Dokumen tersebut merangkum pelajaran Alkitab dari Kitab Maleakhi yang menegur bangsa Israel akan ketidaksetiaan mereka kepada Allah. Maleakhi mengingatkan mereka untuk kembali kepada Allah dan menunaikan kewajiban mereka seperti memberikan persepuluhan. Dia juga menjanjikan berkat bagi mereka yang setia kepada Allah.
2. Bait Suci telah selesai dibangun beberapa tahun sebelumnya pada masa Raja
Persia yaitu Darius. Artahsasta sebagai pengganti Darius mengirim Nehemia untuk
membangun kembali Yerusalem sambil menjadi gubernur Yerusalem.
1. Allah menghargai kesetiaan kita (Mal 1)
2. Allah ingin kita bahagia dengan orang lain (Mal 2)
3. Allah berjanji untuk memberkati kesetiaan kita (Mal 3:1-12)
4. Allah mengingat kesetiaan kita (Mal 3:13-18)
5. Allah memberikan kepada umat-Nya yang setia sebuah misi (Mal 4)
Pada waktu itu, Ezra dan Nehemia memimpin gerakan reformasi kerohanian di
kalangan bangsa itu (antara rahun 444 dan 432 SM)
Tetapi ketika kedua orang itu pergi, bangsa itu menyerah pada
kemalasan kerohanian. Maleakhi dipanggil pada pelayanan kenabian
sekitar tahun 425 SM. Misinya adalah untuk membuat bangsa itu
merenungkan ketidaksetiaan mereka kepada Pencipta mereka, untuk
mengulangi panggilan yang sebelumnya: “Kembalilah kepada-Ku,
maka Aku akan kembali kepadamu.” (Maleakhi 3:7)
3. ““Kamu berkata: "Lihat, alangkah susah payahnya!" dan kamu
menyusahkan Aku, firman TUHAN semesta alam. Kamu
membawa binatang yang dirampas, binatang yang timpang dan
binatang yang sakit, kamu membawanya sebagai persembahan.
Akan berkenankah Aku menerimanya dari tanganmu? firman
TUHAN.”(Maleakhi 1:13)
Para imam merendahkan tatacara di dalam
Bait Suci. Mereka bahkan menerima hewan
yang lumpuh dan sakit untuk dikorbankan
dan memperlakukan tatacara dan upacara
menjadi membosankan.
Dengan sikap itu, mereka berlaku tidak setia
kepada Allah. Mereka juga menolak
Keselamatan, karena mereka tidak melihat
“Anak Domba Allah, yang menghapus dosa
dunia” (Yohanes 1:29) atas hewan korban itu.
“Dalam upacara agama kuno yang merupakan ajaran dalam lambang, tidak ada hewan
korban yang cacat yang dapat dibawa ke altar Allah. Pengorbanan yang menggambarkan
Kristus haruslah tidak bernoda. Firman Allah menunjuk hal ini sebagai ilustrasi atas apa yang
anak-anakNya harus lakukan – "persembahan yang hidup," "kudus dan tidak bercela," "dan
yang berkenan kepada Allah." Roma 12:1, Efesus 5:27”
E.G.W. (The Ministry of Healing, cp. 8, “Training for Life’s Conflict”, p. 130)
4. “Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati
tuannya. Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku itu? Jika
Aku ini tuan, dimanakah takut yang kepada-Ku itu? firman Tuhan semesta
alam kepada kamu, hai para imam yang menghina nama-Ku. Tetapi kamu
berkata: “Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?’” (Maleakhi 1:6)
Allah menuntut kesetiaan karena
Dia adalah Bapa, Tuhan dan Raja
yang besar bangsa Israel (Mal. 1:6,
14)
1. Anak-anak harus
menghormati Bapanya.
2. Para hamba harus
menghormati Tuannya.
3. Rakyat harus menghormati
Raja Besarnya.
Kita harus menghormati Tuhan kita
dengan penghormatan rangkap tiga,
karena kita anak, hamba dan rakyat.
5. “Bukankah kita sekalian mempunya satu bapa? Bukankah satu Allah
menciptakan kita? Lalu mengapa kita berkhianat satu sama lain dan dengan
demikian menajiskan perjanjian nenek moyang kita?” (Maleakhi 2:10)
Umat Allah dituduh saling tidak setia satu sama lain dan tidak setia terhadap pasangan
mereka.
“Dan kamu bertanya: “Oleh karena apa?” Oleh sebab TUHAN telah menjadi
saksi antara engkau dan istri masa mudamu yang kepadanya engkau telah tidak
setia, padahal dialah teman sekutumu dan istri seperjanjianmu.” (Maleakhi 2:14)
Maleakhi mengambil pernikahan sebagai
contoh untuk menggambarkan kurangnya
kesetiaan dan komitmen bangsa itu terhadap
satu sama lain. Menurut Alkitab, pernikahan
adalah lembaga suci yang ditetapkan oleh
Tuhan. Bangsa Israel telah diamarkan
mengenai jangan menikah dengan yang tidak
seiman karena dengan demikian mereka akan
membahayakan komitmen mereka dengan
Tuhan dan jatuh ke dalam penyembahan
berhala (Yosua 23:12,13).
6. “Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan
kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap.” (Maleakhi 3:6)
Bangsa Israel patut menerima kehancuran
karena ketidaksetiaan mereka. Tapi kasih dan
kesetiaan Tuhan tidak pernah berubah, sehingga
mereka tidak binasa.
Sekarang Tuhan meminta bukti kesetiaan
mereka (dan juga kita): “Bawalah seluruh
persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah
perbendaharaan, supaya ada persediaan
makanan di rumah-Ku” (Maleakhi 3:10).
Dan Dia juga menambahkan
janji dan berkat ini:
““Dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku
tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan
mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.”” (Maleakhi
3:10)
7. “Setiap kali umat Allah, dalam setiap periode dunia,
dengan gembira dan dengan sepenuh hati telah
melakukan rencanaNya dalam persembahan
sistematis dan dalam pemberian dan persembahan,
mereka telah menyadari janji bahwa kemakmuran
akan menyertai semua pekerjaan mereka sesuai
dengan bagaimana mereka menaati persyaratan
dari Allah. Ketika mereka mengakui hak Allah dan
memenuhi persyaratan-Nya, menghormati Allah
dengan harta mereka, lumbung mereka dipenuhi
dengan berkelimpahan. Tapi ketika mereka
merampok Tuhan dalam persepuluhan dan
persembahan, mereka akan menyadari bahwa
mereka tidak hanya merampok Allah namun diri
mereka sendiri, karena Allah membatasi berkat-
Nya kepada mereka sesuai dengan bagaimana
mereka membatasi persembahan mereka kepada
Allah.”
E.G.W. (Testimonies for the Church, vol. 3, cp. 33, pg. 395)
8. “Beginilah berbicara satu sama
lain orang-orang yang takut
akan TUHAN: "TUHAN
memperhatikan dan
mendengarnya; sebuah kitab
peringatan ditulis di hadapan-
Nya bagi orang-orang yang
takut akan TUHAN dan bagi
orang-orang yang menghormati
nama-Nya.“ Mereka akan
menjadi milik kesayangan-Ku
sendiri, firman TUHAN
semesta alam, pada hari yang
Kusiapkan. Aku akan
mengasihani mereka sama
seperti seseorang menyayangi
anaknya yang melayani dia.
Maka kamu akan melihat
kembali perbedaan antara
orang benar dan orang fasik,
antara orang yang beribadah
kepada Allah dan orang yang
tidak beribadah kepada-Nya.”
(Malachi 3:16-18)
Karena Tuhan menunda
penghakiman-Nya atas orang-
orang berdosa, bangsa Israel tiba
pada kesimpulan yang salah:
“Adalah sia-sia beribadah kepada
Allah. Apakah untungnya kita
memelihara apa yang harus
dilakukan terhadap-Nya dan
berjalan dengan pakaian
berkabung di hadapan TUHAN
semesta alam?” (Mal 3:14)
Tetapi Tuhan
mendengarkan dan
menuliskan semua
perkataan dan
perbuatan mereka
yang berseru untuk
keadilan; mereka
yang berpegang teguh
pada kebaikan dan
sukacita melayani
Dia, hidup pada kasih
karunia-Nya.
9. “Tetapi sekarang, kiranya
Engkau mengampuni
dosa mereka itu -- dan
jika tidak, hapuskanlah
kiranya namaku dari
dalam kitab yang telah
Kautulis.””
(Keluaran 32:32)
“mata-Mu melihat selagi
aku bakal anak, dan dalam
kitab-Mu semuanya tertulis
hari-hari yang akan
dibentuk, sebelum ada
satu pun dari padanya.”
(Mazmur 139:16)
“Dan orang yang tertinggal
di Sion dan yang tersisa di
Yerusalem akan disebut
kudus, yakni setiap orang
di Yerusalem yang tercatat
untuk beroleh hidup,”
(Yesaya 4:3)
“Dan setiap orang yang
tidak ditemukan
namanya tertulis di
dalam kitab kehidupan
itu, ia dilemparkan ke
dalam lautan api itu.”
(Wahyu 20:15)
10. “Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan
terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada
sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak
seperti anak lembu lepas kandang.” (Maleakhi 4:2)
Allah telah menetapkan
pekerjaan ganda bagi
orang-orang beriman
yang hidup di masa akhir
dari sejarah dunia ini:
1. Mengingat Taurat yang diberikan
kepada Musa (Mal 4:4)
2. Membuat hati bapa-bapa berbalik
kepada anak-anaknya, dan hati
anak-anak kepada bapa-bapanya,
dan hati setiap orang kepada
Allah. (Mal 4:6)
11. “Pada zaman ini, sesaat sebelum kedatangan Kristus yang
kedua di awan-awan di langit, sebagaimana sebuah pekerjaan
yang Yohanes Pembaptis lakukan. Allah memanggil orang-
orang yang akan mempersiapkan orang banyak untuk berdiri
pada hari Tuhan yang besar. Pekabaran yang mendahului
pelayanan Kristus bagi orang banyak adalah "Bertobatlah,
pemungut cukai dan orang berdosa; bertobatlah, orang Farisi
dan orang Saduki; bertobatlah engkau, sebab Kerajaan Surga
sudah dekat" (lihat Matius 3:2). Sebagai umat yang percaya
akan kedatangan Kristus yang segera, kita memiliki pekabaran
yang harus dipikul, "Bersiaplah untuk bertemu dengan
Allahmu." Pekabaran kita haruslah langsung sebagaimana
halnya pekabaran Yohanes. Dia menegur raja karena
kesalahannya. Meskipun hidupnya terancam, dia tidak ragu
untuk menyatakan Firman Allah, dan pekerjaan kita pada
zaman ini haruslah dilakukan dengan setia.” E.G.W. (The Upward Look, October 21)