Dokumen tersebut membahas tentang hujan asam sebagai pencemar udara. Hujan asam didefinisikan sebagai hujan dengan pH di bawah 5,6 yang disebabkan oleh emisi gas belerang dan nitrogen. Hujan asam dapat menyebabkan berbagai dampak buruk seperti merusak tanaman, material bangunan, dan mengganggu kesehatan manusia. Upaya penanggulangannya meliputi mengurangi emisi polutan dan menerapkan teknologi penangkapan polut
2. Pencemaran Udara
1. Definisi
Pencemaran udara adalah kehadiran
satu atau lebih substansi fisik, kimia,
atau biologi di atmosfer dalam jumlah
yang dapat membahayakan kesehatan
organisme dan mengganggu estetika
serta kenyamanan bahkan merusak
properti.
5. Jenis-jenis Pencemaran Udara
Hujan asam.
Efek rumah kaca kerusakan lapisan
ozon (Pemanasan global).
Kebakaran hutan, Volcano (Letusan
gunung berapi).
Proses pembakaran dari transportasi,
pabrik, industri, rumah tangga, dan
pembangkit listrik.
Penyakit dengan vektor virus dan bakteri.
6. Hujan Asam (Acid Rain)
Asal Istilah
Istilah hujan asam pertama kali
digunakan Robert Angus Smith
(Inggris) pada tahun 1972.
7. Hujan Asam (lanjutan)
Definisi
Hujan asam adalah hujan dengan pH di bawah
5,6 yang secara alami bersifat asam yang
disebabkan oleh emisi gas belerang dengan
nitrogen yang bereaksi di udara.
9. Penyebab terjadinya Hujan
Asam
1. Alami
Volcano (letusan gunung berapi)
Kebakaran hutan
2. Antropogenik
Kegiatan transportasi (berbahan
bakar)
Kegiatan pabrik dan industri
Kegiatan pembangkit listrik
Kegiatan rumah tangga
11. Daerah Hujan Asam
1. Dunia (Mt.Harz,Germany 1980an)
Negara/ Daerah Tingkat Keasaman (pH)
Jepang/ Gunung. Tsukuba 2.5
Jepang/ Kagoshima 2.45
Seluruh Amerika Utara Tidak tecantum (merupakan daerah yang
tingkat keasamannya paling tinggi)
Seluruh Eropa Tidak tercantum (merupakan daerah yang
tingkat keasamannya paling tinggi)
12. Amerika Utara dan Eropa merupakan
daerah yang tingkat keasamannya paling
tinggi tahun 1980an (Mt. Hartz)
13. Daerah Hujan Asam (lanjutan)
2. Indonesia (Badan Meteorologi dan Geofisika -BMG) 1998
Daerah Tingkat Keasaman (pH)
Medan < 5.6
Pekanbaru < 5.6
Jambi < 5.6
Bengkulu < 5.6
Palembang < 5.6
Jakarta < 5.6
Cisarua, Bogor < 5.6
14. Daerah Hujan Asam (lanjutan)
Bandung < 5.6
Mataram < 5.6
Pontianak < 5.6
Palangkaraya 4.61
Banjarbaru < 5.6
Winangun-Manado 4.55
Sam Ratulangi-Manado < 5.6
Makassar < 5.6
Palu < 5.6
Jayapura < 5.6
15. Daerah Hujan Asam (lanjutan)
Rata-Rata Tingkat keasaman (pH) hujan
asam di Indonesia tahun 1998, yaitu:
4.97
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG)
16. Daerah Hujan Asam (lanjutan)
3. Bandung (Lapan Bandung)
Hujan asam terjadi di Bandung
sejak tahun 1998 yang 7
ditunjukkan oleh pH air hujan
yang berada dibawah 5,6. 6
Dari tahun 1985-2000 di daerah 5
Terusan Pasteur – Bandung 4
terjadi penurunan pH sebesar
33,46% dari rata-rata tahunan 3 pH
6,3 di tahun 1985 menjadi 4,19
2
di tahun 2000. Kemudian
mengalami kenaikan pada 2001 1
dengan rata-rata 5,13,
0
selanjutnya dari 2001 sampai 1985 2000 2001 2002
Mei 2002 menunjukkan rata-rata
pH sebesar 5,12.
17. Dampak Hujan Asam
Mempengaruhi kualitas air dan organisme di dalamnya
Merusak tanaman kerusakan hutan.
Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah
sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air
permukaan
Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan
Mengganggu kesehatan manusia, antara lain: gangguan
pada sistem pernafasan, sistem saraf, menyebabkan
kanker, mutasi dan abnormalitas, kerusakan jaringan kulit,
diare.
20. Penanggulangan Hujan Asam
Mengurangi seluruh kegiatan yang berhubungan dengan
pembakaran.
Pemerintah mengeluarkan Baku Mutu Emisi (BME).
Menurunkan tingkat pelepasan NOx dan SOx dari pusat
pembangkit listrik tertentu sampai 50%.
Pengadaan teknologi Flue Gas Desulfurization (FGD)
Gypsum.
Pengadaan teknologi Fluidised Bed Combustion (FBC).
Mengubah Polutan Pupuk dengan peralatan
berteknologi tinggi yaitu mesin berkas elektron (MBE).
Menambahkan kapur ke dalam danau kurang efektif.
21. UU Pengurangan emisi SOx dan NO x
Amerika serikat Amendemen tahun
1990 UU Udara Bersih AS menargetkan
pengurangan emisi sulfur dioksida dan
nitrogen dioksida sampai 50 persen.
Indonesia Kepmen Lingkungan Hidup
No. 129 tahun 2003