Mikroskop adalah alat untuk melihat benda yang kecil dengan cara memperbesar bayangannya. Mikroskop pertama ditemukan oleh Zacharias Janssen pada tahun 1590. Mikroskop terdiri dari lensa objektif, okuler, tabung, dan bagian lain untuk memfokuskan cahaya ke objek yang diamati.
I ia. mikroskop (tugas 1 presentation)_basrib.biologi
1. Mikroskop
(Tugas Persentasi Biologi Umum)
Tahun 1590
Janssen menciptakan mikroskop
Dipersentasikan Oleh :
Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya
2. Tentang Mikroskop
Sejarah Penemuan Mikroskop
Defenisi Mikroskop
Bagian-bagian Mikroskop dengan
Fungsinya masing-masing
Cara Pemakaian Mikroskop
3. Sejarah Penemuan Mikroskop
Orang yang pertama menemukan Mikroskop
adalah Zacharias Janssen pada tahun 1590
4. Defenisi Mikroskop
Asal kata mikroskop:
Micro = kecil
Scopium = penglihatan
Pengertian mikroskop
Mikroskop adalah alat untuk melihat benda yang bersifat
mikroskopis atau untuk memperoleh bayangan yang besar
dari benda yang kecil yang tidak terlihat oleh mata, sehingga
dapat dilihat dan diamati susunannya.
Fungsinya utk melihat obyek (objectum=sesuatu yg
diketengahkan) & gerakan halus yg tak teramati olh mata
biasa memperbesar obyek
5. Bagian-bagian Mikroskop dengan
Fungsinya masing-masing
Lensa Okuler
Tabung
Sekrup
Revolver
Pengarah Kasar
Lensa Objektif
Sekrup Panggung / Meja
Pengarah Halus Preparat
Pegangan Kondensor
Penjepit Object
Diafragma
Sendi Inklinasi
Cermin Pengatur Kondensor
Kaki
7. Kesimpulan
* Mikroskop adalah alat untuk memperoleh bayangan yang
besar dari benda yang kecil yang tidak terlihat oleh mata,
sehingga dapat dilihat dan diamati susunannya. Jadi
mikroskop adalah benda yang digunakan untuk melihat benda
yang bersifat mikroskopis.
* Orang yang pertama kali menemukan mikroskop adalah
Zacharias Janssen merupakan seorang ilmuwan yang berasal
dari Belanda, penemuannya pada tahun 1590.
* Nilai mikroskop ditentukan oleh daya pembesaran
bayangan dari objek. Makin tinggi daya pembesaran makin
tinggi pula nilai mikroskop. Pembesaran suatu mikroskop
bervariasi tergantung kekuatan objektif dan okuler.
8.
9.
10. * Zacharias Janssen atau yang akrab dikenal dengan nama
Janssen merupakan seorang ilmuwan berasal dari Belanda.
Lahir tahun 1580 di Kincir Angin – Belanda.
* Pada usianya yang ke 10 tahun ya berhasil menemukan
Mikroskop. Penemuannya yang paling terkenal yaitu
mikroskop pertama yang digunakan untuk melihat benda-
benda yang sangat kecil ukurannya dan sulit dijangkau bila
menggunakan mata telanjang.
* Beliau meninggal dunia pada usia 58 tahun atau tepatnya
pada tahun 1638.
11. * Penemuan mikroskop ini memberikan pengaruh besar
pada perkembangan ilmu pengetahuan dan tidak sedikit
penemuan-penemuan besar yang sangat bermanfaat bagi
peradaban dunia diteliti dengan menggunakan
mikroskop.
* Ide Penemuan ini muncul saat beliu menyadari betul
bahwa di dunia ini terdapat benda-benda dengan ukuran
yang lebih kecil dan sulit dijangkau dengan kasat mata.
* Pada tahun 1590, bersama dengan ayahnya, beliau
berhasil menciptakan sebuah mikroskop dengan
menggunakan lensa cembung dan cekung untuk
memperbesar tampilan benda-benda yang sangat kecil
ukurannya.
12. Dikembangkan Oleh :
1. Campini, seorang ilmuwan yang berasal dari Italia, pada tahun
1668 : menyempurnakan penemuan Janssen pada mekanisme
penyetelan fokus yang pertama untuk mikroskop tersebut.
2. Anton van Leuwenhoek, seorang ilmuwan yang berasal dari
Belanda merasa bahwa mikroskop yang dibuat oleh Janssen
kurang sempurna. Akhirnya beliau membuat mikroskop yang
memiliki daya pembesar sampai dengan 770 kali pada tahun
1660, sehingga memudahkan untuk melakukan penelitian
terhadap mikroorganisme dan sel-sel darah manusia.
Walaupun mikroskop yang digunakan saat ini memiliki
kemampuan pembesar yang sangat besar, namun Janssen tetap
dikenal sebagai orang pertama yang telah berhasil
menciptakan mikroskop, yang mengantar pada evolusi
langsung dari lensa yang dibuat untuk pengguna kacamata.
13. 1. Lensa Okuler
Okuler mikroskop atau eyepiece microscope terletak di atas tabung
mikroskop yang dekat dengan mata pengamat saat mengamati
objek untuk melihat bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif.
Lensa pada okuler mempunyai fungsi memperbesar bayangan yang
dihasilkan oleh objketif.
Perbesaran pada lensa okuler ada tiga macam, yaitu 5x, 10x, dan
12,5x.
Okuler dengan pembesaran x10 ke atas sangat baik bila
dikombinasikan dengan objektif yang berkualitas tinggi namun jika
dikombinasikan dengan objektif yang berkualitas rendah,
pembesaran yang dihasilkan oleh okuler akan jelek.
Total pembesaran bayangan dari pengamatan benda adalah hasil
perkalian antara pembesaran objektif dengan pembesaran okuler.
Misalnya objektif mempunyai pembesaran x40, okuler mempunyai
pembesaran x5 maka total pembesaran yang dihasilkan adalah 200
kali.
14. 2. Tabung badan mikroskop (body tube of microscope)
Tabung badan mikroskop disebut pula draw tube/tabung
gambar yang memisahkan objektif dengan okuler.
Tabung terpasang pada bagian bergerigi yang melekat pada
pegangan mikroskop sebelah atas. Melalui bagian yang
bergerigi, tabung dapat digerakkan ke atas dan ke bawah.
Tiap mikroskop akan berfungsi baik apabila mempunyai
panjang tertentu. Apabila panjang tabung badan
mikroskop dibuat lebih panjang dari ketentuan maka
bayangan akan tampak buram.
Tabung badan mikroskop dibagi dalam dua macam yaitu
tabung mekanis (mechanical tube) mempunyai panjang
160mm. dan tabung optik (optical tube) mempunyai
panjang kurang dari 160 mm.
15. 3. Makrometer (sekrup pengarah kasar/pengatur
fokus kasar)
Merupakan komponen untuk menggerakkan tabung
mikroskop ke atas dan ke bawah dengan pergeseran
besar.
4. Makrometer (sekrup pengarah Halus/pengatur
fokus Halus)
Merupakan komponen untuk menggerakkan tabung
ke atas dan ke bawah dengan pergeseran halus.
5. Sendi Inklinasi
Sebagai titik penghubung antara badang mikroskop
dengan kaki dan sebagai pengatur posisi/kemiringan
mikroskop saat pengamatan.
16. 6. Revolver
Merupakan pemutar lensa untuk menempatkan lensa
objektif yang dikehendaki.
7. Diafragma
Merupakan komponen untuk mengatur banyak
sedikitnya cahaya yang masuk melalui lubang
pada panggung mikroskop.
Diafragma ini terpasang pada bagian bawah
panggung mikroskop.
17. 8. Lensa Objektif
Merupakan komponen yang langsung berhubungan dengan objek atau
specimen. Lensa objektif terpasang pada bagian bawah revolver. Objektif
memegang peranan sangat penting dalam sistem lensa mikroskop.
Kebanyakan mikroskop mempunyai tiga sampai empat buah objektif yang
terpasang pada bagian bagian bawah ”body-tube” mikroskop yang
sewaktu-waktu dapat diganti sesuai dengan kebutuhan.
Perbesaran pada lensa objektif bervariasi, bergantung pada banyaknya
lensa objektif pada mikroskop.
Misalnya, ada perbesaran lensa objektif terdapat angka x5, x10, x20, x40,
dan x100.
Angka-angka ini menunjukkan pembesaran 5, 10, 20, 40, dan 100 kali.
Khusus untuk x100 dalam pemakaian di pergunakan minyak immersi yang
diteteskan pada objek gelas.
18. X5, x10, x20 dikenal sebagai low dry.
X40, x45 dikenal sebagai high dry.
X97, x100 dikenal dalam pemakaian menggunakan “oil
immersion”/ minyak immersi.
Pada objektif yang kuno sering dicantumkan 16 mm (=x10), 4
mm(=x43), 1,8 mm (= x100 oil immersion).
Kadang kala dicantumkan panjang fokus lensa dalam inci
misalnya 2/3, 1/6, dan 1/12.
Lensa dengan ukuran 2/3 inci ekivalen dengan x20 objektif,
1,6 inci ekivalen dengan x40 dan 1/12 inci ekivalen dengan
x100 (oil immersion).
Ada angka lain yang dipakai tanpa menggunakan minyak
immerse mempunyai N.A maksimum 1(satu). Lensa minyak
immerse mempunyai N.A maksimum 1,5.
Sebagai contoh: 160/0, 17.
160 menunjukkan panjang tabun mikroskop 160 mm. 0, 17
menunjukkan tebal gelas penutup objek gelas.
19. 9. Panggung mikroskop
Merupakan meja preparat atau tempat sediaan
obek/specimen.
Pada bagian tengah panggung mikroskop terdapat
lubang untuk jalan masuk cahaya ke mata pengamat.
Panggung digunakan untuk meletakkan sediaan objek
atau specimen. Pada panggung terdapat dua penjepit
untuk menjepit object glass. Pada beberapa mikroskop
lain, panggung dapat digerakkan ke atas dan ke
bawah.
20. 10. Kondensor
Merupakan alat untuk memfokuskan cahaya pada objek atau
specimen. Alat ini terdapat di bawah panggung.
Biasanya pengamat berusaha agar sumber cahaya misalnya
lampu yang oleh cermin direfleksi pada kondensor dan untuk
selanjutnya difokuskan oleh kondensor tempat pada benda
yang diamati. Dengan demikian seolah-olah benda yang
diamati menjadi bercahaya. Cara penyinaran ini disebut
critical illumination (penyinaral kritis).
Dengan menggunakan “kondensor abbe” yang terdiri dari dua
atau lebih lensa dengan suatu objektif aporkrotik, aperture
numerik kondensor harus tinggi agar penyinaran dapat terisi
penuh.
Dengan bantuan aperture diafragma (diafragma iris) dapat
mengatur sinar tepat di tengah- tengah pada objek/benda yang
diamati.
21. 11. Lengan mikroskop (pegangan / badang
Mikroskop)
Merupakan bagian yang dapat dipegang waktu
mengangkat mikroskop atau menggeser mikroskop.
12. Kaki Mikroskop
Merupakan tempat mikroskop bertumpu.
Kebanyakan kaki mikroskop berbentuk seperti tapal
kuda.
13. Penjepit Object
Untuk menjepit preparat di atas meja preparat agar
preparat tidak bergeser (Pengatur letak preparat)
22. 14. Cermin Reflektor
Digunakan untuk menangkap cahaya dan merefleksi
cahaya ke tingkat berikutnya yaitu kondensor yang masuk
melalui lubang pada panggung mikroskop, yakni dengan
cara mengubah-ubah letaknya.
Cermin ini memiliki permukaan datar dan permukaan
cekung sehingga menggunakan cermin datar dan cermin
cekung. Cermin datar digunakan jika sumber cahaya
cukup terang dan cermin cekung digunakan jika cahaya
kurang terang.
Jadi dengan menggunakan objketif dengan pembesaran
lemah sebaiknya mengunakan cermin cekung, tetapi para
peneliti biasanya menggunakan cermin datar.
23. a. Letakkan mikroskop di atas meja kokoh, jangan di atas buku
atau keras yang berserakan di meja. Pada mikroskop yang
menggunakan cermin, aturlah menghadap cahaya.
b. Periksa mikroskop, bahwa bagian-bagiannya lengkap, dalam
keadaan bersih dan tidak rusak.
c. Terutama lensa-lensanya, harus dijaga tetap bersih. Debu, air,
atau minyak harus dbersihkan dari lensa dengan cara
mengusapnya dengan kertas lensa yang bersih. Jangan
menggosok dengan benda yang keras atau kasar, karena akan
merusak “coating”nya.
d. Kalau badan atau meja mikroskop kotor, atau berdebu,
bersihkan dengan lap yang bersih.
e. Kenalilah dahulu nama bagian-bagian mikroskop berdasarkan
diagram yang diberikan.
24. a. Mikroskop biologi ada yang dilengkapi dengan cermin untuk
penyinaran, ada pula yang dilengkapi dengan lampu yang telah
terpasang (built in lamp).
b. Untuk mikroskop yang menggunakan cermin, aturlah cermin sehingga
didapatkan cahaya yang betul. Seluruh medan pandangan dari
mikroskop hendaklah mendapat penyinaran yang menyeluruh dan
rata. Sumber cahaya yang paling sesuai adalah sinar alam dari langit.
Dapat pula penyinaran dengan menggunakan lampu. Agar didapatkan
penyinarakn yang merata di seluruh medan pandangan, disarankan
untuk menempatkan kertas tipis, misalnya kertas tissue putih didepan
lampu.
c. Cermin yang lazim dipakai adalah cermin datar untuk mikroskop yang
menggunakan kondensor dan cermin cekung untuk mikroskop yang
tanpa kondensor.
25. d. Bagi mikroskop yang dilengkapi dengan kondensor, fungsi
Kondensor ini adalah untuk mengumpulkan sinar sehingga
menambah kekuatan penyinaran. Kondenser biasanya
diatur dengan bonggol penyinaran kritis, yaitu sumber
penyinaran oleh kondensor difokuskan pada objek,
sehingga seolah-olah objek menjadi bercahaya.
e. Bagi mikroskop yang tidak dilengkapi dengan kondensor,
biasanya pengaturan banyaknya cahaya dilakukan dengan
keeping yang dapat diputar, yang mempunyai lubang
berbagai ukuran. Pilihlah lubang yang sesuai agar
didapatkan bayangan yang paling jelas, tidak terlalu silau
dan tidak terlalu gelap.
f. Pada mikroskop biologi ada yang dilengkapi dengan lampu
yang terpasang, mengatur penyinaran tinggal menyalakan
lampu, dengan kondensor pada posisi paling atas.
26. a. Sebelum mengamati preparat, perhatikan dulu cara
mendekatkan dan menjauhkan objektif dari objek. Putar
sedikit bonggol pengatur kasar ke depan dan ke belakang
dengan memperhatikan jarak objektif dan objek.
b. Jauhkan objek dengan bonggol pengaturan kasar sehingga
ujung bawah lensa objektif kira-kira 20 mm di atas meja
mikroskop. Pindahkan objektif yang terlemah (4x) atau
(10x) kesumbu optik, hingga terdengar bunyi klik.
c. Pasang preparat di atas meja mikroskop dengan cara
menjepitnya. Aturlah preparat hingga bagian yang ingin
diamati kira-kira dibawah lensa obektif. Pada mikroskop
yang lebih lengkap, menggerakkan preparat dengan
bonggol pengerak mekanis.
27. d. Sambil melihat dari samping mikroskop, dekatkan objektif
dengan bongkop pengatur kasar hingga jarak prekarat
dengan ujung objektif kira-kira 4mm.
e. Sambil melihat melalui okuler, jauhkan objektif perlahan-
lahan dengan bonggol pengaturan kasar hingga bayangan
terlihat cukup jelas. Untuk memperjelas lagi menggunakan
bonggol pengatur halus.
f. Aturlah cahaya dengan level diafragma (atau keeping
pemutar pada mikroskop yang tidak dilengkapi dengan
kondensor) untuk mendapatkan penyinaran yang baik dan
bayangan terlihat jelas. Untuk benda yang transparan,
terlalu banyak cahaya menyebabkan bayangan kurang
jelas.
g. Pindahkan objek yang akan diamati hingga di tengah
lapangan pandangan dengan menggeser kaca objek.
28. Perhatikan: (Pengaturan Lensa)
Bayangan yang terbentuk oleh mikroskop adalah
terbalik.
Dengan menggeserkan kaca objek ke kiri, bayangan
berpindah ke kanan. Menggeserkan ke atas, bayangan
pindah ke bawah.
Biasakanlah untuk dapat memindahkan objek yang
akan diamati dengan cermat dan tepat. Untuk
diperlukan latihan.
29. a. Mengganti perbesaran yang paling sering dilakukan adalah
dengan mengganti objektif. Sebelum mengganti lensa
objektif, terutama kepada lensa yang lebih kuat
perbesaranya, tempatkan bayangan yang akan diamati di
tengah lapangan pandangan.
b. Putarkan objektif yang diinginkan ke sumbu optik hingga
terdengar bunyi klik. Pada mikroskop yang masih baik,
telah dibuat parfokal, sehingga setelah diganti objektif,
bayangan masih terlihat.
c. Mungkin kurang tepat fokusnya, dan untuk memperjelas
tinggal menggunakan bonggol pengatur halus.
d. Objektif perbesaran kuat memerlukan lebih banyak sinar.
Aturalah kembali diafragma atau keeping pengatur cahaya
hingga didapatkan penyinaran yang paling baik.
30. e. Setelah selesai pengamatan, sebelum mengambil preparat dari
meja mikroskop, biasakanlah memindahkan dahulu objektif yang
lemah ke sumbu optik.
f. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sebuah mikroskop memiliki
dua macam lensa, yaitu lensa okuler dan lensa objektif. Kedua
lensa tersebut memiliki ukuran pembesaran tertentu. Pembesaran
total untuk panjang tabung yang digunakan diperoleh dari
pembesaran pada objektif dikalikan dengan pembesaran yang
tertera pada okuler.
perbesaran objektif x perbesaran okuler = perbesaran total
10 x 8 = 80 x
10 x 12,5 = 125 x
40 x 8 = 320 x
40 x 12,5 = 500 x
g. Perbesaran total 80-125x (perbesaran rendah) dan 320-500x
(perbesaran tinggi) yang diberikan pada contoh sudah cukup
untuk memenuhi persyaratan normal. Perbesaran rendah (3,5 x 8
atau 3,5 x 12,5, yaitu perbesaran total 30-40x) dapat
memperlihatkan tampak umum dari suatu cuplikan dan biasanya
digunakan untuk pengamatan pertama pada seluruh cuplikan.
31. Penting diperhatikan : (Mengganti Pembesaran)
1. Jangan menggunakan objektif dengan perbesaran yang melebihi apa
yang diperlukan. Dengan perbesaran yang terlalu kuat sering
didapatkan bayangan yang kurang jelas.
2. Sifat-sifat objektif perbesaran kuat yang kurang menguntungkan dan
sebaiknya diperhatikan adalah:
Medan pandangan sangat sempit, sehingga kalau pengamatan
langsung dengan lensa kuat, sukar untuk mencari atau
menemukan objek yang ingin diamati.
Jarak kerja (jarak antara ujung lensa dengan benda yang diamati)
sangat pendek. Kalau kurang hati-hati dapat mengakibatkan
objektif atau preparat rusak kalau terjadi persentuhan.
Kedalaman fokus/bidang fokus sangat tipis. Bayangan yang jelas
(dalam fokus) hanya merupakan bidang yang sangat tipis seperti
sayatan. Benda yang agak tebal tidak akan terlihat seluruhnya atau
mungkin menjadi kurang jelas.
32. Tujuan membuat preparat adalah untuk dapat lebih
mengerti bahwa setiap sel, jaringan dan organ dapat
dipelajari dengan baik jika tidak dipersiapkan sebagaimana
mestinya untuk pemeriksaan mikroskopik.
Metode persiapan dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
(a). Metode untuk pengamatan langsung sel hidup, dan
(b). Metode untuk sel mati (telah difiksasi).
Cara terbaik untuk mempelajari sel adalah dengan
menggunakan irisan jaringan yang masing-masing
merupakan preparat yang dapt dikatakan bersifat
permanen. Suatu preparat diperoleh dengan membuat
irisan tipis dari sepotong kecil jaringan yang telah difiksasi.
33. Pembuatan preparat meliputi langkah-langkah berikut
ini:
a. Fiksasi
b. Reagen
c. Pemendaman (Embedding)
d. Pemotongan
e. Pewarnaan
34. 1. Fiksasi
Tujuan utama fiksasi adalah untuk mengawetkan
protoplasma agar terpelihara mirip keadaan semasa hidup.
Ciri-ciri zat fiksatif yaitu :
(a) berperan sebagai pengawet, mencegah perubahan
autolysis,
(b) bersifat dapat mengeraskan (rigid) sehingga
mempermudah pengirisan,
(c) menyebabkan sel tahan terhadap cairan hipotonis
hipertonis,
(d) membantu diferensiasi optis,
(e) bersifat mordant,
(f ) meningkatkan afinitas protoplasma terhadap zat warna
tertentu.
35. 2. Reagen
Reagen yang paling umum dipergunakan sebagai zat
iksasi adalha formalin, alcohol, dan asam-asam
tertentu (pikrat asetat dan osmiat).
Tidak ada zat fiksasi yang memiliki semua sifat yang
diinginkan, dan banyak reagen dipakai berupa
campuran, seperti cairan Bouin, cairan Zenker dan
cairan Susa.
Pemilihan suatu zat fiksasi biasanya ditentukan oleh
jaringan atau unsur apa yang akan dipelajari dan oleh
metode pewarnaan yang akan dipakai.
36. 3. Embedding (pemendaman)
Tujuan pemendaman adalah membuat blok jaringan keras
dan kaku sehingga dapat dipotong menjadi irisan-irisan
tipis.
Sebelum pemendaman, jaringan yang telah difiksasi,
dicuci untuk menghilangkan kelebihan zat fiksasi dan
kemudian didehidrasi.
Jaringan itu kemudian dijernihkan. Sesudah penjernihan,
jaringan diinfiltrasi dengan zat pemendaman, biasanya
parafin atau seloidin.
Sesudah diinfiltrasi, agen pemendaman dibuat menjadi
padat sehingga diperoleh suatu massa homogen keras
dengan jaringan didalamnya.
37. 4. Pemotongan
Jaringan yang telah dipendam dalam parafin dapat
diiris sangat tipis, tebal irisan adalah antara 3-10 µ
dengna menggunakan mokrotom.
Tiap irisan dipindahkan ke atas kaca objek yang bersih
yang permukaannya telah dioles sedikit gliserin.
Irisan jaringan yang telah dilekatkan ini siap untuk
diwarnai (stain).
38. 5. Pewarnaan
Tujuan pewarnaan adalah untuk meningkatkan kontras alami dan untuk
lebih memperjelas berbagai unsur sel dan jaringan.
Setelah diwarnai, kelebihan zat warna dihilangkan dengan dibilas dengan
menggunakan air atau alkohol.
Irisan jaringan didehidrasi dengan mencelupkannya ke dalam detergen
alkohol dengan konsentrasi yang makin meningkat. Setelah melalui alkohol
absolut, irisan jaringan dipindahkan ke dalam larutan dengan zat penjernih.
Setelah dikeluarkan dari larutan penjernih, diatas irisan jaringan diberi
setetes balsam canada. Preparat ditutup dengan kaca penutup (cover glass)
dan dibiarkan mengering.
Biasanya digunakan zat warna hematoxylin eosin(HE). Zat perwarna HE
merupakan pewarna inti yang paling umum, yang sifat memulasnya
tergantung pada adanya hasil oksidasinya dalam larutan. Hasilnya setiap
struktur ini menjadi ungu tua atau biru dan hampir semua struktur
sitoplasma dan substansi interselulter menjadi merah muda.
Zat warna yang digunakan biasanya merupakan garam. Zat warna dibedakan
menajadi 3, yaitu zat warna yang asam, zat warna yang basa dan zat warna
yang netral. Zat warna asam bila gugus kromofornya berada pada asam
(Contohnya adalah eosin, biru aniline, dan oranye G), zat warna basa bila
gugus kromofornya berada pada basa (contohnya adalah hematoksilin, biru
metilen, dan kristal violet), dan zat warna netral bila keduanya ada kromofor
(Contohnya adalah hematoksilin eosin).