Dokumen tersebut membahas implementasi pendidikan karakter melalui layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Konselor sekolah memiliki peran penting sebagai pendidik, perancang program, dan panutan dalam membentuk karakter peserta didik. Layanan dasar, responsif, dukungan sistem, dan bimbingan individual digunakan untuk mengembangkan nilai-nilai karakter seperti religius, jujur, disiplin, kerja keras, dan cinta tanah air.
Pendidikan karakter dalam layanan bimbingan dan konseling
1. Pendidikan Karakter dalam Layanan
Bimbingan dan Konseling
(Mengapa, Apa, dan Bagaimana?)
Oleh : AKHMAD SUDRAJAT
http:// akhmadsudrajat.wordpress.com
Disajikan dalam Kegiatan MGBK Kab. Kuningan
Selasa, 04 Oktober 2010
4. Peradaban manusia telah mengalami kemunduran
sejalan dengan adanya kemunduran karakter generasi
muda kita. Ada 10 aspek degradasi moral yang
melanda suatu negara yang merupakan tanda-tanda
kehancuran suatu bangsa.
1. meningkatnya kekerasan pada remaja
2. penggunaan kata-kata yang memburuk
3. pengaruh peer group (rekan kelompok) yang kuat dalam
tindak kekerasan
4. meningkatnya penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas
5. kaburnya batasan moral baik-buruk,
6. menurunnya etos kerja
7. rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru
8. rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara
9. membudayanya ketidakjujuran
10. adanya saling curiga dan kebencian di antara sesama.
(Thomas Lickona, dalam Suparlan, 2010)
6. Apa Pendidikan itu? Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
(UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS
Pasal 1 Ayat 1)
7. “Karakter adalah nilai-nilai yang
Apa Karakter itu? melandasi perilaku manusia
berdasarkan norma agama,
kebudayaan, hukum/konstitusi, adat
istiadat, dan estetika.”
(Kemendiknas, 2010)
“Karakter adalah cara berpikir dan
berperilaku yang menjadi ciri khas
tiap individu untuk hidup dan
bekerjasama, baik dalam lingkup
keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara. Individu yang berkarakter
baik adalah individu yang bisa
membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan tiap
akibat dari keputusan yang ia buat”
Suyanto, Ph. D . 2010. Urgensi Pendidikan Karakter .
http:// www. mandikasmen.go.id
8. Nilai-Nilai Karakter untuk Siswa
TUHAN Y M E
Nilai-
Nilai-
Nilai
Nilai
Moral
Knowing
DIRI SENDIRI SESAMA
KARAKTER
Nilai-
Nilai-
Moral Moral Nilai
Nilai
Action Feeling
KEBANGSAAN LINGKUNGAN
Nilai-
Nilai
9. Karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan
(knowing), pelaksanaan (acting), dan kebiasaan
(habit). Karakter tidak terbatas pada pengetahuan
saja. Seseorang yang memiliki pengetahuan
kebaikan belum tentu mampu bertindak sesuai
dengan pengetahuannya, jika tidak terlatih (menjadi
kebiasaan) untuk melakukan kebaikan tersebut.
Karakter juga menjangkau wilayah emosi dan
kebiasaan diri.
10. Apa Pendidikan Karakter itu?
“character education is the deliberate effort to help people
understand, care about, and act upon core ethical values. When
we think about the kind of character we want for our children, it is
clear that we want them to be able to judge what is right, care
deeply about what is right, and then do what they believe to be
right, even in the face of pressure from without and temptation
from within. David Elkind & Freddy Sweet Ph.D. (2004)
“Pendidikan karakter adalah usaha sengaja (sadar) untuk
mewujudkan kebajikan – yaitu kualitas kemanusian yang baik
secara obyektif, bukan hanya baik untuk individu perseorangan,
tetapi juga baik untuk masyarakat secara keseluruhan”. (Suparlan ,
2010)
"Any deliberate approach by which school personnel, often in
conjunction with parents and community members, help
children and youth become caring, principled and responsible“
(Williams & Schnaps 1999)
11. Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya
yang dirancang dan dilaksanakan secara
sistematis untuk membantu peserta didik
memahami nilai-nilai perilaku manusia yang
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa,
diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
kebangsaan yang terwujud dalam pikiran,
sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan
berdasarkan norma-norma agama, hukum,
tata krama, budaya, dan adat istiadat.
(Kemendiknas, 2010)
12. Secara khusus tujuan pendidikan moral
adalah membantu siswa agar secara moral
lebih bertanggung jawab, menjadi warga
negara yang lebih berdisiplin
(McBrien & Brandt dalam Muhammad Nur Wangid, 2010).
13. Dalam nuansa bimbingan dan konseling
tujuan dari pendidikan karakter adalah
"assist students in becoming positive and self-
directed in their lives and education and in
striving toward future goals
(American School Counselor Association, dalam
Muhammad Nur Wangid, 2010)
14. Skema Pendidikan Karakter di SMP
Agama, Pancasila,
UUD 1945,
PROSES PEMBUDAYAAN DAN PEMBERDAYAAN
UU No. 20/2003 ttg
Sisdiknas INTERVENSI
MANAJEMEN
Teori EKSTRA PEMBELAJARAN
Nilai-nilai Perilaku
Pendidikan,
Psikologi, Karakter KURIKULER Berkarakter
Nilai, Sosial
Budaya
Standar HABITUASI
Kompetensi
Lulusan (SKL) dan
best practices
PERANGKAT PENDUKUNG
Kebijakan, Pedoman, Sumber Daya,
Lingkungan, Sarana dan Prasarana,
Kebersamaan, Komitmen pemangku
kepentingan.
14
15. 11 Prinsip Pendidikan Karakter
1. Komunitas sekolah mengembangkan dan meningkatkan nilai-nilai inti etika dan
kinerja sebagai landasan karakter yang baik.
2. Sekolah berusaha mendefinisikan “karakter” secara komprehensif, di
dalamnya mencakup berpikir (thinking), merasa (feeling), dan melakukan (doing).
3. Sekolah menggunakan pendekatan yang komprehensif, intensif, dan proaktif
dalam pengembangan karakter.
4. Sekolah menciptakan sebuah komunitas yang memiliki kepedulian tinggi.(caring)
5. Sekolah menyediakan kesempatan yang luas bagi para siswanya untuk melakukan
berbagai tindakan moral (moral action).
6. Sekolah menyediakan kurikulum akademik yang bermakna dan menantang, dapat
menghargai dan menghormati seluruh peserta didik, mengembangkan karakter
mereka, dan berusaha membantu mereka untuk meraih berbagai kesuksesan.
7. Sekolah mendorong siswa untuk memiliki motivasi diri yang kuat
8. Staf sekolah ( kepala sekolah, guru dan TU) adalah sebuah komunitas belajar etis
yang senantiasa berbagi tanggung jawab dan mematuhi nilai-nilai inti yang telah
disepakati. Mereka menjadi sosok teladan bagi para siswa.
9. Sekolah mendorong kepemimpinan bersama yang memberikan dukungan penuh
terhadap gagasan pendidikan karakter dalam jangka panjang.
10. Sekolah melibatkan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam upaya
pembangunan karakter
11. Secara teratur, sekolah melakukan asesmen terhadap budaya dan iklim sekolah,
keberfungsian para staf sebagai pendidik karakter di sekolah, dan sejauh mana
siswa dapat mewujudkan karakter yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Character Education Partnership
20. Peran Bimbingan dan Konseling dalam
Pendidikan Karakter
Bimbingan dan Konseling merupakan bagian
integral dari sistem pendidikan nasional, maka
orientasi, tujuan dan pelaksanaan BK juga
merupakan bagian dari orientasi, tujuan dan
pelaksanaan pendidikan karakter.
Program Bimbingan dan Konseling di sekolah
merupakan bagian inti pendidikan karakter yang
dilaksanakan dengan berbagai strategi pelayanan
dalam upaya mengembangkan potensi peserta
didik mencapai kemandirian yang diharapkan
sebagai karakter bangsa Indonesia yang
dibutuhkan saat ini dan masa depan.
21. Pekerjaan bimbingan dan konseling adalah
pekerjaan berbasis nilai (baca: karakter),
layanan etis normatif, dan bukan layanan bebas
nilai. Seorang konselor perlu memahami betul
hakekat manusia dan perkembangannya sebagai
makhluk sadar nilai dan perkembangannya ke
arah normatif-etis. Seorang konselor harus
memahami perkembangan nilai, namun seorang
konselor tidak boleh memaksakan nilai yang
dianutnya kepada konseli (peserta didik yang
dilayani), dan tidak boleh meneladankan diri untuk
ditiru konselinya, melainkan memfasilitasi konseli
untuk menemukan makna nilai kehidupannya.
(Sunaryo, 2006)
22. POSISI DAN PERAN KONSELOR SEKOLAH DALAM
PENDIDIKAN KARAKTER
POSISI KONSELOR:
Sebagai salah satu pihak yang
berkepentingan dengan pendidikan karakter,
konselor sekolah harus berkomitmen untuk
melaksanakan pendidikan karakter
(Stone dan Dyal dalam Muhammad Nur Wangid, 2010 ).
23. Professional school counselors need to take an
active role in initiating, facilitating and promoting
character education programs in the school
curriculum. The professional school counselor, as
a part of the school community and as a highly
resourceful person, takes an active role by working
cooperatively with the teachers and administration in
providing character education in the schools as an
integral part of the school curriculum and activities"
(ASCA dalam Muhammad Nur Wangid, 2010).
24. PERAN KONSELOR
Konselor sebagai Pendidik
Konselor sebagai Manajer dan
Perancang Kegiatan Pendidikan Karakter
Konselor sebagai Konselor dan Healer/Pro
blem Solver
Konselor sebagai Konsultan dan Mediator
Konselor sebagai Panutan/Contoh/Model
(Muhammad Nur Wangid, 2010)
25. Menyelenggarakan layanan konseling,
mencakup :
1. Layanan Dasar
2. Layanan Responsif
3. Bimbingan Individual
4. Dukungan Sistem
26. CATUR SUKSES
Pribadi – Sosial
Layanan Akademik -- Karir
Dasar
Komponen Layanan Peserta
IQ
Program Perencanaan EI
Individual
Didik
BK SI
Layanan
Responsif
1. Pengembangan
Dukungan Profesional
Sistem 2. Konsultasi
3. Kolaborasi
4. Manajemen
Syamsu Yusuf L.N dan .A. Juntika Nurihsan. 2007
27. Materi Pendidikan Karakter dalam
Layanan Bimbingan
1. Perilaku seksual
2. Pengetahuan tentang karakter
3. Pemahaman tentang moral sosial
4. Keterampilan pemecahan masalah
5. Kompetensi emosional
6. Hubungan dengan orang lain
7. Perasaan keterikatan dengan sekolah
8. Prestasi akademis
9. Kompetensi berkomunikasi
10. Sikap kepada guru
( Berkowitz, Battistich, dan Bier dalam Muhammad Nur Wangid, 2010)
28. 18 Nilai-nilai dalam Pendidikan
Karakter Bangsa
1. Religius 10. Semangat
2. Jujur Kebangsaan
3. Toleransi 11. Cinta Tanah Air
4. Disiplin 12. Menghargai Prestasi
5. Kerja Keras 13.
6. Kreatif Bersahabat/Komuniktif
7. Mandiri 14. Cinta Damai
8. Demokratis 15. Gemar Membaca
9. Rasa Ingin Tahu 16. Peduli Lingkungan
(Kemendiknas, 2010 )
17. Peduli Sosial
18. Tanggung-jawab
29. PENUTUP
Konselor sekolah memiliki tugas yang sangat dekat dan erat
dengan misi pendidikan karakter. Oleh karena itu, konselor
berkewajiban menyelenggarakan program pelayanan
bimbingan dan konseling yang bernuansa nilai-nilai
pendidikan karakter secara optimal
Konselor seyogyanya dapat terus mengembangkan
kompetensinya sebagaimana disyaratkan dalam
Permendiknas No. 28 Tahun 2009
Tingkatkan frekuensi dan intensitas pelayanan
Konselor seyogyanya dapat kerjasama (kolaborasi dan
kooperasi) dengan seluruh stake holder pendidikan