Dokumen tersebut membahas perencanaan pembelajaran mata pelajaran Menerapkan Konsep Elektronika Digital dan Rangkaian Elektronika Komputer dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI di SMK Negeri 39 Jakarta untuk meningkatkan prestasi siswa. Metode ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual dengan membentuk kelompok-kelompok yang saling membantu.
Tugas 3 Teori Thevenin, Metode Loop, dan Reduksi Rangkaian
Jurnal ka januardi
1. PembuatanPerencanaanPengajaran Mata DiklatMenerapkanKonsep Elektronika
Digital Dan Rangkaian Elektronika KomputerPadaKompetensiDasarMenjelaskan
Prinsip Dasar Logika Dan Aljabar Boolean Dalam Elektronika Digital Di Smk
Negeri 39 Jakarta (Januardi)
41
PEMBUATAN PERENCANAAN PENGAJARAN MATA DIKLAT
MENERAPKANKONSEP ELEKTRONIKA DIGITAL DAN RANGKAIAN
ELEKTRONIKA KOMPUTER PADA KOMPETENSI DASAR
MENJELASKAN PRINSIP DASAR LOGIKA DAN ALJABAR BOOLEAN
DALAM ELEKTRONIKA DIGITAL DI SMK NEGERI 39 JAKARTA.
Januardi
Alumni Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan
Teknik Elektronika
Dr. Yuliatri Sastrawijaya, M.Pd
Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan
Teknik Elektronika
Abdullah Hajis
Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan
Teknik Elektronika
ABSTRACT
This teaching plan can be implemented in the second semester at SMK Negeri
39 Jakarta. In presenting the theory, methods educators use the Learning
Cooperative learning (CL), where the Learning Cooperative learning is a group
learning activity organized by the principle that learning should be based on
changes in social information among groups of learners in which each learner is
responsible for own learning and are encouraged to enhance the learning of other
members.
At the end of the article described on criteria for graduation and the manner of
assessment. Where the judgment is taken from the cognitive, affective, and
psychomotor.Minimal completeness criteria (KKM) for the assessment of
completeness on the basis of competency describes the basic principles of logic
and Boolean algebra in digital elektonika is 72.5. Increased level of thoroughness
that is better than each indicator.
KataKunci:Cooperative Learning, CL, Boole, Elektronika Digital
2. 42
HAELKA, VOL. 096, NO. 5, JUNI 2012 : 41-48
PENDAHULUAN
Mutu pendidikan merupakan
masalah yang dijadikan agenda
utama untuk diatasi dalam kebijakan
pembangunan pendidikan, karena
hanya dengan pendidikan yang
bermutu akan diperoleh lulusan
bermutu yang mampu membangun
diri, keluarga, masyarakat, bangsa
dan negara. Standar Nasional
Pendidikan yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun
2005, dan merupakan penjabaran
lebih lanjut dari Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional, telah
menggariskan ketentuan minimum
bagi satuan pendidikan formal agar
dapat memenuhi mutu pendidikan.
Pada dasarnya pembelajaran
merupakan hasil sinergi dari tiga
komponen pembelajaran utama yakni
siswa, kompetensi guru, dan fasilitas
pembelajaran.
Pada setiap pembelajaran, setiap
siswamemasuki kelas dengan
pengetahuan, kemampuan, dan
motivasi yang beragam. Setiap siswa
mempunyai kecepatan belajar yang
berbeda, pemberian tindakan yang
sama dalam pembelajaran dengan
karakteristik siswa seperti ini akan
merugikan siswa. Siswa dengan
kecepatan belajar cepat akan banyak
membuang-buang waktu karena
harus menunggu siswa dengan
kecepatan belajar yang lebih lambat.
Sedangkan siswa dengan kecepatan
belajar lambat akan mendapatkan
kesulitan selama pembelajaran
karena harus mengikuti siswa dengan
kecepatan belajar cepat. Tujuan
penulisan makalah komprehensif
yang berjudul Pembuatan
Perencanaan Pengajaran Mata
Diklat Menerapkan Konsep
Elektronika Digital dan Rangkaian
Elektronika Komputer Pada
Kompetensi Dasar menjelaskan
prinsip dasar logika dan aljabar
boole dalam elektonika digital di
SMK N 39 Jakarta adalah untuk
memberikan masukan kepada guru
mata diklat Menerapkan Konsep
Elektronika Digital dan Rangkaian
Elektronika Komputerdengan
menggunakan metode pengajaran
kooperatif tipe TAI agar proses
pembelajaran disekolah dapat
berjalan dengan baik dan prestasi
siswa meningkat.
3. PembuatanPerencanaanPengajaran Mata DiklatMenerapkanKonsep Elektronika
Digital Dan Rangkaian Elektronika KomputerPadaKompetensiDasarMenjelaskan
Prinsip Dasar Logika Dan Aljabar Boolean Dalam Elektronika Digital Di Smk
Negeri 39 Jakarta (Januardi)
43
METODOLOGI PENELITIAN
Penulis memilih SMK Negeri
39Jakarta sebagai tempat yang akan
di jadikan tempat dalam penulisan
makalah ini, karena menurut
pengalaman yang penulis lihat pada
saat melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di
SMK Negeri 39 Jakarta
pembelajaran pada pelajaran
Produktif yang berjalan di SMK
tersebut masih terpusat pada guru.
Pembelajaran dimulai dari fase
persiapan, demonstrasi, pelatihan
terbimbing, umpanbalik, dan
pelatihan lanjut (mandiri). Meskipun
tidak sinonim dengan ceramah dan
resitasi, namun langkah-langkah
tersebut masih berpusat pada guru
sehingga dikhawatirkan siswa akan
cepat bosan dan kurang aktif dalam
belajar. Hasil belajar yang diperoleh
dengan pembelajaran seperti ini
ternyata kurang optimal.
Pembelajaran kooperatif menjadi
salah satu model pembelajaran yang
selalu di sarankan oleh hampir
semua peneliti pedagogis. Mereka
bahkan sudah menunjukkan
superioritas dan efektivitas
dibandingkan dengan pembelajaran
kompetitif dan individualistik.
Tidakhanyaitu, nyaris semua
penulisan yang membandingkan
ketiga model pembelajaran ini dan
pengaruhnya terhadap prestasi
belajar siswa melaporkan bahwa
pembelajaran kooperatif cenderung
memberikan hasil belajar yang lebih
baik. Dan pembelajaran kooperatif
ini memiliki beberapa metode yang
digunakan diantaranya JIGSAW,
Team Assisted Individualization
(TAI) dan juga Student Team-
AchievementDivision (STAD), dll
yang masing-masing memiliki cara
pelaksanaan yang berbeda dalam
proses belajar mengajar.
PEMBAHASAN
Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini
dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini
mengkombinasikan keunggulan
pembelajaran kooperatif dan
pembelajaran individual. Tipe ini
dirancang untuk mengatasi kesulitan
belajar siswa secara individual. Oleh
karena itu, kegiatan pembelajarannya
lebih banyak digunakan untuk
4. 44
HAELKA, VOL. 096, NO. 5, JUNI 2012 : 41-48
pemecahan masalah, ciri khas pada
tipe TAI ini adalah setiap siswa
secara individual belajar materi
pembelajaran yang sudah
dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar
individual dibawa kekelompok-
kelompok untuk didiskusikan dan
saling dibahas oleh anggota
kelompok, dan semua anggota
kelompok bertanggungjawab atas
keseluruhan jawaban sebagai
tanggungjawab bersama. Langkah-
langkah pembelajaran kooperatif tipe
TAI sebagai berikut:
a.Guru memberikan tugas
kepada siswa untuk
mempelajari materi
pembelajaran secara
individual yang sudah
dipersiapkan oleh guru.
b. Guru memberikan kuis
secara individual kepada
siswa untuk mendapatkan
skor dasar atau skor awal.
c. Guru membentuk beberapa
kelompok. Setiap kelompok
terdiri dari 4 – 5 siswa
dengan kemampuan yang
berbeda-beda baik tingkat
kemampuan (tinggi, sedang
dan rendah) Jika mungkin
anggota kelompok berasal
dari ras, budaya, suku yang
berbeda serta kesetaraan
jender.
d. Hasil belajar siswa secara
individual didiskusikan
dalam kelompok. Dalam
diskusi kelompok, setiap
anggota kelompok saling
memeriksa jawaban teman
satu kelompok.
e.Guru memfasilitasi siswa
dalam membuat rangkuman,
mengarahkan, dan
memberikan penegasan
pada materi pembelajaran
yang telah dipelajari.
f. Guru memberikan kuis
kepada siswa secara
individual.
g. Guru member penghargaan
pada kelompok berdasarkan
perolehan nilai peningkatan
hasil belajar individual dari
skor dasar ke skor kuis
berikutnya (terkini).
5. PembuatanPerencanaanPengajaran Mata DiklatMenerapkanKonsep Elektronika
Digital Dan Rangkaian Elektronika KomputerPadaKompetensiDasarMenjelaskan
Prinsip Dasar Logika Dan Aljabar Boolean Dalam Elektronika Digital Di Smk
Negeri 39 Jakarta (Januardi)
45
HASIL PENELITIAN
Salah satu pengguanan hasil evaluasi
adalah laporan. Laporan yang
dimaksudkan untuk memberikan
feedback kepada semua pihak yang
terlibat dalam pembelajaran, baik
secara langsung maupun tidak
langsung. Secara umum terdapat
lima penggunaan hasil evaluasi
untuk keperluan sebagai berikut:
1. Laporan
Pertanggungjawaban, dengan
asumsi banyak pihak yang
berkepentingan terhadap hasil
evaluasi, oleh karena itu
laporan ke berbagai pihak
sebagai bentuk akuntabilitas
publik;
2. Seleksi, dengan asumsi setiap
awal dan akhir tahun terdapat
peserta didik yang masuk
sekolah dan menamatkan
sekolah pada jenjang
pendidikan tertentu dimana
hasil evaluasi dapat
digunakan untuk menyeleksi
baik ketika masuk
sekolah/jenjang atau jenis
pendidikan tertentu, selama
mengikuti program
pendidikan, pada saat mau
menyelesaikan jenjang
pendidikan, maupun ketika
masuk dunia kerja;
3. Promosi, dengan asumsi
prestasi yang diperoleh akan
diberikan ijazah atau
sertifikat sebagai bukti fisik
setelah dilakukan kegiatan
evaluasi dengan kriteria
tertentu baik aspek
ketercapaian kompetensi
dasar, perilaku dan kinerja
peserta didik;
4. Diagnosis, dengan asumsi
hasil evaluasi menunjukkan
ada peserta didik yang kurang
mampu menguasai
kompetensi sesuai dengan
kriteria yang yang telah
ditetapkan maka perlu
dilakukan diagnosis untuk
mencari faktor-faktor
penyebab bagi peserta didik
yang kurang mampu dalam
menguasai komptensi tertentu
sehingga diberikan
bimbingan atau pembelajaran
remedial. Bagi yang telah
6. 46
HAELKA, VOL. 096, NO. 5, JUNI 2012 : 41-48
menguasai kompetensi lebih
cepat dari peserta didik yang
lain, mereka juga berhak
mendapatkan pelayanan
tindak lanjut untuk
5. Memprediksi Masa Depan
Peserta Didik, tujuannya
adalah untuk mengetahui
sikap, bakat, minat dan
aspek-aspek kepribadian
lainnya dari peserta didik,
serta dalam hal apa peserta
didik diangap paling
menonjol sesuai dengan
indikator keunggulan, agar
dapat dianalisis dan dijadikan
dasar untuk pengembangan
peserta didik dalam memilih
jenjang pendidikan atau
karier pada masa yang akan
datang.
KESIMPULAN
Pada dasarnya pembelajaran
merupakan hasil sinergi dari tiga
komponen pembelajaran utama yakni
siswa, kompetensi guru, dan fasilitas
pembelajaran. Pembelajaran
kooperatif menjadi salah satu model
pembelajaran yang selalu di saran
kan oleh hampir semua peneliti
pedagogis. Mereka bahkan sudah
menunjukkan superioritas dan
efektivitas dibandingkan dengan
pembelajaran kompetitif dan
mengoptimalkan laju perkembangan
mereka; individualistik. Tidak hanya
itu, nyaris semua penulisan yang
membandingkan ketiga model
pembelajaran ini dan pengaruhnya
terhadap prestasi belajar siswa
melaporkan bahwa pembelajaran
kooperatif cenderung memberikan
hasil belajar yang lebihbaik. Dan
pembelajaran kooperatif ini memiliki
beberapa metode yang digunakan
diantaranya JIGSAW, Team Assisted
Individualization (TAI) dan juga
Student Team-Achievement Division
(STAD), dll yang masing-masing
memiliki cara pelaksanaan yang
berbeda dalam proses belajar
mengajar.
Untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa adalah seorang guru
memberikan perhatian penuh kepada
siswanya, bagaimanapun guru harus
membuat metode pembelajaran yang
menarik, agar siswa tidak bosan
dengan materi yang diajarkan.
Berikut beberapa yang sebaiknya
dilakukan guru:
7. PembuatanPerencanaanPengajaran Mata DiklatMenerapkanKonsep Elektronika
Digital Dan Rangkaian Elektronika KomputerPadaKompetensiDasarMenjelaskan
Prinsip Dasar Logika Dan Aljabar Boolean Dalam Elektronika Digital Di Smk
Negeri 39 Jakarta (Januardi)
47
1. Selalu berperilaku baik
2. Setiap pertemuan, seorang
guru sebaiknya selalu
memberikan hal baru kepada
siswa-siswanya.
3. Memberikan kuis kepada
peserta didik tentang mata
pelajaran yang telah
dipelajari.
4. Memberikan penghargaan
bagi siswa yang mampu
menjawab kuis.
5. Mengajar dengan
menggunakan metode
Cooperative Learning.
8. 48
HAELKA, VOL. 096, NO. 5, JUNI 2012 : 41-48
DAFTAR PUSTAKA
B Uno Hamzah.2008.Perencanaan
Pembelajaran. Bumi Aksara.
Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia. 2006.
Undang Undang Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia. 2007. Materi
Sosialisasi dan Pelatihan
Kirikulum Tingkat Satuan
Pendidikan SMK. Jakarta.
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative
Learning. Metode, Teknik,
Struktur dan Model Terapan.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Isjoni. 2007. Cooperative Learning,
Mengembangkan Kemampuan
Belajar Berkelompok. Alfabeta.
Bandung.
Mulyasa. 2009. Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Konsep,
Karakteristik, dan Implementasi.
Rosdakarya. Bandung.
Mulyasa. 2009. Implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Kemandirian Guru
dan Kepala Sekolah. Bumi
Aksara. Jakarta.