SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 106
PUSAT DATA
KEMENTRIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
2010
KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA INDONESIA
WHITEPAPER 2010
©2010 Kementrian Komunikasi dan Informatika
Pusat Data
Katalog dalam Terbitan
Komunikasi dan Informatika Indonesia / Kalamullah Ramli, Khamami Herusantoso, Hasyim
Gautama, Eko Fajar, Siti Meiningsih, Nani Grace Berliana, Budi Triyono, Chichi Shintia Laksani,
Irene Muflikh; Sarwoto; Udi Rusadi; 	 Baringin Batubara; Akman Amir; Yudhistira Nugraha;
Kunti Pratiwi. 	
Jakarta : Pusat Data, 2010
102 hlm ; 21x 29,7 cm
ISBN : 978 – 602 – 98285 – 1 – 1
1.	 Trend TIK
2.	 Kondisi TIK Saat Ini
3.	 Kebijakan dan Rencana
Editor :
Dr Rudi Lumanto ; Dr. Ir. Basuki Yusuf Iskandar, MA; Dr. Ir. Ashwin Sasongko, M.Sc; Ir. Cahyana
Ahmadjayadi; Drs. Freddy H.Tulung, MUA; Dr. Yan Rianto, M.Eng.
Penerbit :	
Pusat Data
Kementrian Komunikasi dan Informatika
Jl. Medan Merdeka Barat No.9, Jakarta 10110, Telp/Fax 3848882
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 1
Bab 1 - Tren TIK
PENGANTAR
Menteri Komunikasi dan Informatika,
Tifatul Sembiring
Pembangunan Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di sebuah negara telah dipahami dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi dan secara tidak langsung juga dapat meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Pemerintah Indonesia juga telah meletakkan pembangunan kominfo ini sebagai salah satu dari
beberapa elemen penting pembangunan negara Indonesia secara keseluruhan. Beberapa kebijakan dan
strategi pembangunan telah ditetapkan dalam rangka tercapainya harapan akan infrastruktur Kominfo
yang lebih baik dan lebih cepat serta layanan layanannya yang berkualitas.
Meskipun pemerintah meyakini bahwa pembangunan kominfo yang dilakukan saat ini berada pada jalur
yang benar tetapi tidak semua harapan harapan yang ada sebelumnya itu telah dapat direalisasikan.
Hal ini dikarenakan salah satunya adalah kondisi geografisnya yang unik dan memiliki dimensi yang
kompleks. Diperlukan terus menerus usaha yang komprehensif, intensif dan dengan skala masif sehingga
pembangunan kominfo ini segera dapat dirasakan manfaatnya. Pembangunan harus berkelanjutan, hal
hal yang dirasa perlu diperbaiki karena adanya kemajuan teknologi maka harus segera diperbaiki, hal
hal yang dirasa perlu dilanjutkan maka perlu dilanjutkan sehingga pembangunan ini bisa kontinyu dan
berkesinambungan.
Buku putih ini diterbitkan salah satunya adalah agar menjadi milestone dan outlook pembangunan
kominfo di Indonesia. Sehingga bagi yang sudah lewat bisa dijadikan pelajaran untuk lebih ditingkatkan
sedangkan bagi yang berada pada kondisi saat ini, buku putih ini dapat dijadikan acuan untuk melangkah
ke depan yang lebih baik.
Isinya meliputi tiga bagian besar yaitu tren TIK global saat ini khususnya untuk melihat pengaruh
kemajuan teknologi TIK yang sangat cepat, Kondisi TIK Indonesia saat ini dan Gambaran kedepan
pembangunan TIK Indonesia Diharapkan dengan keluarnya buku putih
ini, seluruh stakeholders pembangunan TIK dapat memahami dan ikut
serta mendukung disamping ikut juga mengawasi dan memperbaiki
kekurangan kekurangan yang mungkin ada.
Semoga TIK Indonesia maju, Indonesia jaya dan masyarakat pun
sejahtera.
Bab 1 - Tren TIK
2 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010
DAFTAR ISI
TREN TIK ............................................................................ 03
TIK DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TREN KONVERGEN .................................... 05
TREN PITA-LEBAR .......................................................................................................... 13
TREN KOMPUTASI AWAN ............................................................................................ 16
TREN TV DIGITAL ............................................................................................................ 19
TREN TIK HIJAU .............................................................................................................. 22
KONDISI TIK SAAT INI ....................................................... 31
INFRASTRUKTUR DAN PENGGUNAAN TIK .............................................................. 33
- Telekomunikasi .......................................................................................................... 34
- Internet dan Komputer ........................................................................................... 39
- TV ................................................................................................................................... 54
- POS ............................................................................................................................... 58
SDM TIK ............................................................................................................................ 61
PERBANDINGAN INTERNATIONAL .............................................................................. 63
KEBIJAKAN DAN RENCANA KEDEPAN ............................. 67
INDIKATOR SUKSES KOMINFO ................................................................................... 69
VISI, MISI DAN STRATEGI KOMINFO ......................................................................... 71
ROADMAP TIK INDONESIA .......................................................................................... 79
ROADMAP TV DIGITAL .................................................................................................. 85
ROADMAP INTERNET (IPV6) ........................................................................................ 88
ROADMAP SATELIT ........................................................................................................ 89
LAMPIRAN ......................................................................... 93
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 3
Bab 1 - Tren TIK
BAB 1
TREN TIK
(Teknologi Informasi dan Komunikasi )
Bab 1 - Tren TIK
4 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010
1
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 5
Bab 1 - Tren TIK
1.1 TIK dan Pertumbuhan Ekonomi
Hubungan antara TIK dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara sudah diketahui dan banyak
dikaji oleh para peneliti, dan memiliki hubungan yang positip, artinya pembangunan TIK akan
menghasilkan efek berantai ke meningkatnya angka pertumbuhan ekonomi. Meskipun angka korelasi
ini berbeda antara tiap negara akan tetapi pemahaman bahwa pembangunan TIK secara positif dan
pasti akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi perlu diyakini agar kita tidak ragu dan terus
kontinyu untuk melanjutkan pembangunan ini. Gambar 1.1 memperlihatkan bagaimana efek berantai
yang memperlihatkan dampak pembangunan ini. Dampak pertama yang bisa dilihat adalah sisi (a)
infrastruktur (b) peningkatan keterampilan (c) peningkatan penggunaan berbagai aplikasi TIK dalam
kehidupan. Pembangunan dan penguatan infrastruktur dalam implementasinya memerlukan investasi
yang tinggi dan hasil hasil inovasi agar sesuai peruntukannya. Hal ini membawa kepada terjadinya
peningkatan skala elemen produksi, kebutuhan tenaga kerja serta membaiknya produktifitas sejalan
dengan menguatnya infrastruktur. Bergeraknya elemen produksi dan produktifitas secara positif
akan membangun kekuatan ekonomi sebagai dampak kedua. Dengan alur yang sama, peningkatan
ketrampilan SDM dibidang TIK akan membawa kepada terbangunnya kekuatan Intelektual, sedangkan
peningkatan berbagai aplikasi TIK dalam kehidupan baik dalam Komunitas online maupun dalam
kerangka keterbukaan informasi membawa kepada terbangunnya kekuatan sosial. Tiga kekuatan ini
merupakan modal dasar bagi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang diharapkan.
Gambar 1.1 Pembangunan Kominfo dan Pertumbuhan Ekonomi
Sumber : Japan ICT Whitepaper 2009
Bab 1 - Tren TIK
6 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010
Hubungan antara TIK dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara secara empiris dikeluarkan pula
dalam laporan kajian yang dilakukan oleh Bank Dunia. Kajian terbaru yang dikeluarkan oleh Bank dunia
ini dilakukan untuk melihat dampak TIK baik dari internet dan pita-lebar maupun dari layanan telepon
tetap dan bergerak terhadap pertumbuhan ekonominya. Kajian dilakukan di 120 negara antara tahun
1980 dan 2006 dengan metode analisa econometric pertumbuhan.
0.5
1.0
1.5
Fixed Mobile Internet Broadband
0.43
0.73
0.60
0.81 0.77
1.12
1.21
1.38
High-income economies
Low - and middle -income economies
Dari hasil kajian, terlihat bahwa untuk tiap-tiap 10% titik bertambah di penetrasi layanan pita-lebar,
ada pertambahan di pertumbuhan ekonomi sebanyak 1,3% (Qiang 2009). Efek pertumbuhan pita-lebar
ini memiliki arti yang sangat signifikan karena ternyata pengaruhnya jauh lebih kuat dan lebih tinggi
dibanding dengan jasa teleponi (tetap atau bergerak) dan Internet. Gambar 1.2 memperlihatkan pula
bagaimana negara berkembang meskipun dari sisi teknologi dan pembangunan infrastruktur pita-lebar
masih tertinggal dibanding negara maju, tetap memiliki keuntungan dan dampak yang tinggi dari
pembangunan infrastruktur pita-lebarnya. Dampak dari pertumbuhan akses dan pita-lebar ini masih
memiliki potensi menjadi lebih besar dan luas ketika penetrasinya mencapai titik kritis.
1.1.1 TIK dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Bagaimanakah pembangunan TIK di Indonesia akan berkontribusi pada pertumbuhan Indonesia?
Meskipun secara umum sudah diketahui memiliki hubungan yang positif, pertanyaan ini akan dielaborasi
dengan melihat adanya korelasi antara beberapa faktor dalam pembangunan TIK dengan terbangunnya
(Sumber: World Bank, Extending Reach and Increasing Impact Information & Communications Technology
for Development, 2009)
Gambar 1.2 Hubungan dampak pembangunan TIK dengan pertumbuhan ekonomi
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 7
Bab 1 - Tren TIK
Gambar 1.3 Investasi Industri TIK
kekuatan ekonomi, kekuatan intelektual dan kekuatan sosial. Pada kekuatan ekonomi, TIK berperan
terhadap pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kontribusinya pada input faktor produksi seperti
investasi dan penyerapan tenga kerja. Selain itu, TIK juga dapat berperan dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi melalui peningkatan nilai tambah dan produktivitas.
-0,80%
0,20%
1,20%
2,20%
3,20%
0
200
400
Investasi Industri Manufaktur TIK
Kontribusi Investasi Industri Manufaktur TIK terhadap Total Investasi Industri Manufaktur
Tahun
PersentaseJumlahPerusahaan
IndustriManufakturTIKterhadap
TotalIndustriManufaktur
JumlahPerusahaan
Sumber: BPS, diolah
Gambar1.3 memperlihatkan investasi industri TIK dengan melihat kepada jumlah perusahaan. Selama
periode 1998-2007, terjadi peningkatan jumlah perusahaan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar
1.9%. Namun demikian, data menunjukkan bahwa kontribusi industri TIK terhadap total jumlah
perusahaan sektor industri manufaktur masih rendah dengan rata-rata kontribusi sebesar 1.25%.
Data ini juga menunjukkan terjadinya kecenderungan penurunan kontribusi industri TIK terhadap total
jumlah perusahaan industri manufaktur, khususnya semenjak tahun 2005. Meski pada tahun 2007
kontribusi industri TIK meningkat, tapi angkanya masih rendah dibanding tahun 1998.
Bab 1 - Tren TIK
8 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010
0,00%
1,50%
3,00%
4,50%
0
80000
160000
240000
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Total Tenaga Kerja Industri Manufaktur TIK
Kontribusi Tenaga Kerja Industri Manufaktur TIK terhadap Total Tenaga Kerja
Industri Manufaktur
Gambar 1.4 Tenaga Kerja Industri TIK
Sumber: BPS, diolah
Gambar1.4 memperlihatkan terjadinya peningkatan jumlah tenaga kerja di sektor industri TIK semenjak
tahun 2002, sehingga mencapai kurang lebih 173 ribu tenaga kerja di tahun 2007. Pada tahun 2001,
industri TIK hanya menyerap 2.11 persen dari total tenaga kerjadi industri manufaktur. Namun, setelah
itu kontribusi penyerapan tenaga kerja industri TIK terus mengalami peningkatan hingga mencapai 3.75
persen di tahun 2007. Rata-rata kontribusi industri TIK terhadap total tenaga kerja industri manufaktur
sebesar 3.42% Hasil analisa data ini menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerjadi industri TIK
mempunyai hubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi ( PDB nominal perkapita ) dengan nilai
koefisien korelasi sebesar 0.10 yang menunjukkan masih tergolong rendah.
Gambar 1.5 memperlihatkan pertumbuhan industri TIK. Selama kurun waktu 1998 –2006, nilai tambah
industri TIK cenderung mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 18.12 persen.
Meskipun demikian, kontribusi nilai tambah industri TIK terhadap sektor industri manufaktur cenderung
mengalami penurunan. Bahkan semenjak tahun 2005 kontribusi nilai tambah industri TIK menunjukkan
angka yang terus menurun.
Hasil analisa data ini menunjukkan bahwa nilai tambah industri TIK ini mempunyai hubungan positif
dengan pertumbuhan PDB riil dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.72 yang tergolong cukup
tinggi.
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 9
Bab 1 - Tren TIK
Gambar 1.5 Nilai tambah industri TIK dan kontribusinya
Pada kekuatan intelektual TIK berperan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui kontribusinya terhadap
akumulasi modal manusia. Secara khusus, modal manusia terdiri dari pengetahuan/informasi dan
pendidikan sumber daya manusia. TIK berkontribusi terhadap akumulasi modal manusia melalui:
(1) Pendidikan/sumber daya manusia yaitu melalui perbaikan dalam pendidikan dari penetrasi
pendidikan jarak jauh dengan menggunakan TIK, sehingga angka pertisipasi/tingkat kemajuan
pendidikan tinggi meningkat.
(2) Pengetahuan/informasi yaitu jaringan seperti internet dll, akan mendorong sharing pengetahuan/
informasi yang dapat dilakukan dengan mudah dan dapat digunakan oleh siapa saja.
0,00%
1,00%
2,00%
3,00%
4,00%
5,00%
6,00%
7,00%
8,00%
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Nilai Tambah Industri Manufaktur TIK
Kontribusi Nilai Tambah Industri Manufaktur TIK terhadap Total
Nilai Tambah Industri Manufaktur
Tahun
Sumber: BPS, diolah
Bab 1 - Tren TIK
10 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010
Gambar1.6 Gambaran tingkat pengetahuan melalui indikator publikasi ilmiah
Gambar 1.6 memperlihatkan tingkat pengetahuan Indonesia terus mengalami peningkatan yang
ditunjukkan dari semakin banyaknya jumlah publikasi ilmiah Internasional (per1 juta penduduk) yang
mampu dihasilkan setiap tahunnya. Namun demikian, jumlah publikasi yang dihasilkan oleh penduduk
Indonesia masih sangat rendah. Data menunjukkan bahwa selama kurun waktu tahun 1999 hingga
2008, setiap 1 juta penduduk Indonesia dalam satu tahunnya hanya mampu menghasilkan publikasi
tidak lebih dari enam buah. Dari data ini, hasil analisa menunjukkan bahwa jumlah pengguna internet
per 100 penduduk mempunyai hubungan positif dengan jumlah publikasi per 1 juta penduduk dengan
nilai koefisien korelasi yang tergolong tinggi, yaitu sebesar 0.81. Hasil analisa juga menunjukkan
bahwa jumlah publikasi per 1 juta penduduk mempunyai hubungan positif yang cukup kuat dengan
pertumbuhan PDB riil per kapita dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.64. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa TIK berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan
pengetahuan yang berhubungan positif dengan peningkatan penggunaan internet.
Pada kekuatan intelektual TIK berperan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui kontribusinya
pada penguatan modal sosial. Modal sosial secara khusus mempertimbangkan dua bidang, yaitu
rantai komunitas lokal (kepercayaan, pertukaran, jejaring) dan tata kepemerintahan (pendapat dan
akuntabilitas, stabilitas politik dan ketiadaan kekerasan / teroris, efektifitas kepemerintahan, kualitas
regulasi, aturan, pengawasan terhadap korupsi).
Sumber: Indikator Iptek Nasional (Pappitek, LIPI, 2009), diolah
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 11
Bab 1 - Tren TIK
Beberapa contoh bagaimana TIK berkontribusi terhadap akumulasi modal sosial misalnya adalah :
(1) Rantai komunitas lokal yaitu melalui penggunaan TIK, rantai komunitas lokal akan lebih dalam dan
kepercayaan serta stabilitas dalam masyarakat akan meningkat.
(2) Kualitas sistem dan organisasi yaitu melalui penggunaan TIK, transparansi organisasi dan sistem
akan meningkat dan aktivitas ekonomi yang tidak efisien akan dieliminasi.
Gambar 1.7 memperlihatkan kualitas kepemerintahan suatu negara dinilai dari degree of governance
yang merupakan nilai rata-rata dari enam indikator kepemerintahan yang dikembangkan oleh World
Bank yaitu voice and accountability, political stability, government effectiveness, regulatory quality,
rule of law, dan control of corruption. Semenjak tahun 2004 degree of governance Indonesia terus
menunjukkan peningkatan. Jumlah pengguna internet per 100 penduduk mempunyai hubungan yang
positif dengan degree of governance dengan nilai koefisien korelasi 0.59.
Gambar1.7 Gambaran tingkat tata kelola pemerintahan. (degree of governance)
Sumber : Bank Dunia, diolah
Bab 1 - Tren TIK
12 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010
1.2 Tren Konvergensi
Konvergensi secara harfiah berarti menuju ke satu titik atau atau terjadinya penyatuan. Secara umum
istilah konvergensi saat ini merujuk kepada penyatuan berbagai layanan dan teknologi baik teknologi
komunikasi, informasi maupun yang terkait dengannya. Teknologi yang tadinya terpisah seperti
suara, data dan video dapat menyatu dalam satu sumber daya sehingga dapat langsung berinteraksi
satu dengan yang lainnya menciptakan sinergi yang efisien. Pada saat ini, sinergi antara teknologi
internet, penyiaran dan telekomunikasi merupakan contoh tren konvergensi yang sudah dirasakan
secara langsung. Gambar 1.8 memperlihatkan konvergensi antara fix, wireless dan content. Disamping
perkembangan teknologi yang cepat, faktor lain dapat pula menjadi pendorong terjadinya konvergensi
seperti meningkatnya kompetisi, kebutuhan akan layanan baru yang lebih murah dsb.
Gambar1.8 Konvergensi antara Fix, Wireless dan Content
Sumber: Morgan Stanley
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 13
Bab 1 - Tren TIK
1.3 Tren Pita-Lebar
Diperkirakan 60% penduduk dunia menggunakan wireless dan lapangan kompetisi akan
didominasi wireless
Gambar : 1.9 Roadmap dan Evolusi Teknologi Pita-lebar
Bab 1 - Tren TIK
14 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010
No. Country Region % above 5 Mbps QoQ Change YoY Change
Global 20% -5.2 % 1.5%
1 South Korea 65% -7,6% 25%
2 Japan 60% 0.2% 4.8%
3 Romania 48% -4.5% 18%
4 Hongkong 45% -9.0% 16%
5 Sweden 42% -3.7% -13%
6 Latvia 41% 2.9% 75%
7 Denmark 41% 0.7% 16%
8 Netherlands 40% 2.6% 10%
9 Canada 34% 0.9% 47%
10 Belgium 33% -2.9% -1.1%
....
14 United States 25% -4.3% -2.6%
Tabel 1.1 Global Broadband Status 2010
Sumber: The State of Internet, 1st Quarter 2010 Report, Akamai
Pada tabel terlihat jelas bahwa terjadi peningkatan penetrasi akses telekomunikasi pita lebar
diberbagai negara. Dua negara Asia, Jepang dan Korea memimpin dalam tingginya persentase jumlah
populasi yang menikmati akses pita lebar. Selain tren meningkatnya populasi yang bisa mengakses
pita lebar di Dunia, terdapat tren lain yaitu cara masyarakat untuk mengakses informasi seperti
diilustrasikan pada gambar 1.10.
Telekomunikasi pita lebar merupakan salah satu arus telekomunikasi dunia saat ini. Setiap negara
berusaha untuk membangun infrastruktur pita lebar ini dengan harapan infrastruktur ini akan
meningkatkan efisiensi negara dan juga membuka jalan munculnya industri baru. Tren tersebut bisa
dilihat dengan jelas pada tabel 1.1
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 15
Bab 1 - Tren TIK
Gambar 1.10 Broadband and Mobile Internet
Pada Gambar 1.10 diproyeksikan bahwa jumlah piranti yang mengakses Internet akan bergeser dari
medium tradisional seperti mini computer atau desktop sebagai piranti pengolah informasi menjadi
piranti-piranti mobile dan spesial untuk menampilkan atau mengakses informasi. Piranti-piranti ini
seperti telepon cerdas, tablet, PDA televisi dan piranti-piranti lain yang bukan piranti komputasi. Tren
piranti-piranti khusus ini yang akan mendorong pengguna internet semakin banyak dengan sebaran
demografi tidak hanya untuk kalangan perkantoran maupun profesional, akan tetapi akan lebih
merambah ke segmen baru seperti anak-anak, remaja, orang tua, petani dan segmen lain yang sekarang
masih belum lazim untuk memakai Internet. Faktor demografi pengguna dimasa mendatang ini yang
harus diperhatikan dalam perencanaan, baik dibidang kebijakan maupun infrastruktur komunikasi.
Sumber: Morgan Stanley
Bab 1 - Tren TIK
16 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010
Sebagai contoh, dengan semakin banyaknya anak-anak yang mengakses informasi, maka diperlukan
suatulingkunganinternetyangbisamenjauhkanunsur-unsurinformasinegatif (sepertikekerasan,SARA,
kebencian) dari jangkauan anak-anak yang belum matang cara berfikirnya. Contoh lain adalah, karena
tren untuk mengakses Internet secara mobile akan semakin naik, maka harus lebih banyak spektrum
frekuensi yang di alokasikan untuk komunikasi dua arah. Sehingga tidakkan ada masalah kapasitas
frekuensi yang membatasi kemudahan warga negara untuk mengakses informasi secara nirkabel. Tren
lain adalah pada persentase traffic yang lewat pada backbone Internet seperti padagambar 1.11
Gambar 1.11 Trend traffic di Internet
Pada gambar 1.11 terlihat bahwa pada awal Internet ada maka traffic internet didominasi Oleh FTP,
email dan protokol lainnya. Pada tahun-tahun itu Internet adalah media untuk Pertukaran informasi para
penelitidan akademisi. Akan tetapi semenjak tahun 1998 ketika pengguna internet semakin meluas,
maka traffic Web dan Point-to-Point protocol Semakin mendominasi Internet. Dan ini menandakan
bahwa deman terhadap akses Pita lebar semakin besar karena baik Web maupun P2P merupakan
aplikasi yang Kaya-media (gambar,video) dan memakan banyak bandwidth.
Sumber: Morgan Stanley, 2007
1.4 Tren Komputasi Awan (Cloud Computing)
Cloud Computing atau biasa diterjemahkan sebagai Komputasi Awan secara umum dapat dipahami
sebagai teknologi pemanfaatan sumber daya komputasi yang terkoneksi secara global melalui jaringan
internet (Internet cloud).
Dengan memanfaatkan teknologi Cloud Computing, pengguna tidak perlu lagi menyediakan atau
memiliki infrastruktur sendiri–mulai dari data center sampai ke aplikasi desktop–untuk menjalankan
suatu sistem TIK yang lengkap.
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 17
Bab 1 - Tren TIK
Gambar 1.12 Tipe layanan komputasi awan
Komputasi awan dapat diwujudkan, misalnya dengan penggunaan secara bersama data center yang
bertebaran, melalui Internet.
Beberapa penggerak terjadinya kembali tren komputasi awan saat ini misalnya adalah Kebutuhan akan
penghematan investasi pelanggan (investment saving),
Kebutuhan Efisiensi (efficient use of shared infrastructure), Peningkatan kehandalan (reliability) melalui
ketersediaan sumberdaya secara elastis (elastic availability), mengurangi ancaman single-point-of-
failure dan peningkatan utilisasi.
Cloud Computing atau biasa diterjemahkan sebagai Komputasi Awan secara umum dapat
dipahami sebagai teknologi pemanfaatan sumber daya komputasi yang terkoneksi secara
global melalui jaringan internet (Internet cloud)
Dengan memanfaatkan teknologi Cloud Computing, pengguna tidak perlu lagi menyediakan
atau memiliki infrastruktur sendiri –mulai dari data center sampai ke aplikasi desktop–
untuk menjalankan suatu sistem TIK yang lengkap
Komputasi awan dapat diwujudkan –misalnya– dengan penggunaan secara bersama data
center yang bertebaran, melalui Internet.
Beberapa penggerak terjadinya kembali tren Cloud Computing saat ini misalnya adalah
Kebutuhan akan penghematan investasi pelanggan (investment saving),
Kebutuhan Efisiensi (efficient use of shared infrastructure), Peningkatan kehandalan
(reliability) melalui ketersediaan sumber daya secara elastis (elastic
availability), mengurangi ancaman single-point-of-failure dan peningkatan utilisasi.
Software
sbg layanan
SsL
Platform
sbg layanan
PsL
Infrastruktur
sbg layanan
IsL
tipe Layanan
Gambar 1.12 Tipe layanan komputasi awam
Software-sebagai-Layanan (SsL) adalah model penyampaian aplikasi perangkat lunak oleh
suatu operator yang mengembangkan aplikasi Web yang dapat dioperasikan untuk
digunakan oleh pelanggannya melalui Internet. Pelanggan tidak perlu mengeluarkan
investasi untuk pengembangan atau pun pembelian lisensi. Dengan berlanggan via Web,
berbagai fitur yang ada dapat langsung digunakan.
Platform-sebagai-Layanan (PsL) adalah jasa penyediaan modul-modul yang dapat
digunakan untuk mengembangkan aplikasi di atas platform tersebut. PsL tidak memiliki
kendali terhadap sumber daya komputasi dasar seperti memori, media penyimpanan,
tenaga untuk proses dan lain-lain yang semuanya diatur oleh penyedia layanan ini
Infrastruktur-sebagai-Layanan (IsL) merupakan layanan yang 'menyewakan' sumber daya
informasi dasar yang diantaranya meliputi: media penyimpanan, tenaga pemroses,
memori, sistem operasi, kapasitas jaringan dan lain-lain, yang dapat digunakan penyewa
untuk menjalankan aplikasi miliknya
Software-sebagai-Layanan (SsL) adalah model penyampaian aplikasi perangkat lunak oleh suatu
operator yang mengembangkan aplikasi Web yang dapat dioperasikan untuk digunakan oleh
pelanggannya melalui Internet. Pelanggan tidak perlu mengeluarkan investasi untuk pengembangan
ataupun pembelian lisensi. Dengan berlangganan via Web, berbagai fitur yang ada dapat langsung
digunakan.
Platform-sebagai-Layanan (PsL) adalah jasa penyediaan modul-modul yang dapat digunakan untuk
mengembangkan aplikasi di atas platform tersebut. PsL tidak memiliki kendali terhadap sumber daya
komputasi dasar seperti memori, media penyimpanan, tenaga untuk proses dan lain-lain yang semuanya
diatur oleh penyedia layanan ini.
Infrastruktur-sebagai-Layanan (IsL) merupakan layanan yang 'menyewakan' sumber daya informasi
dasar yang diantaranya meliputi: media penyimpanan, tenaga pemroses, memori, sistem operasi,
kapasitas jaringan dan lain-lain, yang dapat digunakan penyewa untuk menjalankan aplikasi miliknya.
Bab 1 - Tren TIK
18 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010
Gambar 1.13 memperlihatkan perbedaan kategori layanan IsL, PsL dan SsL dari sudut pandang lapisan
layanan dan otoritas pengelolaan. Beberapa tantangan regulasi dan isu strategis dengan adanya tren
komputasi awan ini adalah :
(1). Letak penyimpanan data fisik atau lokasi data center
(2). Tingkat kerahasiaan (privacy) – untuk data publik maupun pemerintahan.
Diperlukan sertifikasi untuk melindungi kepentingan umum
(3). Keamanan data – diperlukan sertifikasi untuk menetapkan standar kemanan minimal
(4). Auditing – perlunya transparansi dan akses untuk auditor pemerintah
(5). Outsourcing – diperlukan aturan mengenai outsourcing infrastruktur IT
(6). Menumbuh kembangkan Industri Komputasi Awan Nasional
(7). Tingkat ketersediaan dan kehandalan tenaga listrik – bisa menjadi faktor penghambat bila tidak
dibenahi
Storage
Servers
Networking
O/S
Middleware
Servers
Virtualizatio
nnnnn
Data
Applications
Runtime
Infastruktur
(sebagai
Layanan)
Storage
Servers
Networking
O/S
Middleware
Virtualization
Data
Applications
Runtime
DikelolaOperatorDikelolaOperator
DikelolapelangganDikelolapelangganDikelolapelangganDikelolapelangganDikelolapelangganDikelolapelangganDikelolapelangganDikelolapelangganDikelolapelanggan
Platform
(sebagai
Layanan)
Storage
Servers
Networking
O/S
Middleware
Virtualization
Layanan)
Application
s
Runtime
s
Data
Software
(sebagai
Layanan)
Storage
Servers
Networking
O/S
Middleware
Virtualization
Applications
Runtime
Data
Gambar 1.13 Taksonomi Perbedaan Layanan Komputasi Awan
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 19
Bab 1 - Tren TIK
1.5 Tren Penyiaran Digital
Penyiaran digital merupakan alternatif sistem penyiaran baru pengganti sistem penyiaran yang selama
ini ada yaitu sistem penyiaran analog dengan format standar yang ditetapkan enam sampai tujuh puluh
tahun yang lalu yaitu antara tahun 1940-1950. Inovasi teknologi yang berkembang, sumber daya yang
semakin terbatas dan kebutuhan yang semakin tinggi membuat kebutuhan akan sistem penyiaran baru
menjadi tidak terelakkan. Sistem penyiaran digital menjanjikan solusi dan banyak kelebihan dibanding
sistem penyiaran analog. Kelebihan itu antara lain :
(1) Pemanfaatan spektrum menjadi lebih optimal. Hal ini karena pada sistem digital Penggunaan
adjacent channel menjadi dimungkinkan, memiliki kemampuan SFN (Single Frequency Network) yang
membuat penggunaan frekuensi jadi efisien dan dapat diisinya satu kanal dengan banyak program
dan data secara multiplex.
(2) Gambar dan suara dengan kualitas jauh lebih baik dan prima.
(3) Tahan terhadap gangguan interferensi, (misal suara terganggu oleh signal suara radio yang lain)
(4) Memberikan peluang bagi munculnya industri/bisnis baru baik dibidang telekomunikasi, media
elektronik maupun di industri peralatan dan software.
Standar penyiaran digital mengacu kepada dua jenis penyiaran: Siaran Radio Digital (Digital Sound
Broadcasting) dan Siaran TV Digital (Digital TV Broadcasting)
Gambar 1.14 memperlihatkan standar yang ada saat ini pada kedua jenis penyiaran ini.
Bab 1. Tren TIK
1.5 Tren Penyiaran Digital
Penyiaran digital merupakan alternatif sistem penyiaran baru pengganti sistem
penyiaran yang selama ini ada yaitu sistem penyiaran analog dengan format standar
yang ditetapkan enam sampai tujuh puluh tahun yang lalu yaitu antara tahun
1940-1950. Inovasi teknologi yang berkembang, sumber daya yang semakin terbatas
dan kebutuhan yang semakin tinggi membuat kebutuhan akan sistem penyiaran baru
menjadi tidak terelakkan.
Sistem penyiaran digital menjanjikan solusi dan banyak kelebihan dibanding sistem
penyiaran analog. Kelebihan itu antara lain :
(1)Pemanfaatan spektrum menjadi lebih optimal. Hal ini karena pada sistem digital
Penggunaan adjacent channel menjadi dimungkinan, memiliki kemampuan SFN
(Single Frequency Network) yang membuat penggunaan frekuensi jadi efisien
dan dapat diisinya satu kanal dengan banyak program dan data secara multiplex.
(2) Gambar dan suara dengan kualitas jauh lebih baik dan prima.
(3)Tahan terhadap gangguan interferensi, (misal suara terganggu oleh signal suara
radio yang lain)
(4)Memberikan peluang bagi munculnya industri/bisnis baru baik dibidang
telekomunikasi, media elektronik maupun di industri peralatan dan software.
Standar penyiaran digital mengacu kepada dua jenis penyiaran: Siaran Radio Digital
(Digital Sound Broadcasting) dan Siaran TV Digital (Digital TV Broadcasting)
Gambar 1.14 memperlihatkan standar yang ada saat ini pada kedua jenis penyiaran ini.
Gambar 1.14 Standar Penyiaran Digital untuk Radio dan TV Dunia.Gambar 1.14 Standar Penyiaran Digital untuk Radio dan TV Dunia.
Bab 1 - Tren TIK
20 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010
Saat ini hampir 50% lebih negara-negara di dunia mulai beralih atau mulai mengkaji peralihan sistem
penyiaran di negaranya masing masing menuju penyiaran digital, sebagaimana yang diperlihatkan di
gambar 1.15. Sementara itu lebih dari 100 negara sudah menetapkan standar penyiaran TV digitalnya
menggunakan standar DVB-T termasuk Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Nomor 07/P/M.Kominfo/3/2007 tanggal
21 Maret 2007 tentang Standar Penyiaran Digital Terestrial untuk Televisi Tidak Bergerak di Indonesia,
telah ditetapkan standar penyiaran digital terestrial untuk Televisi tidak bergerak di Indonesia yaitu
Digital Video Broadcasting-Terrestrial (DVB-T)
Bab 1. Tren TIK
(sumber : wikipedia)
Gambar 1.15 Peta dunia transisi penyiaran analog ke digital.
Saat ini hampir 50% lebih negara negara di dunia mulai beralih atau mulai mengkaji
peralihan sistem penyiaran di negaranya masing masing menuju penyiaran digital,
sebagaimana yang diperlihatkan di gambar 1.15 Sementara itu lebih dari 100 negara
Sudah menetapkan standar penyiaran TV digitalnya menggunakan standar DVB-T
termasuk Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Nomor 07/P/M.Kominfo/
3/2007 tanggal 21 Maret 2007 tentang Standar Penyiaran Digital Terestrial untuk Televisi
Tidak Bergerak di Indonesia, telah ditetapkan standar penyiaran digital terestrial untuk
Televisi tidak bergerak di Indonesia yaitu Digital Video Broadcasting-Terrestrial (DVB-T)
Gambar 1.15 Peta dunia transisi penyiaran analog ke digital.
Bab 1. Tren TIK (sumber : wikipedia)
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 21
Bab 1 - Tren TIK
Teknologi TV saat ini diwarnai dengan munculnya teknologi TV Digital dan HDTV yang
memberikan kualitas yang lebih baik. Tentu saja ke depan tren teknologi TV akan menuju
mobile TV dengan kemampuan yang lebih canggih seperti 3D TV dan Interaktif TV. Di
seluruh dunia terdapat beberapa standar siaran TV digital yakni DTV (Digital Television,
standar di Amerika), DVB-T (Digital Video Broadcasting Terrestrial, standar di Eropa
dan Australia) dan ISDB-T (Integrated Services Digital Broadcasting Terrestrial, standar
di Jepang). Indonesia sendiri melalui Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
nomor 07/P/M.KOMINFO/3/2007 tertanggal 21 Maret 2007 telah menetapkan standar
DVB-T sebagai standar penyiaran televisi digital terestrial tidak bergerak di Indonesia.
Terdapat pula standar digital DVB-H (handheld) yang ditujukan pada perangkat mobile
seperti ponsel.
Siaran TV di Indonesia diharapkan baru bisa seluruhnya digital tahun 2018, ada tiga
tahapan menuju implementasi siaran digital, periode 2010-2014 yakni siaran simulcast
yaitu siaran berbarengan antara analog dan digital. Pada tahun 2014-2017, sejumlah
siaran analog di beberapa wilayah akan dimatikan sebagian. Setelah 2017, seluruh
siaran analog akan dimatikan.
Gambar 1.16 Evolusi Sistem Penyiaran TV
BW TV
Color TV
Digital TV
Super HDTV
3D TV
Data
Interactive
Mobile
Immersive TV
HDTV
 High image/sound quality
 Improved realism
 Large screens (home cinema
 Digital Broadcasting system @
~20Mb/s
 More programming
 Improved image/sound quality
 Flexibility of digital production,
distribution and transmission
 Data broadcasting
 Multimedia broadcasting
 IP-based applications
Mobility
More realism
Interactivity
~1935
Bab 1 - Tren TIK
22 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010
1.6 TIK Hijau (Green ICT)
Banyaknya emisi CO2 di dunia mengakibatkan terjadinya berbagai permasalahan lingkungan seperti
terjadinya pemanasan global, perubahan cuaca dsb. Dampak-dampak ini mulai dirasakan dan menjadi
kekhawatiran semua pihak karena akan mengganggu ekosistem kehidupan secara keseluruhan.
Industri yang menjadi sumber penghasil emisi CO2 saat ini dituntut untuk juga lebih memperhatikan
menghasilkan produk produk yang ramah lingkungan dibanding produk produk sebelumnya yang tidak
memasukkan faktor ini dalam pertimbangannya. Termasuk dalam industri ini adalah Industri dibidang
TIK.
Dari 100 persen emisi CO2 di dunia sekitar 2 persen diketahui berasal dari industri TIK. Angka ini
diprediksi akan terus meningkat mengingat penggunaan perangkat TIK di dunia memiliki kecenderungan
untuk terus meningkat dengan tajam. TIK adalah salah satu industri yang mengkonsumsi energi dalam
jumlah besar. Konsumsi energi oleh TIK meliputi fase: Riset dan pengembangan, Manufaktur, Distribusi,
Penggunaan dan Pembuangan.
TIK hijau merupakan gerakan yang menuntut industri TIK untuk lebih memperhatikan lingkungan.
Tujuan dari TIK hijau adalah TIK yang ramah lingkungan, TIK yang mendukung konservasi sumberdaya
dan lingkungan, dengan tujuan akhir yaitu menciptakan masyarakat pengguna TIK dengan dampak
lingkungan yang kecil (low-environmental foot-print society). Konsep TIK hijau sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar 1.17 memiliki dua bagian yaitu TIK yang hijau (Green of ICT) dan hijau
dengan TIK (Green by ICT). Dengan konsep ini, penggunaan TIK yang inovatif dan efisien diprediksi
dapat menurunkan sekitar 20% emisi CO2 dari industri lain. Indonesia sebagai negara yang memiliki
tren pengguna TIK yang terus meningkat tajam sangat memperhatikan masalah ini. Pemerintah
Indonesia berhasil memasukkan dua agenda penting dalam kesepakatan pertemuan menteri menteri
TIK negara ASEAN (ASEAN TELMIN) ke sembilan yang salah satunya adalah kebijakan strategis ASEAN
Untuk mempromosikan TIK hijau.
Gambar 1.17 Konsep TIK Hijau
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 23
Bab 1 - Tren TIK
Suhu di Indonesia telah menjadi lebih hangat selama abad 20. Suhur ata-rata tahunan telah meningkat
sekitar 0,3°C sejak 1900 dengan suhu tahun 1990an merupakan dekade terhangat dalam abad
tersebut dan tahun 1998 merupakan tahun terhangat, hampir 1°C di atas rata-rata tahun 1961-1990.
Peningkatan kehangatan ini terjadi dalam semua musim ditahun itu.
Gambar 1.18 Trend Curah Hujan dan Temperatur
Curah hujan tahunan telah turun sebesar 2 hingga 3 persen di wilayah Indonesia di abad 20 dengan
pengurangan tertinggi terjdi selama perioda Desember-Februari, yang merupakan musim terbasah
dalam setahun. Curah hujan di beberapa bagian di Indonesia dipengaruhi kuat oleh kejadian El Nino dan
kekeringan umumnya telah terjadi selama kejadian El Nino terakhir dalam tahun 1982/1983,1986/1987.
Dan 1997/1998. Pengaruh perubahan iklim ini akan berpengaruh besar pada tingkat kerawanan Bencana
di Indonesia. Sebagai contoh pada tahun 2003-2005 terjadi 1.429 kali bencana alam di Indonesia.
Bab 1 - Tren TIK
24 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010
Gambar 1.19 Peta Kerawanan Bencana Indonesia
Sumber : UNOCHA, 2006
Sehingga faktor dampak lingkungan sangat diperhatikan pada pengambilan keputusan penerapan suatu
teknologi yang pada akhirnya akan mengurangi resiko Indonesia terhadap bencana yang disebabkan
faktor lingkungan.
Berikut adalah iIlustrasi bahwa TIK yang ramah lingkungan itu sangat penting bagi bangsa Indonesia.
Misalkan di Indonesia terdapat 100.000 orang pengguna ponsel cerdas dan ponsel cerdas itu memakai
baterai 1000 mAH @4.2V yang harus diisi satu kali setiap hari. Maka total konsumsi listrik 100.000
ponsel cerdas ini adalah ~1 Terawatt per hari. Dan ini merupakan suatu konsumsi energi yang besar
(sebagai pembanding kompleks pembangkit Paiton menghasilkan kl listrik sebesar 2.5 Gwatt). Seiring
dengan semakin cerdasnya piranti TIK maka biasanya akan semakin banyak energi yang diperlukan,
Sehingga peran TIK sangat penting baik sebagai subyek maupun obyek konservasi alam. Ada 2 konsep
mendasar TIK Hijau seperti pada gambar 1.17.
none very high
Jakarta
Palembang
Medan
Bandung Semarang
Surabaya
Dili
Manado
Balikpapan
JAWA
BARAT
LAMPUNG
BENGKULU
RIAU
ACEH
JAMBI
SUMATERA
SELATAN
KUALA
LUMPUR
SINGAPORE
BANDAR SERI
BEGAWAN
KALIMANTAN
BARAT
KALIMANTAN
TIMUR
KALIMANTAN
TENGAH
KALIMANTAN
SELATAN
SULAWESI
TENGAH
SULAWESI
SELATAN
SULAWESI
TENGGARA
SUMATERA
UTARA
MALUKU
IRIAN JAYA
SUMATERA
BARAT
SUMATERA
UTARA
JAWA
TENGAH
JAWA
TIMUR
BALI
YOGYAKARTA
NUSA TENGGARA
BARAT
NUSA TENGGARA
TIMUR
Bencana-bencana alam ini disebabkan oleh:
- 53,3 % adalah bencana terkait hidrometeorolgi (Bappenas dan Bakornas PB, 2006)
- Banjir adalah bencana yang paling sering (34%)
- diikuti oleh tanah longsor (16%).
Sehingga efek pemanasan global tehadap hidrometeorologi Indonesia akan bisa mengakibatkan semakin
banyaknya rakyat Indonesia yang terancam oleh bahaya bencana alam seperti tergambar pada gambar
1.19.
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 25
Bab 1 - Tren TIK
Peran TIK sebagai infrastruktur untuk mendukung masyarakat yang ramah lingkungan, atau kita sebut
TIK Hijau, bisa dibagi menjadi 2 bagian besar:
1. TIK dan teknologi-teknologi pendukungnya yang ramah lingkungan (atau disebut TIK yang Hijau),
2. TIK sebagai teknologi untuk mendukung masyarakat ramah lingkungan (atau disebut Hijau Dengan
TIK)
TIK Yang Hijau adalah teknologi-teknologi yang terkait informasi dan komunikasi yang menekankan
konservasi sumber daya dan dampak lingkungan sebagai faktor utama dalam desain, penggunaan dan
pembuangannya (after use). Banyak alternatif pemilihan teknologi untuk komunikasi dan informasi
untuk memecahkan masalah di masyarakat. Untuk saat ini faktor utama dalam pemilihan teknologi
di masyarakat adalah biaya (selain faktor lain spesifik lain seperti kehandalan, estetika dll), walaupun
pemilihan itu terkadang merugikan jika ditinjau dari segi TIK yang hijau.
Sebagai contoh, sebagian besar kantor memilih untuk membeli desktop computer dibanding
menggunakan, misal net-top maupun dumb-terminal, dengan alasan bahwa desktop lebih expandable
dan lebih powerful. Akan tetapi pada saat pengoperasian desktop computer bisa menghabiskan minimal
100 W daya dibanding ~10 W net-top. Sehingga dirasa perlu agar pemerintah juga memberikan arahan
dan himbauan ke masyarakat agar faktor lingkungan juga menjadi pertimbangan pada saat pengadaan
barang TIK baik bagi perorangan, swasta maupun pemerintahan.
Hijau dengan TIK didefinisikan sebagai teknologi-teknologi TIK yang dapat menghilangkan atau
meminimalisir ketidak-efisienan pada penggunaan sumberdaya di masyarakat yang pada akhirnya akan
menekan dampak lingkungan (pemanasan global, polusi dll) dari aktifitas masyarakat. Sebagai contoh,
dengan penggunaan TIK yang tepat maka penggunaan kertas dapat diminimalisir atau dihilangkan
dengan menggunakan digital media.
Bab 1 - Tren TIK
26 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010
Gambar 1.21 memperlihatkan tentang para stake-holder TIK hijau. Pada bagan ini bisa dilihat bahwa TIK
Hijau bukan hanya gerakan Nasional, tapi harus bekerjasama pula dengan masyarakat internasional. Di
dalam negeri stake holder TIK Hijau adalah Pemerintah, Industri, LPND dan masyarakat pemakai. Peran
sentral TIK Hiju adalah Pemerintah, karena tanpa ada arahan dan regulasi dari pemerintah biasanya
pihak masyarakat dan Industri akan tidak mempunyai insentif untuk menerapkan TIK Hijau ini.
Karena TIK Hijau tidak memberikan keuntungan jangka pendek maupun keuntungan individual.
Sehingga untuk menghindari eksternalisasi-cost dan tragedy-of-common maka Pemerintah harus
Secara bijaksana menerapkan kebijakan TIK Hijau di negaranya.
International Community
Pemerintah Industri
Masyarakat
Koordinasi
Transaksi Bisnis
& Alih Teknologi
Arahan
& Regulasi
Regulasi
& Arahan
Milestone
Produk
& Solusi
Akademik
LPND
Riset
& Konsultasi
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 27
Bab 1 - Tren TIK
Nama
Program
Tujuan
Primer
Tujuan
Skunder
Amerika Green New
Deal, Energy
Star
Penghematan
pemakaian
Energi
Keunggulan
Teknologi,
Lapangan
kerja/industri
baru
Malaysia Green
Technology
Policy
Energi,
Efisiensi
Gedung,
Transportasi,
Pengelolaan
sampah
Efisiensi,
keunggulan
teknologi,
industri baru
Jepang Gerakan
Nasional
Efisiensi, Green
IT Forum
Efisiensi
Energi,
Pemasyarakatan
Teknologi
Keunggulan
Teknologi,
industri baru
India Energy
Conservation
Act
Efisiensi,
standarisasi
produk
Keunggulan
teknologi,
trade barier
Tabel 1.2 Klasifikasi TIK Hijau
Amerika Serikat
TIK hijau sudah digagas oleh Pemerintah Amerika semenjak tahun 1990 dengan program Energy
Star. Program Energy Star ini bertujuan untuk menekan konsumsi alat-alat TIK khususnya perangkat
komputer dengan menetapkan beberapa rule konsumsi listrik.
Selain itu TIK hijau mendapat dorongan lebih besar lagi dengan Green New Deal-nya pemerintah
Obama. Green New Deal ini merupakan stimulus dari pemerintah untuk proyek-proyek dan manufaktur
yang ramah lingkungan.
Bab 1 - Tren TIK
28 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010
Malaysia
Pada tahun 2009, Pemerintah Malaysia mengumumkan Kebijakan Green Technology yang memfokuskan
pada 4 sektor: energi, gedung-gedung, pengelolaan sampah dan transportasi. Selain itu, riset dan
pengembangan dibidang Green Technology juga mendapat perhatian pada kebijakan ini. Malaysia
sudah mempunyai Rancangan Nasional untuk penerapan TIK Hijau. Rancangan ini berupa capaian-
capaian nasional dan cara-cara untuk mencapainya.
Jepang
Semenjak diratifikasinya Kyoto Protocol pada tahun 1997, Pemerintah Jepang mencanangkan gerakan
nasional untuk efisiensi penggunaan energi. TIK menjadi salah satu bidang industri yang menjadi
harapan untuk menambah efisiensi penggunaan energi di Jepang. Pada tahun 2009 didirikan Forum
TIK Hijau yang terdiri dari unsur pemerintah, akademisi dan industri, yang bertujuan untuk
memasyarakatkan "best practice" kepada anggota lain dan juga masyarakat internasional.
India
India, mirip dengan Indonesia, adalah negara yang menghadapi krisis energi dengan adanya boom
ekonomi di sana. Terkait dengan itu Pemerintah India membuat undang-undang "Energy Conservation
Act 2001" yang berisi antara lain, spesifikasi manager energi, standar label, energi efisiensi di gedung-
gedung dan pendidikan terhadap pentingnya konservasi energi di sekolah-sekolah.
Sebagai pelaksana undang-undang tersebut, Pemerintah India membuat Bureau of Energy Efficiency
yang tugasnya antara lain untuk pengujian terhadap standar energi perangkat, pengawasan label dan
juga pengawasan perangkat impor yang tidak sesuai dengan standar konservasi energi India. Sehingga
undang-undang itu bisa menjadi suatu trade barrier bagi produk-produk yang tidak diproduksi dengan
konsep yang ramah lingkungan.
Gerakan TIK Hijau perlu dicanangkan secara nasional di Indonesia. Hanya perlu diperhatikan pada
penggalakan TIK Hijau ini agar tidak berefek negatif pada Industri nasional. Yaitu misalkan dengan
keluarnya biaya-biaya yang akhirnya akan menurunkan daya saing produk Indonesia.
Sehingga diperlukan konsep TIK hijau yang cocok dengan keadaan sosio-ekonomi Indonesia. Dan
ini merupakan tugas Pemerintah, Industri, Akademisi dan masyarakat untuk membuat konsep dan
melaksanakannya di masa mendatang.
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 29
Bab 1 - Tren TIK
Bab 1 - Tren TIK
30 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 31
Bab 1 - Tren TIK
BAB 2
KONDISI KOMINFO
INDONESIA
SAAT INI
Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 201032
22222222222
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010
Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 33
2.1 INFRASTRUKTUR DAN PENGGUNAAN TIK
Gambar 2.1 Jaringan Telepon Tetap Kabel dan Nirkabel
0
5.000.000
10.000.000
15.000.000
20.000.000
25.000.000
30.000.000
35.000.000
40.000.000
45.000.000
50.000.000
2004 2005 2006 2007 2008 2009
Tetap Kabel Tetap Nirkabel
Poly. (Tetap Nirkabel)
Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009
Dalam kurun 2004-
2009, kapasitas terpasang
jaringan tetap kabel
cenderung tidak mengalami
peningkatan yang berarti
yaitu rata-rata 4% setiap
tahunnya. Sedangkan
kapasitas terpasang jaringan
telepon tetap nirkabel
meningkat pesat terutama
antara tahun 2008 dan 2009.
Rata-rata peningkatan
kapasitas terpasang jaringan
tetap nirkabel sebesar 41%.
0
5.000.000
10.000.000
15.000.000
20.000.000
25.000.000
30.000.000
2005 2006 2007 2008 2009
Perkembangan Pelanggan Jaringan Telepon
tetap Lokal
Tetap Kabel Tetap Nirkabel
Poly. (Tetap Nirkabel)
Gambar 2.2
Perkembangan Jumlah Pelanggan Jaringan Telepon
Tetap Kabel dan Jaringan Telepon Tetap
Nirkabel, 2005-2009
Selama kurun 2005-
2009, jumlah pelanggan
telepon tetap kabel
mengalami penurunan rata-
rata 0,67% setiap
tahunnya, sedangkan
pelanggan telepon tetap
nirkabel mengalami
pertumbuhan yang cukup
pesat , yaitu 34%. Tren
pertumbuhan telepon tetap
kabel menunjukkan pola
pertumbuhan eksponensial.
Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009
Gambar 2.1 Jaringan Telepon Tetap Kabel dan Nirkabel
0
5.000.000
10.000.000
15.000.000
20.000.000
25.000.000
30.000.000
35.000.000
40.000.000
45.000.000
50.000.000
2004 2005 2006 2007 2008 2009
Tetap Kabel Tetap Nirkabel
Poly. (Tetap Nirkabel)
Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009
Dalam kurun 2004-
2009, kapasitas terpasang
jaringan tetap kabel
cenderung tidak mengalami
peningkatan yang berarti
yaitu rata-rata 4% setiap
tahunnya. Sedangkan
kapasitas terpasang jaringan
telepon tetap nirkabel
meningkat pesat terutama
antara tahun 2008 dan 2009.
Rata-rata peningkatan
kapasitas terpasang jaringan
tetap nirkabel sebesar 41%.
0
5.000.000
10.000.000
15.000.000
20.000.000
25.000.000
30.000.000
2005 2006 2007 2008 2009
Perkembangan Pelanggan Jaringan Telepon
tetap Lokal
Tetap Kabel Tetap Nirkabel
Poly. (Tetap Nirkabel)
Gambar 2.2
Perkembangan Jumlah Pelanggan Jaringan Telepon
Tetap Kabel dan Jaringan Telepon Tetap
Nirkabel, 2005-2009
Selama kurun 2005-
2009, jumlah pelanggan
telepon tetap kabel
mengalami penurunan rata-
rata 0,67% setiap
tahunnya, sedangkan
pelanggan telepon tetap
nirkabel mengalami
pertumbuhan yang cukup
pesat , yaitu 34%. Tren
pertumbuhan telepon tetap
kabel menunjukkan pola
pertumbuhan eksponensial.
Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009
Gambar 2.1 Jaringan Telepon Tetap Kabel dan Nirkabel
Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem. II 2009
Gambar 2.2 Perkembangan Jumlah Pelanggan Jaringan
Telepon Tetap Kabel dan Jaringan Telepon Tetap
Nirkabel, 2005-2009
Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem. II 2009
Dalam kurun 2004-2009,
kapasitas terpasang jaringan
tetap kabel cenderung tidak
mengalami peningkatan yang
berarti yaitu rata-rata 4%
setiap tahunnya. Sedangkan
kapasitas terpasang jaringan
telepon tetap nirkabel
meningkat pesat terutama
antara tahun 2008 dan
2009. Rata-rata peningkatan
kapasitas terpasang jaringan
tetap nirkabel sebesar 41%
Selama kurun 2005-2009,
jumlah pelanggan telepon tetap
kabel mengalami penurunan
rata-rata 0,67% setiap tahun-
nya, sedangkan pelanggan
telepon tetap nirkabel me-
ngalami pertumbuhan yang
cukup pesat, yaitu 34%. Tren
pertumbuhan telepon tetap
kabel menunjukkan pola per-
tumbuhan eksponensial.
TELEKOMUNIKASI
Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 201034
Sumber: PODES BPS 2005, 2008
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
Desa dengan Telepon Kabel 2005 Desa dengan Telepon Kabel 2008
Persentase 2005 Persentase 2008
Gambar 2.3
Sebaran Desa di Wilayah Indonesia dengan
fasilitas Telepon Kabel, 2005 dan 2008
Pada tahun 2005, Jumlah
desa yang memiliki fasilitas
telepon kabel adalah 24.257
desa atau 34,68% dari total
desa Indonesia. Tiga tahun
kemudian (2008) bertambah
menjadi 24.701 desa
(32,76%). Desa yang berada
di wilayah Jawa paling
banyak memiliki infrastruktur
telepon kabel, kemudian
menyusul wilayah
Sumatera, Sulawesi, Bali dan
Nusa Tenggara
Timur, Kalimantan dan Papua
dan Maluku.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
Desa dengan sinyal selular 2005 Desa dengan sinyal selular 2008
Persentase desa 2005 Persentase desa 2008
Gambar 2.4
Sebaran Desa di Wilayah Indonesia dengan Sinyal
Selular, 2005 & 2008
Sumber : PODES 2005, 2008, Badan Pusat Statistik, diolah
untuk kebutuhan indikator TIK
Wilayah Jawa merupakan
wilayah dengan desa
penerima sinyal selular
terbanyak dibandingkan
dengan wilayah lain di
Indonesia, kemudian
menyusul wilayah Sumatera
dan Sulawesi. Peningkatan
jumlah desa penerima sinyal
selular yang paling signifikan
terjadi di wilayah
Kalimantan. Tahun 2005
persentase Desa Kalimantan
yang terjangkau sinyal seluler
hanya 5% dari seluruh desa
di Kalimantan, kemudian
pada tahun 2008 meningkat
menjadi 82%.
Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat in
0%
20%
40%
60%
80%
100%
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
Desa dengan sinyal selular 2005 Desa dengan sinyal selular 2008
Persentase desa 2005 Persentase desa 2008
Gambar2.3 Sebaran Desa di Wilayah Indonesia dengan fasilitas
Telepon Kabel, 2005 dan 2008
Sumber: PODES BPS 2005, 2008
Gambar 2.4 Sebaran Desa di Wilayah Indonesia dengan Sinyal
Selular, 2005 & 2008
Sumber : PODES 2005, 2008, Badan Pusat Statistik, diolah untuk kebutuhan
indikator TIK
Pada tahun 2005, Jumlah
desa yang memiliki fasilitas
telepon kabel adalah 24.257
desa atau 34,68% dari
total desa Indonesia. Tiga
tahun kemudian (2008)
bertambah menjadi 24.701
desa (32,76%). Desa yang
berada di wilayah Jawa
paling banyak memiliki
infrastruktur telepon kabel,
kemudian menyusul wilayah
Sumatera, Sulawesi, Bali
dan Nusa Tenggara Timur,
Kalimantan, Papua dan
Maluku.
Wilayah Jawa merupakan
wilayah dengan desa
penerima sinyal selular
terbanyak dibandingkan
dengan wilayah lain di
Indonesia, kemudian me-
nyusul wilayah Sumatera
dan Sulawesi. Peningkatan
jumlah desa penerima
sinyal selular yang paling
signifikan terjadi di wilayah
Kalimantan. Tahun 2005
persentase Desa Kalimantan
yang terjangkau sinyal
seluler hanya 5% dari
seluruh desa di Kalimantan,
kemudian pada tahun 2008
meningkat menjadi 82%.
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010
Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 35
Gambar 2.5 Distribusi Telepon Kabel dan Telepon Bergerak
berdasarkan Pulau, 2008
Gambar 2.6 Distribusi Jaringan Telepon Tetap Kabel
dalam Rumah Tangga Indonesia, 2006-2008
Sumber : Susenas 2008, Badan Pusat Statistik Catatan: minimum 1,
HP** termasuk telepon lokal nirkabel (FWA) dan telepon selular
Gambar 2.5
Distribusi Telepon Kabel dan Telepon Bergerak
berdasarkan Pulau, 2008
Sumber: Susenas 2008, Badan Pusat Statistik
Catatan: minimum 1, HP** termasuk telepon lokal nirkabel
(FWA) dan telepon selular
Distribusi telepon kabel
dan telepon bergerak
(HP) berdasarkan
wilayah di Indonesia
memperlihatkan, sebagi
an besar distribusi
kepemilikan telepon
kabel (84,79%) maupun
telepon bergerak
(81,57%) berada di
wilayah Jawa dan
wilayah
Sumatera, sisanya
tersebar di wilayah
Sulawesi, Kalimantan, Ba
li Nusa Tenggara dan
Maluku Papua.
0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
14%
16%
2006 2007 2008
Sumber: Susenas 2006, 2007, 2008; Badan
Pusat Statistik
Gambar 2.6
Distribusi Jaringan Telepon Tetap Kabel dalam
Rumah Tangga Indonesia, 2006-2008
Dalam periode 2006-2007, rata-rata
persentase rumah tangga Indonesia
yang memilki jaringan telepon kabel
adalah 12% dari seluruh rumah tangga
Indonesia. Tahun 2007 terjadi
peningkatan pemilikan jaringan
telepon sebesar 1,5%, namun pada
tahun 2008 menurun sebesar 1%.
Wilayah Jawa merupakan wilayah
dengan persentase rumah tangga
pemilik jaringan telepon terbesar
dibandingkan dengan wilayah lainnya.
Selanjutnya disusul oleh wilayah
Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera.
Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Dalam periode 2006-2007, rata-
rata persentase rumah tangga
Indonesia yang memilki jaringan
telepon kabel adalah 12% dari
seluruh rumah tangga Indonesia.
Tahun 2007 terjadi peningkatan
pemilikan jaringan telepon
sebesar 1,5%, namun pada tahun
2008 menurun sebesar 1%.
Wilayah Jawa merupakan wilayah
dengan persentase rumah tangga
pemilik jaringan telepon terbesar
dibandingkan dengan wilayah
lainnya. Selanjutnya disusul oleh
wilayah Kalimantan, Sulawesi
dan Sumatera.
Sumber: Susenas 2006, 2007, 2008; Badan Pusat Statistik
Distribusi telepon kabel
dan telepon bergerak (HP)
berdasarkan wilayah di
Indonesiamemperlihatkan,
sebagian besar distribusi
kepemilikan telepon ka-
bel (84,79%) maupun
telepon bergerak (81,57%)
berada di wilayah Jawa
dan wilayah Sumatera,
sisanya tersebar di wilayah
Sulawesi, Kalimantan, Bali
Nusa Tenggara dan Maluku
Papua.
Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 201036
0
50.000.000
100.000.000
150.000.000
200.000.000
250.000.000
300.000.000
2007
2008
2009
2010*
2007
2008
2009
2010*
Terpasang Tersambung
Telkomsel Indosat Excelkomindo Lainnya
Gambar 2.7
Kapasitas Terpasang dan Tersambung Jaringan
Telepon Bergerak
Pada kurun 2007-
2009, pertumbuhan kapasitas
telepon tersambung antar
provider berbeda-beda.
Telkomsel dan Excelkomindo
mengalami pertumbuhan positif
terhadap kapasitas telepon
tersambung yaitu 18% dan
21%. Selanjutnya Indosat
memiliki pertumbuhan rata-rata
sekitar 13% setahun.
0
20.000.000
40.000.000
60.000.000
80.000.000
100.000.000
120.000.000
140.000.000
160.000.000
180.000.000
2004 2005 2006 2007 2008 2009
Telkomsel Indosat Excelkomindo
Gambar 2.8
Perkembangan Pelanggan Jaringan Telepon
bergerak
Pada tahun 2004, Telkomsel memiliki
pelanggan terbanyak dibandingkan
dengan provider lainnya yaitu sekitar
16 juta pelanggan. Dalam kurun 2004-
2010 semester 1, pertumbuhan
pelanggan Telkomsel rata-rata 23%.
Indosat dan Excekomindo merupakan
provider kedua dan ketiga yang paling
banyak dipilih pelanggan. Selama lima
tahun terakhir, walaupun jumlah
pelanggan Indosat menurun terutama
pada tahun 2009, tetapi Indosat tetap
mengalami pertumbuhan dengan rata-
rata 19%. Selanjutnya, jumlah
pelanggan Excelkomindo mengalami
pertumbuhan setiap tahunnya dengan
rata-rata 21%.
Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat
Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009
Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009
0
50.000.000
100.000.000
150.000.000
200.000.000
250.000.000
300.000.000
2007
2008
2009
2010*
2007
2008
2009
2010*
Terpasang Tersambung
Telkomsel Indosat Excelkomindo Lainnya
Gambar 2.7
Kapasitas Terpasang dan Tersambung Jaringan
Telepon Bergerak
Pada kurun 2007-
2009, pertumbuhan kapasitas
telepon tersambung antar
provider berbeda-beda.
Telkomsel dan Excelkomindo
mengalami pertumbuhan positif
terhadap kapasitas telepon
tersambung yaitu 18% dan
21%. Selanjutnya Indosat
memiliki pertumbuhan rata-rata
sekitar 13% setahun.
0
20.000.000
40.000.000
60.000.000
80.000.000
100.000.000
120.000.000
140.000.000
160.000.000
180.000.000
2004 2005 2006 2007 2008 2009
Telkomsel Indosat Excelkomindo
Gambar 2.8
Perkembangan Pelanggan Jaringan Telepon
bergerak
Pada tahun 2004, Telkomsel memiliki
pelanggan terbanyak dibandingkan
dengan provider lainnya yaitu sekitar
16 juta pelanggan. Dalam kurun 2004-
2010 semester 1, pertumbuhan
pelanggan Telkomsel rata-rata 23%.
Indosat dan Excekomindo merupakan
provider kedua dan ketiga yang paling
banyak dipilih pelanggan. Selama lima
tahun terakhir, walaupun jumlah
pelanggan Indosat menurun terutama
pada tahun 2009, tetapi Indosat tetap
mengalami pertumbuhan dengan rata-
rata 19%. Selanjutnya, jumlah
pelanggan Excelkomindo mengalami
pertumbuhan setiap tahunnya dengan
rata-rata 21%.
Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009
Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009
Pada kurun 2007-2009,
pertumbuhan kapasitas
telepon tersambung antar
provider berbeda-beda.
Telkomsel dan Excelkomindo
mengalami pertumbuhan
positif terhadap kapasitas
telepon tersambung yaitu
18% dan 21%. Selanjutnya
Indosat memiliki pertum-
buhan rata-rata sekitar 13%
setahun.
Gambar 2.7 Kapasitas Terpasang dan Tersambung Jaringan
Telepon Bergerak
Gambar 2.8 Perkembangan Pelanggan Jaringan Telepon
bergerak
Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem. II 2009
Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem. II 2009
Pada tahun 2004, Telkomsel
memiliki pelanggan terbanyak
dibandingkan dengan provi-
der lainnya yaitu sekitar
16 juta pelanggan. Dalam
kurun 2004-2010 semester
1, pertumbuhan pelanggan
Telkomsel rata-rata 23%.
Indosat dan Excelkomindo
merupakan provider kedua
dan ketiga yang paling
banyak dipilih pelanggan.
Selama lima tahun terakhir,
walaupun jumlah pelanggan
Indosat menurun terutama
pada tahun 2009, tetapi
Indosat tetap mengalami
pertumbuhan dengan rata-
rata 19%. Selanjutnya, jumlah
pelanggan Excelkomindo me-
ngalami pertumbuhan setiap
tahunnya dengan rata-rata
21%.
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010
Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 37
Berbeda dengan telepon tetap
kabel, perkembangan telepon
selular dalam rumah tangga
di Indonesia dalam kurun
2006-2008 memperlihatkan
peningkatan. Rasio RT dengan
telepon selular terhadap
seluruh RT di Indonesia
meningkat dari 24,60%
pada tahun 2006 menjadi
52,60% pada tahun 2008.
Hal ini juga terjadi di seluruh
wilayah. Wilayah Kalimantan
merupakan wilayah dengan
rasio tertinggi sejak tahun
2006 hingga 2008, diikuti
wilayah Sumatera dan Jawa.
0%
10%
20%
30%
40%
50%50%
60%60%60%
70%70%70%
2006 2007 2008
1,4
1,45
1,5
1,55
1,6
1,65
1,7
1,75
1,8
1,85
1,9
2007
2008
Gambar 2.9 Distribusi Jaringan Telepon Selular dalam
Rumah Tangga Indonesia, 2006-2008
Gambar 2.10 Distribusi kepemilikan nomor telepon selular
Rumah Tangga Indonesia, 2007-2008
Sumber: Susenas 2006, 2007, 2008; Badan Pusat Statistik
Pada tahun 2007-2008, setiap
RT Indonesia memiliki lebih
dari satu nomor telepon selular
(GSM/CDMA) yaitu dengan
rata-rata 1,65. Kepemilikan
nomor telepon selular terus
meningkat, hal tersebut
terjadi di RT diseluruh wilayah
Indonesia. Wilayah Maluku dan
Papua adalah wilayah yang
mempunyai jumlah nomor
telepon selular per rumah
tangga tertinggi diikuti oleh
pulau Kalimantan, Jawa dan
sumatera.
Sumber: Susenas 2006, 2007, 2008; Badan Pusat Statistik
Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 201038
Gambar 2.11 Sebaran Desa Berdering (USO) di seluruh propinsi di Indonesia
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
NAD
Sumut
Sumbar
Riau
Kepri
Jambi
Babel
Bengkulu
Sumsel
Lampung
Banten
Jabar
Jateng
DIYogyakarta
Jatim
Bali
NTB
NTT
Kalbar
Kalteng
Kaltim
Kalsel
Sulsel
Sulbar
Sulteng
Sultra
Sulut
Gorontalo
Maluku
MalukuUtara
Irjabar
Papua
Target terhadap total Desa On air terhadap total desa Pencapaian Target
sumber: POSTEL dari Telkomsel dan ICON+ ; per Juli 2010
USO (Universal Service Obligation) merupakan program penyediaan jasa akses
telekomunikasi dan informatika pedesaan. Program tersebut dilaksanakan berdasarkan
Peraturan Menteri Kominfo No. 32/PER/M.KOMINFO/10/2008 tentang Kewajiban
Pelayanan Universal Telekomunikasi dengan tujuan mengatasi ketersediaan
telekomunikasi pedesaan untuk ribuan desa di seluruh Indonesia.
Gambar 2.11 menunjukkan perkembangan program tersebut hingga kuartal 2 tahun
2010. Target terhadap total desa merupakan persentase jumlah desa target terhadap
total desa di setiap provinsi. Desa on air merupakan desa yang sudah tersambung
dengan akses telepon dan garis pada grafik menunjukkan pencapaian target yang
merupakan persentase desa yang sudah on air terhadap desa target. Pada gambar
tersebut terlihat bahwa perkembangan desa berdering masih belum merata di seluruh
wilayah Indonesia, terutama Indonesia bagian timur. Hal ini disebabkan persentase
pencapaian target desa berdering terhadap total desa masih sangat rendah. Keadaan
tersebut juga terjadi di Kepulauan Riau dan provinsi Sumatera Selatan.
Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Gambar 2.11 Sebaran Desa Berdering (USO) di seluruh propinsi di Indonesia
Sumber: POSTEL dari Telkomsel dan ICON+ ; per Juli 2010
USO (Universal Service Obligation) merupakan program penyediaan jasa akses telekomunikasi
dan informatika pedesaan. Program tersebut dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri
Kominfo No.32/PER/M.KOMINFO/10/2008 tentang Kewajiban Pelayanan Universal
Telekomunikasi dengan tujuan mengatasi ketersediaan telekomunikasi pedesaan untuk ribuan
desa diseluruh Indonesia. Gambar 2.11 menunjukkan perkembangan program tersebut hingga
kuartal 2 tahun 2010. Target terhadap total desa merupakan persentase jumlah desa target
terhadap total desa disetiap propinsi. Desa on air merupakan desa yang sudah tersambung
dengan akses telepon dan garis pada grafik menunjukkan pencapaian target yang merupakan
persentase desa yang sudah on air terhadap desa target. Pada gambar tersebut terlihat bahwa
perkembangan desa berdering masih belum merata diseluruh wilayah Indonesia, terutama
Indonesia bagian timur. Hal ini disebabkan persentase pencapaian target desa berdering
terhadap total desa masih sangat rendah. Keadaan tersebut juga terjadi di Kepulauan Riau
dan provinsi Sumatera Selatan.
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010
Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 39
USO (Universal Service Obligation) adalah program penyediaan jasa akses telekomunikasi
dan informatika pedesaan dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Kominfo No.32/
PER/M.KOMINFO/10/2008 tentang Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi. Program
tersebut akan mengatasi ketersediaan telekomunikasi pedesaan untuk ribuan desa di seluruh
Indonesia. Pelaksanaan program USO akan mencakup berdering (berbasis voice) untuk 31.800
desa (untuk desa berdering / berbasis suara), dan 5.748 desa ibukota kecamatan (untuk desa
pintar / berbasis internet). Sebagai informasi, capaian desa pintar dengan target sebanyak
4.218; September 2010 sebesar 1.400; Oktober 2010 sebesar 2.109; Nopember 2010 sebesar
4.218; dan Desember 2010 sebesar 5.748 atau 136 %.
Sedangkan desa berdering pada September 2010 sebesar 26.039 desa; Oktober 27.364
desa; Nopember 29.510 desa; dan Desember 31.800 desa atau 100%. Program USO ini
sepenuhnya dilakukan oleh sejumlah penyelenggara telekomunikasi yang telah dinyatakan
sebagai pemenang tender secara terbuka, obyektif dan transparan. USO sangat bermanfaat
untuk: Memungkinkan adanya ketersediaan dan keterhubungan akses telekomunikasi bagi
seluruh pelosok daerah di Indonesia, baik untuk layanan telekomunikasi berbasis suara
(voice) maupun berbasis internet. Ketersediaan fasilitas dan akses telekomunikasi di seluruh
daerah akan berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi, investasi dan perdagangan. USO juga
merupakan bentuk penyediaan fasilitas dan akses telekomunikasi juga akan berkontribusi
bagi program E-Government, E-Education, E-Health dan berbagai layanan publik lainnya.
USO
Gambar 2.12 Sebaran Rencana Proyek USO
Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 201040
Sumber: POSTEL
Gambar 2.13 Infrastruktur Backbone serat optik di Indonesia
Gambar 2.14 memperlihatkan bahwa infrastruktur backbone serat optik masih belum
merata di seluruh wilayah Indonesia. 65,2% dari total infrastruktur menjangkau wilayah
Jawa, diikuti oleh wilayah Sumatera (20,31%) dan Kalimantan (6,13%). Sedangkan pada
wilayah Indonesia timur (Nusa Tenggara, Maluku dan Papua) masih belum terjangkau
infrastrutur ini, maka Depkominfo telah melaksanakan program Palapa Ring pada tahun
2010 untuk meningkatkan jangkauan backbone serat optik di wilayah tersebut.
Gambar 2.13 Infrastruktur Backbone serat optik di Indonesia
Gambar 2.14 memperlihatkan bahwa infrastruktur backbone serat optik masih belum merata
di seluruh wilayah Indonesia. 65,2% dari total infrastruktur menjangkau wilayah Jawa, diikuti
oleh wilayah Sumatera (20,31%) dan Kalimantan (6,13%). Sedangkan pada wilayah Indonesia
timur (Nusa Tenggara, Maluku dan Papua) masih belum terjangkau infrastruktur ini, maka
Depkominfo telah melaksanakan program Palapa Ring pada tahun 2010 untuk meningkatkan
jangkauan backbone serat optik di wilayah tersebut.
Palapa Ring adalah suatu proyek pembangunan jaringan serat optik nasional yang akan
menjangkau sebanyak 33 provinsi, 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dengan
total panjang kabel laut mencapai 35.280 kilometer dan kabel di daratan adalah 21.807
kilometer.
Pada tahun 2008 sudah dimulai pembangunan serat optik di kawasan Indonesia timur
sepanjang 10.000 kilometer dan menelan biaya Rp. 4 triliun
Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat in
Sumber : ITU
Palapa Ring adalah suatu proyek
pembangunan jaringan serat optik
nasional yang akan menjangkau
sebanyak 33 provinsi, 440
kota/kabiupaten di seluruh Indonesia
dengan total panjang kabel laut
mencapai 35.280 kilometer dan kabel di
daratan adalah 21.807 kilometer.
Pada tahun 2008 sudah dimulai
pembangunan serat optik di kawasan
Indonesia timur sep[anjang 10.000
kilometer dan menelan biaya Rp. 4
triliun
0 5000 10000 15000
Sumatra
Jawa
NTT
Kalimantan
Sulawesi
Maluku
Papua
Panjang FO (KM)
Gambar 2.14 Panjang FO Tiap Wilayah
Gambar 2.14 Panjang FO Tiap Wilayah
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010
Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 41
Sumber: Telkom
Gambar 2.15 Backbone jaringan satelit yang diselenggarakan oleh PT TELKOM
Secara umum backbone jaringan satelit telah menjangkau seluruh wilayah Indonesia
baik di wilayah Indonesia bagian barat maupun Indonesia bagian timur.
Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Sumber : ITU
Palapa Ring adalah suatu proyek
pembangunan jaringan serat optik
nasional yang akan menjangkau
sebanyak 33 provinsi, 440
kota/kabiupaten di seluruh Indonesia
dengan total panjang kabel laut
mencapai 35.280 kilometer dan kabel di
daratan adalah 21.807 kilometer.
Pada tahun 2008 sudah dimulai
pembangunan serat optik di kawasan
Indonesia timur sep[anjang 10.000
kilometer dan menelan biaya Rp. 4
triliun
0 5000 10000 15000
Sumatra
Jawa
NTT
Kalimantan
Sulawesi
Maluku
Papua
Panjang FO (KM)
Gambar 2.14 Panjang FO Tiap Wilayah
Secara umum backbone jaringan satelit telah menjangkau seluruh wilayah Indonesia baik di
wilayah Indonesia bagian barat maupun Indonesia bagian timur.
Gambar 2.15 Backbone jaringan satelit yang diselenggarakan oleh PT TELKOM
Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 201042
Palapa Ring
Palapa Ring adalah jaringan cincin serat optik kabel bawah laut dan darat yang dibangun
sebagai tulang punggung (backbone) yang menyambungkan pulau-pulau besar dan utama
di seluruh Indonesia.Jaringan ini akan mengatasi ketersediaan koneksi komunikasi, sekaligus
solusi bagi kecepatan akses data. Proyek Palapa Ring telah selesai sepanjang 42.470km, yang
menghubungkan Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTB dan NTT. Kemudian akan
diteruskan ke Maluku dan Papua (sisa 10.000 km lagi). Pembangunan Palapa Ring dilakukan
oleh suatu konsorsium swasta. Untuk mengatasinya, sedang disusun kebijakan stimulus Dana
TIK, yang harus disusun sesuai Inpres No. 1 Tahun 2010, dengan sumber pendanaan dari
kontribusi USO.
Gambar 2.16 Sebaran perencanaan program Palapa Ring
Dana TIK dimanfaatkan untuk mempercepat perwujudan Indonesia Connected, dimana Palapa
Ring akan bermanfaat bagi peningkatan prosentasi daerah yang terakses telepon dan internet
pedesaan, ibukota provinsi dengan akses FO (Fiber Optic), NIX (National Internet Exchange)
serta IIX (International Internet Exchange), dan keterhubungan seluruh ibukota kabupaten/
kota dengan fasilitas pita-lebar. Palapa Ring merupakan program unggulan penyediaan
infrastruktur telekomunikasi, yang sejalan dengan program USO, BWA dan desa informasi.
Seperti halnya pembangunan infrastruktur lainnya, Palapa Ring akan berdampak konstruktif
bagi pertumbuhan ekonomi.
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010
Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 43
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
2005 2006 2007 2008 2009
ISP NAP ITKP SKD
Gambar 2.17
Jumlah Penyelenggara Multimedia
berdasarkan jenis ijin 2008-2009
Gambar 2.17, menunjukkan bahwa
total penerbitan ijin jasa multimedia
meningkat rata-rata 2,8% per tahun.
Terdapat empat kelompok jasa
multimedia yaitu Penyedia layanan
internet (ISP), Penyedia akses jaringan
(NAP), Internet Teleponi untuk
Keperluan Publik (ITKP) dan Sistem
Komunikasi Data (Siskomdat/SKD).
Jumlah penyelenggara jasa komunikasi
masih didominasi oleh ISP diikuti oleh
NAP dan ITKP. Jumlah penyelenggara
ketiganya meningkat signifikan sejak
tahun 2008.
2008 2009
Jasmul dan
JarTap/JarBer
16,30% 15,90%
ISP dan Jasa
Mutimedia lain
4,60% 4,30%
ISP dan NAP 5,10% 4,80%
Siskomdat 1,00% 1,40%
ITKP 3,10% 2,90%
NAP 5,10% 5,30%
ISP 64,80% 65,40%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Gambar 2.18 Komposisi Penyelenggara
Multimedia berdasarkan jenis ijin 2008-
2009
Total penerbitan ijin jasa multimedia
meningkat rata-rata 2,8% per tahun
(POSTEL, 2010). Terdapat empat
kelompok jasa multi media yaitu
Penyedia layanan internet
(ISP), Penyedia akses jaringan
(NAP), Internet Teleponi untuk
Keperluan Publik (ITKP) dan Sistem
Komunikasi Data (Siskomdat/SKD).
Berdasarkan gambar 2.16, terlihat
65,4% dari seluruh ijin
penyelenggaraan jasa multimedia
pada tahun 2009 adalah ISP murni.
Dan sebagian ISP juga memiliki ijin
jasa penyelenggaraan lainnya, seperti
dikombinasikan dengan NAP dan Jasa
Multimedia lainnya.
Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009
Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
2005 2006 2007 2008 2009
ISP NAP ITKP SKD
Gambar 2.17
Jumlah Penyelenggara Multimedia
berdasarkan jenis ijin 2008-2009
Gambar 2.17, menunjukkan bahwa
total penerbitan ijin jasa multimedia
meningkat rata-rata 2,8% per tahun.
Terdapat empat kelompok jasa
multimedia yaitu Penyedia layanan
internet (ISP), Penyedia akses jaringan
(NAP), Internet Teleponi untuk
Keperluan Publik (ITKP) dan Sistem
Komunikasi Data (Siskomdat/SKD).
Jumlah penyelenggara jasa komunikasi
masih didominasi oleh ISP diikuti oleh
NAP dan ITKP. Jumlah penyelenggara
ketiganya meningkat signifikan sejak
tahun 2008.
2008 2009
Jasmul dan
JarTap/JarBer
16,30% 15,90%
ISP dan Jasa
Mutimedia lain
4,60% 4,30%
ISP dan NAP 5,10% 4,80%
Siskomdat 1,00% 1,40%
ITKP 3,10% 2,90%
NAP 5,10% 5,30%
ISP 64,80% 65,40%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Gambar 2.18 Komposisi Penyelenggara
Multimedia berdasarkan jenis ijin 2008-
2009
Total penerbitan ijin jasa multimedia
meningkat rata-rata 2,8% per tahun
(POSTEL, 2010). Terdapat empat
kelompok jasa multi media yaitu
Penyedia layanan internet
(ISP), Penyedia akses jaringan
(NAP), Internet Teleponi untuk
Keperluan Publik (ITKP) dan Sistem
Komunikasi Data (Siskomdat/SKD).
Berdasarkan gambar 2.16, terlihat
65,4% dari seluruh ijin
penyelenggaraan jasa multimedia
pada tahun 2009 adalah ISP murni.
Dan sebagian ISP juga memiliki ijin
jasa penyelenggaraan lainnya, seperti
dikombinasikan dengan NAP dan Jasa
Multimedia lainnya.
Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009
Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009
Gambar 2.17, menunjukkan bahwa
total penerbitan ijin jasa multimedia
meningkat rata-rata 2,8% pertahun.
Terdapat empat kelompok jasa
multimedia yaitu Penyedia layanan
internet (ISP), Penyedia akses jaringan
(NAP), Internet Teleponi untuk
Keperluan Publik (ITKP) dan Sistem
Komunikasi Data (Siskomdat/SKD).
Jumlah penyelenggara jasa komunikasi
masih didominasi oleh ISP diikuti oleh
NAP dan ITKP. Jumlah penyelenggara
ketiganya meningkat signifikan sejak
tahun 2008.
Gambar 2.17 Jumlah Penyelenggara Multimedia
berdasarkan jenis ijin 2008-2009
Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem. II 2009
Total penerbitan ijin jasa multimedia
meningkat rata-rata 2,8% pertahun
(POSTEL, 2010). Terdapat empat
kelompok jasa multimedia yaitu
Penyedia layanan internet (ISP),
Penyedia akses jaringan (NAP), Internet
Teleponi untuk Keperluan Publik
(ITKP) dan Sistem Komunikasi Data
(Siskomdat/SKD). Berdasarkan gambar
2.16, terlihat 65,4% dari seluruh ijin
penyelenggaraan jasa multimedia
pada tahun 2009 adalah ISP murni.
Dan sebagian ISP juga memiliki ijin
jasa penyelenggaraan lainnya, seperti
dikombinasikan dengan NAP dan Jasa
Multimedia lainnya.
Gambar 2.18 Komposisi Penyelenggara Multimedia
berdasarkan jenis ijin 2008-2009
Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem. II 2009
Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 201044
Gambar 2.19
Jumlah Pelanggan ISP menurut wilayah
Tahun 2008-2009
0
200000
400000
600000
800000
1000000
1200000
1400000
1600000
1800000
2000000
2008 2009
Jumlah pelanggan ISP pa
2009 meningkat 12% d
tahun sebelumnya. Wila
merupakan wilayah
jumlah pelanggan ISP
banyak, yaitu mencapai
pelanggan. Angka ini m
kenaikan sebesar 32% d
tahun sebelumnya. K
diikuti oleh wilayah S
dengan 270 ribu pe
Secara total pada
2009, jumlah pelang
mencapai 1,9 juta pelang
Gambar 2.20 Komposisi pelanggan ISP
berdasarkan teknologi akses akses di setiap
wilayah
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
DSL Dial Up Broadband lain Leased line
Sebagian besar (65%)
ISP Indonesia me
teknologi akses
DSL, kecuali di wilaya
dan Papua
menggunakan teknolog
Bab 2. Kondisi Komin
Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009
Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009
Gambar 2.19
Jumlah Pelanggan ISP menurut wilayah
Tahun 2008-2009
0
200000
400000
600000
800000
1000000
1200000
1400000
1600000
1800000
2000000
2008 2009
Jumlah pelanggan ISP pada tahun
2009 meningkat 12% dibanding
tahun sebelumnya. Wilayah Jawa
merupakan wilayah dengan
jumlah pelanggan ISP paling
banyak, yaitu mencapai 1,3 juta
pelanggan. Angka ini mengalami
kenaikan sebesar 32% dibanding
tahun sebelumnya. Kemudian
diikuti oleh wilayah Sumatera
dengan 270 ribu pelanggan.
Secara total pada tahun
2009, jumlah pelanggan ISP
mencapai 1,9 juta pelanggan.
Gambar 2.20 Komposisi pelanggan ISP
berdasarkan teknologi akses akses di setiap
wilayah
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
DSL Dial Up Broadband lain Leased line
Sebagian besar (65%) pelangga
ISP Indonesia menggunaka
teknologi akses denga
DSL, kecuali di wilayah Maluk
dan Papua mayorita
menggunakan teknologi Dial up.
Bab 2. Kondisi Kominfo Indone
Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009
Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009
Gambar 2.19 Jumlah Pelanggan ISP menurut wilayah Tahun
2008-2009
Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem. II 2009
Gambar 2.20 Komposisi pelanggan ISP berdasarkan
teknologi akses akses disetiap wilayah
Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem. II 2009
Jumlah pelanggan ISP pada tahun
2009 meningkat 12% dibanding
tahun sebelumnya. Wilayah
Jawa merupakan wilayah dengan
jumlah pelanggan ISP paling
banyak, yaitu mencapai 1,3 juta
pelanggan. Angka ini mengalami
kenaikan sebesar 32% dibanding
tahun sebelumnya. Kemudian
diikuti oleh wilayah Sumatera
dengan 270 ribu pelanggan.
Secara total pada tahun 2009,
jumlah pelanggan ISP mencapai
1,9 juta pelanggan.
Sebagian besar (65%) pelanggan
ISP Indonesia menggunakan
teknologi akses dengan DSL,
kecuali di wilayah Maluku dan
Papua mayoritas menggunakan
teknologi Dial up.
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010
Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 45
8.171.257
6.682.280
975.015
304.724
135.161 42.192 31.885
0
1.000.000
2.000.000
3.000.000
4.000.000
5.000.000
6.000.000
7.000.000
8.000.000
9.000.000
itkp 2009
Gambar 2.21 Jumlah Pelanggan ITKP
menurut wilayah Tahun 2009
Sumber : Postel
Gambar 2.21 menunjukkan
jumlah pelanggan ITKP (Internet
Teleponi Komunikasi Publik).
Secara total terdapat sekitar 8
juta pelanggan di Indonesia, ¾
dari total pelanggan berada di
wilayah Jawa, yaitu sekitar 6,6
juta pelanggan, diikuti oleh
wilayah Sumatera, Kalimantan
kemudian Sulawesi. Sedangkan
Maluku dan Papua serta wilayah
Bali dan Nusa Tenggara
merupakan wilayah dengan
jumlah pelanggan ITKP yang
paling sedikit.
Sumber: PANDI, 2010
Gambar 2.22 Perkembangan Jumlah domain.id
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
2005 2006 2007 2008 2009 2010
co.id
web.id
sch.id
or.id
go.id
ac.id
net.id
mil.id
Selama 2005-2010, rata-rata
pertumbuhan domain.id sekitar
12%. Dalam kurun waktu
tersebut sub domain yang
paling signifikan
pertumbuhannya adalah co.id
yaitu sebesar 20%. Domain
web.id yang merupakan sub
domain tertinggi kedua
mengalami fluktuasi dalam
pertumbuhannya. Sedangkan
mil.id merupakan sub domain
yang sangat kecil
pertumbuhannya selama lima
tahun terakhir
Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
8.171.257
6.682.280
975.015
304.724
135.161 42.192 31.885
itkp 2009
mbar 2.21 Jumlah Pelanggan ITKP
menurut wilayah Tahun 2009
: Postel
Gambar 2.21 menunjukkan
jumlah pelanggan ITKP (Internet
Teleponi Komunikasi Publik).
Secara total terdapat sekitar 8
juta pelanggan di Indonesia, ¾
dari total pelanggan berada di
wilayah Jawa, yaitu sekitar 6,6
juta pelanggan, diikuti oleh
wilayah Sumatera, Kalimantan
kemudian Sulawesi. Sedangkan
Maluku dan Papua serta wilayah
Bali dan Nusa Tenggara
merupakan wilayah dengan
jumlah pelanggan ITKP yang
paling sedikit.
Sumber: PANDI, 2010
Gambar 2.22 Perkembangan Jumlah domain.id
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
2005 2006 2007 2008 2009 2010
co.id
web.id
sch.id
or.id
go.id
ac.id
net.id
mil.id
a 2005-2010, rata-rata
mbuhan domain.id sekitar
Dalam kurun waktu
but sub domain yang
signifikan
mbuhannya adalah co.id
sebesar 20%. Domain
d yang merupakan sub
n tertinggi kedua
alami fluktuasi dalam
mbuhannya. Sedangkan
merupakan sub domain
sangat kecil
mbuhannya selama lima
terakhir
Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Gambar 2.21 Jumlah Pelanggan ITKP menurut wilayah
Tahun 2009
Gambar 2.21 menunjukkan
jumlah pelanggan ITKP (Internet
Teleponi Komunikasi Publik).
Secara total terdapat sekitar
8 juta pelanggan di Indonesia,
¾ dari total pelanggan berada
di wilayah Jawa, yaitu sekitar
6,6 juta pelanggan, diikuti oleh
wilayah Sumatera, Kalimantan
kemudian Sulawesi. Sedangkan
Maluku dan Papua serta
wilayah Bali dan Nusa Tenggara
merupakan wilayah dengan
jumlah pelanggan ITKP yang
paling sedikit.
Selama 2005 - 2010, rata-rata
pertumbuhan domain .id sekitar
12%. Dalam kurun waktu
tersebut subdomain yang paling
signifikan pertumbuhannya
adalah co.id yaitu sebesar
20%. Domain web.id yang
merupakan subdomain tertinggi
kedua mengalami fluktuasi
dalam pertumbuhannya.
Sedangkan mil.id merupakan
subdomain yang sangat kecil
pertumbuhannya selama lima
tahun terakhir
Gambar 2.22 Perkembangan Jumlah domain.id
Sumber : Postel
Sumber: PANDI, 2010
Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 201046
Gambar 2.23 Kepemilikan komputer dalam RT
Indonesia
0%
1%
2%
3%
4%
5%
6%
7%
8%
9%
10%
2006 2007 2008
Sumber: SUSENAS 2006-2008, Badan Pusat Statistik
Sejak tahun
2008, kepemilikan kompu
rumah tangga Ind
mengalami peningkatan
signifikan. Pada tahun
kepemilikan komputer di
tangga Indonesia sekita
kemudian mengalami ke
menjadi 6% pada tahun 20
8% di tahun 2008.
Bila dibandingkan berda
wilayah di
Indonesia, tingkat kepe
komputer dalam RT di wilaya
paling tinggi, diikuti oleh
Kalimantan. Sedangkan
timur Indonesia memiliki
kepemilikan yang paling keci
Sumber: SUSENAS 2006-2008, Badan Pusat Statistik
0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
2007 2008
Gambar 2.24
Sebaran Rumah Tangga Indonesia yang memiliki akses
Internet, 2007-2008
Selama kurun 2007-2008,
Internet dalam rumah
Indonesia mengalami kenaik
cukup signifikan. Pada
2007, persentase rumah
Indonesia yang sudah memil
internet adalah 5,58%. Sela
pada tahun 2008 me
peningkatan menjadi 8,56%.
sejak tahun 2007, Jawa
memiliki persentase terting
sebesar 6,65% dan m
menjadi 9,95% pada tahun
Peningkatan ini juga terjadi di
lainnya, termasuk di wilayah
dan Papua.
Bab 2. Kondisi Kominfo Indo
Gambar 2.23 Kepemilikan komputer dalam RT
Indonesia
0%
1%
2%
3%
4%
5%
6%
7%
8%
9%
10%
2006 2007 2008
Sumber: SUSENAS 2006-2008, Badan Pusat Statistik
Sejak tahun
2008, kepemilikan kompu
rumah tangga Ind
mengalami peningkatan
signifikan. Pada tahun
kepemilikan komputer di
tangga Indonesia sekitar
kemudian mengalami ke
menjadi 6% pada tahun 200
8% di tahun 2008.
Bila dibandingkan berda
wilayah di s
Indonesia, tingkat kepem
komputer dalam RT di wilaya
paling tinggi, diikuti oleh w
Kalimantan. Sedangkan w
timur Indonesia memiliki t
kepemilikan yang paling kecil
Sumber: SUSENAS 2006-2008, Badan Pusat Statistik
0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
2007 2008
Gambar 2.24
Sebaran Rumah Tangga Indonesia yang memiliki akses
Internet, 2007-2008
Selama kurun 2007-2008,
Internet dalam rumah
Indonesia mengalami kenaika
cukup signifikan. Pada
2007, persentase rumah
Indonesia yang sudah memilik
internet adalah 5,58%. Sela
pada tahun 2008 me
peningkatan menjadi 8,56%. T
sejak tahun 2007, Jawa
memiliki persentase tertingg
sebesar 6,65% dan me
menjadi 9,95% pada tahun
Peningkatan ini juga terjadi di
lainnya, termasuk di wilayah
dan Papua.
Bab 2. Kondisi Kominfo Indo
Sejak tahun 2006 - 2008,
kepemilikan komputer di rumah
tangga Indonesia mengalami
peningkatan yang signifikan.
Pada tahun 2006 kepemilikan
komputer di rumah tangga
Indonesia sekitar 4% kemudian
mengalami kenaikan menjadi
6% pada tahun 2007 dan 8% di
tahun 2008. Bila dibandingkan
berdasarkan wilayah diseluruh
Indonesia, tingkat kepemilikan
komputer dalam RT di wilayah
Jawa paling tinggi, diikuti oleh
wilayah Kalimantan. Sedangkan
wilayah timur Indonesia memiliki
tingkat kepemilikan yang paling
kecil.
Gambar 2.23 Kepemilikan komputer
dalam Rumah Tangga Indonesia
Sumber: SUSENAS 2006-2008, Badan Pusat Statistik
Selama kurun 2007-2008, akses
Internet dalam rumah tangga
Indonesia mengalami kenaikan
yang cukup signifikan. Pada
tahun 2007, persentase rumah
tangga Indonesia yang sudah
memiliki akses internet adalah
5,58%. Selanjutnya pada tahun
2008 mengalami peningkatan
menjadi 8,56%. Tercatat sejak
tahun 2007, Jawa masih memiliki
persentase tertinggi yaitu
sebesar 6,65% dan meningkat
menjadi 9,95% pada tahun 2008.
Peningkatan ini juga terjadi di
wilayah lainnya, termasuk di
wilayah Maluku dan Papua.
Gambar 2.24 Sebaran Rumah Tangga Indonesia yang
memiliki akses Internet, 2007-2008
Sumber: SUSENAS 2006-2008, Badan Pusat Statistik
INTERNET DAN KOMPUTER
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010
Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 47
Gambar 2.25 Distribusi Rumah Tangga yang memiliki Komputer dan Akses Internet, 2008
Sumber: SUSENAS 2008, Badan Pusat Statistik
Pada tahun 2008, distribusi komputer dan akses Internet masih terkonsentrasi di wilayah Jawa.
Diikuti oleh wilayah Sumatera yaitu sekitar16,58% dari total rumah tangga dengan komputer
dan 16,77% dari total rumah tangga dengan akses internet. Sedangkan selebihnya berada di
wilayah lainnya.
Ranking Site Kategory
1 Facebook Jejaring Sosial
2 google.co.id Mesin Pencarian
3 Google Mesin Pencarian
4 Blogger.com Blog
5 Yahoo! Portal
6 Kaskus -Komunitas Indonesia Komunitas
7 YouTube -Broadcast yourself Komunitas
8 WordPress.com Blog
9 Detik.com Berita
10 4shared File Sharing
11 Twitter Jejaring Sosial
12 KOMPAS.com Berita
13 Wikipedia Ensiklopedia
14 VIVAnews.com Berita
15 Detiknews Berita
16 Clicksor Bisnis
17 angege.com Portal
18 KlikBCA E-Banking
19 Ziddu Berbagi Berkas
20 KapanLagi.com Entertainment
Tabel 2.1 20 Situs tertinggi di Indonesia
Situs jejaring sosial
Facebook masih men-
duduki peringkat pertama
berdasarkan pemantauan
lalu lintas internet yang
dilakukan oleh Alexa.
Google.co.id, google.com
dan Yahoo.com berada
pada posisi selanjutnya.
Situs blog seperti
blogger dan wordpress
juga cukup popular dan
menduduki posisi ke-5
dan ke-8. Sedangkan
situs komunitas terbesar
di Indonesia kaskus men-
duduki peringkat ke-6.
Sumber: Alexa (23 Nov 2010)
Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 201048
No. Instansi
Rangking trafik
dunia
Rangking trafik
Indonesia
1 Kementerian Pertanian 37,156 436 (2)
2 Kementerian ESDM 40,628 306 (1)
3 Kementerian Pendidikan Nasional 41,291 607 (3)
4 Bank Indonesia 46,910 730 (5)
5 Kementerian Perdagangan 53,260 962
6 Kementerian Keuangan 53,368 756
7 Kementerian Perhubungan 60,787 1,026
8 Kementerian PU 62,467 1,041
9 Badan Pusat Statistik 65,878 860
10 Kementerian Kehutanan 68,966 1,174
11 Kementerian Komunikasi dan Informatika 70,013 616 (4)
12 Kementerian Kesehatan 73,936 1,111
13 Kementerian Kelautan dan Perikanan 80,235 1,742
14 Badan Pemeriksa Keuangan 90,996 1,014
15 Bappenas 93,078 1,617
16 Kementerian Hukum dan HAM 94,542 2,956
17 Kementerian Luar Negeri 105,140 2,982
18 Kementerian Agama 106,564 1,765
19 Kementerian Riset dan Teknologi 108,797 2,438
20 Badan Kepegawaian Negara 120,689 2,339
21 Kementerian Dalam Negeri 130,250 2,422
22 Kementerian Sosial 141,271 3,800
23 Dewan Perwakilan Rakyat 163,912 4,030
24 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan 173,011 3,109
25 Kementerian Pertahanan 175,674 5,270
26 Kementerian Lingkungan Hidup 176,381 2,604
27 Sekretariat Negara 177,871 2,753
28 Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 180,683 4,977
29 Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 220,753 3,990
30 Kementerian BUMN 229,839 4,589
31 Bapepam 240,299 3,624
32 Mahkamah Konstitusi 240,577 5,848
33 Kejaksaan 254,191 9,590
34 Badan Koordinasi Penanaman Modal 295,503 8,969
35 Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara 381,781 7,140
36 Kementerian Koperasi dan UKM 401,668 9,991
37 Kementerian Perumahan Rakyat 576,809 7,713
38 Lembaga Administrasi Negara 641,516 14,502
39 Kementerian Pemberdayaan Perempuan 716,146 33,019
40 Majelis Permusyawaratan Rakyat 720,499 15,030
41 Kementerian Perindustrian 836,424 31,973
42 Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga 1,131,570 43,130
43 Kementerian Pembagunan Daerah Tertinggal 1,199,453 22,656
Tabel 2.2 Daftar rangking trafik akses terhadap situs kementerian dan Lembaga Pemerintahan
Sumber: Alexa (23Nov2010)
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010
Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 49
WorldtrafficrankmerupakanrangkingtrafikyangdiukurolehAlexaberdasarkanaksesterhadap
situs tersebut dari seluruh dunia, sedangkan IDN Trafic rank merupakan rangking trafik
berdasarkan trafik akses yang berasal dari Indonesia. Terlihat bahwa Kementerian Pertanian
merupakan situs kementerian yang paling populer di trafik dunia, sedangkan untuk akses dari
Indonesia masih kalah dengan kementerian ESDM. Hal ini menunjukkan kementerian ESDM
paling populer di Indonesia. Sedangkan kementerian Komunikasi dan Informatika menduduki
peringkat ke 4 paling popular di Indonesia, setelah kementerian ESDM, kementerian Pertanian
dan kementerian Pendidikan Nasional. Bank Indonesia menduduki peringkat ke 5 terpopular
di Indonesia.
Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 201050
Open Source
Open source software adalah software yang membuka/membebaskan source codenya untuk
dilihat oleh orang lain dan membiarkan orang lain mengetahui cara kerja software tersebut
dan sekaligus memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada pada software tersebut dan dapat
diperoleh tanpa membayar lisensi. Open source ini ditujukan untuk mengatasi ketergantungan
pada lisensi software tertentu. Sebagai salah satu cara untuk menggalakkan penggunaan open
source, Kementerian Kominfo telah menyelenggarakan Global Conference on Open Source
(GCOS) 2009 pada tanggal 26 s/d 27 Oktober 2009 diikuti oleh 12 negara. Hadir juga perwakilan
Open Document Format (ODF) yang akan diadopsi menjadi SNI untuk pertukaran dokumen
pemerintah agar mandiri dan tidak berpihak/tergantung pada sebuah software saja.
Di sela-sela kegiatan ini, diselenggarakan pula Indonesia Open Source Award (IOSA) 2010,
yang merupakan ajang penghargaan kepada instansi Pemerintah Pusat, Lembaga Negara
lainnya, Pemerintah Prov/Kab/Kota yang telah melakukan migrasi ke piranti lunak legal dengan
pilihan utama Open Source Software (OSS). Tujuan kegiatan ini untuk terus menekan tingkat
pembajakan software di Indonesia serta penghematan devisa negara. Sasaran dari kegiatan
ini adalah meningkatnya pemahaman publik terhadap program-program pemerintah.
Kegiatan ini sudah mulai berdampak positif, yaitu sudah mulai munculnya kesadaran dari
pihak pemerintah daerah mengenai penggunaan perangkat lunak legal di lingkungan instansi
pemerintahan. Banyaknya undangan yang hadir menunjukkan minat yang cukup besar dari
pemerintah daerah untuk turut menyukseskan program pemerintah mengenai pemanfaatan
open source di lingkungan instansi pemerintah.
Gambar 2.26
Kementerian Kominfo telah menyelenggarakan Global Conference on Open Source (GCOS) 2009
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010
Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 51
SePP
• SePP (sistem elektronik pengadaan barang dan jasa) merupakan suatu sistem elektronik
untuk kegiatan pengadaan barang dan jasa yang dikembangkan oleh Kementerian
Kominfo.
• Selain untuk tujuan praktis, SePP ini dimaksudkan untuk secara obyektif, transparan dan
real-time menggantikan sistem pengadaan konvensional.
• Sepanjang tahun 2010, khususnya terhitung hingga awal bulan Oktober 2010, di
Kementerian Kominfo terdapat 219 paket pengadaan barang dan jasa senilai Rp
389.745.505.305,- yang telah dilaksanakan oleh satuan kerja pusat dan UPT di daerah-
daerah dengan menggunakan SePP (sistem elektronik pengadaan barang dan jasa).
• Instansi-instansi lain pengguna SePP adalah Kementerian Perhubungan, Kementerian
Pertanian, Pemda NTB dan PT Taspen dengan total 625 paket pengadan barang/jasa senilai
Rp2.158.763.984.579,-. Selain yang disebutkan diatas, yang juga turut menggunakannya
adalah Kementerian Ristek, BATAN, KPK, PTT aspen dan BKKBN.
• SePP ini dikembangkan oleh Kementerian Kominfo dan mulai diresmikan pada tanggal 17
Desember 2008 setelah menerima ISO9001 sebagai bagian dari pengakuan internasional
untuk sistem manajemen mutu (ISO9001).
• Fitur-fitur yang tersedia didalam SePP adalah: e-Lelang (e-Tendering) untuk lelang barang,
jasa pemborongan dan jasa lainnya, e-Pembelian (e-Purchasing) untuk pengadaan secara
langsung, e-Selection untuk lelang jasa konsultansi, dan e-Katalog, yaitu untuk sistem
manajemen penyedia barang/jasa (vendor), sistem manajemen pengguna barang/jasa
(instansi pemerintah), sistem daftar hitam (blacklist) dan sistem jejak data (audit trail).
• Dengan sistem SePP, Kementerian Kominfo sudah melakukan transparansi dalam
pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa. Dengan sistem online ini pula, telah
banyak diperoleh penghematan yang dipelopori oleh Kementerian Kominfo.
SePP
• SePP (sistem elektronik pengadaan barang dan jasa) merupakan suatu sistem elektronik untuk
kegiatan pengadaan barang dan jasa yang dikembangkan oleh Kementerian Kominfo.
• Selain untuk tujuan praktis, SePP ini dimaksudkan untuk secara obyektif, transparan dan real-
time menggantikan sistem pengadaan konvensional.
• Sepanjang tahun 2010, khususnya terhitung hingga awal bulan Oktober 2010, di Kementerian
Kominfo terdapat 219 paket pengadaan barang dan jasa senilai Rp 389.745.505.305,- yang telah
dilaksanakan oleh satuan kerja pusat dan UPT di daerah-daerah dengan menggunakan SePP
(sistem elektronik pengadaan barang dan jasa).
• Instansi-instansi lain pengguna SePP adalah Kementerian Perhubungan, Kementerian
Pertanian, Pemda NTB dan PT Taspen dengan total 625 paket pengadan barang / jasa senilai Rp
2.158.763.984.579,-. Selain yang disebutkan diatas, yang juga turut menggunakannya adalah
Kementerian Ristek, BATAN, KPK, PT Taspen dan BKKBN.
• SePP ini dikembangkan oleh Kementerian Kominfo dan mulai diresmikan pada
tanggal 17 Desember 2008 setelah menerima ISO 9001 sebagai bagian dari pengakuan
internasional untuk sistem manajemen mutu (ISO 9001).
• Fitur-fitur yang tersedia di dalam SePP adalah: e-Lelang (e-Tendering) untuk lelang barang, jasa
pemborongan dan jasa lainnya, e-Pembelian (e-Purchasing) untuk pengadaan secara langsung, e-
Selection untuk lelang jasa konsultansi, dan e-Katalog, yaitu untuk sistem manajemen penyedia
barang/jasa (vendor), sistem manajemen pengguna barang/jasa (instansi pemerintah), sistem
daftar hitam (black list) dan sistem jejak data (audit trail).
• Dengan sistem SePP, Kementerian Kominfo sudah melakukan transparansi dalam pelaksanaan
kegiatan pengadaan barang dan jasa. Dengan sistem online ini pula, telah banyak diperoleh
penghematan yang dipelopori oleh Kementerian Kominfo.
Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Gambar 2.27
Sistem e-pengadaan Pemerintah
Gambar 2.27 Sistem e-pengadaan Pemerintah
Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini
Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 201052
428; 86%
38; 8%
31; 6%
Belum memiliki
kebijakan OSS
Sudah memiliki
kebijakan OSS
Sudah
menerapkan OSS
Sumber: Ditjen APTEL 2010
Gambar 2.28 Tingkat Penggunaan Open
sumber Software di instansi pemerintah
Penggunaan open sour
Indonesia masih sanga
ini terlihat dari
kabupaten/kota di In
ada 38 kab/kota yang
tahap memiliki kebij
instansinya dan 31 k
sudah menggunakan O
Sejak dideklarasikan
pada tahun 2004,
penggunaan OSS
pemerintah cenderung
Gambar 2.29. Penerapan sistem e-Pengadaan
Pemerintah
Sumber: Ditjen Postel 2010
Tercatat 24 dar
Indonesia tela
sistem e-Pen
sejauh in
teroptimalkan s
Seluruh wilaya
menunjukkan
implementasi
yang baik. Wil
Kep.Riau
menunjukkan
yang sangat
sistem e-Penga
mengalahkan
di Jawa Barat.
2132
449
430
96
81
62
62
60
28
14
13
12
6
6
5
4
4
2
1
1
1
1
1
0 500 1000 1500 2000 2500
DKI Jakarta
Riau dan Kep.Riau
Jawa Barat
Jawa Timur
Banten
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Lampung
SulSel
SumBar
SumSel
SumUt
Bali
Papua
NAD
BaBel
Maluku
NTT
Jambi
KalBar
KalSel
KalTim
SulUt
Bab 2. Kondisi Komin
428; 86%
38; 8%
31; 6%
Belum memiliki
kebijakan OSS
Sudah memiliki
kebijakan OSS
Sudah
menerapkan OSS
Sumber: Ditjen APTEL 2010
Gambar 2.28 Tingkat Penggunaan Open
sumber Software di instansi pemerintah
Penggunaan open source software di
Indonesia masih sangat rendah. Hal
ini terlihat dari total 497
kabupaten/kota di Indonesia, baru
ada 38 kab/kota yang sampai pada
tahap memiliki kebijakan OSS di
instansinya dan 31 kab/kota yang
sudah menggunakan OSS.
Sejak dideklarasikan pertama kali
pada tahun 2004, pelaksanaan
penggunaan OSS di instansi
pemerintah cenderung lambat.
Gambar 2.29. Penerapan sistem e-Pengadaan
Pemerintah
Sumber: Ditjen Postel 2010
Tercatat 24 dari 33 propinsi di
Indonesia telah menerapkan
sistem e-Pengadaan yang
sejauh ini belum
teroptimalkan secara merata.
Seluruh wilayah Jawa telah
menunjukkan perkembangan
implementasi e-Pengadaan
yang baik. Wilayah Riau dan
Kep.Riau juga telah
menunjukkan perkembangan
yang sangat pesat dalam
sistem e-Pengadaan, bahkan
mengalahkan perkembangan
di Jawa Barat.
2132
449
430
96
81
62
62
60
28
14
13
12
6
6
5
4
4
2
1
1
1
1
1
0 500 1000 1500 2000 2500
DKI Jakarta
Riau dan Kep.Riau
Jawa Barat
Jawa Timur
Banten
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Lampung
SulSel
SumBar
SumSel
SumUt
Bali
Papua
NAD
BaBel
Maluku
NTT
Jambi
KalBar
KalSel
KalTim
SulUt
Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia s
Gambar 2.28 Tingkat Penggunaan Open Source
Software di instansi pemerintah
Sumber: Ditjen APTEL 2010
Penggunaan open source software
di Indonesia masih sangat rendah.
Hal ini terlihat dari total 497
kabupaten/kota di Indonesia, baru
ada 38 kab/kota yang sampai pada
tahap memiliki kebijakan OSS
di instansinya dan 31 kab/kota
yang sudah menggunakan OSS.
Sejak dideklarasikan pertamakali
pada tahun 2004, pelaksanaan
penggunaan OSS di instansi
pemerintah cenderung lambat.
Gambar2.29. Penerapan sistem e-Pengadaan Pemerintah
Tercatat 24 dari 33 propinsi di
Indonesia telah menerapkan
sistem e-Pengadaan yang sejauh
ini belum teroptimalkan secara
merata.
Seluruh wilayah Jawa telah
menunjukkan perkembangan im-
plementasie-Pengadaanyangbaik.
Wilayah Riau dan Kep.Riau juga
telah menunjukkan perkembangan
yang sangat pesat dalam
sistem e-Pengadaan, bahkan
mengalahkan perkembangan di
Jawa Barat. Sumber: Ditjen APTEL 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010
BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Xiii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, digital era, umb, 2019
Xiii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, digital era, umb, 2019Xiii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, digital era, umb, 2019
Xiii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, digital era, umb, 2019Nurrul Tiara Dinni
 
Makalah komputer pemerintahan
Makalah komputer pemerintahanMakalah komputer pemerintahan
Makalah komputer pemerintahanviqrialfi
 
Esai Masyarakat dan teknologi informasi
Esai Masyarakat dan teknologi informasiEsai Masyarakat dan teknologi informasi
Esai Masyarakat dan teknologi informasiIchsan Smith
 
TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: IMPLEMENTASI TELEKOMUNIKASI, INTERNET DAN T...
TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: IMPLEMENTASI TELEKOMUNIKASI, INTERNET DAN T...TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: IMPLEMENTASI TELEKOMUNIKASI, INTERNET DAN T...
TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: IMPLEMENTASI TELEKOMUNIKASI, INTERNET DAN T...SitiNurAzizahPutriHe
 
Presentasi kelompok 12 isu sosial dan masalah komputer dalam pemerintahan
Presentasi kelompok 12 isu sosial dan masalah komputer dalam pemerintahanPresentasi kelompok 12 isu sosial dan masalah komputer dalam pemerintahan
Presentasi kelompok 12 isu sosial dan masalah komputer dalam pemerintahandzanoe
 
Peraturan perundangan-e government
Peraturan perundangan-e governmentPeraturan perundangan-e government
Peraturan perundangan-e governmentSofyan Sanjoyo
 
Pengaruh implementasi e government terhadap perubahan manajemen publik di ind...
Pengaruh implementasi e government terhadap perubahan manajemen publik di ind...Pengaruh implementasi e government terhadap perubahan manajemen publik di ind...
Pengaruh implementasi e government terhadap perubahan manajemen publik di ind...Rafiansa Zawani
 
Pemahaman e government (materi pertemuan 1 dan 2 makul e-gov) edit
Pemahaman e government (materi pertemuan 1 dan 2 makul e-gov) editPemahaman e government (materi pertemuan 1 dan 2 makul e-gov) edit
Pemahaman e government (materi pertemuan 1 dan 2 makul e-gov) editIzul Mencari
 
Karya ilmiah dampak teknologi
Karya ilmiah dampak teknologiKarya ilmiah dampak teknologi
Karya ilmiah dampak teknologitariorhino
 
Kerangka Arsitektur E-Government Nasional Menggunakan Pendekatan TOGAF
Kerangka Arsitektur E-Government Nasional Menggunakan Pendekatan TOGAFKerangka Arsitektur E-Government Nasional Menggunakan Pendekatan TOGAF
Kerangka Arsitektur E-Government Nasional Menggunakan Pendekatan TOGAFAlbaar Rubhasy
 
Perkembangan Teknologi Informasi Dan Dampaknya Terhadap Masyarakat
Perkembangan Teknologi Informasi Dan Dampaknya Terhadap MasyarakatPerkembangan Teknologi Informasi Dan Dampaknya Terhadap Masyarakat
Perkembangan Teknologi Informasi Dan Dampaknya Terhadap MasyarakatIchsan Smith
 
Masa depan teknologi_informasi
Masa depan teknologi_informasiMasa depan teknologi_informasi
Masa depan teknologi_informasilahasang
 
Contoh laporan seminar amikom 2014
Contoh laporan seminar amikom 2014Contoh laporan seminar amikom 2014
Contoh laporan seminar amikom 2014jarotsusilo
 
Tugas sim,efri wanda,yananto mihadi putra.,se.,m.si.,cma,informasi dalam prak...
Tugas sim,efri wanda,yananto mihadi putra.,se.,m.si.,cma,informasi dalam prak...Tugas sim,efri wanda,yananto mihadi putra.,se.,m.si.,cma,informasi dalam prak...
Tugas sim,efri wanda,yananto mihadi putra.,se.,m.si.,cma,informasi dalam prak...efriwanda
 

La actualidad más candente (18)

Xiii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, digital era, umb, 2019
Xiii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, digital era, umb, 2019Xiii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, digital era, umb, 2019
Xiii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, digital era, umb, 2019
 
Makalah komputer pemerintahan
Makalah komputer pemerintahanMakalah komputer pemerintahan
Makalah komputer pemerintahan
 
Esai Masyarakat dan teknologi informasi
Esai Masyarakat dan teknologi informasiEsai Masyarakat dan teknologi informasi
Esai Masyarakat dan teknologi informasi
 
TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: IMPLEMENTASI TELEKOMUNIKASI, INTERNET DAN T...
TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: IMPLEMENTASI TELEKOMUNIKASI, INTERNET DAN T...TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: IMPLEMENTASI TELEKOMUNIKASI, INTERNET DAN T...
TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: IMPLEMENTASI TELEKOMUNIKASI, INTERNET DAN T...
 
Presentasi kelompok 12 isu sosial dan masalah komputer dalam pemerintahan
Presentasi kelompok 12 isu sosial dan masalah komputer dalam pemerintahanPresentasi kelompok 12 isu sosial dan masalah komputer dalam pemerintahan
Presentasi kelompok 12 isu sosial dan masalah komputer dalam pemerintahan
 
Peraturan perundangan-e government
Peraturan perundangan-e governmentPeraturan perundangan-e government
Peraturan perundangan-e government
 
Pengaruh implementasi e government terhadap perubahan manajemen publik di ind...
Pengaruh implementasi e government terhadap perubahan manajemen publik di ind...Pengaruh implementasi e government terhadap perubahan manajemen publik di ind...
Pengaruh implementasi e government terhadap perubahan manajemen publik di ind...
 
Pemahaman e government (materi pertemuan 1 dan 2 makul e-gov) edit
Pemahaman e government (materi pertemuan 1 dan 2 makul e-gov) editPemahaman e government (materi pertemuan 1 dan 2 makul e-gov) edit
Pemahaman e government (materi pertemuan 1 dan 2 makul e-gov) edit
 
Karya ilmiah dampak teknologi
Karya ilmiah dampak teknologiKarya ilmiah dampak teknologi
Karya ilmiah dampak teknologi
 
E government
E governmentE government
E government
 
E-Government Session I
E-Government Session IE-Government Session I
E-Government Session I
 
E-Government
E-GovernmentE-Government
E-Government
 
A-Z Konvergensi Telematika
A-Z Konvergensi TelematikaA-Z Konvergensi Telematika
A-Z Konvergensi Telematika
 
Kerangka Arsitektur E-Government Nasional Menggunakan Pendekatan TOGAF
Kerangka Arsitektur E-Government Nasional Menggunakan Pendekatan TOGAFKerangka Arsitektur E-Government Nasional Menggunakan Pendekatan TOGAF
Kerangka Arsitektur E-Government Nasional Menggunakan Pendekatan TOGAF
 
Perkembangan Teknologi Informasi Dan Dampaknya Terhadap Masyarakat
Perkembangan Teknologi Informasi Dan Dampaknya Terhadap MasyarakatPerkembangan Teknologi Informasi Dan Dampaknya Terhadap Masyarakat
Perkembangan Teknologi Informasi Dan Dampaknya Terhadap Masyarakat
 
Masa depan teknologi_informasi
Masa depan teknologi_informasiMasa depan teknologi_informasi
Masa depan teknologi_informasi
 
Contoh laporan seminar amikom 2014
Contoh laporan seminar amikom 2014Contoh laporan seminar amikom 2014
Contoh laporan seminar amikom 2014
 
Tugas sim,efri wanda,yananto mihadi putra.,se.,m.si.,cma,informasi dalam prak...
Tugas sim,efri wanda,yananto mihadi putra.,se.,m.si.,cma,informasi dalam prak...Tugas sim,efri wanda,yananto mihadi putra.,se.,m.si.,cma,informasi dalam prak...
Tugas sim,efri wanda,yananto mihadi putra.,se.,m.si.,cma,informasi dalam prak...
 

Similar a BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010

PowerPoint Teknologi Informasi dan Komunikasi
PowerPoint Teknologi Informasi dan Komunikasi PowerPoint Teknologi Informasi dan Komunikasi
PowerPoint Teknologi Informasi dan Komunikasi ranaamelia
 
Perkembangan tik di indonesia
Perkembangan tik di indonesiaPerkembangan tik di indonesia
Perkembangan tik di indonesianandaeka
 
Final report kebijakan telematika dan pertarungan wacana di era konvergensi m...
Final report kebijakan telematika dan pertarungan wacana di era konvergensi m...Final report kebijakan telematika dan pertarungan wacana di era konvergensi m...
Final report kebijakan telematika dan pertarungan wacana di era konvergensi m...SatuDunia Foundation
 
Ringkasan Dialog Nasional IGF Asia Tenggara 2021 Bali - Bahasa Indonesia (tat...
Ringkasan Dialog Nasional IGF Asia Tenggara 2021 Bali - Bahasa Indonesia (tat...Ringkasan Dialog Nasional IGF Asia Tenggara 2021 Bali - Bahasa Indonesia (tat...
Ringkasan Dialog Nasional IGF Asia Tenggara 2021 Bali - Bahasa Indonesia (tat...ICT Watch - Indonesia
 
Analisis Penerapan Teknologi Informasi Dalam Otonomi Daerah
Analisis Penerapan Teknologi Informasi Dalam Otonomi DaerahAnalisis Penerapan Teknologi Informasi Dalam Otonomi Daerah
Analisis Penerapan Teknologi Informasi Dalam Otonomi DaerahAndino Maseleno
 
KELOMPOK 1 TIBS_ICT.pptx
KELOMPOK 1 TIBS_ICT.pptxKELOMPOK 1 TIBS_ICT.pptx
KELOMPOK 1 TIBS_ICT.pptxFajar307855
 
Tugas ii review jurnal makul telekomunikasi dan teknologi sim s2 4122.5.19.21...
Tugas ii review jurnal makul telekomunikasi dan teknologi sim s2 4122.5.19.21...Tugas ii review jurnal makul telekomunikasi dan teknologi sim s2 4122.5.19.21...
Tugas ii review jurnal makul telekomunikasi dan teknologi sim s2 4122.5.19.21...R . Adhi Indra Kurnia
 
13086710321320826500.makalah
13086710321320826500.makalah13086710321320826500.makalah
13086710321320826500.makalahManifas Zubair
 
Perkembangan jaringan telekomunikasi di Indonesia
Perkembangan jaringan telekomunikasi di IndonesiaPerkembangan jaringan telekomunikasi di Indonesia
Perkembangan jaringan telekomunikasi di IndonesiaLutfiyand
 
presentas TKI
presentas TKIpresentas TKI
presentas TKIiswatun
 
Kebijakan Pengembangan Tik Dalam Pembangunan
Kebijakan Pengembangan Tik Dalam PembangunanKebijakan Pengembangan Tik Dalam Pembangunan
Kebijakan Pengembangan Tik Dalam Pembangunanabd syahid
 
2008 analisa aplikasi e-health berbasis website di instansi kesehatan pemerin...
2008 analisa aplikasi e-health berbasis website di instansi kesehatan pemerin...2008 analisa aplikasi e-health berbasis website di instansi kesehatan pemerin...
2008 analisa aplikasi e-health berbasis website di instansi kesehatan pemerin...Inasari Widiyastuti
 
Makalah dampak teknologi
Makalah dampak teknologiMakalah dampak teknologi
Makalah dampak teknologiYadhi Muqsith
 

Similar a BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010 (20)

PowerPoint Teknologi Informasi dan Komunikasi
PowerPoint Teknologi Informasi dan Komunikasi PowerPoint Teknologi Informasi dan Komunikasi
PowerPoint Teknologi Informasi dan Komunikasi
 
Dasar ict negara oleh abdul murad abd hamid
Dasar ict negara oleh  abdul murad abd hamidDasar ict negara oleh  abdul murad abd hamid
Dasar ict negara oleh abdul murad abd hamid
 
Perkembangan tik di indonesia
Perkembangan tik di indonesiaPerkembangan tik di indonesia
Perkembangan tik di indonesia
 
Makalah siskom 1
Makalah siskom 1Makalah siskom 1
Makalah siskom 1
 
Final report kebijakan telematika dan pertarungan wacana di era konvergensi m...
Final report kebijakan telematika dan pertarungan wacana di era konvergensi m...Final report kebijakan telematika dan pertarungan wacana di era konvergensi m...
Final report kebijakan telematika dan pertarungan wacana di era konvergensi m...
 
Ringkasan Dialog Nasional IGF Asia Tenggara 2021 Bali - Bahasa Indonesia (tat...
Ringkasan Dialog Nasional IGF Asia Tenggara 2021 Bali - Bahasa Indonesia (tat...Ringkasan Dialog Nasional IGF Asia Tenggara 2021 Bali - Bahasa Indonesia (tat...
Ringkasan Dialog Nasional IGF Asia Tenggara 2021 Bali - Bahasa Indonesia (tat...
 
Sea igf 2021 report
Sea igf 2021 reportSea igf 2021 report
Sea igf 2021 report
 
Analisis Penerapan Teknologi Informasi Dalam Otonomi Daerah
Analisis Penerapan Teknologi Informasi Dalam Otonomi DaerahAnalisis Penerapan Teknologi Informasi Dalam Otonomi Daerah
Analisis Penerapan Teknologi Informasi Dalam Otonomi Daerah
 
fakta wiguna
fakta wigunafakta wiguna
fakta wiguna
 
KELOMPOK 1 TIBS_ICT.pptx
KELOMPOK 1 TIBS_ICT.pptxKELOMPOK 1 TIBS_ICT.pptx
KELOMPOK 1 TIBS_ICT.pptx
 
Tugas ii review jurnal makul telekomunikasi dan teknologi sim s2 4122.5.19.21...
Tugas ii review jurnal makul telekomunikasi dan teknologi sim s2 4122.5.19.21...Tugas ii review jurnal makul telekomunikasi dan teknologi sim s2 4122.5.19.21...
Tugas ii review jurnal makul telekomunikasi dan teknologi sim s2 4122.5.19.21...
 
peran ICT dalam pendidikan
peran ICT dalam pendidikanperan ICT dalam pendidikan
peran ICT dalam pendidikan
 
13086710321320826500.makalah
13086710321320826500.makalah13086710321320826500.makalah
13086710321320826500.makalah
 
Perkembangan jaringan telekomunikasi di Indonesia
Perkembangan jaringan telekomunikasi di IndonesiaPerkembangan jaringan telekomunikasi di Indonesia
Perkembangan jaringan telekomunikasi di Indonesia
 
Ict
IctIct
Ict
 
presentas TKI
presentas TKIpresentas TKI
presentas TKI
 
Kebijakan Pengembangan Tik Dalam Pembangunan
Kebijakan Pengembangan Tik Dalam PembangunanKebijakan Pengembangan Tik Dalam Pembangunan
Kebijakan Pengembangan Tik Dalam Pembangunan
 
Makalah_48 Teknologi informasi dan komunikasi kel 5
Makalah_48 Teknologi informasi dan komunikasi kel 5Makalah_48 Teknologi informasi dan komunikasi kel 5
Makalah_48 Teknologi informasi dan komunikasi kel 5
 
2008 analisa aplikasi e-health berbasis website di instansi kesehatan pemerin...
2008 analisa aplikasi e-health berbasis website di instansi kesehatan pemerin...2008 analisa aplikasi e-health berbasis website di instansi kesehatan pemerin...
2008 analisa aplikasi e-health berbasis website di instansi kesehatan pemerin...
 
Makalah dampak teknologi
Makalah dampak teknologiMakalah dampak teknologi
Makalah dampak teknologi
 

Más de Billy Buhaiba

PP 53 2010 DISIPLIN PNS
PP 53 2010 DISIPLIN PNSPP 53 2010 DISIPLIN PNS
PP 53 2010 DISIPLIN PNSBilly Buhaiba
 
Permen Kominfo Nomor 12 Tahun 2010
Permen Kominfo Nomor 12 Tahun 2010Permen Kominfo Nomor 12 Tahun 2010
Permen Kominfo Nomor 12 Tahun 2010Billy Buhaiba
 
Pp 38 2007 pembagian urusan pemerintahan lengkap
Pp 38 2007 pembagian urusan pemerintahan   lengkapPp 38 2007 pembagian urusan pemerintahan   lengkap
Pp 38 2007 pembagian urusan pemerintahan lengkapBilly Buhaiba
 

Más de Billy Buhaiba (6)

PP 53 2010 DISIPLIN PNS
PP 53 2010 DISIPLIN PNSPP 53 2010 DISIPLIN PNS
PP 53 2010 DISIPLIN PNS
 
Permen Kominfo Nomor 12 Tahun 2010
Permen Kominfo Nomor 12 Tahun 2010Permen Kominfo Nomor 12 Tahun 2010
Permen Kominfo Nomor 12 Tahun 2010
 
Pp 38 2007 pembagian urusan pemerintahan lengkap
Pp 38 2007 pembagian urusan pemerintahan   lengkapPp 38 2007 pembagian urusan pemerintahan   lengkap
Pp 38 2007 pembagian urusan pemerintahan lengkap
 
Uud amandemen
Uud amandemenUud amandemen
Uud amandemen
 
Buku saku korupsi
Buku saku korupsiBuku saku korupsi
Buku saku korupsi
 
Uu 14 tahun 2008
  Uu 14 tahun 2008  Uu 14 tahun 2008
Uu 14 tahun 2008
 

Último

materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxFranxisca Kurniawati
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdfTidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdfAnggaaBaraat
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfMateri Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfKamboja16
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfSBMNessyaPutriPaulan
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptxMata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptxoperatorsttmamasa
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptxHalomoanHutajulu3
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 

Último (20)

materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdfTidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfMateri Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptxMata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 

BUKU PUTIH KEMENTRIAN KOMINFO 2010

  • 1. PUSAT DATA KEMENTRIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010 KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA INDONESIA WHITEPAPER 2010
  • 2. ©2010 Kementrian Komunikasi dan Informatika Pusat Data Katalog dalam Terbitan Komunikasi dan Informatika Indonesia / Kalamullah Ramli, Khamami Herusantoso, Hasyim Gautama, Eko Fajar, Siti Meiningsih, Nani Grace Berliana, Budi Triyono, Chichi Shintia Laksani, Irene Muflikh; Sarwoto; Udi Rusadi; Baringin Batubara; Akman Amir; Yudhistira Nugraha; Kunti Pratiwi. Jakarta : Pusat Data, 2010 102 hlm ; 21x 29,7 cm ISBN : 978 – 602 – 98285 – 1 – 1 1. Trend TIK 2. Kondisi TIK Saat Ini 3. Kebijakan dan Rencana Editor : Dr Rudi Lumanto ; Dr. Ir. Basuki Yusuf Iskandar, MA; Dr. Ir. Ashwin Sasongko, M.Sc; Ir. Cahyana Ahmadjayadi; Drs. Freddy H.Tulung, MUA; Dr. Yan Rianto, M.Eng. Penerbit : Pusat Data Kementrian Komunikasi dan Informatika Jl. Medan Merdeka Barat No.9, Jakarta 10110, Telp/Fax 3848882
  • 3.
  • 4.
  • 5. Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 1 Bab 1 - Tren TIK PENGANTAR Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring Pembangunan Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di sebuah negara telah dipahami dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan secara tidak langsung juga dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pemerintah Indonesia juga telah meletakkan pembangunan kominfo ini sebagai salah satu dari beberapa elemen penting pembangunan negara Indonesia secara keseluruhan. Beberapa kebijakan dan strategi pembangunan telah ditetapkan dalam rangka tercapainya harapan akan infrastruktur Kominfo yang lebih baik dan lebih cepat serta layanan layanannya yang berkualitas. Meskipun pemerintah meyakini bahwa pembangunan kominfo yang dilakukan saat ini berada pada jalur yang benar tetapi tidak semua harapan harapan yang ada sebelumnya itu telah dapat direalisasikan. Hal ini dikarenakan salah satunya adalah kondisi geografisnya yang unik dan memiliki dimensi yang kompleks. Diperlukan terus menerus usaha yang komprehensif, intensif dan dengan skala masif sehingga pembangunan kominfo ini segera dapat dirasakan manfaatnya. Pembangunan harus berkelanjutan, hal hal yang dirasa perlu diperbaiki karena adanya kemajuan teknologi maka harus segera diperbaiki, hal hal yang dirasa perlu dilanjutkan maka perlu dilanjutkan sehingga pembangunan ini bisa kontinyu dan berkesinambungan. Buku putih ini diterbitkan salah satunya adalah agar menjadi milestone dan outlook pembangunan kominfo di Indonesia. Sehingga bagi yang sudah lewat bisa dijadikan pelajaran untuk lebih ditingkatkan sedangkan bagi yang berada pada kondisi saat ini, buku putih ini dapat dijadikan acuan untuk melangkah ke depan yang lebih baik. Isinya meliputi tiga bagian besar yaitu tren TIK global saat ini khususnya untuk melihat pengaruh kemajuan teknologi TIK yang sangat cepat, Kondisi TIK Indonesia saat ini dan Gambaran kedepan pembangunan TIK Indonesia Diharapkan dengan keluarnya buku putih ini, seluruh stakeholders pembangunan TIK dapat memahami dan ikut serta mendukung disamping ikut juga mengawasi dan memperbaiki kekurangan kekurangan yang mungkin ada. Semoga TIK Indonesia maju, Indonesia jaya dan masyarakat pun sejahtera.
  • 6. Bab 1 - Tren TIK 2 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010 DAFTAR ISI TREN TIK ............................................................................ 03 TIK DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TREN KONVERGEN .................................... 05 TREN PITA-LEBAR .......................................................................................................... 13 TREN KOMPUTASI AWAN ............................................................................................ 16 TREN TV DIGITAL ............................................................................................................ 19 TREN TIK HIJAU .............................................................................................................. 22 KONDISI TIK SAAT INI ....................................................... 31 INFRASTRUKTUR DAN PENGGUNAAN TIK .............................................................. 33 - Telekomunikasi .......................................................................................................... 34 - Internet dan Komputer ........................................................................................... 39 - TV ................................................................................................................................... 54 - POS ............................................................................................................................... 58 SDM TIK ............................................................................................................................ 61 PERBANDINGAN INTERNATIONAL .............................................................................. 63 KEBIJAKAN DAN RENCANA KEDEPAN ............................. 67 INDIKATOR SUKSES KOMINFO ................................................................................... 69 VISI, MISI DAN STRATEGI KOMINFO ......................................................................... 71 ROADMAP TIK INDONESIA .......................................................................................... 79 ROADMAP TV DIGITAL .................................................................................................. 85 ROADMAP INTERNET (IPV6) ........................................................................................ 88 ROADMAP SATELIT ........................................................................................................ 89 LAMPIRAN ......................................................................... 93
  • 7. Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 3 Bab 1 - Tren TIK BAB 1 TREN TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi )
  • 8. Bab 1 - Tren TIK 4 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010 1
  • 9. Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 5 Bab 1 - Tren TIK 1.1 TIK dan Pertumbuhan Ekonomi Hubungan antara TIK dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara sudah diketahui dan banyak dikaji oleh para peneliti, dan memiliki hubungan yang positip, artinya pembangunan TIK akan menghasilkan efek berantai ke meningkatnya angka pertumbuhan ekonomi. Meskipun angka korelasi ini berbeda antara tiap negara akan tetapi pemahaman bahwa pembangunan TIK secara positif dan pasti akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi perlu diyakini agar kita tidak ragu dan terus kontinyu untuk melanjutkan pembangunan ini. Gambar 1.1 memperlihatkan bagaimana efek berantai yang memperlihatkan dampak pembangunan ini. Dampak pertama yang bisa dilihat adalah sisi (a) infrastruktur (b) peningkatan keterampilan (c) peningkatan penggunaan berbagai aplikasi TIK dalam kehidupan. Pembangunan dan penguatan infrastruktur dalam implementasinya memerlukan investasi yang tinggi dan hasil hasil inovasi agar sesuai peruntukannya. Hal ini membawa kepada terjadinya peningkatan skala elemen produksi, kebutuhan tenaga kerja serta membaiknya produktifitas sejalan dengan menguatnya infrastruktur. Bergeraknya elemen produksi dan produktifitas secara positif akan membangun kekuatan ekonomi sebagai dampak kedua. Dengan alur yang sama, peningkatan ketrampilan SDM dibidang TIK akan membawa kepada terbangunnya kekuatan Intelektual, sedangkan peningkatan berbagai aplikasi TIK dalam kehidupan baik dalam Komunitas online maupun dalam kerangka keterbukaan informasi membawa kepada terbangunnya kekuatan sosial. Tiga kekuatan ini merupakan modal dasar bagi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Gambar 1.1 Pembangunan Kominfo dan Pertumbuhan Ekonomi Sumber : Japan ICT Whitepaper 2009
  • 10. Bab 1 - Tren TIK 6 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010 Hubungan antara TIK dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara secara empiris dikeluarkan pula dalam laporan kajian yang dilakukan oleh Bank Dunia. Kajian terbaru yang dikeluarkan oleh Bank dunia ini dilakukan untuk melihat dampak TIK baik dari internet dan pita-lebar maupun dari layanan telepon tetap dan bergerak terhadap pertumbuhan ekonominya. Kajian dilakukan di 120 negara antara tahun 1980 dan 2006 dengan metode analisa econometric pertumbuhan. 0.5 1.0 1.5 Fixed Mobile Internet Broadband 0.43 0.73 0.60 0.81 0.77 1.12 1.21 1.38 High-income economies Low - and middle -income economies Dari hasil kajian, terlihat bahwa untuk tiap-tiap 10% titik bertambah di penetrasi layanan pita-lebar, ada pertambahan di pertumbuhan ekonomi sebanyak 1,3% (Qiang 2009). Efek pertumbuhan pita-lebar ini memiliki arti yang sangat signifikan karena ternyata pengaruhnya jauh lebih kuat dan lebih tinggi dibanding dengan jasa teleponi (tetap atau bergerak) dan Internet. Gambar 1.2 memperlihatkan pula bagaimana negara berkembang meskipun dari sisi teknologi dan pembangunan infrastruktur pita-lebar masih tertinggal dibanding negara maju, tetap memiliki keuntungan dan dampak yang tinggi dari pembangunan infrastruktur pita-lebarnya. Dampak dari pertumbuhan akses dan pita-lebar ini masih memiliki potensi menjadi lebih besar dan luas ketika penetrasinya mencapai titik kritis. 1.1.1 TIK dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Bagaimanakah pembangunan TIK di Indonesia akan berkontribusi pada pertumbuhan Indonesia? Meskipun secara umum sudah diketahui memiliki hubungan yang positif, pertanyaan ini akan dielaborasi dengan melihat adanya korelasi antara beberapa faktor dalam pembangunan TIK dengan terbangunnya (Sumber: World Bank, Extending Reach and Increasing Impact Information & Communications Technology for Development, 2009) Gambar 1.2 Hubungan dampak pembangunan TIK dengan pertumbuhan ekonomi
  • 11. Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 7 Bab 1 - Tren TIK Gambar 1.3 Investasi Industri TIK kekuatan ekonomi, kekuatan intelektual dan kekuatan sosial. Pada kekuatan ekonomi, TIK berperan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kontribusinya pada input faktor produksi seperti investasi dan penyerapan tenga kerja. Selain itu, TIK juga dapat berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan nilai tambah dan produktivitas. -0,80% 0,20% 1,20% 2,20% 3,20% 0 200 400 Investasi Industri Manufaktur TIK Kontribusi Investasi Industri Manufaktur TIK terhadap Total Investasi Industri Manufaktur Tahun PersentaseJumlahPerusahaan IndustriManufakturTIKterhadap TotalIndustriManufaktur JumlahPerusahaan Sumber: BPS, diolah Gambar1.3 memperlihatkan investasi industri TIK dengan melihat kepada jumlah perusahaan. Selama periode 1998-2007, terjadi peningkatan jumlah perusahaan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1.9%. Namun demikian, data menunjukkan bahwa kontribusi industri TIK terhadap total jumlah perusahaan sektor industri manufaktur masih rendah dengan rata-rata kontribusi sebesar 1.25%. Data ini juga menunjukkan terjadinya kecenderungan penurunan kontribusi industri TIK terhadap total jumlah perusahaan industri manufaktur, khususnya semenjak tahun 2005. Meski pada tahun 2007 kontribusi industri TIK meningkat, tapi angkanya masih rendah dibanding tahun 1998.
  • 12. Bab 1 - Tren TIK 8 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010 0,00% 1,50% 3,00% 4,50% 0 80000 160000 240000 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Total Tenaga Kerja Industri Manufaktur TIK Kontribusi Tenaga Kerja Industri Manufaktur TIK terhadap Total Tenaga Kerja Industri Manufaktur Gambar 1.4 Tenaga Kerja Industri TIK Sumber: BPS, diolah Gambar1.4 memperlihatkan terjadinya peningkatan jumlah tenaga kerja di sektor industri TIK semenjak tahun 2002, sehingga mencapai kurang lebih 173 ribu tenaga kerja di tahun 2007. Pada tahun 2001, industri TIK hanya menyerap 2.11 persen dari total tenaga kerjadi industri manufaktur. Namun, setelah itu kontribusi penyerapan tenaga kerja industri TIK terus mengalami peningkatan hingga mencapai 3.75 persen di tahun 2007. Rata-rata kontribusi industri TIK terhadap total tenaga kerja industri manufaktur sebesar 3.42% Hasil analisa data ini menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerjadi industri TIK mempunyai hubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi ( PDB nominal perkapita ) dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.10 yang menunjukkan masih tergolong rendah. Gambar 1.5 memperlihatkan pertumbuhan industri TIK. Selama kurun waktu 1998 –2006, nilai tambah industri TIK cenderung mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 18.12 persen. Meskipun demikian, kontribusi nilai tambah industri TIK terhadap sektor industri manufaktur cenderung mengalami penurunan. Bahkan semenjak tahun 2005 kontribusi nilai tambah industri TIK menunjukkan angka yang terus menurun. Hasil analisa data ini menunjukkan bahwa nilai tambah industri TIK ini mempunyai hubungan positif dengan pertumbuhan PDB riil dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.72 yang tergolong cukup tinggi.
  • 13. Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 9 Bab 1 - Tren TIK Gambar 1.5 Nilai tambah industri TIK dan kontribusinya Pada kekuatan intelektual TIK berperan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui kontribusinya terhadap akumulasi modal manusia. Secara khusus, modal manusia terdiri dari pengetahuan/informasi dan pendidikan sumber daya manusia. TIK berkontribusi terhadap akumulasi modal manusia melalui: (1) Pendidikan/sumber daya manusia yaitu melalui perbaikan dalam pendidikan dari penetrasi pendidikan jarak jauh dengan menggunakan TIK, sehingga angka pertisipasi/tingkat kemajuan pendidikan tinggi meningkat. (2) Pengetahuan/informasi yaitu jaringan seperti internet dll, akan mendorong sharing pengetahuan/ informasi yang dapat dilakukan dengan mudah dan dapat digunakan oleh siapa saja. 0,00% 1,00% 2,00% 3,00% 4,00% 5,00% 6,00% 7,00% 8,00% 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Nilai Tambah Industri Manufaktur TIK Kontribusi Nilai Tambah Industri Manufaktur TIK terhadap Total Nilai Tambah Industri Manufaktur Tahun Sumber: BPS, diolah
  • 14. Bab 1 - Tren TIK 10 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010 Gambar1.6 Gambaran tingkat pengetahuan melalui indikator publikasi ilmiah Gambar 1.6 memperlihatkan tingkat pengetahuan Indonesia terus mengalami peningkatan yang ditunjukkan dari semakin banyaknya jumlah publikasi ilmiah Internasional (per1 juta penduduk) yang mampu dihasilkan setiap tahunnya. Namun demikian, jumlah publikasi yang dihasilkan oleh penduduk Indonesia masih sangat rendah. Data menunjukkan bahwa selama kurun waktu tahun 1999 hingga 2008, setiap 1 juta penduduk Indonesia dalam satu tahunnya hanya mampu menghasilkan publikasi tidak lebih dari enam buah. Dari data ini, hasil analisa menunjukkan bahwa jumlah pengguna internet per 100 penduduk mempunyai hubungan positif dengan jumlah publikasi per 1 juta penduduk dengan nilai koefisien korelasi yang tergolong tinggi, yaitu sebesar 0.81. Hasil analisa juga menunjukkan bahwa jumlah publikasi per 1 juta penduduk mempunyai hubungan positif yang cukup kuat dengan pertumbuhan PDB riil per kapita dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.64. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa TIK berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan pengetahuan yang berhubungan positif dengan peningkatan penggunaan internet. Pada kekuatan intelektual TIK berperan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui kontribusinya pada penguatan modal sosial. Modal sosial secara khusus mempertimbangkan dua bidang, yaitu rantai komunitas lokal (kepercayaan, pertukaran, jejaring) dan tata kepemerintahan (pendapat dan akuntabilitas, stabilitas politik dan ketiadaan kekerasan / teroris, efektifitas kepemerintahan, kualitas regulasi, aturan, pengawasan terhadap korupsi). Sumber: Indikator Iptek Nasional (Pappitek, LIPI, 2009), diolah
  • 15. Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 11 Bab 1 - Tren TIK Beberapa contoh bagaimana TIK berkontribusi terhadap akumulasi modal sosial misalnya adalah : (1) Rantai komunitas lokal yaitu melalui penggunaan TIK, rantai komunitas lokal akan lebih dalam dan kepercayaan serta stabilitas dalam masyarakat akan meningkat. (2) Kualitas sistem dan organisasi yaitu melalui penggunaan TIK, transparansi organisasi dan sistem akan meningkat dan aktivitas ekonomi yang tidak efisien akan dieliminasi. Gambar 1.7 memperlihatkan kualitas kepemerintahan suatu negara dinilai dari degree of governance yang merupakan nilai rata-rata dari enam indikator kepemerintahan yang dikembangkan oleh World Bank yaitu voice and accountability, political stability, government effectiveness, regulatory quality, rule of law, dan control of corruption. Semenjak tahun 2004 degree of governance Indonesia terus menunjukkan peningkatan. Jumlah pengguna internet per 100 penduduk mempunyai hubungan yang positif dengan degree of governance dengan nilai koefisien korelasi 0.59. Gambar1.7 Gambaran tingkat tata kelola pemerintahan. (degree of governance) Sumber : Bank Dunia, diolah
  • 16. Bab 1 - Tren TIK 12 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010 1.2 Tren Konvergensi Konvergensi secara harfiah berarti menuju ke satu titik atau atau terjadinya penyatuan. Secara umum istilah konvergensi saat ini merujuk kepada penyatuan berbagai layanan dan teknologi baik teknologi komunikasi, informasi maupun yang terkait dengannya. Teknologi yang tadinya terpisah seperti suara, data dan video dapat menyatu dalam satu sumber daya sehingga dapat langsung berinteraksi satu dengan yang lainnya menciptakan sinergi yang efisien. Pada saat ini, sinergi antara teknologi internet, penyiaran dan telekomunikasi merupakan contoh tren konvergensi yang sudah dirasakan secara langsung. Gambar 1.8 memperlihatkan konvergensi antara fix, wireless dan content. Disamping perkembangan teknologi yang cepat, faktor lain dapat pula menjadi pendorong terjadinya konvergensi seperti meningkatnya kompetisi, kebutuhan akan layanan baru yang lebih murah dsb. Gambar1.8 Konvergensi antara Fix, Wireless dan Content Sumber: Morgan Stanley
  • 17. Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 13 Bab 1 - Tren TIK 1.3 Tren Pita-Lebar Diperkirakan 60% penduduk dunia menggunakan wireless dan lapangan kompetisi akan didominasi wireless Gambar : 1.9 Roadmap dan Evolusi Teknologi Pita-lebar
  • 18. Bab 1 - Tren TIK 14 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010 No. Country Region % above 5 Mbps QoQ Change YoY Change Global 20% -5.2 % 1.5% 1 South Korea 65% -7,6% 25% 2 Japan 60% 0.2% 4.8% 3 Romania 48% -4.5% 18% 4 Hongkong 45% -9.0% 16% 5 Sweden 42% -3.7% -13% 6 Latvia 41% 2.9% 75% 7 Denmark 41% 0.7% 16% 8 Netherlands 40% 2.6% 10% 9 Canada 34% 0.9% 47% 10 Belgium 33% -2.9% -1.1% .... 14 United States 25% -4.3% -2.6% Tabel 1.1 Global Broadband Status 2010 Sumber: The State of Internet, 1st Quarter 2010 Report, Akamai Pada tabel terlihat jelas bahwa terjadi peningkatan penetrasi akses telekomunikasi pita lebar diberbagai negara. Dua negara Asia, Jepang dan Korea memimpin dalam tingginya persentase jumlah populasi yang menikmati akses pita lebar. Selain tren meningkatnya populasi yang bisa mengakses pita lebar di Dunia, terdapat tren lain yaitu cara masyarakat untuk mengakses informasi seperti diilustrasikan pada gambar 1.10. Telekomunikasi pita lebar merupakan salah satu arus telekomunikasi dunia saat ini. Setiap negara berusaha untuk membangun infrastruktur pita lebar ini dengan harapan infrastruktur ini akan meningkatkan efisiensi negara dan juga membuka jalan munculnya industri baru. Tren tersebut bisa dilihat dengan jelas pada tabel 1.1
  • 19. Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 15 Bab 1 - Tren TIK Gambar 1.10 Broadband and Mobile Internet Pada Gambar 1.10 diproyeksikan bahwa jumlah piranti yang mengakses Internet akan bergeser dari medium tradisional seperti mini computer atau desktop sebagai piranti pengolah informasi menjadi piranti-piranti mobile dan spesial untuk menampilkan atau mengakses informasi. Piranti-piranti ini seperti telepon cerdas, tablet, PDA televisi dan piranti-piranti lain yang bukan piranti komputasi. Tren piranti-piranti khusus ini yang akan mendorong pengguna internet semakin banyak dengan sebaran demografi tidak hanya untuk kalangan perkantoran maupun profesional, akan tetapi akan lebih merambah ke segmen baru seperti anak-anak, remaja, orang tua, petani dan segmen lain yang sekarang masih belum lazim untuk memakai Internet. Faktor demografi pengguna dimasa mendatang ini yang harus diperhatikan dalam perencanaan, baik dibidang kebijakan maupun infrastruktur komunikasi. Sumber: Morgan Stanley
  • 20. Bab 1 - Tren TIK 16 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010 Sebagai contoh, dengan semakin banyaknya anak-anak yang mengakses informasi, maka diperlukan suatulingkunganinternetyangbisamenjauhkanunsur-unsurinformasinegatif (sepertikekerasan,SARA, kebencian) dari jangkauan anak-anak yang belum matang cara berfikirnya. Contoh lain adalah, karena tren untuk mengakses Internet secara mobile akan semakin naik, maka harus lebih banyak spektrum frekuensi yang di alokasikan untuk komunikasi dua arah. Sehingga tidakkan ada masalah kapasitas frekuensi yang membatasi kemudahan warga negara untuk mengakses informasi secara nirkabel. Tren lain adalah pada persentase traffic yang lewat pada backbone Internet seperti padagambar 1.11 Gambar 1.11 Trend traffic di Internet Pada gambar 1.11 terlihat bahwa pada awal Internet ada maka traffic internet didominasi Oleh FTP, email dan protokol lainnya. Pada tahun-tahun itu Internet adalah media untuk Pertukaran informasi para penelitidan akademisi. Akan tetapi semenjak tahun 1998 ketika pengguna internet semakin meluas, maka traffic Web dan Point-to-Point protocol Semakin mendominasi Internet. Dan ini menandakan bahwa deman terhadap akses Pita lebar semakin besar karena baik Web maupun P2P merupakan aplikasi yang Kaya-media (gambar,video) dan memakan banyak bandwidth. Sumber: Morgan Stanley, 2007 1.4 Tren Komputasi Awan (Cloud Computing) Cloud Computing atau biasa diterjemahkan sebagai Komputasi Awan secara umum dapat dipahami sebagai teknologi pemanfaatan sumber daya komputasi yang terkoneksi secara global melalui jaringan internet (Internet cloud). Dengan memanfaatkan teknologi Cloud Computing, pengguna tidak perlu lagi menyediakan atau memiliki infrastruktur sendiri–mulai dari data center sampai ke aplikasi desktop–untuk menjalankan suatu sistem TIK yang lengkap.
  • 21. Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 17 Bab 1 - Tren TIK Gambar 1.12 Tipe layanan komputasi awan Komputasi awan dapat diwujudkan, misalnya dengan penggunaan secara bersama data center yang bertebaran, melalui Internet. Beberapa penggerak terjadinya kembali tren komputasi awan saat ini misalnya adalah Kebutuhan akan penghematan investasi pelanggan (investment saving), Kebutuhan Efisiensi (efficient use of shared infrastructure), Peningkatan kehandalan (reliability) melalui ketersediaan sumberdaya secara elastis (elastic availability), mengurangi ancaman single-point-of- failure dan peningkatan utilisasi. Cloud Computing atau biasa diterjemahkan sebagai Komputasi Awan secara umum dapat dipahami sebagai teknologi pemanfaatan sumber daya komputasi yang terkoneksi secara global melalui jaringan internet (Internet cloud) Dengan memanfaatkan teknologi Cloud Computing, pengguna tidak perlu lagi menyediakan atau memiliki infrastruktur sendiri –mulai dari data center sampai ke aplikasi desktop– untuk menjalankan suatu sistem TIK yang lengkap Komputasi awan dapat diwujudkan –misalnya– dengan penggunaan secara bersama data center yang bertebaran, melalui Internet. Beberapa penggerak terjadinya kembali tren Cloud Computing saat ini misalnya adalah Kebutuhan akan penghematan investasi pelanggan (investment saving), Kebutuhan Efisiensi (efficient use of shared infrastructure), Peningkatan kehandalan (reliability) melalui ketersediaan sumber daya secara elastis (elastic availability), mengurangi ancaman single-point-of-failure dan peningkatan utilisasi. Software sbg layanan SsL Platform sbg layanan PsL Infrastruktur sbg layanan IsL tipe Layanan Gambar 1.12 Tipe layanan komputasi awam Software-sebagai-Layanan (SsL) adalah model penyampaian aplikasi perangkat lunak oleh suatu operator yang mengembangkan aplikasi Web yang dapat dioperasikan untuk digunakan oleh pelanggannya melalui Internet. Pelanggan tidak perlu mengeluarkan investasi untuk pengembangan atau pun pembelian lisensi. Dengan berlanggan via Web, berbagai fitur yang ada dapat langsung digunakan. Platform-sebagai-Layanan (PsL) adalah jasa penyediaan modul-modul yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi di atas platform tersebut. PsL tidak memiliki kendali terhadap sumber daya komputasi dasar seperti memori, media penyimpanan, tenaga untuk proses dan lain-lain yang semuanya diatur oleh penyedia layanan ini Infrastruktur-sebagai-Layanan (IsL) merupakan layanan yang 'menyewakan' sumber daya informasi dasar yang diantaranya meliputi: media penyimpanan, tenaga pemroses, memori, sistem operasi, kapasitas jaringan dan lain-lain, yang dapat digunakan penyewa untuk menjalankan aplikasi miliknya Software-sebagai-Layanan (SsL) adalah model penyampaian aplikasi perangkat lunak oleh suatu operator yang mengembangkan aplikasi Web yang dapat dioperasikan untuk digunakan oleh pelanggannya melalui Internet. Pelanggan tidak perlu mengeluarkan investasi untuk pengembangan ataupun pembelian lisensi. Dengan berlangganan via Web, berbagai fitur yang ada dapat langsung digunakan. Platform-sebagai-Layanan (PsL) adalah jasa penyediaan modul-modul yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi di atas platform tersebut. PsL tidak memiliki kendali terhadap sumber daya komputasi dasar seperti memori, media penyimpanan, tenaga untuk proses dan lain-lain yang semuanya diatur oleh penyedia layanan ini. Infrastruktur-sebagai-Layanan (IsL) merupakan layanan yang 'menyewakan' sumber daya informasi dasar yang diantaranya meliputi: media penyimpanan, tenaga pemroses, memori, sistem operasi, kapasitas jaringan dan lain-lain, yang dapat digunakan penyewa untuk menjalankan aplikasi miliknya.
  • 22. Bab 1 - Tren TIK 18 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010 Gambar 1.13 memperlihatkan perbedaan kategori layanan IsL, PsL dan SsL dari sudut pandang lapisan layanan dan otoritas pengelolaan. Beberapa tantangan regulasi dan isu strategis dengan adanya tren komputasi awan ini adalah : (1). Letak penyimpanan data fisik atau lokasi data center (2). Tingkat kerahasiaan (privacy) – untuk data publik maupun pemerintahan. Diperlukan sertifikasi untuk melindungi kepentingan umum (3). Keamanan data – diperlukan sertifikasi untuk menetapkan standar kemanan minimal (4). Auditing – perlunya transparansi dan akses untuk auditor pemerintah (5). Outsourcing – diperlukan aturan mengenai outsourcing infrastruktur IT (6). Menumbuh kembangkan Industri Komputasi Awan Nasional (7). Tingkat ketersediaan dan kehandalan tenaga listrik – bisa menjadi faktor penghambat bila tidak dibenahi Storage Servers Networking O/S Middleware Servers Virtualizatio nnnnn Data Applications Runtime Infastruktur (sebagai Layanan) Storage Servers Networking O/S Middleware Virtualization Data Applications Runtime DikelolaOperatorDikelolaOperator DikelolapelangganDikelolapelangganDikelolapelangganDikelolapelangganDikelolapelangganDikelolapelangganDikelolapelangganDikelolapelangganDikelolapelanggan Platform (sebagai Layanan) Storage Servers Networking O/S Middleware Virtualization Layanan) Application s Runtime s Data Software (sebagai Layanan) Storage Servers Networking O/S Middleware Virtualization Applications Runtime Data Gambar 1.13 Taksonomi Perbedaan Layanan Komputasi Awan
  • 23. Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 19 Bab 1 - Tren TIK 1.5 Tren Penyiaran Digital Penyiaran digital merupakan alternatif sistem penyiaran baru pengganti sistem penyiaran yang selama ini ada yaitu sistem penyiaran analog dengan format standar yang ditetapkan enam sampai tujuh puluh tahun yang lalu yaitu antara tahun 1940-1950. Inovasi teknologi yang berkembang, sumber daya yang semakin terbatas dan kebutuhan yang semakin tinggi membuat kebutuhan akan sistem penyiaran baru menjadi tidak terelakkan. Sistem penyiaran digital menjanjikan solusi dan banyak kelebihan dibanding sistem penyiaran analog. Kelebihan itu antara lain : (1) Pemanfaatan spektrum menjadi lebih optimal. Hal ini karena pada sistem digital Penggunaan adjacent channel menjadi dimungkinkan, memiliki kemampuan SFN (Single Frequency Network) yang membuat penggunaan frekuensi jadi efisien dan dapat diisinya satu kanal dengan banyak program dan data secara multiplex. (2) Gambar dan suara dengan kualitas jauh lebih baik dan prima. (3) Tahan terhadap gangguan interferensi, (misal suara terganggu oleh signal suara radio yang lain) (4) Memberikan peluang bagi munculnya industri/bisnis baru baik dibidang telekomunikasi, media elektronik maupun di industri peralatan dan software. Standar penyiaran digital mengacu kepada dua jenis penyiaran: Siaran Radio Digital (Digital Sound Broadcasting) dan Siaran TV Digital (Digital TV Broadcasting) Gambar 1.14 memperlihatkan standar yang ada saat ini pada kedua jenis penyiaran ini. Bab 1. Tren TIK 1.5 Tren Penyiaran Digital Penyiaran digital merupakan alternatif sistem penyiaran baru pengganti sistem penyiaran yang selama ini ada yaitu sistem penyiaran analog dengan format standar yang ditetapkan enam sampai tujuh puluh tahun yang lalu yaitu antara tahun 1940-1950. Inovasi teknologi yang berkembang, sumber daya yang semakin terbatas dan kebutuhan yang semakin tinggi membuat kebutuhan akan sistem penyiaran baru menjadi tidak terelakkan. Sistem penyiaran digital menjanjikan solusi dan banyak kelebihan dibanding sistem penyiaran analog. Kelebihan itu antara lain : (1)Pemanfaatan spektrum menjadi lebih optimal. Hal ini karena pada sistem digital Penggunaan adjacent channel menjadi dimungkinan, memiliki kemampuan SFN (Single Frequency Network) yang membuat penggunaan frekuensi jadi efisien dan dapat diisinya satu kanal dengan banyak program dan data secara multiplex. (2) Gambar dan suara dengan kualitas jauh lebih baik dan prima. (3)Tahan terhadap gangguan interferensi, (misal suara terganggu oleh signal suara radio yang lain) (4)Memberikan peluang bagi munculnya industri/bisnis baru baik dibidang telekomunikasi, media elektronik maupun di industri peralatan dan software. Standar penyiaran digital mengacu kepada dua jenis penyiaran: Siaran Radio Digital (Digital Sound Broadcasting) dan Siaran TV Digital (Digital TV Broadcasting) Gambar 1.14 memperlihatkan standar yang ada saat ini pada kedua jenis penyiaran ini. Gambar 1.14 Standar Penyiaran Digital untuk Radio dan TV Dunia.Gambar 1.14 Standar Penyiaran Digital untuk Radio dan TV Dunia.
  • 24. Bab 1 - Tren TIK 20 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010 Saat ini hampir 50% lebih negara-negara di dunia mulai beralih atau mulai mengkaji peralihan sistem penyiaran di negaranya masing masing menuju penyiaran digital, sebagaimana yang diperlihatkan di gambar 1.15. Sementara itu lebih dari 100 negara sudah menetapkan standar penyiaran TV digitalnya menggunakan standar DVB-T termasuk Indonesia. Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Nomor 07/P/M.Kominfo/3/2007 tanggal 21 Maret 2007 tentang Standar Penyiaran Digital Terestrial untuk Televisi Tidak Bergerak di Indonesia, telah ditetapkan standar penyiaran digital terestrial untuk Televisi tidak bergerak di Indonesia yaitu Digital Video Broadcasting-Terrestrial (DVB-T) Bab 1. Tren TIK (sumber : wikipedia) Gambar 1.15 Peta dunia transisi penyiaran analog ke digital. Saat ini hampir 50% lebih negara negara di dunia mulai beralih atau mulai mengkaji peralihan sistem penyiaran di negaranya masing masing menuju penyiaran digital, sebagaimana yang diperlihatkan di gambar 1.15 Sementara itu lebih dari 100 negara Sudah menetapkan standar penyiaran TV digitalnya menggunakan standar DVB-T termasuk Indonesia. Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Nomor 07/P/M.Kominfo/ 3/2007 tanggal 21 Maret 2007 tentang Standar Penyiaran Digital Terestrial untuk Televisi Tidak Bergerak di Indonesia, telah ditetapkan standar penyiaran digital terestrial untuk Televisi tidak bergerak di Indonesia yaitu Digital Video Broadcasting-Terrestrial (DVB-T) Gambar 1.15 Peta dunia transisi penyiaran analog ke digital. Bab 1. Tren TIK (sumber : wikipedia)
  • 25. Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 21 Bab 1 - Tren TIK Teknologi TV saat ini diwarnai dengan munculnya teknologi TV Digital dan HDTV yang memberikan kualitas yang lebih baik. Tentu saja ke depan tren teknologi TV akan menuju mobile TV dengan kemampuan yang lebih canggih seperti 3D TV dan Interaktif TV. Di seluruh dunia terdapat beberapa standar siaran TV digital yakni DTV (Digital Television, standar di Amerika), DVB-T (Digital Video Broadcasting Terrestrial, standar di Eropa dan Australia) dan ISDB-T (Integrated Services Digital Broadcasting Terrestrial, standar di Jepang). Indonesia sendiri melalui Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika nomor 07/P/M.KOMINFO/3/2007 tertanggal 21 Maret 2007 telah menetapkan standar DVB-T sebagai standar penyiaran televisi digital terestrial tidak bergerak di Indonesia. Terdapat pula standar digital DVB-H (handheld) yang ditujukan pada perangkat mobile seperti ponsel. Siaran TV di Indonesia diharapkan baru bisa seluruhnya digital tahun 2018, ada tiga tahapan menuju implementasi siaran digital, periode 2010-2014 yakni siaran simulcast yaitu siaran berbarengan antara analog dan digital. Pada tahun 2014-2017, sejumlah siaran analog di beberapa wilayah akan dimatikan sebagian. Setelah 2017, seluruh siaran analog akan dimatikan. Gambar 1.16 Evolusi Sistem Penyiaran TV BW TV Color TV Digital TV Super HDTV 3D TV Data Interactive Mobile Immersive TV HDTV  High image/sound quality  Improved realism  Large screens (home cinema  Digital Broadcasting system @ ~20Mb/s  More programming  Improved image/sound quality  Flexibility of digital production, distribution and transmission  Data broadcasting  Multimedia broadcasting  IP-based applications Mobility More realism Interactivity ~1935
  • 26. Bab 1 - Tren TIK 22 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010 1.6 TIK Hijau (Green ICT) Banyaknya emisi CO2 di dunia mengakibatkan terjadinya berbagai permasalahan lingkungan seperti terjadinya pemanasan global, perubahan cuaca dsb. Dampak-dampak ini mulai dirasakan dan menjadi kekhawatiran semua pihak karena akan mengganggu ekosistem kehidupan secara keseluruhan. Industri yang menjadi sumber penghasil emisi CO2 saat ini dituntut untuk juga lebih memperhatikan menghasilkan produk produk yang ramah lingkungan dibanding produk produk sebelumnya yang tidak memasukkan faktor ini dalam pertimbangannya. Termasuk dalam industri ini adalah Industri dibidang TIK. Dari 100 persen emisi CO2 di dunia sekitar 2 persen diketahui berasal dari industri TIK. Angka ini diprediksi akan terus meningkat mengingat penggunaan perangkat TIK di dunia memiliki kecenderungan untuk terus meningkat dengan tajam. TIK adalah salah satu industri yang mengkonsumsi energi dalam jumlah besar. Konsumsi energi oleh TIK meliputi fase: Riset dan pengembangan, Manufaktur, Distribusi, Penggunaan dan Pembuangan. TIK hijau merupakan gerakan yang menuntut industri TIK untuk lebih memperhatikan lingkungan. Tujuan dari TIK hijau adalah TIK yang ramah lingkungan, TIK yang mendukung konservasi sumberdaya dan lingkungan, dengan tujuan akhir yaitu menciptakan masyarakat pengguna TIK dengan dampak lingkungan yang kecil (low-environmental foot-print society). Konsep TIK hijau sebagaimana diperlihatkan dalam gambar 1.17 memiliki dua bagian yaitu TIK yang hijau (Green of ICT) dan hijau dengan TIK (Green by ICT). Dengan konsep ini, penggunaan TIK yang inovatif dan efisien diprediksi dapat menurunkan sekitar 20% emisi CO2 dari industri lain. Indonesia sebagai negara yang memiliki tren pengguna TIK yang terus meningkat tajam sangat memperhatikan masalah ini. Pemerintah Indonesia berhasil memasukkan dua agenda penting dalam kesepakatan pertemuan menteri menteri TIK negara ASEAN (ASEAN TELMIN) ke sembilan yang salah satunya adalah kebijakan strategis ASEAN Untuk mempromosikan TIK hijau. Gambar 1.17 Konsep TIK Hijau
  • 27. Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 23 Bab 1 - Tren TIK Suhu di Indonesia telah menjadi lebih hangat selama abad 20. Suhur ata-rata tahunan telah meningkat sekitar 0,3°C sejak 1900 dengan suhu tahun 1990an merupakan dekade terhangat dalam abad tersebut dan tahun 1998 merupakan tahun terhangat, hampir 1°C di atas rata-rata tahun 1961-1990. Peningkatan kehangatan ini terjadi dalam semua musim ditahun itu. Gambar 1.18 Trend Curah Hujan dan Temperatur Curah hujan tahunan telah turun sebesar 2 hingga 3 persen di wilayah Indonesia di abad 20 dengan pengurangan tertinggi terjdi selama perioda Desember-Februari, yang merupakan musim terbasah dalam setahun. Curah hujan di beberapa bagian di Indonesia dipengaruhi kuat oleh kejadian El Nino dan kekeringan umumnya telah terjadi selama kejadian El Nino terakhir dalam tahun 1982/1983,1986/1987. Dan 1997/1998. Pengaruh perubahan iklim ini akan berpengaruh besar pada tingkat kerawanan Bencana di Indonesia. Sebagai contoh pada tahun 2003-2005 terjadi 1.429 kali bencana alam di Indonesia.
  • 28. Bab 1 - Tren TIK 24 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010 Gambar 1.19 Peta Kerawanan Bencana Indonesia Sumber : UNOCHA, 2006 Sehingga faktor dampak lingkungan sangat diperhatikan pada pengambilan keputusan penerapan suatu teknologi yang pada akhirnya akan mengurangi resiko Indonesia terhadap bencana yang disebabkan faktor lingkungan. Berikut adalah iIlustrasi bahwa TIK yang ramah lingkungan itu sangat penting bagi bangsa Indonesia. Misalkan di Indonesia terdapat 100.000 orang pengguna ponsel cerdas dan ponsel cerdas itu memakai baterai 1000 mAH @4.2V yang harus diisi satu kali setiap hari. Maka total konsumsi listrik 100.000 ponsel cerdas ini adalah ~1 Terawatt per hari. Dan ini merupakan suatu konsumsi energi yang besar (sebagai pembanding kompleks pembangkit Paiton menghasilkan kl listrik sebesar 2.5 Gwatt). Seiring dengan semakin cerdasnya piranti TIK maka biasanya akan semakin banyak energi yang diperlukan, Sehingga peran TIK sangat penting baik sebagai subyek maupun obyek konservasi alam. Ada 2 konsep mendasar TIK Hijau seperti pada gambar 1.17. none very high Jakarta Palembang Medan Bandung Semarang Surabaya Dili Manado Balikpapan JAWA BARAT LAMPUNG BENGKULU RIAU ACEH JAMBI SUMATERA SELATAN KUALA LUMPUR SINGAPORE BANDAR SERI BEGAWAN KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA SUMATERA UTARA MALUKU IRIAN JAYA SUMATERA BARAT SUMATERA UTARA JAWA TENGAH JAWA TIMUR BALI YOGYAKARTA NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR Bencana-bencana alam ini disebabkan oleh: - 53,3 % adalah bencana terkait hidrometeorolgi (Bappenas dan Bakornas PB, 2006) - Banjir adalah bencana yang paling sering (34%) - diikuti oleh tanah longsor (16%). Sehingga efek pemanasan global tehadap hidrometeorologi Indonesia akan bisa mengakibatkan semakin banyaknya rakyat Indonesia yang terancam oleh bahaya bencana alam seperti tergambar pada gambar 1.19.
  • 29. Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 25 Bab 1 - Tren TIK Peran TIK sebagai infrastruktur untuk mendukung masyarakat yang ramah lingkungan, atau kita sebut TIK Hijau, bisa dibagi menjadi 2 bagian besar: 1. TIK dan teknologi-teknologi pendukungnya yang ramah lingkungan (atau disebut TIK yang Hijau), 2. TIK sebagai teknologi untuk mendukung masyarakat ramah lingkungan (atau disebut Hijau Dengan TIK) TIK Yang Hijau adalah teknologi-teknologi yang terkait informasi dan komunikasi yang menekankan konservasi sumber daya dan dampak lingkungan sebagai faktor utama dalam desain, penggunaan dan pembuangannya (after use). Banyak alternatif pemilihan teknologi untuk komunikasi dan informasi untuk memecahkan masalah di masyarakat. Untuk saat ini faktor utama dalam pemilihan teknologi di masyarakat adalah biaya (selain faktor lain spesifik lain seperti kehandalan, estetika dll), walaupun pemilihan itu terkadang merugikan jika ditinjau dari segi TIK yang hijau. Sebagai contoh, sebagian besar kantor memilih untuk membeli desktop computer dibanding menggunakan, misal net-top maupun dumb-terminal, dengan alasan bahwa desktop lebih expandable dan lebih powerful. Akan tetapi pada saat pengoperasian desktop computer bisa menghabiskan minimal 100 W daya dibanding ~10 W net-top. Sehingga dirasa perlu agar pemerintah juga memberikan arahan dan himbauan ke masyarakat agar faktor lingkungan juga menjadi pertimbangan pada saat pengadaan barang TIK baik bagi perorangan, swasta maupun pemerintahan. Hijau dengan TIK didefinisikan sebagai teknologi-teknologi TIK yang dapat menghilangkan atau meminimalisir ketidak-efisienan pada penggunaan sumberdaya di masyarakat yang pada akhirnya akan menekan dampak lingkungan (pemanasan global, polusi dll) dari aktifitas masyarakat. Sebagai contoh, dengan penggunaan TIK yang tepat maka penggunaan kertas dapat diminimalisir atau dihilangkan dengan menggunakan digital media.
  • 30. Bab 1 - Tren TIK 26 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010 Gambar 1.21 memperlihatkan tentang para stake-holder TIK hijau. Pada bagan ini bisa dilihat bahwa TIK Hijau bukan hanya gerakan Nasional, tapi harus bekerjasama pula dengan masyarakat internasional. Di dalam negeri stake holder TIK Hijau adalah Pemerintah, Industri, LPND dan masyarakat pemakai. Peran sentral TIK Hiju adalah Pemerintah, karena tanpa ada arahan dan regulasi dari pemerintah biasanya pihak masyarakat dan Industri akan tidak mempunyai insentif untuk menerapkan TIK Hijau ini. Karena TIK Hijau tidak memberikan keuntungan jangka pendek maupun keuntungan individual. Sehingga untuk menghindari eksternalisasi-cost dan tragedy-of-common maka Pemerintah harus Secara bijaksana menerapkan kebijakan TIK Hijau di negaranya. International Community Pemerintah Industri Masyarakat Koordinasi Transaksi Bisnis & Alih Teknologi Arahan & Regulasi Regulasi & Arahan Milestone Produk & Solusi Akademik LPND Riset & Konsultasi
  • 31. Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 27 Bab 1 - Tren TIK Nama Program Tujuan Primer Tujuan Skunder Amerika Green New Deal, Energy Star Penghematan pemakaian Energi Keunggulan Teknologi, Lapangan kerja/industri baru Malaysia Green Technology Policy Energi, Efisiensi Gedung, Transportasi, Pengelolaan sampah Efisiensi, keunggulan teknologi, industri baru Jepang Gerakan Nasional Efisiensi, Green IT Forum Efisiensi Energi, Pemasyarakatan Teknologi Keunggulan Teknologi, industri baru India Energy Conservation Act Efisiensi, standarisasi produk Keunggulan teknologi, trade barier Tabel 1.2 Klasifikasi TIK Hijau Amerika Serikat TIK hijau sudah digagas oleh Pemerintah Amerika semenjak tahun 1990 dengan program Energy Star. Program Energy Star ini bertujuan untuk menekan konsumsi alat-alat TIK khususnya perangkat komputer dengan menetapkan beberapa rule konsumsi listrik. Selain itu TIK hijau mendapat dorongan lebih besar lagi dengan Green New Deal-nya pemerintah Obama. Green New Deal ini merupakan stimulus dari pemerintah untuk proyek-proyek dan manufaktur yang ramah lingkungan.
  • 32. Bab 1 - Tren TIK 28 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010 Malaysia Pada tahun 2009, Pemerintah Malaysia mengumumkan Kebijakan Green Technology yang memfokuskan pada 4 sektor: energi, gedung-gedung, pengelolaan sampah dan transportasi. Selain itu, riset dan pengembangan dibidang Green Technology juga mendapat perhatian pada kebijakan ini. Malaysia sudah mempunyai Rancangan Nasional untuk penerapan TIK Hijau. Rancangan ini berupa capaian- capaian nasional dan cara-cara untuk mencapainya. Jepang Semenjak diratifikasinya Kyoto Protocol pada tahun 1997, Pemerintah Jepang mencanangkan gerakan nasional untuk efisiensi penggunaan energi. TIK menjadi salah satu bidang industri yang menjadi harapan untuk menambah efisiensi penggunaan energi di Jepang. Pada tahun 2009 didirikan Forum TIK Hijau yang terdiri dari unsur pemerintah, akademisi dan industri, yang bertujuan untuk memasyarakatkan "best practice" kepada anggota lain dan juga masyarakat internasional. India India, mirip dengan Indonesia, adalah negara yang menghadapi krisis energi dengan adanya boom ekonomi di sana. Terkait dengan itu Pemerintah India membuat undang-undang "Energy Conservation Act 2001" yang berisi antara lain, spesifikasi manager energi, standar label, energi efisiensi di gedung- gedung dan pendidikan terhadap pentingnya konservasi energi di sekolah-sekolah. Sebagai pelaksana undang-undang tersebut, Pemerintah India membuat Bureau of Energy Efficiency yang tugasnya antara lain untuk pengujian terhadap standar energi perangkat, pengawasan label dan juga pengawasan perangkat impor yang tidak sesuai dengan standar konservasi energi India. Sehingga undang-undang itu bisa menjadi suatu trade barrier bagi produk-produk yang tidak diproduksi dengan konsep yang ramah lingkungan. Gerakan TIK Hijau perlu dicanangkan secara nasional di Indonesia. Hanya perlu diperhatikan pada penggalakan TIK Hijau ini agar tidak berefek negatif pada Industri nasional. Yaitu misalkan dengan keluarnya biaya-biaya yang akhirnya akan menurunkan daya saing produk Indonesia. Sehingga diperlukan konsep TIK hijau yang cocok dengan keadaan sosio-ekonomi Indonesia. Dan ini merupakan tugas Pemerintah, Industri, Akademisi dan masyarakat untuk membuat konsep dan melaksanakannya di masa mendatang.
  • 33. Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 29 Bab 1 - Tren TIK
  • 34. Bab 1 - Tren TIK 30 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2010
  • 35. Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 31 Bab 1 - Tren TIK BAB 2 KONDISI KOMINFO INDONESIA SAAT INI
  • 36. Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 201032 22222222222
  • 37. Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 33 2.1 INFRASTRUKTUR DAN PENGGUNAAN TIK Gambar 2.1 Jaringan Telepon Tetap Kabel dan Nirkabel 0 5.000.000 10.000.000 15.000.000 20.000.000 25.000.000 30.000.000 35.000.000 40.000.000 45.000.000 50.000.000 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Tetap Kabel Tetap Nirkabel Poly. (Tetap Nirkabel) Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009 Dalam kurun 2004- 2009, kapasitas terpasang jaringan tetap kabel cenderung tidak mengalami peningkatan yang berarti yaitu rata-rata 4% setiap tahunnya. Sedangkan kapasitas terpasang jaringan telepon tetap nirkabel meningkat pesat terutama antara tahun 2008 dan 2009. Rata-rata peningkatan kapasitas terpasang jaringan tetap nirkabel sebesar 41%. 0 5.000.000 10.000.000 15.000.000 20.000.000 25.000.000 30.000.000 2005 2006 2007 2008 2009 Perkembangan Pelanggan Jaringan Telepon tetap Lokal Tetap Kabel Tetap Nirkabel Poly. (Tetap Nirkabel) Gambar 2.2 Perkembangan Jumlah Pelanggan Jaringan Telepon Tetap Kabel dan Jaringan Telepon Tetap Nirkabel, 2005-2009 Selama kurun 2005- 2009, jumlah pelanggan telepon tetap kabel mengalami penurunan rata- rata 0,67% setiap tahunnya, sedangkan pelanggan telepon tetap nirkabel mengalami pertumbuhan yang cukup pesat , yaitu 34%. Tren pertumbuhan telepon tetap kabel menunjukkan pola pertumbuhan eksponensial. Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009 Gambar 2.1 Jaringan Telepon Tetap Kabel dan Nirkabel 0 5.000.000 10.000.000 15.000.000 20.000.000 25.000.000 30.000.000 35.000.000 40.000.000 45.000.000 50.000.000 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Tetap Kabel Tetap Nirkabel Poly. (Tetap Nirkabel) Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009 Dalam kurun 2004- 2009, kapasitas terpasang jaringan tetap kabel cenderung tidak mengalami peningkatan yang berarti yaitu rata-rata 4% setiap tahunnya. Sedangkan kapasitas terpasang jaringan telepon tetap nirkabel meningkat pesat terutama antara tahun 2008 dan 2009. Rata-rata peningkatan kapasitas terpasang jaringan tetap nirkabel sebesar 41%. 0 5.000.000 10.000.000 15.000.000 20.000.000 25.000.000 30.000.000 2005 2006 2007 2008 2009 Perkembangan Pelanggan Jaringan Telepon tetap Lokal Tetap Kabel Tetap Nirkabel Poly. (Tetap Nirkabel) Gambar 2.2 Perkembangan Jumlah Pelanggan Jaringan Telepon Tetap Kabel dan Jaringan Telepon Tetap Nirkabel, 2005-2009 Selama kurun 2005- 2009, jumlah pelanggan telepon tetap kabel mengalami penurunan rata- rata 0,67% setiap tahunnya, sedangkan pelanggan telepon tetap nirkabel mengalami pertumbuhan yang cukup pesat , yaitu 34%. Tren pertumbuhan telepon tetap kabel menunjukkan pola pertumbuhan eksponensial. Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009 Gambar 2.1 Jaringan Telepon Tetap Kabel dan Nirkabel Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem. II 2009 Gambar 2.2 Perkembangan Jumlah Pelanggan Jaringan Telepon Tetap Kabel dan Jaringan Telepon Tetap Nirkabel, 2005-2009 Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem. II 2009 Dalam kurun 2004-2009, kapasitas terpasang jaringan tetap kabel cenderung tidak mengalami peningkatan yang berarti yaitu rata-rata 4% setiap tahunnya. Sedangkan kapasitas terpasang jaringan telepon tetap nirkabel meningkat pesat terutama antara tahun 2008 dan 2009. Rata-rata peningkatan kapasitas terpasang jaringan tetap nirkabel sebesar 41% Selama kurun 2005-2009, jumlah pelanggan telepon tetap kabel mengalami penurunan rata-rata 0,67% setiap tahun- nya, sedangkan pelanggan telepon tetap nirkabel me- ngalami pertumbuhan yang cukup pesat, yaitu 34%. Tren pertumbuhan telepon tetap kabel menunjukkan pola per- tumbuhan eksponensial. TELEKOMUNIKASI
  • 38. Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 201034 Sumber: PODES BPS 2005, 2008 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 Desa dengan Telepon Kabel 2005 Desa dengan Telepon Kabel 2008 Persentase 2005 Persentase 2008 Gambar 2.3 Sebaran Desa di Wilayah Indonesia dengan fasilitas Telepon Kabel, 2005 dan 2008 Pada tahun 2005, Jumlah desa yang memiliki fasilitas telepon kabel adalah 24.257 desa atau 34,68% dari total desa Indonesia. Tiga tahun kemudian (2008) bertambah menjadi 24.701 desa (32,76%). Desa yang berada di wilayah Jawa paling banyak memiliki infrastruktur telepon kabel, kemudian menyusul wilayah Sumatera, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara Timur, Kalimantan dan Papua dan Maluku. 0% 20% 40% 60% 80% 100% 0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 Desa dengan sinyal selular 2005 Desa dengan sinyal selular 2008 Persentase desa 2005 Persentase desa 2008 Gambar 2.4 Sebaran Desa di Wilayah Indonesia dengan Sinyal Selular, 2005 & 2008 Sumber : PODES 2005, 2008, Badan Pusat Statistik, diolah untuk kebutuhan indikator TIK Wilayah Jawa merupakan wilayah dengan desa penerima sinyal selular terbanyak dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia, kemudian menyusul wilayah Sumatera dan Sulawesi. Peningkatan jumlah desa penerima sinyal selular yang paling signifikan terjadi di wilayah Kalimantan. Tahun 2005 persentase Desa Kalimantan yang terjangkau sinyal seluler hanya 5% dari seluruh desa di Kalimantan, kemudian pada tahun 2008 meningkat menjadi 82%. Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat in 0% 20% 40% 60% 80% 100% 0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 Desa dengan sinyal selular 2005 Desa dengan sinyal selular 2008 Persentase desa 2005 Persentase desa 2008 Gambar2.3 Sebaran Desa di Wilayah Indonesia dengan fasilitas Telepon Kabel, 2005 dan 2008 Sumber: PODES BPS 2005, 2008 Gambar 2.4 Sebaran Desa di Wilayah Indonesia dengan Sinyal Selular, 2005 & 2008 Sumber : PODES 2005, 2008, Badan Pusat Statistik, diolah untuk kebutuhan indikator TIK Pada tahun 2005, Jumlah desa yang memiliki fasilitas telepon kabel adalah 24.257 desa atau 34,68% dari total desa Indonesia. Tiga tahun kemudian (2008) bertambah menjadi 24.701 desa (32,76%). Desa yang berada di wilayah Jawa paling banyak memiliki infrastruktur telepon kabel, kemudian menyusul wilayah Sumatera, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Papua dan Maluku. Wilayah Jawa merupakan wilayah dengan desa penerima sinyal selular terbanyak dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia, kemudian me- nyusul wilayah Sumatera dan Sulawesi. Peningkatan jumlah desa penerima sinyal selular yang paling signifikan terjadi di wilayah Kalimantan. Tahun 2005 persentase Desa Kalimantan yang terjangkau sinyal seluler hanya 5% dari seluruh desa di Kalimantan, kemudian pada tahun 2008 meningkat menjadi 82%.
  • 39. Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 35 Gambar 2.5 Distribusi Telepon Kabel dan Telepon Bergerak berdasarkan Pulau, 2008 Gambar 2.6 Distribusi Jaringan Telepon Tetap Kabel dalam Rumah Tangga Indonesia, 2006-2008 Sumber : Susenas 2008, Badan Pusat Statistik Catatan: minimum 1, HP** termasuk telepon lokal nirkabel (FWA) dan telepon selular Gambar 2.5 Distribusi Telepon Kabel dan Telepon Bergerak berdasarkan Pulau, 2008 Sumber: Susenas 2008, Badan Pusat Statistik Catatan: minimum 1, HP** termasuk telepon lokal nirkabel (FWA) dan telepon selular Distribusi telepon kabel dan telepon bergerak (HP) berdasarkan wilayah di Indonesia memperlihatkan, sebagi an besar distribusi kepemilikan telepon kabel (84,79%) maupun telepon bergerak (81,57%) berada di wilayah Jawa dan wilayah Sumatera, sisanya tersebar di wilayah Sulawesi, Kalimantan, Ba li Nusa Tenggara dan Maluku Papua. 0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 16% 2006 2007 2008 Sumber: Susenas 2006, 2007, 2008; Badan Pusat Statistik Gambar 2.6 Distribusi Jaringan Telepon Tetap Kabel dalam Rumah Tangga Indonesia, 2006-2008 Dalam periode 2006-2007, rata-rata persentase rumah tangga Indonesia yang memilki jaringan telepon kabel adalah 12% dari seluruh rumah tangga Indonesia. Tahun 2007 terjadi peningkatan pemilikan jaringan telepon sebesar 1,5%, namun pada tahun 2008 menurun sebesar 1%. Wilayah Jawa merupakan wilayah dengan persentase rumah tangga pemilik jaringan telepon terbesar dibandingkan dengan wilayah lainnya. Selanjutnya disusul oleh wilayah Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Dalam periode 2006-2007, rata- rata persentase rumah tangga Indonesia yang memilki jaringan telepon kabel adalah 12% dari seluruh rumah tangga Indonesia. Tahun 2007 terjadi peningkatan pemilikan jaringan telepon sebesar 1,5%, namun pada tahun 2008 menurun sebesar 1%. Wilayah Jawa merupakan wilayah dengan persentase rumah tangga pemilik jaringan telepon terbesar dibandingkan dengan wilayah lainnya. Selanjutnya disusul oleh wilayah Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Sumber: Susenas 2006, 2007, 2008; Badan Pusat Statistik Distribusi telepon kabel dan telepon bergerak (HP) berdasarkan wilayah di Indonesiamemperlihatkan, sebagian besar distribusi kepemilikan telepon ka- bel (84,79%) maupun telepon bergerak (81,57%) berada di wilayah Jawa dan wilayah Sumatera, sisanya tersebar di wilayah Sulawesi, Kalimantan, Bali Nusa Tenggara dan Maluku Papua.
  • 40. Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 201036 0 50.000.000 100.000.000 150.000.000 200.000.000 250.000.000 300.000.000 2007 2008 2009 2010* 2007 2008 2009 2010* Terpasang Tersambung Telkomsel Indosat Excelkomindo Lainnya Gambar 2.7 Kapasitas Terpasang dan Tersambung Jaringan Telepon Bergerak Pada kurun 2007- 2009, pertumbuhan kapasitas telepon tersambung antar provider berbeda-beda. Telkomsel dan Excelkomindo mengalami pertumbuhan positif terhadap kapasitas telepon tersambung yaitu 18% dan 21%. Selanjutnya Indosat memiliki pertumbuhan rata-rata sekitar 13% setahun. 0 20.000.000 40.000.000 60.000.000 80.000.000 100.000.000 120.000.000 140.000.000 160.000.000 180.000.000 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Telkomsel Indosat Excelkomindo Gambar 2.8 Perkembangan Pelanggan Jaringan Telepon bergerak Pada tahun 2004, Telkomsel memiliki pelanggan terbanyak dibandingkan dengan provider lainnya yaitu sekitar 16 juta pelanggan. Dalam kurun 2004- 2010 semester 1, pertumbuhan pelanggan Telkomsel rata-rata 23%. Indosat dan Excekomindo merupakan provider kedua dan ketiga yang paling banyak dipilih pelanggan. Selama lima tahun terakhir, walaupun jumlah pelanggan Indosat menurun terutama pada tahun 2009, tetapi Indosat tetap mengalami pertumbuhan dengan rata- rata 19%. Selanjutnya, jumlah pelanggan Excelkomindo mengalami pertumbuhan setiap tahunnya dengan rata-rata 21%. Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009 Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009 0 50.000.000 100.000.000 150.000.000 200.000.000 250.000.000 300.000.000 2007 2008 2009 2010* 2007 2008 2009 2010* Terpasang Tersambung Telkomsel Indosat Excelkomindo Lainnya Gambar 2.7 Kapasitas Terpasang dan Tersambung Jaringan Telepon Bergerak Pada kurun 2007- 2009, pertumbuhan kapasitas telepon tersambung antar provider berbeda-beda. Telkomsel dan Excelkomindo mengalami pertumbuhan positif terhadap kapasitas telepon tersambung yaitu 18% dan 21%. Selanjutnya Indosat memiliki pertumbuhan rata-rata sekitar 13% setahun. 0 20.000.000 40.000.000 60.000.000 80.000.000 100.000.000 120.000.000 140.000.000 160.000.000 180.000.000 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Telkomsel Indosat Excelkomindo Gambar 2.8 Perkembangan Pelanggan Jaringan Telepon bergerak Pada tahun 2004, Telkomsel memiliki pelanggan terbanyak dibandingkan dengan provider lainnya yaitu sekitar 16 juta pelanggan. Dalam kurun 2004- 2010 semester 1, pertumbuhan pelanggan Telkomsel rata-rata 23%. Indosat dan Excekomindo merupakan provider kedua dan ketiga yang paling banyak dipilih pelanggan. Selama lima tahun terakhir, walaupun jumlah pelanggan Indosat menurun terutama pada tahun 2009, tetapi Indosat tetap mengalami pertumbuhan dengan rata- rata 19%. Selanjutnya, jumlah pelanggan Excelkomindo mengalami pertumbuhan setiap tahunnya dengan rata-rata 21%. Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009 Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009 Pada kurun 2007-2009, pertumbuhan kapasitas telepon tersambung antar provider berbeda-beda. Telkomsel dan Excelkomindo mengalami pertumbuhan positif terhadap kapasitas telepon tersambung yaitu 18% dan 21%. Selanjutnya Indosat memiliki pertum- buhan rata-rata sekitar 13% setahun. Gambar 2.7 Kapasitas Terpasang dan Tersambung Jaringan Telepon Bergerak Gambar 2.8 Perkembangan Pelanggan Jaringan Telepon bergerak Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem. II 2009 Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem. II 2009 Pada tahun 2004, Telkomsel memiliki pelanggan terbanyak dibandingkan dengan provi- der lainnya yaitu sekitar 16 juta pelanggan. Dalam kurun 2004-2010 semester 1, pertumbuhan pelanggan Telkomsel rata-rata 23%. Indosat dan Excelkomindo merupakan provider kedua dan ketiga yang paling banyak dipilih pelanggan. Selama lima tahun terakhir, walaupun jumlah pelanggan Indosat menurun terutama pada tahun 2009, tetapi Indosat tetap mengalami pertumbuhan dengan rata- rata 19%. Selanjutnya, jumlah pelanggan Excelkomindo me- ngalami pertumbuhan setiap tahunnya dengan rata-rata 21%.
  • 41. Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 37 Berbeda dengan telepon tetap kabel, perkembangan telepon selular dalam rumah tangga di Indonesia dalam kurun 2006-2008 memperlihatkan peningkatan. Rasio RT dengan telepon selular terhadap seluruh RT di Indonesia meningkat dari 24,60% pada tahun 2006 menjadi 52,60% pada tahun 2008. Hal ini juga terjadi di seluruh wilayah. Wilayah Kalimantan merupakan wilayah dengan rasio tertinggi sejak tahun 2006 hingga 2008, diikuti wilayah Sumatera dan Jawa. 0% 10% 20% 30% 40% 50%50% 60%60%60% 70%70%70% 2006 2007 2008 1,4 1,45 1,5 1,55 1,6 1,65 1,7 1,75 1,8 1,85 1,9 2007 2008 Gambar 2.9 Distribusi Jaringan Telepon Selular dalam Rumah Tangga Indonesia, 2006-2008 Gambar 2.10 Distribusi kepemilikan nomor telepon selular Rumah Tangga Indonesia, 2007-2008 Sumber: Susenas 2006, 2007, 2008; Badan Pusat Statistik Pada tahun 2007-2008, setiap RT Indonesia memiliki lebih dari satu nomor telepon selular (GSM/CDMA) yaitu dengan rata-rata 1,65. Kepemilikan nomor telepon selular terus meningkat, hal tersebut terjadi di RT diseluruh wilayah Indonesia. Wilayah Maluku dan Papua adalah wilayah yang mempunyai jumlah nomor telepon selular per rumah tangga tertinggi diikuti oleh pulau Kalimantan, Jawa dan sumatera. Sumber: Susenas 2006, 2007, 2008; Badan Pusat Statistik
  • 42. Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 201038 Gambar 2.11 Sebaran Desa Berdering (USO) di seluruh propinsi di Indonesia 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% NAD Sumut Sumbar Riau Kepri Jambi Babel Bengkulu Sumsel Lampung Banten Jabar Jateng DIYogyakarta Jatim Bali NTB NTT Kalbar Kalteng Kaltim Kalsel Sulsel Sulbar Sulteng Sultra Sulut Gorontalo Maluku MalukuUtara Irjabar Papua Target terhadap total Desa On air terhadap total desa Pencapaian Target sumber: POSTEL dari Telkomsel dan ICON+ ; per Juli 2010 USO (Universal Service Obligation) merupakan program penyediaan jasa akses telekomunikasi dan informatika pedesaan. Program tersebut dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Kominfo No. 32/PER/M.KOMINFO/10/2008 tentang Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi dengan tujuan mengatasi ketersediaan telekomunikasi pedesaan untuk ribuan desa di seluruh Indonesia. Gambar 2.11 menunjukkan perkembangan program tersebut hingga kuartal 2 tahun 2010. Target terhadap total desa merupakan persentase jumlah desa target terhadap total desa di setiap provinsi. Desa on air merupakan desa yang sudah tersambung dengan akses telepon dan garis pada grafik menunjukkan pencapaian target yang merupakan persentase desa yang sudah on air terhadap desa target. Pada gambar tersebut terlihat bahwa perkembangan desa berdering masih belum merata di seluruh wilayah Indonesia, terutama Indonesia bagian timur. Hal ini disebabkan persentase pencapaian target desa berdering terhadap total desa masih sangat rendah. Keadaan tersebut juga terjadi di Kepulauan Riau dan provinsi Sumatera Selatan. Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Gambar 2.11 Sebaran Desa Berdering (USO) di seluruh propinsi di Indonesia Sumber: POSTEL dari Telkomsel dan ICON+ ; per Juli 2010 USO (Universal Service Obligation) merupakan program penyediaan jasa akses telekomunikasi dan informatika pedesaan. Program tersebut dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Kominfo No.32/PER/M.KOMINFO/10/2008 tentang Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi dengan tujuan mengatasi ketersediaan telekomunikasi pedesaan untuk ribuan desa diseluruh Indonesia. Gambar 2.11 menunjukkan perkembangan program tersebut hingga kuartal 2 tahun 2010. Target terhadap total desa merupakan persentase jumlah desa target terhadap total desa disetiap propinsi. Desa on air merupakan desa yang sudah tersambung dengan akses telepon dan garis pada grafik menunjukkan pencapaian target yang merupakan persentase desa yang sudah on air terhadap desa target. Pada gambar tersebut terlihat bahwa perkembangan desa berdering masih belum merata diseluruh wilayah Indonesia, terutama Indonesia bagian timur. Hal ini disebabkan persentase pencapaian target desa berdering terhadap total desa masih sangat rendah. Keadaan tersebut juga terjadi di Kepulauan Riau dan provinsi Sumatera Selatan.
  • 43. Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 39 USO (Universal Service Obligation) adalah program penyediaan jasa akses telekomunikasi dan informatika pedesaan dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Kominfo No.32/ PER/M.KOMINFO/10/2008 tentang Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi. Program tersebut akan mengatasi ketersediaan telekomunikasi pedesaan untuk ribuan desa di seluruh Indonesia. Pelaksanaan program USO akan mencakup berdering (berbasis voice) untuk 31.800 desa (untuk desa berdering / berbasis suara), dan 5.748 desa ibukota kecamatan (untuk desa pintar / berbasis internet). Sebagai informasi, capaian desa pintar dengan target sebanyak 4.218; September 2010 sebesar 1.400; Oktober 2010 sebesar 2.109; Nopember 2010 sebesar 4.218; dan Desember 2010 sebesar 5.748 atau 136 %. Sedangkan desa berdering pada September 2010 sebesar 26.039 desa; Oktober 27.364 desa; Nopember 29.510 desa; dan Desember 31.800 desa atau 100%. Program USO ini sepenuhnya dilakukan oleh sejumlah penyelenggara telekomunikasi yang telah dinyatakan sebagai pemenang tender secara terbuka, obyektif dan transparan. USO sangat bermanfaat untuk: Memungkinkan adanya ketersediaan dan keterhubungan akses telekomunikasi bagi seluruh pelosok daerah di Indonesia, baik untuk layanan telekomunikasi berbasis suara (voice) maupun berbasis internet. Ketersediaan fasilitas dan akses telekomunikasi di seluruh daerah akan berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi, investasi dan perdagangan. USO juga merupakan bentuk penyediaan fasilitas dan akses telekomunikasi juga akan berkontribusi bagi program E-Government, E-Education, E-Health dan berbagai layanan publik lainnya. USO Gambar 2.12 Sebaran Rencana Proyek USO
  • 44. Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 201040 Sumber: POSTEL Gambar 2.13 Infrastruktur Backbone serat optik di Indonesia Gambar 2.14 memperlihatkan bahwa infrastruktur backbone serat optik masih belum merata di seluruh wilayah Indonesia. 65,2% dari total infrastruktur menjangkau wilayah Jawa, diikuti oleh wilayah Sumatera (20,31%) dan Kalimantan (6,13%). Sedangkan pada wilayah Indonesia timur (Nusa Tenggara, Maluku dan Papua) masih belum terjangkau infrastrutur ini, maka Depkominfo telah melaksanakan program Palapa Ring pada tahun 2010 untuk meningkatkan jangkauan backbone serat optik di wilayah tersebut. Gambar 2.13 Infrastruktur Backbone serat optik di Indonesia Gambar 2.14 memperlihatkan bahwa infrastruktur backbone serat optik masih belum merata di seluruh wilayah Indonesia. 65,2% dari total infrastruktur menjangkau wilayah Jawa, diikuti oleh wilayah Sumatera (20,31%) dan Kalimantan (6,13%). Sedangkan pada wilayah Indonesia timur (Nusa Tenggara, Maluku dan Papua) masih belum terjangkau infrastruktur ini, maka Depkominfo telah melaksanakan program Palapa Ring pada tahun 2010 untuk meningkatkan jangkauan backbone serat optik di wilayah tersebut. Palapa Ring adalah suatu proyek pembangunan jaringan serat optik nasional yang akan menjangkau sebanyak 33 provinsi, 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dengan total panjang kabel laut mencapai 35.280 kilometer dan kabel di daratan adalah 21.807 kilometer. Pada tahun 2008 sudah dimulai pembangunan serat optik di kawasan Indonesia timur sepanjang 10.000 kilometer dan menelan biaya Rp. 4 triliun Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat in Sumber : ITU Palapa Ring adalah suatu proyek pembangunan jaringan serat optik nasional yang akan menjangkau sebanyak 33 provinsi, 440 kota/kabiupaten di seluruh Indonesia dengan total panjang kabel laut mencapai 35.280 kilometer dan kabel di daratan adalah 21.807 kilometer. Pada tahun 2008 sudah dimulai pembangunan serat optik di kawasan Indonesia timur sep[anjang 10.000 kilometer dan menelan biaya Rp. 4 triliun 0 5000 10000 15000 Sumatra Jawa NTT Kalimantan Sulawesi Maluku Papua Panjang FO (KM) Gambar 2.14 Panjang FO Tiap Wilayah Gambar 2.14 Panjang FO Tiap Wilayah
  • 45. Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 41 Sumber: Telkom Gambar 2.15 Backbone jaringan satelit yang diselenggarakan oleh PT TELKOM Secara umum backbone jaringan satelit telah menjangkau seluruh wilayah Indonesia baik di wilayah Indonesia bagian barat maupun Indonesia bagian timur. Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Sumber : ITU Palapa Ring adalah suatu proyek pembangunan jaringan serat optik nasional yang akan menjangkau sebanyak 33 provinsi, 440 kota/kabiupaten di seluruh Indonesia dengan total panjang kabel laut mencapai 35.280 kilometer dan kabel di daratan adalah 21.807 kilometer. Pada tahun 2008 sudah dimulai pembangunan serat optik di kawasan Indonesia timur sep[anjang 10.000 kilometer dan menelan biaya Rp. 4 triliun 0 5000 10000 15000 Sumatra Jawa NTT Kalimantan Sulawesi Maluku Papua Panjang FO (KM) Gambar 2.14 Panjang FO Tiap Wilayah Secara umum backbone jaringan satelit telah menjangkau seluruh wilayah Indonesia baik di wilayah Indonesia bagian barat maupun Indonesia bagian timur. Gambar 2.15 Backbone jaringan satelit yang diselenggarakan oleh PT TELKOM
  • 46. Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 201042 Palapa Ring Palapa Ring adalah jaringan cincin serat optik kabel bawah laut dan darat yang dibangun sebagai tulang punggung (backbone) yang menyambungkan pulau-pulau besar dan utama di seluruh Indonesia.Jaringan ini akan mengatasi ketersediaan koneksi komunikasi, sekaligus solusi bagi kecepatan akses data. Proyek Palapa Ring telah selesai sepanjang 42.470km, yang menghubungkan Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTB dan NTT. Kemudian akan diteruskan ke Maluku dan Papua (sisa 10.000 km lagi). Pembangunan Palapa Ring dilakukan oleh suatu konsorsium swasta. Untuk mengatasinya, sedang disusun kebijakan stimulus Dana TIK, yang harus disusun sesuai Inpres No. 1 Tahun 2010, dengan sumber pendanaan dari kontribusi USO. Gambar 2.16 Sebaran perencanaan program Palapa Ring Dana TIK dimanfaatkan untuk mempercepat perwujudan Indonesia Connected, dimana Palapa Ring akan bermanfaat bagi peningkatan prosentasi daerah yang terakses telepon dan internet pedesaan, ibukota provinsi dengan akses FO (Fiber Optic), NIX (National Internet Exchange) serta IIX (International Internet Exchange), dan keterhubungan seluruh ibukota kabupaten/ kota dengan fasilitas pita-lebar. Palapa Ring merupakan program unggulan penyediaan infrastruktur telekomunikasi, yang sejalan dengan program USO, BWA dan desa informasi. Seperti halnya pembangunan infrastruktur lainnya, Palapa Ring akan berdampak konstruktif bagi pertumbuhan ekonomi.
  • 47. Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 43 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 2005 2006 2007 2008 2009 ISP NAP ITKP SKD Gambar 2.17 Jumlah Penyelenggara Multimedia berdasarkan jenis ijin 2008-2009 Gambar 2.17, menunjukkan bahwa total penerbitan ijin jasa multimedia meningkat rata-rata 2,8% per tahun. Terdapat empat kelompok jasa multimedia yaitu Penyedia layanan internet (ISP), Penyedia akses jaringan (NAP), Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (ITKP) dan Sistem Komunikasi Data (Siskomdat/SKD). Jumlah penyelenggara jasa komunikasi masih didominasi oleh ISP diikuti oleh NAP dan ITKP. Jumlah penyelenggara ketiganya meningkat signifikan sejak tahun 2008. 2008 2009 Jasmul dan JarTap/JarBer 16,30% 15,90% ISP dan Jasa Mutimedia lain 4,60% 4,30% ISP dan NAP 5,10% 4,80% Siskomdat 1,00% 1,40% ITKP 3,10% 2,90% NAP 5,10% 5,30% ISP 64,80% 65,40% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Gambar 2.18 Komposisi Penyelenggara Multimedia berdasarkan jenis ijin 2008- 2009 Total penerbitan ijin jasa multimedia meningkat rata-rata 2,8% per tahun (POSTEL, 2010). Terdapat empat kelompok jasa multi media yaitu Penyedia layanan internet (ISP), Penyedia akses jaringan (NAP), Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (ITKP) dan Sistem Komunikasi Data (Siskomdat/SKD). Berdasarkan gambar 2.16, terlihat 65,4% dari seluruh ijin penyelenggaraan jasa multimedia pada tahun 2009 adalah ISP murni. Dan sebagian ISP juga memiliki ijin jasa penyelenggaraan lainnya, seperti dikombinasikan dengan NAP dan Jasa Multimedia lainnya. Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009 Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 2005 2006 2007 2008 2009 ISP NAP ITKP SKD Gambar 2.17 Jumlah Penyelenggara Multimedia berdasarkan jenis ijin 2008-2009 Gambar 2.17, menunjukkan bahwa total penerbitan ijin jasa multimedia meningkat rata-rata 2,8% per tahun. Terdapat empat kelompok jasa multimedia yaitu Penyedia layanan internet (ISP), Penyedia akses jaringan (NAP), Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (ITKP) dan Sistem Komunikasi Data (Siskomdat/SKD). Jumlah penyelenggara jasa komunikasi masih didominasi oleh ISP diikuti oleh NAP dan ITKP. Jumlah penyelenggara ketiganya meningkat signifikan sejak tahun 2008. 2008 2009 Jasmul dan JarTap/JarBer 16,30% 15,90% ISP dan Jasa Mutimedia lain 4,60% 4,30% ISP dan NAP 5,10% 4,80% Siskomdat 1,00% 1,40% ITKP 3,10% 2,90% NAP 5,10% 5,30% ISP 64,80% 65,40% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Gambar 2.18 Komposisi Penyelenggara Multimedia berdasarkan jenis ijin 2008- 2009 Total penerbitan ijin jasa multimedia meningkat rata-rata 2,8% per tahun (POSTEL, 2010). Terdapat empat kelompok jasa multi media yaitu Penyedia layanan internet (ISP), Penyedia akses jaringan (NAP), Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (ITKP) dan Sistem Komunikasi Data (Siskomdat/SKD). Berdasarkan gambar 2.16, terlihat 65,4% dari seluruh ijin penyelenggaraan jasa multimedia pada tahun 2009 adalah ISP murni. Dan sebagian ISP juga memiliki ijin jasa penyelenggaraan lainnya, seperti dikombinasikan dengan NAP dan Jasa Multimedia lainnya. Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009 Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009 Gambar 2.17, menunjukkan bahwa total penerbitan ijin jasa multimedia meningkat rata-rata 2,8% pertahun. Terdapat empat kelompok jasa multimedia yaitu Penyedia layanan internet (ISP), Penyedia akses jaringan (NAP), Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (ITKP) dan Sistem Komunikasi Data (Siskomdat/SKD). Jumlah penyelenggara jasa komunikasi masih didominasi oleh ISP diikuti oleh NAP dan ITKP. Jumlah penyelenggara ketiganya meningkat signifikan sejak tahun 2008. Gambar 2.17 Jumlah Penyelenggara Multimedia berdasarkan jenis ijin 2008-2009 Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem. II 2009 Total penerbitan ijin jasa multimedia meningkat rata-rata 2,8% pertahun (POSTEL, 2010). Terdapat empat kelompok jasa multimedia yaitu Penyedia layanan internet (ISP), Penyedia akses jaringan (NAP), Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (ITKP) dan Sistem Komunikasi Data (Siskomdat/SKD). Berdasarkan gambar 2.16, terlihat 65,4% dari seluruh ijin penyelenggaraan jasa multimedia pada tahun 2009 adalah ISP murni. Dan sebagian ISP juga memiliki ijin jasa penyelenggaraan lainnya, seperti dikombinasikan dengan NAP dan Jasa Multimedia lainnya. Gambar 2.18 Komposisi Penyelenggara Multimedia berdasarkan jenis ijin 2008-2009 Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem. II 2009
  • 48. Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 201044 Gambar 2.19 Jumlah Pelanggan ISP menurut wilayah Tahun 2008-2009 0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 1600000 1800000 2000000 2008 2009 Jumlah pelanggan ISP pa 2009 meningkat 12% d tahun sebelumnya. Wila merupakan wilayah jumlah pelanggan ISP banyak, yaitu mencapai pelanggan. Angka ini m kenaikan sebesar 32% d tahun sebelumnya. K diikuti oleh wilayah S dengan 270 ribu pe Secara total pada 2009, jumlah pelang mencapai 1,9 juta pelang Gambar 2.20 Komposisi pelanggan ISP berdasarkan teknologi akses akses di setiap wilayah 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% DSL Dial Up Broadband lain Leased line Sebagian besar (65%) ISP Indonesia me teknologi akses DSL, kecuali di wilaya dan Papua menggunakan teknolog Bab 2. Kondisi Komin Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009 Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009 Gambar 2.19 Jumlah Pelanggan ISP menurut wilayah Tahun 2008-2009 0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 1600000 1800000 2000000 2008 2009 Jumlah pelanggan ISP pada tahun 2009 meningkat 12% dibanding tahun sebelumnya. Wilayah Jawa merupakan wilayah dengan jumlah pelanggan ISP paling banyak, yaitu mencapai 1,3 juta pelanggan. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 32% dibanding tahun sebelumnya. Kemudian diikuti oleh wilayah Sumatera dengan 270 ribu pelanggan. Secara total pada tahun 2009, jumlah pelanggan ISP mencapai 1,9 juta pelanggan. Gambar 2.20 Komposisi pelanggan ISP berdasarkan teknologi akses akses di setiap wilayah 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% DSL Dial Up Broadband lain Leased line Sebagian besar (65%) pelangga ISP Indonesia menggunaka teknologi akses denga DSL, kecuali di wilayah Maluk dan Papua mayorita menggunakan teknologi Dial up. Bab 2. Kondisi Kominfo Indone Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009 Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem II 2009 Gambar 2.19 Jumlah Pelanggan ISP menurut wilayah Tahun 2008-2009 Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem. II 2009 Gambar 2.20 Komposisi pelanggan ISP berdasarkan teknologi akses akses disetiap wilayah Sumber: Buku Data Statistik POSTEL Sem. II 2009 Jumlah pelanggan ISP pada tahun 2009 meningkat 12% dibanding tahun sebelumnya. Wilayah Jawa merupakan wilayah dengan jumlah pelanggan ISP paling banyak, yaitu mencapai 1,3 juta pelanggan. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 32% dibanding tahun sebelumnya. Kemudian diikuti oleh wilayah Sumatera dengan 270 ribu pelanggan. Secara total pada tahun 2009, jumlah pelanggan ISP mencapai 1,9 juta pelanggan. Sebagian besar (65%) pelanggan ISP Indonesia menggunakan teknologi akses dengan DSL, kecuali di wilayah Maluku dan Papua mayoritas menggunakan teknologi Dial up.
  • 49. Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 45 8.171.257 6.682.280 975.015 304.724 135.161 42.192 31.885 0 1.000.000 2.000.000 3.000.000 4.000.000 5.000.000 6.000.000 7.000.000 8.000.000 9.000.000 itkp 2009 Gambar 2.21 Jumlah Pelanggan ITKP menurut wilayah Tahun 2009 Sumber : Postel Gambar 2.21 menunjukkan jumlah pelanggan ITKP (Internet Teleponi Komunikasi Publik). Secara total terdapat sekitar 8 juta pelanggan di Indonesia, ¾ dari total pelanggan berada di wilayah Jawa, yaitu sekitar 6,6 juta pelanggan, diikuti oleh wilayah Sumatera, Kalimantan kemudian Sulawesi. Sedangkan Maluku dan Papua serta wilayah Bali dan Nusa Tenggara merupakan wilayah dengan jumlah pelanggan ITKP yang paling sedikit. Sumber: PANDI, 2010 Gambar 2.22 Perkembangan Jumlah domain.id 0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 2005 2006 2007 2008 2009 2010 co.id web.id sch.id or.id go.id ac.id net.id mil.id Selama 2005-2010, rata-rata pertumbuhan domain.id sekitar 12%. Dalam kurun waktu tersebut sub domain yang paling signifikan pertumbuhannya adalah co.id yaitu sebesar 20%. Domain web.id yang merupakan sub domain tertinggi kedua mengalami fluktuasi dalam pertumbuhannya. Sedangkan mil.id merupakan sub domain yang sangat kecil pertumbuhannya selama lima tahun terakhir Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat ini 8.171.257 6.682.280 975.015 304.724 135.161 42.192 31.885 itkp 2009 mbar 2.21 Jumlah Pelanggan ITKP menurut wilayah Tahun 2009 : Postel Gambar 2.21 menunjukkan jumlah pelanggan ITKP (Internet Teleponi Komunikasi Publik). Secara total terdapat sekitar 8 juta pelanggan di Indonesia, ¾ dari total pelanggan berada di wilayah Jawa, yaitu sekitar 6,6 juta pelanggan, diikuti oleh wilayah Sumatera, Kalimantan kemudian Sulawesi. Sedangkan Maluku dan Papua serta wilayah Bali dan Nusa Tenggara merupakan wilayah dengan jumlah pelanggan ITKP yang paling sedikit. Sumber: PANDI, 2010 Gambar 2.22 Perkembangan Jumlah domain.id 0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 2005 2006 2007 2008 2009 2010 co.id web.id sch.id or.id go.id ac.id net.id mil.id a 2005-2010, rata-rata mbuhan domain.id sekitar Dalam kurun waktu but sub domain yang signifikan mbuhannya adalah co.id sebesar 20%. Domain d yang merupakan sub n tertinggi kedua alami fluktuasi dalam mbuhannya. Sedangkan merupakan sub domain sangat kecil mbuhannya selama lima terakhir Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Gambar 2.21 Jumlah Pelanggan ITKP menurut wilayah Tahun 2009 Gambar 2.21 menunjukkan jumlah pelanggan ITKP (Internet Teleponi Komunikasi Publik). Secara total terdapat sekitar 8 juta pelanggan di Indonesia, ¾ dari total pelanggan berada di wilayah Jawa, yaitu sekitar 6,6 juta pelanggan, diikuti oleh wilayah Sumatera, Kalimantan kemudian Sulawesi. Sedangkan Maluku dan Papua serta wilayah Bali dan Nusa Tenggara merupakan wilayah dengan jumlah pelanggan ITKP yang paling sedikit. Selama 2005 - 2010, rata-rata pertumbuhan domain .id sekitar 12%. Dalam kurun waktu tersebut subdomain yang paling signifikan pertumbuhannya adalah co.id yaitu sebesar 20%. Domain web.id yang merupakan subdomain tertinggi kedua mengalami fluktuasi dalam pertumbuhannya. Sedangkan mil.id merupakan subdomain yang sangat kecil pertumbuhannya selama lima tahun terakhir Gambar 2.22 Perkembangan Jumlah domain.id Sumber : Postel Sumber: PANDI, 2010
  • 50. Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 201046 Gambar 2.23 Kepemilikan komputer dalam RT Indonesia 0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 10% 2006 2007 2008 Sumber: SUSENAS 2006-2008, Badan Pusat Statistik Sejak tahun 2008, kepemilikan kompu rumah tangga Ind mengalami peningkatan signifikan. Pada tahun kepemilikan komputer di tangga Indonesia sekita kemudian mengalami ke menjadi 6% pada tahun 20 8% di tahun 2008. Bila dibandingkan berda wilayah di Indonesia, tingkat kepe komputer dalam RT di wilaya paling tinggi, diikuti oleh Kalimantan. Sedangkan timur Indonesia memiliki kepemilikan yang paling keci Sumber: SUSENAS 2006-2008, Badan Pusat Statistik 0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 2007 2008 Gambar 2.24 Sebaran Rumah Tangga Indonesia yang memiliki akses Internet, 2007-2008 Selama kurun 2007-2008, Internet dalam rumah Indonesia mengalami kenaik cukup signifikan. Pada 2007, persentase rumah Indonesia yang sudah memil internet adalah 5,58%. Sela pada tahun 2008 me peningkatan menjadi 8,56%. sejak tahun 2007, Jawa memiliki persentase terting sebesar 6,65% dan m menjadi 9,95% pada tahun Peningkatan ini juga terjadi di lainnya, termasuk di wilayah dan Papua. Bab 2. Kondisi Kominfo Indo Gambar 2.23 Kepemilikan komputer dalam RT Indonesia 0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 10% 2006 2007 2008 Sumber: SUSENAS 2006-2008, Badan Pusat Statistik Sejak tahun 2008, kepemilikan kompu rumah tangga Ind mengalami peningkatan signifikan. Pada tahun kepemilikan komputer di tangga Indonesia sekitar kemudian mengalami ke menjadi 6% pada tahun 200 8% di tahun 2008. Bila dibandingkan berda wilayah di s Indonesia, tingkat kepem komputer dalam RT di wilaya paling tinggi, diikuti oleh w Kalimantan. Sedangkan w timur Indonesia memiliki t kepemilikan yang paling kecil Sumber: SUSENAS 2006-2008, Badan Pusat Statistik 0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 2007 2008 Gambar 2.24 Sebaran Rumah Tangga Indonesia yang memiliki akses Internet, 2007-2008 Selama kurun 2007-2008, Internet dalam rumah Indonesia mengalami kenaika cukup signifikan. Pada 2007, persentase rumah Indonesia yang sudah memilik internet adalah 5,58%. Sela pada tahun 2008 me peningkatan menjadi 8,56%. T sejak tahun 2007, Jawa memiliki persentase tertingg sebesar 6,65% dan me menjadi 9,95% pada tahun Peningkatan ini juga terjadi di lainnya, termasuk di wilayah dan Papua. Bab 2. Kondisi Kominfo Indo Sejak tahun 2006 - 2008, kepemilikan komputer di rumah tangga Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2006 kepemilikan komputer di rumah tangga Indonesia sekitar 4% kemudian mengalami kenaikan menjadi 6% pada tahun 2007 dan 8% di tahun 2008. Bila dibandingkan berdasarkan wilayah diseluruh Indonesia, tingkat kepemilikan komputer dalam RT di wilayah Jawa paling tinggi, diikuti oleh wilayah Kalimantan. Sedangkan wilayah timur Indonesia memiliki tingkat kepemilikan yang paling kecil. Gambar 2.23 Kepemilikan komputer dalam Rumah Tangga Indonesia Sumber: SUSENAS 2006-2008, Badan Pusat Statistik Selama kurun 2007-2008, akses Internet dalam rumah tangga Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2007, persentase rumah tangga Indonesia yang sudah memiliki akses internet adalah 5,58%. Selanjutnya pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 8,56%. Tercatat sejak tahun 2007, Jawa masih memiliki persentase tertinggi yaitu sebesar 6,65% dan meningkat menjadi 9,95% pada tahun 2008. Peningkatan ini juga terjadi di wilayah lainnya, termasuk di wilayah Maluku dan Papua. Gambar 2.24 Sebaran Rumah Tangga Indonesia yang memiliki akses Internet, 2007-2008 Sumber: SUSENAS 2006-2008, Badan Pusat Statistik INTERNET DAN KOMPUTER
  • 51. Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 47 Gambar 2.25 Distribusi Rumah Tangga yang memiliki Komputer dan Akses Internet, 2008 Sumber: SUSENAS 2008, Badan Pusat Statistik Pada tahun 2008, distribusi komputer dan akses Internet masih terkonsentrasi di wilayah Jawa. Diikuti oleh wilayah Sumatera yaitu sekitar16,58% dari total rumah tangga dengan komputer dan 16,77% dari total rumah tangga dengan akses internet. Sedangkan selebihnya berada di wilayah lainnya. Ranking Site Kategory 1 Facebook Jejaring Sosial 2 google.co.id Mesin Pencarian 3 Google Mesin Pencarian 4 Blogger.com Blog 5 Yahoo! Portal 6 Kaskus -Komunitas Indonesia Komunitas 7 YouTube -Broadcast yourself Komunitas 8 WordPress.com Blog 9 Detik.com Berita 10 4shared File Sharing 11 Twitter Jejaring Sosial 12 KOMPAS.com Berita 13 Wikipedia Ensiklopedia 14 VIVAnews.com Berita 15 Detiknews Berita 16 Clicksor Bisnis 17 angege.com Portal 18 KlikBCA E-Banking 19 Ziddu Berbagi Berkas 20 KapanLagi.com Entertainment Tabel 2.1 20 Situs tertinggi di Indonesia Situs jejaring sosial Facebook masih men- duduki peringkat pertama berdasarkan pemantauan lalu lintas internet yang dilakukan oleh Alexa. Google.co.id, google.com dan Yahoo.com berada pada posisi selanjutnya. Situs blog seperti blogger dan wordpress juga cukup popular dan menduduki posisi ke-5 dan ke-8. Sedangkan situs komunitas terbesar di Indonesia kaskus men- duduki peringkat ke-6. Sumber: Alexa (23 Nov 2010)
  • 52. Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 201048 No. Instansi Rangking trafik dunia Rangking trafik Indonesia 1 Kementerian Pertanian 37,156 436 (2) 2 Kementerian ESDM 40,628 306 (1) 3 Kementerian Pendidikan Nasional 41,291 607 (3) 4 Bank Indonesia 46,910 730 (5) 5 Kementerian Perdagangan 53,260 962 6 Kementerian Keuangan 53,368 756 7 Kementerian Perhubungan 60,787 1,026 8 Kementerian PU 62,467 1,041 9 Badan Pusat Statistik 65,878 860 10 Kementerian Kehutanan 68,966 1,174 11 Kementerian Komunikasi dan Informatika 70,013 616 (4) 12 Kementerian Kesehatan 73,936 1,111 13 Kementerian Kelautan dan Perikanan 80,235 1,742 14 Badan Pemeriksa Keuangan 90,996 1,014 15 Bappenas 93,078 1,617 16 Kementerian Hukum dan HAM 94,542 2,956 17 Kementerian Luar Negeri 105,140 2,982 18 Kementerian Agama 106,564 1,765 19 Kementerian Riset dan Teknologi 108,797 2,438 20 Badan Kepegawaian Negara 120,689 2,339 21 Kementerian Dalam Negeri 130,250 2,422 22 Kementerian Sosial 141,271 3,800 23 Dewan Perwakilan Rakyat 163,912 4,030 24 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan 173,011 3,109 25 Kementerian Pertahanan 175,674 5,270 26 Kementerian Lingkungan Hidup 176,381 2,604 27 Sekretariat Negara 177,871 2,753 28 Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 180,683 4,977 29 Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 220,753 3,990 30 Kementerian BUMN 229,839 4,589 31 Bapepam 240,299 3,624 32 Mahkamah Konstitusi 240,577 5,848 33 Kejaksaan 254,191 9,590 34 Badan Koordinasi Penanaman Modal 295,503 8,969 35 Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara 381,781 7,140 36 Kementerian Koperasi dan UKM 401,668 9,991 37 Kementerian Perumahan Rakyat 576,809 7,713 38 Lembaga Administrasi Negara 641,516 14,502 39 Kementerian Pemberdayaan Perempuan 716,146 33,019 40 Majelis Permusyawaratan Rakyat 720,499 15,030 41 Kementerian Perindustrian 836,424 31,973 42 Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga 1,131,570 43,130 43 Kementerian Pembagunan Daerah Tertinggal 1,199,453 22,656 Tabel 2.2 Daftar rangking trafik akses terhadap situs kementerian dan Lembaga Pemerintahan Sumber: Alexa (23Nov2010)
  • 53. Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 49 WorldtrafficrankmerupakanrangkingtrafikyangdiukurolehAlexaberdasarkanaksesterhadap situs tersebut dari seluruh dunia, sedangkan IDN Trafic rank merupakan rangking trafik berdasarkan trafik akses yang berasal dari Indonesia. Terlihat bahwa Kementerian Pertanian merupakan situs kementerian yang paling populer di trafik dunia, sedangkan untuk akses dari Indonesia masih kalah dengan kementerian ESDM. Hal ini menunjukkan kementerian ESDM paling populer di Indonesia. Sedangkan kementerian Komunikasi dan Informatika menduduki peringkat ke 4 paling popular di Indonesia, setelah kementerian ESDM, kementerian Pertanian dan kementerian Pendidikan Nasional. Bank Indonesia menduduki peringkat ke 5 terpopular di Indonesia.
  • 54. Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 201050 Open Source Open source software adalah software yang membuka/membebaskan source codenya untuk dilihat oleh orang lain dan membiarkan orang lain mengetahui cara kerja software tersebut dan sekaligus memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada pada software tersebut dan dapat diperoleh tanpa membayar lisensi. Open source ini ditujukan untuk mengatasi ketergantungan pada lisensi software tertentu. Sebagai salah satu cara untuk menggalakkan penggunaan open source, Kementerian Kominfo telah menyelenggarakan Global Conference on Open Source (GCOS) 2009 pada tanggal 26 s/d 27 Oktober 2009 diikuti oleh 12 negara. Hadir juga perwakilan Open Document Format (ODF) yang akan diadopsi menjadi SNI untuk pertukaran dokumen pemerintah agar mandiri dan tidak berpihak/tergantung pada sebuah software saja. Di sela-sela kegiatan ini, diselenggarakan pula Indonesia Open Source Award (IOSA) 2010, yang merupakan ajang penghargaan kepada instansi Pemerintah Pusat, Lembaga Negara lainnya, Pemerintah Prov/Kab/Kota yang telah melakukan migrasi ke piranti lunak legal dengan pilihan utama Open Source Software (OSS). Tujuan kegiatan ini untuk terus menekan tingkat pembajakan software di Indonesia serta penghematan devisa negara. Sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya pemahaman publik terhadap program-program pemerintah. Kegiatan ini sudah mulai berdampak positif, yaitu sudah mulai munculnya kesadaran dari pihak pemerintah daerah mengenai penggunaan perangkat lunak legal di lingkungan instansi pemerintahan. Banyaknya undangan yang hadir menunjukkan minat yang cukup besar dari pemerintah daerah untuk turut menyukseskan program pemerintah mengenai pemanfaatan open source di lingkungan instansi pemerintah. Gambar 2.26 Kementerian Kominfo telah menyelenggarakan Global Conference on Open Source (GCOS) 2009
  • 55. Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Indonesia Communication And Information Technology - White Paper 2010 51 SePP • SePP (sistem elektronik pengadaan barang dan jasa) merupakan suatu sistem elektronik untuk kegiatan pengadaan barang dan jasa yang dikembangkan oleh Kementerian Kominfo. • Selain untuk tujuan praktis, SePP ini dimaksudkan untuk secara obyektif, transparan dan real-time menggantikan sistem pengadaan konvensional. • Sepanjang tahun 2010, khususnya terhitung hingga awal bulan Oktober 2010, di Kementerian Kominfo terdapat 219 paket pengadaan barang dan jasa senilai Rp 389.745.505.305,- yang telah dilaksanakan oleh satuan kerja pusat dan UPT di daerah- daerah dengan menggunakan SePP (sistem elektronik pengadaan barang dan jasa). • Instansi-instansi lain pengguna SePP adalah Kementerian Perhubungan, Kementerian Pertanian, Pemda NTB dan PT Taspen dengan total 625 paket pengadan barang/jasa senilai Rp2.158.763.984.579,-. Selain yang disebutkan diatas, yang juga turut menggunakannya adalah Kementerian Ristek, BATAN, KPK, PTT aspen dan BKKBN. • SePP ini dikembangkan oleh Kementerian Kominfo dan mulai diresmikan pada tanggal 17 Desember 2008 setelah menerima ISO9001 sebagai bagian dari pengakuan internasional untuk sistem manajemen mutu (ISO9001). • Fitur-fitur yang tersedia didalam SePP adalah: e-Lelang (e-Tendering) untuk lelang barang, jasa pemborongan dan jasa lainnya, e-Pembelian (e-Purchasing) untuk pengadaan secara langsung, e-Selection untuk lelang jasa konsultansi, dan e-Katalog, yaitu untuk sistem manajemen penyedia barang/jasa (vendor), sistem manajemen pengguna barang/jasa (instansi pemerintah), sistem daftar hitam (blacklist) dan sistem jejak data (audit trail). • Dengan sistem SePP, Kementerian Kominfo sudah melakukan transparansi dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa. Dengan sistem online ini pula, telah banyak diperoleh penghematan yang dipelopori oleh Kementerian Kominfo. SePP • SePP (sistem elektronik pengadaan barang dan jasa) merupakan suatu sistem elektronik untuk kegiatan pengadaan barang dan jasa yang dikembangkan oleh Kementerian Kominfo. • Selain untuk tujuan praktis, SePP ini dimaksudkan untuk secara obyektif, transparan dan real- time menggantikan sistem pengadaan konvensional. • Sepanjang tahun 2010, khususnya terhitung hingga awal bulan Oktober 2010, di Kementerian Kominfo terdapat 219 paket pengadaan barang dan jasa senilai Rp 389.745.505.305,- yang telah dilaksanakan oleh satuan kerja pusat dan UPT di daerah-daerah dengan menggunakan SePP (sistem elektronik pengadaan barang dan jasa). • Instansi-instansi lain pengguna SePP adalah Kementerian Perhubungan, Kementerian Pertanian, Pemda NTB dan PT Taspen dengan total 625 paket pengadan barang / jasa senilai Rp 2.158.763.984.579,-. Selain yang disebutkan diatas, yang juga turut menggunakannya adalah Kementerian Ristek, BATAN, KPK, PT Taspen dan BKKBN. • SePP ini dikembangkan oleh Kementerian Kominfo dan mulai diresmikan pada tanggal 17 Desember 2008 setelah menerima ISO 9001 sebagai bagian dari pengakuan internasional untuk sistem manajemen mutu (ISO 9001). • Fitur-fitur yang tersedia di dalam SePP adalah: e-Lelang (e-Tendering) untuk lelang barang, jasa pemborongan dan jasa lainnya, e-Pembelian (e-Purchasing) untuk pengadaan secara langsung, e- Selection untuk lelang jasa konsultansi, dan e-Katalog, yaitu untuk sistem manajemen penyedia barang/jasa (vendor), sistem manajemen pengguna barang/jasa (instansi pemerintah), sistem daftar hitam (black list) dan sistem jejak data (audit trail). • Dengan sistem SePP, Kementerian Kominfo sudah melakukan transparansi dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa. Dengan sistem online ini pula, telah banyak diperoleh penghematan yang dipelopori oleh Kementerian Kominfo. Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Gambar 2.27 Sistem e-pengadaan Pemerintah Gambar 2.27 Sistem e-pengadaan Pemerintah
  • 56. Bab 2 - Kondisi Kominfo Indonesia saat ini Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 201052 428; 86% 38; 8% 31; 6% Belum memiliki kebijakan OSS Sudah memiliki kebijakan OSS Sudah menerapkan OSS Sumber: Ditjen APTEL 2010 Gambar 2.28 Tingkat Penggunaan Open sumber Software di instansi pemerintah Penggunaan open sour Indonesia masih sanga ini terlihat dari kabupaten/kota di In ada 38 kab/kota yang tahap memiliki kebij instansinya dan 31 k sudah menggunakan O Sejak dideklarasikan pada tahun 2004, penggunaan OSS pemerintah cenderung Gambar 2.29. Penerapan sistem e-Pengadaan Pemerintah Sumber: Ditjen Postel 2010 Tercatat 24 dar Indonesia tela sistem e-Pen sejauh in teroptimalkan s Seluruh wilaya menunjukkan implementasi yang baik. Wil Kep.Riau menunjukkan yang sangat sistem e-Penga mengalahkan di Jawa Barat. 2132 449 430 96 81 62 62 60 28 14 13 12 6 6 5 4 4 2 1 1 1 1 1 0 500 1000 1500 2000 2500 DKI Jakarta Riau dan Kep.Riau Jawa Barat Jawa Timur Banten DI Yogyakarta Jawa Tengah Lampung SulSel SumBar SumSel SumUt Bali Papua NAD BaBel Maluku NTT Jambi KalBar KalSel KalTim SulUt Bab 2. Kondisi Komin 428; 86% 38; 8% 31; 6% Belum memiliki kebijakan OSS Sudah memiliki kebijakan OSS Sudah menerapkan OSS Sumber: Ditjen APTEL 2010 Gambar 2.28 Tingkat Penggunaan Open sumber Software di instansi pemerintah Penggunaan open source software di Indonesia masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari total 497 kabupaten/kota di Indonesia, baru ada 38 kab/kota yang sampai pada tahap memiliki kebijakan OSS di instansinya dan 31 kab/kota yang sudah menggunakan OSS. Sejak dideklarasikan pertama kali pada tahun 2004, pelaksanaan penggunaan OSS di instansi pemerintah cenderung lambat. Gambar 2.29. Penerapan sistem e-Pengadaan Pemerintah Sumber: Ditjen Postel 2010 Tercatat 24 dari 33 propinsi di Indonesia telah menerapkan sistem e-Pengadaan yang sejauh ini belum teroptimalkan secara merata. Seluruh wilayah Jawa telah menunjukkan perkembangan implementasi e-Pengadaan yang baik. Wilayah Riau dan Kep.Riau juga telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat dalam sistem e-Pengadaan, bahkan mengalahkan perkembangan di Jawa Barat. 2132 449 430 96 81 62 62 60 28 14 13 12 6 6 5 4 4 2 1 1 1 1 1 0 500 1000 1500 2000 2500 DKI Jakarta Riau dan Kep.Riau Jawa Barat Jawa Timur Banten DI Yogyakarta Jawa Tengah Lampung SulSel SumBar SumSel SumUt Bali Papua NAD BaBel Maluku NTT Jambi KalBar KalSel KalTim SulUt Bab 2. Kondisi Kominfo Indonesia s Gambar 2.28 Tingkat Penggunaan Open Source Software di instansi pemerintah Sumber: Ditjen APTEL 2010 Penggunaan open source software di Indonesia masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari total 497 kabupaten/kota di Indonesia, baru ada 38 kab/kota yang sampai pada tahap memiliki kebijakan OSS di instansinya dan 31 kab/kota yang sudah menggunakan OSS. Sejak dideklarasikan pertamakali pada tahun 2004, pelaksanaan penggunaan OSS di instansi pemerintah cenderung lambat. Gambar2.29. Penerapan sistem e-Pengadaan Pemerintah Tercatat 24 dari 33 propinsi di Indonesia telah menerapkan sistem e-Pengadaan yang sejauh ini belum teroptimalkan secara merata. Seluruh wilayah Jawa telah menunjukkan perkembangan im- plementasie-Pengadaanyangbaik. Wilayah Riau dan Kep.Riau juga telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat dalam sistem e-Pengadaan, bahkan mengalahkan perkembangan di Jawa Barat. Sumber: Ditjen APTEL 2010