Dokumen tersebut membahas empat lokasi New Site Development (NSD) untuk penanganan permukiman kumuh di Indonesia, yaitu di Kendari, Palopo, Bima, dan Kapuas. NSD merupakan strategi pemindahan penghuni kumuh ke lokasi baru yang dilengkapi rumah dan infrastruktur layak, untuk meningkatkan kualitas hunian dan mata pencaharian mereka.
1. KENDARI PALOPO BIMA KAPUAS
NEW SITE
DEVELOPMENT
NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE 2 (NUSP-2)
Proyek dalam Pembiayaan ADB di Sektor Pembangunan Perkotaan(Loan 3122-INO)
3. 01
Profil Umum dan Lokasi NUSP-2
Konsep dan Pendekatan NSD
Lokasi NSD
PENDAHULUAN
Proses Konstruksi Unit Rumah
di Lokasi NSD Jatiwangi
4. INFORMASI PROYEK
NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER
PROJECT PHASE-2
Pemberi Pinjaman Asian Development Bank
Penanggung Jawab Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
ID Pinjaman 3122-INO
Tanggal Penandatanganan
Perjanjian Pinjaman
23 April 2014
Tanggal Efektif
Pelaksanaan Pinjaman
17 Juli 2014
Batas Waktu
Pelaksanaan Pinajman
31 Desember 2019
Total Dana Pinjaman USD 74,400,000
NUSP-2 adalah Program Penanganan Permukiman Kumuh yang di biayai oleh Asian Development
Back (ADB) di Indonesia. Ada 3 (tiga) komponen dalam program NUSP-2, antara lain: (i)
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah, (ii) Peningkatan Kualitas Kawasan
Permukiman Kumuh, (iii) New Site Development/NSD
5. 20 Kabupaten/Kota *)
209 Kelurahan
*) 4 dari 20 Kabupaten/Kota merupakan lokasi program NSD: Kendari, Palopo,
Bima and Kapuas
LOKASI PROYEK
WILAYAH BARAT WILAYAH TENGAH WILAYAH TIMUR
1. Kota Batam 1. Kota Serang 1. Kota Makassar
2. Kota Tanjung Balai 2. Kota Sukabumi 2. Kota Palopo
3. Kota Bengkulu 3. Kota Semarang 3. Kabupaten Bone
4. Kabupaten Tj Jabung Barat 4. Kota Pekalongan 4. Kota Kendari
5. Kota Palembang 5. Kota Pasuruan 5. Kota Ambon
6. Kota Bandar Lampung 6. Kota Banjarmasin 6. Kota Bima
7. Kota Palangkaraya
8. Kabupaten Kapuas
6. New Site Development
(NSD) adalah salah satu
strategi penanganan
permukiman kumuh,
khususnya untuk kawasan
kumuh dengan status
lahan illegal, dengan
usaha pemindahan
penghuni ke lokasi NSD.
Ada 4 (empat)
Kabupaten/Kota sebagai
lokasi NSD di Indonesia,
diantaranya: Kendari,
Palopo, Bima and Kapuas
Proses relokasi dilaksanakan secara sukarela. Pemerintah daerah menjalankan
peran penting dalam memberikan sosialisasi, pendekatan kepada masyarakat,
melakukan pemilihan penerima manfaat potensial dan memantau proses relokasi.
NEW SITE DEVELOPMENT (NSD)
KONSEP DAN PENDEKATAN
NSD
SQUATTER AREA
NSD SITE
7. NEW SITE DEVELOPMENT (NSD)
KONSEP DAN PENDEKATAN
NSD
NSD dilaksanakan melalui kolaborasi antara Pemerintah Daerah (penyediaan lahan
seluas minimal 2Ha), dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
untuk penyediaan rumah (APBN) dan Infrastruktur (Pinjaman ADB)
8. KOTA KENDARI
NSD PURIRANO
Luas Lahan: 4,19 Ha
Jumlah unit rumah terbangun: 225 Unit
Jumlah unit rumah terhuni: 225 Unit
Infrastruktur terbangun melalui NUSP-2:
Penerima manfaat berasal dari Kawasan squatter di
kelurahan Punggaloba dan Purirano, Sebagian besar
mata pencaharian adalah sebagai buruh pelabuhan. Di
NSD aspek livelihood terpenuhi dengan pemenuhan
sarana transportasi umum yang murah dan rencana
pembangunan pasar tradisional di sekitar lokasi NSD.
• Jalan (paving dan beton)
• Drainase (pas. batu dan beton)
• Talud (pas. batu)
• Plat Deucker
• Jaringan pipa air bersih (HDPE 4”
saluran utama dan HDPE 2” SR)
• Reservoir
• Sarana & prasarana persampahan
(motor sampah, container
sampah)
• Taman dan pelengkap (lampu,
taman & street furniture)
• Kolam retensi
9. SEBELUM (SQUATTER) SESUDAH (NSD)
• Kondisi unit rumah semi permanen
• Berada di lokasi illegal
• Akses infrastruktur kurang
• Tidak ada peluang untuk peningkatan
ekonomi rumah tangga
• Kondisi Perumahan yang layak
• Akses Infrastruktur permukiman layak
• Terciptanya peluang peningkatan
ekonomi rumah tangga (beberapa KK
membuka kios)
10. KOTA PALOPO
NSD SAMPODDO
Luas Lahan: 2,1 Ha
Jumlah unit rumah terbangun: 120 Unit
Jumlah unit rumah terhuni: 90 Unit
Infrastruktur terbangun melalui NUSP-2:
Penerima manfaat berasal dari Kawasan squatter di
kelurahan Penggoli, Pontap dan Ponjalae, Sebagian
besar mata pencaharian adalah sebagai nelayan. Di NSD
aspek livelihood terpenuhi dengan pembangunan
dermaga dan rencana pembangunan TPI di dekat lokasi
NSD Sampoddo.
• Jalan (paving dan beton)
• Drainase (pas. batu dan u-ditch)
• Talud (pas. batu)
• Plat Deucker
• Jaringan pipa air bersih (HDPE 4”
saluran utama dan HDPE 2” SR)
• Sarana & prasarana persampahan
(motor sampah, container
sampah)
• Taman dan pelengkap (lampu,
taman & street furniture)
• Gerbang utama (Main Entrance)
• Pagar (Tembok keliling)
11. SEBELUM (SQUATTER) SESUDAH (NSD)
• Kondisi rumah yang tidak layak
• Keterbatasan akses terhadap
infrastruktur
• Tidak ada peluang untuk peningkatan
ekonomi rumah tangga
• Kondisi Perumahan yang layak
• Akses Infrastruktur permukiman layak
• Terciptanya peluang peningkatan
ekonomi rumah tangga (beberapa KK
membuka kios)
12. KOTA BIMA
NSD JATIWANGI
Luas Lahan: 3,91 Ha
Jumlah unit rumah terbangun: 90 Unit
Jumlah unit rumah terhuni: 38 Unit
Infrastruktur terbangun melalui NUSP-2:
Penerima manfaat berasal dari Kawasan squatter di
kelurahan Jatiwangi, Dara, Melayu, Paruga dan
Tanjung, Sebagian besar mata pencaharian adalah
sebagai buruh. Di NSD aspek livelihood terpenuhi
dengan pemenuhan sarana transportasi umum yang
murah dan rencana pembangunan Kiod di sekitar lokasi
• Jalan (aspal)
• Drainase (pas. batu dan u-ditch)
• Talud (pas. batu)
• Plat Deucker
• Jaringan pipa air bersih (HDPE 4”
saluran utama dan HDPE 2” SR)
• Sarana & prasarana persampahan
(motor sampah, container
sampah)
• Taman dan pelengkap (lampu,
taman & street furniture)
• Gerbang utama (Main Entrance)
• Pagar (Tembok keliling)
• Kolam Retensi
13. • Kondisi unit rumah berada di lokasi
rawan bencana dan illegal
• Akses infrastruktur kurang
• Tidak ada peluang untuk peningkatan
ekonomi rumah tangga
• Kondisi Perumahan yang layak
• Akses Infrastruktur permukiman layak
• Terciptanya peluang peningkatan
ekonomi rumah tangga (beberapa KK
membuka kios berdagang)
SEBELUM (SQUATTER) SESUDAH (NSD)
14. KABUPATEN KAPUAS
NSD HANDIL BERKAT
MAKMURLuas Lahan: 3,14 Ha
Jumlah unit rumah terbangun: 100 Unit
Jumlah unit rumah terhuni: 0 Unit
Infrastruktur terbangun melalui NUSP-2:
Penerima manfaat berasal dari Kawasan squatter di
kelurahan Selat Hulu, Selat Dalam, Pulau Telo, Selat
Hilir dan Selat Tengah, Sebagian besar mata
pencaharian adalah sebagai buruh. Di NSD aspek
livelihood terpenuhi dengan pemenuhan kolam ikan dan
kemampuan untuk budidaya ikan.
• Jalan (Paving Block)
• Drainase (pas. batu dan u-ditch)
• Talud (pas. batu)
• Plat Deucker
• Jaringan pipa air bersih (HDPE 4”
saluran utama dan HDPE 2” SR)
• Sarana & prasarana persampahan
(motor sampah, container
sampah)
• Taman dan pelengkap (lampu,
taman & street furniture)
• Gerbang utama (Main Entrance)
• Kolam Ikan dan IPAL
15. • Kondisi unit rumah berada di lokasi
rawan bencana dan illegal
• Akses infrastruktur kurang
• Tidak ada peluang untuk peningkatan
ekonomi rumah tangga
• Kondisi Perumahan yang layak
• Akses Infrastruktur permukiman layak
• Terciptanya peluang peningkatan
ekonomi rumah tangga (terdapat
kolam untuk budidaya ikan)
SEBELUM (SQUATTER) SESUDAH (NSD)
17. ASPEK KELEMBAGAANSELEKSI PENERIMA MANFAAT POTENSIAL
Proses Sosialisasi tim seleksi NSD Bima
• Mengawali proses seleksi, dibentuk
Pansel melalui SK walikota, bertugas
untuk melakukan sosialisasi dan proses
penetapan penerima manfaat (SK
Walikota).
• Proses pasca konstruksi dan
keberlanjutan Permukiman NSD, di
bentuk Badan Pengelola melalui SK
Walikota/Dinas Teknis.
• BP bertugas untuk mengelola, merawat
dan memelihara permukiman NSD.
• Proses seleksi diawalli dengan
sosialisasi oleh Pansel ke tk kelurahan,
menjelaskan terkait dengan program
NSD, kriteria dan proses pendaftaran,
• Masyarakat melakukan pendaftaran di
tk Kelurahan dan dilakukan verifikasi
maupun validasi oleh Pansel,
• Pansel melakukan penilaian dan
menyusun daftar short list penerima
manfaat potensial dan kemudian
ditetapkan oleh Walikota/Bupati.
Rapat Pembentukan Badan Pengelola NSD
SELEKSI DAN PENGHUNIAN
18. PEMILIHAN LAHAN
• Untuk memastikan aspek livelihood
terpenuhi, pemilihan lahan dilakukan
dengan cermat dimana lahan yang
disyaratkan seluas minimum 2 Ha dengan
jarak kurang lebih 3 km s/d 5 km dari
lokasi asal,
• Untuk memastikan akses yang mudah bagi
masyarakat, Pemerintah Kota/Kab
memfasilitasi adanya rute transportasi
umum dari dan menuju ke lokasi NSD.
MATA PENCAHARIAAN
DESIGN NSD MENDUKUNG LIVELIHOOD
• Desain NSD mendukung pengembangan
livelihood, sebagai contoh di NSD Kab.
Kapuas dimana kolam yang dipergunakan
sebagai retensi untuk pengendali pasang
surut air juga dimanfaatkan sebagai budi
daya ikan air tawar, potensi air di kab.
Kapuas yang sangat luar biasa sehingga
lokasi NSD dibangun kolam ikan untuk
menambah pendapatan keluarga bagi
warga yang nantinya tinggal di lokasi NSD
Handil Berkat Makmur Kab. Kapuas.