SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 10
ROM DAN TRANSPORT PASIEN
Disusun oleh :
Kelompok 5
1. Duaji Iftinan Angka W (108113008)
2. Ginta Septiana (108114003)
3. Luciana Rahmawati (108114028)
4. Nilam Marwati (108114021)
5. Sumintri (108114048)
S1 Keperawatan
STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AJARAN 2014/2015
PEMBAHASAN
A. Pengertian Range Of Motion(ROM)
Range Of Motion (ROM) adalah tindakan/latihan otot atau persendian yang
diberikan kepada pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena penyakit, diabilitas,
atau trauma
B. Tujuan ROM
Untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan pada otot yang dapat
dilakukan aktif maupun pasif tergantung dengan keadaan pasien
1. ROM Ekstremitas Atas
1) Fleksi dan Ekstensi Leher (Spina, Serfikal)
Cara :
a. Menggerakan dagu menempel ke dada 45°
b. Mengembalikan kepala ke posisi tegak 45°
c. Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin 40-45°
d. Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin kearah setiap bahu
40-45°
e. Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler 180°
2) Abduksi dan Adduksi Bahu (90°) Hiperekstensi (45-60°)
Cara :
a. Atur posisi lengan pasien di samping badannya
b. Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan
pasien dengan tangan lainnya
c. Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya ke arah perawat (Abduksi)
d. Gerakkan lengan pasien mendekati tubuhnya (Adduksi)
e. Gerakkan lengan pasien kebelakang tubuh, siku tetap lurus (Hiperekstensi)
f. Kembalikan ke posisi semula
3) Pergelangan Tangan
Fleksi dan Ekstensi (80-90°)
Cara :
a. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk
dengan lengan
b. Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain
memegang pergelangan tangan pasien
Abduksi dan Adduksi (30°) dan Hiperekstensi (89-90°)
Cara :
a. Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari
b. Menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari
c. Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh mungkin
4) Fleksi dan Ekstensi Siku (150°)
Cara :
a. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak
mengarah ke tubuhnya
b. Letakan tangan di atas siku pasien dan pegang tanganya mendekat bahu
c. Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya
5) Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah (70-90°)
Cara :
a. Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien dengan siku menekuk
b. Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan pasien dan pegang
tangan pasien dengan tangan lainnya
c. Putar lengan bawah pasien sehingga telapaknya menjauhinya
d. Kembalikan ke posisi semula
e. Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangannya menghadap ke
arahnya
f. Kembalikan ke posisi semula
6) Jari- jari tangan
Fleksi dan Ekstensi (90°)
Cara :
a. Genggang tangan pasien
b. Luruskan tangan pasien kembali
Abduksi dan Adduksi (30°)
Cara :
a. Pegang tangan pasien
b. Merenggangkan tangan pasien satu-satu dengan yang lain
c. Merapatkan kembali tangan pasien
Hiperekstensi (30-60°)
a. Pegang tangan pasien
b. Gerakan jari-jari tangan kebelakang sejauh mungkin
2. ROM Ekstremitas Bawah
1) Infersi dan efersi kaki (10°)
Cara :
a. Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari dan pegang
pergelangan kaki dengan tangan satunya
b. Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya
c. Kembalikan ke posisi semula
d. Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang lain
e. Kembalikan ke posisi semula
2) Fleksi dan ekstensi pergelangan Kaki
Cara :
a. Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang
lain di atas pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan rilek
b. Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada pasien.
c. Kembalikan ke posisi semula
d. Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien
3) Fleksi dan Ekstensi lutut (120-130°)
Cara :
a. Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien dengan
tangan yang lain
b. Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha
c. Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin
d. Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas
4) Rotasi pangkal paha (90°)
Cara :
a. Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki dan satu tangan yang
lain di atas lutut
b. Putar kaki menjauhi perawat
c. Putar kaki ke arah perawat
d. Kembalikan ke posisi semula
5) Abduksi dan Adduksi pangkal paha
Cara :
a. Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu tangan
pada tumit
b. Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari tempat
tidur, gerakkan kaki menjauhi badan pasien
c. Gerakkan kaki mendekati badan pasien
d. Kembalikan ke posisi semula
6) Kaki
Dorsal (20-30°)
a. Genggam kaki pasien
b. Gerakan kaki pasien sampai menekuk ke atas
Plantar (45-50°)
a. Genggam kaki pasien
b. Gerakan kaki pasien sampai menekuk ke bawah
7) Jari-jari
Fleksi dan Ekstensi (30-60°)
Cara :
a. Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan, sementara tang lain
memegang kaki
b. Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki ke bawah
c. Luruskan jari-jari kemudian dorong ke belakang
d. Kembalikan ke posisi semula
Abduksi dan Adduksi (15°)
Cara :
c. Pegang jari-jari kaki
d. Gerakan jari-jari kaki satu dengan jari yang lain
e. Merapatkan kembali jari-jari kaki kembali
C. Pengertian Transport Pasien
Transportasi Pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut
penderita/korban dari lokasi bencana ke sarana kesehatan yang memadai dengan aman
tanpa memperberat keadaan penderita ke sarana kesehatan yang memadai
D. Tujuan Transport Pasien
Tujuan system rujukan adalah agar pasien mendapatkan pertolongan pada
fasilitas pelayanan keseshatan yang lebih mampu sehinngga jiwanya dapat
terselamtkan, dengan demikian dapat meningkatkan AKI dan AKB
E. Memindahkan Pasienke Tempat Tidur
1. Kaji tingkat kenyamanan, toleransi aktivitas, kekuatan otot dan mobilisasi klien
2. Tinggikan tempat tidur dengan ketinggian yang nyaman untuk bekerja
3. Pindahkan bantal dan alat bantu yang digunakan klien pada posisi sebelumnya
4. Dapatkan bantuan tambahan bila diperlukan
5. Jelaskan prosedur kepada klien
6. Tarik gorden dan tutup pintu
7. Cuci tangan
8. Letakkan tempat tidur pada posisi datar dengan roda tempat tidur terkunci
F. Memindahkan PasienDariTempat Tidur Ke Kursi Roda
1. Kaji kekuatan otot, mobilitasi sendi, paralisis atau paresis hipotensiortostatik,
toleransi aktivitas, tingkat kesadaran, tingkat kenyamanan, dan kemampuan klien
mengikuti intruksi
2. Siapkan peralatan dan persendian yang di butuhkan
a. Transfer belt (bila di butuhkan)
b. Kursi roda (Posisi kursi pada sudut 45 derajatdari tempat tidur, rem terkunci;
memindahkan kaki istirahat; rem tempat tidur terkunci
c. Branker (Posisi tempat tidur pada sudut 90 rem brenker terkunci, rem tempat
tidur terkunci)
3. Jelaskan prosedur pada klien
4. Tutup pintu atau gorden
5. Cuci tangan
G. Melatih Pasien Berjalan
Postur jalan normal adalah kepala tegak : vertebra servikal, thorakal, lumbar
sejajar; pinggul dan lutut beradadalam keadaan fleksi yang sesuai dan lengan bebas
mengayun bersama dengan kaki. Penyakit atau trauma dapat mengurangi toleransi
aktivitas, sehingga memerlukan bantuan dalam berjalan. Selain itu, kerusakan temporer
dan permanen pada sistem muskuloskeletal dan saraf memerlukan penggunaan
alatbantu untuk berjalan
Membantu Klien Berjalan seperti prosedur lain, membantu klien berjalan
membutuhkan persiapan. Perawat mengkaji toleransi aktivitas, kekuatan, nyeri,
koordinasi, dan keseimbangan klien untuk menentukan jumlah bantuan yang di
perlukan
Perawat menjelaskan seberapa jauh klien mencoba berjalan, siapa yang akan
membantu,kapan dilakukan kegitan berjalan dan mengapa berjalan itu penting. Selain
itu , perawat dan klien menentukan berapa banyak kemandirian klien dapat berikan
Perawat juga memeriksa lingkungan untuk memastikan tidak ada rintangan di
jalan klien. Kursi, penutup meja tempat tidur, kursi roda disingkirkan dari jalan
sehingga klien memiliki ruangan yang luas untuk berjalan
Sebelum memulai, menentukan tempat beristirahatpada kasus dengan perkiraan
kurang toleransi aktivitas atau klien menjadi pusing. Misalnya, jika diperlukan kursi
dapat ditempatkan di ruangan yang digunakan klien beristirahat
Untuk mencegah hipotensi ortostatik, klien harus dibantu untuk duduk di sisi
tempat tidur dan harus istirahat selama 1 sampai 2 menit sebelum berdiri, klien harus
tetap berdiri 1 sampai 2 menit sebelum bergerak. Kesimbangan klien harus stabil
sebelum berjalan. Sehingga perawat dapat segera membawa klien yang pusing kembali
ke tempat tidur. Periode imobilisasi yang lama memperbesar resiko hipotensi ketika
klien berdiri
Klien Hemiplegia (paralisis pada satu sisi) atau Hemiparesis (kelemahan pada
satu sisi) sering memerlukan bantuan jalan. Perawat selalu berdiri di samping bagian
tubuh klien yang sakit dan menyongkong klien dengan satu lengan memeluk pinggang
klien dan lengan lain mengelilingi lengan bagian inferior klien sehingga tanggan
perawat berada di bawah aksila klien. Memberikan sokongan dengan memegang lengan
klien adalah salah, karena perawat tidak mudah nyongkong berat untuk menurunkan
klien ke lantai jika klien pingsan atau jatuh, selain itu jika perawat memegang lengan
klien yang jatuh dapat menyebabkan dislokasi sendi bahu
H. MENGGUNAKAN ALAT BANTU BERJALAN
1. Walker
Walker adalah suatu alat yang sangat ringan, mudah dipindahkan, setinggi
pinggang, terbuat dari pipa logam. Walker mempunyai empat penyanggadan kaki
yang kokoh. Klien memegang pemegang tanpa pada batang di bagian atas,
melangkah, memindahkan Walker lebih lanjut, dan melangkah lagi
2. Tongkat
Tongkat adalah alat yang ringan, mudah di pindahkan, setinggi pinggang, terbuat
dari kayu atau logam. Dua tipe tongkat umum adalah
a. Tongkat berkaki panjang lurus (Single Straight-Legged)
Tongkat berkaki lurus lebih umum dan di gunakan untuk sokongan dan
keseimbangan klien yang kekuatan kakinya menurun. Tongkat ini harus di
pakai disisi tubuh yang terkuat. Untuk sokongan maksimum ketika berjalan,
klien menempatkan tongkat berada di depan 15 sampai 25 cm, menjaga berat
badan pada kedua kaki klien. Kaki yang terkuat maju setelah tongkat sehingga
kaki terlemah dan berat badan di sokong oleh tongkat dan kaki terlemah. Untuk
berjalan, klien mengulangi tahap ini terus menerus. Klien di ajarkan bahwa
kedua titik penompang tersebut, seperti dua buah kaki atau satu kaki dan
tongkat akan muncul di setiap waktu
b. Tongkat berkaki segi empat (Quad Cane)
Tongkat empat kaki memberi sokongan yang terbesar dan di gunakan pada kaki
yang mengalami sebagian atau keseluruhan paralisis atau pun hemiplegia. Tiga
tahap yang sama di gunakan oleh tongkat berkaki lurus diajarkan kepada klien
3. Kruk
Kruk sering di gunakan untuk meningkatkan mobilisasi. Penggunaannya dapat
temporer, seperti pada setelah kerusakan ligamen di lutut. Kruk dapat di gunakan
permanen (contoh: Klien paralisis ekstremitas bawah). Kruk terbuat dari kayu atau
loga. Ada dua tipe Kruk: Kruk Lofstrand dengan menggunakan pengatur ganda atau
kruk lengan bawah dan kruk asila tersebut dari kayu. Kruk lengan bawah memiliki
sebuah peganggan tangan dan pembalut logam yang pas mengelilingi lengan
bawah. Kedua duanya yaitu pembalut logam dan peganggan tangan di atur agar
sesuai dengan tinggi klien. Kruk asila mempunyai garis permukaan yang seperti
bantalan pada bagian, di mana berada tempat di bawah aksila. Pegangan tangan
berbentuk batangan yang dipegang setinggi telapak tanggan untuk menyongkong
tubuh. Kruk harus di ukur panjang yang sesuai, dan klien harus di ajarkan
menggunakan kruk mereka dengan aman, mencapai kesetabilan gaya berjalan, naik
dan turun tangga, dan bangkit dari duduk
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahtransportpasien0928.blogspot.co.id/2013/04/transport-pasien.html
http://seputarkesehatandankeperawatan.blogspot.co.id/2014/08/range-of-motion-rom.html
http://dewi-ilmukeperawatan.blogspot.co.id/2011/12/menbantu-klien-dalam-mobilisasi.html

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pemindahan pesakit lecture 6
Pemindahan pesakit  lecture 6Pemindahan pesakit  lecture 6
Pemindahan pesakit lecture 6Lee Oi Wah
 
Mengatur posisi
Mengatur posisiMengatur posisi
Mengatur posisiharuna_06
 
Jenis jenis pengaturan posisi tubuh pada pasien
Jenis jenis pengaturan posisi tubuh pada pasienJenis jenis pengaturan posisi tubuh pada pasien
Jenis jenis pengaturan posisi tubuh pada pasienChingu Eli
 
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitus
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitusTeknik mobilisasi pada pasien dekubitus
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitusSri Nala
 
Transport pasien & body aligment
Transport pasien & body aligmentTransport pasien & body aligment
Transport pasien & body aligmentCahya
 
Makalah kdtk
Makalah kdtkMakalah kdtk
Makalah kdtkAweik Be
 
M6 kb4 tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
M6 kb4   tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fixM6 kb4   tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
M6 kb4 tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fixppghybrid4
 
Mekanik badan (body mechanics)
Mekanik badan (body mechanics)Mekanik badan (body mechanics)
Mekanik badan (body mechanics)Muhammad Nasrullah
 
Range of motion ( ROM ) by Verar
Range of motion ( ROM ) by VerarRange of motion ( ROM ) by Verar
Range of motion ( ROM ) by VerarVerar Oka
 
Jenis jenis pemberian posisi tubuh pada pasien
Jenis jenis pemberian posisi tubuh pada pasienJenis jenis pemberian posisi tubuh pada pasien
Jenis jenis pemberian posisi tubuh pada pasienWarung Bidan
 
05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadarrickygunawan84
 

La actualidad más candente (20)

Ambulasi dan mobilisasi AKPER MUNA
Ambulasi dan mobilisasi AKPER MUNA Ambulasi dan mobilisasi AKPER MUNA
Ambulasi dan mobilisasi AKPER MUNA
 
Pemindahan pesakit lecture 6
Pemindahan pesakit  lecture 6Pemindahan pesakit  lecture 6
Pemindahan pesakit lecture 6
 
Mengatur posisi
Mengatur posisiMengatur posisi
Mengatur posisi
 
Definisi rom
Definisi romDefinisi rom
Definisi rom
 
Latihan pasif anggota gerak atas sam
Latihan pasif anggota gerak atas samLatihan pasif anggota gerak atas sam
Latihan pasif anggota gerak atas sam
 
Positioning akbid paramata muna
Positioning akbid paramata muna Positioning akbid paramata muna
Positioning akbid paramata muna
 
Jenis jenis pengaturan posisi tubuh pada pasien
Jenis jenis pengaturan posisi tubuh pada pasienJenis jenis pengaturan posisi tubuh pada pasien
Jenis jenis pengaturan posisi tubuh pada pasien
 
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitus
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitusTeknik mobilisasi pada pasien dekubitus
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitus
 
Transport pasien & body aligment
Transport pasien & body aligmentTransport pasien & body aligment
Transport pasien & body aligment
 
Makalah kdtk
Makalah kdtkMakalah kdtk
Makalah kdtk
 
M6 kb4 tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
M6 kb4   tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fixM6 kb4   tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
M6 kb4 tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
 
Mekanik badan (body mechanics)
Mekanik badan (body mechanics)Mekanik badan (body mechanics)
Mekanik badan (body mechanics)
 
Range of motion ( ROM ) by Verar
Range of motion ( ROM ) by VerarRange of motion ( ROM ) by Verar
Range of motion ( ROM ) by Verar
 
Jenis jenis pemberian posisi tubuh pada pasien
Jenis jenis pemberian posisi tubuh pada pasienJenis jenis pemberian posisi tubuh pada pasien
Jenis jenis pemberian posisi tubuh pada pasien
 
Modul 11
Modul 11Modul 11
Modul 11
 
05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar
 
Rockn dut fisioterapi
Rockn dut fisioterapiRockn dut fisioterapi
Rockn dut fisioterapi
 
Bodi mekanik dan posisi AKBID YKN RAHA
Bodi mekanik dan posisi AKBID YKN RAHA Bodi mekanik dan posisi AKBID YKN RAHA
Bodi mekanik dan posisi AKBID YKN RAHA
 
PNF tungkai
PNF tungkaiPNF tungkai
PNF tungkai
 
Range Of Motion (ROM)
Range Of Motion (ROM)Range Of Motion (ROM)
Range Of Motion (ROM)
 

Similar a ROM dan Transport pasien (20)

Fajarudin imobilisasi
Fajarudin imobilisasiFajarudin imobilisasi
Fajarudin imobilisasi
 
Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
 
Ambulasi dan mobilisasi AKPER PEMKAB MUNA
Ambulasi dan mobilisasi   AKPER PEMKAB MUNA Ambulasi dan mobilisasi   AKPER PEMKAB MUNA
Ambulasi dan mobilisasi AKPER PEMKAB MUNA
 
Ambulasi dan mobilisasi AKPER PEMKAB MUNA
Ambulasi dan mobilisasi AKPER PEMKAB MUNA Ambulasi dan mobilisasi AKPER PEMKAB MUNA
Ambulasi dan mobilisasi AKPER PEMKAB MUNA
 
Latihan rentang gerak rom
Latihan rentang gerak romLatihan rentang gerak rom
Latihan rentang gerak rom
 
sop-rom
sop-romsop-rom
sop-rom
 
EVAKUASI & TRANSPORTASI PADA PASIEN GAWAT DARURAT
EVAKUASI & TRANSPORTASI PADA PASIEN GAWAT DARURATEVAKUASI & TRANSPORTASI PADA PASIEN GAWAT DARURAT
EVAKUASI & TRANSPORTASI PADA PASIEN GAWAT DARURAT
 
Positioning
PositioningPositioning
Positioning
 
stretching exercise
stretching exercisestretching exercise
stretching exercise
 
Final_Perawatan Lansia Masalah Khusus.pptx
Final_Perawatan Lansia Masalah Khusus.pptxFinal_Perawatan Lansia Masalah Khusus.pptx
Final_Perawatan Lansia Masalah Khusus.pptx
 
Leaflet sarman
Leaflet sarmanLeaflet sarman
Leaflet sarman
 
Positioning AKPER PEMKAB MUNA
Positioning AKPER PEMKAB MUNA Positioning AKPER PEMKAB MUNA
Positioning AKPER PEMKAB MUNA
 
1
11
1
 
Leaflet sarman
Leaflet sarmanLeaflet sarman
Leaflet sarman
 
Leaflet sarman
Leaflet sarmanLeaflet sarman
Leaflet sarman
 
Ppt imobilisasi
Ppt imobilisasiPpt imobilisasi
Ppt imobilisasi
 
cara mengangkat pesakit
cara mengangkat pesakitcara mengangkat pesakit
cara mengangkat pesakit
 
PNF lengan
PNF lenganPNF lengan
PNF lengan
 
Leaflet rom
Leaflet romLeaflet rom
Leaflet rom
 
Leaflet rom (2)
Leaflet rom (2)Leaflet rom (2)
Leaflet rom (2)
 

Más de Sulistia Rini

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraTindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuSulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxSulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCSulistia Rini
 

Más de Sulistia Rini (20)

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
 
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
 
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraTindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusis
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumonia
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBC
 

Último

SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 

Último (20)

SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 

ROM dan Transport pasien

  • 1. ROM DAN TRANSPORT PASIEN Disusun oleh : Kelompok 5 1. Duaji Iftinan Angka W (108113008) 2. Ginta Septiana (108114003) 3. Luciana Rahmawati (108114028) 4. Nilam Marwati (108114021) 5. Sumintri (108114048) S1 Keperawatan STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP TAHUN AJARAN 2014/2015
  • 2. PEMBAHASAN A. Pengertian Range Of Motion(ROM) Range Of Motion (ROM) adalah tindakan/latihan otot atau persendian yang diberikan kepada pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena penyakit, diabilitas, atau trauma B. Tujuan ROM Untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan pada otot yang dapat dilakukan aktif maupun pasif tergantung dengan keadaan pasien 1. ROM Ekstremitas Atas 1) Fleksi dan Ekstensi Leher (Spina, Serfikal) Cara : a. Menggerakan dagu menempel ke dada 45° b. Mengembalikan kepala ke posisi tegak 45° c. Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin 40-45° d. Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin kearah setiap bahu 40-45° e. Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler 180° 2) Abduksi dan Adduksi Bahu (90°) Hiperekstensi (45-60°) Cara : a. Atur posisi lengan pasien di samping badannya b. Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya c. Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya ke arah perawat (Abduksi) d. Gerakkan lengan pasien mendekati tubuhnya (Adduksi) e. Gerakkan lengan pasien kebelakang tubuh, siku tetap lurus (Hiperekstensi) f. Kembalikan ke posisi semula 3) Pergelangan Tangan Fleksi dan Ekstensi (80-90°) Cara : a. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk dengan lengan
  • 3. b. Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain memegang pergelangan tangan pasien Abduksi dan Adduksi (30°) dan Hiperekstensi (89-90°) Cara : a. Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari b. Menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari c. Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh mungkin 4) Fleksi dan Ekstensi Siku (150°) Cara : a. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak mengarah ke tubuhnya b. Letakan tangan di atas siku pasien dan pegang tanganya mendekat bahu c. Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya 5) Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah (70-90°) Cara : a. Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien dengan siku menekuk b. Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya c. Putar lengan bawah pasien sehingga telapaknya menjauhinya d. Kembalikan ke posisi semula e. Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangannya menghadap ke arahnya f. Kembalikan ke posisi semula 6) Jari- jari tangan Fleksi dan Ekstensi (90°) Cara : a. Genggang tangan pasien b. Luruskan tangan pasien kembali Abduksi dan Adduksi (30°) Cara : a. Pegang tangan pasien b. Merenggangkan tangan pasien satu-satu dengan yang lain c. Merapatkan kembali tangan pasien
  • 4. Hiperekstensi (30-60°) a. Pegang tangan pasien b. Gerakan jari-jari tangan kebelakang sejauh mungkin 2. ROM Ekstremitas Bawah 1) Infersi dan efersi kaki (10°) Cara : a. Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari dan pegang pergelangan kaki dengan tangan satunya b. Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya c. Kembalikan ke posisi semula d. Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang lain e. Kembalikan ke posisi semula 2) Fleksi dan ekstensi pergelangan Kaki Cara : a. Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang lain di atas pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan rilek b. Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada pasien. c. Kembalikan ke posisi semula d. Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien 3) Fleksi dan Ekstensi lutut (120-130°) Cara : a. Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien dengan tangan yang lain b. Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha c. Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin d. Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas 4) Rotasi pangkal paha (90°) Cara : a. Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki dan satu tangan yang lain di atas lutut b. Putar kaki menjauhi perawat c. Putar kaki ke arah perawat d. Kembalikan ke posisi semula
  • 5. 5) Abduksi dan Adduksi pangkal paha Cara : a. Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu tangan pada tumit b. Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari tempat tidur, gerakkan kaki menjauhi badan pasien c. Gerakkan kaki mendekati badan pasien d. Kembalikan ke posisi semula 6) Kaki Dorsal (20-30°) a. Genggam kaki pasien b. Gerakan kaki pasien sampai menekuk ke atas Plantar (45-50°) a. Genggam kaki pasien b. Gerakan kaki pasien sampai menekuk ke bawah 7) Jari-jari Fleksi dan Ekstensi (30-60°) Cara : a. Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan, sementara tang lain memegang kaki b. Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki ke bawah c. Luruskan jari-jari kemudian dorong ke belakang d. Kembalikan ke posisi semula Abduksi dan Adduksi (15°) Cara : c. Pegang jari-jari kaki d. Gerakan jari-jari kaki satu dengan jari yang lain e. Merapatkan kembali jari-jari kaki kembali
  • 6. C. Pengertian Transport Pasien Transportasi Pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut penderita/korban dari lokasi bencana ke sarana kesehatan yang memadai dengan aman tanpa memperberat keadaan penderita ke sarana kesehatan yang memadai D. Tujuan Transport Pasien Tujuan system rujukan adalah agar pasien mendapatkan pertolongan pada fasilitas pelayanan keseshatan yang lebih mampu sehinngga jiwanya dapat terselamtkan, dengan demikian dapat meningkatkan AKI dan AKB E. Memindahkan Pasienke Tempat Tidur 1. Kaji tingkat kenyamanan, toleransi aktivitas, kekuatan otot dan mobilisasi klien 2. Tinggikan tempat tidur dengan ketinggian yang nyaman untuk bekerja 3. Pindahkan bantal dan alat bantu yang digunakan klien pada posisi sebelumnya 4. Dapatkan bantuan tambahan bila diperlukan
  • 7. 5. Jelaskan prosedur kepada klien 6. Tarik gorden dan tutup pintu 7. Cuci tangan 8. Letakkan tempat tidur pada posisi datar dengan roda tempat tidur terkunci F. Memindahkan PasienDariTempat Tidur Ke Kursi Roda 1. Kaji kekuatan otot, mobilitasi sendi, paralisis atau paresis hipotensiortostatik, toleransi aktivitas, tingkat kesadaran, tingkat kenyamanan, dan kemampuan klien mengikuti intruksi 2. Siapkan peralatan dan persendian yang di butuhkan a. Transfer belt (bila di butuhkan) b. Kursi roda (Posisi kursi pada sudut 45 derajatdari tempat tidur, rem terkunci; memindahkan kaki istirahat; rem tempat tidur terkunci c. Branker (Posisi tempat tidur pada sudut 90 rem brenker terkunci, rem tempat tidur terkunci) 3. Jelaskan prosedur pada klien 4. Tutup pintu atau gorden 5. Cuci tangan G. Melatih Pasien Berjalan Postur jalan normal adalah kepala tegak : vertebra servikal, thorakal, lumbar sejajar; pinggul dan lutut beradadalam keadaan fleksi yang sesuai dan lengan bebas mengayun bersama dengan kaki. Penyakit atau trauma dapat mengurangi toleransi aktivitas, sehingga memerlukan bantuan dalam berjalan. Selain itu, kerusakan temporer dan permanen pada sistem muskuloskeletal dan saraf memerlukan penggunaan alatbantu untuk berjalan Membantu Klien Berjalan seperti prosedur lain, membantu klien berjalan membutuhkan persiapan. Perawat mengkaji toleransi aktivitas, kekuatan, nyeri, koordinasi, dan keseimbangan klien untuk menentukan jumlah bantuan yang di perlukan
  • 8. Perawat menjelaskan seberapa jauh klien mencoba berjalan, siapa yang akan membantu,kapan dilakukan kegitan berjalan dan mengapa berjalan itu penting. Selain itu , perawat dan klien menentukan berapa banyak kemandirian klien dapat berikan Perawat juga memeriksa lingkungan untuk memastikan tidak ada rintangan di jalan klien. Kursi, penutup meja tempat tidur, kursi roda disingkirkan dari jalan sehingga klien memiliki ruangan yang luas untuk berjalan Sebelum memulai, menentukan tempat beristirahatpada kasus dengan perkiraan kurang toleransi aktivitas atau klien menjadi pusing. Misalnya, jika diperlukan kursi dapat ditempatkan di ruangan yang digunakan klien beristirahat Untuk mencegah hipotensi ortostatik, klien harus dibantu untuk duduk di sisi tempat tidur dan harus istirahat selama 1 sampai 2 menit sebelum berdiri, klien harus tetap berdiri 1 sampai 2 menit sebelum bergerak. Kesimbangan klien harus stabil sebelum berjalan. Sehingga perawat dapat segera membawa klien yang pusing kembali ke tempat tidur. Periode imobilisasi yang lama memperbesar resiko hipotensi ketika klien berdiri Klien Hemiplegia (paralisis pada satu sisi) atau Hemiparesis (kelemahan pada satu sisi) sering memerlukan bantuan jalan. Perawat selalu berdiri di samping bagian tubuh klien yang sakit dan menyongkong klien dengan satu lengan memeluk pinggang klien dan lengan lain mengelilingi lengan bagian inferior klien sehingga tanggan perawat berada di bawah aksila klien. Memberikan sokongan dengan memegang lengan klien adalah salah, karena perawat tidak mudah nyongkong berat untuk menurunkan klien ke lantai jika klien pingsan atau jatuh, selain itu jika perawat memegang lengan klien yang jatuh dapat menyebabkan dislokasi sendi bahu H. MENGGUNAKAN ALAT BANTU BERJALAN 1. Walker Walker adalah suatu alat yang sangat ringan, mudah dipindahkan, setinggi pinggang, terbuat dari pipa logam. Walker mempunyai empat penyanggadan kaki yang kokoh. Klien memegang pemegang tanpa pada batang di bagian atas, melangkah, memindahkan Walker lebih lanjut, dan melangkah lagi
  • 9. 2. Tongkat Tongkat adalah alat yang ringan, mudah di pindahkan, setinggi pinggang, terbuat dari kayu atau logam. Dua tipe tongkat umum adalah a. Tongkat berkaki panjang lurus (Single Straight-Legged) Tongkat berkaki lurus lebih umum dan di gunakan untuk sokongan dan keseimbangan klien yang kekuatan kakinya menurun. Tongkat ini harus di pakai disisi tubuh yang terkuat. Untuk sokongan maksimum ketika berjalan, klien menempatkan tongkat berada di depan 15 sampai 25 cm, menjaga berat badan pada kedua kaki klien. Kaki yang terkuat maju setelah tongkat sehingga kaki terlemah dan berat badan di sokong oleh tongkat dan kaki terlemah. Untuk berjalan, klien mengulangi tahap ini terus menerus. Klien di ajarkan bahwa kedua titik penompang tersebut, seperti dua buah kaki atau satu kaki dan tongkat akan muncul di setiap waktu b. Tongkat berkaki segi empat (Quad Cane) Tongkat empat kaki memberi sokongan yang terbesar dan di gunakan pada kaki yang mengalami sebagian atau keseluruhan paralisis atau pun hemiplegia. Tiga tahap yang sama di gunakan oleh tongkat berkaki lurus diajarkan kepada klien 3. Kruk Kruk sering di gunakan untuk meningkatkan mobilisasi. Penggunaannya dapat temporer, seperti pada setelah kerusakan ligamen di lutut. Kruk dapat di gunakan permanen (contoh: Klien paralisis ekstremitas bawah). Kruk terbuat dari kayu atau loga. Ada dua tipe Kruk: Kruk Lofstrand dengan menggunakan pengatur ganda atau kruk lengan bawah dan kruk asila tersebut dari kayu. Kruk lengan bawah memiliki sebuah peganggan tangan dan pembalut logam yang pas mengelilingi lengan bawah. Kedua duanya yaitu pembalut logam dan peganggan tangan di atur agar sesuai dengan tinggi klien. Kruk asila mempunyai garis permukaan yang seperti bantalan pada bagian, di mana berada tempat di bawah aksila. Pegangan tangan berbentuk batangan yang dipegang setinggi telapak tanggan untuk menyongkong tubuh. Kruk harus di ukur panjang yang sesuai, dan klien harus di ajarkan menggunakan kruk mereka dengan aman, mencapai kesetabilan gaya berjalan, naik dan turun tangga, dan bangkit dari duduk