Surat An-Nur ayat 35 membahas tentang perumpamaan cahaya Allah seperti lampu yang diletakkan di lubang dinding. Ayat ini mengandung pengetahuan tentang kelistrikan sebelum ditemukan. Minyak zaitun memiliki gelombang elektromagnetik tinggi seperti cahaya, menunjukkan adanya energi listrik di alam semesta.
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
Ilmu Kelistrikan dalam Surah An Nur
1. An Nur ayat 35 – Kelistrikan Yusuf Ari Bahtiar NIM (310016085)
Kaitan antara Surah AN Nur Ayat 35
dengan adanya Kelistrikan
Surat An Nur Ayat 35, berbunyi :
Tafsiran :
35. Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah, adalah
seperti sebuah lubang yang tak tembus[1039], yang di dalamnya ada pelita besar. pelita
itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara,
yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang
tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya)[1040],
yang minyaknya (saja) Hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya
di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia
kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan
Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
[1039] Yang dimaksud lubang yang tidak tembus (misykat) ialah suatu lobang di
dinding rumah yang tidak tembus sampai kesebelahnya, biasanya digunakan untuk
tempat lampu, atau barang-barang lain.
2. An Nur ayat 35 – Kelistrikan Yusuf Ari Bahtiar NIM (310016085)
[1040] Maksudnya: pohon zaitun itu tumbuh di puncak bukit ia dapat sinar matahari
baik di waktu matahari terbit maupun di waktu matahari akan terbenam, sehingga
pohonnya subur dan buahnya menghasilkan minyak yang baik.
Penjelasan :
Al-Qur'an tidak hanya menceritakan tentang Ibadah saja, kehidupan ataupun sejarah,
akan tetapi Al-Qur'an juga berbicara tentang ilmu pengetahuan dan teknologi (dalam hal ini
listrik) seperti surat An Nur ayat 35, yang artinya: "Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit
dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tidak tembus,
yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca, kaca itu seakan-akan bintang
(yang bercahaya) seperti mutiara,…"
Apabila kita amati sebuah bola lampu yang diletakkan di dinding dalam ruangan yang
gelap, ketika lampu dinyalakan akan memberikan cahaya/pelita ke seluruh ruangan, bola
lampu tersebut seperti sebuah lubang yang bercahaya dan cahayanya tidak tembus ke ruangan
lainnya. Bola lampu ditutupi oleh kaca yang kedap udara yang berguna untuk menimbulkan
radiasi pada kumparan yang ada dalam kaca. Efek cahaya itu akan semakin jelas terlihat
apabila lampu tersebut ditempatkan semakin tinggi, bagaikan sebuah bintang yang bersinar.
Ayat selanjutnya berbunyi: "… yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang
banyak berkahnya (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur dan tidak pula
di sebelah barat, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh
api, cahaya di atas cahaya, …"
Hal yang paling menarik bagi penulis adalah kalimat "… yang tumbuh tidak di
sebelah timur dan tidak pula di sebelah barat …", apabila kita memperhatikan arah mata
angin, kalau bukan arah timur dan barat, bukankah ini berarti utara dan selatan, padahal
utara dan selatan adalah kutub magnet, magnet (elektro magnetik) berguna sebagai
pembangkit induksi listrik untuk menghasilkan energi listrik.
Ada penemuan ilmiah penting yang terjadi sejak sepuluh tahun, ketika para ilmuwan
mencermati keberadaan gelombang listrik yang dikeluarkan tubuh manusia. Kemudian
mereka melanjutkan penelitian dan menemukan bahwa segala sesuatu di sekitar kita juga
mengeluarkan gelombang listrik. Jadi, segala sesuatu di alam semesta ini bergetar secara
mencengangkan, seolah-olah mereka bertasbih kepada Penciptanya, tetapi kita tidak bisa
memahami tasbih tersebut!
3. An Nur ayat 35 – Kelistrikan Yusuf Ari Bahtiar NIM (310016085)
Yang dimaksud dengan gelombang di sini adalah gelombang terbatas yang terjadi
dalam setiap benda, karena kita semua tahu bahwa segala sesuatu di sekitar kita terbuat dari
atom-atom, dan atom-atom tersebut selalu dalam keadaan bergetar. Karena itu, gelombang
atom-atom tersebut menyebabkan munculnya medan elektro-magnetik, dan itulah yang
diungkapkan para ilmuan akhir-akhir ini.
Dr. Royal R. Rife menemukan bahwa makanan itu memiliki gelombang
elektro-magnetik yang bisa diukur. Ia juga menemukan bahwa minyak memiliki lebih
banyak gelombang; gelombang yang dimunculkan manusia di atas 60 osilasi; dan juga ada
beberapa makanan seperti makanan dalam kemasan kaleng tidak memiliki gelombang.
Sedangkan daun kering memiliki gelombang sekitar 20 osilasi per detik.
Tetapi, yang mengejutkan baginya adalah ia menemukan gelombang yang paling
tinggi ada pada minyak yang mencapai 320 osilasi per detik. Gelombang ini hampir
menyamai gelombang pada cahaya.
Karena itu, al-Qur’an mengungkapkan fakta ini dengan kalimat, ‘Yang minyaknya
(saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api.’ Allah memberikan
keistimewaan ini hanya pada minyak, bukan pada benda lain. Yaitu keistimewaan cahaya
yang tidak bisa kita lihat!
Dan para ilmuwan menemukan bahwa kuantitas energi pada minyak zaitun secara
khusus itu sangat tinggi, hingga energi tersebut membuatnya dapat dijadikan obat untuk lebih
dari seratus penyakit, di antaranya adalah penyakit kanker.
Daftar Pustaka :
1. eramuslim.com
2. Ir. Dian Fansuri Nainggolan
Sekretaris Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Perumnas Medan II
Yusuf Ari Bahtiar
310016085