SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
KELOMPOK 1
Fardiana Muchita 201110410311205
M. Riski Pratama 201110410311
M. Alif Zarendra 201110410311
Erry Probo S 201110410311215
Dilla Novita 201110410311220
Richa Elfira 201110410311223
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012/2013
KINERJA ENZIM
Di dalam tubuh terjadi beraneka ragam reaksi kimia yang merupakan bagian dan
proses metabolisme. Reaksi – reaksi tersebut harus berlangsung dengan laju yang memadai,
sesuai dengan kebutuhan. Sementara kecepatan reaksi itu sendiri dipengaruhi antara lain oleh
suhu reaksi dan kadar reaktan. Namun, kedua faktor ini seringkali tak dapat ditingkatkan
secara bermakna pada makhluk katalisator khusus yang dikenal sebagai enzim. Baik atau
buruknya kinerja enzim tercermin dari besar kecilnya kecepatan reaksi kimia yang
dikatalisisnya. Berbagai faktor dapat mempengaruhi kinerja enzim ini. Secara kimiawi, enzim
merupakan protein dengan sifat – sifat khasnya. Karena itu, faktor – faktor yang
mempengaruhi struktur molekul protein akan mempengaruhi pula kinerja enzim. Selain itu,
keikutsertaan zat – zat khusus yang dikenal sebagai modifier dalam reaksi enzimatik, dapat
memperbaiki atau sebaliknya, memperburuk kinerja enzim. Praktikum ini bertujuan untuk
memperkenalkan cara untuk mengetahui kinerja enzim dan faktor – faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi kinerja tersebut. Praktikum tentang kinerja enzim ini terbagi menjadi dua
bagian. Praktikum pertama bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH dan suhu , sedangkan
praktikum kedua dirancang untuk menunjukkan pengaruh kadar reaktan serta pengaruh
modifier pada kinerja enzim.
Prinsip Umum Praktikum Kinetika Enzim
Kinerja enzim diukur dari kecepatan reaksi yang dikatalisisnya.
Kecepatan reaksi enzimatik tercermin dari berkurangnya substrat atau bertambahnya
produk per satuan waktu.
Reaksi enzimatik tidak berlangsung dalam kecepatan yang konstan, kecepatan akan
semakin menurun seiring dengan makin berkurangnya kadar substrat.
Karena kecepatan reaksi selalu berubah, perlu ditentukan suatu kecepatan reaksi pada saat
tertentu dalam perjalanan reaksi enzimatik sebagai “patokan” untuk menilai kinerja enzim.
“Kecepatan awal” (initial velocity = Vo), adalah kecepatan reaksi enzimatik pada saat
reaksi baru saja berlangsung, dengan kadar substrat yang masih belum berkurang.
Kecepatan awal reaksi dapat diketahui dengan mengukur penurunan kadar substrat atau
peningkatan kadar produk selama berlangsungnya reaksi, dan menurutnya sebagai kurva
yang lazim dikenal sebagai progress curve; kecepatan awal adalah tangens dan sudut yang
dibentuk antara garis singgung pada kurva yang ditarik melalui titik waktu reaksi 0.
PENGARUH pH PADA REAKSI ENZIMATIK
Alat:
Bejana erlenmeyer
Pipet volumetrik
Buret
Tabung reaksi
Stopwatch
Reagensia:
Larutan enzim “E” (saliva)
Larutan NaCl 0,9 %
Larutan dapar dengan pH 4, 5, 6, 5, 8 dan 10
Larutan substrat “S”
Larutan KI – KIO3
Larutan HCl 0,05 N
Pelaksanaan:
1. Masing – masing kelompok anggota kelompok depan melakukan percobaan pada satu pH
tertentu (4, 5, 6, 5, 8 dan 10) sesuai dengan yang ditentukan oleh pemimpin praktikum.
2. Siapkan 5 tabung reaksi bersih, beri masing – masing tanda 0’, 5’, 10’, 15’, dan 20’
3. Siapkan bejana Erlenmeyer dan pipet volumetrik.
4. Ambil berturut – turut 15 ml larutan dapar dengan pH yang telah ditentukan bagi masing
– masing kelompok, 3 ml larutan “S”, dan 6 ml larutan NaCl 0,9% dan masukkan ke
dalam Erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer beberapa detik dengan gerakan memutar agar
isinya tercampur rata.
5. Isilah masing – masing tabung reaksi yang tersedia dengan 10 ml larutan HCl 0,05 N.
6. Ambil dengan pipet 1 ml campuran larutan dan labu Erlenmeyer dan masukkan ke dalam
tabung reaksi yang bertanda 0’, campurlah isinya dengan beberapa kali membalikkan
tabung yang disumbat ibu jari tangan.
7. Siapkan stopwatch.
8. Ambil dengan pipet 1 ml enzim dan tambahkan ke dalam campuran larutan yang berada
di dalam erlenmeyer. Jalankan stopwatch tepat pada saat enzim dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer beberapa detik dengan gerakan memutar agar enzim
tercampur rata di dalam larutan. Setelah itu Erlenmeyer jangan digoyangkan lagi.
(Diamkan di atas meja).
9. Kira – kira setengah menit menjelang menit ke -5 ambillah dengan pipet 1 ml larutan dari
labu Erlenmeyer, dan tepat pada menit ke-5 masukkan cairan dan dalam pipet tersebut ke
dalam tabung reaksi yang bertanda 5’, campurlah isinya dengan beberapa kali
membalikkan tabung yang disumbat ibujari tangan.
10. Lakukan kembali prosedur seperti tahap 9 sekitar menit ke 10, 15, 20 memasukkan cairan
dan dalam pipet ke dalam tabung reaksi bertanda 10, 15, atau 20’ dan mencampurkannya
dengan membalik-balikan tabung
11. Setelah semua selesai, tambahkan 1ml larutan KI-KIO3 dan buret ke dalam masing-
masing tabung reaksi. Campur merata dengan membalikkan beberapa kali tabung reaksi
yang disumbat ibu jari tangan.
12. Kira-kira lima menit setelah penambahan KI-KIO3,bacalah absorbance larutan yang ada
dalam masing-masing tabung reaksi.
13. Dari nilai absorbance yang terbaca. Hitunglah persen substrat yang tercerna pada menit
ke-0, 5, 10, 15 dan 20 dengan rumus:
Presentase substrat yang dicerna pada menit t =
Presentase substrat semula-presentase substrat yang tersisa pada menit t
Jadi:
Presentase substrat yang dicerna pada menit t =
Keterangan:
ATt = Absorbance larutan pada menit ke t
AT0 = Absorbance larutan pada menit ke 0
14. Runutlah nilai presentase substrat yang dicerna pada ordinat grafik menghubungkannya
dengan lama berlangsung reaksi (T) pada absisnya. Kurva yang terbentuk disebut progres
curve.
15. Bandingkan kinerja enzim pada berbagai pH di atas dan buatlah analisis mengapa
demikian.
Mekanisme Reaksi:
Untuk enzim, pH dapat mempengaruhi aktivitas enzimatik melalui pengubahan
struktur atau pengubahan muatan pada residu yang berfungsi dalam pengikatan substrat atau
katalisis. Untuk melukiskannya, perhatikan enzim bermuatan negatif ( Enz¯ ) yang bereaksi
dengan substrat bermuatan positif ( SH+
):
Enz¯ + SH+
 EnzSH
Pada pH yang rendah, Enz¯ mengalami protonasi dan kehilangan muatan negatifnya:
Enz¯ H+
 EnzH
Pada pH yang tinggi, SH+
mengalami ionisasi dan kehilangan muatan positifnya:
SH+
 S + H+
Karena berdasarkan definisi, satu – satunya bentuk yang akan mengadakan interaksi
adalah SH+
dan Enz¯, nilai pH yang ekstrim akan menurunkan konsentrasi efektif Enz¯ dan
SH+
sehingga menurunkan percepatan reaksi.
Bagan Alir:
Siapkan 5 tabung reaksi bersih
Setiap tabung diisi 15 ml HCl 0,05 N
Masukkan 15 ml larutan pada pH 5,9 + 3 ml larutan “S” + 6 ml larutan NaCl 0,9%.
Campurkan ad homogen dalam erlenmeyer.
Ambil 1 ml dengan pipet campuran di atas. Masukkan ke dalam tabung reaksi menit ke -0,
homogenkan.
Pipet 1 ml, lalu masukkan ke campuran larutan erlenmeyer, aduk rata.
Menjelang menit ke -5, pipet campuran dari erlenmeyer lalu masukkan ke tabung reaksi
hingga semua tabung reaksi menurut waktu masing – masing (5’, 10’, 15’, 20’).
Setelah selesai semua tambahkan larutan KI-KIO3 1 ml di masing – masing tabung, kocok ad
homogen (hingga 5 menit).
Siapkan blanko untuk sampel.
Gambar Skematis:
Gambar:
Hasil Pengamatan:
Kelompok Waktu (t) Transmisi (T) Absorbance (log ) % Substrat yang Dicerna
pH 5,9
0’ 18 -1,2553 0%
5’ 10 -1 20,34%
10’ 10 -1 20,34%
15’ 11 -1,0414 17,04%
20’ 12 -1,0792 14,03%
pH 7
0’ 28 -1,4472 0%
5’ 10 -1 30,90%
10’ 14 -1,1461 20,81%
15’ 18 -1,2553 13,26%
20’ 16 -1,2041 16,80%
pH 8
0’ 20 -1,3010 0%
5’ 1 0 100%
10’ 9 -0,9542 26,66%
15’ 10 -1 23,14%
20’ 13 -1,1139 14,38%
Grafik:
Pembahasan:
Enzim adalah sekelompok protein dengan sifat khasnya yang berfungsi sebagai
katalisator untuk berbagai reaksi kimia dalam sistem biologis didalam tubuh manusia. Tanpa
adanya katalisator, berbagai reaksi kimia dalam tubuh akan berjalan sangat lambat.
Enzim memerlukan suhu dan pH optimum yang berbeda karena enzim adalah protein
yang dapat mengalami perubahan bentuk apabila suhu dan keasamannya berubah.
Pada sel hidup, perubahan pH sangat kecil, sehingga enzim hanya bisa aktif pada
kisaran pH yang sempit, enzim akan mengalami kerusakan atau denaturasi pada pH ekstrim
yaitu keadan dimana pH telalu rendah atau ter lalu tinggi. Jika enzim memiliki lebih dari satu
subtrat, maka pH optimumnya akan berbeda pada suhu substrat.
Berdasarkan kurva diatas dapat kita lihat pada pH 8 enzim bekerja paling maksimal.
Hal itu ditunjukkan oleh banyaknya substrat yang dicerna. Akan tetapi semakin bertambahnya
waktu aktivitas enzim mengalami penurunan yang drastis dan cepat karena telah melewati pH
optimal dari enzim tersebut.
Pada pH 7 enzim bekerja optimal dan stabil. Namun pada hasil percobaan pH optimal
menunjukkan pH 8 karena dimungkinkan terjadi kesalahan dari praktikan saat pengambilan
bahan ataupun ketepatan waktu. Grafik juga mengalami penurunan jumlah substrat yang
dicerna seiring dengan berjalannya waktu karena enzim yang bekerja juga semakin sedikit.
Kesimpulan:
Enzim memiliki aktivitas maksimal pada pH optimumnya ( pH optimum enzim
amilase saliva adalah pH 7). Penurunan dan kenaikan pH uang paling ekstrem akan
mempengaruhi kerja atau aktivitas enzim. Nilai absorbansi pada percobaan ini dapat
menunjukkan nilai aktivitas enzim yang dipengaruhi oleh pH tertentu. Semakin besar nilai
absorbansi, maka prosentase substrat yang dicerna semakin banyak sehingga dapat kita lihat
bahwa enzim bekerja optimal.
Enzim memiliki kinerja yang paling optimal pada pH 8, karena pada pH ini diperoleh
aktivitas enzim yang tinggi (kecepatan enzimatik tinggi). Umumnya, kecepatan reaksi
enzimatik meningkat hingga mencapai pH optimal dan menurun setelah pH lebih besar dari
pH optimal.
PENGARUH SUHU PADA REKASI ENZIMATIK
Alat:
Bejana Erlenmayer
Pipet volumetric
Buret
Tabung reaksi (5 buah)
Stopwatch
Reagensia:
Larutan enzim “E” (Saliva)
Larutan NaCl 0,9%
Larutan dapar (buffer) dengan pH 6.5
Larutan substrat “S”
Penangas air (Waterbath)
Larutan KI-KIO3
Larutan HCl 0.05N
Pelaksanaan:
1. Masing-masing kelompok anggota kelompok belakang melakukan percobaan pada satu
suhu tertentu (0,27,40, atau 70) sesuai dengan yang ditentukan oleh pemimpin praktikum.
2. Siapkan 5 tabung reaksi bersih, beri masing-masing tanda 0’, 5’, 10’, 15’, dan 20’.
3. Siapkan bejana Erlenmeyer dan pipet Volumetrik.
4. Ambil berturut-turut 15ml dapat dengan pH 6,5, 3ml larutan “S”, dan 6ml larutan 0.9%
dan masukkan ke dalam Erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer beberapa dengan gerakan
memutar agar isinya tercampur rata.
5. Rendam Erlenmeyer di dalam air waterbath yang sesuai dengan suhu yang dipilihkan
oleh pemimpin praktikum untuk kelompok anda. (Untuk suhu 27, letakkan saja
Erlenmeyer pada meja praktikum anda). Jangan mengeluarkan Erlenmeyer dan waterbath
(kecuali percobaan pada suhu 270
C )selama percobaan, untuk menghindari perubahan
suhu.
6. Isilah masing-masing tabung reaksi yang tersedia dengan 10ml larutan HCl 0,05 N.
7. Ambil dengan pipet 1ml campuran larutan dan labu Erlenmeyer dan masukkan ke dalam
tabung reaksi yang bertanda 0’, campurlah isinya dengan beberapa kali membalikkan
tabung yang disumbat ibu jari tangan.
8. Siapkan Stopwatch
9. Ambil dengan pipet 1ml campuran larutan ke dalam campuran larutan yang berada di
dalam Erlenmeyer. Jalankan stopwatch tepat pada saat enzim dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer beberapa detik dengan gerakan memutar agar enzim
tercampur rata dalam larutan. Setelah itu Erlenmeyer jangan digoyangkan lagi. (Diamkan
di atas meja).
10. Kira – kira setengah menit menjelang menit ke-5 ambillah dengan pipet 1 ml larutan dan
labu Erlenmeyer, dan tepat pada menit ke -5 masukkan cairan dan dalam pipet tersebut ke
dalam tabung reaksi bertanda 5’, campurlah isinya dengan beberapa kali membalikkan
tabung yang disumbat ibu jari tangan.
11. Lakukan kembali prosedur seperti tahap 10 sekitar menit ke-10, 15, dan 20 memasukkan
cairan dan dalam pipet ke dalam tabung reaksi bertanda 10’, 15’, dengan atau 20’ dan
mencampurkannya dengan membalik- balikkan tabung.
12. Setelah semua selesai, tambahkan 1 ml larutan KI – KIO3 dan buret ke dalam masing –
masing tabung reaksi. Campur merata dengan membalikkan beberapa kali tabung reaksi
yang disumbat ibujari tangan.
13. Kira – kira lima menit setelah penambahan KI – KIO3, bacalah absorbance larutan yang
ada dalam masing – masing tabung reaksi.
16. Dari nilai absorbance yang terbaca. Hitunglah persen substrat yang tercerna pada menit
ke-0, 5, 10, 15 dan 20 dengan rumus:
Presentase substrat yang dicerna pada menit t =
Presentase substrat semula - presentase substrat yang tersisa pada menit t
Jadi:
Presentase substrat yang dicerna pada menit t =
Keterangan:
ATt = Absorbance larutan pada menit ke t
AT0 = Absorbance larutan pada menit ke 0
17. Runutlah nilai presentase substrat yang dicerna pada ordinat grafik menghubungkannya
dengan lama berlangsung reaksi (T) pada absisnya. Kurva yang terbentuk disebut progres
curve.
18. Bandingkan kinerja enzim pada berbagai pH di atas dan buatlah analisis mengapa
demikian.
Bagan Alir:
Siapkan 5 tabung reaksi bersih
Setiap tabung diisi 5 ml HCl 0,05 N
Tambah 15 ml larutan pH 7 + 3 ml larutan substrat + 6 ml larutan NaCl 0,9%. Campurkan ad
homogen dalam erlenmeyer. Masukkan kulkas.
Pipet 1 ml campuran di atas (setelah 15 menit dalam kulkas). Masukkan ke dalam tabung
reaksi menit ke -0, kocok ad homogen.
Pipet 2 ml enzim, lalu masukkan ke campuran larutan erlenmeyer, aduk ad rata kemudian
masukkan kulkas lagi.
Menjelang menit ke -5, pipet campuran dari erlenmeyer lalu masukkan ke tabung reaksi
bertanda 5’, lakukan hal tersebut pada menit ke-10’, 15’, 20’. Kocok ad homogen.
Tambahkan larutan KI-KIO3 1 ml di masing – masing tabung, kocok ad homogen.
Baca absorbance pada spektrometer.
Gambar Skematis:
Gambar:
Hasil Pengamatan:
Kelompok Waktu (t) Transmisi (T) Absorbance (log ) % Substrat yang Dicerna
Suhu 00
C
0’ 68 -1,8325 0%
5’ 52 -1,7160 6,36%
10’ 59 -1,7709 3,36%
15’ 63 -1,7993 1,81%
20’ 68 -1,8325 0%
Suhu 350
C
0’ 70 -1,8451 0%
5’ 58,5 -1,7672 4,22%
10’ 60 -1,7782 3,63%
15’ 56,5 -1,7520 5,05%
20’ 54 -1,7324 6,11%
Suhu 700
C
0’ 59 -1,7709 0%
5’ 61 -1,7853 -0,81%
10’ 50 -1,6990 4,06%
15’ 51 -1,7076 3,57%
20’ 53 -1,9685 -11,16%
Grafik:
Pembahasan:
Enzim dipengaruhi oleh panas atau suhu yang ditunjukkan dengan nilai
absorbansinya. Semakin tinggi suhunya, maka nilai absorbansinya akan semakin turun karena
enzim mengalami inaktivasi pada suhu tinggi. Dan apabila suhu tinggi tersebut dipertahankan,
maka enzim akan mengalami kerusakan (denaturasi).
Pada suhu yang lebih tinggi, kecepatan molekul substrat meningkat, sehingga pada
saat bertumbukan dengan enzim, energi molekul substrat berkurang. Hal ini memudahkan
terikatnya molekul substrat pada sisi aktif enzim. Aktivitas enzim meningkat dengan
meningkatnya suhu sampai pada titik tertentu.
Seperti pada hasil percobaaan, dapat kita lihat pada suhu 350
C enzim bekerja secara
optimal. Hal itu dapat kita lihat dari nilai absorbansi yang tinggi dan juga banyak substrat
yang dapat dicerna oleh enzim. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya energi kinetik
pada molekul substrat dan enzim.
Pada suhu 00
C enzim dapat dikatakan inaktif dan reaksi yang berlangsung bersifat
reversible. Namun enzim dalam keadaan tidak terdenaturasi. Suhu yang rendah
mengakibatkan aktivitas enzim berkurang dibandingkan aktivitas enzim pada suhu optimum.
Kesimpulan:
Tiap enzim memiliki suhu optimum, yaitu ketika enzim tersebut dapat bekerja dengan
baik. Semakin jauh dari suhu optimum, kerja enzim semakin tidak baik. Suhu optimum enzim
dalam tubuh adalah 360
C – 400
C. Enzim akan mengalami denaturasi pada suhu yang terlalu
rendah ataupun terlalu tinggi. Pada suhu 700
C enzim menjadi inaktivasi karena protein
terdenaturasi, dan enzim dapat rusak apabila suhu dinaikkan hingga 1000
C.
PENGARUH PENINGKATAN KADAR ENZIM PADA REAKSI
ENZIMATIK
Alat:
Bejana erlenmeyer
Pipet volumetrik 1 ml dan 2 ml
Buret
Tabung reaksi (5 buah)
Stopwatch
Reagensia:
Larutan enzim “E” (saliva)
Larutan NaCl 0,9 %
Larutan dapar dengan pH 7
Larutan substrat “S”
Larutan KI – KIO3
Larutan HCl 0,05 N
Pelaksanaan:
1. Kelompok depan dibagi lagi menjadi kelompok 2A1 dan 2A2
2. Beth kelompok 2A1 dan 2A2 terletak pada tahap ke-5 dan 9 percobaan (lihat tahap 5 dan
9 di bawah ini).
3. Siapkan 5 tabung reaksi bersih, beri masing – masing tanda 0’, 5’, 10’, 15’, dan 20’
4. Siapkan bejana Erlenmeyer dan pipet volumetrik.
5. Kelompok 2A1: Masukkan 15 ml larutan dapar (pH 6,5) 3 ml larutan “S”, dan 6 ml aqua
destillatake dalam Erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer beberapa detik dengan gerakan
memutar agar isinya tercampur rata.
Kelompok 2A2: Masukkan 15 ml larutan dapar (pH 6,5) 3 ml larutan “S”, dan 5 ml aqua
destillate ke dalam Erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer beberapa detik dengan gerakan
memutar agar isinya tercampur rata.
6. Isilah masing – masing tabung reaksi yang tersedia dengan 10 ml larutan HCl 0,05 N.
7. Ambil dengan pipet 1 ml campuran larutan dan labu Erlenmeyer dan masukkan ke dalam
tabung reaksi yang bertanda 0’, campurlah isinya dengan beberapa kali membalikkan
tabung yang disumbat ibu jari tangan.
8. Siapkan stopwatch.
9. Kelompok 2A1: Pipetlah 1 ml enzim dan tambahkan ke dalam campuran larutan yang
berada di dalam erlenmeyer. Jalankan stopwatch tepat pada saat enzim dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer beberapa detik dengan gerakan memutar agar
enzim tercampur rata di dalam larutan. Setelah itu Erlenmeyer jangan digoyangkan lagi.
(Diamkan di atas meja).
Kelompok 2A1: Pipetlah 1 ml enzim dan tambahkan ke dalam campuran larutan yang
berada di dalam erlenmeyer. Jalankan stopwatch tepat pada saat enzim dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer beberapa detik dengan gerakan memutar agar
enzim tercampur rata di dalam larutan. Setelah itu Erlenmeyer jangan digoyangkan lagi.
(Diamkan di atas meja).
10. Kira – kira setengah menit menjelang menit ke -5 ambillah dengan pipet 1 ml larutan dari
labu Erlenmeyer, dan tepat pada menit ke-5 masukkan cairan dan dalam pipet tersebut ke
dalam tabung reaksi yang bertanda 5’, campurlah isinya dengan beberapa kali
membalikkan tabung yang disumbat ibujari tangan.
11. Lakukan kembali prosedur seperti tahap 9 sekitar menit ke 10, 15, 20 memasukkan cairan
dan dalam pipet ke dalam tabung reaksi bertanda 10, 15, dan mencampurkannya dengan
membalik-balikan tabung dengan atau 20’
12. Setelah semua selesai, tambahkan 1ml larutan KI-KIO3 dan buret ke dalam masing-
masing tabung reaksi. Campur merata dengan membalikkan beberapa kali tabung reaksi
yang disumbat ibu jari tangan.
13. Kira-kira lima menit setelah penambahan KI-KIO3,bacalah absorbance larutan yang ada
dalam masing-masing tabung reaksi.
14. Dari nilai absorbance yang terbaca. Hitunglah persen substrat yang tercerna pada menit
ke-0, 5, 10, 15 dan 20 dengan rumus:
Presentase substrat yang dicerna pada menit t =
Presentase substrat semula - presentase substrat yang tersisa pada menit t
Jadi:
Presentase substrat yang dicerna pada menit t =
Keterangan:
ATt = Absorbance larutan pada menit ke t
AT0 = Absorbance larutan pada menit ke 0
15. Runutlah nilai presentase substrat yang dicerna pada ordinat grafik menghubungkannya
dengan lama berlangsung reaksi (T) pada absisnya. Kurva yang terbentuk disebut progres
curve.
16. Bandingkan kinerja enzim pada percobaanyang dilakukan kelompok 2A1, 2A2, 2B1, 2B2
dan buatlah analisis mengapa demikian.
Bagan Alir:
Siapkan 5 tabung reaksi bersih
Setiap tabung diisi 5 ml HCl 0,05 N
Ambil 6 ml larutan dapar pH 7 + 3 ml larutan “S” + 6 ml larutan NaCl 0,9%. Campurkan
dalam erlenmeyer.
Goyangkan Erlenmeyer beberapa detik dengan gerakan memutar.
Ambil 1 ml dengan pipet campuran di atas. Masukkan ke dalam tabung reaksi bertanda 0’,
campur dengan membalikkan tabung disumbat ibujari tangan.
Pipet 1 ml enzim, masukkan ke erlenmeyer, jalankan stopwatch.Goyangkan Erlenmeyer
beberapa detik dengan gerakan memutar di atas meja. Diamkan.
Tambahkan 2 ml larutan dari labu erlenmeyer tepat di menit ke -5. Campur isinya dengan
membalikkan tabung yang disumbat ibujari tangan.
Lakukan kembali prosedur di atas pada menit ke 10, 15, dan 20.
Tambahkan larutan KI-KIO3 1 ml di masing – masing tabung, campur merata dengan
membalikkan tabung.
Baca masing – masing nilai absorbance.
Gambar Skematis:
Hasil Pengamatan:
Kelompok Waktu (t) Transmisi (T) Absorbance (log ) % Substrat yang Dicerna
Kadar
0’ 13 -1,1139 0%
5’ 85 -1,9294 73,21%
10’ 89 -1,9494 75,01%
15’ 94 -1,9731 77,13%
20’ 92 -1,9638 76,30%
Kontrol
0’ 16 -1,2041 0%
5’ 89 -1,9494 61,90%
10’ 92 -1,9638 63,09%
15’ 92 -1,9638 63,09%
20’ 100 -2 66,10%
Inhibitor
0’ 90 -1,9542 0%
5’ 89 -1,9494 0,25%
10’ 80 -1,9031 2,61%
15’ 88 -1,9445 0,50%
20’ 94 -1,9731 -0,97%
Grafik:
Pembahasan:
Jumlah atau kadar enzim menentukan lamanya waktu yang digunakan untuk mencapai
keseimbangan. Bila kita menggunakan enzim yang masih murni dan belum rusak, kecepatan
reaksi atau aktivitas enzim berbanding lurus dengan konsentrasi enzimnya. Semakin besar
kadar enzim, maka semakin besar pula aktivitas enzim dan reaksi yang dikatalis enzim juga
semakin cepat. Apabila kadar substrat tetap dan kadar enzim turun karena enzim yang
tersedia tidak cukup banyak untuk bereaksi dengan substrat.
Pada percobaan ini, dapat kita lihat bahwa semakin lama, prosentase substrat yang
dicerna semakin sedikit. Hal itu dikarenakan semakin lama kadar enzim yang terdapat dalam
larutan semakin berkurang karena telah digunakan dalam proses enzimatik sebelumnya.
Sehingga reaksi enzimatik mengalami penurunan kecepatan yang mengakibatkan jumlah
substrat yang dicerna juga semakin kecil atau sedikit.
Kurva yang berbeda pada hasil percobaan dengan teori disebabkan adanya kesalahan
dalam prosedur kerja, yaitu ketidaktelitian dalam pengenceran maupun ketepatan waktu serta
instrumental faktor seperti alat spektrofotometer yang digunakan. Selain itu saliva sebagai
sumber enzim telah dipengaruhi oleh zat warna atau kandungan dari makanan yang
sebelumnya dikonsumsi oleh praktikan yang menyumbangkan salivanya.
Kesimpulan:
Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi enzim, makin besar konsentrasi enzim,
makin besar kadar enzim makin tinggi pula kecepatan reaksi. Makin besar konsentrasi atau
kadar enzim, maka nilai absorbansinya semakin kecil. Pengaruh konsentrasi enzim ini yaitu
pembentukan produk, dimana makin besar kadar enzim makin banyak pula substrat yang
dicerna sehingga dapat dinyatakan bahwa laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi
enzim.

More Related Content

What's hot

Pewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaPewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaIrwin Septian
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
 
Laporan praktikum saliva
Laporan praktikum salivaLaporan praktikum saliva
Laporan praktikum salivawidhariyani2317
 
Laporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidLaporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidHafni Zuhroh
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniDokter Tekno
 
nitrimetri
nitrimetrinitrimetri
nitrimetriRani Ye
 
IMBIBISI SINERESIS PADA BAHAN CETAK HIDROKOLOID ALGINAT
IMBIBISI SINERESIS PADA BAHAN CETAK HIDROKOLOID ALGINATIMBIBISI SINERESIS PADA BAHAN CETAK HIDROKOLOID ALGINAT
IMBIBISI SINERESIS PADA BAHAN CETAK HIDROKOLOID ALGINATdevita nuryco
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikrobaMifta Rahmat
 
Mekanisme Kerja Enzim Schardinger
Mekanisme Kerja Enzim SchardingerMekanisme Kerja Enzim Schardinger
Mekanisme Kerja Enzim SchardingerFi Chun
 
pengaruh suhu terhadap reakzi enzimatik
pengaruh suhu terhadap reakzi enzimatikpengaruh suhu terhadap reakzi enzimatik
pengaruh suhu terhadap reakzi enzimatikanandajpz
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationwd_amaliah
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...UNESA
 
Laporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranLaporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranReza Fahlevi
 

What's hot (20)

Penanganan hewan coba
Penanganan hewan cobaPenanganan hewan coba
Penanganan hewan coba
 
Pewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaPewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimia
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Laporan praktikum saliva
Laporan praktikum salivaLaporan praktikum saliva
Laporan praktikum saliva
 
Laporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidLaporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehid
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
 
nitrimetri
nitrimetrinitrimetri
nitrimetri
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
IMBIBISI SINERESIS PADA BAHAN CETAK HIDROKOLOID ALGINAT
IMBIBISI SINERESIS PADA BAHAN CETAK HIDROKOLOID ALGINATIMBIBISI SINERESIS PADA BAHAN CETAK HIDROKOLOID ALGINAT
IMBIBISI SINERESIS PADA BAHAN CETAK HIDROKOLOID ALGINAT
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
 
Uji molisch
Uji molischUji molisch
Uji molisch
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
 
Karbohidrat i
Karbohidrat iKarbohidrat i
Karbohidrat i
 
Mekanisme Kerja Enzim Schardinger
Mekanisme Kerja Enzim SchardingerMekanisme Kerja Enzim Schardinger
Mekanisme Kerja Enzim Schardinger
 
pengaruh suhu terhadap reakzi enzimatik
pengaruh suhu terhadap reakzi enzimatikpengaruh suhu terhadap reakzi enzimatik
pengaruh suhu terhadap reakzi enzimatik
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
 
Laporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranLaporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceran
 

Similar to Diskusi biokimia 1

Modul praktek s1
Modul praktek s1Modul praktek s1
Modul praktek s1Dedi Kun
 
prinsip dasar ph meter ph meter ph meter ph meetr ph meter
prinsip dasar ph meter ph meter ph meter ph meetr ph meterprinsip dasar ph meter ph meter ph meter ph meetr ph meter
prinsip dasar ph meter ph meter ph meter ph meetr ph meterFirmanJaya12
 
Laporan percobaan enzim katalase
Laporan percobaan enzim katalase Laporan percobaan enzim katalase
Laporan percobaan enzim katalase DaPiDaBi
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHMas Mahardika
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHMas Mahardika
 
Sifat Spektral Molekul
Sifat Spektral MolekulSifat Spektral Molekul
Sifat Spektral Molekulhendrykaiizhyz
 
Tutor imunologi lulut
Tutor imunologi lulutTutor imunologi lulut
Tutor imunologi lulutandreei
 
Pengaruh pH pada reaksi enzimatik
Pengaruh pH pada reaksi enzimatikPengaruh pH pada reaksi enzimatik
Pengaruh pH pada reaksi enzimatikanandajpz
 
Praktikum biologi enzim katalase
Praktikum biologi enzim katalasePraktikum biologi enzim katalase
Praktikum biologi enzim katalaseInten Aja Deh
 
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docxLaporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docxagusgunawan08091984
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HClLAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HClAulia Rizqi
 

Similar to Diskusi biokimia 1 (20)

Pengaruh ph
Pengaruh phPengaruh ph
Pengaruh ph
 
Modul praktek s1
Modul praktek s1Modul praktek s1
Modul praktek s1
 
Uji Konsentrasi Enzim
Uji Konsentrasi EnzimUji Konsentrasi Enzim
Uji Konsentrasi Enzim
 
prinsip dasar ph meter ph meter ph meter ph meetr ph meter
prinsip dasar ph meter ph meter ph meter ph meetr ph meterprinsip dasar ph meter ph meter ph meter ph meetr ph meter
prinsip dasar ph meter ph meter ph meter ph meetr ph meter
 
Laporan percobaan enzim katalase
Laporan percobaan enzim katalase Laporan percobaan enzim katalase
Laporan percobaan enzim katalase
 
I
II
I
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
 
Sifat Spektral Molekul
Sifat Spektral MolekulSifat Spektral Molekul
Sifat Spektral Molekul
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Tutor imunologi lulut
Tutor imunologi lulutTutor imunologi lulut
Tutor imunologi lulut
 
Enzim 2
Enzim 2Enzim 2
Enzim 2
 
Enzim 1
Enzim 1Enzim 1
Enzim 1
 
Pengaruh pH pada reaksi enzimatik
Pengaruh pH pada reaksi enzimatikPengaruh pH pada reaksi enzimatik
Pengaruh pH pada reaksi enzimatik
 
Ppt praktikum enzim katalase
Ppt praktikum enzim katalasePpt praktikum enzim katalase
Ppt praktikum enzim katalase
 
Enzim katalase asli
Enzim katalase asliEnzim katalase asli
Enzim katalase asli
 
Enzim katalase
Enzim katalaseEnzim katalase
Enzim katalase
 
Praktikum biologi enzim katalase
Praktikum biologi enzim katalasePraktikum biologi enzim katalase
Praktikum biologi enzim katalase
 
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docxLaporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HClLAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HCl
 

More from Dilla Novita

Dapar dan larutan 2
Dapar dan larutan 2Dapar dan larutan 2
Dapar dan larutan 2Dilla Novita
 
Medical pharmacology at a glance
Medical pharmacology at a glanceMedical pharmacology at a glance
Medical pharmacology at a glanceDilla Novita
 
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasiObat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasiDilla Novita
 
Dialog bahasa korea
Dialog bahasa koreaDialog bahasa korea
Dialog bahasa koreaDilla Novita
 
Encyclopedia of spells
Encyclopedia of spellsEncyclopedia of spells
Encyclopedia of spellsDilla Novita
 
Hebatnya seorang ayah
Hebatnya seorang ayahHebatnya seorang ayah
Hebatnya seorang ayahDilla Novita
 
My Hometown - Jember
My Hometown - JemberMy Hometown - Jember
My Hometown - JemberDilla Novita
 
Obat Bebas Terbatas
Obat Bebas TerbatasObat Bebas Terbatas
Obat Bebas TerbatasDilla Novita
 

More from Dilla Novita (14)

Parasitologi
ParasitologiParasitologi
Parasitologi
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
 
Dapar dan larutan 2
Dapar dan larutan 2Dapar dan larutan 2
Dapar dan larutan 2
 
Medical pharmacology at a glance
Medical pharmacology at a glanceMedical pharmacology at a glance
Medical pharmacology at a glance
 
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasiObat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
 
Hangul script
Hangul scriptHangul script
Hangul script
 
Praktikum v
Praktikum vPraktikum v
Praktikum v
 
Glikolisis
GlikolisisGlikolisis
Glikolisis
 
Dialog bahasa korea
Dialog bahasa koreaDialog bahasa korea
Dialog bahasa korea
 
Encyclopedia of spells
Encyclopedia of spellsEncyclopedia of spells
Encyclopedia of spells
 
Hebatnya seorang ayah
Hebatnya seorang ayahHebatnya seorang ayah
Hebatnya seorang ayah
 
My Hometown - Jember
My Hometown - JemberMy Hometown - Jember
My Hometown - Jember
 
Obat Bebas Terbatas
Obat Bebas TerbatasObat Bebas Terbatas
Obat Bebas Terbatas
 
CerpenQ
CerpenQCerpenQ
CerpenQ
 

Recently uploaded

PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Diskusi biokimia 1

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KELOMPOK 1 Fardiana Muchita 201110410311205 M. Riski Pratama 201110410311 M. Alif Zarendra 201110410311 Erry Probo S 201110410311215 Dilla Novita 201110410311220 Richa Elfira 201110410311223 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012/2013
  • 2. KINERJA ENZIM Di dalam tubuh terjadi beraneka ragam reaksi kimia yang merupakan bagian dan proses metabolisme. Reaksi – reaksi tersebut harus berlangsung dengan laju yang memadai, sesuai dengan kebutuhan. Sementara kecepatan reaksi itu sendiri dipengaruhi antara lain oleh suhu reaksi dan kadar reaktan. Namun, kedua faktor ini seringkali tak dapat ditingkatkan secara bermakna pada makhluk katalisator khusus yang dikenal sebagai enzim. Baik atau buruknya kinerja enzim tercermin dari besar kecilnya kecepatan reaksi kimia yang dikatalisisnya. Berbagai faktor dapat mempengaruhi kinerja enzim ini. Secara kimiawi, enzim merupakan protein dengan sifat – sifat khasnya. Karena itu, faktor – faktor yang mempengaruhi struktur molekul protein akan mempengaruhi pula kinerja enzim. Selain itu, keikutsertaan zat – zat khusus yang dikenal sebagai modifier dalam reaksi enzimatik, dapat memperbaiki atau sebaliknya, memperburuk kinerja enzim. Praktikum ini bertujuan untuk memperkenalkan cara untuk mengetahui kinerja enzim dan faktor – faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja tersebut. Praktikum tentang kinerja enzim ini terbagi menjadi dua bagian. Praktikum pertama bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH dan suhu , sedangkan praktikum kedua dirancang untuk menunjukkan pengaruh kadar reaktan serta pengaruh modifier pada kinerja enzim. Prinsip Umum Praktikum Kinetika Enzim Kinerja enzim diukur dari kecepatan reaksi yang dikatalisisnya. Kecepatan reaksi enzimatik tercermin dari berkurangnya substrat atau bertambahnya produk per satuan waktu. Reaksi enzimatik tidak berlangsung dalam kecepatan yang konstan, kecepatan akan semakin menurun seiring dengan makin berkurangnya kadar substrat. Karena kecepatan reaksi selalu berubah, perlu ditentukan suatu kecepatan reaksi pada saat tertentu dalam perjalanan reaksi enzimatik sebagai “patokan” untuk menilai kinerja enzim. “Kecepatan awal” (initial velocity = Vo), adalah kecepatan reaksi enzimatik pada saat reaksi baru saja berlangsung, dengan kadar substrat yang masih belum berkurang. Kecepatan awal reaksi dapat diketahui dengan mengukur penurunan kadar substrat atau peningkatan kadar produk selama berlangsungnya reaksi, dan menurutnya sebagai kurva yang lazim dikenal sebagai progress curve; kecepatan awal adalah tangens dan sudut yang dibentuk antara garis singgung pada kurva yang ditarik melalui titik waktu reaksi 0.
  • 3. PENGARUH pH PADA REAKSI ENZIMATIK Alat: Bejana erlenmeyer Pipet volumetrik Buret Tabung reaksi Stopwatch Reagensia: Larutan enzim “E” (saliva) Larutan NaCl 0,9 % Larutan dapar dengan pH 4, 5, 6, 5, 8 dan 10 Larutan substrat “S” Larutan KI – KIO3 Larutan HCl 0,05 N Pelaksanaan: 1. Masing – masing kelompok anggota kelompok depan melakukan percobaan pada satu pH tertentu (4, 5, 6, 5, 8 dan 10) sesuai dengan yang ditentukan oleh pemimpin praktikum. 2. Siapkan 5 tabung reaksi bersih, beri masing – masing tanda 0’, 5’, 10’, 15’, dan 20’ 3. Siapkan bejana Erlenmeyer dan pipet volumetrik. 4. Ambil berturut – turut 15 ml larutan dapar dengan pH yang telah ditentukan bagi masing – masing kelompok, 3 ml larutan “S”, dan 6 ml larutan NaCl 0,9% dan masukkan ke dalam Erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer beberapa detik dengan gerakan memutar agar isinya tercampur rata. 5. Isilah masing – masing tabung reaksi yang tersedia dengan 10 ml larutan HCl 0,05 N. 6. Ambil dengan pipet 1 ml campuran larutan dan labu Erlenmeyer dan masukkan ke dalam tabung reaksi yang bertanda 0’, campurlah isinya dengan beberapa kali membalikkan tabung yang disumbat ibu jari tangan. 7. Siapkan stopwatch. 8. Ambil dengan pipet 1 ml enzim dan tambahkan ke dalam campuran larutan yang berada di dalam erlenmeyer. Jalankan stopwatch tepat pada saat enzim dimasukkan ke dalam
  • 4. Erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer beberapa detik dengan gerakan memutar agar enzim tercampur rata di dalam larutan. Setelah itu Erlenmeyer jangan digoyangkan lagi. (Diamkan di atas meja). 9. Kira – kira setengah menit menjelang menit ke -5 ambillah dengan pipet 1 ml larutan dari labu Erlenmeyer, dan tepat pada menit ke-5 masukkan cairan dan dalam pipet tersebut ke dalam tabung reaksi yang bertanda 5’, campurlah isinya dengan beberapa kali membalikkan tabung yang disumbat ibujari tangan. 10. Lakukan kembali prosedur seperti tahap 9 sekitar menit ke 10, 15, 20 memasukkan cairan dan dalam pipet ke dalam tabung reaksi bertanda 10, 15, atau 20’ dan mencampurkannya dengan membalik-balikan tabung 11. Setelah semua selesai, tambahkan 1ml larutan KI-KIO3 dan buret ke dalam masing- masing tabung reaksi. Campur merata dengan membalikkan beberapa kali tabung reaksi yang disumbat ibu jari tangan. 12. Kira-kira lima menit setelah penambahan KI-KIO3,bacalah absorbance larutan yang ada dalam masing-masing tabung reaksi. 13. Dari nilai absorbance yang terbaca. Hitunglah persen substrat yang tercerna pada menit ke-0, 5, 10, 15 dan 20 dengan rumus: Presentase substrat yang dicerna pada menit t = Presentase substrat semula-presentase substrat yang tersisa pada menit t Jadi: Presentase substrat yang dicerna pada menit t = Keterangan: ATt = Absorbance larutan pada menit ke t AT0 = Absorbance larutan pada menit ke 0 14. Runutlah nilai presentase substrat yang dicerna pada ordinat grafik menghubungkannya dengan lama berlangsung reaksi (T) pada absisnya. Kurva yang terbentuk disebut progres curve. 15. Bandingkan kinerja enzim pada berbagai pH di atas dan buatlah analisis mengapa demikian.
  • 5. Mekanisme Reaksi: Untuk enzim, pH dapat mempengaruhi aktivitas enzimatik melalui pengubahan struktur atau pengubahan muatan pada residu yang berfungsi dalam pengikatan substrat atau katalisis. Untuk melukiskannya, perhatikan enzim bermuatan negatif ( Enz¯ ) yang bereaksi dengan substrat bermuatan positif ( SH+ ): Enz¯ + SH+  EnzSH Pada pH yang rendah, Enz¯ mengalami protonasi dan kehilangan muatan negatifnya: Enz¯ H+  EnzH Pada pH yang tinggi, SH+ mengalami ionisasi dan kehilangan muatan positifnya: SH+  S + H+ Karena berdasarkan definisi, satu – satunya bentuk yang akan mengadakan interaksi adalah SH+ dan Enz¯, nilai pH yang ekstrim akan menurunkan konsentrasi efektif Enz¯ dan SH+ sehingga menurunkan percepatan reaksi. Bagan Alir: Siapkan 5 tabung reaksi bersih Setiap tabung diisi 15 ml HCl 0,05 N Masukkan 15 ml larutan pada pH 5,9 + 3 ml larutan “S” + 6 ml larutan NaCl 0,9%. Campurkan ad homogen dalam erlenmeyer. Ambil 1 ml dengan pipet campuran di atas. Masukkan ke dalam tabung reaksi menit ke -0, homogenkan. Pipet 1 ml, lalu masukkan ke campuran larutan erlenmeyer, aduk rata. Menjelang menit ke -5, pipet campuran dari erlenmeyer lalu masukkan ke tabung reaksi hingga semua tabung reaksi menurut waktu masing – masing (5’, 10’, 15’, 20’). Setelah selesai semua tambahkan larutan KI-KIO3 1 ml di masing – masing tabung, kocok ad homogen (hingga 5 menit). Siapkan blanko untuk sampel.
  • 8. Hasil Pengamatan: Kelompok Waktu (t) Transmisi (T) Absorbance (log ) % Substrat yang Dicerna pH 5,9 0’ 18 -1,2553 0% 5’ 10 -1 20,34% 10’ 10 -1 20,34% 15’ 11 -1,0414 17,04% 20’ 12 -1,0792 14,03% pH 7 0’ 28 -1,4472 0% 5’ 10 -1 30,90% 10’ 14 -1,1461 20,81% 15’ 18 -1,2553 13,26% 20’ 16 -1,2041 16,80% pH 8 0’ 20 -1,3010 0% 5’ 1 0 100% 10’ 9 -0,9542 26,66% 15’ 10 -1 23,14% 20’ 13 -1,1139 14,38% Grafik:
  • 9. Pembahasan: Enzim adalah sekelompok protein dengan sifat khasnya yang berfungsi sebagai katalisator untuk berbagai reaksi kimia dalam sistem biologis didalam tubuh manusia. Tanpa adanya katalisator, berbagai reaksi kimia dalam tubuh akan berjalan sangat lambat. Enzim memerlukan suhu dan pH optimum yang berbeda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan bentuk apabila suhu dan keasamannya berubah. Pada sel hidup, perubahan pH sangat kecil, sehingga enzim hanya bisa aktif pada kisaran pH yang sempit, enzim akan mengalami kerusakan atau denaturasi pada pH ekstrim yaitu keadan dimana pH telalu rendah atau ter lalu tinggi. Jika enzim memiliki lebih dari satu subtrat, maka pH optimumnya akan berbeda pada suhu substrat. Berdasarkan kurva diatas dapat kita lihat pada pH 8 enzim bekerja paling maksimal. Hal itu ditunjukkan oleh banyaknya substrat yang dicerna. Akan tetapi semakin bertambahnya waktu aktivitas enzim mengalami penurunan yang drastis dan cepat karena telah melewati pH optimal dari enzim tersebut. Pada pH 7 enzim bekerja optimal dan stabil. Namun pada hasil percobaan pH optimal menunjukkan pH 8 karena dimungkinkan terjadi kesalahan dari praktikan saat pengambilan bahan ataupun ketepatan waktu. Grafik juga mengalami penurunan jumlah substrat yang dicerna seiring dengan berjalannya waktu karena enzim yang bekerja juga semakin sedikit. Kesimpulan: Enzim memiliki aktivitas maksimal pada pH optimumnya ( pH optimum enzim amilase saliva adalah pH 7). Penurunan dan kenaikan pH uang paling ekstrem akan mempengaruhi kerja atau aktivitas enzim. Nilai absorbansi pada percobaan ini dapat menunjukkan nilai aktivitas enzim yang dipengaruhi oleh pH tertentu. Semakin besar nilai absorbansi, maka prosentase substrat yang dicerna semakin banyak sehingga dapat kita lihat bahwa enzim bekerja optimal. Enzim memiliki kinerja yang paling optimal pada pH 8, karena pada pH ini diperoleh aktivitas enzim yang tinggi (kecepatan enzimatik tinggi). Umumnya, kecepatan reaksi enzimatik meningkat hingga mencapai pH optimal dan menurun setelah pH lebih besar dari pH optimal.
  • 10. PENGARUH SUHU PADA REKASI ENZIMATIK Alat: Bejana Erlenmayer Pipet volumetric Buret Tabung reaksi (5 buah) Stopwatch Reagensia: Larutan enzim “E” (Saliva) Larutan NaCl 0,9% Larutan dapar (buffer) dengan pH 6.5 Larutan substrat “S” Penangas air (Waterbath) Larutan KI-KIO3 Larutan HCl 0.05N Pelaksanaan: 1. Masing-masing kelompok anggota kelompok belakang melakukan percobaan pada satu suhu tertentu (0,27,40, atau 70) sesuai dengan yang ditentukan oleh pemimpin praktikum. 2. Siapkan 5 tabung reaksi bersih, beri masing-masing tanda 0’, 5’, 10’, 15’, dan 20’. 3. Siapkan bejana Erlenmeyer dan pipet Volumetrik. 4. Ambil berturut-turut 15ml dapat dengan pH 6,5, 3ml larutan “S”, dan 6ml larutan 0.9% dan masukkan ke dalam Erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer beberapa dengan gerakan memutar agar isinya tercampur rata. 5. Rendam Erlenmeyer di dalam air waterbath yang sesuai dengan suhu yang dipilihkan oleh pemimpin praktikum untuk kelompok anda. (Untuk suhu 27, letakkan saja Erlenmeyer pada meja praktikum anda). Jangan mengeluarkan Erlenmeyer dan waterbath (kecuali percobaan pada suhu 270 C )selama percobaan, untuk menghindari perubahan suhu. 6. Isilah masing-masing tabung reaksi yang tersedia dengan 10ml larutan HCl 0,05 N.
  • 11. 7. Ambil dengan pipet 1ml campuran larutan dan labu Erlenmeyer dan masukkan ke dalam tabung reaksi yang bertanda 0’, campurlah isinya dengan beberapa kali membalikkan tabung yang disumbat ibu jari tangan. 8. Siapkan Stopwatch 9. Ambil dengan pipet 1ml campuran larutan ke dalam campuran larutan yang berada di dalam Erlenmeyer. Jalankan stopwatch tepat pada saat enzim dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer beberapa detik dengan gerakan memutar agar enzim tercampur rata dalam larutan. Setelah itu Erlenmeyer jangan digoyangkan lagi. (Diamkan di atas meja). 10. Kira – kira setengah menit menjelang menit ke-5 ambillah dengan pipet 1 ml larutan dan labu Erlenmeyer, dan tepat pada menit ke -5 masukkan cairan dan dalam pipet tersebut ke dalam tabung reaksi bertanda 5’, campurlah isinya dengan beberapa kali membalikkan tabung yang disumbat ibu jari tangan. 11. Lakukan kembali prosedur seperti tahap 10 sekitar menit ke-10, 15, dan 20 memasukkan cairan dan dalam pipet ke dalam tabung reaksi bertanda 10’, 15’, dengan atau 20’ dan mencampurkannya dengan membalik- balikkan tabung. 12. Setelah semua selesai, tambahkan 1 ml larutan KI – KIO3 dan buret ke dalam masing – masing tabung reaksi. Campur merata dengan membalikkan beberapa kali tabung reaksi yang disumbat ibujari tangan. 13. Kira – kira lima menit setelah penambahan KI – KIO3, bacalah absorbance larutan yang ada dalam masing – masing tabung reaksi. 16. Dari nilai absorbance yang terbaca. Hitunglah persen substrat yang tercerna pada menit ke-0, 5, 10, 15 dan 20 dengan rumus: Presentase substrat yang dicerna pada menit t = Presentase substrat semula - presentase substrat yang tersisa pada menit t Jadi: Presentase substrat yang dicerna pada menit t = Keterangan: ATt = Absorbance larutan pada menit ke t AT0 = Absorbance larutan pada menit ke 0
  • 12. 17. Runutlah nilai presentase substrat yang dicerna pada ordinat grafik menghubungkannya dengan lama berlangsung reaksi (T) pada absisnya. Kurva yang terbentuk disebut progres curve. 18. Bandingkan kinerja enzim pada berbagai pH di atas dan buatlah analisis mengapa demikian. Bagan Alir: Siapkan 5 tabung reaksi bersih Setiap tabung diisi 5 ml HCl 0,05 N Tambah 15 ml larutan pH 7 + 3 ml larutan substrat + 6 ml larutan NaCl 0,9%. Campurkan ad homogen dalam erlenmeyer. Masukkan kulkas. Pipet 1 ml campuran di atas (setelah 15 menit dalam kulkas). Masukkan ke dalam tabung reaksi menit ke -0, kocok ad homogen. Pipet 2 ml enzim, lalu masukkan ke campuran larutan erlenmeyer, aduk ad rata kemudian masukkan kulkas lagi. Menjelang menit ke -5, pipet campuran dari erlenmeyer lalu masukkan ke tabung reaksi bertanda 5’, lakukan hal tersebut pada menit ke-10’, 15’, 20’. Kocok ad homogen. Tambahkan larutan KI-KIO3 1 ml di masing – masing tabung, kocok ad homogen. Baca absorbance pada spektrometer.
  • 14.
  • 15. Hasil Pengamatan: Kelompok Waktu (t) Transmisi (T) Absorbance (log ) % Substrat yang Dicerna Suhu 00 C 0’ 68 -1,8325 0% 5’ 52 -1,7160 6,36% 10’ 59 -1,7709 3,36% 15’ 63 -1,7993 1,81% 20’ 68 -1,8325 0% Suhu 350 C 0’ 70 -1,8451 0% 5’ 58,5 -1,7672 4,22% 10’ 60 -1,7782 3,63% 15’ 56,5 -1,7520 5,05% 20’ 54 -1,7324 6,11% Suhu 700 C 0’ 59 -1,7709 0% 5’ 61 -1,7853 -0,81% 10’ 50 -1,6990 4,06% 15’ 51 -1,7076 3,57% 20’ 53 -1,9685 -11,16%
  • 17. Pembahasan: Enzim dipengaruhi oleh panas atau suhu yang ditunjukkan dengan nilai absorbansinya. Semakin tinggi suhunya, maka nilai absorbansinya akan semakin turun karena enzim mengalami inaktivasi pada suhu tinggi. Dan apabila suhu tinggi tersebut dipertahankan, maka enzim akan mengalami kerusakan (denaturasi). Pada suhu yang lebih tinggi, kecepatan molekul substrat meningkat, sehingga pada saat bertumbukan dengan enzim, energi molekul substrat berkurang. Hal ini memudahkan terikatnya molekul substrat pada sisi aktif enzim. Aktivitas enzim meningkat dengan meningkatnya suhu sampai pada titik tertentu. Seperti pada hasil percobaaan, dapat kita lihat pada suhu 350 C enzim bekerja secara optimal. Hal itu dapat kita lihat dari nilai absorbansi yang tinggi dan juga banyak substrat yang dapat dicerna oleh enzim. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya energi kinetik pada molekul substrat dan enzim. Pada suhu 00 C enzim dapat dikatakan inaktif dan reaksi yang berlangsung bersifat reversible. Namun enzim dalam keadaan tidak terdenaturasi. Suhu yang rendah mengakibatkan aktivitas enzim berkurang dibandingkan aktivitas enzim pada suhu optimum. Kesimpulan: Tiap enzim memiliki suhu optimum, yaitu ketika enzim tersebut dapat bekerja dengan baik. Semakin jauh dari suhu optimum, kerja enzim semakin tidak baik. Suhu optimum enzim dalam tubuh adalah 360 C – 400 C. Enzim akan mengalami denaturasi pada suhu yang terlalu rendah ataupun terlalu tinggi. Pada suhu 700 C enzim menjadi inaktivasi karena protein terdenaturasi, dan enzim dapat rusak apabila suhu dinaikkan hingga 1000 C.
  • 18. PENGARUH PENINGKATAN KADAR ENZIM PADA REAKSI ENZIMATIK Alat: Bejana erlenmeyer Pipet volumetrik 1 ml dan 2 ml Buret Tabung reaksi (5 buah) Stopwatch Reagensia: Larutan enzim “E” (saliva) Larutan NaCl 0,9 % Larutan dapar dengan pH 7 Larutan substrat “S” Larutan KI – KIO3 Larutan HCl 0,05 N Pelaksanaan: 1. Kelompok depan dibagi lagi menjadi kelompok 2A1 dan 2A2 2. Beth kelompok 2A1 dan 2A2 terletak pada tahap ke-5 dan 9 percobaan (lihat tahap 5 dan 9 di bawah ini). 3. Siapkan 5 tabung reaksi bersih, beri masing – masing tanda 0’, 5’, 10’, 15’, dan 20’ 4. Siapkan bejana Erlenmeyer dan pipet volumetrik. 5. Kelompok 2A1: Masukkan 15 ml larutan dapar (pH 6,5) 3 ml larutan “S”, dan 6 ml aqua destillatake dalam Erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer beberapa detik dengan gerakan memutar agar isinya tercampur rata. Kelompok 2A2: Masukkan 15 ml larutan dapar (pH 6,5) 3 ml larutan “S”, dan 5 ml aqua destillate ke dalam Erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer beberapa detik dengan gerakan memutar agar isinya tercampur rata. 6. Isilah masing – masing tabung reaksi yang tersedia dengan 10 ml larutan HCl 0,05 N. 7. Ambil dengan pipet 1 ml campuran larutan dan labu Erlenmeyer dan masukkan ke dalam tabung reaksi yang bertanda 0’, campurlah isinya dengan beberapa kali membalikkan tabung yang disumbat ibu jari tangan.
  • 19. 8. Siapkan stopwatch. 9. Kelompok 2A1: Pipetlah 1 ml enzim dan tambahkan ke dalam campuran larutan yang berada di dalam erlenmeyer. Jalankan stopwatch tepat pada saat enzim dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer beberapa detik dengan gerakan memutar agar enzim tercampur rata di dalam larutan. Setelah itu Erlenmeyer jangan digoyangkan lagi. (Diamkan di atas meja). Kelompok 2A1: Pipetlah 1 ml enzim dan tambahkan ke dalam campuran larutan yang berada di dalam erlenmeyer. Jalankan stopwatch tepat pada saat enzim dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer beberapa detik dengan gerakan memutar agar enzim tercampur rata di dalam larutan. Setelah itu Erlenmeyer jangan digoyangkan lagi. (Diamkan di atas meja). 10. Kira – kira setengah menit menjelang menit ke -5 ambillah dengan pipet 1 ml larutan dari labu Erlenmeyer, dan tepat pada menit ke-5 masukkan cairan dan dalam pipet tersebut ke dalam tabung reaksi yang bertanda 5’, campurlah isinya dengan beberapa kali membalikkan tabung yang disumbat ibujari tangan. 11. Lakukan kembali prosedur seperti tahap 9 sekitar menit ke 10, 15, 20 memasukkan cairan dan dalam pipet ke dalam tabung reaksi bertanda 10, 15, dan mencampurkannya dengan membalik-balikan tabung dengan atau 20’ 12. Setelah semua selesai, tambahkan 1ml larutan KI-KIO3 dan buret ke dalam masing- masing tabung reaksi. Campur merata dengan membalikkan beberapa kali tabung reaksi yang disumbat ibu jari tangan. 13. Kira-kira lima menit setelah penambahan KI-KIO3,bacalah absorbance larutan yang ada dalam masing-masing tabung reaksi. 14. Dari nilai absorbance yang terbaca. Hitunglah persen substrat yang tercerna pada menit ke-0, 5, 10, 15 dan 20 dengan rumus: Presentase substrat yang dicerna pada menit t = Presentase substrat semula - presentase substrat yang tersisa pada menit t Jadi: Presentase substrat yang dicerna pada menit t = Keterangan: ATt = Absorbance larutan pada menit ke t
  • 20. AT0 = Absorbance larutan pada menit ke 0 15. Runutlah nilai presentase substrat yang dicerna pada ordinat grafik menghubungkannya dengan lama berlangsung reaksi (T) pada absisnya. Kurva yang terbentuk disebut progres curve. 16. Bandingkan kinerja enzim pada percobaanyang dilakukan kelompok 2A1, 2A2, 2B1, 2B2 dan buatlah analisis mengapa demikian. Bagan Alir: Siapkan 5 tabung reaksi bersih Setiap tabung diisi 5 ml HCl 0,05 N Ambil 6 ml larutan dapar pH 7 + 3 ml larutan “S” + 6 ml larutan NaCl 0,9%. Campurkan dalam erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer beberapa detik dengan gerakan memutar. Ambil 1 ml dengan pipet campuran di atas. Masukkan ke dalam tabung reaksi bertanda 0’, campur dengan membalikkan tabung disumbat ibujari tangan. Pipet 1 ml enzim, masukkan ke erlenmeyer, jalankan stopwatch.Goyangkan Erlenmeyer beberapa detik dengan gerakan memutar di atas meja. Diamkan. Tambahkan 2 ml larutan dari labu erlenmeyer tepat di menit ke -5. Campur isinya dengan membalikkan tabung yang disumbat ibujari tangan. Lakukan kembali prosedur di atas pada menit ke 10, 15, dan 20. Tambahkan larutan KI-KIO3 1 ml di masing – masing tabung, campur merata dengan membalikkan tabung. Baca masing – masing nilai absorbance.
  • 21. Gambar Skematis: Hasil Pengamatan: Kelompok Waktu (t) Transmisi (T) Absorbance (log ) % Substrat yang Dicerna Kadar 0’ 13 -1,1139 0% 5’ 85 -1,9294 73,21% 10’ 89 -1,9494 75,01% 15’ 94 -1,9731 77,13% 20’ 92 -1,9638 76,30% Kontrol 0’ 16 -1,2041 0% 5’ 89 -1,9494 61,90% 10’ 92 -1,9638 63,09% 15’ 92 -1,9638 63,09% 20’ 100 -2 66,10% Inhibitor 0’ 90 -1,9542 0% 5’ 89 -1,9494 0,25% 10’ 80 -1,9031 2,61% 15’ 88 -1,9445 0,50% 20’ 94 -1,9731 -0,97%
  • 23. Pembahasan: Jumlah atau kadar enzim menentukan lamanya waktu yang digunakan untuk mencapai keseimbangan. Bila kita menggunakan enzim yang masih murni dan belum rusak, kecepatan reaksi atau aktivitas enzim berbanding lurus dengan konsentrasi enzimnya. Semakin besar kadar enzim, maka semakin besar pula aktivitas enzim dan reaksi yang dikatalis enzim juga semakin cepat. Apabila kadar substrat tetap dan kadar enzim turun karena enzim yang tersedia tidak cukup banyak untuk bereaksi dengan substrat. Pada percobaan ini, dapat kita lihat bahwa semakin lama, prosentase substrat yang dicerna semakin sedikit. Hal itu dikarenakan semakin lama kadar enzim yang terdapat dalam larutan semakin berkurang karena telah digunakan dalam proses enzimatik sebelumnya. Sehingga reaksi enzimatik mengalami penurunan kecepatan yang mengakibatkan jumlah substrat yang dicerna juga semakin kecil atau sedikit. Kurva yang berbeda pada hasil percobaan dengan teori disebabkan adanya kesalahan dalam prosedur kerja, yaitu ketidaktelitian dalam pengenceran maupun ketepatan waktu serta instrumental faktor seperti alat spektrofotometer yang digunakan. Selain itu saliva sebagai sumber enzim telah dipengaruhi oleh zat warna atau kandungan dari makanan yang sebelumnya dikonsumsi oleh praktikan yang menyumbangkan salivanya. Kesimpulan: Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi enzim, makin besar konsentrasi enzim, makin besar kadar enzim makin tinggi pula kecepatan reaksi. Makin besar konsentrasi atau kadar enzim, maka nilai absorbansinya semakin kecil. Pengaruh konsentrasi enzim ini yaitu pembentukan produk, dimana makin besar kadar enzim makin banyak pula substrat yang dicerna sehingga dapat dinyatakan bahwa laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi enzim.