1. Husnuzan kepada sesama manusia adalah sikap yang selalu berpikir dan
berprasangka baik kepada sesama manusia. Sikap ini ditunjukkan dengan
rasa senang, berpikir positif, dan sikap hormat kepada orang lain tanpa
ada rasa curiga, dengki, dan perasaan tidak senang tanpa alasan yang
jelas.
Nilai dan manfaat dari sikap husnuzan kepada manusia adalah:
a. Hubungan persahabatan dan persaudaraan menjadi lebih baik.
b.Terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama.
c. Selalu senang dan bahagia atas kebahagiaan orang lain.
“ Husnu DzonKepada Sesama “
2. Hukum dan Dalil Husnu Dzon
• Hukum Husnu dzon adalah Mubah kepada sesama manusia, sedangkan kepada Allah adalah Wajib.
• Kewajiban Berhati hati Terhadap Husnu dzon :
ْمُكِسُفْنأل ْمُتْنَسْحَأ ْمُتْنَسْحَأ ْنِإ
"Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri, ( Al-Isro” 17.7 )
ا َنِم اًيرِثَك واُبِنَتْاج واُنَمآ َينِذَّلا اَهُّيَأ اَيمْثِإ ِِّنَّظال َضْعَب َّنِإ ِِّنَّظلال َو
َأ اًضْعَب ْمُكُضْعَب َْبتْغَي ال َو واُسَّسَجَتَلُكْأَي ْنَأ ْمُكُدَحَأ ُّب ِحُي . َمْحَل
ِإ َ َّاَّلل واُقَّتا َو ُهوُمُتْه ِرَكَف اًتْيَم ِهي ِخَأيم ِحَر ابََّوت َ َّاَّلل َّن
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian
prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan
janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara
kamu, memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat,
lagi Maha Penyayang." – (QS.49:12)
3. “ Tawadu kepada sesama’ ”
• Pengertian Tawadhu’ adalah rendah hati, tidak sombong. Pengertian yang lebih dalam adalah kalau kita
tidak melihat diri kita memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lainnya
• Tawadhu ialah bersikap tenang, sederhana dan sungguh-sungguh menjauhi perbuatan takabbur
(sombong), ataupun sum’ah ingin diketahui orang lain amal kebaikan kita.
Tanda Orang yang Bertawadu’
• Tanda orang yang tawadhu’ adalah disaat seseorang semakin bertambah ilmunya maka semakin bertambah
pula sikap tawadhu’ dan kasih sayangnya. Dan semakin bertambah amalnya maka semakin meningkat pula
rasa takut dan waspadanya
• setiap kali bertambah tinggi kedudukan dan posisinya maka semakin dekat pula dia dengan manusia dan
berusaha untuk menunaikan berbagai kebutuhan mereka serta bersikap rendah hati kepada mereka.. Ini
karena orang yang tawadhu menyadari akan segala nikmat yang didapatnya adalah dari Allah SWT, untuk
mengujinya apakah ia bersykur atau kufur.
4. Perintah Bersikap Tawadu’
• ْخَت ْنَل َكَّنِإ اًحَرَم ِض ْاألر يِف ِشْمَت ال َوَغُلْبَت ْنَل َو َض ْاألر َق ِر
والُط َلاَب ِجْال
• "Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya,
kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi, dan sekali-kali kamu tidak akan sampai
setinggi gunung." – (QS.17:37)
• ُّب ِحُي ال ُهَّنِإ َونُنِلْعُي اَم َو َونُّرِسُي اَم ُمَلْعَي َ َّاَّلل َّنَأ َمَرَج ال
َين ِرِبْكَتْسُمْال
• "Tidak diragukan lagi, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui, apa yang mereka rahasiakan
dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong." – (QS.16:23)
5. “Tasamuh Kepada Sesama”
• Toleransi terhadap sesama muslim merupakan suatu kewajiban, karena di samping sebagai tuntutan sosial
juga merupakan wujud persaudaraan yang terikat oleh tali aqidah yang sama.
• Sikap toleran dan baik hati terhadap sesama terlebih lagi dia seorang muslim pada akhirnya akan membias
kembali kepada kita yaitu banyak memperoleh kemudahan dan peluang hidup karena adanya relasi,
disamping itu Allah akan membalas semua kebaikan kita di akhirat kelak.
• Bentuk- bentuk tasamuh dalam kehidupan bermasyarakat
• Tidak menggangu ketenangan tetangga
• Tidak selalu melihat kekurangan orang lain tanpa mengingat kekurangan dirinya.
• Menyukai sesuatu untuk tetangganya, sebagaimana ia suka untuk dirinya sendiri dll.
ِينِد َيِل َو ْمُكُنيِد ْمُكَل
• "Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku." – (QS.109:6)
6. “ Ta’awun Kepada Sesama “
• Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk saling berta’awun (bekerja sama) di dalam kebajikan
dan ketakwaan, dan melarang dari saling berta’awun di dalam perbuatan dosa dan permusuhan
• ُءاَيِل ْوَأ ْمُهُضْعَب ُاتَنِمْؤُمْال َو َونُنِمْؤُمْال َوِوفُرْعَمْالِب َونُرُمْأَي ۚ ٍضْعَب
َو َة ََلَّصال َونُميِقُي َو ِرَكْنُمْال ِنَع َن ْوَهْنَي َوَ َّاَّلل َونُعيِطُي َو َةاَكَّالز َونُتْؤُي
ا َّنِإ ۗ ُ َّاَّلل ُمُهُمَح ْرَيَس َكِئََٰلوُأ ۚ ُهَلوُس َر َويمِكَح يز ِزَع َ ََّّلل–
• "Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong
bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma´ruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi
rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" ( Attaubah : 71 )