1. ROM DAN TRANSPORT PASIEN
Disusun oleh :
Kelompok 5
1. Duaji Iftinan Angka W (108113008)
2. Ginta Septiana (108114003)
3. Luciana Rahmawati (108114028)
4. Nilam Marwati (108114021)
5. Sumintri (108114048)
S1 Keperawatan
STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AJARAN 2014/2015
2. PEMBAHASAN
A. Pengertian Range Of Motion(ROM)
Range Of Motion (ROM) adalah tindakan/latihan otot atau persendian yang
diberikan kepada pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena penyakit, diabilitas,
atau trauma
B. Tujuan ROM
Untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan pada otot yang dapat
dilakukan aktif maupun pasif tergantung dengan keadaan pasien
1. ROM Ekstremitas Atas
1) Fleksi dan Ekstensi Leher (Spina, Serfikal)
Cara :
a. Menggerakan dagu menempel ke dada 45°
b. Mengembalikan kepala ke posisi tegak 45°
c. Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin 40-45°
d. Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin kearah setiap bahu
40-45°
e. Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler 180°
2) Abduksi dan Adduksi Bahu (90°) Hiperekstensi (45-60°)
Cara :
a. Atur posisi lengan pasien di samping badannya
b. Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan
pasien dengan tangan lainnya
c. Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya ke arah perawat (Abduksi)
d. Gerakkan lengan pasien mendekati tubuhnya (Adduksi)
e. Gerakkan lengan pasien kebelakang tubuh, siku tetap lurus (Hiperekstensi)
f. Kembalikan ke posisi semula
3) Pergelangan Tangan
Fleksi dan Ekstensi (80-90°)
Cara :
a. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk
dengan lengan
3. b. Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain
memegang pergelangan tangan pasien
Abduksi dan Adduksi (30°) dan Hiperekstensi (89-90°)
Cara :
a. Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari
b. Menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari
c. Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh mungkin
4) Fleksi dan Ekstensi Siku (150°)
Cara :
a. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak
mengarah ke tubuhnya
b. Letakan tangan di atas siku pasien dan pegang tanganya mendekat bahu
c. Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya
5) Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah (70-90°)
Cara :
a. Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien dengan siku menekuk
b. Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan pasien dan pegang
tangan pasien dengan tangan lainnya
c. Putar lengan bawah pasien sehingga telapaknya menjauhinya
d. Kembalikan ke posisi semula
e. Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangannya menghadap ke
arahnya
f. Kembalikan ke posisi semula
6) Jari- jari tangan
Fleksi dan Ekstensi (90°)
Cara :
a. Genggang tangan pasien
b. Luruskan tangan pasien kembali
Abduksi dan Adduksi (30°)
Cara :
a. Pegang tangan pasien
b. Merenggangkan tangan pasien satu-satu dengan yang lain
c. Merapatkan kembali tangan pasien
4. Hiperekstensi (30-60°)
a. Pegang tangan pasien
b. Gerakan jari-jari tangan kebelakang sejauh mungkin
2. ROM Ekstremitas Bawah
1) Infersi dan efersi kaki (10°)
Cara :
a. Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari dan pegang
pergelangan kaki dengan tangan satunya
b. Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya
c. Kembalikan ke posisi semula
d. Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang lain
e. Kembalikan ke posisi semula
2) Fleksi dan ekstensi pergelangan Kaki
Cara :
a. Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang
lain di atas pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan rilek
b. Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada pasien.
c. Kembalikan ke posisi semula
d. Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien
3) Fleksi dan Ekstensi lutut (120-130°)
Cara :
a. Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien dengan
tangan yang lain
b. Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha
c. Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin
d. Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas
4) Rotasi pangkal paha (90°)
Cara :
a. Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki dan satu tangan yang
lain di atas lutut
b. Putar kaki menjauhi perawat
c. Putar kaki ke arah perawat
d. Kembalikan ke posisi semula
5. 5) Abduksi dan Adduksi pangkal paha
Cara :
a. Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu tangan
pada tumit
b. Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari tempat
tidur, gerakkan kaki menjauhi badan pasien
c. Gerakkan kaki mendekati badan pasien
d. Kembalikan ke posisi semula
6) Kaki
Dorsal (20-30°)
a. Genggam kaki pasien
b. Gerakan kaki pasien sampai menekuk ke atas
Plantar (45-50°)
a. Genggam kaki pasien
b. Gerakan kaki pasien sampai menekuk ke bawah
7) Jari-jari
Fleksi dan Ekstensi (30-60°)
Cara :
a. Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan, sementara tang lain
memegang kaki
b. Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki ke bawah
c. Luruskan jari-jari kemudian dorong ke belakang
d. Kembalikan ke posisi semula
Abduksi dan Adduksi (15°)
Cara :
c. Pegang jari-jari kaki
d. Gerakan jari-jari kaki satu dengan jari yang lain
e. Merapatkan kembali jari-jari kaki kembali
6. C. Pengertian Transport Pasien
Transportasi Pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut
penderita/korban dari lokasi bencana ke sarana kesehatan yang memadai dengan aman
tanpa memperberat keadaan penderita ke sarana kesehatan yang memadai
D. Tujuan Transport Pasien
Tujuan system rujukan adalah agar pasien mendapatkan pertolongan pada
fasilitas pelayanan keseshatan yang lebih mampu sehinngga jiwanya dapat
terselamtkan, dengan demikian dapat meningkatkan AKI dan AKB
E. Memindahkan Pasienke Tempat Tidur
1. Kaji tingkat kenyamanan, toleransi aktivitas, kekuatan otot dan mobilisasi klien
2. Tinggikan tempat tidur dengan ketinggian yang nyaman untuk bekerja
3. Pindahkan bantal dan alat bantu yang digunakan klien pada posisi sebelumnya
4. Dapatkan bantuan tambahan bila diperlukan
7. 5. Jelaskan prosedur kepada klien
6. Tarik gorden dan tutup pintu
7. Cuci tangan
8. Letakkan tempat tidur pada posisi datar dengan roda tempat tidur terkunci
F. Memindahkan PasienDariTempat Tidur Ke Kursi Roda
1. Kaji kekuatan otot, mobilitasi sendi, paralisis atau paresis hipotensiortostatik,
toleransi aktivitas, tingkat kesadaran, tingkat kenyamanan, dan kemampuan klien
mengikuti intruksi
2. Siapkan peralatan dan persendian yang di butuhkan
a. Transfer belt (bila di butuhkan)
b. Kursi roda (Posisi kursi pada sudut 45 derajatdari tempat tidur, rem terkunci;
memindahkan kaki istirahat; rem tempat tidur terkunci
c. Branker (Posisi tempat tidur pada sudut 90 rem brenker terkunci, rem tempat
tidur terkunci)
3. Jelaskan prosedur pada klien
4. Tutup pintu atau gorden
5. Cuci tangan
G. Melatih Pasien Berjalan
Postur jalan normal adalah kepala tegak : vertebra servikal, thorakal, lumbar
sejajar; pinggul dan lutut beradadalam keadaan fleksi yang sesuai dan lengan bebas
mengayun bersama dengan kaki. Penyakit atau trauma dapat mengurangi toleransi
aktivitas, sehingga memerlukan bantuan dalam berjalan. Selain itu, kerusakan temporer
dan permanen pada sistem muskuloskeletal dan saraf memerlukan penggunaan
alatbantu untuk berjalan
Membantu Klien Berjalan seperti prosedur lain, membantu klien berjalan
membutuhkan persiapan. Perawat mengkaji toleransi aktivitas, kekuatan, nyeri,
koordinasi, dan keseimbangan klien untuk menentukan jumlah bantuan yang di
perlukan
8. Perawat menjelaskan seberapa jauh klien mencoba berjalan, siapa yang akan
membantu,kapan dilakukan kegitan berjalan dan mengapa berjalan itu penting. Selain
itu , perawat dan klien menentukan berapa banyak kemandirian klien dapat berikan
Perawat juga memeriksa lingkungan untuk memastikan tidak ada rintangan di
jalan klien. Kursi, penutup meja tempat tidur, kursi roda disingkirkan dari jalan
sehingga klien memiliki ruangan yang luas untuk berjalan
Sebelum memulai, menentukan tempat beristirahatpada kasus dengan perkiraan
kurang toleransi aktivitas atau klien menjadi pusing. Misalnya, jika diperlukan kursi
dapat ditempatkan di ruangan yang digunakan klien beristirahat
Untuk mencegah hipotensi ortostatik, klien harus dibantu untuk duduk di sisi
tempat tidur dan harus istirahat selama 1 sampai 2 menit sebelum berdiri, klien harus
tetap berdiri 1 sampai 2 menit sebelum bergerak. Kesimbangan klien harus stabil
sebelum berjalan. Sehingga perawat dapat segera membawa klien yang pusing kembali
ke tempat tidur. Periode imobilisasi yang lama memperbesar resiko hipotensi ketika
klien berdiri
Klien Hemiplegia (paralisis pada satu sisi) atau Hemiparesis (kelemahan pada
satu sisi) sering memerlukan bantuan jalan. Perawat selalu berdiri di samping bagian
tubuh klien yang sakit dan menyongkong klien dengan satu lengan memeluk pinggang
klien dan lengan lain mengelilingi lengan bagian inferior klien sehingga tanggan
perawat berada di bawah aksila klien. Memberikan sokongan dengan memegang lengan
klien adalah salah, karena perawat tidak mudah nyongkong berat untuk menurunkan
klien ke lantai jika klien pingsan atau jatuh, selain itu jika perawat memegang lengan
klien yang jatuh dapat menyebabkan dislokasi sendi bahu
H. MENGGUNAKAN ALAT BANTU BERJALAN
1. Walker
Walker adalah suatu alat yang sangat ringan, mudah dipindahkan, setinggi
pinggang, terbuat dari pipa logam. Walker mempunyai empat penyanggadan kaki
yang kokoh. Klien memegang pemegang tanpa pada batang di bagian atas,
melangkah, memindahkan Walker lebih lanjut, dan melangkah lagi
9. 2. Tongkat
Tongkat adalah alat yang ringan, mudah di pindahkan, setinggi pinggang, terbuat
dari kayu atau logam. Dua tipe tongkat umum adalah
a. Tongkat berkaki panjang lurus (Single Straight-Legged)
Tongkat berkaki lurus lebih umum dan di gunakan untuk sokongan dan
keseimbangan klien yang kekuatan kakinya menurun. Tongkat ini harus di
pakai disisi tubuh yang terkuat. Untuk sokongan maksimum ketika berjalan,
klien menempatkan tongkat berada di depan 15 sampai 25 cm, menjaga berat
badan pada kedua kaki klien. Kaki yang terkuat maju setelah tongkat sehingga
kaki terlemah dan berat badan di sokong oleh tongkat dan kaki terlemah. Untuk
berjalan, klien mengulangi tahap ini terus menerus. Klien di ajarkan bahwa
kedua titik penompang tersebut, seperti dua buah kaki atau satu kaki dan
tongkat akan muncul di setiap waktu
b. Tongkat berkaki segi empat (Quad Cane)
Tongkat empat kaki memberi sokongan yang terbesar dan di gunakan pada kaki
yang mengalami sebagian atau keseluruhan paralisis atau pun hemiplegia. Tiga
tahap yang sama di gunakan oleh tongkat berkaki lurus diajarkan kepada klien
3. Kruk
Kruk sering di gunakan untuk meningkatkan mobilisasi. Penggunaannya dapat
temporer, seperti pada setelah kerusakan ligamen di lutut. Kruk dapat di gunakan
permanen (contoh: Klien paralisis ekstremitas bawah). Kruk terbuat dari kayu atau
loga. Ada dua tipe Kruk: Kruk Lofstrand dengan menggunakan pengatur ganda atau
kruk lengan bawah dan kruk asila tersebut dari kayu. Kruk lengan bawah memiliki
sebuah peganggan tangan dan pembalut logam yang pas mengelilingi lengan
bawah. Kedua duanya yaitu pembalut logam dan peganggan tangan di atur agar
sesuai dengan tinggi klien. Kruk asila mempunyai garis permukaan yang seperti
bantalan pada bagian, di mana berada tempat di bawah aksila. Pegangan tangan
berbentuk batangan yang dipegang setinggi telapak tanggan untuk menyongkong
tubuh. Kruk harus di ukur panjang yang sesuai, dan klien harus di ajarkan
menggunakan kruk mereka dengan aman, mencapai kesetabilan gaya berjalan, naik
dan turun tangga, dan bangkit dari duduk