SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Hadianti Nurfitri
20713002
• Triterpenoid adalah senyawa yang
kerangka karbonnya berasal dari
enam satuan isoprena dan secara
biosintesis diturunkan dari
hidrokarbon C-30 asiklik, yaitu
skualena.
• Senyawa ini tidak berwarna,
berbentuk kristal, bertitik leleh
tinggi dan bersifat optis aktif
(Harborne, 2006).
• Menurut Harborne (2006)
senyawa triterpenoid dapat
dibagi menjadi empat
golongan,yaitu: triterpen
sebenarnya, saponin, steroid,
dan glikosida jantung.
Berdasarkan jumlah cincin yang terdapat dalam struktur
molekulnya triterpen sebenarnya dapat dibagi atas:
• 1. Triterpen asiklik yaitu triterpen yang tidak
mempunyai cincin tertutup, misalnya skualena.
• 2. Triterpen trisiklik adalah triterpen yang mempunyai
tiga cincin tertutup pada struktur molekulnya,
misalnya: ambrein.
• 3. Triterpen tetrasiklik adalah triterpen yang
mempunyai empat cincin tertutup pada struktur
molekulnya, misalnya:lanosterol.
• 4. Triterpen pentasiklik adalah triterpen yang
mempunyai lima cincin tertutup pada struktur
molekulnya, misalnya α-amirin.
• Pola pemeriksaan triterpena dalam tumbuhan,
pertama-tama jaringan kering harus dihilangkan
jaringan lemaknya dengan eter, lalu diekstraksi
dengan metanol panas. Selanjutnya, ekstrak
metanol yang telah dipekatkan dapat diperiksa
langsung.
• Di samping itu, harus dilakukan hidrolisis
untuk membebaskan aglikon bila ada glikosida.
KLT dilakukan pada silika gel memakai
pengembang seperti heksana : etil asetat (1:1)
dan kloroform : metanol (10:1) dengan
pendeteksi antimon klorida dalam CHCl3.
• Sebanyak 5 g serbuk simplisia
dimaserasi dengan 20 mL eter selama
2 jam, kemudian disaring.
Selanjutnya 5 mL filtrat yang
diperoleh diuapkan dalam cawan
penguap sampai kering.
• Kemudian ditambah setetes asam
asetat anhidrat dan setetes asam
sulfat pekat. Terbentuknya warna biru
atau hijau menandakan adanya
steroid, sedangkan bila terbentuk
warna merah atau ungu menandakan
adanya senyawa triterpenoid.
• Squalene adalah senyawa organik
alami dengan 30 atom karbon yang
terutama didapatkan dari minyak hati
ikan hiu.
• Squalene digunakan dalam
pembuatan kosmetik, dan juga
sebagai adjuvan imunologi dalam
vaksin. Squalene juga tengah diteliti
sebagai senyawa dengan efek
kemopreventif.
Dua molekul farnesil pirofosfat terkondensasi
dengan reduksi oleh NADPH untuk membentuk
squalene (dengan enzim squalene sintase).
• Selama ini telah terjadi perburuan
hiu besar-besaran untuk kebutuhan
produksi kapsul squalene.
• Ambrein adalah salah satu senyawa
triterpenoid dengan cincin trisiklik
dalam struktur molekulnya.
• Ambrein adalah senyawa beraroma
yang banyak digunakan dalam industri
parfum.
• Ambrein memiliki aktivitas analgesik
dan afrodisiak pada tikus, hal ini
sesuai dengan penggunaan ambrein
secara tradisional juga sebagai
afrodisiaka.
• Senyawa amirin terdiri dari α-
amirin and β-amirin. Masing-
masing memiliki rumus molekul
C30H50O.
• α-amirin and β-amirin dapat
dipisahkan dengan baik jika
dikromatografi memakai n-
butanol-NH4OH 2M (1:1)
(Harborne, 2006).
• Sikloartenol adalah triterpenoid
dengan empat cincin siklik
(triterpenoid tetrasiklik alkohol)
• Sikloartenol merupakan
prekursor pertama pada
biosintesis senyawa-senyawa
stanol dan sterol berkaitan
dengan fitostanol dan fitosterol
• Asam oleanolat atau asam oleanat
adalah senyawa triterpenoid alami
yang tersebar luas dalam makanan
dan tumbuhan obat.
• Senyawa ini dapat ditemukan di
Phytolacca americana (American
pokeweed), Syzygium spp, bawang
putih, dan lain-lain.
• Senyawa ini relatif tidak toksik,
memiliki aktivitas hepatoprotektif,
anti tumor, dan anti viral.
• Asam betulinat merupakan
senyawa tritepenoid pentasiklik
dengan aktivitas antiretroviral,
antimalaria, anti inflamasi, dan
akhir-akhir ini ditemukan bahwa
asam betulinat memiliki potensi
sebagai agen anti kanker dengan
inhibisi topoisomerase
(Moghaddam et al., 2012).
• Asam moronat adalah senyawa triterpenoid
pentasiklik alami yang dapat diekstraksi dari
Rhus javanica.
• Senyawa ini juga dapat diekstraksi dari
Mistletoe (Phoradendron reichenbachianum).
• Asam moronat memiliki profil aktivitas anti
viral in vitro yang lebih baik daripada
bevirimat (senyawa turunan asam betulinat
yang tengah dikembangkan sebagai anti HIV).
• Senyawa turunan dari asam moronat aktif
terhadap virus herpes simplex dan tengah
dikembangkan pada uji klinik (Kurokawa et.
al., 1998).
• Asam ursolat (urson, prunol, atau malol)
adalah asam triterpenoid pentasiklik yang
banyak digunakan dalam kosmetik
• Asam ursolat terbukti dapat mengurangi
atrofi otot dan dapat menstimulasi
pertumbuhan otot tikus.
• Asam ursolat ditemukan pada tanaman
Mirabilis jalapa. Pada makanan, asam
ursolat ditemukan pada apel, basil,
bilberry, cranberry, peppermint, thyme,
oregano, dan lain-lain.
• Momordicinin adalah senyawa
triterpenoid dengan formula
C30H46O2. Senyawa ini ditemukan
pada daging buah pare (Momordica
charantia). Senyawa ini larut dalam
etil asetat dan kloroform, dapat
mengkristal dengan titik lebur
146−147 °C.
• Lupeol adalah senyawa triterpenoid
pentasiklik yang memiliki aktivitas
farmakologi.
• Senyawa ini ditemukan pada
beberapa tanaman, seperti
mangga, Acacia visco atau Abronia
villosa.
• Pada tahun 2009, lupeol dapat
disintesis secara total
• Lupeol memiliki aktivitas
farmakologi antara lain :
antiprotozoal, antimikroba, anti
inflamasi, anti tumor, dan agen
kemopreventif. Mekanisme aksi
lupeol sebagai anti inflamasi adalah
dengan menurunkan produksi IL-4
(interleukin 4) oleh sel T-helper tipe
2.
• Maserasi selama 3x24 jam pada suhu
kamar dengan etanol. Ekstrak etanol
dipartisi berturut-turut dengan n-
heksana dan kloroform.
• Fraksi kloroform difraksinasi dengan KCV.
Sampel dielusi dengan kombinasi
pelarut gradien. Pemurnian lanjutan
dilakukan dengan kromatografi kolom
tekan (KKT).
• Didapatkan 16,8 mg padatan amorf
putih
• Kulit batang srikaya diekstraksi dengan
metode maserasi. Pelarut yang digunakan
adalah n-heksan.
• Pemisahan dengan kromatografi kolom. Elusi
dengan menggunakan sistem elusi bergradien
atau SGP (Step Gradien Polarity) dimulai dari
eluen n-heksan yang bersifat non polar,
dilanjutkan dengan eluen yang lebih polar
yaitu dengan menambahkan etil asetat.
• Fraksi-fraksi yang turun ditampung dengan vial.
• Fraksi yang memberikan pola noda cukup
baik (pola noda yang tunggal) dimurnikan
dengan cara rekristalisasi.
Triterpenoid
Triterpenoid

More Related Content

What's hot

1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat
alvi lmp
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
Trie Marcory
 
Analisis kation dan anion
Analisis kation dan anionAnalisis kation dan anion
Analisis kation dan anion
EKO SUPRIYADI
 

What's hot (20)

Mikromeritik
Mikromeritik Mikromeritik
Mikromeritik
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat
 
spektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atomspektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atom
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
Spektro uv-vis-21
Spektro uv-vis-21Spektro uv-vis-21
Spektro uv-vis-21
 
High Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyHigh Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid Chromatography
 
Uji Ninhydrin
Uji NinhydrinUji Ninhydrin
Uji Ninhydrin
 
Suppo
SuppoSuppo
Suppo
 
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutan
 
Praktkum ii fenol
Praktkum ii fenolPraktkum ii fenol
Praktkum ii fenol
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-vis
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Uji Millon
Uji MillonUji Millon
Uji Millon
 
Analisis kation dan anion
Analisis kation dan anionAnalisis kation dan anion
Analisis kation dan anion
 

Similar to Triterpenoid

Laporan kelompok edit
Laporan kelompok editLaporan kelompok edit
Laporan kelompok edit
miemiethatha
 
TOKSIKOLOGI Metabolit Sekunder (1).pdf
TOKSIKOLOGI Metabolit Sekunder (1).pdfTOKSIKOLOGI Metabolit Sekunder (1).pdf
TOKSIKOLOGI Metabolit Sekunder (1).pdf
aprianamoom
 

Similar to Triterpenoid (20)

Farmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOIDFarmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOID
 
Bagian 2 klasifikasi alkaloid
Bagian 2 klasifikasi alkaloidBagian 2 klasifikasi alkaloid
Bagian 2 klasifikasi alkaloid
 
Ppt fitokimia - STEROID
Ppt fitokimia - STEROIDPpt fitokimia - STEROID
Ppt fitokimia - STEROID
 
Laporan kelompok edit
Laporan kelompok editLaporan kelompok edit
Laporan kelompok edit
 
TOKSIKOLOGI Metabolit Sekunder (1).pdf
TOKSIKOLOGI Metabolit Sekunder (1).pdfTOKSIKOLOGI Metabolit Sekunder (1).pdf
TOKSIKOLOGI Metabolit Sekunder (1).pdf
 
Farmakoqnosi Terpenoid
Farmakoqnosi TerpenoidFarmakoqnosi Terpenoid
Farmakoqnosi Terpenoid
 
EFEK KILONERGI FARMAKOLOGI 1 KEL 1.pptx
EFEK KILONERGI FARMAKOLOGI 1 KEL 1.pptxEFEK KILONERGI FARMAKOLOGI 1 KEL 1.pptx
EFEK KILONERGI FARMAKOLOGI 1 KEL 1.pptx
 
Terpenoid
TerpenoidTerpenoid
Terpenoid
 
Cara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipis
Cara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipisCara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipis
Cara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipis
 
Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)
 
GOLONGAN TERPENOID_LBM III_2.pdf
GOLONGAN TERPENOID_LBM III_2.pdfGOLONGAN TERPENOID_LBM III_2.pdf
GOLONGAN TERPENOID_LBM III_2.pdf
 
221 301-1-pb
221 301-1-pb221 301-1-pb
221 301-1-pb
 
Daun kemuning
Daun kemuningDaun kemuning
Daun kemuning
 
Presentasi alkaloid
Presentasi alkaloid Presentasi alkaloid
Presentasi alkaloid
 
Alkaloid 2014
Alkaloid 2014Alkaloid 2014
Alkaloid 2014
 
Steroid_Kimia_Bahan_Alam.pptx
Steroid_Kimia_Bahan_Alam.pptxSteroid_Kimia_Bahan_Alam.pptx
Steroid_Kimia_Bahan_Alam.pptx
 
Teritik Sertum
Teritik SertumTeritik Sertum
Teritik Sertum
 
10_Metabolit_Sekunder.pptx
10_Metabolit_Sekunder.pptx10_Metabolit_Sekunder.pptx
10_Metabolit_Sekunder.pptx
 
10_Metabolit_Sekunder.pptx
10_Metabolit_Sekunder.pptx10_Metabolit_Sekunder.pptx
10_Metabolit_Sekunder.pptx
 
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
 

Recently uploaded

Recently uploaded (9)

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINOPresentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 

Triterpenoid

  • 2. • Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C-30 asiklik, yaitu skualena. • Senyawa ini tidak berwarna, berbentuk kristal, bertitik leleh tinggi dan bersifat optis aktif (Harborne, 2006).
  • 3. • Menurut Harborne (2006) senyawa triterpenoid dapat dibagi menjadi empat golongan,yaitu: triterpen sebenarnya, saponin, steroid, dan glikosida jantung.
  • 4. Berdasarkan jumlah cincin yang terdapat dalam struktur molekulnya triterpen sebenarnya dapat dibagi atas: • 1. Triterpen asiklik yaitu triterpen yang tidak mempunyai cincin tertutup, misalnya skualena. • 2. Triterpen trisiklik adalah triterpen yang mempunyai tiga cincin tertutup pada struktur molekulnya, misalnya: ambrein. • 3. Triterpen tetrasiklik adalah triterpen yang mempunyai empat cincin tertutup pada struktur molekulnya, misalnya:lanosterol. • 4. Triterpen pentasiklik adalah triterpen yang mempunyai lima cincin tertutup pada struktur molekulnya, misalnya α-amirin.
  • 5. • Pola pemeriksaan triterpena dalam tumbuhan, pertama-tama jaringan kering harus dihilangkan jaringan lemaknya dengan eter, lalu diekstraksi dengan metanol panas. Selanjutnya, ekstrak metanol yang telah dipekatkan dapat diperiksa langsung. • Di samping itu, harus dilakukan hidrolisis untuk membebaskan aglikon bila ada glikosida. KLT dilakukan pada silika gel memakai pengembang seperti heksana : etil asetat (1:1) dan kloroform : metanol (10:1) dengan pendeteksi antimon klorida dalam CHCl3.
  • 6. • Sebanyak 5 g serbuk simplisia dimaserasi dengan 20 mL eter selama 2 jam, kemudian disaring. Selanjutnya 5 mL filtrat yang diperoleh diuapkan dalam cawan penguap sampai kering. • Kemudian ditambah setetes asam asetat anhidrat dan setetes asam sulfat pekat. Terbentuknya warna biru atau hijau menandakan adanya steroid, sedangkan bila terbentuk warna merah atau ungu menandakan adanya senyawa triterpenoid.
  • 7.
  • 8. • Squalene adalah senyawa organik alami dengan 30 atom karbon yang terutama didapatkan dari minyak hati ikan hiu. • Squalene digunakan dalam pembuatan kosmetik, dan juga sebagai adjuvan imunologi dalam vaksin. Squalene juga tengah diteliti sebagai senyawa dengan efek kemopreventif.
  • 9.
  • 10. Dua molekul farnesil pirofosfat terkondensasi dengan reduksi oleh NADPH untuk membentuk squalene (dengan enzim squalene sintase).
  • 11. • Selama ini telah terjadi perburuan hiu besar-besaran untuk kebutuhan produksi kapsul squalene.
  • 12. • Ambrein adalah salah satu senyawa triterpenoid dengan cincin trisiklik dalam struktur molekulnya. • Ambrein adalah senyawa beraroma yang banyak digunakan dalam industri parfum. • Ambrein memiliki aktivitas analgesik dan afrodisiak pada tikus, hal ini sesuai dengan penggunaan ambrein secara tradisional juga sebagai afrodisiaka.
  • 13. • Senyawa amirin terdiri dari α- amirin and β-amirin. Masing- masing memiliki rumus molekul C30H50O. • α-amirin and β-amirin dapat dipisahkan dengan baik jika dikromatografi memakai n- butanol-NH4OH 2M (1:1) (Harborne, 2006).
  • 14. • Sikloartenol adalah triterpenoid dengan empat cincin siklik (triterpenoid tetrasiklik alkohol) • Sikloartenol merupakan prekursor pertama pada biosintesis senyawa-senyawa stanol dan sterol berkaitan dengan fitostanol dan fitosterol
  • 15. • Asam oleanolat atau asam oleanat adalah senyawa triterpenoid alami yang tersebar luas dalam makanan dan tumbuhan obat. • Senyawa ini dapat ditemukan di Phytolacca americana (American pokeweed), Syzygium spp, bawang putih, dan lain-lain. • Senyawa ini relatif tidak toksik, memiliki aktivitas hepatoprotektif, anti tumor, dan anti viral.
  • 16. • Asam betulinat merupakan senyawa tritepenoid pentasiklik dengan aktivitas antiretroviral, antimalaria, anti inflamasi, dan akhir-akhir ini ditemukan bahwa asam betulinat memiliki potensi sebagai agen anti kanker dengan inhibisi topoisomerase (Moghaddam et al., 2012).
  • 17. • Asam moronat adalah senyawa triterpenoid pentasiklik alami yang dapat diekstraksi dari Rhus javanica. • Senyawa ini juga dapat diekstraksi dari Mistletoe (Phoradendron reichenbachianum). • Asam moronat memiliki profil aktivitas anti viral in vitro yang lebih baik daripada bevirimat (senyawa turunan asam betulinat yang tengah dikembangkan sebagai anti HIV). • Senyawa turunan dari asam moronat aktif terhadap virus herpes simplex dan tengah dikembangkan pada uji klinik (Kurokawa et. al., 1998).
  • 18. • Asam ursolat (urson, prunol, atau malol) adalah asam triterpenoid pentasiklik yang banyak digunakan dalam kosmetik • Asam ursolat terbukti dapat mengurangi atrofi otot dan dapat menstimulasi pertumbuhan otot tikus. • Asam ursolat ditemukan pada tanaman Mirabilis jalapa. Pada makanan, asam ursolat ditemukan pada apel, basil, bilberry, cranberry, peppermint, thyme, oregano, dan lain-lain.
  • 19. • Momordicinin adalah senyawa triterpenoid dengan formula C30H46O2. Senyawa ini ditemukan pada daging buah pare (Momordica charantia). Senyawa ini larut dalam etil asetat dan kloroform, dapat mengkristal dengan titik lebur 146−147 °C.
  • 20. • Lupeol adalah senyawa triterpenoid pentasiklik yang memiliki aktivitas farmakologi. • Senyawa ini ditemukan pada beberapa tanaman, seperti mangga, Acacia visco atau Abronia villosa. • Pada tahun 2009, lupeol dapat disintesis secara total
  • 21.
  • 22. • Lupeol memiliki aktivitas farmakologi antara lain : antiprotozoal, antimikroba, anti inflamasi, anti tumor, dan agen kemopreventif. Mekanisme aksi lupeol sebagai anti inflamasi adalah dengan menurunkan produksi IL-4 (interleukin 4) oleh sel T-helper tipe 2.
  • 23.
  • 24. • Maserasi selama 3x24 jam pada suhu kamar dengan etanol. Ekstrak etanol dipartisi berturut-turut dengan n- heksana dan kloroform. • Fraksi kloroform difraksinasi dengan KCV. Sampel dielusi dengan kombinasi pelarut gradien. Pemurnian lanjutan dilakukan dengan kromatografi kolom tekan (KKT). • Didapatkan 16,8 mg padatan amorf putih
  • 25. • Kulit batang srikaya diekstraksi dengan metode maserasi. Pelarut yang digunakan adalah n-heksan. • Pemisahan dengan kromatografi kolom. Elusi dengan menggunakan sistem elusi bergradien atau SGP (Step Gradien Polarity) dimulai dari eluen n-heksan yang bersifat non polar, dilanjutkan dengan eluen yang lebih polar yaitu dengan menambahkan etil asetat. • Fraksi-fraksi yang turun ditampung dengan vial. • Fraksi yang memberikan pola noda cukup baik (pola noda yang tunggal) dimurnikan dengan cara rekristalisasi.