SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 135
BIOSTATISTIK DESKRIPTIF
                       1




         YUNIAR WARDANI, AMK.,SKM., MPH
                  081802697021

YUNIAR.WARDANI@GMAIL.COM /
YUNIAR_WARDANI@UAD.AC.ID
2

Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan M.
 Sopiyudin Dahlan  Sagung Seto atau Toga Mas
Biostatistik  Eko Budiarto, SKM
Fundamental of Biostatistic  Bernad Rosner
Sesi 1    Sejarah Statistik
                              Materi
Sesi 2    Konsep data
Sesi 3    Pengaturan , penyusunan distribusi frekwensi dan penyajian data dengan
          grafik
Sesi 4    Ukuran tendensi tengah (mean, weighted mean dan median)
Sesi 5    Ukuran tendensi tengah, penyebaran data dan keruncingan data (modul,
          geometrik mean, harmonik mean)
Sesi 6    Ukuran penyebaran data dan keruncingan kurva (range, varians, standar
          deviasi)
Sesi 7    Ukuran penyebaran data dan keruncingan kurva (persentil, boxplot)
Sesi 8    Konsep probabilitas, peluang kejadian mutually ekslusif, peluang kondisional
Sesi 9    Teori Bayes
Sesi 10   Rate, proporsi, prevalen dan insiden
Sesi 11   Sensitifitas dan spesifisitas, odds ratio, risiko relatif
Sesi 12   Distribusi binomial, distirbusi poisson dan distribusi normal
Sesi 13   Estimasi thd nilai mean
Sesi 14   Estimasi thd nilai proporsi

                                           3
4




SESI 1
SEJARAH STATISTIK
5




Perkembangan Statistik
Pengertian Statistik
Pembagian Statistik
Perkembangan Statistik
                           6

Italia  statista : pejabat negara (dikenal sejak
 zaman Romawi). Dipergunakan untuk kepentingan
 negara yang berisi data penduduk
Inggris  Raja Henry VII 1532 memerintahkan
 untuk melakukan pencatatan mortalitas penduduk.
 Th 1632  Inggris resmi menggunakan catatan
 kematian dan kelahiran. Th 1662  Kapten John
 Graunt membuat prediksi data kematian dg dasar
 catatan kematian selama 30 thn
Lanjutan…………
                         7

William Farr, Karl Pearson  menggunakan
 statistik kesehatan tetapi masih banyak kendala dg
 alasan statistik hanya menggunakan angka2yg tidak
 sesuai dan perhatian hanya terfokus pd penderita
Pengertian Statistik
                         8

Kumpulan angka yang dihasilkan dari pengukuran /
 penghitungan yg disebut DATA
Statistik sampel
S/u metode ilmiah yg d/ digunakan sbg alat bantu u/
 mengambil keputusan, mengadakan analisis data
 hasil penelitian
Manfaat Statitik (Kesehatan)
                          9

Merencanakan program pelayanan kesh
Menentukan aternatif penyelesaian masalah kesh
Melakukan analisis ttg berbagai penyakit slm
 periode waktu tertentu (time series analysis)
Menentukan penyebab timbulnya penyakit baru yg
 blm diket/menguji obat bg peny tertentu
PENTING
                        10




Statistik Hanya TOOLS (alat) dan bukan satu2nya
 alat bantu untuk menarik kesimpulan. Misalnya
 hasil lab, Px R/, pengalaman klinik dll
Peranan Statistik dalam Penelitian
                         11

Menghitung sampel yg diambil dlm suatu populasi
  sampel dipertanggungjawabkan
Menguji validitas dan reliabilitas instrumen
Teknik menyajikan data shg data lebih komunikatif
Menguji hipotesis penelitian yg diajukan
Pembagian Statistik
                       12




               DESKRIPTIF



STATISTIK                     PARAMETRIS



              INFERENSIAL

                             NON PARAMETRIS
13


Deskriptif : menggambarkan/menganalisa s/u
 keadaan (bukan untuk membuat kesimpulan).
 Kegiatannya meliputi pengumpulan data,
 pengolahan data, penyajian data dan analisis
 sederhana berupa penghitungan median, variasi,
 mean, rasio/proporsi dan persentase
Statistika Deskriptif

   Membantu menyusun (organize) data
    sehingga menjadi  berarti.
   Meringkas (summarize) data
   Menyelidiki hubungan antar variabel
   Membantu dalam melakukan analisis
    pendahuluan sebelum menggunakan
    teknik analisis inferensial.
                                        14
KUI 611: KMPK
                            14
15


Inferensial:digunakan u/ menarik kesimpulan
 ciri2 populasi yg dinyatakan dlm parameter
 populasi mll penghitungan2 statistik
 sampel.Kegiatannya meliputi pengujian hipotesis
 berdasarkan estimasi dan distribusi probabilitas.

 Inferensial Parametris  menganalisa data
 interval/rasio yg diambil dari populasi yg
 terdisribusi normal
16


  Inferensial Non parametris: digunakan u/
    menganalisa data nominal dan ordinal dari
    populasi yg bebas distribusinya
Note:
1. Nominal: tdk berjenjang/peringkat ( L/P)
2. Ordinal: mpy jenjang (tgk pendidikan)
3. Interval: data nominal/ordinal tetapi dinyatakan
    dlm angka (suhu badan 38)
4. Rasio: jaraknya sama, mpy angka nol absolut
17



SESI 2
KONSEP DATA
18




Konsep Data
Jenis Data
Skala Data dan Fungsinya
Permasalahan - Penelitian
     Variabel     dependen – outcome – respons: Y
                  independen – faktor – var. penjelas : X



                                                             X     Y
                       sampling


      Populasi                            sampel                          Data

                      non-random                            •pengukuran
                         random                             •pencacahan
                                                            •wawancara
                                                            •dst


                                                                                 19
KUI 611: KMPK
                                             19
1. Konsep Data
                           20

Data: kumpulan angka yang dihasilkan dr
 pengukuran /penghitungan
Asal kata datum  materi/kumpulan fakta yg
 dipakai utk keperluan s/u analisa, diskusi, presentasi
  ilmiah/tes statistik.
Materi/kumpulan fakta dpt spt informasi, ket, dr s/u
 obyek /bbr obyek yyg dikumpulkan sendiri oleh si
 peneliti, atau berasal dari sumber lain seperti
 instansi, badan internasional, hasil publikasi ilmiah
 atau hasil penelitian orang lain.
Sumber Data
                         21

1.   Data intern: dikumpulkan berdasarkan hasil
     pengamatan/penelitian sendiri yg dipakai
     untuk keperluan sendiri. Contoh: data medical
     record , kapasitas tempat tidur,dan lain-lain

2.   Data ekstern:data yang dikumpulkan
     berdasarkan data yang sudah ada seperti data
     yang diambil dari publikasi pihak lain.
Cara Pengumpulan Data
                                 22

1.   Pengamatan (observation),pengamatan dapat berupa:
        Interview (tanya jawab)
        Pemeriksaaan, pemeriksaan dapat dilakukan secara
         pemeriksaan, penghitungan, pengukuran

1.   Pencatatan (recording)
     Semua data keterangan/bilangan hasil pengamatan itu
     harus dicatat, dengan cara umum seperti di tulis dengan
     angka, huruf, gambar, grafik, dan sebagainya. Untuk
     melakukan pencatatan dibutuhkan formulir - formulir
     pencatatan yang sudah direncanakan dengan baik.
Jenis Data berdasarkan pengukuran
                               23
1.    Data kuantitatif dr pengukuran (numerical data)
      umur     : 27 tahun
      Jumlah anak: lima orang
      Penghasilan perbulan: rp. 150.000,00
      Tinggi badan: 157,5 cm
      Kadar hb: 14,4 gr%


2. Data kualitatif ket yang bukan bilangan
 Nama:Rafidh
 Jenis kelamin: Laki-laki
 Alamat: Yogyakarta
 Agama: islam,dan seterusnya
24


3. Data kontinu  data bilangan dari hasil
   pengukuran, biasanya dalam bentuk bilangan
   pecahan (tergantung pada tingkat ketelitian dari
   hasil pengukuran data bilangan tersebut)

   Contoh: BB : 34,5kg
          TB : 125,5 meter
25

4. Data diskrit merupakan data dari hasil
   penghitungan yang biasanya berbentuk bilangan-
   bilangan bulat dan tidak berbentuk bilangan
  pecahan.

 Contoh: jumlah kelereng : 15 buah
Jumlah kambing : 3 ekor
jumlah pengunjung puskemas bulan januari tahun
 2006: 15.000 orang
Objektivitas Data
                         26

1.   Validitas sejauhmana data yang diamati dan
     dikumpulkan mencapai maksud yang
     sebenarnya. Contoh untuk mengukur
     panjang.tinggi atau lebar suatu benda
     menggunakan mistar
2.   Reliabilitas sejauhmana data yang diamati
     dan dikumpulkan dapat dipercaya dan dan
     dapat dipertanggungjawabkan
3.   Accuracy (ketelitian)  banyak faktor yang
     mempengaruhi derajat dari ketelitian,
     disamping alat yang digunakan.
2. Jenis Data berdasarkan asalnya
                         27




1.   Primer  diperoleh secara langsung dari
     anamnese (alloanamnese dan auto anamnese),
     pengisian kuesioner
2.   Sekunder  diperoleh secara tidak langsung,
     biasanya dari data yang sudah terisi
Skala Data


    Nominal
    Ordinal
    Interval
     Ratio




      28
Skala Nominal
Identifikasi-Klasifikasi
Data deskrit/kategorik  penyusunannya
  diklasifikasikan dlm bbrp kategori dg kedudukan setara

 Variabel                      respon
 fasilitas kesehatan            tersedia    tidak tersedia


 Jenis fasilitas kesehatan      Puskesmas
                                Klinik
                                Rumah Sakit
                                Lainnya

                               29
Skala Ordinal
Identifikasi-Klasifikasi
Urutan-jenjang
  Variabel                        respon
  Kepuasan pelayanan kesehatan     sangat puas
                                   puas
                                   tidak puas
                                   sangat tidak puas
  Tingkat pendidikan               Perguruan Tinggi
                                   SMU
                                   SMP
                                   SD
                                                        30
                                 30
Skala Interval
Identifikasi-Klasifikasi
Urutan-jenjang
Selisih

   Variabel                              respon
   Temperatur dalam skala Celcius        0, 36, 40, dst.
   Tahun (Kalender) Masehi               0, 1945, 2007, dst




                                                              31
                                    31
Skala Rasio
Identifikasi-Klasifikasi
Urutan-jenjang
Selisih
Rasio (ada titik nol murni)



    Variabel                          respon
    Berat badan (kg)                  12, 64, 100, dst.
    Tinggi badan (cm)                 50, 100, 170, dst.
    Biaya pemeriksaan (rupiah)        25.000, 50.000, 5 juta, dst
    Umur (tahun)                      2, 10, 40, 65, dst.


                                                                    32
   KUI 611: KMPK
                                 32
Tugas
                           33

Pilih salah satu topik dari jurnal yg didownload dari
 web http://www.ncbi.nlm.nih.gov/  contoh no 9
  adequat of prenatal care and neonatal mortality
Identifikasi skala data dari judul yang anda ambil
Kumpulkan pekan depan (full text journal dan
 summary report dengan tulisan tangan)
Contoh
                                     34

No Variabel           Skala     Keterangan
1.   Usia             Ordinal   • Identifikasi klasifikasi
     • <20 th                   • Urutan berjenjang/tidak setara
     • 20-24 th                 • Tidak bisa dilakukan dengan operasional
     • 25-29 th                   matematika
     • 30-34 th
     • >35 th
2.   Ras              Ordinal
     • Putih
     • Hitam
     • Selain putih
     dan hitam
3.   Status           Nominal • Identifikasi klasifikasi
     perkawinan               • Mempunyai kedudukan yang setara
     • Kawin
     • Tidak kawin
35

SESI 3

         PENGATURAN DAN PENYUSUNAN
            DISTRIBUSI FREKWENSI
Pendahuluan
                          36

Data kuantitatif lebih mudah dalam penataannya
 dibandingkan dengan data yang bergolongan
 kualitatif.
Data kuantitatif  rata-rata, simpangan baku,
 median modus dan perhitungan statistik.
Data kualitatif  distribusi frekwensi, distribusi
 relative, distribusi kumulatif.
Distribusi Frekwensi
                        37

Hasil penelitian tentang berat badan 24 mahasiswa
   sebagai berikut
   40,60,45,50,53,70,43,65,67,42,55,52,50,43,60,4
   5,40,52,53,43,70,65,55,60.

Diket:
1. Urutkan data kecil  besar  array
2. Buat Tabel (kelp dan tdk berkelp)
Istilah dlm penyusunan distribusi frekwensi
                     :
                     38



1.   Jumlah Kelas perhatikan individu yang
     diamati dan luasnya penyebaran dari hasil
     pengamatan. STURGES: K=1+3,3 log N

2. Interval Kelas  luasnya penyebaran data
   yang diamati/jarak antara nilai bilangan yang
   terkecil dengan yang terbesar (range)
   a. Range= nilai terbesar-nilai terkecil
   b. interval kelas ( C)= range/ jumlah kelas
39


3. Batas Kelas: batas nilai yang sesungguhnya/class
   boundary (actual class limit)  menambahkan
   nilai atas dan mengurangi nilai bawah dengan
   angka 0,5.
   Limit kelas/tepi kelas: batas kelas yang
   tercantum.
40

4.   Titik Tengah Kelas: data            Jumlah anak   Titik tengah
     kuantitatif yang memakai            yang hidup
     interval kelas.
                                              0-1            0,5
    Titik tengah tersebut diatas
     ditentukan sebagai berikut:              2-3            2,5
    0+1 = 0,5
                                              4-5            4,5
     2
    2+3 = 2,5                                6-7            6,5
     2
    4+5 = 4,5
     2
41

5. Lebar Interval (i)

   Jumlah Pengukuran (R)
 i = --------------------------------
    Jumlah Interval         (n)  n = 1 + 3,3 Log N
Distribusi Frekuensi Bergolong (berkelompok)
                         42




Pengertian : Tabel distribusi frekuensi yang
 menggunakan pengelompokan             dalam
 nilai.
Tujuan: Menghemat tenaga, menyingkat ruangan.
Contoh
                   43

18 13 16 4 10 10         15      17 16 16
21 22 20   7 (23) 10       18      (3) 10 8
10 11 10 10 6 11        23      19 19 20
21 12 10 17  7 12         5       9 12 15
12 12 16 20 14 15        14      15 16 15
17 16 16 14 14 15       19      13 15 14
21 8 19 19 19 13        13      19 14 13
20
Penyajian Tesktular Dan Semitabuler
                         44




 Tekstual dan semitabuler hanya sesuai untuk
   data yang ukurannya kecil dan mempunyai
   kemampuan menyimpulkan secara terbatas.

A. Tekstual, mis Proporsi terbesar kasus DBD
   mereka yang berusia 5- 9 tahun, yaitu 25 %.
   Sedangkan terkecil berusia 20-25 tahun
45

B. Semi tekstual: metoda ini suatu pemisahan
   digunakan pada teks untuk memasukkan
   hitungan atau ringkasan yang dikehendaki.

Diantara 103 Kasus Penderita PMS, 100 orang diantaranya
   telah menikah, perincian lamanya menikah sbb :
         < 3 tahun 50 orang
         3- 5 tahun    20 orang
           5 tahun   30 orang
46


C. Penyajian Tabel: Untuk mengatur observasi/
   individu kasus yang sama dikumpulkan sehingga
   frekuensi pemunculannya dalam kelompok dapat
   diamati dan bentuk tabel tergantung pada
   maksud penyajiannya, untuk apa tabel dirancang
   dan kompleksitas materi (data/ informasi) yang
   ingin disajikan
Prinsip penyusunan Tabel
                              47

1.   Tabel disusun sesederhana mungkin (umumnya tidak
     lebih dari 3 variabel dalam satu tabel agar mudah
     dibaca).
2.   Tabel harus dapat menjelaskan sendiri:
       a. Kode, singkatan atau simbol digunakan, maka
          hal ini harus dijelaskan pada catatan kaki.
       b. Setiap baris dan kolom diberi label yang ringkas
          tetapi jelas.
       c. Satuan pengukuran data harus dicantumkan.
1.   Judul harus jelas, ringkas, dan ‘to the point’ menjawab
     per tanyaan apa, kapan dan dimana ?
2.   Total harus ditunjukkan, total diletakkan pada baris
     terakhir dan kolom paling kanan.
3.   Judul terpisah dari badan tabel oleh garis atau spasi.
4.   Sumber data disebutkan, kecuali data primer.
Jenis tabel menurut jenis variabel
             klasifikasi
                           48

Kasifikasi kualitatif
Klasifikasi kuantitatif (distribusi frekwensi)
Klasifikasi kombinasi kualitatif dan kuantitatif
D. Penyajian Grafik Dan Diagram
                       49

 Mempermudah pengertian bahan yang disajikan.
 Mengubah data dalam bentuk yang dapat
  berbicara.
 Teknik/pola untuk menemukan teknik hubungan
  yang tersembunyi.
 Untuk menemukan persamaan matematik yang
  sesuai untuk grafik atau diagram tertentu
Definisi Grafik
                        50

Metode yng menunjukkan data kuantitatif
 menggunakan sistem koordinat         ( sumbub
 X= variabel bebas/independent varariabel, Sb Y
 =variabel terpengaruh/dependent variabel), di tiap
 sumbu dituliskan skala pengukuran.
51

1.   Harus dapat menjelaskan sendiri (judul singkat, jelas,
     menjelaskan apa, dimana, kapan).
2.   Grafik dibuat sederhana (tiadak terlalu banyak
     garis/simbul).
3.   Tiap sumbu harus dicantumkan skala pengukuran.
4.   Frekuensi, persentase dan angka (rate) umumnya
     diletakkan pada sumbu Y/ vertikal, dan variabel
     kuantitativ/ kualitatif pada sumbu horisontal atau X.
5.   Skala sb Y harus dimulai dari 0, kecuali bila rentang jauh
     diats garis batas, skala yang tdk memiliki observasi
     dihilangkan dan digunakan tanda pemutusan.
6.   Namun titik nol tetap harus ditunjukkan.
Grafik dan Tabulasi
Histogram
Diagram Batang
Stem-and-leaf
Diagram Lingkaran
Piramida Penduduk
Grafik lain (piktoral, kombinasi)
Tabulasi Frekuensi

                                     52
                      52
Histogram
Representasi grafik dari distribusi frekuensi data
kontinu
                          15
                          10
              Frekuensi
                          5
                          0




                               40   50   60      70     80     90   100
                                         Biaya (ribu rupiah)
                                                                          53
                                           53
Diagram Batang (Barplot)
Data kunjungan di 5 puskesmas A, B, C, D, E di suatu kabupaten

             100
             80
             60
             40
             20
             0




                   A     B      C     D     E
                                                                 54
                              54
Grafik Stem-and-leaf
Untuk menunjukkan distribusi data
Data berupa angka dengan minimal dua digit

         4    39
         5    11555689
         6    0233444555677788
             9
          7 122344558
          8 349
        Stem=10 Leaf=1
          9 2                                 55
                          55
56
Diagram Lingkaran (Pie chart)
Data kunjungan di 5 puskesmas A, B, C, D, E di suatu kabupaten



                                          A
                  B



                                              E



                      C               D


                                                                 57
                              57
Piramida Penduduk
                                       Indonesia 2000
  100+      Males                                                                 Females
  95-99
  90-94
  85-89
  80-84
  75-79
  70-74
  65-69
  60-64
  55-59
  50-54
  45-49
  40-44
  35-39
  30-34
  25-29
  20-24
  15-19
  10-14
   5- 9
   0- 4

       15000           10000          5000          0         5000        10000        15000
                                                                                               58
                                             Numbers ('000)
The oldest age group is open-ended.            58                    Population 212,1m
Piramida Penduduk
                           pria                   wanita

100-104
 95-99
 90-94
 85-89
                                                                       Pembandingan dua
 80-84                                                                 Piramida populasi
 75-79
 70-74
 65-69
 60-64
 55-59
 50-54
 45-49
 40-44
 35-39
 30-34
 25-29
 20-24
 15-19
 10-14                                                                   Keterangan
  5-9
  0-4
                                                                         biru    Indonesia
                                                                         putih   Jepang
          6   5    4   3      2   1    0      1    2   3   4   5   6
                                                                                             59
                           % Total Populasi
                                                  59
Grafik Piktorial & Kombinasi




                               60
               60
Grafik Piktorial & Kombinasi




                               61
               61
Distribusi Frekuensi

Kategori                   Jumlah   Persen

Penolong persalinan
   Dokter                     46     3.8%
   Bidan                     854    71.2%
   Dukun                     284    23.7%
   Lainnya                    16     1.3%
Total                       1200    100.0%




                                             62
                      62
Aktivitas – Latihan – Sesi 2
Buatlah deskripsi variabel-variabel
 yang telah dipilih pada aktivitas-
 latihan sesi 1, jika belum ada datanya,
 cobalah buat data simulasi (rekaan).
 Pilih metode yang paling tepat,
 apakah grafik atau tabel
Interpretasikan hasil yang diperoleh

                                           63
                      63
64

         SESI 4
UKURAN TENDENSI TENGAH
Pengertian
                        65

Mean : Angka Rata-rata
Median: Angka yang ada di tengah (suatu nilai
 yang membatasi 50% frekuensi distribusi bagian
 bawah dan 50% frekuensi distribusi bagian atas).
MEAN :
Mean = angka rata-rata (jumlah nilai -nilai
 dibagi dengan jumlah individu)
Rumus :
 Mean : X 1 + X 2 + X 3…..X n
                N
66

Rumus lain:
     M= Σ X
          N
Keterangan : M = Mean = Rata-rata
            Σ = Sigma = Jumlah
Contoh
                        67

Penghasilan 3 orang masing-masing Rp 15.000,-, Rp
  10.000,- ,Rp 20.000,-
 Maka Mean/ rata-rata dari penghasilan =
      15.000 + 10.000 + 20.000
       ------------------------------- = 15.000
                     3
Jadi rata-ratanya Rp 15.000
68

Menghitung mean pada distribusi tunggal
 (mean yang di timbang)
 Penghasilan (X)   Frekwensi (f)       fX

     20.000                1          20.000
     15.000                1          15.000
     10.000                4          40.000
Jumlah                     6       fX=75.000
 Mean= Σfx/N= 75.000/6=12.500
Menghitung mean pada distribusi
             bergolong
                 69


Penghasilan (X) Titik Tengah (X)   Frekw (f)      fX


20.000-25.000 22.500               1           22.500
15.000-19.000 17.000               1           17.000

10.000-14.000 12.000               4           48.000

Jumlah                             6           87.500


Mean= Σfx/N= 87.500/6=14.583
NILAI RATA-RATA
                        70



Macam nilai rata-rata yaitu:
Rata-rata hitung (arithmetic mean)
Rata-rata ukur (geometric mean)
Rata-rata harmonis (harmonic mean)
Rata-rata kuadratis ( quadratic mean)
NILAI RATA-RATA HITUNG
                        71

Rata-rata hitung = mean
Rumus utk menghitung nilai rata-rata untuk data
 yang belum berkelompok (ungrouped data)

        ∑ Xi      Dimana   X = rata − rata
   X =
         N                 ∑ = jumlah
Xi = data-data dalam kuumpulan bilangan
    ter
N= banyaknya data
Contoh
                          72

Hitung nilai rata-rata tinggi badan mahasiswa,
 dengan data=147,5;161,5; 152,5; 159,7; 166,6 (cm)
Jawab:




        ∑ Xi
    X =
          N
      147,5 + 161,5 + 152,5 + 159,7 + 166,6
    =                                       = 157,5
                        5
Sudah Berkelompok (Grouped
             Data)
                         73


Rumus

     ∑ f i xi ∑ f i xi
  x=         =
     ∑ fi      N
Keterangan


 Fi adalah frekuensi dari kelompok atau kelas-kelas
 yang terbentuk
Tabel 4. Berat Badan Penderita
Jantung Koroner Di Rumah Sakit X
            Tahun 2006
                 74

 Berat badan       Banyaknya      Titik tengah          fixi
                   individu Fi    berat badan
                                       (xi)
 41-45         4                 43              172
 46-50         4                 48              192
 51-55         1                 53              53
 56-60         2                 58              116
 61-65         5                 63              315
 66-70         7                 68              476
 71-75         5                 73              365
 76-80         2                 78              156
 Total         30                                1845
Jawab
               75




   ∑ f i xi   ∑ f i xi
x=          =
   ∑ fi        N
  1845
=      = 61,5kg
   30
Rata-Rata Dg Memakai Guessed
              Mean
                           76

 Menghitung rata-rata tinggi Badan mahasiswa
Average)

                       77

Bila akan dilakukan perhitungan nilai rata-
 rata beberapa kelompok dg jumlah
 pengamatan setiap kelompoknya berbeda,
 maka harus dilakukan dengan pembebanan.
Rumus:

                 n1 x1 +n 2 x 2 + +n n x n
                                  ...
             x =
                     n1 +n 2 +  .... +n n
             atau
                 ∑ x
                  n
             x =
                 n1
Contoh:

                        78


Pengukuran berat badan penderita paru –paru
 ,masing-masing kelompok terdiri dari 3 dan 10
 orang
Kelompok 1: 50, 55, 54, rata-ratanya: 53 Kg
Kelompok 2: 50, 53,52,55,57, rata-ratanya: 53,4Kg
Kelompok 3: 51,55,57,60,52,48,47,58,59,62, rata-
 ratanya: 54,9 Kg
79
Rata-rata tanpa pembebanan:
     ¯x = (53+53,4+54,9)/3 = 53,8 Kg
Rata-rata dengan pembebanan

  Kelompok       N          N          n ¯x
      1           3         53         159
      2           5        53,4        267
      3          10        54,9        549
                 18       161,3        975
  ¯x = 975/18=   54,17 Kg
RATA-RATA UKUR (GEOMETRIC
           MEAN)
                        80

   Jarang dipakai
 rata-rata hitung atau arithmatic mean
Rumus:
1. Data tidak berkelompok
    Mg = n x1.x 2.x3...xn
2. Data g byk pengelompokan
             1
    log Mg =   ∑log xi
             N
3. Data berkelompok
                       81
          1
  log Mg = ∑ fi log xi
          N

    Keterangan:
    xi: semua nilai dalam kumpulan bilangan
    Mg: rata-rata ukur
    X1,x2,…xn: nilai dalam kumpulan bilangan
    N: banyaknya bilangan
Contoh
                           82

Hitung rata-rata ukur TB 50 orang mhs
        Tabel 4. Tinggi badan mahasiswa di kotaA
MEDIAN
                                  83
 Nilai yang membatasi 50% frekuensi distribusi bagian bawah
  dengan 50% frekuensi distribusi bagian atas.
 Median hanya tergantung pada banyaknya frekuensi tidak tergantung
  kepada variasi nilai -nilai variabel.


Cara Menentukan Median :
1. Susun data dalam bentuk arry data (data disusun dari nilai terendah
   ke nilai tertinggi).
2. Nilai yang membatasi 50% frekuensi distribusi bagian bawah dengan
   50%
3. Frekuensi distribusi bagian atas adalah median
   a. Bila frekuensi ganjil : ambil nilai tengah.
   b. Bila frekuensi genap nilai tengah= dengan menjumlahkan 2 nilai
   yang ada ditengah dan dibagi dua
Contoh
                            84

Hitung nilai mediannya!

   Individu   Penghasilan (Rp)
       1          10,000
       2          12,000
       3          13,000
       4          14,000
       5          16,000
       6          16,000
       7          20,000


  median penghasilan yaitu Rp 14.000
Kasus
                         85

Nilai : 13 24 35 14 17 82 14 76 43 25 67 90 45
 32 21 19 45 67 87 67
Berapa Mean dan Median dari data di atas ?
JAWAB
MENCARI MEDIAN DARI
      DISTRIBUSI BERGOLONG
                        86

 Median= Bb+ (1/2N.cfb)i
                  fd
Keterangan :
1. Bb = Batas bawah (nyata) dari interval yang
   mengandung median.
2. cfb = Frekuensi kumulatif (frekuensi meningkat)
   di bawah interva yang mengandung median
3. fd = Frekuensi dalam interval yang mengandung
   median
4. i = Lebar interval.
5. N = Jumlah frekuensi dalam distribusi
Kasus
                                87
Tabel 5. Distribusi Frekuensi kadar gula darah Dari 55 Orang
 Penderita Hipo Glikemi di Poli Penyakit Dalam, RS P, Prop X ,
 2002
               Interval Nilai           f         cf
                  100-104               1         55
                   95-99                3         54
                   90-94                5         51
                   85-89                9         46
                   80-84             (13) fd      37
                   75-79               10      (24) cfb
                   70-74                6         14
                   65-69                4          8
                   60-64                3          4
                   55-59                1          1
                  Jumlah               55
88
Langkah2:
1. Membuat kolom frekuensi komulatif meningkat dari bawah
   (lihat kolom 3)
2. Menentukan interval mana yang mengandung median, dengan
   cara membagi dua jumlah indifidu yang ada = 55/2 = 27,5.
3. Menentukan interval mana yang mengandung frekuensi
   komulatif 27,5 yaitu interval 80-84, sebab cf 27,5 terkandung
   dalam cf 37.
4. Buat garis/ panah yang menunjukkan posisi interval median.
5. Tentukan batas bawah nyata interval yang mengandung
   median= 79,50.(Bb)
6. Tentukan frekuensi komulatif dibawah interval yang
   mengandung median yaitu = 24 (cfb).
7. Tentukan frekuensi dalam interval yang mengandung
   median= 13 (fd).
8. Tentukan lebar interval = 5. (i)
9. Tentukan jumlah frekuensi distribusi=5 (N).
89
Median= Bb+ (1/2N.cfb)i
                    fd
         = 79,50+ (27,50.24)5
                        13
         = 79,50+1,346
         =80,846
Artinya : separo dari 55 orang mempunyai kadar
 gula diatas 80,846 dan separo dibawah 80,846.
MODUS/MODE
                          90

Mode/ modus dapat dibatasi :
Dalam distribusi tunggal = nilai variabel yang
 mempunyai frekuensi tertinggi
       dalam distribusi.
Dalam distribusi bergolong = Titik tengah interval
 kelas yang mempunyai
 frekuensi tertinggi dalam distribusi.
Contoh
                            91

Serangkaian nilai 5, 6, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 8, 9, 9. (nilai
 timbul paling banyak adalah nilai 8, maka nilai 8
 adalah mode/modus dari distribusi nilai nilai itu.
Bila nilai sudah disusun dalam tabel, penting
 melihat frekuensinya.
Nilai variabel yang sebaris dengan frekuensi
 tertinggi itulah mode/modus, demilian juga pada
 distribusi bergolong.
92
Berapa nilai modusnya? (nilai modusnya 7)
     NILAI    FREKWENSI
     10       1
     9        0
     8        15
     7        18
     6        4
     5        3
     4        1
     3        1
Nilai modusnya?
                               93

Interval Nilai   Titik Tengah (X)   Frekuensi (f)
   195-199              197              1
   190-194              192              2
   185-189              187              4
   180-184              182              5
   175-179              177              8
   170-174              172              10
   165-169              167              6
   160-164              162              4
   155-159              157              4
   150-154              152              2
   145-149              147              3
   140-144              142              1
Menentukan Nilai Modus Dari
    Data Yang Belum Berkelompok
                            94

   Dari kumpulan bilangan sebagai berikut :
    162,157,171,149,154 tidak ada modusnya
   Dari kumpulan bilangan sebagai berikut:
    159,162,153,147,162,156,modusnya 162
   Dari kumpulan bilangan sebagai berikut:
    157,164,149,164,151,157,162, modusnya 1dan 164
   Dari kumpuan bilangan sebagai berikut:
    142,147,162,142,147,147,154, modusnya 147

Apabila mempunyai modus hanya satu disebit sebagai
   unimodal, yang mempunyai dua modus disebut sebagai
   bimodal
Menentukan Modus Dari Data
      Yang Sudah Berkelompok
                                   95

Rumus:
                             d1
                 Mo = L1 +          .c
                           d1 + d 2
Keterangan :
Mo: modus
L1: batas bawah kelas modus
D1: selisih antara frekwensi dari kelas modus dengan frekwensi dari kelas
   didepannya
D2: selisih antara frewensi kelas modus dengan frewensi kelas
   dibelakangnya
C: interval kelas
Contoh: tentukan nilai modus dari data
                        berikut ini:
                                 96
Berat badan     Jml individu
(kg)
35-39.9         9
40-44,95        21                          d1
                               Mo = L1 +           .c
                                          d1 + d 2
45-49,9         32
                                                32 − 21
                               = 44,95 +                       .5 = 48,01
50-54,9         25                       (32 − 21) + (32 − 25)
55-59,9         12
60-64,9         3
  Jawab:
Jumlah          92
Hubungan Antara Mean, Median
            Dan Modus
                             97

    Pada kurva yang simetris mean,median dan modus
     terletak pada satu titik (mean=median=modus)
    Pada distribusi miring kekanan, modus akan bergeser
     kekiri mengikuti nilai debngan frekwensi terbanyak,
     mean akan bergeser ke kanan karena terpengaruh oleh
     nilai ekstrem dan median terletak antara mean dan
     modus
    Bila distribusi miring kekiri, modus akan bergeser
     kekanan mengikuti nilai dengan frekwensi terbanyak,
     mean akan bergeser ke kiri karena terpengaruh oleh
     nilai ekstrem dan median terletak antara mean dan
     modus
98


 Secara empiris, jarak antara modus dan median
  merupakan 2/3 jarak antara modus dan mean
 Modus mengalami pergeseran terbesar diikuti
  oleh mean dan median
 Median relatif stabil dibandingkan modus dan
  mean, tetapi bila rata-rata dari sampel ke sampel
  maka mean mempunyai fluktuasi terkecil
LATIHAN
                         99
Hitung nilai statistik 80, 84, 56, 60, 80, 88, 68,
 68, 52, 72, 76, 72, 68, 80, 56, 60, 68, 68, 76, 76,
 56, 92, 80, 88, 88, 68, 80, 60, 64, 96, 88, 60, 64,
 96, 88, 60, 52, 60, 72, 92, 76, 80, 76
Jangkauan/J  96-52=44
Banyaknya kls/K  K=1+3,3 log N=1+5,3=6,3
 7
Lebar kls/C  c=J/K=44/7=6,28  7
Buat distribusi frekwensi!
100

Tabel 2. Tabel Distribusi Frekwensi


Nilai          Titik Tengah           Frekwensi
52-58                    55                   5
59-65                    62                   6
66-72                    69                   9
73-79                    76                   5
80-86                    83                   7
87-93                    90                   6
94-100                   97                   1
                                             39
UKURAN PEMUSATAN
                                  101


Rata-rata Hitung
   (Aritmatic Mean)
1. Rumus 1
                X=
                   ∑ f .x          Keterangan:

                   ∑f              N = ∑f (jml seluruh frekwensi/byknya data)
2.   Rumus 2                       xd
               X = xd   +
                          ∑f .x      = Rata-rata sementara yg diambil pd frekw

                          ∑f            yg terletak ditengah/pd frekw terbesar
                                   d = Simpangan =[x-xd]
3. Rumus 3                         c = Lebar/panjang kls

               ∑f .x 
                     
       X = xd +      .c
               ∑ 
                 f 
Tabel 2. Nilai xd diambil dari frekw tengah
                                        102
Nilai       x        f        fx        d         fd        u        fu
 52-58          55        5    275       -21      -105          -3    -15
 59-65          62        6    372       -14       -84          -2    -12
 66-72          69        9    621          -7     -63          -1        -9
 73-79          76        5    380            0        0        0         0
 80-86          83        7    581            7        49       1         7
 87-93          90        6    540          14         84       2     12
94-100          97        1        97       21         21       3         3
                         39   2866                 -98                -14

  Rumus 1 = 73
  Rumus 2 = 79 + (-98/39) = 73.49
  Rumus 3 = 79 + (-14/39) x 5 = 77.21
Tabel 3. Nilai xd diambil dari frekw tengah
                                       103

    Nilai        x        f           fk        d        fd        u        fu
52 - 58              55        5       275      -14       -70          -2    -10
59 - 65              62        6       372          -7    -42          -1        -6
66 - 72              69        9       621          0          0       0         0
73 - 79              76        5       380          7         35       1         5
80 -86               83        7       581          14        98       2     14
87 - 93              90        6       540          21   126           3     18
94 - 100             97        1           97       28        28       4         4
                              39      2866               175                 25
 Rumus 1 = 73.49
 Rumus 2 = 69 + (175/39) = 73.49
 Rumus 3 = 69 + (25/39) x 9 = 74.77
Median
                       104



            L2 + [{ N − (∑ f 2 } / f 2 ].c
Rumus
                   1
                   2
 Keterangan
 L2 = tepi bwh kls yg memuat median
(∑ f ) 2 = jml seluruh kls
 N
         = jml frekuensi sblm kls median
 f2 = frekuensi kls yg memuat median
 C = lebar kls (jangkauan/byknya kelas)
         J = kls ats – kls bwh
         K= 1+ 3,3 log N
Modus
                                 105

Rumus
                           d1
               Mo = L1 +          .c
                         d1 + d 2
Keterangan :

L : batas bawah kelas modus
D1: selisih antara frekwensi dari kelas modus dengan frekwensi dari
   kelas didepannya
D2: selisih antara frewensi kelas modus dengan frewensi kelas
   dibelakangnya
C : interval kelas
KWARTIL
                            106

Rumus kwartil bawah (Q1)

          L1 + [{ 1 N − (∑ f1} / f1 ].c
                  4


Rumus kwartil atas (Q2)

         L3 + [{ 3 N − (∑ f 3 } / f 3 ].c
                 4
Latihan
                               107

     Nilai   x        f              fk
52 - 58          55       5                275
59 - 65          62       6                372
66 - 72          69       9                621
73 - 79          76       5                380
80 - 86          83       7                581
87 - 93          90       6                540
94 - 100         97       1                 97
                          39              2866
                               Hitung:
                               Median            Q1
                               Modus             Q3
KUARTIL
                          108

Data yg telah tersusun mjd distribusi dibagi mjd 4
 bag yg sama/kuartil.
K1 merupakan 25% dr seluruh distribusi, K2
 merupakan 50% dan K3 merupakan 75% dari
 seluruh distribusi.
109

SESI 7

         TEORI PROBABILITAS
Pengantar
                         110

Bentuk distribusi probabilitas perlu dipelajari
 untuk memahami dan menafsirkan implikasi
 umum dari studi staistik yang lebih lanjut.
Perubahan acak=suatu fungsi yang mengkaitkan
 bilangan riel pada setiap unsur dalam ruang
 sampel S.
Perubah acak huruf besar, mis X.
Padanannya huruf kecil, mis x.
Contoh
                         111

 B menyatakan barang yang baik dan C menyatakan
 barang yang cacat. Jika kita ingin mengetahui berapa
 banyaknya barang yang cacat, maka
   E = {CCB,CBC,BCC}
      E⊆S
 Jika X menyatakan banyaknya pasien yang sembuh,
 maka X = {0, 1, 2, 3, 4}
 Artinya untuk x=0 menyatakan tidak ada yang
 sembuh, x=1 menyatakan ada satu pasien yang
 sembuh, analog yang lainya.
112

SESI 8

 PROBABILITAS DISKRIT DAN PROBABILITAS
                KONTINU
Distribusi Probabilitas Diskrit
                       113

Suatu perubah acak disebut perubah acak diskrit
 jika himpunan kemungkinan hasilnya terhitung.
Pada contoh (3.1) nilai X adalah 0, 1, 2, 3, 4
 maka X adalah perubah acak diskrit. Perubah
 acak diskrit ini menggambarkan data cacah.
Lebih mudah jika semua probabilitas dari
 perubah acak X dinyatakan dalam rumusan,
 misalnya f(x), g(x), h(x), dst.
Kadang ditulis f(x)=P(X=x). Pasangan (x, f(x))
 disebut fungsi probabilitas/distribusi
 probabilitas perubah acak X
Distribusi Probabilitas Diskrit
                        114
Jika suatu ruang sampel memuat titik yang
 berhingga/banyaknya unsur sesuai dengan
 banyaknya bilangan cacah, maka ruang sampel
 tersebut ruang sampel diskret.
Contoh:
 Suatu eksperimen dari pelemparan sebuah mata uang
 logam sebanyak 3 kali. Tentukan distribusi
 probabilitas X yang menyatakan banyaknya sisi muka
 yang tampak dari hasil eksperimen tersebut
Jawab:
    S = { MMM, MMB, MBM, BMM, BBM, BMB, MBB,BBB}
       → n(S) = 8
115
dimana M = sisi muka ; B = sisi belakang
 Misalnya:
   X = perubah acak yang menyatakan banyaknya sisi
   muka yg muncul
                                          n(x = 0) 1
                             → P(X = 0) =         =
   X = { 0, 1, 2, 3}, untuk:               n(S)     8

1. x=0, artinya tidak ada sisi muka yg muncul
                         n(X =1) 3
          → P(X = 1) =          =
                          n(S)    8
2.   x=1, artinya ada 1-sisi muka yg muncul
                         n( X = )
                               2
      → X = 2) =
       P(                         =3
                          n(S)     8
3. x=2, artinya ada 1-sisi muka yg muncul
                            n( X =)
                                  3  1
      → X = ) =
       P(  3                        =
                             n(S)    8

4. x=3, artinya ada 1-sisi muka yg muncul
116

Tabel 1. Distribusi Probabilitas perubah acak X

  X                              0         1     2     3
  P(X = x)= f(x)                 1/8       3/8   3/8   1/8

   f(x) ≥ 0
   ∑ f (x) = 1 + 8 + 8 + 8 = 1
             8
                 3 3 1
      x

      P(X = x) = f(x)
117

Distribusi kumulatif perubah acak X:

  F( 0) = f(0) = 1 ; F(1) = f(0) + f(1) = 1
                  8                          2

  F( 2) = f( 0) + f(1) + f( 2) = 7 ; F(3) = f( 0) + f(1) + f( 2) + f( 3) = 1
                                8
Distribusi Probabilitas Kontinyu
                      118

Adh distribusi yang memuat perubah acak
 kontinyu.
Dinyatakan dalam bentuk rumusan (dan tidak
 dapat dinyatakan dalam bentuk tabel) karena
 perubah acaknya berupa interval (selang).
Jika suatu ruang sampel memuat titik sampel
 yang tak berhingga banyaknya, dan banyaknya
 unsur sesuai dengan banyaknya titik pada
 sepotong garis, maka dikatakan ruang sampel
 kontinyu.
Cara menghitung fungsi peluang utk berbagai selang dari
 perubah acak kontinyu adalah sebagai berikut:
                              119

  P(a < x < b) = P(a ≤ x < b)
               = P(a < x ≤ b)
               = P(a ≤ x ≤ b)
Contoh
 Sebuah toko elektronik menjual 15 radio yang diantaranya
 ada 5 yang rusak. Jika seorang calon pembeli melakukan
 test 3 radio yang dipilih secara random, tuliskan distribusi
 peluang dari banyaknya radio yang rusak dalam sampel
 tersebut
 Misalkan:X = perubah acak yang menyatakan banyaknya
 radio yg rusak                          120


 X = {0, 1, 2, 3}  10 B,3R(3)
                                                        5 10 
               n  N − n                             0 ÷ 3 ÷
                                                                  120
               x ÷ k − x ÷
                                        X=0    P(0) =    =
   P(X = x) =           
                                                           15   455
                   N                                    3÷
                   k ÷                                    
                    

                     5   10                          5  10 
                     1 ÷ 2 ÷                           2 ÷ 1 ÷
                                                                    100
 X=1        P(1) =     =
                                 225    X=2    P( 2) =     =
                        15     455                       15     455
                        3÷                                3÷
                                                          

                      5   10 
 X=3                 3 ÷ 0 ÷
                                  10
              P(3) =     =
                         15     455
                         3÷
                         
Tabel 2. Distribusi Probabilitas perubah acak
                      X
            X                        0       121
                                                      1               2       3
  P(X = x)= f(x)               120/455            225/455 100/455           10/455


Tabel diatas memenuhi:
1. f(x) ≥ 0
2. f (x) = 120 + 225 + 100 + 10 = 1
    ∑            455     455       455   455
     x
3. P(X = x) =f(x)
Distribusi kumulatif perubah acak X:
F(0) = f(0) = 120 ; F(1) = f(0) + f(1) = 345
                455                         455

F( 2) = f(0) + f(1) + f( 2) = 445 ; F(3) = f(0) + f(1) + f( 2) + f(3) = 1
                             455
Distribusi Bersyarat

                                  122
 Definisi probabilitas bersyarat sebelumnya bahwa kejadian
 B terjadi setelah A muncul
 dinyatakan:
                             P(A ∩ B)
                P(B / A) =            ; P(A) > 0
                               P(A)

 Jika kejadian A dan B masing-masing menyatakan X=x
 dan Y=y, maka untuk X dan Y perubah acak diskrit:

                                                 P(X = x,Y = y)
                               P(Y = y / X = x) =
                                                    P(X = x)
                                                 f(x,y)
                                               =                ; g(x) > 0
                                                  g(x)
 Jika X dan Y kontinu, maka f(y/x
123

Fungsi f(x,y) disebut distribusi probabilitas
   gabungan/fungsi massa gabungan dari perubah
   acak diskret X dan Y jika:

1.   f(x,y) ≥ 0; untuk semua (x,y)

2.    ∑∑ f(x,y) = 1
      x y

3. P(X=x,Y=y) = f(x,y), utk tiap daerah A di bidang xy,
   maka P[(X,Y)єA] =        ∑∑    f(x,y)
                            A
Contoh
                        124

Dua buah bolam dipilih secara acak dari sebuah
kotak yang berisi 3 bolam berwarna biru, 2
berwarna merah, dan 3 berwarna hijau. Jika X
menyatakan banyaknya bolam berwarna biru dan
Y berwarna merah yang terpilih, maka
hitunglah:

a. fungsi probabilitas gabungan X dan Y
b. P[(X,Y)єA], bila A daerah {(x,y)/ x+y≤ 1}
Jawab
                              125


a.   Misalkan,
     X = banyaknya bolam biru yang terambil =
     {0, 1, 2}
     Y = banyaknya bolam merah yang terambil =
     {0, 1, 2}
     Pasangan nilai (x,y) yang terjadi :(0,0),(0,1),
     (0,2),(1,0),(1,1),(2,0)
       8    8!
        2 ÷ 2 ! 6 ! = 28
            =
        
126
Misalnya n(S) = banyaknya cara memilih 2 bolam
 dari 8 yang ada.
Fungsi peluang gabungan f(x,y) dinyatakan dengan
 rumus:
               3  2      3     
               x ÷ y ÷ 2 − x − y ÷
 f ( x, y ) =                           x = 0, 1,
                        8
                         2÷
                                            y = 0, 1, 2

                                              0 ≤ x+y ≤ 2
Dari hasil a diperoleh
                                127
           3  2  3                        3  2  3 
           0 ÷ 0 ÷ 2 ÷                       0 ÷ 1 ÷ 1 ÷
f(0, 0) =     = 3               f(0,1) =     = 3
                          28                        8        14
               8
                2÷                                  2÷
                                                   

                                                 3  2  3 
            3  2  3                        1 ÷ 0 ÷ 1 ÷
            0 ÷ 2 ÷ 0 ÷            f(1, 0) =     = 9
f( 0, 2) =     = 1                             8        28
                8        28
                                                      2÷
                 2÷                                  
                 

         3  2   3                           3  2  3 
         1 ÷ 1 ÷ 0 ÷                           2 ÷ 0 ÷ 0 ÷
f(11) =       = 3
   ,                                  f( 2, 0) =     = 3
                                                      8        28
              8        14
                                                      2÷
              2÷                                      
              
128
Dari hasil diatas dapat dibuat tabel distribusi
  probabiliatas sbb:
Tabel 3. Distribusi Peluang Gabuangan X dan Y
     f(x,y)      X                 Jumlah baris
                 0     1     2
 Y      0        3/28 9/28 3/28 15/28
        1        3/14 3/14         3/7
        2        1/28              1/28
 Jumlah kolom 5/14           15/28 1
                 3/28
Distribusi Binomial
                          129

 proses Bernoulli yang diulang sebanyak n kali
     dan saling bebas.
    Secara langsung, percobaan binomial memiliki
     ciri-ciri sebagai berikut:
1.   Percobaan tersebut dilakukan berulang-ulang
     sebanyak n kali
2.   Setiap percobaan menghasilkan keluaran yang
     dapat dikatagorikan sebagai gagal dan sukses
3.   Probabilitas sukses p tetap konstan dari satu
     percobaan ke percobaan lain
4.   Percobaan yang berulang adalah saling bebas
130
Percobaan Bernoulli dapat menghasilkan suatu
 sukses dengan probabilitas p dan gagal dengan
 probabilitas q = 1 – p.
Distribusi probabilitas variabel acak binomial X,
 jumlah sukses di dalam n percobaan diberikan oleh
                      n
  b( x; n, p) =   
                  
                        
                         p xqn− x ,   x = 0,1,2,3,, n
                  
                      p
                        
dimana
  n        n!
   =
   k  ( n − k )!k!
   
131
Ada kalanya perhitungan probabilitas distribusi
 binomial lebih mudah dilakukan dengan
 menggunakan distribusi kumulatif.
Bila pada n percobaan terdapat paling tidak
 sebanyak r sukses, maka distribusi binomial
 kumulatif dinyatakan sebagai:
      P X ≥ r  = b( r; n, p) + b r +1; n, p  ++ b( n; n, p)
       
       
               
               
                                  
                                  
                                               
                                               
                       n
                  = ∑ b( r;n,p)
                    x=r
132

Distribusi binomial memiliki rata-rata, variansi, standar deviasi, keofisien
kemiringan, dan koefisien keruncingan sebagai berikut:
   a. mean
   b. variansi

   c. standar deviasi

   d. keofisien kemiringan


   e. koefisien keruncingan
133
Contoh 3
     Probabilitas bahwa sejenis komponen tertentu yang akan bertahan
terhadap uji-kejut adalah ¾. Carilah probabilitas dimana 2 dari 4 komponen
yang selanjutnya diuji akan bertahan.
Penyelesaian:
Dengan mengasumsikan bahwa pengujian tersebut bebas dan p=3/4 untuk
masing-masing dari keempat pengujian tersebut, kita dapatkan
134
Contoh 4
      Probabilitas bahwa seorang pasien sembuh dari penyakit darah yang
langka adalah 0,4. Bila 15 orang diketahui terkena penyakit ini, berapakah
probabilitas (a) paling tidak 10 selamat, (b) dari 3 sampai 8 selamat, dan (c)
tepat 5 selamat?
Penyelesaian:

(a)


(b)




(c)
Data yg tdk dikelompokkan
                          135

 Rumus
                  K 3 = 3 4 (n + 1)
                  K1 =    1
                              4   (n + 1)
 Rumus:    K3 dan K1 = L + B (S-L)
 Ket:
 L= nilai sblm K3 dan K1
 b = kekurangan unit utk mencapai letak K3 dan K1
 S = nilai dimana K3 dan K1 berada

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakitphiqe kbn
 
11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrik11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrikHafiza .h
 
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1Darnah Andi Nohe
 
Model perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanModel perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanYurie Arsyad Temenggung
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012Zakiah dr
 
Kuesioner penelitian-hipertensi
Kuesioner penelitian-hipertensiKuesioner penelitian-hipertensi
Kuesioner penelitian-hipertensiSi Om
 
penilaian surveilans kesehatan masyarakat
penilaian surveilans kesehatan masyarakatpenilaian surveilans kesehatan masyarakat
penilaian surveilans kesehatan masyarakataderianofrianti
 
Metodologi penelitian, desain studi &
Metodologi penelitian, desain  studi &Metodologi penelitian, desain  studi &
Metodologi penelitian, desain studi &Ira Masykura
 
07. tingkatan dan uapaya pencegahan penyakit
07. tingkatan dan uapaya pencegahan penyakit07. tingkatan dan uapaya pencegahan penyakit
07. tingkatan dan uapaya pencegahan penyakitSyahrum Syuib
 
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular EbolaBAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular EbolaNajMah Usman
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah dengueJoni Iswanto
 
Problem solving-kes-masy
Problem solving-kes-masyProblem solving-kes-masy
Problem solving-kes-masyDae Zhun
 
Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1HMRojali
 
Perbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortPerbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortLisa Prihastari
 
Sistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan NasionalSistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan NasionalCandra Wiguna
 

La actualidad más candente (20)

Uji beda mean
Uji beda meanUji beda mean
Uji beda mean
 
ukuran epidemiologi
ukuran epidemiologiukuran epidemiologi
ukuran epidemiologi
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrik11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrik
 
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
 
Mpi.3 pokok bahasan 2
Mpi.3 pokok bahasan 2Mpi.3 pokok bahasan 2
Mpi.3 pokok bahasan 2
 
Model perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanModel perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatan
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
 
Indikator promkes
Indikator promkesIndikator promkes
Indikator promkes
 
Kuesioner penelitian-hipertensi
Kuesioner penelitian-hipertensiKuesioner penelitian-hipertensi
Kuesioner penelitian-hipertensi
 
penilaian surveilans kesehatan masyarakat
penilaian surveilans kesehatan masyarakatpenilaian surveilans kesehatan masyarakat
penilaian surveilans kesehatan masyarakat
 
Metodologi penelitian, desain studi &
Metodologi penelitian, desain  studi &Metodologi penelitian, desain  studi &
Metodologi penelitian, desain studi &
 
07. tingkatan dan uapaya pencegahan penyakit
07. tingkatan dan uapaya pencegahan penyakit07. tingkatan dan uapaya pencegahan penyakit
07. tingkatan dan uapaya pencegahan penyakit
 
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular EbolaBAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah dengue
 
Problem solving-kes-masy
Problem solving-kes-masyProblem solving-kes-masy
Problem solving-kes-masy
 
Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1
 
Perbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortPerbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohort
 
Materi case control
Materi case controlMateri case control
Materi case control
 
Sistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan NasionalSistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan Nasional
 

Destacado

Konsep Dasar Biostatistik
Konsep Dasar BiostatistikKonsep Dasar Biostatistik
Konsep Dasar Biostatistikpjj_kemenkes
 
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOMMakalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOMNila Aulia
 
Menghitung nilai rata rata suatu distribusi data
Menghitung nilai rata rata suatu distribusi dataMenghitung nilai rata rata suatu distribusi data
Menghitung nilai rata rata suatu distribusi dataRiswan
 
Statistika Konsep Variabel Acak & Distribusi Peluang
Statistika Konsep Variabel Acak & Distribusi PeluangStatistika Konsep Variabel Acak & Distribusi Peluang
Statistika Konsep Variabel Acak & Distribusi PeluangEko Mardianto
 

Destacado (7)

Pertemuan ke 7
Pertemuan ke 7Pertemuan ke 7
Pertemuan ke 7
 
analisis varians
analisis varians analisis varians
analisis varians
 
Konsep Dasar Biostatistik
Konsep Dasar BiostatistikKonsep Dasar Biostatistik
Konsep Dasar Biostatistik
 
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOMMakalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
 
Menghitung nilai rata rata suatu distribusi data
Menghitung nilai rata rata suatu distribusi dataMenghitung nilai rata rata suatu distribusi data
Menghitung nilai rata rata suatu distribusi data
 
Statistika Konsep Variabel Acak & Distribusi Peluang
Statistika Konsep Variabel Acak & Distribusi PeluangStatistika Konsep Variabel Acak & Distribusi Peluang
Statistika Konsep Variabel Acak & Distribusi Peluang
 
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANGVARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
 

Similar a Biostatistik deskriptif '12

Slide1 statistika
Slide1 statistikaSlide1 statistika
Slide1 statistikaweny maniez
 
Kuliah 1.STATISTIKA TERAPAN (kontrak Kuliah dan Pendahuluan).ppt
Kuliah 1.STATISTIKA TERAPAN (kontrak Kuliah dan Pendahuluan).pptKuliah 1.STATISTIKA TERAPAN (kontrak Kuliah dan Pendahuluan).ppt
Kuliah 1.STATISTIKA TERAPAN (kontrak Kuliah dan Pendahuluan).pptCardovaislami1
 
TM5-statistika_5 pengenalan statistik deskriptif
TM5-statistika_5 pengenalan statistik deskriptifTM5-statistika_5 pengenalan statistik deskriptif
TM5-statistika_5 pengenalan statistik deskriptifYogiRabani1
 
TM5-statistika_5.ppt
TM5-statistika_5.pptTM5-statistika_5.ppt
TM5-statistika_5.pptMiffJasenx
 
bahan matakuliah probabilitas dan statistik.ppt
bahan matakuliah probabilitas dan statistik.pptbahan matakuliah probabilitas dan statistik.ppt
bahan matakuliah probabilitas dan statistik.pptssuser13daca1
 
TM5-statistika_5.ppt wiwiwiwiwiiwiwwiwiwiw
TM5-statistika_5.ppt wiwiwiwiwiiwiwwiwiwiwTM5-statistika_5.ppt wiwiwiwiwiiwiwwiwiwiw
TM5-statistika_5.ppt wiwiwiwiwiiwiwwiwiwiwRahmanPrasetyo3
 
TM5-statistika_5.ppt
TM5-statistika_5.pptTM5-statistika_5.ppt
TM5-statistika_5.pptafni48
 
MODUL-1(090523)-compressed (2).pdf
MODUL-1(090523)-compressed (2).pdfMODUL-1(090523)-compressed (2).pdf
MODUL-1(090523)-compressed (2).pdfssuser411ce8
 
Presentation biostatistik
Presentation biostatistikPresentation biostatistik
Presentation biostatistikfebtinindra
 
STATISTIKA DESKRIPTIF P3.ppt
STATISTIKA DESKRIPTIF P3.pptSTATISTIKA DESKRIPTIF P3.ppt
STATISTIKA DESKRIPTIF P3.pptArnita Piliang
 
Materi 12 # hakikat statistika
Materi 12 # hakikat statistikaMateri 12 # hakikat statistika
Materi 12 # hakikat statistikaAhmad Kurnia
 
Pendahuluan Pengantar Probabilitas
Pendahuluan Pengantar ProbabilitasPendahuluan Pengantar Probabilitas
Pendahuluan Pengantar ProbabilitasAndrias Eka
 
Statistika pertemuan 2 dan 3 fe unsam 2011
Statistika pertemuan 2 dan 3 fe unsam 2011Statistika pertemuan 2 dan 3 fe unsam 2011
Statistika pertemuan 2 dan 3 fe unsam 2011Ir. Zakaria, M.M
 

Similar a Biostatistik deskriptif '12 (20)

Slide1 statistika
Slide1 statistikaSlide1 statistika
Slide1 statistika
 
Kuliah 1.STATISTIKA TERAPAN (kontrak Kuliah dan Pendahuluan).ppt
Kuliah 1.STATISTIKA TERAPAN (kontrak Kuliah dan Pendahuluan).pptKuliah 1.STATISTIKA TERAPAN (kontrak Kuliah dan Pendahuluan).ppt
Kuliah 1.STATISTIKA TERAPAN (kontrak Kuliah dan Pendahuluan).ppt
 
Dasar statistik
Dasar statistikDasar statistik
Dasar statistik
 
1 5 statistika - nafiu
1 5 statistika - nafiu1 5 statistika - nafiu
1 5 statistika - nafiu
 
R5 g kel 1 statdas 1
R5 g kel 1 statdas 1R5 g kel 1 statdas 1
R5 g kel 1 statdas 1
 
TM5-statistika_5 pengenalan statistik deskriptif
TM5-statistika_5 pengenalan statistik deskriptifTM5-statistika_5 pengenalan statistik deskriptif
TM5-statistika_5 pengenalan statistik deskriptif
 
TM5-statistika_5.ppt
TM5-statistika_5.pptTM5-statistika_5.ppt
TM5-statistika_5.ppt
 
bahan matakuliah probabilitas dan statistik.ppt
bahan matakuliah probabilitas dan statistik.pptbahan matakuliah probabilitas dan statistik.ppt
bahan matakuliah probabilitas dan statistik.ppt
 
TM5-statistika_5.ppt wiwiwiwiwiiwiwwiwiwiw
TM5-statistika_5.ppt wiwiwiwiwiiwiwwiwiwiwTM5-statistika_5.ppt wiwiwiwiwiiwiwwiwiwiw
TM5-statistika_5.ppt wiwiwiwiwiiwiwwiwiwiw
 
TM5-statistika_5.ppt
TM5-statistika_5.pptTM5-statistika_5.ppt
TM5-statistika_5.ppt
 
MODUL-1(090523)-compressed (2).pdf
MODUL-1(090523)-compressed (2).pdfMODUL-1(090523)-compressed (2).pdf
MODUL-1(090523)-compressed (2).pdf
 
Presentation biostatistik
Presentation biostatistikPresentation biostatistik
Presentation biostatistik
 
Biostatistik
BiostatistikBiostatistik
Biostatistik
 
STATISTIKA DESKRIPTIF P3.ppt
STATISTIKA DESKRIPTIF P3.pptSTATISTIKA DESKRIPTIF P3.ppt
STATISTIKA DESKRIPTIF P3.ppt
 
Materi 1-statistika 5
Materi 1-statistika 5Materi 1-statistika 5
Materi 1-statistika 5
 
Materi 12 # hakikat statistika
Materi 12 # hakikat statistikaMateri 12 # hakikat statistika
Materi 12 # hakikat statistika
 
Makalah statistik
Makalah statistikMakalah statistik
Makalah statistik
 
Temu 1 konsep_data_statistik
Temu 1 konsep_data_statistikTemu 1 konsep_data_statistik
Temu 1 konsep_data_statistik
 
Pendahuluan Pengantar Probabilitas
Pendahuluan Pengantar ProbabilitasPendahuluan Pengantar Probabilitas
Pendahuluan Pengantar Probabilitas
 
Statistika pertemuan 2 dan 3 fe unsam 2011
Statistika pertemuan 2 dan 3 fe unsam 2011Statistika pertemuan 2 dan 3 fe unsam 2011
Statistika pertemuan 2 dan 3 fe unsam 2011
 

Más de Agus Candra

Menulis Naskah Ilmiah
Menulis Naskah IlmiahMenulis Naskah Ilmiah
Menulis Naskah IlmiahAgus Candra
 
Pentingnya Publikasi
Pentingnya PublikasiPentingnya Publikasi
Pentingnya PublikasiAgus Candra
 
13. patient provider communication
13. patient   provider communication13. patient   provider communication
13. patient provider communicationAgus Candra
 
12.developing and testing a media strategy
12.developing and testing a media strategy12.developing and testing a media strategy
12.developing and testing a media strategyAgus Candra
 
10. multimedia world
10. multimedia world10. multimedia world
10. multimedia worldAgus Candra
 
Hak hak kesehatan reproduksi
Hak hak kesehatan reproduksiHak hak kesehatan reproduksi
Hak hak kesehatan reproduksiAgus Candra
 
Manusia dan lingkungan
Manusia dan lingkunganManusia dan lingkungan
Manusia dan lingkunganAgus Candra
 
Eksperimental studi
Eksperimental studiEksperimental studi
Eksperimental studiAgus Candra
 
Ukuran epidemiologi
Ukuran epidemiologiUkuran epidemiologi
Ukuran epidemiologiAgus Candra
 
Pelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasa
Pelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasaPelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasa
Pelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasaAgus Candra
 
Pendidikan inklusi
Pendidikan inklusiPendidikan inklusi
Pendidikan inklusiAgus Candra
 
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anakUpaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anakAgus Candra
 
Aplikasi pestisida2013
Aplikasi pestisida2013Aplikasi pestisida2013
Aplikasi pestisida2013Agus Candra
 

Más de Agus Candra (20)

Menulis Naskah Ilmiah
Menulis Naskah IlmiahMenulis Naskah Ilmiah
Menulis Naskah Ilmiah
 
Pentingnya Publikasi
Pentingnya PublikasiPentingnya Publikasi
Pentingnya Publikasi
 
13. patient provider communication
13. patient   provider communication13. patient   provider communication
13. patient provider communication
 
12.developing and testing a media strategy
12.developing and testing a media strategy12.developing and testing a media strategy
12.developing and testing a media strategy
 
10. multimedia world
10. multimedia world10. multimedia world
10. multimedia world
 
Hak hak kesehatan reproduksi
Hak hak kesehatan reproduksiHak hak kesehatan reproduksi
Hak hak kesehatan reproduksi
 
Isbd 12
Isbd 12Isbd 12
Isbd 12
 
Isbd 11
Isbd 11Isbd 11
Isbd 11
 
Manusia dan lingkungan
Manusia dan lingkunganManusia dan lingkungan
Manusia dan lingkungan
 
Case control
Case controlCase control
Case control
 
Eksperimental studi
Eksperimental studiEksperimental studi
Eksperimental studi
 
Ukuran epidemiologi
Ukuran epidemiologiUkuran epidemiologi
Ukuran epidemiologi
 
Kohort studi
Kohort studiKohort studi
Kohort studi
 
Biosfer1
Biosfer1Biosfer1
Biosfer1
 
Sertifikasi 3
Sertifikasi 3Sertifikasi 3
Sertifikasi 3
 
Pelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasa
Pelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasaPelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasa
Pelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasa
 
Pendidikan inklusi
Pendidikan inklusiPendidikan inklusi
Pendidikan inklusi
 
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anakUpaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak
 
Aplikasi pestisida2013
Aplikasi pestisida2013Aplikasi pestisida2013
Aplikasi pestisida2013
 
Penugasan
PenugasanPenugasan
Penugasan
 

Biostatistik deskriptif '12

  • 1. BIOSTATISTIK DESKRIPTIF 1 YUNIAR WARDANI, AMK.,SKM., MPH 081802697021 YUNIAR.WARDANI@GMAIL.COM / YUNIAR_WARDANI@UAD.AC.ID
  • 2. 2 Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan M. Sopiyudin Dahlan  Sagung Seto atau Toga Mas Biostatistik  Eko Budiarto, SKM Fundamental of Biostatistic  Bernad Rosner
  • 3. Sesi 1 Sejarah Statistik Materi Sesi 2 Konsep data Sesi 3 Pengaturan , penyusunan distribusi frekwensi dan penyajian data dengan grafik Sesi 4 Ukuran tendensi tengah (mean, weighted mean dan median) Sesi 5 Ukuran tendensi tengah, penyebaran data dan keruncingan data (modul, geometrik mean, harmonik mean) Sesi 6 Ukuran penyebaran data dan keruncingan kurva (range, varians, standar deviasi) Sesi 7 Ukuran penyebaran data dan keruncingan kurva (persentil, boxplot) Sesi 8 Konsep probabilitas, peluang kejadian mutually ekslusif, peluang kondisional Sesi 9 Teori Bayes Sesi 10 Rate, proporsi, prevalen dan insiden Sesi 11 Sensitifitas dan spesifisitas, odds ratio, risiko relatif Sesi 12 Distribusi binomial, distirbusi poisson dan distribusi normal Sesi 13 Estimasi thd nilai mean Sesi 14 Estimasi thd nilai proporsi 3
  • 6. Perkembangan Statistik 6 Italia  statista : pejabat negara (dikenal sejak zaman Romawi). Dipergunakan untuk kepentingan negara yang berisi data penduduk Inggris  Raja Henry VII 1532 memerintahkan untuk melakukan pencatatan mortalitas penduduk. Th 1632  Inggris resmi menggunakan catatan kematian dan kelahiran. Th 1662  Kapten John Graunt membuat prediksi data kematian dg dasar catatan kematian selama 30 thn
  • 7. Lanjutan………… 7 William Farr, Karl Pearson  menggunakan statistik kesehatan tetapi masih banyak kendala dg alasan statistik hanya menggunakan angka2yg tidak sesuai dan perhatian hanya terfokus pd penderita
  • 8. Pengertian Statistik 8 Kumpulan angka yang dihasilkan dari pengukuran / penghitungan yg disebut DATA Statistik sampel S/u metode ilmiah yg d/ digunakan sbg alat bantu u/ mengambil keputusan, mengadakan analisis data hasil penelitian
  • 9. Manfaat Statitik (Kesehatan) 9 Merencanakan program pelayanan kesh Menentukan aternatif penyelesaian masalah kesh Melakukan analisis ttg berbagai penyakit slm periode waktu tertentu (time series analysis) Menentukan penyebab timbulnya penyakit baru yg blm diket/menguji obat bg peny tertentu
  • 10. PENTING 10 Statistik Hanya TOOLS (alat) dan bukan satu2nya alat bantu untuk menarik kesimpulan. Misalnya hasil lab, Px R/, pengalaman klinik dll
  • 11. Peranan Statistik dalam Penelitian 11 Menghitung sampel yg diambil dlm suatu populasi  sampel dipertanggungjawabkan Menguji validitas dan reliabilitas instrumen Teknik menyajikan data shg data lebih komunikatif Menguji hipotesis penelitian yg diajukan
  • 12. Pembagian Statistik 12 DESKRIPTIF STATISTIK PARAMETRIS INFERENSIAL NON PARAMETRIS
  • 13. 13 Deskriptif : menggambarkan/menganalisa s/u keadaan (bukan untuk membuat kesimpulan). Kegiatannya meliputi pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data dan analisis sederhana berupa penghitungan median, variasi, mean, rasio/proporsi dan persentase
  • 14. Statistika Deskriptif Membantu menyusun (organize) data sehingga menjadi  berarti. Meringkas (summarize) data Menyelidiki hubungan antar variabel Membantu dalam melakukan analisis pendahuluan sebelum menggunakan teknik analisis inferensial. 14 KUI 611: KMPK 14
  • 15. 15 Inferensial:digunakan u/ menarik kesimpulan ciri2 populasi yg dinyatakan dlm parameter populasi mll penghitungan2 statistik sampel.Kegiatannya meliputi pengujian hipotesis berdasarkan estimasi dan distribusi probabilitas. Inferensial Parametris  menganalisa data interval/rasio yg diambil dari populasi yg terdisribusi normal
  • 16. 16 Inferensial Non parametris: digunakan u/ menganalisa data nominal dan ordinal dari populasi yg bebas distribusinya Note: 1. Nominal: tdk berjenjang/peringkat ( L/P) 2. Ordinal: mpy jenjang (tgk pendidikan) 3. Interval: data nominal/ordinal tetapi dinyatakan dlm angka (suhu badan 38) 4. Rasio: jaraknya sama, mpy angka nol absolut
  • 19. Permasalahan - Penelitian Variabel dependen – outcome – respons: Y independen – faktor – var. penjelas : X X Y sampling Populasi sampel Data non-random •pengukuran random •pencacahan •wawancara •dst 19 KUI 611: KMPK 19
  • 20. 1. Konsep Data 20 Data: kumpulan angka yang dihasilkan dr pengukuran /penghitungan Asal kata datum  materi/kumpulan fakta yg dipakai utk keperluan s/u analisa, diskusi, presentasi ilmiah/tes statistik. Materi/kumpulan fakta dpt spt informasi, ket, dr s/u obyek /bbr obyek yyg dikumpulkan sendiri oleh si peneliti, atau berasal dari sumber lain seperti instansi, badan internasional, hasil publikasi ilmiah atau hasil penelitian orang lain.
  • 21. Sumber Data 21 1. Data intern: dikumpulkan berdasarkan hasil pengamatan/penelitian sendiri yg dipakai untuk keperluan sendiri. Contoh: data medical record , kapasitas tempat tidur,dan lain-lain 2. Data ekstern:data yang dikumpulkan berdasarkan data yang sudah ada seperti data yang diambil dari publikasi pihak lain.
  • 22. Cara Pengumpulan Data 22 1. Pengamatan (observation),pengamatan dapat berupa:  Interview (tanya jawab)  Pemeriksaaan, pemeriksaan dapat dilakukan secara pemeriksaan, penghitungan, pengukuran 1. Pencatatan (recording) Semua data keterangan/bilangan hasil pengamatan itu harus dicatat, dengan cara umum seperti di tulis dengan angka, huruf, gambar, grafik, dan sebagainya. Untuk melakukan pencatatan dibutuhkan formulir - formulir pencatatan yang sudah direncanakan dengan baik.
  • 23. Jenis Data berdasarkan pengukuran 23 1. Data kuantitatif dr pengukuran (numerical data)  umur : 27 tahun  Jumlah anak: lima orang  Penghasilan perbulan: rp. 150.000,00  Tinggi badan: 157,5 cm  Kadar hb: 14,4 gr% 2. Data kualitatif ket yang bukan bilangan  Nama:Rafidh  Jenis kelamin: Laki-laki  Alamat: Yogyakarta  Agama: islam,dan seterusnya
  • 24. 24 3. Data kontinu  data bilangan dari hasil pengukuran, biasanya dalam bentuk bilangan pecahan (tergantung pada tingkat ketelitian dari hasil pengukuran data bilangan tersebut) Contoh: BB : 34,5kg TB : 125,5 meter
  • 25. 25 4. Data diskrit merupakan data dari hasil penghitungan yang biasanya berbentuk bilangan- bilangan bulat dan tidak berbentuk bilangan pecahan. Contoh: jumlah kelereng : 15 buah Jumlah kambing : 3 ekor jumlah pengunjung puskemas bulan januari tahun 2006: 15.000 orang
  • 26. Objektivitas Data 26 1. Validitas sejauhmana data yang diamati dan dikumpulkan mencapai maksud yang sebenarnya. Contoh untuk mengukur panjang.tinggi atau lebar suatu benda menggunakan mistar 2. Reliabilitas sejauhmana data yang diamati dan dikumpulkan dapat dipercaya dan dan dapat dipertanggungjawabkan 3. Accuracy (ketelitian)  banyak faktor yang mempengaruhi derajat dari ketelitian, disamping alat yang digunakan.
  • 27. 2. Jenis Data berdasarkan asalnya 27 1. Primer  diperoleh secara langsung dari anamnese (alloanamnese dan auto anamnese), pengisian kuesioner 2. Sekunder  diperoleh secara tidak langsung, biasanya dari data yang sudah terisi
  • 28. Skala Data Nominal Ordinal Interval Ratio 28
  • 29. Skala Nominal Identifikasi-Klasifikasi Data deskrit/kategorik  penyusunannya diklasifikasikan dlm bbrp kategori dg kedudukan setara Variabel respon fasilitas kesehatan  tersedia  tidak tersedia Jenis fasilitas kesehatan  Puskesmas  Klinik  Rumah Sakit  Lainnya 29
  • 30. Skala Ordinal Identifikasi-Klasifikasi Urutan-jenjang Variabel respon Kepuasan pelayanan kesehatan  sangat puas  puas  tidak puas  sangat tidak puas Tingkat pendidikan  Perguruan Tinggi  SMU  SMP  SD 30 30
  • 31. Skala Interval Identifikasi-Klasifikasi Urutan-jenjang Selisih Variabel respon Temperatur dalam skala Celcius 0, 36, 40, dst. Tahun (Kalender) Masehi 0, 1945, 2007, dst 31 31
  • 32. Skala Rasio Identifikasi-Klasifikasi Urutan-jenjang Selisih Rasio (ada titik nol murni) Variabel respon Berat badan (kg) 12, 64, 100, dst. Tinggi badan (cm) 50, 100, 170, dst. Biaya pemeriksaan (rupiah) 25.000, 50.000, 5 juta, dst Umur (tahun) 2, 10, 40, 65, dst. 32 KUI 611: KMPK 32
  • 33. Tugas 33 Pilih salah satu topik dari jurnal yg didownload dari web http://www.ncbi.nlm.nih.gov/  contoh no 9  adequat of prenatal care and neonatal mortality Identifikasi skala data dari judul yang anda ambil Kumpulkan pekan depan (full text journal dan summary report dengan tulisan tangan)
  • 34. Contoh 34 No Variabel Skala Keterangan 1. Usia Ordinal • Identifikasi klasifikasi • <20 th • Urutan berjenjang/tidak setara • 20-24 th • Tidak bisa dilakukan dengan operasional • 25-29 th matematika • 30-34 th • >35 th 2. Ras Ordinal • Putih • Hitam • Selain putih dan hitam 3. Status Nominal • Identifikasi klasifikasi perkawinan • Mempunyai kedudukan yang setara • Kawin • Tidak kawin
  • 35. 35 SESI 3 PENGATURAN DAN PENYUSUNAN DISTRIBUSI FREKWENSI
  • 36. Pendahuluan 36 Data kuantitatif lebih mudah dalam penataannya dibandingkan dengan data yang bergolongan kualitatif. Data kuantitatif  rata-rata, simpangan baku, median modus dan perhitungan statistik. Data kualitatif  distribusi frekwensi, distribusi relative, distribusi kumulatif.
  • 37. Distribusi Frekwensi 37 Hasil penelitian tentang berat badan 24 mahasiswa sebagai berikut 40,60,45,50,53,70,43,65,67,42,55,52,50,43,60,4 5,40,52,53,43,70,65,55,60. Diket: 1. Urutkan data kecil  besar  array 2. Buat Tabel (kelp dan tdk berkelp)
  • 38. Istilah dlm penyusunan distribusi frekwensi : 38 1. Jumlah Kelas perhatikan individu yang diamati dan luasnya penyebaran dari hasil pengamatan. STURGES: K=1+3,3 log N 2. Interval Kelas  luasnya penyebaran data yang diamati/jarak antara nilai bilangan yang terkecil dengan yang terbesar (range) a. Range= nilai terbesar-nilai terkecil b. interval kelas ( C)= range/ jumlah kelas
  • 39. 39 3. Batas Kelas: batas nilai yang sesungguhnya/class boundary (actual class limit)  menambahkan nilai atas dan mengurangi nilai bawah dengan angka 0,5. Limit kelas/tepi kelas: batas kelas yang tercantum.
  • 40. 40 4. Titik Tengah Kelas: data Jumlah anak Titik tengah kuantitatif yang memakai yang hidup interval kelas. 0-1 0,5  Titik tengah tersebut diatas ditentukan sebagai berikut: 2-3 2,5  0+1 = 0,5 4-5 4,5 2  2+3 = 2,5 6-7 6,5 2  4+5 = 4,5 2
  • 41. 41 5. Lebar Interval (i) Jumlah Pengukuran (R) i = -------------------------------- Jumlah Interval (n)  n = 1 + 3,3 Log N
  • 42. Distribusi Frekuensi Bergolong (berkelompok) 42 Pengertian : Tabel distribusi frekuensi yang menggunakan pengelompokan dalam nilai. Tujuan: Menghemat tenaga, menyingkat ruangan.
  • 43. Contoh 43 18 13 16 4 10 10 15 17 16 16 21 22 20 7 (23) 10 18 (3) 10 8 10 11 10 10 6 11 23 19 19 20 21 12 10 17 7 12 5 9 12 15 12 12 16 20 14 15 14 15 16 15 17 16 16 14 14 15 19 13 15 14 21 8 19 19 19 13 13 19 14 13 20
  • 44. Penyajian Tesktular Dan Semitabuler 44  Tekstual dan semitabuler hanya sesuai untuk data yang ukurannya kecil dan mempunyai kemampuan menyimpulkan secara terbatas. A. Tekstual, mis Proporsi terbesar kasus DBD mereka yang berusia 5- 9 tahun, yaitu 25 %. Sedangkan terkecil berusia 20-25 tahun
  • 45. 45 B. Semi tekstual: metoda ini suatu pemisahan digunakan pada teks untuk memasukkan hitungan atau ringkasan yang dikehendaki. Diantara 103 Kasus Penderita PMS, 100 orang diantaranya telah menikah, perincian lamanya menikah sbb :  < 3 tahun 50 orang  3- 5 tahun 20 orang  5 tahun 30 orang
  • 46. 46 C. Penyajian Tabel: Untuk mengatur observasi/ individu kasus yang sama dikumpulkan sehingga frekuensi pemunculannya dalam kelompok dapat diamati dan bentuk tabel tergantung pada maksud penyajiannya, untuk apa tabel dirancang dan kompleksitas materi (data/ informasi) yang ingin disajikan
  • 47. Prinsip penyusunan Tabel 47 1. Tabel disusun sesederhana mungkin (umumnya tidak lebih dari 3 variabel dalam satu tabel agar mudah dibaca). 2. Tabel harus dapat menjelaskan sendiri: a. Kode, singkatan atau simbol digunakan, maka hal ini harus dijelaskan pada catatan kaki. b. Setiap baris dan kolom diberi label yang ringkas tetapi jelas. c. Satuan pengukuran data harus dicantumkan. 1. Judul harus jelas, ringkas, dan ‘to the point’ menjawab per tanyaan apa, kapan dan dimana ? 2. Total harus ditunjukkan, total diletakkan pada baris terakhir dan kolom paling kanan. 3. Judul terpisah dari badan tabel oleh garis atau spasi. 4. Sumber data disebutkan, kecuali data primer.
  • 48. Jenis tabel menurut jenis variabel klasifikasi 48 Kasifikasi kualitatif Klasifikasi kuantitatif (distribusi frekwensi) Klasifikasi kombinasi kualitatif dan kuantitatif
  • 49. D. Penyajian Grafik Dan Diagram 49  Mempermudah pengertian bahan yang disajikan.  Mengubah data dalam bentuk yang dapat berbicara.  Teknik/pola untuk menemukan teknik hubungan yang tersembunyi.  Untuk menemukan persamaan matematik yang sesuai untuk grafik atau diagram tertentu
  • 50. Definisi Grafik 50 Metode yng menunjukkan data kuantitatif menggunakan sistem koordinat ( sumbub X= variabel bebas/independent varariabel, Sb Y =variabel terpengaruh/dependent variabel), di tiap sumbu dituliskan skala pengukuran.
  • 51. 51 1. Harus dapat menjelaskan sendiri (judul singkat, jelas, menjelaskan apa, dimana, kapan). 2. Grafik dibuat sederhana (tiadak terlalu banyak garis/simbul). 3. Tiap sumbu harus dicantumkan skala pengukuran. 4. Frekuensi, persentase dan angka (rate) umumnya diletakkan pada sumbu Y/ vertikal, dan variabel kuantitativ/ kualitatif pada sumbu horisontal atau X. 5. Skala sb Y harus dimulai dari 0, kecuali bila rentang jauh diats garis batas, skala yang tdk memiliki observasi dihilangkan dan digunakan tanda pemutusan. 6. Namun titik nol tetap harus ditunjukkan.
  • 52. Grafik dan Tabulasi Histogram Diagram Batang Stem-and-leaf Diagram Lingkaran Piramida Penduduk Grafik lain (piktoral, kombinasi) Tabulasi Frekuensi 52 52
  • 53. Histogram Representasi grafik dari distribusi frekuensi data kontinu 15 10 Frekuensi 5 0 40 50 60 70 80 90 100 Biaya (ribu rupiah) 53 53
  • 54. Diagram Batang (Barplot) Data kunjungan di 5 puskesmas A, B, C, D, E di suatu kabupaten 100 80 60 40 20 0 A B C D E 54 54
  • 55. Grafik Stem-and-leaf Untuk menunjukkan distribusi data Data berupa angka dengan minimal dua digit 4 39 5 11555689 6 0233444555677788 9 7 122344558 8 349 Stem=10 Leaf=1 9 2 55 55
  • 56. 56
  • 57. Diagram Lingkaran (Pie chart) Data kunjungan di 5 puskesmas A, B, C, D, E di suatu kabupaten A B E C D 57 57
  • 58. Piramida Penduduk Indonesia 2000 100+ Males Females 95-99 90-94 85-89 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5- 9 0- 4 15000 10000 5000 0 5000 10000 15000 58 Numbers ('000) The oldest age group is open-ended. 58 Population 212,1m
  • 59. Piramida Penduduk pria wanita 100-104 95-99 90-94 85-89 Pembandingan dua 80-84 Piramida populasi 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 Keterangan 5-9 0-4 biru Indonesia putih Jepang 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 59 % Total Populasi 59
  • 60. Grafik Piktorial & Kombinasi 60 60
  • 61. Grafik Piktorial & Kombinasi 61 61
  • 62. Distribusi Frekuensi Kategori Jumlah Persen Penolong persalinan Dokter 46 3.8% Bidan 854 71.2% Dukun 284 23.7% Lainnya 16 1.3% Total 1200 100.0% 62 62
  • 63. Aktivitas – Latihan – Sesi 2 Buatlah deskripsi variabel-variabel yang telah dipilih pada aktivitas- latihan sesi 1, jika belum ada datanya, cobalah buat data simulasi (rekaan). Pilih metode yang paling tepat, apakah grafik atau tabel Interpretasikan hasil yang diperoleh 63 63
  • 64. 64 SESI 4 UKURAN TENDENSI TENGAH
  • 65. Pengertian 65 Mean : Angka Rata-rata Median: Angka yang ada di tengah (suatu nilai yang membatasi 50% frekuensi distribusi bagian bawah dan 50% frekuensi distribusi bagian atas). MEAN : Mean = angka rata-rata (jumlah nilai -nilai dibagi dengan jumlah individu) Rumus : Mean : X 1 + X 2 + X 3…..X n N
  • 66. 66 Rumus lain: M= Σ X N Keterangan : M = Mean = Rata-rata Σ = Sigma = Jumlah
  • 67. Contoh 67 Penghasilan 3 orang masing-masing Rp 15.000,-, Rp 10.000,- ,Rp 20.000,-  Maka Mean/ rata-rata dari penghasilan = 15.000 + 10.000 + 20.000 ------------------------------- = 15.000 3 Jadi rata-ratanya Rp 15.000
  • 68. 68 Menghitung mean pada distribusi tunggal (mean yang di timbang) Penghasilan (X) Frekwensi (f) fX 20.000 1 20.000 15.000 1 15.000 10.000 4 40.000 Jumlah 6 fX=75.000 Mean= Σfx/N= 75.000/6=12.500
  • 69. Menghitung mean pada distribusi bergolong 69 Penghasilan (X) Titik Tengah (X) Frekw (f) fX 20.000-25.000 22.500 1 22.500 15.000-19.000 17.000 1 17.000 10.000-14.000 12.000 4 48.000 Jumlah 6 87.500 Mean= Σfx/N= 87.500/6=14.583
  • 70. NILAI RATA-RATA 70 Macam nilai rata-rata yaitu: Rata-rata hitung (arithmetic mean) Rata-rata ukur (geometric mean) Rata-rata harmonis (harmonic mean) Rata-rata kuadratis ( quadratic mean)
  • 71. NILAI RATA-RATA HITUNG 71 Rata-rata hitung = mean Rumus utk menghitung nilai rata-rata untuk data yang belum berkelompok (ungrouped data) ∑ Xi Dimana X = rata − rata X = N ∑ = jumlah Xi = data-data dalam kuumpulan bilangan ter N= banyaknya data
  • 72. Contoh 72 Hitung nilai rata-rata tinggi badan mahasiswa, dengan data=147,5;161,5; 152,5; 159,7; 166,6 (cm) Jawab: ∑ Xi X = N 147,5 + 161,5 + 152,5 + 159,7 + 166,6 = = 157,5 5
  • 73. Sudah Berkelompok (Grouped Data) 73 Rumus ∑ f i xi ∑ f i xi x= = ∑ fi N Keterangan Fi adalah frekuensi dari kelompok atau kelas-kelas yang terbentuk
  • 74. Tabel 4. Berat Badan Penderita Jantung Koroner Di Rumah Sakit X Tahun 2006 74 Berat badan Banyaknya Titik tengah fixi individu Fi berat badan (xi) 41-45 4 43 172 46-50 4 48 192 51-55 1 53 53 56-60 2 58 116 61-65 5 63 315 66-70 7 68 476 71-75 5 73 365 76-80 2 78 156 Total 30 1845
  • 75. Jawab 75 ∑ f i xi ∑ f i xi x= = ∑ fi N 1845 = = 61,5kg 30
  • 76. Rata-Rata Dg Memakai Guessed Mean 76  Menghitung rata-rata tinggi Badan mahasiswa
  • 77. Average) 77 Bila akan dilakukan perhitungan nilai rata- rata beberapa kelompok dg jumlah pengamatan setiap kelompoknya berbeda, maka harus dilakukan dengan pembebanan. Rumus: n1 x1 +n 2 x 2 + +n n x n ... x = n1 +n 2 + .... +n n atau ∑ x n x = n1
  • 78. Contoh: 78 Pengukuran berat badan penderita paru –paru ,masing-masing kelompok terdiri dari 3 dan 10 orang Kelompok 1: 50, 55, 54, rata-ratanya: 53 Kg Kelompok 2: 50, 53,52,55,57, rata-ratanya: 53,4Kg Kelompok 3: 51,55,57,60,52,48,47,58,59,62, rata- ratanya: 54,9 Kg
  • 79. 79 Rata-rata tanpa pembebanan: ¯x = (53+53,4+54,9)/3 = 53,8 Kg Rata-rata dengan pembebanan Kelompok N N n ¯x 1 3 53 159 2 5 53,4 267 3 10 54,9 549 18 161,3 975 ¯x = 975/18= 54,17 Kg
  • 80. RATA-RATA UKUR (GEOMETRIC MEAN) 80  Jarang dipakai  rata-rata hitung atau arithmatic mean Rumus: 1. Data tidak berkelompok Mg = n x1.x 2.x3...xn 2. Data g byk pengelompokan 1 log Mg = ∑log xi N
  • 81. 3. Data berkelompok 81 1 log Mg = ∑ fi log xi N Keterangan: xi: semua nilai dalam kumpulan bilangan Mg: rata-rata ukur X1,x2,…xn: nilai dalam kumpulan bilangan N: banyaknya bilangan
  • 82. Contoh 82 Hitung rata-rata ukur TB 50 orang mhs Tabel 4. Tinggi badan mahasiswa di kotaA
  • 83. MEDIAN 83  Nilai yang membatasi 50% frekuensi distribusi bagian bawah dengan 50% frekuensi distribusi bagian atas.  Median hanya tergantung pada banyaknya frekuensi tidak tergantung kepada variasi nilai -nilai variabel. Cara Menentukan Median : 1. Susun data dalam bentuk arry data (data disusun dari nilai terendah ke nilai tertinggi). 2. Nilai yang membatasi 50% frekuensi distribusi bagian bawah dengan 50% 3. Frekuensi distribusi bagian atas adalah median a. Bila frekuensi ganjil : ambil nilai tengah. b. Bila frekuensi genap nilai tengah= dengan menjumlahkan 2 nilai yang ada ditengah dan dibagi dua
  • 84. Contoh 84 Hitung nilai mediannya! Individu Penghasilan (Rp) 1 10,000 2 12,000 3 13,000 4 14,000 5 16,000 6 16,000 7 20,000 median penghasilan yaitu Rp 14.000
  • 85. Kasus 85 Nilai : 13 24 35 14 17 82 14 76 43 25 67 90 45 32 21 19 45 67 87 67 Berapa Mean dan Median dari data di atas ? JAWAB
  • 86. MENCARI MEDIAN DARI DISTRIBUSI BERGOLONG 86  Median= Bb+ (1/2N.cfb)i fd Keterangan : 1. Bb = Batas bawah (nyata) dari interval yang mengandung median. 2. cfb = Frekuensi kumulatif (frekuensi meningkat) di bawah interva yang mengandung median 3. fd = Frekuensi dalam interval yang mengandung median 4. i = Lebar interval. 5. N = Jumlah frekuensi dalam distribusi
  • 87. Kasus 87 Tabel 5. Distribusi Frekuensi kadar gula darah Dari 55 Orang Penderita Hipo Glikemi di Poli Penyakit Dalam, RS P, Prop X , 2002 Interval Nilai f cf 100-104 1 55 95-99 3 54 90-94 5 51 85-89 9 46 80-84 (13) fd 37 75-79 10 (24) cfb 70-74 6 14 65-69 4 8 60-64 3 4 55-59 1 1 Jumlah 55
  • 88. 88 Langkah2: 1. Membuat kolom frekuensi komulatif meningkat dari bawah (lihat kolom 3) 2. Menentukan interval mana yang mengandung median, dengan cara membagi dua jumlah indifidu yang ada = 55/2 = 27,5. 3. Menentukan interval mana yang mengandung frekuensi komulatif 27,5 yaitu interval 80-84, sebab cf 27,5 terkandung dalam cf 37. 4. Buat garis/ panah yang menunjukkan posisi interval median. 5. Tentukan batas bawah nyata interval yang mengandung median= 79,50.(Bb) 6. Tentukan frekuensi komulatif dibawah interval yang mengandung median yaitu = 24 (cfb). 7. Tentukan frekuensi dalam interval yang mengandung median= 13 (fd). 8. Tentukan lebar interval = 5. (i) 9. Tentukan jumlah frekuensi distribusi=5 (N).
  • 89. 89 Median= Bb+ (1/2N.cfb)i fd = 79,50+ (27,50.24)5 13 = 79,50+1,346 =80,846 Artinya : separo dari 55 orang mempunyai kadar gula diatas 80,846 dan separo dibawah 80,846.
  • 90. MODUS/MODE 90 Mode/ modus dapat dibatasi : Dalam distribusi tunggal = nilai variabel yang mempunyai frekuensi tertinggi dalam distribusi. Dalam distribusi bergolong = Titik tengah interval kelas yang mempunyai frekuensi tertinggi dalam distribusi.
  • 91. Contoh 91 Serangkaian nilai 5, 6, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 8, 9, 9. (nilai timbul paling banyak adalah nilai 8, maka nilai 8 adalah mode/modus dari distribusi nilai nilai itu. Bila nilai sudah disusun dalam tabel, penting melihat frekuensinya. Nilai variabel yang sebaris dengan frekuensi tertinggi itulah mode/modus, demilian juga pada distribusi bergolong.
  • 92. 92 Berapa nilai modusnya? (nilai modusnya 7) NILAI FREKWENSI 10 1 9 0 8 15 7 18 6 4 5 3 4 1 3 1
  • 93. Nilai modusnya? 93 Interval Nilai Titik Tengah (X) Frekuensi (f) 195-199 197 1 190-194 192 2 185-189 187 4 180-184 182 5 175-179 177 8 170-174 172 10 165-169 167 6 160-164 162 4 155-159 157 4 150-154 152 2 145-149 147 3 140-144 142 1
  • 94. Menentukan Nilai Modus Dari Data Yang Belum Berkelompok 94  Dari kumpulan bilangan sebagai berikut : 162,157,171,149,154 tidak ada modusnya  Dari kumpulan bilangan sebagai berikut: 159,162,153,147,162,156,modusnya 162  Dari kumpulan bilangan sebagai berikut: 157,164,149,164,151,157,162, modusnya 1dan 164  Dari kumpuan bilangan sebagai berikut: 142,147,162,142,147,147,154, modusnya 147 Apabila mempunyai modus hanya satu disebit sebagai unimodal, yang mempunyai dua modus disebut sebagai bimodal
  • 95. Menentukan Modus Dari Data Yang Sudah Berkelompok 95 Rumus: d1 Mo = L1 + .c d1 + d 2 Keterangan : Mo: modus L1: batas bawah kelas modus D1: selisih antara frekwensi dari kelas modus dengan frekwensi dari kelas didepannya D2: selisih antara frewensi kelas modus dengan frewensi kelas dibelakangnya C: interval kelas
  • 96. Contoh: tentukan nilai modus dari data berikut ini: 96 Berat badan Jml individu (kg) 35-39.9 9 40-44,95 21 d1 Mo = L1 + .c d1 + d 2 45-49,9 32 32 − 21 = 44,95 + .5 = 48,01 50-54,9 25 (32 − 21) + (32 − 25) 55-59,9 12 60-64,9 3 Jawab: Jumlah 92
  • 97. Hubungan Antara Mean, Median Dan Modus 97  Pada kurva yang simetris mean,median dan modus terletak pada satu titik (mean=median=modus)  Pada distribusi miring kekanan, modus akan bergeser kekiri mengikuti nilai debngan frekwensi terbanyak, mean akan bergeser ke kanan karena terpengaruh oleh nilai ekstrem dan median terletak antara mean dan modus  Bila distribusi miring kekiri, modus akan bergeser kekanan mengikuti nilai dengan frekwensi terbanyak, mean akan bergeser ke kiri karena terpengaruh oleh nilai ekstrem dan median terletak antara mean dan modus
  • 98. 98  Secara empiris, jarak antara modus dan median merupakan 2/3 jarak antara modus dan mean  Modus mengalami pergeseran terbesar diikuti oleh mean dan median  Median relatif stabil dibandingkan modus dan mean, tetapi bila rata-rata dari sampel ke sampel maka mean mempunyai fluktuasi terkecil
  • 99. LATIHAN 99 Hitung nilai statistik 80, 84, 56, 60, 80, 88, 68, 68, 52, 72, 76, 72, 68, 80, 56, 60, 68, 68, 76, 76, 56, 92, 80, 88, 88, 68, 80, 60, 64, 96, 88, 60, 64, 96, 88, 60, 52, 60, 72, 92, 76, 80, 76 Jangkauan/J  96-52=44 Banyaknya kls/K  K=1+3,3 log N=1+5,3=6,3 7 Lebar kls/C  c=J/K=44/7=6,28  7 Buat distribusi frekwensi!
  • 100. 100 Tabel 2. Tabel Distribusi Frekwensi Nilai Titik Tengah Frekwensi 52-58 55 5 59-65 62 6 66-72 69 9 73-79 76 5 80-86 83 7 87-93 90 6 94-100 97 1 39
  • 101. UKURAN PEMUSATAN 101 Rata-rata Hitung (Aritmatic Mean) 1. Rumus 1 X= ∑ f .x Keterangan: ∑f N = ∑f (jml seluruh frekwensi/byknya data) 2. Rumus 2 xd X = xd + ∑f .x = Rata-rata sementara yg diambil pd frekw ∑f yg terletak ditengah/pd frekw terbesar d = Simpangan =[x-xd] 3. Rumus 3 c = Lebar/panjang kls ∑f .x    X = xd + .c ∑   f 
  • 102. Tabel 2. Nilai xd diambil dari frekw tengah 102 Nilai x f fx d fd u fu 52-58 55 5 275 -21 -105 -3 -15 59-65 62 6 372 -14 -84 -2 -12 66-72 69 9 621 -7 -63 -1 -9 73-79 76 5 380 0 0 0 0 80-86 83 7 581 7 49 1 7 87-93 90 6 540 14 84 2 12 94-100 97 1 97 21 21 3 3 39 2866 -98 -14 Rumus 1 = 73 Rumus 2 = 79 + (-98/39) = 73.49 Rumus 3 = 79 + (-14/39) x 5 = 77.21
  • 103. Tabel 3. Nilai xd diambil dari frekw tengah 103 Nilai x f fk d fd u fu 52 - 58 55 5 275 -14 -70 -2 -10 59 - 65 62 6 372 -7 -42 -1 -6 66 - 72 69 9 621 0 0 0 0 73 - 79 76 5 380 7 35 1 5 80 -86 83 7 581 14 98 2 14 87 - 93 90 6 540 21 126 3 18 94 - 100 97 1 97 28 28 4 4 39 2866 175 25 Rumus 1 = 73.49 Rumus 2 = 69 + (175/39) = 73.49 Rumus 3 = 69 + (25/39) x 9 = 74.77
  • 104. Median 104 L2 + [{ N − (∑ f 2 } / f 2 ].c Rumus 1 2 Keterangan L2 = tepi bwh kls yg memuat median (∑ f ) 2 = jml seluruh kls N = jml frekuensi sblm kls median f2 = frekuensi kls yg memuat median C = lebar kls (jangkauan/byknya kelas) J = kls ats – kls bwh K= 1+ 3,3 log N
  • 105. Modus 105 Rumus d1 Mo = L1 + .c d1 + d 2 Keterangan : L : batas bawah kelas modus D1: selisih antara frekwensi dari kelas modus dengan frekwensi dari kelas didepannya D2: selisih antara frewensi kelas modus dengan frewensi kelas dibelakangnya C : interval kelas
  • 106. KWARTIL 106 Rumus kwartil bawah (Q1) L1 + [{ 1 N − (∑ f1} / f1 ].c 4 Rumus kwartil atas (Q2) L3 + [{ 3 N − (∑ f 3 } / f 3 ].c 4
  • 107. Latihan 107 Nilai x f fk 52 - 58 55 5 275 59 - 65 62 6 372 66 - 72 69 9 621 73 - 79 76 5 380 80 - 86 83 7 581 87 - 93 90 6 540 94 - 100 97 1 97 39 2866 Hitung: Median Q1 Modus Q3
  • 108. KUARTIL 108 Data yg telah tersusun mjd distribusi dibagi mjd 4 bag yg sama/kuartil. K1 merupakan 25% dr seluruh distribusi, K2 merupakan 50% dan K3 merupakan 75% dari seluruh distribusi.
  • 109. 109 SESI 7 TEORI PROBABILITAS
  • 110. Pengantar 110 Bentuk distribusi probabilitas perlu dipelajari untuk memahami dan menafsirkan implikasi umum dari studi staistik yang lebih lanjut. Perubahan acak=suatu fungsi yang mengkaitkan bilangan riel pada setiap unsur dalam ruang sampel S. Perubah acak huruf besar, mis X. Padanannya huruf kecil, mis x.
  • 111. Contoh 111  B menyatakan barang yang baik dan C menyatakan barang yang cacat. Jika kita ingin mengetahui berapa banyaknya barang yang cacat, maka E = {CCB,CBC,BCC} E⊆S  Jika X menyatakan banyaknya pasien yang sembuh, maka X = {0, 1, 2, 3, 4} Artinya untuk x=0 menyatakan tidak ada yang sembuh, x=1 menyatakan ada satu pasien yang sembuh, analog yang lainya.
  • 112. 112 SESI 8 PROBABILITAS DISKRIT DAN PROBABILITAS KONTINU
  • 113. Distribusi Probabilitas Diskrit 113 Suatu perubah acak disebut perubah acak diskrit jika himpunan kemungkinan hasilnya terhitung. Pada contoh (3.1) nilai X adalah 0, 1, 2, 3, 4 maka X adalah perubah acak diskrit. Perubah acak diskrit ini menggambarkan data cacah. Lebih mudah jika semua probabilitas dari perubah acak X dinyatakan dalam rumusan, misalnya f(x), g(x), h(x), dst. Kadang ditulis f(x)=P(X=x). Pasangan (x, f(x)) disebut fungsi probabilitas/distribusi probabilitas perubah acak X
  • 114. Distribusi Probabilitas Diskrit 114 Jika suatu ruang sampel memuat titik yang berhingga/banyaknya unsur sesuai dengan banyaknya bilangan cacah, maka ruang sampel tersebut ruang sampel diskret. Contoh: Suatu eksperimen dari pelemparan sebuah mata uang logam sebanyak 3 kali. Tentukan distribusi probabilitas X yang menyatakan banyaknya sisi muka yang tampak dari hasil eksperimen tersebut Jawab: S = { MMM, MMB, MBM, BMM, BBM, BMB, MBB,BBB} → n(S) = 8
  • 115. 115 dimana M = sisi muka ; B = sisi belakang  Misalnya: X = perubah acak yang menyatakan banyaknya sisi muka yg muncul n(x = 0) 1 → P(X = 0) = = X = { 0, 1, 2, 3}, untuk: n(S) 8 1. x=0, artinya tidak ada sisi muka yg muncul n(X =1) 3 → P(X = 1) = = n(S) 8 2. x=1, artinya ada 1-sisi muka yg muncul n( X = ) 2 → X = 2) = P( =3 n(S) 8 3. x=2, artinya ada 1-sisi muka yg muncul n( X =) 3 1 → X = ) = P( 3 = n(S) 8 4. x=3, artinya ada 1-sisi muka yg muncul
  • 116. 116 Tabel 1. Distribusi Probabilitas perubah acak X X 0 1 2 3 P(X = x)= f(x) 1/8 3/8 3/8 1/8 f(x) ≥ 0 ∑ f (x) = 1 + 8 + 8 + 8 = 1 8 3 3 1 x P(X = x) = f(x)
  • 117. 117 Distribusi kumulatif perubah acak X: F( 0) = f(0) = 1 ; F(1) = f(0) + f(1) = 1 8 2 F( 2) = f( 0) + f(1) + f( 2) = 7 ; F(3) = f( 0) + f(1) + f( 2) + f( 3) = 1 8
  • 118. Distribusi Probabilitas Kontinyu 118 Adh distribusi yang memuat perubah acak kontinyu. Dinyatakan dalam bentuk rumusan (dan tidak dapat dinyatakan dalam bentuk tabel) karena perubah acaknya berupa interval (selang). Jika suatu ruang sampel memuat titik sampel yang tak berhingga banyaknya, dan banyaknya unsur sesuai dengan banyaknya titik pada sepotong garis, maka dikatakan ruang sampel kontinyu.
  • 119. Cara menghitung fungsi peluang utk berbagai selang dari perubah acak kontinyu adalah sebagai berikut: 119 P(a < x < b) = P(a ≤ x < b) = P(a < x ≤ b) = P(a ≤ x ≤ b) Contoh Sebuah toko elektronik menjual 15 radio yang diantaranya ada 5 yang rusak. Jika seorang calon pembeli melakukan test 3 radio yang dipilih secara random, tuliskan distribusi peluang dari banyaknya radio yang rusak dalam sampel tersebut
  • 120.  Misalkan:X = perubah acak yang menyatakan banyaknya radio yg rusak 120 X = {0, 1, 2, 3}  10 B,3R(3)  5 10   n  N − n   0 ÷ 3 ÷ 120  x ÷ k − x ÷ X=0  P(0) =    = P(X = x) =     15  455 N 3÷ k ÷      5   10   5  10   1 ÷ 2 ÷  2 ÷ 1 ÷ 100 X=1  P(1) =     = 225 X=2  P( 2) =     =  15  455 15  455  3÷ 3÷      5   10  X=3   3 ÷ 0 ÷ 10 P(3) =     =  15  455  3÷  
  • 121. Tabel 2. Distribusi Probabilitas perubah acak X X 0 121 1 2 3 P(X = x)= f(x) 120/455 225/455 100/455 10/455 Tabel diatas memenuhi: 1. f(x) ≥ 0 2. f (x) = 120 + 225 + 100 + 10 = 1 ∑ 455 455 455 455 x 3. P(X = x) =f(x) Distribusi kumulatif perubah acak X: F(0) = f(0) = 120 ; F(1) = f(0) + f(1) = 345 455 455 F( 2) = f(0) + f(1) + f( 2) = 445 ; F(3) = f(0) + f(1) + f( 2) + f(3) = 1 455
  • 122. Distribusi Bersyarat 122  Definisi probabilitas bersyarat sebelumnya bahwa kejadian B terjadi setelah A muncul dinyatakan: P(A ∩ B) P(B / A) = ; P(A) > 0 P(A)  Jika kejadian A dan B masing-masing menyatakan X=x dan Y=y, maka untuk X dan Y perubah acak diskrit: P(X = x,Y = y) P(Y = y / X = x) = P(X = x) f(x,y) = ; g(x) > 0 g(x)  Jika X dan Y kontinu, maka f(y/x
  • 123. 123 Fungsi f(x,y) disebut distribusi probabilitas gabungan/fungsi massa gabungan dari perubah acak diskret X dan Y jika: 1. f(x,y) ≥ 0; untuk semua (x,y) 2. ∑∑ f(x,y) = 1 x y 3. P(X=x,Y=y) = f(x,y), utk tiap daerah A di bidang xy, maka P[(X,Y)єA] = ∑∑ f(x,y) A
  • 124. Contoh 124 Dua buah bolam dipilih secara acak dari sebuah kotak yang berisi 3 bolam berwarna biru, 2 berwarna merah, dan 3 berwarna hijau. Jika X menyatakan banyaknya bolam berwarna biru dan Y berwarna merah yang terpilih, maka hitunglah: a. fungsi probabilitas gabungan X dan Y b. P[(X,Y)єA], bila A daerah {(x,y)/ x+y≤ 1}
  • 125. Jawab 125 a. Misalkan, X = banyaknya bolam biru yang terambil = {0, 1, 2} Y = banyaknya bolam merah yang terambil = {0, 1, 2} Pasangan nilai (x,y) yang terjadi :(0,0),(0,1), (0,2),(1,0),(1,1),(2,0) 8 8!  2 ÷ 2 ! 6 ! = 28 =  
  • 126. 126 Misalnya n(S) = banyaknya cara memilih 2 bolam dari 8 yang ada. Fungsi peluang gabungan f(x,y) dinyatakan dengan rumus:  3  2  3   x ÷ y ÷ 2 − x − y ÷ f ( x, y ) =     x = 0, 1, 8  2÷   y = 0, 1, 2 0 ≤ x+y ≤ 2
  • 127. Dari hasil a diperoleh 127  3  2  3   3  2  3   0 ÷ 0 ÷ 2 ÷  0 ÷ 1 ÷ 1 ÷ f(0, 0) =     = 3 f(0,1) =     = 3 28 8 14 8  2÷  2÷      3  2  3   3  2  3   1 ÷ 0 ÷ 1 ÷  0 ÷ 2 ÷ 0 ÷ f(1, 0) =     = 9 f( 0, 2) =     = 1 8 28 8 28  2÷  2÷      3  2   3   3  2  3   1 ÷ 1 ÷ 0 ÷  2 ÷ 0 ÷ 0 ÷ f(11) =       = 3 , f( 2, 0) =     = 3 8  28  8 14 2÷  2÷    
  • 128. 128 Dari hasil diatas dapat dibuat tabel distribusi probabiliatas sbb: Tabel 3. Distribusi Peluang Gabuangan X dan Y f(x,y) X Jumlah baris 0 1 2 Y 0 3/28 9/28 3/28 15/28 1 3/14 3/14 3/7 2 1/28 1/28 Jumlah kolom 5/14 15/28 1 3/28
  • 129. Distribusi Binomial 129  proses Bernoulli yang diulang sebanyak n kali dan saling bebas.  Secara langsung, percobaan binomial memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Percobaan tersebut dilakukan berulang-ulang sebanyak n kali 2. Setiap percobaan menghasilkan keluaran yang dapat dikatagorikan sebagai gagal dan sukses 3. Probabilitas sukses p tetap konstan dari satu percobaan ke percobaan lain 4. Percobaan yang berulang adalah saling bebas
  • 130. 130 Percobaan Bernoulli dapat menghasilkan suatu sukses dengan probabilitas p dan gagal dengan probabilitas q = 1 – p. Distribusi probabilitas variabel acak binomial X, jumlah sukses di dalam n percobaan diberikan oleh  n b( x; n, p) =     p xqn− x , x = 0,1,2,3,, n   p  dimana n n!  =  k  ( n − k )!k!  
  • 131. 131 Ada kalanya perhitungan probabilitas distribusi binomial lebih mudah dilakukan dengan menggunakan distribusi kumulatif. Bila pada n percobaan terdapat paling tidak sebanyak r sukses, maka distribusi binomial kumulatif dinyatakan sebagai: P X ≥ r  = b( r; n, p) + b r +1; n, p  ++ b( n; n, p)         n = ∑ b( r;n,p) x=r
  • 132. 132 Distribusi binomial memiliki rata-rata, variansi, standar deviasi, keofisien kemiringan, dan koefisien keruncingan sebagai berikut: a. mean b. variansi c. standar deviasi d. keofisien kemiringan e. koefisien keruncingan
  • 133. 133 Contoh 3 Probabilitas bahwa sejenis komponen tertentu yang akan bertahan terhadap uji-kejut adalah ¾. Carilah probabilitas dimana 2 dari 4 komponen yang selanjutnya diuji akan bertahan. Penyelesaian: Dengan mengasumsikan bahwa pengujian tersebut bebas dan p=3/4 untuk masing-masing dari keempat pengujian tersebut, kita dapatkan
  • 134. 134 Contoh 4 Probabilitas bahwa seorang pasien sembuh dari penyakit darah yang langka adalah 0,4. Bila 15 orang diketahui terkena penyakit ini, berapakah probabilitas (a) paling tidak 10 selamat, (b) dari 3 sampai 8 selamat, dan (c) tepat 5 selamat? Penyelesaian: (a) (b) (c)
  • 135. Data yg tdk dikelompokkan 135  Rumus K 3 = 3 4 (n + 1) K1 = 1 4 (n + 1)  Rumus: K3 dan K1 = L + B (S-L) Ket: L= nilai sblm K3 dan K1 b = kekurangan unit utk mencapai letak K3 dan K1 S = nilai dimana K3 dan K1 berada

Notas del editor

  1. KUI 611: Pengantar
  2. KUI 611: Pengantar
  3. KUI 611: Pengantar
  4. KUI 611: Pengantar
  5. KUI 611: Pengantar
  6. KUI 611: Pengantar
  7. KUI 611: Pengantar
  8. KUI 611: Pengantar
  9. KUI 611: Biostatistik Sem. 1 TA. 2008/2009 - Sesi 2
  10. KUI 611: Biostatistik Sem. 1 TA. 2008/2009 - Sesi 2
  11. KUI 611: Biostatistik Sem. 1 TA. 2008/2009 - Sesi 2
  12. KUI 611: Biostatistik Sem. 1 TA. 2008/2009 - Sesi 2
  13. KUI 611: Biostatistik Sem. 1 TA. 2008/2009 - Sesi 2
  14. KUI 611: Biostatistik Sem. 1 TA. 2008/2009 - Sesi 2
  15. KUI 611: Biostatistik Sem. 1 TA. 2008/2009 - Sesi 2
  16. KUI 611: Biostatistik Sem. 1 TA. 2008/2009 - Sesi 2
  17. KUI 611: Biostatistik Sem. 1 TA. 2008/2009 - Sesi 2
  18. KUI 611: Biostatistik Sem. 1 TA. 2008/2009 - Sesi 2
  19. KUI 611: Biostatistik Sem. 1 TA. 2008/2009 - Sesi 2