SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 33
LEARNING ORGANIZATION AND CRISIS
LEADERSHIP
LEADERSHIP
LEADER 5
1. HANIF ADI P (041211231087)
2. EVI MARIA ULFAH (041211231097)
3. M EMERALDI R (041211231098)
4. DIAN ANGGRAENI (041211231244)
5. INDRA Y (041211231251)
6. ISHFAH AHMAD (041211232144)
7. IGGOR JAYANTO (041211232151)
8. BAYYINAH N (041211233090)
DEFINISI ORGANISASI PEMBELAJARAN
Terdapat pelbagai definisi tentang organisasi
pembelajaran seperti berikut:
"Organisation where people continually expand their capacity to
create the result they truly desire, where new and expensive
patterns of thinking are nurtured, where collective aspiration is
set free, and where people are continually learning how to learn
together"(Senge, 1990).
"Organisation that creates an environment where the behaviours
and practices involved in continuous development are actively
encouraged" (Mumford, 1995).
"Organisation that facilitates the learning of all its members
and continually transforms itself" (Pedler, Burgoyne and
Boydett,
1991).
Berdasarkan beberapa definisi dan konsep yang dikemukakan di atas maka
jelaslah bahwa organisasi pembelajaran merupakan sebuah organisasi
yang menjadikan pembelajaran sebagai budaya di kalangan warganya.
Pemimpin mengajak warga organisasinya untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemahiran serta memberi nilai yang tinggi
terhadap aktiviti pembelajaran.
Pemimpin sentiasa menyokong pembelajaran
warga organisasi dengan menyediakan berbagai kemudahan untuk mereka
maju dan membangun sebuah perkembangan. Segala yang
dipelajari bersama, kemudian diadaptasi dan diaplikasikan
dalam organisasi untuk mencapai matlamat diri dan organisasi secara
serentak.
Oleh sebab itu, dirumuskan bahwa pembelajaran organisasi (learning
organisation) wujud apabila semua warga organisasi secara terancang dan aktif
terlibat dalam proses pembelajaran dengan mengambil kira unsur-unsur
persekitaran untuk tujuan penambahbaikan berterusan demi mencapai
objektif, misi dan visi organisasi.
KONSEP ORGANISASI PEMBELAJARAN DAN
PEMBELAJARAN ORGANISASI
Konsep organisasi pembelajaran (learning
organisation) dan pembelajaran
organisasi (organisational learning) sering digunakan
secara bertukar ganti.
Organisasi pembelajaran adalah merujuk kepada ciri
ciri, bentuk atau budaya sebuah organisasi yang
kondusif bagi warganya, mempelajari, mendapat,
mencipta dan berkongsi pengetahuan.
Manakala konsep pembelajaran organisasi adalah
merujuk kepada proses dan aktiviti pembelajaran yang
dilalui oleh semua warga organisasi berkenaan.
KEPENTINGAN ORGANISASI
PEMBELAJARAN
Senge (1990) terdapat berbagai
Kepentingan yang diperoleh dengan mewujudkan organisasi
pembelajaran, antaranya adalah seperti peningkatan kualiti
pengeluaran, memperbaiki hubungan kepada pelanggan,
meningkatkan komitmen kakitangan, meningkatkan kepuasan
kerja, meningkatkan kecekapan, meningkatkan sistem
penyampaian serta mempertingkatkan keberkesanan
pengurusan perubahan.
Marquart (1996) mempercayai bahawa pembelajaran merupakan
kunci kepada produktiviti dan merupakan satu bentuk baru
kepada pekerja. Oleh itu pembelajaran
mestilah diwujudkan dalam proses mereka melakukan kerja.
Pembelajaran organisasi melibatkan lebih banyak
pengetahuan tasit berbanding
dengan pengetahuan eksplisit. Manakala pembelajaran
dalam kursus/latihan
formal lebih banyak melibatkan pengetahuan eksplisit
berbanding dengan
pengetahuan tasit.
PUTARAN PEMBELAJARAN (LEARNING
CYCLE)
Secara umumnya, pembelajaran organisasi perlu melalui proses putaran.
Mempelajari sesuatu yang baru membantu warga organisasi melihat
sesuatu daripada perspektif yang berbeda.
Pengetahuan baru mungkin membantu warga organisasi melihat pelanggan
dari sudut yang berbeza atau menilai semula segala andaian-andaian yang
mendasari perjalanan organisasi.
Kesedaran baru berkembang dan merubahkan sikap warga organisasi
dan seterusnya mewujudkan budaya organisasi yang baru.
Keyakinan dan kemahiran yang
diperolehi daripada pengetahuan yang baru akan mendorong warga
organisasi mempelajari sesuatu yang
lebih baru (Senge, 1990).
MODEL ORGANISASI PEMBELAJARAN
 Penguasaan Diri (Personal Mastery)
Penguasaan diri bermaksud keupayaan individu menguasai sesuatu bidang
yang berkaitan disiplin yang berterusan, mempertajam visi, meningkat
pengetahuan dan kemahiran, membina sifat sabar dan melihat sesuatu
perkara dengan pandangan yang objektif. Faktor utama bagi penguasaan
diri adalah kefahaman dan keupayaan menggunakan fikiran bawah sedar
(subconscious) dan kebolehan melihat sesuatu secara menyeluruh yang
sating berkaitan.
 Model Mental (Mental Model)
Model mental adalah merupakan persepsi seseorang terhadap sesuatu
perkara yang mempengaruhi bagaimana is melihat sesuatu dan bertindak
terhadap perkara berkenaan. Bagi Senge (1990), seseorang warga organisasi
hendaklah memastikan model mentalnya berada dalam keadaan yang boleh
membantu dan bukannya menghalang kemajuan organisasi. Sebahagian
proses pembelajaran adalah melihat dan menilai semula model mental
masing-masing.
• Building Shared Vision
Pengurus hendaklah membangun, menyebarkan visi, matlamat dan nilai
organisasi kepada semua kakitangannya. Senge (1990), perkongsian
visi memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran organisasi. Di samping
itu memiliki visi meningkatkan lagi komitmen dan semangat kerja warga organisasi.
• Pemikiran Secara Bersistem (System Thinking)
Kakitangan hendaklah melihat sesuatu perkara secara keseluruhan. Melihatnya
secara saling berkaitan dan bukannya secara sebab akibat. Pemikiran
secara bersistem membantu seseorang melihat dan menilai sesuatu dengan
cara yang lebih berkesan. Bagi melaksanakan pemikiran secara bersistem
memerlukan perubahan dalam corak pemikiran warga organisasi.
• Team Learning
Kumpulan boleh mempelajari sesuatu lebih baik daripada individu. Kecerdasan
kumpulan adalah lebih tinggi daripada kecerdasan fikiran individu dalam
kumpulan tersebut. Kunci utama bagi pembelajaran kumpulan adalah dialog dan
perbincangan. Menguasai pola pemikiran dan interaksi datam kumputan
adalah kunci utama bagi kejayaan pembelajaran berkumpulan dan seterusnya
menjadi faktor penting bagi kejayaan pembelajaran organisasi.
Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya halangan terhadap pembelajaran
dan perubahan. Antara faktor-faktor tesebut adalah seperti warga organisasi
enggan keluar daripada zonanya; mereka kurang yakin terhadap individu
yang mencadangkan pelaksanaan pembelajaran dan perubahan; berpendapat
organisasi pembelajaran tidak perlu karena suasana pekerjaan semasa dilihat
tidak menghadapi masalah dan ancaman.
Oleh karena itu, mereka akan
mempersoalkan kenapa mereka perlu belajar; warga organisasi berpendapat
organisasi pembelajaran sukar dilaksanakan, mereka enggan memberi
kerjasama; pelaksanaan organisasi pembelajaran yang dianggap tidak sesuai
dengan nilai yang dipegang oleh setiap individu juga merupakan faktor
penghalang bagi pembelajaran organisasi.
TINDAKAN-TINDAKAN MENINGKATKAN PEMBELAJARAN ORGANISASI
Menggalak penghargaan pada flexibility dan pembelajaran
Menggalakkan pemikiran secara bersistem (system thinking)
Membantu warga organisasi memahami dan menigkatkan model mental.
Menggalak dan mempermudah pembelajaran individu dan organisasi
Mendapatkan pengetahuan daripada luar organisasi
Menggalak inovasi
Mempermudah penyebaran pengetahuan
PENGERTIAN KRISIS DAN KEPEMIMPINAN KRISIS (CRISIS LEADERSHIP)
1. Pengertian Krisis.
 Definisi tentang krisis salah satunya dikemukakan oleh Robert P. Powell dalam
bukunya Crisis–A Leadership Opportunity (2005) yang menyatakan bahwa krisis
adalah kejadian yang tidak diharapkan, berdampak dramatis, kadang belum
pernah terjadi sebelumnya yang mendorong organisasi kepada suatu kekacauan
(chaos) dan dapat menghancurkan organisasi tersebut tanpa adanya tindakan
nyata.
 Krisis tidak memiliki batas (no boundaries) dan dapat terjadi kapan saja, dimana
saja terhadap setiap organisasi (profit dan non profit, publik dan privat).Krisis
menyerang ketika suatu organisasi berhenti menemukan permasalahan yang
ditimbulkan oleh lingkungan tempat mereka berada (Thomas Kuhn, 1996).Kondisi
ekonomi global dan iklim politik dapat memperbesar dampak dari suatu krisis
sehingga menjadikan krisis sebagai hal yang biasa terjadi dalam perusahaan
(Gene Klann, 2003).
Karakteristik krisis pada umumnya yaitu adanya ketidakstabilan tinggi yang
berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap kelangsungan hidup
organisasi.Kata krisis sendiri berasal dari bahasa Yunani krisis yang
berarti “mengayak atau memisahkan”.
Oleh sebab itu, krisis dapat membedakan masa lalu dengan masa depan
organisasi, membedakan pemimpin yang efektif dan tidak serta
mengubah organisasi secara signifikan.
Krisis biasanya ditimbulkan oleh suatu keadaan darurat yang justru
memperparah dampak krisis tersebut. Beberapa keadaan yang dapat
dikategorikan sebagai krisis bagi suatu perusahaan misalnya :
kegagalan produksi, hostile takeover, krisis keuangan global, tuntutan
pengadilan, bencana alam, kerusuhan, perang, pergantian pemimpin,
unjuk rasa pekerja, dll.
Kepemimpinan Krisis (Crisis Leadership)
Kepemimpinan di saat krisis melibatkan aspek emosional yang
lebih besar dari sang pemimpin. Selain itu juga menuntut
pengambilan keputusan secara cepat dan tepat.
Menurut Allan L. Schoenberg, pemimpin diperlukan pada saat krisis
untuk mengkomunikasikan visi secara jelas, menenangkan
ketakutan internal dan meyakinkan pihak lain.
Pemimpin juga harus meng-update secara sering apa yang sedang,
telah dan akan terjadi, mendapatkan kepercayaan pemegang
saham, disamping menyeimbangkan strategi jangka organisasi
dengan kebutuhan jangka pendek.
Ketika krisis terjadi, diperlukan perhatian yang cepat. Kemampuan
dan kepemimpinan harus digabungkan ke dalam perencanaan
krisis dan teknik manajemen krisis untuk menyeimbangkan
antara pelaksanaan manajemen krisis tersebut dengan
membangun hubungan dengan pihak lain.
Tujuan crisis leadership adalah untuk memperbaiki dan mempertahankan sebuah
organisasi.Kesuksesan kepemimpinannya diawali dengan adanya kepercayaan pihak
internal (anggota, karyawan, rakyat) maupun pihak eksternal (komunitas, pelanggan,
suplier, rekanan, dll) terhadap organisasi.
Kepercayaan akan mendukung organisasi untuk bisa kembali ke kondisi normal dan
penting dalam mendukung keberlangsungan kehidupan organisasi. Untuk
menggapainya dibutuhkan Kebenaran (Authenticity) dan Pengaruh (Influence) dari
seorang Pemimpin Krisis.
Tanpa kedua karakteristik tersebut, seorang pemimpin akan kehilangan dukungan dari
dalam dan luar organisasi. Kedua karakter tersebut adalah pilar-pilar kepemimpinan
krisis.Oleh karena itu seorang pemimpin yang tidak memiliki salah satu atau bahkan
kedua karakteristik tersebut, walaupun mungkin memiliki karekteristik kepemimpinan
yang lain, kecenderungan untuk gagal besar.
C. PENDEKATAN SITUASIONAL DAN KEPEMIMPINAN KRISIS
Ide utama pendekatan situasional mengenai kepemimpinan adalah tidak ada
suatu karakter tertentu yang berlaku umum bagi setiap pemimpin yang
efektif dan tidak ada pula satu gaya kepemimpinan yang efektif untuk
semua situasi.
Salah satu gagasan dalam pendekatan situasional dikembangkan oleh Fred
E. Fiedler yang berpendapat bahwa gaya kepemimpinan yang berbeda
akan memadai untuk situasi yang berbeda karena tidak ada satu gaya
kepemimpinan yang paling baik untuk semua situasi, ancangan ini
kemudian dikenal dengan nama Fiedler Contingency Model
yang menggunakan asumsi bahwa kontribusi pemimpin terhadap
keberhasilan kinerja kelompoknya ditentukan oleh karakteristik dari
pemimpin tersebut dan situasi.
Selain itu Fiedler juga berasumsi bahwa kepemimpinan seseorang adalah
tetap, sehingga apabila suatu pemimpin memiliki gaya kepemimpinan
yang tidak sesuai dengan situasi yang dihadapi, maka pemimpin tersebut
harus diganti demi tercapainya efektivitas.
Sedangkan gagasan yang lain dikembangkan oleh Vroom
dan Yetton, bahwa gaya kepemimpinan disesuaikan
dengan jawaban-jawaban atas situasi tertentu. Untuk
mengetahui karakteristik yang dimiliki oleh seorang
pemimpin Fiedler menggunakan kuesioner least preferred
cowerker yang bertujuan untuk mengukur apakah seorang
pemimpin tersebut berorientasi pada pekerjaan atau relasi.
Pemimpin yang berpersepsi bahwa rekan kerja tersebut
tidak baik (negative terms atau berarti low LPC leader)
berarti mempunyai orientasi pekerjaan, sedangkan high
LPC leader berarti lebih menyukai terbentuknya hubungan
yang baik dengan bawahan.
Pada saat organisasi mengalami krisis atau perubahan, seorang
pemimpin harus memiliki kemampuan dan karakteristik tertentu yang
diperlukan dalam mengatasi krisis.
Menurut Allan Schoenberg, situasi juga kadang-kadang menentukan
seorang pemimpin. Setiap krisis memerlukan respon yang berbeda
dari pemimpin. Seorang crisis leader mungkin pada suatu saat
menjadi follower pada situasi yang lain.
Dengan berubahnya situasi, seorang pemimpin diharapkan untuk
menggunakan kemampuannya untuk mengubah gaya komunikasi,
tujuan organisasi dan pendekatan dalam menanggapi informasi baru.
Oleh karena itu, ketika menghadapi krisis, seorang pemimpin harus
berpikir dan mempertimbangkan untuk menentukan siapa yang
dihadapi, tujuan mereka, dan bagaimana setiap tindakan mereka
akan berakibat pada situasi sekarang dan menciptakan konsekuensi
baru.
D. MODEL KEPEMIMPINAN KRISIS
 Tujuan dari crisis leadership adalah membangun dan mempertahankan
kepercayaan, kredibilatas diantara pekerja, komunitas, pelanggan,
partner, suppliers, investor dan pihak-pihak lain yang memeiliki
ketergantungan dengan organisasi melalui komunikasi dua
arah.Kepercayaan dapat diraih dengan adanya pengaruh dan karakter
dari sorang pemimpin.Tanpa adanya dua faktor ini, seorang pemimpin
tidak dapat memperoleh dukungan saat menghadapi krisis.Karakteristik
bawaan ini merupakan pilar dari crisis leadership.
 Model crisis leadership ini menggambarkan karakteristik individual yang
diperlukan dalam membentuk pemimpin di saat krisis dan mencapai
hasil yang diharapkan. Model ini dibuat tidak untuk menyederhanakan
proses kepemimpinan di saat krisis karena hal tersebut merupakan
proses yang rumit yang tidak hanya melibatkan pikiran tetapi juga
emosi atau perasaan (not only leading from the mind but also leading
from the heart).
1. FAKTOR-FAKTOR PENGARUH EKSTERNAL.
Informasi.
 Selama masa krisis, pemimpin harus memiliki akses informasi untuk memahami
situasi dan kondisi dan selanjutnya bisa membuat keputusan yang bisa membawa
organisasi ke arah yang lebih baik.Sonder informasi, seorang pemimpin krisis
tidak mampu membuat keputusan yang efektif.
Nasihat dari Luar (External Conscience).
 Seorang pemimpin krisis memerlukan seseorang di luar organisasi yang berperan
sebagai penasehat. Bisa dari alim ulama, konsultan, mentor atau sahabat yang
bisa dipercaya. Orang-orang ini diharapkan bisa memberikan panduan, bukan
jawaban, dalam menyelesaikan krisis.
 Persiapan.
Seharusnya seorang pemimpin krisis memperoleh pelatihan-pelatihan yang akan
membantunya menghadapi hal-hal yang tidak diharapkan dan
mengkomunikasikan hasilnya. Pelatihan dapat berupa manajemen resiko atau
yang diadakan konsultan eksternal.
 Pengalaman.
Pengalaman adalah guru terbaik. Pengalaman akan membantu seorang pemimpin
dalam menentukan langkah-langkah apa yang harus diambilnya apabila krisis
yang sama atau serupa terjadi lagi.
2. PILLAR-PILAR KEPEMIMPINAN KRISIS
 Kebenaran (Authenticity).
Dalam hal ini, seorang pemimpin dituntut untuk mampu
mengkomunikasikan ralita krisis yang dialami organisasi dan
kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi dengan jujur.Selanjutnya
pemimpin juga harus mampu menjamin kesesuaian perkataan dengan
tindakannya, dan langkah yang diambil tersebut tidak melanggar
peraturan dan berguna dalam mengatasi krisis.
 Pengaruh (Influence)
Pengaruh adalah usaha untuk mengendalikan pesan dan mempengaruhi
situasi. Kemampuan memberi pengaruh positif terhadap organisasi
selama krisis akan menimbulkan reaksi yang diharapkan dan respon
yang akan membantu mengendalikan situasi dan orang-orang yang
terlibat.
3. PONDASI KEPEMIMPINAN KRISIS
Komunikasi
 Biasanya seorang pemimpin krisis menjadi juru bicara
organisasi.Oleh karena itu dia harus memiliki kemampuan
untuk menyampaikan berita dan berkomunikasi secara
konstan dengan semua audiens.Bentuk komunikasi dua
arah seharusnya yang diterapkan, artinya dia harus
mampu untuk mendengar dan memberikan jawaban serta
untuk memperhatikan dan memberi umpan balik kepada
komunikan.
4. ATTRIBUT PERSONAL / NILAI
 Unsur ini adalah kombinasi dari karakteristik bawaan (traits)
yang seharusnya dimiliki pemimpin krisis.Mungkin bagian ini
adalah yang paling sering diperdebatkan oleh para peneliti
teori kepemimpinan. Namun apapun itu, pada intinya
pemimpin krisis yang efektif akan menggunakannya untuk
mengadaptasi kebutuhan dan reaksi dari pihak-pihak yang
terkait dengannya. Berikut ini adalah hasil survei yang
dilakukan Allan L Schoenberg tentang beberapa atribut
personal pemimpin krisis:
Menurut Gene Klann (2003), ada beberapa leadership skills dan traitsyang penting
pada saat sebelum krisis, saat menghadapi krisis dan setelah krisis
berlangsung. Tiga skills teratas adalah terpenting diantara skills lainnya.
 Komunikasi.
Komunikasi disini tidak hanya membutuhkan strategi komunikasi yang baik tetapi
juga adanya keahlian berkomunikasi (communication skills) yang dimiliki oleh
seorang pemimpin.Keahlian berkomunikasi tersebut meliputi artikulasi yang
jelas, pengaturan nada bicara untuk mendapatkan verbal expression yang
mendalam, pemilihan kata yang tepat serta tempo bicara yang sesuai. Selain
itu, keahlian berkomunikasi juga ditunjukkan dengan kemampuan
mendengarkan yang baik, eye contact dan body gesture yang sesuai serta
kemampuan membuat orang lain paham tentang apa yang kita bicarakan.
Contoh pemimpin yang memiliki keahlian berkomunikasi yang baik adalah
Winston Churchill.Pada saat Perang Dunia II, dia berhasil menjaga dan bahkan
membakar semangat para tentara dan penduduk London dengan kemampuan
oratornya.
 Kejelasan Visi dan Nilai
Visi dan sistem nilai yang jelas akan berfungsi sebagai alat untuk
mendapatkan pengaruh selama krisis sebelum, saat dan setelah krisis
berlangsung. Hal ini akan efektif bila terdapat sistem nilai yang
menjelaskan apa yang penting bagai organisasi dan apa yang tidak.
Selama masa krisis, pemimpin dapat memanfaatkan visi dan sistem nilai
serta menggunakannya sebagai alat untuk mengarahkan dan
memberikan stabilitas kepada pegawai.Contohnya adalah kepemimpinan
Lee Iacocca saat menjadi CEO di Chrysler.
 Kepedulian.
Kepedulian yang tulus terhadap orang lain akan bermanfaat sebagai
pemenuhan emotional needs bagi orang yang sedang mengalami krisis.
Ketulusan dan kepedulian seorang pemimpinn terhadap bawahannya
akan menghasilkan loyalitas sebagai timbal baliknya. Hal ini bahkan
dapat mendorong kreativitas dan inovasi para pekerja untuk segera
keluar dari krisis.
 Keteladanan.
Semua orang cenderung untuk meniru tingkah laku dari orang yang mereka
hormati tanpa mempertimbangkan posisi orang tersebut. Pemimpin yang
efektif memanfaatkan keteladanan ini dengan memperhatikan dampak setiap
tingkah laku dan perkataan mereka terhadap orang lain. Dengan adanya
keteladanan dari seorang pemimpin, setiap elemen organisasi akan secara
sadar memberikan timbal balik yag positif terhadap apa yang diinginkan oleh
pemimpin tersebut.
 Character.
Karakter ini cenderung dikaitkan dengan integritas. Integritas merupakan
perilaku moral yang menunjukkan pribadi sesungguhnya dari seseorang
ketika tidak ada seorang pun yang mengawasi dia. Secara lebih sederhana,
karakter ini diwujudkan dengan mengatakan kebenaran, konsisten antara
perkataan dan perbuatan, memperlakukan orang lain dengan hormat, dan
memiliki kontrol diri yang baik. Menurut Horatio Alger, karakter seorang
pemimpin lebih penting dari latar belakang sosial, pendidikan atau
keahliannya karena karakter yang buruk dari seseorang akan memberikan
dampak negatif terhadap karakternya baiknya yang lain.
 Kompetensi.
Kompetensi merupakan hal yang tidak perlu diperdebatkan lagi ketika
membahas karakteristik pemimpin yang baik.Pemimpin yang berkompeten
dapat lebih memberikan keyakinan dan mengurangi kecemasan
karyawannya di saat krisis.
 Keberanian.
Dibutuhkan keberanian yang tinggi dari seorang pemimpin untuk
memberitahukan bawahannya bahwa organisasi sedang dalam masa yang
sulit.Keberanian juga dibutuhkan dalam pengambilan keputusan dan
menjawab pertanyaan yang sulit, menghadapi orang-orang yang marah
serta dalam menerima tanggung jawab.Hal inilah yang sesungguhnya
dituntut dari seorang pemimpin pada saat krisis.
 Tegas dalam pengambilan keputusan.
Krisis adalah saat dimana pemimpin dituntut untuk tegas dalam mengambil
keputusan karena keputusan yang salah pun lebih baik daripada tidak
melakukan apa-apa. Pengambilan keputusan yang baik dilakukan dengan
mengumpulkan informasi dan rekomendasi dari orang lain sesegera
mungkin, menyadari apabila informasi tersebut tidak tersedia, menyadari
risiko yang dihadapi, mendengarkan insting-nya sebagai pemimpin dan
menentukan sebuah keputusan di saat yang dibutuhkan.
E. STRATEGI KEPEMIMPINAN DI SAAT KRISIS
 Strategi ini dirumuskan melalui penelitian terhadap
kesuksesan penerapan crisis leadership pada masa lalu.
 Kekuatan setiap strategi tersebut bervariasi sesuai krisis
yang terjadi.Juga tidak menutup kemungkinan untuk
menerapkan strategi tersebut secara khusus pada fase-
fase dalam crisis lifecycle model.
 Pada bagian ini akan dibahas terlebih dahulu bagaimana
setiap strategi berperan selama periode krisis. Seperti
halnya sumbu Y, sumbu X crisis lifecycle model di bawah
ini, juga dibagi menjadi tiga zona yang menggambarkan
fase (waktu) berlangsungnya krisis, yaitu fase persiapan
(preparation phase), fase darurat (emergency phase) serta
fase adaptasi (adiptive phase).
1. Preparation Phase.
 Fase pertama dari sebuah krisis adalah fase persiapan krisis. Pada fase ini,
organisasi biasanya berada pada comfort zone sehingga sulit bagi pemimpin untuk
menggerakkan organisasi keluar dari comfort zone-nya dan melakukan proses
pembelajaran guna menghadapi krisis. Pemimpin harus dapat menjaga
keseimbangan perubahan dalam organisasinya sehingga dapat mendorong
organisasi untuk berubah dan keluar dari status quo tanpa menimbulkan krisis.
2. Emergency Phase
 Fase darurat in dimulai ketika krisis mulai terjadi. Faktor terpenting pada fase ini
adalah bagaimana mengatasi hambatan dan mengurangi disequilibrium level ke
tingkat yang aman. Inilah saatnya dimana pemimpin harus menggunakan quick-
technical techniques untuk mengurangi disequilibrium level.Pengambilan keputusan
secara tapat waktu adalah kuncinya.Tetapi pemimpin dihadapkan dengan adanya
ketidakpastian yang terjadi selama krisis. Selama fase ini, pemimpin hanya memiliki
kesempatan yang sempit dan terbatas untuk mengurangi disequilibrium level dan
menjaga stabilitas organisasi.
Terdapat tujuh strategi yang dapat diterapkan pada saat krisis menurut John
P. Powell. Ketujuh strategi tersebut adalah :
 Leading from the front.
Pemimpin di saat krisis harus mampu menampilkan dirinya dengan sifat
tenang, berani, berkomitmen dan penuh perhatian.Ia harus mengerti
bahwa masyarakat atau bawahannya perlu melihat dirinya untuk
menciptakan ketenangan. Selain itu, ia perlu menciptakan kesempatan dan
menggunakan kekuatannya untuk memberikan jaminan bagi masyarakat
untuk keadaan yang lebih baik.
 Focus on the core purpose.
Beberapa hal yang dilakukan dalam strategi ini adalah memahami tujuan
utama organisasi, menanamkan nilai-nilai dan menyesuaikannya dengan
realita yang ada, menyatakan visi secara jelas dan mewujudkan nilai-nilai,
meng-adjust tujuan secara konsisten dan berkesinambungan sesuai
dengan keadaan.
 Build the team.
diperlukan suatu kerjasama untuk mengubah suatu keadaan dalam
organisasi. Oleh sebab itu penting bagi seorang pemimpin untuk
membangun suatu jaringan dan memperlakukan bawahannya sebagai tim.
 Conduct Continuous Planning.
Menurut Roberto Giuliani, perencanaan merupakan kunci terpenting untuk
mencapai sukses. Perencanaan juga mencakup bagaimana kita
mengantisipasi permasalahan yang akan terjadi. Tidak ada organisasi yang
kebal terhadap Menghindari krisis tidak menjamin suatu organisasi tidak
terkena dampak dari krisis yang terjadi.Oleh sebab itu, pemimpin harus
mengarahkan organisasinya untuk melaksanakan contingency
planning.Contingency planning adalah kegiatan untuk mengorganisasikan
dan merumuskan alternatif keputusan sebanyak mungkin sebelum krisis
terjadi.
 Mitigate the Threat.
Ketika terjadi, krisis menjadikan keadaan yang buruk menjadi lebih buruk
karena seorang pemimpin gagal melakukan tindakannya.Ketika krisis baru
muncul, pemimpin harus mengambil keputusan sesegera mungkin,
sekalipun itu sulit.Penanganan krisis yang sukses membutuhkan ketepatan
waktu dalam pengambilan keputusan dan tindakan.
 Tell the Story.
Seorang pemimpin dituntut untuk berkomunikasi secara efektif dengan
memanfaatkan segala bentuk komunikasi untuk memastikan bahwa seluruh
elemen organisasi menerima apa yang dia sampaikan. Kegagalan dalam
komunikasi akan menimbulkan misinformasi di masyarakat yang apabila berlanjut
terus akan menghancurkan organisasi tersebut. Oleh sebab itu, kesuksesan
seorang pemimpin dalam melalui krisis ditentukan dengan caranya
berkomunikasi. Jika pemimpin dianggap sebagai orang yang terbuka, dapat
dipercaya, apa adanya serta memiliki keyakinan terhadap masa depan organisasi,
maka pemimpin lebih dekat dalam mencapai keberhasilan.
 Profit from the Crisis
Pemimpin selalu diburu oleh waktu.Semakin lama krisis berlangsung maka semakin
parah pula dampaknya terhadap organisasi.Ketika krisis telah selesai, pemimpin
harus mengumumkannya secara jelas. Hal ini akan mengubah paradigma dan
mindset setiap elemen organisasi yang semula berorientasi pada
penganggulangan krisis menjadi berorientasi untuk mencari peluang. Pemimpin
harus menjelaskan kepada organisasinya apa yang telah terjadi dan mengapa hal
itu terjadi. Dan yang terpenting, organisasi harus mampu belajar dari krisis yang
pernah terjadi untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Makalah Prilaku Organisasi
Makalah Prilaku OrganisasiMakalah Prilaku Organisasi
Makalah Prilaku OrganisasiRidha Sari HR
 
Konsep asas kepemimpinan
Konsep asas kepemimpinanKonsep asas kepemimpinan
Konsep asas kepemimpinanEmyza Hamzah
 
Understanding group and team
Understanding group and teamUnderstanding group and team
Understanding group and teamDiva Syachrani
 
Strategi dalam kepemimpinan
Strategi dalam kepemimpinanStrategi dalam kepemimpinan
Strategi dalam kepemimpinanVictor Madritsta
 
Group Dynamic and Team Building.
Group Dynamic and Team Building.Group Dynamic and Team Building.
Group Dynamic and Team Building.syahdibrata
 
Strategi mempertingkatkan kerjasama dan semangat kerja berpasukan di
Strategi mempertingkatkan kerjasama dan semangat kerja berpasukan diStrategi mempertingkatkan kerjasama dan semangat kerja berpasukan di
Strategi mempertingkatkan kerjasama dan semangat kerja berpasukan dimiziology
 
Group Dynamic and Team Building
Group Dynamic and Team BuildingGroup Dynamic and Team Building
Group Dynamic and Team BuildingMariaHastiKartika
 
Conceptual framework, nova asvio, hapzi ali, principal job commitment, uin st...
Conceptual framework, nova asvio, hapzi ali, principal job commitment, uin st...Conceptual framework, nova asvio, hapzi ali, principal job commitment, uin st...
Conceptual framework, nova asvio, hapzi ali, principal job commitment, uin st...Nova Wawan
 
Memahami Kerja Sama Tim
Memahami Kerja Sama TimMemahami Kerja Sama Tim
Memahami Kerja Sama TimMeida Midut
 
Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam Organisasi
Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam OrganisasiKepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam Organisasi
Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam OrganisasiLisa Ramadhanty
 
Tugas artikel an.thamrin 0k
Tugas artikel an.thamrin 0kTugas artikel an.thamrin 0k
Tugas artikel an.thamrin 0kthamrinpanjaitan
 
EKMA 4116 - Modul 11 Komunikasi dan Motivasi dalam Organisasi
EKMA 4116 - Modul 11 Komunikasi dan Motivasi dalam OrganisasiEKMA 4116 - Modul 11 Komunikasi dan Motivasi dalam Organisasi
EKMA 4116 - Modul 11 Komunikasi dan Motivasi dalam OrganisasiAncilla Kustedjo
 
Anotasi 10 buku a.n. thamrin
Anotasi 10 buku a.n. thamrinAnotasi 10 buku a.n. thamrin
Anotasi 10 buku a.n. thamrinthamrinpanjaitan
 
HHHC9601 Kepimpinan & Kerja Berpasukan
HHHC9601 Kepimpinan & Kerja BerpasukanHHHC9601 Kepimpinan & Kerja Berpasukan
HHHC9601 Kepimpinan & Kerja BerpasukanMr. 29526
 
kepemimpinan & kinerja
kepemimpinan & kinerjakepemimpinan & kinerja
kepemimpinan & kinerjanasriah1
 

La actualidad más candente (19)

Mindful Ledership (Kepemimpinan Berkesadaran Penuh)
Mindful Ledership (Kepemimpinan Berkesadaran Penuh)Mindful Ledership (Kepemimpinan Berkesadaran Penuh)
Mindful Ledership (Kepemimpinan Berkesadaran Penuh)
 
Makalah Prilaku Organisasi
Makalah Prilaku OrganisasiMakalah Prilaku Organisasi
Makalah Prilaku Organisasi
 
Organisasi Belajar
Organisasi BelajarOrganisasi Belajar
Organisasi Belajar
 
Konsep asas kepemimpinan
Konsep asas kepemimpinanKonsep asas kepemimpinan
Konsep asas kepemimpinan
 
Understanding group and team
Understanding group and teamUnderstanding group and team
Understanding group and team
 
Strategi dalam kepemimpinan
Strategi dalam kepemimpinanStrategi dalam kepemimpinan
Strategi dalam kepemimpinan
 
Group Dynamic and Team Building.
Group Dynamic and Team Building.Group Dynamic and Team Building.
Group Dynamic and Team Building.
 
Strategi mempertingkatkan kerjasama dan semangat kerja berpasukan di
Strategi mempertingkatkan kerjasama dan semangat kerja berpasukan diStrategi mempertingkatkan kerjasama dan semangat kerja berpasukan di
Strategi mempertingkatkan kerjasama dan semangat kerja berpasukan di
 
Group Dynamic and Team Building
Group Dynamic and Team BuildingGroup Dynamic and Team Building
Group Dynamic and Team Building
 
Kelompok dan team
Kelompok dan teamKelompok dan team
Kelompok dan team
 
Conceptual framework, nova asvio, hapzi ali, principal job commitment, uin st...
Conceptual framework, nova asvio, hapzi ali, principal job commitment, uin st...Conceptual framework, nova asvio, hapzi ali, principal job commitment, uin st...
Conceptual framework, nova asvio, hapzi ali, principal job commitment, uin st...
 
Memahami Kerja Sama Tim
Memahami Kerja Sama TimMemahami Kerja Sama Tim
Memahami Kerja Sama Tim
 
Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam Organisasi
Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam OrganisasiKepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam Organisasi
Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam Organisasi
 
Tugas artikel an.thamrin 0k
Tugas artikel an.thamrin 0kTugas artikel an.thamrin 0k
Tugas artikel an.thamrin 0k
 
EKMA 4116 - Modul 11 Komunikasi dan Motivasi dalam Organisasi
EKMA 4116 - Modul 11 Komunikasi dan Motivasi dalam OrganisasiEKMA 4116 - Modul 11 Komunikasi dan Motivasi dalam Organisasi
EKMA 4116 - Modul 11 Komunikasi dan Motivasi dalam Organisasi
 
Anotasi 10 buku a.n. thamrin
Anotasi 10 buku a.n. thamrinAnotasi 10 buku a.n. thamrin
Anotasi 10 buku a.n. thamrin
 
HHHC9601 Kepimpinan & Kerja Berpasukan
HHHC9601 Kepimpinan & Kerja BerpasukanHHHC9601 Kepimpinan & Kerja Berpasukan
HHHC9601 Kepimpinan & Kerja Berpasukan
 
kepemimpinan & kinerja
kepemimpinan & kinerjakepemimpinan & kinerja
kepemimpinan & kinerja
 
Organisasi belajar
Organisasi belajarOrganisasi belajar
Organisasi belajar
 

Destacado

The learning organization
The learning organizationThe learning organization
The learning organizationTiffany Simmons
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinankuukou
 
Apple case ppt final org learning 11 Jan 2014
Apple case ppt final org  learning 11 Jan 2014Apple case ppt final org  learning 11 Jan 2014
Apple case ppt final org learning 11 Jan 2014Farhana Zaheer
 
Importance of Learning & Development of the employees in private sector organ...
Importance of Learning & Development of the employees in private sector organ...Importance of Learning & Development of the employees in private sector organ...
Importance of Learning & Development of the employees in private sector organ...AMANA BANK PLC
 
Knowledge management and learning organization
Knowledge management and learning organizationKnowledge management and learning organization
Knowledge management and learning organizationRajan Neupane
 
The Learning Organization - MoDev
The Learning Organization - MoDevThe Learning Organization - MoDev
The Learning Organization - MoDevAndrew Shafer
 

Destacado (10)

The learning organization
The learning organizationThe learning organization
The learning organization
 
Building the Learning Organization with IT
Building the Learning Organization with ITBuilding the Learning Organization with IT
Building the Learning Organization with IT
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Apple case ppt final org learning 11 Jan 2014
Apple case ppt final org  learning 11 Jan 2014Apple case ppt final org  learning 11 Jan 2014
Apple case ppt final org learning 11 Jan 2014
 
Sample essay on organization as a learning organization
Sample essay on organization as a learning organizationSample essay on organization as a learning organization
Sample essay on organization as a learning organization
 
Importance of Learning & Development of the employees in private sector organ...
Importance of Learning & Development of the employees in private sector organ...Importance of Learning & Development of the employees in private sector organ...
Importance of Learning & Development of the employees in private sector organ...
 
Makalah kepemimpian
Makalah kepemimpianMakalah kepemimpian
Makalah kepemimpian
 
Uniqlo
UniqloUniqlo
Uniqlo
 
Knowledge management and learning organization
Knowledge management and learning organizationKnowledge management and learning organization
Knowledge management and learning organization
 
The Learning Organization - MoDev
The Learning Organization - MoDevThe Learning Organization - MoDev
The Learning Organization - MoDev
 

Similar a Learning organization and crisis leadership

Nilai individu dalam membentuk organisasi pembelajar
Nilai individu dalam membentuk organisasi pembelajarNilai individu dalam membentuk organisasi pembelajar
Nilai individu dalam membentuk organisasi pembelajarnavyndl29
 
Perubahan dan pengembangan organisasi1
Perubahan dan pengembangan organisasi1Perubahan dan pengembangan organisasi1
Perubahan dan pengembangan organisasi1Surya Pratama
 
PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA GURU
PENGARUH IKLIM ORGANISASI  TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA GURUPENGARUH IKLIM ORGANISASI  TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA GURU
PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA GURUDedi Prestiadi
 
Review amstrong bab v n viii
Review amstrong bab v n viiiReview amstrong bab v n viii
Review amstrong bab v n viiiIfat Yusuf
 
Muhammad ghifary 11 & 12
Muhammad ghifary 11 & 12Muhammad ghifary 11 & 12
Muhammad ghifary 11 & 12kewong14
 
Learning, change and process improvement
Learning, change and process improvementLearning, change and process improvement
Learning, change and process improvementssuser279f9f
 
11, wira usaha, mohamad mustagfirin, msdm, manajemen operasi dan produksi, me...
11, wira usaha, mohamad mustagfirin, msdm, manajemen operasi dan produksi, me...11, wira usaha, mohamad mustagfirin, msdm, manajemen operasi dan produksi, me...
11, wira usaha, mohamad mustagfirin, msdm, manajemen operasi dan produksi, me...FirinMohammad
 
Learning organization, motivation to grow, customer satisfaction by Daniel Do...
Learning organization, motivation to grow, customer satisfaction by Daniel Do...Learning organization, motivation to grow, customer satisfaction by Daniel Do...
Learning organization, motivation to grow, customer satisfaction by Daniel Do...Daniel Doni
 
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)Sastra Diharlan
 
PERILAKU_ORGANISASI_ppt.ppt
PERILAKU_ORGANISASI_ppt.pptPERILAKU_ORGANISASI_ppt.ppt
PERILAKU_ORGANISASI_ppt.pptLisandri2
 
Pengembangan Organisasi dan Manajemen Perubahan
Pengembangan Organisasi dan Manajemen PerubahanPengembangan Organisasi dan Manajemen Perubahan
Pengembangan Organisasi dan Manajemen PerubahanAndi Tenripada
 
Quiz minggu 2 vision and company mission, longterm objective, corporate cultu...
Quiz minggu 2 vision and company mission, longterm objective, corporate cultu...Quiz minggu 2 vision and company mission, longterm objective, corporate cultu...
Quiz minggu 2 vision and company mission, longterm objective, corporate cultu...jonijontor1
 
Wawasan dasar pengelolaan_pendidikan (1)
Wawasan dasar pengelolaan_pendidikan (1)Wawasan dasar pengelolaan_pendidikan (1)
Wawasan dasar pengelolaan_pendidikan (1)Vivii Charmeiliaa
 
ppppppppppKEPEMIMPINAN DAN KEWIRAUSAHAAN.pptx
ppppppppppKEPEMIMPINAN DAN KEWIRAUSAHAAN.pptxppppppppppKEPEMIMPINAN DAN KEWIRAUSAHAAN.pptx
ppppppppppKEPEMIMPINAN DAN KEWIRAUSAHAAN.pptxwichissebenarnya1
 
Teori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihan
Teori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihanTeori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihan
Teori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihanBun Faris
 
Teori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihan
Teori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihanTeori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihan
Teori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihanBun Faris
 

Similar a Learning organization and crisis leadership (20)

Nilai individu dalam membentuk organisasi pembelajar
Nilai individu dalam membentuk organisasi pembelajarNilai individu dalam membentuk organisasi pembelajar
Nilai individu dalam membentuk organisasi pembelajar
 
Manajemen mutu
Manajemen mutuManajemen mutu
Manajemen mutu
 
Manajemen mutu
Manajemen mutuManajemen mutu
Manajemen mutu
 
Perubahan dan pengembangan organisasi1
Perubahan dan pengembangan organisasi1Perubahan dan pengembangan organisasi1
Perubahan dan pengembangan organisasi1
 
PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA GURU
PENGARUH IKLIM ORGANISASI  TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA GURUPENGARUH IKLIM ORGANISASI  TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA GURU
PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA GURU
 
Review amstrong bab v n viii
Review amstrong bab v n viiiReview amstrong bab v n viii
Review amstrong bab v n viii
 
Muhammad ghifary 11 & 12
Muhammad ghifary 11 & 12Muhammad ghifary 11 & 12
Muhammad ghifary 11 & 12
 
Inovasi dalam berorganisasi
Inovasi dalam berorganisasiInovasi dalam berorganisasi
Inovasi dalam berorganisasi
 
Learning, change and process improvement
Learning, change and process improvementLearning, change and process improvement
Learning, change and process improvement
 
11, wira usaha, mohamad mustagfirin, msdm, manajemen operasi dan produksi, me...
11, wira usaha, mohamad mustagfirin, msdm, manajemen operasi dan produksi, me...11, wira usaha, mohamad mustagfirin, msdm, manajemen operasi dan produksi, me...
11, wira usaha, mohamad mustagfirin, msdm, manajemen operasi dan produksi, me...
 
Learning organization, motivation to grow, customer satisfaction by Daniel Do...
Learning organization, motivation to grow, customer satisfaction by Daniel Do...Learning organization, motivation to grow, customer satisfaction by Daniel Do...
Learning organization, motivation to grow, customer satisfaction by Daniel Do...
 
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
 
PERILAKU_ORGANISASI_ppt.ppt
PERILAKU_ORGANISASI_ppt.pptPERILAKU_ORGANISASI_ppt.ppt
PERILAKU_ORGANISASI_ppt.ppt
 
pembangunan organisasi
pembangunan organisasipembangunan organisasi
pembangunan organisasi
 
Pengembangan Organisasi dan Manajemen Perubahan
Pengembangan Organisasi dan Manajemen PerubahanPengembangan Organisasi dan Manajemen Perubahan
Pengembangan Organisasi dan Manajemen Perubahan
 
Quiz minggu 2 vision and company mission, longterm objective, corporate cultu...
Quiz minggu 2 vision and company mission, longterm objective, corporate cultu...Quiz minggu 2 vision and company mission, longterm objective, corporate cultu...
Quiz minggu 2 vision and company mission, longterm objective, corporate cultu...
 
Wawasan dasar pengelolaan_pendidikan (1)
Wawasan dasar pengelolaan_pendidikan (1)Wawasan dasar pengelolaan_pendidikan (1)
Wawasan dasar pengelolaan_pendidikan (1)
 
ppppppppppKEPEMIMPINAN DAN KEWIRAUSAHAAN.pptx
ppppppppppKEPEMIMPINAN DAN KEWIRAUSAHAAN.pptxppppppppppKEPEMIMPINAN DAN KEWIRAUSAHAAN.pptx
ppppppppppKEPEMIMPINAN DAN KEWIRAUSAHAAN.pptx
 
Teori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihan
Teori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihanTeori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihan
Teori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihan
 
Teori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihan
Teori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihanTeori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihan
Teori pembelajaran dan dinamika kelompok dalam pelatihan
 

Más de Economic and Business Airlangga University

Más de Economic and Business Airlangga University (20)

ANALYSIS OF GREEN INFORMATION TECHNOLOGY IN TOSHIBA COMPANIES
ANALYSIS OF GREEN INFORMATION TECHNOLOGY IN TOSHIBA COMPANIESANALYSIS OF GREEN INFORMATION TECHNOLOGY IN TOSHIBA COMPANIES
ANALYSIS OF GREEN INFORMATION TECHNOLOGY IN TOSHIBA COMPANIES
 
Global operations adidas
Global operations adidasGlobal operations adidas
Global operations adidas
 
Strategi operasi
Strategi operasi Strategi operasi
Strategi operasi
 
kajian manajemen strategi lingkungan Internal 'PT Waskita
kajian manajemen strategi lingkungan Internal 'PT Waskitakajian manajemen strategi lingkungan Internal 'PT Waskita
kajian manajemen strategi lingkungan Internal 'PT Waskita
 
Estimasi biaya dan pembiayaan
Estimasi biaya dan pembiayaanEstimasi biaya dan pembiayaan
Estimasi biaya dan pembiayaan
 
Fast fashion of zara ppt
Fast fashion of zara pptFast fashion of zara ppt
Fast fashion of zara ppt
 
Project team Building,conflict and Negotiation
Project team Building,conflict and NegotiationProject team Building,conflict and Negotiation
Project team Building,conflict and Negotiation
 
Manajemen kualitas
Manajemen kualitasManajemen kualitas
Manajemen kualitas
 
Tehnologi Informasi Pada Supply Chain
Tehnologi Informasi Pada Supply Chain Tehnologi Informasi Pada Supply Chain
Tehnologi Informasi Pada Supply Chain
 
Manajemen Strategik Lingkungan Eksternal
Manajemen Strategik Lingkungan EksternalManajemen Strategik Lingkungan Eksternal
Manajemen Strategik Lingkungan Eksternal
 
Metpen definisi
Metpen definisiMetpen definisi
Metpen definisi
 
Manajemen proyek Project and Strategy Management
Manajemen proyek Project and Strategy ManagementManajemen proyek Project and Strategy Management
Manajemen proyek Project and Strategy Management
 
Menstrak visi misi per 1
Menstrak visi misi per 1Menstrak visi misi per 1
Menstrak visi misi per 1
 
Chapter 7 -_followership,_leader_member_exchange_-_kelompok_5[1]
Chapter 7 -_followership,_leader_member_exchange_-_kelompok_5[1]Chapter 7 -_followership,_leader_member_exchange_-_kelompok_5[1]
Chapter 7 -_followership,_leader_member_exchange_-_kelompok_5[1]
 
Sistem Informasi Management
Sistem Informasi ManagementSistem Informasi Management
Sistem Informasi Management
 
Leadership of ethics, diversity, and culture
Leadership of ethics, diversity, and cultureLeadership of ethics, diversity, and culture
Leadership of ethics, diversity, and culture
 
Self managed teams
Self managed teamsSelf managed teams
Self managed teams
 
Charismatic and transformational
Charismatic and transformationalCharismatic and transformational
Charismatic and transformational
 
Change Management and Strategic Leadership
Change Management and Strategic Leadership Change Management and Strategic Leadership
Change Management and Strategic Leadership
 
Tugas Sejarah
Tugas SejarahTugas Sejarah
Tugas Sejarah
 

Learning organization and crisis leadership

  • 1. LEARNING ORGANIZATION AND CRISIS LEADERSHIP LEADERSHIP
  • 2. LEADER 5 1. HANIF ADI P (041211231087) 2. EVI MARIA ULFAH (041211231097) 3. M EMERALDI R (041211231098) 4. DIAN ANGGRAENI (041211231244) 5. INDRA Y (041211231251) 6. ISHFAH AHMAD (041211232144) 7. IGGOR JAYANTO (041211232151) 8. BAYYINAH N (041211233090)
  • 3. DEFINISI ORGANISASI PEMBELAJARAN Terdapat pelbagai definisi tentang organisasi pembelajaran seperti berikut: "Organisation where people continually expand their capacity to create the result they truly desire, where new and expensive patterns of thinking are nurtured, where collective aspiration is set free, and where people are continually learning how to learn together"(Senge, 1990). "Organisation that creates an environment where the behaviours and practices involved in continuous development are actively encouraged" (Mumford, 1995). "Organisation that facilitates the learning of all its members and continually transforms itself" (Pedler, Burgoyne and Boydett, 1991).
  • 4. Berdasarkan beberapa definisi dan konsep yang dikemukakan di atas maka jelaslah bahwa organisasi pembelajaran merupakan sebuah organisasi yang menjadikan pembelajaran sebagai budaya di kalangan warganya. Pemimpin mengajak warga organisasinya untuk meningkatkan pengetahuan dan kemahiran serta memberi nilai yang tinggi terhadap aktiviti pembelajaran. Pemimpin sentiasa menyokong pembelajaran warga organisasi dengan menyediakan berbagai kemudahan untuk mereka maju dan membangun sebuah perkembangan. Segala yang dipelajari bersama, kemudian diadaptasi dan diaplikasikan dalam organisasi untuk mencapai matlamat diri dan organisasi secara serentak. Oleh sebab itu, dirumuskan bahwa pembelajaran organisasi (learning organisation) wujud apabila semua warga organisasi secara terancang dan aktif terlibat dalam proses pembelajaran dengan mengambil kira unsur-unsur persekitaran untuk tujuan penambahbaikan berterusan demi mencapai objektif, misi dan visi organisasi.
  • 5. KONSEP ORGANISASI PEMBELAJARAN DAN PEMBELAJARAN ORGANISASI Konsep organisasi pembelajaran (learning organisation) dan pembelajaran organisasi (organisational learning) sering digunakan secara bertukar ganti. Organisasi pembelajaran adalah merujuk kepada ciri ciri, bentuk atau budaya sebuah organisasi yang kondusif bagi warganya, mempelajari, mendapat, mencipta dan berkongsi pengetahuan. Manakala konsep pembelajaran organisasi adalah merujuk kepada proses dan aktiviti pembelajaran yang dilalui oleh semua warga organisasi berkenaan.
  • 6. KEPENTINGAN ORGANISASI PEMBELAJARAN Senge (1990) terdapat berbagai Kepentingan yang diperoleh dengan mewujudkan organisasi pembelajaran, antaranya adalah seperti peningkatan kualiti pengeluaran, memperbaiki hubungan kepada pelanggan, meningkatkan komitmen kakitangan, meningkatkan kepuasan kerja, meningkatkan kecekapan, meningkatkan sistem penyampaian serta mempertingkatkan keberkesanan pengurusan perubahan. Marquart (1996) mempercayai bahawa pembelajaran merupakan kunci kepada produktiviti dan merupakan satu bentuk baru kepada pekerja. Oleh itu pembelajaran mestilah diwujudkan dalam proses mereka melakukan kerja.
  • 7. Pembelajaran organisasi melibatkan lebih banyak pengetahuan tasit berbanding dengan pengetahuan eksplisit. Manakala pembelajaran dalam kursus/latihan formal lebih banyak melibatkan pengetahuan eksplisit berbanding dengan pengetahuan tasit.
  • 8. PUTARAN PEMBELAJARAN (LEARNING CYCLE) Secara umumnya, pembelajaran organisasi perlu melalui proses putaran. Mempelajari sesuatu yang baru membantu warga organisasi melihat sesuatu daripada perspektif yang berbeda. Pengetahuan baru mungkin membantu warga organisasi melihat pelanggan dari sudut yang berbeza atau menilai semula segala andaian-andaian yang mendasari perjalanan organisasi. Kesedaran baru berkembang dan merubahkan sikap warga organisasi dan seterusnya mewujudkan budaya organisasi yang baru. Keyakinan dan kemahiran yang diperolehi daripada pengetahuan yang baru akan mendorong warga organisasi mempelajari sesuatu yang lebih baru (Senge, 1990).
  • 9. MODEL ORGANISASI PEMBELAJARAN  Penguasaan Diri (Personal Mastery) Penguasaan diri bermaksud keupayaan individu menguasai sesuatu bidang yang berkaitan disiplin yang berterusan, mempertajam visi, meningkat pengetahuan dan kemahiran, membina sifat sabar dan melihat sesuatu perkara dengan pandangan yang objektif. Faktor utama bagi penguasaan diri adalah kefahaman dan keupayaan menggunakan fikiran bawah sedar (subconscious) dan kebolehan melihat sesuatu secara menyeluruh yang sating berkaitan.  Model Mental (Mental Model) Model mental adalah merupakan persepsi seseorang terhadap sesuatu perkara yang mempengaruhi bagaimana is melihat sesuatu dan bertindak terhadap perkara berkenaan. Bagi Senge (1990), seseorang warga organisasi hendaklah memastikan model mentalnya berada dalam keadaan yang boleh membantu dan bukannya menghalang kemajuan organisasi. Sebahagian proses pembelajaran adalah melihat dan menilai semula model mental masing-masing.
  • 10. • Building Shared Vision Pengurus hendaklah membangun, menyebarkan visi, matlamat dan nilai organisasi kepada semua kakitangannya. Senge (1990), perkongsian visi memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran organisasi. Di samping itu memiliki visi meningkatkan lagi komitmen dan semangat kerja warga organisasi. • Pemikiran Secara Bersistem (System Thinking) Kakitangan hendaklah melihat sesuatu perkara secara keseluruhan. Melihatnya secara saling berkaitan dan bukannya secara sebab akibat. Pemikiran secara bersistem membantu seseorang melihat dan menilai sesuatu dengan cara yang lebih berkesan. Bagi melaksanakan pemikiran secara bersistem memerlukan perubahan dalam corak pemikiran warga organisasi. • Team Learning Kumpulan boleh mempelajari sesuatu lebih baik daripada individu. Kecerdasan kumpulan adalah lebih tinggi daripada kecerdasan fikiran individu dalam kumpulan tersebut. Kunci utama bagi pembelajaran kumpulan adalah dialog dan perbincangan. Menguasai pola pemikiran dan interaksi datam kumputan adalah kunci utama bagi kejayaan pembelajaran berkumpulan dan seterusnya menjadi faktor penting bagi kejayaan pembelajaran organisasi.
  • 11. Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya halangan terhadap pembelajaran dan perubahan. Antara faktor-faktor tesebut adalah seperti warga organisasi enggan keluar daripada zonanya; mereka kurang yakin terhadap individu yang mencadangkan pelaksanaan pembelajaran dan perubahan; berpendapat organisasi pembelajaran tidak perlu karena suasana pekerjaan semasa dilihat tidak menghadapi masalah dan ancaman. Oleh karena itu, mereka akan mempersoalkan kenapa mereka perlu belajar; warga organisasi berpendapat organisasi pembelajaran sukar dilaksanakan, mereka enggan memberi kerjasama; pelaksanaan organisasi pembelajaran yang dianggap tidak sesuai dengan nilai yang dipegang oleh setiap individu juga merupakan faktor penghalang bagi pembelajaran organisasi.
  • 12. TINDAKAN-TINDAKAN MENINGKATKAN PEMBELAJARAN ORGANISASI Menggalak penghargaan pada flexibility dan pembelajaran Menggalakkan pemikiran secara bersistem (system thinking) Membantu warga organisasi memahami dan menigkatkan model mental. Menggalak dan mempermudah pembelajaran individu dan organisasi Mendapatkan pengetahuan daripada luar organisasi Menggalak inovasi Mempermudah penyebaran pengetahuan
  • 13. PENGERTIAN KRISIS DAN KEPEMIMPINAN KRISIS (CRISIS LEADERSHIP) 1. Pengertian Krisis.  Definisi tentang krisis salah satunya dikemukakan oleh Robert P. Powell dalam bukunya Crisis–A Leadership Opportunity (2005) yang menyatakan bahwa krisis adalah kejadian yang tidak diharapkan, berdampak dramatis, kadang belum pernah terjadi sebelumnya yang mendorong organisasi kepada suatu kekacauan (chaos) dan dapat menghancurkan organisasi tersebut tanpa adanya tindakan nyata.  Krisis tidak memiliki batas (no boundaries) dan dapat terjadi kapan saja, dimana saja terhadap setiap organisasi (profit dan non profit, publik dan privat).Krisis menyerang ketika suatu organisasi berhenti menemukan permasalahan yang ditimbulkan oleh lingkungan tempat mereka berada (Thomas Kuhn, 1996).Kondisi ekonomi global dan iklim politik dapat memperbesar dampak dari suatu krisis sehingga menjadikan krisis sebagai hal yang biasa terjadi dalam perusahaan (Gene Klann, 2003).
  • 14. Karakteristik krisis pada umumnya yaitu adanya ketidakstabilan tinggi yang berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap kelangsungan hidup organisasi.Kata krisis sendiri berasal dari bahasa Yunani krisis yang berarti “mengayak atau memisahkan”. Oleh sebab itu, krisis dapat membedakan masa lalu dengan masa depan organisasi, membedakan pemimpin yang efektif dan tidak serta mengubah organisasi secara signifikan. Krisis biasanya ditimbulkan oleh suatu keadaan darurat yang justru memperparah dampak krisis tersebut. Beberapa keadaan yang dapat dikategorikan sebagai krisis bagi suatu perusahaan misalnya : kegagalan produksi, hostile takeover, krisis keuangan global, tuntutan pengadilan, bencana alam, kerusuhan, perang, pergantian pemimpin, unjuk rasa pekerja, dll.
  • 15. Kepemimpinan Krisis (Crisis Leadership) Kepemimpinan di saat krisis melibatkan aspek emosional yang lebih besar dari sang pemimpin. Selain itu juga menuntut pengambilan keputusan secara cepat dan tepat. Menurut Allan L. Schoenberg, pemimpin diperlukan pada saat krisis untuk mengkomunikasikan visi secara jelas, menenangkan ketakutan internal dan meyakinkan pihak lain. Pemimpin juga harus meng-update secara sering apa yang sedang, telah dan akan terjadi, mendapatkan kepercayaan pemegang saham, disamping menyeimbangkan strategi jangka organisasi dengan kebutuhan jangka pendek. Ketika krisis terjadi, diperlukan perhatian yang cepat. Kemampuan dan kepemimpinan harus digabungkan ke dalam perencanaan krisis dan teknik manajemen krisis untuk menyeimbangkan antara pelaksanaan manajemen krisis tersebut dengan membangun hubungan dengan pihak lain.
  • 16. Tujuan crisis leadership adalah untuk memperbaiki dan mempertahankan sebuah organisasi.Kesuksesan kepemimpinannya diawali dengan adanya kepercayaan pihak internal (anggota, karyawan, rakyat) maupun pihak eksternal (komunitas, pelanggan, suplier, rekanan, dll) terhadap organisasi. Kepercayaan akan mendukung organisasi untuk bisa kembali ke kondisi normal dan penting dalam mendukung keberlangsungan kehidupan organisasi. Untuk menggapainya dibutuhkan Kebenaran (Authenticity) dan Pengaruh (Influence) dari seorang Pemimpin Krisis. Tanpa kedua karakteristik tersebut, seorang pemimpin akan kehilangan dukungan dari dalam dan luar organisasi. Kedua karakter tersebut adalah pilar-pilar kepemimpinan krisis.Oleh karena itu seorang pemimpin yang tidak memiliki salah satu atau bahkan kedua karakteristik tersebut, walaupun mungkin memiliki karekteristik kepemimpinan yang lain, kecenderungan untuk gagal besar.
  • 17. C. PENDEKATAN SITUASIONAL DAN KEPEMIMPINAN KRISIS Ide utama pendekatan situasional mengenai kepemimpinan adalah tidak ada suatu karakter tertentu yang berlaku umum bagi setiap pemimpin yang efektif dan tidak ada pula satu gaya kepemimpinan yang efektif untuk semua situasi. Salah satu gagasan dalam pendekatan situasional dikembangkan oleh Fred E. Fiedler yang berpendapat bahwa gaya kepemimpinan yang berbeda akan memadai untuk situasi yang berbeda karena tidak ada satu gaya kepemimpinan yang paling baik untuk semua situasi, ancangan ini kemudian dikenal dengan nama Fiedler Contingency Model yang menggunakan asumsi bahwa kontribusi pemimpin terhadap keberhasilan kinerja kelompoknya ditentukan oleh karakteristik dari pemimpin tersebut dan situasi. Selain itu Fiedler juga berasumsi bahwa kepemimpinan seseorang adalah tetap, sehingga apabila suatu pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang tidak sesuai dengan situasi yang dihadapi, maka pemimpin tersebut harus diganti demi tercapainya efektivitas.
  • 18. Sedangkan gagasan yang lain dikembangkan oleh Vroom dan Yetton, bahwa gaya kepemimpinan disesuaikan dengan jawaban-jawaban atas situasi tertentu. Untuk mengetahui karakteristik yang dimiliki oleh seorang pemimpin Fiedler menggunakan kuesioner least preferred cowerker yang bertujuan untuk mengukur apakah seorang pemimpin tersebut berorientasi pada pekerjaan atau relasi. Pemimpin yang berpersepsi bahwa rekan kerja tersebut tidak baik (negative terms atau berarti low LPC leader) berarti mempunyai orientasi pekerjaan, sedangkan high LPC leader berarti lebih menyukai terbentuknya hubungan yang baik dengan bawahan.
  • 19. Pada saat organisasi mengalami krisis atau perubahan, seorang pemimpin harus memiliki kemampuan dan karakteristik tertentu yang diperlukan dalam mengatasi krisis. Menurut Allan Schoenberg, situasi juga kadang-kadang menentukan seorang pemimpin. Setiap krisis memerlukan respon yang berbeda dari pemimpin. Seorang crisis leader mungkin pada suatu saat menjadi follower pada situasi yang lain. Dengan berubahnya situasi, seorang pemimpin diharapkan untuk menggunakan kemampuannya untuk mengubah gaya komunikasi, tujuan organisasi dan pendekatan dalam menanggapi informasi baru. Oleh karena itu, ketika menghadapi krisis, seorang pemimpin harus berpikir dan mempertimbangkan untuk menentukan siapa yang dihadapi, tujuan mereka, dan bagaimana setiap tindakan mereka akan berakibat pada situasi sekarang dan menciptakan konsekuensi baru.
  • 20. D. MODEL KEPEMIMPINAN KRISIS  Tujuan dari crisis leadership adalah membangun dan mempertahankan kepercayaan, kredibilatas diantara pekerja, komunitas, pelanggan, partner, suppliers, investor dan pihak-pihak lain yang memeiliki ketergantungan dengan organisasi melalui komunikasi dua arah.Kepercayaan dapat diraih dengan adanya pengaruh dan karakter dari sorang pemimpin.Tanpa adanya dua faktor ini, seorang pemimpin tidak dapat memperoleh dukungan saat menghadapi krisis.Karakteristik bawaan ini merupakan pilar dari crisis leadership.  Model crisis leadership ini menggambarkan karakteristik individual yang diperlukan dalam membentuk pemimpin di saat krisis dan mencapai hasil yang diharapkan. Model ini dibuat tidak untuk menyederhanakan proses kepemimpinan di saat krisis karena hal tersebut merupakan proses yang rumit yang tidak hanya melibatkan pikiran tetapi juga emosi atau perasaan (not only leading from the mind but also leading from the heart).
  • 21. 1. FAKTOR-FAKTOR PENGARUH EKSTERNAL. Informasi.  Selama masa krisis, pemimpin harus memiliki akses informasi untuk memahami situasi dan kondisi dan selanjutnya bisa membuat keputusan yang bisa membawa organisasi ke arah yang lebih baik.Sonder informasi, seorang pemimpin krisis tidak mampu membuat keputusan yang efektif. Nasihat dari Luar (External Conscience).  Seorang pemimpin krisis memerlukan seseorang di luar organisasi yang berperan sebagai penasehat. Bisa dari alim ulama, konsultan, mentor atau sahabat yang bisa dipercaya. Orang-orang ini diharapkan bisa memberikan panduan, bukan jawaban, dalam menyelesaikan krisis.  Persiapan. Seharusnya seorang pemimpin krisis memperoleh pelatihan-pelatihan yang akan membantunya menghadapi hal-hal yang tidak diharapkan dan mengkomunikasikan hasilnya. Pelatihan dapat berupa manajemen resiko atau yang diadakan konsultan eksternal.  Pengalaman. Pengalaman adalah guru terbaik. Pengalaman akan membantu seorang pemimpin dalam menentukan langkah-langkah apa yang harus diambilnya apabila krisis yang sama atau serupa terjadi lagi.
  • 22. 2. PILLAR-PILAR KEPEMIMPINAN KRISIS  Kebenaran (Authenticity). Dalam hal ini, seorang pemimpin dituntut untuk mampu mengkomunikasikan ralita krisis yang dialami organisasi dan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi dengan jujur.Selanjutnya pemimpin juga harus mampu menjamin kesesuaian perkataan dengan tindakannya, dan langkah yang diambil tersebut tidak melanggar peraturan dan berguna dalam mengatasi krisis.  Pengaruh (Influence) Pengaruh adalah usaha untuk mengendalikan pesan dan mempengaruhi situasi. Kemampuan memberi pengaruh positif terhadap organisasi selama krisis akan menimbulkan reaksi yang diharapkan dan respon yang akan membantu mengendalikan situasi dan orang-orang yang terlibat.
  • 23. 3. PONDASI KEPEMIMPINAN KRISIS Komunikasi  Biasanya seorang pemimpin krisis menjadi juru bicara organisasi.Oleh karena itu dia harus memiliki kemampuan untuk menyampaikan berita dan berkomunikasi secara konstan dengan semua audiens.Bentuk komunikasi dua arah seharusnya yang diterapkan, artinya dia harus mampu untuk mendengar dan memberikan jawaban serta untuk memperhatikan dan memberi umpan balik kepada komunikan.
  • 24. 4. ATTRIBUT PERSONAL / NILAI  Unsur ini adalah kombinasi dari karakteristik bawaan (traits) yang seharusnya dimiliki pemimpin krisis.Mungkin bagian ini adalah yang paling sering diperdebatkan oleh para peneliti teori kepemimpinan. Namun apapun itu, pada intinya pemimpin krisis yang efektif akan menggunakannya untuk mengadaptasi kebutuhan dan reaksi dari pihak-pihak yang terkait dengannya. Berikut ini adalah hasil survei yang dilakukan Allan L Schoenberg tentang beberapa atribut personal pemimpin krisis:
  • 25. Menurut Gene Klann (2003), ada beberapa leadership skills dan traitsyang penting pada saat sebelum krisis, saat menghadapi krisis dan setelah krisis berlangsung. Tiga skills teratas adalah terpenting diantara skills lainnya.  Komunikasi. Komunikasi disini tidak hanya membutuhkan strategi komunikasi yang baik tetapi juga adanya keahlian berkomunikasi (communication skills) yang dimiliki oleh seorang pemimpin.Keahlian berkomunikasi tersebut meliputi artikulasi yang jelas, pengaturan nada bicara untuk mendapatkan verbal expression yang mendalam, pemilihan kata yang tepat serta tempo bicara yang sesuai. Selain itu, keahlian berkomunikasi juga ditunjukkan dengan kemampuan mendengarkan yang baik, eye contact dan body gesture yang sesuai serta kemampuan membuat orang lain paham tentang apa yang kita bicarakan. Contoh pemimpin yang memiliki keahlian berkomunikasi yang baik adalah Winston Churchill.Pada saat Perang Dunia II, dia berhasil menjaga dan bahkan membakar semangat para tentara dan penduduk London dengan kemampuan oratornya.
  • 26.  Kejelasan Visi dan Nilai Visi dan sistem nilai yang jelas akan berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan pengaruh selama krisis sebelum, saat dan setelah krisis berlangsung. Hal ini akan efektif bila terdapat sistem nilai yang menjelaskan apa yang penting bagai organisasi dan apa yang tidak. Selama masa krisis, pemimpin dapat memanfaatkan visi dan sistem nilai serta menggunakannya sebagai alat untuk mengarahkan dan memberikan stabilitas kepada pegawai.Contohnya adalah kepemimpinan Lee Iacocca saat menjadi CEO di Chrysler.  Kepedulian. Kepedulian yang tulus terhadap orang lain akan bermanfaat sebagai pemenuhan emotional needs bagi orang yang sedang mengalami krisis. Ketulusan dan kepedulian seorang pemimpinn terhadap bawahannya akan menghasilkan loyalitas sebagai timbal baliknya. Hal ini bahkan dapat mendorong kreativitas dan inovasi para pekerja untuk segera keluar dari krisis.
  • 27.  Keteladanan. Semua orang cenderung untuk meniru tingkah laku dari orang yang mereka hormati tanpa mempertimbangkan posisi orang tersebut. Pemimpin yang efektif memanfaatkan keteladanan ini dengan memperhatikan dampak setiap tingkah laku dan perkataan mereka terhadap orang lain. Dengan adanya keteladanan dari seorang pemimpin, setiap elemen organisasi akan secara sadar memberikan timbal balik yag positif terhadap apa yang diinginkan oleh pemimpin tersebut.  Character. Karakter ini cenderung dikaitkan dengan integritas. Integritas merupakan perilaku moral yang menunjukkan pribadi sesungguhnya dari seseorang ketika tidak ada seorang pun yang mengawasi dia. Secara lebih sederhana, karakter ini diwujudkan dengan mengatakan kebenaran, konsisten antara perkataan dan perbuatan, memperlakukan orang lain dengan hormat, dan memiliki kontrol diri yang baik. Menurut Horatio Alger, karakter seorang pemimpin lebih penting dari latar belakang sosial, pendidikan atau keahliannya karena karakter yang buruk dari seseorang akan memberikan dampak negatif terhadap karakternya baiknya yang lain.
  • 28.  Kompetensi. Kompetensi merupakan hal yang tidak perlu diperdebatkan lagi ketika membahas karakteristik pemimpin yang baik.Pemimpin yang berkompeten dapat lebih memberikan keyakinan dan mengurangi kecemasan karyawannya di saat krisis.  Keberanian. Dibutuhkan keberanian yang tinggi dari seorang pemimpin untuk memberitahukan bawahannya bahwa organisasi sedang dalam masa yang sulit.Keberanian juga dibutuhkan dalam pengambilan keputusan dan menjawab pertanyaan yang sulit, menghadapi orang-orang yang marah serta dalam menerima tanggung jawab.Hal inilah yang sesungguhnya dituntut dari seorang pemimpin pada saat krisis.  Tegas dalam pengambilan keputusan. Krisis adalah saat dimana pemimpin dituntut untuk tegas dalam mengambil keputusan karena keputusan yang salah pun lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa. Pengambilan keputusan yang baik dilakukan dengan mengumpulkan informasi dan rekomendasi dari orang lain sesegera mungkin, menyadari apabila informasi tersebut tidak tersedia, menyadari risiko yang dihadapi, mendengarkan insting-nya sebagai pemimpin dan menentukan sebuah keputusan di saat yang dibutuhkan.
  • 29. E. STRATEGI KEPEMIMPINAN DI SAAT KRISIS  Strategi ini dirumuskan melalui penelitian terhadap kesuksesan penerapan crisis leadership pada masa lalu.  Kekuatan setiap strategi tersebut bervariasi sesuai krisis yang terjadi.Juga tidak menutup kemungkinan untuk menerapkan strategi tersebut secara khusus pada fase- fase dalam crisis lifecycle model.  Pada bagian ini akan dibahas terlebih dahulu bagaimana setiap strategi berperan selama periode krisis. Seperti halnya sumbu Y, sumbu X crisis lifecycle model di bawah ini, juga dibagi menjadi tiga zona yang menggambarkan fase (waktu) berlangsungnya krisis, yaitu fase persiapan (preparation phase), fase darurat (emergency phase) serta fase adaptasi (adiptive phase).
  • 30. 1. Preparation Phase.  Fase pertama dari sebuah krisis adalah fase persiapan krisis. Pada fase ini, organisasi biasanya berada pada comfort zone sehingga sulit bagi pemimpin untuk menggerakkan organisasi keluar dari comfort zone-nya dan melakukan proses pembelajaran guna menghadapi krisis. Pemimpin harus dapat menjaga keseimbangan perubahan dalam organisasinya sehingga dapat mendorong organisasi untuk berubah dan keluar dari status quo tanpa menimbulkan krisis. 2. Emergency Phase  Fase darurat in dimulai ketika krisis mulai terjadi. Faktor terpenting pada fase ini adalah bagaimana mengatasi hambatan dan mengurangi disequilibrium level ke tingkat yang aman. Inilah saatnya dimana pemimpin harus menggunakan quick- technical techniques untuk mengurangi disequilibrium level.Pengambilan keputusan secara tapat waktu adalah kuncinya.Tetapi pemimpin dihadapkan dengan adanya ketidakpastian yang terjadi selama krisis. Selama fase ini, pemimpin hanya memiliki kesempatan yang sempit dan terbatas untuk mengurangi disequilibrium level dan menjaga stabilitas organisasi.
  • 31. Terdapat tujuh strategi yang dapat diterapkan pada saat krisis menurut John P. Powell. Ketujuh strategi tersebut adalah :  Leading from the front. Pemimpin di saat krisis harus mampu menampilkan dirinya dengan sifat tenang, berani, berkomitmen dan penuh perhatian.Ia harus mengerti bahwa masyarakat atau bawahannya perlu melihat dirinya untuk menciptakan ketenangan. Selain itu, ia perlu menciptakan kesempatan dan menggunakan kekuatannya untuk memberikan jaminan bagi masyarakat untuk keadaan yang lebih baik.  Focus on the core purpose. Beberapa hal yang dilakukan dalam strategi ini adalah memahami tujuan utama organisasi, menanamkan nilai-nilai dan menyesuaikannya dengan realita yang ada, menyatakan visi secara jelas dan mewujudkan nilai-nilai, meng-adjust tujuan secara konsisten dan berkesinambungan sesuai dengan keadaan.  Build the team. diperlukan suatu kerjasama untuk mengubah suatu keadaan dalam organisasi. Oleh sebab itu penting bagi seorang pemimpin untuk membangun suatu jaringan dan memperlakukan bawahannya sebagai tim.
  • 32.  Conduct Continuous Planning. Menurut Roberto Giuliani, perencanaan merupakan kunci terpenting untuk mencapai sukses. Perencanaan juga mencakup bagaimana kita mengantisipasi permasalahan yang akan terjadi. Tidak ada organisasi yang kebal terhadap Menghindari krisis tidak menjamin suatu organisasi tidak terkena dampak dari krisis yang terjadi.Oleh sebab itu, pemimpin harus mengarahkan organisasinya untuk melaksanakan contingency planning.Contingency planning adalah kegiatan untuk mengorganisasikan dan merumuskan alternatif keputusan sebanyak mungkin sebelum krisis terjadi.  Mitigate the Threat. Ketika terjadi, krisis menjadikan keadaan yang buruk menjadi lebih buruk karena seorang pemimpin gagal melakukan tindakannya.Ketika krisis baru muncul, pemimpin harus mengambil keputusan sesegera mungkin, sekalipun itu sulit.Penanganan krisis yang sukses membutuhkan ketepatan waktu dalam pengambilan keputusan dan tindakan.
  • 33.  Tell the Story. Seorang pemimpin dituntut untuk berkomunikasi secara efektif dengan memanfaatkan segala bentuk komunikasi untuk memastikan bahwa seluruh elemen organisasi menerima apa yang dia sampaikan. Kegagalan dalam komunikasi akan menimbulkan misinformasi di masyarakat yang apabila berlanjut terus akan menghancurkan organisasi tersebut. Oleh sebab itu, kesuksesan seorang pemimpin dalam melalui krisis ditentukan dengan caranya berkomunikasi. Jika pemimpin dianggap sebagai orang yang terbuka, dapat dipercaya, apa adanya serta memiliki keyakinan terhadap masa depan organisasi, maka pemimpin lebih dekat dalam mencapai keberhasilan.  Profit from the Crisis Pemimpin selalu diburu oleh waktu.Semakin lama krisis berlangsung maka semakin parah pula dampaknya terhadap organisasi.Ketika krisis telah selesai, pemimpin harus mengumumkannya secara jelas. Hal ini akan mengubah paradigma dan mindset setiap elemen organisasi yang semula berorientasi pada penganggulangan krisis menjadi berorientasi untuk mencari peluang. Pemimpin harus menjelaskan kepada organisasinya apa yang telah terjadi dan mengapa hal itu terjadi. Dan yang terpenting, organisasi harus mampu belajar dari krisis yang pernah terjadi untuk perbaikan di masa yang akan datang.