SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 9
PENJELASAN
                        ATAS
    PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
               NOMOR ….. TAHUN 2011
                      TENTANG
           PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH


I. UMUM

       Peraturan Daerah merupakan Peraturan Perundang-undangan
 yang dibentuk dengan persetujuan bersama Dewan Perwakilan Rakyat
 Daerah dan Gubernur. Di era otonomi daerah saat ini, peraturan daerah
 merupakan peraturan perundang-undangan yang diakui eksistensinya
 dalam Undang-Undang Dasar Negara RI 1945 Amandemen, yang
 sebelumnya tidak disebutkan. Bahkan Peraturan Daerah kemudian
 menjadi bagian dari hirarki (penjenjangan) peraturan perundang-
 undangan, yang sebelumnya kedudukannya berada di bawah
 Keputusan Menteri
       Mengingat demikian pentingnya peraturan daerah dalam rangka
 penyelenggaraan otonomi daerah, dan oleh karena kedudukannya
 dalam hukum nasional telah diakui khususnya dalam hirarki
 (pejenjangan) peraturan perundang-undangan, maka pembentukannya
 harus berdasarkan suatu metode yang baku dan pasti.
       Selain itu diperlukan pula tatanan yang tertib dalam membentuk
 peraturan daerah, yang hal ini harus dirintis sejak saat perencanaan
 sampai dengan pengundangannya.
       Membentuk peraturan daerah yang baik dapat diperoleh jika
 memenuhi kaidah-kaidah yang dipersyaratkan antara lain yang
 berkaitan dengan asas, tata cara penyiapan, pembahasan, teknik
 penyusunan maupun partisipasi masyarakat utamanya peraturan
 daerah yang menyangkut kepentingan masyarakat.
       Dengan alasan-alasan diatas, maka diperlukan suatu tata cara
 pembentukan peraturan daerah yang mengatur mengenai proses
 pembuatan peraturan daerah yang dimulai dari perencanaan,
 persiapan, teknik penyusunan, perumusan, pembahasan, penetapan,
 pengundangan dan penyebarluasan.
       Dalam peraturan daerah ini dibedakan 2 (dua) jenis peraturan
 daerah yaitu peraturan daerah non anggaran dan peraturan daerah
 anggaran. Pembedaan ini dimaksudkan untuk mengetahui bahwa
 peraturan daerah anggaran adalah mutlak setiap tahun harus dibentuk
 yaitu Peraturan Daerah APBD, Peraturan Daerah Perubahan APBD dan
 Peraturan Daerah Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD. Sedang
 peraturan daerah non anggaran dibentuk berdasarkan kebutuhan saja.
Dalam peraturan daerah ini juga diatur pada tahap perencanaan
  diatur mengenai program legislasi daerah dalam rangka penyusunan
  peraturan daerah secara terencana, bertahap, terarah dan terpadu.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
   Cukup jelas.

Pasal 2
      Huraf a
            Yang dimaksud dengan "kejelasan tujuan" adalah bahwa
            setiap Pembentukan Peraturan Daerah harus mempunyai
            tujuan yang jelas yang hendak dicapai.

     Huruf b
               Yang dimaksud dengan asas “kelembagaan atau organ
               pembentuk yang tepat” adalah bahwa Peraturan Daerah
               harus dibuat oleh lembaga/pejabat Pembentuk Peraturan
               Daerah yang berwenang. Peraturan Daerah tersebut dapat
               dibatalkan atau batal demi hukum, apabila dibuat oleh
               lembaga/pejabat yang tidak berwenang.

     Huruf c
               Yang dimaksud dengan asas "kesesuaian antara jenis dan
               materi muatan" adalah bahwa dalam Pembentakan
               Peraturan Daerah harus benar-benar memperhatikan materi
               muatan yang tepat dengan jenis Peraturan Perundang-
               undangannya.

      Huruf d
            Yang dimaksud dengan asas "dapat dilaksanakan" adalah
            bahwa setiap Pembentukan Peraturan Daerah harus
            memperhitungkan efektifitas Peraturan Daerah tersebut di
            dalam masyarakat, baik secara filosofis, yuridis maupun
            sosiologis.

      Huruf e
            Yang dimaksud dengan asas "kedayagunaan dan
            kehasilgunaan" adalah bahwa setiap Peraturan Daerah
            dibuat karena memang benar-benar dibutuhkan    dan
bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat,
            berbangsa, dan bernegara.

       Huruf f
              Yang dimaksud dengan asas "kejelasan rumusan" adalah
              bahwa setiap Peraturan Daerah harus memenuhi
              persyaratan teknis penyusunan Peraturan Perundang-
              undangan, sistematika dan pilihan kata atau terminologi,
              serta bahasa hukumnya jelas dan mudah dimengerti,
              sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi
              dalam pelaksanaannya.
       Huruf g
              Yang dimaksud dengan asas "keterbukaan" adalah bahwa
              dalam proses Pembentukan Peraturan Daerah mulai dari
              perencanaan, persiapan, penyusunan, dan pembahasan
              bersifat transparan dan terbuka. Dengan demikian seluruh
              lapisan masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-
              luasnya untuk memberikan masukan dalam proses
              pembuatan Peraturan Daerah.
Pasal 3
       Ayat (1)
       Huruf a
              Yang dimaksud dengan "asas pengayoman" adalah bahwa
              setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus
              berfungsi    memberikan    perlindungan  dalam     rangka
              menciptakan ketentraman masyarakat.
       Huruf b
              Yang dimaksud dengan "asas kemanusiaan" adalah bahwa
              setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus
              mencerminkan perlindungan dan penghormatan hak-hak
              asasi manusia serta harkat dan martabat setiap warga
              negara dan penduduk Indonesia secara proporsional.
       Huruf c
              Yang dimaksud dengan "asas kebangsaan" adalah bahwa
              setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus
              mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang
              pluralistik (kebhinekaan) dengan tetap menjaga prinsip
              negara kesatuan Republik Indonesia.
       Huruf d
              Yang dimaksud dengan "asas kekeluargaan" adalah bahwa
              setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus
              mencerminkan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam
              setiap pengambilan keputusan.

      Huruf e
Yang dimaksud dengan "asas kenusantaraan" adalah bahwa
       setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan
       senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh wilayah
       Indonesia dan materi muatan Peraturan Perundang-
       undangan yang dibuat di daerah merupakan bagian dari
       sistem hukum nasional yang berdasarkan Pancasila.
Huruf f
       Yang dimaksud dengan "asas bhinneka tunggal ika" adalah
       bahwa Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus
       memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku dan
       golongan, kondisi khusus daerah, dan budaya khususnya
       yang     menyangkut     masalah-masalah    sensitif  dalam
       kehidupan. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Huruf g
       Yang dimaksud dengan "asas keadilan" adalah bahwa setiap
       Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus
       mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap
       warga negara tanpa kecuali.
Huruf h
       Yang dimaksud dengan "asas kesamaan kedudukan dalam
       hukum dan pemerintahan" adalah bahwa setiap Materi
       Muatan Peraturan Perundang-undangan tidak boleh berisi
       hal-hal yang bersifat membedakan berdasarkan latar
       belakang, antara lain, agama, suku, ras, golongan, gender,
       atau status sosial.
Huruf i
       Yang dimaksud dengan "asas ketertiban dan kepastian
       hukum" adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan
       Perundang-undangan harus dapat menimbulkan ketertiban
       dalam masyarakat melalui jaminan adanya kepastian hukum.
Huruf j
       Yang dimaksud dengan "asas keseimbangan, keserasian,
       dan keselarasan" adalah bahwa setiap Materi Muatan
       Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan
       keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, antara
       kepentingan individu dan masyarakat dengan kepentingan
       bangsa dan negara.
Ayat (2)
       Yang dimaksud dengan "asas lain sesuai dengan bidang
       hukum Peraturan Perundang-undangan yang bersangkutan",
       antara lain:
       a. dalam Hukum Pidana, misalnya, asas legalitas, asas tiada
           hukuman tanpa kesalahan, asas pembinaan narapidana,
           dan asas praduga tak bersalah;
b. dalam Hukum Perdata, misalnya, dalam hukum
                perjanjian, antara lain, asas kesepakatan, kebebasan
                berkontrak, dan iktikad baik.

Pasal 4
       Cukup Jelas.

Pasal 5
       Cukup Jelas.

Pasal 6
       Cukup Jelas.

Pasal 7
       Ayat (1)
       Cukup Jelas.

      Ayat (2)
      Yang dimaksud dengan “biaya paksaan penegakan hukum” dalam
      ketentuan ini merupakan sanksi tambahan dalam bentuk
      pembebanan biaya kepada pelanggar Perda di luar ketentuan yang
      diatur dalam ketentuan pidana.

Pasal 8
    Cukup Jelas

Pasal 9
       Agar dalam Pembentukan Peraturan Daerah dapat dilaksanakan,
       secara berencana, maka Pembentukan Peraturan Daerah perlu
       dilakukan berdasarkan Program Legislasi Daerah. Dalam Program
       Legislasi Daearh tersebut ditetapkan skala prioritas sesuai dengan
       perkembangan kebutuhan hukum masyarakat. Untuk maksud
       tersebut, maka dalam Program Legislasi Daerah ditetapkan pokok
       materi yang hendak diatur serta kaitannya dengan Peraturan
       Perundang-undangan lainnya. Oleh karena itu, penyusunan
       Program Legislasi Daerah disusun secara terkoordinasi, terarah,
       dan terpadu yang disusun bersama Pemerintah Daerah dan Dewan
       Perwakilan Rakyat Daerah.

      Di samping memperhatikan hal di atas, Program Legislasi Daerah
      dimaksudkan untuk menjaga agar Peraturan Daerah tetap berada
      dalam kesatuan sistem hukum nasional.

Pasal 10
       Cukup Jelas.
Pasal 11
       Ayat (1)
       Cukup Jelas.

      Ayat (2)
      Yang dimaksud dengan “keadaan tertentu” adalah perlunya
      menindaklanjuti keputusan pejabat atau lembaga yang berwenang
      mengenai pembatalan suatu peraturan daerah, atau adanya
      kebutuhan untuk menindaklanjuti suatu kebijakan nasional atau
      peraturan perundang-undangan yang bersifat segera

Pasal 12
       Cukup jelas.

Pasal 13
       Cukup jelas.

Pasal 14
       Cukup jelas.

Pasal 15
       Ayat (1 )
       Cukup jelas.

      Ayat (2)
      Yang dimaksud dengan dokumen-dokumen pendukung adalah RKA
      SKPD dan/atau rancangan peraturan gubernur tentang penjabaran
      APBD,    serta   RKA    Kementerian/Lembaga   dalam    rangka
      dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

      Ayat (3)
      Cukup Jelas.

      Ayat (4)
      Cukup Jelas.

Pasal 16
       Cukup jelas.

Pasal 17

      Maksud "penyebarluasan' dalam ketentuan ini adalah agar khalayak
      ramai mengetahui adanya rancangan peraturan daerah yang
      sedang dibahas di DPRD guna memberikan masukan atas materi
      yang sedang dibabas.
Penyebarluasan dilakukan baik melalui media elektronik seperti
      televisi, radio, internet, maupun media cetak seperti surat kabar,
      majalah, dan edaran.

Pasal 18
       Cukup jelas.

Pasal 19
       Cukup Jelas.

Pasal 20
       Cukup Jelas.

Pasal 21
       Ayat (1)
       Dalam pembahasan rancangan peraturan daerah di DPRD gubernur
       dapat diwakilkan, kecuali dalam pengajuan dan pengambilan
       keputusan.

Pasal 22
       Cukup Jelas.

Pasal 23
       Cukup Jelas.

Pasal 24
       Cukup Jelas

Pasal 25
       Ayat (1)
       Cukup Jelas

      Ayat (2)
      Tenggang waktu 7 (tujuh) hari dianggap layak untuk
      mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan teknis penulisan
      rancangan perda ke lembaran daerah.

Pasal 26
       Batas waktu 30 (tiga puluh) hari adalah sesuai dengan ketentuan
       Pasal 20 ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
       Tahun 1945.

Pasal 27
       Cukup Jelas.
Pasal 28
       Dengan diundangkan Perda dalam lembaran resmi sebagaimana
       dimaksud dalam ketentuan ini maka setiap orang dianggap telah
       mengetahuinya.

Pasal 29
       Cukup Jelas.

Pasal 30
       Cukup Jelas.

Pasal 31
       Berlakunya Peraturan Daerah yang tidak sama dengan tanggal
       Pengundangan, dimungkinkan untuk persiapan sarana dan
       prasarana serta kesiapan aparatur pelaksana Peraturan Daerah
       tersebut.

Pasal 32
       Cukup Jelas.

Pasal 33
       Cukup Jelas.

Pasal 34
       Cukup Jelas.

Pasal 35
       Ayat (1)
       Masukan secara lisan yang dimaksud diawali dengan surat yang
       ditujukan ke DPRD , untuk DPRD tindaklanjuti dengan rapat dengar
       pendapat atau mekanisme konstitusional lainnya.
       Sedangkan masukan secara tulisan dapat berupa naskah akademik
       untuk dipersandingkan dengan naskah raperda.

      Ayat (2)
      Cukup Jelas

      Ayat (3)
      Cukup Jelas

Pasal 36
       Cukup Jelas.

Pasal 37
       Cukup Jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI SULAWESI
            TENGGARA NOMOR …..

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Alternatif penyelesaian sengketa
Alternatif penyelesaian sengketaAlternatif penyelesaian sengketa
Alternatif penyelesaian sengketadionteguhpratomo
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Idik Saeful Bahri
 
Tata Cara Pembahasan Raperda di DPRD
Tata Cara Pembahasan Raperda di DPRDTata Cara Pembahasan Raperda di DPRD
Tata Cara Pembahasan Raperda di DPRDAde Suerani
 
Risalah Sidang Umum I - Sidang Umum II Jilid kedua
Risalah Sidang Umum I - Sidang Umum II Jilid keduaRisalah Sidang Umum I - Sidang Umum II Jilid kedua
Risalah Sidang Umum I - Sidang Umum II Jilid keduaPerpustakaan MPR RI
 
Hukum perikatan
Hukum perikatanHukum perikatan
Hukum perikatanPuw Elroy
 
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan rupaka
 
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPIAsas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPIswirawan
 
Permendagri no 26 tahun 2020
Permendagri no 26 tahun 2020Permendagri no 26 tahun 2020
Permendagri no 26 tahun 2020TV Desa
 
Hukum acara perdata - Konsep dasar hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Konsep dasar hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
asas asas perkawinan - perceraian adat
 asas asas perkawinan - perceraian adat asas asas perkawinan - perceraian adat
asas asas perkawinan - perceraian adatQomaruz Zaman
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Idik Saeful Bahri
 
Percobaan, penyertaan, pembantuan, dan perbarengan
Percobaan, penyertaan, pembantuan, dan perbarenganPercobaan, penyertaan, pembantuan, dan perbarengan
Percobaan, penyertaan, pembantuan, dan perbarenganNathan Dippos Fajar
 
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptxAmandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptxNaomiPoppyMoore
 

La actualidad más candente (20)

Alternatif penyelesaian sengketa
Alternatif penyelesaian sengketaAlternatif penyelesaian sengketa
Alternatif penyelesaian sengketa
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
 
Hipotek
HipotekHipotek
Hipotek
 
Tata Cara Pembahasan Raperda di DPRD
Tata Cara Pembahasan Raperda di DPRDTata Cara Pembahasan Raperda di DPRD
Tata Cara Pembahasan Raperda di DPRD
 
Risalah Sidang Umum I - Sidang Umum II Jilid kedua
Risalah Sidang Umum I - Sidang Umum II Jilid keduaRisalah Sidang Umum I - Sidang Umum II Jilid kedua
Risalah Sidang Umum I - Sidang Umum II Jilid kedua
 
Hukum perikatan
Hukum perikatanHukum perikatan
Hukum perikatan
 
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
 
Jaminan perorangan
Jaminan peroranganJaminan perorangan
Jaminan perorangan
 
Hukum perikatan
Hukum perikatanHukum perikatan
Hukum perikatan
 
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPIAsas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
 
Permendagri no 26 tahun 2020
Permendagri no 26 tahun 2020Permendagri no 26 tahun 2020
Permendagri no 26 tahun 2020
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 
Hukum acara perdata - Konsep dasar hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Konsep dasar hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
 
asas asas perkawinan - perceraian adat
 asas asas perkawinan - perceraian adat asas asas perkawinan - perceraian adat
asas asas perkawinan - perceraian adat
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
 
Perancangan kontrak
Perancangan kontrakPerancangan kontrak
Perancangan kontrak
 
Percobaan, penyertaan, pembantuan, dan perbarengan
Percobaan, penyertaan, pembantuan, dan perbarenganPercobaan, penyertaan, pembantuan, dan perbarengan
Percobaan, penyertaan, pembantuan, dan perbarengan
 
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptxAmandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
 
Peranan PPNS
Peranan  PPNSPeranan  PPNS
Peranan PPNS
 

Destacado

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARA...
 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARA... PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARA...iniPurwokerto
 
Memahami produk hukum daerah sebagai medium resolusi konflik di kawasan kehut...
Memahami produk hukum daerah sebagai medium resolusi konflik di kawasan kehut...Memahami produk hukum daerah sebagai medium resolusi konflik di kawasan kehut...
Memahami produk hukum daerah sebagai medium resolusi konflik di kawasan kehut...Muki Trenggono Wicaksono
 
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRD
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRDPenguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRD
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRDTri Widodo W. UTOMO
 
Perda 5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerah
Perda  5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerahPerda  5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerah
Perda 5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerahKantor Desa Junwangi
 
Proses pembuatan peraturan perundang
Proses pembuatan peraturan perundangProses pembuatan peraturan perundang
Proses pembuatan peraturan perundangIdris Miaus
 
Laporan Balegda atas Prolegda Sultra
Laporan Balegda atas Prolegda SultraLaporan Balegda atas Prolegda Sultra
Laporan Balegda atas Prolegda SultraAde Suerani
 
Naskah Akademik Perda Kab.Bondowoso
Naskah Akademik Perda Kab.BondowosoNaskah Akademik Perda Kab.Bondowoso
Naskah Akademik Perda Kab.Bondowosoarumluberty
 
(New) Program Legislasi Daerah - 2011
(New) Program Legislasi Daerah - 2011(New) Program Legislasi Daerah - 2011
(New) Program Legislasi Daerah - 2011Ade Suerani
 
Naskah Akademik RUU Perubahan Atas UU ITE
Naskah Akademik RUU Perubahan Atas UU ITENaskah Akademik RUU Perubahan Atas UU ITE
Naskah Akademik RUU Perubahan Atas UU ITEICT Watch
 
Teknik penyusunan peraturan permenlu
Teknik penyusunan peraturan permenluTeknik penyusunan peraturan permenlu
Teknik penyusunan peraturan permenluRisa Sutrisno
 
Permen no.84 th_2015 Organisasi Desa
Permen no.84 th_2015 Organisasi DesaPermen no.84 th_2015 Organisasi Desa
Permen no.84 th_2015 Organisasi DesaKantor Desa Junwangi
 
15 revisi naskah akademik perda desa 02 juli 2015 dengan dprd
15 revisi naskah akademik perda desa 02 juli 2015 dengan dprd15 revisi naskah akademik perda desa 02 juli 2015 dengan dprd
15 revisi naskah akademik perda desa 02 juli 2015 dengan dprdAdelfios Andyka Fatra
 
Perda Inisiatif dan Legal Drafting
Perda Inisiatif dan Legal DraftingPerda Inisiatif dan Legal Drafting
Perda Inisiatif dan Legal DraftingTri Widodo W. UTOMO
 
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAHPROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAHAde Suerani
 
Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah
Naskah Akademik Rancangan Peraturan DaerahNaskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah
Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daeraherikasiluq
 

Destacado (20)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARA...
 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARA... PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARA...
 
Presentasi Artikulasi Identitas Keadatan
Presentasi Artikulasi Identitas KeadatanPresentasi Artikulasi Identitas Keadatan
Presentasi Artikulasi Identitas Keadatan
 
Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015
Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015
Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015
 
Hutan Adat Kab.Kerinci_2015
Hutan Adat Kab.Kerinci_2015Hutan Adat Kab.Kerinci_2015
Hutan Adat Kab.Kerinci_2015
 
Memahami produk hukum daerah sebagai medium resolusi konflik di kawasan kehut...
Memahami produk hukum daerah sebagai medium resolusi konflik di kawasan kehut...Memahami produk hukum daerah sebagai medium resolusi konflik di kawasan kehut...
Memahami produk hukum daerah sebagai medium resolusi konflik di kawasan kehut...
 
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRD
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRDPenguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRD
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRD
 
Perda 5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerah
Perda  5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerahPerda  5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerah
Perda 5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerah
 
Proses pembuatan peraturan perundang
Proses pembuatan peraturan perundangProses pembuatan peraturan perundang
Proses pembuatan peraturan perundang
 
Laporan Balegda atas Prolegda Sultra
Laporan Balegda atas Prolegda SultraLaporan Balegda atas Prolegda Sultra
Laporan Balegda atas Prolegda Sultra
 
Naskah Akademik Perda Kab.Bondowoso
Naskah Akademik Perda Kab.BondowosoNaskah Akademik Perda Kab.Bondowoso
Naskah Akademik Perda Kab.Bondowoso
 
(New) Program Legislasi Daerah - 2011
(New) Program Legislasi Daerah - 2011(New) Program Legislasi Daerah - 2011
(New) Program Legislasi Daerah - 2011
 
Naskah Akademik RUU Perubahan Atas UU ITE
Naskah Akademik RUU Perubahan Atas UU ITENaskah Akademik RUU Perubahan Atas UU ITE
Naskah Akademik RUU Perubahan Atas UU ITE
 
Teknik penyusunan peraturan permenlu
Teknik penyusunan peraturan permenluTeknik penyusunan peraturan permenlu
Teknik penyusunan peraturan permenlu
 
Permen no.84 th_2015 Organisasi Desa
Permen no.84 th_2015 Organisasi DesaPermen no.84 th_2015 Organisasi Desa
Permen no.84 th_2015 Organisasi Desa
 
Program legislasi daerah
Program legislasi daerahProgram legislasi daerah
Program legislasi daerah
 
15 revisi naskah akademik perda desa 02 juli 2015 dengan dprd
15 revisi naskah akademik perda desa 02 juli 2015 dengan dprd15 revisi naskah akademik perda desa 02 juli 2015 dengan dprd
15 revisi naskah akademik perda desa 02 juli 2015 dengan dprd
 
Perda Inisiatif dan Legal Drafting
Perda Inisiatif dan Legal DraftingPerda Inisiatif dan Legal Drafting
Perda Inisiatif dan Legal Drafting
 
Mekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
Mekanisme penyusunan peraturan perundang undanganMekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
Mekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
 
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAHPROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
 
Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah
Naskah Akademik Rancangan Peraturan DaerahNaskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah
Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah
 

Similar a Penjelasan Raperda ttg Pembentukan Perda

Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdf
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdfVyra Maharani Kamase-D10119479.pdf
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdfodisyahputra1
 
Materi_1_hakikat_perlindungan_dan_penega.ppt
Materi_1_hakikat_perlindungan_dan_penega.pptMateri_1_hakikat_perlindungan_dan_penega.ppt
Materi_1_hakikat_perlindungan_dan_penega.pptBirdLiricK
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumAndrew Hutabarat
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraUzix Moch
 
Hubungan dasar negara dengan konstitusi p kn
Hubungan dasar negara dengan konstitusi   p knHubungan dasar negara dengan konstitusi   p kn
Hubungan dasar negara dengan konstitusi p knvyahadi
 
55724153 materi-pkn-kelas-x-semester-2
55724153 materi-pkn-kelas-x-semester-255724153 materi-pkn-kelas-x-semester-2
55724153 materi-pkn-kelas-x-semester-2apotek agam farma
 
Instrumen Pemerintah dalam Kebijakan Pemerintah.docx
Instrumen Pemerintah dalam Kebijakan Pemerintah.docxInstrumen Pemerintah dalam Kebijakan Pemerintah.docx
Instrumen Pemerintah dalam Kebijakan Pemerintah.docxZukét Printing
 
Instrumen Pemerintah dalam Kebijakan Pemerintah.pdf
Instrumen Pemerintah dalam Kebijakan Pemerintah.pdfInstrumen Pemerintah dalam Kebijakan Pemerintah.pdf
Instrumen Pemerintah dalam Kebijakan Pemerintah.pdfZukét Printing
 
Bahan pancasila 2
Bahan pancasila 2Bahan pancasila 2
Bahan pancasila 2rizki rach
 
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptPancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptandhika perceka
 

Similar a Penjelasan Raperda ttg Pembentukan Perda (20)

Pembentukan perda
Pembentukan perdaPembentukan perda
Pembentukan perda
 
Uu 10 2004
Uu 10 2004Uu 10 2004
Uu 10 2004
 
Legal drafting
Legal draftingLegal drafting
Legal drafting
 
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdf
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdfVyra Maharani Kamase-D10119479.pdf
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdf
 
Materi_1_hakikat_perlindungan_dan_penega.ppt
Materi_1_hakikat_perlindungan_dan_penega.pptMateri_1_hakikat_perlindungan_dan_penega.ppt
Materi_1_hakikat_perlindungan_dan_penega.ppt
 
Htn
HtnHtn
Htn
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukum
 
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negaraPeranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negara
 
Legislasi dprd
Legislasi dprdLegislasi dprd
Legislasi dprd
 
Hubungan dasar negara dengan konstitusi p kn
Hubungan dasar negara dengan konstitusi   p knHubungan dasar negara dengan konstitusi   p kn
Hubungan dasar negara dengan konstitusi p kn
 
Htn
HtnHtn
Htn
 
55724153 materi-pkn-kelas-x-semester-2
55724153 materi-pkn-kelas-x-semester-255724153 materi-pkn-kelas-x-semester-2
55724153 materi-pkn-kelas-x-semester-2
 
Instrumen Pemerintah dalam Kebijakan Pemerintah.docx
Instrumen Pemerintah dalam Kebijakan Pemerintah.docxInstrumen Pemerintah dalam Kebijakan Pemerintah.docx
Instrumen Pemerintah dalam Kebijakan Pemerintah.docx
 
Instrumen Pemerintah dalam Kebijakan Pemerintah.pdf
Instrumen Pemerintah dalam Kebijakan Pemerintah.pdfInstrumen Pemerintah dalam Kebijakan Pemerintah.pdf
Instrumen Pemerintah dalam Kebijakan Pemerintah.pdf
 
Makalah konstitusional dan negara
Makalah konstitusional dan negaraMakalah konstitusional dan negara
Makalah konstitusional dan negara
 
Bahan pancasila 2
Bahan pancasila 2Bahan pancasila 2
Bahan pancasila 2
 
Undang-Undang
Undang-UndangUndang-Undang
Undang-Undang
 
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptPancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
 
PKN Kd 4.1
PKN Kd 4.1PKN Kd 4.1
PKN Kd 4.1
 

Más de Ade Suerani

Simulasi Pengisian Model DK-13
Simulasi Pengisian Model DK-13Simulasi Pengisian Model DK-13
Simulasi Pengisian Model DK-13Ade Suerani
 
Informasi Pengisian Dk-13 PARPOL
Informasi Pengisian Dk-13 PARPOLInformasi Pengisian Dk-13 PARPOL
Informasi Pengisian Dk-13 PARPOLAde Suerani
 
Pedoman Pelaksanaan Fungsi-Fungsi DPRD
Pedoman Pelaksanaan Fungsi-Fungsi DPRDPedoman Pelaksanaan Fungsi-Fungsi DPRD
Pedoman Pelaksanaan Fungsi-Fungsi DPRDAde Suerani
 
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRDPenjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRDAde Suerani
 
PU F. Bangun Sultra atas raperda Retribusi Jasa Usaja, Jasa Umum, RTRW, dan P...
PU F. Bangun Sultra atas raperda Retribusi Jasa Usaja, Jasa Umum, RTRW, dan P...PU F. Bangun Sultra atas raperda Retribusi Jasa Usaja, Jasa Umum, RTRW, dan P...
PU F. Bangun Sultra atas raperda Retribusi Jasa Usaja, Jasa Umum, RTRW, dan P...Ade Suerani
 
Pendapat Akhir F. Bangun Sultra Pertanggungjawaban APBD 2010
Pendapat Akhir F. Bangun Sultra Pertanggungjawaban APBD 2010Pendapat Akhir F. Bangun Sultra Pertanggungjawaban APBD 2010
Pendapat Akhir F. Bangun Sultra Pertanggungjawaban APBD 2010Ade Suerani
 
Laporan Pansus Pertanggungjawaban APBD 2010
Laporan Pansus Pertanggungjawaban APBD 2010Laporan Pansus Pertanggungjawaban APBD 2010
Laporan Pansus Pertanggungjawaban APBD 2010Ade Suerani
 
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010 Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010 Ade Suerani
 
RAPERDA PENGADAAN PNSD
RAPERDA PENGADAAN PNSDRAPERDA PENGADAAN PNSD
RAPERDA PENGADAAN PNSDAde Suerani
 
PENJELASAN RAPERDA PENGADAAN PNSD
PENJELASAN RAPERDA PENGADAAN PNSDPENJELASAN RAPERDA PENGADAAN PNSD
PENJELASAN RAPERDA PENGADAAN PNSDAde Suerani
 
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan StrukturalRaperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan StrukturalAde Suerani
 
Pendapat Akhir Fraksi-Fraksi DPRD Sultra atas Raperda Pinjaman Daerah
Pendapat Akhir Fraksi-Fraksi DPRD Sultra atas Raperda Pinjaman DaerahPendapat Akhir Fraksi-Fraksi DPRD Sultra atas Raperda Pinjaman Daerah
Pendapat Akhir Fraksi-Fraksi DPRD Sultra atas Raperda Pinjaman DaerahAde Suerani
 
Laporan Pansus Perda Pinjaman
Laporan Pansus Perda Pinjaman Laporan Pansus Perda Pinjaman
Laporan Pansus Perda Pinjaman Ade Suerani
 
Laporan Pansus 5 Raperda
Laporan Pansus 5 RaperdaLaporan Pansus 5 Raperda
Laporan Pansus 5 RaperdaAde Suerani
 
Pemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 Raperda
Pemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 RaperdaPemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 Raperda
Pemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 RaperdaAde Suerani
 
FAQ LKPJ Kepala Daerah
FAQ LKPJ Kepala DaerahFAQ LKPJ Kepala Daerah
FAQ LKPJ Kepala DaerahAde Suerani
 
Pemandangan Umum Fraksi Bangun Sultra atas Lima Raperda
Pemandangan Umum Fraksi Bangun Sultra atas Lima RaperdaPemandangan Umum Fraksi Bangun Sultra atas Lima Raperda
Pemandangan Umum Fraksi Bangun Sultra atas Lima RaperdaAde Suerani
 
Pendapat Akhir F Bangun Sultra atas RAPBD 2011 Sultra
Pendapat Akhir F Bangun Sultra atas RAPBD 2011 SultraPendapat Akhir F Bangun Sultra atas RAPBD 2011 Sultra
Pendapat Akhir F Bangun Sultra atas RAPBD 2011 SultraAde Suerani
 
Laporan TA Nopember 2010
Laporan TA Nopember 2010Laporan TA Nopember 2010
Laporan TA Nopember 2010Ade Suerani
 
Pemandangan Umum Fraksi Bangun Sultra atas Raperda tentang Perubahan APBD 2010
Pemandangan Umum Fraksi Bangun Sultra atas Raperda tentang Perubahan APBD 2010Pemandangan Umum Fraksi Bangun Sultra atas Raperda tentang Perubahan APBD 2010
Pemandangan Umum Fraksi Bangun Sultra atas Raperda tentang Perubahan APBD 2010Ade Suerani
 

Más de Ade Suerani (20)

Simulasi Pengisian Model DK-13
Simulasi Pengisian Model DK-13Simulasi Pengisian Model DK-13
Simulasi Pengisian Model DK-13
 
Informasi Pengisian Dk-13 PARPOL
Informasi Pengisian Dk-13 PARPOLInformasi Pengisian Dk-13 PARPOL
Informasi Pengisian Dk-13 PARPOL
 
Pedoman Pelaksanaan Fungsi-Fungsi DPRD
Pedoman Pelaksanaan Fungsi-Fungsi DPRDPedoman Pelaksanaan Fungsi-Fungsi DPRD
Pedoman Pelaksanaan Fungsi-Fungsi DPRD
 
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRDPenjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
 
PU F. Bangun Sultra atas raperda Retribusi Jasa Usaja, Jasa Umum, RTRW, dan P...
PU F. Bangun Sultra atas raperda Retribusi Jasa Usaja, Jasa Umum, RTRW, dan P...PU F. Bangun Sultra atas raperda Retribusi Jasa Usaja, Jasa Umum, RTRW, dan P...
PU F. Bangun Sultra atas raperda Retribusi Jasa Usaja, Jasa Umum, RTRW, dan P...
 
Pendapat Akhir F. Bangun Sultra Pertanggungjawaban APBD 2010
Pendapat Akhir F. Bangun Sultra Pertanggungjawaban APBD 2010Pendapat Akhir F. Bangun Sultra Pertanggungjawaban APBD 2010
Pendapat Akhir F. Bangun Sultra Pertanggungjawaban APBD 2010
 
Laporan Pansus Pertanggungjawaban APBD 2010
Laporan Pansus Pertanggungjawaban APBD 2010Laporan Pansus Pertanggungjawaban APBD 2010
Laporan Pansus Pertanggungjawaban APBD 2010
 
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010 Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
 
RAPERDA PENGADAAN PNSD
RAPERDA PENGADAAN PNSDRAPERDA PENGADAAN PNSD
RAPERDA PENGADAAN PNSD
 
PENJELASAN RAPERDA PENGADAAN PNSD
PENJELASAN RAPERDA PENGADAAN PNSDPENJELASAN RAPERDA PENGADAAN PNSD
PENJELASAN RAPERDA PENGADAAN PNSD
 
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan StrukturalRaperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural
 
Pendapat Akhir Fraksi-Fraksi DPRD Sultra atas Raperda Pinjaman Daerah
Pendapat Akhir Fraksi-Fraksi DPRD Sultra atas Raperda Pinjaman DaerahPendapat Akhir Fraksi-Fraksi DPRD Sultra atas Raperda Pinjaman Daerah
Pendapat Akhir Fraksi-Fraksi DPRD Sultra atas Raperda Pinjaman Daerah
 
Laporan Pansus Perda Pinjaman
Laporan Pansus Perda Pinjaman Laporan Pansus Perda Pinjaman
Laporan Pansus Perda Pinjaman
 
Laporan Pansus 5 Raperda
Laporan Pansus 5 RaperdaLaporan Pansus 5 Raperda
Laporan Pansus 5 Raperda
 
Pemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 Raperda
Pemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 RaperdaPemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 Raperda
Pemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 Raperda
 
FAQ LKPJ Kepala Daerah
FAQ LKPJ Kepala DaerahFAQ LKPJ Kepala Daerah
FAQ LKPJ Kepala Daerah
 
Pemandangan Umum Fraksi Bangun Sultra atas Lima Raperda
Pemandangan Umum Fraksi Bangun Sultra atas Lima RaperdaPemandangan Umum Fraksi Bangun Sultra atas Lima Raperda
Pemandangan Umum Fraksi Bangun Sultra atas Lima Raperda
 
Pendapat Akhir F Bangun Sultra atas RAPBD 2011 Sultra
Pendapat Akhir F Bangun Sultra atas RAPBD 2011 SultraPendapat Akhir F Bangun Sultra atas RAPBD 2011 Sultra
Pendapat Akhir F Bangun Sultra atas RAPBD 2011 Sultra
 
Laporan TA Nopember 2010
Laporan TA Nopember 2010Laporan TA Nopember 2010
Laporan TA Nopember 2010
 
Pemandangan Umum Fraksi Bangun Sultra atas Raperda tentang Perubahan APBD 2010
Pemandangan Umum Fraksi Bangun Sultra atas Raperda tentang Perubahan APBD 2010Pemandangan Umum Fraksi Bangun Sultra atas Raperda tentang Perubahan APBD 2010
Pemandangan Umum Fraksi Bangun Sultra atas Raperda tentang Perubahan APBD 2010
 

Penjelasan Raperda ttg Pembentukan Perda

  • 1. PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOMOR ….. TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH I. UMUM Peraturan Daerah merupakan Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk dengan persetujuan bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Gubernur. Di era otonomi daerah saat ini, peraturan daerah merupakan peraturan perundang-undangan yang diakui eksistensinya dalam Undang-Undang Dasar Negara RI 1945 Amandemen, yang sebelumnya tidak disebutkan. Bahkan Peraturan Daerah kemudian menjadi bagian dari hirarki (penjenjangan) peraturan perundang- undangan, yang sebelumnya kedudukannya berada di bawah Keputusan Menteri Mengingat demikian pentingnya peraturan daerah dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah, dan oleh karena kedudukannya dalam hukum nasional telah diakui khususnya dalam hirarki (pejenjangan) peraturan perundang-undangan, maka pembentukannya harus berdasarkan suatu metode yang baku dan pasti. Selain itu diperlukan pula tatanan yang tertib dalam membentuk peraturan daerah, yang hal ini harus dirintis sejak saat perencanaan sampai dengan pengundangannya. Membentuk peraturan daerah yang baik dapat diperoleh jika memenuhi kaidah-kaidah yang dipersyaratkan antara lain yang berkaitan dengan asas, tata cara penyiapan, pembahasan, teknik penyusunan maupun partisipasi masyarakat utamanya peraturan daerah yang menyangkut kepentingan masyarakat. Dengan alasan-alasan diatas, maka diperlukan suatu tata cara pembentukan peraturan daerah yang mengatur mengenai proses pembuatan peraturan daerah yang dimulai dari perencanaan, persiapan, teknik penyusunan, perumusan, pembahasan, penetapan, pengundangan dan penyebarluasan. Dalam peraturan daerah ini dibedakan 2 (dua) jenis peraturan daerah yaitu peraturan daerah non anggaran dan peraturan daerah anggaran. Pembedaan ini dimaksudkan untuk mengetahui bahwa peraturan daerah anggaran adalah mutlak setiap tahun harus dibentuk yaitu Peraturan Daerah APBD, Peraturan Daerah Perubahan APBD dan Peraturan Daerah Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD. Sedang peraturan daerah non anggaran dibentuk berdasarkan kebutuhan saja.
  • 2. Dalam peraturan daerah ini juga diatur pada tahap perencanaan diatur mengenai program legislasi daerah dalam rangka penyusunan peraturan daerah secara terencana, bertahap, terarah dan terpadu. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Huraf a Yang dimaksud dengan "kejelasan tujuan" adalah bahwa setiap Pembentukan Peraturan Daerah harus mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai. Huruf b Yang dimaksud dengan asas “kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat” adalah bahwa Peraturan Daerah harus dibuat oleh lembaga/pejabat Pembentuk Peraturan Daerah yang berwenang. Peraturan Daerah tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum, apabila dibuat oleh lembaga/pejabat yang tidak berwenang. Huruf c Yang dimaksud dengan asas "kesesuaian antara jenis dan materi muatan" adalah bahwa dalam Pembentakan Peraturan Daerah harus benar-benar memperhatikan materi muatan yang tepat dengan jenis Peraturan Perundang- undangannya. Huruf d Yang dimaksud dengan asas "dapat dilaksanakan" adalah bahwa setiap Pembentukan Peraturan Daerah harus memperhitungkan efektifitas Peraturan Daerah tersebut di dalam masyarakat, baik secara filosofis, yuridis maupun sosiologis. Huruf e Yang dimaksud dengan asas "kedayagunaan dan kehasilgunaan" adalah bahwa setiap Peraturan Daerah dibuat karena memang benar-benar dibutuhkan dan
  • 3. bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Huruf f Yang dimaksud dengan asas "kejelasan rumusan" adalah bahwa setiap Peraturan Daerah harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan Peraturan Perundang- undangan, sistematika dan pilihan kata atau terminologi, serta bahasa hukumnya jelas dan mudah dimengerti, sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya. Huruf g Yang dimaksud dengan asas "keterbukaan" adalah bahwa dalam proses Pembentukan Peraturan Daerah mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan, dan pembahasan bersifat transparan dan terbuka. Dengan demikian seluruh lapisan masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas- luasnya untuk memberikan masukan dalam proses pembuatan Peraturan Daerah. Pasal 3 Ayat (1) Huruf a Yang dimaksud dengan "asas pengayoman" adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus berfungsi memberikan perlindungan dalam rangka menciptakan ketentraman masyarakat. Huruf b Yang dimaksud dengan "asas kemanusiaan" adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan perlindungan dan penghormatan hak-hak asasi manusia serta harkat dan martabat setiap warga negara dan penduduk Indonesia secara proporsional. Huruf c Yang dimaksud dengan "asas kebangsaan" adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang pluralistik (kebhinekaan) dengan tetap menjaga prinsip negara kesatuan Republik Indonesia. Huruf d Yang dimaksud dengan "asas kekeluargaan" adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam setiap pengambilan keputusan. Huruf e
  • 4. Yang dimaksud dengan "asas kenusantaraan" adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh wilayah Indonesia dan materi muatan Peraturan Perundang- undangan yang dibuat di daerah merupakan bagian dari sistem hukum nasional yang berdasarkan Pancasila. Huruf f Yang dimaksud dengan "asas bhinneka tunggal ika" adalah bahwa Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi khusus daerah, dan budaya khususnya yang menyangkut masalah-masalah sensitif dalam kehidupan. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Huruf g Yang dimaksud dengan "asas keadilan" adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara tanpa kecuali. Huruf h Yang dimaksud dengan "asas kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan" adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan tidak boleh berisi hal-hal yang bersifat membedakan berdasarkan latar belakang, antara lain, agama, suku, ras, golongan, gender, atau status sosial. Huruf i Yang dimaksud dengan "asas ketertiban dan kepastian hukum" adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus dapat menimbulkan ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan adanya kepastian hukum. Huruf j Yang dimaksud dengan "asas keseimbangan, keserasian, dan keselarasan" adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, antara kepentingan individu dan masyarakat dengan kepentingan bangsa dan negara. Ayat (2) Yang dimaksud dengan "asas lain sesuai dengan bidang hukum Peraturan Perundang-undangan yang bersangkutan", antara lain: a. dalam Hukum Pidana, misalnya, asas legalitas, asas tiada hukuman tanpa kesalahan, asas pembinaan narapidana, dan asas praduga tak bersalah;
  • 5. b. dalam Hukum Perdata, misalnya, dalam hukum perjanjian, antara lain, asas kesepakatan, kebebasan berkontrak, dan iktikad baik. Pasal 4 Cukup Jelas. Pasal 5 Cukup Jelas. Pasal 6 Cukup Jelas. Pasal 7 Ayat (1) Cukup Jelas. Ayat (2) Yang dimaksud dengan “biaya paksaan penegakan hukum” dalam ketentuan ini merupakan sanksi tambahan dalam bentuk pembebanan biaya kepada pelanggar Perda di luar ketentuan yang diatur dalam ketentuan pidana. Pasal 8 Cukup Jelas Pasal 9 Agar dalam Pembentukan Peraturan Daerah dapat dilaksanakan, secara berencana, maka Pembentukan Peraturan Daerah perlu dilakukan berdasarkan Program Legislasi Daerah. Dalam Program Legislasi Daearh tersebut ditetapkan skala prioritas sesuai dengan perkembangan kebutuhan hukum masyarakat. Untuk maksud tersebut, maka dalam Program Legislasi Daerah ditetapkan pokok materi yang hendak diatur serta kaitannya dengan Peraturan Perundang-undangan lainnya. Oleh karena itu, penyusunan Program Legislasi Daerah disusun secara terkoordinasi, terarah, dan terpadu yang disusun bersama Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Di samping memperhatikan hal di atas, Program Legislasi Daerah dimaksudkan untuk menjaga agar Peraturan Daerah tetap berada dalam kesatuan sistem hukum nasional. Pasal 10 Cukup Jelas.
  • 6. Pasal 11 Ayat (1) Cukup Jelas. Ayat (2) Yang dimaksud dengan “keadaan tertentu” adalah perlunya menindaklanjuti keputusan pejabat atau lembaga yang berwenang mengenai pembatalan suatu peraturan daerah, atau adanya kebutuhan untuk menindaklanjuti suatu kebijakan nasional atau peraturan perundang-undangan yang bersifat segera Pasal 12 Cukup jelas. Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Cukup jelas. Pasal 15 Ayat (1 ) Cukup jelas. Ayat (2) Yang dimaksud dengan dokumen-dokumen pendukung adalah RKA SKPD dan/atau rancangan peraturan gubernur tentang penjabaran APBD, serta RKA Kementerian/Lembaga dalam rangka dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Ayat (3) Cukup Jelas. Ayat (4) Cukup Jelas. Pasal 16 Cukup jelas. Pasal 17 Maksud "penyebarluasan' dalam ketentuan ini adalah agar khalayak ramai mengetahui adanya rancangan peraturan daerah yang sedang dibahas di DPRD guna memberikan masukan atas materi yang sedang dibabas.
  • 7. Penyebarluasan dilakukan baik melalui media elektronik seperti televisi, radio, internet, maupun media cetak seperti surat kabar, majalah, dan edaran. Pasal 18 Cukup jelas. Pasal 19 Cukup Jelas. Pasal 20 Cukup Jelas. Pasal 21 Ayat (1) Dalam pembahasan rancangan peraturan daerah di DPRD gubernur dapat diwakilkan, kecuali dalam pengajuan dan pengambilan keputusan. Pasal 22 Cukup Jelas. Pasal 23 Cukup Jelas. Pasal 24 Cukup Jelas Pasal 25 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Tenggang waktu 7 (tujuh) hari dianggap layak untuk mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan teknis penulisan rancangan perda ke lembaran daerah. Pasal 26 Batas waktu 30 (tiga puluh) hari adalah sesuai dengan ketentuan Pasal 20 ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal 27 Cukup Jelas.
  • 8. Pasal 28 Dengan diundangkan Perda dalam lembaran resmi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini maka setiap orang dianggap telah mengetahuinya. Pasal 29 Cukup Jelas. Pasal 30 Cukup Jelas. Pasal 31 Berlakunya Peraturan Daerah yang tidak sama dengan tanggal Pengundangan, dimungkinkan untuk persiapan sarana dan prasarana serta kesiapan aparatur pelaksana Peraturan Daerah tersebut. Pasal 32 Cukup Jelas. Pasal 33 Cukup Jelas. Pasal 34 Cukup Jelas. Pasal 35 Ayat (1) Masukan secara lisan yang dimaksud diawali dengan surat yang ditujukan ke DPRD , untuk DPRD tindaklanjuti dengan rapat dengar pendapat atau mekanisme konstitusional lainnya. Sedangkan masukan secara tulisan dapat berupa naskah akademik untuk dipersandingkan dengan naskah raperda. Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) Cukup Jelas Pasal 36 Cukup Jelas. Pasal 37 Cukup Jelas.
  • 9. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOMOR …..