SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
“TEORI PENGOLAHAN INFORMASI”
ARTIKEL
OLEH :
MUHAMMAD AINAL YAQIN
140351605619
A. PENGERTIAN TEORI PROSES PENGOLAHAN INFORMASI MENURUT PARA
TOKOH
1. Pandangan Robert M Gagne
Menurut Robert M Gagne, belajar dipandang sebagai proses pengolahan
informasi. Robert M. Gagne adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan
Amerika yang terkenal dengan penemuannya berupa condition of learning. Teori
informasi psikologi muncul dari temuan dan modifikasi dari teori matematika, yang
disusun oleh para peneliti untuk menilai dan meninngkatkan pengiriman pesan.
Pembelajaran di kelas merupakan teori proses informasi yang berkaitan secara langsung
dengan proses kognitif. Teori informasi memberikan perspektif baru pada pengolahan
pembelajaran yang akan menghasilkan belajar yang efektif. Dalam teori pengolahan
informasi terdapat persepsi, pengkodean, dan penyimpanan di dalam memori jangka
panjang. Teori ini mengajarkan kepada siswa siasat untuk memecahkan masalah.
Edgar Dale dan James Finn merupakan dua tokoh yang berjasa dalam pengembangan
Teknologi Pembelajaran Modern. Edgar Dale mengemukakan tentang Kerucut
Pengalaman (Cone of Experience). Kolaborasi Robert Gagne dengan Leslie Briggs telah
menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem
yang membuat konsep desain pembelajaran menjadi semakin hidup.
Robert Gagne merupakan salah satu tokoh pencetus teori ini. Teori ini memandang
bahwa belajar adalah proses memperoleh informasi, mengolah informasi, menyimpan
informasi, serta mengingat kembali informasi yang dikontrol oleh otak. Asumsi yang
mendasari teori pemrosesan informasi Robert M Gagne adalah bahwa pembelajaran
merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan
hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi
proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran
dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara kondisi-
kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan
dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif
yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari
lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase, yaitu:
a. motivasi;
b. pemahaman;
c. pemerolehan;
d. penyimpanan;
e. ingatan kembali;
f. generalisasi;
g. perlakuan;
h. umpan balik.
2. Pandangan Slavin
Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang
menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari
otak (Slavin, 2000: 175). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh
sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu
perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan semua
informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera. Komponen pertama dari
sistem memori yang dijumpai oleh informasi yang masuk adalah registrasi penginderaan.
Registrasi penginderaan menerima sejumlah besar informasi dari indera dan
menyimpannya dalam waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari dua detik. Bila tidak
terjadi suatu proses terhadap informasi yang disimpan dalam register penginderaan, maka
dengan cepat informasi itu akan hilang. Keberadaan register penginderaan mempunyai
dua implikasi penting dalam pendidikan.
Pertama, orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu harus
diingat. Kedua, seseorang memerlukan waktu untuk membawa semua informasi yang
dilihat dalam waktu singkat masuk ke dalam kesadaran, (Slavin, 2000: 176). Interpretasi
seseorang terhadap rangsangan dikatakan sebagai persepsi. Persepsi dari stimulus tidak
langsung seperti penerimaan stimulus, karena persepsi dipengaruhi status mental,
pengalaman masa lalu, pengetahuan, motivasi, dan banyak faktor lain. Informasi yang
dipersepsi seseorang dan mendapat perhatian, akan ditransfer ke komponen kedua dari
sistem memori, yaitu memori jangka pendek. Memori jangka pendek adalah sistem
penyimpanan informasi dalam jumlah terbatas hanya dalam beberapa detik. Satu cara
untuk menyimpan informasi dalam memori jangka pendek adalah memikirkan tentang
informasi itu atau mengungkapkannya berkali-kali. Memori jangka panjang merupakan
bagian dari sistem memori tempat menyimpan informasi untuk periode panjang.
3. Pandangan Tulving
Tulving dalam (Slavin, 2000: 181) membagi memori jangka panjang menjadi
tiga bagian:
a. Memori episodik, yaitu bagian memori jangka panjang yang menyimpan gambaran
dari pengalaman-pangalaman pribadi kita.
b. Memori semantik, yaitu suatu bagian dari memori jangka panjang yang menyimpan
fakta dan pengetahuan umum.
c. Memori prosedural adalah memori yang menyimpan informasi tentang bagaimana
melakukan sesuatu.
4. Pandangan Ausubel
Ausubel mengemukakan bahwa perolehan pengetahuan baru merupakan fungsi
srtuktur kognitif yang telah dimiliki individu. Reigeluth dan Stein (1983) mengatakan
pengetahuan ditata di dalam struktur kognitif secara hirarkhis. Ini berarti pengetahuan
yang lebih umum dan abstrak yang diperoleh lebih dulu oleh individu dapat
mempermudah perolehan pengetahuan baru yang rinci. Proses pengolahan informasi
dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi (encoding), diikuti dengan
penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali
informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrieval). Ingatan terdiri dari
struktur informasi yang terorganisasi dan proses penelusuran bergerak secara hirarkhis,
dari informasi yang paling umum dan inklusif ke informasi yang paling umum dan rinci,
sampai informasi yang diinginkan diperoleh. Teori belajar pemrosesan informasi
mendeskripsikan tindakan belajar merupakan proses internal yang mencakup beberapa
tahapan. Sembilan tahapan dalam peristiwa pembelajaran sebagai cara-cara eksternal
yang berpotensi mendukung proses-proses internal dalam kegiatan belajar adalah:
a. Menarik perhatian
b. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa
c. Merangsang ingatan pada pra syarat belajar
d. Menyajikan bahan peransang
e. Memberikan bimbingan belajar
f. Mendorong unjuk kerja
g. Memberikan balikan informative
h. Menilai unjuk kerja
i. Meningkatkan retensi dan alih belajar
Keunggulan strategi pembelajaran yang berpijak pada teori pemrosesan
informasi:
a. Cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol;
b. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek;
c. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap;
d. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai;
e. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya;
f. Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai irama masing-masing individu;
g. Balikan informativ memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja
yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.
5. Pandangan Zigler dan STevenso
Teori pemrosesan informasi didasarkan atas tiga asumsi umum, pertama pikiran
dipandang sebagai suatu system penyimpanan dan pengembalian informasi. Kedua
individu-individu memproses informasi dari lingkungannya, dan yang ketiga terdapat
keterbatasan pada kapasitas memproses informasi dari seorang individu.
Berdasarkan asumsi itu dapat dipahami bahwa teori pemrosesan informasi lebih
menekankan kepada bagaimana individu memproses informasi tentang dunia mereka,
bagaimana informasi itu masuk kedalam fikiran dan bagaimana informasi disimpan dan
disebarkan dan bagaimana asumsi diambil kembali untuk melaksanakan aktifitas-
aktifitas yang komplek seperti memecahkan masalah dan berfikir. Jadi inti dari
pendekatan pemrosesan informasi adalah proses memori dan proses berfikir. Menurut
pendekatan ini anak didik secara bertahap mengembangkan kapasitan memperoleh
informasi dan secara bertahap pula mereka mereka mendapatkan pengetahuan dan
keahlian yang komplek.
B. DIAGRAM PEMROSESAN INFORMASI
Teori belajar kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur
kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang
dari luar. Aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal berfikir, yakni
proses pengolahan informasi.
Teori belajar yang cocok serta dapat menjawab dua pertanyaan didepan adalah
suatu teori belajar yang oleh Gagne (1988) disebut dengan ‘Information Processing
Learning Theory’. Teori ini merupakan gambaran atau model dari kegiatan di dalam otak
manusia di saat memroses suatu informasi. Karenanya teori belajar tadi disebut juga
‘Information-Processing Model’ oleh Lefrancois atau ‘Model Pemrosesan Informasi’.
Beberapa model telah dikembangkan di antaranya oleh Gagne (1984), Gage dan Berliner
(1988) serta Lefrancois, yang terdiri atas tiga macam ingatan yaitu: sensory memory atau
Memori Inderawi (MI), Memori Jangka Pendek (MJPd) atau short-term/working memory,
serta Memori Jangka Panjang (MJPj) atau long-term memory. Berdasar ketiga model
tersebut dapat dikembangkan diagram pemrosesan informasi berikut ini:
Gambar tersebut menunjukkan informasi diproses dan disimpan dalam tiga tahap.
Menunjukkan titik awal dan akhir dari peristiwa pengolahan informasi. Garis putus-putus
menunjukkan batas antara kognitif internal dan dunia eksternal. Dalam model tersebut
tampak bahwa stimulus fisik seperti cahaya, panas, tekanan udara, ataupun suara ditangkap
oleh seseorang dan disimpan secara cepat di dalam sistem penampungan penginderaan
jangka pendek. Apabila informasi itu diperhatikan, maka informasi itu disampaikan ke
memori jangka pendek dan sistem penampungan memori kerja. Apabila informasi di dalam
kedua penampungan tersebut diulang-ulang atau disandikan, maka dapat dimasukkan ke
dalam memori jangka panjang.
Kebanyakan, peristiwa lupa terjadi karena informasi di dalam memori jangka
pendek tidak pernah ditransfer ke memori jangka panjang. Tapi bisa juga terjadi karena
seseorang kehilangan kemampuannya dalam mengingat informasi yang telah ada di
dalam memori jangka panjang. Bisa juga karena interferensi, yaitu terjadi apabila informasi
bercampur dengan atau tergeser oleh informasi lain.
Ada dua bentuk pelancaran dalam membangkitkan ingatan, yaitu:
a. Pelancaran proaktif : Seseorang mengingat informasi sebelumnya apabila informasi
yang baru dipelajari memiliki karakter yang sama.
b. Pelancaran retroaktif : Seseorang mempelajari informasi baru akan memantapkan
ingatan informasi yang telah dipelajari.
Memori Inderawi (MI)
Sebagaimana terlihat pada diagram di atas, suatu masukan/informasi yang terdapat
pada stimulus atau rangsangan dari luar akan diterima manusia melalui panca inderanya.
Informasi tersebut menurut Lefrancois akan tersimpan di dalam ingatan selama tidak lebih
dari satu detik saja. Ingatan tersebut akan hilang lagi tanpa disadari dan akan diganti dengan
informasi lainnya. Ingatan sekilas atau sekelebat yang didapat melalui panca indera ini
biasanya disebut ’sensory memory’ atau ‘ingatan inderawi’.
Berdasar pada apa yang dipaparkan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa, seperti
yang telah sering dialami para guru, pesan atau keterangan yang disampaikan seorang guru
dapat hilang seluruhnya dari ingatan para siswa jika pesan atau keterangan tersebut
terkategori sebagai ingatan inderawi. Alasannya, seperti sudah dipaparkan tadi, Ingatan
Inderawi hanya dapat bertahan di dalam pikiran manusia selama tidak lebih dari satu detik
saja. Pertanyaan penting yang dapat dimunculkan adalah: ‘Bagaimana caranya agar
informasi atas keterangan seorang guru tidak akan hilang begitu saja dari ingatan siswa?’
Pertama, orang biasanya memperhatikan rangsangan jika rangsangan tersebut
mengandung sesuatu yang menarik perhatian, maka sebagai guru kita mungkin membuat
respon yang terorientasi jika rangsangan dihadirkan.
Kedua, orang lebih memperhatikan jika rangsangan melibatkan pola yang dikenal.
Sejauh ini kita memancing pikiran siswa lebih dulu sebelum kita memulai presentasi. Kita
dapat mengambil keuntungan dari prinsip ini.
Memori Jangka Pendek (MJPd)
Suatu informasi baru yang mendapat perhatian siswa, tentunya akan berbeda dari
informasi yang tidak mendapatkan perhatian dari mereka. Suatu informasi baru yang
mendapat perhatian seorang siswa lalu terkategori sebagai MJPd sebagaimana dinyatakan
Gage dan Berliner (1988, p.285) berikut: “When we pay attention to a stimulus, the
informations represented by that stimulus goes into short-term memory or working
memory.” Jelaslah bahwa MJPd adalah setiap Ingatan Inderawi yang stimulusnya mendapat
perhatian dari seseorang. Dengan kata lain, MJPd tidak akan terbentuk di dalam otak siswa
tanpa adanya perhatian dari siswa terhadap informasi tersebut. MJPd ini menurut Lefrancois
dapat bertahan relatif jauh lebih lama lagi, yaitu sekitar 20 detik. Sebagai akibatnya,
pengetahuan tentang perbedaan antara kedua ingatan ini lalu menjadi sangat penting untuk
diketahui para guru dan diharapkan akan dapat dimanfaatkan selama proses pembelajaran
di kelasnya.
Sekali lagi, perhatian para siswa terhadap informasi atau masukan dari para guru
akan sangat menentukan diterima tidaknya suatu informasi yang disampaikan para guru
tersebut. Karenanya, untuk menarik perhatian para siswa terhadap bahan yang disajikan, di
samping selalu memotivasi siswanya, seorang guru pada saat yang tepat sudah seharusnya
mengucapkan kalimat seperti: “Anak-anak, bagian ini sangat penting.” Tidak hanya itu, aksi
diam seorang guru ketika siswanya ribut, mencatat hal dan contoh penting di papan tulis,
memberi kotak ataupun garis bawah dengan kapur warna untuk materi essensial,
menyesuaikan intonasi suara dengan materi, memukul rotan ke meja, sampai menjewer
telinga merupakan usaha-usaha yang patut dihargai dari seorang guru selama proses
pembelajaran untuk menarik perhatian siswanya. Namun hal yang lebih penting lagi adalah
bagaimana menumbuhkan kemauan dan motivasi dari dalam diri siswa sendiri, sehingga
para siswa akan mau belajar dan memperhatikan para gurunya selama proses pembelajaran
sedang berlangsung.
Memori Jangka Panjang (MJPJ)
Mengapa Ibukota Indonesia jauh lebih mudah diingat daripada Ibukota Negeria?
Untuk menjawabnya, perlu disadari adanya suatu kenyataan bahwa Jakarta jauh lebih sering
disebut dan didengar namanya daripada Lagos; misalnya dari buku, pembicaraan, televisi,
ataupun koran. Karenanya, Jakarta sebagai Ibukota Indonesia kemungkinan besar sudah
tersimpan di dalam MJPJ. Informasi yang sudah tersimpan di dalam MJPJ ini sulit untuk
hilang, sehingga Jakarta dapat diingat dengan mudah. Jelaslah bahwa MJPJ adalah MJP
yang mendapat pengulangan. Kata lainnya MJPJ tidak akan terbentuk tanpa adanya
pengulangan. Dapatlah disimpulkan sekarang bahwa pengulangan merupakan kata kunci
dalam proses pembelajaran. Karenanya, latihan selama di kelas atau di rumah merupakan
kata kunci yang akan sangat menentukan keberhasilan atau ketidakberhasilan suatu
pengetahuan yang diingat dalam jangka waktu yang lama. Itulah sebabnya, ada guru
berpengalaman yang menyatakan kepada siswanya bahwa akan jauh lebih baik untuk belajar
6 × 10 menit daripada 1 × 60 menit. Selain pengulangan atau latihan, beberapa hal penting
yang harus diperhatikan Bapak dan Ibu Guru agar suatu pengetahuan dapat diingat siswa
dengan mudah adalah:
a. Sesuatu yang sudah dipahami akan lebih mudah diingat siswa dari pada sesuatu yang
tidak dipahaminya. Contohnya, proses untuk mengingat bilangan 17.081.945 akan jauh
lebih mudah daripada proses mengingat bilangan 51.408.791 karena bilangan pertama
sudah dikenal para siswa, apalagi jika dikaitkan dengan hari kemerdekaan RI pada 17
Agustus 1945 yang dapat ditulis menjadi 17–08–1945.
b. Hal-hal yang sudah terorganisir dengan baik akan jauh lebih mudah diingat siswa
daripada hal-hal yang belum terorganisir. Contohnya, mengingat susunan bilangan 4, 49,
1, 16, 9, 36, dan 25 akan jauh lebih sulit daripada mengingat bilangan berikut yang sudah
terorganisir dengan baik: 1, 4, 9, 16, 25, 36, dan 49.
c. Sesuatu yang menarik perhatian siswa akan lebih mudah diingat daripada sesuatu yang
tidak menarik hatinya. Acara televisi yang menarik perhatian para siswa akan
memungkinkan para siswa untuk duduk berjam-jam di depan TV dan jalan ceriteranya
akan mampu mereka ingat dengan mudah. Namun hal yang sebaliknya akan terjadi juga,
yaitu suatu proses pembelajaran yang tidak menarik perhatian mereka dapat menjadi
beban bagi siswa dan tentunya juga bagi para guru.
Pertanyaan :
1. Mengapa diperlukan suatu proses pengolahan informasi ?
Karena pemrosesan informasi merupakan tahapan dalam belajar. Seseorang dapat
dikatakan telah belajar jika dia dapat memproses informasi yang ia dapat dan dapat
menggunakan informasi tersebut dalam pemecahan suatu masalah. Bukan hanya menghafal
infprmasi yang ia dapat dan mengeluarkan sesuai kalimat-kalimat yang dia dapat (informasi
yang ia dapat). Diperlukannya pengolahan informasi agar ia dapat mengingat informasi-
informasin yang ia dapat. Dalam pengolahan informasi diperlukan proses mengolah dari
memori jangka pendek ke informasi ke jangka panjang karena dengan mengolah informasi dari
jangka pendek ke jangka panjang agar saat ada permasalahan yang dapat diselesaikan dengan
informasi yang pernah di dapat dahulu ia akan dengan cepat dapat menyampaikan informasi
dalam pemecahan masalah tersebut. Jika tidak dilakukan pengolahan informasi secara
sempurna contoh hanya sebatas di memori jangka pendek kebanyakan informasi yang ia dapat,
ia akan dapat lupa saat ada permasalahan yang sama muncul kembali. Dalam memori jangka
panjang adalah suatu informasi yang di ingat karena ia merasa senang dengan informasi yang
ia dapat di dalam memori jangka pendek maka dapat dilakukan dengan cara pengulangan
informasi yang di dapat.

More Related Content

What's hot

Pemrosesan Informasi dalam Belajar
Pemrosesan Informasi dalam BelajarPemrosesan Informasi dalam Belajar
Pemrosesan Informasi dalam BelajarLutfi Koto
 
Teori Belajar Pavlov PPT
Teori Belajar Pavlov PPTTeori Belajar Pavlov PPT
Teori Belajar Pavlov PPTFaridatul Lail
 
Perkembangan Peserta Didik serta Hubungannya dengan Proses Pembelajaran
Perkembangan Peserta Didik serta Hubungannya dengan Proses PembelajaranPerkembangan Peserta Didik serta Hubungannya dengan Proses Pembelajaran
Perkembangan Peserta Didik serta Hubungannya dengan Proses PembelajaranLutfi Koto
 
Makalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialMakalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialistiyuliawati
 
Makalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisaMakalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisapsepti22
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Fandi Fandi
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKTatimatus Solihah
 
Teori Albert Bandura
Teori Albert BanduraTeori Albert Bandura
Teori Albert BanduraAlbert Aris
 
Perkembangan Sosial
Perkembangan SosialPerkembangan Sosial
Perkembangan SosialMuhamad Yogi
 
Karakteristik Sosok Manusia Ideal
Karakteristik Sosok Manusia IdealKarakteristik Sosok Manusia Ideal
Karakteristik Sosok Manusia IdealYuni Ratnasari
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuPutriAgilya
 
Psikologi Kognitif Memory
Psikologi Kognitif MemoryPsikologi Kognitif Memory
Psikologi Kognitif MemoryKen Ayu Mutia
 
Konsep, term dan definisi
Konsep, term dan definisiKonsep, term dan definisi
Konsep, term dan definisiSwig WuNafik
 
Pengertian/Konsep/Term Logika
Pengertian/Konsep/Term LogikaPengertian/Konsep/Term Logika
Pengertian/Konsep/Term LogikaSiti Hardiyanti
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialDiana Amelia Bagti
 
Psikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndikePsikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndikeHilmawanAan
 
Psikologi Komunikasi: Sensasi dan Persepsi
Psikologi Komunikasi: Sensasi dan PersepsiPsikologi Komunikasi: Sensasi dan Persepsi
Psikologi Komunikasi: Sensasi dan PersepsiSeta Wicaksana
 

What's hot (20)

Pemrosesan Informasi dalam Belajar
Pemrosesan Informasi dalam BelajarPemrosesan Informasi dalam Belajar
Pemrosesan Informasi dalam Belajar
 
Teori Belajar Pavlov PPT
Teori Belajar Pavlov PPTTeori Belajar Pavlov PPT
Teori Belajar Pavlov PPT
 
Perkembangan Peserta Didik serta Hubungannya dengan Proses Pembelajaran
Perkembangan Peserta Didik serta Hubungannya dengan Proses PembelajaranPerkembangan Peserta Didik serta Hubungannya dengan Proses Pembelajaran
Perkembangan Peserta Didik serta Hubungannya dengan Proses Pembelajaran
 
Makalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialMakalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosial
 
Makalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisaMakalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisa
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1
 
PPT ATRIBUSI SOSIAL
PPT ATRIBUSI SOSIALPPT ATRIBUSI SOSIAL
PPT ATRIBUSI SOSIAL
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 
Teori Albert Bandura
Teori Albert BanduraTeori Albert Bandura
Teori Albert Bandura
 
Perkembangan Sosial
Perkembangan SosialPerkembangan Sosial
Perkembangan Sosial
 
Karakteristik Sosok Manusia Ideal
Karakteristik Sosok Manusia IdealKarakteristik Sosok Manusia Ideal
Karakteristik Sosok Manusia Ideal
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Psikologi Kognitif Memory
Psikologi Kognitif MemoryPsikologi Kognitif Memory
Psikologi Kognitif Memory
 
Persepsi Sosial
Persepsi SosialPersepsi Sosial
Persepsi Sosial
 
Konsep, term dan definisi
Konsep, term dan definisiKonsep, term dan definisi
Konsep, term dan definisi
 
Pengertian/Konsep/Term Logika
Pengertian/Konsep/Term LogikaPengertian/Konsep/Term Logika
Pengertian/Konsep/Term Logika
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
 
Psikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndikePsikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndike
 
Psikologi Komunikasi: Sensasi dan Persepsi
Psikologi Komunikasi: Sensasi dan PersepsiPsikologi Komunikasi: Sensasi dan Persepsi
Psikologi Komunikasi: Sensasi dan Persepsi
 
Studi kasus peserta didik
Studi kasus peserta didikStudi kasus peserta didik
Studi kasus peserta didik
 

Viewers also liked

Viewers also liked (8)

Pengelolaan kelas..
Pengelolaan kelas..Pengelolaan kelas..
Pengelolaan kelas..
 
pengelolaan kelas
pengelolaan kelaspengelolaan kelas
pengelolaan kelas
 
Power point kelas 7 (perilaku terpuji)
Power point kelas 7 (perilaku terpuji)Power point kelas 7 (perilaku terpuji)
Power point kelas 7 (perilaku terpuji)
 
pengertian pengelolaan kelas
pengertian pengelolaan kelaspengertian pengelolaan kelas
pengertian pengelolaan kelas
 
Definisi pengelolaan kelas
Definisi pengelolaan kelasDefinisi pengelolaan kelas
Definisi pengelolaan kelas
 
Pengelolaan Kelas
Pengelolaan KelasPengelolaan Kelas
Pengelolaan Kelas
 
PENGELOLAAN KELAS
PENGELOLAAN KELASPENGELOLAAN KELAS
PENGELOLAAN KELAS
 
Pengelolaan Kelas
Pengelolaan KelasPengelolaan Kelas
Pengelolaan Kelas
 

Similar to Teori proses pengolahan informasi

Makalah teori belajar pemrosesan informasi
Makalah teori belajar pemrosesan informasiMakalah teori belajar pemrosesan informasi
Makalah teori belajar pemrosesan informasiGoest Gara
 
Makalah Pengorganisasian Informasi Pengetahuan Dalam Ingatan Manusia
Makalah Pengorganisasian Informasi Pengetahuan Dalam Ingatan ManusiaMakalah Pengorganisasian Informasi Pengetahuan Dalam Ingatan Manusia
Makalah Pengorganisasian Informasi Pengetahuan Dalam Ingatan ManusiaErni Susanti
 
Pendekatan Pemrosesan Informasi FIX.docx
Pendekatan Pemrosesan Informasi FIX.docxPendekatan Pemrosesan Informasi FIX.docx
Pendekatan Pemrosesan Informasi FIX.docxFerihana
 
Tugas Modul 3 Aplikasi Pembelajaran dan Teori Pembelajaran
Tugas Modul 3 Aplikasi Pembelajaran dan Teori PembelajaranTugas Modul 3 Aplikasi Pembelajaran dan Teori Pembelajaran
Tugas Modul 3 Aplikasi Pembelajaran dan Teori PembelajaranRosmalia Eva
 
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI REVISI.pptx
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI REVISI.pptxPENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI REVISI.pptx
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI REVISI.pptxFerihana
 
Tugas akhir m3_medisatria
Tugas akhir m3_medisatriaTugas akhir m3_medisatria
Tugas akhir m3_medisatriamedimedi6
 
2.3 ingatan dan lupaan
2.3 ingatan dan lupaan2.3 ingatan dan lupaan
2.3 ingatan dan lupaanFarah Husna
 
Makalah proses belajar
Makalah proses belajarMakalah proses belajar
Makalah proses belajarazmah fikriyah
 
Belajar Teori Belajar.docx
Belajar Teori Belajar.docxBelajar Teori Belajar.docx
Belajar Teori Belajar.docxSandyaSarr
 
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASIPENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASIHusna Sholihah
 
Teori Kognitif dan Teori Tulving
Teori Kognitif dan Teori TulvingTeori Kognitif dan Teori Tulving
Teori Kognitif dan Teori TulvingRamendra Ananda
 
model pemprosesan maklumat
model pemprosesan maklumatmodel pemprosesan maklumat
model pemprosesan maklumatKhasim Din
 
BAGAIMANA MANUSIA MENYIMPAN INFORMASI
BAGAIMANA MANUSIA MENYIMPAN INFORMASIBAGAIMANA MANUSIA MENYIMPAN INFORMASI
BAGAIMANA MANUSIA MENYIMPAN INFORMASISiti Maulidah
 
Bagaimana Manusia Menyimpan Informasi
Bagaimana Manusia Menyimpan InformasiBagaimana Manusia Menyimpan Informasi
Bagaimana Manusia Menyimpan InformasiAndhi Pratama
 
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan Konstruktivisme
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan KonstruktivismeTeori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan Konstruktivisme
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan KonstruktivismePratiwiKartikaSari
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifsalamoon
 

Similar to Teori proses pengolahan informasi (20)

Makalah teori belajar pemrosesan informasi
Makalah teori belajar pemrosesan informasiMakalah teori belajar pemrosesan informasi
Makalah teori belajar pemrosesan informasi
 
Makalah Pengorganisasian Informasi Pengetahuan Dalam Ingatan Manusia
Makalah Pengorganisasian Informasi Pengetahuan Dalam Ingatan ManusiaMakalah Pengorganisasian Informasi Pengetahuan Dalam Ingatan Manusia
Makalah Pengorganisasian Informasi Pengetahuan Dalam Ingatan Manusia
 
Pendekatan Pemrosesan Informasi FIX.docx
Pendekatan Pemrosesan Informasi FIX.docxPendekatan Pemrosesan Informasi FIX.docx
Pendekatan Pemrosesan Informasi FIX.docx
 
Tugas Modul 3 Aplikasi Pembelajaran dan Teori Pembelajaran
Tugas Modul 3 Aplikasi Pembelajaran dan Teori PembelajaranTugas Modul 3 Aplikasi Pembelajaran dan Teori Pembelajaran
Tugas Modul 3 Aplikasi Pembelajaran dan Teori Pembelajaran
 
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI REVISI.pptx
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI REVISI.pptxPENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI REVISI.pptx
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI REVISI.pptx
 
Tugas modul 3
Tugas modul 3Tugas modul 3
Tugas modul 3
 
Tugas akhir m3_medisatria
Tugas akhir m3_medisatriaTugas akhir m3_medisatria
Tugas akhir m3_medisatria
 
2.3 ingatan dan lupaan
2.3 ingatan dan lupaan2.3 ingatan dan lupaan
2.3 ingatan dan lupaan
 
Makalah proses belajar
Makalah proses belajarMakalah proses belajar
Makalah proses belajar
 
Pendekatan Kognitif Sosial Untuk Pembelajaran
Pendekatan Kognitif Sosial Untuk PembelajaranPendekatan Kognitif Sosial Untuk Pembelajaran
Pendekatan Kognitif Sosial Untuk Pembelajaran
 
Belajar Teori Belajar.docx
Belajar Teori Belajar.docxBelajar Teori Belajar.docx
Belajar Teori Belajar.docx
 
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASIPENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI
 
Teori Kognitif dan Teori Tulving
Teori Kognitif dan Teori TulvingTeori Kognitif dan Teori Tulving
Teori Kognitif dan Teori Tulving
 
model pemprosesan maklumat
model pemprosesan maklumatmodel pemprosesan maklumat
model pemprosesan maklumat
 
BAGAIMANA MANUSIA MENYIMPAN INFORMASI
BAGAIMANA MANUSIA MENYIMPAN INFORMASIBAGAIMANA MANUSIA MENYIMPAN INFORMASI
BAGAIMANA MANUSIA MENYIMPAN INFORMASI
 
Bagaimana Manusia Menyimpan Informasi
Bagaimana Manusia Menyimpan InformasiBagaimana Manusia Menyimpan Informasi
Bagaimana Manusia Menyimpan Informasi
 
Teori Pembelajaran Kognitif
Teori Pembelajaran Kognitif Teori Pembelajaran Kognitif
Teori Pembelajaran Kognitif
 
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan Konstruktivisme
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan KonstruktivismeTeori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan Konstruktivisme
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan Konstruktivisme
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitif
 
Resume 7
Resume 7Resume 7
Resume 7
 

Recently uploaded

sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdfsistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdfMarisaRintania
 
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptxPengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptxIPutuSuwitra1
 
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfindigobig
 
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaErvina Puspita
 
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi sterilPenetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steriljoey552517
 
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.tency1
 
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisikaKuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisikajoey552517
 
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptxppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptxfais1231
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIariwidiyani3
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdfMutiaraArafah2
 
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptx
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptxminiproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptx
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptxfais1231
 
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptxMODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx12MIPA3NurulKartikaS
 
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptxkup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptxINDIRAARUNDINASARISA
 

Recently uploaded (13)

sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdfsistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
 
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptxPengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
 
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
 
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
 
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi sterilPenetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steril
 
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
 
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisikaKuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
 
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptxppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
 
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptx
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptxminiproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptx
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptx
 
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptxMODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
 
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptxkup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
 

Teori proses pengolahan informasi

  • 1. “TEORI PENGOLAHAN INFORMASI” ARTIKEL OLEH : MUHAMMAD AINAL YAQIN 140351605619 A. PENGERTIAN TEORI PROSES PENGOLAHAN INFORMASI MENURUT PARA TOKOH 1. Pandangan Robert M Gagne Menurut Robert M Gagne, belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi. Robert M. Gagne adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan Amerika yang terkenal dengan penemuannya berupa condition of learning. Teori informasi psikologi muncul dari temuan dan modifikasi dari teori matematika, yang disusun oleh para peneliti untuk menilai dan meninngkatkan pengiriman pesan. Pembelajaran di kelas merupakan teori proses informasi yang berkaitan secara langsung dengan proses kognitif. Teori informasi memberikan perspektif baru pada pengolahan pembelajaran yang akan menghasilkan belajar yang efektif. Dalam teori pengolahan informasi terdapat persepsi, pengkodean, dan penyimpanan di dalam memori jangka panjang. Teori ini mengajarkan kepada siswa siasat untuk memecahkan masalah. Edgar Dale dan James Finn merupakan dua tokoh yang berjasa dalam pengembangan Teknologi Pembelajaran Modern. Edgar Dale mengemukakan tentang Kerucut Pengalaman (Cone of Experience). Kolaborasi Robert Gagne dengan Leslie Briggs telah menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem yang membuat konsep desain pembelajaran menjadi semakin hidup. Robert Gagne merupakan salah satu tokoh pencetus teori ini. Teori ini memandang bahwa belajar adalah proses memperoleh informasi, mengolah informasi, menyimpan informasi, serta mengingat kembali informasi yang dikontrol oleh otak. Asumsi yang mendasari teori pemrosesan informasi Robert M Gagne adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara kondisi- kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan
  • 2. dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase, yaitu: a. motivasi; b. pemahaman; c. pemerolehan; d. penyimpanan; e. ingatan kembali; f. generalisasi; g. perlakuan; h. umpan balik. 2. Pandangan Slavin Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera. Komponen pertama dari sistem memori yang dijumpai oleh informasi yang masuk adalah registrasi penginderaan. Registrasi penginderaan menerima sejumlah besar informasi dari indera dan menyimpannya dalam waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari dua detik. Bila tidak terjadi suatu proses terhadap informasi yang disimpan dalam register penginderaan, maka dengan cepat informasi itu akan hilang. Keberadaan register penginderaan mempunyai dua implikasi penting dalam pendidikan. Pertama, orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu harus diingat. Kedua, seseorang memerlukan waktu untuk membawa semua informasi yang dilihat dalam waktu singkat masuk ke dalam kesadaran, (Slavin, 2000: 176). Interpretasi seseorang terhadap rangsangan dikatakan sebagai persepsi. Persepsi dari stimulus tidak langsung seperti penerimaan stimulus, karena persepsi dipengaruhi status mental, pengalaman masa lalu, pengetahuan, motivasi, dan banyak faktor lain. Informasi yang dipersepsi seseorang dan mendapat perhatian, akan ditransfer ke komponen kedua dari sistem memori, yaitu memori jangka pendek. Memori jangka pendek adalah sistem penyimpanan informasi dalam jumlah terbatas hanya dalam beberapa detik. Satu cara
  • 3. untuk menyimpan informasi dalam memori jangka pendek adalah memikirkan tentang informasi itu atau mengungkapkannya berkali-kali. Memori jangka panjang merupakan bagian dari sistem memori tempat menyimpan informasi untuk periode panjang. 3. Pandangan Tulving Tulving dalam (Slavin, 2000: 181) membagi memori jangka panjang menjadi tiga bagian: a. Memori episodik, yaitu bagian memori jangka panjang yang menyimpan gambaran dari pengalaman-pangalaman pribadi kita. b. Memori semantik, yaitu suatu bagian dari memori jangka panjang yang menyimpan fakta dan pengetahuan umum. c. Memori prosedural adalah memori yang menyimpan informasi tentang bagaimana melakukan sesuatu. 4. Pandangan Ausubel Ausubel mengemukakan bahwa perolehan pengetahuan baru merupakan fungsi srtuktur kognitif yang telah dimiliki individu. Reigeluth dan Stein (1983) mengatakan pengetahuan ditata di dalam struktur kognitif secara hirarkhis. Ini berarti pengetahuan yang lebih umum dan abstrak yang diperoleh lebih dulu oleh individu dapat mempermudah perolehan pengetahuan baru yang rinci. Proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrieval). Ingatan terdiri dari struktur informasi yang terorganisasi dan proses penelusuran bergerak secara hirarkhis, dari informasi yang paling umum dan inklusif ke informasi yang paling umum dan rinci, sampai informasi yang diinginkan diperoleh. Teori belajar pemrosesan informasi mendeskripsikan tindakan belajar merupakan proses internal yang mencakup beberapa tahapan. Sembilan tahapan dalam peristiwa pembelajaran sebagai cara-cara eksternal yang berpotensi mendukung proses-proses internal dalam kegiatan belajar adalah: a. Menarik perhatian b. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa c. Merangsang ingatan pada pra syarat belajar d. Menyajikan bahan peransang e. Memberikan bimbingan belajar f. Mendorong unjuk kerja
  • 4. g. Memberikan balikan informative h. Menilai unjuk kerja i. Meningkatkan retensi dan alih belajar Keunggulan strategi pembelajaran yang berpijak pada teori pemrosesan informasi: a. Cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol; b. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek; c. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap; d. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai; e. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya; f. Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai irama masing-masing individu; g. Balikan informativ memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan. 5. Pandangan Zigler dan STevenso Teori pemrosesan informasi didasarkan atas tiga asumsi umum, pertama pikiran dipandang sebagai suatu system penyimpanan dan pengembalian informasi. Kedua individu-individu memproses informasi dari lingkungannya, dan yang ketiga terdapat keterbatasan pada kapasitas memproses informasi dari seorang individu. Berdasarkan asumsi itu dapat dipahami bahwa teori pemrosesan informasi lebih menekankan kepada bagaimana individu memproses informasi tentang dunia mereka, bagaimana informasi itu masuk kedalam fikiran dan bagaimana informasi disimpan dan disebarkan dan bagaimana asumsi diambil kembali untuk melaksanakan aktifitas- aktifitas yang komplek seperti memecahkan masalah dan berfikir. Jadi inti dari pendekatan pemrosesan informasi adalah proses memori dan proses berfikir. Menurut pendekatan ini anak didik secara bertahap mengembangkan kapasitan memperoleh informasi dan secara bertahap pula mereka mereka mendapatkan pengetahuan dan keahlian yang komplek. B. DIAGRAM PEMROSESAN INFORMASI Teori belajar kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal berfikir, yakni proses pengolahan informasi. Teori belajar yang cocok serta dapat menjawab dua pertanyaan didepan adalah suatu teori belajar yang oleh Gagne (1988) disebut dengan ‘Information Processing
  • 5. Learning Theory’. Teori ini merupakan gambaran atau model dari kegiatan di dalam otak manusia di saat memroses suatu informasi. Karenanya teori belajar tadi disebut juga ‘Information-Processing Model’ oleh Lefrancois atau ‘Model Pemrosesan Informasi’. Beberapa model telah dikembangkan di antaranya oleh Gagne (1984), Gage dan Berliner (1988) serta Lefrancois, yang terdiri atas tiga macam ingatan yaitu: sensory memory atau Memori Inderawi (MI), Memori Jangka Pendek (MJPd) atau short-term/working memory, serta Memori Jangka Panjang (MJPj) atau long-term memory. Berdasar ketiga model tersebut dapat dikembangkan diagram pemrosesan informasi berikut ini: Gambar tersebut menunjukkan informasi diproses dan disimpan dalam tiga tahap. Menunjukkan titik awal dan akhir dari peristiwa pengolahan informasi. Garis putus-putus menunjukkan batas antara kognitif internal dan dunia eksternal. Dalam model tersebut tampak bahwa stimulus fisik seperti cahaya, panas, tekanan udara, ataupun suara ditangkap oleh seseorang dan disimpan secara cepat di dalam sistem penampungan penginderaan jangka pendek. Apabila informasi itu diperhatikan, maka informasi itu disampaikan ke memori jangka pendek dan sistem penampungan memori kerja. Apabila informasi di dalam kedua penampungan tersebut diulang-ulang atau disandikan, maka dapat dimasukkan ke dalam memori jangka panjang. Kebanyakan, peristiwa lupa terjadi karena informasi di dalam memori jangka pendek tidak pernah ditransfer ke memori jangka panjang. Tapi bisa juga terjadi karena seseorang kehilangan kemampuannya dalam mengingat informasi yang telah ada di dalam memori jangka panjang. Bisa juga karena interferensi, yaitu terjadi apabila informasi bercampur dengan atau tergeser oleh informasi lain. Ada dua bentuk pelancaran dalam membangkitkan ingatan, yaitu: a. Pelancaran proaktif : Seseorang mengingat informasi sebelumnya apabila informasi yang baru dipelajari memiliki karakter yang sama.
  • 6. b. Pelancaran retroaktif : Seseorang mempelajari informasi baru akan memantapkan ingatan informasi yang telah dipelajari. Memori Inderawi (MI) Sebagaimana terlihat pada diagram di atas, suatu masukan/informasi yang terdapat pada stimulus atau rangsangan dari luar akan diterima manusia melalui panca inderanya. Informasi tersebut menurut Lefrancois akan tersimpan di dalam ingatan selama tidak lebih dari satu detik saja. Ingatan tersebut akan hilang lagi tanpa disadari dan akan diganti dengan informasi lainnya. Ingatan sekilas atau sekelebat yang didapat melalui panca indera ini biasanya disebut ’sensory memory’ atau ‘ingatan inderawi’. Berdasar pada apa yang dipaparkan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa, seperti yang telah sering dialami para guru, pesan atau keterangan yang disampaikan seorang guru dapat hilang seluruhnya dari ingatan para siswa jika pesan atau keterangan tersebut terkategori sebagai ingatan inderawi. Alasannya, seperti sudah dipaparkan tadi, Ingatan Inderawi hanya dapat bertahan di dalam pikiran manusia selama tidak lebih dari satu detik saja. Pertanyaan penting yang dapat dimunculkan adalah: ‘Bagaimana caranya agar informasi atas keterangan seorang guru tidak akan hilang begitu saja dari ingatan siswa?’ Pertama, orang biasanya memperhatikan rangsangan jika rangsangan tersebut mengandung sesuatu yang menarik perhatian, maka sebagai guru kita mungkin membuat respon yang terorientasi jika rangsangan dihadirkan. Kedua, orang lebih memperhatikan jika rangsangan melibatkan pola yang dikenal. Sejauh ini kita memancing pikiran siswa lebih dulu sebelum kita memulai presentasi. Kita dapat mengambil keuntungan dari prinsip ini. Memori Jangka Pendek (MJPd) Suatu informasi baru yang mendapat perhatian siswa, tentunya akan berbeda dari informasi yang tidak mendapatkan perhatian dari mereka. Suatu informasi baru yang mendapat perhatian seorang siswa lalu terkategori sebagai MJPd sebagaimana dinyatakan Gage dan Berliner (1988, p.285) berikut: “When we pay attention to a stimulus, the informations represented by that stimulus goes into short-term memory or working memory.” Jelaslah bahwa MJPd adalah setiap Ingatan Inderawi yang stimulusnya mendapat perhatian dari seseorang. Dengan kata lain, MJPd tidak akan terbentuk di dalam otak siswa tanpa adanya perhatian dari siswa terhadap informasi tersebut. MJPd ini menurut Lefrancois dapat bertahan relatif jauh lebih lama lagi, yaitu sekitar 20 detik. Sebagai akibatnya, pengetahuan tentang perbedaan antara kedua ingatan ini lalu menjadi sangat penting untuk
  • 7. diketahui para guru dan diharapkan akan dapat dimanfaatkan selama proses pembelajaran di kelasnya. Sekali lagi, perhatian para siswa terhadap informasi atau masukan dari para guru akan sangat menentukan diterima tidaknya suatu informasi yang disampaikan para guru tersebut. Karenanya, untuk menarik perhatian para siswa terhadap bahan yang disajikan, di samping selalu memotivasi siswanya, seorang guru pada saat yang tepat sudah seharusnya mengucapkan kalimat seperti: “Anak-anak, bagian ini sangat penting.” Tidak hanya itu, aksi diam seorang guru ketika siswanya ribut, mencatat hal dan contoh penting di papan tulis, memberi kotak ataupun garis bawah dengan kapur warna untuk materi essensial, menyesuaikan intonasi suara dengan materi, memukul rotan ke meja, sampai menjewer telinga merupakan usaha-usaha yang patut dihargai dari seorang guru selama proses pembelajaran untuk menarik perhatian siswanya. Namun hal yang lebih penting lagi adalah bagaimana menumbuhkan kemauan dan motivasi dari dalam diri siswa sendiri, sehingga para siswa akan mau belajar dan memperhatikan para gurunya selama proses pembelajaran sedang berlangsung. Memori Jangka Panjang (MJPJ) Mengapa Ibukota Indonesia jauh lebih mudah diingat daripada Ibukota Negeria? Untuk menjawabnya, perlu disadari adanya suatu kenyataan bahwa Jakarta jauh lebih sering disebut dan didengar namanya daripada Lagos; misalnya dari buku, pembicaraan, televisi, ataupun koran. Karenanya, Jakarta sebagai Ibukota Indonesia kemungkinan besar sudah tersimpan di dalam MJPJ. Informasi yang sudah tersimpan di dalam MJPJ ini sulit untuk hilang, sehingga Jakarta dapat diingat dengan mudah. Jelaslah bahwa MJPJ adalah MJP yang mendapat pengulangan. Kata lainnya MJPJ tidak akan terbentuk tanpa adanya pengulangan. Dapatlah disimpulkan sekarang bahwa pengulangan merupakan kata kunci dalam proses pembelajaran. Karenanya, latihan selama di kelas atau di rumah merupakan kata kunci yang akan sangat menentukan keberhasilan atau ketidakberhasilan suatu pengetahuan yang diingat dalam jangka waktu yang lama. Itulah sebabnya, ada guru berpengalaman yang menyatakan kepada siswanya bahwa akan jauh lebih baik untuk belajar 6 × 10 menit daripada 1 × 60 menit. Selain pengulangan atau latihan, beberapa hal penting yang harus diperhatikan Bapak dan Ibu Guru agar suatu pengetahuan dapat diingat siswa dengan mudah adalah: a. Sesuatu yang sudah dipahami akan lebih mudah diingat siswa dari pada sesuatu yang tidak dipahaminya. Contohnya, proses untuk mengingat bilangan 17.081.945 akan jauh lebih mudah daripada proses mengingat bilangan 51.408.791 karena bilangan pertama
  • 8. sudah dikenal para siswa, apalagi jika dikaitkan dengan hari kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 yang dapat ditulis menjadi 17–08–1945. b. Hal-hal yang sudah terorganisir dengan baik akan jauh lebih mudah diingat siswa daripada hal-hal yang belum terorganisir. Contohnya, mengingat susunan bilangan 4, 49, 1, 16, 9, 36, dan 25 akan jauh lebih sulit daripada mengingat bilangan berikut yang sudah terorganisir dengan baik: 1, 4, 9, 16, 25, 36, dan 49. c. Sesuatu yang menarik perhatian siswa akan lebih mudah diingat daripada sesuatu yang tidak menarik hatinya. Acara televisi yang menarik perhatian para siswa akan memungkinkan para siswa untuk duduk berjam-jam di depan TV dan jalan ceriteranya akan mampu mereka ingat dengan mudah. Namun hal yang sebaliknya akan terjadi juga, yaitu suatu proses pembelajaran yang tidak menarik perhatian mereka dapat menjadi beban bagi siswa dan tentunya juga bagi para guru.
  • 9. Pertanyaan : 1. Mengapa diperlukan suatu proses pengolahan informasi ? Karena pemrosesan informasi merupakan tahapan dalam belajar. Seseorang dapat dikatakan telah belajar jika dia dapat memproses informasi yang ia dapat dan dapat menggunakan informasi tersebut dalam pemecahan suatu masalah. Bukan hanya menghafal infprmasi yang ia dapat dan mengeluarkan sesuai kalimat-kalimat yang dia dapat (informasi yang ia dapat). Diperlukannya pengolahan informasi agar ia dapat mengingat informasi- informasin yang ia dapat. Dalam pengolahan informasi diperlukan proses mengolah dari memori jangka pendek ke informasi ke jangka panjang karena dengan mengolah informasi dari jangka pendek ke jangka panjang agar saat ada permasalahan yang dapat diselesaikan dengan informasi yang pernah di dapat dahulu ia akan dengan cepat dapat menyampaikan informasi dalam pemecahan masalah tersebut. Jika tidak dilakukan pengolahan informasi secara sempurna contoh hanya sebatas di memori jangka pendek kebanyakan informasi yang ia dapat, ia akan dapat lupa saat ada permasalahan yang sama muncul kembali. Dalam memori jangka panjang adalah suatu informasi yang di ingat karena ia merasa senang dengan informasi yang ia dapat di dalam memori jangka pendek maka dapat dilakukan dengan cara pengulangan informasi yang di dapat.