulang mencari uang dengan keringat mereka malah seenaknya saja meminta uang kita. ada yang bilang membayar pajak itu hanyalah akal-akalan pemerintah untuk bisa menambah kekayannya saja, ada yang setuju membayar pajak karena memlihat fungisnya berguna untuk masyarakat banyak, tetapi ada yang acuh dan acuh saja mereka malas memberikan pendapat dan bayar saja toh aku juga masih kaya mau pajak sbesar apapun bisa kubayar Dan masih saja pendapat diluar sana pendapat-pendapat tentang pajak. Anda tentu saja tidak mungkin lupa dengan kasus-kasus yang namanya sangat terkenal sampai dibuatkan lagu yaitu si “GAYUS TAMBUNAN” dan “PAULUS TUMEWU” . hal ini membuat saya berpikir ada dua pemikiran yang saya ambil yaitu positif dan negative dari pajak kalau hal ini dibiarkan tanpa dijelaskan apa itu pajak dalam dan pentingnya membayar pajak lama-lam rakyat indonesia terpecah menjadi dua pemikiran : Pemikiran yang pertama bahwa membayar pajak itu hanya sia-sia belaka dan merugikan diri sendiri. Saya sebagai masyarakat Indonesia hanya dianggap sebagai sapi perah saja. Fasilitas yang mana mau dibangun sama pemerintah buktinya saja seperti jembatan daerah Kalimantan Timur atau tepatnya tenggarong bisa rubuh seperti itu. Pemikiran yang kedua membayar pajak itu penting selain itu sebagai kewajibanku sebgai masyarakat bangsa Indonesia, membayar pajak adalah salah satu caraku untuk bersinergi
  • 2. dengan bahwa banyak bangsa ini dan membantu membangun fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia serta fasilitas kemanan Negara. Hal ini tentu saja secara tidak langsung membuat perepecahan dimasyarakat, ada yang pro dengan pajak dan ada yang kontra dengan pajak, bahkan lebih parahnya lagi masyarakat Indonesia ada yang tidak mau membayar pajak padahal kita tau bahwa pajak itu sangat berguna bagi bangsa Indonesia. kalu tidak membayar pajak dari manakah lagi pendapatan Negara kita ini, kalau tidak membayar pajak, darimankah fasilitas penting yang selama ini kita nikmati seperti halnya sekolah, rumah sakit, dll. Dan yang terpenting lagi bagaimana nasib msyarakat yang kurang beruntung seperti halnya saya sebagai penulis ini yang masih beruntung bersekolah dan bisa membaca dan menulis. Uang yang kita berikan kepada perintah itu termasuk disana di alokasilan oleh pemerintah gunannya untuk mensejahterakan rakyat-rakyat yang didaerah pelosok yang masih kekurangan air bersih, masih kekurangan pangan, masih kekurangan fasilitas rumah sakit dan yang penting lagi didesa-desa pelosok yang jauh dari keramainan kota tersebut masih belum bisa membaca dan menulis. Ini hanya sekedar pendapat saya untuk lebih jelasnya mari kita membahas tentang pengertian pajak, fungsinya, asas-asas membayar pajak dan yang paling penting dalam makalah ini saya akan membahas tentang kasus-kasus pajak dan analisis serta penyelesaiannya. Agar semuanya jelas dan tak ada lagi terjadi dualisme antara pemerintah dan masyarakat dalam urusan pajak. RUMUSAN MASALAH Secara singkat saya disini akan saya jabarkan sejarah, tujuan, fungsi, asas-asas dalam hukum pajak, jenis-jenis pajak serta bagaimana analisis penerapan hukum tentang kasus pajak “ Paulus Tumewu" ?
  • 3. PEMBAHASAN SEJARAH SINGKAT PAJAK 1 Apabila ditinjau dari sejarahnya, masalah pajak ini sudah ada sejak jaman dahulu kala, walaupun saat itu belum dinamakan pajak. Pada jaman dahulu tersebut “ pajak “ yang dimaksud merupakan suatu pemberian yang bersifat sukarela, yang diberikan oleh rakyat kepada rajanya. Besar kecilnya pemberian sukarela tersebut ditentukan/ditetapkan oleh pihak rakyat. Perkembangan selanjutnya pemberian itu berubah menjadi pemberian yang sifatnya dipaksakan dalam arti pemberian tersebut bersifat wajib, dan segala ketentuannya ditetapkan oleh negara secara sepihak. Pemberian yang bersifat wajib tersebut yang juga biasa disebut dengan upeti. Maka yang semula merupakan pemberian berubah menjadi pungutan. Namun menurut negara bahwa pungutan yang dikenakan tersebut adalah sesuatu hal yang wajar karena kebutuhan negara akan dana semakin besar dalam rangka untuk memelihara kepentingan negara, yang meliputi kebutuhan untuk mempertahankan negara dan melindungi rakyatnya dari serangan musuh, serta untuk melaksanakan pembangunan. Dengan demikian sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan negara baik dibidang ekonomi, sosial maupun kenegaraan. Dan dari perkembangan pemungutan pajak tersebut, hingga kini yang namanya pungutan tersebut tetap ada, yaitu yang disebut dengan pajak. Dimana segala ketentuan tentang pemungutan pajak tersebut tidak lagi ditentukan oleh rakyat sepihak atau ditentukan oleh negara secara sepihak, tetapi ditentukan oleh rakyat dan negara secara bersama-sama. 1 http://ndeso-go-blog.blogspot.com/2011/12/sejarah-pajak.html
  • 4. Tujuan Pajak dan Fungsi Pajak 2 Fungsi pajak tidak terlepas dari tujuan pajak, sementara tujuan pajak tidak terlepas dari tujuan negara. Dengan demikian tujuan pajak harus diselaraskan dengan tujuan negara yang menjadi landasan tujuan pemerintah. Baik tujuan pajak maupun tujuan negara semuanya berakar pada tujuan masyarakat. Tujuan masyarakat inilah yang menjadi falsafah bangsa dan negara. Oleh karena itu tujuan dan fungsi pajak tidak mungkin lepas dari tujuan dan fungsi yang mendasarinya. Sehingga pajak yang dipungut dari masyarakat hendaknya dipergunakan untuk keperluan masyarakat itu sendiri. Masalah pajak itu sendiri adalah masalah masyarakat dan negara. Dan setiap orang yang hidup dalam suatu negara pasti atau harus berurusan dengan masalah pajak. Oleh karena itu masalah pajak juga menjadi masalah seluruh rakyat dalam negara tersebut. Dengan demikian setiap orang sebagai anggota masyarakat harus mengetahui segala permasalahan yang berhubungan dengan pajak, baik fungsinya, asas-asasnya, jenis-jenis pajak yang berlaku dinegaranya, tata cara pembayarannya serta hak dan kewajiban sebagai wajib pajak. 3 Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal diatas maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu: Fungsi anggaran (budgetair) Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran- pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, 2 http://ndeso-go-blog.blogspot.com/2011/12/fungsi-pajak.html 3 http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak#Fungsi_pajak
  • 5. uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan ini terutama diharapkan dari sektor pajak. Fungsi mengatur (regulerend) Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri. Fungsi stabilitas Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien. Fungsi redistribusi pendapatan Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
  • 6. Asas pemungutan Asas pemungutan pajak menurut pendapat para ahli 4 Untuk dapat mencapai tujuan dari pemungutan pajak, beberapa ahli yang mengemukakan tentang asas pemungutan pajak, antara lain a. Menurut Adam Smith dalam bukunya Wealth of Nations dengan ajaran yang terkenal "The Four Maxims", asas pemungutan pajak adalah sebagai berikut. Asas Equality (asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas keadilan): pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara harus sesuai dengan kemampuan dan penghasilan wajib pajak. Negara tidak boleh bertindak diskriminatif terhadap wajib pajak. Asas Certainty (asas kepastian hukum): semua pungutan pajak harus berdasarkan UU, sehingga bagi yang melanggar akan dapat dikenai sanksi hukum. Asas Convinience of Payment (asas pemungutan pajak yang tepat waktu atau asas kesenangan): pajak harus dipungut pada saat yang tepat bagi wajib pajak (saat yang paling baik), misalnya disaat wajib pajak baru menerima penghasilannya atau disaat wajib pajak menerima hadiah. Asas Efficiency (asas efisien atau asas ekonomis): biaya pemungutan pajak diusahakan sehemat mungkin, jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak lebih besar dari hasil pemungutan pajak. b. Menurut W.J. Langen, asas pemungutan pajak adalah sebagai berikut: Asas daya pikul: besar kecilnya pajak yang dipungut harus berdasarkan besar kecilnya penghasilan wajib pajak. Semakin tinggi penghasilan maka semakin tinggi pajak yang dibebankan. 4 http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak#Asas_pemungutan
  • 7. Asas manfaat: pajak yang dipungut oleh negara harus digunakan untuk kegiatan- kegiatan yang bermanfaat untuk kepentingan umum. Asas kesejahteraan: pajak yang dipungut oleh negara digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Asas kesamaan: dalam kondisi yang sama antara wajib pajak yang satu dengan yang lain harus dikenakan pajak dalam jumlah yang sama (diperlakukan sama). Asas beban yang sekecil-kecilnya: pemungutan pajak diusahakan sekecil- kecilnya (serendah-rendahnya) jika dibandingkan dengan nilai obyek pajak sehingga tidak memberatkan para wajib pajak. c. Menurut Adolf Wagner, asas pemungutan pahak adalah sebagai berikut: Asas politik finansial: pajak yang dipungut negara jumlahnya memadai sehingga dapat membiayai atau mendorong semua kegiatan negara. Asas ekonomi: penentuan obyek pajak harus tepat, misalnya: pajak pendapatan, pajak untuk barang-barang mewah Asas keadilan: pungutan pajak berlaku secara umum tanpa diskriminasi, untuk kondisi yang sama diperlakukan sama pula. Asas administrasi: menyangkut masalah kepastian perpajakan (kapan, dimana harus membayar pajak), keluwesan penagihan (bagaimana cara membayarnya) dan besarnya biaya pajak. Asas yuridis: segala pungutan pajak harus berdasarkan Undang-Undang.
  • 8. Asas Pengenaan Pajak Agar negara dapat mengenakan pajak kepada warganya atau kepada orang pribadi atau badan lain yang bukan warganya, tetapi mempunyai keterkaitan dengan negara tersebut, tentu saja harus ada ketentuan-ketentuan yang mengaturnya. Sebagai contoh di Indonesia, secara tegas dinyatakan dalam Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 bahwa segala pajak untuk keuangan negara ditetapkan berdasarkan undang-undang. Untuk dapat menyusun suatu undang- undang perpajakan, diperlukan asas-asas atau dasar-dasar yang akan dijadikan landasan oleh negara untuk mengenakan pajak. Terdapat beberapa asas yang dapat dipakai oleh negara sebagai asas dalam menentukan wewenangnya untuk mengenakan pajak, khususnya untuk pengenaan pajak penghasilan. Asas utama yang paling sering digunakan oleh negara sebagai landasan untuk mengenakan pajak adalah: 1. Asas domisili atau disebut juga asas kependudukan (domicile/residence principle): berdasarkan asas ini negara akan mengenakan pajak atas suatu penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan, apabila untuk kepentingan perpajakan, orang pribadi tersebut merupakan penduduk (resident) atau berdomisili di negara itu atau apabila badan yang bersangkutan berkedudukan di negara itu. 2. Asas sumber: Negara yang menganut asas sumber akan mengenakan pajak atas suatu penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan hanya apabila penghasilan yang akan dikenakan pajak itu diperoleh atau diterima oleh orang pribadi atau badan yang bersangkutan dari sumber-sumber yang berada di negara itu. Contoh: Tenaga kerja asing bekerja di Indonesia maka dari penghasilan yang didapat di Indonesia akan dikenakan pajak oleh pemerintah Indonesia. 3. Asas kebangsaan atau asas nasionalitas atau disebut juga asas kewarganegaraan (nationality/citizenship principle): Dalam asas ini, yang menjadi landasan pengenaan pajak adalah status kewarganegaraan dari orang atau badan yang memperoleh
  • 9. penghasilan. Berdasarkan asas ini, tidaklah menjadi persoalan dari mana penghasilan yang akan dikenakan pajak berasal. Seperti halnya dalam asas domisili, sistem pengenaan pajak berdasarkan asas nasionalitas ini dilakukan dengan cara menggabungkan asas nasionalitas dengan konsep pengenaan pajak atas world wide income. Terdapat beberapa perbedaan prinsipil antara asas domisili atau kependudukan dan asas nasionalitas atau kewarganegaraan di satu pihak, dengan asas sumber di pihak lainnya. Pertama, pada kedua asas yang disebut pertama, kriteria yang dijadikan landasan kewenangan negara untuk mengenakan pajak adalah status subjek yang akan dikenakan pajak, yaitu apakah yang bersangkutan berstatus sebagai penduduk atau berdomisili (dalam asas domisili) atau berstatus sebagai warga negara (dalam asas nasionalitas). Di sini, asal muasal penghasilan yang menjadi objek pajak tidaklah begitu penting. Sementara itu, pada asas sumber, yang menjadi landasannya adalah status objeknya, yaitu apakah objek yang akan dikenakan pajak bersumber dari negara itu atau tidak. Status dari orang atau badan yang memperoleh atau menerima penghasilan tidak begitu penting. Kedua, pada kedua asas yang disebut pertama, pajak akan dikenakan terhadap penghasilan yang diperoleh di mana saja (world-wide income), sedangkan pada asas sumber, penghasilan yang dapat dikenakan pajak hanya terbatas pada penghasilan-penghasilan yang diperoleh dari sumber-sumber yang ada di negara yang bersangkutan. Jenis Pajak Setelah kita mengetahui sejarah singkat itu pajak tujuan dan funsgsi pajak itu sendiri serta asas-asasnya mari sekarang bagaiman kita pelajari tentang jenis-jenis pajak. 5Di tinjau dari segi Lembaga Pemungut Pajak dapat di bagi menjadi dua jenis yaitu: Pajak Negara Sering disebut juga Pajak pusat yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat yang terdiri dari: Pajak Penghasilan 5 http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak#Jenis_Pajak
  • 10. Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah Bea Materai Bea Masuk Pajak Daerah Sesuai UU 28/2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, berikut jenis-jenis Pajak Daerah: Pajak Provinsi terdiri dari: 1. Pajak Kendaraan Bermotor; 2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; 3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; 4. Pajak Air Permukaan; dan 5. Pajak Rokok. Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri atas: 1. Pajak Hotel; 2. Pajak Restoran; 3. Pajak Hiburan; 4. Pajak Reklame; 5. Pajak Penerangan Jalan; 6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; 7. Pajak Parkir; 8. Pajak Air Tanah; 9. Pajak Sarang Burung Walet; 10. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan 11. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
  • 11. ANALISIS TERHADAP PENERAPAN HUKUM DALAM KASUS PAJAK PAULUS TUMEWU Setelah kita mengetahui sejarah pajak, tujuan pajak, jenis pajak serta asas-asas pajak sekrang mari kita masuk dalam bagian penting makalah penting yaitu analisis kasus pajak oleh Paulus Tumewu. kita tahu salah satu ciri dari sistem pemungutan pajak di Indonesia adalah 6self assessment system. Sistem tersebut lebih memandang Wajib Pajak sebagai subjek dan bukan objek semata. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak menurut undang-undang sekarang sama dengan fiskus . Agar suatu Self assessment system berhasil, tidak hanya diperlukan pengetahuan yang cukup dari wajib pajak. Tanpa dilandasi oleh kesadaran , kejujuran, dan kedisiplinan yang memadai, maka kepercayaan yang diberikan kepada Wajib Pajak (WP) dapat disalahgunakan. Untuk itu Administrasi perpajakan harus berperan aktif dalam melaksanakan pengendalian administrasi pemungutan pajak yang meliputi tugas-tugas pembinaan, pelayanan, pengawasan, dan penerapan sanksi perpajakan. Salah satu pengendalian administrasi pemungutan pajak adalah dengan adanya kewajiban untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) dengan benar dan lengkap seperti yang tercantum dalam Pasal 3 UU KUP, Seperti yang kita ketahui belakangan ini muncul pemberitaan berbagai kasus pajak seperti kasus “Gayus Tambunan” dan “Paulus Tumewu”, tapi yang menjadi ANALISIS dari makalah ini adalah 7kasus penghentian penyidikan kasus Penggelapan Pajak “Paulus Tumewu” yang Berdasar hasil penyelidikan, Paulus diduga melakukan tindak pidana perpajakan yang berhubungan dengan Surat Pemberitahuan karena tidak melaporkan sebagian penghasilan (telah melanggar ketentuan pasal 39 ayat (1) UU nomor 16 tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) sebelum perubahan oleh UU No 28 tahun 2007 ) yaitu, menyampaikan Surat Pemberitahuan dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap dan telah P-21 (berkas dinyatakan lengkap) oleh Kejaksaan atas dasar surat permohonan dari Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, agar Jaksa Agung 6 http://kedanta.tripod.com/karya.html http://pajaktaxes.blogspot.com/2011/02/sistem-self-assessment.html 7 http://www.ortax.org/ortax/?mod=berita&page=show&id=9134&q=perpajakan&hlm=95
  • 12. mengeluarkan surat untuk menghentikan kasus Paulus Tumewu. Surat permohonan itu dibuat atas surat permohonan dari Paulus Tumewu yang telah melunasi utang pajaknya ke Menkeu (Sri Mulyani). Yang akhirnya Dibalas Menkeu dengan memberi disposisi ke Sekjen Depkeu yang menyatakan Paulus dikenakan denda 400 persen dari hutang pokok pajak. Paulus meminta Menkeu mengusulkan ke Jaksa Agung menghentikan penyidikan dan penuntutan atas dirinya. Dan akhirnya memang berkas kasus pidana pajak “Paulus Tumewu” yang telah P-21 itu tidak berlanjut ke Pengadilan. Padahal di dalam ketentuan Pasal 39 itu sanksi pidananya bukan alternatif tetapi kumulatif yaitu pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. sehingga pemberhentian penyidikan/ pengeluaran 8SKPP tersebut oleh sebagian kalangan di anggap ada intervensi dari Menteri Keuangan. Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam berbagai macam literatur dapat ditemukan berbagai pengertian atau definisi tentang pajak dari berbagai pakar yang satu sama lain ada kesamaan dan ada juga perbedaan, sehingga supaya pengertian atau definisi ini bisa diterima semua kalangan maka di ambillah pengertian. 9“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Undang-undang KUP sendiri telah mengalami tiga kali perubahan sejak diundangkan pertama kali dengan UU Nomor 6 Tahun 1983 yang mulai berlaku sejak 1 Januari 1984. Perubahan pertama dilakukan dengan UU Nomor 9 Tahun 1994 dan mulai berlaku 1 Januari 1995. Perubahan kedua dilakukan dengan UU Nomor 16 Tahun 2000 dan mulai berlaku tanggal 1 Januari 2001. Perubahan terakhir dilakukan dengan UU Nomor 28 Tahun 2007 yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2008 sampai sekarang. Dalam pajak sendiri ada berbagai macam sistem pemungutan di antaranya, yaitu : 8 SKPP merupakan kewenangan Penuntut Umum (Jaksa Penuntut Umum yang diberikan tugas sebagai penuntut umum dalam menangani suatu perkara) alasa-alasan yang mendasari Penuntut Umum mengambil tindakan ini adalah tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut ternyata bukan merupakan tindak pidana atau perkara tersebut ditutup demi hukum. 9 Undang-Undang KUP (UU 28/2007) yang tercatum dalam pasal 1 angka 1
  • 13. 1. Official Assessment System : suatu system pemungutan pajak yang berdasarkan undang-undang pemerintah (fiskus) diberi wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang. 2. Self Assesment system : Self assessment merupakan suatu sistem perpajakan yang memberikan kepercayaan dan tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk :  berinisiatif mendaftarkan dirinya untuk mendapatkan NPWP {nomor pokok wajib pajak);  menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak terutang. 3. With Holding System : suatu system pemungutan pajakyang berdasarkan undang- undang memberi kepercayaan /wewenang kepada pihak ketiga(bukan pemerintah dan bukan wajib pajak (WP) yang bersangkutan ) untuk memotong atau memungut pajak yang wajib dipotong /dipungut dari wajib pajak (WP) yangwajib membayarnya Undang-undang KUP sendiri menganut system pemungutan pajak Self Assessment System. Jiwa Self Assessment tercantum dalam pasal 12 UU KUP yang berbunyi :  Setiap WP wajib membayar pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dengan tidak menggantungkan pada adanya SKP.  Jumlah Pajak yang terutang menurut SPT yang disampaikan oleh WP adalah jumlah pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.  Apabila Direktur Jenderal Pajak (Dirjen Pajak) mendapatkan bukti jumlah pajak yang terutang menurut SPT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak benar, Dirjen Pajak menetapkan jumlah pajak yang terutang. Dari bunyi Pasal 12 UU KUP tersebut dapat dilihat bahwa penghitungan pajak yang terutang pembayarannya ke Kas Negara, dan pelaporannya diserahkan sepenuhnya kepada WP serta tidak didasarkan pada SKP yang diterbitkan administrasi pajak. Perhitungan, pembayaran dan pelaporan yang dilakukan WP tersebut dianggap benar (sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan) sepanjang Dirjen Pajak tidak dapat membuktikan sebaliknya. Pada prinsip self assessment beban pembuktian (bahwa pajak terutang yang telah dilaporkan
  • 14. adalah tidak benar) berada di pihak fiskus (Dirjen Pajak). SKP hanya diterbitkan oleh fiskus apabila perhitungan wajib pajak tersebut tidak benar berdasarkan pada suatu pembuktian oleh fiskus. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, Sistem pemungutan pajak dengan self assessment ini mempunyai arti bahwa penentuan /penetapan, serta pelaporan secara teratur tentang besarnya pajak terutang dan jumlah pajak yang telah dibayar, sebagaimana ditentukan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan dipercayakan sepenuhnya kepada Wajib Pajak (WP). Artinya, keberhasilan dan kegagalan di bidang pajak sangat dipengaruhi oleh Wajib Pajak. Lepas dari kesadaran kewargaan dan solidaritas nasional, lepas pula dari pengertian tentang kewajibannya terhadap Negara, pada sebagian besar di antara rakyat tidak akan pernah meresapi kewajibannya membayar pajak sedemikian rupa sehingga memenuhinya tanpa menggerutu. Bahkan, bila ada sedikit kemungkinan saja, maka pada umumnya cenderung untuk meloloskan diri dari setiap pajak. Dalam usaha perlawanan inilah, terletak faktor utama dari perlawanan terhadap pajak, yang dapat dibedakan ke dalam : a. Perlawanan pasif : Perlawanan pasif ini terdiri dari hambatan-hambatan yang mempersukar pemungutan pajak dan erat hubungannya dengan struktur ekonomi suatu Negara, dengan perkembangan intelektual dan moral penduduk, dan dengan teknik pemungutan pajak itu sendiri. b. Perlawanan aktif : Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan, yang secara langsung ditujukan terhadap fiskus dan bertujuan untuk menghindari pajak. Dari berbagai macam perlawanan terhadap pajak ini kemudian dengan berdasar pada self assessmet system ini, maka dalam undang-undang KUP ini mewajibkan si wajib pajak (WP) untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT), yang dimaksud Surat Pemberitahuan (SPT) ini sendiri seperti yang tercantum dalam Pasal 1 angka 11 Undang-Undang KUP, yaitu : Surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Kewajban melaporkan penghitungan dan/atau
  • 15. pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dalam SPT tercantum dalam Pasal 3 ayat 1 UU KUP yang berbunyi sebagai berikut : Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. Yang dimaksud dengan benar, lengkap, dan jelas dalam mengisi SPT adalah :  benar adalah benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam penerapan ketentuan peraturan UU Pajak, dalam penulisan, dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya;  lengkap adalah memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam SPT; dan Jelas melaporkan asal-usul / sumber objek pajak dan unsur lain yang harus diisikan dalam SPT. Bahkan kewajiban untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) dengan benar dan lengkap ini juga ada sanksi pidananya seperti yang tercantum dalam UU KUP Pasal 38, yaitu : a. Setiap orang yang karena kealpaannya: tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; atau b. menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dan perbuatan tersebut merupakan perbuatan setelah perbuatan yang pertama kali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13A UU KUP, didenda paling sedikit 1 (satu) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar, atau dipidana kurungan paling singkat 3 (tiga) bulan atau paling lama 1 (satu) tahun. Dan juga di Pasal 39 ayat (1) KUP menyatakan bahwa, Setiap orang yang dengan sengaja:
  • 16. Tidak mendaftarkan diri untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak atau tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak; Menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak; Tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; Menyampaikan Surat Pemberitahuan dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap; Menolak untuk dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29; Memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar, atau tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya; Midak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan di Indonesia, tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau dokumen lain; Tidak menyimpan buku, catatan, atau dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik atau diselenggarakan secara program aplikasi on-line di Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (11); atau tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut. sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. Dari isi pasal-pasal di atas bisa dilihat bahwa kedua-duanya memiliki sanksi pidana baik di Pasal 38 UU KUP yang karena kealpaan juga Pasal 39 UU KUP khusunya ayatnya 1 yang karena kesengajaan. Tetapi harus diingat bahwa dalam pelaksanaan ketentuan di bidang perpajakan itu ada 2 jenis penegakan hukum, yaitu :
  • 17. 1. Penegakan Hukum Administrasi: Penegakan hukum administrasi lebih menekankan pada perbuatannya. Penegakan hukum administrasi dilakukan oleh aparat pemerintah dibidang pajak, jadi bukan oleh hakim. 2. Penegakan Hukum Pidana: Penegakan hukum pidana dilakukan melalui melalui proses peradilan. Dalam rangka penegakan hukum pidana di mungkinkan adanya kumulasi eksternal atas penerapan sanksi. Penerapan sanksi kumulatif secara eksternal adalah pengenaan sanksi administrasi dan pengenaan sanksi pidana secara sekaligus. Di dalam hukum pidana ada berbagai macam cara penerapan sanksi / stelsel pemidanaan, yaitu: a. Stelsel Alternatif: Ciri khas suatu UU mengatur stelsel pemidanaan yang alternatif yaitu norma dalam UU. b. Stelsel Kumulatif: Stelsel kumulatif ini ditandai dengan cirri khas adanya kata “dan”.UU Tindak Pidana Korupsi merupakan salah satu contoh UU yang menganut stelsel ini. Dengan adanya kata “dan”, maka hakim harus menjatuhkan pidana dua-duanya. c. Stelsel Alternatif Kumulatif: Berbeda halnya dengan dua stelsel di atas, berdasarkan stelsel alternatif kumulatif ini, ditandai dengan ciri “dan/atau”. Suatu UU yang menganut stelsel ini, memberikan kebebasan hakim untuk menjatuhkan pidana apakah alternatif (memilih) ataukah kumulatif (menggabungkan). Bila dianalisa dari cara penerapan sanksi / stelsel pemidanaan, maka Pasal 38 UU KUP ini menggunakan cara penerapan sanksi / stelsel pemidanaan alternatif karena di dalam isi pasalnya menggunakan kata atau antara sanksi denda dan penjaranya, sedangkan untuk Pasal 39 ayat (1) UU KUP ini menggunakan cara penerapan sanksi / stelsel pemidanaan Kumulatif karena menggunakan kata dan antara sanksi denda dan penjaranya. Lalu bagaimana dengan penerapan kasus Paulus Tumewu seperti yang telah di jelaskan sebelumnya di latar belakang, untuk kasus
  • 18. Paulus Tumewu ini memang menurut jaksa berdasarkan hasil penyidikan, Paulus diduga melakukan tindak pidana perpajakan karena telah melanggar ketentuan pasal 39 ayat (1) UU nomor 16 tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) sebelum perubahan oleh UU No 28 thun 2007 yang isinya pada intinya sama. Tetapi meskipun Pasal 39 ayat (1) ini menganut penerapan sanksi / stelsel pemidanaan Kumulatif , dalam UU KUP ini baik yang tahun 2000 maupun yang tahun 2007 juga di Pasal 44B menyatakan bahwa : Untuk kepentingan penerimaan negara, atas permintaan Menteri Keuangan, Jaksa Agung dapat menghentikan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan paling lama dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal surat permintaan. Penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dilakukan setelah Wajib Pajak melunasi utang pajak yang tidak atau kurang dibayar atau yang tidak seharusnya dikembalikan dan ditambah dengan sanksi administrasi berupa denda sebesar 4 (empat) kali jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar, atau yang tidak seharusnya dikembalikan. Bila melihat isi Pasal 44B ini. Maka, apa yang di lakukan Menteri Keuangan dan Jaksa Agung ini adalah sudah sesuai dengan undang-undang apabila memang sebelum masuk ke Pengadilan Paulus Tumewu telah melunasi utang pajak yang tidak atau kurang dibayar atau yang tidak seharusnya dikembalikan dan ditambah dengan sanksi administrasi berupa denda sebesar 4 (empat) kali jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar, atau yang tidak seharusnya dikembalikan.
  • 19. PENUTUP KESIMPULAN 1) Dapat disimpulkan bahwa, Pajak merupakan sumber utama penerimaan Negara, pajak memiliki tujuan dan fungsi, pajak juga memiliki asas-asas yang tujuan akhirnya ditujukan kepada kesejahteraaan masyarakat bangsa Indonesia juga. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari belanja pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan sarana umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak. Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat dilahirkan sampai dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak. Dengan demikian jelas bahwa peranan penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan pembangunan. 2) Dapat disimpulkan pula bahwa dalam kasus pajak ini memang benar Paulus Tumewu sudah memenuhi unsur–unsur untuk dipidana sesuai ketentuan-ketentuan yang ada ada dalam UU KUP khususnya pasal 38 dan 39 ayat 1 penegakan hukum dalam tindak pidana pajak yang berkaitan dengan kewajiban menyampaikan surat pemberitahuan dengan benar dan lengkap menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Perpajakan adalah : a. Apabila karena kealpaan maka penerapan sanksinya / stelsel pemidanaannya alternatif seperti yang tercantum dalam Pasal 38 UU KUP b. Apabila karena kesengajaan maka penerapan sanksinya / stelsel pemidanaannya kumulatif seperti yang tercantum dalam Pasal 39 ayat (1) UU KUP
  • 20. Tetapi bila melihat kita melihat kembali kedalam isi Pasal 44B UU KUP ini baik yang tahun 2000 maupun yang tahun 2007 ini. Maka, tindakan yang di lakukan Menteri Keuangan dan Jaksa Agung dengan mengehentikan penyidikan kasus pajak oleh Paulus Tumewu itu sudah sesuai dengan ketentuan yang ada dan tercantum dalam pasal tersebut. SARAN Penekanan penerapan sanksi pidana itu harus lebih di tekankan pada tindak pidana yang di lakukan oleh pegawai Dirjen Pajak ini ber, sedangkan kepada wajib pajak lebih baik di tekankan penerapan sanksi administrasi untuk kepentingan penerimaan Negara, dan juga saya harapkan kepada seluruh wajib pajak janganlah melakukan perbuatan yang dilakukan oleh Gayus Tambunan dan Paulus Tumewu, apalagi seperti yang dilakukan Paulus Tumewu yaitu tindak pidana dalam perpajakan yang berhubungan yaitu, menyampaikan surat pemberitahuan dan keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap, serta mafia pajak lain yang masih berkeliaran diluar sana, jadilah warga Indonesia yang baik jadilah wajib pajak yang taat membayar pajak karena sebenarnya yang menikmati hasil pajak itu sendiri adalah kita bukan pemerintah, ingatlah tujuan pajak itu bukan untuk individu-individu tertentu tetapi digunakan untuk mensejahterkan masyarakat Indonesia namun memang faktanya rakyat Indonesia hanya sebagian yang sejahtera tetapi percayalah pemerintah tidak diam saja dalam hal ini mereka selalu berusaha untuk membuat seluruh masyarakat Indonesia ini sejahtera.
  • 21. Daftar Pustaka Bahan lainnya : http://ndeso-go-blog.blogspot.com/2011/12/sejarah-pajak.html diakses tanggal 9 Desember 2012 http://ndeso-go-blog.blogspot.com/2011/12/fungsi-pajak.html diakses tanggal 9 Desember 2012 http://kedanta.tripod.com/karya.html diakses 10 Desember 2012 http://pajaktaxes.blogspot.com/2011/02/sistem-self-assessment.html diakses 10 Desember 2012 http://www.ortax.org/ortax/?mod=berita&page=show&id=9134&q=perpajakan&hlm=95 diakses 10 Desember 2012 http://denden-imadudin.blogspot.com/2010/06/analisis-terhadap-penerapan-hukum-dalam.html diakses 10 Desember 2012 http://www.mediaindonesia.com/read/2010/04/21/137543/16/1/Kronologi-Kasus-Penggelapan- Pajak-Paulus-Tumewu Rabu 21 April 2010 diakses 10 Desemebr 2012 http://www.dutamasyarakat.com/artikel-29080-ani-dibidik-kasus-adik-edy-tanzil.html diakses 8 Desember 2012 Peraturan Perundang-undangan: Undang-Undang KUP (UU 28/2007) yang tercatum dalam pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Perpajakan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1994 tentang Perubahan Atas UU KUP Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas UU KUP Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas UU KUP
  • 22. HUKUM PAJAK Sejarah, tujuan, fungsi, asas-asas dalam hukum pajak, jenis-jenis pajak serta analisis penerapan hukum tentang kasus pajak “ Paulus Tumewu " Oleh YANELS GARSIONE DAMANIK 115010107111103 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS HUKUM 2012