1. BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian
3.1.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah
Lokasi kuasa Pertambangan di PT. Sumber Kurnia Buana terletak
secara administratif pada Kecamatan Tapin Selatan, Kecamatan Tapin
Utara, Kecamatan Binuang-Kabupaten Tapin dan Kecamatan Pangaron,
Simpang Empat Astambul Kabupaten Banjar, Propinsi Kalimantan
Selatan. Perusahaan ini berkantor di tempat yang sama dengan lokasi
penambangan.
Daerah Peninjauan dapat dicapai dengan angkutan darat dari
Banjarmasin melewati kota Banjarbaru dan Martapura. Dan dari
Martapura ke lokasi penyelidikan di tempuh dalam waktu 1.5 jam
perjalanan (untuk bagian selatan) dan 2.5 jam perjalanan utara.
Prasarana jalan yang tersedia didaerah peninjauan terdiri dari jalan
aspal dan jalan tanah yang sulit dilewati pada waktu musim hujan. Jalan
aspal yang telah tersedia adalah sampai Desa Pengaron dan Desa Salam
Babaris, sedangkan jalan menuju 5 desa yang dibuat oleh PT. Sumber
Kurnia Buana sebagai sarana pengangkutan kayu meskipun jalan tanah
tetapi kondisinya cukup bagus.
13
2. PETA KESAMPAIAN DAERAH
PT. SUMBER KURNIA BUANA
Gambar 3.1 Peta Kesampaian Daerah
Penelitian
Lokasi Penelitian
Sumber :
Peta Kalimantan Tengah dan
Peta Kalimantan Selatan
Bakosurtanal, 2002
13
Peta Kesampaian Daerah
3. 15
3.1.2 Keadaan Iklim dan Curah Hujan
Wilayah Kabupaten Banjar berada di wilayah dataran dengan
ketinggian antara 0 – 150 meter di atas permukaan laut (dpl) dengan
tingkat kemiringan antara 0 – 8 %, sedangkan di bagian Barat dan Selatan
terdiri atas daerah rawa.
Kabupaten Banjar beriklim tropis basah, suhu udara pada siang
hari relatif panas bias mencapai 34°C. Curah hujan di sekitar daerah
Penelitian ditampilkan pada Tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.1 Curah Hujan Daerah Penelitian 1 Tahun (2011 / 2012)
Curah Hujan
Bulan / Tahun Hari Hujan
(mm)
April / 2011 166,281 15
Mei / 2011 201, 045 11
Juni / 2011 50,43 8
Juli / 2011 69,60 9
Agustus / 2011 72,25 9
September / 2011 31,18 10
Oktober / 2011 125,92 19
Nopember / 2011 153,284 21
Desember / 2011 114,85 17
Januari / 2012 246,271 7
Februari / 2012 92,50 4
Maret / 2012 101,56 2
Jumlah 1425,171 132
Rat-rata 118,764 11
Sumber : PT. Sumber Kurnia Buana
3.1.3 Flora dan Fauna
Jenis vegetasi yang terdapat di daerah peninjauan terdiri dari
tanaman karet yang merupakan Perkebunan Inti Rakyat (PIR), dan
tanaman budidaya lainnya seperti padi, durian, rambutan, dan lain-lain.
4. 16
Daerah bekas ladang telah ditempati semak belukar dan bahkan alang-
alang.
Hewan-hewan yang terdapat di daerah peninjauan antara lain babi
hutan, ular, beruang, ayam hutan, biawak dan bermacam-macam burung.
3.1.4 Sosial dan Kependudukan
Penduduk di daerah peninjauan terdiri dari penduduk asli suku
banjar dan transmigran dari Jawa dan Madura. Sebagian besar penduduk
tinggal di sekitar lahan PIR dan tinggal secara berkelompok.
Desa-desa yang terdapat di daerah peninjauan bagian utara adalah
desa lampinit, Salam Babaris dan Rantau Bujur serta Desa Muduredjo,
Bumirata, Desa 5a dan Desa 5b di bagian selatan.
Mata Pencaharian utama penduduk di daerah peninjauan adalah
bertani. Mata pencaharian lainnya adalah sebagai pengelola PIR, buruh
tambang batubara dan pegawai negri sipil.
Sebagian besar penduduknya beragama islam dan lainnya
beragama Kristen protestan dan khatolik. Tingkat pendidikan rata-rata
adalah sampai tahap Sekolah Dasar (SD). Sarana pendidikan yang terdapat
didaerah peninjauan terdiri dari Sekolah Dasar (SD) yang hamper disetiap
desa. Sedangkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah
Menengah Atas (SMA) baru terdapat di ibukota kecamatan. Sarana
lainnya yang terdapat di daerah peninjauan yaitu sarana kesehatan yang
terdiri dari puskesmas yang terdapat di ibukota kecamatan, puskesmas
5. 17
pembantu dan BKIA. Sarana peribadatan yang ada adalah Mesjid dan
Gereja.
3.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur Organisasi pada PT. Sumber Kurnia Buana dapat dilihat
dalam Bagan Struktur pada lampiran.
3.2 Kondisi Geologi
3.2.1 Kondisi Geologi Regional
Secara geologi daerah penyelidikan terletak di cekungan Barito
yang merupakan salah satu cekungan tersier di Kalimantan Tengah.
Cekungan ini terletak antara paparan Sunda di bagian Barat dan
Pegunungan Meratus di bagian Timur yang memisahkannya dari cekungan
Asem-asem.
3.2.2 Kondisi Geologi Daerah Penelitian
Secara geologi daerah penyelidikan terletak di cekungan Barito
yang merupakan salah satu cekungan tersier di Kalimantan Tengah.
Menurut Semuyut Sardjono dan Lindy Rotin Sulu (1992), cekungan ini
terletak antara paparan Sunda di bagian Barat dan Pegunungan Meratus di
bagian Timur yang memisahkannya dari cekungan Asem-asem.
Perkembangan cekungan Barito dimulai dengan terbentuknya sesar
bongkah yang menghasilkan Horst dan Graben yang berarah Barat Laut –
Tenggara pada Tersier Awal (Paleogen). Bahan-bahan sedimen yang
tererosi dari Horst diendapkan Formasi Tanjung, dalam lingkungan
6. 18
paralis. Selanjutnya diikuti oleh Fasa Transgresi yang menghasilkan
pengendapan sebagai Formasi Tanjung bagian atas Formasi Binuang dan
Formasi Berai. Hasil erosi dai paparan sunda di barat dan Pegunungan
Meratus di Timur di endapan dalam cekungan ini sebagai Formasi
Warukin dan Dahor.
Terjadinya pengangkatan Meratus pada akhir sedimentasi ini
memisahkan bagian Timur cekungan ini dari laut terbuka dan sistem
pengendapan berubah dari Sistem Transgresi menjadi Regresi.
Statigrafi Di daerah penyelidikan satuan batuan yang dijumpai
satuan batuan Pra-Tersier Formasi Pitanak dan (Formasi Tanjung) yang
merupakan formasi pembawa batubara di Coal Belt 3. Di dekat daerah
peninjauan di jumpai juga batuan Formasi Binuang dan sisipan/lensa batu
gamping Formasi Berai. Kedua satuan yang pertama menempati satuan
morfologi perbukitan dan pegunungan sedangkan dua satuan terakhir
menempati satuan morfologi dataran.
1. Batuan Pra-Tersier Formasi Pitanak
Batuan ini tersusun dari lelehan larva dan Breksi Konglomerat
Volkanik. Larva berwarna kelabu dan berwarna coklat bila lapuk,
bersifat firitik dengan plagioklas. umumnya vesikuler yang terisi
mineral Zeolit, Kuarsa dan Saladonit. Setempat ditemukan larva
berstruktur bantal.
Breksi/Konglomerat Volkanik (Piroklastika), umumnya
berwarna coklat karena sudah lapuk tetapi komponen yang masih segar
7. 19
juga terdapat secara setempat. Umur Formasi ini adalah Kapur
Bawah_Kapur Atas.
2. Formasi Tanjung
Bagian bawah formasi ini dicirikan oleh perselingan batupasir
kuarsa, batu lanau, batu lempung bersisipan batubara. Setempat
terdapat lensa batu gamping.
a. Batu Pasir Kuarsa
Batu pasir kuarsa, berwarna putih kekuningan, berbutir
halus_kasar, mengandung sedikit Feldspar dan Mika dengan
perekat Silica terpilah baik, bentuk menyudut tanggung_membulat
tanggung dan pejal. Tebal lapisan antara 50 – 300 cm. Berstruktur
sedimen gelembung dan silang siur.
b. Konglomerat
Konglomerat dijumpai sebagai alas, komponennya
didominasi oleh Kuarsa Susu dan fragmen batuan Mesozoikum
lainnya, berukuran 1 – 5 cm yang bertanam dalam masa dasar
batupasir kuarsa, terpilah buruk, kemas terbuka, membulat-
membulat tanggung dan pejal. Tebal lapisan antara berkisar antara
50 – 150 cm.
c. Batubara
Batubara, berwarna hitam, mengkilap dan pejal. Dijumpai
sebagai sisipan pada bagian bawah formasi, dengan tebal antara 50
– 300 cm.
8. 20
d. Batu Lempung
Batu lempung, berwarna kelabu, dibeberapa tempat
menyerpih, dijumpai sebagai sisipan pada bagian atas formasi ini,
dengan tebal antara 30 - 150 cm bahkan lebih tebal lagi.
e. Batu Gamping
Batu gamping, warna kelabu kecoklatan mengandung
kepingan Moluska, Foraminifera dan Echiroid, diendapkan dalam
lingkungan neritik.
3. Formasi Binuang
Batuan formasi ini terdiri atas batu lempung, berwarna kelabu
kecoklatan, padat dan setempat terserpihkan, banyak mengandung
lensa-lensa batu lanau dan oksidasi besi. Umur formasi ini diduga
Oligosen, dan diendapkan dalam lingkungan Neritik.
4. Formasi Berai
Batuan formasi ini terdiri dari batu gamping dengan sisipan
Napal dan Batu Lempung. Formasi ini berumur Oligosen Tengah dan
Oligosen Akhir dan diendapkan pada lingkungan laut dangkal serta
berhubungan jari-menjari dengan Formasi Binuang. Pada saat sekarang
formasi ini menempati perbukitan yang memanjang dari Barat Daya ke
Timur Laut dan mudah dibedakan dari satuan batuan lain, baik yang
lebih tua maupun yang lebih muda. Lapisan batuannya juga berjurus ke
9. 21
Barat Daya Timur Laut dan miring ke Barat/Barat Laut dengan
kemiringan berkisar 14° – 45° tetapi yang umum adalah 20° – 30°.
3.2.3 Struktur Geologi
Struktur geologi yang menonjol di daerah peninjauan adalah
struktur Homoklin dimana lapisan–lapisan miring ke Barat dan Barat Laut.
Di Selatan gunung Kumbayangkaci terlihat tanda-tanda hadirnya sesar
mendatar yang berarah Barat – barat Daya (WSW) – Timur-timur (ENE).
Di ujung Selatan, kedudukan jurus dan kemiringannya lapisan sedikit tidak
teratur. Hal tersebut tentu di akibatkan oleh hadirnya sejumlah sesar tetapi
lokasi dan arah belum terlihat selama peninjauan ini.
Para pemeta terdahulu menafsirkan hadirnya sesar-sesar naik yang
berarah Barat Daya – Timur Laut dan miring ke Barat. Mereka menduga
bahwa naiknya batuan Pra-Tersier dan batuan Formasi Tanjung yang
membawa batubara adalah akibat sesar naik tersebut. Sesar naik tersebut
tidak hanya satu tetapi beberapa dan antara lain mengakibatkan naiknya
Coal Belt 4 di sebelah Timur.
3.3 Alat dan Bahan
Adapun peralatan yang digunakan pada kerja praktik ini antara
lain :
1. Tas lapangan, hendaknya praktis sehingga tidak repot jika dibawa. Tas
dilapangan berfungsi untuk membawa alat tulis ataupun benda-benda
lain yang diperlukan dalam kerja praktik ini.
10. 22
2. Buku lapangan, berukuran kecil sehingga tidak menyulitkan pada saat
digunakan. Buku lapangan untuk mencatat data-data yang diperlukan
dalam kerja praktik.
3. Alat tulis, berfungsi untuk mencatat data-data yang diperlukan
dilapangan.
4. Kamera, berfungsi untuk memotret proses kegiatan yang sedang
berlangsung dilapangan.
5. Peralatan Pelindung, peralatan ini meliputi sepatu safety, rompi, helm,
masker dan sebagainya. Peralatan ini berfungsi untuk melindungi
tubuh dari hal-hal yang tidak diinginkan (kecelakaan).
6. Stopwatch, digunakan untuk keperluan mengambil data cycle time alat
yang di gunakan pada saat pengamblian data.
7. Perlengkapan pendukung lainnya
3.4 Tata Laksana
3.4.1 Langkah Kerja
Kegiatan praktik akan didahului dengan persiapan atau
mempelajari buku-buku literatur dan buku penunjuk atau buku panduan
yang tersedia. Dalam pelaksanaan kerja praktik kami akan mengikuti
semua prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Berkaitan dengan terbatasnya pengetahuan kami tentang
Produktivitas Alat, maka untuk kerja praktik ini kami berharap diberi
kesempatan bersama dengan teknisi perusahaan yang dapat membimbing
11. 23
serta mengajarkan kami praktek langsung tentang aktifitas penambangan
dan Produktivitas Alat yang dilakukan perusahaan.
3.4.2 Metode
Penulisan laporan Kerja Praktik didasarkan pada tiga ( 3 ) metode,
yaitu :
1. Metode Pustaka atau Studi Literatur
Metode ini dilakukan dengan cara mengambil bahan atau sumber
bacaan dari buku – buku resmi atau referensi sebagai masukan utama.
2. Metode Interview (wawancara)
Metode ini dilakukan dengan cara diskusi atau menanyakan hal-hal
yang berhubungan dengan data-data apa saja yang berhubungan
dengan judul yang diajukan kepada Pembimbing Lapangan (dari
perusahaan).
3. Pengumpulan data :
a. Data primer, adalah data yang diperoleh setelah mengadakan
observasi langsung di lapangan pada objek penelitian.
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh pada bagian
produksi dan juga wawancara langsung dengan pengawas serta
karyawan PT. Sumber Kurnia Buana, sehubungan dengan
penulisan laporan Kerja Praktik dan data-data yang dianggap perlu.
12. 24
3.4.3 Bagan Alir
Start
Study Literatur
Pengambilan Data
Data Primer : Data Sekunder :
1. Data Cycle Time Alat Gali 1. Profil Perusahaan
Muat dan Alat Angkut 2. Peta Lokasi Daerah
2. Data Kapasitas Nyata Alat Penelitian
Gali Muat dan Alat Angkut 3. Data Geologi Daerah
3. Data Swell Factor Material Penelitian
4. Iklim dan Curah Hujan
5. Data Kesediaan Alat dan
Spesifikasi
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan Analisis Data
Saran dan
Kesimpulan
End
Gambar 3.2 Diagram Alir Kerja Praktik
13. 25
3.4.4 Waktu Penelitian
Kegiatan Penelitian dilakukan selama ± 3 minggu pada PT.
Sumber Kurnia Buana. Waktu pelaksanaan Kerja Praktik selama 3
minggu, yaitu dimulai awal minggu ke 2 pada bulan Oktober 2012, dengan
perincian kegiatan sebagai berikut :
Tabel 3.2 Waktu Penelitian Kerja Praktik
Tahun 2012
Bulan Oktober Bulan November
No. Kegiatan
Minggu Ke- Minggu Ke-
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penetapan pembimbing
2. Studi literatur
3. Orientasi lapangan
4. Pengambilan data
5. Pengolahan data
6. Penyusunan draft
Keterangan : 1 minggu; 5 hari (senin – jum’at) waktu efektif kegiatan. 2
hari (sabtu – minggu) waktu luang, waktu luang ini
dipergunakan untuk penataan kembali data yang didapat,
dokumentasi, dan kegiatan lain yang menunjang.
14. 25
3.4.4 Waktu Penelitian
Kegiatan Penelitian dilakukan selama ± 3 minggu pada PT.
Sumber Kurnia Buana. Waktu pelaksanaan Kerja Praktik selama 3
minggu, yaitu dimulai awal minggu ke 2 pada bulan Oktober 2012, dengan
perincian kegiatan sebagai berikut :
Tabel 3.2 Waktu Penelitian Kerja Praktik
Tahun 2012
Bulan Oktober Bulan November
No. Kegiatan
Minggu Ke- Minggu Ke-
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penetapan pembimbing
2. Studi literatur
3. Orientasi lapangan
4. Pengambilan data
5. Pengolahan data
6. Penyusunan draft
Keterangan : 1 minggu; 5 hari (senin – jum’at) waktu efektif kegiatan. 2
hari (sabtu – minggu) waktu luang, waktu luang ini
dipergunakan untuk penataan kembali data yang didapat,
dokumentasi, dan kegiatan lain yang menunjang.
15. 25
3.4.4 Waktu Penelitian
Kegiatan Penelitian dilakukan selama ± 3 minggu pada PT.
Sumber Kurnia Buana. Waktu pelaksanaan Kerja Praktik selama 3
minggu, yaitu dimulai awal minggu ke 2 pada bulan Oktober 2012, dengan
perincian kegiatan sebagai berikut :
Tabel 3.2 Waktu Penelitian Kerja Praktik
Tahun 2012
Bulan Oktober Bulan November
No. Kegiatan
Minggu Ke- Minggu Ke-
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penetapan pembimbing
2. Studi literatur
3. Orientasi lapangan
4. Pengambilan data
5. Pengolahan data
6. Penyusunan draft
Keterangan : 1 minggu; 5 hari (senin – jum’at) waktu efektif kegiatan. 2
hari (sabtu – minggu) waktu luang, waktu luang ini
dipergunakan untuk penataan kembali data yang didapat,
dokumentasi, dan kegiatan lain yang menunjang.