SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 12
Kesehatan Reproduksi Remaja
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas Pendidikan Jasmani dan Kesehatan




                            Disusun oleh:

          1.   Dimas Ibnu Wijanarko               (11144600054)
          2.   Devy Kalkausari                    (11144600055)
          3.   Anggun Hermiati Khasanah           (11144600043)
          4.   Desy Wulandhary                    (11144600062)
          5.   Aziz Nugi Ragarjo                  (11144600070)




            Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

               Universitas PGRI Yogyakarta
BAB I
                              PENDAHULUAN


A. Latar Belakang


          Masalah remaja (usia >10-1,9 tahun) merupakan masalah yang perlu diperhatikan
   dalam pembangunan nasional di Indonesia. Masalah remaja terjadi, karena mereka tidak
   dipersiapkan mengenai pengetahuan tentang aspek yang berhubungan dengan masalah
   peralihan dari masa anak ke dewasa. Masalah kesehatan remaja mencakup aspek fisik
   biologis dan mental, sosial. Perubahan fisik yang pesat dan perubahan endokrin/hormonal
   yang sangat dramatik merupakan pemicu masalah kesehatan remaja serius karena
   timbuhnya dorongan motivasi seksual yang menjadikan remaja rawan terhadap penyakit
   dan masalah kesehatan reproduksi, kehamilan remaja dengan segala konsekuensinya
   yaitu: hubungan seks pranikah, aborsi, PMS & RIV-AIDS serta narkotika.


          Permasalahan remaja seringkali berakar dari kurangnya informasi dan
   pemahaman serta kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Di sisi lain, remaja
   sendiri mengalami perubahan fisik yang cepat.
   Akses untuk mendapatkan informasi bagi remaja banyak yang tertutup. Dengan
   memperluas akses informasi tentang kesehatan reproduksi remaja yang benar dan jujur
   bagi remaja akan membuat remaja makin sadar terhadap tanggung jawab perilaku
   reproduksinya. Dengan makin banyaknya persoalan kesehatan reproduksi remaja, maka
   pemberian informasi, layanan dan pendidikan kesehatan reproduksi remaja menjadi
   sangat penting.
B. Rumusan Masalah


       Dari gambaran latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam malakah ini
adalah pentingnya informasi kesehatan reproduksi remaja.


C. Tujuan Penulisan


       Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pentingnya informasi
kesehatan reproduksi remaja.
BAB II

                                      PEMBAHASAN


       Di masyarakat, kasus-kasus kehamilan yang tidak dikehendaki selalu dipandang dengan
muatan-muatan yang sarat dengan moral. Masyarakat cenderung menyalahkan korban, bukannya
empati. Akibatnya, terjadi stigmatisasi dan diskriminasi dan menjadikan kasus ini tabu untuk
dibicarakan secara terbuka.



       Akibat kehamilan yang tidak dikehendaki ini, hampir bisa dipastikan (khususnya siswi)
yang mengalami kasus ini harus berhenti dari sekolah atau dikeluarkan. Pihak sekolah selalu
beralasan, dengan memberikan izin sekolah bagi siswi hamil, nama baik sekolah akan tercermar
dan perbuatan tersebut akan ditiru oleh murid-murid lainnya. Pendapat ini baru asumsi/
pandangan dan belum tentu kebenarannya. Dengan demikian, pihak perempuanlah yang paling
dirugikan bila kasus ini benar-benar terjadi.



       Kasus kehamilan yang tidak dikehendaki ini merupakan kasus yang berakibat terjadinya
diskriminasi dan merupakan pelanggaran atas hak-hak anak, paling tidak hak untuk mendapatkan
pendidikan sesuai dengan Konvensi Hak Anak, sehingga harus ada perubahan cara pandang atas
kasus ini dari muatan moral menjadi muatan empati, di mana hak-hak korban harus dilindungi
dan diperjuangkan secara bersama-sama, bukan lagi menyalahkan korban dengan alasan-alasan
yang tidak rasional, seperti menuduh korban sebagai pihak yang memicu terjadinya perbuatan
tersebut dengan memakai pakaian-pakaian seksi dan sejenisnya.



       Mengacu pada isu-isu global, seperti yang dibahas di International Conference of
Population and Development (ICPD) di Kairo tahun 1994, maka setiap orang (laki-laki dan
perempuan, tanpa diskriminasi, termasuk anak dan remaja) harus mendapatkan pelayanan
kesehatan reproduksi yang memadai. Maka bila ada golongan tertentu (anak/remaja) yang karena
sebab-sebab tertentu tidak dapat mengakses pelayanan, maka hal tersebut termasuk pelanggaran
hak.


A. Kesehatan Reprosuksi Remaja



       Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang
utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan
dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau Suatu keadaan dimana manusia dapat
menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya
secara sehat dan aman.


Tumbuh Kembang Remaja.
1. Masa remaja dibedakan dalam :
a. Masa remaja awal, 10 – 13 tahun.
b. Masa remaja tengah, 14 – 16 tahun.
c. Masa remaja akhir, 17 – 19 tahun.


2. Pertumbuhan fisik pada remaja perempuan :
a. Mulai menstruasi.
b. Payudara dan pantat membesar.
c. Indung telur membesar.
d. Kulit dan rambut berminyak dan tumbuh jerawat.
e. Vagina mengeluarkan cairan.
f. Mulai tumbuh bulu di ketiak dan sekitar vagina.
g. Tubuh bertambah tinggi.


3. Perubahan fisik yang terjadi pada remaja laki-laki :
a. Terjadi perubahan suara mejadi besar dan mantap.
b. Tumbuh bulu disekitar ketiak dan alat kelamin.
c. Tumbuh kumis.
d. Mengalami mimpi basah.
e. Tumbuh jakun.
f. Pundak dan dada bertambah besar dan bidang.
g. Penis dan buah zakar membesar.


4. Perubahan psikis juga terjadi baik pada remaja perempuan maupun remaja laki-laki,
mengalami perubahan emosi, pikiran, perasaan, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab, yaitu
:
a. Remaja lebih senang berkumpul diluar rumah dengan kelompoknya.
b. Remaja lebih sering membantah atau melanggar aturan orang tua.
c. Remaja ingin menonjolkan diri atau bahkan menutup diri.
d. Remaja kurang mempertimbangkan maupun menjadi sangat tergantung pada kelompoknya.
e. Hal tersebut diatas menyebabkan remaja menjadi lebih mudah terpengaruh oleh hal-hal yang
negatif dari lingkungan barunya.


5. Menstruasi atau haid.
Bila menstruasi baru mulai periodenya mungkin tidak teratur dan dapat terjadi sebulan dua kali
menstruasi kemudian beberapa bulan tidak menstruasi lagi. Hal ini memakan waktu kira-kira 3
tahun sampai menstruasi mempunyai pola yang teratur dan akan berjalan terus secara teratur
sampai usia 50 tahun. Bila seorang wanita berhenti menstruasi disebut menopause. Siklus
menstruasi meliputi :
a. Indung telur mengeluarkan telur (ovulasi) kurang lebih 14 hari sebelum menstruasi yang akan
datang.
b. Telur berada dalam saluran telur, selaput lendir rahim menebal.
c. Telur berada dalam rahim, selaput lendir rahim menebal dan siap menerima hasil pembuahan.
d. Bila tidak ada pembuahan, selaput rahim akan lepas dari dinding rahim dan terjadi perdarahan.
Telur akan keluar dari rahim bersama darah.
e. Panjang siklus menstruasi berbeda-beda setiap perempuan. Ada yang 26 hari, 28 hari, 30 hari,
atau bahkan ada yang 40 hari. Lama menstruasi pada umumnya 5 hari, namun kadang-kadang
ada yang lebih cepat 2 hari atau bahkan sampai 5 hari. Jumlah seluruh darah yang dikeluarkan
biasanya antara 30 – 80 ml. Selama masa haid, yang perlu diperhatikan adalah kebersihan daerah
kewanitaan dengan mengganti pembalut sesering mungkin.


6. Mimpi Basah, Bagaimana Bisa Terjadi
Ketika seseorang laki-laki memasuki masa pubertas, terjadi pematangan sperma didalam testis.
Sperma yang telah diproduksi ini akan dikeluarkan melalui Vas Deferens kemudian berada
dalam cairang mani yang diproduksi oleh kelenjar prostat. Air mani yang telah mengandung
sperma ini akan keluar yang disebut ejakulasi. Ejakulasi yang tanpa rangsangan yang nyata
disebut mimpi basah.


7. Kehamilan.
Merupakan akibat utama dari hubungan seksual. Kehamilan dapat terjadi bila dalam
berhubungan seksual terjadi pertemuan antara sel telur (ovum) dengan sel sperma. Proses
kehamilan dapat diilustrasikan sebagai berikut :
a. Sel telur yang keluar dari indung telur pada saat ovulasi akan masuk kedalam sel telur.
b. Sperma yang tumpah didalam saluran vagina waktu senggama akan bergerak masuk kedalam
rahim dan selanjutnya ke saluran telur.
c. Di saluran telur ini, sperma akan bertemu dengan sel telur dan langsung membuahi.


8. Tanda-tanda kehamilan :
a. Sering mual-mual, muntah dan pusing pada saat bangun tidur (morning sickness) atau
sepanjang hari.
b. Mengantuk, lemas, letih dan lesu.
c. Amenorhea (tidak mengalami haid).
d. Nafsu makan menurun, namun pada saat tertentu menghendaki makanan tertentu (nyidam).
e. Dibuktikan melalui tes laboratorium yaitu HCG Test dan USG.
f. Perubahan fisik seperti payudara membesar dan sering mengeras, daerah sekitar Aerola
Mammae (sekitar puting) membesar.


9. Kehamilan di bawah usia 20 tahun Organ reproduksi belum sempurna sehingga pada saat
persalinan akan mengalami kesulitan.
a. Belum siap mental sebagai ibu.
b. Bila tidak diinginkan akan dilakukan abortus (abotus : suatu kejadian keluarnya hasil
kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar kandungan).
c. Abortus Spontan (tidak disengaja)
d. Provokatus (disengaja)


B. Perlunya Pendidikan



       Melihat besarnya permasalahan dan dampaknya di masa depan untuk generasi
mendatang, maka dalam rangka menjamin pemenuhan hak seksual dan kesehatan reproduksi
untuk remaja, maka ada beberapa upaya yang harus dilakukan secara terpadu dan lintas sektor.



       Untuk itu, perlu dibangun komitmen bersama antar elemen, baik pemerintah maupun
masyarakat, yang menetapkan kesehatan reproduksi remaja sebagai agenda/isu bersama dan
penting. Harus ada keyakinan bersama bahwa membangun generasi penerus yang berkualitas
perlu dimulai sejak anak, bahkan sejak dalam kandungan. Untuk itu, harus ada kesadaran
bersama bahwa upaya yang dilakukan saat ini tidak serta merta tampak hasilnya, namun perlu
waktu panjang untuk memetik hasilnya.



       Upaya-upaya yang perlu dilakukan adalah pemberian informasi kesehatan reproduksi
dalam berbagai bentuk sedini mungkin kepada seluruh segmen remaja, baik di perkotaanmaupun
di pedesaan. Pemberian informasi ini dengan tujuan meningkatkan pengetahuan yang pada
gilirannya mampu memberikan pilihan kepada remaja untuk bertindak secara bertanggung
jawab, baik kepada dirinya maupun keluarga dan masyarakat.



       Untuk itu, pemerintah bersama LSM dan masyarakat dapat menjadi inisiator lahirnya
kebijakan. Kebijakan itu misalnya dengan memberikan keputusan bahwa seluruh sekolah, baik
negeri maupun swasta mempunyai kewajiban memberikan informasi kesehatan reproduksi
remaja mulai SD hingga SMU. Dengan lahirnya kebijakan ini, maka sudah tidak ada alasan lagi
bagi berbagai pihak yang menentang pemberian informasi kesehatan reproduksi dengan alasan-
alasan yang tidak rasional.



       Informasi ini memberikan makna kepada kita bahwa bila para stakeholder pendidikan,
terutama Dinas Pendidikan dan Pemerintah Provinsi mempunyai komitmen yang kuat, maka
dapat saja hal itu dilakukan. Oleh karena itu, diharapkan ada perlakukan yang sama untuk
memberlakukan pendidikan kesehatan reproduksi remaja sebagai muatan lokal di seluruh jenjang
pendidikan dari SD hingga SMU. Tentunya di tiap jenjang pendidikan, kurikulum pendidikan
kesehatan reproduksi remaja juga berbeda antara yang diberikan kepada SD ataupun SMU.

       Pendidikan kesehatan reproduksi yang dimaksud di sini tidak ada hubungannya dengan
teknik-teknik hubungan seks, namun merupakan sekumpulan pengetahuan yang berisi tentang
pengenalan dan fungsi-fungsi organ reproduksi (termasuk di dalamnya proses terjadinya
menstruasi dan mimpi basah), proses terjadinya pembuahan, pengetahuan infeksi, HIV/AIDS,
pengetahuan tentang gender dan risiko-risiko hubungan seks yang tidak bertanggung jawab.
Dengan memberikan waktu khusus pendidikan kesehatan reproduksi remaja dalam sekolah,
maka akan ada upaya-upaya sistematis dan terencana dalam pemberian informasi kepada anak
didik, sehingga pada gilirannya mereka dapat mengetahui dan bertanggung jawab atas perilaku
seksualnya di masa depan.



       Sisi lainnya adalah memberikan benteng/pertahanan kepada remaja itu sendiri untuk
secara tegas dapat bersikap atas maraknya informasi pornografi yang beredar di masyarakat, baik
dalam bentuk tulisan, maupun elektronik. Upaya ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak,
terutama para stakeholder dalam pendidikan yang berani berpikir secara kreatif dan inovatif
dalam melahirkan kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada remaja di Indonesia. Sudah saatnya
diakhiri hal-hal yang kontraproduktif dan polemik yang mempertentangkan antara pendidikan
kesehatan reproduksi dengan pornografi. Area pembatas kedua hal ini sudah sangat jelas dan
dapat dipertanggungjawabkan. Kekhawatiran bahwa dengan informasi pendidikan kesehatan
reproduksi para murid (anak didik) akan meniru juga berlebihan, karena di dalam informasi
pendidikan kesehatan reproduksi remaja memang tidak ada sesuatu yang patut ditiru. Jadi
sebenarnya tidak ada sesuatu yang patut dicurigai atau bahkan dikhawatirkan. Kita sepakat, tidak
rela melihat anak-anak kita menjadi generasi penerus yang lemah dan menderita hanya gara-gara
mereka melakukan praktik-praktik seksual yang tidak bertanggungjawab di masa mendatang
disebabkan pengetahuan mereka yang rendah.



       Upaya lainnya adalah memberikan porsi dan kesempatan yang seluas-luasnya pendidikan
moral/agama kepada seluruh anak/remaja, dengan memberikan informasi yang komprehensif
bahaya dan akibat-akibat yang ditanggung remaja bila melakukan perilaku seksual yang tidak
bertanggung jawab. Informasi kerugian fisik, mental dan spiritual harus dijelaskan secara
seimbang dengan hal-hal yang terkait dengan moral /agama bila sampai terjadi perilaku seks
yang tidak bertanggung jawab. Bagaimanapun juga, mencegah terjadinya perilaku seksual yang
tidak bertanggung jawab jauh lebih baik dari pada harus menyelesaikannya bila hal tersebut
sungguh-sungguh terjadi.
BAB III

                                PENUTUP


A. Kesimpulan


Masalah kesehatan remaja mencakup aspek fisik biologis dan mental, sosial. Perubahan
fisik yang pesat dan perubahan endokrin/ hormonal yang sangat dramatik merupakan
pemicu masalah kesehatan remaja serius karena timbuhnya dorongan motivasi seksual
yang menjadikan remaja rawan terhadap penyakit dan masalah kesehatan reproduksi,
kehamilan remaja dengan segala konsekuensinya yaitu: hubungan seks pranikah, aborsi,
PMS & RIV-AIDS serta narkotika.
Permasalahan remaja seringkali berakar dari kurangnya informasi dan pemahaman serta
kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Di sisi lain, remaja sendiri mengalami
perubahan fisik yang cepat. Harus ada keyakinan bersama bahwa membangun generasi
penerus yang berkualitas perlu dimulai sejak anak, bahkan sejak dalam kandungan.
Pemberian informasi ini dengan tujuan meningkatkan pengetahuan yang pada gilirannya
mampu memberikan pilihan kepada remaja untuk bertindak secara bertanggung jawab,
baik kepada dirinya maupun keluarga dan masyarakat.




B. Saran


1. Perlu dibangun komitmen bersama antar elemen, baik pemerintah maupun masyarakat
yang menetapkan kesehatan reproduksi remaja sebagai agenda/isu bersama dan penting.
2. Perlu pendekatan kepada pihak yang berkompeten dalam pembinaan remaja melalui
pembekalan.
Daftar Pustaka

http://www.kesehatanreproduksi.com
http://www.kesrepro.info

http://www.drhandri.worpress.com

http://www.kimiafarmaapotek.com

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Ppt paradigma kebidanan
Ppt paradigma kebidananPpt paradigma kebidanan
Ppt paradigma kebidananFra Fra Ndiani
 
Mekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanMekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanAnna Nisa
 
Fisiologi kehamilan
Fisiologi   kehamilanFisiologi   kehamilan
Fisiologi kehamilanEgas Xavier
 
Sistem perkemihan pada ibu hamil
Sistem perkemihan pada ibu hamilSistem perkemihan pada ibu hamil
Sistem perkemihan pada ibu hamilRahayu Pratiwi
 
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidananKonsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidananyolandaputri18
 
Lembar balik mater
Lembar balik materLembar balik mater
Lembar balik matersuraya putri
 
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1AjEn9
 
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik KebidananCara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidananpjj_kemenkes
 
Kala IV Persalinan
Kala IV PersalinanKala IV Persalinan
Kala IV PersalinanIndah Widi
 
Hak Kesehatan Reproduksi dan Seksual PPT (Materi PMR)
Hak Kesehatan Reproduksi dan Seksual PPT (Materi PMR)Hak Kesehatan Reproduksi dan Seksual PPT (Materi PMR)
Hak Kesehatan Reproduksi dan Seksual PPT (Materi PMR)Andhika Pratama
 
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Al-Ikhlas14
 
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN FAIQO DIYANA
 

La actualidad más candente (20)

Ppt paradigma kebidanan
Ppt paradigma kebidananPpt paradigma kebidanan
Ppt paradigma kebidanan
 
Mekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanMekanisme Persalinan
Mekanisme Persalinan
 
Proses laktasi dan menyusui,ppt
Proses laktasi dan menyusui,pptProses laktasi dan menyusui,ppt
Proses laktasi dan menyusui,ppt
 
Fisiologi kehamilan
Fisiologi   kehamilanFisiologi   kehamilan
Fisiologi kehamilan
 
Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal
 
Sistem perkemihan pada ibu hamil
Sistem perkemihan pada ibu hamilSistem perkemihan pada ibu hamil
Sistem perkemihan pada ibu hamil
 
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidananKonsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
 
ASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUS
ASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUSASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUS
ASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUS
 
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campakaskeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
 
Lembar balik mater
Lembar balik materLembar balik mater
Lembar balik mater
 
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
 
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik KebidananCara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
 
Konsep kebidanan ppt
Konsep kebidanan pptKonsep kebidanan ppt
Konsep kebidanan ppt
 
Anatomi panggul
Anatomi panggulAnatomi panggul
Anatomi panggul
 
Menstruasi (haid)
Menstruasi (haid)Menstruasi (haid)
Menstruasi (haid)
 
Kala IV Persalinan
Kala IV PersalinanKala IV Persalinan
Kala IV Persalinan
 
Hak Kesehatan Reproduksi dan Seksual PPT (Materi PMR)
Hak Kesehatan Reproduksi dan Seksual PPT (Materi PMR)Hak Kesehatan Reproduksi dan Seksual PPT (Materi PMR)
Hak Kesehatan Reproduksi dan Seksual PPT (Materi PMR)
 
Pertumbuhan plasenta dr.emminarty
Pertumbuhan plasenta dr.emminartyPertumbuhan plasenta dr.emminarty
Pertumbuhan plasenta dr.emminarty
 
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
 
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
 

Destacado

Makalah Matematika Anggun Nofita
Makalah Matematika Anggun NofitaMakalah Matematika Anggun Nofita
Makalah Matematika Anggun NofitaKhoirul Anwar
 
Proposal pkm sikat gigi. by riska, murwani and fajar waw
Proposal pkm sikat gigi.  by riska, murwani and fajar wawProposal pkm sikat gigi.  by riska, murwani and fajar waw
Proposal pkm sikat gigi. by riska, murwani and fajar wawriskadeafrizya
 
Tujuan instruksional a212
Tujuan instruksional a212Tujuan instruksional a212
Tujuan instruksional a212WaQhyoe Arryee
 
Matematika Bangun Datar (Trapesium, Lingkaran, dan Segi Banyak)
Matematika Bangun Datar (Trapesium, Lingkaran, dan Segi Banyak)Matematika Bangun Datar (Trapesium, Lingkaran, dan Segi Banyak)
Matematika Bangun Datar (Trapesium, Lingkaran, dan Segi Banyak)Era Hami
 
PROSES ISLAMISASI DI JAWA SEJAK MASA PASCA KERUNTUHAN MAJAPAHIT
PROSES ISLAMISASI DI JAWA SEJAK MASA PASCA  KERUNTUHAN MAJAPAHITPROSES ISLAMISASI DI JAWA SEJAK MASA PASCA  KERUNTUHAN MAJAPAHIT
PROSES ISLAMISASI DI JAWA SEJAK MASA PASCA KERUNTUHAN MAJAPAHITawan12345
 
RPP Kelas 1 Tema Keluargaku
RPP Kelas 1 Tema Keluargaku RPP Kelas 1 Tema Keluargaku
RPP Kelas 1 Tema Keluargaku Era Hami
 

Destacado (10)

Makalah Matematika Anggun Nofita
Makalah Matematika Anggun NofitaMakalah Matematika Anggun Nofita
Makalah Matematika Anggun Nofita
 
Proposal pkm sikat gigi. by riska, murwani and fajar waw
Proposal pkm sikat gigi.  by riska, murwani and fajar wawProposal pkm sikat gigi.  by riska, murwani and fajar waw
Proposal pkm sikat gigi. by riska, murwani and fajar waw
 
Tugas pa prinsip perkembangan
Tugas pa prinsip perkembanganTugas pa prinsip perkembangan
Tugas pa prinsip perkembangan
 
Ipa 1
Ipa 1Ipa 1
Ipa 1
 
Tujuan instruksional a212
Tujuan instruksional a212Tujuan instruksional a212
Tujuan instruksional a212
 
Matematika Bangun Datar (Trapesium, Lingkaran, dan Segi Banyak)
Matematika Bangun Datar (Trapesium, Lingkaran, dan Segi Banyak)Matematika Bangun Datar (Trapesium, Lingkaran, dan Segi Banyak)
Matematika Bangun Datar (Trapesium, Lingkaran, dan Segi Banyak)
 
PROSES ISLAMISASI DI JAWA SEJAK MASA PASCA KERUNTUHAN MAJAPAHIT
PROSES ISLAMISASI DI JAWA SEJAK MASA PASCA  KERUNTUHAN MAJAPAHITPROSES ISLAMISASI DI JAWA SEJAK MASA PASCA  KERUNTUHAN MAJAPAHIT
PROSES ISLAMISASI DI JAWA SEJAK MASA PASCA KERUNTUHAN MAJAPAHIT
 
ALJABAR LINIER
ALJABAR LINIERALJABAR LINIER
ALJABAR LINIER
 
Transkrip Nilai S1
Transkrip Nilai S1Transkrip Nilai S1
Transkrip Nilai S1
 
RPP Kelas 1 Tema Keluargaku
RPP Kelas 1 Tema Keluargaku RPP Kelas 1 Tema Keluargaku
RPP Kelas 1 Tema Keluargaku
 

Similar a KESEHATAN REMAJA

Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docxMakalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docxzainulandri1
 
Karya Tulis Ilmiah
Karya Tulis IlmiahKarya Tulis Ilmiah
Karya Tulis IlmiahFelicia Dewi
 
Contoh Soal Biologi Sistem Reproduksi Manusia
Contoh Soal Biologi Sistem Reproduksi ManusiaContoh Soal Biologi Sistem Reproduksi Manusia
Contoh Soal Biologi Sistem Reproduksi ManusiaJasonCundrawijaya
 
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.pptIndriWahyuniSPsiBimb
 
siklus reproduksi.pptx
siklus reproduksi.pptxsiklus reproduksi.pptx
siklus reproduksi.pptxwillyastriana
 
Kesehatanreproduksiremaja 091222002248-phpapp02
Kesehatanreproduksiremaja 091222002248-phpapp02Kesehatanreproduksiremaja 091222002248-phpapp02
Kesehatanreproduksiremaja 091222002248-phpapp02Irwan Hs
 
MATERI AJAR MANAJEMEN KESEHATAN MENSTRUASI.pptx
MATERI AJAR MANAJEMEN KESEHATAN MENSTRUASI.pptxMATERI AJAR MANAJEMEN KESEHATAN MENSTRUASI.pptx
MATERI AJAR MANAJEMEN KESEHATAN MENSTRUASI.pptxNafaIsmiListiantySPd
 
Penyuluhan-Kesehatan-Reproduksi Remaja by NR 1 edit.ppt
Penyuluhan-Kesehatan-Reproduksi Remaja by NR 1 edit.pptPenyuluhan-Kesehatan-Reproduksi Remaja by NR 1 edit.ppt
Penyuluhan-Kesehatan-Reproduksi Remaja by NR 1 edit.pptNikitarizky25
 
Tahapan perkembangan manusia
Tahapan perkembangan manusiaTahapan perkembangan manusia
Tahapan perkembangan manusiaKenshin Himura
 
Siklus kesehatan wanita
Siklus kesehatan wanitaSiklus kesehatan wanita
Siklus kesehatan wanitahoshirami
 
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan GenderKB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Genderpjj_kemenkes
 
Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi RemajaKesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi RemajaIsmail Hamim
 
Kesehatan Reproduksi & Pengaturan Jarak Kelahiran.pptx
Kesehatan Reproduksi & Pengaturan Jarak Kelahiran.pptxKesehatan Reproduksi & Pengaturan Jarak Kelahiran.pptx
Kesehatan Reproduksi & Pengaturan Jarak Kelahiran.pptxIndahYulianti25
 
MATERI KESPRO.pptx
MATERI KESPRO.pptxMATERI KESPRO.pptx
MATERI KESPRO.pptxahmad yusuf
 
Abortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhhAbortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhhfhradillah
 
Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi RemajaKesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi Remajaguest484be3
 

Similar a KESEHATAN REMAJA (20)

Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docxMakalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
 
BAYI TABUNG (NORMA DUALLO)
BAYI TABUNG (NORMA DUALLO)BAYI TABUNG (NORMA DUALLO)
BAYI TABUNG (NORMA DUALLO)
 
Karya Tulis Ilmiah
Karya Tulis IlmiahKarya Tulis Ilmiah
Karya Tulis Ilmiah
 
Contoh Soal Biologi Sistem Reproduksi Manusia
Contoh Soal Biologi Sistem Reproduksi ManusiaContoh Soal Biologi Sistem Reproduksi Manusia
Contoh Soal Biologi Sistem Reproduksi Manusia
 
Yuyun
YuyunYuyun
Yuyun
 
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt
 
siklus reproduksi.pptx
siklus reproduksi.pptxsiklus reproduksi.pptx
siklus reproduksi.pptx
 
Kesehatanreproduksiremaja 091222002248-phpapp02
Kesehatanreproduksiremaja 091222002248-phpapp02Kesehatanreproduksiremaja 091222002248-phpapp02
Kesehatanreproduksiremaja 091222002248-phpapp02
 
Kespro dr.rinny
Kespro dr.rinnyKespro dr.rinny
Kespro dr.rinny
 
MATERI AJAR MANAJEMEN KESEHATAN MENSTRUASI.pptx
MATERI AJAR MANAJEMEN KESEHATAN MENSTRUASI.pptxMATERI AJAR MANAJEMEN KESEHATAN MENSTRUASI.pptx
MATERI AJAR MANAJEMEN KESEHATAN MENSTRUASI.pptx
 
Penyuluhan-Kesehatan-Reproduksi Remaja by NR 1 edit.ppt
Penyuluhan-Kesehatan-Reproduksi Remaja by NR 1 edit.pptPenyuluhan-Kesehatan-Reproduksi Remaja by NR 1 edit.ppt
Penyuluhan-Kesehatan-Reproduksi Remaja by NR 1 edit.ppt
 
Tahapan perkembangan manusia
Tahapan perkembangan manusiaTahapan perkembangan manusia
Tahapan perkembangan manusia
 
Siklus kesehatan wanita
Siklus kesehatan wanitaSiklus kesehatan wanita
Siklus kesehatan wanita
 
Aborsi dan kehamilan yang tidak diinginkan
Aborsi dan kehamilan yang tidak diinginkanAborsi dan kehamilan yang tidak diinginkan
Aborsi dan kehamilan yang tidak diinginkan
 
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan GenderKB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
 
Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi RemajaKesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi Remaja
 
Kesehatan Reproduksi & Pengaturan Jarak Kelahiran.pptx
Kesehatan Reproduksi & Pengaturan Jarak Kelahiran.pptxKesehatan Reproduksi & Pengaturan Jarak Kelahiran.pptx
Kesehatan Reproduksi & Pengaturan Jarak Kelahiran.pptx
 
MATERI KESPRO.pptx
MATERI KESPRO.pptxMATERI KESPRO.pptx
MATERI KESPRO.pptx
 
Abortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhhAbortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhh
 
Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi RemajaKesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi Remaja
 

Más de Dimas Kusuma Wijanarko (20)

Silabus matematika 1_gasal_11-12
Silabus matematika 1_gasal_11-12Silabus matematika 1_gasal_11-12
Silabus matematika 1_gasal_11-12
 
Silabus pgsd 2011
Silabus pgsd 2011Silabus pgsd 2011
Silabus pgsd 2011
 
Psi anak
Psi anakPsi anak
Psi anak
 
Prinsip
PrinsipPrinsip
Prinsip
 
Pkn 1 nilai norma dam moral
Pkn  1 nilai norma dam moralPkn  1 nilai norma dam moral
Pkn 1 nilai norma dam moral
 
Penggunaan fungsi fungsi secara spontan sebagai tanda kemampuan tumbuh
Penggunaan fungsi fungsi secara spontan sebagai tanda kemampuan tumbuhPenggunaan fungsi fungsi secara spontan sebagai tanda kemampuan tumbuh
Penggunaan fungsi fungsi secara spontan sebagai tanda kemampuan tumbuh
 
Penggunaan fungsi fungsi secara spo
Penggunaan fungsi fungsi secara spoPenggunaan fungsi fungsi secara spo
Penggunaan fungsi fungsi secara spo
 
Pengertian sepak bola
Pengertian sepak bolaPengertian sepak bola
Pengertian sepak bola
 
Pengertian olahraga & kebugaran jasmani
Pengertian olahraga & kebugaran jasmaniPengertian olahraga & kebugaran jasmani
Pengertian olahraga & kebugaran jasmani
 
Makalah penjaskes
Makalah penjaskesMakalah penjaskes
Makalah penjaskes
 
Learning
LearningLearning
Learning
 
Kata pengantar pjk
Kata pengantar pjkKata pengantar pjk
Kata pengantar pjk
 
Kata pengantar pjk (2)
Kata pengantar pjk (2)Kata pengantar pjk (2)
Kata pengantar pjk (2)
 
Kartu remi
Kartu remiKartu remi
Kartu remi
 
Contoh abstrak artikel ilmiah
Contoh abstrak artikel ilmiahContoh abstrak artikel ilmiah
Contoh abstrak artikel ilmiah
 
Congklak
CongklakCongklak
Congklak
 
Chris
ChrisChris
Chris
 
Bahasa indonesia 1
Bahasa indonesia 1Bahasa indonesia 1
Bahasa indonesia 1
 
Bab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanBab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuan
 
Agama islam
Agama islamAgama islam
Agama islam
 

KESEHATAN REMAJA

  • 1. Kesehatan Reproduksi Remaja Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Disusun oleh: 1. Dimas Ibnu Wijanarko (11144600054) 2. Devy Kalkausari (11144600055) 3. Anggun Hermiati Khasanah (11144600043) 4. Desy Wulandhary (11144600062) 5. Aziz Nugi Ragarjo (11144600070) Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah remaja (usia >10-1,9 tahun) merupakan masalah yang perlu diperhatikan dalam pembangunan nasional di Indonesia. Masalah remaja terjadi, karena mereka tidak dipersiapkan mengenai pengetahuan tentang aspek yang berhubungan dengan masalah peralihan dari masa anak ke dewasa. Masalah kesehatan remaja mencakup aspek fisik biologis dan mental, sosial. Perubahan fisik yang pesat dan perubahan endokrin/hormonal yang sangat dramatik merupakan pemicu masalah kesehatan remaja serius karena timbuhnya dorongan motivasi seksual yang menjadikan remaja rawan terhadap penyakit dan masalah kesehatan reproduksi, kehamilan remaja dengan segala konsekuensinya yaitu: hubungan seks pranikah, aborsi, PMS & RIV-AIDS serta narkotika. Permasalahan remaja seringkali berakar dari kurangnya informasi dan pemahaman serta kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Di sisi lain, remaja sendiri mengalami perubahan fisik yang cepat. Akses untuk mendapatkan informasi bagi remaja banyak yang tertutup. Dengan memperluas akses informasi tentang kesehatan reproduksi remaja yang benar dan jujur bagi remaja akan membuat remaja makin sadar terhadap tanggung jawab perilaku reproduksinya. Dengan makin banyaknya persoalan kesehatan reproduksi remaja, maka pemberian informasi, layanan dan pendidikan kesehatan reproduksi remaja menjadi sangat penting.
  • 3. B. Rumusan Masalah Dari gambaran latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam malakah ini adalah pentingnya informasi kesehatan reproduksi remaja. C. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pentingnya informasi kesehatan reproduksi remaja.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN Di masyarakat, kasus-kasus kehamilan yang tidak dikehendaki selalu dipandang dengan muatan-muatan yang sarat dengan moral. Masyarakat cenderung menyalahkan korban, bukannya empati. Akibatnya, terjadi stigmatisasi dan diskriminasi dan menjadikan kasus ini tabu untuk dibicarakan secara terbuka. Akibat kehamilan yang tidak dikehendaki ini, hampir bisa dipastikan (khususnya siswi) yang mengalami kasus ini harus berhenti dari sekolah atau dikeluarkan. Pihak sekolah selalu beralasan, dengan memberikan izin sekolah bagi siswi hamil, nama baik sekolah akan tercermar dan perbuatan tersebut akan ditiru oleh murid-murid lainnya. Pendapat ini baru asumsi/ pandangan dan belum tentu kebenarannya. Dengan demikian, pihak perempuanlah yang paling dirugikan bila kasus ini benar-benar terjadi. Kasus kehamilan yang tidak dikehendaki ini merupakan kasus yang berakibat terjadinya diskriminasi dan merupakan pelanggaran atas hak-hak anak, paling tidak hak untuk mendapatkan pendidikan sesuai dengan Konvensi Hak Anak, sehingga harus ada perubahan cara pandang atas kasus ini dari muatan moral menjadi muatan empati, di mana hak-hak korban harus dilindungi dan diperjuangkan secara bersama-sama, bukan lagi menyalahkan korban dengan alasan-alasan yang tidak rasional, seperti menuduh korban sebagai pihak yang memicu terjadinya perbuatan tersebut dengan memakai pakaian-pakaian seksi dan sejenisnya. Mengacu pada isu-isu global, seperti yang dibahas di International Conference of Population and Development (ICPD) di Kairo tahun 1994, maka setiap orang (laki-laki dan
  • 5. perempuan, tanpa diskriminasi, termasuk anak dan remaja) harus mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi yang memadai. Maka bila ada golongan tertentu (anak/remaja) yang karena sebab-sebab tertentu tidak dapat mengakses pelayanan, maka hal tersebut termasuk pelanggaran hak. A. Kesehatan Reprosuksi Remaja Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau Suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman. Tumbuh Kembang Remaja. 1. Masa remaja dibedakan dalam : a. Masa remaja awal, 10 – 13 tahun. b. Masa remaja tengah, 14 – 16 tahun. c. Masa remaja akhir, 17 – 19 tahun. 2. Pertumbuhan fisik pada remaja perempuan : a. Mulai menstruasi. b. Payudara dan pantat membesar. c. Indung telur membesar. d. Kulit dan rambut berminyak dan tumbuh jerawat. e. Vagina mengeluarkan cairan. f. Mulai tumbuh bulu di ketiak dan sekitar vagina. g. Tubuh bertambah tinggi. 3. Perubahan fisik yang terjadi pada remaja laki-laki : a. Terjadi perubahan suara mejadi besar dan mantap. b. Tumbuh bulu disekitar ketiak dan alat kelamin.
  • 6. c. Tumbuh kumis. d. Mengalami mimpi basah. e. Tumbuh jakun. f. Pundak dan dada bertambah besar dan bidang. g. Penis dan buah zakar membesar. 4. Perubahan psikis juga terjadi baik pada remaja perempuan maupun remaja laki-laki, mengalami perubahan emosi, pikiran, perasaan, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab, yaitu : a. Remaja lebih senang berkumpul diluar rumah dengan kelompoknya. b. Remaja lebih sering membantah atau melanggar aturan orang tua. c. Remaja ingin menonjolkan diri atau bahkan menutup diri. d. Remaja kurang mempertimbangkan maupun menjadi sangat tergantung pada kelompoknya. e. Hal tersebut diatas menyebabkan remaja menjadi lebih mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif dari lingkungan barunya. 5. Menstruasi atau haid. Bila menstruasi baru mulai periodenya mungkin tidak teratur dan dapat terjadi sebulan dua kali menstruasi kemudian beberapa bulan tidak menstruasi lagi. Hal ini memakan waktu kira-kira 3 tahun sampai menstruasi mempunyai pola yang teratur dan akan berjalan terus secara teratur sampai usia 50 tahun. Bila seorang wanita berhenti menstruasi disebut menopause. Siklus menstruasi meliputi : a. Indung telur mengeluarkan telur (ovulasi) kurang lebih 14 hari sebelum menstruasi yang akan datang. b. Telur berada dalam saluran telur, selaput lendir rahim menebal. c. Telur berada dalam rahim, selaput lendir rahim menebal dan siap menerima hasil pembuahan. d. Bila tidak ada pembuahan, selaput rahim akan lepas dari dinding rahim dan terjadi perdarahan. Telur akan keluar dari rahim bersama darah. e. Panjang siklus menstruasi berbeda-beda setiap perempuan. Ada yang 26 hari, 28 hari, 30 hari, atau bahkan ada yang 40 hari. Lama menstruasi pada umumnya 5 hari, namun kadang-kadang ada yang lebih cepat 2 hari atau bahkan sampai 5 hari. Jumlah seluruh darah yang dikeluarkan
  • 7. biasanya antara 30 – 80 ml. Selama masa haid, yang perlu diperhatikan adalah kebersihan daerah kewanitaan dengan mengganti pembalut sesering mungkin. 6. Mimpi Basah, Bagaimana Bisa Terjadi Ketika seseorang laki-laki memasuki masa pubertas, terjadi pematangan sperma didalam testis. Sperma yang telah diproduksi ini akan dikeluarkan melalui Vas Deferens kemudian berada dalam cairang mani yang diproduksi oleh kelenjar prostat. Air mani yang telah mengandung sperma ini akan keluar yang disebut ejakulasi. Ejakulasi yang tanpa rangsangan yang nyata disebut mimpi basah. 7. Kehamilan. Merupakan akibat utama dari hubungan seksual. Kehamilan dapat terjadi bila dalam berhubungan seksual terjadi pertemuan antara sel telur (ovum) dengan sel sperma. Proses kehamilan dapat diilustrasikan sebagai berikut : a. Sel telur yang keluar dari indung telur pada saat ovulasi akan masuk kedalam sel telur. b. Sperma yang tumpah didalam saluran vagina waktu senggama akan bergerak masuk kedalam rahim dan selanjutnya ke saluran telur. c. Di saluran telur ini, sperma akan bertemu dengan sel telur dan langsung membuahi. 8. Tanda-tanda kehamilan : a. Sering mual-mual, muntah dan pusing pada saat bangun tidur (morning sickness) atau sepanjang hari. b. Mengantuk, lemas, letih dan lesu. c. Amenorhea (tidak mengalami haid). d. Nafsu makan menurun, namun pada saat tertentu menghendaki makanan tertentu (nyidam). e. Dibuktikan melalui tes laboratorium yaitu HCG Test dan USG. f. Perubahan fisik seperti payudara membesar dan sering mengeras, daerah sekitar Aerola Mammae (sekitar puting) membesar. 9. Kehamilan di bawah usia 20 tahun Organ reproduksi belum sempurna sehingga pada saat persalinan akan mengalami kesulitan.
  • 8. a. Belum siap mental sebagai ibu. b. Bila tidak diinginkan akan dilakukan abortus (abotus : suatu kejadian keluarnya hasil kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar kandungan). c. Abortus Spontan (tidak disengaja) d. Provokatus (disengaja) B. Perlunya Pendidikan Melihat besarnya permasalahan dan dampaknya di masa depan untuk generasi mendatang, maka dalam rangka menjamin pemenuhan hak seksual dan kesehatan reproduksi untuk remaja, maka ada beberapa upaya yang harus dilakukan secara terpadu dan lintas sektor. Untuk itu, perlu dibangun komitmen bersama antar elemen, baik pemerintah maupun masyarakat, yang menetapkan kesehatan reproduksi remaja sebagai agenda/isu bersama dan penting. Harus ada keyakinan bersama bahwa membangun generasi penerus yang berkualitas perlu dimulai sejak anak, bahkan sejak dalam kandungan. Untuk itu, harus ada kesadaran bersama bahwa upaya yang dilakukan saat ini tidak serta merta tampak hasilnya, namun perlu waktu panjang untuk memetik hasilnya. Upaya-upaya yang perlu dilakukan adalah pemberian informasi kesehatan reproduksi dalam berbagai bentuk sedini mungkin kepada seluruh segmen remaja, baik di perkotaanmaupun di pedesaan. Pemberian informasi ini dengan tujuan meningkatkan pengetahuan yang pada gilirannya mampu memberikan pilihan kepada remaja untuk bertindak secara bertanggung jawab, baik kepada dirinya maupun keluarga dan masyarakat. Untuk itu, pemerintah bersama LSM dan masyarakat dapat menjadi inisiator lahirnya kebijakan. Kebijakan itu misalnya dengan memberikan keputusan bahwa seluruh sekolah, baik negeri maupun swasta mempunyai kewajiban memberikan informasi kesehatan reproduksi remaja mulai SD hingga SMU. Dengan lahirnya kebijakan ini, maka sudah tidak ada alasan lagi
  • 9. bagi berbagai pihak yang menentang pemberian informasi kesehatan reproduksi dengan alasan- alasan yang tidak rasional. Informasi ini memberikan makna kepada kita bahwa bila para stakeholder pendidikan, terutama Dinas Pendidikan dan Pemerintah Provinsi mempunyai komitmen yang kuat, maka dapat saja hal itu dilakukan. Oleh karena itu, diharapkan ada perlakukan yang sama untuk memberlakukan pendidikan kesehatan reproduksi remaja sebagai muatan lokal di seluruh jenjang pendidikan dari SD hingga SMU. Tentunya di tiap jenjang pendidikan, kurikulum pendidikan kesehatan reproduksi remaja juga berbeda antara yang diberikan kepada SD ataupun SMU. Pendidikan kesehatan reproduksi yang dimaksud di sini tidak ada hubungannya dengan teknik-teknik hubungan seks, namun merupakan sekumpulan pengetahuan yang berisi tentang pengenalan dan fungsi-fungsi organ reproduksi (termasuk di dalamnya proses terjadinya menstruasi dan mimpi basah), proses terjadinya pembuahan, pengetahuan infeksi, HIV/AIDS, pengetahuan tentang gender dan risiko-risiko hubungan seks yang tidak bertanggung jawab. Dengan memberikan waktu khusus pendidikan kesehatan reproduksi remaja dalam sekolah, maka akan ada upaya-upaya sistematis dan terencana dalam pemberian informasi kepada anak didik, sehingga pada gilirannya mereka dapat mengetahui dan bertanggung jawab atas perilaku seksualnya di masa depan. Sisi lainnya adalah memberikan benteng/pertahanan kepada remaja itu sendiri untuk secara tegas dapat bersikap atas maraknya informasi pornografi yang beredar di masyarakat, baik dalam bentuk tulisan, maupun elektronik. Upaya ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak, terutama para stakeholder dalam pendidikan yang berani berpikir secara kreatif dan inovatif dalam melahirkan kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada remaja di Indonesia. Sudah saatnya diakhiri hal-hal yang kontraproduktif dan polemik yang mempertentangkan antara pendidikan kesehatan reproduksi dengan pornografi. Area pembatas kedua hal ini sudah sangat jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Kekhawatiran bahwa dengan informasi pendidikan kesehatan reproduksi para murid (anak didik) akan meniru juga berlebihan, karena di dalam informasi pendidikan kesehatan reproduksi remaja memang tidak ada sesuatu yang patut ditiru. Jadi sebenarnya tidak ada sesuatu yang patut dicurigai atau bahkan dikhawatirkan. Kita sepakat, tidak
  • 10. rela melihat anak-anak kita menjadi generasi penerus yang lemah dan menderita hanya gara-gara mereka melakukan praktik-praktik seksual yang tidak bertanggungjawab di masa mendatang disebabkan pengetahuan mereka yang rendah. Upaya lainnya adalah memberikan porsi dan kesempatan yang seluas-luasnya pendidikan moral/agama kepada seluruh anak/remaja, dengan memberikan informasi yang komprehensif bahaya dan akibat-akibat yang ditanggung remaja bila melakukan perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab. Informasi kerugian fisik, mental dan spiritual harus dijelaskan secara seimbang dengan hal-hal yang terkait dengan moral /agama bila sampai terjadi perilaku seks yang tidak bertanggung jawab. Bagaimanapun juga, mencegah terjadinya perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab jauh lebih baik dari pada harus menyelesaikannya bila hal tersebut sungguh-sungguh terjadi.
  • 11. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Masalah kesehatan remaja mencakup aspek fisik biologis dan mental, sosial. Perubahan fisik yang pesat dan perubahan endokrin/ hormonal yang sangat dramatik merupakan pemicu masalah kesehatan remaja serius karena timbuhnya dorongan motivasi seksual yang menjadikan remaja rawan terhadap penyakit dan masalah kesehatan reproduksi, kehamilan remaja dengan segala konsekuensinya yaitu: hubungan seks pranikah, aborsi, PMS & RIV-AIDS serta narkotika. Permasalahan remaja seringkali berakar dari kurangnya informasi dan pemahaman serta kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Di sisi lain, remaja sendiri mengalami perubahan fisik yang cepat. Harus ada keyakinan bersama bahwa membangun generasi penerus yang berkualitas perlu dimulai sejak anak, bahkan sejak dalam kandungan. Pemberian informasi ini dengan tujuan meningkatkan pengetahuan yang pada gilirannya mampu memberikan pilihan kepada remaja untuk bertindak secara bertanggung jawab, baik kepada dirinya maupun keluarga dan masyarakat. B. Saran 1. Perlu dibangun komitmen bersama antar elemen, baik pemerintah maupun masyarakat yang menetapkan kesehatan reproduksi remaja sebagai agenda/isu bersama dan penting. 2. Perlu pendekatan kepada pihak yang berkompeten dalam pembinaan remaja melalui pembekalan.