Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis dan merangkum data secara singkat tanpa membuat kesimpulan. Dokumen ini membahas konsep data, jenis data, skala data, dan penyusunan distribusi frekuensi.
2. 2
Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan M.
Sopiyudin Dahlan Sagung Seto atau Toga Mas
Biostatistik Eko Budiarto, SKM
Fundamental of Biostatistic Bernad Rosner
3. Sesi 1 Sejarah Statistik
Materi
Sesi 2 Konsep data
Sesi 3 Pengaturan , penyusunan distribusi frekwensi dan penyajian data dengan
grafik
Sesi 4 Ukuran tendensi tengah (mean, weighted mean dan median)
Sesi 5 Ukuran tendensi tengah, penyebaran data dan keruncingan data (modul,
geometrik mean, harmonik mean)
Sesi 6 Ukuran penyebaran data dan keruncingan kurva (range, varians, standar
deviasi)
Sesi 7 Ukuran penyebaran data dan keruncingan kurva (persentil, boxplot)
Sesi 8 Konsep probabilitas, peluang kejadian mutually ekslusif, peluang kondisional
Sesi 9 Teori Bayes
Sesi 10 Rate, proporsi, prevalen dan insiden
Sesi 11 Sensitifitas dan spesifisitas, odds ratio, risiko relatif
Sesi 12 Distribusi binomial, distirbusi poisson dan distribusi normal
Sesi 13 Estimasi thd nilai mean
Sesi 14 Estimasi thd nilai proporsi
3
6. Perkembangan Statistik
6
Italia statista : pejabat negara (dikenal sejak
zaman Romawi). Dipergunakan untuk kepentingan
negara yang berisi data penduduk
Inggris Raja Henry VII 1532 memerintahkan
untuk melakukan pencatatan mortalitas penduduk.
Th 1632 Inggris resmi menggunakan catatan
kematian dan kelahiran. Th 1662 Kapten John
Graunt membuat prediksi data kematian dg dasar
catatan kematian selama 30 thn
7. Lanjutan…………
7
William Farr, Karl Pearson menggunakan
statistik kesehatan tetapi masih banyak kendala dg
alasan statistik hanya menggunakan angka2yg tidak
sesuai dan perhatian hanya terfokus pd penderita
8. Pengertian Statistik
8
Kumpulan angka yang dihasilkan dari pengukuran /
penghitungan yg disebut DATA
Statistik sampel
S/u metode ilmiah yg d/ digunakan sbg alat bantu u/
mengambil keputusan, mengadakan analisis data
hasil penelitian
9. Manfaat Statitik (Kesehatan)
9
Merencanakan program pelayanan kesh
Menentukan aternatif penyelesaian masalah kesh
Melakukan analisis ttg berbagai penyakit slm
periode waktu tertentu (time series analysis)
Menentukan penyebab timbulnya penyakit baru yg
blm diket/menguji obat bg peny tertentu
10. PENTING
10
Statistik Hanya TOOLS (alat) dan bukan satu2nya
alat bantu untuk menarik kesimpulan. Misalnya
hasil lab, Px R/, pengalaman klinik dll
11. Peranan Statistik dalam Penelitian
11
Menghitung sampel yg diambil dlm suatu populasi
sampel dipertanggungjawabkan
Menguji validitas dan reliabilitas instrumen
Teknik menyajikan data shg data lebih komunikatif
Menguji hipotesis penelitian yg diajukan
12. Pembagian Statistik
12
DESKRIPTIF
STATISTIK PARAMETRIS
INFERENSIAL
NON PARAMETRIS
13. 13
Deskriptif : menggambarkan/menganalisa s/u
keadaan (bukan untuk membuat kesimpulan).
Kegiatannya meliputi pengumpulan data,
pengolahan data, penyajian data dan analisis
sederhana berupa penghitungan median, variasi,
mean, rasio/proporsi dan persentase
14. Statistika Deskriptif
Membantu menyusun (organize) data
sehingga menjadi berarti.
Meringkas (summarize) data
Menyelidiki hubungan antar variabel
Membantu dalam melakukan analisis
pendahuluan sebelum menggunakan
teknik analisis inferensial.
14
KUI 611: KMPK
14
15. 15
Inferensial:digunakan u/ menarik kesimpulan
ciri2 populasi yg dinyatakan dlm parameter
populasi mll penghitungan2 statistik
sampel.Kegiatannya meliputi pengujian hipotesis
berdasarkan estimasi dan distribusi probabilitas.
Inferensial Parametris menganalisa data
interval/rasio yg diambil dari populasi yg
terdisribusi normal
16. 16
Inferensial Non parametris: digunakan u/
menganalisa data nominal dan ordinal dari
populasi yg bebas distribusinya
Note:
1. Nominal: tdk berjenjang/peringkat ( L/P)
2. Ordinal: mpy jenjang (tgk pendidikan)
3. Interval: data nominal/ordinal tetapi dinyatakan
dlm angka (suhu badan 38)
4. Rasio: jaraknya sama, mpy angka nol absolut
19. Permasalahan - Penelitian
Variabel dependen – outcome – respons: Y
independen – faktor – var. penjelas : X
X Y
sampling
Populasi sampel Data
non-random •pengukuran
random •pencacahan
•wawancara
•dst
19
KUI 611: KMPK
19
20. 1. Konsep Data
20
Data: kumpulan angka yang dihasilkan dr
pengukuran /penghitungan
Asal kata datum materi/kumpulan fakta yg
dipakai utk keperluan s/u analisa, diskusi, presentasi
ilmiah/tes statistik.
Materi/kumpulan fakta dpt spt informasi, ket, dr s/u
obyek /bbr obyek yyg dikumpulkan sendiri oleh si
peneliti, atau berasal dari sumber lain seperti
instansi, badan internasional, hasil publikasi ilmiah
atau hasil penelitian orang lain.
21. Sumber Data
21
1. Data intern: dikumpulkan berdasarkan hasil
pengamatan/penelitian sendiri yg dipakai
untuk keperluan sendiri. Contoh: data medical
record , kapasitas tempat tidur,dan lain-lain
2. Data ekstern:data yang dikumpulkan
berdasarkan data yang sudah ada seperti data
yang diambil dari publikasi pihak lain.
22. Cara Pengumpulan Data
22
1. Pengamatan (observation),pengamatan dapat berupa:
Interview (tanya jawab)
Pemeriksaaan, pemeriksaan dapat dilakukan secara
pemeriksaan, penghitungan, pengukuran
1. Pencatatan (recording)
Semua data keterangan/bilangan hasil pengamatan itu
harus dicatat, dengan cara umum seperti di tulis dengan
angka, huruf, gambar, grafik, dan sebagainya. Untuk
melakukan pencatatan dibutuhkan formulir - formulir
pencatatan yang sudah direncanakan dengan baik.
23. Jenis Data berdasarkan pengukuran
23
1. Data kuantitatif dr pengukuran (numerical data)
umur : 27 tahun
Jumlah anak: lima orang
Penghasilan perbulan: rp. 150.000,00
Tinggi badan: 157,5 cm
Kadar hb: 14,4 gr%
2. Data kualitatif ket yang bukan bilangan
Nama:Rafidh
Jenis kelamin: Laki-laki
Alamat: Yogyakarta
Agama: islam,dan seterusnya
24. 24
3. Data kontinu data bilangan dari hasil
pengukuran, biasanya dalam bentuk bilangan
pecahan (tergantung pada tingkat ketelitian dari
hasil pengukuran data bilangan tersebut)
Contoh: BB : 34,5kg
TB : 125,5 meter
25. 25
4. Data diskrit merupakan data dari hasil
penghitungan yang biasanya berbentuk bilangan-
bilangan bulat dan tidak berbentuk bilangan
pecahan.
Contoh: jumlah kelereng : 15 buah
Jumlah kambing : 3 ekor
jumlah pengunjung puskemas bulan januari tahun
2006: 15.000 orang
26. Objektivitas Data
26
1. Validitas sejauhmana data yang diamati dan
dikumpulkan mencapai maksud yang
sebenarnya. Contoh untuk mengukur
panjang.tinggi atau lebar suatu benda
menggunakan mistar
2. Reliabilitas sejauhmana data yang diamati
dan dikumpulkan dapat dipercaya dan dan
dapat dipertanggungjawabkan
3. Accuracy (ketelitian) banyak faktor yang
mempengaruhi derajat dari ketelitian,
disamping alat yang digunakan.
27. 2. Jenis Data berdasarkan asalnya
27
1. Primer diperoleh secara langsung dari
anamnese (alloanamnese dan auto anamnese),
pengisian kuesioner
2. Sekunder diperoleh secara tidak langsung,
biasanya dari data yang sudah terisi
28. Skala Data
Nominal
Ordinal
Interval
Ratio
28
29. Skala Nominal
Identifikasi-Klasifikasi
Data deskrit/kategorik penyusunannya
diklasifikasikan dlm bbrp kategori dg kedudukan setara
Variabel respon
fasilitas kesehatan tersedia tidak tersedia
Jenis fasilitas kesehatan Puskesmas
Klinik
Rumah Sakit
Lainnya
29
33. Tugas
33
Pilih salah satu topik dari jurnal yg didownload dari
web http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ contoh no 9
adequat of prenatal care and neonatal mortality
Identifikasi skala data dari judul yang anda ambil
Kumpulkan pekan depan (full text journal dan
summary report dengan tulisan tangan)
34. Contoh
34
No Variabel Skala Keterangan
1. Usia Ordinal • Identifikasi klasifikasi
• <20 th • Urutan berjenjang/tidak setara
• 20-24 th • Tidak bisa dilakukan dengan operasional
• 25-29 th matematika
• 30-34 th
• >35 th
2. Ras Ordinal
• Putih
• Hitam
• Selain putih
dan hitam
3. Status Nominal • Identifikasi klasifikasi
perkawinan • Mempunyai kedudukan yang setara
• Kawin
• Tidak kawin
35. 35
SESI 3
PENGATURAN DAN PENYUSUNAN
DISTRIBUSI FREKWENSI
36. Pendahuluan
36
Data kuantitatif lebih mudah dalam penataannya
dibandingkan dengan data yang bergolongan
kualitatif.
Data kuantitatif rata-rata, simpangan baku,
median modus dan perhitungan statistik.
Data kualitatif distribusi frekwensi, distribusi
relative, distribusi kumulatif.
37. Distribusi Frekwensi
37
Hasil penelitian tentang berat badan 24 mahasiswa
sebagai berikut
40,60,45,50,53,70,43,65,67,42,55,52,50,43,60,4
5,40,52,53,43,70,65,55,60.
Diket:
1. Urutkan data kecil besar array
2. Buat Tabel (kelp dan tdk berkelp)
38. Istilah dlm penyusunan distribusi frekwensi
:
38
1. Jumlah Kelas perhatikan individu yang
diamati dan luasnya penyebaran dari hasil
pengamatan. STURGES: K=1+3,3 log N
2. Interval Kelas luasnya penyebaran data
yang diamati/jarak antara nilai bilangan yang
terkecil dengan yang terbesar (range)
a. Range= nilai terbesar-nilai terkecil
b. interval kelas ( C)= range/ jumlah kelas
39. 39
3. Batas Kelas: batas nilai yang sesungguhnya/class
boundary (actual class limit) menambahkan
nilai atas dan mengurangi nilai bawah dengan
angka 0,5.
Limit kelas/tepi kelas: batas kelas yang
tercantum.
40. 40
4. Titik Tengah Kelas: data Jumlah anak Titik tengah
kuantitatif yang memakai yang hidup
interval kelas.
0-1 0,5
Titik tengah tersebut diatas
ditentukan sebagai berikut: 2-3 2,5
0+1 = 0,5
4-5 4,5
2
2+3 = 2,5 6-7 6,5
2
4+5 = 4,5
2
41. 41
5. Lebar Interval (i)
Jumlah Pengukuran (R)
i = --------------------------------
Jumlah Interval (n) n = 1 + 3,3 Log N
42. Distribusi Frekuensi Bergolong (berkelompok)
42
Pengertian : Tabel distribusi frekuensi yang
menggunakan pengelompokan dalam
nilai.
Tujuan: Menghemat tenaga, menyingkat ruangan.
44. Penyajian Tesktular Dan Semitabuler
44
Tekstual dan semitabuler hanya sesuai untuk
data yang ukurannya kecil dan mempunyai
kemampuan menyimpulkan secara terbatas.
A. Tekstual, mis Proporsi terbesar kasus DBD
mereka yang berusia 5- 9 tahun, yaitu 25 %.
Sedangkan terkecil berusia 20-25 tahun
45. 45
B. Semi tekstual: metoda ini suatu pemisahan
digunakan pada teks untuk memasukkan
hitungan atau ringkasan yang dikehendaki.
Diantara 103 Kasus Penderita PMS, 100 orang diantaranya
telah menikah, perincian lamanya menikah sbb :
< 3 tahun 50 orang
3- 5 tahun 20 orang
5 tahun 30 orang
46. 46
C. Penyajian Tabel: Untuk mengatur observasi/
individu kasus yang sama dikumpulkan sehingga
frekuensi pemunculannya dalam kelompok dapat
diamati dan bentuk tabel tergantung pada
maksud penyajiannya, untuk apa tabel dirancang
dan kompleksitas materi (data/ informasi) yang
ingin disajikan
47. Prinsip penyusunan Tabel
47
1. Tabel disusun sesederhana mungkin (umumnya tidak
lebih dari 3 variabel dalam satu tabel agar mudah
dibaca).
2. Tabel harus dapat menjelaskan sendiri:
a. Kode, singkatan atau simbol digunakan, maka
hal ini harus dijelaskan pada catatan kaki.
b. Setiap baris dan kolom diberi label yang ringkas
tetapi jelas.
c. Satuan pengukuran data harus dicantumkan.
1. Judul harus jelas, ringkas, dan ‘to the point’ menjawab
per tanyaan apa, kapan dan dimana ?
2. Total harus ditunjukkan, total diletakkan pada baris
terakhir dan kolom paling kanan.
3. Judul terpisah dari badan tabel oleh garis atau spasi.
4. Sumber data disebutkan, kecuali data primer.
48. Jenis tabel menurut jenis variabel
klasifikasi
48
Kasifikasi kualitatif
Klasifikasi kuantitatif (distribusi frekwensi)
Klasifikasi kombinasi kualitatif dan kuantitatif
49. D. Penyajian Grafik Dan Diagram
49
Mempermudah pengertian bahan yang disajikan.
Mengubah data dalam bentuk yang dapat
berbicara.
Teknik/pola untuk menemukan teknik hubungan
yang tersembunyi.
Untuk menemukan persamaan matematik yang
sesuai untuk grafik atau diagram tertentu
50. Definisi Grafik
50
Metode yng menunjukkan data kuantitatif
menggunakan sistem koordinat ( sumbub
X= variabel bebas/independent varariabel, Sb Y
=variabel terpengaruh/dependent variabel), di tiap
sumbu dituliskan skala pengukuran.
51. 51
1. Harus dapat menjelaskan sendiri (judul singkat, jelas,
menjelaskan apa, dimana, kapan).
2. Grafik dibuat sederhana (tiadak terlalu banyak
garis/simbul).
3. Tiap sumbu harus dicantumkan skala pengukuran.
4. Frekuensi, persentase dan angka (rate) umumnya
diletakkan pada sumbu Y/ vertikal, dan variabel
kuantitativ/ kualitatif pada sumbu horisontal atau X.
5. Skala sb Y harus dimulai dari 0, kecuali bila rentang jauh
diats garis batas, skala yang tdk memiliki observasi
dihilangkan dan digunakan tanda pemutusan.
6. Namun titik nol tetap harus ditunjukkan.
52. Grafik dan Tabulasi
Histogram
Diagram Batang
Stem-and-leaf
Diagram Lingkaran
Piramida Penduduk
Grafik lain (piktoral, kombinasi)
Tabulasi Frekuensi
52
52
53. Histogram
Representasi grafik dari distribusi frekuensi data
kontinu
15
10
Frekuensi
5
0
40 50 60 70 80 90 100
Biaya (ribu rupiah)
53
53
54. Diagram Batang (Barplot)
Data kunjungan di 5 puskesmas A, B, C, D, E di suatu kabupaten
100
80
60
40
20
0
A B C D E
54
54
55. Grafik Stem-and-leaf
Untuk menunjukkan distribusi data
Data berupa angka dengan minimal dua digit
4 39
5 11555689
6 0233444555677788
9
7 122344558
8 349
Stem=10 Leaf=1
9 2 55
55
62. Distribusi Frekuensi
Kategori Jumlah Persen
Penolong persalinan
Dokter 46 3.8%
Bidan 854 71.2%
Dukun 284 23.7%
Lainnya 16 1.3%
Total 1200 100.0%
62
62
63. Aktivitas – Latihan – Sesi 2
Buatlah deskripsi variabel-variabel
yang telah dipilih pada aktivitas-
latihan sesi 1, jika belum ada datanya,
cobalah buat data simulasi (rekaan).
Pilih metode yang paling tepat,
apakah grafik atau tabel
Interpretasikan hasil yang diperoleh
63
63
65. Pengertian
65
Mean : Angka Rata-rata
Median: Angka yang ada di tengah (suatu nilai
yang membatasi 50% frekuensi distribusi bagian
bawah dan 50% frekuensi distribusi bagian atas).
MEAN :
Mean = angka rata-rata (jumlah nilai -nilai
dibagi dengan jumlah individu)
Rumus :
Mean : X 1 + X 2 + X 3…..X n
N
66. 66
Rumus lain:
M= Σ X
N
Keterangan : M = Mean = Rata-rata
Σ = Sigma = Jumlah
67. Contoh
67
Penghasilan 3 orang masing-masing Rp 15.000,-, Rp
10.000,- ,Rp 20.000,-
Maka Mean/ rata-rata dari penghasilan =
15.000 + 10.000 + 20.000
------------------------------- = 15.000
3
Jadi rata-ratanya Rp 15.000
68. 68
Menghitung mean pada distribusi tunggal
(mean yang di timbang)
Penghasilan (X) Frekwensi (f) fX
20.000 1 20.000
15.000 1 15.000
10.000 4 40.000
Jumlah 6 fX=75.000
Mean= Σfx/N= 75.000/6=12.500
69. Menghitung mean pada distribusi
bergolong
69
Penghasilan (X) Titik Tengah (X) Frekw (f) fX
20.000-25.000 22.500 1 22.500
15.000-19.000 17.000 1 17.000
10.000-14.000 12.000 4 48.000
Jumlah 6 87.500
Mean= Σfx/N= 87.500/6=14.583
70. NILAI RATA-RATA
70
Macam nilai rata-rata yaitu:
Rata-rata hitung (arithmetic mean)
Rata-rata ukur (geometric mean)
Rata-rata harmonis (harmonic mean)
Rata-rata kuadratis ( quadratic mean)
71. NILAI RATA-RATA HITUNG
71
Rata-rata hitung = mean
Rumus utk menghitung nilai rata-rata untuk data
yang belum berkelompok (ungrouped data)
∑ Xi Dimana X = rata − rata
X =
N ∑ = jumlah
Xi = data-data dalam kuumpulan bilangan
ter
N= banyaknya data
72. Contoh
72
Hitung nilai rata-rata tinggi badan mahasiswa,
dengan data=147,5;161,5; 152,5; 159,7; 166,6 (cm)
Jawab:
∑ Xi
X =
N
147,5 + 161,5 + 152,5 + 159,7 + 166,6
= = 157,5
5
73. Sudah Berkelompok (Grouped
Data)
73
Rumus
∑ f i xi ∑ f i xi
x= =
∑ fi N
Keterangan
Fi adalah frekuensi dari kelompok atau kelas-kelas
yang terbentuk
74. Tabel 4. Berat Badan Penderita
Jantung Koroner Di Rumah Sakit X
Tahun 2006
74
Berat badan Banyaknya Titik tengah fixi
individu Fi berat badan
(xi)
41-45 4 43 172
46-50 4 48 192
51-55 1 53 53
56-60 2 58 116
61-65 5 63 315
66-70 7 68 476
71-75 5 73 365
76-80 2 78 156
Total 30 1845
75. Jawab
75
∑ f i xi ∑ f i xi
x= =
∑ fi N
1845
= = 61,5kg
30
76. Rata-Rata Dg Memakai Guessed
Mean
76
Menghitung rata-rata tinggi Badan mahasiswa
77. Average)
77
Bila akan dilakukan perhitungan nilai rata-
rata beberapa kelompok dg jumlah
pengamatan setiap kelompoknya berbeda,
maka harus dilakukan dengan pembebanan.
Rumus:
n1 x1 +n 2 x 2 + +n n x n
...
x =
n1 +n 2 + .... +n n
atau
∑ x
n
x =
n1
78. Contoh:
78
Pengukuran berat badan penderita paru –paru
,masing-masing kelompok terdiri dari 3 dan 10
orang
Kelompok 1: 50, 55, 54, rata-ratanya: 53 Kg
Kelompok 2: 50, 53,52,55,57, rata-ratanya: 53,4Kg
Kelompok 3: 51,55,57,60,52,48,47,58,59,62, rata-
ratanya: 54,9 Kg
79. 79
Rata-rata tanpa pembebanan:
¯x = (53+53,4+54,9)/3 = 53,8 Kg
Rata-rata dengan pembebanan
Kelompok N N n ¯x
1 3 53 159
2 5 53,4 267
3 10 54,9 549
18 161,3 975
¯x = 975/18= 54,17 Kg
80. RATA-RATA UKUR (GEOMETRIC
MEAN)
80
Jarang dipakai
rata-rata hitung atau arithmatic mean
Rumus:
1. Data tidak berkelompok
Mg = n x1.x 2.x3...xn
2. Data g byk pengelompokan
1
log Mg = ∑log xi
N
81. 3. Data berkelompok
81
1
log Mg = ∑ fi log xi
N
Keterangan:
xi: semua nilai dalam kumpulan bilangan
Mg: rata-rata ukur
X1,x2,…xn: nilai dalam kumpulan bilangan
N: banyaknya bilangan
82. Contoh
82
Hitung rata-rata ukur TB 50 orang mhs
Tabel 4. Tinggi badan mahasiswa di kotaA
83. MEDIAN
83
Nilai yang membatasi 50% frekuensi distribusi bagian bawah
dengan 50% frekuensi distribusi bagian atas.
Median hanya tergantung pada banyaknya frekuensi tidak tergantung
kepada variasi nilai -nilai variabel.
Cara Menentukan Median :
1. Susun data dalam bentuk arry data (data disusun dari nilai terendah
ke nilai tertinggi).
2. Nilai yang membatasi 50% frekuensi distribusi bagian bawah dengan
50%
3. Frekuensi distribusi bagian atas adalah median
a. Bila frekuensi ganjil : ambil nilai tengah.
b. Bila frekuensi genap nilai tengah= dengan menjumlahkan 2 nilai
yang ada ditengah dan dibagi dua
84. Contoh
84
Hitung nilai mediannya!
Individu Penghasilan (Rp)
1 10,000
2 12,000
3 13,000
4 14,000
5 16,000
6 16,000
7 20,000
median penghasilan yaitu Rp 14.000
85. Kasus
85
Nilai : 13 24 35 14 17 82 14 76 43 25 67 90 45
32 21 19 45 67 87 67
Berapa Mean dan Median dari data di atas ?
JAWAB
86. MENCARI MEDIAN DARI
DISTRIBUSI BERGOLONG
86
Median= Bb+ (1/2N.cfb)i
fd
Keterangan :
1. Bb = Batas bawah (nyata) dari interval yang
mengandung median.
2. cfb = Frekuensi kumulatif (frekuensi meningkat)
di bawah interva yang mengandung median
3. fd = Frekuensi dalam interval yang mengandung
median
4. i = Lebar interval.
5. N = Jumlah frekuensi dalam distribusi
87. Kasus
87
Tabel 5. Distribusi Frekuensi kadar gula darah Dari 55 Orang
Penderita Hipo Glikemi di Poli Penyakit Dalam, RS P, Prop X ,
2002
Interval Nilai f cf
100-104 1 55
95-99 3 54
90-94 5 51
85-89 9 46
80-84 (13) fd 37
75-79 10 (24) cfb
70-74 6 14
65-69 4 8
60-64 3 4
55-59 1 1
Jumlah 55
88. 88
Langkah2:
1. Membuat kolom frekuensi komulatif meningkat dari bawah
(lihat kolom 3)
2. Menentukan interval mana yang mengandung median, dengan
cara membagi dua jumlah indifidu yang ada = 55/2 = 27,5.
3. Menentukan interval mana yang mengandung frekuensi
komulatif 27,5 yaitu interval 80-84, sebab cf 27,5 terkandung
dalam cf 37.
4. Buat garis/ panah yang menunjukkan posisi interval median.
5. Tentukan batas bawah nyata interval yang mengandung
median= 79,50.(Bb)
6. Tentukan frekuensi komulatif dibawah interval yang
mengandung median yaitu = 24 (cfb).
7. Tentukan frekuensi dalam interval yang mengandung
median= 13 (fd).
8. Tentukan lebar interval = 5. (i)
9. Tentukan jumlah frekuensi distribusi=5 (N).
89. 89
Median= Bb+ (1/2N.cfb)i
fd
= 79,50+ (27,50.24)5
13
= 79,50+1,346
=80,846
Artinya : separo dari 55 orang mempunyai kadar
gula diatas 80,846 dan separo dibawah 80,846.
90. MODUS/MODE
90
Mode/ modus dapat dibatasi :
Dalam distribusi tunggal = nilai variabel yang
mempunyai frekuensi tertinggi
dalam distribusi.
Dalam distribusi bergolong = Titik tengah interval
kelas yang mempunyai
frekuensi tertinggi dalam distribusi.
91. Contoh
91
Serangkaian nilai 5, 6, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 8, 9, 9. (nilai
timbul paling banyak adalah nilai 8, maka nilai 8
adalah mode/modus dari distribusi nilai nilai itu.
Bila nilai sudah disusun dalam tabel, penting
melihat frekuensinya.
Nilai variabel yang sebaris dengan frekuensi
tertinggi itulah mode/modus, demilian juga pada
distribusi bergolong.
94. Menentukan Nilai Modus Dari
Data Yang Belum Berkelompok
94
Dari kumpulan bilangan sebagai berikut :
162,157,171,149,154 tidak ada modusnya
Dari kumpulan bilangan sebagai berikut:
159,162,153,147,162,156,modusnya 162
Dari kumpulan bilangan sebagai berikut:
157,164,149,164,151,157,162, modusnya 1dan 164
Dari kumpuan bilangan sebagai berikut:
142,147,162,142,147,147,154, modusnya 147
Apabila mempunyai modus hanya satu disebit sebagai
unimodal, yang mempunyai dua modus disebut sebagai
bimodal
95. Menentukan Modus Dari Data
Yang Sudah Berkelompok
95
Rumus:
d1
Mo = L1 + .c
d1 + d 2
Keterangan :
Mo: modus
L1: batas bawah kelas modus
D1: selisih antara frekwensi dari kelas modus dengan frekwensi dari kelas
didepannya
D2: selisih antara frewensi kelas modus dengan frewensi kelas
dibelakangnya
C: interval kelas
96. Contoh: tentukan nilai modus dari data
berikut ini:
96
Berat badan Jml individu
(kg)
35-39.9 9
40-44,95 21 d1
Mo = L1 + .c
d1 + d 2
45-49,9 32
32 − 21
= 44,95 + .5 = 48,01
50-54,9 25 (32 − 21) + (32 − 25)
55-59,9 12
60-64,9 3
Jawab:
Jumlah 92
97. Hubungan Antara Mean, Median
Dan Modus
97
Pada kurva yang simetris mean,median dan modus
terletak pada satu titik (mean=median=modus)
Pada distribusi miring kekanan, modus akan bergeser
kekiri mengikuti nilai debngan frekwensi terbanyak,
mean akan bergeser ke kanan karena terpengaruh oleh
nilai ekstrem dan median terletak antara mean dan
modus
Bila distribusi miring kekiri, modus akan bergeser
kekanan mengikuti nilai dengan frekwensi terbanyak,
mean akan bergeser ke kiri karena terpengaruh oleh
nilai ekstrem dan median terletak antara mean dan
modus
98. 98
Secara empiris, jarak antara modus dan median
merupakan 2/3 jarak antara modus dan mean
Modus mengalami pergeseran terbesar diikuti
oleh mean dan median
Median relatif stabil dibandingkan modus dan
mean, tetapi bila rata-rata dari sampel ke sampel
maka mean mempunyai fluktuasi terkecil
101. UKURAN PEMUSATAN
101
Rata-rata Hitung
(Aritmatic Mean)
1. Rumus 1
X=
∑ f .x Keterangan:
∑f N = ∑f (jml seluruh frekwensi/byknya data)
2. Rumus 2 xd
X = xd +
∑f .x = Rata-rata sementara yg diambil pd frekw
∑f yg terletak ditengah/pd frekw terbesar
d = Simpangan =[x-xd]
3. Rumus 3 c = Lebar/panjang kls
∑f .x
X = xd + .c
∑
f
102. Tabel 2. Nilai xd diambil dari frekw tengah
102
Nilai x f fx d fd u fu
52-58 55 5 275 -21 -105 -3 -15
59-65 62 6 372 -14 -84 -2 -12
66-72 69 9 621 -7 -63 -1 -9
73-79 76 5 380 0 0 0 0
80-86 83 7 581 7 49 1 7
87-93 90 6 540 14 84 2 12
94-100 97 1 97 21 21 3 3
39 2866 -98 -14
Rumus 1 = 73
Rumus 2 = 79 + (-98/39) = 73.49
Rumus 3 = 79 + (-14/39) x 5 = 77.21
103. Tabel 3. Nilai xd diambil dari frekw tengah
103
Nilai x f fk d fd u fu
52 - 58 55 5 275 -14 -70 -2 -10
59 - 65 62 6 372 -7 -42 -1 -6
66 - 72 69 9 621 0 0 0 0
73 - 79 76 5 380 7 35 1 5
80 -86 83 7 581 14 98 2 14
87 - 93 90 6 540 21 126 3 18
94 - 100 97 1 97 28 28 4 4
39 2866 175 25
Rumus 1 = 73.49
Rumus 2 = 69 + (175/39) = 73.49
Rumus 3 = 69 + (25/39) x 9 = 74.77
104. Median
104
L2 + [{ N − (∑ f 2 } / f 2 ].c
Rumus
1
2
Keterangan
L2 = tepi bwh kls yg memuat median
(∑ f ) 2 = jml seluruh kls
N
= jml frekuensi sblm kls median
f2 = frekuensi kls yg memuat median
C = lebar kls (jangkauan/byknya kelas)
J = kls ats – kls bwh
K= 1+ 3,3 log N
105. Modus
105
Rumus
d1
Mo = L1 + .c
d1 + d 2
Keterangan :
L : batas bawah kelas modus
D1: selisih antara frekwensi dari kelas modus dengan frekwensi dari
kelas didepannya
D2: selisih antara frewensi kelas modus dengan frewensi kelas
dibelakangnya
C : interval kelas
106. KWARTIL
106
Rumus kwartil bawah (Q1)
L1 + [{ 1 N − (∑ f1} / f1 ].c
4
Rumus kwartil atas (Q2)
L3 + [{ 3 N − (∑ f 3 } / f 3 ].c
4
107. Latihan
107
Nilai x f fk
52 - 58 55 5 275
59 - 65 62 6 372
66 - 72 69 9 621
73 - 79 76 5 380
80 - 86 83 7 581
87 - 93 90 6 540
94 - 100 97 1 97
39 2866
Hitung:
Median Q1
Modus Q3
108. KUARTIL
108
Data yg telah tersusun mjd distribusi dibagi mjd 4
bag yg sama/kuartil.
K1 merupakan 25% dr seluruh distribusi, K2
merupakan 50% dan K3 merupakan 75% dari
seluruh distribusi.
110. Pengantar
110
Bentuk distribusi probabilitas perlu dipelajari
untuk memahami dan menafsirkan implikasi
umum dari studi staistik yang lebih lanjut.
Perubahan acak=suatu fungsi yang mengkaitkan
bilangan riel pada setiap unsur dalam ruang
sampel S.
Perubah acak huruf besar, mis X.
Padanannya huruf kecil, mis x.
111. Contoh
111
B menyatakan barang yang baik dan C menyatakan
barang yang cacat. Jika kita ingin mengetahui berapa
banyaknya barang yang cacat, maka
E = {CCB,CBC,BCC}
E⊆S
Jika X menyatakan banyaknya pasien yang sembuh,
maka X = {0, 1, 2, 3, 4}
Artinya untuk x=0 menyatakan tidak ada yang
sembuh, x=1 menyatakan ada satu pasien yang
sembuh, analog yang lainya.
113. Distribusi Probabilitas Diskrit
113
Suatu perubah acak disebut perubah acak diskrit
jika himpunan kemungkinan hasilnya terhitung.
Pada contoh (3.1) nilai X adalah 0, 1, 2, 3, 4
maka X adalah perubah acak diskrit. Perubah
acak diskrit ini menggambarkan data cacah.
Lebih mudah jika semua probabilitas dari
perubah acak X dinyatakan dalam rumusan,
misalnya f(x), g(x), h(x), dst.
Kadang ditulis f(x)=P(X=x). Pasangan (x, f(x))
disebut fungsi probabilitas/distribusi
probabilitas perubah acak X
114. Distribusi Probabilitas Diskrit
114
Jika suatu ruang sampel memuat titik yang
berhingga/banyaknya unsur sesuai dengan
banyaknya bilangan cacah, maka ruang sampel
tersebut ruang sampel diskret.
Contoh:
Suatu eksperimen dari pelemparan sebuah mata uang
logam sebanyak 3 kali. Tentukan distribusi
probabilitas X yang menyatakan banyaknya sisi muka
yang tampak dari hasil eksperimen tersebut
Jawab:
S = { MMM, MMB, MBM, BMM, BBM, BMB, MBB,BBB}
→ n(S) = 8
115. 115
dimana M = sisi muka ; B = sisi belakang
Misalnya:
X = perubah acak yang menyatakan banyaknya sisi
muka yg muncul
n(x = 0) 1
→ P(X = 0) = =
X = { 0, 1, 2, 3}, untuk: n(S) 8
1. x=0, artinya tidak ada sisi muka yg muncul
n(X =1) 3
→ P(X = 1) = =
n(S) 8
2. x=1, artinya ada 1-sisi muka yg muncul
n( X = )
2
→ X = 2) =
P( =3
n(S) 8
3. x=2, artinya ada 1-sisi muka yg muncul
n( X =)
3 1
→ X = ) =
P( 3 =
n(S) 8
4. x=3, artinya ada 1-sisi muka yg muncul
116. 116
Tabel 1. Distribusi Probabilitas perubah acak X
X 0 1 2 3
P(X = x)= f(x) 1/8 3/8 3/8 1/8
f(x) ≥ 0
∑ f (x) = 1 + 8 + 8 + 8 = 1
8
3 3 1
x
P(X = x) = f(x)
118. Distribusi Probabilitas Kontinyu
118
Adh distribusi yang memuat perubah acak
kontinyu.
Dinyatakan dalam bentuk rumusan (dan tidak
dapat dinyatakan dalam bentuk tabel) karena
perubah acaknya berupa interval (selang).
Jika suatu ruang sampel memuat titik sampel
yang tak berhingga banyaknya, dan banyaknya
unsur sesuai dengan banyaknya titik pada
sepotong garis, maka dikatakan ruang sampel
kontinyu.
119. Cara menghitung fungsi peluang utk berbagai selang dari
perubah acak kontinyu adalah sebagai berikut:
119
P(a < x < b) = P(a ≤ x < b)
= P(a < x ≤ b)
= P(a ≤ x ≤ b)
Contoh
Sebuah toko elektronik menjual 15 radio yang diantaranya
ada 5 yang rusak. Jika seorang calon pembeli melakukan
test 3 radio yang dipilih secara random, tuliskan distribusi
peluang dari banyaknya radio yang rusak dalam sampel
tersebut
122. Distribusi Bersyarat
122
Definisi probabilitas bersyarat sebelumnya bahwa kejadian
B terjadi setelah A muncul
dinyatakan:
P(A ∩ B)
P(B / A) = ; P(A) > 0
P(A)
Jika kejadian A dan B masing-masing menyatakan X=x
dan Y=y, maka untuk X dan Y perubah acak diskrit:
P(X = x,Y = y)
P(Y = y / X = x) =
P(X = x)
f(x,y)
= ; g(x) > 0
g(x)
Jika X dan Y kontinu, maka f(y/x
123. 123
Fungsi f(x,y) disebut distribusi probabilitas
gabungan/fungsi massa gabungan dari perubah
acak diskret X dan Y jika:
1. f(x,y) ≥ 0; untuk semua (x,y)
2. ∑∑ f(x,y) = 1
x y
3. P(X=x,Y=y) = f(x,y), utk tiap daerah A di bidang xy,
maka P[(X,Y)єA] = ∑∑ f(x,y)
A
124. Contoh
124
Dua buah bolam dipilih secara acak dari sebuah
kotak yang berisi 3 bolam berwarna biru, 2
berwarna merah, dan 3 berwarna hijau. Jika X
menyatakan banyaknya bolam berwarna biru dan
Y berwarna merah yang terpilih, maka
hitunglah:
a. fungsi probabilitas gabungan X dan Y
b. P[(X,Y)єA], bila A daerah {(x,y)/ x+y≤ 1}
125. Jawab
125
a. Misalkan,
X = banyaknya bolam biru yang terambil =
{0, 1, 2}
Y = banyaknya bolam merah yang terambil =
{0, 1, 2}
Pasangan nilai (x,y) yang terjadi :(0,0),(0,1),
(0,2),(1,0),(1,1),(2,0)
8 8!
2 ÷ 2 ! 6 ! = 28
=
126. 126
Misalnya n(S) = banyaknya cara memilih 2 bolam
dari 8 yang ada.
Fungsi peluang gabungan f(x,y) dinyatakan dengan
rumus:
3 2 3
x ÷ y ÷ 2 − x − y ÷
f ( x, y ) = x = 0, 1,
8
2÷
y = 0, 1, 2
0 ≤ x+y ≤ 2
128. 128
Dari hasil diatas dapat dibuat tabel distribusi
probabiliatas sbb:
Tabel 3. Distribusi Peluang Gabuangan X dan Y
f(x,y) X Jumlah baris
0 1 2
Y 0 3/28 9/28 3/28 15/28
1 3/14 3/14 3/7
2 1/28 1/28
Jumlah kolom 5/14 15/28 1
3/28
129. Distribusi Binomial
129
proses Bernoulli yang diulang sebanyak n kali
dan saling bebas.
Secara langsung, percobaan binomial memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Percobaan tersebut dilakukan berulang-ulang
sebanyak n kali
2. Setiap percobaan menghasilkan keluaran yang
dapat dikatagorikan sebagai gagal dan sukses
3. Probabilitas sukses p tetap konstan dari satu
percobaan ke percobaan lain
4. Percobaan yang berulang adalah saling bebas
130. 130
Percobaan Bernoulli dapat menghasilkan suatu
sukses dengan probabilitas p dan gagal dengan
probabilitas q = 1 – p.
Distribusi probabilitas variabel acak binomial X,
jumlah sukses di dalam n percobaan diberikan oleh
n
b( x; n, p) =
p xqn− x , x = 0,1,2,3,, n
p
dimana
n n!
=
k ( n − k )!k!
131. 131
Ada kalanya perhitungan probabilitas distribusi
binomial lebih mudah dilakukan dengan
menggunakan distribusi kumulatif.
Bila pada n percobaan terdapat paling tidak
sebanyak r sukses, maka distribusi binomial
kumulatif dinyatakan sebagai:
P X ≥ r = b( r; n, p) + b r +1; n, p ++ b( n; n, p)
n
= ∑ b( r;n,p)
x=r
132. 132
Distribusi binomial memiliki rata-rata, variansi, standar deviasi, keofisien
kemiringan, dan koefisien keruncingan sebagai berikut:
a. mean
b. variansi
c. standar deviasi
d. keofisien kemiringan
e. koefisien keruncingan
133. 133
Contoh 3
Probabilitas bahwa sejenis komponen tertentu yang akan bertahan
terhadap uji-kejut adalah ¾. Carilah probabilitas dimana 2 dari 4 komponen
yang selanjutnya diuji akan bertahan.
Penyelesaian:
Dengan mengasumsikan bahwa pengujian tersebut bebas dan p=3/4 untuk
masing-masing dari keempat pengujian tersebut, kita dapatkan
134. 134
Contoh 4
Probabilitas bahwa seorang pasien sembuh dari penyakit darah yang
langka adalah 0,4. Bila 15 orang diketahui terkena penyakit ini, berapakah
probabilitas (a) paling tidak 10 selamat, (b) dari 3 sampai 8 selamat, dan (c)
tepat 5 selamat?
Penyelesaian:
(a)
(b)
(c)
135. Data yg tdk dikelompokkan
135
Rumus
K 3 = 3 4 (n + 1)
K1 = 1
4 (n + 1)
Rumus: K3 dan K1 = L + B (S-L)
Ket:
L= nilai sblm K3 dan K1
b = kekurangan unit utk mencapai letak K3 dan K1
S = nilai dimana K3 dan K1 berada
Notas del editor
KUI 611: Pengantar
KUI 611: Pengantar
KUI 611: Pengantar
KUI 611: Pengantar
KUI 611: Pengantar
KUI 611: Pengantar
KUI 611: Pengantar
KUI 611: Pengantar
KUI 611: Biostatistik Sem. 1 TA. 2008/2009 - Sesi 2
KUI 611: Biostatistik Sem. 1 TA. 2008/2009 - Sesi 2
KUI 611: Biostatistik Sem. 1 TA. 2008/2009 - Sesi 2
KUI 611: Biostatistik Sem. 1 TA. 2008/2009 - Sesi 2
KUI 611: Biostatistik Sem. 1 TA. 2008/2009 - Sesi 2
KUI 611: Biostatistik Sem. 1 TA. 2008/2009 - Sesi 2
KUI 611: Biostatistik Sem. 1 TA. 2008/2009 - Sesi 2
KUI 611: Biostatistik Sem. 1 TA. 2008/2009 - Sesi 2
KUI 611: Biostatistik Sem. 1 TA. 2008/2009 - Sesi 2
KUI 611: Biostatistik Sem. 1 TA. 2008/2009 - Sesi 2
KUI 611: Biostatistik Sem. 1 TA. 2008/2009 - Sesi 2