SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 62
Descargar para leer sin conexión
STATISTIKA &
   PROBABILITAS
Statistics & Probability
            Ir. Zakaria, MM

          Program Studi EKP
      Universitas Samudra Langsa

           20 Maret 2011
Filosofi Pembelajaran
 Tell me, I’ll forget
 Show me, I’ll remember
 Involve me, I’ll understand
1. PENGANTAR
  Filosofi Probabilitas

    20 Maret 2012
Apakah yang Anda pikirkan
  tentang Probabilitas?
              Kondisi Tidak Pasti
               (uncertainty) v.s.
               Acak (randomness)

              Frekuensi Relatif
               (relative frequency)
               v.s. Derajat
               Yakin/Pasti
               (plausibility)
Ilustrasi-1
 Ketika Anda melemparkan uang logam (coin),
  terdapat dua kemungkinan hasil: “gambar “dan
  “angka”.
 Hasil tersebut tidak pasti atau acak?

 Kita mengganggap uang logam tersebut
  seimbang. Sehingga probabilitas hasil berupa
  “gambar” adalah 0,5.
 Untuk ilustrasi ini, apakah yang Anda pikirkan
  ketika mengatakan probabilitas gambar yang
  muncul adalah 0,5?
Ilustrasi-2
 Anda berdiri dibawah pohon, dan seseorang
  bertanya: “Berapa banyak daun yang ada pada
  pohon?”
 Jawabannya “Tidak Pasti” atau “Acak”.

 Setelah Anda melihat pohon, lalu, menjawab:
  “probabilitas jumlah daun lebih dari 1000 adalag
  0,1”.

 Dengan demikian, Apakah yang dimaksud
  dengan Probabilitas menurut Anda?
Ilustrasi-3
 Anda adalah seorang Insinyur Sipil yang
  membangun suatu gedung, lalu seseorang
  bertanya: “Berapa reaksi pada fondasi?”

 Anda tidak yakin dan secara jujur mengatakan:
  “Saya tidak yakin berapa reaksinya, tapi saya
  pikir probabilitas reaksinya lebih dari 100 kN
  sangat kecil yaitu 0,01”.
 Untuk ilustrasi ini, Apakah yang dimaksud
  dengan Probabilitas menurut Anda?
Kondisi Acak – Frekuensi
              Relatif
 Kondisi acak adalah satu kondisi dimana hasil
  atau keadaan tidak dapat diprediksi.

 Jika dilakukan percobaan maka akan
  memberikan hasil yang berbeda dari waktu ke
  waktu.

 Sehingga pada ilustrasi 1, probabilitas 0,5
  merupakan frekuensi relatif bahwa hasil
  lemparan berupa gambar.
Tidak Pasti – Derajat Yakin
           (plausibility)
 Konsep frekuensi relatif dapat membingungkan dalam
  bidang teknik sipil.

 Pada ilustrasi 3, apakah reaksi pada fondasi merupakan
  kondisi acak?

 Tentu saja reaksi pada fondasi bukanlah kondisi acak.
  Sehingga, frekuensi relatif tidak bisa menunjukkan
  probabilitas.
 Probabilitas yang dimaksud adalah derajat yakin atau
  pasti. Maka probabilitas ini ukuran dari derajat yakin atau
  pasti (plausibility) seperti pada ilustrasi 2 dan 3.
2. DASAR-DASAR
MODEL PROBABILITAS

     20 Maret 2011
2.1. Probabilitas dan
      Kejadian
KONSEP PROBABILITAS
 Banyaknya kejadian yang sulit diketahui dengan
  pasti.
 Akan tetapi kejadian tersebut dapat kita ketahui
  akan terjadi dengan melihat fakta-fakta yang
  ada.
 Dalam statistika fakta-fakta tersebut digunakan
  untuk mengukur derajat kepastian atau
  keyakinan yang disebut dengan Probabilitas
  atau Peluang dan dilambangkan dengan P.
Karakteristik Probabilitas
 Probabilitas dapat diartikan sebagai
  kemungkinan (likelihood) terjadinya suatu
  kejadian (event) relatif terhadap kejadiannya
  lainnya. Dalam arti, dapat terjadi lebih dari satu
  kejadian.
 Secara kuantitative, probabilitas adalah
  pengukuran numerik terhadap kemungkinan
  terjadinya suatu kejadian dalam rangkaian
  alternatif kejadian yang akan dapat terjadi.
Contoh Probabilitas dalam
               Teknik Sipil (1)
 Contoh 1: Suatu kontraktor alat-alat       Kemungkinan beroperasinya bulldozer
   berat memerlukan bulldozer untuk           baru setelah 6 bulan dapat dinyatakan:
   mengerjakan suatu proyek baru.               OOO : semua bulldozer masih
   Berdasarkan pengalaman                         beroperasi
   sebelumnya, hanya 50% bulldozer
   yang masih dapat dijalankan selama           OON : hanya bulldozer ke-1 dan
   6 bulan. Bila kontraktor tersebut              ke-2 yang beroperasi, sedangkan
   membeli 3 bulldozer baru, berapakah            bulldozer ke-3 tidak beroperasi
   probabilitas bahwa hanya 1 bulldozer         ONN : hanya bulldozer ke-1 yang
   saja yang masih beroperasi setelah 6           beroperasi
   bulan?
                                                NNN : tidak ada bulldozer yang
                                                  beroperasi
                                                NOO
 Kemungkinan hanya 1 bulldozer                 NNO
  yang beroperasi yaitu: ONN, NNO,
  NON.                                          ONO
 Bila kemungkinan terjadinya adalah            NON
  sama, maka probabilitasnya adalah
  3/8
Contoh Probabilitas dalam
              Teknik Sipil (2)
 Contoh 2: Di suatu ruas jalan
   direncanakan untuk membuat jalur
   khusus belok kanan. Probabilitas 5
   mobil menunggu berbelok
   diperlukan untuk menentukan          Banyaknya     Jumlah     Frekuensi
   panjang garis pembagi jalan.           Mobil     Pengamatan    relative
   Untuk keperluan ini dilakukan           0            4          4/60
   survey selama 2 bulan dan               1           16         16/60
   diperoleh 60 hasil pengamatan.
                                           2           20         20/60
                                           3           14         14/60
 Probabilitas kejadian 5 mobil            4            3          3/60
   menunggu untuk berbelok kanan
   adalah 3/60 (2/60 + 1/60)               5            2          2/60
                                           6            1          1/60
                                           7            0           0
                                           8            0           0
                                            .           .            .
PERUMUSAN PROBABILITAS
Bila kejadian E terjadi dalam m cara dari seluruh
n cara yang mungkin terjadi dimana masing-
masing n cara tersebut mempunyai kesempatan
atau kemungkinan yang sama untuk muncul,
maka probabilitas kejadian E adalah :

                           m
                  P( E ) =
                           n
PERUMUSAN PROBABILITAS
Contoh : (lanjutan)
Hitung probabilitas memperoleh kartu hati bila
sebuah kartu diambil secara acak dari
seperangkat kartu bridge yang lengkap!
Jawab:
Jumlah seluruh kartu = 52
Jumlah kartu hati = 13
Misal E adalah kejadian munculnya kartu hati,
maka :

                       m 13
            P( E ) =    =
                       n 52
2.2. Kejadian dan
Rangkaian Kejadian
BILANGAN FAKTORIAL
Bilangan faktorial ditulis n!
Rumus :
     n! = n(n-1)(n-2)…3.2.1
     dimana : 0! = 1 dan 1! = 1

Contoh :
5! = 5.(5-1).(5-2).(5-3).(5-4)=5.4.3.2.1
   =120
PERMUTASI (1)
Susunan-susunan yang dibentuk dari
anggota-anggota suatu himpunan dengan
mengambil seluruh atau sebagian anggota
himpunan dan memberi arti pada urutan
anggota dari masing-masing susunan
tersebut.

Permutasi ditulis dengan P.
PERMUTASI (2)
Bila himpunan terdiri dari n anggota dan diambil
sebanyak r, maka banyaknya susunan yang
dapat dibuat adalah :
                                   n!
                      Pn,r =P =
                            r
                            n
                                ( n-r ) !
Contoh :
Bila n=4 dan r=2, maka

                4!      4!   4.3.2.1
    P4,2 =            =    =         = 12
             ( 4-2 ) ! 2!      2.1
PERMUTASI (3)
Bila himpunan tersebut mempunyai anggota yang sama, maka
banyak permutasi yang dapat dibuat adalah :

                                            (                         n
                                                n1 , n 2 , n 3 ,..., n k   )   =
                                                                                          n!
                                                                                 n1! n 2! n 3!... n k !
dimana n1+n2+n3+…+nk = n
Contoh :
Berapa banyak susunan yang dapat dibuat dari kata TEKNIK SIPIL?

Banyak n = 11
Huruf E = 1 = n1  Huruf I = 3 = n2                                   Huruf K = 2 = n3
Huruf L = 1 = n4  Huruf N = 1 = n5                                   Huruf P = 1 = n6
Huruf S = 1 = n8  Huruf T = 1 = n9
Maka banyak permutasi adalah :
                                    11!          39.916.800
  (                11
      1,3,2,1,1,1,1,1   )   =
                              1!3!2!1!1!1!1!1!
                                               =
                                                     12
                                                            =3.326.400
KOMBINASI (1)
Susunan-susunan yang dibentuk dari
anggota-anggota suatu himpunan dengan
mengambil seluruh atau sebagian dari
anggota himpunan itu tanpa memberi arti
pada urutan anggota dari masing-masing
susunan tersebut.

Kombinasi ditulis dengan C.
KOMBINASI (2)
Bila himpunan terdiri dari n anggota dan diambil
sebanyak r, maka banyaknya susunan yang
dapat dibuat adalah :


                    Cr = (       ) = r!( n - r )!
                             n           n!
                n            r
Contoh :
Bila n=4 dan r=2, maka

       ()
 4 C2 = 2 =
        4       4!
                        =
                          4! 4.3.2!
                             =
            2!( 4 - 2 )! 2!2! 1.2.2!
                                     =6
KOMBINASI (3)
Contoh :
Dalam suatu kelompok terdiri dari 4 orang ahli geoteknik
dan 3 orang ahli struktur. Buatlah juri yang terdiri dari 2
orang ahli geoteknik dan 1 orang ahli struktur!
Jawab :
                                   4!         4!    4.3.2.1
          4 C2 =     ( )
                      4
                      2    =
                               2!( 4-2 ) !
                                           =
                                             2!2!
                                                  =
                                                    2.1.2.1
                                                            = 6

                                   3!        3!    3.2!
          3   C1 =   ( )
                      3
                      1    =
                               1!( 3-1) !
                                          =
                                            1!2!
                                                 =
                                                   1!2!
                                                        = 3



Banyaknya jenis juri yang dapat dibentuk adalah
6 x 3 = 18 pasangan juri.
LATIHAN

1. Dalam berapa cara 6 kelereng yang warnanya berbeda
   dapat disusun dalam satu baris?
2. Dari kelompok ahli ada 5 orang sarjana teknik sipil dan
   7 sarjana ekonomi. Akan dibuat tim kerja yang terdiri
   atas 2 sarjana teknik sipil dan 3 sarjana ekonomi.
   Berapa banyak cara untuk membuat tim itu jika :
   a. tiap orang dapat dipilih dengan bebas
   b. seorang sarjana ekonomi harus ikut dalam tim itu
   c. dua sarjana ekonomi tidak boleh ikut dalam tim itu
2.3. Ruang Sampel dan
       Kejadian
Definisi Penting
 Ruang sampel (sample space) adalah himpunan yang
  unik dari semua hasil yang mungkin muncul atau terjadi
  pada suatu percobaan kondisi acak. Ruang sampel
  dilambangkan dengan S dan anggota-anggotanya
  disebut titik sampel.

 Kejadian sederhana (simple event): satu hasil dari
  ruang sampel atau hasil yang dimungkinkan dari suatu
  kondisi acak.

 Kejadian (event) adalah himpunan dari hasil yang
  muncul atau terjadi pada suatu percobaan acak.
  Kejadian dilambangkan dengan A dan anggota-
  anggotanya disebut juga titik sampel.
Ruang Sampel dan Digram Venn

                 S
                      A




Ruang sampel S       Himpunan semesta S
Kejadian A           Himpunan bagian A
Titik sampel         Anggota himpunan
Ruang Sampel dan Kejadian (1)
 Bila kejadian A terjadi dalam m cara pada
 ruang sampel S yang terjadi dalam n cara
 maka probabilitas kejadian A adalah :
                         n( A ) m
                P( A ) =       =
                         n ( S) n
 dimana :
     n(A) = banyak anggota A
     n(S) = banyak anggota S
Ruang Sampel dan Kejadian (3)
Contoh :
Pada pelemparan 2 buah uang logam :
a. Tentukan ruang sampel!
b. Bila A menyatakan kejadian munculnya sisi-sisi yang sama
    dari 2 uang logam tersebut, tentukan probabilitas kejadian A!
Jawab :
                                        Uang logam 2
a. Ruang sampelnya :
                                                            g    a

                           Uang             g           (g,g)   (g,a)
                          Logam 1
                                            a           (a,g)   (a,a)



b. A = {(,g,g),(a,a)} , maka n(A) = 2 dan n(S) = 4, sehingga
                              n( A )
    probabilitas kejadian A adalah : 2                  1
                        P( A ) =            =       =
                                   n ( S)       4       2
Ruang Sampel dan Kejadian (4)
Latihan :
Pada pelemparan dua buah dadu :
a. Tentukan ruang sampelnya!
b. Bila A menyatakan kejadian munculnya dua
    dadu dengan muka sama, tentukan P(A)!
c. Bila B menyatakan kejadian munculnya jumlah
    muka dua dadu kurang dari 5, tentukan P(B)!
d. Bila C menyatakan kejadian munculnya jumlah
    muka dua dadu lebih dari sama dengan 7,
    tentukan P(C)!
2.4. Matematika
  Probabilitas
Sifat Probabilitas Kejadian A
 Bila 0<P(A)<1, maka n(A) akan selalu
  lebih sedikit dari n(S)
 Bila A = 0, himpunan kosong maka A tidak
  terjadi pada S dan n(A)=0 sehingga P(A)
  =0
 Bila A = S, maka n(A)=n(S)=n sehingga
  P(A) = 1
Perumusan Probabilitas Kejadian
            Majemuk
            S                   S

                A    B                   B
                                    A


Maka banyak anggota himpunan gabungan A dan B adalah :
n(A∪B) = n(A) + n(B) – n(A∩B)
Kejadian majemuk adalah gabungan atau irisan kejadian A dan
B, maka probabilitas kejadian gabungan A dan B adalah:
P(A∪B) = P(A) + P(B) – P(A∩B)
Perumusan Probabilitas Kejadian
         Majemuk (2)
Untuk 3 kejadian maka :
                           S

                               A       B

                                   C



Maka Probabilitas majemuknya adalah :
P(A∪B ∪C) = P(A) + P(B) + P(C) – P(A∩B)
       – P(A∩C) – P(B∩C) + P(A∩B ∩C)
Contoh Kejadian Gabungan
 Ketika menjelaskan kondisi pengadaan
 bahan konstruksi, bila E1 adalah kejadian
 yang menunjukkan kekurangan beton,
 dan E2 adalah kejadian yang menunjukkan
 kekurangan baja. Maka gabungan
 kejadian E1∪E2 adalah kekurangan beton
 atau baja.
PERUMUSAN PROBABILITAS
KEJADIAN MAJEMUK (lanjutan)

      E1



             B
A     E2
PERUMUSAN PROBABILITAS
 KEJADIAN MAJEMUK (lanjutan)
Contoh 1 :
Diambil satu kartu acak dari satu set kartu bridge
yang lengkap. Bila A adalah kejadian terpilihnya
kartu As dan B adalah kejadian terpilihnya kartu
wajik, maka hitunglah P(A∪B)
Jawab :
                  4           13                1
        P( A ) =    , P( B) =    , P( A ∩ B) =    (kartu As wajik)
                 52           52               52
        Maka P( A ∪ B) = P( A ) + P( B) − P( A ∩ B)
                          4 13 1 16 4
                        = + − =     =
                         52 52 52 52 13
PERUMUSAN PROBABILITAS
  KEJADIAN MAJEMUK (lanjutan)
Contoh 2 :
Peluang seorang mahasiswa lulus Kalkulus adalah 2/3 dan peluang ia lulus
Statistika adalah 4/9. Bila peluang lulus sekurang-kurangnya satu mata kuliah di
atas adalah 4/5, berapa peluang ia lulus kedua mata kuliah tersebut?
Jawab :
Misal A = kejadian lulus Kalkulus
     B = kejadian lulus Statistika

                    2              4                  4
           P ( A) =    , P ( B) =      , P ( A ∩ B) =
                    3              9                  5
           P ( A ∪ B) = P ( A ) + P ( B) − P ( A ∩ B)
           P ( A ∩ B) = P ( A ) + P ( B) − P ( A ∪ B)
                           2 4 4 14
                       =    + − =   = 0,311
                           3 9 5 45
DUA KEJADIAN
             SALING LEPAS
Bila A dan B adalah dua kejadian sembarang pada S
dan berlaku A∩B = 0, maka A dan B dikatakan dua
kejadian yang saling lepas.
Dua kejadian tersebut tidak mungkin terjadi secara
bersamaan.
               S

                   A    B




Dengan demikian probabilitas A∪B adalah :
          P( A ∪ B) = P( A ) + P( B)
DUA KEJADIAN
      SALING LEPAS (lanjutan)
Contoh :
Pada pelemparan dua buah dadu, tentukan probabilitas
munculnya muka dua dadu dengan jumlah 7 atau 11!
Jawab :
Misal A = kejadian munculnya jumlah 7
     B = kejadian munculnya jumlah 11
Tentukan ruang sampelnya dulu! Dari ruang sampel akan
diperoleh :
A = {(6,1),(5,2),(4,3),(2,5), (1,6), (3,4)}
B = {(6,5),(5,6)}
Maka P(A∩B) = 0 yang berarti A dan B saling lepas.
P(A) = 6/36 , P(B)=2/36 sehingga
                                             6   2   8 2
          P ( A ∪ B) = P ( A ) + P ( B) =      +   =  =
                                            36 36 36 9
Dua Kejadian Saling Komplementer

 Bila A⊆B, maka Ac atau A’ adalah himpunan S
 yang bukan anggota A.
             S
                      A
                 A’


Dengan demikian
A ∩ A' = 0 dan A ∪ A' = S
                          ( ) = 1 − P( A )
Rumus probabilitasnya : P A'
Dua Kejadian Saling Komplementer
Latihan
Sebuah kotak berisi 8 bola merah, 7 bola putih,
dan 5 bola biru. Jika diambil 1 bola secara acak,
tentukan probabilitas terpilihnya:
a. Bola merah
b. Bola putih
c. Bola biru
d. Tidak merah
e. Merah atau putih
Dua Kejadian Saling Bebas


Dua kejadian A dan B dalam ruang sampel S
dikatakan saling bebas jika kejadian A tidak
mempengaruhi kejadian B dan sebaliknya kejadian
B juga tidak mempengaruhi kejadian A.
Rumus :
        P( A ∩ B) = P( A ).P( B)
Dua Kejadian Saling Bebas
                  (Lanjutan)
Contoh :
Pada pelemparan dua buah dadu, apakah kejadian munculnya muka X ≤ 3 dadu I dan kejadian munculnya
muka Y ≥ 5 dadu II saling bebas?
Jawab :
A= kejadian munculnya muka X ≤ 3 dadu I
B= kejadian munculnya muka Y ≥ 5 dadu II
Dari ruang sampel diperoleh :
A={(1,1),(1,2),(1,3),(1,4),(1,5),(1,6), (2,1),(2,2),(2,3),(2,4),(2,5),
   (2,6), (3,1),(3,2),(3,3),(3,4),(3,5),(3,6)}
B={(1,5),(2,5),(3,5),(4,5),(5,5),(6,5),(1,6),(2,6),(3,6),
   (4,6),(5,6),(6,6)}


Maka diperoleh   A ∩ B = {(1,5), (2,5), (3,5)(1,6), (2,6), (3,6)}
                                   6      1
                       (
                     P A∩B =  )       =
P(A) = 18/36 = ½ dan P(B) = 12/36 = 1/3
Tetapi juga berlaku               36      6

maka A dan B saling bebas.
                                                1 1 1
                                  P( A ∩ B) =    = . = P( A ).P( B)
                                                6 2 3
Probabilitas Bersyarat
Kejadian A terjadi dengan syarat kejadian B
lebih dulu terjadi, dikatakan kejadian A bersyarat
B dan ditulis A/B.
Probabilitas terjadinya A bila kejadian B telah
terjadi disebut probabilitas bersyarat P(A/B).
Rumusnya :
                     P( A ∩ B)
           P( A/B) =           , P( B) > 0
                        P( B)
Probabilitas Bersyarat
              (Lanjutan)
Contoh :
Diberikan populasi sarjana disuatu kota yang dibagi
menurut jenis kelamin dan status pekerjaan sebagai
berikut :            Bekerja  Menganggur Jumlah

          Laki-laki   460       40       500
          Wanita      140      260       400

          Jumlah      600      300       900


Akan diambil seorang dari mereka untuk ditugaskan
melakukan promosi barang. Ternyata yang terpilih
adalah dalam status bekerja, berapakah probabilitasnya
bahwa dia :
a. Laki-laki b. wanita
Probabilitas Bersyarat
                 (Lanjutan)
Jawab :
A=kejadian terpilihnya sarjana telah bekerja
B=kejadian bahwa dia laki-laki
a. n ( A ∩ B) = 460 maka P( A ∩ B) = 460
                                    900
                             600
     n ( A ) = 600 maka P( A ) =
                             900
               P( A ∩ B) 460 23
     P( A/B) =           =    =
                  P( A )   600 30

b. Cari sendiri!
PROBABILITAS BERSYARAT
    Untuk Kejadian Saling Bebas
Bila A dan B dua kejadian dalam ruang sampel S
yang saling bebas dengan P(A)=0 dan P(B)=0
maka berlaku :
             P( A/B) = P( A ) dan P( B/A ) = P( B)
Bila             P( A ∩ B)
       P( A/B) =            , maka
                    P( B)
       P( A ∩ B) = P( A/B).P( B)
Untuk kejadian A,B, dan C maka :
       P( A ∩ B ∩ C ) = P( A/B ∩ C ).P( B/C ).P( C )
Probabilitas Bersyarat
    Untuk Kejadian Saling Bebas
Contoh :
Misal kita mengambil 3 kartu (diambil 3 kali)
pada kartu bridge yang lengkap. Setiap
mengambil kartu, kartu yang terpilih tidak
dikembalikan pada kelompok kartu tersebut.
Hal ini dikatakan pengambilan kartu tanpa
pengembalian. Tentukanlah probabilitas
untuk memperoleh 3 kartu As!
Probabilitas Bersyarat
   Untuk Kejadian Saling Bebas
Jawab :
S = kumpulan kartu dimana n(S) = 52
A = terpilih kartu As pada pengambilan pertama
B/A = terpilih kartu As pada pengambilan kedua
  dengan syarat pada pengambilan pertama
  terpilih kartu As
C A ∩ B = terpilih kartu As pada pengambilan
  ketiga dengan syarat pada pengambilan
  pertama dan kedua terpilih kartu As
PROBABILITAS BERSYARAT
  Untuk Kejadian Saling Bebas
Pengambilan 1 : n(A)=4 dan n(S)=52
Pengambilan 2 : n(B/A)=3 dan n(S)=51
Pengambilan 3 : n( C/A ∩ B )=2 dan n(S)=50
Maka :

       P( A ∩ B ∩ C ) = P( C/A ∩ B).P( B/A ).P( A )
                       2 3 4     1
                     = . . =
                      50 51 52 5.525
RUMUS BAYES
                          S A1      A2      A3

                                        B



A1, A2, A3 adalah tiga kejadian yang saling lepas.
Maka kejadian B dapat ditentukan :

           B = ( B ∩ A1) ∪ ( B ∩ A2) ∪ ( B ∩ A3)
           maka probabilitas B adalah
           P( B) = P( B ∩ A1) ∪ P( B ∩ A2) ∪ P( B ∩ A3)
                 = P( B/A1).P( A1) + P( B/A2).P( A2) + P( B/A3).P( A3)
                    3
                 = ∑ P( B/Ai).P( Ai )
                   i =1
RUMUS BAYES (lanjutan)
Probabilitas kejadian bersyarat :

              P( B ∩ A1) P( B/A1).P( A1)
   P( A1/B) =           =
                 P( B)    ∑ P( B/Ai).P( Ai )
              P( B ∩ A2) P( B/A2).P( A2)
   P( A2/B) =           =
                 P( B)    ∑ P( B/Ai).P( Ai )
              P( B ∩ A3) P( B/A3).P( A3)
   P( A3/B) =           =
                 P( B)    ∑ P( B/Ai).P( Ai )
RUMUS BAYES (lanjutan)
Secara umum bila A1,A2,…,An kejadian saling
lepas dalam ruang sampel S dan B adalah
kejadian lain yang sembarang dalam S, maka
probabilitas kejadian bersyarat Ai/B adalah :
                P( B ∩ Ai)    P( B/Ai).P( Ai )
     P( Ai/B) =            = n
                   P( B )
                            ∑ P( B/Ai).P( Ai)
                             i =1
RUMUS BAYES (lanjutan)
Contoh :
Ada 3 kotak yang masing-masing berisi 2 bola.
Kotak I berisi 2 bola merah, kotak II berisi 1 bola
merah dan 1 bola putih, dan kotak III berisi 2 bola
putih.
Dengan mata tertutup anda diminta mengambil
satu kotak secara acak dan kemudian mengambil
bola 1 bola secara acak dari kotak yang terambil
tersebut. Anda diberitahu bahwa bola yang
terambil ternyata berwarna merah. Berapakah
peluangnya bola tersebut terambil dari kotak I, II,
dan III?
RUMUS BAYES (lanjutan)
Jawab :
A1 = kejadian terambilnya kotak I
A2 = kejadian terambilnya kotak II
A3 = kejadian terambilnya kotak III
B = kejadian terambilnya bola merah
Ditanya : P(A1/B), P(A2/B), dan P(A3/B)
Karena diambil secara acak maka :
P(A1)=P(A2)=P(A3)=1/3
Probabilitas terambilnya bola merah dari kotak I adalah P(B/A1)=1.
Probabilitas terambilnya bola merah dari kotak II adalah P(B/A2)=1/2.
Probabilitas terambilnya bola merah dari kotak III adalah P(B/A3)=0.
P(B)= P(B/A1).P(A1)+P(B/A2).P(A2)+P(B/A3).P(A3)
    = 1.1/3 + 1/2.1/3 + 0.1/3
    = 1/2
RUMUS BAYES (lanjutan)
Jadi :
                                             (1)  1 
                                                  
               P( B ∩ A1) P( B/A1).P( A1)              2
                                          =  =
                                                  3
    P( A1/B) =           =
                  P( B)        P( B)          1      3
                                               
                                              2
                                             1  1 
                                              
               P( B ∩ A2) P( B/A2).P( A2)  2  3  1
    P( A2/B) =           =                =            =
                  P( B)        P( B)            1      3
                                                 
                                                2

                                            ( 0)  1 
                                                  
               P( B ∩ A3) P( B/A3).P( A3)
                                          =   =0
                                                   3
    P( A3/B) =           =
                  P( B)        P ( B)          1
                                                
                                               2
LATIHAN
1. Diketahui banyak mahasiswa dari 500 mahasiswa yang mengikuti mata
   kuliah :
   - Matematika = 329
   - Statistika = 186
   - Fisika = 295
   - Matematika dan Statistika = 83
   - Matematika dan Fisika = 217
   - Statistika dan Fisika = 63
   Berapa mahasiswa yang mengikuti :
   a. 3 mata kuliah tersebut?
   b. Matematika tetapi tidak Fisika?
   c. Statistika tetapi tidak Matematika?
   d. Fisika tetapi tidak Statistika?
   e. Matematika atau Fisika tetapi tidak Statistika?
   f. Matematika tetapi tidak Statistika atau Fisika?
LATIHAN (lanjutan)
2. Dua kartu diambil secara acak (satu-satu) dari kumpulan
   kartu Bridge lengkap yang telah dikocok. Tentukan
   probabilitas untuk memperoleh 2 kartu As jika :
   a. Pengambilan kartu pertama dikembalikan
   b. Pengambilan kartu pertama tidak dikembalikan
3. Tiga kartu diambil secara acak (satu-satu) dari kumpulan
   kartu Bridge lengkap yang telah dikocok. Tentukan
   probabilitas kejadian terambilnya :
   a. 2 kartu Jack dan 1 kartu King
   b. 3 kartu dari satu jenis
   c. Paling sedikit 2 kartu As
LATIHAN (lanjutan)
4. Diberikan 2 kejadian X dan Y.
   P(X)=0,32 ; P(Y)=0,44 ;      P( X ∩ Y ) = 0,88
   a. Apakah X dan Y saling lepas?
   b. Apakah X dan Y saling bebas?
5. Suatu perusahaan besar menyediakan 3 hotel bagi
   akomodasi rekanannya. Dari catatan sebelumnya diketahui
   bahwa 20% rekanannya diinapkan dihotel A, 50% dihotel B,
   dan 30% dihotel C.
   Bila 5% diantara kamar-kamar dihotel A, 4% di hotel B, dan
   8% dihotel C terdapat kerusakan pipa air di kamar mandinya,
   hitung peluang bahwa :
   a. seorang rekanan mendapat kamar dengan pipa air yang
   rusak!
   b. seorang rekanan yang diketahui mendapat kamar dengan
   pipa air yang rusak ternyata menginap di hotel A!

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Persamaandifferensial
PersamaandifferensialPersamaandifferensial
PersamaandifferensialMeiky Ayah
 
Distribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalDistribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalAYU Hardiyanti
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksReza Mahendra
 
Konsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameterKonsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parametermatematikaunindra
 
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2Ratih Ramadhani
 
03 limit dan kekontinuan
03 limit dan kekontinuan03 limit dan kekontinuan
03 limit dan kekontinuanRudi Wicaksana
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunanFajar Istiqomah
 
Penerapan distribusi normal
Penerapan distribusi normalPenerapan distribusi normal
Penerapan distribusi normalhidayatulfitri
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapagus_budiarto
 
Contoh soal statistika & peluang beserta jawabannya
Contoh soal statistika & peluang beserta jawabannyaContoh soal statistika & peluang beserta jawabannya
Contoh soal statistika & peluang beserta jawabannyaVidi Al Imami
 
metode euler
metode eulermetode euler
metode eulerRuth Dian
 
Soal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaSoal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaKana Outlier
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasPutri Handayani
 

La actualidad más candente (20)

Persamaandifferensial
PersamaandifferensialPersamaandifferensial
Persamaandifferensial
 
Distribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalDistribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normal
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode Simpleks
 
Integral Garis
Integral GarisIntegral Garis
Integral Garis
 
Konsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameterKonsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameter
 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
 
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
 
03 limit dan kekontinuan
03 limit dan kekontinuan03 limit dan kekontinuan
03 limit dan kekontinuan
 
Probabilitas 2
Probabilitas 2Probabilitas 2
Probabilitas 2
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
 
Penerapan distribusi normal
Penerapan distribusi normalPenerapan distribusi normal
Penerapan distribusi normal
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
 
Distribusi poisson
Distribusi poissonDistribusi poisson
Distribusi poisson
 
Soal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaanSoal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaan
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
 
Contoh soal statistika & peluang beserta jawabannya
Contoh soal statistika & peluang beserta jawabannyaContoh soal statistika & peluang beserta jawabannya
Contoh soal statistika & peluang beserta jawabannya
 
metode euler
metode eulermetode euler
metode euler
 
Soal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaSoal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannya
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan Homogenitas
 
Stat d3 7
Stat d3 7Stat d3 7
Stat d3 7
 

Similar a Statistika dan-probabilitas

Peluang dan kombinatorik
Peluang dan kombinatorikPeluang dan kombinatorik
Peluang dan kombinatorikRifai Syaban
 
PERTEMUAN 1 &2 (PELUANG).ppt
PERTEMUAN 1 &2  (PELUANG).pptPERTEMUAN 1 &2  (PELUANG).ppt
PERTEMUAN 1 &2 (PELUANG).pptAmbarPristiarini
 
Bab ii peluang dan distribusi peluang
Bab ii peluang dan distribusi peluangBab ii peluang dan distribusi peluang
Bab ii peluang dan distribusi peluangIr. Zakaria, M.M
 
Ma ka lah frtty65 peluant544ge5e 6y5tuk8uo;y0 peluang
Ma ka lah frtty65 peluant544ge5e 6y5tuk8uo;y0 peluangMa ka lah frtty65 peluant544ge5e 6y5tuk8uo;y0 peluang
Ma ka lah frtty65 peluant544ge5e 6y5tuk8uo;y0 peluangD'Fajar 'Bäck Tö NäTure'
 
Permutasi,kombinasi dan peluang kelompok 5
Permutasi,kombinasi dan peluang kelompok 5Permutasi,kombinasi dan peluang kelompok 5
Permutasi,kombinasi dan peluang kelompok 51234567890pgri
 
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiTeorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiArdika MathEdu
 
Probabilitas konsepsi peluang
Probabilitas konsepsi peluangProbabilitas konsepsi peluang
Probabilitas konsepsi peluangIsna Aryanty
 
Teori kemungkinan
Teori kemungkinanTeori kemungkinan
Teori kemungkinanoilandgas24
 
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)reno sutriono
 
Makalah_Matematika_Peluang.docx
Makalah_Matematika_Peluang.docxMakalah_Matematika_Peluang.docx
Makalah_Matematika_Peluang.docxTaufikRamadhan47
 
Revisi Modul_Kelompok 1_Distribusi Binomial, Pascal, dan Geometrik_STATMAT.docx
Revisi Modul_Kelompok 1_Distribusi Binomial, Pascal, dan Geometrik_STATMAT.docxRevisi Modul_Kelompok 1_Distribusi Binomial, Pascal, dan Geometrik_STATMAT.docx
Revisi Modul_Kelompok 1_Distribusi Binomial, Pascal, dan Geometrik_STATMAT.docxRizkyFirmanzyahRizky
 
Statistika: Peluang
Statistika: PeluangStatistika: Peluang
Statistika: PeluangJidun Cool
 
Stat prob07 probabilitytheory_counting
Stat prob07 probabilitytheory_countingStat prob07 probabilitytheory_counting
Stat prob07 probabilitytheory_countingArif Rahman
 
Dasar-dasar Teknik Perhitungan
Dasar-dasar Teknik PerhitunganDasar-dasar Teknik Perhitungan
Dasar-dasar Teknik PerhitunganAulia DSP
 

Similar a Statistika dan-probabilitas (20)

Peluang dan kombinatorik
Peluang dan kombinatorikPeluang dan kombinatorik
Peluang dan kombinatorik
 
PERTEMUAN 1 &2 (PELUANG).ppt
PERTEMUAN 1 &2  (PELUANG).pptPERTEMUAN 1 &2  (PELUANG).ppt
PERTEMUAN 1 &2 (PELUANG).ppt
 
Bab ii peluang dan distribusi peluang
Bab ii peluang dan distribusi peluangBab ii peluang dan distribusi peluang
Bab ii peluang dan distribusi peluang
 
Matematika-Mutasi dan kombinasi
Matematika-Mutasi dan kombinasiMatematika-Mutasi dan kombinasi
Matematika-Mutasi dan kombinasi
 
Smart solution
Smart solutionSmart solution
Smart solution
 
Ma ka lah frtty65 peluant544ge5e 6y5tuk8uo;y0 peluang
Ma ka lah frtty65 peluant544ge5e 6y5tuk8uo;y0 peluangMa ka lah frtty65 peluant544ge5e 6y5tuk8uo;y0 peluang
Ma ka lah frtty65 peluant544ge5e 6y5tuk8uo;y0 peluang
 
207 p06
207 p06207 p06
207 p06
 
Permutasi,kombinasi dan peluang kelompok 5
Permutasi,kombinasi dan peluang kelompok 5Permutasi,kombinasi dan peluang kelompok 5
Permutasi,kombinasi dan peluang kelompok 5
 
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiTeorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
 
Probabilitas konsepsi peluang
Probabilitas konsepsi peluangProbabilitas konsepsi peluang
Probabilitas konsepsi peluang
 
Teori kemungkinan
Teori kemungkinanTeori kemungkinan
Teori kemungkinan
 
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
 
Peluang suatu kejadian
Peluang suatu kejadianPeluang suatu kejadian
Peluang suatu kejadian
 
Peluang suatu kejadian 2
Peluang suatu kejadian 2Peluang suatu kejadian 2
Peluang suatu kejadian 2
 
Makalah_Matematika_Peluang.docx
Makalah_Matematika_Peluang.docxMakalah_Matematika_Peluang.docx
Makalah_Matematika_Peluang.docx
 
Revisi Modul_Kelompok 1_Distribusi Binomial, Pascal, dan Geometrik_STATMAT.docx
Revisi Modul_Kelompok 1_Distribusi Binomial, Pascal, dan Geometrik_STATMAT.docxRevisi Modul_Kelompok 1_Distribusi Binomial, Pascal, dan Geometrik_STATMAT.docx
Revisi Modul_Kelompok 1_Distribusi Binomial, Pascal, dan Geometrik_STATMAT.docx
 
Statistika: Peluang
Statistika: PeluangStatistika: Peluang
Statistika: Peluang
 
Stat prob07 probabilitytheory_counting
Stat prob07 probabilitytheory_countingStat prob07 probabilitytheory_counting
Stat prob07 probabilitytheory_counting
 
Dasar-dasar Teknik Perhitungan
Dasar-dasar Teknik PerhitunganDasar-dasar Teknik Perhitungan
Dasar-dasar Teknik Perhitungan
 
Probabilitas
Probabilitas Probabilitas
Probabilitas
 

Más de Ir. Zakaria, M.M

Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatika
Presentasi kandidat jpt  dinas komunikasi dan informatikaPresentasi kandidat jpt  dinas komunikasi dan informatika
Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatikaIr. Zakaria, M.M
 
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhanPresentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhanIr. Zakaria, M.M
 
Makalah ketahanan pangan pdf
Makalah ketahanan pangan pdfMakalah ketahanan pangan pdf
Makalah ketahanan pangan pdfIr. Zakaria, M.M
 
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017 kominfo
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017  kominfoPerbub aceh timur no 11 tahun 2017  kominfo
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017 kominfoIr. Zakaria, M.M
 
Makalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfoMakalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfoIr. Zakaria, M.M
 
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018Ir. Zakaria, M.M
 
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhanDaftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhanIr. Zakaria, M.M
 
Cover ketahanan pangan dan penyuluhan
Cover ketahanan pangan dan penyuluhanCover ketahanan pangan dan penyuluhan
Cover ketahanan pangan dan penyuluhanIr. Zakaria, M.M
 
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. AcehBahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. AcehIr. Zakaria, M.M
 
Kuliah ke 3 program linear iain zck langsa
Kuliah ke   3 program linear iain zck langsaKuliah ke   3 program linear iain zck langsa
Kuliah ke 3 program linear iain zck langsaIr. Zakaria, M.M
 
Kuliah ke 2 program linear iain zck langsa
Kuliah ke   2 program linear iain zck langsaKuliah ke   2 program linear iain zck langsa
Kuliah ke 2 program linear iain zck langsaIr. Zakaria, M.M
 
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015Ir. Zakaria, M.M
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empatStain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empatIr. Zakaria, M.M
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10 lingkaran dan persam...
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10  lingkaran dan persam...Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10  lingkaran dan persam...
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10 lingkaran dan persam...Ir. Zakaria, M.M
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanyaStain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanyaIr. Zakaria, M.M
 

Más de Ir. Zakaria, M.M (20)

Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatika
Presentasi kandidat jpt  dinas komunikasi dan informatikaPresentasi kandidat jpt  dinas komunikasi dan informatika
Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatika
 
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhanPresentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
 
Makalah kominfo
Makalah kominfoMakalah kominfo
Makalah kominfo
 
Makalah ketahanan pangan pdf
Makalah ketahanan pangan pdfMakalah ketahanan pangan pdf
Makalah ketahanan pangan pdf
 
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017 kominfo
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017  kominfoPerbub aceh timur no 11 tahun 2017  kominfo
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017 kominfo
 
Cover kominfo
Cover kominfoCover kominfo
Cover kominfo
 
Daftar isi kominfo
Daftar isi kominfoDaftar isi kominfo
Daftar isi kominfo
 
Makalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfoMakalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfo
 
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
 
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhanDaftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
 
Cover ketahanan pangan dan penyuluhan
Cover ketahanan pangan dan penyuluhanCover ketahanan pangan dan penyuluhan
Cover ketahanan pangan dan penyuluhan
 
Moralitas karya tulis
Moralitas karya tulisMoralitas karya tulis
Moralitas karya tulis
 
Moralitas
MoralitasMoralitas
Moralitas
 
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. AcehBahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
 
Kuliah ke 3 program linear iain zck langsa
Kuliah ke   3 program linear iain zck langsaKuliah ke   3 program linear iain zck langsa
Kuliah ke 3 program linear iain zck langsa
 
Kuliah ke 2 program linear iain zck langsa
Kuliah ke   2 program linear iain zck langsaKuliah ke   2 program linear iain zck langsa
Kuliah ke 2 program linear iain zck langsa
 
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empatStain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10 lingkaran dan persam...
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10  lingkaran dan persam...Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10  lingkaran dan persam...
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10 lingkaran dan persam...
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanyaStain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
 

Statistika dan-probabilitas

  • 1. STATISTIKA & PROBABILITAS Statistics & Probability Ir. Zakaria, MM Program Studi EKP Universitas Samudra Langsa 20 Maret 2011
  • 2. Filosofi Pembelajaran  Tell me, I’ll forget  Show me, I’ll remember  Involve me, I’ll understand
  • 3. 1. PENGANTAR Filosofi Probabilitas 20 Maret 2012
  • 4. Apakah yang Anda pikirkan tentang Probabilitas?  Kondisi Tidak Pasti (uncertainty) v.s. Acak (randomness)  Frekuensi Relatif (relative frequency) v.s. Derajat Yakin/Pasti (plausibility)
  • 5. Ilustrasi-1  Ketika Anda melemparkan uang logam (coin), terdapat dua kemungkinan hasil: “gambar “dan “angka”.  Hasil tersebut tidak pasti atau acak?  Kita mengganggap uang logam tersebut seimbang. Sehingga probabilitas hasil berupa “gambar” adalah 0,5.  Untuk ilustrasi ini, apakah yang Anda pikirkan ketika mengatakan probabilitas gambar yang muncul adalah 0,5?
  • 6. Ilustrasi-2  Anda berdiri dibawah pohon, dan seseorang bertanya: “Berapa banyak daun yang ada pada pohon?”  Jawabannya “Tidak Pasti” atau “Acak”.  Setelah Anda melihat pohon, lalu, menjawab: “probabilitas jumlah daun lebih dari 1000 adalag 0,1”.  Dengan demikian, Apakah yang dimaksud dengan Probabilitas menurut Anda?
  • 7. Ilustrasi-3  Anda adalah seorang Insinyur Sipil yang membangun suatu gedung, lalu seseorang bertanya: “Berapa reaksi pada fondasi?”  Anda tidak yakin dan secara jujur mengatakan: “Saya tidak yakin berapa reaksinya, tapi saya pikir probabilitas reaksinya lebih dari 100 kN sangat kecil yaitu 0,01”.  Untuk ilustrasi ini, Apakah yang dimaksud dengan Probabilitas menurut Anda?
  • 8. Kondisi Acak – Frekuensi Relatif  Kondisi acak adalah satu kondisi dimana hasil atau keadaan tidak dapat diprediksi.  Jika dilakukan percobaan maka akan memberikan hasil yang berbeda dari waktu ke waktu.  Sehingga pada ilustrasi 1, probabilitas 0,5 merupakan frekuensi relatif bahwa hasil lemparan berupa gambar.
  • 9. Tidak Pasti – Derajat Yakin (plausibility)  Konsep frekuensi relatif dapat membingungkan dalam bidang teknik sipil.  Pada ilustrasi 3, apakah reaksi pada fondasi merupakan kondisi acak?  Tentu saja reaksi pada fondasi bukanlah kondisi acak. Sehingga, frekuensi relatif tidak bisa menunjukkan probabilitas.  Probabilitas yang dimaksud adalah derajat yakin atau pasti. Maka probabilitas ini ukuran dari derajat yakin atau pasti (plausibility) seperti pada ilustrasi 2 dan 3.
  • 12. KONSEP PROBABILITAS  Banyaknya kejadian yang sulit diketahui dengan pasti.  Akan tetapi kejadian tersebut dapat kita ketahui akan terjadi dengan melihat fakta-fakta yang ada.  Dalam statistika fakta-fakta tersebut digunakan untuk mengukur derajat kepastian atau keyakinan yang disebut dengan Probabilitas atau Peluang dan dilambangkan dengan P.
  • 13. Karakteristik Probabilitas  Probabilitas dapat diartikan sebagai kemungkinan (likelihood) terjadinya suatu kejadian (event) relatif terhadap kejadiannya lainnya. Dalam arti, dapat terjadi lebih dari satu kejadian.  Secara kuantitative, probabilitas adalah pengukuran numerik terhadap kemungkinan terjadinya suatu kejadian dalam rangkaian alternatif kejadian yang akan dapat terjadi.
  • 14. Contoh Probabilitas dalam Teknik Sipil (1)  Contoh 1: Suatu kontraktor alat-alat  Kemungkinan beroperasinya bulldozer berat memerlukan bulldozer untuk baru setelah 6 bulan dapat dinyatakan: mengerjakan suatu proyek baru.  OOO : semua bulldozer masih Berdasarkan pengalaman beroperasi sebelumnya, hanya 50% bulldozer yang masih dapat dijalankan selama  OON : hanya bulldozer ke-1 dan 6 bulan. Bila kontraktor tersebut ke-2 yang beroperasi, sedangkan membeli 3 bulldozer baru, berapakah bulldozer ke-3 tidak beroperasi probabilitas bahwa hanya 1 bulldozer  ONN : hanya bulldozer ke-1 yang saja yang masih beroperasi setelah 6 beroperasi bulan?  NNN : tidak ada bulldozer yang beroperasi  NOO  Kemungkinan hanya 1 bulldozer  NNO yang beroperasi yaitu: ONN, NNO, NON.  ONO  Bila kemungkinan terjadinya adalah  NON sama, maka probabilitasnya adalah 3/8
  • 15. Contoh Probabilitas dalam Teknik Sipil (2)  Contoh 2: Di suatu ruas jalan direncanakan untuk membuat jalur khusus belok kanan. Probabilitas 5 mobil menunggu berbelok diperlukan untuk menentukan Banyaknya Jumlah Frekuensi panjang garis pembagi jalan. Mobil Pengamatan relative Untuk keperluan ini dilakukan 0 4 4/60 survey selama 2 bulan dan 1 16 16/60 diperoleh 60 hasil pengamatan. 2 20 20/60 3 14 14/60  Probabilitas kejadian 5 mobil 4 3 3/60 menunggu untuk berbelok kanan adalah 3/60 (2/60 + 1/60) 5 2 2/60 6 1 1/60 7 0 0 8 0 0 . . .
  • 16. PERUMUSAN PROBABILITAS Bila kejadian E terjadi dalam m cara dari seluruh n cara yang mungkin terjadi dimana masing- masing n cara tersebut mempunyai kesempatan atau kemungkinan yang sama untuk muncul, maka probabilitas kejadian E adalah : m P( E ) = n
  • 17. PERUMUSAN PROBABILITAS Contoh : (lanjutan) Hitung probabilitas memperoleh kartu hati bila sebuah kartu diambil secara acak dari seperangkat kartu bridge yang lengkap! Jawab: Jumlah seluruh kartu = 52 Jumlah kartu hati = 13 Misal E adalah kejadian munculnya kartu hati, maka : m 13 P( E ) = = n 52
  • 19. BILANGAN FAKTORIAL Bilangan faktorial ditulis n! Rumus : n! = n(n-1)(n-2)…3.2.1 dimana : 0! = 1 dan 1! = 1 Contoh : 5! = 5.(5-1).(5-2).(5-3).(5-4)=5.4.3.2.1 =120
  • 20. PERMUTASI (1) Susunan-susunan yang dibentuk dari anggota-anggota suatu himpunan dengan mengambil seluruh atau sebagian anggota himpunan dan memberi arti pada urutan anggota dari masing-masing susunan tersebut. Permutasi ditulis dengan P.
  • 21. PERMUTASI (2) Bila himpunan terdiri dari n anggota dan diambil sebanyak r, maka banyaknya susunan yang dapat dibuat adalah : n! Pn,r =P = r n ( n-r ) ! Contoh : Bila n=4 dan r=2, maka 4! 4! 4.3.2.1 P4,2 = = = = 12 ( 4-2 ) ! 2! 2.1
  • 22. PERMUTASI (3) Bila himpunan tersebut mempunyai anggota yang sama, maka banyak permutasi yang dapat dibuat adalah : ( n n1 , n 2 , n 3 ,..., n k ) = n! n1! n 2! n 3!... n k ! dimana n1+n2+n3+…+nk = n Contoh : Berapa banyak susunan yang dapat dibuat dari kata TEKNIK SIPIL? Banyak n = 11 Huruf E = 1 = n1 Huruf I = 3 = n2 Huruf K = 2 = n3 Huruf L = 1 = n4 Huruf N = 1 = n5 Huruf P = 1 = n6 Huruf S = 1 = n8 Huruf T = 1 = n9 Maka banyak permutasi adalah : 11! 39.916.800 ( 11 1,3,2,1,1,1,1,1 ) = 1!3!2!1!1!1!1!1! = 12 =3.326.400
  • 23. KOMBINASI (1) Susunan-susunan yang dibentuk dari anggota-anggota suatu himpunan dengan mengambil seluruh atau sebagian dari anggota himpunan itu tanpa memberi arti pada urutan anggota dari masing-masing susunan tersebut. Kombinasi ditulis dengan C.
  • 24. KOMBINASI (2) Bila himpunan terdiri dari n anggota dan diambil sebanyak r, maka banyaknya susunan yang dapat dibuat adalah : Cr = ( ) = r!( n - r )! n n! n r Contoh : Bila n=4 dan r=2, maka () 4 C2 = 2 = 4 4! = 4! 4.3.2! = 2!( 4 - 2 )! 2!2! 1.2.2! =6
  • 25. KOMBINASI (3) Contoh : Dalam suatu kelompok terdiri dari 4 orang ahli geoteknik dan 3 orang ahli struktur. Buatlah juri yang terdiri dari 2 orang ahli geoteknik dan 1 orang ahli struktur! Jawab : 4! 4! 4.3.2.1 4 C2 = ( ) 4 2 = 2!( 4-2 ) ! = 2!2! = 2.1.2.1 = 6 3! 3! 3.2! 3 C1 = ( ) 3 1 = 1!( 3-1) ! = 1!2! = 1!2! = 3 Banyaknya jenis juri yang dapat dibentuk adalah 6 x 3 = 18 pasangan juri.
  • 26. LATIHAN 1. Dalam berapa cara 6 kelereng yang warnanya berbeda dapat disusun dalam satu baris? 2. Dari kelompok ahli ada 5 orang sarjana teknik sipil dan 7 sarjana ekonomi. Akan dibuat tim kerja yang terdiri atas 2 sarjana teknik sipil dan 3 sarjana ekonomi. Berapa banyak cara untuk membuat tim itu jika : a. tiap orang dapat dipilih dengan bebas b. seorang sarjana ekonomi harus ikut dalam tim itu c. dua sarjana ekonomi tidak boleh ikut dalam tim itu
  • 27. 2.3. Ruang Sampel dan Kejadian
  • 28. Definisi Penting  Ruang sampel (sample space) adalah himpunan yang unik dari semua hasil yang mungkin muncul atau terjadi pada suatu percobaan kondisi acak. Ruang sampel dilambangkan dengan S dan anggota-anggotanya disebut titik sampel.  Kejadian sederhana (simple event): satu hasil dari ruang sampel atau hasil yang dimungkinkan dari suatu kondisi acak.  Kejadian (event) adalah himpunan dari hasil yang muncul atau terjadi pada suatu percobaan acak. Kejadian dilambangkan dengan A dan anggota- anggotanya disebut juga titik sampel.
  • 29. Ruang Sampel dan Digram Venn S A Ruang sampel S Himpunan semesta S Kejadian A Himpunan bagian A Titik sampel Anggota himpunan
  • 30. Ruang Sampel dan Kejadian (1)  Bila kejadian A terjadi dalam m cara pada ruang sampel S yang terjadi dalam n cara maka probabilitas kejadian A adalah : n( A ) m P( A ) = = n ( S) n  dimana :  n(A) = banyak anggota A  n(S) = banyak anggota S
  • 31. Ruang Sampel dan Kejadian (3) Contoh : Pada pelemparan 2 buah uang logam : a. Tentukan ruang sampel! b. Bila A menyatakan kejadian munculnya sisi-sisi yang sama dari 2 uang logam tersebut, tentukan probabilitas kejadian A! Jawab : Uang logam 2 a. Ruang sampelnya : g a Uang g (g,g) (g,a) Logam 1 a (a,g) (a,a) b. A = {(,g,g),(a,a)} , maka n(A) = 2 dan n(S) = 4, sehingga n( A ) probabilitas kejadian A adalah : 2 1 P( A ) = = = n ( S) 4 2
  • 32. Ruang Sampel dan Kejadian (4) Latihan : Pada pelemparan dua buah dadu : a. Tentukan ruang sampelnya! b. Bila A menyatakan kejadian munculnya dua dadu dengan muka sama, tentukan P(A)! c. Bila B menyatakan kejadian munculnya jumlah muka dua dadu kurang dari 5, tentukan P(B)! d. Bila C menyatakan kejadian munculnya jumlah muka dua dadu lebih dari sama dengan 7, tentukan P(C)!
  • 33. 2.4. Matematika Probabilitas
  • 34. Sifat Probabilitas Kejadian A  Bila 0<P(A)<1, maka n(A) akan selalu lebih sedikit dari n(S)  Bila A = 0, himpunan kosong maka A tidak terjadi pada S dan n(A)=0 sehingga P(A) =0  Bila A = S, maka n(A)=n(S)=n sehingga P(A) = 1
  • 35. Perumusan Probabilitas Kejadian Majemuk S S A B B A Maka banyak anggota himpunan gabungan A dan B adalah : n(A∪B) = n(A) + n(B) – n(A∩B) Kejadian majemuk adalah gabungan atau irisan kejadian A dan B, maka probabilitas kejadian gabungan A dan B adalah: P(A∪B) = P(A) + P(B) – P(A∩B)
  • 36. Perumusan Probabilitas Kejadian Majemuk (2) Untuk 3 kejadian maka : S A B C Maka Probabilitas majemuknya adalah : P(A∪B ∪C) = P(A) + P(B) + P(C) – P(A∩B) – P(A∩C) – P(B∩C) + P(A∩B ∩C)
  • 37. Contoh Kejadian Gabungan  Ketika menjelaskan kondisi pengadaan bahan konstruksi, bila E1 adalah kejadian yang menunjukkan kekurangan beton, dan E2 adalah kejadian yang menunjukkan kekurangan baja. Maka gabungan kejadian E1∪E2 adalah kekurangan beton atau baja.
  • 39. PERUMUSAN PROBABILITAS KEJADIAN MAJEMUK (lanjutan) Contoh 1 : Diambil satu kartu acak dari satu set kartu bridge yang lengkap. Bila A adalah kejadian terpilihnya kartu As dan B adalah kejadian terpilihnya kartu wajik, maka hitunglah P(A∪B) Jawab : 4 13 1 P( A ) = , P( B) = , P( A ∩ B) = (kartu As wajik) 52 52 52 Maka P( A ∪ B) = P( A ) + P( B) − P( A ∩ B) 4 13 1 16 4 = + − = = 52 52 52 52 13
  • 40. PERUMUSAN PROBABILITAS KEJADIAN MAJEMUK (lanjutan) Contoh 2 : Peluang seorang mahasiswa lulus Kalkulus adalah 2/3 dan peluang ia lulus Statistika adalah 4/9. Bila peluang lulus sekurang-kurangnya satu mata kuliah di atas adalah 4/5, berapa peluang ia lulus kedua mata kuliah tersebut? Jawab : Misal A = kejadian lulus Kalkulus B = kejadian lulus Statistika 2 4 4 P ( A) = , P ( B) = , P ( A ∩ B) = 3 9 5 P ( A ∪ B) = P ( A ) + P ( B) − P ( A ∩ B) P ( A ∩ B) = P ( A ) + P ( B) − P ( A ∪ B) 2 4 4 14 = + − = = 0,311 3 9 5 45
  • 41. DUA KEJADIAN SALING LEPAS Bila A dan B adalah dua kejadian sembarang pada S dan berlaku A∩B = 0, maka A dan B dikatakan dua kejadian yang saling lepas. Dua kejadian tersebut tidak mungkin terjadi secara bersamaan. S A B Dengan demikian probabilitas A∪B adalah : P( A ∪ B) = P( A ) + P( B)
  • 42. DUA KEJADIAN SALING LEPAS (lanjutan) Contoh : Pada pelemparan dua buah dadu, tentukan probabilitas munculnya muka dua dadu dengan jumlah 7 atau 11! Jawab : Misal A = kejadian munculnya jumlah 7 B = kejadian munculnya jumlah 11 Tentukan ruang sampelnya dulu! Dari ruang sampel akan diperoleh : A = {(6,1),(5,2),(4,3),(2,5), (1,6), (3,4)} B = {(6,5),(5,6)} Maka P(A∩B) = 0 yang berarti A dan B saling lepas. P(A) = 6/36 , P(B)=2/36 sehingga 6 2 8 2 P ( A ∪ B) = P ( A ) + P ( B) = + = = 36 36 36 9
  • 43. Dua Kejadian Saling Komplementer Bila A⊆B, maka Ac atau A’ adalah himpunan S yang bukan anggota A. S A A’ Dengan demikian A ∩ A' = 0 dan A ∪ A' = S ( ) = 1 − P( A ) Rumus probabilitasnya : P A'
  • 44. Dua Kejadian Saling Komplementer Latihan Sebuah kotak berisi 8 bola merah, 7 bola putih, dan 5 bola biru. Jika diambil 1 bola secara acak, tentukan probabilitas terpilihnya: a. Bola merah b. Bola putih c. Bola biru d. Tidak merah e. Merah atau putih
  • 45. Dua Kejadian Saling Bebas Dua kejadian A dan B dalam ruang sampel S dikatakan saling bebas jika kejadian A tidak mempengaruhi kejadian B dan sebaliknya kejadian B juga tidak mempengaruhi kejadian A. Rumus : P( A ∩ B) = P( A ).P( B)
  • 46. Dua Kejadian Saling Bebas (Lanjutan) Contoh : Pada pelemparan dua buah dadu, apakah kejadian munculnya muka X ≤ 3 dadu I dan kejadian munculnya muka Y ≥ 5 dadu II saling bebas? Jawab : A= kejadian munculnya muka X ≤ 3 dadu I B= kejadian munculnya muka Y ≥ 5 dadu II Dari ruang sampel diperoleh : A={(1,1),(1,2),(1,3),(1,4),(1,5),(1,6), (2,1),(2,2),(2,3),(2,4),(2,5), (2,6), (3,1),(3,2),(3,3),(3,4),(3,5),(3,6)} B={(1,5),(2,5),(3,5),(4,5),(5,5),(6,5),(1,6),(2,6),(3,6), (4,6),(5,6),(6,6)} Maka diperoleh A ∩ B = {(1,5), (2,5), (3,5)(1,6), (2,6), (3,6)} 6 1 ( P A∩B = ) = P(A) = 18/36 = ½ dan P(B) = 12/36 = 1/3 Tetapi juga berlaku 36 6 maka A dan B saling bebas. 1 1 1 P( A ∩ B) = = . = P( A ).P( B) 6 2 3
  • 47. Probabilitas Bersyarat Kejadian A terjadi dengan syarat kejadian B lebih dulu terjadi, dikatakan kejadian A bersyarat B dan ditulis A/B. Probabilitas terjadinya A bila kejadian B telah terjadi disebut probabilitas bersyarat P(A/B). Rumusnya : P( A ∩ B) P( A/B) = , P( B) > 0 P( B)
  • 48. Probabilitas Bersyarat (Lanjutan) Contoh : Diberikan populasi sarjana disuatu kota yang dibagi menurut jenis kelamin dan status pekerjaan sebagai berikut : Bekerja Menganggur Jumlah Laki-laki 460 40 500 Wanita 140 260 400 Jumlah 600 300 900 Akan diambil seorang dari mereka untuk ditugaskan melakukan promosi barang. Ternyata yang terpilih adalah dalam status bekerja, berapakah probabilitasnya bahwa dia : a. Laki-laki b. wanita
  • 49. Probabilitas Bersyarat (Lanjutan) Jawab : A=kejadian terpilihnya sarjana telah bekerja B=kejadian bahwa dia laki-laki a. n ( A ∩ B) = 460 maka P( A ∩ B) = 460 900 600 n ( A ) = 600 maka P( A ) = 900 P( A ∩ B) 460 23 P( A/B) = = = P( A ) 600 30 b. Cari sendiri!
  • 50. PROBABILITAS BERSYARAT Untuk Kejadian Saling Bebas Bila A dan B dua kejadian dalam ruang sampel S yang saling bebas dengan P(A)=0 dan P(B)=0 maka berlaku : P( A/B) = P( A ) dan P( B/A ) = P( B) Bila P( A ∩ B) P( A/B) = , maka P( B) P( A ∩ B) = P( A/B).P( B) Untuk kejadian A,B, dan C maka : P( A ∩ B ∩ C ) = P( A/B ∩ C ).P( B/C ).P( C )
  • 51. Probabilitas Bersyarat Untuk Kejadian Saling Bebas Contoh : Misal kita mengambil 3 kartu (diambil 3 kali) pada kartu bridge yang lengkap. Setiap mengambil kartu, kartu yang terpilih tidak dikembalikan pada kelompok kartu tersebut. Hal ini dikatakan pengambilan kartu tanpa pengembalian. Tentukanlah probabilitas untuk memperoleh 3 kartu As!
  • 52. Probabilitas Bersyarat Untuk Kejadian Saling Bebas Jawab : S = kumpulan kartu dimana n(S) = 52 A = terpilih kartu As pada pengambilan pertama B/A = terpilih kartu As pada pengambilan kedua dengan syarat pada pengambilan pertama terpilih kartu As C A ∩ B = terpilih kartu As pada pengambilan ketiga dengan syarat pada pengambilan pertama dan kedua terpilih kartu As
  • 53. PROBABILITAS BERSYARAT Untuk Kejadian Saling Bebas Pengambilan 1 : n(A)=4 dan n(S)=52 Pengambilan 2 : n(B/A)=3 dan n(S)=51 Pengambilan 3 : n( C/A ∩ B )=2 dan n(S)=50 Maka : P( A ∩ B ∩ C ) = P( C/A ∩ B).P( B/A ).P( A ) 2 3 4 1 = . . = 50 51 52 5.525
  • 54. RUMUS BAYES S A1 A2 A3 B A1, A2, A3 adalah tiga kejadian yang saling lepas. Maka kejadian B dapat ditentukan : B = ( B ∩ A1) ∪ ( B ∩ A2) ∪ ( B ∩ A3) maka probabilitas B adalah P( B) = P( B ∩ A1) ∪ P( B ∩ A2) ∪ P( B ∩ A3) = P( B/A1).P( A1) + P( B/A2).P( A2) + P( B/A3).P( A3) 3 = ∑ P( B/Ai).P( Ai ) i =1
  • 55. RUMUS BAYES (lanjutan) Probabilitas kejadian bersyarat : P( B ∩ A1) P( B/A1).P( A1) P( A1/B) = = P( B) ∑ P( B/Ai).P( Ai ) P( B ∩ A2) P( B/A2).P( A2) P( A2/B) = = P( B) ∑ P( B/Ai).P( Ai ) P( B ∩ A3) P( B/A3).P( A3) P( A3/B) = = P( B) ∑ P( B/Ai).P( Ai )
  • 56. RUMUS BAYES (lanjutan) Secara umum bila A1,A2,…,An kejadian saling lepas dalam ruang sampel S dan B adalah kejadian lain yang sembarang dalam S, maka probabilitas kejadian bersyarat Ai/B adalah : P( B ∩ Ai) P( B/Ai).P( Ai ) P( Ai/B) = = n P( B ) ∑ P( B/Ai).P( Ai) i =1
  • 57. RUMUS BAYES (lanjutan) Contoh : Ada 3 kotak yang masing-masing berisi 2 bola. Kotak I berisi 2 bola merah, kotak II berisi 1 bola merah dan 1 bola putih, dan kotak III berisi 2 bola putih. Dengan mata tertutup anda diminta mengambil satu kotak secara acak dan kemudian mengambil bola 1 bola secara acak dari kotak yang terambil tersebut. Anda diberitahu bahwa bola yang terambil ternyata berwarna merah. Berapakah peluangnya bola tersebut terambil dari kotak I, II, dan III?
  • 58. RUMUS BAYES (lanjutan) Jawab : A1 = kejadian terambilnya kotak I A2 = kejadian terambilnya kotak II A3 = kejadian terambilnya kotak III B = kejadian terambilnya bola merah Ditanya : P(A1/B), P(A2/B), dan P(A3/B) Karena diambil secara acak maka : P(A1)=P(A2)=P(A3)=1/3 Probabilitas terambilnya bola merah dari kotak I adalah P(B/A1)=1. Probabilitas terambilnya bola merah dari kotak II adalah P(B/A2)=1/2. Probabilitas terambilnya bola merah dari kotak III adalah P(B/A3)=0. P(B)= P(B/A1).P(A1)+P(B/A2).P(A2)+P(B/A3).P(A3) = 1.1/3 + 1/2.1/3 + 0.1/3 = 1/2
  • 59. RUMUS BAYES (lanjutan) Jadi : (1)  1    P( B ∩ A1) P( B/A1).P( A1) 2 =  = 3 P( A1/B) = = P( B) P( B) 1 3   2  1  1     P( B ∩ A2) P( B/A2).P( A2)  2  3  1 P( A2/B) = = = = P( B) P( B) 1 3   2 ( 0)  1    P( B ∩ A3) P( B/A3).P( A3) =   =0 3 P( A3/B) = = P( B) P ( B) 1   2
  • 60. LATIHAN 1. Diketahui banyak mahasiswa dari 500 mahasiswa yang mengikuti mata kuliah : - Matematika = 329 - Statistika = 186 - Fisika = 295 - Matematika dan Statistika = 83 - Matematika dan Fisika = 217 - Statistika dan Fisika = 63 Berapa mahasiswa yang mengikuti : a. 3 mata kuliah tersebut? b. Matematika tetapi tidak Fisika? c. Statistika tetapi tidak Matematika? d. Fisika tetapi tidak Statistika? e. Matematika atau Fisika tetapi tidak Statistika? f. Matematika tetapi tidak Statistika atau Fisika?
  • 61. LATIHAN (lanjutan) 2. Dua kartu diambil secara acak (satu-satu) dari kumpulan kartu Bridge lengkap yang telah dikocok. Tentukan probabilitas untuk memperoleh 2 kartu As jika : a. Pengambilan kartu pertama dikembalikan b. Pengambilan kartu pertama tidak dikembalikan 3. Tiga kartu diambil secara acak (satu-satu) dari kumpulan kartu Bridge lengkap yang telah dikocok. Tentukan probabilitas kejadian terambilnya : a. 2 kartu Jack dan 1 kartu King b. 3 kartu dari satu jenis c. Paling sedikit 2 kartu As
  • 62. LATIHAN (lanjutan) 4. Diberikan 2 kejadian X dan Y. P(X)=0,32 ; P(Y)=0,44 ; P( X ∩ Y ) = 0,88 a. Apakah X dan Y saling lepas? b. Apakah X dan Y saling bebas? 5. Suatu perusahaan besar menyediakan 3 hotel bagi akomodasi rekanannya. Dari catatan sebelumnya diketahui bahwa 20% rekanannya diinapkan dihotel A, 50% dihotel B, dan 30% dihotel C. Bila 5% diantara kamar-kamar dihotel A, 4% di hotel B, dan 8% dihotel C terdapat kerusakan pipa air di kamar mandinya, hitung peluang bahwa : a. seorang rekanan mendapat kamar dengan pipa air yang rusak! b. seorang rekanan yang diketahui mendapat kamar dengan pipa air yang rusak ternyata menginap di hotel A!