SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 19
A REVIEW OF BIOMASS
DENSIFICATION
YOSUA HERU IRAWAN (372496)
DENSIFICATION
• Densification adalah proses pemadatan dari
residu menjadi sebuah produk yang memiliki
density yang lebih tinggi dibandingkan dengan
raw materialnya.
• Densification memanfaatkan agricultural &
forestry residues (misal : sekam padi, limbah
kayu, dll)
Keuntungan & kerugian densification
keuntungan kerugian
• Meningkatkan net calorific
value material per unit volume
• Produk yang dihasilkan mudah
untuk dipindahkan & disimpan
• Produk yang dihasilkan
mempunyai berbagai ukuran
dan kualitas
• Densification adalah solusi
untuk masalah pengelolaan
limbah pertanian
• Densification mengurangi
penggunaan bahan bakar kayu
konvensional
• Memrlukan investasi dan
energi input yang tinggi
• Terkadang terdapat
karakteristik pembakaran
yang tidak diinginkan pada
produk densification seperti :
poor ignitability, smoking, dll.
TEKNIK DENSIFICATION
• Berdasarkan operating condition’nya,
densification dibedakan menjadi 2 kategori
yaitu:
• 1. hot & high pressure densification
• 2. cold & low pressure densification
Hot & High Pressure (HHP)
Densification
• HHP densification adalah sebuah proses
pemadatan biomasa pada kondisi yang
dipanaskan, pemanasan biomasa terjadi karena
friction selama proses pemadatan
• Berdasarkan equipment yang digunakan, HHP
densification dibedakan menjadi:
• 1. piston press densification
• 2. screw press densification
• 3. pelletizing
Piston Press Densification
• Piston press terdiri dari
reciprocating piston yang
mendorong raw material
dari feed hopper menuju ke
tapered die. Terjadi proses
pemanasan mencapai 150 –
200o c
• Kapasitas sistem ini
adalah 40 – 1500 kg/jam
• Briquettes yang
dihasilkan berbentuk
silinder dengan diameter
50 – 100 mm.
Screw press Densification
• Tipe : conical screw press
Conical screw menekan raw
material menuju ke compresion
chamber, kemudian die head
meng’extrude material melewati
matrix untuk menghasilkan
briquetts dengan diameter 2,5
cm, selanjutnya pisau pemotong
akan memotong briquetts
dengan panjang yang
ditentukan.
Conical screw dapat
menghasikan briquetts dengan
diameter 10 cm dengan
menggunakan single die matrix
Tipe : screw press with heated die
• Raw material ditekan oleh
screw melewati tapered die
yang dipanaskan dari luar.
Temperatur die yang
dipanaskan mencapai 300o c,
temperatur material mencapai
200o c selama proses.
• Briquetts yang dihasilkan
berbentuk silinder dan
mempunyai diameter 5 – 10
cm
Pelletizing Press Densification
• Tipe : roller & die press
Tipe ini terdiri die dan roller. Die
bergerak karena kontak dengan
roller, material ditekan melewati
lubang pada die. Selanjutnya
material yang keluar dari die
yang sudah terdensifikasi
dipotong sesuai ukuran yang
dikehendaki
Kapasitasnya mencapai 1 – 30
ton/jam
Tipe : punch press
• Sistem kerjanya sama dengan
tipe roller & die, hanya
perbedaanya adalah pada
sistem roller & die raw
material langsung kontak
dengan roller tapi pada sistem
ini raw material tidak kontak
langsung dengan roller.
• Ukuran pellet yang dihasilkan
: diameter 5 -15 mm dan
panjang 30 mm.
Energy Required for Densification
• Energi input sangat
berpengaruh terhadap biaya
produksi biomasa
• Proses densification
membutuhkan energi pada 2
proses utama yaitu
▫ 1. drying & size reducing
▫ 2. densification process
• Energi yang dibutuhkan
dipengaruhi oleh:
▫ Raw material
▫ Densifier design
▫ Required quality
Factor Affecting Densification
1. temperature 2. pressure
• Temperature adalah
parameter yang sangat
berpengaruh pada proses
densifikasi.
• Compression strength pada
proses densifikasi tergantung
pada temperatur (maksimum
strength terdapat pada
temperatur 220o c)
• Semakin tinggi density produk
maka semakin tinggi
temperatur yang diperlukan
• Proses densifikasi terjadi
karena ada pressure yang
diberikan pada raw material.
• Density produk akan
meningkat jika pressure’nya
dinaikan
3. Moisture content 4. Particle size
• Moisture mengakibatkan
terjadinya internal heat
transfer selama proses
densifikasi.
• moisture terlalu rendah maka
akan mengakibatkan heat
transfer tidak merata.
• Moisture terlalu tinggi maka
akan mengakibatkan
pembentukan uap yang
berlebih
• Kandungan moisture yang
ideal 10 – 20 %
• Particle size yang tepat
mempermudah proses
pemadatan biomasa
• Memperkecil partikel size
berarti menaikan density
• Particle size yang lebih kecil
menghasilkan pellets yang
lebih padat.
Raw Material Preparation
1. Drying 2. Size reduction
• Metode drying pada raw
material tergantung dari
beberapa faktor yaitu:
▫ Moisture content
▫ Particle size raw material
▫ Type of desifier
• Beberapa tipe drying equipment
:
▫ Screw-conveyor dryers
▫ Rotary dryers
▫ Flash dryers
• Energi yang digunakan adalah
3,140 kj – 4,605 kj untuk
menguapkan 1 kg air
• Maksimum particle size raw
material yang masuk tidak
boleh lebih dari 25% diameter
produk
3. Raw material Pre-heating
• Dari beberapa penelitian yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa:
▫ Pressure yang diperlukan dapat diturunkan
dengan memanaskan raw material mencapai 200
– 225o c sebelum proses densifikasi
▫ Energi yang dibutuhkan akan turun jika material
dipanaskan sebelum proses
▫ Memanaskan material sebelum proses akan
memperpanjang usia pakai densifier
Inproving Briquette Quality
1. carbonisation 2. torrefaction
• Sama dengan karbonisasi pada
kayu untuk menghasilkan
charcoal, proses karbonisasi
juga dapat dilakukan pada
densified biomass untuk
menghasilkan charcoal
brequetts
• Hanya brequett yang
diproduksi dengan sistem
heated-die screw press yang
dapat dikarbonisasi.
• Adalah proses karbonisasi
biomasa yang dilakukan pada
temperatur rendah untuk
menghasilkan torrefied
briquett
• Torrefied briquett mudah
dibakar dan menghasilkan
asap yang lebih sedikit jika
dibandingkan dengan ordinary
briquett.
3. Additives
• Penambahan additive pada
raw material bertujuan untuk
memperkuat binding effect
supaya material mudah
dipadatkan.
• Beberapa additive yang dapat
ditambahkan : polyethylene,
petrolium vacum residu, pine
tar binder, dll.
• Berdasarkan penelitian
penambahan 2 -5 %
polyethylene menunjukan
peningkatan calorific value
COLD & LOW PRESSURE DENSIFICATION
(CLP)
1. Densification using binder 2. Binderless densification
• Pada proses ini binder
ditambahkan untuk mengikat
partikel jadi temperatur &
tekanan yang diperlukan
rendah
• Kandungan ash pada binder
harus rendah, karena jika
kandungan ash tinggi maka
calorific value produk akan
turun.
• Binderless densification
dilakukan dengan cara
fermented biomass.
• 2 jenis binderless densification
adalah
▫ Wet brequetting
▫ Dry brequetting
1. Wet briquetting 2. Dry briquetting
• Wet brequetting terdiri dari 2
step:
▫ 1. ekstrusi fermentasi
material untuk menghasilkan
briquett yang halus dengan
moisture yang tinggi
▫ 2. mengeringkan briquett
yang halus tersebut
• Dibutuhkan energi yang kecil
untuk proses ekstrusi
fermentasi material
• Briquett yang dihasilkan dari
proses ekstrusi mengandung
moisture 60%
• Pada proses ini fermentasi
biomass dikeringkan terlebih
dulu, kemudian residu yang
telah dikeringkan dibawa ke
proses densifikasi.

Más contenido relacionado

Destacado

Resumo inédito mensalão
Resumo inédito mensalãoResumo inédito mensalão
Resumo inédito mensalãoTom Pereira
 
Senior marketing manager perfomance appraisal 2
Senior marketing manager perfomance appraisal 2Senior marketing manager perfomance appraisal 2
Senior marketing manager perfomance appraisal 2tonychoper1104
 
Santivañez funcionamientodelcohete
Santivañez funcionamientodelcoheteSantivañez funcionamientodelcohete
Santivañez funcionamientodelcohetechechusanti
 
Technical stream presentation
Technical stream presentationTechnical stream presentation
Technical stream presentationDynistics
 
Evaluation q2
Evaluation q2Evaluation q2
Evaluation q2cara633
 
Método científico, Juan Fernández 3A
Método científico, Juan Fernández 3AMétodo científico, Juan Fernández 3A
Método científico, Juan Fernández 3Achecho12345
 
Purchase executive perfomance appraisal 2
Purchase executive perfomance appraisal 2Purchase executive perfomance appraisal 2
Purchase executive perfomance appraisal 2tonychoper1104
 
Diagrama del proceso de auditoria certificación.
Diagrama del proceso de auditoria certificación.Diagrama del proceso de auditoria certificación.
Diagrama del proceso de auditoria certificación.Rubén Reyna
 
Qc manager perfomance appraisal 2
Qc manager perfomance appraisal 2Qc manager perfomance appraisal 2
Qc manager perfomance appraisal 2tonychoper1104
 
Optimizing K2000 Workflow
Optimizing K2000 WorkflowOptimizing K2000 Workflow
Optimizing K2000 WorkflowDell World
 
Spring season things
Spring season thingsSpring season things
Spring season thingsRana Maria Q
 
USMC UAS Family of Systems (April 2015)
USMC UAS Family of Systems (April 2015)USMC UAS Family of Systems (April 2015)
USMC UAS Family of Systems (April 2015)Tom "Blad" Lindblad
 

Destacado (16)

New business strategy
New business strategyNew business strategy
New business strategy
 
Resumo inédito mensalão
Resumo inédito mensalãoResumo inédito mensalão
Resumo inédito mensalão
 
Mariana martinezfinal
Mariana martinezfinalMariana martinezfinal
Mariana martinezfinal
 
Analyse Destinée
Analyse DestinéeAnalyse Destinée
Analyse Destinée
 
Senior marketing manager perfomance appraisal 2
Senior marketing manager perfomance appraisal 2Senior marketing manager perfomance appraisal 2
Senior marketing manager perfomance appraisal 2
 
Santivañez funcionamientodelcohete
Santivañez funcionamientodelcoheteSantivañez funcionamientodelcohete
Santivañez funcionamientodelcohete
 
Technical stream presentation
Technical stream presentationTechnical stream presentation
Technical stream presentation
 
Los derechos humanos
Los derechos humanosLos derechos humanos
Los derechos humanos
 
Evaluation q2
Evaluation q2Evaluation q2
Evaluation q2
 
Método científico, Juan Fernández 3A
Método científico, Juan Fernández 3AMétodo científico, Juan Fernández 3A
Método científico, Juan Fernández 3A
 
Purchase executive perfomance appraisal 2
Purchase executive perfomance appraisal 2Purchase executive perfomance appraisal 2
Purchase executive perfomance appraisal 2
 
Diagrama del proceso de auditoria certificación.
Diagrama del proceso de auditoria certificación.Diagrama del proceso de auditoria certificación.
Diagrama del proceso de auditoria certificación.
 
Qc manager perfomance appraisal 2
Qc manager perfomance appraisal 2Qc manager perfomance appraisal 2
Qc manager perfomance appraisal 2
 
Optimizing K2000 Workflow
Optimizing K2000 WorkflowOptimizing K2000 Workflow
Optimizing K2000 Workflow
 
Spring season things
Spring season thingsSpring season things
Spring season things
 
USMC UAS Family of Systems (April 2015)
USMC UAS Family of Systems (April 2015)USMC UAS Family of Systems (April 2015)
USMC UAS Family of Systems (April 2015)
 

A review of biomass densification

  • 1. A REVIEW OF BIOMASS DENSIFICATION YOSUA HERU IRAWAN (372496)
  • 2. DENSIFICATION • Densification adalah proses pemadatan dari residu menjadi sebuah produk yang memiliki density yang lebih tinggi dibandingkan dengan raw materialnya. • Densification memanfaatkan agricultural & forestry residues (misal : sekam padi, limbah kayu, dll)
  • 3. Keuntungan & kerugian densification keuntungan kerugian • Meningkatkan net calorific value material per unit volume • Produk yang dihasilkan mudah untuk dipindahkan & disimpan • Produk yang dihasilkan mempunyai berbagai ukuran dan kualitas • Densification adalah solusi untuk masalah pengelolaan limbah pertanian • Densification mengurangi penggunaan bahan bakar kayu konvensional • Memrlukan investasi dan energi input yang tinggi • Terkadang terdapat karakteristik pembakaran yang tidak diinginkan pada produk densification seperti : poor ignitability, smoking, dll.
  • 4. TEKNIK DENSIFICATION • Berdasarkan operating condition’nya, densification dibedakan menjadi 2 kategori yaitu: • 1. hot & high pressure densification • 2. cold & low pressure densification
  • 5. Hot & High Pressure (HHP) Densification • HHP densification adalah sebuah proses pemadatan biomasa pada kondisi yang dipanaskan, pemanasan biomasa terjadi karena friction selama proses pemadatan • Berdasarkan equipment yang digunakan, HHP densification dibedakan menjadi: • 1. piston press densification • 2. screw press densification • 3. pelletizing
  • 6. Piston Press Densification • Piston press terdiri dari reciprocating piston yang mendorong raw material dari feed hopper menuju ke tapered die. Terjadi proses pemanasan mencapai 150 – 200o c • Kapasitas sistem ini adalah 40 – 1500 kg/jam • Briquettes yang dihasilkan berbentuk silinder dengan diameter 50 – 100 mm.
  • 7. Screw press Densification • Tipe : conical screw press Conical screw menekan raw material menuju ke compresion chamber, kemudian die head meng’extrude material melewati matrix untuk menghasilkan briquetts dengan diameter 2,5 cm, selanjutnya pisau pemotong akan memotong briquetts dengan panjang yang ditentukan. Conical screw dapat menghasikan briquetts dengan diameter 10 cm dengan menggunakan single die matrix
  • 8. Tipe : screw press with heated die • Raw material ditekan oleh screw melewati tapered die yang dipanaskan dari luar. Temperatur die yang dipanaskan mencapai 300o c, temperatur material mencapai 200o c selama proses. • Briquetts yang dihasilkan berbentuk silinder dan mempunyai diameter 5 – 10 cm
  • 9. Pelletizing Press Densification • Tipe : roller & die press Tipe ini terdiri die dan roller. Die bergerak karena kontak dengan roller, material ditekan melewati lubang pada die. Selanjutnya material yang keluar dari die yang sudah terdensifikasi dipotong sesuai ukuran yang dikehendaki Kapasitasnya mencapai 1 – 30 ton/jam
  • 10. Tipe : punch press • Sistem kerjanya sama dengan tipe roller & die, hanya perbedaanya adalah pada sistem roller & die raw material langsung kontak dengan roller tapi pada sistem ini raw material tidak kontak langsung dengan roller. • Ukuran pellet yang dihasilkan : diameter 5 -15 mm dan panjang 30 mm.
  • 11. Energy Required for Densification • Energi input sangat berpengaruh terhadap biaya produksi biomasa • Proses densification membutuhkan energi pada 2 proses utama yaitu ▫ 1. drying & size reducing ▫ 2. densification process • Energi yang dibutuhkan dipengaruhi oleh: ▫ Raw material ▫ Densifier design ▫ Required quality
  • 12. Factor Affecting Densification 1. temperature 2. pressure • Temperature adalah parameter yang sangat berpengaruh pada proses densifikasi. • Compression strength pada proses densifikasi tergantung pada temperatur (maksimum strength terdapat pada temperatur 220o c) • Semakin tinggi density produk maka semakin tinggi temperatur yang diperlukan • Proses densifikasi terjadi karena ada pressure yang diberikan pada raw material. • Density produk akan meningkat jika pressure’nya dinaikan
  • 13. 3. Moisture content 4. Particle size • Moisture mengakibatkan terjadinya internal heat transfer selama proses densifikasi. • moisture terlalu rendah maka akan mengakibatkan heat transfer tidak merata. • Moisture terlalu tinggi maka akan mengakibatkan pembentukan uap yang berlebih • Kandungan moisture yang ideal 10 – 20 % • Particle size yang tepat mempermudah proses pemadatan biomasa • Memperkecil partikel size berarti menaikan density • Particle size yang lebih kecil menghasilkan pellets yang lebih padat.
  • 14. Raw Material Preparation 1. Drying 2. Size reduction • Metode drying pada raw material tergantung dari beberapa faktor yaitu: ▫ Moisture content ▫ Particle size raw material ▫ Type of desifier • Beberapa tipe drying equipment : ▫ Screw-conveyor dryers ▫ Rotary dryers ▫ Flash dryers • Energi yang digunakan adalah 3,140 kj – 4,605 kj untuk menguapkan 1 kg air • Maksimum particle size raw material yang masuk tidak boleh lebih dari 25% diameter produk
  • 15. 3. Raw material Pre-heating • Dari beberapa penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: ▫ Pressure yang diperlukan dapat diturunkan dengan memanaskan raw material mencapai 200 – 225o c sebelum proses densifikasi ▫ Energi yang dibutuhkan akan turun jika material dipanaskan sebelum proses ▫ Memanaskan material sebelum proses akan memperpanjang usia pakai densifier
  • 16. Inproving Briquette Quality 1. carbonisation 2. torrefaction • Sama dengan karbonisasi pada kayu untuk menghasilkan charcoal, proses karbonisasi juga dapat dilakukan pada densified biomass untuk menghasilkan charcoal brequetts • Hanya brequett yang diproduksi dengan sistem heated-die screw press yang dapat dikarbonisasi. • Adalah proses karbonisasi biomasa yang dilakukan pada temperatur rendah untuk menghasilkan torrefied briquett • Torrefied briquett mudah dibakar dan menghasilkan asap yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan ordinary briquett.
  • 17. 3. Additives • Penambahan additive pada raw material bertujuan untuk memperkuat binding effect supaya material mudah dipadatkan. • Beberapa additive yang dapat ditambahkan : polyethylene, petrolium vacum residu, pine tar binder, dll. • Berdasarkan penelitian penambahan 2 -5 % polyethylene menunjukan peningkatan calorific value
  • 18. COLD & LOW PRESSURE DENSIFICATION (CLP) 1. Densification using binder 2. Binderless densification • Pada proses ini binder ditambahkan untuk mengikat partikel jadi temperatur & tekanan yang diperlukan rendah • Kandungan ash pada binder harus rendah, karena jika kandungan ash tinggi maka calorific value produk akan turun. • Binderless densification dilakukan dengan cara fermented biomass. • 2 jenis binderless densification adalah ▫ Wet brequetting ▫ Dry brequetting
  • 19. 1. Wet briquetting 2. Dry briquetting • Wet brequetting terdiri dari 2 step: ▫ 1. ekstrusi fermentasi material untuk menghasilkan briquett yang halus dengan moisture yang tinggi ▫ 2. mengeringkan briquett yang halus tersebut • Dibutuhkan energi yang kecil untuk proses ekstrusi fermentasi material • Briquett yang dihasilkan dari proses ekstrusi mengandung moisture 60% • Pada proses ini fermentasi biomass dikeringkan terlebih dulu, kemudian residu yang telah dikeringkan dibawa ke proses densifikasi.