SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 23
Gerakan Pendidikan berbasis Potensi dan Karakter
bersama Keluarga dan Komunitas
Community based Talent Development (CBTD)
An Overview of Strength based Education’s
Concept & Practices
2
Life
System
Visi
Potensi
dimensi VISI Potensi Peradaban
• Manusia - Local Leader
• Bumi – Local Advantage
• Waktu – Local Problem
• Sistem Hidup – Akhlak/Kearifan
PENDIDIKA
N
PERAN
Objective: Local Leader and
Talenta based Socialpreneur
dimensi PENDIDIKAN Peradaban
• Human Potential : Talent & Leadership
• Earth Potential: Local Advantage’s TASK
• Time Potential: Management & Technology
• Value Potential: Local Wisdom & Akhlak
Manusia
Bumi
• Individual: Social EcoPreneur
(Rahmatan lil Alamin & Bashiro wa
Nadziro)
• Communal: Best Model & Network
Integrator (Khoiru Ummah &
Ummatan Wasathon)
dimensi PERAN Peradaban
Outcome Strategy from
Vision and Education Dimension
Waktu
Kehidupan
Landscape Peradaban
Community based Education
• Gerakan Pendidikan berbasis Komunitas
Problem dari pendidikan saat ini adalah model yang meniru industri
manufaktur dan restoran cepat saji yang semuanya dibuat dalam
standar-standar yang ketat, liner, dan harus seragam. Semua anak
diperlakukan seragam, padahal bakat manusia sesungguhnya sangat
beragam, orang-orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda.
“Penjelasan terbesarnya adalah persoalan pendidikan. Pendidikan
seringkali mengalihkan manusia dari bakat alamiahnya. Sumber daya
manusia itu hampir mirip seperti sumber daya alam, karena seringkali
ia dikubur dalam – dalam. Anda harus menggalinya karena seringkali ia
tak muncul di permukaan. Anda harus menciptakan suatu keadaan
untuk memunculkan sesuatu yang terpendam tersebut.”
Personalized Education
Gagasan yang diajukan oleh Ken Robinson adalah pendidikan yang terpersonalisasi (personalized education).
Menurut Ken Robinson,”jawaban untuk masa depan karena ini bukanlah mengenai membuat sebuah solusi
baru; namun menciptakan sebuah gerakan dalam pendidikan di mana orang-orang dapat mengembangkan
solusi-solusi mereka sendiri, namun dengan bantuan dari luar yang didasari oleh kurikulum yang
terpersonalisasi.”
Personalized education juga akan membantu menyelesaikan problem antusiasme (passion) yang telah hilang
pada banyak orang. Antusiasme tumbuh dan berkembang ketika orang melakukan hal-hal yang dicintai, di
bidang yang dikuasai. Antusiasme merangsang semangat dan energi dan waktu akan berjalan dengan cara
yang benar-benar berbeda ketika dijalani dengan penuh antusiasme (full of passion).
Personalized Education
Fitur Unik Manusia
Analogi dengan mobil yang memiliki fitur (rancangan) tertentu agar memberi
manfaat tertentu. Demikian juga dengan rancangan atau bentuk rupa manusia
yang sangat beragam. Bisa dipastikan memiliki manfaat yang berbeda-beda.
Disamping berbeda dalam warna kulit, bentuk wajah, rambut, tinggi, bentuk sidik
jari, dan lain sebagainya, ada fitur yang unik lain yang kita miliki dan berbeda satu
sama lainnya. Fitur ini terutama berhubungan dengan sifat atau personality. Lebih
lanjut, personality yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah personality yang
bermanfaat atau personality yang produktif. Personality yang produktif inilah
yang selanjutnya disebut dengan Bakat.
Fitur Unik Manusia
"Katakanlah: tiap tiap orang itu beramal menurut bakat pembawaannya masing masing. Maka Tuhanmu lebih
mengetahui orang yang lebih benar dan lebih tepat jalan yang ditempuhnya" [al ishro 17:84]
“seperti halnya didalam satu tubuh kita memiliki banyak anggauta, dan semua anggauta tidak memiliki fungsi yang
sama... Menerima berkah yang berbeda sesuai dengan yang Tuhan berikan, marilah kita manfaatkan.” [Romans
12]
“seperti juga tumbuh tumbuh-an yang berbeda menerima manfaat khusus dari hujan yang sama, begitu pula
dengan manusia dengan pembawaan dan lingkungan yang berbeda mendapatkan berkat dengan jalan jalan yang
berbeda... Setiap orang seharusnya menumbuhkan akar dari kebaikkannya sesuai dengan
pembawaannya.” [Buddha]
UU SISDIKNAS :
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif (menumbuhkan minat) MENGEMBANGKAN POTENSI DIRInya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”
Visi Pendidikan vs Realita Pendidikan
"...sebanyak 87 persen mahasiswa di Indonesia salah jurusan"
Irene Guntur, M.Psi., Psi., CGA, Educational Psychologist of Integrity Development Flexibility (IDF) ,
2014
"... survei terhadap 1400 guru di DKI, ada 75% guru di DKI yang tidak
berbakat guru.."
Abah Rama, Pakar Talent, Lead Pro
"Indonesia sudah menghadapi kekurangan manajer tingkat menengah. Dan
di tahun 2020, kesenjangan antara permintaan dan penawaran akan
semakin tinggi, yaitu mencapai 56 persen."
Boston Consulting Group. “Growing Pains, Lasting Advantage: Tackling Indonesia’s Talent Challenges.”
"...program pendidikan berbasis daya saing mengalami disorientasi dan
pemborosan. Ini terjadi karena program-program yang dijalankan membias
tak keruan sehingga apa yang dikerjakan dunia pendidikan tak bersambung
dengan permasalahan dan kebutuhan bangsa."
Mohammad Abduhzen ; Direktur Eksekutif Institute for Education Reform Universitas Paramadina)
Realita…………
A Paradigm Shift
• From “Survival of the fittest”
• From “Deficit remediation” – Deficit based Education
• To “Strengths-based education” – Pendidikan berbasis Bakat & Akhlak
A Paradigm Shift Strengths-Based Education
Strengths Philosophy
“Individuals gain more when they
build on their talents, than when
they make comparable efforts to
improve their areas of weakness.”
-- Clifton & Harter, 2003, p. 112
WHAT IS OUR
PROBLEM ?
WHAT IS OUR
STRENGTH ?
COMPETENCY
BASED
STRENGTH
BASED
Positive Psychology
MANAGEMENT
CURRENT
PSYCHOLOGY
POSITIVE
PSYCHOLOGY
PSYCHOLOGY
APAKAH MANUSIA BISA BERUBAH ?
Nature vs Nurture
“Although studies have shown that real
change can result from training, most of
the time the change doesn’t seem to be
sustained, which is why it is often called the
honeymoon effect. Considering that more
than 60 billion dollars spent in North
America alone on training (2001), this is a
sobering observation.” Goleman et al.
What Americans believe people can change is-
in historical perspective- truly astonishing
We are told that we can improve ourselves in
almost every way
Our children taught
To read
To be good citizen
To be lovingly sexual
To exercise
To have high self esteem
To enjoy literature
To be ambitious
To obey the lawets
The reality fall short
Martin Seligman
• Kalau disimak baik baik maka sebenarnya apa yang dimaksud oleh
pendukung Nurture adalah Behavior
• B = f (P, E)---------kurt lewin (field theory)
• Dimana B - behavior
• P – personality
• E – environment
• P dianggap tetap
• Kubu NATURE juga meyakini bahwa P tetap tidak berubah
• Kubu Behaviorism berusaha memainkan E nya untuk mengubah manusia
• Jadi baik kubu NATURE maupun NURTURE sama sama meyakini kalau
Personality tidak berubah
• Perbedaannya adalah kubu Nurture berusaha mengubah Perilaku melalui
perubahan E (environment) atau lingkungan
• Dalam situasi mana kita bisa mengubah Perilaku manusia ?
• Talent + Knowledge + Skill = Strength
• Talents are naturally recurring patterns of thought, feeling, or behavior that can be productively applied
• By refining our dominant talents with skill and knowledge, we can create strength: the ability to provide
consistent, near-perfect performance in a given activity.
-- Clifton & Harter, 2003
Apa itu Strengths?
• Strength: The ability to provide consistent, near-perfect performance
in a specific activity.
• Talent: A natural way of thinking, feeling, behaving.
• Behavior patterns that make you effective
• Thought patterns that make you efficient
• Beliefs: that empower you to succeed
• Attitudes that sustain your efforts toward achievement and
excellence
• Motivations that propel you to take action and maintain the
energy needed to achieve
• You cannot not do it
• Talents are potential strengths!
• Theme: A group of similar talents.
• Skill: The capacity to perform the functional steps of an activity.
• Knowledge: What you know, either factually or through awareness
gained by experience.
• Strength: Produced when talents are refined with knowledge and skill
Perbedaan Strengths dan Weakness?
It is a strength
• I can’t wait to start.
• This is fun.
• I could do this forever.
• This is my calling
• Just try and stop me
• Powerful
• Passionate
• Euphoric
• Natural
• Authentic
• Confident
• Find a way to do more of it.
• Learn more about it
• Find role models to learn from
• Look for people who are really good at it.
It is a weakness
• I hate to have to do this.
• When will this end?
• This is going to take forever.
• Thank goodness this is nearly over.
• Can I sit this one out?
• Frustrated
• Fragmented
• Disoriented
• Awkward
• Drained
• Distracted
• Hope I never have to do it again.
• Get the new guy to do it.
• Shove it to the right side of the desk and forget it
• Do anything else instead.
I am thinking…
I am feeling
I want to
Buckingham, M. (2007). Go Put Your Strengths to Work: 6 Powerful Steps to Achieve Outstanding Performance. New York, NY: Free Press, p. 99.
“One should waste as little effort as possible on improving areas of low competence. It takes far more energy to improve from
incompetence to mediocrity than it takes to improve from first-rate performance to excellence.” -Peter Drucker
• Spend most of their time in their areas of strength
• Have learned to delegate or partner with someone to tackle areas that
are not strengths
• Use their strengths to overcome obstacles
• Invent ways of capitalizing on their strengths in new situations
The Highest Achievers
FROM:
• Problems
• Attendance
• Preparation
• Putting into the student
• Average
TO:
Possibilities
Engagement
Motivation
Drawing out from student
Excellence
The Focus Changes
Strengths Themes
5 Prinsip dari Strengths-based Education
1. Measurement of student characteristics includes strengths assessment
2. Educators personalize the learning experience by practicing individualization (personalized learning)
whereby they think about and act upon the strengths of each student.
 highlight unique personal qualities and personal goals (visioning dream)
 provide feedback on the use of these qualities and on their role in the successful pursuit of meaningful goals
3. Networking with personal supporters of strengths development
 “Strengths develop best in response to other human beings” (Clifton & Nelson, 1992, p. 124). Clifton believed that
relationships help define who we are and who we can become, positioning strengths as the qualities that establish
connections between people whereas weaknesses create division in relationships (Clifton & Nelson).
4. Deliberate application of strengths within and outside the classroom fosters development and
integration of new behaviors associated with positive outcomes.
 Building upon the idea that “to educate” literally means “to draw out” or “to bring forth,” strengths-based
educators believe that part of their core responsibility is to draw out the strengths that exist within students by
heightening students’ awareness of them and cultivating a greater future orientation around how students’
strengths might be catalyzed as they approach their education.
5. Intentional development of strengths requires that students actively seek out novel experiences and
previously unexplored venues for focused practice of their strengths through strategic course selection,
use of campus resources, involvement in extracurricular activities, internships, mentoring relationships,
or other targeted growth opportunities.
(Lopez, 2009)
Strengths Development Framework
Discover / Awareness
 Understands, can define
and verbalize their theme
 Has a basic understand of
their themes
Apply/ Application
 Can utilize the knowledge
of their five themes to
plan, strategize, analyze
and direct their behavior
Relationship
 Has a clear understanding
of their uniqueness and
seed others strengths
 Has a relationship(s) that
is encouraging theirs
strength’s development
Develop / Integrate
 Can see a clear connection
between their themes and
past and present behavior
 Can link strengths to
success
Strengths Awareness 
Confidence  Self Efficacy
 Motivation to excel 
Engagement
Apply strengths to areas
needing improvement
 Greater likelihood
of success
Strengths dan Pengembangan Karakter
“Jangan memanjat pohon yang salah” – Gede Raka
• Untuk dapat memetik buah kita harus berusaha, seperti misalnya memanjat
• Akan tetapi kalau memanjat pohon yang salah maka buah yang akan didapat tidak sesuai dengan apa
yang seharusnya didapat
• Untuk mengetahui pohon yang harus dipanjat maka kita harus tahu “calling”kita masing masing
• Calling selaras dengan sifat bawaan masing masing yang dinamakan “Bakat”.
• Setelah Hasilnya didapat maka tugas selanjutnya adalah membagikan hasil tersebut [kontribusi]
• Jadi disini ada tiga bagian besar
 Memilih pohon yang benar
 Usaha mendapatkan hasil
 Membagikan hasil
• Memilih pohon yang benar  menggali, menemukan dan memanfaatkan Bakat
• Usaha mendapatkan hasil  membutuhkan Karakter Kinerja
• Membagikan hasil  membutuhkan Karakter Moral
Bermanfaat bagi banyak orang
Bermanfaat bagi orang didekatnya
Tidak bermanfaat bagi orang
Tidak mengganggu orang
Menyusahkan orang tetapi
tidak melanggar aturan
Menyusahkan orang dan
Melanggar aturan
Menyusahkan banyak orang
dan melanggar aturan
ETIKA
Etika dan Pengembangan Karakter
Strengths dan Pengembangan Karakter
Orang yang berkarakter memiliki keduanya
Karakter Kinerja dan Karakter Moral
Tanpa karakter moral, karakter kinerja mudah ternoda.
Anda bisa menjadi teroris berani yang meledakan orang yang tidak bersalah,
CEO hebat yang menipu, atau siswa brillian untuk dirinya sendiri.
Tanpa karakter kinerja , karakter moral tidak efektif.
Anda bisa menjadi orang yang memiliki niat baik tetapi tidak bisa melaksanakan tugas dengan efektif.
Karakter Kinerja membuat kita mampu beraksi pada tatanilai bermoral.
PERTAMA
• GALI DAN TEMUKAN BAKAT & POTENSI KEKUATAN ANAK
• FOKUSKAN PENGEMBANGAN SESUAI DENGAN POTENSI KEKUATANNYA
KEDUA & KETIGA
IKUTI TAHAP MEMBANGUN KARAKTER
LANGKAH-LANGKAH LANJUTAN
MOTIVASI
BEKERJA
SEBAGAI
HARAPAN MENCARI
PEKERJAAN
KARIR
PANGGILAN
Gaji
Bayaran
Dunia yang lebih
baik
Tidak Ada
Kebutuhan
Hidup
Liburan
Akhir
Minggu
UangdanKemajuan
Perlombaan KekuasaanKebanggaan
Promosi
Amanah
Perintah Allah
Khalifah
Utusan Allah
Lebih Banyak
Tugas
Arti HIDUP – Abah Rama
Strengths Development Roadmap
Talent Club
Engagement
Talent Observation
Enrich Various Activities
Pandu45
Skill & Knowledge
Supporting
internships
Voice of Child
Internship with Maestro
Talent Show
Talent Market Day
Project based
Learning
Basic Science
Life Skill & Business Skill
<year7Prep7–9
Belajar bersama Alam
Fisik & Sensomotorik
Startup10–11
Bahasa Ibu
Applied Science
Talent Mapping Visioning Board
Personalized Learning Plan
& Portfolio
Visioning Board
Learning Plan
Personal Portfolio
NetworkSupporting12-15
Ego
Tabi’at
Voice of Child
Talent Show/
Talent Market Day
Talent Career Day
Talent Business Day
Pandu 45
internships
Internship with Maestro
Coach
with Parent
& Chevron
Imaji Positif, Akhlak Dasar
Coach
with Parent
& Chevron
Visioning Board
Personalized
Business Plan
& Portfolio
Talentpreneur Program
Stage (Age)
< 9 10-11 12-13 14-15
Theme
Coordinator
Facilitator
Pre Aqil Baligh Aqil Baligh
Akhlaq
Concept
I Know What I have to
Build
I Build What I have to Lead
I Lead What I have to
Civilized
Talent based Leader
MISI HIDUP
Mampu Membaca
• Diri
• Alam
• Zaman
• Allah
VISI HIDUP
Mampu Mengembangkan
• Potensi Diri
• Potensi Alam/Masyarakat
• Potensi Zaman
VISI PERADABAN
Mulai mampu
Mengadabkan
• Manusia
• Alam/Masyarakat
• Zaman
• Akhlak Mulia
PERAN PERADABAN
• Khalifatul fil Ardh
• Mampu memikul Kewajiban
Syariah secara Individual dan
Sosial
• Muzakki
• 1.1 Talent
Mapping#I using
PANDU45
• 1.2 Club Talent
• 1.3 Visioning
Board
• 1.4 Learning
Model
• 1.5 Talent based
Individual
Project
• 1.6 Leadership
• 2.1 Talent Mapping#2
using PANDU45 &
TOOLS
• 2.2 Implement
Visioning Board
• 2.3 “Magang” &
“Dagang” with Maestro
• Chevron
• 2.4 Talent based Club
Project
• 2.5 Course Network
• 2.6 Leadership
• 2.7 Project
Management Skill
• 3.1 Lead Talent
based Social Project
• 3.2 Lead Social
Business
• 3.3 Funding
Business
• 3.4 Build the
Community
• 3.5 Build the System
• CEO Network
• Maestro of CBTD
• Business Fund
Network
Concept&Program
CBTD Program Management
Maestro / Talent Coach
Pendamping Akhlak/ Chevron
Talent Concept
• Program Plan &
Advisory
• Provide Parent &
Community Guide
• Parent’s Training
• Provide Chevron
• Program Monitoring &
Evaluation & Advisory
• Enhance Guide
• ToT Chevron
• Training
• Talent Network Resources
• Program Monitoring &
Evaluation & Advisory
• Fund Raising
• Parent’s Training
• Talent Network Resources
• Program Monitoring & Evaluation & Advisory
• Fund Raising
• Community & Parent’s Training
• Talent Network Resources
CBTD
Action Plan
Envisioning (February
– April 2014)
• Abah Rama
• Septi peni
• Adriano
• Ermawan
• Ines
• Lendo
• dll
Guide Book Draft
(April – May
2014)
•Sosialisasi
•Perbaikan
ToT Talent
Mapping &
Pendidikan
berbasis Potensi
(July 2014)
ToT Kepanduan
(August 2014)
• Enhance Guidebook
• Renovasi Base Camp
Soft Launch (Sep
2014)
•Trial @SSC
•Launch Guide Book
•Jadwal Pelatihan
Setahun utk Pendidik
•Website Pendukung
Soft Launch
 5 Titik Jabodetabek
 30 Facilitator/Pengajar
Komunitas Anak Jalanan
 15 Facilitator/Pengajar
Komunitas MLC
Implementasi Gerakan

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pendidikan karakter nas 123
Pendidikan karakter nas 123Pendidikan karakter nas 123
Pendidikan karakter nas 123Binsar Samosir
 
Pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika
Pendidikan karakter melalui pembelajaran matematikaPendidikan karakter melalui pembelajaran matematika
Pendidikan karakter melalui pembelajaran matematikaInterest_Matematika_2011
 
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAHIMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAHNASuprawoto Sunardjo
 
Menuju Karakter Manusia Unggul 2
Menuju Karakter Manusia Unggul 2Menuju Karakter Manusia Unggul 2
Menuju Karakter Manusia Unggul 2Akhmad Yafiz Syam
 
Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karaktergusipung
 
Grand desain pendidikan karakter
Grand desain pendidikan karakterGrand desain pendidikan karakter
Grand desain pendidikan karakteryus01
 
Pendidikan Karakter Bangsa by suedi show
Pendidikan Karakter Bangsa by suedi showPendidikan Karakter Bangsa by suedi show
Pendidikan Karakter Bangsa by suedi showSuedi Ahmad
 
Pendidikan Karakter untuk kampus
Pendidikan Karakter untuk kampusPendidikan Karakter untuk kampus
Pendidikan Karakter untuk kampusIndra Muis
 
Pembentukan karakter generasi muda melalui
Pembentukan  karakter generasi muda melaluiPembentukan  karakter generasi muda melalui
Pembentukan karakter generasi muda melaluiMinna Tiani
 
Ppt. pendidikan karakter
Ppt. pendidikan karakterPpt. pendidikan karakter
Ppt. pendidikan karakterReni H_dika BK
 
Pendidikan karakter di sla
Pendidikan karakter di slaPendidikan karakter di sla
Pendidikan karakter di slaAsmuni Syukir
 
Makalah character building
Makalah character buildingMakalah character building
Makalah character buildingrodo ezra
 
Pendidikan karakter Demi Masa Depan Indonesia
Pendidikan karakter Demi Masa Depan IndonesiaPendidikan karakter Demi Masa Depan Indonesia
Pendidikan karakter Demi Masa Depan IndonesiaRahmatsevenzero
 
Pengembangan karakter mahasiswa ridwansyah yusuf
Pengembangan karakter mahasiswa   ridwansyah yusufPengembangan karakter mahasiswa   ridwansyah yusuf
Pengembangan karakter mahasiswa ridwansyah yusufRidwansyah Yusuf
 
Pendidikan Karakter Bangsa
Pendidikan Karakter BangsaPendidikan Karakter Bangsa
Pendidikan Karakter BangsaAli Fanani
 
PENDIDIKAN KARATER SEMANGAT PAGI - DJOKO AW
PENDIDIKAN KARATER SEMANGAT PAGI - DJOKO AWPENDIDIKAN KARATER SEMANGAT PAGI - DJOKO AW
PENDIDIKAN KARATER SEMANGAT PAGI - DJOKO AWKafe Buku Pak Aw
 

La actualidad más candente (20)

Pendidikan karakter nas 123
Pendidikan karakter nas 123Pendidikan karakter nas 123
Pendidikan karakter nas 123
 
Pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika
Pendidikan karakter melalui pembelajaran matematikaPendidikan karakter melalui pembelajaran matematika
Pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika
 
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAHIMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
 
Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakter
 
Menuju Karakter Manusia Unggul 2
Menuju Karakter Manusia Unggul 2Menuju Karakter Manusia Unggul 2
Menuju Karakter Manusia Unggul 2
 
Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakter
 
Grand desain pendidikan karakter
Grand desain pendidikan karakterGrand desain pendidikan karakter
Grand desain pendidikan karakter
 
Makalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakterMakalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakter
 
Pendidikan Karakter Bangsa by suedi show
Pendidikan Karakter Bangsa by suedi showPendidikan Karakter Bangsa by suedi show
Pendidikan Karakter Bangsa by suedi show
 
Pendidikan Karakter untuk kampus
Pendidikan Karakter untuk kampusPendidikan Karakter untuk kampus
Pendidikan Karakter untuk kampus
 
Pembentukan karakter generasi muda melalui
Pembentukan  karakter generasi muda melaluiPembentukan  karakter generasi muda melalui
Pembentukan karakter generasi muda melalui
 
Ppt. pendidikan karakter
Ppt. pendidikan karakterPpt. pendidikan karakter
Ppt. pendidikan karakter
 
Pendidikan karakter di sla
Pendidikan karakter di slaPendidikan karakter di sla
Pendidikan karakter di sla
 
Makalah character building
Makalah character buildingMakalah character building
Makalah character building
 
Pendidikan karakter Demi Masa Depan Indonesia
Pendidikan karakter Demi Masa Depan IndonesiaPendidikan karakter Demi Masa Depan Indonesia
Pendidikan karakter Demi Masa Depan Indonesia
 
Integritas moral siswa
Integritas moral siswaIntegritas moral siswa
Integritas moral siswa
 
Pengembangan karakter mahasiswa ridwansyah yusuf
Pengembangan karakter mahasiswa   ridwansyah yusufPengembangan karakter mahasiswa   ridwansyah yusuf
Pengembangan karakter mahasiswa ridwansyah yusuf
 
Pendidikan Karakter Bangsa
Pendidikan Karakter BangsaPendidikan Karakter Bangsa
Pendidikan Karakter Bangsa
 
PENDIDIKAN KARATER SEMANGAT PAGI - DJOKO AW
PENDIDIKAN KARATER SEMANGAT PAGI - DJOKO AWPENDIDIKAN KARATER SEMANGAT PAGI - DJOKO AW
PENDIDIKAN KARATER SEMANGAT PAGI - DJOKO AW
 
Makalah karakter
Makalah karakterMakalah karakter
Makalah karakter
 

Similar a Gerakan pendidikan berbasis pendidikan berbasis potensi dan karakter bersama keluarga dan komunitas

EP Modul 3.2 CGP Angk. 6.pptx.pdf
EP Modul 3.2 CGP Angk. 6.pptx.pdfEP Modul 3.2 CGP Angk. 6.pptx.pdf
EP Modul 3.2 CGP Angk. 6.pptx.pdfssuserd243ee
 
0.1 mengapa bakat itu penting
0.1 mengapa bakat itu penting0.1 mengapa bakat itu penting
0.1 mengapa bakat itu pentingRama Royani
 
slide budaya positif 1.4 .pptx
slide budaya positif 1.4 .pptxslide budaya positif 1.4 .pptx
slide budaya positif 1.4 .pptxEnangCuhendi1
 
Slide Manggung 1.4 A6 - Giyanto.pdf
Slide Manggung  1.4 A6 - Giyanto.pdfSlide Manggung  1.4 A6 - Giyanto.pdf
Slide Manggung 1.4 A6 - Giyanto.pdfwindasihombing3
 
Appreciative Leadership & Inquiry: Jalan Setiap Orang untuk Mengubah Dunia
Appreciative Leadership & Inquiry: Jalan Setiap Orang untuk Mengubah DuniaAppreciative Leadership & Inquiry: Jalan Setiap Orang untuk Mengubah Dunia
Appreciative Leadership & Inquiry: Jalan Setiap Orang untuk Mengubah DuniaKanaidi Ken Part II
 
File seminar nasional pend salatiga
File seminar nasional pend salatigaFile seminar nasional pend salatiga
File seminar nasional pend salatigaaminwibowo2
 
Pendidikan Berkarakter
Pendidikan BerkarakterPendidikan Berkarakter
Pendidikan Berkarakterpuspa anggia
 
Makalah pendidikan karakter 1
Makalah pendidikan karakter 1Makalah pendidikan karakter 1
Makalah pendidikan karakter 1hepi gustia
 
MAKALAH PENDIDIKAN BERKARAKTER
MAKALAH PENDIDIKAN BERKARAKTERMAKALAH PENDIDIKAN BERKARAKTER
MAKALAH PENDIDIKAN BERKARAKTERamanatsubhan911
 
Post test modul 1 pmm.docx
Post test modul 1 pmm.docxPost test modul 1 pmm.docx
Post test modul 1 pmm.docxRINAWARASTUTI
 
Makalah jadi
Makalah jadiMakalah jadi
Makalah jadisofhi12
 
Makalah jadi
Makalah jadiMakalah jadi
Makalah jadisofhi12
 
PPT Budaya Positif di satuan lembaga.pdf
PPT Budaya Positif di satuan lembaga.pdfPPT Budaya Positif di satuan lembaga.pdf
PPT Budaya Positif di satuan lembaga.pdfanjar51
 
Kata pengantar jadi
Kata pengantar jadiKata pengantar jadi
Kata pengantar jadifauziah2812
 
Kata pengantar jadi
Kata pengantar jadiKata pengantar jadi
Kata pengantar jadifauziah2812
 

Similar a Gerakan pendidikan berbasis pendidikan berbasis potensi dan karakter bersama keluarga dan komunitas (20)

EP Modul 3.2 CGP Angk. 6.pptx.pdf
EP Modul 3.2 CGP Angk. 6.pptx.pdfEP Modul 3.2 CGP Angk. 6.pptx.pdf
EP Modul 3.2 CGP Angk. 6.pptx.pdf
 
0.1 mengapa bakat itu penting
0.1 mengapa bakat itu penting0.1 mengapa bakat itu penting
0.1 mengapa bakat itu penting
 
Tik anggit (1)
Tik anggit (1)Tik anggit (1)
Tik anggit (1)
 
slide budaya positif 1.4 .pptx
slide budaya positif 1.4 .pptxslide budaya positif 1.4 .pptx
slide budaya positif 1.4 .pptx
 
Slide Manggung 1.4 A6 - Giyanto.pdf
Slide Manggung  1.4 A6 - Giyanto.pdfSlide Manggung  1.4 A6 - Giyanto.pdf
Slide Manggung 1.4 A6 - Giyanto.pdf
 
Intisari Pemikiran KHD.pptx
Intisari  Pemikiran KHD.pptxIntisari  Pemikiran KHD.pptx
Intisari Pemikiran KHD.pptx
 
Appreciative Leadership & Inquiry: Jalan Setiap Orang untuk Mengubah Dunia
Appreciative Leadership & Inquiry: Jalan Setiap Orang untuk Mengubah DuniaAppreciative Leadership & Inquiry: Jalan Setiap Orang untuk Mengubah Dunia
Appreciative Leadership & Inquiry: Jalan Setiap Orang untuk Mengubah Dunia
 
File seminar nasional pend salatiga
File seminar nasional pend salatigaFile seminar nasional pend salatiga
File seminar nasional pend salatiga
 
Pendidikan Berkarakter
Pendidikan BerkarakterPendidikan Berkarakter
Pendidikan Berkarakter
 
Makalah pendidikan karakter 1
Makalah pendidikan karakter 1Makalah pendidikan karakter 1
Makalah pendidikan karakter 1
 
MAKALAH PENDIDIKAN BERKARAKTER
MAKALAH PENDIDIKAN BERKARAKTERMAKALAH PENDIDIKAN BERKARAKTER
MAKALAH PENDIDIKAN BERKARAKTER
 
PENDIDIKAN KARAKTER
PENDIDIKAN KARAKTERPENDIDIKAN KARAKTER
PENDIDIKAN KARAKTER
 
Post test modul 1 pmm.docx
Post test modul 1 pmm.docxPost test modul 1 pmm.docx
Post test modul 1 pmm.docx
 
Tugas 5
Tugas 5Tugas 5
Tugas 5
 
Makalah jadi
Makalah jadiMakalah jadi
Makalah jadi
 
Makalah jadi
Makalah jadiMakalah jadi
Makalah jadi
 
Materi EP 1.4 Angk 7.pdf
Materi EP 1.4 Angk 7.pdfMateri EP 1.4 Angk 7.pdf
Materi EP 1.4 Angk 7.pdf
 
PPT Budaya Positif di satuan lembaga.pdf
PPT Budaya Positif di satuan lembaga.pdfPPT Budaya Positif di satuan lembaga.pdf
PPT Budaya Positif di satuan lembaga.pdf
 
Kata pengantar jadi
Kata pengantar jadiKata pengantar jadi
Kata pengantar jadi
 
Kata pengantar jadi
Kata pengantar jadiKata pengantar jadi
Kata pengantar jadi
 

Más de Marsahid Agung Sasongko

Más de Marsahid Agung Sasongko (6)

Haul Bang Lendo Novo - Slide Bu Lola.pptx
Haul Bang Lendo Novo - Slide Bu Lola.pptxHaul Bang Lendo Novo - Slide Bu Lola.pptx
Haul Bang Lendo Novo - Slide Bu Lola.pptx
 
MIND MAP - MENDIDIK REMAJA GALAU MENJADI PEMUDA HEBAT.pdf
MIND MAP - MENDIDIK REMAJA GALAU MENJADI PEMUDA HEBAT.pdfMIND MAP - MENDIDIK REMAJA GALAU MENJADI PEMUDA HEBAT.pdf
MIND MAP - MENDIDIK REMAJA GALAU MENJADI PEMUDA HEBAT.pdf
 
Penang bus routes.docx
Penang bus routes.docxPenang bus routes.docx
Penang bus routes.docx
 
PPT BAGIAN TUBUH HEWAN DAN FUNGSINYA.pptx
PPT BAGIAN TUBUH HEWAN DAN FUNGSINYA.pptxPPT BAGIAN TUBUH HEWAN DAN FUNGSINYA.pptx
PPT BAGIAN TUBUH HEWAN DAN FUNGSINYA.pptx
 
MENDIDIK ANAK SESUAI FITRAH.pptx
MENDIDIK ANAK SESUAI FITRAH.pptxMENDIDIK ANAK SESUAI FITRAH.pptx
MENDIDIK ANAK SESUAI FITRAH.pptx
 
Profil sa jingga
Profil sa jinggaProfil sa jingga
Profil sa jingga
 

Último

MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 

Último (20)

MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 

Gerakan pendidikan berbasis pendidikan berbasis potensi dan karakter bersama keluarga dan komunitas

  • 1. Gerakan Pendidikan berbasis Potensi dan Karakter bersama Keluarga dan Komunitas Community based Talent Development (CBTD) An Overview of Strength based Education’s Concept & Practices
  • 2. 2 Life System Visi Potensi dimensi VISI Potensi Peradaban • Manusia - Local Leader • Bumi – Local Advantage • Waktu – Local Problem • Sistem Hidup – Akhlak/Kearifan PENDIDIKA N PERAN Objective: Local Leader and Talenta based Socialpreneur dimensi PENDIDIKAN Peradaban • Human Potential : Talent & Leadership • Earth Potential: Local Advantage’s TASK • Time Potential: Management & Technology • Value Potential: Local Wisdom & Akhlak Manusia Bumi • Individual: Social EcoPreneur (Rahmatan lil Alamin & Bashiro wa Nadziro) • Communal: Best Model & Network Integrator (Khoiru Ummah & Ummatan Wasathon) dimensi PERAN Peradaban Outcome Strategy from Vision and Education Dimension Waktu Kehidupan Landscape Peradaban
  • 3. Community based Education • Gerakan Pendidikan berbasis Komunitas
  • 4. Problem dari pendidikan saat ini adalah model yang meniru industri manufaktur dan restoran cepat saji yang semuanya dibuat dalam standar-standar yang ketat, liner, dan harus seragam. Semua anak diperlakukan seragam, padahal bakat manusia sesungguhnya sangat beragam, orang-orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda. “Penjelasan terbesarnya adalah persoalan pendidikan. Pendidikan seringkali mengalihkan manusia dari bakat alamiahnya. Sumber daya manusia itu hampir mirip seperti sumber daya alam, karena seringkali ia dikubur dalam – dalam. Anda harus menggalinya karena seringkali ia tak muncul di permukaan. Anda harus menciptakan suatu keadaan untuk memunculkan sesuatu yang terpendam tersebut.” Personalized Education Gagasan yang diajukan oleh Ken Robinson adalah pendidikan yang terpersonalisasi (personalized education). Menurut Ken Robinson,”jawaban untuk masa depan karena ini bukanlah mengenai membuat sebuah solusi baru; namun menciptakan sebuah gerakan dalam pendidikan di mana orang-orang dapat mengembangkan solusi-solusi mereka sendiri, namun dengan bantuan dari luar yang didasari oleh kurikulum yang terpersonalisasi.” Personalized education juga akan membantu menyelesaikan problem antusiasme (passion) yang telah hilang pada banyak orang. Antusiasme tumbuh dan berkembang ketika orang melakukan hal-hal yang dicintai, di bidang yang dikuasai. Antusiasme merangsang semangat dan energi dan waktu akan berjalan dengan cara yang benar-benar berbeda ketika dijalani dengan penuh antusiasme (full of passion). Personalized Education
  • 5. Fitur Unik Manusia Analogi dengan mobil yang memiliki fitur (rancangan) tertentu agar memberi manfaat tertentu. Demikian juga dengan rancangan atau bentuk rupa manusia yang sangat beragam. Bisa dipastikan memiliki manfaat yang berbeda-beda. Disamping berbeda dalam warna kulit, bentuk wajah, rambut, tinggi, bentuk sidik jari, dan lain sebagainya, ada fitur yang unik lain yang kita miliki dan berbeda satu sama lainnya. Fitur ini terutama berhubungan dengan sifat atau personality. Lebih lanjut, personality yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah personality yang bermanfaat atau personality yang produktif. Personality yang produktif inilah yang selanjutnya disebut dengan Bakat. Fitur Unik Manusia "Katakanlah: tiap tiap orang itu beramal menurut bakat pembawaannya masing masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui orang yang lebih benar dan lebih tepat jalan yang ditempuhnya" [al ishro 17:84] “seperti halnya didalam satu tubuh kita memiliki banyak anggauta, dan semua anggauta tidak memiliki fungsi yang sama... Menerima berkah yang berbeda sesuai dengan yang Tuhan berikan, marilah kita manfaatkan.” [Romans 12] “seperti juga tumbuh tumbuh-an yang berbeda menerima manfaat khusus dari hujan yang sama, begitu pula dengan manusia dengan pembawaan dan lingkungan yang berbeda mendapatkan berkat dengan jalan jalan yang berbeda... Setiap orang seharusnya menumbuhkan akar dari kebaikkannya sesuai dengan pembawaannya.” [Buddha]
  • 6. UU SISDIKNAS : “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif (menumbuhkan minat) MENGEMBANGKAN POTENSI DIRInya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara” Visi Pendidikan vs Realita Pendidikan "...sebanyak 87 persen mahasiswa di Indonesia salah jurusan" Irene Guntur, M.Psi., Psi., CGA, Educational Psychologist of Integrity Development Flexibility (IDF) , 2014 "... survei terhadap 1400 guru di DKI, ada 75% guru di DKI yang tidak berbakat guru.." Abah Rama, Pakar Talent, Lead Pro "Indonesia sudah menghadapi kekurangan manajer tingkat menengah. Dan di tahun 2020, kesenjangan antara permintaan dan penawaran akan semakin tinggi, yaitu mencapai 56 persen." Boston Consulting Group. “Growing Pains, Lasting Advantage: Tackling Indonesia’s Talent Challenges.” "...program pendidikan berbasis daya saing mengalami disorientasi dan pemborosan. Ini terjadi karena program-program yang dijalankan membias tak keruan sehingga apa yang dikerjakan dunia pendidikan tak bersambung dengan permasalahan dan kebutuhan bangsa." Mohammad Abduhzen ; Direktur Eksekutif Institute for Education Reform Universitas Paramadina) Realita…………
  • 7. A Paradigm Shift • From “Survival of the fittest” • From “Deficit remediation” – Deficit based Education • To “Strengths-based education” – Pendidikan berbasis Bakat & Akhlak A Paradigm Shift Strengths-Based Education Strengths Philosophy “Individuals gain more when they build on their talents, than when they make comparable efforts to improve their areas of weakness.” -- Clifton & Harter, 2003, p. 112
  • 8. WHAT IS OUR PROBLEM ? WHAT IS OUR STRENGTH ? COMPETENCY BASED STRENGTH BASED Positive Psychology MANAGEMENT CURRENT PSYCHOLOGY POSITIVE PSYCHOLOGY PSYCHOLOGY
  • 9. APAKAH MANUSIA BISA BERUBAH ? Nature vs Nurture “Although studies have shown that real change can result from training, most of the time the change doesn’t seem to be sustained, which is why it is often called the honeymoon effect. Considering that more than 60 billion dollars spent in North America alone on training (2001), this is a sobering observation.” Goleman et al. What Americans believe people can change is- in historical perspective- truly astonishing We are told that we can improve ourselves in almost every way Our children taught To read To be good citizen To be lovingly sexual To exercise To have high self esteem To enjoy literature To be ambitious To obey the lawets The reality fall short Martin Seligman • Kalau disimak baik baik maka sebenarnya apa yang dimaksud oleh pendukung Nurture adalah Behavior • B = f (P, E)---------kurt lewin (field theory) • Dimana B - behavior • P – personality • E – environment • P dianggap tetap • Kubu NATURE juga meyakini bahwa P tetap tidak berubah • Kubu Behaviorism berusaha memainkan E nya untuk mengubah manusia • Jadi baik kubu NATURE maupun NURTURE sama sama meyakini kalau Personality tidak berubah • Perbedaannya adalah kubu Nurture berusaha mengubah Perilaku melalui perubahan E (environment) atau lingkungan • Dalam situasi mana kita bisa mengubah Perilaku manusia ?
  • 10. • Talent + Knowledge + Skill = Strength • Talents are naturally recurring patterns of thought, feeling, or behavior that can be productively applied • By refining our dominant talents with skill and knowledge, we can create strength: the ability to provide consistent, near-perfect performance in a given activity. -- Clifton & Harter, 2003 Apa itu Strengths? • Strength: The ability to provide consistent, near-perfect performance in a specific activity. • Talent: A natural way of thinking, feeling, behaving. • Behavior patterns that make you effective • Thought patterns that make you efficient • Beliefs: that empower you to succeed • Attitudes that sustain your efforts toward achievement and excellence • Motivations that propel you to take action and maintain the energy needed to achieve • You cannot not do it • Talents are potential strengths! • Theme: A group of similar talents. • Skill: The capacity to perform the functional steps of an activity. • Knowledge: What you know, either factually or through awareness gained by experience. • Strength: Produced when talents are refined with knowledge and skill
  • 11. Perbedaan Strengths dan Weakness? It is a strength • I can’t wait to start. • This is fun. • I could do this forever. • This is my calling • Just try and stop me • Powerful • Passionate • Euphoric • Natural • Authentic • Confident • Find a way to do more of it. • Learn more about it • Find role models to learn from • Look for people who are really good at it. It is a weakness • I hate to have to do this. • When will this end? • This is going to take forever. • Thank goodness this is nearly over. • Can I sit this one out? • Frustrated • Fragmented • Disoriented • Awkward • Drained • Distracted • Hope I never have to do it again. • Get the new guy to do it. • Shove it to the right side of the desk and forget it • Do anything else instead. I am thinking… I am feeling I want to Buckingham, M. (2007). Go Put Your Strengths to Work: 6 Powerful Steps to Achieve Outstanding Performance. New York, NY: Free Press, p. 99. “One should waste as little effort as possible on improving areas of low competence. It takes far more energy to improve from incompetence to mediocrity than it takes to improve from first-rate performance to excellence.” -Peter Drucker
  • 12. • Spend most of their time in their areas of strength • Have learned to delegate or partner with someone to tackle areas that are not strengths • Use their strengths to overcome obstacles • Invent ways of capitalizing on their strengths in new situations The Highest Achievers FROM: • Problems • Attendance • Preparation • Putting into the student • Average TO: Possibilities Engagement Motivation Drawing out from student Excellence The Focus Changes
  • 14. 5 Prinsip dari Strengths-based Education 1. Measurement of student characteristics includes strengths assessment 2. Educators personalize the learning experience by practicing individualization (personalized learning) whereby they think about and act upon the strengths of each student.  highlight unique personal qualities and personal goals (visioning dream)  provide feedback on the use of these qualities and on their role in the successful pursuit of meaningful goals 3. Networking with personal supporters of strengths development  “Strengths develop best in response to other human beings” (Clifton & Nelson, 1992, p. 124). Clifton believed that relationships help define who we are and who we can become, positioning strengths as the qualities that establish connections between people whereas weaknesses create division in relationships (Clifton & Nelson). 4. Deliberate application of strengths within and outside the classroom fosters development and integration of new behaviors associated with positive outcomes.  Building upon the idea that “to educate” literally means “to draw out” or “to bring forth,” strengths-based educators believe that part of their core responsibility is to draw out the strengths that exist within students by heightening students’ awareness of them and cultivating a greater future orientation around how students’ strengths might be catalyzed as they approach their education. 5. Intentional development of strengths requires that students actively seek out novel experiences and previously unexplored venues for focused practice of their strengths through strategic course selection, use of campus resources, involvement in extracurricular activities, internships, mentoring relationships, or other targeted growth opportunities. (Lopez, 2009)
  • 15. Strengths Development Framework Discover / Awareness  Understands, can define and verbalize their theme  Has a basic understand of their themes Apply/ Application  Can utilize the knowledge of their five themes to plan, strategize, analyze and direct their behavior Relationship  Has a clear understanding of their uniqueness and seed others strengths  Has a relationship(s) that is encouraging theirs strength’s development Develop / Integrate  Can see a clear connection between their themes and past and present behavior  Can link strengths to success Strengths Awareness  Confidence  Self Efficacy  Motivation to excel  Engagement Apply strengths to areas needing improvement  Greater likelihood of success
  • 16. Strengths dan Pengembangan Karakter “Jangan memanjat pohon yang salah” – Gede Raka • Untuk dapat memetik buah kita harus berusaha, seperti misalnya memanjat • Akan tetapi kalau memanjat pohon yang salah maka buah yang akan didapat tidak sesuai dengan apa yang seharusnya didapat • Untuk mengetahui pohon yang harus dipanjat maka kita harus tahu “calling”kita masing masing • Calling selaras dengan sifat bawaan masing masing yang dinamakan “Bakat”. • Setelah Hasilnya didapat maka tugas selanjutnya adalah membagikan hasil tersebut [kontribusi] • Jadi disini ada tiga bagian besar  Memilih pohon yang benar  Usaha mendapatkan hasil  Membagikan hasil • Memilih pohon yang benar  menggali, menemukan dan memanfaatkan Bakat • Usaha mendapatkan hasil  membutuhkan Karakter Kinerja • Membagikan hasil  membutuhkan Karakter Moral
  • 17. Bermanfaat bagi banyak orang Bermanfaat bagi orang didekatnya Tidak bermanfaat bagi orang Tidak mengganggu orang Menyusahkan orang tetapi tidak melanggar aturan Menyusahkan orang dan Melanggar aturan Menyusahkan banyak orang dan melanggar aturan ETIKA Etika dan Pengembangan Karakter
  • 18. Strengths dan Pengembangan Karakter Orang yang berkarakter memiliki keduanya Karakter Kinerja dan Karakter Moral Tanpa karakter moral, karakter kinerja mudah ternoda. Anda bisa menjadi teroris berani yang meledakan orang yang tidak bersalah, CEO hebat yang menipu, atau siswa brillian untuk dirinya sendiri. Tanpa karakter kinerja , karakter moral tidak efektif. Anda bisa menjadi orang yang memiliki niat baik tetapi tidak bisa melaksanakan tugas dengan efektif. Karakter Kinerja membuat kita mampu beraksi pada tatanilai bermoral. PERTAMA • GALI DAN TEMUKAN BAKAT & POTENSI KEKUATAN ANAK • FOKUSKAN PENGEMBANGAN SESUAI DENGAN POTENSI KEKUATANNYA KEDUA & KETIGA IKUTI TAHAP MEMBANGUN KARAKTER LANGKAH-LANGKAH LANJUTAN
  • 19. MOTIVASI BEKERJA SEBAGAI HARAPAN MENCARI PEKERJAAN KARIR PANGGILAN Gaji Bayaran Dunia yang lebih baik Tidak Ada Kebutuhan Hidup Liburan Akhir Minggu UangdanKemajuan Perlombaan KekuasaanKebanggaan Promosi Amanah Perintah Allah Khalifah Utusan Allah Lebih Banyak Tugas Arti HIDUP – Abah Rama
  • 20. Strengths Development Roadmap Talent Club Engagement Talent Observation Enrich Various Activities Pandu45 Skill & Knowledge Supporting internships Voice of Child Internship with Maestro Talent Show Talent Market Day Project based Learning Basic Science Life Skill & Business Skill <year7Prep7–9 Belajar bersama Alam Fisik & Sensomotorik Startup10–11 Bahasa Ibu Applied Science Talent Mapping Visioning Board Personalized Learning Plan & Portfolio Visioning Board Learning Plan Personal Portfolio NetworkSupporting12-15 Ego Tabi’at Voice of Child Talent Show/ Talent Market Day Talent Career Day Talent Business Day Pandu 45 internships Internship with Maestro Coach with Parent & Chevron Imaji Positif, Akhlak Dasar Coach with Parent & Chevron Visioning Board Personalized Business Plan & Portfolio Talentpreneur Program
  • 21. Stage (Age) < 9 10-11 12-13 14-15 Theme Coordinator Facilitator Pre Aqil Baligh Aqil Baligh Akhlaq Concept I Know What I have to Build I Build What I have to Lead I Lead What I have to Civilized Talent based Leader MISI HIDUP Mampu Membaca • Diri • Alam • Zaman • Allah VISI HIDUP Mampu Mengembangkan • Potensi Diri • Potensi Alam/Masyarakat • Potensi Zaman VISI PERADABAN Mulai mampu Mengadabkan • Manusia • Alam/Masyarakat • Zaman • Akhlak Mulia PERAN PERADABAN • Khalifatul fil Ardh • Mampu memikul Kewajiban Syariah secara Individual dan Sosial • Muzakki • 1.1 Talent Mapping#I using PANDU45 • 1.2 Club Talent • 1.3 Visioning Board • 1.4 Learning Model • 1.5 Talent based Individual Project • 1.6 Leadership • 2.1 Talent Mapping#2 using PANDU45 & TOOLS • 2.2 Implement Visioning Board • 2.3 “Magang” & “Dagang” with Maestro • Chevron • 2.4 Talent based Club Project • 2.5 Course Network • 2.6 Leadership • 2.7 Project Management Skill • 3.1 Lead Talent based Social Project • 3.2 Lead Social Business • 3.3 Funding Business • 3.4 Build the Community • 3.5 Build the System • CEO Network • Maestro of CBTD • Business Fund Network Concept&Program CBTD Program Management Maestro / Talent Coach Pendamping Akhlak/ Chevron Talent Concept • Program Plan & Advisory • Provide Parent & Community Guide • Parent’s Training • Provide Chevron • Program Monitoring & Evaluation & Advisory • Enhance Guide • ToT Chevron • Training • Talent Network Resources • Program Monitoring & Evaluation & Advisory • Fund Raising • Parent’s Training • Talent Network Resources • Program Monitoring & Evaluation & Advisory • Fund Raising • Community & Parent’s Training • Talent Network Resources CBTD
  • 22. Action Plan Envisioning (February – April 2014) • Abah Rama • Septi peni • Adriano • Ermawan • Ines • Lendo • dll Guide Book Draft (April – May 2014) •Sosialisasi •Perbaikan ToT Talent Mapping & Pendidikan berbasis Potensi (July 2014) ToT Kepanduan (August 2014) • Enhance Guidebook • Renovasi Base Camp Soft Launch (Sep 2014) •Trial @SSC •Launch Guide Book •Jadwal Pelatihan Setahun utk Pendidik •Website Pendukung Soft Launch  5 Titik Jabodetabek  30 Facilitator/Pengajar Komunitas Anak Jalanan  15 Facilitator/Pengajar Komunitas MLC

Notas del editor

  1. Sir Ken Robinson : Al Gore pernah berbicara pada TED’s Conference tentang Iceberg 4 tahun lalu. Dan ia berbicara mengenai krisis iklim. Dan saya menyebutkannya pada akhir pembicaraan saya. Jadi saya mau mulai dari sana, karena saya hanya diberi waktu 18 menit saja (tersisa). Tahukah anda, bahwa ia (Al Gore) benar…memang sedang terjadi krisis iklim saat ini. Dan saya pikir, jika orang tidak percaya hal itu, silahkan pergi keluar lebih sering. Tapi saya percaya, bahwa krisis iklim kedua, yang sama menakutkannya dan memiliki asal usul yang sama, yang juga harus ditangani segera. Yang saya maksud ialah, anda boleh berkata : saya ini baik, kamu tahu. Saya sudah punya satu krisis iklim, dan saya tidak siap mengalami krisis kedua. Tapi ini bukan krisis sumberdaya alam, meski saya yakin hal itu juga benar. Akan tetapi yang saya maksud adalah : Krisis SUMBER DAYA MANUSIA. Saya yakin, pada dasarnya, seperti yang diungkapkan pembicara – pembicara terdahulu bahwa kita jarang menggunakan bakat/talenta kita. Sangat banyak manusia yang menjalani hidupnya tanpa pernah mereka menyadari apa bakat mereka, dan mereka mampu mengatakan apa bakat mereka. Saya bertemu banyak orang, yang merasa bahwa mereka sama sekali tak memiliki kecakapan dalam hal apapun. Sebetulnya, saya cenderung membagi dunia menjadi dua bagian : Jeremy Bentham, salah satu filsuf utilitarian pernah menyampaikan argumen ini, menurutnya terdapat 2 tipe manusia di dunia ini, mereka yang membagi dunia menjadi 2 tipe, dan mereka yang tidak. Well, saya juga begitu. Saya bertemu beragam orang, yang tidak merasa enjoy dengan apa yang dikerjakannya. Mereka melewati dan menjalankan hidup mereka seadanya saja. Mereka tidak pernah merasakan kepuasan batin dari aktivitas mereka. Mereka hanya mampu bertahan (endure) saja, mereka tidak menikmati (enjoy) apa yang dilakukannya, dan mereka selalu menantikan akhir pekan. ada tambahan dari abah rama mengenai hal ini : Tapi saya juga bertemu orang –orang, yang amat mencintai pekerjaannya dan ia tak terbayang jika harus melakukan hal lain selain yang sudah dilakukannya. Jika anda melarang mereka agar tidak mengerjakan hal yang dicintainya itu, mereka pasti berpikir “anda itu bicara apa sih ?”, Karena masalahnya bukan apa yang mereka lakukan tapi masalahnya adalah siapakah mereka itu. Mereka akan bilang : “Tapi, inilah diriku”. Saya akan jadi orang bodoh jika mengabaikan pekerjaan itu, karena hal itu menggambarkan diri saya yang sebenarnya. Bagi sebagian orang , hal itu tidak benar. Sebaliknya, sepertinya kelompok manusia yang kedua ini jumlahnya masih sedikit. Menurut saya, ada banyak kemungkinan penjelasan tentang hal ini. Penjelasan terbesarnya adalah persoalan pendidikan. Pendidikan seringkali mengalihkan manusia dari bakat alamiahnya. Sumber daya manusia itu hampir mirip seperti sumber daya alam, karena seringkali ia dikubur dalam – dalam. Anda harus menggalinya karena seringkali ia tak muncul di permukaan. Anda harus menciptakan suatu keadaan untuk memunculkan sesuatu yang terpendam tersebut. Bisa anda bayangkan jika, bahwa pendidikan berlaku seperti itu, tapi itu justru yang lebih sering tidak terjadi. Setiap sistem pendidikan di seluruh dunia saat ini telah di reformasi. Tapi itu saja tak cukup !. Reformasi pendidikan saat ini sudah tak bisa digunakan lagi, karena jelas –jelas hanya memperbaiki model yang sudah rusak. Yang dibutuhkan ( dan kalimat ini telah sering digunakan selama beberapa hari ini ) bukanlah istilah EVOLUSI, tetapi REVOLUSI dalam pendidikan. Sistem pendidikan harus ditransformasikan menjadi sesuatu yang lain. Tantangan terbesar dari revolusi sistem pendidikan adalah  melakukan INOVASI pendidikan secara mendasar. Inovasi itu biasanya berat, karena itu artinya melakukan sesuatu yang tidak mudah ditemukan oleh manusia, dalam banyak hal. Revolusi artinya menantang sesuatu yang kita anggap tidak bisa berubah, sesuatu yang kita pikir sudah sangat jelas. Dan masalah terbesar dari gagasan Reformasi atau Transformasi ialah Belenggu Persepsi Umum. Sesuatu yang orang pikir bahwa hal itu tidak mungkin bisa dilakukan dengan cara lainnya, karena memang dari dulu sudah begitu. Belum lama ini saya temukan kutipan dari Abraham Lincoln, yang saya pikir dia pasti senang telah membuat kutipan ini. Ia mengucapkannya pada Desember 1862 di depan Rapat Tahunan ke 2 dari Kongres, dan saya tak bisa bayangkan apa yang terjadi kala itu, ia berkata : Dogma – dogma masa lalu tidak sesuai lagi dengan keadaan sekarang, Kesempatan telah tertimbun tinggi dengan adanya kesulitan, dan kita harus meningkat (rise with) dengan adanya kesempatan itu. Saya suka kata itu : rise with (meningkat), bukan rise to (menimbulkan). Karena persoalan yang kita hadapi adalah hal yang baru, maka kita harus berpikir dan bertindak dengan cara baru. Kita harus memerdekakan diri (disentrhall) kita (dari belenggu persepsi) lalu kita harus selamatkan negeri ini. Saya suka kalimat itu Disentrhall. Anda tahu artinya, yaitu bahwa ada banyak persepsi yang membelenggu diri kita yang kita anggap tetap, sebagai urutan alami dari sesuatu yang berlaku apa adanya. Banyak sekali gagasan kita yang sudah tidak cocok dengan situasi abad ini, karena hanya cocok dengan situasi masa lalu, tapi pikiran kita masih terhipnotis oleh persepsi lama tersebut, dan kita harus bebaskan diri dari belenggu persepsi lama tersebut.
  2. KHALIFAH Allah menjadikan manusia sebagai khalifah (atau utusan) Allah di muka bumi ini. Sebagai khalifah tentunya akan menjalankan misi yang menjadi tujuan mengapa manusia diciptakan. Misi atau tugas tersebut bisa jadi berbeda antar satu manusia dengan manusia yang lain. Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hambanya dan kadar kemampuan manusia dalam menjalankan misinya. Layaknya seorang majikan ketika akan menugaskan pembantunya untuk menjalankan perintah, pasti sang majikan itu akan memberikannya fasilitas dan bekal yang cukup agar tugas dapat terlaksaksana dengan baik. Demikian pula dengan Allah yang memberi tugas kepada manusia, tentunya memberi sesuatu kepada manusia agar dapat menjalankan tugasnya sebagai khalifah. Untuk dapat menjalankan tugas tersebut salah satunya Allah menanamkan fitur-fitur unik (bakat-bakat) yang sesuai dengan tugas yang diemban tersebut.   Fitur-fitur unik atau bakat satu manusia berbeda dengan manusia lainnya. Sesungguhnya, setiap manusia memiliki bakat-bakat dominan. Nah, perbedaan terjadi karena memiliki bakat-bakat tertentu yang lebih menonjol atau dominan dibandingkan lainnya. Bakat-bakat dominan yang kita miliki akan memberi kita “kemudahan dalam melakukan” dan membentuk “kesukaan (passion)” pada aktivitas-aktivitas tertentu atau bisa dikatakan sebagai aktivitas-aktivitas terbaiknya. Diyakini bahwa apabila pelatihan atau pengembangan difokuskan pada aktivitas-aktivitas terbaik akan memberikan “hasil yang paling optimal”. Aktivitas-aktivitas yang didapatkan dari kumpulan bakat dominan disebut juga dengan aktivitas yang bermanfaat atau  produktif (productive activities) atau dikenal dengan istilah “4E (Enjoy, Easy, Excellent, Earn) Activities”. 4E Activities merupakan salah satu tanda-tanda “kekhalifan” seseorang.    Banyak istilah-istilah yang disering kita dengar yang menyerupai 4E activities, seperti calling, bakat (talent), potensi kekuatan, kekhalifahan, lentera jiwa, dan hasrat (passion).
  3. THE STRENGTHS PERSPECTIVE A strengths perspective is characterized by “efforts to label what is right” within people and organizations (Buckingham, 2007, p. 6) and assumes that every individual has personal qualities that can be mobilized toward desirable outcomes in many areas of life (Anderson, 2000; Saleebey, 2001). Te strengths approach explores ways to empower individuals toward thriving rather than mere survival (Liesveld & Miller, 2005) and assumes that capitalizing on one’s areas of talent is likely to lead to greater success than would be possible by making a comparable investment of efort into overcoming personal weaknesses or deficiencies (Clifton & Harter, 2003). Tis paradigm therefore highlights the importance of intentionally choosing to focus one’s attention and energy into cultivating that which will yield the most significant growth (Shushok & Hulme, 2006), which is accomplished not by ignoring weaknesses, but by instead seeking to understand and manage areas of deficiency while optimizing effort by building on strengths (Clifton & Harter, 2003; Clifton & Nelson, 1992). Strengths-based ideology provides insight for the design of intervention programs that prompt individuals toward achieving positive goals and aims (Frey, Jonas, & Greitemeyer, 2003), as a strengths perspective can produce “the ability to fexibly apply as many different resources and skills as are necessary to solve a problem or work toward a goal” (Aspinwall & Staudinger, 2003, p. 13) by helping people consider the personal resources they can mobilize to achieve favorable ends.
  4. Sudah ratusan tahun isu ini menjadi kontroversi yang tiada habisnya walaupun kubu nurture tetap mendominansi , mana yang benar ternyata keduanya benar karena memang manusia dapat aktivitas tertentu (T,R,E,Te) bisa diperlakukan sebagai mesin melalui SOP dan external Motivation akan tetapi pada aktivitas lain (N,H,S,Gi) harus memanusiakan manusia dengan cara menyalurkan potensinya.
  5. The Five Principles of Strengths-Based Education Principle 1: Measurement of student (and educator) characteristics includes strengths assessment, which supplements the typical focus on academic achievement and behavioral data (e.g., absences, living situation, off-campus responsibilities, etc.). Educators rely on good data. Achievement tests (Carey, 2004; U.S. DOE, 2004) and behavioral reports often shape perceptions of good students and effective schools more than any other type of assessment. Now, strengths and other positive personal variables (e.g., hope, engagement, and well-being) can be measured with confidence. By augmenting the existing data with data from measures of human strengths and other positive variables, educators can develop a more detailed and complex picture of academic success, its determinants, and its long-term benefits (Lopez, 2004). Educators measure what they value, and they work to enhance what they measure. Those within educational institutions have long valued achievement and its associated behaviors, yet boosting achievement, attendance, and retention has been a challenge. Potentially, student strengths and other indicators such as hope, engagement, and well-being might explain unaccounted variance in academic success. This hypothesis can only be examined when “positive” data are merged with existing data from large groups of American students. For students and educators, measurement of strengths also has some short-term benefits. Upon completion of the Clifton StrengthsFinder, individuals receive five positive words for describing themselves. Students can carry these descriptors with them throughout their college career and into their first job and share them with their family and friends. Educators can do more of what they do best throughout their career by being mindful of their strengths. Principle 2: Educators personalize the learning experience by practicing individualization whereby they think about and act upon the strengths of each student. A strengths-based approach to working with students can be highly individualized, including efforts to personalize the learning experience (Gallup, 2003) by encouraging students to set goals based on their strengths and helping them to apply their strengths in novel ways individualization(Cantwell, 2005) as part of a developmental process (Louis, 2008). Specifically, involves educational professionals spontaneously thinking about and acting upon the strengths, interests, and needs of each student and systematically making efforts to personalize the learning experience (Gallup, 2003; Levitz & Noel, 2000). Through individualization efforts, educators (a) highlight unique student qualities and goals that make academic and social pursuits more successful and (b) provide feedback on the use of these qualities and on their role in the successful pursuit of meaningful goals. For individualization to be effective, the educator needs to begin helping the student to talk about goals within the context of personal strengths. Educator and student need to know “where they are” and “where they are going” and how strengths can help provide a pathway between these two. An understanding of personal goals (goals crafted by the student) and assigned goals (encouraged by the educator or institution) defines the aims and objects being pursued and creates many opportunities for feedback on goal pursuit. These mutual goals direct attention and effort, serve an energizing function, contribute to persistence, and spark action indirectly by leading to interests, discoveries, and use of knowledge, strategies, and skills (Locke & Latham, 2002). Another practical approach to individualization involves the educator providing several options for how student learning can be demonstrated and assessed, allowing students to select the project or assessment type that most closely resonates with their own particular constellation of strengths. Potent and timely feedback addresses the development of life strategies grounded in knowledge of strengths and comments on goal pursuits. Formative feedback that puts progress into perspective should be augmented with summative feedback that emphasizes the strengths and strategies used for recent goal attainment. Principle 3:Networking with personal supporters of strengths development affirms the best in people and provides praise and recognition for strengths-based successes. “Strengths develop best in response to other human beings” (Clifton & Nelson, 1992, p. 124). Clifton believed that relationships help define who we are and who we can become, positioning strengths as the qualities that establish connections between people whereas weaknesses create division in relationships (Clifton & Nelson). As relational connections grow with the help of social networking, strengths-based education and development could blossom within new relationships and long-term, high quality relationships. When educators are mindful of students’ strengths, they can help students to become empowered while strengthening the mentoring relationship. As students discover their own strengths, they can share that new information and also work to think of other people in terms of their strengths. For example, when providing feedback to a fellow student, a person could begin by highlighting what was done well and why (i.e., which strengths were showcased) rather than what was done poorly and why (i.e., which weaknesses undermined performance). In the context of close relationships, the strengths of others may be leveraged to manage personal weaknesses. By building strengths collaborative, two individuals (or a larger group of people) can bring their best talents to projects while filling the gaps by sharing personal resources. In effective strengths-based models, educators use strengths to help others achieve excellence and to move beyond an individual focus to a more relational perspective. Bowers (2009) heard the declaration “I have many supports in my life” repeatedly when interviewing college students who were nominated as the best at making the most of their strengths. One interpretation of this discovery is that high levels of social support are associated with the ability to become adept at using personal strengths. Alternatively, strengths-based education may reveal that networking around strengths produces increased social support. Principle 4: Deliberate application of strengths within and outside of the classroom fosters development and integration of new behaviors associated with positive outcomes. A focus on the deliberate application of strengths within the classroom shapes the behaviors of educators and students and the nature of education in several notable ways. Specifically, educators utilizing a strengths-based stance begin by selecting pedagogical approaches that bring out their best in the educational process and seek to model how they leverage personal strengths in teaching, advising, or other domains of life. Such educators regularly discuss strengths application with students, providing personal examples or illustrations and describing some of the experiences that were critical in their own process of developing strengths. Building upon the idea that “to educate” literally means “to draw out” or “to bring forth,” strengths-based educators believe that part of their core responsibility is to draw out the strengths that exist within students by heightening students’ awareness of them and cultivating a greater future orientation around how students’ strengths might be catalyzed as they approach their education. Teaching from a strengths-based perspective requires educators to devote effort to helping students notice and identify occasions when their strengths are evident in the classroom or when they are using personal strengths to complete assignments with a high level of quality. A strengths-based educator also fosters a learning environment in which affirming peer-to-peer feedback is a regular feature, as students are taught to cultivate the skill of noting their classmates’ strengths in action. Creating opportunities for students to choose assignment types that allow them to leverage their unique strengths provides practice in selecting activities that will bring out their best. These recommendations are resonant with the core ideas of self-determination theory, which explains that individuals function at optimal levels and are most authentically motivated when three psychological needs are met: competence, autonomy, and relatedness (Ryan & Deci, 2000). Helping students understand the connection between their strengths and their personal goals and offering guidance in the application of their strengths in the most effective ways can elicit feelings of competence, and providing students with choices and opportunities for self-direction can support their need for autonomy. When educators establish a learning culture where students view themselves and others through strengths-colored glasses (Clifton, Anderson, & Schreiner, 2006), they help to foster appreciation for differences, highlight the value of collaboration and teamwork, and establish a powerful sense of relatedness Principle 5: Intentional development of strengths requires that educators and students actively seek out novel experiences and previously unexplored venues for focused practice of their strengths through strategic course selection, use of campus resources, involvement in extracurricular activities, internships, mentoring relationships, or other targeted growth opportunities. Highly effective strengths educators understand that the ultimate objective of a strengths- based initiative is to help students consider their own responsibility in deliberately, attentively developing their strengths through practice and engagement in novel experiences. This final principle builds upon the others by suggesting that if students are to maximize their strengths, they will need to cultivate the discipline of proactively seeking new experiences that will expose them to information, resources, or opportunities to heighten their skills and knowledge about how to mobilize their strengths most effectively. This undertaking requires more than an innovative application of strengths in existing settings, but demands engagement in new experiences designed to expand personal strengths. An ideal strengths-based educational model highlights the investment of effort and the creation of a strengths growth plan as critical components in a developmental process, and invites
  6. Pendidikan Akhlak: Tujuan, Prinsip, Metode. Tahapan Pendidikan Akhlak Program Community based Education (CBE)  Untuk perkotaan, kami mau melanjutkan lagi program CBTD (Community based Talent Development) sebagai bentuk CBE (Community based Education) untuk anak2, yang mempertemukan jaringan Professional Talent dengan Anak2 Indonesia. Para Professional Talent, akan undang untuk memberikan (menginfaqkan) "Ilmu dan Pengalamannya" kepada anak2 Indonesia dalam bentuk Workshop dan Magang.  Bill of Right for Children nya adalah: 1. Sistem Persekolahan Nasional hanya fokus pada akademik tidak menghargai bakat anak Indonesia, banyak anak2 Indonesia hari ini yg menolak sekolah bukan karena bodoh atau malas, tetapi sekolah tdk memfasilitasi anak2 untuk mengembangkan bakat mereka, kecuali akademis. 2. Aqil Baligh adalah bagian terpenting dari pendidikan Islam, artinya pendidikan Islam seharusnya menyiapkan anak2 agar mampu memikul beban kewajiban Syariah tepat ketika mereka mencapai aqil dan baligh. Aqil baligh adalah kondisi kemandirian seorang Muslim untuk memikul kewajiban syariah, pada saat mencapai usia aqilbaligh, kurang lebih 12-14 tahun. Yang akan dilakukan bukanlah akselerasi akademik, tetapi optimasi bakat dan akhlak. 3. Kemandirian pada Aqil Baligh dicapai melalui pendidikan bersama komunitas (berjamaah) yang fokus pada Akhlaq dan Bakat dan mendatangi Guru/Maestro dengan cara Magang. Pembangunan akhlak atau karakter dapat dilakukan melalui passion/bakat anak2. Sejatinya pendidikan adalah membantu menemani anak kita untuk menemukan jatidiri mereka/bakat dan mendampingi pembentukan akhlak mereka melalui keteladanan para maestro/professopnal Talent. 4. CBTD akan membantu para Ortu untuk merancang program pendidikan anak mereka secara mandiri dan bersama2 dengan komunitas. Talent Mapping akan dilakukan, kemudian anak kita akan dilibatkan dalam Club Talent yg sesuai dan disalurkan utk Magang bersama para Maestro/Professional Talent/Perusahaan yg sesuai dengan bakat anak. Pendamping akhlak akan ditunjuk dari komunitas dan memiliki jobdesk dan kriteria penilaian. Program pendidikan ini akan dirancang bersama dan dimulai utk usia pra baligh 9 -10 tahun, diawali dengan membantu orangtua untuk Talent Mapping, merancang Learning Model yg sesuai dan merancang Visioning Board. CBTD bukan program komersil, tetapi program komunitas, dari komunitas, oleh komunitas dan untuk komunitas. 5. Sebaik baik pendidikan adalah yang terintegrasi dengan realitas sosial dan masyarakat serta pemberdayaannya. Usia 11-12 mulai diterjunkan ke Masyarakat untuk mewujudkan Visioning Board dan mengasah Leadership di Masyarakat. Bisa berbentuk proyek untuk membuat karya atau proyek terkait kemanusiaan dan sosial (penyelamatan alam dan pemberdayaan masyarakat) yg terkait dengan bakat mereka. Pada fase ini diharapkan anak2 sdh mantap dengan bakat dan mimpinya, mampu mewujudkannya, dan mengkontekskan bakatnya dengan kondisi masyarakat / Kearifan Lokal yg ada (potensi ekonomi dan potensi alam masyarakat). Anak-anak mulai diterjunkan untuk mengenali lokalitas sosial budaya dan ekonomi lalu mencari solusinya. 6. Inkubasi Business/Talent based Social Business Project. Usia 13 - 14 tahun, ini fase yang secara umum diasumsikan anak2 sdh mampu mandiri dan tidak layak diberi Nafkah, maka akan difasilitasi Pemodalan untuk Bisnis dan didampingi pengembangannya bersama jaringan Professional/Perusahaan yg sesuai. Ini fase Inkubator Business. 7. Anak yg sdh bisa mandiri (akan difasilitasi bila ingin melanjutkan kuliah/professional Course/Business Course dan dilibatkan dalam jaringan CEO muda dan diharapkan dapat menjadi Mastro Muda dan Muzakki untuk generasi di bawahnya. Dari point 1 sampai 7 di atas ini silahkan diperkaya dan dikomentari. CBTD program ini akan dimatangkan oleh POKJA CBTD. Team adalah bunda Erna Sjahid, pak Ermawan Fitra Purnama , pak Arif Fadillah , Ferous Bersekolah sbg penasehat pendidikan akhlak, bunda Septi Peni Wulandani utk penasehat program dan ust Adriano Rusfi untuk penasehat Psikology.  Nah bagi teman2 yg ingin bergabung dalam POKJA utk mematangkan konsep dan memetakan kebutuhan/jaringan atau ingin menginfaqkan Professional Talent atau apapun kami dengan senang hati menerima.