SlideShare a Scribd company logo
1 of 71
Oleh:
YANTO AZIE SETYA, SE., M.Si
Materi Perkuliahan
 Ruang lingkup analisis makro ekonomi
 Penghitungan pendapatan nasional
 Penentuan kegiatan ekonomi: klasik, Keynes, dan masa
kini
 Keseimbangan ekonomi dua sektor, Keseimbangan
ekonomi tiga sektor, Keseimbangan perekonomian terbuka
 Keseimbangan AD-AS
 Uang, institusi keuangan dan penawaran uang
 Penawaran uang dan kegiatan ekonomi negara
 Penganguran, inflasi, dan kebijakan pemerintah
 Perdagangan luar negeri, proteksi dan globalisasi
 Neraca pembayaran, kurs valuta asing, dan kegiatan
perekonomian terbuka
PERKEMBANGAN ILMU EKONOMI
MODERN
Dimulai pada saat Adam Smith (1723-
1790) menerbitkan bukunya yang
berjudul An Inquiri into the Nature and
Causes of the Wealth of Nations, yang
kemudian dikenal sebagai Wealth of
Nations (1776)
Adam Smith menyatakan bahwa
seperti alam semesta yang berjalan
serba teratur, sistem ekonomi pun akan
mampu memulihkan dirinya sendiri
(self adjustment), karena ada kekuatan
pengatur yang disebut sebagai tangan-
tangan tak terlihat (invisible hands).
Dalam bahasa yang sederhana, tangan gaib
tersebut adalah mekanisme pasar, yaitu
mekanisme alokasi sumber daya ekonomi
berlandaskan interaksi kekuatan permintaan
dan penawaran.
Adam Smith sangat percaya bahwa mekanisme
pasar akan menjadi alat alokasi sumber daya
yang efisien, jika pemerintah tidak ikut campur
dalam perekonomian
Jean Baptiste Say (1767-1832)
Mematangkan pemikiran Smith dengan
melontarkan pendapat yang sekarang
dikenal sebagai hukum Say (Say's law),
"...supply creates it's own demand..."
dalam bukunya : A Treatise on Political
Economy (1803). Maksud dari pernyataan
tersebut adalah bahwa barang dan jasa
yang diproduksi pasti terserap oleh
permintaan sampai tercapai keseimbangan
pasar.
Asumsi-asumsi Yang Melatar Belakangi Model
Mekanisme Pasar Menurut Adam Smith Dan JB
Say
1. Struktur pasar merupakan persaingan
sempurna; informasi sempurna dan simetris;
input dan output adalah homogen; para pelaku
ekonomi bersifat rasional dan bertujuan
memaksimumkan kegunaan atau keuntungan.
2. Netralitas uang (money neutrality) yang
mempunya konsekuensi harga bersifat
fleksibel, dapat berubah seketika itu juga
(price flexibility
John Maynard Keynes
Kritik Keynes terhadap Teori Klasik
1. Tabungan bukan ditentukan oleh tingkat suku bunga
tetapi oleh tingkat pendapatan masyarakat.
2. Suku bunga bukan ditentukan oleh penawaran dana
untuk tabungan dan permintaan dana untuk investasi,
namun ditentukan oleh permintaan dan penawaran
uang
3. Tingkat upah tidak fleksibel, walaupun terdapat banyak
pengangguran tingkat upah tidak akan turun dan
pengangguran tetap wujud.
4. Pendapatan nasional bukan faktor-faktor produksi yang
tersedia tetapi oleh pengeluaran agregat (AE).
Pengeluaran agregat yang wujud dalam ekonomi selalu
kurang dari pendapatan nasional potensial dan
menyebabkan pengangguran tenaga kerja selalui wujud
Pandangan Keynes
Tingkat kegiatan ekonomi ditentukan oleh permintaan
efektif yaitu pengeluaran agregat yang akan wujud
dalam suatu perekonomian dalam suatu waktu tertentu.
Pengeluaran agregat: konsumsi rumah tangga, investasi
perusahaan, pengeluaran pemerintah dan ekspor
Nilai pengeluaran dari keempat komponen di atas akan
menentukan kegiatan perekonomian, kesempatan kerja
dan pendapatan nasional.
Golongan Monetaris (Milton
Firedman)
 Sistem pasar bebas cukup efisien dalam mengatur
kegiatan ekonomi dan mampu menyebabkan
perekonomian selalu beroperasi pada kesempatan
kerja penuh
 Peranan penawaran uang dalam menentukan kegiatan
ekonomi
 Menyukai kebijakan pemerintah yang berbentuk
kebijakan moneter
Golongan Ekspektasi Rasional
(Klasik Baru)
 Semua pelaku kegiatan ekonomi bertindak secara
rasional mengetahui seluk beluk kegiatan ekonomi
dan mempunyai informasi yang lengkap mengenai
peristiwa-peristiwa dalam perekonomian
 Semua jenis pasar beroperasi secara efisien dan dapat
dengan cepat membuat penyesuaian-penyesuaian ke
atas perubahan yang berlaku
Ekonomi Segi Penawaran
 Mempertinggi efisiensi kegiatan perusahaan sehingga
kegiatan ekonomi dapat ditingkatkan, pendapatan
nasional riil dan kesempatan kerja bertambah serta
tingkat harga dapat distabilkan
 Tujuan:
a. Para pekerja akan bekerja lebh giat dan efisien
b. Efisiensi kegiatan usaha dapat ditingkatkan dan
biaya produksi dikurangi
c. Mengembangkan peranan pihak swasta dan
mendorong lebih banyak persaingan
Keynesian Baru
 Berkeyakinan bahwa ada ketidaksempurnaan pasar
barang dan pasar faktor produksi
 Kebijakan pemerintah masih cukup diperlukan untuk
menstabilkan kegiatan ekonomi dan mengusahakan
agar perekonomian tetap mencapai kesempatan kerja
penuh.
DEFINISI EKONOMI MAKRO
Analisis dalam ilmu ekonomi yang menerangkan
gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan ekonomi.
Isu – isu utama dalam ekonomi makro:
1. faktor-faktor apakah yang menentukan tingkat
kegiatan suatu perekonomian?
2. Mengapa pertumbuhan ekonomi tidak selalu teguh?
3. Mengapa kegiatan ekonomi tidak berkembang dengan
stabil?
4. Mengapa pengangguran dan kenaikan harga selalu
berlaku?
Tujuan kebijakan makro ekonomi
1. Menstabilkan kegiatan ekonomi, meliputi: (a) tingkat
penggunaan tenaga kerja adalah tinggi; (b) tingkat
harga-harga tidak menunjukkan perubahan yang
berarti; (c) terdapat keseimbangan diantara ekspor dan
impor dan lalu lintas modal dari/ke luar negeri.
2. Penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi
3. Menghindari masalah inflasi, penyebab: (a)
ketidakstabilan politk dan ekonomi negara; (b)
permintaan masyarakat yang berlebihan, pertambahan
penawaran uang yang berlebihan, dan kenaikan biaya
dalam produksi.
4. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang teguh,
tujuan: (a) menyediakan kesempatan kerja; (b)
menaikkan tingkat kemakmuran masyarakat.
5. Mengukuhkan neraca pembayaran dan kurs valuta
asing.
KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI
1. Kebijakan fiskal: langkah-langkah pemerintah membuat
perubahan dalam bidang perpajakan dan pengeluaran
pemerintah dengan maksud untuk untuk
mempengaruhi pengeluaran agregat dalam
perekonomian.
2. Kebijakan moneter: langkah-langkah pemerintah yang
dilaksanakan oleh Bank Sentral (Bank Indonesia) untuk
mempengaruhi (mengubah) penawaran uang dalam
perekonomian atau mengubah suku bunga, dengan
maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.
3. Kebijakan segi penawaran: bertujuan untuk
mempertinggi efisiensi kegiatan-kegiatan perusahaan
sehingga dapat menawarkan barang-barangnya dengan
harga yang lebih murah atau dengan mutu yang lebih
baik.
PENDAPATAN NASIONAL (Y)
1.Merupakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan
sesuatu negara dalam suatu tahun tertentu.
2. Jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor
produksi yang digunakan untuk memproduksi
barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu.
3 Cara Penghitungan Pendapatan
Nasional
1. Cara pengeluaran: menjumlahkan nilai
pengeluaran/perbelanjaan ke atas barang-barang
dan jasa yang diproduksi dalam negara tersebut.
2. Cara produksi/produk netto: menjumlahkan nilai
produksi barang dan jasa yang diwujudkan oleh
berbagai sektor (lapangan usaha) dalam
perekonomian
3. Cara pendapatan: menjumlahkan pendapatan yang
diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan
untuk mewujudkan pendapatan nasional.
Pendapatan Domestik Bruto (PDB)
Nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang
diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga
negara tersebut dan negara asing yang berusaha di
wilayah Indonesia
Pendapatan Nasional Bruto (PNB)
Nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang
diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga
negara yang berusaha di Indonesia dan warga negara
Indonesia yang berusaha di luar negeri
Metode Penghitungan Pendapatan Nasional
 Pendekatan Produksi
 Pendekatan Pendapatan
 Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan Produksi
 Produk nasional atau Produk Domestik Bruto diperoleh
dengan menjumlahkan nilai pasar dari seluruh barang dan
jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor di dalam
perekonomian dalam periode tertentu. Dengan demikian,
PNB atau GDP menurut metode ini, jumlah dari harga setiap
masing-masing barang dan jasa dikalikan dengan jumlah atau
kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan.
 Pendapatan nasional menurut metode produksi dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Y = (P1xQ1)+(P2xQ2)+......(PnxQn)
Keterangan :
Y = Produk Nasional atau Produk Domestik Bruto (PNB atau
GDP)
P = Harga Barang dari unit ke-I hingga unit ke-n
Q = Jumlah barang dari jenis ke-I hingga jenis ke-n
11 Sektor Pendekatan Produksi
 Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan
 Pertambangan dan penggalian
 Industri dan pengolahan
 Listrik, gas, dan air minum
 Bangunan
 Perdagangan, hotel, restoran
 Pengangkutan dan telekomunikasi
 Bank dan Lembaga keuangan lainnya
 Pemerintahan dan Pertahanan
 Jasa-jasa lainnya
Pendekatan Pendapatan
Pendapatan nasional adalah hasil penjumlahan seluruh
penerimaan yang diterima para pemilik faktor produksi
di dalam suatu negara selama periode tertentu (biasanya
satu tahun).
Pendapatan nasional menurut metode penerimaan
merupakan penjumlahan dari sewa, upah, bunga modal,
dan laba yang diterima masyarakat pemilik faktor
produksi selama satu tahun
Empat Komponen dalam
Pendekatan Pendapatan
 Sewa (rent=r) yang diterima pemilik faktor produksi
alam.
 Upah (wages=w) atau Gaji (Salary) yang diterima
pemilik faktor produksi tenaga kerja
 Bunga modal (interest=i) yang diterima pemilik faktor
produksi modal.
 Laba (profit=p) yang diterima pemilik faktor produksi
kewirausahaan (entrepreneurship)
 Rumus: Y = r + w + i + p
Pendekatan Pengeluaran
Y = C + I + G + (X – M)
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
C = Pengeluaran konsumsi Rumah Tangga Konsumen
I = Pengeluaran Investasi Rumah Tangga Produsen
G = Pengeluaran pemerintah dari Rumah Tangga
Pemerintah
X = Ekspor
M = Impor
Pertumbuhan Ekonomi
Kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu
negara untuk menyediakan semakin banyak barang-
barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini
tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, penyesuaian
kelembagaan, dan ideologi yang diperlukannya
Rumus Pertumbuhan Ekonomi (g)
g = [(Pnriilt –PNriil0)/PNriil0] x 100
Contoh:
Pendapatan nasional riil tahun 2001 adalah Rp 120,2 T.
Sedangkan pada tahun 2002 pendapatan nasional riil
meningkat menjadi Rp 128,8 T. Hitunglah tingkat
pertumbuhan ekonomi negara tersebut!
Jawab:
g2002 = [(128,8 – 120,2)/120,2] x 100 = 7 %
Pada tahun 2001 PDB menurut harga berlaku bernilai Rp
198,5 T dan pada tahun 2002 nilainya menjadi Rp 225,7
T. Indeks Harga pada tahun 2001 adalah 152 dan tahun
2002 indeks harganya menjadi 160.Hitunglah tingkat
pertumbuhan ekonominya!
Jawab:
PN riil 2002 = (152/160) x 225,7 T = Rp 214,4 T (PDB
2002)
g2002 = [(214,4 – 198,5)/198,5] x 100 = 8 %
TENAGA KERJA & PENGANGGURAN
Angkatan kerja : jumlah tenaga kerja yang terdapat dalam
suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu.
Informasi yang diperlukan:
1. Penduduk usia kerja (15 – 65 tahun)
2. Penduduk usia 15-65 tahun yang tidak ingin bekerja
(pelajar,mahasiswa, ibu rumah tangga, penganggur
sukarela) disebut bukan angkatan kerja.
Jumlah angkatan kerja = jml angkatan kerja – jml bukan
angkatan kerja
Tingkat partisipasi angkatan kerja=angkatan kerja dibagi
dengan penduduk usia kerja.
Contoh:
Penduduk usia kerja=14.891.761
Angkatan kerja= 9.124.458
Dari angkatan kerja itu sebanyak 8.528.571 mempunyai
pekerjaan
Tingkat partisipasi angkatan kerja=(9.124.458/14.891.761) x
100 % = 61,3%
Jumlah pengangguran=9.124.458 – 8.528.571=595.887
Tingkat pengangguran=(595.887/9.124.458)x 100%=6,5%
NERACA PEMBAYARAN
Data yang memberi gambaran tentang lalu lintas
perdagangan dan dana dari suatu negara ke berbagai
negara lain dalam satu tahun tertentu.
1.Neraca perdagangan : data mengenai ekspor dan impor
2. Neraca keseluruhan:data mengenai ekspor dan impor
serta aliran modal jangka pendek dan jangka panjang.
PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) ATAU GROSS
DOMESTIC PRODUCT (GDP)
“Nilai barang dan jasa dala suatu negara
yang diproduksikan oleh faktor-faktor
produksi milik warga negara tersebut
dan negara asing”.
PRODUK NASIONAL BRUTO (PNB) ATAU
GROSS NATIONAL PRODUCT (GP)
“Nilai barang dan jasa yang diproduksikan oleh faktor-
faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara dari
negara yang pendapatan nasionalnya dihitung.”
“Nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan
oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu
tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri,
tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing
yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
RUMUS PERHITUNGAN
PDBhp = PNBhp – PFN dari Luar Negeri
PFN = pendapatan faktor-faktor produksi yang diterima dari
luar negeri dikurangi dengan pendapatan faktor-faktor
produksi yang dibayarkan ke luar negeri
PNBhp = PNhf + Pajak tak langsung – Subsidi + Depresiasi
Harga pasar = harga faktor + Pajak tak langsung - Subsidi
Harga pasar =nilai suatu barang (produksi negara) yang
ditentukan oleh pembayaran yang dilakukan konsumen
atau pengguna lain untuk memperoleh barang tersebut.
Harga faktor = nilai sesuatu barang (pendapatan negara) yang
dihitung berdasarkan pembayaran kepada faktor-faktor
produksi yang digunakan untuk mewujudkan barang
tersebut (produksi negara)
1. Pajak tak langsung: pungutan pemerintah yang dikenakan
atas barang dan jasa pada saat barang tersebut dijual
kepada pihak lain, terutama konsumen, atau diimpor
dari luar negara.contoh: pajak penjualan dan pajak
impor.
2. Subsidi: bantuan dalam bentuk barang atau uang kepada
produsen ataupun konsumen untuk mengurangi biaya
produksi (produsen) atau mengendalikan harga
(konsumen)
CARA PENGELUARAN
1.Konsumsi rumah tangga (household consumption)=C
2. Konsumsi pemerintah (government consumption)=G
3. Pengeluaran investasi (investment expenditure)=I
4. Ekspor netto (Net export)= Export (X) – Import (M)
Y = C + I + G + (X – M)
CARA PRODUK NETTO/NILAI TAMBAH
Jenis kegiatan Nilai Penjualan (ribu Rp) Nilai Tambah
1. Mengambil kayu hutan 50 50
2. Menggergaji papan 200 150
3. Membuat perabot 600 400
4. Menjual perabot di toko 800 200
Jumlah nilai penjualan dan
nilai tambah
1650 800
CARA PENDAPATAN
Menghitung pendapatan yang diterima dari penggunaan
faktor produksi:
1. Pendapatan para pekerja: gaji dan upah
2. Pendapatan dari usaha perseorangan
3. Pendapatan dari sewa
4. Bunga netto:seluruh nilai pembayaran bunga yang
dilakukan dikurangi bunga ke atas pinjaman konsumsi
dan bunga ke atas pinjaman pemerintah
5. Keuntungan perusahaan
PEREKONOMIAN 4 SEKTOR
 Y = C + I + G + (X – M)
 Merupakan suatu negara yang mempunyai hubungan
ekonomi dengan negara-negara lain.
 Terdiri dari:
1. Sektor rumah tangga (C)
2. Sektor perusahaan (I)
3. Sektor pemerintah (G)
4. Sektor luar negeri (X – M)
KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL
DALAM PEREKONOMIAN 4 SEKTOR
a. Y = C+I+G+(X-M)
b. I+G+X (SUNTIKAN)=S+T+M (BOCORAN)
MULTIPLIER PEREKONOMIAN 4 SEKTOR
Y=C+I+G+(X-M)
Y=C0+bYd+I0+G0+X0-mY
Y=C0+b(Y-tY)+I0+G0+X0-mY
Y=C0+bY-btY+I0+G0+X0-mY
Y-bY+btY+mY = C0+I0+G0+X0
Y(1-b+bt+m) = C0+I0+G0+X0
1
Y= (C0+I0+G0+X0)
(1-b+bt+m)
EKSPOR NAIK SEBANYAK ∆X
Pendapatan Nasional yang baru(Y1):
1
Y1= (C0+I0+G0+X0+∆X0)
(1-b+bt+m)
1
Y1-Y = ∆X
(1-b+bt+m)
1
∆Y = ∆X
(1-b+bt+m)
MASALAH PENGANGGURAN DAN INFLASI
Keadaan ekonomi suatu negara:
 Mencapai tingkat konsumsi tenaga kerja penuh
 Menghadapi masalah pengangguran
 Menghadapi masalah inflasi
Mencapai tingkat konsumsi Tenaga Kerja Penuh
Dalam perekonomian yang mencapai tingkat konsumsi
tenaga kerja penuh, pengeluaran agregat yang sebenarnya
wujud adalah sama dengan pengeluaran agregat yang
diperlukan untuk mencapai tingkat konsumsi tenaga
kerja penuh (AE = AEF )
AE Y=AE
AE=AEF
E
Y=YF Y
MASALAH PENGANGGURAN
Jurang deflasi adalah jumlah kekurangan pembelanjaan
agregat yang diperlukan untuk mencapai konsumsi tenaga
kerja penuh (AE < AEF ). Jarak dari A ke B adalah jurang
deflasi
AE AEF
A
B AE
Y Yf Y
MASALAH INFLASI
Jurang inflasi adalah kelebihan dalam pengeluaran agregat di
atas pengeluaran agregat pada konsumsi tenaga kerja penuh
yang menimbulkan kekurangan barang dan seterusnya
kenaikan harga (AE > AEF )
AE AE
E
AEF
Jurang inflasi
Yf Y Y
Peran Kebijakan Fiskal dalam mengatasi jurang
deflasi dan inflasi
 Untuk mengatasi jurang deflasi pemerintah melakukan
penambahan pengeluarannya, mengurangi pajak yang
dipungut dari para penerima pendapatan dan perusahaan.
Langkah ini disebut kebijakan anggaran belanja defisit.
 Untuk mengatasi jurang inflasi pemerintah melakukan
pengurangan pengeluarannya, meningkatkan tingkat dan
jumlah pajak yang dipungut dari berbagai golongan
masyarakat. Langkah ini disebut kebijaka anggaran belanja
surplus.
Contoh Kebijakan fiskal diskresioner
Pendapatan nasional potensial (dicapai saat full
employment)=Rp 800 T = Yf
Pendapatan nasional sebenarnya (Y) = Rp 750 T
MPC pandapatan disposable=0,75
Pajak proporsional (20% dari Y).
Maka terdapat tiga alternatif kebijakan fiskal diskresioner:
1. Pemerintah menaikkan pengeluarannya saja
2. Pemerintah menurunkan pajak saja
3. Pemerintah menaikkan pengeluarannya sebanyak Rp 10 T
dan usaha mengatasi pengangguran dilakukan juga dengan
mengurangi pajak.
Kenaikan Pengeluaran Pemerintah
 Jurang pendapatan nasional (∆Y)=Yf-Y=800-750=50
1
∆Y = ∆G
1 – b + bt
1
50 = ∆G
1 – 0,75 + 0,75(0,2)
50 = 2,5 ∆G
∆G = 50/2,5 = 20
Jadi untuk mencapai konsumsi tenaga kerja penuh pemerintah
perlu menaikan pengeluarannya sebanyak Rp 20 T
Pengurangan Pajak
b
∆Y = ∆T
1 – b + bt
0,75
50 = ∆T
1 – 0,75 + 0,75(0,2)
50 = 0,75/0,4 (∆T)
∆T = 1,875/50 = 26,6667
Jadi pajak perlu dikurangi sebanyak Rp 26,6667 T
Pemerintah menaikkan pengeluarannya
dan mengurangi pajak
Pemerintah menaikkan pengeluarannya sebanyak Rp 10 T,
maka:
1
∆Y = ∆G
1 – b + bt
1
∆Y = (10)
1 – 0,75 + 0,75(0,2)
∆Y =2,5 (10) = 25
Kenaikan pendapatan nasional yang masih diperlukan
untuk mencapai full employment= 50-25 = 25 T
b
∆Y = ∆T
1 – b + bt
0,75
25 = ∆T
1 – 0,75 + 0,75(0,2)
25 = 0,75/0,4 (∆T)
∆T = 1,875/25 = 13,3333
Maka jumlah pajak yang harus diturunkan oleh
pemerintah adalah sebanyak Rp 13,3333
JENIS PENGANGGURAN
1) Pengangguran Friksional (Frictional
Unemployment)
Pengangguran ini bersifat sementara,
biasanya terjadi karena adanya kesenjangan
waktu, informasi maupun karena kondisi
geografis antara pencari kerja dan
kesempatan (lowongan) kerja. Mereka yang
masuk dalam kategori pengangguran
sementara, umumnya rela menganggur
(voluntary unemployment) untuk mendapat
pekerjaan.
2) Pengangguran Struktural (Structural
Unemployment)
Dikatakan pengangguran struktural karena
sifatnya yang mendasar. Pencari kerja tidak
mampu memenuhi persyaratan yang dibutuhkan
untuk lowongan pekerjaan yang tersedia. Hal ini
terjadi dalam perekonomian yang berkembang
pesat. Makin tinggi dan rumitnya proses produksi
dan atau teknologi produksi yang digunakan,
menuntut persayaratan tenaga kerja yang juga
makin tinggi.
3) Pengangguran Musiman (Seasonal
Unemployment)
Adalah pengangguran yang terjadi akibat
faktor musim, umumnya terjadi pada sektor
pertanian
INFLASI
Suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar
yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain,
konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas
di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai
termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi
barang.
Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses
menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi
adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-
rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang
dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi.
Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat
perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan
harga berlangsung secara terus-menerus dan saling
pengaruh-mempengaruhi.
JENIS INFLASI BERDASARKAN CAKUPAN PENGARUH TERHADAP
HARGA
1. Inflasi tertutup (Closed Inflation), Jika kenaikan
harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau
dua barang tertentu.
2. Inflasi terbuka (Open Inflation), apabila kenaikan
harga terjadi pada semua barang secara umum
3. Inflasi yang tidak terkendali (hiperinflasi), apabila
serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat
harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga
orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan
nilai uang terus merosot
TINGKAT PARAHNYA INFLASI
 Inflasi ringan : kurang dari 10% / tahun
 Inflasi sedang: antara 10% sampai 30% / tahun
 Inflasi berat: antara 30% sampai 100% / tahun
 Hiperinflasi: lebih dari 100% / tahun
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
 Keunggulan Mutlak adalah keuntungan yang
diperoleh sesuatu negara dari mengkhususkan
kegiatanya kepada memproduksikan barang-barang
dengan efisiensi yang lebih tinggi dari negara-negara
lain.
 Keuntungan berbanding
Contoh:(asumsi hanya menggunakan 2 faktor produksi)
Keadaan 1: Produksi sebelum spesialisasi
Negara Produksi Mobil Produksi TV Harga Relatif
Jepang 20 1200 1 m: 60 TV
AS 50 1500 1 m:30 TV
Dari keadaan 1 disimpulkan bahwa harga relatif mobil lebih
murah di AS karena untuk memperoleh satu buah mobil
hanya dibutuhkan 30 buah TV , sebaliknya harga relatif
TV lebih murah di Jepang. Hal ini berarti AS akan
memproduksi mobil sedangkan Jepang hanya akan
memproduksi TV.
Keadaan 2: Produksi setelah spesialisasi
Negara Produksi Mobil Produksi TV
Jepang - 2400
AS 100 -
Nilai produksi AS = 50 x 2 faktor produksi = 100 mobil
Nilai produksi Jepang=1200 x 2 = 2400 TV
Keadaan 3: Konsumsi sesudah perdagangan (kurs
pertukaran= 1 mobil : 40 TV) dan AS akan membeli 1600
TV dari Jepang
Negara Konsumsi Mobil Konsumsi TV
Jepang 40 800
AS 60 1600
Jumlah 100 2400
Keuntungan Perdagangan
1. Produksi mobil meningkat (dari 70 jadi 100 unit), tetapi
produksi TV berkurang (dari 2700 jadi 2400 unit).
Kekurangan 300 unit TV dapat diganti dengan kenaikan
produksi 7,5 unit mobil (300 : 40). Berarti tambahan 30
unit produksi mobil sama nilainya dengan 1200 TV (30 x
40). Jumlah ini lebih besar dari pengurangan produksi
TV yang berlaku sesudah perdagangan.
2. AS menikmati keuntungan yang nyata, karena mobil
dan TV yang dinikmati melebihi dari jumlah yang dapat
diproduksikan
3. Jumlah TV di Jepang berkurang 1200-800=400 unit, tapi
jumlah mobil meningkat sebanyak 40-20=20 unit. Nilai
mobil tambahan ini adalah 20 x 40=800 unit TV
Kurs Valuta Asing
1. Menunjukkan harga atau nilai mata uang sesuatu
negara yang dinyatakan dalam nilai mata uang negara
lain.
2. Jumlah uang domestik yang dibutuhkan yaitu
banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh
satu unit mata uang asing
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurs
1. Perubahan dalam citrarasa masyarakat
2. Perubahan harga barang ekspor dan impor
3. Kenaikan harga umum (inflasi) dengan akibat:
a.Inflasi menyebabkan harga dalam negeri lebih mahal dari
harga di luar negeri, hal ini menyebabkan permintaan
valas meningkat
b. Inflasi menyebabkan harga barang ekspor menjadi lebih
mahal (akan mengurangi ekspor), hal ini menyebabkan
penawaran atas valuta asing berkurang maka valas akan
bertambah (harga mata uang negara yang mengalami
inflasi merosot)
4. Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi.
Jika suku bunga dan tingkat pengembalian investasi rendah,
modal akan mengalir ke luar negeri, hal ini menyebabkan
nilai mata uang menjadi rendah, demikian sebaliknya.
Permintaan Agregat (Agregat Demand)
Nilai riil pengeluaran yang akan dilakukan
dalam perekonomian pada berbagai
tingkat harga umum. Pengeluaran ini
dibedakan kepada 5 komponen: konsumsi
RT, investasi swasta dan pemerintah,
pengeluaran konsumsi pemerintah,
ekspor, dan impor.
Penawaran Agregat (Agregat Supply)
Nilai pendapatan nasional riil
(produksi nasional) yang ditawarkan
perusahaan-perusahaan dala suatu
perekonomian pada berbagai tingkat
harga umum.
Neraca Pembayaran
Suatu catatan aliran keuangan yang
menunjukkan nilai transaksi perdagangan dan
aliran dana yang dilakukan di antara suatu
negara dengan negara lain dalam suatu tahun
tertentu.
Dibagi 2:
a. Neraca berjalan
b. Neraca modal

More Related Content

What's hot

Teori produksi ekonomi mikro
Teori produksi ekonomi mikroTeori produksi ekonomi mikro
Teori produksi ekonomi mikrogoder21
 
PPT MIKRO (Teori Produksi)
PPT MIKRO (Teori Produksi)PPT MIKRO (Teori Produksi)
PPT MIKRO (Teori Produksi)Indra Jaya
 
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsenMatematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsenHarya Wirawan
 
Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor
Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat SektorMakalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor
Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat SektorDwi Andriyanto
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian TerbukaEkonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian Terbukarusdiman1
 
Strategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nashStrategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nashOpissen Yudisyus
 
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan NasionalKeseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan NasionalYesica Adicondro
 
Teori Konsumsi
Teori Konsumsi Teori Konsumsi
Teori Konsumsi Mirza Syah
 

What's hot (20)

Nilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari UangNilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari Uang
 
Chap02 en-id
Chap02 en-idChap02 en-id
Chap02 en-id
 
Teori produksi
Teori produksiTeori produksi
Teori produksi
 
Presentasi pendapatannasional
Presentasi pendapatannasionalPresentasi pendapatannasional
Presentasi pendapatannasional
 
Pengantar Ekonomi Makro
Pengantar Ekonomi MakroPengantar Ekonomi Makro
Pengantar Ekonomi Makro
 
Teori produksi ekonomi mikro
Teori produksi ekonomi mikroTeori produksi ekonomi mikro
Teori produksi ekonomi mikro
 
PPT MIKRO (Teori Produksi)
PPT MIKRO (Teori Produksi)PPT MIKRO (Teori Produksi)
PPT MIKRO (Teori Produksi)
 
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
 
Time Value Of Money
Time Value Of MoneyTime Value Of Money
Time Value Of Money
 
Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumen
 
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsenMatematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
 
Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor
Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat SektorMakalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor
Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LM
 
Bab 4 bunga majemuk
Bab 4 bunga majemukBab 4 bunga majemuk
Bab 4 bunga majemuk
 
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian TerbukaEkonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
 
Strategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nashStrategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nash
 
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan NasionalKeseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan Nasional
 
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiwResume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
 
Teori Konsumsi
Teori Konsumsi Teori Konsumsi
Teori Konsumsi
 

Viewers also liked

Penghitungan pendapatan nasional
Penghitungan pendapatan nasionalPenghitungan pendapatan nasional
Penghitungan pendapatan nasionalotnayirt
 
Perhitungan pendapatan nasional
Perhitungan pendapatan nasionalPerhitungan pendapatan nasional
Perhitungan pendapatan nasionalVicky Farahani
 
Makroekonomi Topik 9
Makroekonomi Topik 9Makroekonomi Topik 9
Makroekonomi Topik 9WanBK Leo
 
Teori ekonomi makro resume
Teori ekonomi makro resumeTeori ekonomi makro resume
Teori ekonomi makro resumeMonika Septian
 
Bab 6 perdagangan antara bangsa
Bab 6 perdagangan antara bangsaBab 6 perdagangan antara bangsa
Bab 6 perdagangan antara bangsaSazaki Salleh
 
Standar analisis laporan_keuangan_Cross Section
Standar analisis laporan_keuangan_Cross SectionStandar analisis laporan_keuangan_Cross Section
Standar analisis laporan_keuangan_Cross SectionVicky Farahani
 
Makalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Makalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAHMakalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Makalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAHOnal Lensun
 
Soal latihan pengantar ekonomi makro
Soal latihan pengantar ekonomi makro Soal latihan pengantar ekonomi makro
Soal latihan pengantar ekonomi makro azelia
 

Viewers also liked (12)

Penghitungan pendapatan nasional
Penghitungan pendapatan nasionalPenghitungan pendapatan nasional
Penghitungan pendapatan nasional
 
Perhitungan pendapatan nasional
Perhitungan pendapatan nasionalPerhitungan pendapatan nasional
Perhitungan pendapatan nasional
 
Makroekonomi Topik 9
Makroekonomi Topik 9Makroekonomi Topik 9
Makroekonomi Topik 9
 
Teori ekonomi makro resume
Teori ekonomi makro resumeTeori ekonomi makro resume
Teori ekonomi makro resume
 
Topic 8
Topic 8Topic 8
Topic 8
 
_ilmu_ekonomi
_ilmu_ekonomi_ilmu_ekonomi
_ilmu_ekonomi
 
Bab 6 perdagangan antara bangsa
Bab 6 perdagangan antara bangsaBab 6 perdagangan antara bangsa
Bab 6 perdagangan antara bangsa
 
Standar analisis laporan_keuangan_Cross Section
Standar analisis laporan_keuangan_Cross SectionStandar analisis laporan_keuangan_Cross Section
Standar analisis laporan_keuangan_Cross Section
 
Makalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Makalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAHMakalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Makalah PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
 
Tugas makro
Tugas makroTugas makro
Tugas makro
 
Soal latihan pengantar ekonomi makro
Soal latihan pengantar ekonomi makro Soal latihan pengantar ekonomi makro
Soal latihan pengantar ekonomi makro
 
BMP ESPA4219
BMP ESPA4219BMP ESPA4219
BMP ESPA4219
 

Similar to Pengantar ekonomi makro

Pengantar ekonomi-makro-juli-20103
Pengantar ekonomi-makro-juli-20103Pengantar ekonomi-makro-juli-20103
Pengantar ekonomi-makro-juli-20103dengkol
 
Indikator-indikator makro ekonomi di indonesia
Indikator-indikator makro ekonomi di indonesiaIndikator-indikator makro ekonomi di indonesia
Indikator-indikator makro ekonomi di indonesiafebi pristan
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Indeks harga konsumen dan inflasi
Indeks harga konsumen dan inflasiIndeks harga konsumen dan inflasi
Indeks harga konsumen dan inflasiricohedyansyah
 
Masalah ekonomi makro n mikro x ibb stc1
Masalah ekonomi makro n mikro x ibb stc1Masalah ekonomi makro n mikro x ibb stc1
Masalah ekonomi makro n mikro x ibb stc1Antonius Suranto
 
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomiPerekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomihandy watung
 
Ekonomi : Pendapatan Nasional
Ekonomi : Pendapatan NasionalEkonomi : Pendapatan Nasional
Ekonomi : Pendapatan NasionalAori Meru
 
Masalah ekonomi x mia2 stc1
Masalah ekonomi x mia2 stc1Masalah ekonomi x mia2 stc1
Masalah ekonomi x mia2 stc1Antonius Suranto
 
4 pertumbuhan ekonomi
4 pertumbuhan ekonomi4 pertumbuhan ekonomi
4 pertumbuhan ekonomiemi halimi
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1
Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1
Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1alexbaskara
 
P10 - Pengantar Ekonomi Makro.pptx
P10 - Pengantar Ekonomi Makro.pptxP10 - Pengantar Ekonomi Makro.pptx
P10 - Pengantar Ekonomi Makro.pptxNiko Rakhmatdian
 
Tugas 4. pertumbuhan ekonomi
Tugas 4. pertumbuhan ekonomiTugas 4. pertumbuhan ekonomi
Tugas 4. pertumbuhan ekonomisiti aisah
 
Ekonomi makro ayu dan devy
Ekonomi makro ayu dan devyEkonomi makro ayu dan devy
Ekonomi makro ayu dan devyanadevy
 

Similar to Pengantar ekonomi makro (20)

Pengantar ekonomi-makro-juli-20103
Pengantar ekonomi-makro-juli-20103Pengantar ekonomi-makro-juli-20103
Pengantar ekonomi-makro-juli-20103
 
Indikator-indikator makro ekonomi di indonesia
Indikator-indikator makro ekonomi di indonesiaIndikator-indikator makro ekonomi di indonesia
Indikator-indikator makro ekonomi di indonesia
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Indeks harga konsumen dan inflasi
Indeks harga konsumen dan inflasiIndeks harga konsumen dan inflasi
Indeks harga konsumen dan inflasi
 
Masalah ekonomi makro n mikro x ibb stc1
Masalah ekonomi makro n mikro x ibb stc1Masalah ekonomi makro n mikro x ibb stc1
Masalah ekonomi makro n mikro x ibb stc1
 
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomiPerekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
 
Ilmu ekonomi
Ilmu ekonomiIlmu ekonomi
Ilmu ekonomi
 
Ekonomi : Pendapatan Nasional
Ekonomi : Pendapatan NasionalEkonomi : Pendapatan Nasional
Ekonomi : Pendapatan Nasional
 
Masalah ekonomi x mia2 stc1
Masalah ekonomi x mia2 stc1Masalah ekonomi x mia2 stc1
Masalah ekonomi x mia2 stc1
 
4 pertumbuhan ekonomi
4 pertumbuhan ekonomi4 pertumbuhan ekonomi
4 pertumbuhan ekonomi
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1
Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1
Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1
 
Hand out materi uas 2
Hand out materi uas 2Hand out materi uas 2
Hand out materi uas 2
 
P10 - Pengantar Ekonomi Makro.pptx
P10 - Pengantar Ekonomi Makro.pptxP10 - Pengantar Ekonomi Makro.pptx
P10 - Pengantar Ekonomi Makro.pptx
 
Tugas 4. pertumbuhan ekonomi
Tugas 4. pertumbuhan ekonomiTugas 4. pertumbuhan ekonomi
Tugas 4. pertumbuhan ekonomi
 
Teori Ekonomi Makro
Teori Ekonomi MakroTeori Ekonomi Makro
Teori Ekonomi Makro
 
Ekonomi
EkonomiEkonomi
Ekonomi
 
Ekonomi makro ayu dan devy
Ekonomi makro ayu dan devyEkonomi makro ayu dan devy
Ekonomi makro ayu dan devy
 
Makalah pertumbuhan ekonimi STIP WUNA
Makalah pertumbuhan ekonimi STIP WUNA Makalah pertumbuhan ekonimi STIP WUNA
Makalah pertumbuhan ekonimi STIP WUNA
 
Makalah pertumbuhan ekonimi
Makalah pertumbuhan ekonimiMakalah pertumbuhan ekonimi
Makalah pertumbuhan ekonimi
 

Recently uploaded

WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptmuhammadarsyad77
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okegaluhmutiara
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiGustiAdityaR
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh Cityjaanualu31
 
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisMemahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisGallynDityaManggala
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanHakamNiazi
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
Cara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausaha
Cara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausahaCara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausaha
Cara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausahaHakamNiazi
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSriHandayani820917
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 

Recently uploaded (20)

WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
 
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisMemahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
Cara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausaha
Cara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausahaCara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausaha
Cara memulai bisnis/usaha baru bagi wirausaha
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 

Pengantar ekonomi makro

  • 2. Materi Perkuliahan  Ruang lingkup analisis makro ekonomi  Penghitungan pendapatan nasional  Penentuan kegiatan ekonomi: klasik, Keynes, dan masa kini  Keseimbangan ekonomi dua sektor, Keseimbangan ekonomi tiga sektor, Keseimbangan perekonomian terbuka  Keseimbangan AD-AS  Uang, institusi keuangan dan penawaran uang  Penawaran uang dan kegiatan ekonomi negara  Penganguran, inflasi, dan kebijakan pemerintah  Perdagangan luar negeri, proteksi dan globalisasi  Neraca pembayaran, kurs valuta asing, dan kegiatan perekonomian terbuka
  • 3. PERKEMBANGAN ILMU EKONOMI MODERN Dimulai pada saat Adam Smith (1723- 1790) menerbitkan bukunya yang berjudul An Inquiri into the Nature and Causes of the Wealth of Nations, yang kemudian dikenal sebagai Wealth of Nations (1776)
  • 4. Adam Smith menyatakan bahwa seperti alam semesta yang berjalan serba teratur, sistem ekonomi pun akan mampu memulihkan dirinya sendiri (self adjustment), karena ada kekuatan pengatur yang disebut sebagai tangan- tangan tak terlihat (invisible hands).
  • 5. Dalam bahasa yang sederhana, tangan gaib tersebut adalah mekanisme pasar, yaitu mekanisme alokasi sumber daya ekonomi berlandaskan interaksi kekuatan permintaan dan penawaran. Adam Smith sangat percaya bahwa mekanisme pasar akan menjadi alat alokasi sumber daya yang efisien, jika pemerintah tidak ikut campur dalam perekonomian
  • 6. Jean Baptiste Say (1767-1832) Mematangkan pemikiran Smith dengan melontarkan pendapat yang sekarang dikenal sebagai hukum Say (Say's law), "...supply creates it's own demand..." dalam bukunya : A Treatise on Political Economy (1803). Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa barang dan jasa yang diproduksi pasti terserap oleh permintaan sampai tercapai keseimbangan pasar.
  • 7. Asumsi-asumsi Yang Melatar Belakangi Model Mekanisme Pasar Menurut Adam Smith Dan JB Say 1. Struktur pasar merupakan persaingan sempurna; informasi sempurna dan simetris; input dan output adalah homogen; para pelaku ekonomi bersifat rasional dan bertujuan memaksimumkan kegunaan atau keuntungan. 2. Netralitas uang (money neutrality) yang mempunya konsekuensi harga bersifat fleksibel, dapat berubah seketika itu juga (price flexibility
  • 9. Kritik Keynes terhadap Teori Klasik 1. Tabungan bukan ditentukan oleh tingkat suku bunga tetapi oleh tingkat pendapatan masyarakat. 2. Suku bunga bukan ditentukan oleh penawaran dana untuk tabungan dan permintaan dana untuk investasi, namun ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang 3. Tingkat upah tidak fleksibel, walaupun terdapat banyak pengangguran tingkat upah tidak akan turun dan pengangguran tetap wujud. 4. Pendapatan nasional bukan faktor-faktor produksi yang tersedia tetapi oleh pengeluaran agregat (AE). Pengeluaran agregat yang wujud dalam ekonomi selalu kurang dari pendapatan nasional potensial dan menyebabkan pengangguran tenaga kerja selalui wujud
  • 10. Pandangan Keynes Tingkat kegiatan ekonomi ditentukan oleh permintaan efektif yaitu pengeluaran agregat yang akan wujud dalam suatu perekonomian dalam suatu waktu tertentu. Pengeluaran agregat: konsumsi rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah dan ekspor Nilai pengeluaran dari keempat komponen di atas akan menentukan kegiatan perekonomian, kesempatan kerja dan pendapatan nasional.
  • 11. Golongan Monetaris (Milton Firedman)  Sistem pasar bebas cukup efisien dalam mengatur kegiatan ekonomi dan mampu menyebabkan perekonomian selalu beroperasi pada kesempatan kerja penuh  Peranan penawaran uang dalam menentukan kegiatan ekonomi  Menyukai kebijakan pemerintah yang berbentuk kebijakan moneter
  • 12. Golongan Ekspektasi Rasional (Klasik Baru)  Semua pelaku kegiatan ekonomi bertindak secara rasional mengetahui seluk beluk kegiatan ekonomi dan mempunyai informasi yang lengkap mengenai peristiwa-peristiwa dalam perekonomian  Semua jenis pasar beroperasi secara efisien dan dapat dengan cepat membuat penyesuaian-penyesuaian ke atas perubahan yang berlaku
  • 13. Ekonomi Segi Penawaran  Mempertinggi efisiensi kegiatan perusahaan sehingga kegiatan ekonomi dapat ditingkatkan, pendapatan nasional riil dan kesempatan kerja bertambah serta tingkat harga dapat distabilkan  Tujuan: a. Para pekerja akan bekerja lebh giat dan efisien b. Efisiensi kegiatan usaha dapat ditingkatkan dan biaya produksi dikurangi c. Mengembangkan peranan pihak swasta dan mendorong lebih banyak persaingan
  • 14. Keynesian Baru  Berkeyakinan bahwa ada ketidaksempurnaan pasar barang dan pasar faktor produksi  Kebijakan pemerintah masih cukup diperlukan untuk menstabilkan kegiatan ekonomi dan mengusahakan agar perekonomian tetap mencapai kesempatan kerja penuh.
  • 15. DEFINISI EKONOMI MAKRO Analisis dalam ilmu ekonomi yang menerangkan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan ekonomi. Isu – isu utama dalam ekonomi makro: 1. faktor-faktor apakah yang menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian? 2. Mengapa pertumbuhan ekonomi tidak selalu teguh? 3. Mengapa kegiatan ekonomi tidak berkembang dengan stabil? 4. Mengapa pengangguran dan kenaikan harga selalu berlaku?
  • 16. Tujuan kebijakan makro ekonomi 1. Menstabilkan kegiatan ekonomi, meliputi: (a) tingkat penggunaan tenaga kerja adalah tinggi; (b) tingkat harga-harga tidak menunjukkan perubahan yang berarti; (c) terdapat keseimbangan diantara ekspor dan impor dan lalu lintas modal dari/ke luar negeri. 2. Penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi 3. Menghindari masalah inflasi, penyebab: (a) ketidakstabilan politk dan ekonomi negara; (b) permintaan masyarakat yang berlebihan, pertambahan penawaran uang yang berlebihan, dan kenaikan biaya dalam produksi.
  • 17. 4. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang teguh, tujuan: (a) menyediakan kesempatan kerja; (b) menaikkan tingkat kemakmuran masyarakat. 5. Mengukuhkan neraca pembayaran dan kurs valuta asing.
  • 18. KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI 1. Kebijakan fiskal: langkah-langkah pemerintah membuat perubahan dalam bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk untuk mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian. 2. Kebijakan moneter: langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh Bank Sentral (Bank Indonesia) untuk mempengaruhi (mengubah) penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat. 3. Kebijakan segi penawaran: bertujuan untuk mempertinggi efisiensi kegiatan-kegiatan perusahaan sehingga dapat menawarkan barang-barangnya dengan harga yang lebih murah atau dengan mutu yang lebih baik.
  • 19. PENDAPATAN NASIONAL (Y) 1.Merupakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan sesuatu negara dalam suatu tahun tertentu. 2. Jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu.
  • 20. 3 Cara Penghitungan Pendapatan Nasional 1. Cara pengeluaran: menjumlahkan nilai pengeluaran/perbelanjaan ke atas barang-barang dan jasa yang diproduksi dalam negara tersebut. 2. Cara produksi/produk netto: menjumlahkan nilai produksi barang dan jasa yang diwujudkan oleh berbagai sektor (lapangan usaha) dalam perekonomian 3. Cara pendapatan: menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk mewujudkan pendapatan nasional.
  • 21. Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan negara asing yang berusaha di wilayah Indonesia
  • 22. Pendapatan Nasional Bruto (PNB) Nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara yang berusaha di Indonesia dan warga negara Indonesia yang berusaha di luar negeri
  • 23. Metode Penghitungan Pendapatan Nasional  Pendekatan Produksi  Pendekatan Pendapatan  Pendekatan Pengeluaran
  • 24. Pendekatan Produksi  Produk nasional atau Produk Domestik Bruto diperoleh dengan menjumlahkan nilai pasar dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor di dalam perekonomian dalam periode tertentu. Dengan demikian, PNB atau GDP menurut metode ini, jumlah dari harga setiap masing-masing barang dan jasa dikalikan dengan jumlah atau kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan.  Pendapatan nasional menurut metode produksi dapat dirumuskan sebagai berikut : Y = (P1xQ1)+(P2xQ2)+......(PnxQn) Keterangan : Y = Produk Nasional atau Produk Domestik Bruto (PNB atau GDP) P = Harga Barang dari unit ke-I hingga unit ke-n Q = Jumlah barang dari jenis ke-I hingga jenis ke-n
  • 25. 11 Sektor Pendekatan Produksi  Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan  Pertambangan dan penggalian  Industri dan pengolahan  Listrik, gas, dan air minum  Bangunan  Perdagangan, hotel, restoran  Pengangkutan dan telekomunikasi  Bank dan Lembaga keuangan lainnya  Pemerintahan dan Pertahanan  Jasa-jasa lainnya
  • 26. Pendekatan Pendapatan Pendapatan nasional adalah hasil penjumlahan seluruh penerimaan yang diterima para pemilik faktor produksi di dalam suatu negara selama periode tertentu (biasanya satu tahun). Pendapatan nasional menurut metode penerimaan merupakan penjumlahan dari sewa, upah, bunga modal, dan laba yang diterima masyarakat pemilik faktor produksi selama satu tahun
  • 27. Empat Komponen dalam Pendekatan Pendapatan  Sewa (rent=r) yang diterima pemilik faktor produksi alam.  Upah (wages=w) atau Gaji (Salary) yang diterima pemilik faktor produksi tenaga kerja  Bunga modal (interest=i) yang diterima pemilik faktor produksi modal.  Laba (profit=p) yang diterima pemilik faktor produksi kewirausahaan (entrepreneurship)  Rumus: Y = r + w + i + p
  • 28. Pendekatan Pengeluaran Y = C + I + G + (X – M) Keterangan : Y = Pendapatan Nasional C = Pengeluaran konsumsi Rumah Tangga Konsumen I = Pengeluaran Investasi Rumah Tangga Produsen G = Pengeluaran pemerintah dari Rumah Tangga Pemerintah X = Ekspor M = Impor
  • 29. Pertumbuhan Ekonomi Kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak barang- barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, penyesuaian kelembagaan, dan ideologi yang diperlukannya
  • 30. Rumus Pertumbuhan Ekonomi (g) g = [(Pnriilt –PNriil0)/PNriil0] x 100 Contoh: Pendapatan nasional riil tahun 2001 adalah Rp 120,2 T. Sedangkan pada tahun 2002 pendapatan nasional riil meningkat menjadi Rp 128,8 T. Hitunglah tingkat pertumbuhan ekonomi negara tersebut! Jawab: g2002 = [(128,8 – 120,2)/120,2] x 100 = 7 %
  • 31. Pada tahun 2001 PDB menurut harga berlaku bernilai Rp 198,5 T dan pada tahun 2002 nilainya menjadi Rp 225,7 T. Indeks Harga pada tahun 2001 adalah 152 dan tahun 2002 indeks harganya menjadi 160.Hitunglah tingkat pertumbuhan ekonominya! Jawab: PN riil 2002 = (152/160) x 225,7 T = Rp 214,4 T (PDB 2002) g2002 = [(214,4 – 198,5)/198,5] x 100 = 8 %
  • 32. TENAGA KERJA & PENGANGGURAN Angkatan kerja : jumlah tenaga kerja yang terdapat dalam suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu. Informasi yang diperlukan: 1. Penduduk usia kerja (15 – 65 tahun) 2. Penduduk usia 15-65 tahun yang tidak ingin bekerja (pelajar,mahasiswa, ibu rumah tangga, penganggur sukarela) disebut bukan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja = jml angkatan kerja – jml bukan angkatan kerja
  • 33. Tingkat partisipasi angkatan kerja=angkatan kerja dibagi dengan penduduk usia kerja. Contoh: Penduduk usia kerja=14.891.761 Angkatan kerja= 9.124.458 Dari angkatan kerja itu sebanyak 8.528.571 mempunyai pekerjaan Tingkat partisipasi angkatan kerja=(9.124.458/14.891.761) x 100 % = 61,3% Jumlah pengangguran=9.124.458 – 8.528.571=595.887 Tingkat pengangguran=(595.887/9.124.458)x 100%=6,5%
  • 34. NERACA PEMBAYARAN Data yang memberi gambaran tentang lalu lintas perdagangan dan dana dari suatu negara ke berbagai negara lain dalam satu tahun tertentu. 1.Neraca perdagangan : data mengenai ekspor dan impor 2. Neraca keseluruhan:data mengenai ekspor dan impor serta aliran modal jangka pendek dan jangka panjang.
  • 35. PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) ATAU GROSS DOMESTIC PRODUCT (GDP) “Nilai barang dan jasa dala suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan negara asing”.
  • 36. PRODUK NASIONAL BRUTO (PNB) ATAU GROSS NATIONAL PRODUCT (GP) “Nilai barang dan jasa yang diproduksikan oleh faktor- faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara dari negara yang pendapatan nasionalnya dihitung.” “Nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
  • 37. RUMUS PERHITUNGAN PDBhp = PNBhp – PFN dari Luar Negeri PFN = pendapatan faktor-faktor produksi yang diterima dari luar negeri dikurangi dengan pendapatan faktor-faktor produksi yang dibayarkan ke luar negeri PNBhp = PNhf + Pajak tak langsung – Subsidi + Depresiasi Harga pasar = harga faktor + Pajak tak langsung - Subsidi Harga pasar =nilai suatu barang (produksi negara) yang ditentukan oleh pembayaran yang dilakukan konsumen atau pengguna lain untuk memperoleh barang tersebut. Harga faktor = nilai sesuatu barang (pendapatan negara) yang dihitung berdasarkan pembayaran kepada faktor-faktor produksi yang digunakan untuk mewujudkan barang tersebut (produksi negara)
  • 38. 1. Pajak tak langsung: pungutan pemerintah yang dikenakan atas barang dan jasa pada saat barang tersebut dijual kepada pihak lain, terutama konsumen, atau diimpor dari luar negara.contoh: pajak penjualan dan pajak impor. 2. Subsidi: bantuan dalam bentuk barang atau uang kepada produsen ataupun konsumen untuk mengurangi biaya produksi (produsen) atau mengendalikan harga (konsumen)
  • 39. CARA PENGELUARAN 1.Konsumsi rumah tangga (household consumption)=C 2. Konsumsi pemerintah (government consumption)=G 3. Pengeluaran investasi (investment expenditure)=I 4. Ekspor netto (Net export)= Export (X) – Import (M) Y = C + I + G + (X – M)
  • 40. CARA PRODUK NETTO/NILAI TAMBAH Jenis kegiatan Nilai Penjualan (ribu Rp) Nilai Tambah 1. Mengambil kayu hutan 50 50 2. Menggergaji papan 200 150 3. Membuat perabot 600 400 4. Menjual perabot di toko 800 200 Jumlah nilai penjualan dan nilai tambah 1650 800
  • 41. CARA PENDAPATAN Menghitung pendapatan yang diterima dari penggunaan faktor produksi: 1. Pendapatan para pekerja: gaji dan upah 2. Pendapatan dari usaha perseorangan 3. Pendapatan dari sewa 4. Bunga netto:seluruh nilai pembayaran bunga yang dilakukan dikurangi bunga ke atas pinjaman konsumsi dan bunga ke atas pinjaman pemerintah 5. Keuntungan perusahaan
  • 42. PEREKONOMIAN 4 SEKTOR  Y = C + I + G + (X – M)  Merupakan suatu negara yang mempunyai hubungan ekonomi dengan negara-negara lain.  Terdiri dari: 1. Sektor rumah tangga (C) 2. Sektor perusahaan (I) 3. Sektor pemerintah (G) 4. Sektor luar negeri (X – M)
  • 43. KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL DALAM PEREKONOMIAN 4 SEKTOR a. Y = C+I+G+(X-M) b. I+G+X (SUNTIKAN)=S+T+M (BOCORAN)
  • 44. MULTIPLIER PEREKONOMIAN 4 SEKTOR Y=C+I+G+(X-M) Y=C0+bYd+I0+G0+X0-mY Y=C0+b(Y-tY)+I0+G0+X0-mY Y=C0+bY-btY+I0+G0+X0-mY Y-bY+btY+mY = C0+I0+G0+X0 Y(1-b+bt+m) = C0+I0+G0+X0 1 Y= (C0+I0+G0+X0) (1-b+bt+m)
  • 45. EKSPOR NAIK SEBANYAK ∆X Pendapatan Nasional yang baru(Y1): 1 Y1= (C0+I0+G0+X0+∆X0) (1-b+bt+m) 1 Y1-Y = ∆X (1-b+bt+m) 1 ∆Y = ∆X (1-b+bt+m)
  • 46. MASALAH PENGANGGURAN DAN INFLASI Keadaan ekonomi suatu negara:  Mencapai tingkat konsumsi tenaga kerja penuh  Menghadapi masalah pengangguran  Menghadapi masalah inflasi
  • 47. Mencapai tingkat konsumsi Tenaga Kerja Penuh Dalam perekonomian yang mencapai tingkat konsumsi tenaga kerja penuh, pengeluaran agregat yang sebenarnya wujud adalah sama dengan pengeluaran agregat yang diperlukan untuk mencapai tingkat konsumsi tenaga kerja penuh (AE = AEF ) AE Y=AE AE=AEF E Y=YF Y
  • 48. MASALAH PENGANGGURAN Jurang deflasi adalah jumlah kekurangan pembelanjaan agregat yang diperlukan untuk mencapai konsumsi tenaga kerja penuh (AE < AEF ). Jarak dari A ke B adalah jurang deflasi AE AEF A B AE Y Yf Y
  • 49. MASALAH INFLASI Jurang inflasi adalah kelebihan dalam pengeluaran agregat di atas pengeluaran agregat pada konsumsi tenaga kerja penuh yang menimbulkan kekurangan barang dan seterusnya kenaikan harga (AE > AEF ) AE AE E AEF Jurang inflasi Yf Y Y
  • 50. Peran Kebijakan Fiskal dalam mengatasi jurang deflasi dan inflasi  Untuk mengatasi jurang deflasi pemerintah melakukan penambahan pengeluarannya, mengurangi pajak yang dipungut dari para penerima pendapatan dan perusahaan. Langkah ini disebut kebijakan anggaran belanja defisit.  Untuk mengatasi jurang inflasi pemerintah melakukan pengurangan pengeluarannya, meningkatkan tingkat dan jumlah pajak yang dipungut dari berbagai golongan masyarakat. Langkah ini disebut kebijaka anggaran belanja surplus.
  • 51. Contoh Kebijakan fiskal diskresioner Pendapatan nasional potensial (dicapai saat full employment)=Rp 800 T = Yf Pendapatan nasional sebenarnya (Y) = Rp 750 T MPC pandapatan disposable=0,75 Pajak proporsional (20% dari Y). Maka terdapat tiga alternatif kebijakan fiskal diskresioner: 1. Pemerintah menaikkan pengeluarannya saja 2. Pemerintah menurunkan pajak saja 3. Pemerintah menaikkan pengeluarannya sebanyak Rp 10 T dan usaha mengatasi pengangguran dilakukan juga dengan mengurangi pajak.
  • 52. Kenaikan Pengeluaran Pemerintah  Jurang pendapatan nasional (∆Y)=Yf-Y=800-750=50 1 ∆Y = ∆G 1 – b + bt 1 50 = ∆G 1 – 0,75 + 0,75(0,2) 50 = 2,5 ∆G ∆G = 50/2,5 = 20 Jadi untuk mencapai konsumsi tenaga kerja penuh pemerintah perlu menaikan pengeluarannya sebanyak Rp 20 T
  • 53. Pengurangan Pajak b ∆Y = ∆T 1 – b + bt 0,75 50 = ∆T 1 – 0,75 + 0,75(0,2) 50 = 0,75/0,4 (∆T) ∆T = 1,875/50 = 26,6667 Jadi pajak perlu dikurangi sebanyak Rp 26,6667 T
  • 54. Pemerintah menaikkan pengeluarannya dan mengurangi pajak Pemerintah menaikkan pengeluarannya sebanyak Rp 10 T, maka: 1 ∆Y = ∆G 1 – b + bt 1 ∆Y = (10) 1 – 0,75 + 0,75(0,2) ∆Y =2,5 (10) = 25 Kenaikan pendapatan nasional yang masih diperlukan untuk mencapai full employment= 50-25 = 25 T
  • 55. b ∆Y = ∆T 1 – b + bt 0,75 25 = ∆T 1 – 0,75 + 0,75(0,2) 25 = 0,75/0,4 (∆T) ∆T = 1,875/25 = 13,3333 Maka jumlah pajak yang harus diturunkan oleh pemerintah adalah sebanyak Rp 13,3333
  • 56. JENIS PENGANGGURAN 1) Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment) Pengangguran ini bersifat sementara, biasanya terjadi karena adanya kesenjangan waktu, informasi maupun karena kondisi geografis antara pencari kerja dan kesempatan (lowongan) kerja. Mereka yang masuk dalam kategori pengangguran sementara, umumnya rela menganggur (voluntary unemployment) untuk mendapat pekerjaan.
  • 57. 2) Pengangguran Struktural (Structural Unemployment) Dikatakan pengangguran struktural karena sifatnya yang mendasar. Pencari kerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk lowongan pekerjaan yang tersedia. Hal ini terjadi dalam perekonomian yang berkembang pesat. Makin tinggi dan rumitnya proses produksi dan atau teknologi produksi yang digunakan, menuntut persayaratan tenaga kerja yang juga makin tinggi.
  • 58. 3) Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment) Adalah pengangguran yang terjadi akibat faktor musim, umumnya terjadi pada sektor pertanian
  • 59. INFLASI Suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang.
  • 60. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi- rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi.
  • 61. JENIS INFLASI BERDASARKAN CAKUPAN PENGARUH TERHADAP HARGA 1. Inflasi tertutup (Closed Inflation), Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu. 2. Inflasi terbuka (Open Inflation), apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum 3. Inflasi yang tidak terkendali (hiperinflasi), apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot
  • 62. TINGKAT PARAHNYA INFLASI  Inflasi ringan : kurang dari 10% / tahun  Inflasi sedang: antara 10% sampai 30% / tahun  Inflasi berat: antara 30% sampai 100% / tahun  Hiperinflasi: lebih dari 100% / tahun
  • 63. PERDAGANGAN INTERNASIONAL  Keunggulan Mutlak adalah keuntungan yang diperoleh sesuatu negara dari mengkhususkan kegiatanya kepada memproduksikan barang-barang dengan efisiensi yang lebih tinggi dari negara-negara lain.  Keuntungan berbanding Contoh:(asumsi hanya menggunakan 2 faktor produksi) Keadaan 1: Produksi sebelum spesialisasi Negara Produksi Mobil Produksi TV Harga Relatif Jepang 20 1200 1 m: 60 TV AS 50 1500 1 m:30 TV
  • 64. Dari keadaan 1 disimpulkan bahwa harga relatif mobil lebih murah di AS karena untuk memperoleh satu buah mobil hanya dibutuhkan 30 buah TV , sebaliknya harga relatif TV lebih murah di Jepang. Hal ini berarti AS akan memproduksi mobil sedangkan Jepang hanya akan memproduksi TV. Keadaan 2: Produksi setelah spesialisasi Negara Produksi Mobil Produksi TV Jepang - 2400 AS 100 - Nilai produksi AS = 50 x 2 faktor produksi = 100 mobil Nilai produksi Jepang=1200 x 2 = 2400 TV
  • 65. Keadaan 3: Konsumsi sesudah perdagangan (kurs pertukaran= 1 mobil : 40 TV) dan AS akan membeli 1600 TV dari Jepang Negara Konsumsi Mobil Konsumsi TV Jepang 40 800 AS 60 1600 Jumlah 100 2400
  • 66. Keuntungan Perdagangan 1. Produksi mobil meningkat (dari 70 jadi 100 unit), tetapi produksi TV berkurang (dari 2700 jadi 2400 unit). Kekurangan 300 unit TV dapat diganti dengan kenaikan produksi 7,5 unit mobil (300 : 40). Berarti tambahan 30 unit produksi mobil sama nilainya dengan 1200 TV (30 x 40). Jumlah ini lebih besar dari pengurangan produksi TV yang berlaku sesudah perdagangan. 2. AS menikmati keuntungan yang nyata, karena mobil dan TV yang dinikmati melebihi dari jumlah yang dapat diproduksikan 3. Jumlah TV di Jepang berkurang 1200-800=400 unit, tapi jumlah mobil meningkat sebanyak 40-20=20 unit. Nilai mobil tambahan ini adalah 20 x 40=800 unit TV
  • 67. Kurs Valuta Asing 1. Menunjukkan harga atau nilai mata uang sesuatu negara yang dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. 2. Jumlah uang domestik yang dibutuhkan yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing
  • 68. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurs 1. Perubahan dalam citrarasa masyarakat 2. Perubahan harga barang ekspor dan impor 3. Kenaikan harga umum (inflasi) dengan akibat: a.Inflasi menyebabkan harga dalam negeri lebih mahal dari harga di luar negeri, hal ini menyebabkan permintaan valas meningkat b. Inflasi menyebabkan harga barang ekspor menjadi lebih mahal (akan mengurangi ekspor), hal ini menyebabkan penawaran atas valuta asing berkurang maka valas akan bertambah (harga mata uang negara yang mengalami inflasi merosot) 4. Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi. Jika suku bunga dan tingkat pengembalian investasi rendah, modal akan mengalir ke luar negeri, hal ini menyebabkan nilai mata uang menjadi rendah, demikian sebaliknya.
  • 69. Permintaan Agregat (Agregat Demand) Nilai riil pengeluaran yang akan dilakukan dalam perekonomian pada berbagai tingkat harga umum. Pengeluaran ini dibedakan kepada 5 komponen: konsumsi RT, investasi swasta dan pemerintah, pengeluaran konsumsi pemerintah, ekspor, dan impor.
  • 70. Penawaran Agregat (Agregat Supply) Nilai pendapatan nasional riil (produksi nasional) yang ditawarkan perusahaan-perusahaan dala suatu perekonomian pada berbagai tingkat harga umum.
  • 71. Neraca Pembayaran Suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di antara suatu negara dengan negara lain dalam suatu tahun tertentu. Dibagi 2: a. Neraca berjalan b. Neraca modal