SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 11
TINDAKAN KOLABORATIF DAN PERAN
PERAWAT PADA PASIEN EMPIEMA
Dosen Pengampu : Bejo Danang S. S.Kep.Ns
Di susun oleh :
1. Irma Susrini (108114023)
2. Rizki Sefrianto (108114024)
3. Iqbal Aziz (108114025)
4. Rizki Noorfian M (108114026)
5. Indra Hartono (108114027)
6. Luciana R (108114028)
7. Safitri Dewi (108114029)
8. Eka Mailina I. (108114030)
9. Laelatul M. (108114031)
10. Alfiani D. W (108114032)
11. Syarah E (108114033)
12. Tri Puji R (108114034)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Empiema adalah keadaan terkumpulnya nanah ( pus ) didalam ronggga pleura
dapat setempat atau mengisi seluruh rongga pleura( Ngastiyah,1997).
Empiema adalah penumpukan cairan terinfeksi atau pus pada cavitas pleura ( Diane
C. Baughman, 2000 ).
B. Etiologi
Empiema disebabkan oleh infeksi yang menyebar dari paru-paru dan terus
mengakumulasi nanah di rongga pleura. Bakteri yang dapat menyebabkan empyema
yaitu staphylococcus pyogenes, streptococcus pyogenes, baktri gram negative, bakteri
anaerob.
C. Manifestasi Klinis
Gejala empiema hampir sama dengan penderita pneumonia bakteria, gejalanya
antara lain adalah panas akut, nyeri dada (pleuritic chest pain), batuk, sesak, dan dapa
juga sianosis.
Inflamasi pada ruang pleura dapat menyebabkan nyeri abdomen dan muntah.
Juga terdapat batuk pekak pada perkusi dada, dispneu, menurunnya suara pernapasan,
demam pleural rub (pada fase awal) ortopneu, menurunnya vokal fremitus, nyeri
dada.
D. Patways
Infeksi penghambatan drainase tekanan osmotic
Limfatik koloid plasma
Peradangan tekanan kapiler paru transudasi cairan
Permukaan meningkat intravaskuler
pleura
permiabilitas tekanan hidrostatik edema
vascular
transudasi cavum pleura
efusi pleura
empiema
pola nafas tidak sesak nafas
efektif
nyeri dada nafsu makan menurun
gangguan pola tidur gangguan pemenuhan keb.
nutrisi
E. Penatalaksanaan
1. Pengosongan Nanah
Prinsip ini seperti umumnya yang dilakukan pada abses, untuk mencegah efek
toksisnya.
2. Closed drainage – toracostorry water sealed drainage
dengan indikasi :
a. Nanah sangat kental dan sukar diaspirasi
b. Nanah terus terbentuk setelah dua minggu
c. Terjadinya piopneumotoraks
3. Drainase terbuka (open drainage)
Karena menggunakan kateter karet yang besar, maka perlu disertai juga dengan
reseksi tulang iga. Open drainage ini dikerjakan pada empiema kronis, hal ini bisa
terjadi akibat pengobatan yang terlambat atau tidak adekuat misalnya aspirasi
yang terlambat atau tidak adekuat, drainase tidak adekuat sehingga harus seing
mengganti atau membersihkan drain.
4. Antibiotic
Antibiotic harus segera diberikan begitu diagnosis ditegakkan dan dosisnya harus
tepat. Pemilihan antibiotic didasarkan pada hasil pengecatan gram dan apusan
nanah. Pengobatan selanjutnya tergantung pada hasil kultur dan sensitivitasnya.
Antibiotic dapat diberikan secara sistematik atau tropical. Biasanya diberikan
penisilin.
5. Penutupan Rongga Empiema
Pada empiema menahun sering kali rongga empiema tidak menutup karena
penebalan dan kekakuan pleura. Pada keadaan demikian dilkukan pembedahan
(dekortikasi) atau torakoplasti.
6. Dekortikasi
Tindakan ini termasuk operasi besar, dengan indikasi :
a. Drain tidak berjalan baik karena banyak kantung-kantung.
b. Letak empiema sukar dicapai oleh drain.
c. Empiema totalis yang mengalami organisasi pada pleura visceralis.
7. Torakoplasti
Jika empiema tidak sembuh karena adanya fistel bronkopleura atau tidak mungkin
dilakukan dekortikasi. Pada pembedahan ini, segmen dari tulang iga dipotong
subperiosteal, dengan demikian dinding toraks jatuh ke dalam rongga pleura
karena tekanan atmosfer.
8. Pengobatan Kausal
Misalnya subfrenik abses dengan drainase subdiafragmatika, terapi spesifik pada
amoeboiasis, dan sebagainya.
9. Pengobatan Tambahan
Perbaiki keadaan umum lalu fisioterapi untuk membebaskan jalan napas.
F. Tindakan Kolaboratif dan Peran Perawat
1. Preoperasi
Preoperasi merupakan tahapan dalam proses pembedahan yang dimulai pra
bedah ( pre operatif ), bedah ( intraoperatif ), pascaoperatif ( postoperative).
Prabedah merupakan masa sebelum dilakukannya tindakan pembedahan
dimulai sejak ditentukannya persiapan pembedahan dan berakhir sampai pasien di
meja bedah.
Intra bedah merupakan masa pembedahan yang dimulai sejak ditransfer
kemeja bedah dan berakhir sampai pasien dibawa ke ruang pemulihan.
Pasca bedah merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai
sejak pasien memasuki ruang dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya.
Latihan yang diberikan pada pasien sebelum operasi antara lain :
a. Latihan nafas dalam
Latihan nafas dalam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Pasien tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk (semifowler)
dengan lutut ditekuk dan perut tidak boleh tegang.
2) Letakkan tangan diatas perut.
3) Hirup udara sebanyak-banyaknya dengan menggunakan hidung dalam
kondisi muluttertutup rapat.
4) Tahan nafas beberapa saat (3-5 detik) kemudian secara perlahan-lahan,
udaradikeluarkan sedikit demi sedikit melalui mulut.
5) Lakukan hal ini berulang kali (15 kali)
6) Lakukan latihan dua kali sehari praopeartif.
b. Latihan gerak sendi
Tujuan memperlancar sirkulasi untuk mencegah stasis vena dan
menunjang fungsi pernafasan optimal. Intervensi ditujukan pada perubahan
posisi tubuh dan juga Rangeof Motion ( ROM ).
Latihan perpindahan posisi dan ROM ini pada awalnya dilakukan
secara pasif namun kemudian seiring dengan bertambahnya kekuatan tonus
otot maka pasien diminta melakukan secaramandiri.
c. Persiapan Mental / Psikis
Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam
proses persiapan operasi yang bekerjasama dengan psikolog, karena mental
pasien yang tidak siap atau labil dapat berpengaruh terhadap kondisi fisiknya.
d. Status Nutrisi
Dalam menentukan status nutrisi pasien, perawat dapat bekerjasama
dengan ahli gizi dalam membantu memilih makanan yang sesuai dengan
keadaan pasien. Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan
dan berat badan, lipat kulit trisep, lingkar lengan atas, kadar protein darah (
albumin dan globulin ) dan keseimbangan nitrogen. Segala bentuk defisiensi
nutrisi harus di koreksi sebelum pembedahan untuk memberikan protein yang
cukup untuk perbaikan jaringan.
Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan pasien mengalami berbagai
komplikasi pasca operasi dan mengakibatkan pasien menjadi lebih lama
dirawat di rumah sakit. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah infeksi
pasca operasi, dehisiensi ( terlepasnya jahitan sehingga luka tidak bisa
menyatu ), demam dan penyembuhan luka yang lama. Pada kondisi yang
serius pasien dapat mengalami sepsis yang bisa mengakibatkan kematian.
e. Pemeriksaan penunjang
Merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tindakan
pembedahan. Tanpa adanya hasil pemeriksaan penunjang, maka dokter bedah
tidak mungkin bisa menentukan tindakan operasi
1) Pemeriksaan penunjang yang dimaksud adalah berbagai pemeriksaan
radiologi, perawat dapat melekukan kerjasama dengan radiografer
a) Rontegen x-ray
b) Ct-scan
c) pemeriksaan ECG
2) pemeriksaan laboratorium
a) pemeriksan darah lengkap
b) cairan dan elektrolit
c) pemeriksaan sputum
3) Persetujuan tindakan
Sebelum dokter mengambil keputusan untuk melakukan operasi pada
pasien, dokter melakukan berbagai pemeriksaan terkait dengan keluhan
penyakit pasien sehingga dokter bisa menyimpulkan penyakit yang
diderita pasien. Setelah dokter bedah memutuskan untuk dilakukan operasi
maka dokter anstesi berperan untuk menentukan apakah kondisi pasien
layak menjalani operasi.
f. Obat
Obatan Pre Medikasi sebelum operasi dilakukan pada esok harinya.
Pasien akan diberikan obat - obatan premedikasi untuk memberikan
kesempatan pasien mendapatkan waktu istirahat yang cukup.
Obat –obatan premedikasi yang diberikan biasanya adalah valium atau
diazepam. Antibiotik profilaksis biasanya diberikan sebelum pasien di operasi.
Antibiotik profilaksis yang diberikan dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya infeksi selama tindakan operasi, antibiotika profilaksis biasanya di
berikan 1 - 2 jam sebelum operasi dimulai dan dilanjutkan pasca bedah 2 - 3
kali. Antibiotik yang dapat diberikan adalah ceftriakson 1gram dan lain - lain
sesuai indikasi pasien.
Pemberian obat dilakukan oleh dokter dengan bantuan apoteker dan perawat.
2. Intraoperasi
Keperawatan intra operatif merupakan bagian dari tahapan keperawatan
perioperatif. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah segala macam
aktivitas yang dilakukan oleh perawat di ruang operasi.
Aktivitas di ruang operasi oleh perawat difokuskan pada pasien yang
menjalani prosedur pembedahan untuk perbaikan, koreksi atau menghilangkan
masalah-masalah fisik yang mengganggu pasien.
Tentunya pada saat dilakukan pembedahan akan muncul permasalahan baik
fisiologis maupun psikologis pada diri pasien. Untuk itu keperawatan intra
operatif tidak hanya berfokus pada masalah fisiologis yang dihadapi oleh pasien
selama operasi, namun juga harus berfokus pada masalah psikologis yang
dihadapi oleh pasien.
Tahapan intraoperasi antara lain:
a. Monitoring Fisiologis
b. Safety Management
c. Monitoring Psikologis
d. Pengaturan dan koordinasi Nursing Care
3. Postopersi
Posoperasi adalah periode akhir dari keperawatan operatif. Selama periode ini
proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kondisi pasien pada keadaan
equlibrium fisiologis pasien, menghilangkan nyeri dan pencegahan komplikasi.
Perawatan post operatif meliputi beberapa tahapan, diantaranya adalah :
a. Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan pasca anastesi (
recovery room ).
Pemindahan pasien dari kamar operasi ke ruang pemulihan
atau unit perawatan pasca anastesi (pacu: post anasthesia care unit)
memerlukan pertimbangan-pertimbangan khusus.
Pertimbangan itu diantaranya adalah letak incisi bedah, perubahan
vaskuler dan pemajanan. letak incisi bedah harus selalu dipertimbangkan
setiap kali pasien pasca operatif dipidahkan. banyak luka ditutup dengan
tegangan yang cukup tinggi, dan setiap upaya dilakukan untuk mencegah
regangan sutura lebih lanjut. selain itu pasien diposisikan sehingga ia tidak
berbaring pada posisi yang menyumbat drain dan selang drainase.
b. Perawatan post anastesi di ruang pemulihan ( recovery room)
Setelah selesai tindakan pembedahan, paseien harus dirawat sementara
di ruang pulih sadar (recovery room : rr) sampai kondisi pasien stabil, tidak
mengalami komplikasi operasi dan memenuhi syarat untuk dipindahkan ke
ruang perawatan (bangsal perawatan). Pacu atau rr biasanya terletak
berdekatan dengan ruang operasi. Hal ini disebabkan untuk mempermudah
akses bagi pasien untuk
1) Perawat yang disiapkan dalam merawat pasca operatif (perawat anastesi)
ahli anastesi dan ahli bedah
2) Alat monitoring dan peralatan khusus penunjang lainnya.
Alat monitoring yang terdapat di ruang ini digunakan untuk memberikan
penilaian terhadap kondisi pasien. jenis peralatan yang ada diantaranya
adalah alat bantu pernafasan : oksigen, laringoskop, set trakheostomi,
peralatan bronkhial, kateter nasal, ventilator mekanik dan peralatan suction.
selain itu di ruang ini juga harus terdapat alat yang digunakan untuk
memantau status hemodinamika dan alat-alat untuk mengatasi permasalahan
hemodinamika, seperti : apparatus tekanan darah, peralatan parenteral,
plasma ekspander, set intravena, set pembuka jahitan, defibrilator, kateter
vena, torniquet. bahan-bahan balutan bedah, narkotika dan medikasi
kegawatdaruratan, set kateterisasi dan peralatan drainase.
Tujuan perawatan pasien di PACU adalah:
(a) Mempertahankan jalan nafas dengan mengatur posisi, memasang
suction dan pemasangan mayo/gudel.
(b) Mempertahankan ventilasi/oksigenasi ventilasi dan oksigenasi dapat
dipertahankan dengan pemberian bantuan nafas melalui ventilaot
mekanik atau nasal kanul.
(c) Mempertahakan sirkulasi darah mempertahankan sirkulasi darah dapat
dilakukan dengan pemberian caiaran plasma ekspander
(d) Observasi keadaan umum, observasi vomitus dan drainase
keadaan umum dari pasien harus diobservasi untuk mengetahui keadaan
pasien,seperti kesadaran dan sebagainya.
(e) Balance cairan
harus diperhatikan untuk mengetahui input dan output caiaran klien.
(f) Mempertahankan kenyamanan dan mencegah resiko injury
c. Transportasi pasien ke ruang rawat
Bertujuan untuk mentransfer pasien menuju ruang rawat dengan
mempertahankan kondisi tetap stabil. jika anda dapat tugas mentransfer
pasien, pastikan score post anastesi 7 atau 8 yang menunjukkan kondisi
pasien sudah cukup stabil. waspadai hal-hal berikut : henti nafas, vomitus,
aspirasi selama transportasi.
d. Perawatan di ruang rawat
Ketika pasien sudah mencapai bangsal, maka hal yang harus kita lakukan,
yaitu:
(1) Monitor tanda-tanda vital dan keadaan umum pasien, drainage,
tube/selang, dan komplikasi.
Begitu pasien tiba di bangsal langsung monitor kondisinya. Pemerikasaan
ini merupakan pemeriksaan pertama yang dilakukan di bangsal setelah
post operasi.
(2) Manajemen Luka
Amati kondisi luka operasi dan jahitannya, pastikan luka tidak
mengalami perdarahan abnormal. Observasi discharge untuk mencegah
komplikasi lebih lanjut. Manajemen luka meliputi perawatan luka sampai
dengan pengangkatan jahitan.
(3) Mobilisasi dini
Mobilisasi dini yang dapat dilakukan meliputi ROM, nafas dalam dan
juga batuk efektif yang penting untuk mengaktifkan kembali fungsi
neuromuskuler dan mengeluarkan sekret dan lendir.
(4) Rehabilitasi
Rehabilitasi diperlukan oleh pasien untuk memulihkan kondisi pasien
kembali. Rehabilitasi dapat berupa berbagai macam latihan spesifik yang
diperlukan untuk memaksimalkan kondisi pasien seperti sedia kala.
(5) Discharge Planning
Merencanakan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada
klien dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan
sehubungan dengan kondis/penyakitnya.
(6) Asupan Nutrisi
Pasien dianjurkan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
protein, antioksida dan gizi yang cukup untuk mempercepat pemulihan
luka operasi.
DAFTAR PUSTAKA
kowalak.welsh.dkk.2011.buku ajar patofisiologi.Jakarta:EGC
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-nanangqosi-6162-2-babii.pdf
id.scribd.com/doc/110896558/TUGAS-MAKALAH-EMPIEMA#scribd

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuSulistia Rini
 
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif  AKPER PEMKAB MUNA Fisioterapi dada dan batuk efektif  AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Pengkajian fisik pada sistem pernapasan dan melakukan inhalasi ppt
Pengkajian fisik pada sistem pernapasan dan melakukan inhalasi pptPengkajian fisik pada sistem pernapasan dan melakukan inhalasi ppt
Pengkajian fisik pada sistem pernapasan dan melakukan inhalasi pptEllyeUtami
 
Penanganan pasien di igd
Penanganan pasien di igdPenanganan pasien di igd
Penanganan pasien di igdJeng Hettie
 
Postural drainage
Postural drainagePostural drainage
Postural drainageMelz Mutz
 
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis Akut
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis AkutPresentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis Akut
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis AkutTenri Ashari Wanahari
 
Edukasi postural drainage
Edukasi postural drainageEdukasi postural drainage
Edukasi postural drainageAnisa Zuhrotul
 
fisioterapi dada dan nebulezer
fisioterapi dada dan nebulezerfisioterapi dada dan nebulezer
fisioterapi dada dan nebulezerTinto Love
 
MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN
 MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN  MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN
MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN DebyNurulSyafda
 
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dada
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dadaAskep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dada
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dadapjj_kemenkes
 

La actualidad más candente (16)

Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
A AKPER PEMDA MUNA
A AKPER PEMDA MUNA A AKPER PEMDA MUNA
A AKPER PEMDA MUNA
 
Resume ibs
Resume ibsResume ibs
Resume ibs
 
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif  AKPER PEMKAB MUNA Fisioterapi dada dan batuk efektif  AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
 
Pengkajian fisik pada sistem pernapasan dan melakukan inhalasi ppt
Pengkajian fisik pada sistem pernapasan dan melakukan inhalasi pptPengkajian fisik pada sistem pernapasan dan melakukan inhalasi ppt
Pengkajian fisik pada sistem pernapasan dan melakukan inhalasi ppt
 
Penanganan pasien di igd
Penanganan pasien di igdPenanganan pasien di igd
Penanganan pasien di igd
 
Fisioterapi Dada
Fisioterapi DadaFisioterapi Dada
Fisioterapi Dada
 
Postural drainage
Postural drainagePostural drainage
Postural drainage
 
3. t r a u m a
3. t r a u m a3. t r a u m a
3. t r a u m a
 
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis Akut
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis AkutPresentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis Akut
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis Akut
 
Edukasi postural drainage
Edukasi postural drainageEdukasi postural drainage
Edukasi postural drainage
 
Postural Drainage
Postural DrainagePostural Drainage
Postural Drainage
 
fisioterapi dada dan nebulezer
fisioterapi dada dan nebulezerfisioterapi dada dan nebulezer
fisioterapi dada dan nebulezer
 
MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN
 MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN  MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN
MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN
 
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dada
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dadaAskep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dada
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dada
 
Post operasi wsd KABUPATEN MUNA
Post operasi wsd KABUPATEN MUNAPost operasi wsd KABUPATEN MUNA
Post operasi wsd KABUPATEN MUNA
 

Similar a Tindakan Kolaborasi pada Empiema

Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraSulistia Rini
 
ASUHAN PRE DAN PASCA BEDAH KEBIDANAN.pptx
ASUHAN PRE DAN PASCA BEDAH KEBIDANAN.pptxASUHAN PRE DAN PASCA BEDAH KEBIDANAN.pptx
ASUHAN PRE DAN PASCA BEDAH KEBIDANAN.pptxawaldarmawan3
 
Konsep dasar keperawatan perioperatif
Konsep dasar keperawatan perioperatifKonsep dasar keperawatan perioperatif
Konsep dasar keperawatan perioperatifAgung Haryadi
 
450606187-PPT-Persiapan-pre-intra-post-operasi-pptx (1).pptx
450606187-PPT-Persiapan-pre-intra-post-operasi-pptx (1).pptx450606187-PPT-Persiapan-pre-intra-post-operasi-pptx (1).pptx
450606187-PPT-Persiapan-pre-intra-post-operasi-pptx (1).pptxErwinHermawan11
 
KONSEP DASAR PEMBEDAHAN 2022.pdf
KONSEP DASAR PEMBEDAHAN 2022.pdfKONSEP DASAR PEMBEDAHAN 2022.pdf
KONSEP DASAR PEMBEDAHAN 2022.pdfLaymad
 
KD 2A KEP.pptx
KD 2A KEP.pptxKD 2A KEP.pptx
KD 2A KEP.pptxPutrii15
 
persiapan fisik pasien sebelum tindakn bedah
persiapan fisik pasien sebelum tindakn bedahpersiapan fisik pasien sebelum tindakn bedah
persiapan fisik pasien sebelum tindakn bedahhesti kusdianingrum
 
Tahap pre intra-post operatif
Tahap pre intra-post operatifTahap pre intra-post operatif
Tahap pre intra-post operatifBidan Briiviian
 
vavawgw4252526hnNNNNMmmmmmmmmmmmmm11111111
vavawgw4252526hnNNNNMmmmmmmmmmmmmm11111111vavawgw4252526hnNNNNMmmmmmmmmmmmmm11111111
vavawgw4252526hnNNNNMmmmmmmmmmmmmm11111111VictorNainggolan7
 
Intervensi perioperative
Intervensi perioperativeIntervensi perioperative
Intervensi perioperativeYulinar Syam
 
Persiapan operasi pengangkatan mioma uteri
Persiapan operasi pengangkatan mioma uteriPersiapan operasi pengangkatan mioma uteri
Persiapan operasi pengangkatan mioma uteriDjokopriyono
 
Makalah pemberian obat sc iv
Makalah pemberian obat sc ivMakalah pemberian obat sc iv
Makalah pemberian obat sc ivImas Nufazah
 
Kb 1 asuhan pada pasien pre atau pos operasi
Kb 1 asuhan  pada pasien pre atau pos operasiKb 1 asuhan  pada pasien pre atau pos operasi
Kb 1 asuhan pada pasien pre atau pos operasipjj_kemenkes
 

Similar a Tindakan Kolaborasi pada Empiema (20)

Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
 
ASUHAN PRE DAN PASCA BEDAH KEBIDANAN.pptx
ASUHAN PRE DAN PASCA BEDAH KEBIDANAN.pptxASUHAN PRE DAN PASCA BEDAH KEBIDANAN.pptx
ASUHAN PRE DAN PASCA BEDAH KEBIDANAN.pptx
 
Konsep dasar keperawatan perioperatif
Konsep dasar keperawatan perioperatifKonsep dasar keperawatan perioperatif
Konsep dasar keperawatan perioperatif
 
450606187-PPT-Persiapan-pre-intra-post-operasi-pptx (1).pptx
450606187-PPT-Persiapan-pre-intra-post-operasi-pptx (1).pptx450606187-PPT-Persiapan-pre-intra-post-operasi-pptx (1).pptx
450606187-PPT-Persiapan-pre-intra-post-operasi-pptx (1).pptx
 
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASIPERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
 
KONSEP DASAR PEMBEDAHAN 2022.pdf
KONSEP DASAR PEMBEDAHAN 2022.pdfKONSEP DASAR PEMBEDAHAN 2022.pdf
KONSEP DASAR PEMBEDAHAN 2022.pdf
 
KD 2A KEP.pptx
KD 2A KEP.pptxKD 2A KEP.pptx
KD 2A KEP.pptx
 
Postural Drainage
Postural DrainagePostural Drainage
Postural Drainage
 
Postural Drainage
Postural DrainagePostural Drainage
Postural Drainage
 
persiapan fisik pasien sebelum tindakn bedah
persiapan fisik pasien sebelum tindakn bedahpersiapan fisik pasien sebelum tindakn bedah
persiapan fisik pasien sebelum tindakn bedah
 
Eracs fix
Eracs fixEracs fix
Eracs fix
 
Modul 5 cetak
Modul 5 cetakModul 5 cetak
Modul 5 cetak
 
Tahap pre intra-post operatif
Tahap pre intra-post operatifTahap pre intra-post operatif
Tahap pre intra-post operatif
 
vavawgw4252526hnNNNNMmmmmmmmmmmmmm11111111
vavawgw4252526hnNNNNMmmmmmmmmmmmmm11111111vavawgw4252526hnNNNNMmmmmmmmmmmmmm11111111
vavawgw4252526hnNNNNMmmmmmmmmmmmmm11111111
 
Intervensi perioperative
Intervensi perioperativeIntervensi perioperative
Intervensi perioperative
 
HIPKABI-pptx.pp
HIPKABI-pptx.ppHIPKABI-pptx.pp
HIPKABI-pptx.pp
 
Persiapan operasi pengangkatan mioma uteri
Persiapan operasi pengangkatan mioma uteriPersiapan operasi pengangkatan mioma uteri
Persiapan operasi pengangkatan mioma uteri
 
Makalah pemberian obat sc iv
Makalah pemberian obat sc ivMakalah pemberian obat sc iv
Makalah pemberian obat sc iv
 
pre operasi.pdf
pre operasi.pdfpre operasi.pdf
pre operasi.pdf
 
Kb 1 asuhan pada pasien pre atau pos operasi
Kb 1 asuhan  pada pasien pre atau pos operasiKb 1 asuhan  pada pasien pre atau pos operasi
Kb 1 asuhan pada pasien pre atau pos operasi
 

Más de Sulistia Rini

Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuSulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxSulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCSulistia Rini
 
Terapi komplementer pneumonia pada anak
Terapi komplementer pneumonia pada anakTerapi komplementer pneumonia pada anak
Terapi komplementer pneumonia pada anakSulistia Rini
 
Deteksi dini kegawatan sistem respirasi dan management airway
Deteksi dini kegawatan sistem respirasi  dan  management  airwayDeteksi dini kegawatan sistem respirasi  dan  management  airway
Deteksi dini kegawatan sistem respirasi dan management airwaySulistia Rini
 
Peran perawat pada anak Pertusis
Peran perawat pada anak PertusisPeran perawat pada anak Pertusis
Peran perawat pada anak PertusisSulistia Rini
 
Peran perawat pada anak Pertusis
Peran perawat pada anak PertusisPeran perawat pada anak Pertusis
Peran perawat pada anak PertusisSulistia Rini
 
Peran perawat pada anak Bronkhitis
Peran perawat pada anak BronkhitisPeran perawat pada anak Bronkhitis
Peran perawat pada anak BronkhitisSulistia Rini
 

Más de Sulistia Rini (20)

Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusis
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumonia
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBC
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBC
 
Terapi komplementer pneumonia pada anak
Terapi komplementer pneumonia pada anakTerapi komplementer pneumonia pada anak
Terapi komplementer pneumonia pada anak
 
Deteksi dini kegawatan sistem respirasi dan management airway
Deteksi dini kegawatan sistem respirasi  dan  management  airwayDeteksi dini kegawatan sistem respirasi  dan  management  airway
Deteksi dini kegawatan sistem respirasi dan management airway
 
Peran perawat pada anak Pertusis
Peran perawat pada anak PertusisPeran perawat pada anak Pertusis
Peran perawat pada anak Pertusis
 
Peran perawat pada anak Pertusis
Peran perawat pada anak PertusisPeran perawat pada anak Pertusis
Peran perawat pada anak Pertusis
 
Peran perawat pada anak Bronkhitis
Peran perawat pada anak BronkhitisPeran perawat pada anak Bronkhitis
Peran perawat pada anak Bronkhitis
 

Último

PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 

Último (20)

PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 

Tindakan Kolaborasi pada Empiema

  • 1. TINDAKAN KOLABORATIF DAN PERAN PERAWAT PADA PASIEN EMPIEMA Dosen Pengampu : Bejo Danang S. S.Kep.Ns Di susun oleh : 1. Irma Susrini (108114023) 2. Rizki Sefrianto (108114024) 3. Iqbal Aziz (108114025) 4. Rizki Noorfian M (108114026) 5. Indra Hartono (108114027) 6. Luciana R (108114028) 7. Safitri Dewi (108114029) 8. Eka Mailina I. (108114030) 9. Laelatul M. (108114031) 10. Alfiani D. W (108114032) 11. Syarah E (108114033) 12. Tri Puji R (108114034) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP TAHUN AKADEMIK 2015/2016
  • 2. PEMBAHASAN A. Pengertian Empiema adalah keadaan terkumpulnya nanah ( pus ) didalam ronggga pleura dapat setempat atau mengisi seluruh rongga pleura( Ngastiyah,1997). Empiema adalah penumpukan cairan terinfeksi atau pus pada cavitas pleura ( Diane C. Baughman, 2000 ). B. Etiologi Empiema disebabkan oleh infeksi yang menyebar dari paru-paru dan terus mengakumulasi nanah di rongga pleura. Bakteri yang dapat menyebabkan empyema yaitu staphylococcus pyogenes, streptococcus pyogenes, baktri gram negative, bakteri anaerob. C. Manifestasi Klinis Gejala empiema hampir sama dengan penderita pneumonia bakteria, gejalanya antara lain adalah panas akut, nyeri dada (pleuritic chest pain), batuk, sesak, dan dapa juga sianosis. Inflamasi pada ruang pleura dapat menyebabkan nyeri abdomen dan muntah. Juga terdapat batuk pekak pada perkusi dada, dispneu, menurunnya suara pernapasan, demam pleural rub (pada fase awal) ortopneu, menurunnya vokal fremitus, nyeri dada.
  • 3. D. Patways Infeksi penghambatan drainase tekanan osmotic Limfatik koloid plasma Peradangan tekanan kapiler paru transudasi cairan Permukaan meningkat intravaskuler pleura permiabilitas tekanan hidrostatik edema vascular transudasi cavum pleura efusi pleura empiema pola nafas tidak sesak nafas efektif nyeri dada nafsu makan menurun gangguan pola tidur gangguan pemenuhan keb. nutrisi
  • 4. E. Penatalaksanaan 1. Pengosongan Nanah Prinsip ini seperti umumnya yang dilakukan pada abses, untuk mencegah efek toksisnya. 2. Closed drainage – toracostorry water sealed drainage dengan indikasi : a. Nanah sangat kental dan sukar diaspirasi b. Nanah terus terbentuk setelah dua minggu c. Terjadinya piopneumotoraks 3. Drainase terbuka (open drainage) Karena menggunakan kateter karet yang besar, maka perlu disertai juga dengan reseksi tulang iga. Open drainage ini dikerjakan pada empiema kronis, hal ini bisa terjadi akibat pengobatan yang terlambat atau tidak adekuat misalnya aspirasi yang terlambat atau tidak adekuat, drainase tidak adekuat sehingga harus seing mengganti atau membersihkan drain. 4. Antibiotic Antibiotic harus segera diberikan begitu diagnosis ditegakkan dan dosisnya harus tepat. Pemilihan antibiotic didasarkan pada hasil pengecatan gram dan apusan nanah. Pengobatan selanjutnya tergantung pada hasil kultur dan sensitivitasnya. Antibiotic dapat diberikan secara sistematik atau tropical. Biasanya diberikan penisilin. 5. Penutupan Rongga Empiema Pada empiema menahun sering kali rongga empiema tidak menutup karena penebalan dan kekakuan pleura. Pada keadaan demikian dilkukan pembedahan (dekortikasi) atau torakoplasti. 6. Dekortikasi Tindakan ini termasuk operasi besar, dengan indikasi : a. Drain tidak berjalan baik karena banyak kantung-kantung. b. Letak empiema sukar dicapai oleh drain. c. Empiema totalis yang mengalami organisasi pada pleura visceralis. 7. Torakoplasti Jika empiema tidak sembuh karena adanya fistel bronkopleura atau tidak mungkin dilakukan dekortikasi. Pada pembedahan ini, segmen dari tulang iga dipotong
  • 5. subperiosteal, dengan demikian dinding toraks jatuh ke dalam rongga pleura karena tekanan atmosfer. 8. Pengobatan Kausal Misalnya subfrenik abses dengan drainase subdiafragmatika, terapi spesifik pada amoeboiasis, dan sebagainya. 9. Pengobatan Tambahan Perbaiki keadaan umum lalu fisioterapi untuk membebaskan jalan napas. F. Tindakan Kolaboratif dan Peran Perawat 1. Preoperasi Preoperasi merupakan tahapan dalam proses pembedahan yang dimulai pra bedah ( pre operatif ), bedah ( intraoperatif ), pascaoperatif ( postoperative). Prabedah merupakan masa sebelum dilakukannya tindakan pembedahan dimulai sejak ditentukannya persiapan pembedahan dan berakhir sampai pasien di meja bedah. Intra bedah merupakan masa pembedahan yang dimulai sejak ditransfer kemeja bedah dan berakhir sampai pasien dibawa ke ruang pemulihan. Pasca bedah merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai sejak pasien memasuki ruang dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya. Latihan yang diberikan pada pasien sebelum operasi antara lain : a. Latihan nafas dalam Latihan nafas dalam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Pasien tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk (semifowler) dengan lutut ditekuk dan perut tidak boleh tegang. 2) Letakkan tangan diatas perut. 3) Hirup udara sebanyak-banyaknya dengan menggunakan hidung dalam kondisi muluttertutup rapat. 4) Tahan nafas beberapa saat (3-5 detik) kemudian secara perlahan-lahan, udaradikeluarkan sedikit demi sedikit melalui mulut. 5) Lakukan hal ini berulang kali (15 kali) 6) Lakukan latihan dua kali sehari praopeartif.
  • 6. b. Latihan gerak sendi Tujuan memperlancar sirkulasi untuk mencegah stasis vena dan menunjang fungsi pernafasan optimal. Intervensi ditujukan pada perubahan posisi tubuh dan juga Rangeof Motion ( ROM ). Latihan perpindahan posisi dan ROM ini pada awalnya dilakukan secara pasif namun kemudian seiring dengan bertambahnya kekuatan tonus otot maka pasien diminta melakukan secaramandiri. c. Persiapan Mental / Psikis Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi yang bekerjasama dengan psikolog, karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat berpengaruh terhadap kondisi fisiknya. d. Status Nutrisi Dalam menentukan status nutrisi pasien, perawat dapat bekerjasama dengan ahli gizi dalam membantu memilih makanan yang sesuai dengan keadaan pasien. Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan berat badan, lipat kulit trisep, lingkar lengan atas, kadar protein darah ( albumin dan globulin ) dan keseimbangan nitrogen. Segala bentuk defisiensi nutrisi harus di koreksi sebelum pembedahan untuk memberikan protein yang cukup untuk perbaikan jaringan. Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan pasien mengalami berbagai komplikasi pasca operasi dan mengakibatkan pasien menjadi lebih lama dirawat di rumah sakit. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah infeksi pasca operasi, dehisiensi ( terlepasnya jahitan sehingga luka tidak bisa menyatu ), demam dan penyembuhan luka yang lama. Pada kondisi yang serius pasien dapat mengalami sepsis yang bisa mengakibatkan kematian. e. Pemeriksaan penunjang Merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tindakan pembedahan. Tanpa adanya hasil pemeriksaan penunjang, maka dokter bedah tidak mungkin bisa menentukan tindakan operasi 1) Pemeriksaan penunjang yang dimaksud adalah berbagai pemeriksaan radiologi, perawat dapat melekukan kerjasama dengan radiografer a) Rontegen x-ray b) Ct-scan c) pemeriksaan ECG
  • 7. 2) pemeriksaan laboratorium a) pemeriksan darah lengkap b) cairan dan elektrolit c) pemeriksaan sputum 3) Persetujuan tindakan Sebelum dokter mengambil keputusan untuk melakukan operasi pada pasien, dokter melakukan berbagai pemeriksaan terkait dengan keluhan penyakit pasien sehingga dokter bisa menyimpulkan penyakit yang diderita pasien. Setelah dokter bedah memutuskan untuk dilakukan operasi maka dokter anstesi berperan untuk menentukan apakah kondisi pasien layak menjalani operasi. f. Obat Obatan Pre Medikasi sebelum operasi dilakukan pada esok harinya. Pasien akan diberikan obat - obatan premedikasi untuk memberikan kesempatan pasien mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Obat –obatan premedikasi yang diberikan biasanya adalah valium atau diazepam. Antibiotik profilaksis biasanya diberikan sebelum pasien di operasi. Antibiotik profilaksis yang diberikan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya infeksi selama tindakan operasi, antibiotika profilaksis biasanya di berikan 1 - 2 jam sebelum operasi dimulai dan dilanjutkan pasca bedah 2 - 3 kali. Antibiotik yang dapat diberikan adalah ceftriakson 1gram dan lain - lain sesuai indikasi pasien. Pemberian obat dilakukan oleh dokter dengan bantuan apoteker dan perawat. 2. Intraoperasi Keperawatan intra operatif merupakan bagian dari tahapan keperawatan perioperatif. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah segala macam aktivitas yang dilakukan oleh perawat di ruang operasi. Aktivitas di ruang operasi oleh perawat difokuskan pada pasien yang menjalani prosedur pembedahan untuk perbaikan, koreksi atau menghilangkan masalah-masalah fisik yang mengganggu pasien. Tentunya pada saat dilakukan pembedahan akan muncul permasalahan baik fisiologis maupun psikologis pada diri pasien. Untuk itu keperawatan intra operatif tidak hanya berfokus pada masalah fisiologis yang dihadapi oleh pasien
  • 8. selama operasi, namun juga harus berfokus pada masalah psikologis yang dihadapi oleh pasien. Tahapan intraoperasi antara lain: a. Monitoring Fisiologis b. Safety Management c. Monitoring Psikologis d. Pengaturan dan koordinasi Nursing Care 3. Postopersi Posoperasi adalah periode akhir dari keperawatan operatif. Selama periode ini proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kondisi pasien pada keadaan equlibrium fisiologis pasien, menghilangkan nyeri dan pencegahan komplikasi. Perawatan post operatif meliputi beberapa tahapan, diantaranya adalah : a. Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan pasca anastesi ( recovery room ). Pemindahan pasien dari kamar operasi ke ruang pemulihan atau unit perawatan pasca anastesi (pacu: post anasthesia care unit) memerlukan pertimbangan-pertimbangan khusus. Pertimbangan itu diantaranya adalah letak incisi bedah, perubahan vaskuler dan pemajanan. letak incisi bedah harus selalu dipertimbangkan setiap kali pasien pasca operatif dipidahkan. banyak luka ditutup dengan tegangan yang cukup tinggi, dan setiap upaya dilakukan untuk mencegah regangan sutura lebih lanjut. selain itu pasien diposisikan sehingga ia tidak berbaring pada posisi yang menyumbat drain dan selang drainase. b. Perawatan post anastesi di ruang pemulihan ( recovery room) Setelah selesai tindakan pembedahan, paseien harus dirawat sementara di ruang pulih sadar (recovery room : rr) sampai kondisi pasien stabil, tidak mengalami komplikasi operasi dan memenuhi syarat untuk dipindahkan ke ruang perawatan (bangsal perawatan). Pacu atau rr biasanya terletak berdekatan dengan ruang operasi. Hal ini disebabkan untuk mempermudah akses bagi pasien untuk 1) Perawat yang disiapkan dalam merawat pasca operatif (perawat anastesi) ahli anastesi dan ahli bedah 2) Alat monitoring dan peralatan khusus penunjang lainnya.
  • 9. Alat monitoring yang terdapat di ruang ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap kondisi pasien. jenis peralatan yang ada diantaranya adalah alat bantu pernafasan : oksigen, laringoskop, set trakheostomi, peralatan bronkhial, kateter nasal, ventilator mekanik dan peralatan suction. selain itu di ruang ini juga harus terdapat alat yang digunakan untuk memantau status hemodinamika dan alat-alat untuk mengatasi permasalahan hemodinamika, seperti : apparatus tekanan darah, peralatan parenteral, plasma ekspander, set intravena, set pembuka jahitan, defibrilator, kateter vena, torniquet. bahan-bahan balutan bedah, narkotika dan medikasi kegawatdaruratan, set kateterisasi dan peralatan drainase. Tujuan perawatan pasien di PACU adalah: (a) Mempertahankan jalan nafas dengan mengatur posisi, memasang suction dan pemasangan mayo/gudel. (b) Mempertahankan ventilasi/oksigenasi ventilasi dan oksigenasi dapat dipertahankan dengan pemberian bantuan nafas melalui ventilaot mekanik atau nasal kanul. (c) Mempertahakan sirkulasi darah mempertahankan sirkulasi darah dapat dilakukan dengan pemberian caiaran plasma ekspander (d) Observasi keadaan umum, observasi vomitus dan drainase keadaan umum dari pasien harus diobservasi untuk mengetahui keadaan pasien,seperti kesadaran dan sebagainya. (e) Balance cairan harus diperhatikan untuk mengetahui input dan output caiaran klien. (f) Mempertahankan kenyamanan dan mencegah resiko injury c. Transportasi pasien ke ruang rawat Bertujuan untuk mentransfer pasien menuju ruang rawat dengan mempertahankan kondisi tetap stabil. jika anda dapat tugas mentransfer pasien, pastikan score post anastesi 7 atau 8 yang menunjukkan kondisi pasien sudah cukup stabil. waspadai hal-hal berikut : henti nafas, vomitus, aspirasi selama transportasi. d. Perawatan di ruang rawat Ketika pasien sudah mencapai bangsal, maka hal yang harus kita lakukan, yaitu:
  • 10. (1) Monitor tanda-tanda vital dan keadaan umum pasien, drainage, tube/selang, dan komplikasi. Begitu pasien tiba di bangsal langsung monitor kondisinya. Pemerikasaan ini merupakan pemeriksaan pertama yang dilakukan di bangsal setelah post operasi. (2) Manajemen Luka Amati kondisi luka operasi dan jahitannya, pastikan luka tidak mengalami perdarahan abnormal. Observasi discharge untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Manajemen luka meliputi perawatan luka sampai dengan pengangkatan jahitan. (3) Mobilisasi dini Mobilisasi dini yang dapat dilakukan meliputi ROM, nafas dalam dan juga batuk efektif yang penting untuk mengaktifkan kembali fungsi neuromuskuler dan mengeluarkan sekret dan lendir. (4) Rehabilitasi Rehabilitasi diperlukan oleh pasien untuk memulihkan kondisi pasien kembali. Rehabilitasi dapat berupa berbagai macam latihan spesifik yang diperlukan untuk memaksimalkan kondisi pasien seperti sedia kala. (5) Discharge Planning Merencanakan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada klien dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubungan dengan kondis/penyakitnya. (6) Asupan Nutrisi Pasien dianjurkan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung protein, antioksida dan gizi yang cukup untuk mempercepat pemulihan luka operasi.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA kowalak.welsh.dkk.2011.buku ajar patofisiologi.Jakarta:EGC http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-nanangqosi-6162-2-babii.pdf id.scribd.com/doc/110896558/TUGAS-MAKALAH-EMPIEMA#scribd