aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
Hakikat jin dalam islam
1. Hakikat Jin Dalam Islam
Publikasi: Kamis, 18 Jumadil Awwal 1435 H / 20 Maret 2014 13:46
Fenomena kesurupan yang mungkin sempat
menghebohkan negara kita Indonesia beberapa waktu yang lalu, sehingga hampir sebagian media
masa baik cetak maupun elektronik menyajikan berita ini selama beberapa hari berturut-turut.
kejadian kesurupan jin ini membuat kita tersentak, terkejut dan kebingungan. dalam sejarah budaya
masyarakat indonesia, kejadian kesurupan bukanlah hal yang aneh. karena ras melayu, seakan-
akan sudah akrab dengan dunia per-jinan. sebelum islam datang masyarakat indonesia sudah
sangat akrab dengan ajaran pemujaan dewa, pemakaian jampi-jampi dan kegiatan lainya yang
melibatkan jin dan setan.
Ketika masalah ini sedang heboh-hebohnya diliput media masa, muncul berbagai acara televisi
yang membahas tentang dunia ghaib. ada acara yang sengaja memburu hantu dan banyak lagi
acara lain yang menambah seru isu per-jinan. Pihak penyiar-pun tidak peduli, apakah acara–acara
seperti ini sesuai dengan tuntutan syariat atau tidak, atau malah justru akan merusak akidah umat.
Prioritas utama mereka hanyalah laris manisnya acara,meraup rupiah sebanyak-banyaknya, uang
yang melimpah dan kesenangan pemirsa.
Orang–orang biasanya menggambarkan Jin itu dengan gambaran yang kadang–kadang sangat
menyeramkan, seperti rambut acak–acakan, berbaju putih, terbang dan berwajah menyeramkan.
Imej ini muncul dari film–film yang sering ditayangkan di televisi. Kelemahan masyarakat kita
selama ini adalah ketidaktahuan mereka dengan ajaran agamanya sendiri. Mereka tidak tahu,
bahwa didalam Islam ada cara pengobatan yang tidak mengandung nilai–nilai kesyirikan, bahkan
merupakan ibadah yang layak mendapatkan pahala dari Allah Swt.
Akan tetapi Mereka telah larut dengan “doktrin“ yang diturunkan secara turun–temurun dari nenek
moyang; Bahwa “makhluk halus“ hanya bisa dihadapi oleh dukun. Mereka tidak tahu, bahwa
perbuatan seperti ini adalah syirik. mereka juga salah dalam memahami hakikat jin itu sendiri. apa
hakikat sebenarnya jin itu? serta apakah jin itu juga mampu untuk mengubah bentuk? insya‟ Allah
dalam makalah yang ringan ini, penulis berusaha menyajikan akan hakikat jin sebenarnya.
A. Pengertian jin
Secara bahasa: Berasal dari kata al jinanu bermakna menutupi/menghalangi dinamakan al jin
karena tersembunyi dan tidak terlihat oleh mata. (Lisanul Arab, vol, 13, hal 92)
Al Jauhari berkata: al jin adalah selain dari pada manusia mufrodnya jiniyun dinamakan
demikian karena tersembunyi dan tidak terlihat (Lisanul Arab, hal. 95)
Secara istilah: Ibnu Katsir berkata : dinamakan al jin dikarenakan mereka adalah bendaharawan
surga dan iblis adalah yang mengetuai perbendaharaan tersebut. Dinamakan iblis karena di dalam
hatinya memiliki perasaan “ sesungguhnya aku di berikan semua ini di karenakan kelebihanku di
atas para malaikat (Al Hafidz Ibnu Katsir, Al Bidayah wa nihayah, vol, I hal. 61).
B. Penciptaan jin
Orang-orang sebelum datangnya agama Islam beranggapan bahwa jin adalah makhluk keramat
yang harus disembah dan dihormati. mereka menggambarkan para jin dalam bentuk patung untuk
disembah dan berbagai bentuk lain sebagai pengagungan terhadapnya. Dari Ibnu Abbas, dari
Maroh dari Ibnu Mas‟ud dari sahabat Rosululloh SAW bahwasanya setelah Allah ta‟ala menciptakan
ciptaan Nya kemudian beristiwa‟ di atas arsy.l alu menjadikan iblis sebagai penguasa di dunia. Dan
2. iblis adalah dari qobilah malaikat yang di sebut dengan jin. dinamakan jin karena khuzanul
(bendaharawan) jannah. ( Al Hafidz Ibnu Katsir, Al bidyah Wan Nihayah, vol, I hal. 61)
Dan hal ini juga menunjukkan bahwasanya sebelum bangsa manusia menghuni dunia ini. Para jin
telah lebih dahulu menempati dunia ini, namun mereka membuat kerusakan dan saling menum-
pahkan darah. Sehingga Allah Ta‟ala mengirimkan sebagian daripada para malaikat yang di kepalai
oleh iblis untuk memerangi bangsa jin. sehingga iblis dapat menguasai mereka baik di daratan, laut,
pegunungan, lembah-lembah dan sebagainya. Dan dari hal inilah yang menyebabkan iblis menjadi
sombong. Iblis mengira bahwa tidak ada yang lebih hebat dari pada dirinya di karenakan jasa-
jasanya memerangi para jin. Yang sifat sombong tersebut tampak jelas sekali, ketika Allah Ta‟ala
memerintah kan nya untuk sujud kepada Adam „alaihisallam namun dia enggan dan mendapatkan
la‟nat dari Allah Ta‟ala. Hal ini di abadikan oleh Allah Ta‟ala di dalam surat Al Baqoroh.
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka
sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang
yang kafir. (Qs: Al Baqoroh 34)
Kembali kapada penciptaan jin. Di dalam Al-Quran Al-Kariem, Allah SWT menyebut beberapa kali
kata jin. Yaitu berkisar pada empat puluh ayat dari sepuluh surat hal ini sebagaimana yang
disampaikan oleh Al Maidany dalam kitabnya yang berjudul, Al Aqidah al islamiyah
Adapun lafdz al jin, al jan, dan aljannah sebanyak 32 kali di dalam 31 ayat Al Qur‟an Al
karim. Bahkan ada satu surat yang secara khusus membahas tentang jin dan dinamakan dengan
surat Al-Jin.
Dinamakan jin, karena ia tersembunyi wujudnya dari pandangan mata manusia. Itulah sebabnya jin
dalam wujud aslinya tidak dapat dilihat mata manusia. Kalau ada manusia yang dapat melihat jin,
maka jin yang dilihatnya itu adalah jin yang sedang menjelma dalam wujud makhluk yang dapat
dilihat mata manusia biasa.
Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah
mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk
memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat
kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah
menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman. (Qs al-
a‟raf: 27).
Tentang asal kejadian jin, Allah menjelaskan, kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka
jin diciptakan dari api yang sangat panas. Allah SWT menyebutkan bahwa jin itu diciptakan dari api
yang sangat panas, juga disebutkan terbuat dari nyala api. Alloh berfirman :
“Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar, dan Dia menciptakan jin dari nyala
api.”(Qs: Arrahman 14-15)
Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid dan Adhdhahak berkata, bahwa yang dimaksud dengan firman Allah
Ta‟ala : “Dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api.” (Qs Ar-Rahman: 15).
Dari nyala api,(marij) ialah dari api murni atau nyala api yang bercampur warna hitam dalam surat Al
Hijr Allah Ta‟ala berfirman:
“Dan kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. ( samum)” (Qs Al-
Hijr: 26-27).
Ibnu Mas‟ud menjelaskan bahwa samum adalah bagian dari tujuh puluh jenis api jahannam.
Sedangkan Ibnu Abbas mengatakan samum adalah angin panas yang mematikan. Dalilnya dari
hadits riwayat Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
“Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang
disifatkan(diceritakan) kepada kalian.” (HR Muslim2996, di dalam kitab Az-Zuhd dan Ahmad di
dalam Al-Musnad).
Di antara Indikasi orang yang dimasuki jin sebagai berikut:
Gejala waktu terjaga;
3. Badan terasa lemah, loyo, dan tidak ada gairah hidup, berat dan malas untuk beraktivitas, terutama
untuk beribadah kepada Allah, banyak mengkhayal dan melamun, senyum dan bicara sendiri, tiba-
tiba menangis atau tertawa tanpa sebab, sering merasa ada getaran, hawa dingin, atau panas,
kesemutan, berdebar, takut, panas dalam, mengantuk, pusing, bosan, malas, gagap, dan sesak
nafas saat membaca Al-Qur‟an.
Gejala waktu tidur;
Banyak tidur dan mengantuk berat, atau sulit tidur tanpa sebab, sering mengigau dengan kata-kata
kotor, melakukan gerakan-gerakan aneh, seperti mengunyah dengan keras sampai beradu gigi,
sering bermimpi buruk dan seram atau seakan-akan jatuh dari tempat yang tinggi, bermimpi melihat
binatang-binatang seperti ular, kucing, anjing, singa, serigala yang seakan-akan menyerangnya,
bermimpi ditemui jin yang mengaku arwah nenek moyang atau tokoh tertentu, saat tidur merasa
seperti ada yang mencekik lehernya atau menggelitikinya dan menendangnya.
Jika sudah ada gangguan dari para jin maka dzikir dan do‟a adalah benteng kita
terhadap kejahatan mereka Ada pun jika tidak ada gangguan di rumah atau di tempat tinggal kita,
maka pendeteksian keberadaan jin-jin jahat tak perlu dilakukan. Demikian juga masalah deteksi jin
pada diri seseorang. Tidak ada orang yang dapat melihat keberadaan jin secara pasti dalam tubuh
seseorang. Untuk memastikan keberadaan jin yang memasuki tubuh seseorang bisa juga dengan
Ruqyah Syar‟iyyah. Yaitu, terapi nabawi berupa membacakan ayat-ayat Al-Qur‟an dan do‟a-do‟a
yang il ma‟surat. Itulah satu-satunya cara islami yang diajarkan Islam untuk menangani segala
kasus yang berhubungan dengan jin.
Kesimpulan
Dari uraian pembahasan diatas bisa kita ambil kesimpulan bahwa; Jin adalah makhluk yang di
ciptakan dari api. Mereka bukanlah dari jenis malaikat, dan makhluk yang di ciptakan lebih dulu dari
pada manusia, bangsa jin beranak-pinak dan mereka juga memiliki keturunan, bangsa jin dapat
melihat manusia, sedangkan manusia tidak dapat melihat mereka.
Jin dan segala pengaruh yang ditimbulkan olehnya adalah perkara yang kongkrit dan terjadi
disekeliling kita, disadari ataupun tidak. Mereka ada disaat kita tidur di malam hari, mereka juga
hadir ketika kita beraktivitas di siang hari, mereka nyata disetiap aliran darah dan tarikan nafas kita.
Bagaimanapun kehadiran mereka dan pengaruh yang mereka timbulkan di bumi yang kita tinggali
tidak bisa kita nafikan dan kita tidak perdulikan begitu saja, jin juga memiliki kepentingan-
kepentingan sebagaimana manusia memiliki kepentingan-kepentingan, terkadang kepentingan
mereka berbenturan dengan tujuan kita diciptakan di muka bumi ini, maka dengan mengetahui
hakikat mereka semoga bisa menambah kesadaran dan kewaspadaan dalam menyikapi
keberadaan mereka di dimensi kehidupan ini. Wallahu a‟lam bis showab, (Mush‟ab bin Umair).