SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 38
Mikroskop
                             (Tugas Persentasi Biologi Umum)



Tahun 1590
Janssen menciptakan mikroskop

    Dipersentasikan Oleh :




         Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya
Tentang Mikroskop

         Sejarah Penemuan Mikroskop


         Defenisi Mikroskop


         Bagian-bagian Mikroskop dengan
         Fungsinya masing-masing


         Cara Pemakaian Mikroskop
Sejarah Penemuan Mikroskop


                 Orang yang pertama menemukan Mikroskop
                 adalah Zacharias Janssen pada tahun 1590
Defenisi Mikroskop

 Asal kata mikroskop:
   Micro = kecil
   Scopium = penglihatan


 Pengertian mikroskop
   Mikroskop adalah alat untuk melihat benda yang bersifat
    mikroskopis atau untuk memperoleh bayangan yang besar
    dari benda yang kecil yang tidak terlihat oleh mata, sehingga
    dapat dilihat dan diamati susunannya.
   Fungsinya utk melihat obyek (objectum=sesuatu yg
    diketengahkan) & gerakan halus yg tak teramati olh mata
    biasa  memperbesar obyek
Bagian-bagian Mikroskop dengan
Fungsinya masing-masing

              Lensa Okuler
              Tabung


    Sekrup
                                 Revolver
    Pengarah Kasar
                                     Lensa Objektif
   Sekrup                              Panggung / Meja
   Pengarah Halus                         Preparat
            Pegangan                   Kondensor
   Penjepit Object
                                      Diafragma
       Sendi Inklinasi
             Cermin                   Pengatur Kondensor

             Kaki
Cara Pemakaian Mikroskop
Kesimpulan
* Mikroskop adalah alat untuk memperoleh bayangan yang
besar dari benda yang kecil yang tidak terlihat oleh mata,
sehingga dapat dilihat dan diamati susunannya. Jadi
mikroskop adalah benda yang digunakan untuk melihat benda
yang bersifat mikroskopis.
* Orang yang pertama kali menemukan mikroskop adalah
Zacharias Janssen merupakan seorang ilmuwan yang berasal
dari Belanda, penemuannya pada tahun 1590.
* Nilai mikroskop ditentukan oleh daya pembesaran
bayangan dari objek. Makin tinggi daya pembesaran makin
tinggi pula nilai mikroskop. Pembesaran suatu mikroskop
bervariasi tergantung kekuatan objektif dan okuler.
* Zacharias Janssen atau yang akrab dikenal dengan nama
  Janssen merupakan seorang ilmuwan berasal dari Belanda.
  Lahir tahun 1580 di Kincir Angin – Belanda.
* Pada usianya yang ke 10 tahun ya berhasil menemukan
  Mikroskop. Penemuannya yang paling terkenal yaitu
  mikroskop pertama yang digunakan untuk melihat benda-
  benda yang sangat kecil ukurannya dan sulit dijangkau bila
  menggunakan mata telanjang.
* Beliau meninggal dunia pada usia 58 tahun atau tepatnya
  pada tahun 1638.
* Penemuan mikroskop ini memberikan pengaruh besar
  pada perkembangan ilmu pengetahuan dan tidak sedikit
  penemuan-penemuan besar yang sangat bermanfaat bagi
  peradaban dunia diteliti dengan menggunakan
  mikroskop.
* Ide Penemuan ini muncul saat beliu menyadari betul
  bahwa di dunia ini terdapat benda-benda dengan ukuran
  yang lebih kecil dan sulit dijangkau dengan kasat mata.
*   Pada tahun 1590, bersama dengan ayahnya, beliau
    berhasil menciptakan sebuah mikroskop dengan
    menggunakan lensa cembung dan cekung untuk
    memperbesar tampilan benda-benda yang sangat kecil
    ukurannya.
Dikembangkan Oleh :
1. Campini, seorang ilmuwan yang berasal dari Italia, pada tahun
    1668 : menyempurnakan penemuan Janssen pada mekanisme
    penyetelan fokus yang pertama untuk mikroskop tersebut.
2. Anton van Leuwenhoek, seorang ilmuwan yang berasal dari
    Belanda merasa bahwa mikroskop yang dibuat oleh Janssen
    kurang sempurna. Akhirnya beliau membuat mikroskop yang
    memiliki daya pembesar sampai dengan 770 kali pada tahun
    1660, sehingga memudahkan untuk melakukan penelitian
    terhadap mikroorganisme dan sel-sel darah manusia.

Walaupun mikroskop yang digunakan saat ini memiliki
   kemampuan pembesar yang sangat besar, namun Janssen tetap
   dikenal sebagai orang pertama yang telah berhasil
   menciptakan mikroskop, yang mengantar pada evolusi
   langsung dari lensa yang dibuat untuk pengguna kacamata.
1. Lensa Okuler
 Okuler mikroskop atau eyepiece microscope terletak di atas tabung
 mikroskop yang dekat dengan mata pengamat saat mengamati
 objek untuk melihat bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif.
 Lensa pada okuler mempunyai fungsi memperbesar bayangan yang
 dihasilkan oleh objketif.
 Perbesaran pada lensa okuler ada tiga macam, yaitu 5x, 10x, dan
 12,5x.
 Okuler dengan pembesaran x10 ke atas sangat baik bila
 dikombinasikan dengan objektif yang berkualitas tinggi namun jika
 dikombinasikan dengan objektif yang berkualitas rendah,
 pembesaran yang dihasilkan oleh okuler akan jelek.
 Total pembesaran bayangan dari pengamatan benda adalah hasil
 perkalian antara pembesaran objektif dengan pembesaran okuler.
  Misalnya objektif mempunyai pembesaran x40, okuler mempunyai
 pembesaran x5 maka total pembesaran yang dihasilkan adalah 200
 kali.
2. Tabung badan mikroskop (body tube of microscope)
 Tabung badan mikroskop disebut pula draw tube/tabung
  gambar yang memisahkan objektif dengan okuler.
 Tabung terpasang pada bagian bergerigi yang melekat pada
  pegangan mikroskop sebelah atas. Melalui bagian yang
  bergerigi, tabung dapat digerakkan ke atas dan ke bawah.
 Tiap mikroskop akan berfungsi baik apabila mempunyai
  panjang tertentu. Apabila panjang tabung badan
  mikroskop dibuat lebih panjang dari ketentuan maka
  bayangan akan tampak buram.
 Tabung badan mikroskop dibagi dalam dua macam yaitu
  tabung mekanis (mechanical tube) mempunyai panjang
  160mm. dan tabung optik (optical tube) mempunyai
  panjang kurang dari 160 mm.
3. Makrometer (sekrup pengarah kasar/pengatur
   fokus kasar)
   Merupakan komponen untuk menggerakkan tabung
    mikroskop ke atas dan ke bawah dengan pergeseran
    besar.
4. Makrometer (sekrup pengarah Halus/pengatur
   fokus Halus)
   Merupakan komponen untuk menggerakkan tabung
    ke atas dan ke bawah dengan pergeseran halus.

5. Sendi Inklinasi
  Sebagai titik penghubung antara badang mikroskop
   dengan kaki dan sebagai pengatur posisi/kemiringan
   mikroskop saat pengamatan.
6. Revolver
 Merupakan pemutar lensa untuk menempatkan lensa
 objektif yang dikehendaki.


7. Diafragma
 Merupakan komponen untuk mengatur banyak
  sedikitnya cahaya yang masuk melalui lubang
  pada panggung mikroskop.
 Diafragma ini terpasang pada bagian bawah
  panggung mikroskop.
8. Lensa Objektif
 Merupakan komponen yang langsung berhubungan dengan objek atau
    specimen. Lensa objektif terpasang pada bagian bawah revolver. Objektif
    memegang peranan sangat penting dalam sistem lensa mikroskop.
   Kebanyakan mikroskop mempunyai tiga sampai empat buah objektif yang
    terpasang pada bagian bagian bawah ”body-tube” mikroskop yang
    sewaktu-waktu dapat diganti sesuai dengan kebutuhan.
   Perbesaran pada lensa objektif bervariasi, bergantung pada banyaknya
    lensa objektif pada mikroskop.
   Misalnya, ada perbesaran lensa objektif terdapat angka x5, x10, x20, x40,
    dan x100.
   Angka-angka ini menunjukkan pembesaran 5, 10, 20, 40, dan 100 kali.
    Khusus untuk x100 dalam pemakaian di pergunakan minyak immersi yang
    diteteskan pada objek gelas.
X5, x10, x20 dikenal sebagai low dry.
          X40, x45 dikenal sebagai high dry.
          X97, x100 dikenal dalam pemakaian menggunakan “oil
    immersion”/ minyak immersi.
   Pada objektif yang kuno sering dicantumkan 16 mm (=x10), 4
    mm(=x43), 1,8 mm (= x100 oil immersion).
   Kadang kala dicantumkan panjang fokus lensa dalam inci
    misalnya 2/3, 1/6, dan 1/12.
   Lensa dengan ukuran 2/3 inci ekivalen dengan x20 objektif,
    1,6 inci ekivalen dengan x40 dan 1/12 inci ekivalen dengan
    x100 (oil immersion).
   Ada angka lain yang dipakai tanpa menggunakan minyak
    immerse mempunyai N.A maksimum 1(satu). Lensa minyak
    immerse mempunyai N.A maksimum 1,5.
   Sebagai contoh: 160/0, 17.
    160 menunjukkan panjang tabun mikroskop 160 mm. 0, 17
    menunjukkan tebal gelas penutup objek gelas.
9. Panggung mikroskop
 Merupakan meja preparat atau tempat sediaan
  obek/specimen.
 Pada bagian tengah panggung mikroskop terdapat
  lubang untuk jalan masuk cahaya ke mata pengamat.
  Panggung digunakan untuk meletakkan sediaan objek
  atau specimen. Pada panggung terdapat dua penjepit
  untuk menjepit object glass. Pada beberapa mikroskop
  lain, panggung dapat digerakkan ke atas dan ke
  bawah.
10. Kondensor
 Merupakan alat untuk memfokuskan cahaya pada objek atau
  specimen. Alat ini terdapat di bawah panggung.
 Biasanya pengamat berusaha agar sumber cahaya misalnya
  lampu yang oleh cermin direfleksi pada kondensor dan untuk
  selanjutnya difokuskan oleh kondensor tempat pada benda
  yang diamati. Dengan demikian seolah-olah benda yang
  diamati menjadi bercahaya. Cara penyinaran ini disebut
  critical illumination (penyinaral kritis).
 Dengan menggunakan “kondensor abbe” yang terdiri dari dua
  atau lebih lensa dengan suatu objektif aporkrotik, aperture
  numerik kondensor harus tinggi agar penyinaran dapat terisi
  penuh.
 Dengan bantuan aperture diafragma (diafragma iris) dapat
  mengatur sinar tepat di tengah- tengah pada objek/benda yang
  diamati.
11. Lengan mikroskop (pegangan / badang
Mikroskop)
   Merupakan bagian yang dapat dipegang waktu
   mengangkat mikroskop atau menggeser mikroskop.

12. Kaki Mikroskop
 Merupakan tempat mikroskop bertumpu.
 Kebanyakan kaki mikroskop berbentuk seperti tapal
 kuda.

13. Penjepit Object
 Untuk menjepit preparat di atas meja preparat agar
 preparat tidak bergeser (Pengatur letak preparat)
14. Cermin Reflektor
 Digunakan untuk menangkap cahaya dan merefleksi
  cahaya ke tingkat berikutnya yaitu kondensor yang masuk
  melalui lubang pada panggung mikroskop, yakni dengan
  cara mengubah-ubah letaknya.
 Cermin ini memiliki permukaan datar dan permukaan
  cekung sehingga menggunakan cermin datar dan cermin
  cekung. Cermin datar digunakan jika sumber cahaya
  cukup terang dan cermin cekung digunakan jika cahaya
  kurang terang.
 Jadi dengan menggunakan objketif dengan pembesaran
  lemah sebaiknya mengunakan cermin cekung, tetapi para
  peneliti biasanya menggunakan cermin datar.
a. Letakkan mikroskop di atas meja kokoh, jangan di atas buku
   atau keras yang berserakan di meja. Pada mikroskop yang
   menggunakan cermin, aturlah menghadap cahaya.
b. Periksa mikroskop, bahwa bagian-bagiannya lengkap, dalam
   keadaan bersih dan tidak rusak.
c. Terutama lensa-lensanya, harus dijaga tetap bersih. Debu, air,
   atau minyak harus dbersihkan dari lensa dengan cara
   mengusapnya dengan kertas lensa yang bersih. Jangan
   menggosok dengan benda yang keras atau kasar, karena akan
   merusak “coating”nya.
d. Kalau badan atau meja mikroskop kotor, atau berdebu,
   bersihkan dengan lap yang bersih.
e. Kenalilah dahulu nama bagian-bagian mikroskop berdasarkan
   diagram yang diberikan.
a. Mikroskop biologi ada yang dilengkapi dengan cermin untuk
   penyinaran, ada pula yang dilengkapi dengan lampu yang telah
   terpasang (built in lamp).
b. Untuk mikroskop yang menggunakan cermin, aturlah cermin sehingga
   didapatkan cahaya yang betul. Seluruh medan pandangan dari
   mikroskop hendaklah mendapat penyinaran yang menyeluruh dan
   rata. Sumber cahaya yang paling sesuai adalah sinar alam dari langit.
   Dapat pula penyinaran dengan menggunakan lampu. Agar didapatkan
   penyinarakn yang merata di seluruh medan pandangan, disarankan
   untuk menempatkan kertas tipis, misalnya kertas tissue putih didepan
   lampu.
c. Cermin yang lazim dipakai adalah cermin datar untuk mikroskop yang
   menggunakan kondensor dan cermin cekung untuk mikroskop yang
   tanpa kondensor.
d. Bagi mikroskop yang dilengkapi dengan kondensor, fungsi
   Kondensor ini adalah untuk mengumpulkan sinar sehingga
   menambah kekuatan penyinaran. Kondenser biasanya
   diatur dengan bonggol penyinaran kritis, yaitu sumber
   penyinaran oleh kondensor difokuskan pada objek,
   sehingga seolah-olah objek menjadi bercahaya.
e. Bagi mikroskop yang tidak dilengkapi dengan kondensor,
   biasanya pengaturan banyaknya cahaya dilakukan dengan
   keeping yang dapat diputar, yang mempunyai lubang
   berbagai ukuran. Pilihlah lubang yang sesuai agar
   didapatkan bayangan yang paling jelas, tidak terlalu silau
   dan tidak terlalu gelap.
f. Pada mikroskop biologi ada yang dilengkapi dengan lampu
   yang terpasang, mengatur penyinaran tinggal menyalakan
   lampu, dengan kondensor pada posisi paling atas.
a. Sebelum mengamati preparat, perhatikan dulu cara
   mendekatkan dan menjauhkan objektif dari objek. Putar
   sedikit bonggol pengatur kasar ke depan dan ke belakang
   dengan memperhatikan jarak objektif dan objek.
b. Jauhkan objek dengan bonggol pengaturan kasar sehingga
   ujung bawah lensa objektif kira-kira 20 mm di atas meja
   mikroskop. Pindahkan objektif yang terlemah (4x) atau
   (10x) kesumbu optik, hingga terdengar bunyi klik.
c. Pasang preparat di atas meja mikroskop dengan cara
   menjepitnya. Aturlah preparat hingga bagian yang ingin
   diamati kira-kira dibawah lensa obektif. Pada mikroskop
   yang lebih lengkap, menggerakkan preparat dengan
   bonggol pengerak mekanis.
d. Sambil melihat dari samping mikroskop, dekatkan objektif
   dengan bongkop pengatur kasar hingga jarak prekarat
   dengan ujung objektif kira-kira 4mm.
e. Sambil melihat melalui okuler, jauhkan objektif perlahan-
   lahan dengan bonggol pengaturan kasar hingga bayangan
   terlihat cukup jelas. Untuk memperjelas lagi menggunakan
   bonggol pengatur halus.
f. Aturlah cahaya dengan level diafragma (atau keeping
   pemutar pada mikroskop yang tidak dilengkapi dengan
   kondensor) untuk mendapatkan penyinaran yang baik dan
   bayangan terlihat jelas. Untuk benda yang transparan,
   terlalu banyak cahaya menyebabkan bayangan kurang
   jelas.
g. Pindahkan objek yang akan diamati hingga di tengah
   lapangan pandangan dengan menggeser kaca objek.
Perhatikan: (Pengaturan Lensa)
 Bayangan yang terbentuk oleh mikroskop adalah
  terbalik.
 Dengan menggeserkan kaca objek ke kiri, bayangan
  berpindah ke kanan. Menggeserkan ke atas, bayangan
  pindah ke bawah.
 Biasakanlah untuk dapat memindahkan objek yang
  akan diamati dengan cermat dan tepat. Untuk
  diperlukan latihan.
a. Mengganti perbesaran yang paling sering dilakukan adalah
   dengan mengganti objektif. Sebelum mengganti lensa
   objektif, terutama kepada lensa yang lebih kuat
   perbesaranya, tempatkan bayangan yang akan diamati di
   tengah lapangan pandangan.
b. Putarkan objektif yang diinginkan ke sumbu optik hingga
   terdengar bunyi klik. Pada mikroskop yang masih baik,
   telah dibuat parfokal, sehingga setelah diganti objektif,
   bayangan masih terlihat.
c. Mungkin kurang tepat fokusnya, dan untuk memperjelas
   tinggal menggunakan bonggol pengatur halus.
d. Objektif perbesaran kuat memerlukan lebih banyak sinar.
   Aturalah kembali diafragma atau keeping pengatur cahaya
   hingga didapatkan penyinaran yang paling baik.
e. Setelah selesai pengamatan, sebelum mengambil preparat dari
   meja mikroskop, biasakanlah memindahkan dahulu objektif yang
   lemah ke sumbu optik.
f. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sebuah mikroskop memiliki
   dua macam lensa, yaitu lensa okuler dan lensa objektif. Kedua
   lensa tersebut memiliki ukuran pembesaran tertentu. Pembesaran
   total untuk panjang tabung yang digunakan diperoleh dari
   pembesaran pada objektif dikalikan dengan pembesaran yang
   tertera pada okuler.
   perbesaran objektif x perbesaran okuler = perbesaran total
         10 x 8 = 80 x
         10 x 12,5 = 125 x
         40 x 8 = 320 x
         40 x 12,5 = 500 x
g. Perbesaran total 80-125x (perbesaran rendah) dan 320-500x
   (perbesaran tinggi) yang diberikan pada contoh sudah cukup
   untuk memenuhi persyaratan normal. Perbesaran rendah (3,5 x 8
   atau 3,5 x 12,5, yaitu perbesaran total 30-40x) dapat
   memperlihatkan tampak umum dari suatu cuplikan dan biasanya
   digunakan untuk pengamatan pertama pada seluruh cuplikan.
Penting diperhatikan : (Mengganti Pembesaran)
1. Jangan menggunakan objektif dengan perbesaran yang melebihi apa
    yang diperlukan. Dengan perbesaran yang terlalu kuat sering
    didapatkan bayangan yang kurang jelas.
2. Sifat-sifat objektif perbesaran kuat yang kurang menguntungkan dan
    sebaiknya diperhatikan adalah:
      Medan pandangan sangat sempit, sehingga kalau pengamatan
       langsung dengan lensa kuat, sukar untuk mencari atau
       menemukan objek yang ingin diamati.
      Jarak kerja (jarak antara ujung lensa dengan benda yang diamati)
       sangat pendek. Kalau kurang hati-hati dapat mengakibatkan
       objektif atau preparat rusak kalau terjadi persentuhan.
      Kedalaman fokus/bidang fokus sangat tipis. Bayangan yang jelas
       (dalam fokus) hanya merupakan bidang yang sangat tipis seperti
       sayatan. Benda yang agak tebal tidak akan terlihat seluruhnya atau
       mungkin menjadi kurang jelas.
 Tujuan membuat preparat adalah untuk dapat lebih
  mengerti bahwa setiap sel, jaringan dan organ dapat
  dipelajari dengan baik jika tidak dipersiapkan sebagaimana
  mestinya untuk pemeriksaan mikroskopik.
 Metode persiapan dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
  (a). Metode untuk pengamatan langsung sel hidup, dan
  (b). Metode untuk sel mati (telah difiksasi).
 Cara terbaik untuk mempelajari sel adalah dengan
  menggunakan irisan jaringan yang masing-masing
  merupakan preparat yang dapt dikatakan bersifat
  permanen. Suatu preparat diperoleh dengan membuat
  irisan tipis dari sepotong kecil jaringan yang telah difiksasi.
 Pembuatan preparat meliputi langkah-langkah berikut
 ini:
        a. Fiksasi
        b. Reagen
        c. Pemendaman (Embedding)
        d. Pemotongan
        e. Pewarnaan
1. Fiksasi
 Tujuan utama fiksasi adalah untuk mengawetkan
  protoplasma agar terpelihara mirip keadaan semasa hidup.
 Ciri-ciri zat fiksatif yaitu :
  (a) berperan sebagai pengawet, mencegah perubahan
       autolysis,
  (b) bersifat dapat mengeraskan (rigid) sehingga
       mempermudah pengirisan,
  (c) menyebabkan sel tahan terhadap cairan hipotonis
       hipertonis,
  (d) membantu diferensiasi optis,
  (e) bersifat mordant,
  (f ) meningkatkan afinitas protoplasma terhadap zat warna
       tertentu.
2. Reagen
 Reagen yang paling umum dipergunakan sebagai zat
  iksasi adalha formalin, alcohol, dan asam-asam
  tertentu (pikrat asetat dan osmiat).
 Tidak ada zat fiksasi yang memiliki semua sifat yang
  diinginkan, dan banyak reagen dipakai berupa
  campuran, seperti cairan Bouin, cairan Zenker dan
  cairan Susa.
 Pemilihan suatu zat fiksasi biasanya ditentukan oleh
  jaringan atau unsur apa yang akan dipelajari dan oleh
  metode pewarnaan yang akan dipakai.
3. Embedding (pemendaman)
 Tujuan pemendaman adalah membuat blok jaringan keras
  dan kaku sehingga dapat dipotong menjadi irisan-irisan
  tipis.
 Sebelum pemendaman, jaringan yang telah difiksasi,
  dicuci untuk menghilangkan kelebihan zat fiksasi dan
  kemudian didehidrasi.
 Jaringan itu kemudian dijernihkan. Sesudah penjernihan,
  jaringan diinfiltrasi dengan zat pemendaman, biasanya
  parafin atau seloidin.
 Sesudah diinfiltrasi, agen pemendaman dibuat menjadi
  padat sehingga diperoleh suatu massa homogen keras
  dengan jaringan didalamnya.
4. Pemotongan
 Jaringan yang telah dipendam dalam parafin dapat
  diiris sangat tipis, tebal irisan adalah antara 3-10 µ
  dengna menggunakan mokrotom.
 Tiap irisan dipindahkan ke atas kaca objek yang bersih
  yang permukaannya telah dioles sedikit gliserin.
 Irisan jaringan yang telah dilekatkan ini siap untuk
  diwarnai (stain).
5. Pewarnaan
 Tujuan pewarnaan adalah untuk meningkatkan kontras alami dan untuk
    lebih memperjelas berbagai unsur sel dan jaringan.
   Setelah diwarnai, kelebihan zat warna dihilangkan dengan dibilas dengan
    menggunakan air atau alkohol.
   Irisan jaringan didehidrasi dengan mencelupkannya ke dalam detergen
    alkohol dengan konsentrasi yang makin meningkat. Setelah melalui alkohol
    absolut, irisan jaringan dipindahkan ke dalam larutan dengan zat penjernih.
   Setelah dikeluarkan dari larutan penjernih, diatas irisan jaringan diberi
    setetes balsam canada. Preparat ditutup dengan kaca penutup (cover glass)
    dan dibiarkan mengering.
   Biasanya digunakan zat warna hematoxylin eosin(HE). Zat perwarna HE
    merupakan pewarna inti yang paling umum, yang sifat memulasnya
    tergantung pada adanya hasil oksidasinya dalam larutan. Hasilnya setiap
    struktur ini menjadi ungu tua atau biru dan hampir semua struktur
    sitoplasma dan substansi interselulter menjadi merah muda.
   Zat warna yang digunakan biasanya merupakan garam. Zat warna dibedakan
    menajadi 3, yaitu zat warna yang asam, zat warna yang basa dan zat warna
    yang netral. Zat warna asam bila gugus kromofornya berada pada asam
    (Contohnya adalah eosin, biru aniline, dan oranye G), zat warna basa bila
    gugus kromofornya berada pada basa (contohnya adalah hematoksilin, biru
    metilen, dan kristal violet), dan zat warna netral bila keduanya ada kromofor
    (Contohnya adalah hematoksilin eosin).

Más contenido relacionado

La actualidad más candente (19)

Mikroskop dan penggunaannya
Mikroskop dan penggunaannyaMikroskop dan penggunaannya
Mikroskop dan penggunaannya
 
Mikroskop dan penggunaannya2
Mikroskop dan penggunaannya2Mikroskop dan penggunaannya2
Mikroskop dan penggunaannya2
 
Bagian bagian mikroskop
Bagian bagian mikroskopBagian bagian mikroskop
Bagian bagian mikroskop
 
Mikroskop
MikroskopMikroskop
Mikroskop
 
Mikroskop
MikroskopMikroskop
Mikroskop
 
Makalah mikroskop
Makalah mikroskopMakalah mikroskop
Makalah mikroskop
 
Makalah mikroskop
Makalah mikroskopMakalah mikroskop
Makalah mikroskop
 
Mikroskop cahaya
Mikroskop cahayaMikroskop cahaya
Mikroskop cahaya
 
Pengenalan, Penggunaan Dan Perawatan Mikroskop
 Pengenalan, Penggunaan Dan Perawatan Mikroskop Pengenalan, Penggunaan Dan Perawatan Mikroskop
Pengenalan, Penggunaan Dan Perawatan Mikroskop
 
M ikroskop
M ikroskopM ikroskop
M ikroskop
 
Mikroskop
MikroskopMikroskop
Mikroskop
 
Laporan praktikum mikroskop desi cs..., kelas xi ipa 4,.. sman 1 dukuhwaru
Laporan praktikum mikroskop  desi cs..., kelas xi ipa 4,.. sman 1 dukuhwaruLaporan praktikum mikroskop  desi cs..., kelas xi ipa 4,.. sman 1 dukuhwaru
Laporan praktikum mikroskop desi cs..., kelas xi ipa 4,.. sman 1 dukuhwaru
 
Mikroskop
MikroskopMikroskop
Mikroskop
 
Fisika (MIKROSKOP)
Fisika (MIKROSKOP)Fisika (MIKROSKOP)
Fisika (MIKROSKOP)
 
Mikroskop
Mikroskop Mikroskop
Mikroskop
 
Mikroskop
MikroskopMikroskop
Mikroskop
 
Perawatan Mikroskop
Perawatan MikroskopPerawatan Mikroskop
Perawatan Mikroskop
 
Makalah Mikroskop
Makalah MikroskopMakalah Mikroskop
Makalah Mikroskop
 
Optik dan Contohnya
Optik dan ContohnyaOptik dan Contohnya
Optik dan Contohnya
 

Destacado

Latvijas vēlētājs e-politikas laikmetā
Latvijas vēlētājs e-politikas laikmetāLatvijas vēlētājs e-politikas laikmetā
Latvijas vēlētājs e-politikas laikmetānacionalaidentitate
 
History extension
History extensionHistory extension
History extensionmscrowshaw
 
Komen LA Designs for the Cure Gala 2011
Komen LA Designs for the Cure Gala 2011Komen LA Designs for the Cure Gala 2011
Komen LA Designs for the Cure Gala 2011KomenLA
 
Gyan Pravah B B P C M C
Gyan  Pravah    B B  P C M CGyan  Pravah    B B  P C M C
Gyan Pravah B B P C M CSumit Jain
 
Vengeance opening sequence
Vengeance opening sequenceVengeance opening sequence
Vengeance opening sequenceFigen232
 
Miskolc 2002-2006
Miskolc 2002-2006Miskolc 2002-2006
Miskolc 2002-2006Péter Kun
 
Fr Joseph Ly S.J. Xavier School Mentor
Fr Joseph Ly  S.J. Xavier School MentorFr Joseph Ly  S.J. Xavier School Mentor
Fr Joseph Ly S.J. Xavier School MentorRobert Cua
 
阿貴與妮妮
阿貴與妮妮阿貴與妮妮
阿貴與妮妮grass88
 
When's The Right Time To Show Your Prototype?
When's The Right Time To Show Your Prototype?When's The Right Time To Show Your Prototype?
When's The Right Time To Show Your Prototype?GYK Antler
 
Presentació tarta
Presentació tartaPresentació tarta
Presentació tartaines44
 
Hydroponics & Aquaponics - 2011 & Beyond
Hydroponics & Aquaponics - 2011 & BeyondHydroponics & Aquaponics - 2011 & Beyond
Hydroponics & Aquaponics - 2011 & BeyondRoot66
 
K sapp technology-infusionproject
K sapp technology-infusionprojectK sapp technology-infusionproject
K sapp technology-infusionprojectks0385
 

Destacado (20)

Pewarnaan Bakteri
Pewarnaan  BakteriPewarnaan  Bakteri
Pewarnaan Bakteri
 
Mobile 2.0
Mobile 2.0Mobile 2.0
Mobile 2.0
 
Libre office
Libre officeLibre office
Libre office
 
Latvijas vēlētājs e-politikas laikmetā
Latvijas vēlētājs e-politikas laikmetāLatvijas vēlētājs e-politikas laikmetā
Latvijas vēlētājs e-politikas laikmetā
 
Communications
CommunicationsCommunications
Communications
 
Embriologia
EmbriologiaEmbriologia
Embriologia
 
Safety unit
Safety unitSafety unit
Safety unit
 
History extension
History extensionHistory extension
History extension
 
Komen LA Designs for the Cure Gala 2011
Komen LA Designs for the Cure Gala 2011Komen LA Designs for the Cure Gala 2011
Komen LA Designs for the Cure Gala 2011
 
Gyan Pravah B B P C M C
Gyan  Pravah    B B  P C M CGyan  Pravah    B B  P C M C
Gyan Pravah B B P C M C
 
Vengeance opening sequence
Vengeance opening sequenceVengeance opening sequence
Vengeance opening sequence
 
Miskolc 2002-2006
Miskolc 2002-2006Miskolc 2002-2006
Miskolc 2002-2006
 
Fr Joseph Ly S.J. Xavier School Mentor
Fr Joseph Ly  S.J. Xavier School MentorFr Joseph Ly  S.J. Xavier School Mentor
Fr Joseph Ly S.J. Xavier School Mentor
 
The trouble with context
The trouble with contextThe trouble with context
The trouble with context
 
阿貴與妮妮
阿貴與妮妮阿貴與妮妮
阿貴與妮妮
 
When's The Right Time To Show Your Prototype?
When's The Right Time To Show Your Prototype?When's The Right Time To Show Your Prototype?
When's The Right Time To Show Your Prototype?
 
Presentació tarta
Presentació tartaPresentació tarta
Presentació tarta
 
Hydroponics & Aquaponics - 2011 & Beyond
Hydroponics & Aquaponics - 2011 & BeyondHydroponics & Aquaponics - 2011 & Beyond
Hydroponics & Aquaponics - 2011 & Beyond
 
Sant pere
Sant pereSant pere
Sant pere
 
K sapp technology-infusionproject
K sapp technology-infusionprojectK sapp technology-infusionproject
K sapp technology-infusionproject
 

Similar a I ia. mikroskop (tugas 1 presentation)_basrib.biologi

Mikroskop.ppt
Mikroskop.pptMikroskop.ppt
Mikroskop.pptsyairaji
 
Laporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcus
Laporan Praktikum Steptococcus dan SthapylococcusLaporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcus
Laporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcustehanget12
 
Bab 1 A. Sel dan Mikroskop.ppt..........
Bab 1 A. Sel dan Mikroskop.ppt..........Bab 1 A. Sel dan Mikroskop.ppt..........
Bab 1 A. Sel dan Mikroskop.ppt..........ArdiansyahArdiansyah78
 
INTAN PRIMANDINI MOENIR KELAS 8D (TIK) (1).pptx
INTAN PRIMANDINI MOENIR KELAS 8D (TIK) (1).pptxINTAN PRIMANDINI MOENIR KELAS 8D (TIK) (1).pptx
INTAN PRIMANDINI MOENIR KELAS 8D (TIK) (1).pptxarlansyahreza
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Mikroskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang MikroskopLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Mikroskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang MikroskopLydia Nurkumalawati
 
presentasimikroskop-150417004406-conversion-gate02.pdf
presentasimikroskop-150417004406-conversion-gate02.pdfpresentasimikroskop-150417004406-conversion-gate02.pdf
presentasimikroskop-150417004406-conversion-gate02.pdfAlwiHasan5
 
Mikroskop_40349f8e0207129a59cb54db23044326.pptx
Mikroskop_40349f8e0207129a59cb54db23044326.pptxMikroskop_40349f8e0207129a59cb54db23044326.pptx
Mikroskop_40349f8e0207129a59cb54db23044326.pptxRestuKristianzega
 
Mikroskop, dia,azizah,nadin,nirma
Mikroskop, dia,azizah,nadin,nirmaMikroskop, dia,azizah,nadin,nirma
Mikroskop, dia,azizah,nadin,nirmadiah_nahdhiah_35
 

Similar a I ia. mikroskop (tugas 1 presentation)_basrib.biologi (20)

Amis
AmisAmis
Amis
 
Mikroskop
MikroskopMikroskop
Mikroskop
 
Makalah mikroskop
Makalah mikroskopMakalah mikroskop
Makalah mikroskop
 
Makalah mikroskop
Makalah mikroskopMakalah mikroskop
Makalah mikroskop
 
Mikroskop.ppt
Mikroskop.pptMikroskop.ppt
Mikroskop.ppt
 
Laporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcus
Laporan Praktikum Steptococcus dan SthapylococcusLaporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcus
Laporan Praktikum Steptococcus dan Sthapylococcus
 
Bab 1 A. Sel dan Mikroskop.ppt..........
Bab 1 A. Sel dan Mikroskop.ppt..........Bab 1 A. Sel dan Mikroskop.ppt..........
Bab 1 A. Sel dan Mikroskop.ppt..........
 
Bukubiologi
BukubiologiBukubiologi
Bukubiologi
 
Mikroskop
MikroskopMikroskop
Mikroskop
 
Tugas fisika
Tugas fisikaTugas fisika
Tugas fisika
 
INTAN PRIMANDINI MOENIR KELAS 8D (TIK) (1).pptx
INTAN PRIMANDINI MOENIR KELAS 8D (TIK) (1).pptxINTAN PRIMANDINI MOENIR KELAS 8D (TIK) (1).pptx
INTAN PRIMANDINI MOENIR KELAS 8D (TIK) (1).pptx
 
mikroskop.doc
mikroskop.docmikroskop.doc
mikroskop.doc
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Mikroskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang MikroskopLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Mikroskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Mikroskop
 
presentasimikroskop-150417004406-conversion-gate02.pdf
presentasimikroskop-150417004406-conversion-gate02.pdfpresentasimikroskop-150417004406-conversion-gate02.pdf
presentasimikroskop-150417004406-conversion-gate02.pdf
 
Mikroskop_40349f8e0207129a59cb54db23044326.pptx
Mikroskop_40349f8e0207129a59cb54db23044326.pptxMikroskop_40349f8e0207129a59cb54db23044326.pptx
Mikroskop_40349f8e0207129a59cb54db23044326.pptx
 
Mikroskop, dia,azizah,nadin,nirma
Mikroskop, dia,azizah,nadin,nirmaMikroskop, dia,azizah,nadin,nirma
Mikroskop, dia,azizah,nadin,nirma
 
Mikroskop
MikroskopMikroskop
Mikroskop
 
Pengamatan gejala alam
Pengamatan gejala alamPengamatan gejala alam
Pengamatan gejala alam
 
Alat Optik
Alat OptikAlat Optik
Alat Optik
 
Alat Optik
Alat OptikAlat Optik
Alat Optik
 

Más de baskimia

Aplikasi fungsi logaritma dan persamaan eksponen dalam penenttuan p h larutan...
Aplikasi fungsi logaritma dan persamaan eksponen dalam penenttuan p h larutan...Aplikasi fungsi logaritma dan persamaan eksponen dalam penenttuan p h larutan...
Aplikasi fungsi logaritma dan persamaan eksponen dalam penenttuan p h larutan...baskimia
 
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisikaHukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisikabaskimia
 
IIIa. hukum hukum newton tentang gerak (presentasi fisika)_basrib.fisika
IIIa. hukum hukum newton tentang gerak (presentasi fisika)_basrib.fisikaIIIa. hukum hukum newton tentang gerak (presentasi fisika)_basrib.fisika
IIIa. hukum hukum newton tentang gerak (presentasi fisika)_basrib.fisikabaskimia
 
1f. ikatan kimia_basrib.kimia
1f. ikatan kimia_basrib.kimia1f. ikatan kimia_basrib.kimia
1f. ikatan kimia_basrib.kimiabaskimia
 
1e. ikatan kimia 022_basrib.kimia
1e. ikatan kimia 022_basrib.kimia1e. ikatan kimia 022_basrib.kimia
1e. ikatan kimia 022_basrib.kimiabaskimia
 
1d. teori ikatan valensi_basrib.kimia
1d. teori ikatan valensi_basrib.kimia1d. teori ikatan valensi_basrib.kimia
1d. teori ikatan valensi_basrib.kimiabaskimia
 
1c. model model ikatan kimia_basrib.Kimia
1c. model model ikatan kimia_basrib.Kimia1c. model model ikatan kimia_basrib.Kimia
1c. model model ikatan kimia_basrib.Kimiabaskimia
 
1b. ikatan kimia (antar atom dan antar molekul)
1b. ikatan kimia (antar atom dan antar molekul)1b. ikatan kimia (antar atom dan antar molekul)
1b. ikatan kimia (antar atom dan antar molekul)baskimia
 
Konsep ikatan kimia
Konsep ikatan kimiaKonsep ikatan kimia
Konsep ikatan kimiabaskimia
 

Más de baskimia (9)

Aplikasi fungsi logaritma dan persamaan eksponen dalam penenttuan p h larutan...
Aplikasi fungsi logaritma dan persamaan eksponen dalam penenttuan p h larutan...Aplikasi fungsi logaritma dan persamaan eksponen dalam penenttuan p h larutan...
Aplikasi fungsi logaritma dan persamaan eksponen dalam penenttuan p h larutan...
 
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisikaHukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
 
IIIa. hukum hukum newton tentang gerak (presentasi fisika)_basrib.fisika
IIIa. hukum hukum newton tentang gerak (presentasi fisika)_basrib.fisikaIIIa. hukum hukum newton tentang gerak (presentasi fisika)_basrib.fisika
IIIa. hukum hukum newton tentang gerak (presentasi fisika)_basrib.fisika
 
1f. ikatan kimia_basrib.kimia
1f. ikatan kimia_basrib.kimia1f. ikatan kimia_basrib.kimia
1f. ikatan kimia_basrib.kimia
 
1e. ikatan kimia 022_basrib.kimia
1e. ikatan kimia 022_basrib.kimia1e. ikatan kimia 022_basrib.kimia
1e. ikatan kimia 022_basrib.kimia
 
1d. teori ikatan valensi_basrib.kimia
1d. teori ikatan valensi_basrib.kimia1d. teori ikatan valensi_basrib.kimia
1d. teori ikatan valensi_basrib.kimia
 
1c. model model ikatan kimia_basrib.Kimia
1c. model model ikatan kimia_basrib.Kimia1c. model model ikatan kimia_basrib.Kimia
1c. model model ikatan kimia_basrib.Kimia
 
1b. ikatan kimia (antar atom dan antar molekul)
1b. ikatan kimia (antar atom dan antar molekul)1b. ikatan kimia (antar atom dan antar molekul)
1b. ikatan kimia (antar atom dan antar molekul)
 
Konsep ikatan kimia
Konsep ikatan kimiaKonsep ikatan kimia
Konsep ikatan kimia
 

I ia. mikroskop (tugas 1 presentation)_basrib.biologi

  • 1. Mikroskop (Tugas Persentasi Biologi Umum) Tahun 1590 Janssen menciptakan mikroskop Dipersentasikan Oleh : Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya
  • 2. Tentang Mikroskop Sejarah Penemuan Mikroskop Defenisi Mikroskop Bagian-bagian Mikroskop dengan Fungsinya masing-masing Cara Pemakaian Mikroskop
  • 3. Sejarah Penemuan Mikroskop Orang yang pertama menemukan Mikroskop adalah Zacharias Janssen pada tahun 1590
  • 4. Defenisi Mikroskop Asal kata mikroskop:  Micro = kecil  Scopium = penglihatan Pengertian mikroskop  Mikroskop adalah alat untuk melihat benda yang bersifat mikroskopis atau untuk memperoleh bayangan yang besar dari benda yang kecil yang tidak terlihat oleh mata, sehingga dapat dilihat dan diamati susunannya.  Fungsinya utk melihat obyek (objectum=sesuatu yg diketengahkan) & gerakan halus yg tak teramati olh mata biasa  memperbesar obyek
  • 5. Bagian-bagian Mikroskop dengan Fungsinya masing-masing Lensa Okuler Tabung Sekrup Revolver Pengarah Kasar Lensa Objektif Sekrup Panggung / Meja Pengarah Halus Preparat Pegangan Kondensor Penjepit Object Diafragma Sendi Inklinasi Cermin Pengatur Kondensor Kaki
  • 7. Kesimpulan * Mikroskop adalah alat untuk memperoleh bayangan yang besar dari benda yang kecil yang tidak terlihat oleh mata, sehingga dapat dilihat dan diamati susunannya. Jadi mikroskop adalah benda yang digunakan untuk melihat benda yang bersifat mikroskopis. * Orang yang pertama kali menemukan mikroskop adalah Zacharias Janssen merupakan seorang ilmuwan yang berasal dari Belanda, penemuannya pada tahun 1590. * Nilai mikroskop ditentukan oleh daya pembesaran bayangan dari objek. Makin tinggi daya pembesaran makin tinggi pula nilai mikroskop. Pembesaran suatu mikroskop bervariasi tergantung kekuatan objektif dan okuler.
  • 8.
  • 9.
  • 10. * Zacharias Janssen atau yang akrab dikenal dengan nama Janssen merupakan seorang ilmuwan berasal dari Belanda. Lahir tahun 1580 di Kincir Angin – Belanda. * Pada usianya yang ke 10 tahun ya berhasil menemukan Mikroskop. Penemuannya yang paling terkenal yaitu mikroskop pertama yang digunakan untuk melihat benda- benda yang sangat kecil ukurannya dan sulit dijangkau bila menggunakan mata telanjang. * Beliau meninggal dunia pada usia 58 tahun atau tepatnya pada tahun 1638.
  • 11. * Penemuan mikroskop ini memberikan pengaruh besar pada perkembangan ilmu pengetahuan dan tidak sedikit penemuan-penemuan besar yang sangat bermanfaat bagi peradaban dunia diteliti dengan menggunakan mikroskop. * Ide Penemuan ini muncul saat beliu menyadari betul bahwa di dunia ini terdapat benda-benda dengan ukuran yang lebih kecil dan sulit dijangkau dengan kasat mata. * Pada tahun 1590, bersama dengan ayahnya, beliau berhasil menciptakan sebuah mikroskop dengan menggunakan lensa cembung dan cekung untuk memperbesar tampilan benda-benda yang sangat kecil ukurannya.
  • 12. Dikembangkan Oleh : 1. Campini, seorang ilmuwan yang berasal dari Italia, pada tahun 1668 : menyempurnakan penemuan Janssen pada mekanisme penyetelan fokus yang pertama untuk mikroskop tersebut. 2. Anton van Leuwenhoek, seorang ilmuwan yang berasal dari Belanda merasa bahwa mikroskop yang dibuat oleh Janssen kurang sempurna. Akhirnya beliau membuat mikroskop yang memiliki daya pembesar sampai dengan 770 kali pada tahun 1660, sehingga memudahkan untuk melakukan penelitian terhadap mikroorganisme dan sel-sel darah manusia. Walaupun mikroskop yang digunakan saat ini memiliki kemampuan pembesar yang sangat besar, namun Janssen tetap dikenal sebagai orang pertama yang telah berhasil menciptakan mikroskop, yang mengantar pada evolusi langsung dari lensa yang dibuat untuk pengguna kacamata.
  • 13. 1. Lensa Okuler Okuler mikroskop atau eyepiece microscope terletak di atas tabung mikroskop yang dekat dengan mata pengamat saat mengamati objek untuk melihat bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif. Lensa pada okuler mempunyai fungsi memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh objketif. Perbesaran pada lensa okuler ada tiga macam, yaitu 5x, 10x, dan 12,5x. Okuler dengan pembesaran x10 ke atas sangat baik bila dikombinasikan dengan objektif yang berkualitas tinggi namun jika dikombinasikan dengan objektif yang berkualitas rendah, pembesaran yang dihasilkan oleh okuler akan jelek. Total pembesaran bayangan dari pengamatan benda adalah hasil perkalian antara pembesaran objektif dengan pembesaran okuler. Misalnya objektif mempunyai pembesaran x40, okuler mempunyai pembesaran x5 maka total pembesaran yang dihasilkan adalah 200 kali.
  • 14. 2. Tabung badan mikroskop (body tube of microscope)  Tabung badan mikroskop disebut pula draw tube/tabung gambar yang memisahkan objektif dengan okuler.  Tabung terpasang pada bagian bergerigi yang melekat pada pegangan mikroskop sebelah atas. Melalui bagian yang bergerigi, tabung dapat digerakkan ke atas dan ke bawah.  Tiap mikroskop akan berfungsi baik apabila mempunyai panjang tertentu. Apabila panjang tabung badan mikroskop dibuat lebih panjang dari ketentuan maka bayangan akan tampak buram.  Tabung badan mikroskop dibagi dalam dua macam yaitu tabung mekanis (mechanical tube) mempunyai panjang 160mm. dan tabung optik (optical tube) mempunyai panjang kurang dari 160 mm.
  • 15. 3. Makrometer (sekrup pengarah kasar/pengatur fokus kasar)  Merupakan komponen untuk menggerakkan tabung mikroskop ke atas dan ke bawah dengan pergeseran besar. 4. Makrometer (sekrup pengarah Halus/pengatur fokus Halus)  Merupakan komponen untuk menggerakkan tabung ke atas dan ke bawah dengan pergeseran halus. 5. Sendi Inklinasi  Sebagai titik penghubung antara badang mikroskop dengan kaki dan sebagai pengatur posisi/kemiringan mikroskop saat pengamatan.
  • 16. 6. Revolver  Merupakan pemutar lensa untuk menempatkan lensa objektif yang dikehendaki. 7. Diafragma  Merupakan komponen untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk melalui lubang pada panggung mikroskop.  Diafragma ini terpasang pada bagian bawah panggung mikroskop.
  • 17. 8. Lensa Objektif  Merupakan komponen yang langsung berhubungan dengan objek atau specimen. Lensa objektif terpasang pada bagian bawah revolver. Objektif memegang peranan sangat penting dalam sistem lensa mikroskop.  Kebanyakan mikroskop mempunyai tiga sampai empat buah objektif yang terpasang pada bagian bagian bawah ”body-tube” mikroskop yang sewaktu-waktu dapat diganti sesuai dengan kebutuhan.  Perbesaran pada lensa objektif bervariasi, bergantung pada banyaknya lensa objektif pada mikroskop.  Misalnya, ada perbesaran lensa objektif terdapat angka x5, x10, x20, x40, dan x100.  Angka-angka ini menunjukkan pembesaran 5, 10, 20, 40, dan 100 kali. Khusus untuk x100 dalam pemakaian di pergunakan minyak immersi yang diteteskan pada objek gelas.
  • 18. X5, x10, x20 dikenal sebagai low dry. X40, x45 dikenal sebagai high dry. X97, x100 dikenal dalam pemakaian menggunakan “oil immersion”/ minyak immersi.  Pada objektif yang kuno sering dicantumkan 16 mm (=x10), 4 mm(=x43), 1,8 mm (= x100 oil immersion).  Kadang kala dicantumkan panjang fokus lensa dalam inci misalnya 2/3, 1/6, dan 1/12.  Lensa dengan ukuran 2/3 inci ekivalen dengan x20 objektif, 1,6 inci ekivalen dengan x40 dan 1/12 inci ekivalen dengan x100 (oil immersion).  Ada angka lain yang dipakai tanpa menggunakan minyak immerse mempunyai N.A maksimum 1(satu). Lensa minyak immerse mempunyai N.A maksimum 1,5.  Sebagai contoh: 160/0, 17. 160 menunjukkan panjang tabun mikroskop 160 mm. 0, 17 menunjukkan tebal gelas penutup objek gelas.
  • 19. 9. Panggung mikroskop  Merupakan meja preparat atau tempat sediaan obek/specimen.  Pada bagian tengah panggung mikroskop terdapat lubang untuk jalan masuk cahaya ke mata pengamat. Panggung digunakan untuk meletakkan sediaan objek atau specimen. Pada panggung terdapat dua penjepit untuk menjepit object glass. Pada beberapa mikroskop lain, panggung dapat digerakkan ke atas dan ke bawah.
  • 20. 10. Kondensor  Merupakan alat untuk memfokuskan cahaya pada objek atau specimen. Alat ini terdapat di bawah panggung.  Biasanya pengamat berusaha agar sumber cahaya misalnya lampu yang oleh cermin direfleksi pada kondensor dan untuk selanjutnya difokuskan oleh kondensor tempat pada benda yang diamati. Dengan demikian seolah-olah benda yang diamati menjadi bercahaya. Cara penyinaran ini disebut critical illumination (penyinaral kritis).  Dengan menggunakan “kondensor abbe” yang terdiri dari dua atau lebih lensa dengan suatu objektif aporkrotik, aperture numerik kondensor harus tinggi agar penyinaran dapat terisi penuh.  Dengan bantuan aperture diafragma (diafragma iris) dapat mengatur sinar tepat di tengah- tengah pada objek/benda yang diamati.
  • 21. 11. Lengan mikroskop (pegangan / badang Mikroskop)  Merupakan bagian yang dapat dipegang waktu mengangkat mikroskop atau menggeser mikroskop. 12. Kaki Mikroskop Merupakan tempat mikroskop bertumpu. Kebanyakan kaki mikroskop berbentuk seperti tapal kuda. 13. Penjepit Object Untuk menjepit preparat di atas meja preparat agar preparat tidak bergeser (Pengatur letak preparat)
  • 22. 14. Cermin Reflektor  Digunakan untuk menangkap cahaya dan merefleksi cahaya ke tingkat berikutnya yaitu kondensor yang masuk melalui lubang pada panggung mikroskop, yakni dengan cara mengubah-ubah letaknya.  Cermin ini memiliki permukaan datar dan permukaan cekung sehingga menggunakan cermin datar dan cermin cekung. Cermin datar digunakan jika sumber cahaya cukup terang dan cermin cekung digunakan jika cahaya kurang terang.  Jadi dengan menggunakan objketif dengan pembesaran lemah sebaiknya mengunakan cermin cekung, tetapi para peneliti biasanya menggunakan cermin datar.
  • 23. a. Letakkan mikroskop di atas meja kokoh, jangan di atas buku atau keras yang berserakan di meja. Pada mikroskop yang menggunakan cermin, aturlah menghadap cahaya. b. Periksa mikroskop, bahwa bagian-bagiannya lengkap, dalam keadaan bersih dan tidak rusak. c. Terutama lensa-lensanya, harus dijaga tetap bersih. Debu, air, atau minyak harus dbersihkan dari lensa dengan cara mengusapnya dengan kertas lensa yang bersih. Jangan menggosok dengan benda yang keras atau kasar, karena akan merusak “coating”nya. d. Kalau badan atau meja mikroskop kotor, atau berdebu, bersihkan dengan lap yang bersih. e. Kenalilah dahulu nama bagian-bagian mikroskop berdasarkan diagram yang diberikan.
  • 24. a. Mikroskop biologi ada yang dilengkapi dengan cermin untuk penyinaran, ada pula yang dilengkapi dengan lampu yang telah terpasang (built in lamp). b. Untuk mikroskop yang menggunakan cermin, aturlah cermin sehingga didapatkan cahaya yang betul. Seluruh medan pandangan dari mikroskop hendaklah mendapat penyinaran yang menyeluruh dan rata. Sumber cahaya yang paling sesuai adalah sinar alam dari langit. Dapat pula penyinaran dengan menggunakan lampu. Agar didapatkan penyinarakn yang merata di seluruh medan pandangan, disarankan untuk menempatkan kertas tipis, misalnya kertas tissue putih didepan lampu. c. Cermin yang lazim dipakai adalah cermin datar untuk mikroskop yang menggunakan kondensor dan cermin cekung untuk mikroskop yang tanpa kondensor.
  • 25. d. Bagi mikroskop yang dilengkapi dengan kondensor, fungsi Kondensor ini adalah untuk mengumpulkan sinar sehingga menambah kekuatan penyinaran. Kondenser biasanya diatur dengan bonggol penyinaran kritis, yaitu sumber penyinaran oleh kondensor difokuskan pada objek, sehingga seolah-olah objek menjadi bercahaya. e. Bagi mikroskop yang tidak dilengkapi dengan kondensor, biasanya pengaturan banyaknya cahaya dilakukan dengan keeping yang dapat diputar, yang mempunyai lubang berbagai ukuran. Pilihlah lubang yang sesuai agar didapatkan bayangan yang paling jelas, tidak terlalu silau dan tidak terlalu gelap. f. Pada mikroskop biologi ada yang dilengkapi dengan lampu yang terpasang, mengatur penyinaran tinggal menyalakan lampu, dengan kondensor pada posisi paling atas.
  • 26. a. Sebelum mengamati preparat, perhatikan dulu cara mendekatkan dan menjauhkan objektif dari objek. Putar sedikit bonggol pengatur kasar ke depan dan ke belakang dengan memperhatikan jarak objektif dan objek. b. Jauhkan objek dengan bonggol pengaturan kasar sehingga ujung bawah lensa objektif kira-kira 20 mm di atas meja mikroskop. Pindahkan objektif yang terlemah (4x) atau (10x) kesumbu optik, hingga terdengar bunyi klik. c. Pasang preparat di atas meja mikroskop dengan cara menjepitnya. Aturlah preparat hingga bagian yang ingin diamati kira-kira dibawah lensa obektif. Pada mikroskop yang lebih lengkap, menggerakkan preparat dengan bonggol pengerak mekanis.
  • 27. d. Sambil melihat dari samping mikroskop, dekatkan objektif dengan bongkop pengatur kasar hingga jarak prekarat dengan ujung objektif kira-kira 4mm. e. Sambil melihat melalui okuler, jauhkan objektif perlahan- lahan dengan bonggol pengaturan kasar hingga bayangan terlihat cukup jelas. Untuk memperjelas lagi menggunakan bonggol pengatur halus. f. Aturlah cahaya dengan level diafragma (atau keeping pemutar pada mikroskop yang tidak dilengkapi dengan kondensor) untuk mendapatkan penyinaran yang baik dan bayangan terlihat jelas. Untuk benda yang transparan, terlalu banyak cahaya menyebabkan bayangan kurang jelas. g. Pindahkan objek yang akan diamati hingga di tengah lapangan pandangan dengan menggeser kaca objek.
  • 28. Perhatikan: (Pengaturan Lensa)  Bayangan yang terbentuk oleh mikroskop adalah terbalik.  Dengan menggeserkan kaca objek ke kiri, bayangan berpindah ke kanan. Menggeserkan ke atas, bayangan pindah ke bawah.  Biasakanlah untuk dapat memindahkan objek yang akan diamati dengan cermat dan tepat. Untuk diperlukan latihan.
  • 29. a. Mengganti perbesaran yang paling sering dilakukan adalah dengan mengganti objektif. Sebelum mengganti lensa objektif, terutama kepada lensa yang lebih kuat perbesaranya, tempatkan bayangan yang akan diamati di tengah lapangan pandangan. b. Putarkan objektif yang diinginkan ke sumbu optik hingga terdengar bunyi klik. Pada mikroskop yang masih baik, telah dibuat parfokal, sehingga setelah diganti objektif, bayangan masih terlihat. c. Mungkin kurang tepat fokusnya, dan untuk memperjelas tinggal menggunakan bonggol pengatur halus. d. Objektif perbesaran kuat memerlukan lebih banyak sinar. Aturalah kembali diafragma atau keeping pengatur cahaya hingga didapatkan penyinaran yang paling baik.
  • 30. e. Setelah selesai pengamatan, sebelum mengambil preparat dari meja mikroskop, biasakanlah memindahkan dahulu objektif yang lemah ke sumbu optik. f. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sebuah mikroskop memiliki dua macam lensa, yaitu lensa okuler dan lensa objektif. Kedua lensa tersebut memiliki ukuran pembesaran tertentu. Pembesaran total untuk panjang tabung yang digunakan diperoleh dari pembesaran pada objektif dikalikan dengan pembesaran yang tertera pada okuler. perbesaran objektif x perbesaran okuler = perbesaran total 10 x 8 = 80 x 10 x 12,5 = 125 x 40 x 8 = 320 x 40 x 12,5 = 500 x g. Perbesaran total 80-125x (perbesaran rendah) dan 320-500x (perbesaran tinggi) yang diberikan pada contoh sudah cukup untuk memenuhi persyaratan normal. Perbesaran rendah (3,5 x 8 atau 3,5 x 12,5, yaitu perbesaran total 30-40x) dapat memperlihatkan tampak umum dari suatu cuplikan dan biasanya digunakan untuk pengamatan pertama pada seluruh cuplikan.
  • 31. Penting diperhatikan : (Mengganti Pembesaran) 1. Jangan menggunakan objektif dengan perbesaran yang melebihi apa yang diperlukan. Dengan perbesaran yang terlalu kuat sering didapatkan bayangan yang kurang jelas. 2. Sifat-sifat objektif perbesaran kuat yang kurang menguntungkan dan sebaiknya diperhatikan adalah:  Medan pandangan sangat sempit, sehingga kalau pengamatan langsung dengan lensa kuat, sukar untuk mencari atau menemukan objek yang ingin diamati.  Jarak kerja (jarak antara ujung lensa dengan benda yang diamati) sangat pendek. Kalau kurang hati-hati dapat mengakibatkan objektif atau preparat rusak kalau terjadi persentuhan.  Kedalaman fokus/bidang fokus sangat tipis. Bayangan yang jelas (dalam fokus) hanya merupakan bidang yang sangat tipis seperti sayatan. Benda yang agak tebal tidak akan terlihat seluruhnya atau mungkin menjadi kurang jelas.
  • 32.  Tujuan membuat preparat adalah untuk dapat lebih mengerti bahwa setiap sel, jaringan dan organ dapat dipelajari dengan baik jika tidak dipersiapkan sebagaimana mestinya untuk pemeriksaan mikroskopik.  Metode persiapan dibagi menjadi dua kelompok yaitu: (a). Metode untuk pengamatan langsung sel hidup, dan (b). Metode untuk sel mati (telah difiksasi).  Cara terbaik untuk mempelajari sel adalah dengan menggunakan irisan jaringan yang masing-masing merupakan preparat yang dapt dikatakan bersifat permanen. Suatu preparat diperoleh dengan membuat irisan tipis dari sepotong kecil jaringan yang telah difiksasi.
  • 33.  Pembuatan preparat meliputi langkah-langkah berikut ini: a. Fiksasi b. Reagen c. Pemendaman (Embedding) d. Pemotongan e. Pewarnaan
  • 34. 1. Fiksasi  Tujuan utama fiksasi adalah untuk mengawetkan protoplasma agar terpelihara mirip keadaan semasa hidup.  Ciri-ciri zat fiksatif yaitu : (a) berperan sebagai pengawet, mencegah perubahan autolysis, (b) bersifat dapat mengeraskan (rigid) sehingga mempermudah pengirisan, (c) menyebabkan sel tahan terhadap cairan hipotonis hipertonis, (d) membantu diferensiasi optis, (e) bersifat mordant, (f ) meningkatkan afinitas protoplasma terhadap zat warna tertentu.
  • 35. 2. Reagen  Reagen yang paling umum dipergunakan sebagai zat iksasi adalha formalin, alcohol, dan asam-asam tertentu (pikrat asetat dan osmiat).  Tidak ada zat fiksasi yang memiliki semua sifat yang diinginkan, dan banyak reagen dipakai berupa campuran, seperti cairan Bouin, cairan Zenker dan cairan Susa.  Pemilihan suatu zat fiksasi biasanya ditentukan oleh jaringan atau unsur apa yang akan dipelajari dan oleh metode pewarnaan yang akan dipakai.
  • 36. 3. Embedding (pemendaman)  Tujuan pemendaman adalah membuat blok jaringan keras dan kaku sehingga dapat dipotong menjadi irisan-irisan tipis.  Sebelum pemendaman, jaringan yang telah difiksasi, dicuci untuk menghilangkan kelebihan zat fiksasi dan kemudian didehidrasi.  Jaringan itu kemudian dijernihkan. Sesudah penjernihan, jaringan diinfiltrasi dengan zat pemendaman, biasanya parafin atau seloidin.  Sesudah diinfiltrasi, agen pemendaman dibuat menjadi padat sehingga diperoleh suatu massa homogen keras dengan jaringan didalamnya.
  • 37. 4. Pemotongan  Jaringan yang telah dipendam dalam parafin dapat diiris sangat tipis, tebal irisan adalah antara 3-10 µ dengna menggunakan mokrotom.  Tiap irisan dipindahkan ke atas kaca objek yang bersih yang permukaannya telah dioles sedikit gliserin.  Irisan jaringan yang telah dilekatkan ini siap untuk diwarnai (stain).
  • 38. 5. Pewarnaan  Tujuan pewarnaan adalah untuk meningkatkan kontras alami dan untuk lebih memperjelas berbagai unsur sel dan jaringan.  Setelah diwarnai, kelebihan zat warna dihilangkan dengan dibilas dengan menggunakan air atau alkohol.  Irisan jaringan didehidrasi dengan mencelupkannya ke dalam detergen alkohol dengan konsentrasi yang makin meningkat. Setelah melalui alkohol absolut, irisan jaringan dipindahkan ke dalam larutan dengan zat penjernih.  Setelah dikeluarkan dari larutan penjernih, diatas irisan jaringan diberi setetes balsam canada. Preparat ditutup dengan kaca penutup (cover glass) dan dibiarkan mengering.  Biasanya digunakan zat warna hematoxylin eosin(HE). Zat perwarna HE merupakan pewarna inti yang paling umum, yang sifat memulasnya tergantung pada adanya hasil oksidasinya dalam larutan. Hasilnya setiap struktur ini menjadi ungu tua atau biru dan hampir semua struktur sitoplasma dan substansi interselulter menjadi merah muda.  Zat warna yang digunakan biasanya merupakan garam. Zat warna dibedakan menajadi 3, yaitu zat warna yang asam, zat warna yang basa dan zat warna yang netral. Zat warna asam bila gugus kromofornya berada pada asam (Contohnya adalah eosin, biru aniline, dan oranye G), zat warna basa bila gugus kromofornya berada pada basa (contohnya adalah hematoksilin, biru metilen, dan kristal violet), dan zat warna netral bila keduanya ada kromofor (Contohnya adalah hematoksilin eosin).