2. pendahuluan
Bahasa Indonesia sekarang banyak sekali
penyimpang dari akidah meskipun demikian tetap
saja penerapannya sering tidak sesuai. Terlebih
tayangan iklan yang ada di televisi, sering sekali
memberikan contoh yang kurang sesuai secara
tidak sadar tayangan iklan yang ada di televisi
tersebut ternyata mengandung gaya bahasa
tertentu yang dapat membantu anak-anak untuk
memahami lebih dalam mengenai gaya
bahasa, walaupun tidak semudah contoh yang ada
di buku, tapi tayangan iklan di televisi tersebut
cukup efektif membantu kita untuk mengenalkan
jenis-jenis gaya bahasa pada iklan di televisi. Ini
menunjukkan bahwa televisi tidak hanya berefek
negatif saja tetapi memiliki efek yang positif juga.
Melalui analisis ini diharapkan mampu untuk
melihat lebih dalam gaya bahasa iklan di televisi.
3. Metode penelitian
Adapun jenis penelitian ini adalah analisis isi
(content analysis), yaitu teknik atau strategi
yang sistematik untuk menganalisis makna
pesan untuk membuat inferensi- inferensi yang
valid dan dapat diteliti ulang dari data
berdasarkan konteksnya dengan
mengidentifikasi secara sistematik dan objektif
karakteristik-karakteristik khusus dalam sebuah
teks.
4. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan
pikiran melalui bahasa secara khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian
penulis atau pemakai bahasa Keraf
(2009:113). Penggunaan gaya bahasa akan
menghindari sifat monoton dalam
berbahasa, begitu pula penggunaan gaya
bahasa dalam iklan. Keraf (2009:115)
menyatakan bahwa sebuah gaya bahasa
yang menarik dapat diukur melalui
beberapa komponen, yaitu variasi, humor
yang sehat, pengertian yang baik dan tenaga
yang hidup (vitalitas), dan daya khayal atau
imajinasi.
5. Jenis-jenis gaya bahasa
Para ahli bahasa telah menemukan enam
puluh macam gaya bahasa dan
diklasifikasikan ke dalam empat kelompok.
Keempat kelompok gaya bahasa yang
dimaksud adalah: a) gaya bahasa
perbandingan; b) gaya bahasa pertentangan;
c) gaya bahasa pertautan; d) gaya bahasa
perulangan. Adapun gaya bahasa yang akan
dibahasa dalam penelitian ini sebagai berikut.
6. Macam –macam gaya bahasa
repetisi
adalah
gaya
bahasa
yang
berujud perulangan
bunyi,
suku
kata,
kata,
atau
bagian kalimat yang
dianggap
penting
untuk
memberi
tekanan
dalam
sebuah
konteks
yang sesuai.
Simile : Gaya bahasa
perbandingan yang
bersifat
eksplisit
yang
langsung
menyatakan
sesuatu
sama
dengan hal lain dan
ditandai
dengan
penggunaan
kata
seperti, bak, dan
bagaikan.
7. Simile
:
Gaya
bahasa
perbandingan yang bersifat
eksplisit yang langsung
menyatakan sesuatu sama
dengan hal lain dan
ditandai
dengan
penggunaan
kata
seperti, bak, dan bagaikan.
Hiperbola : Gaya bahasa yang
memberikan pernyataan
berlebih-lebihan.
Erotesis :Pernyataan yang
dipergunakan dalam pidato atau
tulisan dengan tujuan untuk
mencapai efek yang lebih
mendalam dan penekanan yang
wajar, dan sama sekali tidak
menghendaki adanya suatu
jawaban.
8. Klimaks :Gaya bahasa
yang menyatakan
beberapa hal yang
dituntut semakin lama
semakin meningkat.
Koreksio :Gaya bahasa
yang mula-mula
menegaskan
sesuatu, tetapi
kemudian
memeperebaikinya.
Pararelisme :Gaya bahasa
penegasan yang berupa
pengulangan kata pada baris
atau kalimat.
9. Makna gaya bahasa iklan di televisi
Gaya bahasa yang terkandung dalm iklan yaitu gaya bahasa
positif dan gaya bahasa negatif. Dalam iklan akan timbul gaya
bahasa positif apabila iklan tersebut berhasil meraih tempat
tersendiri dalam diri pemirsa sehingga ada keinginan dari
pemirsa untuk membeli atau sekadar mencoba produk yang
ditawarkan. Kalimat atau kata yang menantang calon pembeli
untuk sesegera mungkin melaksanakan suatu tindakan
pembelian juga sering digunakan dalam iklan, misalnya
“Buktikan, ya!”. Dengan pemakaian kata-kata seperti itu pemirsa
justru mempunyai keinginan yang kuat untuk membuktikan
produk yang ditawarkan. Iklan mengandung gaya bahasa negatif
apabila iklan tersebut menampilkan kata-kata dan pesan yang
tidak segera disampaikan.
Selain itu penggunaan kata atau penayangan iklan yang terkesan
dibuat-buat atau berlebihan juga membuat jenuh pemirsa untuk
menikmatinya. Penayangan iklan yang berupa adegan maupun
menampilkan binatang (model) iklan turut mempengaruhi gaya
bahasa pemirsa terhadap produk yang ditawarkan.
10. implikasi
Implikasi penelitian tersebut dalam dunia periklanan yaitu
memberikan gambaran bahwa bahasa itu tumbuh dan
berkembang sejalan dengan kemajuan jaman, khususnya
teknologi komunikasi. Oleh karena itu, pemakaian bahasa
dalm dunia periklanan, terutama pemakaian kata-kata yang
mengandung gaya bahasa dan makna gaya bahasa dapat
dioptimalkan dengan baik dan benar sehingga dapat
menghasilkan iklan yang jujur dan bermanfaat bagi
masyarakat.
Penelitian ini juga berimplikasi pada pengajaran bahasa
indonesia. Dengan adanya pemahaman yang baik mengenai
jenis-jenis gaya bahasa dapat membantu siswa memahami
pesan-pesan yang disampaikan dan jenis-jenis gaya bahasa
yang digunakan dalam penayangan iklan komersial di
televisi. Selain pemahaman dalam penggunaan gaya bahasa,
penting juga untuk memahami penggunaan kata-kata yang
mengandung gaya bahasa pada iklan sehingga dapat
dijadikan sebagai referensi cara membuat iklan menarik.
12. Ada 5 tujuan iklan yaitu
pemasaran, komunikasi, pendidikan, ekonomi, dan
sosial.
Iklan bertujuan uuntuk memenuhi
permintaan para pemakai/pembeli terhadap
barang/jasa serta gagasan yang diperlukan.
Iklan berisi cerita atau berita mengenai suatu
produk sehingga harus memenuhi suatu syarat
pemberitaan.
Bovee dan Arens (dalam Kusrianti, 2004:5)
mengatakan bahwa konsumen dapat belajar berbagai
macam iklan yang ada, baik yang mengandung nilainilai positif maupun negatif.
Iklan mengakibatkan orang-orang semakin
tahu tentang produk-produk tertentu, bentuk pelayanan
jasa maupun kebutuhan serta memperluas ide-ide
yang dapat mendatangkan keuntungan finansial.
Iklan berfungsi menggerakkan suatu
perubahan standar hidup yang ditentukan oleh
kebutuhan manusia.
13. PEMBAHASAN
Repetisi
Iklan Anget Sari
“badan segar ya anget sari”
“anget sareli ya anget sari”.
Simile
Shampo Rejoice
“nggak perlu ke salon, dapatkan kelembutan seperti habis
kerimbat dengan Rejoice Rich yang diperkaya krimbat esense
terbaik”.
Hiperbola
Sunlight pencuci piring
“menghilangkan lemak sekali usap”.
Erotesis
Pons pure white
“selain bersih, wajah langsung cerah”.
“facial foam kamu gimana?”
14. klimaks
Pons Pure White
“membuat kulit lebih bersih, lebih putih dan
tampak lebih cerah”.
Koreksio
Magnum infinity
“Magnum infinity “dari kelembutan coklat
tanzania, gak abis-abis dalam sekali gigit. Tapi tak
selamanya”.
Pararelisme
Elips
“sebutir elips sehabis kermas, ingat sebutir elips
sehabis kermas, shampo bersihkan elips sehatkan.”
15. Dari pembahasan di atas dapat
menunjukkan bahwa tayangan iklan tersebut
dapat membantu anak dalam belajar bahasa
khususnya gaya bahasa iklan di televisi.
Melalui televisi anak akan lebih mudah
belajar sedikit demi sedikit tentang gaya
bahasa, walaupun tidak semua gaya bahasa
ada dalam tayangan televisi, tetapi cara ini
dirasa lebih efektif membuat anak lebih
paham dan mengenal gaya bahasa, apalagi
dalam keseharian anak tidak lepas dari
menonton tayangan televisi. Hal ini
menunjukkan bahwa televisi tidak hanya
berdampak negatif bagi anak tetapi memiliki
dampak positif juga untuk perkembangan
anak.
16. Dengan demikian setelah di praktekkan pada anak SMA
kelas X, pembelajaran dengan gaya ini dirasa cukup efektif
untuk meningkatkan perkembangan gaya bahasanya.
Apalagi dulu waktu di SMP mereka sudah mendapatkan
bekal mengenai jenis-jenis gaya bahasa dan
pengertiannya. Nah, disini mereka tinggal di ingatkan lagi
tentang apa itu gaya bahasa, setelah itu mulai diberikan
penjelasan tentang jenis-jenis gaya bahasa untuk
kemudian barulah diberikan contoh iklan yang sesuai.
Hasil dari cara pembelajaran seperti ini cukup efektif
diterapkan untuk meningkatkan pemahaman gaya bahasa
pada anak SMA kelas X, walaupun hasilnya belum begitu
memuaskan tetapi cara ini akan mempermudah anak
untuk mengingat dan memahami secara perlahan makna
dan jenis gaya bahasa yang ada pada tayangan televisi.
17. PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan mengenai pemakaian gaya bahasa
dalam iklan di televisi, maka dapat disampaikan
simpulan bahwa pemakaian bahasa yang
digunakan dalam iklan televisi mengandung makna
nilai rasa positif dan nilai rasa negatif. Selain itu
jenis bahasa yang paling sering digunakan dalam
penayangan iklan adalah gaya bahasa repetisi.
Penggunaan gaya bahasa perulangan ini
bermaksud untuk menekankan bagian penting dari
produk yang ditawarkan, sehingga dapat
memudahkan produksi tersebut diingat oleh
pemirsa.