5. MAKSUD, TUJUAN, & SASARAN
• Deskripsi Gambaran Kota Batu terkait Pembangunan Industri
• Deskripsi Visi dan Misi Pembangunan Kota Batu terkait Pembangunan Industri
• Rumusan Strategi Pembangunan Industri Kota Batu
Kajian Terhadap Potensi Industri Dan Rencana Pembangunan Industri
Maksud
Tujuan
Tersusunnya Rencana Pembangunan Industri Kota Batu
Sasaran
11. GAMBARAN UMUM
KOTA BATU
8 Kel/Desa
Luas 4.546 Ha
96.921 Jiwa
9 Kel/Desa
12.709 Ha
61.020 Jiwa
7 Kel/Desa
2.565 Ha
55.105 Jiwa
LUAS KOTA BATU
19.820 Hektar
JUMLAH PENDUDUK
213.046 Jiwa
TOPOGRAFI
600->3.000 Mdpl
SUHU
14,9°C – 25,6°C
JUMLAH DESA
24 Desa / Kelurahan
GAMBARAN UMUM
INDUSTRI KOTA BATU
Industri Formal
• Kec. Batu (152 Unit)
• Kec. Junrejo (55 Unit)
• Kec. Bumiaji (61 Unit)
Industri Non Formal
• Kec. Batu (38 Unit)
• Kec. Junrejo (8 Unit)
• Kec. Bumiaji (13 Unit)
Sumber : BPS Kota Batu, 2022
12. GAMBARAN UMUM
EKONOMI
Kategori Uraian 2017 2018 2019 2020* 2021**
A
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan
2,227.60 2362,7 2451,9 2527,3 2611,1
B Pertambangan dan Penggalian 24,9 26,1 27,3 25,6 26,3
C Industri Pengolahan 685,7 750,6 839,9 863,2 977,3
D Pengadaan Listrik dan Gas 6,1 6,7 7,1 7,1 7,3
E
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
23,8 25,2 26,3 27,6 29,0
F Konstruksi 1 689,8 1880,0 2 066,2 1938,5 2012,7
G
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
2 571,9 2900,8 3 165,0 2966,1 3191,1
H Transportasi dan Pergudangan 183,6 203,3 221,1 211,7 224,8
I
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
1734,9 1921,7 2087,3 1604,4 1722,5
J Informasi dan Komunikasi 855,5 903,7 966,6 1060,5 1125,7
K Jasa Keuangan dan Asuransi 551,5 584,0 610,6 606,0 618,2
L Real Estate 403,4 446,7 482,4 499,3 513,9
M,N Jasa Perusahaan 65,2 70,1 73,3 71,1 73,6
O
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
344,2 366,3 402,5 402,2 396,9
P Jasa Pendidikan 537,5 575,1 621,1 645,8 648,7
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
109,0 116,4 123,2 137,5 146,1
R,S,T,U Jasa lainnya 2226,8 2501,5 2753,1 2322,8 2516,0
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 14 241,5 15 640,9 16 925,0 15 916,8 16 841,1
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha Kota Batu (Juta Rp.)
Pertumbuhan PDRB di
Kota Batu tahun 2017
hingga 2021 terus
meningkat.
Tertinggi
Terkecil
15. RPJPD Kota Batu
“Terwujudnya Kota Batu sebagai Sentra Pariwisata berbasis Pertanian yang
Berdaya Saing menuju Masyarakat Madani”
Misi
Mewujudkan Pengamalan Nilai-Nilai Keagamaan dan Kearifan Lokal
Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas
Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Mewujudkan Ketenteraman dan Ketertiban Masyarakat
Mewujudkan Pengembangan Kota Batu sebagai Sentra
Pariwisata berbasis Pertanian Berwawasan Lingkungan
16. RPJMD Kota Batu
“Desa Berdaya Kota Berjaya Terwujudnya Kota Batu Sebagai Sentra Agro Wisata
Internasional Yang Berkarakter, Berdaya Saing dan Sejahtera”
Misi
Mewujudkan Daya Saing Perekonomian Daerah yang Progresif, Mandiri
Berbasis Agrowisata
Meningkatkan Pembangunan Kualitas dan Kesejahteraan Sumber Daya Manusia
Meningkatkan Kualitas Kehidupan Sosial Masyarakat Yang Berlandaskan
Nilai Nilai Keagamaan dan Kearifan Budaya Lokal.
Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur dan Kawasan Perdesaan Yang
Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan
Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Bersih dan
Akuntabel Berorientasi pada Pelayanan Publik yang Profesional
17. RTRW KOTA BATU TAHUN 2010-2030
KEBIJAKAN EKSISTING STRATEGI
Perwujudan pusat kegiatan yang
memperkuat kegiatan agribisnis,
pariwisata dan kegiatan kota
secara optimal.
Kota Batu terbagi menjadi beberapa
pusat-pelayanan sesuai dengan peran
& fungsinya meskipun masih perlu
dioptimalkan.
Struktur Ruang
Pola Ruang
Membentuk pusat kegiatan kawasan
agropolitan, pariwisata, perdagangan
skala kota , dan pelayanan umum secara
berhierarki.
Pengendalian kegiatan
budidaya yang dapat
menimbulkan kerusakan
lingkungan
Pengembangan kawasan
permukiman yang berwawasan
lingkungan dan mitigasi
bencana
“Mewujudkan ruang Kota Batu yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan sebagai kota yang berbasis agropolitan
dan kota pariwisata unggulan di Jawa Timur serta Kota Batu sebagai wiiayah penopang hulu Sungai Brantas”
Daya dukung sumber daya alam dan
lingkungan mulai menurun seiring dg
meningkatnya laju pembangunan,
terlebih adanya beberapa bencana
yang terjadi di Kota Batu pada kurun
waktu terakhir sehingga diperlukannya
peningkatan mitigasi bencana
Mengembangkan wiiayah-wilayah
tanaman holtikultura sesuai dengan
potensi / kesesuaian lahannya secara
optimal
Mengendalikan kegiatan industri yang
bukan agroindustri.
Meningkatkan mitigasi bencana
18. Arahan dan Strategi Kawasan Perindustrian Kota Batu
Arah Kebijakan Penataan Ruang
“Pengolahan industri yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan fasilitas penunjang lainnya”
Mengembangkanjenis industri menengah, sentra industri kecil dan homeindustri untuk mengembangkan
kegiatan agroindustri dan industri pariwisata.
Mengalihfungsikan kawasan industri tidak berwawasan lingkungan ke kegiatan non-industri, terutama jasa.
Mendorong industri berwawasan lingkungan.
Mencegah pemusatan atau penguasaan industri oleh satu
kelompok atau perorangan dalam bentuk monopoli yang merugikan masyarakat.
Mengalokasikan sarana dan prasarana utama dan pendukung kawasan industri.
Mengembangkanpusat promosi dan pemasaran hasil industri kecil dan kerajinan.
meningkatkan kegiatan koperasi usaha mikro, kecil dan menengah serta menarik investasi
Strategi Penataan Ruang
RTRW KOTA BATU TAHUN 2010-2030
19. KEBIJAKAN EKSISTING STRATEGI
Pemda
menyelenggarakan
pemberdayaan
UMKM
Pemda
memfasilitasi
hubungan
kemitraan UMKM
Pemda
memfasilitasi
kegiatan
pengembangan
UMKM
PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 1 TAHUN 2016
Perkembangan UMKM
di Kota Batu cukup
pesat. Akan tetapi
masih memiliki
beberapa kendala
terkait permodalan,
permesinan dalam
produksi, dan
pemasaran.
Menyelenggarakan kebijakan dan
program pengembangan usaha,
pembiayaan dan penjaminan, dan
kemitraan di daerah.
Pemerintah Daerah membentuk PLUT
(Pusat Layanan Usaha Terpadu
sebagai pusat pengembangan UMKM
Pembentukan sentra UMKM
Fasilitasi pemasaran berbasis
Teknologi Informasi untuk
pengembangan Usaha Mikro kreatif;
tentang Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
21. TIPOLOGY KLASSEN
Tipology Klassen adalah suatu alat analisis ekonomi regional yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi sektor sektor, subsektor, usaha atau komoditi prioritas atau unggulan suatu daerah
Sektor maju dan
tumbuh cepat
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Industri Pengolahan
Sektor
berkembang cepat
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
Pengadaan Listrik dan Gas
Konstruksi Transportasi dan Pergudangan
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
Real Estate
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
Jasa Pendidikan
Jasa lainnya
Sektor maju
tetapi tertekan
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Pertambangan dan Penggalian Sektor relatif
tertinggal
Informasi dan Komunikasi Jasa Perusahaan
Jasa Keuangan dan Asuransi
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
22. Location Quotient (LQ)
digunakan untuk membahas kondisi perekonomian, mengarah pada identifikasi spesialisasi kegiatan perekonomian atau mengukur konsentrasi relatif
kegiatan ekonomi untuk mendapatkan gambaran dalam penetapan sektor unggulan sebagai leading sektor suatu kegiatan ekonomi
Sektor PDRB LQ Keterangan
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,728 Basis
Pertambangan dan Penggalian 0,839 Non Basis
Industri Pengolahan 0,455 Non Basis
Pengadaan Listrik dan Gas 0,232 Non Basis
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,376 Non Basis
Konstruksi 0,996 Non Basis
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0,976 Non Basis
Transportasi dan Pergudangan 0,444 Non Basis
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,183 Non Basis
Informasi dan Komunikasi 1,146 Basis
Jasa Keuangan dan Asuransi 0,865 Non Basis
Real Estate 1,148 Basis
Jasa Perusahaan 0,463 Non Basis
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,525 Basis
Jasa Pendidikan 1,576 Basis
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,263 Basis
Jasa lainnya 1,043 Basis
Sektor basis adalah sektor yang
melayani baik pasar di daerah
maupun luar daerah.
Secara tidak langsung daerah
memiliki kemampuan untuk
mengekspor barang dan jasa yg
dihasilkan oleh sektor tersebut ke
daerah lain.
23. Dynamic Location Quotient (DLQ)
merupakan bentuk modifikas dari analisis LQ dengen mengakomodasi besarnya PDRB dari nilai
produksi sektor atau sub sektor dari waktu ke waktu.
Sektor PDRB DLQ Keterangan
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,00 Prospektif
Pertambangan dan Penggalian 0,98 Tidak Prospektif
Industri Pengolahan 1,01 Prospektif
Pengadaan Listrik dan Gas 1,05 Prospektif
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1,00 Prospektif
Konstruksi 1,02 Prospektif
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,00 Prospektif
Transportasi dan Pergudangan 1,01 Prospektif
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,99 Tidak Prospektif
Informasi dan Komunikasi 0,99 Tidak Prospektif
Jasa Keuangan dan Asuransi 0,99 Tidak Prospektif
Real Estate 1,00 Prospektif
Jasa Perusahaan 0,99 Tidak Prospektif
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,00 Tidak Prospektif
Jasa Pendidikan 1,00 Tidak Prospektif
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,98 Tidak Prospektif
Jasa lainnya 1,01 Prospektif
24. Gabungan LQ dan DLQ
UNGGULAN
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Informasi dan Komunikasi
PROSPEKTIF
Real Estate
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
Jasa lainnya Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
ANDALAN
Industri Pengolahan Pertambangan dan Penggalian
TERTINGGAL
Pengadaan Listrik dan Gas Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang
Jasa Keuangan dan Asuransi
Konstruksi Jasa Perusahaan
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan
25. Kontribusi PDRB
Sektor PDRB Kontribusi PDRB
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 14,9%
Pertambangan dan Penggalian 0,2%
Industri Pengolahan 4,6%
Pengadaan Listrik dan Gas 0,1%
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,2%
Konstruksi 10,8%
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor
19,3%
Transportasi dan Pergudangan 1,4%
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10,0%
Informasi dan Komunikasi 7,7%
Jasa Keuangan dan Asuransi 3,6%
Real Estate 3,0%
Jasa Perusahaan 0,5%
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,5%
Jasa Pendidikan 3,9%
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,8%
Jasa lainnya 16,6%
Kontribusi
Terbesar