SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
RITUAL

 KUMPULAN TULISAN YANG BERKAITAN
         DENGAN RITUAL

DIKOMPILASI OLEH: DIYAH PERWITOSARI
Definisi Ritual Secara Antropologis

Victor Turner: “prescribed formal behavior for occasions not given
over to technological routine, having reference to belief in mystical
beings or powers. The symbol is the smallest unit of ritual “ (1967:
19)

Stanley Tambiah: “a culturally constructed system of symbolic
communication. It is constituted of patterned and ordered
sequences of words and acts, often expressed in multiple media,
whose content and arrangement are characterized in varying
degree by formality (conventionality), stereotypy (rigidity), condensation
(fusion), and redundancy (repetition)” (1979: 119).

Sumber: Introducing Anthropology of Religion: Culture to the
Ultimate, Jack Eller, Taylor & Francis, 2007, Hal.: 110
Definisi Ritual Secara Antropologis (contd.)

Anthony Wallace: “communication without information: that is to say, each ritual is a particular
sequence of signals which, allows no uncertainty, no choice, and hence, in the statistical sense of
information theory, conveys no information from sender to receiver. It is, ideally, a system of
perfect order and any deviation from this order is a mistake” (1996: 233)

Thomas Barfield: “prescribed, formal acts that take place in the context of religious worship “as
well as” any activity with a high degree of formality and a nonutilitarian purpose. This usage
includes not only clearly religious activities, but also such events as festivals, parades, initiations,
games, and greetings. In its broader sense, ritual may refer not to any particular kind of event but
to the expressive aspect of all human activity. To the extent that it conveys messages about the
social and cultural status of individuals, any human action has a ritual dimension. In this sense,
even such mundane acts as planting fields and processing foods share a ritual aspect with
sacrifice and the mass” (1997: 410)

Sumber: Introducing Anthropology of Religion: Culture to the Ultimate, Jack Eller, Taylor & Francis,
2007, Hal.: 110 - 111
Definisi Ritual Secara Antropologis (contd.)

Edmund Leach: “Behavior which forms part of a signaling system and which serves to
„communicate information,‟ not because of any mechanical link between means and ends, but
because of a culturally defined communication code”; and “Behavior which is potent in itself in
terms of the cultural convention of the actor but not potent in a rational-technical sense […] or
alternatively behavior which is directed towards evoking the potency of occult powers even though
it is not presumed to be potent in itself” (1996: 403)

“Ritual is then described as particularly thoughtless action-routinized, habitual, obsessive, or
mimetic-and therefore the purely formal, secondary, and mere physical expression of logically prior
ideas” (Bell 1992: 19)

Sumber: Introducing Anthropology of Religion: Culture to the Ultimate,
Jack Eller, Taylor & Francis, 2007, Hal.: 111
Rituals are Meaningful Actions

“Rituals that relate broadly to van Gennep‟s notion of rites of
passage can be seen meaningful actions because they relate to
the positions of individuals and groups within their social structure”

Sumber:The Social Implications of Ritual Behavior in the Maya
Lowlands: A Perspective from Minanha, Belize, Sonja Andrea
Schwake, ProQuest, 2008, Halaman 14
Understanding Rituals

1. Ritual is situational or has a particular social context associated with
   it.

2.   Ritual is strategic. There are always relations of power to consider
     when analyzing ritual action.

3.  Ritual reproduces or reconfigures a vision of stratigraphy of power in
    the world
(Bell, 1992: 4)

Sumber:The Social Implications of Ritual Behavior in the Maya
Lowlands: A Perspective from Minanha, Belize, Sonja Andrea
Schwake, ProQuest, 2008, Halaman 15
Prosesi Sedekah Laut

Sumber: Kedaulatan Rakyat, Sabtu Pon 1 September 2012, Hal. 3
Setting Lokasi: Pantai Baron, Gunungkidul
Judul Berita: „Nelayan Baron Berharap Paceklik Ikan Berakhir‟

- Prosesi dimulai dengan kenduri yang dilaksanakan di kompleks
  Pantai Baron

- Selanjutnya dua gunungan serta sesaji yang telah disiapkan
  dibawa ke tepi pantai dan dilarung ke laut

- Sedekah laut merupakan ungkapan syukur masyarakat
  termasuk nelayan di wilayah Pantai Baron atas berkah yang
  diberikan Allah dan berharap ke depan diberikan rezeki yang
  lebih (Ketua Unit Nelayan Pantai Baron, Sunardi)
Prosesi Sedekah Laut (contd.)

- Hasil tangkapan, kini, masih sangat minim, sehingga dengan
  prosesi sedekah ini juga dimaksudkan agar kondisi paceklik ikan
  segera berakhir

- Sedekah yang diarak berupa berbagai jenis makanan serta
  sesaji

- Digelar juga wayang kulit semalam suntuk sebagai hiburan bagi
  masyarakat
Merti Gunung
„Ratusan Warga Ngajeg Berebut Gunungan‟, KR, Senin Pon 27 Agustus 2012,
Hal. 6, Setting Lokasi: Ngajeg, Tirtomartani, Kalasan

-   Kirab budaya dilaksanakan dalam rangka bersih desa atau Merti Dusun

-   Gunungan berisi makanan dan buah-buahan dikirab dan kemudian diperebutkan
    ratusan warga

-   Merupakan ungkapan rasa syukur atas berhasilnya dalam dunia pertanian

-   Sebagai wujud kerukunan warga dusun Ngajeg

-   Pusaka Guntur Gati, Bendera Ponco Tunggal, Gunungan Dewi Sri (berisi hasil
    tanaman) serta 6 gunungan berisi makanan maupun buah-buahan juga dikirab

Tirtomartani menjadi juara nasional hasil panen tebu
Merti Desa

„Warga Watugajah Gelar Kirab Budaya‟, KR, Senin Pon 27 Agustus 2012, Hal. 6
Setting Lokasi: Dusun Watugajah, Sendangagung, Minggir

Rundown
1. Kirab budaya (gunungan terbuat dari hasil bumi, air yang berasal dari salah satu sendang pitu
   yang ada di Sleman Barat, patung gajah, kesenian tradisional)

2.   Doa bersama dan kenduri

3.   Pegelaran wayang kulit pada malam harinya

-    Merti Desa sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan antar warga

-    Pelaksanaan Merti Desa sebagai bentuk pelestarian budaya

-    Merupakan acara tiga tahunan

Sebelum 2009, Watugajah sering mengalami gagal panen yang disebabkan oleh hama termasuk
tikus. Sehingga warga sepakat untuk mengadakan Merti Desa.
Merti Desa (contd.)

Sumber: Radar Jogja, Senin 27 Agustus 2012, Hal. 6
Setting Lokasi: Desa Purwoharjo, Samigaluh, Kulon Progo

„Lestarikan Tradisi, Warga Gelar Merti Desa‟

-   Untuk melestarikan tradisi dan sekaligus wujud syukur masyarakat dengan
    dibatalkannya rencana pembangunaan Waduk Tinallah

-   Merupakan event tahunan

-   Dimulai dari wilayah Dusun Kedungrong menuju lapangan Desa Purwoharjo (4km)

-   Masing-masing peserta membawa 5 (lima) ambengan atau nasi tumpeng dengan
    uba rampe

-   Ambengan dikumpulkan – didoakan – dimakan bersama (kembul bujana)
Bersih Dusun Siyono-Glidag

Sumber: KR, 5 September 2012, Hal. 3
Berita Foto

“Kirab reyog, jathilan dan wayang kulit menjadi puncak acara
bersih dusun di Siyono dan Glidag Logandeng, Playen,
Gunungkidul, Senin (3/9) malam. Suparno, ketua penyelenggara
acara bersih dusun Siyono-Glidag mengatakan kegiatan ini
sebagai bentuk syukur kepada Tuhan. Acara ditutup dengan
wayang kulit dengan dalang Ki Sutrisno dari Nglipar. Tampak kirab
reyog bersih dusun di Siyono”
„Merenungi Tradisi Jawa “Melekan”‟

Sumber: Mawas Diri, Februari 1991, Hal. 45 – 51

-   Melekan diselenggarakan oleh sekelompok warga masyarakat dalam rangka
    silaturahmi pada malam hari bertepatan dengan adanya hajat kecil-kecilan,
    misalnya sepasaran, selapanan.

-   Melekan disebut juga tirakatan yang berarti keprihatinan atau menahan hawa nafsu

-   Acara utama melekan adalah menyantap hidangan yang bersifat rohani dalam
    bentuk mendengarkan tembang macapat yang diambil dari buku – buku yang
    mengandung ilmu kerohanian

-   Kata melek memiliki dua sisi pengertian, (1) bersifat harfiah atau lahiriah yaitu
    bahwa orangnya tidak tidur, dan (2) bersifat batiniah atau maknawi , yaitu bahwa
    hati orangnya tidak tidur, mata hatinya melek untuk menyerap ajaran kerohanian,
    yang sinar-sinarnya mampu menerangi jalan kehidupannya menuju Tuhan YME.
King Hoo Ping / Chao Du

Sumber: KR, Selasa Pon 23 Agustus 2012, Hal. 16
Setting Lokasi: Kota Magelang
Judul Berita: „King Hoo Ping‟ untuk Ketenteraman

- Ritual digelar di Tempat Ibadat Tri Dharma (TITD) Liong Hok Bio Kota
  Magelang

- Ritual diakhiri pembakaran beberapa miniatur, replika di halaman
  klenteng

- Beberapa bendera bertuliskan nama leluhur masing – masing keluarga
  menghiasi atas meja

- Di bagian dinging tertempel beberapa lembaran kertas yang terdapat
  nama – nama keluarga
King Hoo Ping / Chao Du (contd.)

Urutan acara:

1.   Pada pagi hari para pengurus melakukan sembahyang Tri Dharma

2.   Upacara pembersihan lingkungan semesta, termasuk hati masing –
     masing

3.   Serangkaian ritual, yang dipimpin oleh seorang Bante, dari pagi
     hingga sore

Ritual ini merupakan upacara pelimpahan jasa untuk (1) para
leluhur atau para pendahulu termasuk para pahlawan, pejuang
kemerdekaan dan semua orang yang berjasa terhadap negara,
keluarga dan semua orang, dan (2) semua makhluk
King Hoo Ping / Chao Du (contd.)

 Dalam pelimpahan jasa ini, umat memiliki niat berbuat kebajikan
  dengan berbagi keberuntungan yang biasanya dalam bentuk
  bahan – bahan kebutuhan pokok (melambangkan memberi dan
  bermurah hati)

 Doa – doa yang dipanjatkan bertujuan untuk memanggil atau
  menyapa, baik yang terlihat maupun tidak terlihat untuk diajak
  bersama – sama mendengarkan Dharma (merupakan wejangan
  Dharma, mengajak bersama – sama bersujud kepada Tuhan)
Sermo Hamengku Gati

Sumber: KR, 1 Oktober 2012, Hal. 26
Judul: Semo Hamengku Gati – Tradisi Tabur Bunga dan
Memandikan Ternak
Setting Lokasi: Kokap

- Masyarakat sekitar Waduk Sermo melakukan tabur bunga di
    tengah waduk dan guyang rajakaya atau memandikan hewan
    ternak dalam serangkaian upacara tradisi gelar budaya Sermo
    Hamengku Gati

-    Masyarakat sekitar Waduk Sermo meyakini masih banyak
    makam terendam air Waduk Sermo – termasuk makam Kyai
    Sermo Joyo dan para tokoh pendiri wilayah Sermo yang sampai
    sekarang belum diketahui keberadaannya
Continued

- “Tidak semua makam di wilayah genangan waduk dipindahkan.
  Mudah – mudahan segala dosa mendapat pengampunan dan
  amal kebaikannya diterima Tuhan” – Suhartono, tokoh warga
  Sermo Tengah, Desa Hargowilis

- Acara dihadiri staf ahli Pemkab Kulonprogo, Agus Santoso;
  anggota DPRD, Widiyanto; Camat Kokap, Agus Subagyo; Kades
  Hargowilis, Dalijan

- Usai tabur bunga dan berdoa, dilanjutkan dengan memandikan
  kambing milik warga – ungkapan syukur masyarakat kepada
  Tuhan, karena hewan ternak yang dipelihara dapat berkembang
Merti Dusun Kweden

Sumber: KR, 1 Oktober 2012, Hal. 4
Judul: Bupati Apresiasi Merti Dusun di Kweden
Setting Lokasi: Bantul, DIY

- Dilakukan kirab jodang dalam rangkaian acara merti dusun di
  Pedukuhan Kweden, Trirenggo

- Bupati, Sri Surya Widati – acara ini mampu mendukung khasanah
  budaya dan wisata di Bantul dan bisa diagendakan sebagai kegiatan
  budaya tahunan, bisa didaftarkan ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
  Kabupaten Bantul untuk dibantu dananya

- Merti Dusun Kweden masih sepenuhnya dari swadaya masyarakat
  setempat
Nyadran di Temanggung

Sumber: KR, 29 September 2012, Hal. 19
Judul: Warga Lereng Sumbing Mohon Hujan – Petani Kopi
Sadrananan Seribu Ketupat
Setting Lokasi: Temanggung, Jawa Tengah

- Sebagai wujud syukur karunia Tuhan atas limpahan hasil panen
  kopi, petani Dusun Gedongan Desa Ngamplak Kecamatan
  Kandangan Kabupaten Temanggung menggelar Nyadran
  Seribu Ketupat di Lembah Dawuhan (sumber mata air) di utara
  dusun tersebut
Continued

Rundown
1. Subuh, warga menyiapkan ketupat berikut sayur
2. Begitu bunyi kentongan ditabuh, serentak tua muda, laki-laki
   dan perempuan serta anak sekolah membawa ketupat ke
   lokasi upacara
3. Gunungan ketupat berikut sajian diarak dan diiringi kesenian
   kuda lumping
4. Sampai di Lembah Dawuhan, warga berkumpul di tanah datar
5. Berdoa dipimpin sesepuh desa
6. Pembagian ketupat kepada semua orang yang datang
7. Pesta air dan pelepasan unggas di sumber air
8. Makan bersama
Continued

Nyadran juga dilakukan warga di lereng Gunung Sumbing, Desa
Tlahap Kecamatan Kledung, Temanggung

Tujuan:
(1) memohon hujan, (2) terhindar kebakaran hutan, dan (3) panen tembakau
(2) membawa berkah bagi warga

Rundown

1.   Ratusan warga membawa tumpeng untuk diusung ke sumber air (Tuk
     Tlahab)
2.   Tumpeng beserta ingkung ayam yang dikemas dalam tenong dijejer
     hingga ratusan meter
3.   Tumpeng didoakan oleh tokoh agama setempat
4.   Tumpeng dan ubo rampe dibawa pulang oleh warga untuk disantap di
     rumahnya masing-masing
‘Baritan’

Sumber: KR, 19 September 2012, Hal. 9
Judul: Peternak Sapi Wonosobo – Gelar Ritual Budaya „Baritan‟
Setting Lokasi: Wonosobo

Meningkatkan produktivitas hewan ternak sapi sehat, Dinas
Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Wonosobo
melakukan pemeriksaan gratis di sentr peternakan sapi di Desa
Simbang Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo – dikemas
melalui Ritual Budaya Bubar Ngarit Slametan (Baritan) yang berarti
habis merumput melakukan selamatan ini sebagai bentuk
dukungan terhadap program swasembada daging sapi 2012
Continued

Rundown
- Ratusan peternak sapi di Desa Simbang mengumpulkan seluruh
  hewan ternak sapi di lapangan

- Doa bersama berharap hasil peternakan sapi terus meningkat


- Diakhiri dengan acara tumpengan, yaitu acara makan bersama
  hasil bumi atau kembul bujono
Pembukaan Cupu Kyai Panjolo

Sumber: KR, 19 September 2012, Hal. 3
Judul: Upacara Pembukaan Cupu Kyai Panjolo – Ditemukan
Gambar Pulau Sumatera Terbalik
Setting Lokasi: Dusun Mendak Girisekar, Wonosari

- Upacara pembukaan Cupu Kyai Panjolo dipercayai berisi
  ramalan kejadian alam satu tahun mendatang

- Ketiga selimut cupu, yaitu Palangkinantang, Semarkinandu dan
  Kenthiwiri, disimpan di rumah Juru Kunci Dwijosumarto
Continued

Rundown
Dibuka setahun sekali tiap menjelang musim hujan – dipergunakan untuk
memprediksi hasil pertanian – saat ini banyak dipercaya sebagai ramalan
berbagai bidang termasuk pemerintahan, kondisi keamanan negara,
politik, bencana alam

1.   Diawali dengan berdoa
2.   Kenduri dan kembul dahar (makan bersama)
3.   Pembukaan lembar demi lembar kain kafan selimut cupu
4.   Gambar dan benda pada selimut diteliti dengan disaksikan ribuan
     peziarah
5.   Terdapat 58 simbol maupun gambar ditemukan dalam selimut Cupu
     Kyai Panjolo
Continued

   Kain dalam keadaan kering:
   (1) tulisal lafal Allah dalam huruf Arab, (2) gambar seorang pria
   mengenakan jas, (3) gambar lingkaran, (4) kendi, (5) gunung berapi
   mengeluarkan asap, dan (6) gambar pulau Sumatera terbalik)

   Kain dalam keadaan kotor:
   (7) tokoh wayang Raden Sombo, (8) tokoh dewa Bathara Nurada
   memberikan wejangan, (9) gambar lingkaran berwarna keemasan,
   (10) bercak darah, (11) kepala manusia bermata lebar dan berkumis

Posisi
-  Cupu Kyai Semar Kinandu condong ke Utara
-  Cupu Palang Kinantang condong ke Barat Daya
-  Cupu Kenthiwiri tegak lurus
Bersih Desa Sendang Sinongko

Sumber: KR, 8 September 2012, Hal. 18
Judul: Bersih Desa Sendang Sinongko – Bersyukur, Sembelih
Kambing
Setting Lokasi: Desa Pokak Kecamatan Ceper Klaten

- 100 ekor kambing disembelih dalam puncak perayaan gelar
  budaya bersih desa di Sendang Sinongko pada pukul 0400 –
  0600 WIB

- Pesta makan kambing dilaksanakan usai salat Jumat – (1) warga
  Dukuh Pokak, Tegal Sendang dan Tegal Dhuwur datang
  membawa sejumlah tenong berisi sejumlah makanan – (2)
  tenong-tenong yang sudah dinamai dikumpulkan dalam satu
  tempat dan dimakan bersama-sama
Continued

- Warga meyakini, jika melakukan sedekah akan mendapatkan
  ganti yang lebih besar

- Ritual ini sudah berlangsung turun temurun sejak ratusan tahun
  lalu – sebagai wujud syukur lantaran keberadaan Sendang
  Sinongko secara tidak langsung sudah membantu kehidupan
  warga setempat yang sebagian besar berprofesi sebagai petani

- Petani sering memanfaatkan air Sendang untuk irigasi – ritual
  wajib diikuti (Nur Sirah) karena menikmati air di Sendang untuk
  pertanian
Definisi Tradisi

“… sets of believes held or espoused over some generations having in
common certain themes of interpretation, certain conceptions, certain
assessments”

Sumber: Tradition, Edward Shils, University of Chicago Pres, 2006,
Hal. 263

“Tradition is the process whereby a people or community try to understand
their present in the light of their past which is part of their present. Tradition is
always defined in the present because the present is the meeting point
between the past and the future, the past is transmitted into the present, and
the present is in the passage to the future”

Sumber: Aawambo Kingdoms, History and Cultural Change: Perspectives
from Northern, Ampala and Shigwedha, Basler Afrika Bibliographien, 2006,
Hal. 5
Tradisi „Tidur‟

Sumber: KR, Minggu Pahing 7 Agustus 2012, Hal. 17
Setting Lokasi: Masjid Mataram, Kotagede, Jagalan, Banguntapan, Bantul
Judul Artikel: Aura Masa Lalu Masjid Mataram Kotagede ditulis
oleh Surya Adi Lesmana

- „Tidur‟ merupakan tradisi memukul bedug yang dilakukan 15 menit
  sebelum Salat Ashar dimulai sehari jelang bulan Ramadan.

- Dipimpin oleh tokoh masyarakat setempat, mereka secara bergantian
  menebuh bedug mewarisi tradisi yang telah ada sejak zaman
  Panembahan Senopati.

- Makna: membangunkan orang tidur agar mempersiapkan diri
  menghadapi puasa
Permainan yang Dijadikan Tradisi

Sumber: KR, 11 Februari 2012, Hal. 20
Judul: Permainan Bola Api Kian Langka
Setting Lokasi: Desa Kalinongko, Kecamatan Loano, Kabupaten
Purworejo

- Permainan bola api pada kegiatan karnaval perayaan Maulid
  Nabi Muhammad SAW tetap dilakukan meski harga minyak
  tanah melambung

- Sejak harga minyak tanah mahal, jarang kegiatan permainan
  bola api ini diselenggarakan – bahkan sebagian besar kegiatan
  karnaval diselenggarakan siang hari karena tidak membutuhkan
  minyak tanah
Continued

- Saat harga minyak tanah di bawah harga premium, kegiatan
  diselenggarakan setiap masjid dan musala pada karnaval
  khotmil Quran di Purworejo

- Namun bagi jamaah Masjid At-Taibin, karnaval kholtim Quran
  pada malam hari sudah menjadi semacam tradisi sehingga sulit
  dihilangkan – kalau diganti siang hari menjadi tidak meriah lagi

- Permainan bola api ini semacam permainan tongkat yang di
  setiap ujungnya dibalut kain goni. Sebelumnya direndam minyak
  tanah agar meresap sampai dalam. “Setiap kali akan dinyalakan
  juga harus dimasukkan dalam inyak tanah agar menghasilkan
  bola api yang besar” – untuk sedikit menghemat, minyak tanah
  dicampur solar
‘Gorek’

Sumber: KR, 23 September 2012, Hal. 15
Judul: „Gorek‟, Kearifan Lokal Berbagi Rezeki
Setting Lokasi: Perkebunan Kopi Badan Usaha Milik Negara PT
Perkebunan Nusantara IX Divisi Tanaman Tahunan Kebun
Sukamangli Afedling Bandarejo Temanggung

- „Gorek‟ – memungut sisa panen kopi satu hari setelah
  perusahaan menyatakan panen berakhir

- Warga sekitar perkebunan dan sejumlah kecamatan tetangga
  berdatangan masuk perkebunan sebelum Subuh secara
  perorangan maupun berombongan dengan mengendarai
  kendaraan bak terbuka
Continued

- Biji kopi yang diperoleh lalu dimasukkan ke dalam wadah yang
  kemudian dijual kepada pedagang yang telah menunggunya,
  atau dibawa pulang.

- Rata-rata warga mendapat 3-4 kg biji kopi kering.


- Tahun ini hasil gorek dihargai Rp. 4.000 perkilogram oleh
  pedagang.

- Bagi yang membawa pulang hasil gorek, ada yang berpikir
  bahwa RP. 4.000 perkilogram terlalu murah sehingga lebih baik
  dikonsumsi untuk keluarga saja
Continued

- Kades Sidoarjo, Slamet Budiyono: “‟Gorek‟ sudah menjadi salah
  satu tradisi dan menjadi andalan warga untuk mendapat
  tambahan pendapatan atau turut menikmati kopi dari PTPN –
  ada kearifan lokal yakni saling berbagi antara perusahaan
  dengan warga sekitar”

- Merupakan tradisi turun menurun sejak awal keberadaan
  perkebunan (Sinder perkebunan, Minarno)

- Pihak perkebunan ada yang ikut membeli dari warga


- Pihak kepolisian diterjunkan untuk turut menjaga dan
  mengamankan tradisi gorek yang diikuti ribuan warga
Gubyah

Sumber: KR, 15 September 2012, halaman 17
Judul: Gubyah, Bersihkan Sungai Sambil Mohon Hujan
Setting Lokasi: Kalibening, Banjarnegara

- Lima bulan kemarau membuat petani tak bisa bercocok tanam –
  tanaman padi yang ada terancam puso (kekeringan)

- Debit Sungai Brukah (sumber air andalan Desa Kalibening,
  Sikumpul, Sirukem, Bedana, dan Karanganyar) menyusut tajam

- Lelaki-perempuan, tua-muda, membawa alat penangkap ikan di
  sepanjang sungai untuk mencari ikan, membuang endapan
  sampah di dasar sungai, juga berharap pada musim hujan
  mendatang bebas banjir
Continued

- Gubyah, menurut salah satu warga bernama Budi, merupakan
 tradisi turun menurun sejak dulu kala – dilakukan setiap tahun
 sekali di saat kemarau

- Dalam situasi normal, Sungai Brukah memberi kemakmuran
 namun pada musin hujan kerap mendatangkan bencana bagi
 para petani – sungai meluap hingga berhari-hari dan merendam
 lahan pertanian

- Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, tak lama
 setelah digelar gubyah hujan bakal turun (Joko Prasetyo)

More Related Content

Similar to Ritual dan Tradisi

Tugas pp ips
Tugas pp ipsTugas pp ips
Tugas pp ips
tickaaja
 
Kliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan BaliKliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan Bali
Dede Adi Nugraha
 

Similar to Ritual dan Tradisi (20)

Rangkuman sejarah kelas x
Rangkuman sejarah kelas xRangkuman sejarah kelas x
Rangkuman sejarah kelas x
 
Rangkuman sejarah kelas x
Rangkuman sejarah kelas xRangkuman sejarah kelas x
Rangkuman sejarah kelas x
 
Syawalan dan Halal Bihalal
Syawalan dan Halal BihalalSyawalan dan Halal Bihalal
Syawalan dan Halal Bihalal
 
Materi sejarah-kls-x-2-semester
Materi sejarah-kls-x-2-semesterMateri sejarah-kls-x-2-semester
Materi sejarah-kls-x-2-semester
 
Upacara Penti dan NIlai_Nilai Pancasila yang terkandung didalamnya.
Upacara Penti dan NIlai_Nilai Pancasila yang terkandung didalamnya.Upacara Penti dan NIlai_Nilai Pancasila yang terkandung didalamnya.
Upacara Penti dan NIlai_Nilai Pancasila yang terkandung didalamnya.
 
Budaya Nasional dan Interaksi global
Budaya Nasional dan Interaksi globalBudaya Nasional dan Interaksi global
Budaya Nasional dan Interaksi global
 
Antropologi
AntropologiAntropologi
Antropologi
 
Tugas pp ips
Tugas pp ipsTugas pp ips
Tugas pp ips
 
Definisi kebudayaan
Definisi kebudayaanDefinisi kebudayaan
Definisi kebudayaan
 
Kearifan Lokal (Local Wisdom).pptx
Kearifan Lokal (Local Wisdom).pptxKearifan Lokal (Local Wisdom).pptx
Kearifan Lokal (Local Wisdom).pptx
 
Ramadhan puasa lebaran
Ramadhan puasa lebaranRamadhan puasa lebaran
Ramadhan puasa lebaran
 
Budaya muna
Budaya munaBudaya muna
Budaya muna
 
Budaya muna
Budaya munaBudaya muna
Budaya muna
 
Budaya muna
Budaya munaBudaya muna
Budaya muna
 
Budaya muna
Budaya munaBudaya muna
Budaya muna
 
laporan peerkuliahan luar kelas di desa adat tenganan dan panglipuran bali pr...
laporan peerkuliahan luar kelas di desa adat tenganan dan panglipuran bali pr...laporan peerkuliahan luar kelas di desa adat tenganan dan panglipuran bali pr...
laporan peerkuliahan luar kelas di desa adat tenganan dan panglipuran bali pr...
 
Kliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan BaliKliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan Bali
 
Materi sejarah kls X semester 2
Materi sejarah kls X semester 2Materi sejarah kls X semester 2
Materi sejarah kls X semester 2
 
Seni budaya 8 topik 1 sem genap
Seni budaya 8   topik 1 sem genapSeni budaya 8   topik 1 sem genap
Seni budaya 8 topik 1 sem genap
 
Dwi Rahmiyati.pptx Guru Mapel : Arma Setyo Nugrahani
Dwi Rahmiyati.pptx Guru Mapel : Arma Setyo NugrahaniDwi Rahmiyati.pptx Guru Mapel : Arma Setyo Nugrahani
Dwi Rahmiyati.pptx Guru Mapel : Arma Setyo Nugrahani
 

More from Diyah Perwitosari (12)

Stratifikasi Sosial di Sumba (Hoskins dan Twikromo)
Stratifikasi Sosial di Sumba (Hoskins dan Twikromo)Stratifikasi Sosial di Sumba (Hoskins dan Twikromo)
Stratifikasi Sosial di Sumba (Hoskins dan Twikromo)
 
Seklumit pehamahaman terhadap efektifitas simbol levi strauss
Seklumit pehamahaman terhadap efektifitas simbol levi straussSeklumit pehamahaman terhadap efektifitas simbol levi strauss
Seklumit pehamahaman terhadap efektifitas simbol levi strauss
 
Siapa yang sesat
Siapa yang sesatSiapa yang sesat
Siapa yang sesat
 
'Konco Wingking' - Wanita dalam Subordinasi Laki-Laki vs. Wanita sebagai Deci...
'Konco Wingking' - Wanita dalam Subordinasi Laki-Laki vs. Wanita sebagai Deci...'Konco Wingking' - Wanita dalam Subordinasi Laki-Laki vs. Wanita sebagai Deci...
'Konco Wingking' - Wanita dalam Subordinasi Laki-Laki vs. Wanita sebagai Deci...
 
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
 
Seklumit pemahaman terhadap 'Pahlawan Pahlawan Belia' yang ditulis oleh Saya ...
Seklumit pemahaman terhadap 'Pahlawan Pahlawan Belia' yang ditulis oleh Saya ...Seklumit pemahaman terhadap 'Pahlawan Pahlawan Belia' yang ditulis oleh Saya ...
Seklumit pemahaman terhadap 'Pahlawan Pahlawan Belia' yang ditulis oleh Saya ...
 
Seklumit pemahaman terhadap 'The Nuer'
Seklumit pemahaman terhadap 'The Nuer'Seklumit pemahaman terhadap 'The Nuer'
Seklumit pemahaman terhadap 'The Nuer'
 
Alokasi Waktu dan Uang
Alokasi Waktu dan UangAlokasi Waktu dan Uang
Alokasi Waktu dan Uang
 
Perempuan
PerempuanPerempuan
Perempuan
 
Pasar
PasarPasar
Pasar
 
Komunitas
KomunitasKomunitas
Komunitas
 
Reog dan Jathilan
Reog dan JathilanReog dan Jathilan
Reog dan Jathilan
 

Ritual dan Tradisi

  • 1. RITUAL KUMPULAN TULISAN YANG BERKAITAN DENGAN RITUAL DIKOMPILASI OLEH: DIYAH PERWITOSARI
  • 2. Definisi Ritual Secara Antropologis Victor Turner: “prescribed formal behavior for occasions not given over to technological routine, having reference to belief in mystical beings or powers. The symbol is the smallest unit of ritual “ (1967: 19) Stanley Tambiah: “a culturally constructed system of symbolic communication. It is constituted of patterned and ordered sequences of words and acts, often expressed in multiple media, whose content and arrangement are characterized in varying degree by formality (conventionality), stereotypy (rigidity), condensation (fusion), and redundancy (repetition)” (1979: 119). Sumber: Introducing Anthropology of Religion: Culture to the Ultimate, Jack Eller, Taylor & Francis, 2007, Hal.: 110
  • 3. Definisi Ritual Secara Antropologis (contd.) Anthony Wallace: “communication without information: that is to say, each ritual is a particular sequence of signals which, allows no uncertainty, no choice, and hence, in the statistical sense of information theory, conveys no information from sender to receiver. It is, ideally, a system of perfect order and any deviation from this order is a mistake” (1996: 233) Thomas Barfield: “prescribed, formal acts that take place in the context of religious worship “as well as” any activity with a high degree of formality and a nonutilitarian purpose. This usage includes not only clearly religious activities, but also such events as festivals, parades, initiations, games, and greetings. In its broader sense, ritual may refer not to any particular kind of event but to the expressive aspect of all human activity. To the extent that it conveys messages about the social and cultural status of individuals, any human action has a ritual dimension. In this sense, even such mundane acts as planting fields and processing foods share a ritual aspect with sacrifice and the mass” (1997: 410) Sumber: Introducing Anthropology of Religion: Culture to the Ultimate, Jack Eller, Taylor & Francis, 2007, Hal.: 110 - 111
  • 4. Definisi Ritual Secara Antropologis (contd.) Edmund Leach: “Behavior which forms part of a signaling system and which serves to „communicate information,‟ not because of any mechanical link between means and ends, but because of a culturally defined communication code”; and “Behavior which is potent in itself in terms of the cultural convention of the actor but not potent in a rational-technical sense […] or alternatively behavior which is directed towards evoking the potency of occult powers even though it is not presumed to be potent in itself” (1996: 403) “Ritual is then described as particularly thoughtless action-routinized, habitual, obsessive, or mimetic-and therefore the purely formal, secondary, and mere physical expression of logically prior ideas” (Bell 1992: 19) Sumber: Introducing Anthropology of Religion: Culture to the Ultimate, Jack Eller, Taylor & Francis, 2007, Hal.: 111
  • 5. Rituals are Meaningful Actions “Rituals that relate broadly to van Gennep‟s notion of rites of passage can be seen meaningful actions because they relate to the positions of individuals and groups within their social structure” Sumber:The Social Implications of Ritual Behavior in the Maya Lowlands: A Perspective from Minanha, Belize, Sonja Andrea Schwake, ProQuest, 2008, Halaman 14
  • 6. Understanding Rituals 1. Ritual is situational or has a particular social context associated with it. 2. Ritual is strategic. There are always relations of power to consider when analyzing ritual action. 3. Ritual reproduces or reconfigures a vision of stratigraphy of power in the world (Bell, 1992: 4) Sumber:The Social Implications of Ritual Behavior in the Maya Lowlands: A Perspective from Minanha, Belize, Sonja Andrea Schwake, ProQuest, 2008, Halaman 15
  • 7. Prosesi Sedekah Laut Sumber: Kedaulatan Rakyat, Sabtu Pon 1 September 2012, Hal. 3 Setting Lokasi: Pantai Baron, Gunungkidul Judul Berita: „Nelayan Baron Berharap Paceklik Ikan Berakhir‟ - Prosesi dimulai dengan kenduri yang dilaksanakan di kompleks Pantai Baron - Selanjutnya dua gunungan serta sesaji yang telah disiapkan dibawa ke tepi pantai dan dilarung ke laut - Sedekah laut merupakan ungkapan syukur masyarakat termasuk nelayan di wilayah Pantai Baron atas berkah yang diberikan Allah dan berharap ke depan diberikan rezeki yang lebih (Ketua Unit Nelayan Pantai Baron, Sunardi)
  • 8. Prosesi Sedekah Laut (contd.) - Hasil tangkapan, kini, masih sangat minim, sehingga dengan prosesi sedekah ini juga dimaksudkan agar kondisi paceklik ikan segera berakhir - Sedekah yang diarak berupa berbagai jenis makanan serta sesaji - Digelar juga wayang kulit semalam suntuk sebagai hiburan bagi masyarakat
  • 9. Merti Gunung „Ratusan Warga Ngajeg Berebut Gunungan‟, KR, Senin Pon 27 Agustus 2012, Hal. 6, Setting Lokasi: Ngajeg, Tirtomartani, Kalasan - Kirab budaya dilaksanakan dalam rangka bersih desa atau Merti Dusun - Gunungan berisi makanan dan buah-buahan dikirab dan kemudian diperebutkan ratusan warga - Merupakan ungkapan rasa syukur atas berhasilnya dalam dunia pertanian - Sebagai wujud kerukunan warga dusun Ngajeg - Pusaka Guntur Gati, Bendera Ponco Tunggal, Gunungan Dewi Sri (berisi hasil tanaman) serta 6 gunungan berisi makanan maupun buah-buahan juga dikirab Tirtomartani menjadi juara nasional hasil panen tebu
  • 10. Merti Desa „Warga Watugajah Gelar Kirab Budaya‟, KR, Senin Pon 27 Agustus 2012, Hal. 6 Setting Lokasi: Dusun Watugajah, Sendangagung, Minggir Rundown 1. Kirab budaya (gunungan terbuat dari hasil bumi, air yang berasal dari salah satu sendang pitu yang ada di Sleman Barat, patung gajah, kesenian tradisional) 2. Doa bersama dan kenduri 3. Pegelaran wayang kulit pada malam harinya - Merti Desa sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan antar warga - Pelaksanaan Merti Desa sebagai bentuk pelestarian budaya - Merupakan acara tiga tahunan Sebelum 2009, Watugajah sering mengalami gagal panen yang disebabkan oleh hama termasuk tikus. Sehingga warga sepakat untuk mengadakan Merti Desa.
  • 11. Merti Desa (contd.) Sumber: Radar Jogja, Senin 27 Agustus 2012, Hal. 6 Setting Lokasi: Desa Purwoharjo, Samigaluh, Kulon Progo „Lestarikan Tradisi, Warga Gelar Merti Desa‟ - Untuk melestarikan tradisi dan sekaligus wujud syukur masyarakat dengan dibatalkannya rencana pembangunaan Waduk Tinallah - Merupakan event tahunan - Dimulai dari wilayah Dusun Kedungrong menuju lapangan Desa Purwoharjo (4km) - Masing-masing peserta membawa 5 (lima) ambengan atau nasi tumpeng dengan uba rampe - Ambengan dikumpulkan – didoakan – dimakan bersama (kembul bujana)
  • 12. Bersih Dusun Siyono-Glidag Sumber: KR, 5 September 2012, Hal. 3 Berita Foto “Kirab reyog, jathilan dan wayang kulit menjadi puncak acara bersih dusun di Siyono dan Glidag Logandeng, Playen, Gunungkidul, Senin (3/9) malam. Suparno, ketua penyelenggara acara bersih dusun Siyono-Glidag mengatakan kegiatan ini sebagai bentuk syukur kepada Tuhan. Acara ditutup dengan wayang kulit dengan dalang Ki Sutrisno dari Nglipar. Tampak kirab reyog bersih dusun di Siyono”
  • 13. „Merenungi Tradisi Jawa “Melekan”‟ Sumber: Mawas Diri, Februari 1991, Hal. 45 – 51 - Melekan diselenggarakan oleh sekelompok warga masyarakat dalam rangka silaturahmi pada malam hari bertepatan dengan adanya hajat kecil-kecilan, misalnya sepasaran, selapanan. - Melekan disebut juga tirakatan yang berarti keprihatinan atau menahan hawa nafsu - Acara utama melekan adalah menyantap hidangan yang bersifat rohani dalam bentuk mendengarkan tembang macapat yang diambil dari buku – buku yang mengandung ilmu kerohanian - Kata melek memiliki dua sisi pengertian, (1) bersifat harfiah atau lahiriah yaitu bahwa orangnya tidak tidur, dan (2) bersifat batiniah atau maknawi , yaitu bahwa hati orangnya tidak tidur, mata hatinya melek untuk menyerap ajaran kerohanian, yang sinar-sinarnya mampu menerangi jalan kehidupannya menuju Tuhan YME.
  • 14. King Hoo Ping / Chao Du Sumber: KR, Selasa Pon 23 Agustus 2012, Hal. 16 Setting Lokasi: Kota Magelang Judul Berita: „King Hoo Ping‟ untuk Ketenteraman - Ritual digelar di Tempat Ibadat Tri Dharma (TITD) Liong Hok Bio Kota Magelang - Ritual diakhiri pembakaran beberapa miniatur, replika di halaman klenteng - Beberapa bendera bertuliskan nama leluhur masing – masing keluarga menghiasi atas meja - Di bagian dinging tertempel beberapa lembaran kertas yang terdapat nama – nama keluarga
  • 15. King Hoo Ping / Chao Du (contd.) Urutan acara: 1. Pada pagi hari para pengurus melakukan sembahyang Tri Dharma 2. Upacara pembersihan lingkungan semesta, termasuk hati masing – masing 3. Serangkaian ritual, yang dipimpin oleh seorang Bante, dari pagi hingga sore Ritual ini merupakan upacara pelimpahan jasa untuk (1) para leluhur atau para pendahulu termasuk para pahlawan, pejuang kemerdekaan dan semua orang yang berjasa terhadap negara, keluarga dan semua orang, dan (2) semua makhluk
  • 16. King Hoo Ping / Chao Du (contd.)  Dalam pelimpahan jasa ini, umat memiliki niat berbuat kebajikan dengan berbagi keberuntungan yang biasanya dalam bentuk bahan – bahan kebutuhan pokok (melambangkan memberi dan bermurah hati)  Doa – doa yang dipanjatkan bertujuan untuk memanggil atau menyapa, baik yang terlihat maupun tidak terlihat untuk diajak bersama – sama mendengarkan Dharma (merupakan wejangan Dharma, mengajak bersama – sama bersujud kepada Tuhan)
  • 17. Sermo Hamengku Gati Sumber: KR, 1 Oktober 2012, Hal. 26 Judul: Semo Hamengku Gati – Tradisi Tabur Bunga dan Memandikan Ternak Setting Lokasi: Kokap - Masyarakat sekitar Waduk Sermo melakukan tabur bunga di tengah waduk dan guyang rajakaya atau memandikan hewan ternak dalam serangkaian upacara tradisi gelar budaya Sermo Hamengku Gati - Masyarakat sekitar Waduk Sermo meyakini masih banyak makam terendam air Waduk Sermo – termasuk makam Kyai Sermo Joyo dan para tokoh pendiri wilayah Sermo yang sampai sekarang belum diketahui keberadaannya
  • 18. Continued - “Tidak semua makam di wilayah genangan waduk dipindahkan. Mudah – mudahan segala dosa mendapat pengampunan dan amal kebaikannya diterima Tuhan” – Suhartono, tokoh warga Sermo Tengah, Desa Hargowilis - Acara dihadiri staf ahli Pemkab Kulonprogo, Agus Santoso; anggota DPRD, Widiyanto; Camat Kokap, Agus Subagyo; Kades Hargowilis, Dalijan - Usai tabur bunga dan berdoa, dilanjutkan dengan memandikan kambing milik warga – ungkapan syukur masyarakat kepada Tuhan, karena hewan ternak yang dipelihara dapat berkembang
  • 19. Merti Dusun Kweden Sumber: KR, 1 Oktober 2012, Hal. 4 Judul: Bupati Apresiasi Merti Dusun di Kweden Setting Lokasi: Bantul, DIY - Dilakukan kirab jodang dalam rangkaian acara merti dusun di Pedukuhan Kweden, Trirenggo - Bupati, Sri Surya Widati – acara ini mampu mendukung khasanah budaya dan wisata di Bantul dan bisa diagendakan sebagai kegiatan budaya tahunan, bisa didaftarkan ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul untuk dibantu dananya - Merti Dusun Kweden masih sepenuhnya dari swadaya masyarakat setempat
  • 20. Nyadran di Temanggung Sumber: KR, 29 September 2012, Hal. 19 Judul: Warga Lereng Sumbing Mohon Hujan – Petani Kopi Sadrananan Seribu Ketupat Setting Lokasi: Temanggung, Jawa Tengah - Sebagai wujud syukur karunia Tuhan atas limpahan hasil panen kopi, petani Dusun Gedongan Desa Ngamplak Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung menggelar Nyadran Seribu Ketupat di Lembah Dawuhan (sumber mata air) di utara dusun tersebut
  • 21. Continued Rundown 1. Subuh, warga menyiapkan ketupat berikut sayur 2. Begitu bunyi kentongan ditabuh, serentak tua muda, laki-laki dan perempuan serta anak sekolah membawa ketupat ke lokasi upacara 3. Gunungan ketupat berikut sajian diarak dan diiringi kesenian kuda lumping 4. Sampai di Lembah Dawuhan, warga berkumpul di tanah datar 5. Berdoa dipimpin sesepuh desa 6. Pembagian ketupat kepada semua orang yang datang 7. Pesta air dan pelepasan unggas di sumber air 8. Makan bersama
  • 22. Continued Nyadran juga dilakukan warga di lereng Gunung Sumbing, Desa Tlahap Kecamatan Kledung, Temanggung Tujuan: (1) memohon hujan, (2) terhindar kebakaran hutan, dan (3) panen tembakau (2) membawa berkah bagi warga Rundown 1. Ratusan warga membawa tumpeng untuk diusung ke sumber air (Tuk Tlahab) 2. Tumpeng beserta ingkung ayam yang dikemas dalam tenong dijejer hingga ratusan meter 3. Tumpeng didoakan oleh tokoh agama setempat 4. Tumpeng dan ubo rampe dibawa pulang oleh warga untuk disantap di rumahnya masing-masing
  • 23. ‘Baritan’ Sumber: KR, 19 September 2012, Hal. 9 Judul: Peternak Sapi Wonosobo – Gelar Ritual Budaya „Baritan‟ Setting Lokasi: Wonosobo Meningkatkan produktivitas hewan ternak sapi sehat, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Wonosobo melakukan pemeriksaan gratis di sentr peternakan sapi di Desa Simbang Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo – dikemas melalui Ritual Budaya Bubar Ngarit Slametan (Baritan) yang berarti habis merumput melakukan selamatan ini sebagai bentuk dukungan terhadap program swasembada daging sapi 2012
  • 24. Continued Rundown - Ratusan peternak sapi di Desa Simbang mengumpulkan seluruh hewan ternak sapi di lapangan - Doa bersama berharap hasil peternakan sapi terus meningkat - Diakhiri dengan acara tumpengan, yaitu acara makan bersama hasil bumi atau kembul bujono
  • 25. Pembukaan Cupu Kyai Panjolo Sumber: KR, 19 September 2012, Hal. 3 Judul: Upacara Pembukaan Cupu Kyai Panjolo – Ditemukan Gambar Pulau Sumatera Terbalik Setting Lokasi: Dusun Mendak Girisekar, Wonosari - Upacara pembukaan Cupu Kyai Panjolo dipercayai berisi ramalan kejadian alam satu tahun mendatang - Ketiga selimut cupu, yaitu Palangkinantang, Semarkinandu dan Kenthiwiri, disimpan di rumah Juru Kunci Dwijosumarto
  • 26. Continued Rundown Dibuka setahun sekali tiap menjelang musim hujan – dipergunakan untuk memprediksi hasil pertanian – saat ini banyak dipercaya sebagai ramalan berbagai bidang termasuk pemerintahan, kondisi keamanan negara, politik, bencana alam 1. Diawali dengan berdoa 2. Kenduri dan kembul dahar (makan bersama) 3. Pembukaan lembar demi lembar kain kafan selimut cupu 4. Gambar dan benda pada selimut diteliti dengan disaksikan ribuan peziarah 5. Terdapat 58 simbol maupun gambar ditemukan dalam selimut Cupu Kyai Panjolo
  • 27. Continued Kain dalam keadaan kering: (1) tulisal lafal Allah dalam huruf Arab, (2) gambar seorang pria mengenakan jas, (3) gambar lingkaran, (4) kendi, (5) gunung berapi mengeluarkan asap, dan (6) gambar pulau Sumatera terbalik) Kain dalam keadaan kotor: (7) tokoh wayang Raden Sombo, (8) tokoh dewa Bathara Nurada memberikan wejangan, (9) gambar lingkaran berwarna keemasan, (10) bercak darah, (11) kepala manusia bermata lebar dan berkumis Posisi - Cupu Kyai Semar Kinandu condong ke Utara - Cupu Palang Kinantang condong ke Barat Daya - Cupu Kenthiwiri tegak lurus
  • 28. Bersih Desa Sendang Sinongko Sumber: KR, 8 September 2012, Hal. 18 Judul: Bersih Desa Sendang Sinongko – Bersyukur, Sembelih Kambing Setting Lokasi: Desa Pokak Kecamatan Ceper Klaten - 100 ekor kambing disembelih dalam puncak perayaan gelar budaya bersih desa di Sendang Sinongko pada pukul 0400 – 0600 WIB - Pesta makan kambing dilaksanakan usai salat Jumat – (1) warga Dukuh Pokak, Tegal Sendang dan Tegal Dhuwur datang membawa sejumlah tenong berisi sejumlah makanan – (2) tenong-tenong yang sudah dinamai dikumpulkan dalam satu tempat dan dimakan bersama-sama
  • 29. Continued - Warga meyakini, jika melakukan sedekah akan mendapatkan ganti yang lebih besar - Ritual ini sudah berlangsung turun temurun sejak ratusan tahun lalu – sebagai wujud syukur lantaran keberadaan Sendang Sinongko secara tidak langsung sudah membantu kehidupan warga setempat yang sebagian besar berprofesi sebagai petani - Petani sering memanfaatkan air Sendang untuk irigasi – ritual wajib diikuti (Nur Sirah) karena menikmati air di Sendang untuk pertanian
  • 30. Definisi Tradisi “… sets of believes held or espoused over some generations having in common certain themes of interpretation, certain conceptions, certain assessments” Sumber: Tradition, Edward Shils, University of Chicago Pres, 2006, Hal. 263 “Tradition is the process whereby a people or community try to understand their present in the light of their past which is part of their present. Tradition is always defined in the present because the present is the meeting point between the past and the future, the past is transmitted into the present, and the present is in the passage to the future” Sumber: Aawambo Kingdoms, History and Cultural Change: Perspectives from Northern, Ampala and Shigwedha, Basler Afrika Bibliographien, 2006, Hal. 5
  • 31. Tradisi „Tidur‟ Sumber: KR, Minggu Pahing 7 Agustus 2012, Hal. 17 Setting Lokasi: Masjid Mataram, Kotagede, Jagalan, Banguntapan, Bantul Judul Artikel: Aura Masa Lalu Masjid Mataram Kotagede ditulis oleh Surya Adi Lesmana - „Tidur‟ merupakan tradisi memukul bedug yang dilakukan 15 menit sebelum Salat Ashar dimulai sehari jelang bulan Ramadan. - Dipimpin oleh tokoh masyarakat setempat, mereka secara bergantian menebuh bedug mewarisi tradisi yang telah ada sejak zaman Panembahan Senopati. - Makna: membangunkan orang tidur agar mempersiapkan diri menghadapi puasa
  • 32. Permainan yang Dijadikan Tradisi Sumber: KR, 11 Februari 2012, Hal. 20 Judul: Permainan Bola Api Kian Langka Setting Lokasi: Desa Kalinongko, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo - Permainan bola api pada kegiatan karnaval perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW tetap dilakukan meski harga minyak tanah melambung - Sejak harga minyak tanah mahal, jarang kegiatan permainan bola api ini diselenggarakan – bahkan sebagian besar kegiatan karnaval diselenggarakan siang hari karena tidak membutuhkan minyak tanah
  • 33. Continued - Saat harga minyak tanah di bawah harga premium, kegiatan diselenggarakan setiap masjid dan musala pada karnaval khotmil Quran di Purworejo - Namun bagi jamaah Masjid At-Taibin, karnaval kholtim Quran pada malam hari sudah menjadi semacam tradisi sehingga sulit dihilangkan – kalau diganti siang hari menjadi tidak meriah lagi - Permainan bola api ini semacam permainan tongkat yang di setiap ujungnya dibalut kain goni. Sebelumnya direndam minyak tanah agar meresap sampai dalam. “Setiap kali akan dinyalakan juga harus dimasukkan dalam inyak tanah agar menghasilkan bola api yang besar” – untuk sedikit menghemat, minyak tanah dicampur solar
  • 34. ‘Gorek’ Sumber: KR, 23 September 2012, Hal. 15 Judul: „Gorek‟, Kearifan Lokal Berbagi Rezeki Setting Lokasi: Perkebunan Kopi Badan Usaha Milik Negara PT Perkebunan Nusantara IX Divisi Tanaman Tahunan Kebun Sukamangli Afedling Bandarejo Temanggung - „Gorek‟ – memungut sisa panen kopi satu hari setelah perusahaan menyatakan panen berakhir - Warga sekitar perkebunan dan sejumlah kecamatan tetangga berdatangan masuk perkebunan sebelum Subuh secara perorangan maupun berombongan dengan mengendarai kendaraan bak terbuka
  • 35. Continued - Biji kopi yang diperoleh lalu dimasukkan ke dalam wadah yang kemudian dijual kepada pedagang yang telah menunggunya, atau dibawa pulang. - Rata-rata warga mendapat 3-4 kg biji kopi kering. - Tahun ini hasil gorek dihargai Rp. 4.000 perkilogram oleh pedagang. - Bagi yang membawa pulang hasil gorek, ada yang berpikir bahwa RP. 4.000 perkilogram terlalu murah sehingga lebih baik dikonsumsi untuk keluarga saja
  • 36. Continued - Kades Sidoarjo, Slamet Budiyono: “‟Gorek‟ sudah menjadi salah satu tradisi dan menjadi andalan warga untuk mendapat tambahan pendapatan atau turut menikmati kopi dari PTPN – ada kearifan lokal yakni saling berbagi antara perusahaan dengan warga sekitar” - Merupakan tradisi turun menurun sejak awal keberadaan perkebunan (Sinder perkebunan, Minarno) - Pihak perkebunan ada yang ikut membeli dari warga - Pihak kepolisian diterjunkan untuk turut menjaga dan mengamankan tradisi gorek yang diikuti ribuan warga
  • 37. Gubyah Sumber: KR, 15 September 2012, halaman 17 Judul: Gubyah, Bersihkan Sungai Sambil Mohon Hujan Setting Lokasi: Kalibening, Banjarnegara - Lima bulan kemarau membuat petani tak bisa bercocok tanam – tanaman padi yang ada terancam puso (kekeringan) - Debit Sungai Brukah (sumber air andalan Desa Kalibening, Sikumpul, Sirukem, Bedana, dan Karanganyar) menyusut tajam - Lelaki-perempuan, tua-muda, membawa alat penangkap ikan di sepanjang sungai untuk mencari ikan, membuang endapan sampah di dasar sungai, juga berharap pada musim hujan mendatang bebas banjir
  • 38. Continued - Gubyah, menurut salah satu warga bernama Budi, merupakan tradisi turun menurun sejak dulu kala – dilakukan setiap tahun sekali di saat kemarau - Dalam situasi normal, Sungai Brukah memberi kemakmuran namun pada musin hujan kerap mendatangkan bencana bagi para petani – sungai meluap hingga berhari-hari dan merendam lahan pertanian - Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, tak lama setelah digelar gubyah hujan bakal turun (Joko Prasetyo)