Se ha denunciado esta presentación.
Se está descargando tu SlideShare. ×
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tahun 2015, merupakan tahun awal dari operasio...
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015
2
4. Mengembangkan sistem penelitian untuk pembangunan berbasis inovasi pertanian
s...
Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015
3
Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian tepat gu...
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Próximo SlideShare
Lakip BPTP Sumsel
Lakip BPTP Sumsel
Cargando en…3
×

Eche un vistazo a continuación

1 de 38 Anuncio

Más Contenido Relacionado

Presentaciones para usted (18)

Similares a Lakip 2015 (20)

Anuncio

Más de BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN SUMATERA SELATAN (20)

Más reciente (20)

Anuncio

Lakip 2015

  1. 1. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun 2015, merupakan tahun awal dari operasional strategi pembangunan pertanian dalam kurun waktu lima tahunan (2015-2019). Sebagai institusi pusat yang berada di daerah dan merupakan ujung tombak Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian (Balitbangtan) dalam melakukan pengkajian bidang pertanian, maka Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan berperan aktif dalam menumbuhkan inovasi serta mengembangkan teknologi pertanian spesifik lokasi di daerah (Peraturan Menteri Pertanian No:20/Permentan/OT.140/3/2013). Hal ini terkait dengan arah, visi, misi, dan sasaran utama pembangunan pertanian dalam Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015-2045, dimana pembangunan pertanian sebagai motor penggerak pembangunan nasional, dan penempatan sektor pertanian dalam pembangunan nasional merupakan kunci utama keberhasilan dalam mewujudkan pertanian yang bermartabat, mandiri, maju, adil dan makmur tersebut. Diyakini, bahwa berkembangnya sektor pertanian yang maju akan mendorong berkembangnya sektor lain terutama sektor hilir (agriculture industries and services) yang maju pula. Visi pembangunan pertanian 2015-2045 adalah “terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi dari sumberdaya hayati pertanian dan kelautan tropika”. Untuk mewujudkan visi tersebut, misi yang terkait erat dengan tupoksi Balitbangtan adalah: 1. Mengembangkan sistem usahatani pertanian tropika agroekologi yang berkelanjutan dan terpadu dengan bioindustri melalui perlindungan, pelestarian, pemanfaatan dan pengembangan sumberdaya genetik, serta perluasan, pengembangan dan konservasi lahan pertanian; 2. Mengembangkan kegiatan ekonomi input produksi, informasi, dan teknologi dalam Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan melalui perlindungan dan pemberdayaan insan pertanian dan perdesaan; 3. Membangun sistem pengolahan pertanian melalui perluasan dan pendalaman pasca panen, agro-energi dan bioindustri berbasis perdesaan guna menumbuhkan nilai tambah;
  2. 2. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 2 4. Mengembangkan sistem penelitian untuk pembangunan berbasis inovasi pertanian spesifik lokasi. Disadari pula bahwa capaian kinerja BPTP Sumsel tidak hanya dalam pelaksanaan program/kegiatan, namun juga dipengaruhi pemerintah daerah, institusi lain, bahkan petani dan peternak sebagai pelaku utama pembangunan pertanian. Kebijakan dan program yang disusun di tingkat pusat dan sebagian kegiatan disusun di tingkat BPTP, haruslah mampu menjawab permasalahan mendasar dan isu strategis pembangunan pertanian saat ini yaitu: (1). Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global, (2). Terbatasnya ketersediaan infrastruktur, (3). Belum optimalnya sistem perbenihan, (4). Terbatasnya akses petani terhadap permodalan, (5) Masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh, dan (6) Belum optimalnya koordinasi antara pusat dan daerah, demikian juga antar sektor. Sumatera Selatan dengan kekayaan agroekosistemnya seperti lebak, pasang surut, irigasi, tadah hujan dan lahan kering memiliki potensi besar untuk mengimplementasikan misi pembangunan pertanian 2015-2045 tersebut. Dukungan teknologi untuk pengembangan pertanian telah tersedia melalui jasa penelitian dan pengkajian yang dihasilkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui Balai Penelitiannya. Sebagian teknologi tersebut telah tersebar di tingkat pengguna dan stakeholder, namun untuk pengembangannya ke target yang lebih luas lagi memerlukan upaya percepatan. Sesuai dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia No: 239/IX/6/8/2003 Tanggal 25 Maret 2003 mengenai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, setiap instansi pemerintah diharuskan membuat laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Untuk memberikan gambaran yang nyata, jelas dan transparan tentang kinerja program dan kegiatan yang telah dilaksanakan maka disusunlah laporan pertanggungjawaban BPTP Sumatera Selatan dalam wujud Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2015. 1.2. Tugas Pokok, Fungsi dan Organisasi Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.20/Permentan/OT.140/3/2013, BPTP Sumatera Selatan memiliki tugas pokok yaitu: melaksanakan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. Sejalan dengan tugas pokoknya, BPTP Sumatera Selatan menjalankan fungsinya meliputi (a).
  3. 3. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 3 Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi (b). Pelaksanakan penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi, (c). Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan (d). Menyiapkan kerjasama, informasi, dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi (e). Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi dan (f). Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. Dengan tugas pokok dan fungsi tersebut, maka BPTP Sumatera Selatan menghasilkan paket teknologi pertanian siap pakai yang dapat menjembatani tujuan pertanian yang ingin dicapai oleh Pemerintah (Daerah dan Nasional) serta keinginan petani. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan merupakan unit kerja Eselon IIIa, berada di bawah lingkup Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP). Dalam pelaksanaan kegiatan, secara struktural Kepala Balai dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian. Secara fungsional dibantu oleh Tim Program dan 4 (empat) Kelompok Pengkaji (kelji) yang terdiri dari: (1). Kelji Sumberdaya, (2). Kelji Budidaya, (3). Kelji Pasca Panen dan (4). Kelji Sosial Ekonomi. Tugas penelitian dan pengkajian dari masing-masing kelji berbeda-beda, namun saling mendukung dan bekerjasama. Di dalam Sie Kerjasama dan Pengkajian terdapat unsur penting yang mendukung pelaksanaan pengkajian yaitu kebun percobaan, laboratorium dan perpustakaan. Sub Bagian Tata Usaha bertugas dalam urusan administrasi, keuangan, kepegawaian dan rumah tangga Balai. Seksi Pelayanan Pengkajian bertugas dalam penyiapan dan pengelolaan informasi, komunikasi, diseminasi hasil penelitian dan pengkajian (litkaji), sarana laboratorium dan sarana lapangan. Dalam tugasnya Kepala Balai dibantu Tim Program dalam menyiapkan, penyusunan dan perumusan program litkaji. Tim Program bekerjasama dengan Kelompok Pengkaji (Kelji) yang didukung oleh Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian dan Sub Bag Tata Usaha. Untuk menjalankan program dalam wujud beberapa kegiatan, BPTP Sumsel memiliki sumber daya manusia sebanyak 81 orang. Tenaga-tenaga ini menyebar di kantor BPTP Sumsel 64 orang, Kebun Percobaan Kayuagung di Kabupaten OKI 11 orang dan Kebun Percobaan Karang Agung di Kabupaten Banyuasin 6 orang.
  4. 4. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 4 Ditinjau dari tingkat pendidikannya, saat ini terdapat 2 orang yang berpendidikan strata 3; 15 orang berpendidikan strata 2 dan 34 orang berpendidikan strata 1. Pegawai yang berpendidikan Diploma (2-4) sebanyak 5 orang, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 20 orang, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 3 orang dan yang berpendidikan Sekolah Dasar 2 orang. Bila dilihat dari fungsinya, maka SDM yang sudah memiliki fungsional peneliti 17 orang, fungsional penyuluh 10 orang, fungsional pustakawan 1 orang, fungsional tehnisi litkayasa 1 orang dan fungsional umum 53 orang. Untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan BPTP Sumsel, maka perlu dilakukan peningkatan kemampuan SDM melalui pelatihan dan pendidikan lanjutan dengan menyekolahkan staf ke jenjang yang lebih tinggi. Ini sudah merupakan komitmen Badan Litbang Pertanian untuk meningkatkan kemampuan SDM melalui pendidikan tinggi baik ke jenjang Strata 2 maupun Strata 3. Untuk menjalankan program dalam wujud beberapa kegiatan, BPTP Sumsel memiliki sumber daya manusia sebanyak 81 orang. Tenaga-tenaga ini menyebar di kantor BPTP Sumsel 64 orang, Kebun Percobaan Kayuagung di Kabupaten OKI 11 orang dan Kebun Percobaan Karang Agung di Kabupaten Banyuasin 6 orang. 1.3. Tujuan Sebagai salah satu lembaga publik yang mengkaji dan menghasilkan teknologi pertanian spesifik lokasi, BPTP Sumsel dituntut untuk dapat menginformasikan capaian kinerja kegiatannya secara transparan, termasuk realisasi penggunaan anggaran untuk mencapai kinerja yang telah ditetapkan. Tujuan penyusunan LAKIP ini adalah untuk : 1). Menilai Pelaksanaan Program dan Kegiatan 2). Meningkatkan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 3). Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Penggunaan Sumberdaya, dan 4). Memberikan Informasi Kinerja Organisasi.
  5. 5. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 5 II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. Visi dan Misi Visi Balitbangtan merupakan bagian integral dari visi pertanian dan perdesaan Tahun 2020, dirumuskan untuk menggali dan menyampaikan persepsi yang sama mengenai masa depan pembangunan pertanian dan pedesaan. Persepsi itu diwujudkan dalam bentuk komitmen jajaran Balitbangtan untuk merealisasikan tujuannya. Visi Balitbangtan bersifat futuristik yang sesuai dengan dinamika lingkungan strategis dan harus mampu menjadi akselerator pembangunan pertanian perdesaan dan menjawab permasalahan dan tantangan pembangunan pertanian di masa depan. Sebagai instansi vertikal dari Balitbangtan, dan di bawah koordinasi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, BPTP Sumatera Selatan juga mempunyai visi yang mengacu pada instansi induk tersebut. Disamping itu juga, visi BPTP Sumatera Selatan tidak terlepas dari visi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dimana BPTP Sumsel berada, karena BPTP Sumatera Selatan menjadi ujung tombak Balitbangtan dalam menumbuhkan inovasi serta mengembangkan teknologi pertanian spesifik lokasi di daerah. Dengan memperhatikan tugas dan fungsi BPTP Sumatera Selatan, visi dan misi Balitbangtan dan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, BPTP Sumatera Selatan mempunyai visi: Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian terkemuka di dunia dalam mewujudkan sistem pertanian bio-industri tropika berkelanjutan. Untuk mencapai visi tersebut maka misi yang diemban adalah: 1. Merakit, menguji dan mengembangkan inovasi pertanian tropika unggul berdaya saing mendukung pertanian bio-industri. 2. Mendiseminasikan inovasi pertanian tropika unggul dalam rangka peningkatan scientific recognition dan impact recognition.
  6. 6. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 6 2.2. Tujuan dan Sasaran 2.2.1. Tujuan : Sebagai instansi vertikal dari Balitbangtan, BPTP Sumatera Selatan mempunyai tujuan yang sama dengan Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP), yaitu : 1. Meningkatkan ketersediaan inovasi teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi 2. Meningkatkan penyebarluasan inovasi teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi 3. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi pengkajian dan pengembangan inovasi teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi 2.2.2. Sasaran : 1. Tersedianya inovasi teknologi pertanian unggulan. 2. Meningkatnya penyebarluasan (diseminasi) inovasi teknologi pertanian. 3. Meningkatnya kerjasama nasional dan internasional (di bidang pengkajian, diseminasi dan pendayagunaan inovasi teknologi pertanian). 4. Meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi teknologi pertanian. 5. Meningkatnya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi teknologi pertanian. 2.3. Dinamika Lingkungan Strategis dalam Pencapaian Tujuan dan Sasaran Arah kebijakan pengkajian dan diseminasi teknologi inovasi spesifik lokasi 2015- 2019 harus mengacu pada arah kebijakan pembangunan Pertanian Nasional (RPJMN) dan arah kebijakan pembangunan pertanian yang tertuang dalam SIPP 2015-2045, serta arah kebijakan litbang pertanian. Berdasarkan kebijakan litbang pertaian untuk pengembangan nilai tambah kegiatan pertanian melalui penerapan konsep pertanian bio-industri, maka arah kebijakan pengkajian dan diseminasi teknologi dan inovasi pertanian spesifik lokasi adalah mengembangkan sistem pengkajian dan diseminasi mendukung pertanian bioindustri berbasis sumberdaya lokal, sesuai dengan Program Badan Litbang Pertanian 2015-2019: Penciptaan teknologi dan inovasi pertanian bio-industri berkelanjutan.
  7. 7. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 7 Secara rinci arah kebijakan Pengembangan pengkajian dan diseminasi teknologi inovasi pertanian spesifik lokasi ke depan adalah : 1. Mengembangkan kegiatan pengkajian dan diseminasi mendukung peningkatan produksi hasil pertanian wilayah, sebagai upaya percepatan penerapan swasembada pangan nasional. 2. Mendorong pengembangan dan penerapan advance technology untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumberdaya lokal sepsifik lokasi, yang jumlahnya semakin terbatas. 3. Mendorong terciptanya suasana keilmuan dan kehidupan ilmiah yang kondusif sehingga memungkinkan optimalisasi sumberdaya manusia dalam pengembangan kapasitasnya dalam melakukan pengkajian dan diseminasi teknologi inovasi pertanian spesifik lokasi. 4. Mendukung terciptanya kerjasama dan sinergi yang saling menguatkan antara UK/UPT lingkup Balitbangtan dengan berbagai lembaga terkait, terutama dengan stakeholder di daerah. Adapun sasaran pengembangan pengkajian dan diseminasi teknologi inovasi pertanian spesifik lokasi yang akan dicapai pada periode 2015-2019 adalah sebagai berikut: 1. Tersedianya inovasi pertanian spesifik lokasi mendukung pertanian bioindustri berkelanjutan 2. Terdesiminasinya inovasi pertanian spesifik lokasi, serta terhimpunnya umpan balik dari implementasi program dan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi 3. Tersedianya model-model pengembangan inovasi pertanian bioindustri spesifik lokasi 4. Dihasilkannya rumusan rekomendasi kebijakan mendukung percepatan pembangunan pertanian wilayah berbasis inovasi pertanian spesifik lokasi 5. Terbangunnya sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi Dalam rangka peningkatan dukungan inovasi dan teknologi sesuai yang tertuang dalam Renstra Kementerian Pertanian 2015-2019, maka upaya yang harus dilakukan meliputi: 1. Meningkatkan kapasitas dan fasilitas peneliti di bidang pertanian
  8. 8. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 8 2. Meningkatkan penelitian yang memanfaatkan teknologi terkini dalam rangka mencari terobosan peningkatan produktivitas benih/bibit/tanaman/ternak 3. Memperluas cakupan penelitian mulai dari input produksi, efektivitas lahan, teknik budidaya, teknik pasca panen, tehnik pengolahan hingga teknik pengemasan dan pemasaran. 4. Meningkatkan diseminasi teknologi kepada petani secara luas 5. Membina petani maju sebagai patron dalam pengembangan dan penerapan teknologi baru di tingkat lapangan. Untuk mengukur kinerja kegiatan yang telah ditetapkan, maka dilakukan penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) BPTP Sumsel, yang memiliki keterkaitan antara sasaran, sub kegiatan, indikator kinerja dan target. Secara eksplisit dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rencana Kinerja BPTP Sumsel Tahun 2015 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1. Tersedianya teknologi pertanian spesifik lokasi Jumlah teknologi spesifik lokasi 13 Teknologi 2. Dihasilkannya rumusan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian daerah Jumlah rekomendasi kebijakan 1 Rekomendasi kebijakan 3. Terdiseminasikannya inovasi teknologi pertanian kepada pengguna Jumlah teknologi yang terdiseminasi ke pengguna 10 Teknologi 4. Terlaksananya kegiatan pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional Jumlah laporan pelaksanaan kegiatan pendampingan 6 Laporan 5. Tersedianya benih sumber untuk mendukung sistem perbenihan Jumlah produksi benih sumber 97,9 Ton 6. Tersedianya model pengembangan inovasi pertanian bioindustri berkelanjutan spesifik lokasi Jumlah model pengembangan inovasi teknologi pertanian bioindustri 2 Model 7. Dihasilkannya sinergi operasional serta terciptanya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian unggul spesifiik lokasi Dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian 12 Bulan
  9. 9. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 9 Untuk menjalankan kegiatan tersebut di atas, pada tahun 2015 anggaran pada DIPA BPTP Sumsel sebesar Rp. 22.882.773.000,- yang terdiri dari: 1). Belanja Pegawai Rp 5.542.882.000,- 2). Belanja Barang Rp 16.111.491.000 dan 3) Belanja Modal Rp 1.228.400.000,-. Selain dana dari DIPA, maka terdapat juga 3 kegiatan (Kerjasama Kemitraan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Spesifik Lokasi (KKP3SL) yang didanai dari Sustainable Management of Agricultural Research and Technology Dissemination (SMARTD) yaitu: 1). Model Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Berbasis Inovasi (m-P2BBI) Berbasis Usahatani Padi pada Lahan Pasang Surut di Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan (Rp 146.900.000), 2). Pengembangan Model Usahatani Tanaman Pangan dan Karet Berjarak Tanam Pagar di Daerah Pasang Surut (Rp. 199.817.000), 3). Kajian Pengolahan Buah Pisang Lokal untuk Meningkatkan Nilai Tambah di Kabupaten OKI dan Kota Palembang (Rp. 139.930.000)
  10. 10. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 10 III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Akuntabilitas Kinerja Akuntabilitas Kinerja adalah perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja terhadap keberhasilan Instansi Pemerintah dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara hasil aktual yang dicapai dengan sasaran dan tujuan strategis. Sistem pengukuran kinerja biasanya terdiri atas metode sistematis dalam penetapan sasaran dan tujuan dan pelaporan periodik yang mengindikasikan realisasi atas pencapaian sasaran dan tujuan. Pengukuran kinerja juga didifinisikan sebagai suatu metode untuk menilai kemajuan yang selalu dicapai dibandingkan dengan tujuan yang selalu ditetapkan. Sesuatu yang dapat dijadikan indikator kinerja yang berlaku untuk semua kelompok kinerja harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : (1) Spesifik dan jelas, (2) dapat diukur secara objektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, (3) harus relevan, (4) dapat dicapai, penting dan harus berguna untuk menunjukkan keberhasilan masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat dan dampak, (5) harus fleksibel dan sensitif dan (6) efektif, data/informasi yang berkaitan dengan indikator dapat dikumpulkan, diolah dan dianalisis. Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian Sumatera Selatan dalam tahun 2015 menetapkan 7 (tujuh) sasaran strategis yang akan dicapai. Ke tujuh sasaran tersebut selanjutnya diukur dengan 7 (tujuh) indikator kinerja yang dicapai melalui Program Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian. Secara umum, maka realisasi sampai akhir tahun 2015 menunjukkan bahwa sebanyak tujuh sasaran yang telah dapat dicapai dengan hasil baik. Meskipun diakui ada kegiatan tertentu yang nilai capaian rendah sebagai akibat kendala di lapangan yang terkait dengan cuaca ekstrim dan serangan hama penyakit. 3.2. Pengukuran Capaian Kinerja Sampai dengan akhir tahun 2015, target yang ditetapkan sebagian besar sudah dicapai, meskipun terdapat juga target yang tidak dapat dicapai seperti dirinci pada tabel berikut
  11. 11. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 11 Tabel 2. Pengukuran Kinerja BPTP Sumsel Tahun 2015 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % 1. Tersedianya teknologi pertanian spesifik lokasi Jumlah teknologi spesifik lokasi (teknologi) 13 13 100 2. Dihasilkannya rumusan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian daerah Jumlah rekomendasi kebijakan (rekomendasi) 1 1 100 3. Terdiseminasikannya inovasi teknologi pertanian kepada pengguna Jumlah teknologi yang terdiseminasi ke pengguna (teknologi) 10 24 100 4. Terlaksananya kegiatan pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional Jumlah laporan pelaksanaan kegiatan pendampingan (laporan) 6 11 100 5. Tersedianya benih sumber untuk mendukung sistem perbenihan Jumlah produksi benih sumber (ton) 97,9 46,58 47,58 6. Tersedianya model pengembangan inovasi pertanian bioindustri berkelanjutan spesifik lokasi Jumlah model pengembangan inovasi teknologi pertanian bioindustri (model) 2 2 100 7. Dihasilkannya sinergi operasional serta terciptanya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian unggul spesifiik lokasi Dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian (bulan) 12 12 100
  12. 12. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 12 3.3. Analisis Capaian Kinerja 3.3.1. Capaian Kinerja Tahun 2015 Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2015 BPTP Sumsel diuraikan melalui capaian kinerja setiap sasaran, yang menggambarkan realisasi yang dicapai dari target yang sudah ditetapkan melalui indikator kinerjanya. Sasaran 1: Tersedianya Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi Untuk mencapai sasaran satu tersebut, diukur dengan satu indikator kinerja, yaitu jumlah teknologi spesifik lokasi. Adapun pencapaian target dari indikator kinerja tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah teknologi spesifik lokasi 13 13 100 Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2015 telah tercapai. Sasaran satu dicapai melalui 7 (tujuh) kegiatan yang menghasilkan 13 paket teknologi sebagai berikut: Tabel 3. Teknologi/Informasi dari Kegiatan BPTP Sumsel Tahun 2015 No. Kegiatan Komponen teknologi/informasi 1. Penyusunan Peta Pewilayahan Komoditas Pertanian Berdasarkan Zona Agro Ekologi II tingkat semi detil Skala 1:50.000 Peta Pewilayahan Komoditas Pertanian Berdasarkan ZAEi II tingkat semi detil Skala 1:50.000 Kab. Empat Lawang Peta Pewilayahan Komoditas Pertanian Berdasarkan ZAEi II tingkat semi detil Skala 1:50.000 Kota Pagar Alam 2. Pengkajian perbenihan padi di Lahan Rawa Lebak Sumsel Teknologi VUB Teknologi Jajar Legowo Teknologi budidaya padi di rawa lebak 3. Pendampingan Budidaya tanaman Krisan di Kota Pagaralam Sumsel Teknologi budidaya tanaman krisan Teknologi Varietas unggul krisan Teknologi Pasca panen bunga krisan 4. Pengelolaan SDG Teknologi Budidaya padi lokal Teknologi pemuliaan padi lokal 5. Peningkatan Kualitas lahan pasang surut dengan pemberian bahan pembenah tanah Teknologi Pengolhan lahan 6. Pengujian Teknologi Pengendalian OPT Penting Kedelai di Sumsel Teknologi Pengendalian OPT 7. Kajian Paket Teknologi Kedelai Ramah Lingkungan di lahan Pasang Surut Teknologi Budidaya Kedelai Ramah Lingkungan
  13. 13. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 13 Sasaran 2 : Dihasilkannya Rumusan Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Pertanian Daerah Untuk mengukur tercapainya sasaran 2 tersebut, indikator yang digunakan adalah jumlah rekomendasi kebijakan, yang menghasilkan 1 (satu) rekomendasi. Pada tahun 2015, kegiatan Analisis Kebijakan diarahkan untuk mengevaluasi dampak penggunaan teknologi pada tanam padi. Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah rekomendasi kebijakan 1 1 100 Sasaran 3 : Terdiseminasikannya Inovasi Teknologi Pertanian Kepada Pengguna Untuk mencapai sasaran tiga tersebut, diukur dengan satu indikator kinerja, yaitu jumlah teknologi yang terdiseminasi ke pengguna Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah teknologi yang terdiseminasi ke pengguna 10 24 100 Indikator kinerja pada sasaran 3 yaitu jumlah teknologi yang terdiseminasi ke pengguna melalui 3 (tiga) kegiatan yaitu: 1) Peningkatan komunikasi dan koordinasi Akselerasi Inovasi Teknologi Pertanian, 2) Publikasi inovasi Teknologi Pertanian dan 3) Sosialisasi Temu Informasi dan Pameran. Ketiga kegiatan tersebut menghasilkan 24 materi inovasi yang dibuat oleh staf BPTP Sumsel. Kegiatan Peningkatan Komunikasi dan Koordinasi Akselerasi Inovasi Teknologi Pertanian menghasilkan materi Inovasi : 1. Indojarwo transplanter 2. Budidaya Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) 3. Pengolahan jamur Tiram Dari kegiatan Publikasi inovasi Teknologi Pertanian dilaksanakan siaran radio dengan materi siaran sebagai berikut: 1. Cara pembuatan dan kegunaan MOL dari Limbah Sayuran dan Rebung Bambu (pupuk organik) 2. Sayuran organik dari hijaunya pekarangan
  14. 14. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 14 3. Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di lahan Pekarangan 4. Teknik Perbenihan Tanaman Kentang 5. Mengendalikan Penyakit Blas pada Padi 6. Kesuburan tanah dan pemupukan berimbang 7. Pengembangan Model-Kawasan Rumah Pangan Letari (m-KRPL) 8. Teknik Pengendalian Tikus dengan Sistem Bubu Perangkap Tikus (TBS) 9. Cara Pembuatan Bokashi Padat 10. Sumberdaya Lahan Selain materi siaran radio dari kegiatan Publikasi inovasi Teknologi Pertanian tersebut, juga dicetak ulang dan dipublikasikan materi inovasi melalui kegiatan- kegiatan lain yang didanai DIPA BPTP Sumsel tahun 2015 adapun bahan cetak tersebut adalah: 1. Buku 400 Teknologi Inovatif Pertanian 2. Diskripsi Varietas Jagung 2012 3. Diskripsi Varietas Jagung 2013 4. Diskripsi Varietas Jagung 2014 5. Juknis Jagung Tanpa Olah Tanah 6. Identifikasi Masalah Keharaan Tanaman Kedelai 7. Diskripsi Varietas Unggul Kedelai 8. Hama, Penyakit dan Masalah Hara pada Tanaman Kedelai (Identifikasi dan Pengendaliannya) 9. Produksi dan Distribusi Benih Sumber Kedelai 10. Panduan Teknis Budidaya Kedelai di Berbagai Kawasan Agroekosistem 11. Teknologi Produksi Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu dan Ubi Jalar Melalui kegiatan Sosialisasi Temu Informasi dan Pameran diikuti 4 (empat) kali pameran yaitu: 1. Hari Susu Nusantara di Benteng Kuto Besak Palembang 2. Hari Pangan Sedunia Tingkat Provinsi Sumsel di Halaman Kantor Gubernur Sumsel 3. Gelar Inovasi Teknologi Pertanian di SPP Negeri Sembawa 4. Hari Pangan Sedunia ke 34 Tingkat Nasional di Stadion Jakabaring Palembang
  15. 15. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 15 Pada pameran tersebut diperagakan: 1. Penggunaan Atabela 2. Indojarwo transplanter 3. Bubu perangkat tikus 4. Pertanaman vertikultur 5. Pertanaman hidroponik 6. Penggunaan mini combine harvester 7. Penggunaan conseler jagung 8. Pemotong mata tunas tebu (bud chips) 9. Perontok padi lipat bermotor Adapun bahan pangan olahan yang dipamerkan adalah: 1. Tepung sukun 2. Mi sagu 3. Ladu Sorgum 4. Stik Ubi jalar Sasaran 4: Terlaksananya Kegiatan Pendampingan Inovasi Pertanian Dan Program Strategis Nasional Sebagai indikator keempat dari sasaran tujuh adalah jumlah laporan pelaksanaan kegiatan pendampingan. Terdapat 6 target kegiatan pendampingan yang dilakukan, pada penjabarannya terlaksana 11 kegiatan. Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah laporan pelaksanaan kegiatan pendampingan 6 11 100 Kegiatan pendampingan tersebut adalah: 1. Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional yang diwujudkan dalam pelaksanaan kegiatan Kalender Tanam. Kegiatan kalender tanam ini diimplementasikan melalui sosialisasi KATAM yang berisikan informasi waktu tanam, dosis pupuk, potensi serangan OPT, varietas yang dianjurkan. Aktivitas ini dilakukan di 17 kab./kota di Sumsel. 2. Pendampingaan Kawasan Rumah Pangan Lestari di Sumsel Pendampingan KRPL pada tahun 2015 dilakukan di 12 desa. Pada pendampingan KRPL dilakukan pelatihan teknologi tepat guna kepada para ibu
  16. 16. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 16 rumah tangga pengelola RPL seperti pembuatan kompos dan pestisida nabati. Juga diimplementasikan model budidaya sayuran seprti rak vertikultur, polybag maupun bedengan tanaman. Pemanfaatan pekaranganini terbukti dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga petani untuk membeli sayuran. Untuk menyediakan benih tanaman, maka dikembangkan sistem penyediaan benih sayuran dari Kebun Benih Induk untuk didistribusikan ke Kebun benih Desa. Beberapa benih sayuran yang dikembangkan adalah: bayam, kangkung, kacang panjang, cabe, terung. 3. Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Tanaman Hortikultura di Sumatera Selatan. Kegiatan ini dilakukan di 6 lokasi. Pendampingan teknologi dilakukan terhadap budidaya tanamn cabai, bawang merah dan jeruk. Juga diwujudkan demplot tanaman cabai, bawang merah dan jeruk di 4 lokasi, selain itu juga dilakukan kegiatan pelatihan budidaya bawang merah di OKI, cabai merah di Palembang dan jeruk di Pagar Alam. 4. Pendampingan pengembangan kawasan tanaman padi di Sumsel. Kegiatan ini dilakukan di 4 lokasi, dengan mengimplementasikan demplot 4 VUB padi di lahan rawa lebak dan pasang surut, diseminasi cara tanam jajar legowo di lahan rawa lebak dan pasang surut seluas 6 hektar, diseminasi pemupukan berimbang di lahan rawa lebak dan pasng surut seluas 11 hektar dan teknologi pengendalian OPT Trapping Barrier System (TBS) sebanyak 1 unit, dan 300 eksemplar cetakan diesminasi, dan pelatihan petani. 5. Pendampingan pengembangan kawasan tanaman jagung di Sumsel. Kegiatan ini dilakukan di 1 lokasi. Demplot tanaman jagung seluas 3 ha. selain itu juga dilakukan didistribusikan media cetak berupa diskripsi varietas jagung dan budidaya jagung tanpaa olah tanah. 6. Pendampingan pengembangan kawasan tanaman kedelai di Sumsel. Kegiatan ini dilakukan di 3 lokasi. Demplot tanaman jagung dibuat seluas 5 ha dan didistribusikannya juknis/brosur sebanyak 2 judul dan dilakukannya pelatihan petani. 7. Pendampingan pengembangan kawasan pertanian nasional tanaman perkebunan di Sumsel.
  17. 17. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 17 Dilakukan di 3 lokasi, dengan melatihkan dua teknologi yaitu terkait dengan tanaman karet dan tebu. Juga diwujudkan percontohan tanaman tebu. Pelatihan memberikan dampak kepada dipahaminya teknologi budidaya pada peserta latih. 8. Pendampingan kawasan peternakan kerbau di Sumsel. Sumatera Selatan memiliki kekayaan SDG yaitu kerbau rawa. Untuk mengatasi kebutuhan akan daging maka ternak kerbau ini perlu dilirik dan dikembangkan dengan sentuhan inovasi teknologi. Kegiatan pendampingan ini dilakukan di 6 lokasi, dengan mengimplementasikan fermentasi pakan dari limbah pertanian dan bahan pakan lokal sebagai pakan kerbau. 9. Identifikasi Calon Lokasi, koordinasi, Bimbingan dan Dukungan Teknologi UPSUS Padi Jagung Kedelai, Taman Teknologi Pertanian dan komoditas Utama Pertanian. Kegiatan UPSUS PJK dilakukan dengan wujud pendampingan teknologi pada budidaya tanaman PJK di 16 kab./kota. BPTP Sumsel dengan instansi terkait lain juga mendapat tugas untuk menggerakkan petani untuk mempercepat realisasi tanam dan menambah luas tanam, melaporkan secara rutin tiap minggu perkembangan luas tanam tersebut dan informasi harga PJK. Koordinasi dilakukan untuk menyamakan persepsi dan memperkuat jaringan kerjasama dengan stakeholder dalam merealisasikan peningkatan produksi pangan khususnya padi. Hasilnya Sumsel mampu menempati peringkat kelima dalam menghasilkan padi dari sebelumnya di urutan keenam nasional 10. Pembangunan Taman Teknologi Pertanian Kegiatan ini dilakukan di Kawasan Kota Terpadu Mandiri Telang di Desa Muliasari Kecamatan Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin. Dimaksudkan untuk mempercepat inovasi sampai ke pengguna. Oleh karena itu TTP ini diimplementasikan sebagai tempat pelatihan petani, percontohan inovasi teknologi. Sehingga TTP perwujudannya didukung dengan pembangunan fisik seperti pembuatan gudang alsin, screen house, kantor dan melengkapi diri dengan demplot pertanaman dan pengadaan sarana produksi pertanian dan alsin.
  18. 18. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 18 11. Pendampingan PUAP Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan, dilanjutkan pendampingannya oleh BPTP Sumsel dengan mendampingi keberadaan Penyelia Mitra Tani (PMT) dalam mengembangkan dana yang ada di Gabungan Kelompok Tani. Evaluasi dilakukan terhadap kinerja PMT dalam mewujudkan/mengembangkan lembaga keuangan mikro. Sasaran 5: Tersedianya benih sumber untuk mendukung sistem perbenihan Satu indikator penting dari sasaran 5 (lima) adalah jumlah produksi benih sumber. Ditargetkan diperoleh benih sebanyak 97,90 ton yang terdiri dari benih padi, jagung dan kedelai. Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah produksi benih sumber (ton) 97,9 46,58 47,58 Aktivitas untuk merealisasikan produksi benih tersebut diimplementasikan melalui kegiatan: 1. Produksi Benih Sumber 2. Peningkatan Produksi Benih Sumber dan Penguatan Penangkar  Produksi benih sumber padi  Produksi benih sumber jagung  Produksi benih sumber kedelai Kegiatan untuk menghasilkan benih sumber tersebut dilakukan bekerjasama dengan petani. Hal ini selain disebabkan terbatasnya lahan di KP yang layak untuk produksi benih, karena lahan di KP digunakan untuk melakukan pengujian calon varietas dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Upaya ini juga dilakukan untuk mempercepat adopsi varietas unggul oleh petani karena sebagai mitra pelaku pengkajian, petani dapat melihat langsung perkembangan varietas yang ditanam sejak ditanam sampai panen. Untuk mendukung kegiatan produksi benih sumber tersebut, maka BPTP Sumsel juga melakukan kegiatan:
  19. 19. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 19 1. Pembinaan Penangkaran dan Penguatan Sarana Prasarana UPBS Pada kegiatan ini dilakukan kegiatan pembinaan kelompok tani/penangkar, implementasi demplot, pelatihan dan renovasi gudang untuk penampungan benih. 2. Manajemen dan Penguatan UPBS/Penangkar. Pada kegiatan ini dilakukan kegiatan pembinaan kelompok tani/penangkar, implementasi demplot dan pelatihan petani. Hasil kegiatan benih sumber pada tahun 2015 adalah dihasilkannya : (a). Produksi benih padi kelas FS 5,1 ton; SS 17,4 ton (b). Produksi benih sumber padi 23,55 ton, (c). Produksi benih sumber jagung 0,533 ton, dan (d). Produksi benih sumber kedelai kelas SS belum menghasilkan. Dari target kegiatan benih sumber sebesar 97,90 ton, terealisasi 46,58 ton atau 47,58 % dari target. Kendala yang dihadapi dalam pencapaiannya antara lain : benih tidak lulus sertifikasi pada penyediaan benih sumber padi, terjadinya kekeringan dan serangan hama penyakit pada penyedian benih sumber jagung serta penanaman tidak dilakukan akibat musim kemarau panjang pada penyediaan benih sumber kedelai. Sasaran 6: Tersedianya Model Pengembangan Inovasi Pertanian Bioindustri Berkelanjutan Spesifik Lokasi Untuk mencapai sasaran enam tersebut, diukur dengan indikator kinerja: Jumlah model pengembangan inovasi teknologi pertanian bioindustri. Adapun pencapaian target dari indikator kinerja tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah model pengembangan inovasi teknologi pertanian bioindustri 2 2 100 Indikator kinerja pada sasaran enam, yaitu Jumlah model pengembangan inovasi teknologi pertanian bioindustri, dicapai melalui 2 (dua) kegiatan yang masing-masing menghasilkan 1 (satu) model sebagai berikut:
  20. 20. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 20 Tabel 4. Model Pertanian Bioindustri dari Kegiatan BPTP Sumsel Tahun 2015 No. Kegiatan Model 1. Model Pertanian Bioindustri Berbasis Tanaman Pangan di Lahan Pasang Surut Sumsel Model Pertanian Bioindustri Berbasis Tanaman Pangan spesifik lokasi Lahan Pasang Surut Sumsel 2. Model Pertanian Bioindustri Berbasis Tanaman Palawija di Lahan Kering Sumsel Model Pertanian Bioindustri Berbasis Tanaman Palawija spesifik lokasi Lahan Kering Sumsel Sasaran 7 : Dihasilkannya Sinergi Operasional Serta Terciptanya Manajemen Pengkajian Dan Pengembangan Inovasi Pertanian Unggul Spesifiik Lokasi Untuk mencapai sasaran tujuh tersebut, diukur dengan satu indikator kinerja, yaitu dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian Indikator Kinerja Target Realisasi % Dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian 12 12 100 Untuk mencapai sasaran tujuh tersebut, diukur melalui kegiatan operasional perkantoran serta kegiatan operasional kebun percobaan (KP) selama 12 bulan layanan. Indikator kinerja : dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian selama 12 bulan layanan, dijabarkan menjadi 10 (sepuluh) indikator kinerja. Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah laporan pengelolaan satker (laporan) 11 11 100 Jumlah laporan kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan hasil Litbang 1 2 100 Jumlah pengelolaan instalasi pengkajian (laporan) 2 2 100 Jumlah laporan pendampingan inovasi pertanian dan program strategis Kemtan 6 11 100 Jumlah peralatan (unit) 3 3 100 Layanan perkantoran (bulan) 12 12 100 Jumlah perangkat pengolah data dan komunikasi (unit) 7 7 100 Jumlah peralatan dan fasilitas perkantoran (unit) 61 61 100 Luas gedung dan bangunan (m2 ) 50 50 100
  21. 21. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 21 Indikator kinerja pertama, yaitu jumlah laporan pengelolaan satker diperoleh dari kegiatan : 1. Pembinaan dan Peningkatan Kualitas dan Manajemen Administrasi yang mencakup: Pengelolaan ketatausahaan, Kepegawaian dan SAI : 1 (satu) laporan Pengelolaan administrasi keuangan : 1 (satu) laporan 2. Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/ Program : 1 (satu laporan 3. Monitoring, evaluasi, dan Pelaporan yang mencakup: Monitoring dan Evaluasi : 1 (satu) laporan Pelaporan (LAKIP) : 1 (satu) laporan 4. Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Institusi : 1 (satu) laporan 5. Pengelolaan Website : 1 (satu) laporan 6. Pengelolaan Perpustakaan : 1 (satu) laporan 7. Pengelolaan Laboratorium : 1 (satu) laporan 8. Pemeliharaan Akreditasi Manajemen : 1 (satu) laporan 9. Penyusunan Laporan Keuangan SAI pada sekretariat UAPPA/B-W : 1 (satu) laporan 10. Sistem Pengendalian Intern/Wilayah Bebas Korupsi : 1 (satu) laporan 11. Peningkatan Kemampuan SDM : 1 (satu) laporan Monitoring dan evaluasi dilakukan terhadap perencanaan kegiatan, pada saat berlangsungnya pelaksanaan dan hasil kegiatan. Meskipun pada saat berlangsungnya kegiatan tidak semua dapat dilakukan monitoringnya dilokasi kegiatan masing-masing, namun dapat dilakukan evaluasi melalui laporan pelaksanaan kegiatan yang disusun. Monitoring dan evaluasi ini terutama dilakukan terhadap kegiatan penelitian dan pengkajian di BPTP Sumsel. Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Institusi dilakukan terhadap instansi litbang pusat maupun dinas terkait yang ada di daerah Sumsel. Ini dilakukan untuk mensinergikan dan menyamakan persepsi terkait pelaksanakan beberapa kegiatan yang ada, baik dari pusat di BPTP Sumsel maupun kegiatan BPTP Sumsel yang ada di daerah. Sebagai upaya untuk mensosialisasikan aktivitas BPTP Sumsel, maka digunakan media elektronik melalui website BPTP Sumsel. Pada tahun 2015 berita yang di upload
  22. 22. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 22 lebih didominasi dengan : 1). Persiapan dan pelaksanaan Hari Pangan Sedunia 34 di Stadion Jakabaring Palembang, 2). Rapat/koordinasi pelaksanaan Upaya Khusus Padi Jagung dan Kedelai baik di tingkat provinsi dan kabupaten. Kegiatan Upsus tahun 2015 ini menjadi menarik dengan keterlibatan Tentara Nasional Indonesia khususnya Babinsa dalam menggerakkan percepatan tanam dan penambahan luas tanam, 3). Pelaksanaan kegiatan Taman Teknologi Pertanian. Selain itu berita yang ditampilkaan juga terkait dengan pelaksanaan kegiatan litkaji lain, bahkan pengumuman lelang untuk pengadaan barang di BPTP Sumsel. Pengelolaan perpustakaan dilakukan untuk melayani pengguna terhadap informasi ilmiah maupun praktis yang terkoleksi di perpustakaan BPTP Sumsel. Diakui pengunjung perpustakaan memang menurun sehubungan dengan semakin mudahnya mengakses bahan informasi melalui situs internet. Informasi yang ada di perpustakaan ini khususnya yang terkait dengan hasil litkaji juga dapat diakses melalui internet. Pengelolaan laboratorium dilakukan masih dalam skala terbatas. Hal ini terkait juga dengan belum terakreditasinya laboratorium yang ada. Aktivitas terkait dengan analis sampel tanah dari beberapa penanggung jawab kegiatan yang mampu dilakukan di BPTP Sumsel. Untuk analisis yang tidak dapat dilakukan, maka akan dianalisis di laboratorium Balittanah di Bogor atau Laboratorium Tanah UNSRI. Pada pemeliharaan akreditasi manajemen tahun 2015, dilaksanakan audit terhadap pelayanan publik di BPTP Sumsel berstandard sertifikat ISO 9001:2008”, outputnya berupa 1 hasil audit. Hasil ini juga terkait dengan upaya untuk senantiasa meningkatkan layanan pengkajian dan tertib dokumen pendukungnya. Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akutansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan adalah sebagai penanggung jawab UAPPA, yang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan BPTP berupa laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan. Dengan demikian penyusunan dan penyajian laporan BPTP ini merupakan perwujudan pertanggung jawaban atas penggunaan anggaran maupun barang pada BPTP Sumatera Selatan. Dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tanggal 28 Agustus 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPI), maka Balai
  23. 23. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 23 Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan berupaya untuk dapat mengidentifikasi deviasi atau penyimpangan atas pelaksanaan kegiatan dibandingkan dengan perencanaan sebagai umpan balik untuk melakukan tindakan koreksi atau perbaikan bagi pimpinan dalam mencapai tujuan organisasi. Untuk meningkatkan kemampuan SDM, BPTP Sumsel mengirim petugasnya sebanyak 29 orang mengikuti beberapa aktivitas/pertemuan seperti pada Tabel 5. Tabel 5. Staf BPTP Sumsel yang mengikuti pelatihan Tahun 2015. No. Nama Jenis Pelatihan /Workshop Tgl. Mulai/ Tgl Selesai Lokasi 1. Ir. Ratna Dewi Diklat Agribisnis bagi calon purna bakti lingkup Badanlitbang 9-14 Pebruari 2015 BBP2TP 2. Asrul Piliang Ujian Dinas Tk. I 23-28 Pebruari 2015 Bogor 3. I. Wayan Budiasa sda sda sda 4. Kodrimin sda sda sda 5. Sarni S.TP Pelatihan dan ujian sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah 15-19 Maret 2015 Bogor 6. Herman Susila, SH sda sda sda 7. Masrifawati Entry dan validasi data e- formasi pegawai tahun 2015 24-25 Maret 2015 Bogor 8. Harjuma, A.Md Diklat Arsiparis 22 Maret-18 April 2015 Bogor 9. Sarni, STP Diklat Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli 5-25 April 2015 Bogor 10. Diah Ismia Puspasari, S.TP Diklat Fungsional Peneliti 26-31 Mei 2014 Bogor 11. Agus Suprihatin, SP, M.Sc Seleksi calon petugas belajar dalam negeri Badanlitbang Pertanian 2015 28-30 Aril 2015 Yogyakarta 12. Yohanes Amirullah, SP, M.Si Diklat Fungsional Peneliti pertama Tk I 2015 23 April- 13 Mei 2015 Bogor 13. Agus Suprihatin, SP, M.Sc Ttes rutin PAPs dan Tes AcEPT 7 Juni – 14 Juni 2015 Bogor 14. mDra. Masrifawati Temu Koordinasi Pengelola Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SPAK) 15 Juni -17 Juni 2015 Bogor
  24. 24. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 24 Lanjutan Tabel 5 No. Nama Jenis Pelatihan /Workshop Tgl. Mulai/ Tgl Selesai Lokasi 15. Harjuma , A.Md Pelatihan Kearsipan Badan Litbang Pertanian 3-8 Agustus 2015 Bogor 16. Johanes Amirulah, SP, M.Si Pelatihan dan Ujian Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 3-8 Agustus 2015 Bogor 17. Dr. Agung Prabowo, SPT, MP Pelatihan dan Ujian Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 3-8 Agustus 2015 Bogor 18. Sarni, S.TP Pemutahiran Data Melalui internet Aset (i-aset) 20-22 Agustus 2015 Bogor 19. Herawati, S.ST Pemutahiran Data Melalui internet Aset (i-aset) 20-22 Agustus 2015 Bogor 20. Masrifawati Pertemuan e-PUPNS 20-22 Oktober 2015 Bandung 21. Sarni, STP Pelatihan Persediaan dan Sosialisasi Aplikasi Bantu Inventarisasi BMN 1-3 Oktober 2015 Depok 22. Herawati. S.ST Pelatihan Persediaan dan Sosialisasi Aplikasi Bantu Inventarisasi BMN 1-3 Oktober 2015 Depok 23. Sidiq Hanapi, SP Pelatihan Bahasa Inggris IBT 3 Agustus- 26 September 2015 Bogor 24. Syahri, SP Pelatihan Bahasa Inggris IBT 3 Agustus- 26 September 2015 Bogor 25. Renny Utami S. STP, M.Si Pelatihan Bahasa Inggris IBT 3 Agustus- 26 September 2015 Bogor 26. Masrifawati Bimtek e-PUPNS 6-9 September 2015 Bogor- Jakarta 27. Ir. H. Kgs Kodir, M.Si Lokakarya penulisan kerya tulis ilmiah pegelolaan sumber daya genetik pertanian 15-17 September 2015 Bogor 28. Susilawati, SP Peningkatan Kapabilitas SDM Pengelola Keuangan Lingkup Kemtan 21-22 September 2015 Yogyakarta 29. Erni Herawati Peningkatan Kapabilitas SDM Pengelola Keuangan Lingkup Kemtan 21-22 September 2015 Yogyakarta Indikator kinerja kedua yaitu laporan pelaksanaan kerjasama pengkajian. Pada tahun 2015 selain dilakukan kegiatan kerjasama penelitian yang didanai DIPA BPTP
  25. 25. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 25 Sumsel, untuk mencari peluang kerjasama dengan stakeholder terkait, penjajakan untuk membuka peluang kemungkinan dilakukannya kerjasama dengan pemerintah daerah tingkat II. Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah laporan kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi pertanian 1 3 100 Kegiatan dengan stakeholder terkait juga dilakukan melalui kerjasama yang menghasilkan laporan yaitu dengan PT. Pinago Utama untuk menguji efektifitas pupuk organik hayati granule ImproBioTM dan kerjasama dengan IRRI berjudul Closing Rice Yields Gaps in Granaries of Asia (CORIGAP). Kegiatan kerjasama juga sudah terjalin dengan Badan Meteorologi dan Geofisika (Stasiun Klimatologi Klas I Kenten) sejak tahun 2013. Setiap bulannya BPTP Sumsel mendapat data/informasi melalui Buletin BMKG berupa analisis dan prakiraan hujan. Pada indikator ketiga yaitu jumlah pengelolaan instalasi pengkajian, telah dioptimalkan penggunaan KP Kayu Agung yang beragroekosistem Lebak dan KP Karang Agung yang beragroekosistem Pasang Surut. Output yang dihasilkan dari masing-masing pengelolaan kebun tersebut semakin menunjukkan fungsi KP sebagai show window kegiatan. Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah pengelolaan instalasi pengkajian (unit) 2 2 100 Di KP Kayu Agung dengan aktivitas pasca panen padi melalui kegiatan Produksi Benih, maka keberadaan KP ini menjadi penting bagi petani untuk memperoleh benih padi terutama varietas unggul baru. Sedangkan di KP Karang Agung semaikin digeliatkan dengan beberapa aktivitas litkaji seperti pengujian peralatan pertanian, pengujian varietas padi, pelaksanaan kegiatan Taman Agro Inovasi. Dicapainya keberhasilan capaian kinerja pada tahun 2015 di atas antara lain disebabkan oleh: (1). Kesiapan dan kelengkapan dokumen perencanaan yang tepat waktu, (2). Intensifnya kegiatan pertemuan masing-masing tim penanggung jawab, dan (3). Sumbangsih substansi teknis dari para narasumber terutama tim Pembina BPTP Sumsel dalam forum seminar atau evaluasi proposal dan pertemuan lainnya. Namun demikian, dalam pencapaian indikator kinerja pada tahun 2015 masih dijumpai
  26. 26. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 26 beberapa kendala yang secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran BPTP Sumsel dengan mengoptimalkan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi serta sosialisasi peningkatan kapabilitas dan pembinaan program. 3.3.2. Perbandingan Capaian Kinerja 2014-2015 Pada tahun 2014 lalu, capaian kinerja pelaksanaan kegiatan di BPTP Sumsel tercapai 100 %. Secara umum semua kegiatan yang direncanakan pada tahun 2015 juga terlaksana, walaupun diakui ada juga kuantitas yang ditentukan belum tercapai, ini terkait dengan cuaca yang kurang mendukung pada tahun 2015 lalu akibat musim kering yang ekstrim. Perbandingan capaian kinerja BPTP Sumsel 2014-2015, ditampilkan pada Tabel 6 dan Tabel 7. Capaian kinerja pada tahun 2014 mengacu pada sasaran strategis dan indikator kinerja pada Renstra 2010-2014, sedangkan capaian kinerja pada tahun 2015 mengacu pada sasaran strategis dan indikator kinerja pada Renstra 2015-2019. Tabel 6. Capaian Kinerja BPTP Sumsel Tahun 2014 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % 1. Tersedianya teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi Jumlah teknologi spesifik lokasi (paket) 13 13 100 2. Meningkatnya penyebarluasan (diseminasi) teknologi pertanian Jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna (paket) 10 11 100 Jumlah laporan pelaksanaan kegiatan pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional (laporan) 11 11 100 Jumlah rekomendasi kebijakan mendukung empat sukses kementerian pertanian (rekomendasi) 1 1 100 3. Meningkatnya kerjasama nasional dan internasional (di bidang pengkajian, diseminasi, dan pendayagunaan inovasi pertanian) Jumlah laporan kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi (laporan) 2 2 100
  27. 27. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 27 Lanjutan Tabel 6. No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % 4. Meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian Jumlah hasil koordinasi dan sinkronisasi kegiatan pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian (paket) 2 2 100 Jumlah juklak dan juknis (judul) 3 3 100 Jumlah publikasi ilmiah tingkat nasional /internasional (nomor) 1 1 100 Jumlah laporan pengelolaan Satker 11 11 100 Jumlah pengelolaan instalasi pengkajian 2 2 100 Jumlah produksi benih (ton) 51,48 74,25 100 Jumlah layanan perkantoran (bulan layanan) 12 12 100 Jumlah pengadaan kendaraan (unit) 1 1 100 Jumlah peralatan dan fasilitas kantor (unit) 4 4 100 Jumlah pemeliharaan gedung dan bangunan (m2) 250 250 100 Sebagai perbandingan capaian kinerja BPTP Sumsel Tahun 2015, ditampilkan pada Tabel 7. Tabel 7. Capaian Kinerja BPTP Sumsel Tahun 2015 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % 1. Tersedianya teknologi pertanian spesifik lokasi Jumlah teknologi spesifik lokasi (teknologi) 13 13 100 2. Dihasilkannya rumusan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian daerah Jumlah rekomendasi kebijakan (rekomendasi) 1 1 100 3. Terdiseminasikannya inovasi teknologi pertanian kepada pengguna Jumlah teknologi yang terdiseminasi ke pengguna (teknologi) 10 24 100 4. Terlaksananya kegiatan pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional Jumlah laporan pelaksanaan kegiatan pendampingan (laporan) 6 11 100
  28. 28. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 28 Lanjutan Tabel 7. No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % 5. Tersedianya benih sumber untuk mendukung sistem perbenihan Jumlah produksi benih sumber (ton) 97,9 46,58 47,58 6. Tersedianya model pengembangan inovasi pertanian bioindustri berkelanjutan spesifik lokasi Jumlah model pengembangan inovasi teknologi pertanian bioindustri (model) 2 2 100 7. Dihasilkannya sinergi operasional serta terciptanya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian unggul spesifiik lokasi Dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian (bulan) 12 12 100 Sebagai tahun awal dari operasional strategi pembangunan pertanian dalam kurun waktu lima tahunan (2015-2019), maka pada tahun 2015 ini terdapat kegiatan yang belum dilakukan pada tahun sebelumnya yaitu Model Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian Bioindustri Berkelanjutan Spesifik Lokasi. Bila dicermati, maka sasaran strategis yang dicapai melalui implementasi kegiatan baik pada tahun 2014 maupun 2015, beberapa diantaranya melebihi target yang ditetapkan. Adapun faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pencapaian sasaran adalah adanya: (1). Program atau kegiatan yang sudah direncanakan, (2). Dana yang disediakan, (3). Komitmen untuk melaksanakannya, (4). Dukungan instansi/ stakeholder terkait di daerah kegiatan. Adakalanya beberapa item dari kegiatan tersebut tidak terlaksana sesuai rencana, hal ini dapat disebabkan oleh adanya hambatan atau kendala yang terjadi misalnya ketersediaan dana yang tidak sesuai dengan waktu yang direncanakan akibat adanya revisi anggaran, dan risiko diluar kemampuan manusia seperti banjir dan serangan hama yang diluar dugaan, kesibukan petani pada kegiatan lain sehingga pelaksanaan survei tidak berjalan lancar. Langkah antisipasi yang dapat ditempuh untuk menghadapi permasalahan tersebut di atas dalah: (1). Penyediaan atau realisasi anggaran yang tepat waktu, (2). Menyepakati dan menentukan responden yang akan diwawancarai sebelum hari pelaksanaan. Oleh karena itu perlu perencanaan dan perancangan program/kegiatan
  29. 29. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 29 dengan matang didukung dengan peningkatan kualitas SDM secara berkelanjutan untuk mengiringi perkembangan zaman dan tantangan permasalahan yang ada, peningkatan sarana dan prasarana serta pemantapan kelembagaan/organisasi dengan pola pengelolaan yang transparan dan efisien.
  30. 30. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 30 3.3.2. Capaian Outcome Kegiatan Tahun 2014 Pada tahun 2014 yang lalu, beberapa kegiatan litkaji dan pendampingan yang dilakukan belum mencapai outcome (hasil) seperti yang diharapkan, bahkan adakalanya hasil kegiatan tersebut akan tercapai pada tahun-tahun berikutnya. Oleh karena itu di tahun 2015 ini diinformasikan outcome kegiatan yang dilakukan tahun 2014 yang lalu seperti pada Tabel 8 Tabel 8. Capaian Outcome Kegiatan BPTP Sumsel Tahun 2014 No Kegiatan Indikator kinerja outcome Satuan Target Realisasi Keterangan 1. Teknologi Pengelolaan Sawah Bukaan Baru untuk Meningkatkan Produksi Padi Sawah Penggunaan Varietas adaptif di lahan lebak Varietas 3 3 Teknologi bukaan baru lahan lebak belum dimplementasi secara utuh 2. Kajian Peningkatan Produktivitas Jagung dan Kedelai pada lahan sub optimal - Produktivitas jagung t/ha 5,0 6,3 Teknologi budidaya jagung dan kedelai di lahan sub optimal (tadah hujan) diterapkan belum secara utuh. Berkembang pesat peningkatan IP - Produktivitas kedelai t/ha 1 1,7 3. Model Akselerasi Pemba ngunan Ramah Lingkungan Lestarti (m-AP2RL) mendukung Peningkatan Produksi Padi di Sumsel Konsep program percepatan peningkatan produksi padi di Sumsel konsep 1 1 Model sistem dinamik belum jadi acuan meskipun penerapan budidaya padi ramahlingkungan sudah diikuti sebagian kecil petani 4. Kajian Peningkataan Produktivitas Jamur Tiram dengan Pemberian Nutrisi Tambahan pada Media Tanam Jamur tiram Informasi nutrisi tambahan terbaik untuk pertumbuhan jamur tiram paket 1 1 Teknologi budidaya jamur berkembang ditingkat pengguna
  31. 31. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 31 Lanjutan Tabel 8. No Kegiatan Indikator kinerja outcome Satuan Target Realisasi Keterangan 5. Pengelolaan Sumberdaya Genetik (SDG) Duku dan Durian Terpeliharanya tanaman koleksi lokasi 2 2 Bertambahnya koleksi dengan padi lokal 6. Inventarisasi dan Kajian Perbaikan Produktivitas Itik Pegagan dalam upaya pelestarian Plasma Nutfah lokal - Koleksi sumber daya genetik itik Pegagan di kelompok tani (insitu) kelompok 1 1 Teknologi pembibitan itik digunakan petani - Bibit itik pegagan hasil seleksi generasi ketiga ekor 300 450 7. Penyusunan Peta Pewilayahan Komoditas Pertanian Berdasarkan ZAE II (tingkat semi detil) skala 1:50.000 Tersedia peta AEZ tingkat semi detil skala 1:50000 unit 1 1 Hasil peta belum jadi acuan untuk pengembangan tanaman 8. Pendampingan Budidaya Beberapa varietas Kentang Melalui Pendekatan PTT - Penekanan intensitas serangan penyakit busuk daun % 50 50 Penggunaan pestisida nabati tersebar luas - Peningkatan produktivitas kentang % 25 10 9. Pendampingan Budidaya Cabai Ramah Lingkungan - Penurunan intensitas penyakit penting cabai % 20 20 Penurunan penggunaan pestisida sintetis, dan berkembang penggunaan pestisida nabati - Penurunan intensitas serangan hama penting cabai % 20 20 - Peningkatan produktivitas cabai % 10 5
  32. 32. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 32 Lanjutan Tabel 8. No Kegiatan Indikator kinerja outcome Satuan Target Realisasi Keterangan 10. Kajian Pengendalian penyakit Kresek padi melalui pemanfaatan bio-agent untuk mendukung budidaya ramah lingkungan - Penekanan intensitas serangan penyakit kresek padi melalui aplikasi bio-agent Corynebacterium sp. dan VUB tahan penyakit % 50 100 Kurang berkembang, karena harus mengakses ke laboratorium, namun budidaya secara ramah lingkungan berkembang dengan penggunaan Trap barier system- Peningkatan produktivitas padi melalui aplikasi bio- agent Corynebacterium sp. dan VUB tahan penyakit % 10 5,40 - Residu pestisida kimia pada hasil panen menurun % 100 100 11. Kajian cemaran pestisida pada beberapa komoditas hortikultura unggulan Sumsel terhadap mutu dan keamanan - Teridentifikasi bahan aktif residu pestisida pada kentang jenis 3 1 Petani berupaya menggunakan pestisida buatan - Teridentifikasi bahan aktif residu pestisida pada bawang merah jenis 3 2 - Teridentifikasi bahan aktif residu pestisida pada cabai keriting jenis 3 2 12. Peningkatan kualitas lahan sub optimal dengan pemberian bahan pembenah tanah - Menekan penggunaan pupuk anorganik % 30 25 Penggunaan kompos dari sisa tanaman berkembang, namun belum untuk sekam padi- Peningkatan kualitas lahan % 25 25
  33. 33. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 33 Lanjutan Tabel 8. No Kegiatan Indikator kinerja outcome Satuan Target Realisasi Keterangan 13. Pendampingan KRPL di Sumsel - Berkembangnya RPL KK/desa 40 40 Berkembangnya pemanfaatan pekarangan dengan berbagai pola seperti rak vertikultur di kawasan perkotaan (halaman sempit) - Penghematan pengeluaran RT Rp/bulan 200.000 150.000 - Penambahan pendapatan RT Rp/bulan 400.000 300.000 - Jenis tanaman yang ditanam jenis 7 5 14. Pengembangan Kebun Bibit Induk Penyebaran benih dari KBI ke KBD lokasi 20 20 Penyebaran ayam KUB ke lokasi RPL penyebaran benih dari KBI ke KBD 15. Pengelolaan Kebun Bibit Desa - Penyebaran bibit dari KBD ke RPL lokasi 20 20 Berkembangnya penggunaan bibit oleh RPL - Macam jenis sayur yang disebar ke RPL jenis 6 6 16. Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Peningkatan Indeks Pertanaman di wilayah Sumsel - Model pengembangan pertanian terpadu yang mengoptimalkan penggunaan sumber daya lahan model 1 1 Sebagian besar petani sudah menerapkan pola Padi-Jagung di kawasan pasang surut (lokasi pengkajian) dan perluasan IP 300 di lahan tadah hujan- Peningkatan produktivitas komoditi utama padi di Banyuasin (MH) % 10 38,09 di OKI (MH) % 10 20,83 - Peningkatan nilai tambah akibat diversifikasi produk di Banyuasin Rp (000) 1.000 13.201 di OKI Rp (000) 1.000 16.420
  34. 34. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 34 Lanjutan Tabel 8. No Kegiatan Indikator kinerja outcome Satuan Target Realisasi Keterangan 17. Pendampingan program Strategis Kemtan PTT padi di Wilayah Sumsel - Produktivitas padi lahan irigasi (MK) t/ha 6 8,9 Implementasi teknologi (terdiri: VUB, Benih bermutu, pemupukan, PHT, pasca panen, bibit umur muda, jajar legowo) - Produktivitas padi lebak dangkal (MK) t/ha 4 4,8 - Produktivitas padi lebak tengahan (MK) t/ha 6 7,5 - Pencetakan Juknis PTT judul 3 3 18. Pendampingan program Strategis Kemtan PTT jagung di Wilayah Sumsel Produktivitas varietas jagung t/ha 4,5 2,94 Penyiapan dan pengolahan lahan sempurna, penggunaan VUB, jarak tanam, pemupukan, PHT 19. Pendampingan program Strategis Kemtan PTT Kedelai di Wilayah Sumsel Produktivitas pada SL t/ha 1,50 1,20 Diseminasi teknologi berupa: penyiapan dan pengolahan lahan,VUB, pemupukan, PHT, pasca panen 20. Pendampingan program Strategis Kemtan PSDSK di Wilayah Sumsel - Pertambahan bobot badan harian kg/hari 0,25 0,25 Diseminasi teknologi penggemukan dengan bahan pakan lokal- Bahan pakan yang diolah tahan simpan bulan 1 12 21. Pendampingan program strategis Kemtan Pengembangan kawasan hortikultura di Wilayah Sumsel Peningkatan pengetahuan, sikap dan ketrampilan kelompok 1 1 Berkembangnya penanaman bawang merah 22. Penyusunan dan Sosialisasi KATAM Sosialisasi kalender tanam kab/kota 17 17 Akses katam dari situs internet berkembang
  35. 35. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 35 Lanjutan Tabel 8. No Kegiatan Indikator kinerja outcome Satuan Target Realisasi Keterangan 23. Pendampingan Percepatan Penerapan Teknologi Tebu Terpadu (P2T3) di wilayah Sumsel - Meningkat produksi petani tebu di wilayah binaan ton 90 - Cara bongkar ratoon tidak berkembang pada masyarakat lokal namun diikuti oleh warga trans - Rendemen tebu meningkat di wilayah binaan % 7,5 - 24. Kerjasama Penelitian Terlaksanaan kerjasama dengan instansi dan stakeholder terkait laporan 2 2 Merupakan kegiatan lanjutan 25. Produksi, Distribusi dan Penguatan Kelembagaan Benih padi di Sumsel - Stok benih kelas FS kg 3.000 5.463 Benih tersebar ke pengguna dan penyebaran penggunaan VUB - Stok benih kelas SS kg 17.000 16.075 - Stok benih kelas ES kg 7.500 6.240
  36. 36. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 36 IV. AKUNTABILITAS KEUANGAN 4.1. Anggaran dan Realisasi Sebagai unit pelaksana teknis dibidang pengkajian dan alih teknologi spesifik lokasi, dalam melaksanakan tupoksinya BPTP Sumsel pada TA. 2015 didukung oleh sumber dana yang berasal dari APBN dalam bentuk Rupiah Murni (RM) sebesar Rp 22.882.773.000,- Anggaran BPTP Sumsel dicairkan sesuai dengan Surat Pengesahan DIPA Tahun Anggaran 2015 dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Apabila dana tersebut dirinci menurut jenis belanjanya, maka persentase realisasi belanja pegawai sebesar 99,06%, belanja barang 94,77% dan belanja modal 93,58% seperti pada tabel berikut Tabel 9. Realisasi penggunaan dana dari DIPA BPTP Sumsel Tahun 2015 No. Jenis PAGU (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (%) 1. Belanja Pegawai 5.542.882.000,- 5.490.914.376,- 99,06 2. Belanja Barang 16.111.491.000,- 15.268.535.777,- 94,77 3. Belanja Modal 1.228.400.000,- 1.149.543.500,- 93,58 Jumlah 22.882.773.000,- 21.908.993.653,- 95,74 Realisasi penggunaan dana dari DIPA BPTP tahun 2015 tersebut sebesar 95,74%. Realisasi belanja barang dan modal tersebut tidak terealiasi seluruhnya dikarenakan adanya revisi anggaran. Selain itu adanya kesediaan petani untuk melakukan sharing dalam pelaksanaan kegiatan sehingga terjadi penghematan dana. Realisasi belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan juga menyetorkan hasil Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun 2015 sebesar Rp 283.577.200,- yang terdiri dari penerimaan fungsional dan penerimaan umum dengan rincian seperti pada Tabel 10 berikut
  37. 37. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 37 Tabel 10. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) BPTP Sumsel Tahun 2015 No. Penerimaan Jumlah (Rp) 1. Fungsional - KP. Kayuagung 9.540.000,- - KP. Karangagung 47.001.000,- - Unit Pengelolaan Benih Sumber 179.659.500,- Jumlah penerimaan fungsional 236.200.500,- 2. Jumlah Penerimaan umum 47.376.700,- Jumlah PNBP 283.577.200,- Dari PNBP tersebut, maka sebesar 83,30% bersumber dari penerimaan fungsional dan 16,70% diperoleh dari penerimaan umum.
  38. 38. Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumsel 2015 38 V. PENUTUP Peningkatan kinerja BPTP Sumsel tahun 2015 merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mendorong terwujudnya penguatan akuntabilitas kinerja yang diselaraskan dengan tugas pokok dan fungsi BPTP Sumsel. Hasilnya dituangkan dalam LAKIP tahun pertamaa dari pelaksanaan Renstra BPTP Sumsel 2015-2019 yang merupakan wujud pertanggung jawaban kepada Negara dan Masyarakat. Berdasarkan Format penyusunan LAKIP pada Surat Keputusan Lembaga Administrasi Negara Nomor: 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka sudah ditetapkan sasaran dan indikatornya yang dituangkan dalam Rencana Kinerja BPTP Sumsel Tahun 2015. Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan target yang ditetapkan, BPTP Sumsel dalam kategori berhasil dalam mencapai rencana tingkat capaian target tersebut. Meskipun masih dihadapi kendala dalam pelaksanaan beberapa program dan kegiatan, akibat cuaca yang pada bulan tertentu sangat ekstrim, hama dan penyakit tanaman serta aspek kelembagaan (sarana/prasarana, SDM) yang masih terbatas dari segi kualitas, dan adanya revisi anggaran sehingga mempengaruhi kelancaran realisasi pencairan dana. Sebagai bahan evaluasi dan pertanggung-jawaban atas kebijakan yang telah dilaksanakan, maka laporan akuntabilitas ini menjadi bahan pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi dan kapabilitas SDM pelaku kegiatan di BPTP Sumsel. Terhadap permasalahan yang berpotensi timbul, maka alternatif solusi dapat ditempuh antara lain dengan melakukan perencanaan dan perancangan program/kegiatan dengan matang, peningkatan kualitas SDM secara berkelanjutan yang mampu mengiringi perkembangan zaman, peningkatan sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan kegiatan serta pemantapan kelembagaan/organisasi dengan pola pengelolaan yang transparan dan efisien.

×