Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan nilai CBR tanah dan campuran tanah agregat yang dipadatkan pada berbagai kadar air. Prosedur meliputi pengambilan sampel tanah, penambahan air sesuai kadar air optimum, pemadatan sampel, penetrasi sampel menggunakan mesin CBR, dan pengukuran beban dan penetrasi untuk menentukan nilai CBR. Nilai CBR digunakan untuk menilai kekuatan tanah dalam konstruksi jalan.
1. NURUL RAHAYU BASO AMIR
TITIEK POERWATY FAUZIE DJEN
HAMIYAITI PUTUHENA
RONAL
MUHAMMAD FADHLI
MUH. IDHAM SYAFAR
2. MAKSUD PERCOBAAN
Pemeriksaan ini di maksudkan untuk menentukan
nilai CBR tanah dan campuran tanah agregat yang
dipadatkan di Laboratorium pada kadar air tertentu.
SPESIFIKASI PERALATAN
1. Mesin Penetrasi CBR.
2. CBR mold
3. Piringan Pemisah
4. Palu Penumbuk
5. Piston Penetrasi
6. Pengukur Beban dan Penetrasi
7. Alat Pengeluar contoh (extruder mold)
8. Timbangan 20 kg
3. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil contoh tanah kering seperti yang digunakan
pada percobaan pemadatan, sebanyak 3 contoh
dengan berat masing-masing 6 kg.
2. Campur bahan tersebut dengan air sampai kepadatan
optimum. Untuk mencapai kadar air optimum tersebut
yang diperlukan penambahan air dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
3. Penambahan air : 6000 x (1- ((100 + A)/(100 + B))
Dimana:
A = Kadar air asli (%)
B = Kadar air optimum (%) [dari data kompaksi]
6000 = jumlah contoh (gram)
4. Masukkancontoh tersebut ke dalam kantong plastik dan
tutup dengan rapat agar tidak terjadi penguapan,
diamkan selama 24 jam.
4. 5. Pasang CBR mold pada alas dan timbang. Masukkan
keeping pemisah (spacer dish). Lalu letakkan kertas saring di
atasnya.
6. Padatkan masing-masing contoh tersebut dalam CBR
mold dengan jumlah tumbukan 10,25,60 dengan jumlah
lapisan dan berat pemadat sesuai dengan penggunaan
pemadatan ringan ( standard compaction). Bila contoh
tersebut akan direndam, periksa kadar airnya sebelum
dipadatkan. Bila contoh tersebut tidak direndam maka
pemeriksaan kadar air dilakukan setelah benda uji
dikeluarkan dari cetakan.
7. Lepaskan collar lalu ratakan permukaan contoh dengan
alat perata. Tambal lubang-lubang yang mungkin
terjadi karena lepasnya butir-butir kasar dengan bahan
yang lebih halus..
5. 8. Keluarkan piring pemisah (spacer dish) dan kertas
saring, baliklah dan pasang kembali mold yang berisi contoh
pada alas kemudian timbang.
9. Untuk pemeriksaan CBR langsung, contoh ini tetap siap
diperiksa. Bila dikehendaki CBR yang direndam (soaked
CBR) harus dilakukan langkah-langkah sbg berikut :
pasang kertas saring di kedua permukaan contoh dalam
mold, lalu pasang kembali alasnya dengan posisi mold
terbalik.
letakkan keepping beban diatasnya, seberat 10 lbs
(sebagai beban pengganti yang akan dilimpahkan pada
tanah nantinya)
6. rendam mold tersebut dalam air, sehingga air dapat
meresap dari atas maupun dari bawah. Pasang alat
pengukur pengembangan, cacat pembacaan
pertama, kemudian pembacaan dilakukan setiap 4 x 24
jam.
permukaan air selama perendaman harus tetap ( kira-
kira 2,5 cm) di atas permukaan contoh. Bila contoh sudah
tidak pengembangan sebelum 2 x 24 jam, proses
perendaman dihentikan. Catat pembacaan pada akhir
perendaman.
angkat mold dari dalam air, buang genangan air yang
ada di atasnya. Angkat alat pengukur pengembangan dan
keping kemudian mold besert isinya ditimbang kembali.
10. Pasang kembali beban seberat 10 lbs diatas permukaan
benda uji. Letakkan mold diatas piringan penekan pada
alat penetrasi CBR.
7. 11. Atur piston penetrasi supaya menyentuh permukaan
benda uji, kemudian letakkan penetrasi sampai arloji
beban menunjukkan beban permukaan sebesar 4,5 kg
atau 10 lbs. pembebanan permukaan ini diperlukan
untuk menjamin bidang sentuh yang sempurna antara
torak dengan permukaan benda uji. Kemudian arloji
penunjuk beban dan arloji pengukur penetrasi dinolkan.
12. Berikan pembebanan yang teratur sehingga
kecepatan penetrasi mendekati kecepatan 1.27 mm/menit
atau 0,05’’/menit.
13. Catat beban maksimum dan penetrasi bila
pembebanan maksimum terjadi sebelum penetrasi 0.05’’
8. 14. Keluarkan benda uji dari tekanan dan tentukan kadar air
dari seluruh lapisan. Benda uji untuk pemeriksaan kadar air
sekurang-kurangnya 100 gram untuk tanah berbutir
halus, sedangkan untuk tanah berbutir kasar sekurang-
kurangnya 500 gram.
9. ANALISA PERHITUNGAN
PENYELESAIAN RUMUS
Kadar air
W = Ww/ Wd x 100%
Dimana: Ww = berat air
Wd = Berat tanah kering
Berat isi
1. berat isi basah
µwet= Wwet/Vmould
2. berat isi kering
µdry= µwet/ (1+w)
10. Dari nilai beban di bagi dengan 3000 ( untuk penurunan 1
inchi) & 4500 (untuk penurunan 2 inchi) di dapatkan nilai
CBR-nya, lalu nilai CBR (1 inch + 2 inch)/2 untuk dapat nilai
CBR rata-rata
dalam percobaan ini, kita menggunakan nilai CBR untuk
penetrasi 0.1”. Apabila dalam pemeriksaan ternyata nilai
CBR untuk penetrsai 0.2” lebih besar dari nilai 0.1” maka
percobaan harus diulang.
apabila ternyata pada percobaan ulangan ini nilai CBR
untuk 0.2” tetap lebih besar dari pada nilai 0.1” maka nilai
CBR yang digunakan adalah nilai CBR untuk 0.2”
11. Darri hasil CBR, kita dapat menilai tanah yang sedang
diuji, apakah memenihi kriteria daya sukungnya dalam
subgrade, subbase, dan base pada teknik jalan raya.
CBR General uses Classification system
no. Rating
Unified AASHTO
0-3 Very poor subgrade OH, CH, MH, A5,A6,A7
OL
33-7 Poor to fair subgrade OH, CH, MH, A4, A5, A6, A7
OL
7-20 fair subbase OL, CL, ML, SC, A2, A4, A6, A7
SM, SP
20-50 good Base, subbase GM, GC, SW, Alb, A2-5, A3,
SM, SP, GI A2-6
>50 excellent Base, subbase GW, GM Ala, A2-4, A3