2. PSIKOLOGI KONSELING
DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN
A. PENGERTIAN
B. SEJARAH
C. ASAS DAN PRINSIP
D. FUNGSI
E. SASARAN
F. MASALAH-MASALAH
Yogi ardiani
3. A. Pengertian Bimbingan dan
Konseling Pendidikan
1. Bimbingan
Menurut Jones: bimbingan adalah bantuan yang
diberikan kepada individu untuk dapat memilih,
mempersiapkan diri dan memangku jabatan serta
mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya.
Menurut Mc Daniel: bimbingan adalah upaya
membantu individu untuk memahami dan
menggunakan secara luas kesempatan-kesempatan
pendidikan, jabatan dan pribadi yang mereka miliki atau
dapat mereka kembangkan sebagai suatu bentuk
bantuan yang sistematis untuk dapat memperoleh
penyesuaian yang baik terhadap sekolah dan
kehidupannya.
Yogi ardiani
4. Pengertian . . . (I)
2.Konseling
pada awalnya konseling hanya dimaknai sebatas penyuluhan
konseling adalah kegiatan yang mengumpulkan semua fakta
dan semua pengalaman siswa kemudian difokuskan pada
masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang
bersangkutan, dia juga diberi bantuan pribadi dan langsung
dalam pemecahan masalah tersebut. (Jones, dalam Shertzer
& Stone: 1974)
3.Pendidikan
secara harfiah: proses pengubahan sikap dan perilaku
seseorang atau sekelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
latihan; proses dan perbuatan.
Yogi ardiani
5. Pengertian . . . (II)
Kesimpulan:
Bimbingan konseling dalam pendidikan adalah upaya
membantu klien (pelajar atau anak didik) dalam
menghindari kegagalan studi atau mengatasi kesulitan-
kesulitan belajar, sehingga mereka dapat meraih
keberhasilan dalam pendidikannya.
Konseling pendidikan adalah upaya membantu atau
memberi pertolongan anak didik di sekolah agar
mereka mempunyai motivasi belajar yang tinggi,
menjalin hubungan baik dengan anggota keluarganya,
dapat memanfaatkan waktu luangnya untuk belajar,
dapat memilih teman yang baik, mampu
mengendalikan diri secara memadai, sehingga perilaku
dan sikap mereka semakin dewasa melalui pelatihan
dan pengajaran tahap demi tahap
Yogi ardiani
6. B. Sejarah Masuk & Berkembangnya
Konseling Pendidikan
• Layanan bimbingan dan konseling lahir di Amerika dan berkembang
pesat abad ke-20
• Pada mulanya layanan bimbingan dan konseling di sekolah masih
sebatas jam tambahan, maka dalam perkembangannya bimbingan
konseling di sekolah telah menyatu, terintegrasi dalam sistem
pendidikan yang menyeluruh bahkan ditangani oleh beberapa pihak
terkait
• Tahun 1960-an, Indonesia secara perlahan telah memasukkan
bimbingan dan konseling dengan memusatkan pada jenjang
pendidikan menengah atas.
• Bimbingan konseling di sekolah diarahkan untuk menentukan
jurusan, program studi atau konsentrasi
• Penekanan bimbingan konseling untuk perguruan tinggi
persiapan masa depan (khususnya bimbingan karier), Sekolah
Dasar bimbingan belajar dan permasalahan perilaku anak didik.
Yogi ardiani
7. C. Asas dan Prinsip Bimbingan dan
Konseling Pendidikan
• Asas dan prinsip bimbingan konseling di sekolah dapat membantu
peserta didik dalam mengatasi masalah-maslah belajarnya, bukan
sebagai investigasi atas perilaku bermasalah anak didiknya
• Menurut W.S. Winkel, asas dan prinsip bimbingan konseling
pendidikan yaitu
1. Keseluruhan perkembangan anak didik, sebagai individu yang
mandiri dan mempunyai potensi yang dapat dikembangkan
untuk mengatasi semua problem studinya
2. Subjektivitas anak didik, artinya bimbingan harus mengarahkan
pada pembentukan kepribadian anak didik sesuai dengan jati diri
dan keunikannya serta dapat tumbuh dan berkembang di
lingkungan pendidikan secara baik.
Yogi ardiani
8. Asas . . .
3. Kerja sama antara konselor (guru) dan klien (anak didik). Proses
bimbingan dan konseling tidak bisa berjalan dengan baik melalui
paksaan
4. Pengakuan harkat dan martabat klien (peserta didik) yang memiliki
kehendak bebas. Guru harus menjunjung tinggi HAM anak
didiknya dan bertugas memberikan bimbingan dan konseling agar
anak didik mampu mengambil keputusan yang tepat.
5. Asas hukum ilmiah secara luas, artinya konselor hahrus
mengaitkan proses bimbingannya dengan ilmu-ilmu terkait
lainnya, terutama psikologi, sosiologi, komunikasi, kesehatan
6.Asas manfaat untuk semua. Progam BK tidak hanya dikhususkan
pada anak didik yang bermasalah, tapi juga mereka yang “tanpa
masalah”, sehingga BK dapat diikuti oleh semua anak didik tanpa
harus merasa anak tersebut bermasalah atau tidak.
7. Berproses. Artinya, BK harus dilakukan secara terus-menerus,
bertahap sesuai dengan prosedur konseling tersebut.
Yogi ardiani
9. D. Fungsi Bimbingan dan Konseling
Pendidikan
Menurut Tohirin, fungsi BK pendidikan mencakup 9 hal:
1.Fungsi pencegahan
2.Pemahaman
3.Pengentasan
4.Pemeliharaan
5.Penyaluran
6.Penyesuaian
7.Pengembangan
8.Perbaiakan
9.Fungsi advokasi
Yogi ardiani
10. Fungsi . . .(I)
1. Fungsi pencegahan
adalah fungsi BK dalam mencegah kegagalan akademis kegagalan
akademis atau perilaku bermasalah sebelum kegagalan akademis
dan perilaku bermasalah terjadi pada diri anak didik
2. Fungsi pemahaman
adalah memberikan pemahaman pada konselor tentang diri,
lingkungan dan potensi anak didik
3. Fungsi Pengentasan
adalah teratasinya masalah yang dihadapi anak didik yang
bermasalah. Dengan BK anak didik yang bermasalh dibantu guru
BK menemukan cara atau teknik dalam menyelesaikan
masalahnya
4. Fungsi Pemeliharaan
artinya guru BK harus mendeteksi kebiasaan baik pada diri klien
untuk diteruskan dan sebaliknya kebiasaan burus untuk
ditinggalkan
Yogi ardiani
11. Fungsi . . .(II)
5.Fungsi Penyaluran
adalah rekomendasi BK dalam mengarahkan anak didiknyauntuk memilih
program kegiatan belajar yang mendukung perkembangan bakat, minat,
ptensi anak didiknya
6. Fungsi Penyesuaian
melalui fungsi ini Bk dapat membantu anak didiknya agar lebih mudah
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah
7. Fungsi Pengembangan
adalah peran BK dalam mengembangkan seluruh potensi anak didik secara
lebih terarah.
8. Fungsi Perbaikan
dengan fungsi ini diharapkan dapat menangani anak dengan
permasalahan akut, jika tidak mampu dapat dilimpahkan pada konselor
yang lebih mumpuni
9. Fungsi Advokasi
memberikan layanan BK pada anak didik yang berkaiatan dengan hak-hak
asasi anak didik sebagai klien, individu dan anggota komunitas sosial
Yogi ardiani
12. E. Sasaran Bimbingan dan Konseling
Pendidikan
• Sasaran Umum peserta didik
• Sasaran Khusus tumbuh kembangnya seluruh
potensi anak didik secara optimal
Kedua sasaran tesebut dicapai melalui beberapa tahap:
pengungkapan, pengenalan, dan penerimaan diri
1. Pengungkapananak didik harus mampu
mengungkapakan berbagai problem belajarnya, di
rumah ataupun di sekolah,
2. Pengenalanbermaksud agar anak didik mampu
mengenali dirinya sendiri secara utuh dan memadai.
3. Penerimaan dirikerelaan anak didik terhadap
keadaan dirinya tanpa syarat.
Yogi ardiani
13. Sasaran . . .
• Sasaran lain:
1. Pengenalan lingkunganklien harus tumbuh
kesadaran unntuk menerima lingkungan
sosialnya sebagai realitas kehidupannya.
2. Kemampuan mengambil keputusan konselor
membantu klien agar bertanggung jawab aats
keputusan yang dibuatnya sendiri
3. Membangun pengalaman kemampuan
mengambil keputusan diimplementasikan dalam
praktik secara nyata.
4. Aktualisasi diri sesuai bakat, minat, dan potensi
setiap anak.
Yogi ardiani
14. F. Masalah-masalah yang Dihadapi
Bimbingan & Konseling Pendidikan
Menurut Bomo Walgito dalam bukunya Bimbingan dan Konseling di
Sekolah:
1. Hubungan antara anak didik dengan sekolah
hubungan tersebut adalah pola interaksi secara administratif dan
edukatif dirinya dengan lingkungan sekolahnya.
2. Hubungan antara anak didik dengan keluarga
tugas konselor dalam hubungan ini adalah menguatkan hubungan
anatra ank didik dengan keluarganya, khususnya orang tua
3. Hubungan anak didik dengan lingkungannya
tugas dari Bk adalh harus mampu membuat anak didiknya
bersikap dan berperilaku positif di tengah-tengah lingkungan
sosialnya
Yogi ardiani
15. Masalah. . . (I)
4. Hubungan antara anak didik dengan masa depannya
adalah hubungan yang berkaitan dengan kelanjutan
studinya. Tugas guru BK harus dapat memberi
pencerahan agar anak didik dapat mempersiapkan diri
untuk mengahadapi tantangan masa depan
5. Hubungan anak didik dengan aktivitas untuk mengisi
waktu luangnya
hubungan ini selalu dikontraskan dengan bermain dan
belajar, melalui BK anak didik akan mengerti tentang
manajemen waktu.
6. Hubungan anak didik dengan uang saku dan
pekerjaannya
pekerjaan: rutinitas anak didik dalam membantu
pekerjaan orang tuanya
Yogi ardiani
16. Masalah. . . (II)
7. Hubungan antara anak didik dengan nilai moral
dan agama
menjelaskan kaitan erat atau kepatuhan dan
ketaatan anatara anak didik dengan agamya yang
dianutnya
8. Hubungan anak didik dengan pribadinya sendiri
hubungan anak didik dengan pergulatan batiniah
berupa emosi, kehendak dan nafsu yang ada
dalam dirinya
9. Hubungan anak didik dengan Tuhannya
merupakan hubungan intim yang bersifat
ruhaniyah dan spiritualitas
Yogi ardiani