2. Pendahuluan
• Diantara cara Allah SWT dalam menyampaikan makna Al-Qur’an adalah dengan
memberikan tamtsil ataupun permisalan. Karena dengan permisalan seseorang akan
mendapatkan gambaran yang lebih jelas sehingga ia mudah memahaminya. Diantara bentuk-
bentuk tamtsil dalam Al-Qur’an adalah dengan menyerupakan hal yang tidak nampak dengan
yang tampak, menyerupakan sesuatu yang dapat dibayangkan dengan sesuatu yang dapat
diindra atau dengan menqiyaskan sesuatu yang setara. Dengan adanya tamstil inilah bahasa
Al-Qur’an menjadi begitu indah.
• Diantara para ulama ada yang menyendirikan pembahasan tentang tamtsil ini menjadi sebuah
buku tersendiri diantaranya seperti Abu Hasan al-Mawardi. Adapula ulama yang
menjadikannya sebagai sebuah bab dalam kitab mereka diantaranya seperti; Imam as-Suyuti
dalam kitabnya Al-Itqan dan Ibnul Qoyim dalam kitabnya A’lamul Mauqi’in.
4. Selain itu Rasulullah juga menyebutkan dalam sebuah hadis dari Ali bin Abi Tholib, bahwa beliau
bersabda,”Sesungguhnya Allah menurunkan Al-Qur’an yang di dalamnya
terdapat perintah dan larangan, sunnah yang dibebaskan
(pengamalannya) dan permisalan yang ditetapkan.”(HR.at-Tirmidzi)
Selain para ulama menyibukkan diri dalam pembahasan mengenai permisalan dalam Al-Qur’an mereka
pun tak lupa untuk membahas mengenai permisalan dalam as-Sunnah. Buktinya adalah Abu Isa at-Tirmidzi
yang membuat bab tersendiri dalam kitab jami’nya dengan memuat 40 hadis tentang tamtsil di dalamnya.
5. المثل تعريف
•1. Perumpamaan, gambaran atau perserupaan
2. Cerita atau kisah, jika keadaannya sangat
menakjubkan
3. Sifat, keadaan atau tingkah laku.
•األمثال:والمثيل ثلِوالم ثلَموال ،مثل جمع:
ومعن اًلفظ والشبيه ِبهوالش بهَّشكالى.
6. األدب في المثل:تشب به يقصد سائر محكي قولحال يه
يشبه أي ،ألجله قيل الذي بحال فيه يِكُح الذيمضربه
،بمورده
Mitslu dalam ilmu adab adalah ucapan yang
disebutkan untuk menggambarkan
ungkapan lain yang dimaksudkan untuk
menyamakan atau menyerupakan keadaan
sesuatu yang diceritakan dengan keadaan
sesuatu yang dituju.
مثل:"رام غير من رمية بُر"
Betapa banyak lemparan
panah yang mengena
tanpa sengaja
7. Pendapat Ibnul Qoyim
•من المحسوسين أحد أو ،المحسوس من المعقول وتقريب ،حكمه في بشيء شيء تشبيهاآلخر
باآلخر أحدهما واعتبار
• Menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain
dalam hukum, mendekatkan yang abstrak pada
yang indrawi, atau salah satu dari dua hal yang
indrawi karena ada kemiripan.
8. Rukun Amtsal
• Sebagian ulama mengatakan amtsal memiliki empat unsur, yaitu:
1. (الشبه وجه ) Wajhu Syabah/ segi perumpamaan.
2. (الشبه أداة ) Adatu Tasybih/ alat yang digunakan untuk tasybih.
Yaitu kaf, mitsil, kaanna dan
semua lafadz yang menunjukkan makna perseruan
3. (مشبه ) Musyabbah/ yang diseumpamakan.
4. (به مشبه ) Musyabbah bih/ Sesuatu yang dijadikan perumpamaan
9. َّب َح ِل
َ
ث َم
َ
ك ِ
َّ
اَّلل ِيلِب َس يِف ْمُه
َ
الَو ْم
َ
أ
َنو ُقِفْنُي َين ِذ
َّ
ال ُل
َ
ث َمٍة
َ
لُب
ْ
ن ُس ِل
ُ
كيِف َلِابَن َس َعْب َس ْت
َ
تَب
ْ
ن
َ
أ ٍةُ َّ
اَّللَو ٍةَّب َح
ُ
ة
َ
ائِم
ٌيمِلَع ٌع ِاسَو ُ َّ
اَّللَو ُاء
َ
شَي ْن
َ
ِِل
ُ
فِاعَضُي
• Wajhu Syabah pada ayat di atas adalah “pertumbuhan
yang berlipat-lipat”.
• Adaatu tasybihnya adalah kata "matsal"
• Musyabbahnya adalah infaq atau shadaqah di jalan Allah.
• Musyabbah bihnya adalah benih
11. 1-المصرحة األمثال
•Amtsal mushaharah,maksudnya sesuatu yang dijelaskandengan lafadz
matsal atau sesuatu yang menunjukkan tasybih. Amtsal ini banyak ditemukan
dalam Al-Qur’an. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut;
•اَم ْتَءاَضَأ اََُّلَف اًَارن َدَق ْ ََْسا ِيذَّال ِِّ َثََُُ ُْْهُلَثَمِف ُْْهَُ َرَت َو ِْْه ِر ُنِب ُ َّاَّلل َبَهَذ ُهَل ْ َحَُُلُظ يََّ ات
ََوُر ِْصبَُ(17)ََ َُع ِج ْرََ ََّ ُْْهَف ٌيُُْع ٌَُّْْب ٌُّْص(18)يِف ِاءََُّسال َِْم بِيَصَُ ْوَأٌدْعَر َو ٌاتَُُلُظ ِه
ِقِعا َ َّصال َِْم ِْْهِناَذنآ يِف ُْْهََعِباَصَأ ََ ُلََعْجََ ٌق ْرَب َوِرِفاََّْالِب ٌيط ِحُم ُ َّاَّلل َو ِت ْ َُْال َرَذَحََْ(19)ُداََََّ
ِف ا ْ َشَم ُْْهَل َءاَضَأ اََُّلُُ ُْْهَارَصْبَأ ُفَطْخََ ُق ْرَبْالَءَاش ْ َل َو ا ُماَق ِْْهْيَلَع ََْلْظَأ اَذِِ َو ِهيُ َّاَّللِْْهَِعَُْسِب َبَهَذَل
ٌَِردَق ءْيَش ِِّ ُُ ىَلَع َ َّاَّلل ََِِّ ِْْه ِارَصْبَأ َو{
12. 2-الكامنة واألمثال.
• amtsal kaminah, yaitu yang tidak disebutkan di dalamnya lafadz tamsil secara jelas,
tetapi ia menunjukkan makna -makana yang indah, menarik, dalam redaksi yang
singkat dan padat, dan memiliki pengaruh tersendiri bila dipindahkan pada yang
serupa dengannya. Contohnya;
•1-قولهم معنى في ما" :الوسط األمور خير:"
oالبقرة في تعالى قوله:{َكِلَذ َنْيَب ٌانََوع ٌرْكِب الَو ٌض ِارَف ال}
•2-قولهم معنى في ما" :كالمعاينة الخبر ليس:"
oالسالم عليه إبراهيم في تعالى قوله:{ْنِكَلَو ىَلَب َلاَق ْنِمْؤُت ْمَلَوَأ َلاَقيِبْلَق َّنِئَمْطَيِل}
13. 3-المرسلة واألمثال
• Amtsal mursalah,yaitu kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan lafadz
tasybih dengan jalas, tetapi kalimat-kalimat itu berlaku sebagai matsal. Seperti:
•1-{قَحْال َصَحْصَح َن ْاآل}1.
•2-{ٌةَفِشَاك ِ َّاَّلل ِونُد ْنِم اَهَل َسْيَل}2.
•3-{ِانَيِتْفَتْسَت ِهيِف ِيذَّال ُرْمَ ْاأل َي ِضُق}3.
•4-{يب ِرَقِب ُحْبالص َسْيَلَأ}4.
•5-{رَقَتْسُم أَبَن ِلُكِل}5.
14. األمثال فوائد
• Menampilkan sesuatu yang ma’qul (rasional) dalam bentuk kongkrit yang dapat
dirasakan indra manusia, sehingga akal mudah menerimanya. Misalnya Allah
membuat perumpamaan bagi keadaan orang yang menginfakkan hartanya secara
riya’ bahwa ia tidak akan mendapatkan pahala sedikitpun dari perbuatanya itu.“Maka
perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa
hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun
dari apa yang mereka usahakan,”(QS.Al-Baqoroh:264)
• Menampakan hakikat-hakikat sesuatu yang tidak tampak seakan-akan tampak,
misalnya,“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.”(QS.Al-
Baqoroh:275)
15. • Menghimpun makna yang menarik dan indah dalam satu ungkapan yang padat, seperti amtsal kaminah dan
amtsal mursalah dalam ayat-ayat di atas.
• Mendorong orang yang diberi matsal untuk berbuat sesuai dengan isi matsal, jika ia merupakan sesuatu yang
disenangi jiwa. Misalnya firman Allah,“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.
Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengetahui.”(QS-Al-Baqoroh:261)
• Menjauhkan dan menghindarkan jika isi matsal sesuatu yang dibenci jiwa. Misalnya tentang larangan
ghibah,“Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang
diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya.”(QS.Al-Hujurat:12)
• Untuk memuji orang yang diberi matsal. Seperti firman Allah tentang para shahabat,“Demikianlah sifat-sifat
mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu
menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang
mukmin).”(QS.Al-Fath:29)
16. • Untuk menggambarkan sesuatu yang mempunyai sifat-sifat yang dipandang buruk oleh banyak orang.
Misalnya matsal tentang keadaan orang yang dikaruniai Kitabullah tetapi enggan mengamalkannya,
dalam ayat,
“Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang
isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda),
maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan
(derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka
perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia
mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka
ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.”(QS.Al-A’raf;175-176)
• Amtsal lebih berbekas dalam jiwa, lebih efektif dalam memberikan nasihat, lebih kuat dalam
memberikan peringatan,dan lebih dapat memuaskan hati. Allah banyak menyebutkan amtsal dalam Al-
Qur’an untuk peringatan dan pelajaran. Ia berfirman,“Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam
Al Quran ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran.”(QS.Az-Zumar:27)
17. Membuat Permisalan dengan Al-Qur’an
• Para ulama tidak menyukai penggunaan ayat Al-Qur’an sebagai matsal. Mereka tidak memandang perlu
bahwa orang harus membacakan sesuatu ayat matsal dalam Al-Qur’an ketika menghadapi urusan
duniawi. Hal ini demi menjaga keagungan Al-Qur’an dan kedudukannya dalam jiwa orang-orang
mukmin. Abu Ubaid berkata,”Demikianlah, seseorang yang ingin bertemu dengan sahabatnya atau ada
kepentingan dengannya, tiba-tiba sahabat itu datang tanpa diminta, maka ia berkata padanya sambil
bergurau,
ىَسوُم اَي َردَق ىَلَع َتْئ ِج
“Kamu datang menurut waktu yang ditetapkan wahai Musa,”(QS.Taha:40)
Perbuatan demikian merupakan penghinaan terhadap Al-Qur’an. Ibnu Syihab Az-Zuhri
mengatakan,”Janganlah kamu menyerupakan (sesuatu) dengan Kitabullah dan sunnah Rasulullah.”
Maksudnya,kata Abu Ubaid. janganlah kamu menjadikan bagi keduanya sesuatu perumpamaan, baik
berupa ucapan aupun perbuatan.