SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
PERKEMBANGAN SISTEM EKONOMI INDONESIA
Sistem Ekonomi Indonesia bersifat liberal –
kapitalistik dan sosialistik – komunis ?

    Dapat dilihat dari 2 pendekatan:
1.    Pendekatan faktual-struktural, yaitu dengan menelaah
      peranan pemerintah atau negara dalam struktur
      perekonomian.
a.    Dari persamaan aggregat Keynesian :
     Y = C + I + G + NX dimana NX = X- M
     C=consumption atau RT;
     I =Investment/Perusahaan
     G = Government/Pemerintah
     X = ekspor; M = impor
b. Melihat peranan pemerintah secara sektoral :
  Ada 3 sektor ekonomi :
  1. sektor A =agriculture (pertanian)
  2. sektor M = manufacture (industri pengolahan)
  3. sektor S = services (jasa-jasa)


2. Pendekatan Sejarah : menelusuri bagaimana
   perekonomian bangsa di organisasikan dari waktu ke
   waktu:
a.   Masa Orde Lama : pemerintahan era Sukarno
b.   Masa Orde Baru : pemerintahan era Suharto
c.   Masa Reformasi
SISTEM EKONOMI INDONESIA : SISTEM
EKONOMI PANCASILA

    Sistem ekonomi Pancasila atau sistem ekonomi
     kerakyatan adalah sistem ekonomi yang
     memadukan:
1.    Ideologi –Konstitusional : Pancasila dan UUD 45
2.    Mixed Economy (Sistem Ekonomi Pasar Terkelola)
3.    Demokrasi ekonomi
4.    Pemberdayaan seluruh masyarakat
Karakteristik Ekonomi Pancasila
1.   Peranan negara bersama aparatur negara penting tapi
     tidak dominan (mencegah etatisme). Peranan swasta
     penting tapi tidak dominan (mencegah free fight
     competition).
2.   Hubungan kerja antar lembaga-lembaga ekonomi tidak
     didasarkan pada dominasi modal (kapitalisme) dan
     tidak didasarkan pada dominasi buruh, melainkan
     berdasarkan azas kekeluargaan.
3.   Masyarakat sebagai satu kesatuan memegang peranan
     sentral. Produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua
     di bawah kepemimpinan atau kepemilikan anggota
     masyarakat (non negara).
4.   Negara menguasai bumi, air dan kekayaan alam
     lainnya yang terkandung dalam bumi.
ATURAN KEADILAN EKONOMI

   Roda kegiatan ekonomi digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial dan
    moral
   Seluruh masyarakat bertekad mewujudkan kemerataan sosial
   Seluruh pelaku ekonomi (produsen, konsumen, pemerintah)
    bersemangat nasionalistik
   Koperasi menjiwai pelaku ekonomi masyarakat
   Adanya keseimbangan antara perencanaan ekonomi nasional dan
    partisipasi daerah
5. SEP tidak bebas nilai. Sistem nilai mempengaruhi
   perilaku ekonomi


           Pelaku ekonomi di Indonesia:
       1.    BUMN :
       a.    Perusahaan Jawatan: public services
       b.    Perusahaan Umum : public services
             dan profit motive
       c.    Perseroan : profit motive
       2.    BUMS
       3.    Koperasi
PERAN BUMN
   Perkembangan ekonomi dan penerimaan negara
   Pemupukan keuntungan dan pendapatan

   Penyediaan barang dan jasa bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak
   Perintis bagi kegiatan usaha
   Melengkapi kegiatan swasta dan koperasi
   Membimbing kegiatan ekonomi lemah
   Melaksanakan progran dan kebijakan pemerintah bidang ekonomi dan
    pembangunan
PERAN SWASTA


       Berpartisipasi memelihara kesinambungan dan
        meningkatkan pembangunan
PERAN KOPERASI


       Menurut TAP MPR : Koperasi harus digunakan
        sebagai salah satu wadah utama untuk membina
        kemampuan usaha golongan ekonomi lemah
TAHAP-TAHAP
PERTUMBUHAN EKONOMI
TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI

    TEORI PRTUMBUHAN EKONOMI
1.     Friedrich List
2.     Bruno Hildebrand
3.     Karl Bucher
     Menurut Bucher pertumbuhan ekonomi terjadi melalui 3 tingkatan yaitu:
     1. Produksi untuk sendiri
     2. Perekonomian kota dimana pertukaran sudah
      meluas
     3. Perekonomian nasional dimana peranan
      pedagang-pedagang tampak makin penting
4. W.W. Rostow
    Dalam bukunya “The Stages of Economic Growth”, Rostow melihat proses
     pertumbuhan ek onomi melalui 5 tahapan:
1.    Masyarakat tradisional (The tradtional society) .

a. Produksi terbatas karena ilmu pengetahuan dan teknologi modern belum
     dikenal atau belum digunakan secara sistematis dan teratur, cara
     memproduksi relatif sederhana, sikap masyarakat dan cara hidup
     dipengaruhi kebiasaan lokal.
lanjutan
b. Tingkat produksi perkapita dan tingkat produktivitas per pekerja relatif
    terbatas.
c. Kegiatan politik dan pemerintah di daerah dikuasai oleh tuan tanah yang
    berkuasa dan kebijakan-kebijakan pemerintah pusat selalu dipengaruhi
    oleh pandangan tuan tanah tersebut.
2. Prasyarat lepas landas (The precondition to take off), adalah masa
    transisi pada saat masyarakat mempersiapkan dirinya atau dipersiapkan
    dari luar untuk mencapai pertumbuhan self sustain growth.
lanjutan
   Ada 2 tahap prasyarat:
a. Tahap prasyarat lepas landas yang dicapai negara-negara Eropa, Asia,
    Timteng, dan Afrika → mengubah struktur masyarakat tradisional yang
    sudah ada.

b. Prasyarat lepas landas yang dicapai negara AS, Kanada, Australia, dan
    Selandia Baru → tanpa merombak sistem masyarakat tradisional karena
    masyarakatnya telah mempunyai sifat yang diperlukan untuk mencapai
    tahap prasyarat lepas landas
lanjutan
    Pembangunan ekonomi terjadi bila diikuti oleh :
1.    Pembangunan infrastruktur (Social overhead capital).
2.    Revolusi teknik di bidang pertanian karena urbanisasi
3.    Perluasan impor
4.    ↗ tabungan dan ↗ pendidkan &ketrampilan menyebabkan masyarakat
      siap mengambil resiko dalam bekerja
5.    Munculnya kepemimpinan baru dengan sifat nasionalisme yang reaktif
      terhadap-terhadap tekanan yang datang
3. Tahap Lepas Landas (take off)
    Pada periode ini beberapa penghalang pertumbuhan dihilangkan dan
     kekuatan- institusional politik, sosial dan kekuatan yang menimbulkan
     kemajuan dan perkembangan ekonomi diperluas dan dikembangkan.
    Ciri-ciri lepas landas:

    a. ↗ Investasi dari < 5% menjadi 10% dari NNP (GNP – penyusutan.
    b. adanya perkembangan beberapa sektor industri dengan laju yang tinggi.
    c. Terciptanya kerangka dasar politik, sosial dan institusional
4. Gerakan kearah kedewasaan (drive to
  maturity)

        Masyarakat secara efektif menerapkan teknologi
         modern dalam berproduksi
        Peningkatan kapasitas produksi, dimana 10-20%
         pendapatan nasional di investasikan kembali
         sehingga output > ↗ jumlah penduduk
5. Masa Konsumsi Tinggi (The age of Highmass
   consumption)
    Pada tahap ini tujuan masyarakat untuk mendapatkan sumber-sumber
     produksi :
1.    Memperbesar kekuasaan dan pengaruh negara ke LN

2.    Menciptakan welfare state, yaitu kemakmuran yang lebih merata
      kepada masy. dengan cara distribusi pendapatan yang merata melalui
      pajak progresif.
3.    ↗konsumsi masyarakat diatas konsumsi dasar terhadap makanan,
      pakaian, rumah keluarga yang terpisah, barang-barang konsumsi tahan
      lama dan barang-barang mewah
PERUBAHAN STRUKTUR
EKONOMI INDONESIA
STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA
    Tinjauan Makro Sektoral:
    1. Sektor Pertanian atau sektor A (Agriculture)
    2. Sektor Industri atau sektor M (Manufacture)
    3. Jasa-jasa atau sektor S (Services)
    Tinjauan Keruangan (Spasial):
    1. Pedesaan (tradisional)
    2. Perkotaan (modern)
    Tinjauan Penyelenggaraan Kenegaraan:
    1. etatisme
    2. egaliter
    3. borjuis
    Tinjauan BirokrasiPengambilan Keputusan
    1. sentralisasi
2. desentralisasi
I. TINJAUAN MAKRO SEKTORAL
   Struktur ekonomi Indonesia secara sektoral telah bergeser dari sektor A
    ke sektor M dan S
   Hal ini disebabkan oleh 2 hal :

1. Sifat dari barang pertanian yang tidak respon terhadap kenaikan
    pendapatan. Bila terjadi pembangunan ekonomi maka pertumbuhan
    ekonomi akan ↗ dan pendapatan masyarakat juga ↗. Karena itu
    permintaan masyarakat terhadap barang A ↗ akan tetapi kenaikannya <
    dari permintaan barang-barang M dan S. Bahkan dengan ↗ pendapatan,
    permintaan terhadap barang-barang sektor A malah ↙.
2. Barang-barang A adalah barang kebutuhan pokok seperti pangan yang
    relatif terbatas permintaannya
Apa dampak dari ↙ permintaan barang
sektor A dan ↗ permintaan barang sektor M
dan S dalam pembentuk PDB?

   Bagi dunia usaha lebih menguntungkan memproduksi barang-barang di
    sektor M dan S.
   Akibatnya kontribusi sektor A di dalam pembentukan PDB (Produk
    Domestik Bruto) terus menurun dan kontribusi sektor M dan S meningkat
    dalam struktur PDB.
II. TINJAUAN KERUANGAN
   Struktur perekonomian telah bergeser dari berstruktur pedesaan
    (tradisional) menjadi berstruktur modern.
   Hal ini disebabkan dibangunnya infrastruktur di perkotaan, seperti
    transportasi dan komunikasi. Dampak dari pembangunan infrastruktur
    adalah dibangunnya industri-industri di perkotaan sehingga daerah
    perkotaan lebih maju di bandingkan dari daerah perdesaan
III. Tinjauan Penyelenggaraan Kenegaraan


         Struktur ekonomi telah bergeser dari semula
          bersifat etatis (serba negara) di masa Orde Lama
          menjadi lebih egaliter (memberikan peluang
          kepada masyarakat untuk melakukan kegiatan
          ekonomi) meskipun lebih condong diberikan
          kepada masyarakat yang memiliki modal besar
          (borjuis)
IV. TINJAUAN BIROKRASI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN

        Struktur ekonomi Indonesia berdasarkan birokrasi
         pengambilan keputusan telah bergeser dari relatif
         terpusat menjadi lebih desentralistis setelah
         lahirnya UU no 22 tahun 1999 tentang otonomi
         daerah.
SEKTOR PERTANIAN
MASALAH PERTANIAN DAN PANGAN


       Masalah pertanian terutama tanaman pangan
        adalah masalah serius bagi bangsa Indonesia.
        Dengan jumlah penduduk yang besar maka
        kebutuhan akan pangan sangat besar.
       Kalau pada Pelita –Pelita awal tekanan ada pada
        bidang produksi dan konsumsi beras maka pada
        Pelita III kebijakan swasembada beras diganti
        dengan kebijakan swasembada pangan.
KEBIJAKAN PANGAN

    Sejak Pelita I hingga tahun 1990 sektor pertanian memberikan kontribusi
     besar terhadap :
1.    Penyumbang utama PDB dengan pertumbuhan sebesar 3.6 persen per
      tahun. Pada tahun 1984 tercapai swasembada beras.

2.    Penyumbang tenaga kerja, 53,60% (1992), turun menjadi 43,2% (1999).
3.    Sebagai input bahan baku baku industri
PERAN BULOG
    Bulog (Badan Urusan Logistik) berdiri tahun 1967 dengan tugas:
1.    Mengelola persediaan pangan dan bertanggung jawab terhadap
      presiden.

2.    Kebijakan pangan meliputi : pemberian subsidi atas harga pupuk,
      penyediaan kredit, penetapan harga gabah, dan tercitanya berbagai
      mekanisme kelembagaan.
3.     Menangani distribusi pangan, stabilisasi harga dengan operasi pasar.
4.    Selain itu Bulog juga menangani berbagai kebutuhan pokok pangan
      lain, seperti gula, terigu, minyak goreng dan sembako.
Tugas Utama Bulog


        Menjamin harga pembelian gabah pada tingkat
         produsen agar tidak jatuh dibawah harga yang
         telah ditetapkan
PERAN BULOG SAAT INI
    Telah mengalami pergeseran sejak terjadi krisis ekonomi:
1.    Sebelum krisis ekonomi Bulog memegang monopoli pengadaan dan
      pengendalian pangan, khususnya sembilan bahan pokok (sembako).

2.    Sesudah krisis ekonomi peran tersebut dikurangi, hanya mengelola
      pertanian beras saja.
3.    Struktur organisasi BULOG pada awal adalah Lembaga Pemerintah
      Non Departemen dan pada tahun 2003 diubah menjadi Perusahaan
      Umum (Perum).
PRIMADONA PERTANIAN : TANAMAN
INDUSTRI
    Tanaman industri meliputi tanaman komersial untuk tujuan ekspor dalam
     rangka menghasilkan devisa (karet, kelapa sawit, teh, kopi, cengkeh dan
     tembakau).
    Pengembangan terutama melalui :

1.    Pola PIR (Perkebunan Inti Rakyat)
2.    Pola UPP (Unit Pelayan Pengembangan)
3.    Swadaya
4.    Pola Perusahan Perkebunan Besar
POLA PIR


        Keterpaduan usaha antara perkebunan rakyat
         sebagai plasma dan perkebunan besar sebagai inti,
         dalam suatu sistem pengelolaan yang menangani
         seluruh rangkaian kegiatan agribisnis.
         Pelaksanaannya dilakukan dengan memanfaatkan
         perkebunan besar untuk mengembangkan
         perkebunan rakyat pada areal bukaan baru
POLA UPP
   Pola pengembangan dengan pendekatan terkonsentrasi pada lokasi
    tertentu, yang menangani keseluruhan rangkaian proses agribisnis.
   Pelaksanaan melalui pengembangan perkebunan rakyat oleh suatu unit
    organisasi proyek yang beroperasi di lokasi perkebunan yang sudah ada.
POLA SWADAYA DAN PERKEBUNAN
BESAR

       Pola swadaya ditujukan untuk mengembangkan
        swadaya masyarakat petani perkebunan yang
        sudah ada di luar wilayah kerja PIR dan UPP.
       Pola perkebunan besar diarahkan untuk
        meningkatkan peranan pengusaha besar baik
        BUMN/BUMD, maupun perusahaan swasta
        (nasional maupun asing)
INVESTASI
PENGERTIAN INVESTASI


        Investasi dikenal juga dengan istilah penanaman
         modal atau pembentukan modal
        Investasi diartikan sebagai pengeluaran untuk
         penanaman modal atau barang-barang modal dan
         perlengkapan-perlengkapan produksi untuk
         menambah kemampuan produksi barang-barang
         dan jasa-jasa dalam suatu perekonomian.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
INVESTASI
    Bagi dunia usaha faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi
     adalah:
1.    Tingkat keuntungan investasi yang akan diramalkan
2.    Tingkat bunga
3.    Ramalan kegiatan ekonomi di masa depan
4.    Kemajuan teknologi
5.    Tingkat pendapatan nasional
6.    Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan
PMA DAN PMDN


       Untuk meningkatkan iklim ber investasi
        pemerintah mengeluarkan UU tentang PMA
        (penanaman modal asing) dan PMDN (penanaman
        modal dalam negeri).
Perkembangan PMA ( Miliar US $)


     NEGAR 91- 1997 199 1999 2000 2001 2002
       A   95        8
     DUNIA    254, 481,9
     NEGAR       3 269,7
     A MAJU   154,
     NSB         6 193,2
     ASIA          109,1
     RRC      91,8 44,2 43,8    40,3   40,8   46,6   52,7
     KORSE    59,4   2,8 5,4     9,3                  2,0
     L        25,5   6,3 2,7     3,9                  3,2
     MSIA      1,2   3,9 7,5     6,1                  1,1
     THAI      6,4   2,6 1,7     1,5                  1,2
     VIETNA    2,0   4,7 -0,4   -2,7   -4,6   -3,3   -1,5
     M         1,2
     INONE     3,0
Bagaimana melihat perkembangan
investasi?

         Dilihat dari persamaan permintaan aggregat:
         AD = C + I + G + (X-M)
         Mengamati data-data PMA dan PMDN
         Investasi yang dilakukan perbankan : dipengaruhi
          oleh suku bunga
DEREGULASI INVESTASI


        UU PMA dan PMDN disederhanakan dalam proses
         perizinan usaha dengan sistem pelayanan satu atap
         (one roof system) dengan melibatkan unsur BKPM,
         instansi terkait, pemda.
        UU no 13/2003 mengenai penyelesaian hubungan
         industrial

        Paket kebijakan ekonomi

More Related Content

What's hot

Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
INDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAN MONETER
INDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAN MONETERINDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAN MONETER
INDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAN MONETER
Heny Larasatii
 
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan EkonomiTeori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomi
msahuleka
 
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
natal kristiono
 
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunanKemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Arief Anzarullah
 
pendapatan nasional
pendapatan nasionalpendapatan nasional
pendapatan nasional
Edo Setiawan
 

What's hot (20)

Jurnal Barang Publik
Jurnal Barang PublikJurnal Barang Publik
Jurnal Barang Publik
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
 
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
 
INDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAN MONETER
INDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAN MONETERINDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAN MONETER
INDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAN MONETER
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
 
BMP EKMA4157 Organisasi
BMP EKMA4157 OrganisasiBMP EKMA4157 Organisasi
BMP EKMA4157 Organisasi
 
Beberapa analisis dalam ekonomi regional
Beberapa analisis dalam ekonomi regionalBeberapa analisis dalam ekonomi regional
Beberapa analisis dalam ekonomi regional
 
Ekonomi kerakyatan
Ekonomi kerakyatanEkonomi kerakyatan
Ekonomi kerakyatan
 
Kebijakan investasi di indonesia
Kebijakan  investasi di indonesiaKebijakan  investasi di indonesia
Kebijakan investasi di indonesia
 
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan EkonomiTeori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomi
 
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomiPerekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
 
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
 
Ppt pendapatan nasional
Ppt pendapatan nasionalPpt pendapatan nasional
Ppt pendapatan nasional
 
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian TerbukaEkonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
 
Distribusi pendapatan dan pemerataan pembangunan
Distribusi pendapatan dan pemerataan pembangunanDistribusi pendapatan dan pemerataan pembangunan
Distribusi pendapatan dan pemerataan pembangunan
 
BMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
BMP EKMA4315 Akuntansi BiayaBMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
BMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
 
Ppt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomiPpt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomi
 
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunanKemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
 
pendapatan nasional
pendapatan nasionalpendapatan nasional
pendapatan nasional
 
Pelaku sistem ekonomi pancasila
Pelaku sistem ekonomi pancasilaPelaku sistem ekonomi pancasila
Pelaku sistem ekonomi pancasila
 

Similar to Sistem ekonomi pancasila

Makalah sistem Ekonomi Pertanian
Makalah sistem Ekonomi PertanianMakalah sistem Ekonomi Pertanian
Makalah sistem Ekonomi Pertanian
dita wahyu
 
Asmu'ah 5 x_11140176_perubahan struktur ekonomi
Asmu'ah 5 x_11140176_perubahan struktur ekonomiAsmu'ah 5 x_11140176_perubahan struktur ekonomi
Asmu'ah 5 x_11140176_perubahan struktur ekonomi
Asmu'ah muah
 
Pertemuan 4 sistem ekonomi indonesia
Pertemuan 4  sistem ekonomi indonesiaPertemuan 4  sistem ekonomi indonesia
Pertemuan 4 sistem ekonomi indonesia
mariatul qibtiyah
 
Masalah pokok dalam ekonomi
Masalah pokok dalam ekonomiMasalah pokok dalam ekonomi
Masalah pokok dalam ekonomi
halsi
 
Kuliah I Overview Ekonomi Indonesia.pptx
Kuliah I Overview Ekonomi Indonesia.pptxKuliah I Overview Ekonomi Indonesia.pptx
Kuliah I Overview Ekonomi Indonesia.pptx
Andhika182254
 

Similar to Sistem ekonomi pancasila (20)

Perekonomian indonesia
Perekonomian indonesiaPerekonomian indonesia
Perekonomian indonesia
 
Perekonomian indonesia
Perekonomian indonesiaPerekonomian indonesia
Perekonomian indonesia
 
Ppt gambaran dasar perekonomian indonesia
Ppt gambaran dasar perekonomian indonesiaPpt gambaran dasar perekonomian indonesia
Ppt gambaran dasar perekonomian indonesia
 
TM13-TE2.pptx
TM13-TE2.pptxTM13-TE2.pptx
TM13-TE2.pptx
 
Presentation4.pptx pertumbuhan ekonomi
Presentation4.pptx  pertumbuhan ekonomiPresentation4.pptx  pertumbuhan ekonomi
Presentation4.pptx pertumbuhan ekonomi
 
Makalah sistem Ekonomi Pertanian
Makalah sistem Ekonomi PertanianMakalah sistem Ekonomi Pertanian
Makalah sistem Ekonomi Pertanian
 
Asmu'ah 5 x_11140176_perubahan struktur ekonomi
Asmu'ah 5 x_11140176_perubahan struktur ekonomiAsmu'ah 5 x_11140176_perubahan struktur ekonomi
Asmu'ah 5 x_11140176_perubahan struktur ekonomi
 
Pertemuan 4 sistem ekonomi indonesia
Pertemuan 4  sistem ekonomi indonesiaPertemuan 4  sistem ekonomi indonesia
Pertemuan 4 sistem ekonomi indonesia
 
Masalah pokok dalam ekonomi
Masalah pokok dalam ekonomiMasalah pokok dalam ekonomi
Masalah pokok dalam ekonomi
 
(5) PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
(5) PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI(5) PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
(5) PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
 
Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
Pertumbuhan dan pembangunan ekonomiPertumbuhan dan pembangunan ekonomi
Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
 
03 perekembangan-perekonomian-indonesia-dan-pelaku-ekonomi
03 perekembangan-perekonomian-indonesia-dan-pelaku-ekonomi03 perekembangan-perekonomian-indonesia-dan-pelaku-ekonomi
03 perekembangan-perekonomian-indonesia-dan-pelaku-ekonomi
 
5 perubahan struktur ekonomi
5 perubahan struktur ekonomi5 perubahan struktur ekonomi
5 perubahan struktur ekonomi
 
Pertumbuhan ekonomi menurut w.w rostow
Pertumbuhan ekonomi menurut w.w rostowPertumbuhan ekonomi menurut w.w rostow
Pertumbuhan ekonomi menurut w.w rostow
 
Power point ips pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian indonesia
Power point ips pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian indonesiaPower point ips pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian indonesia
Power point ips pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian indonesia
 
Pergeseran Paradigma Pembangunan
Pergeseran Paradigma PembangunanPergeseran Paradigma Pembangunan
Pergeseran Paradigma Pembangunan
 
Pergeseran Paradigma Pembangunan
Pergeseran Paradigma PembangunanPergeseran Paradigma Pembangunan
Pergeseran Paradigma Pembangunan
 
Kuliah I Overview Ekonomi Indonesia.pptx
Kuliah I Overview Ekonomi Indonesia.pptxKuliah I Overview Ekonomi Indonesia.pptx
Kuliah I Overview Ekonomi Indonesia.pptx
 
Mikroekonomi
MikroekonomiMikroekonomi
Mikroekonomi
 

More from University of Andalas

Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan IndonesiaBahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
University of Andalas
 

More from University of Andalas (20)

Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori KomunikasiTradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
 
Teori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku KomunikasiTeori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku Komunikasi
 
Positivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs FenomenologisPositivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs Fenomenologis
 
Tradisi Sosiopsikologis
Tradisi SosiopsikologisTradisi Sosiopsikologis
Tradisi Sosiopsikologis
 
Teori tentang Hubungan
Teori  tentang HubunganTeori  tentang Hubungan
Teori tentang Hubungan
 
Pesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori KomunikasiPesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori Komunikasi
 
Komunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori IlmiahKomunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori Ilmiah
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - KonstitusiPengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
 
Partai Politik
Partai PolitikPartai Politik
Partai Politik
 
Konsep Politik
Konsep PolitikKonsep Politik
Konsep Politik
 
Komunikasi Politik
Komunikasi PolitikKomunikasi Politik
Komunikasi Politik
 
Kelompok Kepentingan
Kelompok KepentinganKelompok Kepentingan
Kelompok Kepentingan
 
Industrialisasi Media
Industrialisasi MediaIndustrialisasi Media
Industrialisasi Media
 
Fins Membela Kebebasan
Fins Membela KebebasanFins Membela Kebebasan
Fins Membela Kebebasan
 
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi PolitikPartisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
 
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan KekuasaanKonsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
 
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan IndonesiaBahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
 

Recently uploaded

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 

Recently uploaded (20)

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 

Sistem ekonomi pancasila

  • 2. Sistem Ekonomi Indonesia bersifat liberal – kapitalistik dan sosialistik – komunis ?  Dapat dilihat dari 2 pendekatan: 1. Pendekatan faktual-struktural, yaitu dengan menelaah peranan pemerintah atau negara dalam struktur perekonomian. a. Dari persamaan aggregat Keynesian : Y = C + I + G + NX dimana NX = X- M C=consumption atau RT; I =Investment/Perusahaan G = Government/Pemerintah X = ekspor; M = impor
  • 3. b. Melihat peranan pemerintah secara sektoral : Ada 3 sektor ekonomi : 1. sektor A =agriculture (pertanian) 2. sektor M = manufacture (industri pengolahan) 3. sektor S = services (jasa-jasa) 2. Pendekatan Sejarah : menelusuri bagaimana perekonomian bangsa di organisasikan dari waktu ke waktu: a. Masa Orde Lama : pemerintahan era Sukarno b. Masa Orde Baru : pemerintahan era Suharto c. Masa Reformasi
  • 4. SISTEM EKONOMI INDONESIA : SISTEM EKONOMI PANCASILA  Sistem ekonomi Pancasila atau sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang memadukan: 1. Ideologi –Konstitusional : Pancasila dan UUD 45 2. Mixed Economy (Sistem Ekonomi Pasar Terkelola) 3. Demokrasi ekonomi 4. Pemberdayaan seluruh masyarakat
  • 5. Karakteristik Ekonomi Pancasila 1. Peranan negara bersama aparatur negara penting tapi tidak dominan (mencegah etatisme). Peranan swasta penting tapi tidak dominan (mencegah free fight competition). 2. Hubungan kerja antar lembaga-lembaga ekonomi tidak didasarkan pada dominasi modal (kapitalisme) dan tidak didasarkan pada dominasi buruh, melainkan berdasarkan azas kekeluargaan. 3. Masyarakat sebagai satu kesatuan memegang peranan sentral. Produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua di bawah kepemimpinan atau kepemilikan anggota masyarakat (non negara). 4. Negara menguasai bumi, air dan kekayaan alam lainnya yang terkandung dalam bumi.
  • 6. ATURAN KEADILAN EKONOMI  Roda kegiatan ekonomi digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial dan moral  Seluruh masyarakat bertekad mewujudkan kemerataan sosial  Seluruh pelaku ekonomi (produsen, konsumen, pemerintah) bersemangat nasionalistik  Koperasi menjiwai pelaku ekonomi masyarakat  Adanya keseimbangan antara perencanaan ekonomi nasional dan partisipasi daerah
  • 7. 5. SEP tidak bebas nilai. Sistem nilai mempengaruhi perilaku ekonomi  Pelaku ekonomi di Indonesia: 1. BUMN : a. Perusahaan Jawatan: public services b. Perusahaan Umum : public services dan profit motive c. Perseroan : profit motive 2. BUMS 3. Koperasi
  • 8. PERAN BUMN  Perkembangan ekonomi dan penerimaan negara  Pemupukan keuntungan dan pendapatan  Penyediaan barang dan jasa bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak  Perintis bagi kegiatan usaha  Melengkapi kegiatan swasta dan koperasi  Membimbing kegiatan ekonomi lemah  Melaksanakan progran dan kebijakan pemerintah bidang ekonomi dan pembangunan
  • 9. PERAN SWASTA  Berpartisipasi memelihara kesinambungan dan meningkatkan pembangunan
  • 10. PERAN KOPERASI  Menurut TAP MPR : Koperasi harus digunakan sebagai salah satu wadah utama untuk membina kemampuan usaha golongan ekonomi lemah
  • 12. TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI  TEORI PRTUMBUHAN EKONOMI 1. Friedrich List 2. Bruno Hildebrand 3. Karl Bucher Menurut Bucher pertumbuhan ekonomi terjadi melalui 3 tingkatan yaitu: 1. Produksi untuk sendiri 2. Perekonomian kota dimana pertukaran sudah meluas 3. Perekonomian nasional dimana peranan pedagang-pedagang tampak makin penting
  • 13. 4. W.W. Rostow  Dalam bukunya “The Stages of Economic Growth”, Rostow melihat proses pertumbuhan ek onomi melalui 5 tahapan: 1. Masyarakat tradisional (The tradtional society) . a. Produksi terbatas karena ilmu pengetahuan dan teknologi modern belum dikenal atau belum digunakan secara sistematis dan teratur, cara memproduksi relatif sederhana, sikap masyarakat dan cara hidup dipengaruhi kebiasaan lokal.
  • 14. lanjutan b. Tingkat produksi perkapita dan tingkat produktivitas per pekerja relatif terbatas. c. Kegiatan politik dan pemerintah di daerah dikuasai oleh tuan tanah yang berkuasa dan kebijakan-kebijakan pemerintah pusat selalu dipengaruhi oleh pandangan tuan tanah tersebut. 2. Prasyarat lepas landas (The precondition to take off), adalah masa transisi pada saat masyarakat mempersiapkan dirinya atau dipersiapkan dari luar untuk mencapai pertumbuhan self sustain growth.
  • 15. lanjutan  Ada 2 tahap prasyarat: a. Tahap prasyarat lepas landas yang dicapai negara-negara Eropa, Asia, Timteng, dan Afrika → mengubah struktur masyarakat tradisional yang sudah ada. b. Prasyarat lepas landas yang dicapai negara AS, Kanada, Australia, dan Selandia Baru → tanpa merombak sistem masyarakat tradisional karena masyarakatnya telah mempunyai sifat yang diperlukan untuk mencapai tahap prasyarat lepas landas
  • 16. lanjutan  Pembangunan ekonomi terjadi bila diikuti oleh : 1. Pembangunan infrastruktur (Social overhead capital). 2. Revolusi teknik di bidang pertanian karena urbanisasi 3. Perluasan impor 4. ↗ tabungan dan ↗ pendidkan &ketrampilan menyebabkan masyarakat siap mengambil resiko dalam bekerja 5. Munculnya kepemimpinan baru dengan sifat nasionalisme yang reaktif terhadap-terhadap tekanan yang datang
  • 17. 3. Tahap Lepas Landas (take off)  Pada periode ini beberapa penghalang pertumbuhan dihilangkan dan kekuatan- institusional politik, sosial dan kekuatan yang menimbulkan kemajuan dan perkembangan ekonomi diperluas dan dikembangkan.  Ciri-ciri lepas landas: a. ↗ Investasi dari < 5% menjadi 10% dari NNP (GNP – penyusutan. b. adanya perkembangan beberapa sektor industri dengan laju yang tinggi. c. Terciptanya kerangka dasar politik, sosial dan institusional
  • 18. 4. Gerakan kearah kedewasaan (drive to maturity)  Masyarakat secara efektif menerapkan teknologi modern dalam berproduksi  Peningkatan kapasitas produksi, dimana 10-20% pendapatan nasional di investasikan kembali sehingga output > ↗ jumlah penduduk
  • 19. 5. Masa Konsumsi Tinggi (The age of Highmass consumption)  Pada tahap ini tujuan masyarakat untuk mendapatkan sumber-sumber produksi : 1. Memperbesar kekuasaan dan pengaruh negara ke LN 2. Menciptakan welfare state, yaitu kemakmuran yang lebih merata kepada masy. dengan cara distribusi pendapatan yang merata melalui pajak progresif. 3. ↗konsumsi masyarakat diatas konsumsi dasar terhadap makanan, pakaian, rumah keluarga yang terpisah, barang-barang konsumsi tahan lama dan barang-barang mewah
  • 21. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA  Tinjauan Makro Sektoral: 1. Sektor Pertanian atau sektor A (Agriculture) 2. Sektor Industri atau sektor M (Manufacture) 3. Jasa-jasa atau sektor S (Services)  Tinjauan Keruangan (Spasial): 1. Pedesaan (tradisional) 2. Perkotaan (modern)  Tinjauan Penyelenggaraan Kenegaraan: 1. etatisme 2. egaliter 3. borjuis  Tinjauan BirokrasiPengambilan Keputusan 1. sentralisasi 2. desentralisasi
  • 22. I. TINJAUAN MAKRO SEKTORAL  Struktur ekonomi Indonesia secara sektoral telah bergeser dari sektor A ke sektor M dan S  Hal ini disebabkan oleh 2 hal : 1. Sifat dari barang pertanian yang tidak respon terhadap kenaikan pendapatan. Bila terjadi pembangunan ekonomi maka pertumbuhan ekonomi akan ↗ dan pendapatan masyarakat juga ↗. Karena itu permintaan masyarakat terhadap barang A ↗ akan tetapi kenaikannya < dari permintaan barang-barang M dan S. Bahkan dengan ↗ pendapatan, permintaan terhadap barang-barang sektor A malah ↙. 2. Barang-barang A adalah barang kebutuhan pokok seperti pangan yang relatif terbatas permintaannya
  • 23. Apa dampak dari ↙ permintaan barang sektor A dan ↗ permintaan barang sektor M dan S dalam pembentuk PDB?  Bagi dunia usaha lebih menguntungkan memproduksi barang-barang di sektor M dan S.  Akibatnya kontribusi sektor A di dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto) terus menurun dan kontribusi sektor M dan S meningkat dalam struktur PDB.
  • 24. II. TINJAUAN KERUANGAN  Struktur perekonomian telah bergeser dari berstruktur pedesaan (tradisional) menjadi berstruktur modern.  Hal ini disebabkan dibangunnya infrastruktur di perkotaan, seperti transportasi dan komunikasi. Dampak dari pembangunan infrastruktur adalah dibangunnya industri-industri di perkotaan sehingga daerah perkotaan lebih maju di bandingkan dari daerah perdesaan
  • 25. III. Tinjauan Penyelenggaraan Kenegaraan  Struktur ekonomi telah bergeser dari semula bersifat etatis (serba negara) di masa Orde Lama menjadi lebih egaliter (memberikan peluang kepada masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi) meskipun lebih condong diberikan kepada masyarakat yang memiliki modal besar (borjuis)
  • 26. IV. TINJAUAN BIROKRASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN  Struktur ekonomi Indonesia berdasarkan birokrasi pengambilan keputusan telah bergeser dari relatif terpusat menjadi lebih desentralistis setelah lahirnya UU no 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah.
  • 28. MASALAH PERTANIAN DAN PANGAN  Masalah pertanian terutama tanaman pangan adalah masalah serius bagi bangsa Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang besar maka kebutuhan akan pangan sangat besar.  Kalau pada Pelita –Pelita awal tekanan ada pada bidang produksi dan konsumsi beras maka pada Pelita III kebijakan swasembada beras diganti dengan kebijakan swasembada pangan.
  • 29. KEBIJAKAN PANGAN  Sejak Pelita I hingga tahun 1990 sektor pertanian memberikan kontribusi besar terhadap : 1. Penyumbang utama PDB dengan pertumbuhan sebesar 3.6 persen per tahun. Pada tahun 1984 tercapai swasembada beras. 2. Penyumbang tenaga kerja, 53,60% (1992), turun menjadi 43,2% (1999). 3. Sebagai input bahan baku baku industri
  • 30. PERAN BULOG  Bulog (Badan Urusan Logistik) berdiri tahun 1967 dengan tugas: 1. Mengelola persediaan pangan dan bertanggung jawab terhadap presiden. 2. Kebijakan pangan meliputi : pemberian subsidi atas harga pupuk, penyediaan kredit, penetapan harga gabah, dan tercitanya berbagai mekanisme kelembagaan. 3. Menangani distribusi pangan, stabilisasi harga dengan operasi pasar. 4. Selain itu Bulog juga menangani berbagai kebutuhan pokok pangan lain, seperti gula, terigu, minyak goreng dan sembako.
  • 31. Tugas Utama Bulog  Menjamin harga pembelian gabah pada tingkat produsen agar tidak jatuh dibawah harga yang telah ditetapkan
  • 32. PERAN BULOG SAAT INI  Telah mengalami pergeseran sejak terjadi krisis ekonomi: 1. Sebelum krisis ekonomi Bulog memegang monopoli pengadaan dan pengendalian pangan, khususnya sembilan bahan pokok (sembako). 2. Sesudah krisis ekonomi peran tersebut dikurangi, hanya mengelola pertanian beras saja. 3. Struktur organisasi BULOG pada awal adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen dan pada tahun 2003 diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum).
  • 33. PRIMADONA PERTANIAN : TANAMAN INDUSTRI  Tanaman industri meliputi tanaman komersial untuk tujuan ekspor dalam rangka menghasilkan devisa (karet, kelapa sawit, teh, kopi, cengkeh dan tembakau).  Pengembangan terutama melalui : 1. Pola PIR (Perkebunan Inti Rakyat) 2. Pola UPP (Unit Pelayan Pengembangan) 3. Swadaya 4. Pola Perusahan Perkebunan Besar
  • 34. POLA PIR  Keterpaduan usaha antara perkebunan rakyat sebagai plasma dan perkebunan besar sebagai inti, dalam suatu sistem pengelolaan yang menangani seluruh rangkaian kegiatan agribisnis. Pelaksanaannya dilakukan dengan memanfaatkan perkebunan besar untuk mengembangkan perkebunan rakyat pada areal bukaan baru
  • 35. POLA UPP  Pola pengembangan dengan pendekatan terkonsentrasi pada lokasi tertentu, yang menangani keseluruhan rangkaian proses agribisnis.  Pelaksanaan melalui pengembangan perkebunan rakyat oleh suatu unit organisasi proyek yang beroperasi di lokasi perkebunan yang sudah ada.
  • 36. POLA SWADAYA DAN PERKEBUNAN BESAR  Pola swadaya ditujukan untuk mengembangkan swadaya masyarakat petani perkebunan yang sudah ada di luar wilayah kerja PIR dan UPP.  Pola perkebunan besar diarahkan untuk meningkatkan peranan pengusaha besar baik BUMN/BUMD, maupun perusahaan swasta (nasional maupun asing)
  • 38. PENGERTIAN INVESTASI  Investasi dikenal juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal  Investasi diartikan sebagai pengeluaran untuk penanaman modal atau barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan produksi barang-barang dan jasa-jasa dalam suatu perekonomian.
  • 39. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI  Bagi dunia usaha faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi adalah: 1. Tingkat keuntungan investasi yang akan diramalkan 2. Tingkat bunga 3. Ramalan kegiatan ekonomi di masa depan 4. Kemajuan teknologi 5. Tingkat pendapatan nasional 6. Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan
  • 40. PMA DAN PMDN  Untuk meningkatkan iklim ber investasi pemerintah mengeluarkan UU tentang PMA (penanaman modal asing) dan PMDN (penanaman modal dalam negeri).
  • 41. Perkembangan PMA ( Miliar US $) NEGAR 91- 1997 199 1999 2000 2001 2002 A 95 8 DUNIA 254, 481,9 NEGAR 3 269,7 A MAJU 154, NSB 6 193,2 ASIA 109,1 RRC 91,8 44,2 43,8 40,3 40,8 46,6 52,7 KORSE 59,4 2,8 5,4 9,3 2,0 L 25,5 6,3 2,7 3,9 3,2 MSIA 1,2 3,9 7,5 6,1 1,1 THAI 6,4 2,6 1,7 1,5 1,2 VIETNA 2,0 4,7 -0,4 -2,7 -4,6 -3,3 -1,5 M 1,2 INONE 3,0
  • 42. Bagaimana melihat perkembangan investasi?  Dilihat dari persamaan permintaan aggregat: AD = C + I + G + (X-M)  Mengamati data-data PMA dan PMDN  Investasi yang dilakukan perbankan : dipengaruhi oleh suku bunga
  • 43. DEREGULASI INVESTASI  UU PMA dan PMDN disederhanakan dalam proses perizinan usaha dengan sistem pelayanan satu atap (one roof system) dengan melibatkan unsur BKPM, instansi terkait, pemda.  UU no 13/2003 mengenai penyelesaian hubungan industrial  Paket kebijakan ekonomi