Analisis regresi berganda

Agung Handoko
Agung HandokoStudent at Junior high Scool

Analisis regresi berganda Makalah Analisis regresi berganda Contoh Analisis regresi berganda Pengertian Analisis regresi berganda

EKONOMETRIKA 
(AKKC 156) 
ANALISIS REGRESI BERGANDA 
Dosen Pembimbing: 
Drs. H. Karim, M.Si 
Indah Budiarti, M.Pd 
Oleh: 
Agung Handoko (A1C111037) 
Program Studi Pendidikan Matematika 
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 
Universitas Lambung Mangkurat 
Banjarmasin 
2013
Analisis Regresi Berganda i 
DAFTAR ISI 
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i 
BAB I PENDAHULIAN ........................................................................................ 1 
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1 
B. Regresi linier berganda ........................................................................................ 2 
C. Asumsi-asumsi model regresi linier berganda ................................................... 2 
D. Pelanggaran-pelanggaran terhadap asumsi regresi linier berganda ............... 3 
BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................................... 7 
A. Hasil Analisis Data ................................................................................................ 8 
B. Analisis Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 12 
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 19
Analisis Regresi Berganda 1 
BAB I PENDAHULIAN 
A. Latar Belakang 
Analisis regresi merupakan salah satu teknik analisis data dalam statistika yang seringkali digunakan untuk mengkaji hubungan antara beberapa variabel dan meramal suatu variabel (Kutner, Nachtsheim dan Neter, 2004). 
Istilah “regresi” pertama kali dikemukakan oleh Sir Francis Galton (1822- 1911), seorang antropolog dan ahli meteorologi terkenal dari Inggris. Dalam makalahnya yang berjudul “Regression towards mediocrity in hereditary stature”, yang dimuat dalam Journal of the Anthropological Institute, volume 15, hal. 246- 263, tahun 1885. Galton menjelaskan bahwa biji keturunan tidak cenderung menyerupai biji induknya dalam hal besarnya, namun lebih medioker (lebih mendekati rata-rata) lebih kecil daripada induknya kalau induknya besar dan lebih besar daripada induknya kalau induknya sangat kecil (Draper dan Smith, 1992). 
Dalam mengkaji hubungan antara beberapa variabel menggunakan analisis regresi, terlebih dahulu peneliti menentukan satu variabel yang disebut dengan variabel tidak bebas dan satu atau lebih variabel bebas. Jika ingin dikaji hubungan atau pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, maka model regresi yang digunakan adalah model regresi linier sederhana. Kemudian Jika ingin dikaji hubungan atau pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, maka model regresi yang digunakan adalah model regresi linier berganda (multiple linear regression model). 
Kemudian untuk mendapatkan model regresi linier sederhana maupun model regresi linier berganda dapat diperoleh dengan melakukan estimasi terhadap parameter-parameternya menggunakan metode tertentu. Adapun metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi parameter model regresi linier sederhana maupun model regresi linier berganda adalah dengan metode kuadrat terkecil
Analisis Regresi Berganda 2 
(ordinary least square/OLS) dan metode kemungkinan maksimum (maximum likelihood estimation/MLE) (Kutner et.al, 2004). 
B. Regresi linier berganda 
Bentuk umum model regresi linier berganda dengan p variabel bebas adalah seperti pada persamaan (2.1) berikut (Kutner, Nachtsheim dan Neter, 2004). 
푌푖= 훽0+ 훽1 푋푖 1+ 훽2 푋푖 2+⋯+ 훽푝−1 푋푖푝−1 + 휀푖 
dengan: 
푌푖 adalah variabel tidak bebas untuk pengamatan ke-i, untuk i = 1, 2, …, n. 
훽0,훽1, 훽2,…,훽푝−1 adalah Parameter 
푋푖 1,푋푖 2,…,푋푖 푝−1 adalah Variabel Bebas 
휀푖 adalah sisa (error) untuk pengamatan ke-i yang diasumsikan berdistribusi normal yang saling bebas dan identik dengan rata-rata 0 (nol) dan variansi 휎2. 
C. Asumsi-asumsi model regresi linier berganda 
Menurut Gujarati (2003) asumsi-asumsi pada model regresi linier berganda adalah sebagai berikut: 
1. Model regresinya adalah linier dalam parameter. 
2. Nilai rata-rata dari error adalah nol. 
3. Variansi dari error adalah konstan (homoskedastik). 
4. Tidak terjadi autokorelasi pada error. 
5. Tidak terjadi multikolinieritas pada variabel bebas. 
6. Error berdistribusi normal.
Analisis Regresi Berganda 3 
D. Pelanggaran-pelanggaran terhadap asumsi regresi linier berganda 
Dalam analisis regresi linier berganda terdapat beberapa pelanggaran- pelanggaran yang seringkali dilakukan terhadap asumsi-asumsinya, diantaranya diuraikan berikut ini. 
1. Multikolinieritas 
Multikolinieritas adalah terjadinya hubungan linier antara variabel bebas dalam suatu model regresi linier berganda (Gujarati, 2003). Hubungan linier antara variabel bebas dapat terjadi dalam bentuk hubungan linier yang sempurna (perfect) dan hubungan linier yang kurang sempurna (imperfect). 
Adapun dampak adanya multikolinieritas dalam model regresi linier berganda adalah (Gujarati, 2003 dan Widarjono, 2007): 
a. Penaksir OLS masih bersifat BLUE, tetapi mempunyai variansi dan kovariansi yang yang besar sehingga sulit mendapatkan taksiran (estimasi) yang tepat. 
b. Akibat penaksir OLS mempunyai variansi dan kovariansi yang yang besar, menyebabkan interval estimasi akan cenderung lebih lebar dan nilai hitung statistik uji t akan kecil, sehingga membuat variabel bebas secara statistik tidak signifikan mempengaruhi variabel tidak bebas. 
c. Walaupun secara individu variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebas melalui uji t, tetapi nilai koefisien determinasi (R2) masih bisa relatif tinggi. Selanjutnya untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam model regresi linier berganda dapat digunakan nilai variance inflation factor (VIF) dan tolerance (TOL) dengan ketentuan jika nilai VIF melebihi angka 10, maka terjadi multikolinieritas dalam model regresi. Kemudian jika nilai TOL sama dengan 1, maka tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi. 
2. Heteroskedastisitas 
Heteroskedastisitas adalah variansi dari error model regresi tidak konstan atau variansi antar error yang satu dengan error yang lain berbeda (Widarjono, 2007). Dampak adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah walaupun estimator OLS masih linier dan tidak bias, tetapi tidak lagi mempunyai variansi yang minimum dan menyebabkan perhitungan standard error metode OLS tidak
Analisis Regresi Berganda 4 
bisa dipercaya kebenarannya. Selain itu interval estimasi maupun pengujian hipotesis yang didasarkan pada distribusi t maupun F tidak bisa lagi dipercaya untuk evaluasi hasil regresi. 
Akibat dari dampak heteroskedastisitas tersebut menyebabkan estimator OLS tidak menghasilkan estimator yang BLUE dan hanya menghasilkan estimator OLS yang linear unbiased estimator (LUE). Selanjutnya dilakukan deteksi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah dengan Metode Glejser. Glejser merupakan seorang ahli ekonometrika dan mengatakan bahwa nilai variansi variabel error model regresi tergantung dari variabel bebas. Selanjutnya untuk mengetahui apakah pola variabel error mengandung heteroskedastisitas Glejser menyarankan untuk melakukan regresi nilai mutlak residual dengan variabel bebas. Jika hasil uji F dari model regresi yang diperoleh tidak signifikan, maka tidak ada heteroskedastisitas dalam model regresi (Widarjono, 2007). 
3. Autokorelasi 
Autokorelasi adalah terjadinya korelasi antara satu variabel error dengan variabel error yang lain. Autokorelasi seringkali terjadi pada data time series dan dapat juga terjadi pada data cross section tetapi jarang (Widarjono, 2007). Adapun dampak dari adanya autokorelasi dalam model regresi adalah sama dengan dampak dari heteroskedastisitas yang telah diuraikan di atas, yaitu walaupun estimator OLS masih linier dan tidak bias, tetapi tidak lagi mempunyai variansi yang minimum dan menyebabkan perhitungan standard error metode OLS tidak bisa dipercaya kebenarannya. Selain itu interval estimasi maupun pengujian hipotesis yang didasarkan pada distribusi t maupun F tidak bisa lagi dipercaya untuk evaluasi hasil regresi. Akibat dari dampak adanya autokorelasi dalam model regresi menyebabkan estimator OLS tidak menghasilkan estimator yang BLUE dan hanya menghasilkan estimator OLS yang LUE (Widarjono, 2007). Selanjutnya untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam model regresi linier berganda dapat digunakan metode Durbin- Watson. Durbin-Watson telah berhasil mengembangkan suatu metode yang
Analisis Regresi Berganda 5 
digunakan untuk mendeteksi adanya masalah autokorelasi dalam model regresi linier berganda menggunakan pengujian hipotesis dengan statistik uji yang cukup populer seperti pada persamaan (6.1) berikut. 푑= Σ(푒푡− 푒푡−1)2푡=푛 푡=2Σ푒푡 2푡=푛 푡=1 
Kemudian Durbin-Watson berhasil menurunkan nilai kritis batas bawah (dL) dan batas atas (dU) sehingga jika nilai d hitung dari persamaan (6.1) terletak di luar nilai kritis ini, maka ada atau tidaknya autokorelasi baik positif atau negatif dapat diketahui. Deteksi autokorelasi pada model regresi linier berganda dengan metode Durbin-Watson adalah seperti pada 
Tabel berikut. 
Nilai Statistik Durbin-Watson 
Hasil 
0<푑<푑퐿 
Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif 
푑퐿≤푑≤푑푈 
Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan 
푑푈≤푑≤4−푑푈 
Menerima hipotesis nol; tidak ada autokorelasi positif/negatif 
4−푑푈≤푑≤4−푑퐿 
Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan 
4−푑퐿≤푑≤4 
Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif 
Sumber : Widarjono (2007) 
Salah satu keuntungan dari uji Durbin-Watson yang didasarkan pada error adalah bahwa setiap program komputer untuk regresi selalu memberi informasi statistik d. Adapun prosedur dari uji Durbin-Watson adalah (Widarjono, 2007): 
1. Melakukan regresi metode OLS dan kemudian mendapatkan nilai errornya.
Analisis Regresi Berganda 6 
2. Menghitung nilai d dari persamaan (6.1) (kebanyakan program komputer secara otomatis menghitung nilai d). 
3. Dengan jumlah observasi (n) dan jumlah variabel bebas tertentu tidak termasuk konstanta (p-1), kita cari nilai kritis 푑퐿dan 푑푈 di statistik Durbin-Watson. 
4. Keputusan ada atau tidaknya autokorelasi dalam model regresi didasarkan pada Tabel 6.1. 
Selain Kriteria uji seperti pada Tabel 6.1, dapat juga digunakan kriteria lain untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam model regresi linier berganda adalah sebagai berikut 
(Santoso, 2000): 
1. Jika nilai d < −2, maka ada autokorelasi positif. 
2. Jika −2 ≤ d ≤ 2, maka tidak ada autokorelasi. 
3. Jika nilai d > 2, maka ada autokorelasi negatif.
Analisis Regresi Berganda 7 
BAB II KAJIAN TEORI 
Kasus: 
Seorang Manajer Pemasaran deterjen Hotel Castaneda ingin mengetahui apakah Promosi dan 
Harga berpengaruh terhadap keputusan konsumen memilih hotel tersebut ? 
Hipotesis: 
Ho : b1 = b2 = 0, Promosi dan Harga tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan 
konsumen memilih Hotel “Castaneda”. 
Ha : b1 ¹ b2 ¹ 0, Promosi dan Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen 
memilih Hotel “Castaneda”. 
DATA KASUS 
Harga 
(dalam Ratus Ribu Rp) 
(X1) 
Jumlah Promosi 
(X2) 
Keputusan Konsumen 
(banyak konsumen dalam seminggu) 
(Y) 
8 
4 
20 
3 
5 
15 
4 
6 
16 
7 
6 
14 
9 
3 
15 
8 
5 
23
Analisis Regresi Berganda 8 
5 
7 
15 
2 
5 
18 
8 
3 
15 
6 
4 
19 
7 
3 
16 
9 
6 
26 
10 
5 
30 
4 
7 
24 
8 
4 
20 
5 
8 
18 
2 
4 
15 
5 
7 
20 
7 
2 
15 
9 
5 
22 
126 
99 
376 
A. Hasil Analisis Data 
Analisis Regresi Linear Berganda 
Tabel 1 Variables Entered/Removedb Model Variables Entered Variables Removed Method dimension0 1 Promosi, Hargaa . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Keputusan_konsumen
Analisis Regresi Berganda 9 
Dari tabel di atas diketahui bahwa variabel yang dimasukkan adalah Promosi dan Harga. Sedangkan variabel yang dihilangkan atau dihapuskan tidak ada. Dengan kata lain, semua variabel bebas (X1, X2) dimasukkan dalam analisis regresi linear berganda tersebut. 
Tabel 2 
Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change dimension0 1 .609a .371 .297 3.666 .371 5.009 2 17 .019 a. Predictors: (Constant), Promosi, Harga 
Tabel di atas menunjukkan bahwa koefisisen atau R simultannya adalah 0,609. Kisaran nilai R adalah 0 hingga 1. Semakin nilai R mendekati angka 1, maka semakin kuat variabel-variabel bebas memprediksikan variabel terikat. Karena 0,609 mendekati angka 1, maka variabel-variabel bebas yakni Promosi dan Harga dapat memprediksikan tingkat keputusan konsumen dengan sangat kuat. Sedangkan R Square adalah 0,371 yaitu hasil kuadrat dari koefisien korelasi (0,609 x 0,609 = 0,371). Seperti halnya R simultan, kisaran nilai adjusted R square adalah 0 hingga 1. Dari tabel di atas diketahui nilai adjusted R square adalah 0,297 mendekati nilai 1, sehingga ketepatan mencari jawaban dari suatu populasi berdasarkan sampel yang ada cukup tinggi. Standard Error of Estimate adalah 3.666. Karena 3.666 mendekati tidak nilai nol, maka bukan model yang excellent.
Analisis Regresi Berganda 10 
Tabel 3 ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 134.668 2 67.334 5.009 .019a Residual 228.532 17 13.443 Total 363.200 19 a. Predictors: (Constant), Promosi, Harga b. Dependent Variable: Keputusan_konsumen 
Dari tabel di atas, diketahui bahwa df (degree of freedom) adalah derajat kebebasan dimana df regression (perlakuan) sebagai df pembilang, df residual (sisa) sebagai df penyebut. Nilai df pembilang adalah 2 (jumlah variabel bebas), sedangkan df penyebut adalah 17. Di samping itu diketahui pula bahwa Fhitung adalah 5,009 diperoleh dari mean square untuk regression dibagi mean square untuk residual (67,334 : 13,443). Kemudian nilai Ftabel kita peroleh dengan melihat pada tabel untuk nilai dari F(0,05;2;17) adalah 2,35. Karena Fhitung > Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yakni harga dan promosi secara serentak mempengaruhi tingkat tingkat keputusan konsumen atau dengan kata lain model regresi dapat digunakan untuk memprediksi tingkat keputusan konsumen. 
Selain itu, kita juga dapat menarik kesimpulan dengan membandingkan nilai Sig.hitung pada tabel di atas yaitu 0,019 dengan 훼= 0,05 dimana Sig.hitung < 훼, sehingga juga dapat dapat ditarik kesimpulan yang sama bahwa variabel bebas yakni harga dan promosi secara serentak mempengaruhi tingkat tingkat keputusan konsumen atau dengan kata lain model regresi dapat digunakan untuk memprediksi tingkat keputusan konsumen.
Analisis Regresi Berganda 11 
Tabel 4 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 6.154 4.183 1.471 .159 Harga 1.038 .365 .577 2.841 .011 .898 1.114 Promosi 1.234 .553 .453 2.231 .039 .898 1.114 a. Dependent Variable: Keputusan_konsumen 
Dari tabel di atas diperoleh koefisien nilai 훽 dari kolom B pada Unstandardized Coefficient, yaitu 
훽0 = 6,154 
훽1 = 1,038 
훽2 = 1,234 
Masing-masing koefisien 훽 tersebut menunjukkan nilai yang menjelaskan bahwa Y (variabel terikat) akan berubah jika X (variabel bebas) diubah 1 unit. 
Adapun persamaan regresi linier berganda sementara yang dapat diperoleh : 
Ŷ = β0 + β1 X1 + β2 X2 + ε 
Ŷ = 6,154 + 1,038X1 + 1,234X2 + ε 
Di samping itu, kolom Sig. di atas juga menunjukkan nilai signifikansi hubungan antara setiap variabel bebas dengan variabel terikat dimana jika Sig.hitung < 훼(훼= 0,05), maka variabel bebas tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya. Artinya : 
 Harga 
Sig.hitung = 0,011 < 훼= 0,05, jadi harga berpengaruh signifikan terhadap tingkat keputusan konsumen. 
 Promosi
Analisis Regresi Berganda 12 
ig.hitung = 0,129 < 훼= 0,05, jadi promosi berpengaruh signifikan terhadap tingkat konsumsi. 
Dari tabel yang didapat, kedua variabel signifikan karena bernilai < 0,05. Oleh karena model analisi yang didapat adalah : 
Ŷ = 6,154 + 1,038X1 + 1,234X2 + ε 
Hasil analisis : 
- Konstanta sebesar 6,154 artinya jika harga nilainya adalah 0 dan promosi nilainya adalah 0, maka keputusan konsumen adalah 6,154. 
- Koefisien regresi variabel harga (X1) sebesar 1,038 artinya jika harga mengalami kenaikan 1% dan promosi 0 maka nilai keputusan konsumen (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 1,038 . Kemudian bila harga bernilai 0 maka promosi mengalami peningkatan sebesar 1,234. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara harga dengan promosi, semakin niak harga dan promosi maka semakin meningkat nilai keputusan konsumen. 
B. Analisis Uji Asumsi Klasik 
a. Uji Normalitas 
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal. Uji statistik yang dapat dilakukan dalam uji normalitas adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Secara multivarians, pengujian normalitas data dilakukan terhadap nilai residualnya. Data yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi di atas 0,05. 
Uji normalitas bisa dilakukan dengan dua cara. Yaitu “Normal P-P Plot” dan “Tabel Kolmogrov Smirnov”.
Analisis Regresi Berganda 13 
Pada Normal P-P Plot prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. 
Dasar pengambilan keputusan : 
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 
b. Jika data menyebar jauh garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 
Dari analisis kurva dapat dilihat bahwa titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diolah merupakan data yang berdistribusi normal sehingga uji normalitas terpenuhi. Atau bisa juga dengan melihat Histogram berikut.
Analisis Regresi Berganda 14 
Dapat dilihat bahwa data berdistribusi normal. Untuk menganalisisn Kolmogrov- Smirnov, lihat pada baris “Asymp. Sig. (2-tailed)” baris paling bawah. Apabila nilainya lebih dari (>0,05) maka uji normalitas bisa terpenuhi. 
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 20 Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 3.46814252 Most Extreme Differences Absolute .080 Positive .080 Negative -.073 Kolmogorov-Smirnov Z .360 Asymp. Sig. (2-tailed) .999 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 
Berdasarkan tabel di atas, diketahui data berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai nilai signifikansi di atas 0,05, yaitu 0,999.
Analisis Regresi Berganda 15 
b. Uji Multikolinearitas 
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan korelasi antar variabel independen. Akibat yang muncul jika sebuah model regresi berganda memiliki kasus multikolinearitas adalah kesalahan standar estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel bebas yang masuk pada model. Sehingga signifikansi yang digunakan akan menolak hipotesis nol akan semakin besar. Akibatnya, model regresi yang diperoleh tidak shahih (valid) untuk menaksir variabel independen. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas di dalam regresi dapat dilihat dari dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Suatu model regresi dinyatakan bebas dari kasus multikolinearitas jika nilai Tolerance di bawah 1 dan VIF di bawah 10. 
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 6.154 4.183 1.471 .159 harga 1.038 .365 .577 2.841 .011 .898 1.114 promosi 1.234 .553 .453 2.231 .039 .898 1.114 a. Dependent Variable: keputusan_konsumen 
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa model regresi tersebut bebas dari kasus multikolinearitas. Hal ini ditunjukkan dari nilai Tolerance < 1 yaitu 0,898 dan VIF < 10 yaitu 1,114. 
c. Uji Autokorelasi 
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi.
Analisis Regresi Berganda 16 
Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam model regresi adalah model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen pada nilai variabel independen tertentu. Untuk mendeteksi adanya korelasi dalam suatu model regrsi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson (Uji DW). Kriteria pengujian Durbin-Watson dapat dilihat pada tabel berikut ini : 
Tabel Kriteria Pengujian Autokorelasi 
DW 
Kesimpulan < 1,10 Ada autokorelasi 
1,10 – 1,54 
Tanpa kesimpulan 1,55 – 2,46 Tidak ada autokorelasi 
2,47 – 2,90 
Tanpa kesimpulan > 2,91 Ada Autokorelasi 
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson dimension0 1 .609a .371 .297 3.66648 1.705 a. Predictors: (Constant), promosi, harga b. Dependent Variable: keputusan_konsumen 
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai Durbin Watson (DW) = 1,705. Nilai tersebut terletak pada selang 1,55 – 2,46. Hal ini menunjukkan bahwa pada model regresi tersebut tidak terjadi autokorelasi.
Analisis Regresi Berganda 17 
d. Uji Heteroskedastisitas 
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjasi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda akan disebut heretoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Konsekuensi adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir (estimator) yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil, maupun dalam sampel besar. 
Untuk menentukan heteroskedastisitas dapat meggunakan grafik scatterplot, titik-titik yang terbentuk harus menyebar secara acak, tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, bila kondisi ini terpenuhi maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi layak digunakan. 
Dari grafik scatterplot di atas terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model ini.
Analisis Regresi Berganda 18 
Berdasarkan berbagai macam pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa syarat asumsi klasik ada yang tidak terpenuhi sehingga data dengan menggunakan persamaan regresi berganda dapat dilakukan.
Analisis Regresi Berganda 19 
DAFTAR PUSTAKA 
Nachrowi D.N, Hardius Usman. 2002. Penggunaan Teknik Ekonometri (Edisi Revisi). PT RajaGrafindo Persada: Jakarta 
http://digilib.usm.ac.id/files/disk1/4/gdl-usm--dyahnirmal-160-1-statisti-n.pdf (diakses 12 Desember 2013, 10:00) 
http://aliefworkshop.wordpress.com/2013/08/19/uji-multikolinearitas-dengan- spss/ (diakses 15 Desember 2013, 08:00) 
http://statistikian.blogspot.com/2013/01/uji-heteroskedastisitas.html (diakses 15 Desember 2013, 09:10 )

Recomendados

Tugas regresi linear dan non linier por
Tugas regresi linear dan non linierTugas regresi linear dan non linier
Tugas regresi linear dan non liniernopiana
51K vistas17 diapositivas
Bab 15 regresi por
Bab 15 regresiBab 15 regresi
Bab 15 regresifarah fauziah
38.4K vistas43 diapositivas
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhana por
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhanaLaporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhanagita Ta
11.9K vistas33 diapositivas
Tabel durbin watson por
Tabel durbin watsonTabel durbin watson
Tabel durbin watsonERNING KAROMAH
33.4K vistas13 diapositivas
Uji asumsi klasik por
Uji asumsi klasikUji asumsi klasik
Uji asumsi klasikJunianto Junianto
45.9K vistas11 diapositivas
Kebijakan moneter por
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneterIrma Asyatun
27.1K vistas32 diapositivas

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Matriks dan penerapannya dalam bidang ekonomi por
Matriks dan penerapannya dalam bidang ekonomiMatriks dan penerapannya dalam bidang ekonomi
Matriks dan penerapannya dalam bidang ekonomiRohantizani
75.5K vistas10 diapositivas
Analisis Regresi Linier Sederhana por
Analisis Regresi Linier SederhanaAnalisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaDwi Mardianti
45.8K vistas14 diapositivas
Modul statistika-ii-part-2 por
Modul statistika-ii-part-2Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2apriliantihermawan
171K vistas141 diapositivas
Variabel Dummy por
Variabel DummyVariabel Dummy
Variabel DummyArning Susilawati
11.3K vistas11 diapositivas
Tabel f-0-05 por
Tabel f-0-05Tabel f-0-05
Tabel f-0-05ERNING KAROMAH
181.7K vistas6 diapositivas
Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia” por
Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”
Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”Riska Yuliatiningsih
31.7K vistas27 diapositivas

La actualidad más candente(20)

Matriks dan penerapannya dalam bidang ekonomi por Rohantizani
Matriks dan penerapannya dalam bidang ekonomiMatriks dan penerapannya dalam bidang ekonomi
Matriks dan penerapannya dalam bidang ekonomi
Rohantizani75.5K vistas
Analisis Regresi Linier Sederhana por Dwi Mardianti
Analisis Regresi Linier SederhanaAnalisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier Sederhana
Dwi Mardianti45.8K vistas
Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia” por Riska Yuliatiningsih
Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”
Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”
Riska Yuliatiningsih31.7K vistas
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/ por Fair Nurfachrizi
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Fair Nurfachrizi328K vistas
Riset operasional por Henry Guns
Riset operasionalRiset operasional
Riset operasional
Henry Guns190.1K vistas
Estimasi parameter por Irmaya Yukha
Estimasi parameterEstimasi parameter
Estimasi parameter
Irmaya Yukha29.8K vistas
Contoh Analisis Data Statistika Menggunakan SPSS 16.0 (Mulai Entri Data samp... por Yogyakarta State University
 Contoh Analisis Data Statistika Menggunakan SPSS 16.0 (Mulai Entri Data samp... Contoh Analisis Data Statistika Menggunakan SPSS 16.0 (Mulai Entri Data samp...
Contoh Analisis Data Statistika Menggunakan SPSS 16.0 (Mulai Entri Data samp...
Tabel Nilai Kritis Distribusi T por Trisnadi Wijaya
Tabel Nilai Kritis Distribusi TTabel Nilai Kritis Distribusi T
Tabel Nilai Kritis Distribusi T
Trisnadi Wijaya189.7K vistas
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi por Sugeng Budiharsono
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Sugeng Budiharsono38.3K vistas
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS por Muliadin Forester
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSSPanduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
Muliadin Forester81.5K vistas
Pengantar statistika slide 3 por Az'End Love
Pengantar statistika slide 3Pengantar statistika slide 3
Pengantar statistika slide 3
Az'End Love29.3K vistas
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan por Arief Anzarullah
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunanKemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Arief Anzarullah28.3K vistas
Regresi dengan Variabel Dummy, Mediasi, dan Moderasi por Trisnadi Wijaya
Regresi dengan Variabel Dummy, Mediasi, dan ModerasiRegresi dengan Variabel Dummy, Mediasi, dan Moderasi
Regresi dengan Variabel Dummy, Mediasi, dan Moderasi
Trisnadi Wijaya4.1K vistas

Similar a Analisis regresi berganda

regresi-linier-berganda.pdf por
regresi-linier-berganda.pdfregresi-linier-berganda.pdf
regresi-linier-berganda.pdfChusnulKhotimahArram1
55 vistas6 diapositivas
Regresi linear por
Regresi linearRegresi linear
Regresi linearmery gita
638 vistas20 diapositivas
3218126438990fa0771ddb555f70be42.docx por
3218126438990fa0771ddb555f70be42.docx3218126438990fa0771ddb555f70be42.docx
3218126438990fa0771ddb555f70be42.docxAfaRanggitaPrasticas1
95 vistas13 diapositivas
Statistika por
StatistikaStatistika
StatistikaYaNti Arruan
10.2K vistas13 diapositivas
Penanganan Autokorelasi por
Penanganan AutokorelasiPenanganan Autokorelasi
Penanganan AutokorelasiCindy Cahya
9.7K vistas21 diapositivas
Multiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdf por
Multiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdfMultiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdf
Multiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdfCHRISTIANTO6
25 vistas95 diapositivas

Similar a Analisis regresi berganda (20)

Regresi linear por mery gita
Regresi linearRegresi linear
Regresi linear
mery gita638 vistas
Penanganan Autokorelasi por Cindy Cahya
Penanganan AutokorelasiPenanganan Autokorelasi
Penanganan Autokorelasi
Cindy Cahya9.7K vistas
Multiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdf por CHRISTIANTO6
Multiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdfMultiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdf
Multiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdf
CHRISTIANTO625 vistas
regresi &korelasi por Ratu Bilqis
regresi &korelasiregresi &korelasi
regresi &korelasi
Ratu Bilqis2.4K vistas
Regresi Linear Berganda por Dian Arisona
Regresi Linear BergandaRegresi Linear Berganda
Regresi Linear Berganda
Dian Arisona22.8K vistas
12. PERTEMUAN KE 12 RITA.pptx por Ayahhpanda1
12. PERTEMUAN KE 12 RITA.pptx12. PERTEMUAN KE 12 RITA.pptx
12. PERTEMUAN KE 12 RITA.pptx
Ayahhpanda121 vistas
Miranda Akmaia Agustina.docx por zuhri32
Miranda Akmaia Agustina.docxMiranda Akmaia Agustina.docx
Miranda Akmaia Agustina.docx
zuhri322 vistas
oggie alfriandi.docx por zuhri32
oggie alfriandi.docxoggie alfriandi.docx
oggie alfriandi.docx
zuhri322 vistas
Analisis regresi por Ayah Irawan
Analisis regresiAnalisis regresi
Analisis regresi
Ayah Irawan3.3K vistas
Analisis regresi por Githa Niez
Analisis regresiAnalisis regresi
Analisis regresi
Githa Niez725 vistas

Más de Agung Handoko

2. Modul 1.4 Rancangan Aksi Nyata.pdf por
2. Modul 1.4 Rancangan Aksi Nyata.pdf2. Modul 1.4 Rancangan Aksi Nyata.pdf
2. Modul 1.4 Rancangan Aksi Nyata.pdfAgung Handoko
58 vistas2 diapositivas
Agung Handoko, S.Pd._Tugas 1.1.a.5.2.pdf por
Agung Handoko, S.Pd._Tugas 1.1.a.5.2.pdfAgung Handoko, S.Pd._Tugas 1.1.a.5.2.pdf
Agung Handoko, S.Pd._Tugas 1.1.a.5.2.pdfAgung Handoko
4 vistas12 diapositivas
Kuis 1 xi matriks konsep dan jenis por
Kuis 1 xi matriks konsep dan jenisKuis 1 xi matriks konsep dan jenis
Kuis 1 xi matriks konsep dan jenisAgung Handoko
40 vistas1 diapositiva
Kuis 1 xi matriks konsep dan jenis por
Kuis 1 xi matriks konsep dan jenisKuis 1 xi matriks konsep dan jenis
Kuis 1 xi matriks konsep dan jenisAgung Handoko
17 vistas1 diapositiva
Kuis 1 x pengayaan nilai mutlak por
Kuis 1 x pengayaan nilai mutlakKuis 1 x pengayaan nilai mutlak
Kuis 1 x pengayaan nilai mutlakAgung Handoko
46 vistas1 diapositiva
2. agung handoko studi kasus ta no.2 por
2. agung handoko studi kasus ta no.22. agung handoko studi kasus ta no.2
2. agung handoko studi kasus ta no.2Agung Handoko
55 vistas1 diapositiva

Más de Agung Handoko(20)

2. Modul 1.4 Rancangan Aksi Nyata.pdf por Agung Handoko
2. Modul 1.4 Rancangan Aksi Nyata.pdf2. Modul 1.4 Rancangan Aksi Nyata.pdf
2. Modul 1.4 Rancangan Aksi Nyata.pdf
Agung Handoko58 vistas
Agung Handoko, S.Pd._Tugas 1.1.a.5.2.pdf por Agung Handoko
Agung Handoko, S.Pd._Tugas 1.1.a.5.2.pdfAgung Handoko, S.Pd._Tugas 1.1.a.5.2.pdf
Agung Handoko, S.Pd._Tugas 1.1.a.5.2.pdf
Agung Handoko4 vistas
Kuis 1 xi matriks konsep dan jenis por Agung Handoko
Kuis 1 xi matriks konsep dan jenisKuis 1 xi matriks konsep dan jenis
Kuis 1 xi matriks konsep dan jenis
Agung Handoko40 vistas
Kuis 1 xi matriks konsep dan jenis por Agung Handoko
Kuis 1 xi matriks konsep dan jenisKuis 1 xi matriks konsep dan jenis
Kuis 1 xi matriks konsep dan jenis
Agung Handoko17 vistas
Kuis 1 x pengayaan nilai mutlak por Agung Handoko
Kuis 1 x pengayaan nilai mutlakKuis 1 x pengayaan nilai mutlak
Kuis 1 x pengayaan nilai mutlak
Agung Handoko46 vistas
2. agung handoko studi kasus ta no.2 por Agung Handoko
2. agung handoko studi kasus ta no.22. agung handoko studi kasus ta no.2
2. agung handoko studi kasus ta no.2
Agung Handoko55 vistas
1. agung handoko peta konsep landasan pendidikan ta no.1 por Agung Handoko
1. agung handoko peta konsep landasan pendidikan ta no.11. agung handoko peta konsep landasan pendidikan ta no.1
1. agung handoko peta konsep landasan pendidikan ta no.1
Agung Handoko365 vistas
Uh garis singgung lingkaran por Agung Handoko
Uh garis singgung lingkaranUh garis singgung lingkaran
Uh garis singgung lingkaran
Agung Handoko828 vistas
7. lk b.2.d.1. penilaian sikap por Agung Handoko
7. lk b.2.d.1. penilaian sikap7. lk b.2.d.1. penilaian sikap
7. lk b.2.d.1. penilaian sikap
Agung Handoko2.3K vistas
Model Distribusi lag dan distribusi autoregressive por Agung Handoko
Model Distribusi lag dan distribusi autoregressiveModel Distribusi lag dan distribusi autoregressive
Model Distribusi lag dan distribusi autoregressive
Agung Handoko14.5K vistas
Model regresi dengan variabel bebas dummy por Agung Handoko
Model regresi dengan variabel bebas dummyModel regresi dengan variabel bebas dummy
Model regresi dengan variabel bebas dummy
Agung Handoko497 vistas
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummy por Agung Handoko
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummyMakalah model regresi dengan variabel terikat dummy
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummy
Agung Handoko21.2K vistas
Rpp mengalikan dan membagi bilangan pecahan Kurikulum 2013 por Agung Handoko
Rpp mengalikan dan membagi bilangan pecahan Kurikulum 2013Rpp mengalikan dan membagi bilangan pecahan Kurikulum 2013
Rpp mengalikan dan membagi bilangan pecahan Kurikulum 2013
Agung Handoko21.2K vistas
Rpp menjumlahkan dan mengurangkan pecahan Kurikulum 2013 por Agung Handoko
Rpp menjumlahkan dan mengurangkan pecahan Kurikulum 2013Rpp menjumlahkan dan mengurangkan pecahan Kurikulum 2013
Rpp menjumlahkan dan mengurangkan pecahan Kurikulum 2013
Agung Handoko31.8K vistas
Rpp kelipatan persekutuan terkecil (kpk) Kurikulum 2013 por Agung Handoko
Rpp kelipatan persekutuan terkecil (kpk) Kurikulum 2013Rpp kelipatan persekutuan terkecil (kpk) Kurikulum 2013
Rpp kelipatan persekutuan terkecil (kpk) Kurikulum 2013
Agung Handoko17K vistas
Rpp pembagian bilangan bulat dan bilangan prima Kurikulum 2013 por Agung Handoko
Rpp pembagian bilangan bulat dan bilangan prima Kurikulum 2013Rpp pembagian bilangan bulat dan bilangan prima Kurikulum 2013
Rpp pembagian bilangan bulat dan bilangan prima Kurikulum 2013
Agung Handoko5.1K vistas
Rpp konsep himpunan Kurikulum 2013 por Agung Handoko
Rpp konsep himpunan Kurikulum 2013Rpp konsep himpunan Kurikulum 2013
Rpp konsep himpunan Kurikulum 2013
Agung Handoko4K vistas
Rpp menyajikan himpunan dan diagram venn Kurikulum 2013 por Agung Handoko
Rpp menyajikan himpunan dan diagram venn Kurikulum 2013Rpp menyajikan himpunan dan diagram venn Kurikulum 2013
Rpp menyajikan himpunan dan diagram venn Kurikulum 2013
Agung Handoko8.8K vistas
Rpp faktor dan pangkat Kurikulum 2013 por Agung Handoko
Rpp faktor dan pangkat Kurikulum 2013Rpp faktor dan pangkat Kurikulum 2013
Rpp faktor dan pangkat Kurikulum 2013
Agung Handoko778 vistas

Último

SK Satgas PPKS.pdf por
SK Satgas PPKS.pdfSK Satgas PPKS.pdf
SK Satgas PPKS.pdfIrawan Setyabudi
34 vistas3 diapositivas
LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptx por
LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptxLATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptx
LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptxgracemarsela01
20 vistas9 diapositivas
FLOWCHART.pdf por
FLOWCHART.pdfFLOWCHART.pdf
FLOWCHART.pdfJUMADAPUTRA
12 vistas1 diapositiva
MATERI LHO X AYU.pptx por
MATERI LHO X AYU.pptxMATERI LHO X AYU.pptx
MATERI LHO X AYU.pptxDelviaAndrini1
16 vistas33 diapositivas
Salinan_UU_Nomor_12_Tahun_2022 TPKS.pdf por
Salinan_UU_Nomor_12_Tahun_2022 TPKS.pdfSalinan_UU_Nomor_12_Tahun_2022 TPKS.pdf
Salinan_UU_Nomor_12_Tahun_2022 TPKS.pdfIrawan Setyabudi
34 vistas84 diapositivas
MPI K.9 MANAJEMEN KONFLIK.pptx por
MPI K.9 MANAJEMEN KONFLIK.pptxMPI K.9 MANAJEMEN KONFLIK.pptx
MPI K.9 MANAJEMEN KONFLIK.pptxNajwaAuliaSyihab
24 vistas12 diapositivas

Último(20)

LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptx por gracemarsela01
LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptxLATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptx
LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptx
gracemarsela0120 vistas
Salinan_UU_Nomor_12_Tahun_2022 TPKS.pdf por Irawan Setyabudi
Salinan_UU_Nomor_12_Tahun_2022 TPKS.pdfSalinan_UU_Nomor_12_Tahun_2022 TPKS.pdf
Salinan_UU_Nomor_12_Tahun_2022 TPKS.pdf
Irawan Setyabudi34 vistas
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training_"Effective INVENTORY CONTROL & WAREHOUSIN... por Kanaidi ken
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training_"Effective INVENTORY CONTROL & WAREHOUSIN...PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training_"Effective INVENTORY CONTROL & WAREHOUSIN...
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training_"Effective INVENTORY CONTROL & WAREHOUSIN...
Kanaidi ken25 vistas
Edukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdf por Irawan Setyabudi
Edukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdfEdukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdf
Edukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdf
Irawan Setyabudi27 vistas
Latihan 7_M.Ilham Raditya_E1G020017..pptx por MIlhamRaditya
Latihan 7_M.Ilham Raditya_E1G020017..pptxLatihan 7_M.Ilham Raditya_E1G020017..pptx
Latihan 7_M.Ilham Raditya_E1G020017..pptx
MIlhamRaditya33 vistas
Fajar Saputra (E1G022057).pptx por FajarSaputra57
Fajar Saputra (E1G022057).pptxFajar Saputra (E1G022057).pptx
Fajar Saputra (E1G022057).pptx
FajarSaputra5714 vistas
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)". por Kanaidi ken
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Kanaidi ken14 vistas
tugas PPT_Chita putri_E1G022007.pptx por chitaputrir30
tugas PPT_Chita putri_E1G022007.pptxtugas PPT_Chita putri_E1G022007.pptx
tugas PPT_Chita putri_E1G022007.pptx
chitaputrir3017 vistas
Bahasa Visual & Storytelling; Bahasa Masa Depan, Dalam Era Transisi Energi Da... por Yulianus Firmansyah Ladung
Bahasa Visual & Storytelling; Bahasa Masa Depan, Dalam Era Transisi Energi Da...Bahasa Visual & Storytelling; Bahasa Masa Depan, Dalam Era Transisi Energi Da...
Bahasa Visual & Storytelling; Bahasa Masa Depan, Dalam Era Transisi Energi Da...
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 2 por I Putu Hariyadi
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 2Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 2
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 2
I Putu Hariyadi17 vistas

Analisis regresi berganda

  • 1. EKONOMETRIKA (AKKC 156) ANALISIS REGRESI BERGANDA Dosen Pembimbing: Drs. H. Karim, M.Si Indah Budiarti, M.Pd Oleh: Agung Handoko (A1C111037) Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 2013
  • 2. Analisis Regresi Berganda i DAFTAR ISI DAFTAR ISI ........................................................................................................... i BAB I PENDAHULIAN ........................................................................................ 1 A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1 B. Regresi linier berganda ........................................................................................ 2 C. Asumsi-asumsi model regresi linier berganda ................................................... 2 D. Pelanggaran-pelanggaran terhadap asumsi regresi linier berganda ............... 3 BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................................... 7 A. Hasil Analisis Data ................................................................................................ 8 B. Analisis Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 12 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 19
  • 3. Analisis Regresi Berganda 1 BAB I PENDAHULIAN A. Latar Belakang Analisis regresi merupakan salah satu teknik analisis data dalam statistika yang seringkali digunakan untuk mengkaji hubungan antara beberapa variabel dan meramal suatu variabel (Kutner, Nachtsheim dan Neter, 2004). Istilah “regresi” pertama kali dikemukakan oleh Sir Francis Galton (1822- 1911), seorang antropolog dan ahli meteorologi terkenal dari Inggris. Dalam makalahnya yang berjudul “Regression towards mediocrity in hereditary stature”, yang dimuat dalam Journal of the Anthropological Institute, volume 15, hal. 246- 263, tahun 1885. Galton menjelaskan bahwa biji keturunan tidak cenderung menyerupai biji induknya dalam hal besarnya, namun lebih medioker (lebih mendekati rata-rata) lebih kecil daripada induknya kalau induknya besar dan lebih besar daripada induknya kalau induknya sangat kecil (Draper dan Smith, 1992). Dalam mengkaji hubungan antara beberapa variabel menggunakan analisis regresi, terlebih dahulu peneliti menentukan satu variabel yang disebut dengan variabel tidak bebas dan satu atau lebih variabel bebas. Jika ingin dikaji hubungan atau pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, maka model regresi yang digunakan adalah model regresi linier sederhana. Kemudian Jika ingin dikaji hubungan atau pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, maka model regresi yang digunakan adalah model regresi linier berganda (multiple linear regression model). Kemudian untuk mendapatkan model regresi linier sederhana maupun model regresi linier berganda dapat diperoleh dengan melakukan estimasi terhadap parameter-parameternya menggunakan metode tertentu. Adapun metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi parameter model regresi linier sederhana maupun model regresi linier berganda adalah dengan metode kuadrat terkecil
  • 4. Analisis Regresi Berganda 2 (ordinary least square/OLS) dan metode kemungkinan maksimum (maximum likelihood estimation/MLE) (Kutner et.al, 2004). B. Regresi linier berganda Bentuk umum model regresi linier berganda dengan p variabel bebas adalah seperti pada persamaan (2.1) berikut (Kutner, Nachtsheim dan Neter, 2004). 푌푖= 훽0+ 훽1 푋푖 1+ 훽2 푋푖 2+⋯+ 훽푝−1 푋푖푝−1 + 휀푖 dengan: 푌푖 adalah variabel tidak bebas untuk pengamatan ke-i, untuk i = 1, 2, …, n. 훽0,훽1, 훽2,…,훽푝−1 adalah Parameter 푋푖 1,푋푖 2,…,푋푖 푝−1 adalah Variabel Bebas 휀푖 adalah sisa (error) untuk pengamatan ke-i yang diasumsikan berdistribusi normal yang saling bebas dan identik dengan rata-rata 0 (nol) dan variansi 휎2. C. Asumsi-asumsi model regresi linier berganda Menurut Gujarati (2003) asumsi-asumsi pada model regresi linier berganda adalah sebagai berikut: 1. Model regresinya adalah linier dalam parameter. 2. Nilai rata-rata dari error adalah nol. 3. Variansi dari error adalah konstan (homoskedastik). 4. Tidak terjadi autokorelasi pada error. 5. Tidak terjadi multikolinieritas pada variabel bebas. 6. Error berdistribusi normal.
  • 5. Analisis Regresi Berganda 3 D. Pelanggaran-pelanggaran terhadap asumsi regresi linier berganda Dalam analisis regresi linier berganda terdapat beberapa pelanggaran- pelanggaran yang seringkali dilakukan terhadap asumsi-asumsinya, diantaranya diuraikan berikut ini. 1. Multikolinieritas Multikolinieritas adalah terjadinya hubungan linier antara variabel bebas dalam suatu model regresi linier berganda (Gujarati, 2003). Hubungan linier antara variabel bebas dapat terjadi dalam bentuk hubungan linier yang sempurna (perfect) dan hubungan linier yang kurang sempurna (imperfect). Adapun dampak adanya multikolinieritas dalam model regresi linier berganda adalah (Gujarati, 2003 dan Widarjono, 2007): a. Penaksir OLS masih bersifat BLUE, tetapi mempunyai variansi dan kovariansi yang yang besar sehingga sulit mendapatkan taksiran (estimasi) yang tepat. b. Akibat penaksir OLS mempunyai variansi dan kovariansi yang yang besar, menyebabkan interval estimasi akan cenderung lebih lebar dan nilai hitung statistik uji t akan kecil, sehingga membuat variabel bebas secara statistik tidak signifikan mempengaruhi variabel tidak bebas. c. Walaupun secara individu variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebas melalui uji t, tetapi nilai koefisien determinasi (R2) masih bisa relatif tinggi. Selanjutnya untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam model regresi linier berganda dapat digunakan nilai variance inflation factor (VIF) dan tolerance (TOL) dengan ketentuan jika nilai VIF melebihi angka 10, maka terjadi multikolinieritas dalam model regresi. Kemudian jika nilai TOL sama dengan 1, maka tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi. 2. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah variansi dari error model regresi tidak konstan atau variansi antar error yang satu dengan error yang lain berbeda (Widarjono, 2007). Dampak adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah walaupun estimator OLS masih linier dan tidak bias, tetapi tidak lagi mempunyai variansi yang minimum dan menyebabkan perhitungan standard error metode OLS tidak
  • 6. Analisis Regresi Berganda 4 bisa dipercaya kebenarannya. Selain itu interval estimasi maupun pengujian hipotesis yang didasarkan pada distribusi t maupun F tidak bisa lagi dipercaya untuk evaluasi hasil regresi. Akibat dari dampak heteroskedastisitas tersebut menyebabkan estimator OLS tidak menghasilkan estimator yang BLUE dan hanya menghasilkan estimator OLS yang linear unbiased estimator (LUE). Selanjutnya dilakukan deteksi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah dengan Metode Glejser. Glejser merupakan seorang ahli ekonometrika dan mengatakan bahwa nilai variansi variabel error model regresi tergantung dari variabel bebas. Selanjutnya untuk mengetahui apakah pola variabel error mengandung heteroskedastisitas Glejser menyarankan untuk melakukan regresi nilai mutlak residual dengan variabel bebas. Jika hasil uji F dari model regresi yang diperoleh tidak signifikan, maka tidak ada heteroskedastisitas dalam model regresi (Widarjono, 2007). 3. Autokorelasi Autokorelasi adalah terjadinya korelasi antara satu variabel error dengan variabel error yang lain. Autokorelasi seringkali terjadi pada data time series dan dapat juga terjadi pada data cross section tetapi jarang (Widarjono, 2007). Adapun dampak dari adanya autokorelasi dalam model regresi adalah sama dengan dampak dari heteroskedastisitas yang telah diuraikan di atas, yaitu walaupun estimator OLS masih linier dan tidak bias, tetapi tidak lagi mempunyai variansi yang minimum dan menyebabkan perhitungan standard error metode OLS tidak bisa dipercaya kebenarannya. Selain itu interval estimasi maupun pengujian hipotesis yang didasarkan pada distribusi t maupun F tidak bisa lagi dipercaya untuk evaluasi hasil regresi. Akibat dari dampak adanya autokorelasi dalam model regresi menyebabkan estimator OLS tidak menghasilkan estimator yang BLUE dan hanya menghasilkan estimator OLS yang LUE (Widarjono, 2007). Selanjutnya untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam model regresi linier berganda dapat digunakan metode Durbin- Watson. Durbin-Watson telah berhasil mengembangkan suatu metode yang
  • 7. Analisis Regresi Berganda 5 digunakan untuk mendeteksi adanya masalah autokorelasi dalam model regresi linier berganda menggunakan pengujian hipotesis dengan statistik uji yang cukup populer seperti pada persamaan (6.1) berikut. 푑= Σ(푒푡− 푒푡−1)2푡=푛 푡=2Σ푒푡 2푡=푛 푡=1 Kemudian Durbin-Watson berhasil menurunkan nilai kritis batas bawah (dL) dan batas atas (dU) sehingga jika nilai d hitung dari persamaan (6.1) terletak di luar nilai kritis ini, maka ada atau tidaknya autokorelasi baik positif atau negatif dapat diketahui. Deteksi autokorelasi pada model regresi linier berganda dengan metode Durbin-Watson adalah seperti pada Tabel berikut. Nilai Statistik Durbin-Watson Hasil 0<푑<푑퐿 Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif 푑퐿≤푑≤푑푈 Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan 푑푈≤푑≤4−푑푈 Menerima hipotesis nol; tidak ada autokorelasi positif/negatif 4−푑푈≤푑≤4−푑퐿 Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan 4−푑퐿≤푑≤4 Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif Sumber : Widarjono (2007) Salah satu keuntungan dari uji Durbin-Watson yang didasarkan pada error adalah bahwa setiap program komputer untuk regresi selalu memberi informasi statistik d. Adapun prosedur dari uji Durbin-Watson adalah (Widarjono, 2007): 1. Melakukan regresi metode OLS dan kemudian mendapatkan nilai errornya.
  • 8. Analisis Regresi Berganda 6 2. Menghitung nilai d dari persamaan (6.1) (kebanyakan program komputer secara otomatis menghitung nilai d). 3. Dengan jumlah observasi (n) dan jumlah variabel bebas tertentu tidak termasuk konstanta (p-1), kita cari nilai kritis 푑퐿dan 푑푈 di statistik Durbin-Watson. 4. Keputusan ada atau tidaknya autokorelasi dalam model regresi didasarkan pada Tabel 6.1. Selain Kriteria uji seperti pada Tabel 6.1, dapat juga digunakan kriteria lain untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam model regresi linier berganda adalah sebagai berikut (Santoso, 2000): 1. Jika nilai d < −2, maka ada autokorelasi positif. 2. Jika −2 ≤ d ≤ 2, maka tidak ada autokorelasi. 3. Jika nilai d > 2, maka ada autokorelasi negatif.
  • 9. Analisis Regresi Berganda 7 BAB II KAJIAN TEORI Kasus: Seorang Manajer Pemasaran deterjen Hotel Castaneda ingin mengetahui apakah Promosi dan Harga berpengaruh terhadap keputusan konsumen memilih hotel tersebut ? Hipotesis: Ho : b1 = b2 = 0, Promosi dan Harga tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen memilih Hotel “Castaneda”. Ha : b1 ¹ b2 ¹ 0, Promosi dan Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen memilih Hotel “Castaneda”. DATA KASUS Harga (dalam Ratus Ribu Rp) (X1) Jumlah Promosi (X2) Keputusan Konsumen (banyak konsumen dalam seminggu) (Y) 8 4 20 3 5 15 4 6 16 7 6 14 9 3 15 8 5 23
  • 10. Analisis Regresi Berganda 8 5 7 15 2 5 18 8 3 15 6 4 19 7 3 16 9 6 26 10 5 30 4 7 24 8 4 20 5 8 18 2 4 15 5 7 20 7 2 15 9 5 22 126 99 376 A. Hasil Analisis Data Analisis Regresi Linear Berganda Tabel 1 Variables Entered/Removedb Model Variables Entered Variables Removed Method dimension0 1 Promosi, Hargaa . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Keputusan_konsumen
  • 11. Analisis Regresi Berganda 9 Dari tabel di atas diketahui bahwa variabel yang dimasukkan adalah Promosi dan Harga. Sedangkan variabel yang dihilangkan atau dihapuskan tidak ada. Dengan kata lain, semua variabel bebas (X1, X2) dimasukkan dalam analisis regresi linear berganda tersebut. Tabel 2 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change dimension0 1 .609a .371 .297 3.666 .371 5.009 2 17 .019 a. Predictors: (Constant), Promosi, Harga Tabel di atas menunjukkan bahwa koefisisen atau R simultannya adalah 0,609. Kisaran nilai R adalah 0 hingga 1. Semakin nilai R mendekati angka 1, maka semakin kuat variabel-variabel bebas memprediksikan variabel terikat. Karena 0,609 mendekati angka 1, maka variabel-variabel bebas yakni Promosi dan Harga dapat memprediksikan tingkat keputusan konsumen dengan sangat kuat. Sedangkan R Square adalah 0,371 yaitu hasil kuadrat dari koefisien korelasi (0,609 x 0,609 = 0,371). Seperti halnya R simultan, kisaran nilai adjusted R square adalah 0 hingga 1. Dari tabel di atas diketahui nilai adjusted R square adalah 0,297 mendekati nilai 1, sehingga ketepatan mencari jawaban dari suatu populasi berdasarkan sampel yang ada cukup tinggi. Standard Error of Estimate adalah 3.666. Karena 3.666 mendekati tidak nilai nol, maka bukan model yang excellent.
  • 12. Analisis Regresi Berganda 10 Tabel 3 ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 134.668 2 67.334 5.009 .019a Residual 228.532 17 13.443 Total 363.200 19 a. Predictors: (Constant), Promosi, Harga b. Dependent Variable: Keputusan_konsumen Dari tabel di atas, diketahui bahwa df (degree of freedom) adalah derajat kebebasan dimana df regression (perlakuan) sebagai df pembilang, df residual (sisa) sebagai df penyebut. Nilai df pembilang adalah 2 (jumlah variabel bebas), sedangkan df penyebut adalah 17. Di samping itu diketahui pula bahwa Fhitung adalah 5,009 diperoleh dari mean square untuk regression dibagi mean square untuk residual (67,334 : 13,443). Kemudian nilai Ftabel kita peroleh dengan melihat pada tabel untuk nilai dari F(0,05;2;17) adalah 2,35. Karena Fhitung > Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yakni harga dan promosi secara serentak mempengaruhi tingkat tingkat keputusan konsumen atau dengan kata lain model regresi dapat digunakan untuk memprediksi tingkat keputusan konsumen. Selain itu, kita juga dapat menarik kesimpulan dengan membandingkan nilai Sig.hitung pada tabel di atas yaitu 0,019 dengan 훼= 0,05 dimana Sig.hitung < 훼, sehingga juga dapat dapat ditarik kesimpulan yang sama bahwa variabel bebas yakni harga dan promosi secara serentak mempengaruhi tingkat tingkat keputusan konsumen atau dengan kata lain model regresi dapat digunakan untuk memprediksi tingkat keputusan konsumen.
  • 13. Analisis Regresi Berganda 11 Tabel 4 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 6.154 4.183 1.471 .159 Harga 1.038 .365 .577 2.841 .011 .898 1.114 Promosi 1.234 .553 .453 2.231 .039 .898 1.114 a. Dependent Variable: Keputusan_konsumen Dari tabel di atas diperoleh koefisien nilai 훽 dari kolom B pada Unstandardized Coefficient, yaitu 훽0 = 6,154 훽1 = 1,038 훽2 = 1,234 Masing-masing koefisien 훽 tersebut menunjukkan nilai yang menjelaskan bahwa Y (variabel terikat) akan berubah jika X (variabel bebas) diubah 1 unit. Adapun persamaan regresi linier berganda sementara yang dapat diperoleh : Ŷ = β0 + β1 X1 + β2 X2 + ε Ŷ = 6,154 + 1,038X1 + 1,234X2 + ε Di samping itu, kolom Sig. di atas juga menunjukkan nilai signifikansi hubungan antara setiap variabel bebas dengan variabel terikat dimana jika Sig.hitung < 훼(훼= 0,05), maka variabel bebas tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya. Artinya :  Harga Sig.hitung = 0,011 < 훼= 0,05, jadi harga berpengaruh signifikan terhadap tingkat keputusan konsumen.  Promosi
  • 14. Analisis Regresi Berganda 12 ig.hitung = 0,129 < 훼= 0,05, jadi promosi berpengaruh signifikan terhadap tingkat konsumsi. Dari tabel yang didapat, kedua variabel signifikan karena bernilai < 0,05. Oleh karena model analisi yang didapat adalah : Ŷ = 6,154 + 1,038X1 + 1,234X2 + ε Hasil analisis : - Konstanta sebesar 6,154 artinya jika harga nilainya adalah 0 dan promosi nilainya adalah 0, maka keputusan konsumen adalah 6,154. - Koefisien regresi variabel harga (X1) sebesar 1,038 artinya jika harga mengalami kenaikan 1% dan promosi 0 maka nilai keputusan konsumen (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 1,038 . Kemudian bila harga bernilai 0 maka promosi mengalami peningkatan sebesar 1,234. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara harga dengan promosi, semakin niak harga dan promosi maka semakin meningkat nilai keputusan konsumen. B. Analisis Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal. Uji statistik yang dapat dilakukan dalam uji normalitas adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Secara multivarians, pengujian normalitas data dilakukan terhadap nilai residualnya. Data yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi di atas 0,05. Uji normalitas bisa dilakukan dengan dua cara. Yaitu “Normal P-P Plot” dan “Tabel Kolmogrov Smirnov”.
  • 15. Analisis Regresi Berganda 13 Pada Normal P-P Plot prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan : a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Dari analisis kurva dapat dilihat bahwa titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diolah merupakan data yang berdistribusi normal sehingga uji normalitas terpenuhi. Atau bisa juga dengan melihat Histogram berikut.
  • 16. Analisis Regresi Berganda 14 Dapat dilihat bahwa data berdistribusi normal. Untuk menganalisisn Kolmogrov- Smirnov, lihat pada baris “Asymp. Sig. (2-tailed)” baris paling bawah. Apabila nilainya lebih dari (>0,05) maka uji normalitas bisa terpenuhi. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 20 Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 3.46814252 Most Extreme Differences Absolute .080 Positive .080 Negative -.073 Kolmogorov-Smirnov Z .360 Asymp. Sig. (2-tailed) .999 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Berdasarkan tabel di atas, diketahui data berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai nilai signifikansi di atas 0,05, yaitu 0,999.
  • 17. Analisis Regresi Berganda 15 b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan korelasi antar variabel independen. Akibat yang muncul jika sebuah model regresi berganda memiliki kasus multikolinearitas adalah kesalahan standar estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel bebas yang masuk pada model. Sehingga signifikansi yang digunakan akan menolak hipotesis nol akan semakin besar. Akibatnya, model regresi yang diperoleh tidak shahih (valid) untuk menaksir variabel independen. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas di dalam regresi dapat dilihat dari dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Suatu model regresi dinyatakan bebas dari kasus multikolinearitas jika nilai Tolerance di bawah 1 dan VIF di bawah 10. Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 6.154 4.183 1.471 .159 harga 1.038 .365 .577 2.841 .011 .898 1.114 promosi 1.234 .553 .453 2.231 .039 .898 1.114 a. Dependent Variable: keputusan_konsumen Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa model regresi tersebut bebas dari kasus multikolinearitas. Hal ini ditunjukkan dari nilai Tolerance < 1 yaitu 0,898 dan VIF < 10 yaitu 1,114. c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi.
  • 18. Analisis Regresi Berganda 16 Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam model regresi adalah model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen pada nilai variabel independen tertentu. Untuk mendeteksi adanya korelasi dalam suatu model regrsi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson (Uji DW). Kriteria pengujian Durbin-Watson dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel Kriteria Pengujian Autokorelasi DW Kesimpulan < 1,10 Ada autokorelasi 1,10 – 1,54 Tanpa kesimpulan 1,55 – 2,46 Tidak ada autokorelasi 2,47 – 2,90 Tanpa kesimpulan > 2,91 Ada Autokorelasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson dimension0 1 .609a .371 .297 3.66648 1.705 a. Predictors: (Constant), promosi, harga b. Dependent Variable: keputusan_konsumen Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai Durbin Watson (DW) = 1,705. Nilai tersebut terletak pada selang 1,55 – 2,46. Hal ini menunjukkan bahwa pada model regresi tersebut tidak terjadi autokorelasi.
  • 19. Analisis Regresi Berganda 17 d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjasi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda akan disebut heretoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Konsekuensi adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir (estimator) yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil, maupun dalam sampel besar. Untuk menentukan heteroskedastisitas dapat meggunakan grafik scatterplot, titik-titik yang terbentuk harus menyebar secara acak, tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, bila kondisi ini terpenuhi maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi layak digunakan. Dari grafik scatterplot di atas terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model ini.
  • 20. Analisis Regresi Berganda 18 Berdasarkan berbagai macam pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa syarat asumsi klasik ada yang tidak terpenuhi sehingga data dengan menggunakan persamaan regresi berganda dapat dilakukan.
  • 21. Analisis Regresi Berganda 19 DAFTAR PUSTAKA Nachrowi D.N, Hardius Usman. 2002. Penggunaan Teknik Ekonometri (Edisi Revisi). PT RajaGrafindo Persada: Jakarta http://digilib.usm.ac.id/files/disk1/4/gdl-usm--dyahnirmal-160-1-statisti-n.pdf (diakses 12 Desember 2013, 10:00) http://aliefworkshop.wordpress.com/2013/08/19/uji-multikolinearitas-dengan- spss/ (diakses 15 Desember 2013, 08:00) http://statistikian.blogspot.com/2013/01/uji-heteroskedastisitas.html (diakses 15 Desember 2013, 09:10 )