2. Individu, Kelompok, dan Organisasi
Teori atau ilmu perilaku organisasi (organization behavior) pada
hakekatnya mendasarkan kajiannya pada ilmu perilaku itu sendiri (akar
ilmu psikologi), yang dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada
tingkah laku manusia dalam organisasi.
Kerangka dasar teori perilaku organisasi ini didukung oleh dua komponen
pokok, yakni individu-individu yang berperilaku dan organisasi formal
sebagai wadah dari perilaku tersebut.
Bambang Moertijoso 21/04/2013 18:37 2
3. Perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek
tingkah laku manusia dalam organisasi atau suatu kelompok
tertentu.
1) Pengaruh organisasi terhadap manusia,
2) Pengaruh manusia terhadap organisasi.
Pengertian ini sesuai dengan rumusan Kelly dalam bukunya
Organizational Behavior yang menjelaskan bahwa perilaku
organisasi di dalamnya terdapat interaksi dan hubungan antara
organisasi di satu pihak dan perilaku individu di lain pihak.
Semuanya memiliki tujuan praktis yaitu untuk mengarahkan perilaku
manusia itu kepada upaya-upaya pencapaian tujuan.
Bambang Moertijoso 21/04/2013 18:37 3
4. Ruang Lingkup Pelaku Organisasi
Perilaku Organisasi, sesungguhnya terbentuk dari perilaku-
perilaku individu yang terdapat dalam organisasi
tersebut.
Pengkajian masalah perilaku organisasi akan meliputi
atau menyangkut pembahasan mengenai perilaku
individu.
Ruang lingkup kajian ilmu perilaku organisasi hanya
terbatas pada dimensi internal dari suatu organisasi.
Bambang Moertijoso 21/04/2013 18:37 4
5. ASPEK-ASPEK ILMU PERILAKU ORGANISASI
motivasi,
kepemimpinan,
stres dan atau konflik,
pembinaan karir,
masalah sistem imbalan,
hubungan komunikasi,
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan,
produktivitas dan atau kinerja (performance),
kepuasan
pembinaan dan pengembangan organisasi (organizational
development),
Bambang Moertijoso dan sebagainya 21/04/2013 18:37 5
6. Aspek-aspek Eksternal Organisasi
(Tidak akan dibahas dalam MK-PDB)
faktor ekonomi,
politik,
sosial,
perkembangan teknologi,
kependudukan dan sebagainya,
Bambang Moertijoso 21/04/2013 18:37 6
8. Pendekatan Dalam Perilaku
Adanya interaksi atau hubungan antar individu dalam
organisasi, maka penelaahan terhadap perilaku
organisasi haruslah dilakukan melalui :
pendekatan sumber daya manusia (supportif),
pendekatan kontingensi,
pendekatan produktivitas dan
pendekatan sistem.
Bambang Moertijoso 21/04/2013 18:37 8
9. Pendekatan Sumber Daya Manusia
Dimaksudkan untuk membantu pegawai agar berprestasi lebih
baik, menjadi orang yang lebih bertanggung jawab, dan
kemudian berusaha menciptakan suasana dimana mereka dapat
menyumbang sampai pada batas kemampuan yang mereka
miliki, sehingga mengarah kepada peningkatan keefektifan
pelaksanaan tugas.
Pendekatan ini berarti juga bahwa orang yang lebih baik akan
mencapai hasil yang lebih baik pula, sehingga pendekatan ini
disebut pula dengan pendekatan supportif.
Bambang Moertijoso 21/04/2013 18:37 9
10. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi mengandung pengertian
bahwa adanya lingkungan yang berbeda
menghendaki praktek perilaku yang berbeda pula
untuk mencapai keefektifan.
Disini pandangan lama yang mengatakan bahwa
prinsip-prinsip manajemen bersifat universal dan perilaku
dapat berlaku dalam situasi apapun, tidak dapat
diterima sepenuhnya.
Bambang Moertijoso 21/04/2013 18:37 10
11. Pendekatan Produktivitas
Pendekatan produktivitas dimaksudkan sebagai ukuran seberapa efisien
suatu organisasi dapat menghasilkan keluaran yang diinginkan.
Produktivitas yang lebih baik merupakan ukuran yang bernilai tentang
seberapa baik penggunaan sumber daya dalam masyarakat.
Konsep produktivitas tidak hanya diukur dalam kaitannya dengan
masukan dan keluaran ekonomis, tetapi masukan manusia dan sosial
juga merupakan hal yang penting.
Perilaku organisasi yang lebih baik dapat mempertinggi kepuasan
kerja, maka akan dihasilkan keluaran manusia yang baik pula, dan pada
akhirnya akan menghasilkan produktivitas pada derajat yang diinginkan.
Bambang Moertijoso 21/04/2013 18:37 11
12. Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem terutama diterapkan dalam sistem sosial, dimana di
dalamnya terdapat seperangkat hubungan manusia yang rumit yang
berinteraksi dalam banyak cara.
Ini berarti, dalam mengambil keputusan para manager harus mengkaji
hal-hal diluar situasi langsung untuk menentukan dampaknya terhadap
sistem yang lebih besar, sehingga memerlukan analisis biaya dan
manfaat (cost - benefit analysis).
Bambang Moertijoso 21/04/2013 18:37 12
13. Hubungan Pendekatan Sumber Daya Manusia
Dengan Pendekatan Produktivitas
Hubungan pendekatan sumber daya manusia dengan
pendekatan produktivitas, memiliki kaitan yang sangat erat,
dimana adanya dorongan pimpinan terhadap karyawan untuk
melakukan tugasnya sebaik mungkin, secara langsung akan
mendorong tingkat produktivitas organisasi.
Untuk dapat mendorong karyawannya kearah tujuan yang
diharapkan, seorang pimpinan harus dapat mengetahui
kebutuhan karyawan yang bersifat pribadi dan internal.
Atau dengan kata lain, disini terjadi hubungan antara kebutuhan
dengan prestasi kerja.
Bambang Moertijoso 21/04/2013 18:37 13
14. Motivasi dan Kepemimpinan
Kebutuhan dan atau keinginan seorang pekerja terhadap sesuatu hal tertentu
dan akan diusahakan untuk bisa dicapainya, dalam kajian ilmu administrasi
sering disebut dengan istilah motivasi.
Motivasi adalah proses psikologis yang merupakan salah satu unsur pokok dalam
perilaku seseorang.
Menurut Miftah Thoha, perilaku seseorang itu sebenarnya bisa dikaji sebagai
saling berinteraksinya atau ketergantungannya unsur-unsur yang merupakan
suatu lingkaran.
Unsur-unsur itu secara pokok terdiri dari motivasi dan tujuan. Atau menurut Fred
Luthans, terdiri dari tiga unsur yakni kebutuhan (needs), dorongan (drive) dan
tujuan (goals).
Bambang Moertijoso 21/04/2013 18:37 14
15. Kepemimpinan
Dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan organisasi, salah satu
aspek perilaku organisasi yang penting disamping motivasi, adalah
kepemimpinan (leadership).
Bagi sebuah organisasi, kepemimpinan jelas sekali mempunyai peran
yang sangat penting.
Adanya kepemimpinan berarti terjadinya proses membantu dan
mendorong orang lain untuk bekerja dengan antusias mencapai tujuan.
Jadi, faktor manusia atau pemimpinlah yang mempertautkan kelompok
dan memotivasinya untuk mencapai tujuan, atau
kepemimpinan juga mengubah yang tadinya hanya kemungkinan
menjadi kenyataan.
Bambang Moertijoso 21/04/2013 18:37 15
16. Gaya Kepemimpinan
(Leadership Style).
Seorang pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya
dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya, secara
keseluruhan di persepsikan oleh karyawannya sebagai gaya
kepemimpinan (leadership style).
Gaya tersebut bisa berbeda-beda atas dasar motivasi, kuasa
ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu.
Gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif,
dimana pembedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka
memotivasi karyawan.
Bambang Moertijoso 21/04/2013 18:37 16
17. Gaya Kepemimpinan Positif dan Negatif
Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada
imbalan atau reward (baik ekonomis maupun non ekonomis), berarti
telah digunakan gaya kepemimpinan yang positif.
Sebaliknya, jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau
punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif.
Pendekatan kedua ini dapat menghasilkan prestasi yang diterima dalam
banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.
Bambang Moertijoso 21/04/2013 18:37 17
18. Gaya Kepemimpinan Otokratik
Pemimpin otokratik memusatkan kuasa dan pengambilan
keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit
bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang
diperintahkannya.
Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas
ancaman dan hukuman.
Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antara lain:
memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta
memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang
kompeten.
Bambang Moertijoso 21/04/2013 18:37 18
19. Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Pemimpin partisipatif lebih banyak mendesentralisasikan
wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan yang
diambil tidak bersifat sepihak.
Bambang Moertijoso 21/04/2013 18:37 19
20. Gaya Kepemimpinan Bebas Kendali
Pemimpin bebas kendali (free rein atau laissez faire) menghindari
kuasa dan tanggungawab, kemudian menggantungkan kepada
kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi
masalahnya sendiri.
Diantara ketiganya, kecenderungan umum yang terjadi adalah
kearah penerapan praktek partisipasi secara lebih luas karena
dianggap paling konsisten dengan perilaku organisasi yang
supportif.
Bambang Moertijoso 21/04/2013 18:37 20
21. Tiga Gaya Kepemimpinan dan Pendekatan
Perilaku Dalam Organisasi
Bambang Moertijoso 21/04/2013 18:37 21
22. Aspek-aspek lain dalam Perilaku Organisasi
Perilaku Organisasi mengkaji juga beberapa aspek strategis dalam
organisasi seperti :
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan,
komunikasi,
stres dan konflik,
produktivitas dan atau kinerja, dan sebagainya.
Keseluruhan aspek ini selalu terkait dengan masalah perilaku
manusia dalam organisasi, sehingga aspek-aspek strategis itupun
akan sangat tergantung kepada proses pembentukan perilaku
maupun baik buruknya perilaku manusia itu sendiri.
Bambang Moertijoso 21/04/2013 18:37 22
23. Pemecahan Masalah Dan Pengambilan
Keputusan
Dalam proses pengambilan keputusan setiap tahapnya akan
terdapat perilaku orang yang beraneka ragam, dari yang pendiam
dan menyerahkan sepenuhnya kepada orang lain, monopoli dan
ingin memaksakan kehendak, sampai dengan sikap-sikap sok
tahu atau menyembunyikan informasi.
Pengambilan keputusan khususnya dan dalam setiap aktivitas
organisasional pada umumnya, akan terjalin suatu hubungan
interpersonal atau komunikasi antar anggotanya.
Bambang Moertijoso 21/04/2013 18:37 23
24. Komunikasi
Proses komunikasi sering menghadapi kegagalan
dan hambatan yang bersumber dari sikap dan
perilaku orang yang berbeda-beda, seperti
sikap asertif, non asertif, atau bahkan agresif.
Bambang Moertijoso 21/04/2013 18:37 24
25. Stres Dan Konflik, Serta
Produktivitas Dan Atau Kinerja
Kondisi-kondisi tidak berjalannya proses-proses keorganisasian seperti
yang diharapkan ini pada gilirannya akan dapat menimbulkan stres bagi
anggota organisasi, sekaligus membawa kemungkinan munculnya
konflik baik --dalam pengertian yang positif maupun yang negatif--.
Untuk itu, perlu diupayakan agar konflik negatif sesegera mungkin
dipecahkan atau diselesaikan, sementara konflik positif dipelihara
untuk memacu peningkatan produktivitas dan atau kinerja organisasi.
Sebab, tujuan akhir dari pembentukan organisasi adalah kesejahteraan
manusia, sedangkan kesejahteraan ini dapat dicapai apabila
produktivitas / kinerja organisasi dapat terus ditingkatkan.
Bambang Moertijoso 21/04/2013 18:37 25