SlideShare a Scribd company logo
1 of 83
PROSES PENGECORAN
Oleh:
Arya Mahendra Sakti
Proses Pengecoran
Adalah suatu proses pembuatan yang
pada dasarnya merubah bentuk logam
dengan cara mencairkan logam,
kemudian dimasukkan kedalam suatu
cetakan dengan dituang atau ditekan.
Dimana di dalam cetakan ini logam cair
akan membeku dan menyusut.
Berdasarkan Jenis bahan model, bahan
cetakan dan cara penuangannya
1. Proses pengecoran dengan bahan pasir
sebagai bahan cetakan (Sand Casting).
2. Proses pengecoran sentrifugal (Centrifugal
Casting).
3. Proses pengecoran dengan cetakan
permanen(Permanent Mold Casting).
4. Proses pengecoran cetak-tekan (Die Casting).
5. Proses pengecoran dengan pola hilang.
(Investment Casting).
Proses pengecoran dengan bahan pasir
sebagai bahan cetakan (Sand Casting).
Yaitu proses pengecoran yang
menggunakan pasir sebagai bahan
cetakannya.
Skema Aliran Pengecoran
Dapur peleburan logam
Urutan Proses Pembuatan Billet
Macam Produk dari Billet
Proses Pembuatan Slab
Macam Produk dari Slab
Macam Produk dari Hot Rolled Coil
Contoh Produk
Contoh Produk
Contoh Produk
Contoh Produk
Contoh Produk
Pembuatan Pola
Pola adalah bentuk tiruan dari benda kerja yang
sebenarnya dan digunakan untuk membuat rongga
cetakan.
 Kayu : digunakan untuk jumlah produksi terbatas,
sehingga tidak perlu menggunakan bahan yang awet,
tetapi biaya relatif murah dan mudah dibentuk;
 Logam : digunakan untuk jumlah produksi yang besar,
sehingga lebih awet dalam penggunaannya;
 Jenis logam yang sering digunakan :
1. Kuningan,
2. Besi cor, dan
3. Aluminium
 Stirofoam (polistiren) : digunakan untuk pola sekali
pakai.
Ketentuan Pembuatan Pola
1. Pola harus mudah dikeluarkan dari cetakan.
2. Penempatan inti harus mudah.
3. Sistem saluran harus dibuat sempurna untuk
mendapatkan aliran logam cair yang
optimum.
4. Penentuan permukaan pisah sehemat
mungkin dan membutuhkan ketelitian yang
tinggi.
Faktor-faktor Lain Dalam
Perencanaan Pola
1. Penyusutan.
2. Tambahan material untuk
penyelesaian mesin.
3. Sudut kemiringan.
4. Distorsi.
5. Bidang Pemisah.
6. Bagian-bagian yang mengalami
perubahan tebal.
Macam - macam Pola
1. Pola Tunggal.
2. Pola Terbelah.
3. Pola yang dapat dibongkar pasang
(pola Terlepas).
4. Pola Ganda.
5. Pola Berpasangan.
6. Pola Khusus.
JENIS, BAHAN, DAN KONSTRUKSI POLA
Gambar Berbagai jenis pola yang dapat dipakai
berulang-ulang
A. Pola tunggal;
B. Pola belah;
C. Pola terpisah;
D. Pola dengan
pengalir;
E. Pola dengan
papan
penyambung;
F. Pola roda
dengan
penuntun;
G. Pola sipat/pola
sapu.
Gambar A. Pola sekali pakai B. Hasil Pengecoran
Pola sekali pakai :
A B
Pola sekali pakai, ditinggalkan dalam cetakan dan
dibiarkan menguap. Oleh karena itu pola jenis ini
merupakan pola tunggal yang telah dilengkapi dengan
sistem saluran masuk, pengalir, dan penambah.
Pembuatan Inti
Yaitu suatu bentuk dari pasir yang
dipasang pada rongga cetakan untuk
mencegah pengisian logam cair pada
bagian yang seharusnya berbentuk
lubang atau rongga dalam coran.
Beberapa macam inti, yaitu untuk inti
minyak, inti Co2, Inti udara, dll.
Inti Basah
Yaitu inti yang dipasang bersamaan pada
saat pembuatan cetakan.
Kerugiannya :
1. Biasanya lemah, tidak bisa
menggantung.
2. Pasir mudah gugur.
3. Kedudukan kurang teliti.
Inti Kering
Yaitu inti yang dibuat secara terpisah dan
dipasang setelah pola dikeluarkan.
Sifat-sifat yang harus dimiliki inti kering :
1. Cukup kuat dan keras setelah dipanaskan
2. Cukup porus.
3. Harus dapat hancur pada saat logam cair
memadat.
4. Harus mempunyai permukaan yang licin.
5. Tahan panas.
6. Diusahakan materialnya tidak banyak
mengeluarkan gas.
Gambar Inti
Pembuatan Cetakan
Pembuatan cetakan bawah (drag) :
1. Dasar cetakan dibuat dari kayu
(datar/rata).
2. Pola dan rangka cetak (30-50 mm)
untuk drag ditaruh diatas kayu.
3. Drag diisi pasir penuh, kemudian
dipadatkan dengan baik.
4. Drag dibalik, permukaan cetakan
ditaburi pasir kering dan halus.
1. Pemasangan sistem saluran (cawan tuang,
saluran turun, saluran masuk ).
2. Dasar cetakan dibuat dari kayu (datar/rata).
3. Pola dan rangka cetak (30-50 mm) untuk
drag ditaruh diatas kayu.
4. Kup diisi pasir penuh, kemudian
dipadatkan dengan baik.
5. Kup dibalik, permukaan cetakan ditaburi
pasir kering dan halus.
Pembuatan cetakan atas (kup) :
11-3
Keuntungan Pembentukan dengan Cetakan :
• Laju produksi tinggi,
• Finishing lebih baik,
• Toleransi dimensi lebih baik,
• Sifat mekanik lebih baik.
Proses Pengecoran :
• Pengecoran biasa, pengisian rongga cetakan
dilakukan tanpa tekanan;
• Pengecoran khusus, pengisian rongga cetakan
dilakukan dengan tekanan.
JENIS CETAKAN
Berdasarkan bahan yang dipakai :
Berdasarkan cara pemakaian :
• cetakan pasir,
• cetakan lempung,
• cetakan logam,
• cetakan khusus
1. Cetakan tidak permanen : hanya dapat digunakan
satu kali saja.
Contoh : • cetakan pasir (sand casting),
• cetakan kulit (shell mold casting),
• Cetakan presisi (precision casting).
2. Cetakan permanen : dapat digunakan berulang-ulang.
Contoh : • gravity permanent mold casting,
• pressure die casting,
• centrifugal die casting.
Cetakan Pasir :
Gambar Bagian-bagian penting cetakan pasir
• cawan tuang
(pouring basin),
• saluran turun
(sprue),
• saluran masuk
(gate),
• pola (pattern),
• bagian atas
cetakan (cope),
• bagian bawah
cetakan (drug),
• alas cetakan
(bottom board),
• baut pena (pin),
• pengunci (lug),
• sambungan pemisah
(joint for parting),
Prosedur pembuatan cetakan pasir :
1. Dengan pola yang dapat dipakai berulang-ulang; pasir
dipadatkan disekitar pola, kemudian pola dikeluar-
kan, rongga yang terbentuk diisi dengan logam cair.
2. Dengan pola sekali pakai; pola dibuat dari polisteren
atau sejenisnya dan tidak dikeluarkan, pola menguap
pada saat logam cair dituangkan ke dalam cetakan.
Prosedur pembuatan cetakan pasir dengan
pola yang dapat dipakai berulang-ulang :
Prosedur pembuatan cetakan pasir dengan
pola sekali pakai :
 Sangat tepat untuk mengecor benda-benda
dalam jumlah kecil;
 Tidak memerlukan pemesinan lagi;
 Menghemat bahan coran;
 Permukaan mulus;
 Tidak diperlukan pembuatan pola kayu yang
rumit;
 Tidak diperlukan inti dan kotak inti;
 Pengecoran jauh lebih sederhana.
Keuntungan Pengecoran dengan Pola
Sekali Pakai :
Kerugian Pengecoran dengan Pola
Sekali Pakai :
Pola rusak sewaktu dilakukan
pengecoran;
Pola lebih mudah rusak, oleh karena itu
memer-lukan penanganan khusus lebih
sederhanan;
Pada pembuatan pola tidak dapat
digunakan mesin mekanik;
Tidak ada kemungkinan untuk
memeriksa keadaan rongga cetakan.
SALURAN MASUK, DAN PENAMBAH
Sistem Saluran Masuk : berfungsi untuk mengalir-
kan logam cair ke dalam rongga cetakan.
 Cawan tuang;
 Saluran turun;
 Pengalir;
 Saluran masuk.
 Turbulensi aliran masuk ke rongga cetakan pada
dasar atau dekat dasarnya harus seminimal mung-
kin, terutama untuk benda cor yang kecil;
 Harus dihindari terjadinya pengikisan terhadap
dinding dan rongga cetakan, dengan mengatur
aliran logam cair secara baik;
 Logam harus dapat masuk ke rongga cetakan
sedemikianrupa, sehingga terjadi pembekuan
(solidifikasi) terarah;
 Slag, kotoran, atau partikel asing tidak boleh
masuk ke rongga cetakan.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan
dalam merancang sistem saluran masuk :
Penambah (riser) : dibuat sebagai cadangan logam
cair untuk mengimbangi penyusutan (shrinkage) dalam
pembekuan dari coran. Logam cair dalam penambah
harus membeku lebih lambat dari coran.
Jenis
Penambah :
A. Terbuka,
B. Buntu.
 Berhubungan dengan
udara luar ⇒ pembekuan
logam cair lebih cepat
• Tidak berhubungan
dengan udara luar ⇒
pembekuan logam cair
lebih lambat
• Pembekuan cepat ⇒
dibutuhkan cadangan
logam cair lebih banyak ⇒
harus dibuat lebih besar
• Besar ⇒ kurang ekonomis
• Pembekuan lambat ⇒
dibutuhkan lebih sedikit
logam cair ⇒ dapat dibuat
lebih kecil
• Kecil ⇒ lebih ekonomis
• Besar dan terbuka ⇒ lebih
mudah dibuat
• Kecil dan tertutup ⇒ lebih
sulit dibuat
Penambah buntuPenambah terbuka
Penambah buntu dan penambah terbuka :
Mesin-mesin Pembuat Cetakan
1. Mesin Guncang (Jolt Machine)
Mesin ini berfungsi untuk menaik-turunkan
pasir dalam rangka cetakan sampai
mencapai kepadatan tertentu.
Mesin ini hanya cocok untuk cetakan yang
besar, karena proses satu persatu.
Gambar Mesin Guncang
Mesin Desak (Squeeze Machine)
Yaitu mesin yang berfungsi untuk
menekan pasir yang berada dalam
rangka cetakan untuk mencapai
kepadatan tertentu.
Mesin ini cocok dipakai untuk pembuatan
benda kerja yang tipis.
Gambar Mesin Desak
MesinGuncang Desak
(Jolt-Squeeze Machine)
Yaitu mesin yang berfungsi untuk
mengguncang dahulu dengan cara
menaik - turunkan dan kemudian
menekan pasir yang berada di dalam
cetakan untuk memperoleh kepadatan
yang merata di seluruh bagian.
Pada mesin ini cetakan atas dan bawah
dapat dikerjakan secara bersama-sama.
Gambar Mesin Guncang-Desak
Katup desak
Katup getar
Katup guncang
Mesin Pelempar Pasir
(Sand Slinger)
Yaitu mesin yang berfungsi untuk
melemparkan pasir kedalam cetakan
melalui sudu-sudu yang diputar dengan
kecepatan tinggi untuk memperoleh
kekerasan dan kepadatan yang
diinginkan.
Mesin Pelempar Pasir
Gambar Mesin Pelempar Pasir
Syarat Pasir Cetak
1. Tahan panas.
2. Mempunyai sifat mampu bentuk.
3. Permeabilitas yang cocok dan sesuai.
4. Distribusi dan keseragaman besar butir
yang sesuai.
5. Komposisi yang sesuai.
6. Mampu untuk dipakai lagi.
7. Harganya murah.
Proses Pengecoran
Proses pengecoran ini dibagi menjadi :
1. Pengecoran permanen dengan
tekanan rendah.
2. Pengecoran permanen dengan
gravitasi.
3. Pengecoran tuang.
4. Pengecoran dengan tekanan atau
pengecoran corthias.
Pengecoran permanen dengan
tekanan rendah
Pada proses pengecoran ini yaitu cetakan
diletakkan diatas dapur induksi, dan gas
mulia dialirkan kedalam dapur yang
membuat logam cair naik ke cetakan
melalui saluran masuk dari batu tahan
api.
Proses ini sangat ekonomis bila laju
produksi berkisar 5000 – 50.000 buah
pertahun.
Pengecoran permanen dengan
gravitasi
Yaitu proses pengecoran yang dilakukan
dengan cara mengalirkan logam cair ke
dalam cetakan tanpa tekanan sama
sekali dan hanya akibat gaya gravitasi.
Cetakan biasanya dilapisi dengan bahan
tahan api dan karbon, guna mengurangi
efek cil dan memudahkan pengeluaran
coran.
Pengecoran tuang
Yaitu proses pengecoran yang dilakukan
dengan cara mengalirkan logam cair ke
dalam cetakan tanpa tekanan.
Proses ini lebih sederhana dan terbatas
untuk logam-logam dengan titik lebur
yang sangat rendah.
Seperti : seng, timbal, dan barang
kerajinan yang bersifat imitasi.
Pengecoran dengan tekanan
(pengecoran corthias)
Yaitu proses pengecoran dengan cara
cetakan diletakkan diatas dapur induksi,
dan logam cair dialirkan kedalam dapur
dengan diberikan tekanan yang
membuat logam cair naik ke cetakan
melalui saluran masuk dari batu tahan
api, dan inti cetakan dipaksakan masuk
ke dalam cetakan secara bersamaan.
Proses Pengecoran Sentrifugal
Proses pengecoran sentrifugal dibagi
menjadi 3 macam yaitu :
1. Pengecoran sentrifugal sejati.
2. Pengecoran semi sentrifugal.
3. Pengecoran Sentrifuging.
Pengecoran sentrifugal sejati
Yaitu proses pengecoran yang banyak
dipakai untuk pembuatan pipa, lapisan
mesin, dan benda yang simetris.
Dengan cara cetakan diputar mengitari
sumbu horisontal atau vertikal, dan
logam cair diturunkan pada ujungnya.
Pengecoran sentrifugal sejati
Pengecoran sentrifugal sejati
Pengecoran semi sentrifugal
Pada proses ini dilakukan dengan logam
cair diisi penuh dari atas cetakan,
cetakan diputar pelan secara sentrifugal
dan gravitasi.
Produk yang dihasilkan roda mobil yang
bisa dilakukan tunggal ataupun yang
lebih dari satu.
Pengecoran Sentrifuging
Yaitu proses pengerjaan dengan cara
logam cair dilakukan dari atas pada
bagian tengah dari cetakan atas yang
kemudian dihubungkan secara radial
dengan tengah, gaya sentrifugal yang
ada dalam logam cair akan membuat
coran yang padat.
Pengecoran Sentrifuging
Cetak-Tekan (Die Casting)
Proses ini menggunakan tekanan yang
tinggi di dalam memasukkan logam cair
ke dalam rongga cetakan.
Cetakan dibuat dari baja khusus yang
dikenal dengan “dies” atau “matriis”.
Keuntungan proses Cetak-Tekan
(Die Casting)
1. Tidak memerlukan proses
penyelesaian.
2. Ukuran dan bentuk benda kerja sangat
tepat.
3. Baik untuk produksi tinggi.
4. Bahan sisa rendah dikarenakan
(saluran turun, pengalir, dan saluran
masuk) dapat dilebur kembali.
Kerugian proses Cetak-Tekan
(Die Casting)
1. Harga mesin dan cetakan mahal.
2. Untuk jumlah produksi kecil tidak
menguntungkan.
3. Umur cetakan logam berkurang dengan
naiknya suhu logam.
4. Hasil cetakan harus segera dikeluarkan.
5. Sering terjadi efek cil atau logam tidak
seluruhnya jadi satu, dan sering hasil coran
tidak merata.
Cetakan Plaster
(Plaster Mold Casting)
Yaitu proses pengecoran yang tidak
permanen, cetakan hanya untuk sekali
pemakaian, dan khusus untuk
pengecoran logam non ferrous.
Keuntungannya
1. Ketelitian ukuran tinggi.
2. Permukaan coran halus.
3. Cetakan plaster khusus untuk
penggunaan cil.
Kerugiannya
1. Ongkos produksi mahal.
2. Permeabilitas cetakan plaster sedikit
rendah, hingga diperlukan proses
vakum.
Pola Hilang (Investment Casting)
Proses pengecoran ini seringkali
disebut dengan pengecoran presisi,
karena hasil coran mempunyai tingkat
ketelitian yang sangat tinggi.
Proses ini memakai pola dari lilin yang
kemudian dibungkus dengan
pembungkus bahan cetakan,
kemudian dipanaskan untuk
mengeluarkan lilin dalam cetakan dan
cetakan siap digunakan kalau sudah
kering.
Keuntungannya
1. Memungkinkan untuk memproduksi
benda kerja yang kompleks dan presisi
dengan permukaan yang halus.
2. Dapat dipakai untuk mengecor semua
jenis logam.
3. Coran tidak memerlukan pengerjaan
lanjut.
4. Tidak ada bekas sambungan cetakan.
5. Mudah untuk pengontrolan sifat
metalurgi logam.
Karakteristik Pembekuan
Pembekuan (solidifikasi) : transformasi logam cair kem-
bali ke bentuk padatnya.
• Solidifikasi logam murni ; logam murni membeku
pada temperatur konstan yaitu sama dengan tem-
peratur pembekuannya/ temperatur leburnya.
• Solidifikasi paduan; Paduan pada umumnya mem-
beku pada daerah temperatur tertentu.
Shrinkage : adalah penyusutan pada daerah tertentu
yang dapat menimbulkan cacat-cacat coran (berupa
rongga-rongga atau retak)
Tahapan terjadinya shrinkage :
• Penyusutan yang terja-
di selama pendinginan
fase cair (sebelum ter-
jadi solidifikasi);
• Penyusutan yang terja-
di pada saat perubahan
fase cair ke fase padat;
• Penyusutan yang terja-
di selama pendinginan
fase padat sampai tem-
peratur kamar.
Solidifikasi terarah ; untuk mengurangi pangaruh
shrinkage dapat dilakukan dengan mengarahkan proses
solidifikasi pada daerah tertentu, dengan cara :
1) Memasang penambah (riser); dengan memasang
riser (gambar 11.6), maka daerah yang mengalami
solidifikasi awal akan berada jauh dari sumber logam
cair, sehingga shrinkage yang mungkin terjadi
berada pada riser itu sendiri.
Menurut hukum Chvorinov, riser diletakkan pada
daerah yang memiliki rasio volume terhadap luas
rendah, karena pada daerah tersebut akan me-
ngalami solidifikasi paling cepat.
Dengan menambahkan riser, maka solidifikasi dapat
diperlambat sehingga kemungkinan terjadinya
shrinkage dapat dihindarkan.
2) Memasang cil (chill) :
Panas tertinggi dapat terjadi pada bagian-bagian tebal
yang mengalami konsentrasi aliran panas paling tinggi,
sehingga pada bagian tersebut kemungkinan akan
terjadi shrinkage.
Untuk mencegah terjadinya shrinkage tersebut dapat
dipasang cil yaitu benda (terutama logam) yang diletak-
kan pada bagian cetakan yang mendapat panas paling
tinggi untuk mempercepat pendinginan sehingga bagian
tersebut membeku pada waktu yang bersamaan dengan
bagian lainnya.
SIFAT-SIFAT PRODUK COR
Dipengaruhi oleh :
1. Pendinginan yang cepat akan
mengurangi ukuran sel.
2. Zat-zat penginti akan membantu
pembentukan butir-butir eutektik halus
bulat dan sifat mekanis yang bagus.
3. Terbentuknya struktur lamelar.
SEGREGASI MAKRO
Proses ini dimulai dari adanya segregasi
mikro, yaitu variasi komposisi pada
sebuah butir.
Pada proses pembekuan akan
memberikan perbedaan komposisi.
MACAM SEGREGASI MAKRO
1. Segregasi Normal
Terjadi bila permukaan padatan yang
kurang lebih berbentuk bidang
menggerakkan unsur pokok dengan
titik lebur rendah menuju pusat.
2. Segregasi Balik
Adalah ciri paduan larutan padat dengan pola
pembekuan dendritik.
3. Segregasi Gravitasi
Yaitu terjadi bila senyawa-senyawa, inklusi-
inklusi yg tdk larut, atau logam yg dpt
bercampur dalam cairan memiliki densitas yg
sangat berbeda dgn leburannya, krn itu zat-zat
ini akan mengambang atau tenggelam.
VISKOSITAS
Penuangan leburan ke dalam cetakan
sangat dipengaruhi oleh viskositas/
kekentalan dari suatu larutan/cairan.
Viskositas ini dapat diukur sebagai
tegangan geser.
Dimana tegangan geser adalah gaya per
satuan luas yang bekerja pada cetakan
tersebut.
Viskositas berubah secara linier
terhadap komposisi paduan, tetapi dapat
juga menunjukkan variasi-variasi yang
menyolok dalam batas-batas fasa
tertentu.
Viskositas maksimum pada batas
kelarutan padat, dan minimum pada
komposisi eutektik.
FLUIDITAS
Yaitu kemampuan suatu cairan untuk mengisi atau
memenuhi suatu cetakan logam.
Fluiditas dipengaruhi oleh beberapa faktor yang antara
lain :
1. Fluiditas akan meningkat seiring dengan
meningkatnya panas lanjut karena hal ini akan
menurunkan viskositas dan menunda pembekuan.
2. Fluiditas akan meningkat dengan meningkatnya suhu
cetakan, karena pembekuan akan menjadi lambat.
3. Tipe pembekuan memiliki efek yang besar.
4. Tegangan permukaan dan keberadaan lapisan oksida.
5. Bahan cetakan dan pelapis cetakan juga
mempengaruhi ekstrasi panas pembasahan
permukaan cetakan.
SELESAI
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Abrianto Akuan
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosDewi Izza
 
Makalah Produksi bearing
Makalah Produksi bearingMakalah Produksi bearing
Makalah Produksi bearingAmrih Prayogo
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalAli Hasimi Pane
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesRumah Belajar
 
metalurgi serbuk
metalurgi serbukmetalurgi serbuk
metalurgi serbukMega Audina
 
Kinematika dan Dinamika (Bag 1)
Kinematika dan Dinamika (Bag 1)Kinematika dan Dinamika (Bag 1)
Kinematika dan Dinamika (Bag 1)Chusnan Aprianto
 
Tugas proses pengecoran Zakir_14Feb
Tugas proses pengecoran Zakir_14FebTugas proses pengecoran Zakir_14Feb
Tugas proses pengecoran Zakir_14FebMuhammad Zakir
 
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)universitas negri yogyakarta
 
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Khairul Fadli
 
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHINGMENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHINGuniversitas negri yogyakarta
 
Tugas 1 ekonomi teknik
Tugas 1 ekonomi teknikTugas 1 ekonomi teknik
Tugas 1 ekonomi teknikirwan zulkifli
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiCharis Muhammad
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasisyamsul huda
 
Ppt.analisis kegagalan logam
Ppt.analisis kegagalan logamPpt.analisis kegagalan logam
Ppt.analisis kegagalan logamLailatul Arofah
 
Dasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinDasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinRinaldi Sihombing
 

What's hot (20)

Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)
 
DRAWING PROSES
DRAWING PROSESDRAWING PROSES
DRAWING PROSES
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
Makalah Produksi bearing
Makalah Produksi bearingMakalah Produksi bearing
Makalah Produksi bearing
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan proses
 
metalurgi serbuk
metalurgi serbukmetalurgi serbuk
metalurgi serbuk
 
Kinematika dan Dinamika (Bag 1)
Kinematika dan Dinamika (Bag 1)Kinematika dan Dinamika (Bag 1)
Kinematika dan Dinamika (Bag 1)
 
Tugas proses pengecoran Zakir_14Feb
Tugas proses pengecoran Zakir_14FebTugas proses pengecoran Zakir_14Feb
Tugas proses pengecoran Zakir_14Feb
 
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
 
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)
 
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHINGMENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
 
Laju korosi
Laju korosiLaju korosi
Laju korosi
 
Tugas 1 ekonomi teknik
Tugas 1 ekonomi teknikTugas 1 ekonomi teknik
Tugas 1 ekonomi teknik
 
heat treatment
heat treatmentheat treatment
heat treatment
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - Rantai
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasi
 
Ppt.analisis kegagalan logam
Ppt.analisis kegagalan logamPpt.analisis kegagalan logam
Ppt.analisis kegagalan logam
 
Dasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinDasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesin
 
Sentrifugal
SentrifugalSentrifugal
Sentrifugal
 

Similar to Proses pengecoran

Similar to Proses pengecoran (20)

Pengecoran1
Pengecoran1Pengecoran1
Pengecoran1
 
proses pengecoran logam
proses pengecoran logamproses pengecoran logam
proses pengecoran logam
 
Download
DownloadDownload
Download
 
Kelompok 1.
Kelompok 1.Kelompok 1.
Kelompok 1.
 
PROSES PENGECORAN LOGAM.pptx
PROSES PENGECORAN LOGAM.pptxPROSES PENGECORAN LOGAM.pptx
PROSES PENGECORAN LOGAM.pptx
 
Modul dasar pembentukan_logam_smk
Modul dasar pembentukan_logam_smkModul dasar pembentukan_logam_smk
Modul dasar pembentukan_logam_smk
 
Kelompok 4.pptx
Kelompok 4.pptxKelompok 4.pptx
Kelompok 4.pptx
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
Sand casting
Sand castingSand casting
Sand casting
 
Presentasi kelompok 3
Presentasi kelompok 3Presentasi kelompok 3
Presentasi kelompok 3
 
Proses pembentukan piston
Proses pembentukan pistonProses pembentukan piston
Proses pembentukan piston
 
Tpl
TplTpl
Tpl
 
KELOMPOK 5 TPL.pptx
KELOMPOK 5 TPL.pptxKELOMPOK 5 TPL.pptx
KELOMPOK 5 TPL.pptx
 
1710499.pdf.pdf
1710499.pdf.pdf1710499.pdf.pdf
1710499.pdf.pdf
 
CACAT PENGECORAN.pptx
CACAT PENGECORAN.pptxCACAT PENGECORAN.pptx
CACAT PENGECORAN.pptx
 
2 -pembentukan_logam
2  -pembentukan_logam2  -pembentukan_logam
2 -pembentukan_logam
 
2 -pembentukan_logam
2  -pembentukan_logam2  -pembentukan_logam
2 -pembentukan_logam
 
Proses manufaktur
Proses manufakturProses manufaktur
Proses manufaktur
 
2 pembentukan logam
2   pembentukan logam2   pembentukan logam
2 pembentukan logam
 
RPP Pembuatan Inti dan Cetakan
RPP Pembuatan Inti dan CetakanRPP Pembuatan Inti dan Cetakan
RPP Pembuatan Inti dan Cetakan
 

Recently uploaded

QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxdpcaskonasoki
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksiPPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksimanotartamba555
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranSintaMarlina3
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 

Recently uploaded (10)

QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksiPPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 

Proses pengecoran

  • 2. Proses Pengecoran Adalah suatu proses pembuatan yang pada dasarnya merubah bentuk logam dengan cara mencairkan logam, kemudian dimasukkan kedalam suatu cetakan dengan dituang atau ditekan. Dimana di dalam cetakan ini logam cair akan membeku dan menyusut.
  • 3. Berdasarkan Jenis bahan model, bahan cetakan dan cara penuangannya 1. Proses pengecoran dengan bahan pasir sebagai bahan cetakan (Sand Casting). 2. Proses pengecoran sentrifugal (Centrifugal Casting). 3. Proses pengecoran dengan cetakan permanen(Permanent Mold Casting). 4. Proses pengecoran cetak-tekan (Die Casting). 5. Proses pengecoran dengan pola hilang. (Investment Casting).
  • 4. Proses pengecoran dengan bahan pasir sebagai bahan cetakan (Sand Casting). Yaitu proses pengecoran yang menggunakan pasir sebagai bahan cetakannya.
  • 11. Macam Produk dari Hot Rolled Coil
  • 17. Pembuatan Pola Pola adalah bentuk tiruan dari benda kerja yang sebenarnya dan digunakan untuk membuat rongga cetakan.  Kayu : digunakan untuk jumlah produksi terbatas, sehingga tidak perlu menggunakan bahan yang awet, tetapi biaya relatif murah dan mudah dibentuk;  Logam : digunakan untuk jumlah produksi yang besar, sehingga lebih awet dalam penggunaannya;  Jenis logam yang sering digunakan : 1. Kuningan, 2. Besi cor, dan 3. Aluminium  Stirofoam (polistiren) : digunakan untuk pola sekali pakai.
  • 18. Ketentuan Pembuatan Pola 1. Pola harus mudah dikeluarkan dari cetakan. 2. Penempatan inti harus mudah. 3. Sistem saluran harus dibuat sempurna untuk mendapatkan aliran logam cair yang optimum. 4. Penentuan permukaan pisah sehemat mungkin dan membutuhkan ketelitian yang tinggi.
  • 19. Faktor-faktor Lain Dalam Perencanaan Pola 1. Penyusutan. 2. Tambahan material untuk penyelesaian mesin. 3. Sudut kemiringan. 4. Distorsi. 5. Bidang Pemisah. 6. Bagian-bagian yang mengalami perubahan tebal.
  • 20. Macam - macam Pola 1. Pola Tunggal. 2. Pola Terbelah. 3. Pola yang dapat dibongkar pasang (pola Terlepas). 4. Pola Ganda. 5. Pola Berpasangan. 6. Pola Khusus.
  • 21. JENIS, BAHAN, DAN KONSTRUKSI POLA Gambar Berbagai jenis pola yang dapat dipakai berulang-ulang A. Pola tunggal; B. Pola belah; C. Pola terpisah; D. Pola dengan pengalir; E. Pola dengan papan penyambung; F. Pola roda dengan penuntun; G. Pola sipat/pola sapu.
  • 22. Gambar A. Pola sekali pakai B. Hasil Pengecoran Pola sekali pakai : A B Pola sekali pakai, ditinggalkan dalam cetakan dan dibiarkan menguap. Oleh karena itu pola jenis ini merupakan pola tunggal yang telah dilengkapi dengan sistem saluran masuk, pengalir, dan penambah.
  • 23. Pembuatan Inti Yaitu suatu bentuk dari pasir yang dipasang pada rongga cetakan untuk mencegah pengisian logam cair pada bagian yang seharusnya berbentuk lubang atau rongga dalam coran. Beberapa macam inti, yaitu untuk inti minyak, inti Co2, Inti udara, dll.
  • 24. Inti Basah Yaitu inti yang dipasang bersamaan pada saat pembuatan cetakan. Kerugiannya : 1. Biasanya lemah, tidak bisa menggantung. 2. Pasir mudah gugur. 3. Kedudukan kurang teliti.
  • 25. Inti Kering Yaitu inti yang dibuat secara terpisah dan dipasang setelah pola dikeluarkan. Sifat-sifat yang harus dimiliki inti kering : 1. Cukup kuat dan keras setelah dipanaskan 2. Cukup porus. 3. Harus dapat hancur pada saat logam cair memadat. 4. Harus mempunyai permukaan yang licin. 5. Tahan panas. 6. Diusahakan materialnya tidak banyak mengeluarkan gas.
  • 27. Pembuatan Cetakan Pembuatan cetakan bawah (drag) : 1. Dasar cetakan dibuat dari kayu (datar/rata). 2. Pola dan rangka cetak (30-50 mm) untuk drag ditaruh diatas kayu. 3. Drag diisi pasir penuh, kemudian dipadatkan dengan baik. 4. Drag dibalik, permukaan cetakan ditaburi pasir kering dan halus.
  • 28. 1. Pemasangan sistem saluran (cawan tuang, saluran turun, saluran masuk ). 2. Dasar cetakan dibuat dari kayu (datar/rata). 3. Pola dan rangka cetak (30-50 mm) untuk drag ditaruh diatas kayu. 4. Kup diisi pasir penuh, kemudian dipadatkan dengan baik. 5. Kup dibalik, permukaan cetakan ditaburi pasir kering dan halus. Pembuatan cetakan atas (kup) :
  • 29. 11-3 Keuntungan Pembentukan dengan Cetakan : • Laju produksi tinggi, • Finishing lebih baik, • Toleransi dimensi lebih baik, • Sifat mekanik lebih baik. Proses Pengecoran : • Pengecoran biasa, pengisian rongga cetakan dilakukan tanpa tekanan; • Pengecoran khusus, pengisian rongga cetakan dilakukan dengan tekanan.
  • 30. JENIS CETAKAN Berdasarkan bahan yang dipakai : Berdasarkan cara pemakaian : • cetakan pasir, • cetakan lempung, • cetakan logam, • cetakan khusus 1. Cetakan tidak permanen : hanya dapat digunakan satu kali saja. Contoh : • cetakan pasir (sand casting), • cetakan kulit (shell mold casting), • Cetakan presisi (precision casting). 2. Cetakan permanen : dapat digunakan berulang-ulang. Contoh : • gravity permanent mold casting, • pressure die casting, • centrifugal die casting.
  • 31. Cetakan Pasir : Gambar Bagian-bagian penting cetakan pasir • cawan tuang (pouring basin), • saluran turun (sprue), • saluran masuk (gate), • pola (pattern), • bagian atas cetakan (cope), • bagian bawah cetakan (drug), • alas cetakan (bottom board), • baut pena (pin), • pengunci (lug), • sambungan pemisah (joint for parting),
  • 32. Prosedur pembuatan cetakan pasir : 1. Dengan pola yang dapat dipakai berulang-ulang; pasir dipadatkan disekitar pola, kemudian pola dikeluar- kan, rongga yang terbentuk diisi dengan logam cair. 2. Dengan pola sekali pakai; pola dibuat dari polisteren atau sejenisnya dan tidak dikeluarkan, pola menguap pada saat logam cair dituangkan ke dalam cetakan.
  • 33. Prosedur pembuatan cetakan pasir dengan pola yang dapat dipakai berulang-ulang :
  • 34. Prosedur pembuatan cetakan pasir dengan pola sekali pakai :
  • 35.  Sangat tepat untuk mengecor benda-benda dalam jumlah kecil;  Tidak memerlukan pemesinan lagi;  Menghemat bahan coran;  Permukaan mulus;  Tidak diperlukan pembuatan pola kayu yang rumit;  Tidak diperlukan inti dan kotak inti;  Pengecoran jauh lebih sederhana. Keuntungan Pengecoran dengan Pola Sekali Pakai :
  • 36. Kerugian Pengecoran dengan Pola Sekali Pakai : Pola rusak sewaktu dilakukan pengecoran; Pola lebih mudah rusak, oleh karena itu memer-lukan penanganan khusus lebih sederhanan; Pada pembuatan pola tidak dapat digunakan mesin mekanik; Tidak ada kemungkinan untuk memeriksa keadaan rongga cetakan.
  • 37. SALURAN MASUK, DAN PENAMBAH Sistem Saluran Masuk : berfungsi untuk mengalir- kan logam cair ke dalam rongga cetakan.  Cawan tuang;  Saluran turun;  Pengalir;  Saluran masuk.
  • 38.  Turbulensi aliran masuk ke rongga cetakan pada dasar atau dekat dasarnya harus seminimal mung- kin, terutama untuk benda cor yang kecil;  Harus dihindari terjadinya pengikisan terhadap dinding dan rongga cetakan, dengan mengatur aliran logam cair secara baik;  Logam harus dapat masuk ke rongga cetakan sedemikianrupa, sehingga terjadi pembekuan (solidifikasi) terarah;  Slag, kotoran, atau partikel asing tidak boleh masuk ke rongga cetakan. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam merancang sistem saluran masuk :
  • 39. Penambah (riser) : dibuat sebagai cadangan logam cair untuk mengimbangi penyusutan (shrinkage) dalam pembekuan dari coran. Logam cair dalam penambah harus membeku lebih lambat dari coran. Jenis Penambah : A. Terbuka, B. Buntu.
  • 40.  Berhubungan dengan udara luar ⇒ pembekuan logam cair lebih cepat • Tidak berhubungan dengan udara luar ⇒ pembekuan logam cair lebih lambat • Pembekuan cepat ⇒ dibutuhkan cadangan logam cair lebih banyak ⇒ harus dibuat lebih besar • Besar ⇒ kurang ekonomis • Pembekuan lambat ⇒ dibutuhkan lebih sedikit logam cair ⇒ dapat dibuat lebih kecil • Kecil ⇒ lebih ekonomis • Besar dan terbuka ⇒ lebih mudah dibuat • Kecil dan tertutup ⇒ lebih sulit dibuat Penambah buntuPenambah terbuka Penambah buntu dan penambah terbuka :
  • 41. Mesin-mesin Pembuat Cetakan 1. Mesin Guncang (Jolt Machine) Mesin ini berfungsi untuk menaik-turunkan pasir dalam rangka cetakan sampai mencapai kepadatan tertentu. Mesin ini hanya cocok untuk cetakan yang besar, karena proses satu persatu.
  • 43. Mesin Desak (Squeeze Machine) Yaitu mesin yang berfungsi untuk menekan pasir yang berada dalam rangka cetakan untuk mencapai kepadatan tertentu. Mesin ini cocok dipakai untuk pembuatan benda kerja yang tipis.
  • 45. MesinGuncang Desak (Jolt-Squeeze Machine) Yaitu mesin yang berfungsi untuk mengguncang dahulu dengan cara menaik - turunkan dan kemudian menekan pasir yang berada di dalam cetakan untuk memperoleh kepadatan yang merata di seluruh bagian. Pada mesin ini cetakan atas dan bawah dapat dikerjakan secara bersama-sama.
  • 46. Gambar Mesin Guncang-Desak Katup desak Katup getar Katup guncang
  • 47. Mesin Pelempar Pasir (Sand Slinger) Yaitu mesin yang berfungsi untuk melemparkan pasir kedalam cetakan melalui sudu-sudu yang diputar dengan kecepatan tinggi untuk memperoleh kekerasan dan kepadatan yang diinginkan.
  • 50. Syarat Pasir Cetak 1. Tahan panas. 2. Mempunyai sifat mampu bentuk. 3. Permeabilitas yang cocok dan sesuai. 4. Distribusi dan keseragaman besar butir yang sesuai. 5. Komposisi yang sesuai. 6. Mampu untuk dipakai lagi. 7. Harganya murah.
  • 51. Proses Pengecoran Proses pengecoran ini dibagi menjadi : 1. Pengecoran permanen dengan tekanan rendah. 2. Pengecoran permanen dengan gravitasi. 3. Pengecoran tuang. 4. Pengecoran dengan tekanan atau pengecoran corthias.
  • 52. Pengecoran permanen dengan tekanan rendah Pada proses pengecoran ini yaitu cetakan diletakkan diatas dapur induksi, dan gas mulia dialirkan kedalam dapur yang membuat logam cair naik ke cetakan melalui saluran masuk dari batu tahan api. Proses ini sangat ekonomis bila laju produksi berkisar 5000 – 50.000 buah pertahun.
  • 53. Pengecoran permanen dengan gravitasi Yaitu proses pengecoran yang dilakukan dengan cara mengalirkan logam cair ke dalam cetakan tanpa tekanan sama sekali dan hanya akibat gaya gravitasi. Cetakan biasanya dilapisi dengan bahan tahan api dan karbon, guna mengurangi efek cil dan memudahkan pengeluaran coran.
  • 54. Pengecoran tuang Yaitu proses pengecoran yang dilakukan dengan cara mengalirkan logam cair ke dalam cetakan tanpa tekanan. Proses ini lebih sederhana dan terbatas untuk logam-logam dengan titik lebur yang sangat rendah. Seperti : seng, timbal, dan barang kerajinan yang bersifat imitasi.
  • 55. Pengecoran dengan tekanan (pengecoran corthias) Yaitu proses pengecoran dengan cara cetakan diletakkan diatas dapur induksi, dan logam cair dialirkan kedalam dapur dengan diberikan tekanan yang membuat logam cair naik ke cetakan melalui saluran masuk dari batu tahan api, dan inti cetakan dipaksakan masuk ke dalam cetakan secara bersamaan.
  • 56. Proses Pengecoran Sentrifugal Proses pengecoran sentrifugal dibagi menjadi 3 macam yaitu : 1. Pengecoran sentrifugal sejati. 2. Pengecoran semi sentrifugal. 3. Pengecoran Sentrifuging.
  • 57. Pengecoran sentrifugal sejati Yaitu proses pengecoran yang banyak dipakai untuk pembuatan pipa, lapisan mesin, dan benda yang simetris. Dengan cara cetakan diputar mengitari sumbu horisontal atau vertikal, dan logam cair diturunkan pada ujungnya.
  • 60. Pengecoran semi sentrifugal Pada proses ini dilakukan dengan logam cair diisi penuh dari atas cetakan, cetakan diputar pelan secara sentrifugal dan gravitasi. Produk yang dihasilkan roda mobil yang bisa dilakukan tunggal ataupun yang lebih dari satu.
  • 61. Pengecoran Sentrifuging Yaitu proses pengerjaan dengan cara logam cair dilakukan dari atas pada bagian tengah dari cetakan atas yang kemudian dihubungkan secara radial dengan tengah, gaya sentrifugal yang ada dalam logam cair akan membuat coran yang padat.
  • 63. Cetak-Tekan (Die Casting) Proses ini menggunakan tekanan yang tinggi di dalam memasukkan logam cair ke dalam rongga cetakan. Cetakan dibuat dari baja khusus yang dikenal dengan “dies” atau “matriis”.
  • 64. Keuntungan proses Cetak-Tekan (Die Casting) 1. Tidak memerlukan proses penyelesaian. 2. Ukuran dan bentuk benda kerja sangat tepat. 3. Baik untuk produksi tinggi. 4. Bahan sisa rendah dikarenakan (saluran turun, pengalir, dan saluran masuk) dapat dilebur kembali.
  • 65. Kerugian proses Cetak-Tekan (Die Casting) 1. Harga mesin dan cetakan mahal. 2. Untuk jumlah produksi kecil tidak menguntungkan. 3. Umur cetakan logam berkurang dengan naiknya suhu logam. 4. Hasil cetakan harus segera dikeluarkan. 5. Sering terjadi efek cil atau logam tidak seluruhnya jadi satu, dan sering hasil coran tidak merata.
  • 66. Cetakan Plaster (Plaster Mold Casting) Yaitu proses pengecoran yang tidak permanen, cetakan hanya untuk sekali pemakaian, dan khusus untuk pengecoran logam non ferrous.
  • 67. Keuntungannya 1. Ketelitian ukuran tinggi. 2. Permukaan coran halus. 3. Cetakan plaster khusus untuk penggunaan cil.
  • 68. Kerugiannya 1. Ongkos produksi mahal. 2. Permeabilitas cetakan plaster sedikit rendah, hingga diperlukan proses vakum.
  • 69. Pola Hilang (Investment Casting) Proses pengecoran ini seringkali disebut dengan pengecoran presisi, karena hasil coran mempunyai tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Proses ini memakai pola dari lilin yang kemudian dibungkus dengan pembungkus bahan cetakan, kemudian dipanaskan untuk mengeluarkan lilin dalam cetakan dan cetakan siap digunakan kalau sudah kering.
  • 70. Keuntungannya 1. Memungkinkan untuk memproduksi benda kerja yang kompleks dan presisi dengan permukaan yang halus. 2. Dapat dipakai untuk mengecor semua jenis logam. 3. Coran tidak memerlukan pengerjaan lanjut. 4. Tidak ada bekas sambungan cetakan. 5. Mudah untuk pengontrolan sifat metalurgi logam.
  • 71. Karakteristik Pembekuan Pembekuan (solidifikasi) : transformasi logam cair kem- bali ke bentuk padatnya. • Solidifikasi logam murni ; logam murni membeku pada temperatur konstan yaitu sama dengan tem- peratur pembekuannya/ temperatur leburnya.
  • 72. • Solidifikasi paduan; Paduan pada umumnya mem- beku pada daerah temperatur tertentu.
  • 73. Shrinkage : adalah penyusutan pada daerah tertentu yang dapat menimbulkan cacat-cacat coran (berupa rongga-rongga atau retak) Tahapan terjadinya shrinkage : • Penyusutan yang terja- di selama pendinginan fase cair (sebelum ter- jadi solidifikasi); • Penyusutan yang terja- di pada saat perubahan fase cair ke fase padat; • Penyusutan yang terja- di selama pendinginan fase padat sampai tem- peratur kamar.
  • 74. Solidifikasi terarah ; untuk mengurangi pangaruh shrinkage dapat dilakukan dengan mengarahkan proses solidifikasi pada daerah tertentu, dengan cara : 1) Memasang penambah (riser); dengan memasang riser (gambar 11.6), maka daerah yang mengalami solidifikasi awal akan berada jauh dari sumber logam cair, sehingga shrinkage yang mungkin terjadi berada pada riser itu sendiri. Menurut hukum Chvorinov, riser diletakkan pada daerah yang memiliki rasio volume terhadap luas rendah, karena pada daerah tersebut akan me- ngalami solidifikasi paling cepat. Dengan menambahkan riser, maka solidifikasi dapat diperlambat sehingga kemungkinan terjadinya shrinkage dapat dihindarkan.
  • 75. 2) Memasang cil (chill) : Panas tertinggi dapat terjadi pada bagian-bagian tebal yang mengalami konsentrasi aliran panas paling tinggi, sehingga pada bagian tersebut kemungkinan akan terjadi shrinkage. Untuk mencegah terjadinya shrinkage tersebut dapat dipasang cil yaitu benda (terutama logam) yang diletak- kan pada bagian cetakan yang mendapat panas paling tinggi untuk mempercepat pendinginan sehingga bagian tersebut membeku pada waktu yang bersamaan dengan bagian lainnya.
  • 76. SIFAT-SIFAT PRODUK COR Dipengaruhi oleh : 1. Pendinginan yang cepat akan mengurangi ukuran sel. 2. Zat-zat penginti akan membantu pembentukan butir-butir eutektik halus bulat dan sifat mekanis yang bagus. 3. Terbentuknya struktur lamelar.
  • 77. SEGREGASI MAKRO Proses ini dimulai dari adanya segregasi mikro, yaitu variasi komposisi pada sebuah butir. Pada proses pembekuan akan memberikan perbedaan komposisi.
  • 78. MACAM SEGREGASI MAKRO 1. Segregasi Normal Terjadi bila permukaan padatan yang kurang lebih berbentuk bidang menggerakkan unsur pokok dengan titik lebur rendah menuju pusat.
  • 79. 2. Segregasi Balik Adalah ciri paduan larutan padat dengan pola pembekuan dendritik. 3. Segregasi Gravitasi Yaitu terjadi bila senyawa-senyawa, inklusi- inklusi yg tdk larut, atau logam yg dpt bercampur dalam cairan memiliki densitas yg sangat berbeda dgn leburannya, krn itu zat-zat ini akan mengambang atau tenggelam.
  • 80. VISKOSITAS Penuangan leburan ke dalam cetakan sangat dipengaruhi oleh viskositas/ kekentalan dari suatu larutan/cairan. Viskositas ini dapat diukur sebagai tegangan geser. Dimana tegangan geser adalah gaya per satuan luas yang bekerja pada cetakan tersebut.
  • 81. Viskositas berubah secara linier terhadap komposisi paduan, tetapi dapat juga menunjukkan variasi-variasi yang menyolok dalam batas-batas fasa tertentu. Viskositas maksimum pada batas kelarutan padat, dan minimum pada komposisi eutektik.
  • 82. FLUIDITAS Yaitu kemampuan suatu cairan untuk mengisi atau memenuhi suatu cetakan logam. Fluiditas dipengaruhi oleh beberapa faktor yang antara lain : 1. Fluiditas akan meningkat seiring dengan meningkatnya panas lanjut karena hal ini akan menurunkan viskositas dan menunda pembekuan. 2. Fluiditas akan meningkat dengan meningkatnya suhu cetakan, karena pembekuan akan menjadi lambat. 3. Tipe pembekuan memiliki efek yang besar. 4. Tegangan permukaan dan keberadaan lapisan oksida. 5. Bahan cetakan dan pelapis cetakan juga mempengaruhi ekstrasi panas pembasahan permukaan cetakan.