SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 15
Descargar para leer sin conexión
 	
  
Gede	
  Manggala	
  
Mengapa	
  harga	
  minyak	
  rendah	
  
adalah	
  momentum	
  melakukan	
  
Lean	
  Transformation	
  	
  
di	
  industri	
  migas?	
  
Januari	
  2016	
  
 Lean	
  Transformation	
  di	
  industri	
  migas	
   2	
  
	
  
	
  
	
  
	
  
	
  
	
  
	
  
	
  
	
  
When an industry were booming, inefficiencies mushroomed;
when the cycle reversed, it is time to get fit! Get Lean!	
  
Kesempatan	
  dalam	
  tantangan	
  
Harga minyak dunia yang terus-menerus turun telah membuat
hampir semua perusahaan migas berjuang keras memastikan
kelangsungan bisnis mereka. Berbagai upaya penghematan
telah dilakukan, mulai dari pemangkasan biaya, melakukan
evaluasi kontrak, bahkan di beberapa negara sudah pada tahap
melakukan pengurangan karyawan. Ada kesempatan yang
muncul. 	
  
Para pakar efisiensi sering mengandaikan
sektor-sektor dengan profitability yang
tinggi bagaikan kapal-kapal yang berlayar di
air laut yang sedang pasang dimana
inefisiensi adalah karang-karang di dasar
laut. Dalam situasi laut pasang, karang-
karang itu tidak akan terlihat dan tidak
mengganggu. Di saat surut, baru terlihat
bagaimana karang-karang inefisiensi itu
mengganggu bahkan bisa membuat sebuah
kapal karam.
	
  
Walaupun situasi ini sangat memprihatinkan,
namun ada opportunity besar yang muncul
jika kita bisa mencoba melihat dari horison
waktu yang lebih panjang. Harus diakui,
industri migas bukanlah industri yang dikenal
efisien. Sektor ini lebih dikenal sebagai sektor
yang menghasilkan profitability tinggi dan
didominasi oleh perusahaan-perusahaan
raksasa karena kapital yang diperlukan
sangatlah besar mengingat investasi industri
migas memerlukan aset, tool, sumber daya
manusia, dan teknologi yang luar biasa masif.
 Lean	
  Transformation	
  di	
  industri	
  migas	
   3	
  
Dengan kata lain, opportunity
yang ada saat harga minyak
menukik turun adalah mencoba
untuk merekayasa ulang desain
proses bisnis industri migas.
Dengan harga minyak di angka
$30 per barel (atau malah
kurang), perusahaan migas perlu
melakukan transformasi total.
Menurut saya salah satu yang bisa
dilakukan adalah mencoba
dengan mengaplikasikan konsep
Lean secara fundamental, bukan
hanya pada aplikasi tool saja.	
  
Implementasi Lean di dunia
migas saat ini
Saya pernah bekerja sekitar tujuh tahun di
industri migas, dan sekarang ini bekerja
sebagai konsultan implementasi Lean-Six
Sigma yang antara lain menangani
perusahaan migas. Dari sini saya mempunyai
cukup informasi untuk mengatakan bahwa
konsep Lean sudah cukup lama dipelajari,
dicoba, serta diimplementasikan di dunia
migas.
Namun jika dibandingkan dengan adaptasi
dan perkembangan Lean management di
dunia otomotif, elektronika, atau industri
pesawat terbang, implementasi Lean di
industri migas masih bisa dikatakan berada
di tataran implementasi tool (misalnya
penggunaan Value Stream Mapping dalam
skala kecil, aplikasi kanban untuk inventory,
penerapan quick change over untuk proses
rig up di drilling) akan tetapi belum
menggunakan filosofi Lean secara
fundamental untuk membuat proses bisnis
yang efisien, aman, dan lincah agar selalu
kompetitif.	
  
Lean	
  pada	
  proses	
  inti	
  
POP	
  (Put	
  on	
  Production),	
  Well	
  Down	
  Response,	
  	
  
Kontrak,	
  dan	
  Pengadaan	
  Barang	
  bisa	
  menjadi	
  
inti	
  transformasi	
  Lean	
  di	
  industri	
  migas	
  
 Lean	
  Transformation	
  di	
  industri	
  migas	
   4	
  
Ada 5 faktor yang menurut saya pribadi menjadi penyebab
lambatnya adopsi total konsep Lean di industri migas:	
  
1
1. Profit yang tinggi (di masa lalu):
seperti disampaikan sebelumnya,
perusahaan migas pada umumnya
mempunyai skala raksasa yang mampu
melakukan investasi sangat besar
dengan profit yang juga besar. Pemain
di sektor ini tidak terlalu banyak
sehingga kompetisi tidak ketat seperti
sektor otomotif atau consumer goods.
Dalam industri seperti ini,
pemain biasanya tidak terlalu terpacu
untuk melakukan efisiensi total. Oleh
karenanya, di saat profit margin makin
tergerus harus kita manfaatkan untuk
menjadi momentum melakukan
efisiensi secara fundamental.
2. Mental barrier: ada mind set yang
terlalu terpaku pada pandangan bahwa
sistem manajemen yang berasal dari
industri otomotif (lebih spesifik
perusahaan mobil Toyota) ini tidak
cocok di dunia migas. Pola pikir ini
menyebabkan adaptasi Lean di dunia
migas tidak secepat adopsi di dunia
manufaktur pesawat, keuangan,
kesehatan/rumah sakit dan bahkan
startup. Sebagai catatan, semua
industri di luar otomotif selalu
mengalami barrier ini pada awal
implementasi, namun dalam
perjalanan waktu akan mulai terjadi
adopsi cepat begitu intisari dan insight
yang tepat ditemukan sesuai konteks
masing-masing industri. Saat ini, ada
beberapa perusahaan dalam dunia
migas mulai menemukan pola adaptasi
2
yang pas untuk implementasi Lean
Management ini karena sudah
mempelajari dan melakukan
implementasi lebih dari tujuh tahun.	
  
3. Complexity & deep knowledge
requirement in oil-gas industry :
perusahaan-perusahaan migas pada
umumnya mengelola proses yang sangat
kompleks yang memerlukan teknologi
dan ilmu pengetahuan yang sangat
spesifiik. Mereka mempunyai ahli-ahli
geologi, earthscientist, pakar
pengeboran, pakar tangki, insinyur
pemipaan dan berbagai pakar lain yang
memerlukan kualifikasi dan spesialisasi
tinggi. Kondisi ini menyulitkan adopsi
Lean Management terutama karena
kebanyakan konsultan implementasi
Lean datang dari sektor di luar migas
dan tidak terlalu memahami betapa
spesifik dan rumitnya proses
pengelolaan minyak bumi dan gas.
Teknologi yang unik dan canggih ini
juga membawa industri migas kepada
spesialisasi yang makin dalam layaknya
pulau-pulau yang terpisah laut.
Sayangnya, spesialisasi itu tidak diiringi
pemahaman yang makin baik tentang
bagaimana integrasi dan sinkronisasi
antar fungsi bisa makin maju sehingga
ada jembatan yang menghubungkan
antar pulau-pulau itu. Yang menjadi
angin segar dalam isu ini adalah makin
banyaknya engineer atau ilmuwan di
lingkungan migas yang makin
memahami intisari ajaran Lean. Ini
 Lean	
  Transformation	
  di	
  industri	
  migas	
   5	
  
mendorong kemungkinan keberhasilan untuk melakukan
perubahan dalam proses bisnis migas.
4. Faktor geografis dan lokasi: ini salah satu tantangan
yang sering diucapkan para pelaku industri migas bahwa
konsep Lean tidak bisa diimplementasikan karena dalam dunia
perminyakan atau pertambangan tidak bisa dibuat konsep
assembly line atau cell production. Awalnya saya mengakui
kesulitan ini, namun dengan pemahaman yang makin baik
terhadap intisari Lean serta dengan tumbuhnya teknologi yang
mendukung virtual collaboration tool, justru mengatasi hal ini
menjadi salah satu terobosan utama dalam transformasi
industri migas.
5. Pola hubungan perusahaan migas baik secara
internal dalam satu perusahaan maupun dengan pihak
eksternal: Bagi saya pribadi, tantangan terbesar untuk
melakukan terobosan dalam dunia migas di Indonesia adalah
faktor ini.
Ada dua bagian disini.Yang pertama, kebanyakan perusahaan
migas dibagi dalam organisasi yang berdasarkan expertise-nya:
Drilling, Well Work, Sub Surface, Surface facility, Supply Chain
Management, Capital Project, IT, Human Resource/Human
Capital, Health Safety Environment (HSE), dan banyak
departemen lain. Terpengaruh oleh faktor no 3 di atas, relatif
dibanding industri lain, perusahaan migas memiliki kedalaman
ilmu/skill di dalam satu departemen namun sering tidak
bekerja secara mulus dalam sebuah rangkaian aktivitas yang
melibatkan interaksi antar departemen. Misalnya rantai
informasi dan aktivitas dari Drilling-Well Work-Sub Surface-
Surface banyak yang tidak terjadi secara mulus. Dalam contoh
kasus dibawah, saya akan menggunakan contoh proses POP
(Put on Production) untuk menggambarkan hal ini.
Yang kedua, ada konsekuensi dari pola hubungan di atas pada
pola hubungan antara sebuah perusahaan migas dengan pihak
eksternal. Kuatnya expertise dalam sebuah departemen,
membuat sinkronisasi dan koordinasi dengan departemen lain
tidak terjalin dengan rapat. Nah, apalagi dengan pihak
eskternal, misalnya supplier atau business partner. Hal yang
sama terjadi juga dengan pihak lain misalnya regulator seperti
SKK Migas atau departeman terkait lain seperti Kementerian
Lingkungan Hidup ataupun Depnaker.Faktor ke lima ini akan
sangat signifikan diperbaiki jika setiap orang dalam industri
migas mengaplikasikan system thinking secara total dalam
melakukan bisnisnya.
“Perusahaan	
  di	
  
sektor	
  migas	
  
umumnya	
  
mempunyai	
  proses	
  
yang	
  kompleks	
  
dengan	
  ilmu	
  dan	
  
teknologi	
  yang	
  
sangat	
  spesifik	
  dan	
  
terspesialisasi”	
  	
  
 Lean	
  Transformation	
  di	
  industri	
  migas	
   6	
  
	
  
Sebaik-baiknya perusahaan kita, hasilnya akan tidak baik jika supplier kita (yang
men-supply orang, informasi, materials, jasa) tidak memberikan kualitas yang
baik. Sebaliknya, sebaik-baiknya supplier dan proses kita, tetap tidak akan banyak
artinya jika customer atau regulator tidak happy. Memperbaiki sebuah bisnis
membutuhkan seluruh komponen untuk bersatu padu. That's system thinking!	
  
1
The time is NOW!
Sebelum membahas show case, saya ingin
menekankan lagi bagaimana harga minyak
rendah ini justru menjadi momentum
melakukan Lean Transformatiom untuk
perusahaan di sektor migas.
Revolusi Lean pertama kali dipicu oleh krisis
minyak di tahun 1973. Saat itu kondisi yang
terjadi adalah kebalikan dari kondisi sekarang
yaitu harga minyak membumbung tinggi.
Salah satu industri yang kolaps saat itu
adalah industri otomotif Amerika. Mobil-
mobil besar dan boros ditinggalkan customer
dan mulai beralih ke mobil-mobil dari Jepang
yang jauh lebih murah, irit bahan bakar dan
berganti model dengan cepat. Mobil-mobil
yang diproduksi dengan spirit Lean adalah
anti-thesis produksi masal warisan Ford dan
Taylor yang sangat mengandalkan skala dan
produksi besar.
Sekarang, dengan krisis minyak yang
berbeda, dimana harga minyak menukik
tajam, justru yang harus melakukan
transformasi total adalah industri migas.
Saatnya memeluk dan mengadaptasi konsep
Lean sebagai sebuah filosofi manajemen
untuk sektor migas di masa depan. Filosofi
ini jauh lebih tepat untuk masa sekarang
dalam profit margin yang tertekan dan
kompetisi yang makin ketat.
2
Put on Production (POP): sebuah show
case tentang Lean Transformation
Agar mudah membayangkan bagaimana
perbedaan filosofi manajemen saat ini jika
dibandingkan proses perusahaan migas yang
mengadopsi Lean Transformation, saya akan
menggunakan contoh salah satu core process
di sektor migas yakni proses POP, yang
didefinisikan sebagai proses yang dimulai
dari sebuah rig selesai mengebor sumur lalu
meninggalkan lokasi sampai dengan
minyak/gas mengalir dari sumur tersebut.	
  
 Lean	
  Transformation	
  di	
  industri	
  migas	
   7	
  
A. Proses POP umumnya saat ini:
Salah satu proses yang sering menjadi concern utama dalam industri migas adalah POP karena
berdampak langsung terhadap produksi. Interaksi saya dengan banyak pelaku industri migas di
Indonesia dan juga dengan perusahaan di luar Indonesia mengkonfirmasi permasalahan yang cukup
sering terjadi yakni lamanya waktu (long lead time) untuk POP.
Secara umum kondisi yang terjadi pada proses POP umumnya saat ini:
• Terjadi banyak delay, waiting time, non productive time (NPT) maupun
kesalahan-kesalahan yang tidak perlu. Misalnya, saat rig sudah meninggalkan lokasi
sumur, kru piping tidak bisa melanjutkan pekerjaan karena perlu pekerjaan sipil terlebih
dahulu (kondisi lokasi sudah hancur). Dan ternyata kru pekerjaan sipil tidak bisa masuk
karena mengira kru drilling masih bekerja di lokasi (misalnya porta camp belum di angkut
keluar atau peralatan lain masih berserakan di lokasi). Akhirnya terjadi delay yang bisa
memakan waktu berhari-hari.
• Usaha untuk melakukan perbaikan dari satu departemen hanya memindahkan
bottleneck dari satu proses ke proses berikutnya. Misalnya saat dilihat bahwa
pekerjaan sipil terkendala karena kurangnya alat-alat bantu (misalnya dozer), saat
manajemen menambah dozer, ternyata bottleneck sekarang pindah di kru piping, misalnya
kekurangan alat lifting (crane) ataupun welder. Saat itu ditambah, ternyata material piping
yang menjadi kendala. Dan hal itu terjadi seterusnya.
• Untuk mengatasi semua hal itu, perlu dilakukan banyak sekali meeting, koordinasi,
dan ratusan email untuk memastikan semua berjalan. Sayangnya semua waktu
koordinasi dan meeting itu tidak mampu mempercepat waktu POP.
Saya akan menggambarkan dalam diagram bagaimana hal tersebut bisa terjadi. Saya bisa pastikan
disini bahwa kebanyakan pelaku industri migas sudah bekerja keras, mengeluarkan tenaga dan
pikiran ekstra untuk mengatasi hal ini. Namun secara desain proses bisnis, kerja keras ekstra itu tidak
akan terbantu banyak karena optimasi yang dilakukan dalam proses saat ini adalah masih di level
individual function, bukan optimasi di level overall system.
Seperti yang disampaikan pada Gambar 1, kebanyakan proses di industri migas adalah kompleks dan
memiliki spesialisasi yang tinggi. Bagian Drilling memiliki teknologi dan kemampuan yang sangat
tinggi dalam bidangnya. Bagian Mechanical memiliki teknologi dan spesialisasi mereka. Hal yang
sama juga untuk departemen Instrument/Control (I/C) ataupun Electrical. Mereka mengatur
sendiri strategi dan jadwal berdasarkan analisa dan kebutuhan internal. Hal yang sama
terjadi di bagian Piping, Civil, sampai bagian Produksi yang memiliki aset produksi
(well). Bisa anda bayangkan bahwa dengan proses yang sangat kompleks dimana setiap departemen
memiliki spesialisasi, jadwal, tim/kru, supplier dan inventory yang berbeda-beda akhirnya
melahirkan sebuah proses yang berjalan lebih lama dari rencana, lebih malah dan memerlukan lebih
banyak meeting untuk memastikan semua berjalan baik. Kita belum memasukkan faktor
kontraktor/supplier dan bagian inventory/warehouse yang sering berada di luar kotak internal
proses POP. Jangan lupa, gambaran di atas adalah versi yang sangat sederhana dari proses POP,
sehingga keadaan riilnya jauh lebih kompleks dan jauh lebih tidak efisien dibanding gambaran ini.
Semakin keras usaha optimasi di satu fungsi, justru semakin menyebabkan bottleneck di tempat lain.
Sebuah opportunity yang luar biasa, apakah anda setuju?
 Lean	
  Transformation	
  di	
  industri	
  migas	
   8	
  
	
  
	
  
	
  
	
  
Gambar 1: Simplified Diagram untuk Proses POP Umum
Saat Ini (functional strategy & optimization)	
  
 Lean	
  Transformation	
  di	
  industri	
  migas	
   9	
  
	
  
B. Proses POP jika mengadopsi prinsip Lean management:
Pada dasarnya Lean Management bersandarkan pada filsosofi system thinking dan melakukan
harmonisasi antara Supplier-Input-Proses Internal-Output-Customer (SIPOC) dalam satu sistem
yang terintegrasi. Dalam filosofi ini, optimasi keseluruhan sistem jauh lebih penting
dibandingkan optimasi sub-proses atau bagian-bagian dari sistem. Bisa diimengerti jika
setiap sistem yang berdasarkan Lean akan mengatur irama keseluruhan sistem dalam satu komando
yang dipicu oleh customer side.
Bagaimana prinsip ini diaplikasikasikan dalam proses POP? Lihat simplified diagram pada Gambar
2.
	
  
Mungkin dari dua gambar tidak terlalu jelas perbedaan antara Gambar 1 dan Gambar 2, atau ada
pandangan ini hanya sekadar permainan gambar belaka. Bagian tricky dari pemahaman intisari
Lean memang tidak mudah dijelaskan dalam gambar sederhana. Namun ijinkan saya
menyampaikan perbedaan mendasar antara dua diagram di atas:
1. Pada Gambar 1, setiap departemen mempunyai strategi, personel dan scheduling sendiri-sendiri.
Disini sering terjadi bottleneck karena tidak ada keseragaman jumlah resources (unbalance) yang
akhirnya menimbulkan proses yang tidak efisien. Pada Gambar 2, strategi dan scheduling
dikontrol oleh satu PIC/komando berdasarkan target dan kecepatan dari sisi end
customer (yaitu target kapan minyak/gas harus mengalir). Seluruh proses POP dikelola
layaknya sebuah assembly line yang ritme-nya diatur oleh satu komando dimulai dari sejak proyek
disetujui (AFE released) sampai minyak/gas benar-benar mengalir serta memasukkan
supplier/inventory/contract planning sebagai bagian dari sistem. Departemen Drilling, Piping, I/C
semua bergerak dengan sinkron dalam ritme yang sama sampai titik put on production terjadi.
2. Pada Diagram 1, setiap departemen melakukan usaha optimasi di level tim (departemen Drilling
menghitung target dan kapasitas berdasarkan KPI Drilling, hal yang sama dilakukan oleh
departemen Piping, dan seterusnya). Pada Diagram 2, dilakukan usaha optimasi di level sistem
POP sebagai satu kesatuan value stream atau end-to-end process. Jika terjadi bottleneck,
maka dilakukan evaluasi yang bersifat end-to-end bukan hanya usaha sporadis di level departemen.
3. Pada Diagram 1 antara satu departemen dan departemen yang lain tidak ada protokol dan visual
status/schedule yang membantu integrasi dan sinkronisasi antar departemen. Pada Diagram 2,
diadakan visualisasi schedule dan status setiap progress sehingga keseluruhan proses
POP menjadi semacam virtual factory atau virtual assembly line. Kemajuan teknologi
informasi yang sudah ada saat ini memungkinan dibuatnya workflow dan visual collaborative tool
yang menjadikan Lean Transformation ini memungkinkan terjadi dewasa ini (tidak harus menjadi
assembly line secara fisik).
Salah satu kekhawatiran para pelaku di sektor migas adalah mendengar konsep assembly line
dengan mengira hal itu menjadikan proses mereka seperti pabrik di dunia manufaktur yang
akhirnya memunculkan anggapan hal itu tidak relevan dengan industri migas. Namun jika kita lihat
dengan seksama, sesungguhnya assembly line itu memang ada mengingat banyaknya proses yang
bersifat repetitive dengan sequence aktivitas dari unit satu ke yang lain; hanya saja tidak terlihat
secara kasat mata karena faktor geografis dan nature of process di sektor migas dengan sebagian
aset di bawah tanah ataupun secara lokasi tersebar sangat luas. Kemajuan teknologi informasi
benar-benar membantu kita untuk melakukan hal yang dulu dianggap tidak mungkin dengan
membuat virtual assembly line.	
  
 Lean	
  Transformation	
  di	
  industri	
  migas	
   10	
  
	
  
	
  
	
  
	
  
Gambar 2: Simplified Diagram untuk POP yang
menerapkan prinsip Lean (overall sys
tem optimization)
 Lean	
  Transformation	
  di	
  industri	
  migas	
   11	
  
Berdasarkan pengalaman dengan scope dan tingkat sukses
yang beragam dari berbagai proyek POP dimana saya pernah
terlibat, manfaat melakukan transformasi ini adalah:
1. Pemangkasan lead time POP antara 25%-50%.
2. Pengurangan biaya dan inventory
3. Kepastian informasi (reliability and accuracy of
information) yang sangat penting dalam
mengelola aset migas.
Aplikasi Lean Transformation pada proses utama
migas lainnya
Jika proses POP bisa kita kelola dalam prinsip yang sudah
terbukti berhasil di berbagai sektor seperti otomotif, elektronik,
rumah sakit sampai perbankan ini, maka dengan sangat yakin
kita bisa menerapkan proses ini ke dalam proses-proses lain
yang mempunyai karakteristik: merupakan core process dalam
industri migas, bersifat repetitif, dan memerlukan koordinasi
berbagai fungsi. Misalnya:
1. Proses pembuatan kontrak: dari pembuatan draft
sampai kontrak efektif.
2. Proses pengadaan barang: dari pembuatan bill of
materials (BOM) sampai barang diterima di lapangan.
3. Well Response Time: dari mendapatkan informasi well
down sampai sumur bisa dihidupkan lagi
Masih banyak proses-proses lain yang bisa dikelola sebagai
sebuah value stream dan bukan lagi dikelola dalam fungsi-
fungsi yang terpisah (misalnya proses recruitment pegawai
baru untuk departemen Human Resources). Dengan
melakukan transformasi ini secara bertahap dalam strategi
yang terencana baik, perlahan-lahan sebuah perusahaan migas
akan jauh lebih lincah, lebih cepat dan bisa memangkas biaya
signifikan.
Tentu saja yang tidak boleh kita lupakan (dan tidak kita bahas
disini secara mendalam) adalah semangat iterasi dan
continuous improvement (kaizen) yang menjadi salah satu jiwa
Lean management. Bahwa perubahan harus dimulai secara
bertahap dan terus-menerus dengan menggunakan metode
yang sistematis. 60% sameday is better than 90% someday...	
  
“Manfaat	
  Lean	
  
Transformation:	
  
Pemangkasan	
  lead	
  
time,	
  pengurangan	
  
biaya	
  dan	
  inventory	
  
dan	
  informasi	
  yang	
  
lebih	
  reliable	
  dan	
  
akurat”	
  	
  
 Lean	
  Transformation	
  di	
  industri	
  migas	
   12	
  
Sebagai penutup dan kesimpulan, ini poin-poin yang bisa menjadi
pemikiran atau diskusi bagi para pemangku kepentingan di sektor
migas.	
  
1
1. Necessity is the mother of
invention: dalam sebuah
kebutuhan untuk survival yang
sangat mendesak, salah satu cara
adalah melihat kemungkinan
melakukan sesuatu yang selama ini
dijalankan dengan skala kecil atau
dengan keragu-raguan (seperti
Lean management) menjadi sebuah
prinsip yang dianggap sebagai
strategi besar. Menjalankan metode
lama bukanlah pilihan. Waktunya
untuk berubah adalah sekarang
2. Tidak mudah, tapi bisa
dilakukan: jebakan dalam
implementasi Lean yang sering
salah dimengerti adalah karena di
atas kertas tampak sangat
sederhana dan mudah.
Menerapkan prinsip Lean tidak
semudah yang dibayangkan karena
lebih bersifat perubahan budaya
dibanding hanya menggunakan tool
tertentu. Menggunakan single view
scheduling dipadukan dengan
value stream mapping sering
sudah dianggap sebagai sebuah
transformasi. Padahal tanpa
komitmen para eksekutif puncak
untuk merangkul filosofinya,
benefit yang didapatkan tidaklah
sustainable. Selain komitmen
manajemen, perubahan mindset
seluruh karyawan akan menjadi
faktor utama untuk membuatnya
menjadi riil, karena dalam
2
transformasi Lean termasuk dalam
lingkupnya adalah semangat system
thinking, misalnya menjadikan
supplier dan customer sebagai
bagian dari sistem. Tidak mudah
karena memerlukan komitmen dan
kerja keras, tapi bisa dilakukan.	
  
3. Systematic Continuous
Improvement: walaupun
transformasi perlu dilakukan dengan
total, namun pendekatan untuk
melakukan perubahan haruslah
menggunakan metode yang
sistematis dengan perubahan
inkremental secara terus-menerus.
Dengan demikian, setiap perbaikan
sempat dievaluasi, dipelajari dan
diperbaiki dalam perbaikan
berikutnya. Learning organization
juga menjadi pilar dalam Lean
Transformation, bahwa setiap
organisasi harus selalu mengevaluasi
dirinya sendiri dan melakukan
perbaikan secara terus-menerus
menggunakan data dan sistematika.	
  
Semoga tulisan ini
menjadi referensi dalam
melakukan evaluasi bagi
para pelaku di sektor
migas.	
  
	
  
 
	
  
Gede	
  Manggala	
  
gede.manggala@gmail.com	
  
http://gedemanggala.com	
  
Penulis	
  bekerja	
  sebagai	
  konsultan	
  proses	
  bisnis	
  
khususnya	
  implementasi	
  Lean-­‐Six	
  Sigma.	
  Pernah	
  
bekerja	
  di	
  industri	
  migas	
  dan	
  keuangan.	
  
Pengarang	
  buku	
  The	
  Coconut	
  Principles	
  dan	
  
SOP-­‐it!.	
  
 Lean	
  Transformation	
  di	
  industri	
  migas	
   14	
  
 Lean	
  Transformation	
  di	
  industri	
  migas	
   15	
  
	
  
Gede	
  Manggala	
  

Más contenido relacionado

Destacado

Knowledge Based Action
Knowledge Based ActionKnowledge Based Action
Knowledge Based ActionGede Manggala
 
3 Tips SOP untuk Startup dan Perusahaan Kecil
3 Tips SOP untuk Startup dan Perusahaan Kecil3 Tips SOP untuk Startup dan Perusahaan Kecil
3 Tips SOP untuk Startup dan Perusahaan KecilGede Manggala
 
TEDx Manchester: AI & The Future of Work
TEDx Manchester: AI & The Future of WorkTEDx Manchester: AI & The Future of Work
TEDx Manchester: AI & The Future of WorkVolker Hirsch
 
Biaya kualitas dan produktifitas
Biaya kualitas dan produktifitasBiaya kualitas dan produktifitas
Biaya kualitas dan produktifitasardi35
 
Recession poll 2011 const oilmininggas_final
Recession poll 2011 const oilmininggas_finalRecession poll 2011 const oilmininggas_final
Recession poll 2011 const oilmininggas_finalshrm
 
Oil Gas Companies in Indonesia: Ready for The New Normal?
Oil Gas Companies in Indonesia: Ready for The New Normal?Oil Gas Companies in Indonesia: Ready for The New Normal?
Oil Gas Companies in Indonesia: Ready for The New Normal?Gede Manggala
 
Mitos atau fakta supervisor
Mitos atau fakta supervisorMitos atau fakta supervisor
Mitos atau fakta supervisorslamet soegiarto
 
PE929 Marginal Offshore Field Development
PE929 Marginal Offshore Field DevelopmentPE929 Marginal Offshore Field Development
PE929 Marginal Offshore Field DevelopmentpetroEDGE
 
Post Recession Offshore - Oil & Gas Industry
Post Recession Offshore - Oil & Gas IndustryPost Recession Offshore - Oil & Gas Industry
Post Recession Offshore - Oil & Gas IndustryAftab Hasan
 
Mulai journey anda dalam perbaikan proses bisnis
Mulai journey anda dalam perbaikan proses bisnisMulai journey anda dalam perbaikan proses bisnis
Mulai journey anda dalam perbaikan proses bisnisGede Manggala
 

Destacado (17)

Knowledge Based Action
Knowledge Based ActionKnowledge Based Action
Knowledge Based Action
 
3 Tips SOP untuk Startup dan Perusahaan Kecil
3 Tips SOP untuk Startup dan Perusahaan Kecil3 Tips SOP untuk Startup dan Perusahaan Kecil
3 Tips SOP untuk Startup dan Perusahaan Kecil
 
TEDx Manchester: AI & The Future of Work
TEDx Manchester: AI & The Future of WorkTEDx Manchester: AI & The Future of Work
TEDx Manchester: AI & The Future of Work
 
Biaya kualitas dan produktifitas
Biaya kualitas dan produktifitasBiaya kualitas dan produktifitas
Biaya kualitas dan produktifitas
 
Recession poll 2011 const oilmininggas_final
Recession poll 2011 const oilmininggas_finalRecession poll 2011 const oilmininggas_final
Recession poll 2011 const oilmininggas_final
 
Oil Gas Companies in Indonesia: Ready for The New Normal?
Oil Gas Companies in Indonesia: Ready for The New Normal?Oil Gas Companies in Indonesia: Ready for The New Normal?
Oil Gas Companies in Indonesia: Ready for The New Normal?
 
Mitos atau fakta supervisor
Mitos atau fakta supervisorMitos atau fakta supervisor
Mitos atau fakta supervisor
 
PE929 Marginal Offshore Field Development
PE929 Marginal Offshore Field DevelopmentPE929 Marginal Offshore Field Development
PE929 Marginal Offshore Field Development
 
Post Recession Offshore - Oil & Gas Industry
Post Recession Offshore - Oil & Gas IndustryPost Recession Offshore - Oil & Gas Industry
Post Recession Offshore - Oil & Gas Industry
 
CV_Yusman Gustaman
CV_Yusman GustamanCV_Yusman Gustaman
CV_Yusman Gustaman
 
Af06 ogun putontheoxygenmaskfirst_05162016
Af06 ogun putontheoxygenmaskfirst_05162016Af06 ogun putontheoxygenmaskfirst_05162016
Af06 ogun putontheoxygenmaskfirst_05162016
 
Mulai journey anda dalam perbaikan proses bisnis
Mulai journey anda dalam perbaikan proses bisnisMulai journey anda dalam perbaikan proses bisnis
Mulai journey anda dalam perbaikan proses bisnis
 
Kitsap intro tolss_trainingworkshop_10022015
Kitsap intro tolss_trainingworkshop_10022015Kitsap intro tolss_trainingworkshop_10022015
Kitsap intro tolss_trainingworkshop_10022015
 
Media Audiences
Media AudiencesMedia Audiences
Media Audiences
 
Personal branding
Personal brandingPersonal branding
Personal branding
 
M ogun jit-lss-sample2015
M ogun jit-lss-sample2015M ogun jit-lss-sample2015
M ogun jit-lss-sample2015
 
Personal branding
Personal brandingPersonal branding
Personal branding
 

Similar a Mengapa harga minyak rendah adalah momentum Lean Transformation di industri migas?

Hambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIM
Hambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIMHambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIM
Hambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIMdhibah
 
Compilation shinta hidayat 2001557691
Compilation shinta hidayat 2001557691Compilation shinta hidayat 2001557691
Compilation shinta hidayat 2001557691Shinta Hidayat
 
Perkembangan Manajemen Proyek
Perkembangan Manajemen ProyekPerkembangan Manajemen Proyek
Perkembangan Manajemen ProyekHeri Heryadi
 
pengendalian persediaan
pengendalian persediaanpengendalian persediaan
pengendalian persediaanadi4015
 
Delta syntetic fibres
Delta syntetic fibresDelta syntetic fibres
Delta syntetic fibresaliyudhi_h
 
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10 (1)
Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10  (1)Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10  (1)
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10 (1)DindaSeptiahArini
 
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10
Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10 Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10 giatamaistian1
 
fintech kelompok 6.pptx
fintech kelompok 6.pptxfintech kelompok 6.pptx
fintech kelompok 6.pptxssusere61925
 
Mengelola Proyek dan Sistem Global
Mengelola Proyek dan Sistem GlobalMengelola Proyek dan Sistem Global
Mengelola Proyek dan Sistem GlobalAnggitaWulansari
 
Menjelaskan Mengelola Proyek dan Sistem Global - Sistem Informasi Manajemen
Menjelaskan Mengelola Proyek dan Sistem Global - Sistem Informasi ManajemenMenjelaskan Mengelola Proyek dan Sistem Global - Sistem Informasi Manajemen
Menjelaskan Mengelola Proyek dan Sistem Global - Sistem Informasi ManajemenSonyDharmawan
 
Tantangan profesi auditor di era digitalisasi
Tantangan profesi auditor di era digitalisasiTantangan profesi auditor di era digitalisasi
Tantangan profesi auditor di era digitalisasiIlham Maulana Akbar
 
Manajemen Perubahan Organisasi.pptx
Manajemen Perubahan Organisasi.pptxManajemen Perubahan Organisasi.pptx
Manajemen Perubahan Organisasi.pptxsilviyachaniago
 
Business process reinggering
Business process reinggeringBusiness process reinggering
Business process reinggeringYesica Adicondro
 
nnnnnTugas makalah ttlfp
nnnnnTugas makalah ttlfpnnnnnTugas makalah ttlfp
nnnnnTugas makalah ttlfpIGusti Astawa
 
Proposal Ilmiah Analisis Pengaruh Strategi Related Diversification terhadap Q...
Proposal Ilmiah Analisis Pengaruh Strategi Related Diversification terhadap Q...Proposal Ilmiah Analisis Pengaruh Strategi Related Diversification terhadap Q...
Proposal Ilmiah Analisis Pengaruh Strategi Related Diversification terhadap Q...Universitas Diponegoro
 
Manajemen Operasi Strategi Proses
Manajemen Operasi Strategi ProsesManajemen Operasi Strategi Proses
Manajemen Operasi Strategi ProsesWinda nawangasari
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluanQorinatul
 

Similar a Mengapa harga minyak rendah adalah momentum Lean Transformation di industri migas? (20)

Hambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIM
Hambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIMHambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIM
Hambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIM
 
Compilation shinta hidayat 2001557691
Compilation shinta hidayat 2001557691Compilation shinta hidayat 2001557691
Compilation shinta hidayat 2001557691
 
Perkembangan Manajemen Proyek
Perkembangan Manajemen ProyekPerkembangan Manajemen Proyek
Perkembangan Manajemen Proyek
 
pengendalian persediaan
pengendalian persediaanpengendalian persediaan
pengendalian persediaan
 
Global operations adidas
Global operations adidasGlobal operations adidas
Global operations adidas
 
Delta syntetic fibres
Delta syntetic fibresDelta syntetic fibres
Delta syntetic fibres
 
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10 (1)
Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10  (1)Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10  (1)
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10 (1)
 
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10
Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10 Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10
 
fintech kelompok 6.pptx
fintech kelompok 6.pptxfintech kelompok 6.pptx
fintech kelompok 6.pptx
 
Mop kep fasilitas
Mop kep fasilitasMop kep fasilitas
Mop kep fasilitas
 
Mengelola Proyek dan Sistem Global
Mengelola Proyek dan Sistem GlobalMengelola Proyek dan Sistem Global
Mengelola Proyek dan Sistem Global
 
Menjelaskan Mengelola Proyek dan Sistem Global - Sistem Informasi Manajemen
Menjelaskan Mengelola Proyek dan Sistem Global - Sistem Informasi ManajemenMenjelaskan Mengelola Proyek dan Sistem Global - Sistem Informasi Manajemen
Menjelaskan Mengelola Proyek dan Sistem Global - Sistem Informasi Manajemen
 
Tantangan profesi auditor di era digitalisasi
Tantangan profesi auditor di era digitalisasiTantangan profesi auditor di era digitalisasi
Tantangan profesi auditor di era digitalisasi
 
Manajemen Perubahan Organisasi.pptx
Manajemen Perubahan Organisasi.pptxManajemen Perubahan Organisasi.pptx
Manajemen Perubahan Organisasi.pptx
 
Business process reinggering
Business process reinggeringBusiness process reinggering
Business process reinggering
 
nnnnnTugas makalah ttlfp
nnnnnTugas makalah ttlfpnnnnnTugas makalah ttlfp
nnnnnTugas makalah ttlfp
 
Proposal Ilmiah Analisis Pengaruh Strategi Related Diversification terhadap Q...
Proposal Ilmiah Analisis Pengaruh Strategi Related Diversification terhadap Q...Proposal Ilmiah Analisis Pengaruh Strategi Related Diversification terhadap Q...
Proposal Ilmiah Analisis Pengaruh Strategi Related Diversification terhadap Q...
 
Manajemen Operasi Strategi Proses
Manajemen Operasi Strategi ProsesManajemen Operasi Strategi Proses
Manajemen Operasi Strategi Proses
 
S2 2014-341239-chapter1
S2 2014-341239-chapter1S2 2014-341239-chapter1
S2 2014-341239-chapter1
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 

Más de Gede Manggala

SOP-it! by Gede Manggala
SOP-it! by Gede ManggalaSOP-it! by Gede Manggala
SOP-it! by Gede ManggalaGede Manggala
 
7 Reasons Why We Need to Use Solar Energy
7 Reasons Why We Need to Use Solar Energy7 Reasons Why We Need to Use Solar Energy
7 Reasons Why We Need to Use Solar EnergyGede Manggala
 
Statistik praktis: 3 kesalahan dalam menggunakan angka rata rata
Statistik praktis: 3 kesalahan dalam menggunakan angka rata rataStatistik praktis: 3 kesalahan dalam menggunakan angka rata rata
Statistik praktis: 3 kesalahan dalam menggunakan angka rata rataGede Manggala
 
Tips #2 The Coconut Principles
Tips #2 The Coconut PrinciplesTips #2 The Coconut Principles
Tips #2 The Coconut PrinciplesGede Manggala
 
10 quotes for every pioneer and problem solver
10 quotes for every pioneer and problem solver10 quotes for every pioneer and problem solver
10 quotes for every pioneer and problem solverGede Manggala
 
the coconut principles: tips#1
the coconut principles: tips#1the coconut principles: tips#1
the coconut principles: tips#1Gede Manggala
 

Más de Gede Manggala (6)

SOP-it! by Gede Manggala
SOP-it! by Gede ManggalaSOP-it! by Gede Manggala
SOP-it! by Gede Manggala
 
7 Reasons Why We Need to Use Solar Energy
7 Reasons Why We Need to Use Solar Energy7 Reasons Why We Need to Use Solar Energy
7 Reasons Why We Need to Use Solar Energy
 
Statistik praktis: 3 kesalahan dalam menggunakan angka rata rata
Statistik praktis: 3 kesalahan dalam menggunakan angka rata rataStatistik praktis: 3 kesalahan dalam menggunakan angka rata rata
Statistik praktis: 3 kesalahan dalam menggunakan angka rata rata
 
Tips #2 The Coconut Principles
Tips #2 The Coconut PrinciplesTips #2 The Coconut Principles
Tips #2 The Coconut Principles
 
10 quotes for every pioneer and problem solver
10 quotes for every pioneer and problem solver10 quotes for every pioneer and problem solver
10 quotes for every pioneer and problem solver
 
the coconut principles: tips#1
the coconut principles: tips#1the coconut principles: tips#1
the coconut principles: tips#1
 

Último

1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptxAndiAzhar9
 
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.pptIjlalMaulana1
 
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxPPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxvickrygaluh59
 
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Baratsenapananginterbaik2
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...gamal imron khoirudin
 
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiPanduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiHaseebBashir5
 
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxPraktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxEndah261450
 
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024DarmiePootwo
 
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasaw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaNovaRuwanti
 
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelmenang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelHaseebBashir5
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfPritaRatuliu
 

Último (11)

1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
 
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
 
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxPPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
 
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
 
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiPanduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
 
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxPraktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
 
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasaw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelmenang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
 

Mengapa harga minyak rendah adalah momentum Lean Transformation di industri migas?

  • 1.     Gede  Manggala   Mengapa  harga  minyak  rendah   adalah  momentum  melakukan   Lean  Transformation     di  industri  migas?   Januari  2016  
  • 2.  Lean  Transformation  di  industri  migas   2                     When an industry were booming, inefficiencies mushroomed; when the cycle reversed, it is time to get fit! Get Lean!   Kesempatan  dalam  tantangan   Harga minyak dunia yang terus-menerus turun telah membuat hampir semua perusahaan migas berjuang keras memastikan kelangsungan bisnis mereka. Berbagai upaya penghematan telah dilakukan, mulai dari pemangkasan biaya, melakukan evaluasi kontrak, bahkan di beberapa negara sudah pada tahap melakukan pengurangan karyawan. Ada kesempatan yang muncul.   Para pakar efisiensi sering mengandaikan sektor-sektor dengan profitability yang tinggi bagaikan kapal-kapal yang berlayar di air laut yang sedang pasang dimana inefisiensi adalah karang-karang di dasar laut. Dalam situasi laut pasang, karang- karang itu tidak akan terlihat dan tidak mengganggu. Di saat surut, baru terlihat bagaimana karang-karang inefisiensi itu mengganggu bahkan bisa membuat sebuah kapal karam.   Walaupun situasi ini sangat memprihatinkan, namun ada opportunity besar yang muncul jika kita bisa mencoba melihat dari horison waktu yang lebih panjang. Harus diakui, industri migas bukanlah industri yang dikenal efisien. Sektor ini lebih dikenal sebagai sektor yang menghasilkan profitability tinggi dan didominasi oleh perusahaan-perusahaan raksasa karena kapital yang diperlukan sangatlah besar mengingat investasi industri migas memerlukan aset, tool, sumber daya manusia, dan teknologi yang luar biasa masif.
  • 3.  Lean  Transformation  di  industri  migas   3   Dengan kata lain, opportunity yang ada saat harga minyak menukik turun adalah mencoba untuk merekayasa ulang desain proses bisnis industri migas. Dengan harga minyak di angka $30 per barel (atau malah kurang), perusahaan migas perlu melakukan transformasi total. Menurut saya salah satu yang bisa dilakukan adalah mencoba dengan mengaplikasikan konsep Lean secara fundamental, bukan hanya pada aplikasi tool saja.   Implementasi Lean di dunia migas saat ini Saya pernah bekerja sekitar tujuh tahun di industri migas, dan sekarang ini bekerja sebagai konsultan implementasi Lean-Six Sigma yang antara lain menangani perusahaan migas. Dari sini saya mempunyai cukup informasi untuk mengatakan bahwa konsep Lean sudah cukup lama dipelajari, dicoba, serta diimplementasikan di dunia migas. Namun jika dibandingkan dengan adaptasi dan perkembangan Lean management di dunia otomotif, elektronika, atau industri pesawat terbang, implementasi Lean di industri migas masih bisa dikatakan berada di tataran implementasi tool (misalnya penggunaan Value Stream Mapping dalam skala kecil, aplikasi kanban untuk inventory, penerapan quick change over untuk proses rig up di drilling) akan tetapi belum menggunakan filosofi Lean secara fundamental untuk membuat proses bisnis yang efisien, aman, dan lincah agar selalu kompetitif.   Lean  pada  proses  inti   POP  (Put  on  Production),  Well  Down  Response,     Kontrak,  dan  Pengadaan  Barang  bisa  menjadi   inti  transformasi  Lean  di  industri  migas  
  • 4.  Lean  Transformation  di  industri  migas   4   Ada 5 faktor yang menurut saya pribadi menjadi penyebab lambatnya adopsi total konsep Lean di industri migas:   1 1. Profit yang tinggi (di masa lalu): seperti disampaikan sebelumnya, perusahaan migas pada umumnya mempunyai skala raksasa yang mampu melakukan investasi sangat besar dengan profit yang juga besar. Pemain di sektor ini tidak terlalu banyak sehingga kompetisi tidak ketat seperti sektor otomotif atau consumer goods. Dalam industri seperti ini, pemain biasanya tidak terlalu terpacu untuk melakukan efisiensi total. Oleh karenanya, di saat profit margin makin tergerus harus kita manfaatkan untuk menjadi momentum melakukan efisiensi secara fundamental. 2. Mental barrier: ada mind set yang terlalu terpaku pada pandangan bahwa sistem manajemen yang berasal dari industri otomotif (lebih spesifik perusahaan mobil Toyota) ini tidak cocok di dunia migas. Pola pikir ini menyebabkan adaptasi Lean di dunia migas tidak secepat adopsi di dunia manufaktur pesawat, keuangan, kesehatan/rumah sakit dan bahkan startup. Sebagai catatan, semua industri di luar otomotif selalu mengalami barrier ini pada awal implementasi, namun dalam perjalanan waktu akan mulai terjadi adopsi cepat begitu intisari dan insight yang tepat ditemukan sesuai konteks masing-masing industri. Saat ini, ada beberapa perusahaan dalam dunia migas mulai menemukan pola adaptasi 2 yang pas untuk implementasi Lean Management ini karena sudah mempelajari dan melakukan implementasi lebih dari tujuh tahun.   3. Complexity & deep knowledge requirement in oil-gas industry : perusahaan-perusahaan migas pada umumnya mengelola proses yang sangat kompleks yang memerlukan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat spesifiik. Mereka mempunyai ahli-ahli geologi, earthscientist, pakar pengeboran, pakar tangki, insinyur pemipaan dan berbagai pakar lain yang memerlukan kualifikasi dan spesialisasi tinggi. Kondisi ini menyulitkan adopsi Lean Management terutama karena kebanyakan konsultan implementasi Lean datang dari sektor di luar migas dan tidak terlalu memahami betapa spesifik dan rumitnya proses pengelolaan minyak bumi dan gas. Teknologi yang unik dan canggih ini juga membawa industri migas kepada spesialisasi yang makin dalam layaknya pulau-pulau yang terpisah laut. Sayangnya, spesialisasi itu tidak diiringi pemahaman yang makin baik tentang bagaimana integrasi dan sinkronisasi antar fungsi bisa makin maju sehingga ada jembatan yang menghubungkan antar pulau-pulau itu. Yang menjadi angin segar dalam isu ini adalah makin banyaknya engineer atau ilmuwan di lingkungan migas yang makin memahami intisari ajaran Lean. Ini
  • 5.  Lean  Transformation  di  industri  migas   5   mendorong kemungkinan keberhasilan untuk melakukan perubahan dalam proses bisnis migas. 4. Faktor geografis dan lokasi: ini salah satu tantangan yang sering diucapkan para pelaku industri migas bahwa konsep Lean tidak bisa diimplementasikan karena dalam dunia perminyakan atau pertambangan tidak bisa dibuat konsep assembly line atau cell production. Awalnya saya mengakui kesulitan ini, namun dengan pemahaman yang makin baik terhadap intisari Lean serta dengan tumbuhnya teknologi yang mendukung virtual collaboration tool, justru mengatasi hal ini menjadi salah satu terobosan utama dalam transformasi industri migas. 5. Pola hubungan perusahaan migas baik secara internal dalam satu perusahaan maupun dengan pihak eksternal: Bagi saya pribadi, tantangan terbesar untuk melakukan terobosan dalam dunia migas di Indonesia adalah faktor ini. Ada dua bagian disini.Yang pertama, kebanyakan perusahaan migas dibagi dalam organisasi yang berdasarkan expertise-nya: Drilling, Well Work, Sub Surface, Surface facility, Supply Chain Management, Capital Project, IT, Human Resource/Human Capital, Health Safety Environment (HSE), dan banyak departemen lain. Terpengaruh oleh faktor no 3 di atas, relatif dibanding industri lain, perusahaan migas memiliki kedalaman ilmu/skill di dalam satu departemen namun sering tidak bekerja secara mulus dalam sebuah rangkaian aktivitas yang melibatkan interaksi antar departemen. Misalnya rantai informasi dan aktivitas dari Drilling-Well Work-Sub Surface- Surface banyak yang tidak terjadi secara mulus. Dalam contoh kasus dibawah, saya akan menggunakan contoh proses POP (Put on Production) untuk menggambarkan hal ini. Yang kedua, ada konsekuensi dari pola hubungan di atas pada pola hubungan antara sebuah perusahaan migas dengan pihak eksternal. Kuatnya expertise dalam sebuah departemen, membuat sinkronisasi dan koordinasi dengan departemen lain tidak terjalin dengan rapat. Nah, apalagi dengan pihak eskternal, misalnya supplier atau business partner. Hal yang sama terjadi juga dengan pihak lain misalnya regulator seperti SKK Migas atau departeman terkait lain seperti Kementerian Lingkungan Hidup ataupun Depnaker.Faktor ke lima ini akan sangat signifikan diperbaiki jika setiap orang dalam industri migas mengaplikasikan system thinking secara total dalam melakukan bisnisnya. “Perusahaan  di   sektor  migas   umumnya   mempunyai  proses   yang  kompleks   dengan  ilmu  dan   teknologi  yang   sangat  spesifik  dan   terspesialisasi”    
  • 6.  Lean  Transformation  di  industri  migas   6     Sebaik-baiknya perusahaan kita, hasilnya akan tidak baik jika supplier kita (yang men-supply orang, informasi, materials, jasa) tidak memberikan kualitas yang baik. Sebaliknya, sebaik-baiknya supplier dan proses kita, tetap tidak akan banyak artinya jika customer atau regulator tidak happy. Memperbaiki sebuah bisnis membutuhkan seluruh komponen untuk bersatu padu. That's system thinking!   1 The time is NOW! Sebelum membahas show case, saya ingin menekankan lagi bagaimana harga minyak rendah ini justru menjadi momentum melakukan Lean Transformatiom untuk perusahaan di sektor migas. Revolusi Lean pertama kali dipicu oleh krisis minyak di tahun 1973. Saat itu kondisi yang terjadi adalah kebalikan dari kondisi sekarang yaitu harga minyak membumbung tinggi. Salah satu industri yang kolaps saat itu adalah industri otomotif Amerika. Mobil- mobil besar dan boros ditinggalkan customer dan mulai beralih ke mobil-mobil dari Jepang yang jauh lebih murah, irit bahan bakar dan berganti model dengan cepat. Mobil-mobil yang diproduksi dengan spirit Lean adalah anti-thesis produksi masal warisan Ford dan Taylor yang sangat mengandalkan skala dan produksi besar. Sekarang, dengan krisis minyak yang berbeda, dimana harga minyak menukik tajam, justru yang harus melakukan transformasi total adalah industri migas. Saatnya memeluk dan mengadaptasi konsep Lean sebagai sebuah filosofi manajemen untuk sektor migas di masa depan. Filosofi ini jauh lebih tepat untuk masa sekarang dalam profit margin yang tertekan dan kompetisi yang makin ketat. 2 Put on Production (POP): sebuah show case tentang Lean Transformation Agar mudah membayangkan bagaimana perbedaan filosofi manajemen saat ini jika dibandingkan proses perusahaan migas yang mengadopsi Lean Transformation, saya akan menggunakan contoh salah satu core process di sektor migas yakni proses POP, yang didefinisikan sebagai proses yang dimulai dari sebuah rig selesai mengebor sumur lalu meninggalkan lokasi sampai dengan minyak/gas mengalir dari sumur tersebut.  
  • 7.  Lean  Transformation  di  industri  migas   7   A. Proses POP umumnya saat ini: Salah satu proses yang sering menjadi concern utama dalam industri migas adalah POP karena berdampak langsung terhadap produksi. Interaksi saya dengan banyak pelaku industri migas di Indonesia dan juga dengan perusahaan di luar Indonesia mengkonfirmasi permasalahan yang cukup sering terjadi yakni lamanya waktu (long lead time) untuk POP. Secara umum kondisi yang terjadi pada proses POP umumnya saat ini: • Terjadi banyak delay, waiting time, non productive time (NPT) maupun kesalahan-kesalahan yang tidak perlu. Misalnya, saat rig sudah meninggalkan lokasi sumur, kru piping tidak bisa melanjutkan pekerjaan karena perlu pekerjaan sipil terlebih dahulu (kondisi lokasi sudah hancur). Dan ternyata kru pekerjaan sipil tidak bisa masuk karena mengira kru drilling masih bekerja di lokasi (misalnya porta camp belum di angkut keluar atau peralatan lain masih berserakan di lokasi). Akhirnya terjadi delay yang bisa memakan waktu berhari-hari. • Usaha untuk melakukan perbaikan dari satu departemen hanya memindahkan bottleneck dari satu proses ke proses berikutnya. Misalnya saat dilihat bahwa pekerjaan sipil terkendala karena kurangnya alat-alat bantu (misalnya dozer), saat manajemen menambah dozer, ternyata bottleneck sekarang pindah di kru piping, misalnya kekurangan alat lifting (crane) ataupun welder. Saat itu ditambah, ternyata material piping yang menjadi kendala. Dan hal itu terjadi seterusnya. • Untuk mengatasi semua hal itu, perlu dilakukan banyak sekali meeting, koordinasi, dan ratusan email untuk memastikan semua berjalan. Sayangnya semua waktu koordinasi dan meeting itu tidak mampu mempercepat waktu POP. Saya akan menggambarkan dalam diagram bagaimana hal tersebut bisa terjadi. Saya bisa pastikan disini bahwa kebanyakan pelaku industri migas sudah bekerja keras, mengeluarkan tenaga dan pikiran ekstra untuk mengatasi hal ini. Namun secara desain proses bisnis, kerja keras ekstra itu tidak akan terbantu banyak karena optimasi yang dilakukan dalam proses saat ini adalah masih di level individual function, bukan optimasi di level overall system. Seperti yang disampaikan pada Gambar 1, kebanyakan proses di industri migas adalah kompleks dan memiliki spesialisasi yang tinggi. Bagian Drilling memiliki teknologi dan kemampuan yang sangat tinggi dalam bidangnya. Bagian Mechanical memiliki teknologi dan spesialisasi mereka. Hal yang sama juga untuk departemen Instrument/Control (I/C) ataupun Electrical. Mereka mengatur sendiri strategi dan jadwal berdasarkan analisa dan kebutuhan internal. Hal yang sama terjadi di bagian Piping, Civil, sampai bagian Produksi yang memiliki aset produksi (well). Bisa anda bayangkan bahwa dengan proses yang sangat kompleks dimana setiap departemen memiliki spesialisasi, jadwal, tim/kru, supplier dan inventory yang berbeda-beda akhirnya melahirkan sebuah proses yang berjalan lebih lama dari rencana, lebih malah dan memerlukan lebih banyak meeting untuk memastikan semua berjalan baik. Kita belum memasukkan faktor kontraktor/supplier dan bagian inventory/warehouse yang sering berada di luar kotak internal proses POP. Jangan lupa, gambaran di atas adalah versi yang sangat sederhana dari proses POP, sehingga keadaan riilnya jauh lebih kompleks dan jauh lebih tidak efisien dibanding gambaran ini. Semakin keras usaha optimasi di satu fungsi, justru semakin menyebabkan bottleneck di tempat lain. Sebuah opportunity yang luar biasa, apakah anda setuju?
  • 8.  Lean  Transformation  di  industri  migas   8           Gambar 1: Simplified Diagram untuk Proses POP Umum Saat Ini (functional strategy & optimization)  
  • 9.  Lean  Transformation  di  industri  migas   9     B. Proses POP jika mengadopsi prinsip Lean management: Pada dasarnya Lean Management bersandarkan pada filsosofi system thinking dan melakukan harmonisasi antara Supplier-Input-Proses Internal-Output-Customer (SIPOC) dalam satu sistem yang terintegrasi. Dalam filosofi ini, optimasi keseluruhan sistem jauh lebih penting dibandingkan optimasi sub-proses atau bagian-bagian dari sistem. Bisa diimengerti jika setiap sistem yang berdasarkan Lean akan mengatur irama keseluruhan sistem dalam satu komando yang dipicu oleh customer side. Bagaimana prinsip ini diaplikasikasikan dalam proses POP? Lihat simplified diagram pada Gambar 2.   Mungkin dari dua gambar tidak terlalu jelas perbedaan antara Gambar 1 dan Gambar 2, atau ada pandangan ini hanya sekadar permainan gambar belaka. Bagian tricky dari pemahaman intisari Lean memang tidak mudah dijelaskan dalam gambar sederhana. Namun ijinkan saya menyampaikan perbedaan mendasar antara dua diagram di atas: 1. Pada Gambar 1, setiap departemen mempunyai strategi, personel dan scheduling sendiri-sendiri. Disini sering terjadi bottleneck karena tidak ada keseragaman jumlah resources (unbalance) yang akhirnya menimbulkan proses yang tidak efisien. Pada Gambar 2, strategi dan scheduling dikontrol oleh satu PIC/komando berdasarkan target dan kecepatan dari sisi end customer (yaitu target kapan minyak/gas harus mengalir). Seluruh proses POP dikelola layaknya sebuah assembly line yang ritme-nya diatur oleh satu komando dimulai dari sejak proyek disetujui (AFE released) sampai minyak/gas benar-benar mengalir serta memasukkan supplier/inventory/contract planning sebagai bagian dari sistem. Departemen Drilling, Piping, I/C semua bergerak dengan sinkron dalam ritme yang sama sampai titik put on production terjadi. 2. Pada Diagram 1, setiap departemen melakukan usaha optimasi di level tim (departemen Drilling menghitung target dan kapasitas berdasarkan KPI Drilling, hal yang sama dilakukan oleh departemen Piping, dan seterusnya). Pada Diagram 2, dilakukan usaha optimasi di level sistem POP sebagai satu kesatuan value stream atau end-to-end process. Jika terjadi bottleneck, maka dilakukan evaluasi yang bersifat end-to-end bukan hanya usaha sporadis di level departemen. 3. Pada Diagram 1 antara satu departemen dan departemen yang lain tidak ada protokol dan visual status/schedule yang membantu integrasi dan sinkronisasi antar departemen. Pada Diagram 2, diadakan visualisasi schedule dan status setiap progress sehingga keseluruhan proses POP menjadi semacam virtual factory atau virtual assembly line. Kemajuan teknologi informasi yang sudah ada saat ini memungkinan dibuatnya workflow dan visual collaborative tool yang menjadikan Lean Transformation ini memungkinkan terjadi dewasa ini (tidak harus menjadi assembly line secara fisik). Salah satu kekhawatiran para pelaku di sektor migas adalah mendengar konsep assembly line dengan mengira hal itu menjadikan proses mereka seperti pabrik di dunia manufaktur yang akhirnya memunculkan anggapan hal itu tidak relevan dengan industri migas. Namun jika kita lihat dengan seksama, sesungguhnya assembly line itu memang ada mengingat banyaknya proses yang bersifat repetitive dengan sequence aktivitas dari unit satu ke yang lain; hanya saja tidak terlihat secara kasat mata karena faktor geografis dan nature of process di sektor migas dengan sebagian aset di bawah tanah ataupun secara lokasi tersebar sangat luas. Kemajuan teknologi informasi benar-benar membantu kita untuk melakukan hal yang dulu dianggap tidak mungkin dengan membuat virtual assembly line.  
  • 10.  Lean  Transformation  di  industri  migas   10           Gambar 2: Simplified Diagram untuk POP yang menerapkan prinsip Lean (overall sys tem optimization)
  • 11.  Lean  Transformation  di  industri  migas   11   Berdasarkan pengalaman dengan scope dan tingkat sukses yang beragam dari berbagai proyek POP dimana saya pernah terlibat, manfaat melakukan transformasi ini adalah: 1. Pemangkasan lead time POP antara 25%-50%. 2. Pengurangan biaya dan inventory 3. Kepastian informasi (reliability and accuracy of information) yang sangat penting dalam mengelola aset migas. Aplikasi Lean Transformation pada proses utama migas lainnya Jika proses POP bisa kita kelola dalam prinsip yang sudah terbukti berhasil di berbagai sektor seperti otomotif, elektronik, rumah sakit sampai perbankan ini, maka dengan sangat yakin kita bisa menerapkan proses ini ke dalam proses-proses lain yang mempunyai karakteristik: merupakan core process dalam industri migas, bersifat repetitif, dan memerlukan koordinasi berbagai fungsi. Misalnya: 1. Proses pembuatan kontrak: dari pembuatan draft sampai kontrak efektif. 2. Proses pengadaan barang: dari pembuatan bill of materials (BOM) sampai barang diterima di lapangan. 3. Well Response Time: dari mendapatkan informasi well down sampai sumur bisa dihidupkan lagi Masih banyak proses-proses lain yang bisa dikelola sebagai sebuah value stream dan bukan lagi dikelola dalam fungsi- fungsi yang terpisah (misalnya proses recruitment pegawai baru untuk departemen Human Resources). Dengan melakukan transformasi ini secara bertahap dalam strategi yang terencana baik, perlahan-lahan sebuah perusahaan migas akan jauh lebih lincah, lebih cepat dan bisa memangkas biaya signifikan. Tentu saja yang tidak boleh kita lupakan (dan tidak kita bahas disini secara mendalam) adalah semangat iterasi dan continuous improvement (kaizen) yang menjadi salah satu jiwa Lean management. Bahwa perubahan harus dimulai secara bertahap dan terus-menerus dengan menggunakan metode yang sistematis. 60% sameday is better than 90% someday...   “Manfaat  Lean   Transformation:   Pemangkasan  lead   time,  pengurangan   biaya  dan  inventory   dan  informasi  yang   lebih  reliable  dan   akurat”    
  • 12.  Lean  Transformation  di  industri  migas   12   Sebagai penutup dan kesimpulan, ini poin-poin yang bisa menjadi pemikiran atau diskusi bagi para pemangku kepentingan di sektor migas.   1 1. Necessity is the mother of invention: dalam sebuah kebutuhan untuk survival yang sangat mendesak, salah satu cara adalah melihat kemungkinan melakukan sesuatu yang selama ini dijalankan dengan skala kecil atau dengan keragu-raguan (seperti Lean management) menjadi sebuah prinsip yang dianggap sebagai strategi besar. Menjalankan metode lama bukanlah pilihan. Waktunya untuk berubah adalah sekarang 2. Tidak mudah, tapi bisa dilakukan: jebakan dalam implementasi Lean yang sering salah dimengerti adalah karena di atas kertas tampak sangat sederhana dan mudah. Menerapkan prinsip Lean tidak semudah yang dibayangkan karena lebih bersifat perubahan budaya dibanding hanya menggunakan tool tertentu. Menggunakan single view scheduling dipadukan dengan value stream mapping sering sudah dianggap sebagai sebuah transformasi. Padahal tanpa komitmen para eksekutif puncak untuk merangkul filosofinya, benefit yang didapatkan tidaklah sustainable. Selain komitmen manajemen, perubahan mindset seluruh karyawan akan menjadi faktor utama untuk membuatnya menjadi riil, karena dalam 2 transformasi Lean termasuk dalam lingkupnya adalah semangat system thinking, misalnya menjadikan supplier dan customer sebagai bagian dari sistem. Tidak mudah karena memerlukan komitmen dan kerja keras, tapi bisa dilakukan.   3. Systematic Continuous Improvement: walaupun transformasi perlu dilakukan dengan total, namun pendekatan untuk melakukan perubahan haruslah menggunakan metode yang sistematis dengan perubahan inkremental secara terus-menerus. Dengan demikian, setiap perbaikan sempat dievaluasi, dipelajari dan diperbaiki dalam perbaikan berikutnya. Learning organization juga menjadi pilar dalam Lean Transformation, bahwa setiap organisasi harus selalu mengevaluasi dirinya sendiri dan melakukan perbaikan secara terus-menerus menggunakan data dan sistematika.   Semoga tulisan ini menjadi referensi dalam melakukan evaluasi bagi para pelaku di sektor migas.    
  • 13.     Gede  Manggala   gede.manggala@gmail.com   http://gedemanggala.com   Penulis  bekerja  sebagai  konsultan  proses  bisnis   khususnya  implementasi  Lean-­‐Six  Sigma.  Pernah   bekerja  di  industri  migas  dan  keuangan.   Pengarang  buku  The  Coconut  Principles  dan   SOP-­‐it!.  
  • 14.  Lean  Transformation  di  industri  migas   14  
  • 15.  Lean  Transformation  di  industri  migas   15     Gede  Manggala