2. SEJARAH HUKUM KEPPLER
Sebuah model alam semesta, dikenalkan oleh Ptolomeus
sekitar 140 Masehi, menyatakan bahwa bumi berada di
pusat alam semesta, dengan matahari bergerak
mengelilingi bumi dalam lintasan yang lebih rumit yang
terdiri dari lingkaran-lingkaran kecil yang dinamakan
Epicycle.
3. Pada 1543 Masehi model ini diganti oleh model Copernicus yang lebih
mudah, dimana matahari diam sedangkan planet-planet termasuk
bumi berputar dalam lingkaran mengelilingi matahari.
Menjelang akhir abad ke 16 , Tycho Brahe mempelajari gerakan planet
dan membuat pengamatan yang dianggap lebih tepat dibandingkan
model-model yang telah ada. Dengan data dari Brahe, Keppler
menemukan bahwa lintasan planet mengelilingi matahari sebenarnya
adalah Elips.
4. Keppler menunjukan bahwa planet tidak bergerak dengan kelajuan konstan tetapi
bergerak lebih cepat ketika dekat dengan matahari dibandingkan bila lebih jauh.
Keppler mengembangkan hubungan matematika yang tepat antara periode planet
dan jarak rata-ratanya dari matahari.
Keppler menyatakan hasilnya dalam tiga hukum empiris tentang gerakan planet.
5. HUKUM 1 KEPPLER “Orbit setiap planet berbentuk elips dengan
matahari berada di salah satu fokusnya”
Hukum pertama keppler ini menentang pernyataan
Nicolaus Copernicus yang menyatakan bahwa orbit
planet berbentuk lingkaran dengan matahari berada di
pusat lingkaran. Dan terbukti dari hasil pengamatan
bahwa orbit elips Kepler dapat
memberikan posisi yang lebih akurat dibandingkan
orbit lingkaran.
6. Gambar di samping menunjukan lintasan elips dari planet
dengan matahari di salah satu titik fokusnya. Titik dimana
planet paling dekat dengan matahari dinamakan
Perihelion, sedangkan titik dimana jarak paling jauh dari
matahari disebut Aphelion. Jarak rata-rata antara planet
dan matahari sama dengan sumbu semimayor.
Orbit bumi memiliki jarak perihelion adalah 91,5
juta mil dan pada aphelion adalah 94,5 juta mil.
Sumbu semimayor sama dengan separo jumlah
jarak-jarak ini yaitu 93 juta mil untuk orbit bumi.
7. Hukum II Kepler
“Setiap planet bergerak sedemikiansehinggasuatugaris khayal yang
ditarik dari matahari ke planet tersebut mencakup daerahdengan luas
yangsamadalamwaktuyangsama.”
Garis DS akan menyapu lurus hingga garis CS,
luasnya sama dengan daerah yang disapu garis AS
hingga BS. Karena bidang kedua sektor adalah
identik, tDS = tAB, Jarak CD lebih pendek dari
jarak AB, sehingga planet di titik CD lebih cepat
dibandingkan planet di titik AB.
Jadi, planet bergerak lebih cepat di titik perihelion
dan bergerak lebih lambat di titik aphelion
8. Hukum III Kepler
"Perioda kuadrat suatu planet berbanding lurus dengan
pangkat tiga jarak rata-ratanya dari Matahari."
9. R
R1M
R2
T1 = Periode revolusi planet 1
T2 = Periode revolusi planet 2
R1 = jarak rata-rata planet 1 ke matahari
R2 = jarak rata-rata planet 2 ke matahari
10. Planet Jarak rata – rata dari
matahari , r
(x 106 km)
Periode , T
(Tahun)
r3/T2
(1024 km3/th2)
Merkurius 57,9 0,241 3,34
Venus 108,2 0,615 3,35
Bumi 149,6 1,0 3,35
Mars 227,9 1,88 3,35
Jupiter 778,3 11,86 3,35
Saturnus 1.427 29,5 3,34
Berikut adalah data planet yang digunakan pada hukum III Keppler
11. Penerapan Hukum Keppler
•Kebenaran hukum kepler bisa dilihat dari kenampakan alam yang ada disekitar kita. Seperti,
supermoon yang membuat bulan seolah-olah lebih besar dari biasanya
•Perbedaan suhu di siang hari, karena perbedaan jarak matahari dengan bumi dari hari ke hari.
•Menentukan massa bumi dengan menggunakan periode Bulan mengelilingi Bumi, atau massa planet
lainnya
•Pada era modern, hukum Kepler digunakan
untuk aproksimasi orbit satelit dan benda-benda yang mengorbit Matahari, yang
semuanya belum ditemukan pada saat Kepler hidup (contoh: planet luar dan
asteroid).
•Terjadinya peristiwa supernova.