SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
KATA PENGANTAR

          Puji dan sukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan kerja praktek (KP) sampai penyusunan
laporan kerja praktek ini.

          Adapun pelaksanaan kerja praktek ini adalah salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan Gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Medan.
Penyusunan laporan kerja praktek ini disusun berdasarkan hasil kerja praktek yang
dilaksanakan di PT. Indonesia Asahan Aluminium.

          Dalam pelak sanaan kerja praktek ini, kami menyadari bahwa laporan ini masi kurang
sempurna dan masi ada kekurangan, oleh karena itu dengan kerendahan hati kami menerima
kritik dan saran dari pembaca yang sipatnya membangun untuk lebih sempurnanya laporan
ini.

          Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

       1. Bapak Ir. Zainuddin .MT, sebagai ketua jurusan teknik mesin, Fakultas Teknik
          Industri di Institut Teknologi Medan

       2. Bapak Ir. Nasripili, sebagai kordinator kerja praktek Departemen Teknik mesin
          Fakultas Teknik Industri di Institut Teknologi Medan

       3. Bapak Ir. M. Danny Sam, sebagai dosen pembimbing kerja praktek yan g telah
          berkenan memberikan bimbingan kepada kami untuk menyelesaikan kerja praktek
          ini.

       4. Seluruh stap karyawan PT. Inalum yang telah memberi kesempatan kepada OJT yang
          telah menimbah ilmu diperusahaan PT. Inalum.

       5. Bapak Mukayat Imam Safii sebagai pembimbing lapangan di seksi penuangan PT.
          Indonesia Asahan Aluminium.

       6. Keluarga kami tercinta Khususnya pada Ayah handa dan Ibunda kami yang telah
          memberi doa dan dukungan moril dan materil
7. Seluru rekan mahasiswa stambuk 2007 yang telah memberikan masukan dan saran
       kepada kami dalam penyusunan laporan ini.

Akhir kata kami berharap laporan kerja praktek ini bias bermampaat terhadap siapa saja yang
membacanya dan semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan partisipasi kepada
kami, Amin.




                                                                    Medan, mei 2011

                                                                        Penulis,
DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR                                   i

DAFTAR ISI                                       ii

BAB I PENDAHULUAN                                1

  1.1 Latar Belakang                                 1

  1.2 Tujuan Kerja Praktek                           2

  1.3 Mamfaat Kerja Praktek                          2

  1.4 Batasan Masalah                                3

  1.5 Waktu dan Tempat Penelitian                    4

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN                      5

  2.1 Visi dan Misi PT. Inalum                       5

  2.2 Sejarah Singkat                                5

  2.3 Ruang Lingkup PT. Inalum                       7

  2.4 Perbandingan Saham dan Tenaga Kerja            7

  2.5 Fasilitas Lainya                               8

  2.6 Alih Teknologi                                 8

  2.7 Kinerja Perusahaan Kontribusi PT. Inalum       9

  2.8 Kontribusi PT. Inalum                          11
2.9 Proses Produksi                            11

BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN MSDM             13

  3.1 Bentuk Organisasi                          13

  3.2 Struktur Organisasi                        14

  3.3 Manajemen Sember Daya Manusia              18

  3.4 Tenaga Kerja dan Jam kerja                 20

Bab IV CASTING SECTION                           22

  4.1 Gambar Umum Casting Section                22

  4.2 Standard Mutu Aluminium Batangan           25

  4.3 Perencanaan Produk si di seksi penuangan   26

  4.4 Bagian Casting Operasi                     29

  4.5 Bagian Transport                           29

  4.6 Bagian Operasi Bendling                    29

  4.7 Bagian Maintanance                         30

  4.8 Fungsi Pasilitas Utama                     30

  4.9 Fasilitas Pendukung                        32

  4.10 Material                                  32

  4.11 Metode Proses Pembuatan Ingot             34

  4.12 Bunding                                   36

  4.13 Spearing (Pembersi Dapur)                 37

BAB V CASTING PROSES                             38
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN                        41

   6.1 Kesimpulan                                  41

   6.2 Saran                                       42

LAMPIRAN




                                    DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Produksi PT. Inalum tahun 2003         10

Tabel 3.1 : Distribusi Karyawa                     20

Tabel 3.2 : Pembagian shift kerja                  21

Table 4.1 : Standart mutu Aluminium (Ingot)        25
BAB I

                                       PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

        Industri peleburan Aluminium mulai berkembang sejak Charles Hall dan Paul Heroult yang
secara terpisah menemukan proses produksi Aluminium yang lebih sederhana pada tahun 1886, yaitu
dengan cara mereduksi Aluminium (Al) dari bahan baku alumina (Al2O3) dengan proses elektrolisis.
Dalam proses ini, bahan karbon (C) dipakai sebagai elektroda, didalam lelehan kriolit (Na 3AlF6)
sebagai larutan elektrolit, dan arus listrik searah (DC) sebagai sumber energi pemisah Al dari senyawa
alumina (Al2O3), dan menjaga agar elektrolit maupun metal cair yang terbentuk tetap terjaga dalam
fase cair di dalam tungku reduksi.

          PT. Indonesia Asahan Aluminium (PT. Inalum) merupakan proyek kerjasama               antara
Pemerintah Indonesia, Perusahaan swasta Jepang dan Pemerintah Jepang yang bergerak di bidang
industri peleburan Aluminium. PT. Inalum berlokasi di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka,
Kabupaten Batubara Sumatera Utara. PT. Inalum adalah satu-satunya pabrik peleburan aluminium
yang ada di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara dengan kapasitas 700 ton atau lebih Aluminium
cair/hari. PT. Inalum memiliki tiga pabrik utama yaitu :

1.1.1.   Unit Karbon (Carbon Plant)

         Pabrik Karbon memproduksi blok anoda dibagi atas tiga pabrik, yaitu pabrik pembuatan
karbon mentah (green plant), pabrik pemanggangan (baking plant) dan pabrik penangkaian (rodding
plant ). Di pabrik karbon, bahan baku kokas dan hardpitch di campur dan di bentuk menjadi blok
anoda dan di panggang dengan temperature 1250 oC kemudian di bawa ke pabrik penangkaian untuk di
pasangkan tangkai dengan menggunakan cast iron. Blok anoda di pabrik reduksi berfungsi sebagai
elektroda.

1.1.2.   Unit Reduksi (Reduction Plant)

         Pabrik reduksi terdiri dari 3 gedung dengan 510 tungku Prebaked Anode Furnace (PAF)
dengan desain 175 KA, namun sudah di tingkatkan hingga 199 KA, beroperasi pada suhu 970 oC. Pada
tungku reduksi bahan baku alumina akan dielektrolisa sehingga menghasilkan Aluminium cair
(molten). Setiap pot rata-rata dapat menghasilkan aluminium sekitar 30 ton atau lebih Aluminium
cair/hari.

1.1.3.   Unit Penuangan (Casting Plant) .

         Di pabrik penuangan Aluminium cair dituangkan ke dalam Holding Furnace dengan kapasitas
30 ton. Aluminium cair ini kemudian dicetak ke dalam cetakan Casting Machine dengan kapasitas 12
ton/jam dan menghasilkan Aluminium batangan (ingot) yang beratnya masing-masing 50 lbs (+ 22,7
kg). Prinsip dasar dari industri peleburan aluminium adalah reaksi elektrolisa. Dimana proses
elektrolisa di dalam tungku dapat berlangsung dengan adanya material-material yang digunakan untuk
memproduksi Aluminium. Adapun material-material tersebut adalah: Alumina (Al2O3), anoda karbon
(C), katoda, larutan bath yang terdiri atas kliorit (Na 3AlF6), AlF3, soda abu (Na2CO3), tegangan listrik,
dan sebagainya. Material ini akan dimasukkan ke dalam tungku dengan temperatur operasi 790 oC,
dengan kuat arus normal sebesar 190 kA dan tegangan antara 4,20–4,30 V.

1.2 Tujuan Kerja Praktek

         1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami aplikasi ilmu yang telah didapat di
             perusahaan serta menambah pengalaman.
         2. Sebagai persyaratan memenuhi perkuliyaan dikampus.
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem kerja perusahaan dan terjun atau turut
         serta dalam proses.
      4. Mahasiswa dapat mengetahui produktivitas perusahaan.
      5. Mengenalkan dan membiasakan diri terhadap suasana kerja sebenarnya sehingga dapat
         membangun etos kerja yang baik, serta sebagai upaya untuk memperluas
         cakrawala wawasan kerja


1.3 Manfaat Kerja Praktek
   1. Dengan adanya kerja praktek ini, diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan kreativitas
      kemandirian mental di dunia kerja.
   2. Guna memenuhi kurikulum perkuliahan di INSTITUTE TEKNOLOGI MEDAN (ITM),
      khususnya jurusan Teknik Mesin
   3. Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu: pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
   4. Tujuan pendidikan PENS-ITM yaitu: kepemimpinan, keahlian, kemandirian,kreativitas,
      berpikir ilmiah dan sikap hidup bermasyarakat.
   5. Diperlukan keselarasan antara sistem pendidikan tinggi dan dunia kerja.
   6. Syarat kelulusan mata kuliah kerja praktek di Jurusan Teknik Mesin dan Teknik Industri
1.4 Batasan Masalah
   Adapun batasan masalah dari penulisan laporan kerja praktek di PT. Inalum adalah :
   1. Manajemen Perusahaan
      Kerja praktek bidan manajemen perusahaan mencakup pembahasan mengenai strutur
      organisasi perusahaan, tata letak pabrik , pemasaran, permasalahan tenaga kerja, keselamatan
      dan kesehatan kerja, standard produksi dan gugus kendali mutu (ISO 9000 dan ISO 14000).
   2. Bidan Produksi
      Kerja praktek dibidang produksi dilakukan dengan mempelajari proses pengolahan bahan baku
      menjadihasil jadi atau hasil setengah jadi yang merupakan produk akhir pada
      industry/perusahaan dimana kerja praktek dilakukan.
   3. Bidan Pemeliharaan
   4. Analisa Kasus


1.5 Waktu Dan Tempat Pelaksaan
Penulis melaksanakan program Praktek Kerja Lapangan di PT Indonesia Asahan Aluminium
(Inalum) yang berlokasi di kuala tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara. Penulis
melakukan Praktek Kerja lapangan di salah satu seksi di Pabrik Peleburan Aluminium, yaitu seksi
penuangan (Casting Section – SCA)
Praktek Kerja Lapangan (PKL) tersebut dilaksanakan pada tanggal 4 April 2011 sampai dengan 20
Mei 2011




                                               BAB II
                       GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.      VISI DAN MISI PT. INALUM
       2.1.1   VISI
               PT INALUM menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat, dan dalam 10 tahun
               kedepan setelah tahun 2009 akan menjadi perusahaan yang terkenal dalam produktivitas
               dan daya saing di industri aluminium dunia
       2.1.2   Misi

           1. Menciptakan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan melalui bisnis yang
           2. menguntungkan serta mampu bersaing di pasar global.
           3. Mendukung pengembangan ekonomi regional dan nasional dan selalu menjaga hubungan
              yang harmonis dengan masyarakat.
2.2.    Sejarah Singkat
        Setelah upaya memanfaatkan potensi Sungai Asahan yang mengalir dari Danau Toba di
Propinsi Sumatera Utara untuk menghasilkan tenaga listrik mengalami kegagalan pada masa
pemerintahan Hindia Belanda, pemerintah Republik Indonesia bertekad mewujudkan pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di sungai tersebut.


        Tekad ini semakin kuat ketika tahun 1972 pemerintah menerima dari Nippon Koei, sebuah
perusahaan konsultan Jepang laporan tentang studi kelayakan Proyek PLTA dan Aluminium Asahan.
Laporan tersebut menyatakan bahwa PLTA layak untuk dibangun dengan sebuah peleburan aluminium
sebagai pemakai utama dari listrik yang dihasilkannya.


        Pada tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundingan-perundingan yang panjang
dan dengan bantuan ekonomi dari Pemerintah Jepang untuk proyek ini, pemerintah Republik Indonesia
dan 12 Perusahaan Penanam Modal Jepang menandatangani Perjanjian Induk untuk PLTA dan Pabrik
Peleburan Aluminium Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan Proyek Asahan. Kedua belas
Perusahaan Penanam Modal Jepang tersebut adalah Sumitomo Chemical company Ltd., Sumitomo
Shoji Kaisha Ltd., Nippon Light Metal Company Ltd., C Itoh & Co., Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd.,
Nichimen Co., Ltd., Showa Denko K.K., Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical Industries Ltd.,
Mitsubishi Corporation, Mitsui Aluminium Co., Ltd., Mitsui & Co., Ltd.


        Selanjutnya, untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan didirikan di Jakarta kedua
belas Perusahaan Penanam Modal tersebut bersama pemerintah Jepang membentuk sebuah perusahaan
dengan nama Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd (NAA) yang berkedudukan di Tokyo pada tanggal
25 Nopember 1975.


        Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), sebuah perusahaan
patungan antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd, didirikan di Jakarta.
Inalum adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan Proyek Asahan, sesuai dengan
Perjanjian Induk. Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium
Co., Ltd pada saat perusahaan didirikan adalah 10% dengan 90%. Pada bulan Oktober 1978
perbandingan tersebut menjadi 25% dengan 75% dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%.
Dan sejak 10 Februari 1998 menjadi 41,12% dengan 58,88%.

        Untuk melaksanakan ketentuan dalam Perjanjian Induk, Pemerintah Indonesia kemudian
mengeluarkan SK Presiden No. 5/1976 yang melandasi terbentuknya Otorita Pengembangan Proyek
Asahan sebagai wakil Pemerintah yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunan dan
pengembangan Proyek Asahan.

Inalum dapat dicatat sebagai pelopor dan perusahaan pertama di Indonesia yang bergerak dalam
bidang industri peleburan Aluminium dengan investasi sebesar 411 milyar Yen.

2.3.    Ruang Linkup


                              Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA Inalum membangun dan
                              mengoperasikan PLTA yangterdiri dari stasiun pembangkit listrik
                              Sigura-gura dan Tangga yang terkenal dengan nama Asahan 2
                              yang terletak di Paritohan, Kabupaten Toba Samosir, Propinsi
                              Sumatera Utara. Stasiun pembangkit ini dioperasikan dengan
                              memanfaatkan air Sungai Asahan yang mengalirkan air danau
                              Toba ke Selat Malaka.

                              Oleh karena itu, total listrik yang dihasilkan sangat bergantung pada
                              kondisi permukaan air danau Toba. Pembangunan PLTA dimulai pada
tanggal 9 Juni 1978 Pembangunan stasiun pembangkit listrik bawah tanah Siguragura dimulai pada
tanggal 7 April 1980 dan diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto dalam acara Peletakan Batu Pertama
yang diselenggarakan dengan tata cara adat Jepang dan tradisi lokal. Pembangunan seluruh PLTA
memakan waktu 5 tahun dan diresmikan oleh wakil presiden Umar Wirahadikusuma pada tangagl 7
Juni 1983. Total kapasitas tetap 426 MW dan output puncak 513 MW. Listrik yang dihasilkan
digunakan untuk pabrik peleburan di Kuala Tanjung.


2.4     Perbandingan Saham dan Tenaga Kerja


        Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum),sebuah perusahaan
patungan antara pemerintah indonesia dengan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd didirikan di
Jakarta. Inalum adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan proyek asahan,sesuai
dengan perjanjian induk. Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan
aluminium Co., ltd adalah :


Saat didirikan Tahun 1975      : 10% Indonesia - 90% Nippon Asahan Aluminium
Pada bulan Oktober 1978         : 25% Indonesia – 75% Nippon Asahan Aluminium


Pada bulan Juni 1987            : 41,13% Indonesia – 58,87% Nippon Asahan Aluminium


Pada bulan Februari 1988        : 41,12% Indonesia – 58,88% Nippon Asahan Aluminium


2.5     Fasilitas Lainnya


        Untuk kelancaran operasional pabrik, perusahan juga mendirikan beberapa fasilitas
pendukung dikedua proyek seperti sebuah pelabuhan dengan 3 dermaganya, di mana salah satunya
telah di serahkan kepemerintah Indonesia pada tahun 1984 untuk kepentingan umum, dan jalan
penghubung.


Komplek perumahan untuk karyawan juga di bangun diatas areal 200 Ha di pabrik peleburan dari 80
Ha di PLTA lengkap dengan fasilitas di dalamnya seperti :


             Mesjid
             Gereja

             Gedung olah raga dan pertemuan

             Rumah sakit

             Supermarket

             Kantor pos

             Fasilitas olah raga

             Telekomunikasi

             Dan lainnya.


2.6     Alih Teknologi

        Pembangunan PT. Inalum merupakan suatu kesempatan baik untuk alih teknologi dan harus di
manfaatkan sebaik-baiknya oleh putra putri Indonesia sebagai suatu medan latihan. Untuk memenuhui
harapan ini di lakukan ahli teknologi dari para kontraktor asing. Pembangunan PT.Inalum
membutuhkan teknologi yang rumit. Dengan berpartisipasi dalam pembangunan proyek ini banyak staf
dan karyawan Indonesia memperoleh kesempatan untuk melangkahkan kakinya ke gerbang teknik
kontruksi modern yang diperolehnya dari kontraktor jepang. Banyak pula staf Indonesia yang bekerja
pada perusahan kontraktor jepang dan sub-kontraknya di kirim ke jepang untuk mengikuti pelatihan.


Perusahaan menyadari bahwa kelancaran pembangunan dan keberhasilan operasionalnya, tidak
terlepas dari dukungan dan kerjasama yang baik dengan pemangku amanahnya (stakeholder). oleh
karena itu, perusahaan melakukan berbagai kegiatan seperti:


               Bidang keagamaan
               Bidang pendidikan

               Pemberdayaan masyarakat

               Olah raga dan kebudayaan

               Kepemudaan

               Dan lain sebagainya.


        Kegiatan tersebut bertujuan untuk menciptakan hubungan baik dengan masyarakat di
sekitarnya.


2.7     Kinerja Perusahaan
        Desain produksi alumunium batangan PT. Inalum adalah 225.000 ton Aliminium per tahun.
Namun dengan adanya technologi improvement yang di lakukan oleh karyawan PT Inalum, kini
produksi PT Inalum jauh di atas desain produksinya. Tingkat efesiensi pengggunaan arus juga
meningkat hingga lebih dari 92%.
        Kapasitas produksi aluminium batangan PT. Inalum sangat bergantung pada jumlah listrik
yang di hasilkan oleh PLTA     PT. Inalum, Sedangkan PLTA PT. inalum bergantung pada kondisi
permukaan air danau toba sebagai sumber air utama sungai Asahan.
Berikut ini adalah tabel produksi aluminium ingot PT Inalum sejak tahun 2003.
Tabel: 2.1 produksi PT. Inalumsejak tahun 2003


Sertifikasi :
    a. Implementasi sistem manajemen mutu ISO – 9001 di PT>Inalum telah mendapat
         rekomendasi SGS Internasional dan memperoleh dua sertifikat, masing-masing:
                1. Nomor AU 94/1054, Prebruari 1998 oleh joint Accredition System of Australia and
                   New Zealand (JAS-ANZ)
                2. Nomor ID03/0239, April 1998 oleh United Kingdom Accreditation Service (UKS)
    b. Data rangka turut melestarika lingkungan PT>Inalum telah mendapat sertipikat ISO 14001
         NO.E55087 tentang Enviromental Management Syistem dari SGS internasional & UKAS, 5
         April 2002.
    c. pT.Inalim telah mendapatkan predikat bendera biru (blue Flag) dari pemerintah Indonesia
         dalam hal pelestarian lingkungan (PROPER Evaluation).
    d. Dlam hal SMK3, PT.Inalum telah mendapatkan sertifikat No. 00352/SE/2004 pada tanggal 3
         januari 2005 dengan prdikat bendera Emas (Gold Flag)
    e. Untuk mendeteksi ancaman keamanan dan mengambil tindakan pencegahan di pelabuhan,
         PT.Inalum telah mendapat sertifikat ISPS Code (international Ship and Port Fasilitu Security)
         No. 02/0161-DV, tanggal 3 juni 2005 yang dikeluarkan oleh Depertemen Perhubungan
         Republik Indonesia
2.8     Kontribusi PT. Inalum
        Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan tidak akan tercapai tanpa hubungan baik
dengan masyarakat. Sejumlah dana telah dikeluarkan untuk meningkatkan kehidupan sosial dan
ekonomi masyarakat sekitar, seperti pembangunan fasilitas –fasilitas umum, jalan – jalan sekitar,
pelatihan teknik kejuruan bagi pemuda di daerah sekitar, pemberian beasiswa dan TABANAS kepada
murid–murid SD dan SMP setempat yang telah lulus dengan prestasi baik, serta melaksanakan
perlombaan dan pertandingan olah raga dikedua daerah proyek khususnya di Sumatra Utara pada
umumnya.


2.9     Proses produksi
        Pabrik peleburan Aluminium di sebut juga sebagai proyek ”listrik dalam kaleng”, sebab listrik
yang di hasilkan oleh pembangkit listriknya,sebagian besar di gunakan untuk kepentingan pabrik
peleburan.
Listrik yang di hasilkan melalui PLTA PT. Inalum, yang terletak di sungai asahan, disalurkan ke pabrik
peleburan Aluminium di Kuala Tanjung melalui 275 Kv jaringan trasmisi.
Bahan baku untuk aluminium di bongkar di pelabuhan Inalum dan di masukan ke dalam silo masing-
masing melalui belt conveyor. Alumina di dalam silo kemudian dilarikan ke dry scrubber system untuk
di reaksikan dengan gas HF dari tungku reduksi. Reacted alumina di sebut kemudian di bawa ke
hopper pot dengan anode changing crane (ACC) dan di masukan ke dalam tungku reduksi.
        Kokas yang ada di dalam silo dicampur dengan butt atau punting anoda dan di panaskan
dulu. Material-material tersebut di campur dengan pitch sebagai perekatnya. Kemudian materialnya
tersebut di cetak di Ishaking machine menjadi blok karbon mentah. Blok tersebut kemudian di
panggang di baking furnace. Anoda yang sudah dipangggang kemudian di               bawah ke pabrik
penangkaian ,namanya anode assembly.

        Anode assembly ini kemudian dibawa kepabrik reduksi dengan kendaraan khusus, anode
transport car (ACC) untuk di gunakan sebagai elektroda dalam proses elektrolisasi. Setelah anoda
tersebut di pakai selama kuran lebih 30 hari di dalam pot, puntung anoda tersebut diganti dengan
yang baru. Puntung tersebut kemudian di pecah di pabrik penangkaian untuk kemudian di pakai lagi.

        Didalam tungku reduksi, alumina akan dielektrolisai menjadi Aluminium cair. Setiap 32 jam,
setiap pot akan di hisap 1,8 samapai 2 ton aluminium. Aluminium cair ini kemudian di bawa ke pabrik
penuangan dengan metal transport car (MTC) dan di tuangkan ke dalam holding furnace. setelah
mendapat proses lanjutan, Aluminium cair di cetak di casting machine menjadi ingot, berat nya 22,7
kg per batang. Aluminium batangan (ingot) ini kemudian diikat dan siap untuk dipasarkan.




                                            BAB III

                          STRUKTUR ORGANISASI DAN MSDM

III. STRUKTUR ORGANISASI

    3.1 Secara Umum
Setiap orang tentu mempunyai tujuan dan berusaha untuk mencapainya. Tujuan itu
akan berbeda bagi setiap orang antar alain karena pengaruh pengetahuan dan
pengalamannya berbeda. Namun demikian setiap orang akan sama dalam satu hal yaitu
ingin memperthankan dan memenuhi kebutuhan hidupnya, antara lain kebutuhan akan
sandang pangan , kebutuhan akan rasa aman , kebutuhan untuk bergaul , kebutuhan untuk
dihargai dan kebutuhan di akui keberhasilannya.

        Oleh karena manusia secara kodrat terbatas kemampuannya maka dia tidak dapat
memenuhi kebutuhanna secara sendiri . dia harus bekerja sama dengan orang lain untuk
mencapai tujuannyna , atau beroganisasi, yaitu perpaduan secara sistematis dari bagian-
bagian yang saling berkait/ tergantung untuk memberikan suatu kesatuan yang bulat melalui
kewenangan dan pengawasan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dan sebagai
tindak lanjutnya membentuk suatu struktur organisasi.

       Struktur organisasi adalah gambaran skematik tentang hubungan kerja sama antara
orang bekerja pada suatu organisasi guna mencapai tujuannya.

Menurut hubungan kerja sama tersebut, serta lalu lintas wewenang dan tanggung jawabnya ,
maka struktur organisasi tersebut dapat dibedakan atas:

   1. organisasi garis ( line organization )
   2. organisasi garis dan staff ( staff and line organization )
   3. organisasi panitia ( comitee)
   4. organisasi fungsi ( fungtional organization )



         Di PT.INALUM, struktur organisasi yang di pakai adalah organisasi garis dan staff.
Adapun fungsi atau tugas dari bagian-bagian struktur organisasi tersebut adalah sebagai
berikut:

3.2. Rapat umum pemegang saham (RUPS)

   -     RUPS adalah organ perseroan yang memegan kekuasaan tertinggi. RUPS terdiri dari:
a. Rapat tahunan yang diadakan selambat-lambatnya pada akhir bulan September
              setiap tahun kaelnder.

           b. Rapat umum luar biasa diadakan setiap saat jika dianggap perlu oleh direksi
              dan/ atau pemegang saham

   -   Hak dan wewenang RUPS adalah mengangkat dan memeberhentikan komisaris dan
       direksi

3.3. komisaris

 3.3.1. keanggotaan.

       -     Komisaris terdiri dari sekurang-kurangnya 2 ( dua ) orang anggota, salah seorang
             diantaranya bertindak sebagai presiden komisaris.

       -     Para anggota komisaris dan presiden komisaris dianggakat oleh RUPS dari calon-
             calon yang diusulkan oleh para pemegang saham pihak asing dan pemegang
             saham pihak Indonesia sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh
             masing-masing pihak dengan ketentuan sekurang-kurangnya 1 (satu) orang
             anggota komisaris harus ada calon yang di usulkan oleh pemegang saham pihak
             Indonesia.

 3.3.2. Anggota komisaris dipilih untuk sauatu jangka waktu yang berakhir pada
           penutupan rapat umum pemegang saham tahunan yang kedua setelah mereka
           terpilih dengan tidak mengurangi hak rapat umum pemegang saham

 3.3.3. Tugas dan wewenang.

       − Komisaris bertugas mengawasi kebujakan direksi dalam menjalankan           perseroan
             serta memberikan nasihat kepada direksi .

       −       Komisaris dapat meminta penjelasan tentang segala hal yang dipertanyakan
3.3.4.     Komisaris setiap waktu berhak menggentikan untuk sementara waktu seorang atau
           lebih anggota direksi berdasarkan keputusan yang disetujui oleh lebih dari ½ (satu
           per dua) jumlah anggota komisaris jikalau mereka bertindak bertentangan dengan
           anggaran dasar dan/atau undang-undang dan peraturan yang berlaku.

3.4. Direksi

    3.4.1. keanggotaan

             − Direksiterdiri dari sekurang kurangnya enam orang anggota, diantara seorang
                Sebagai President Direktur.

             − Para anggota Direksi diangkat dan d iangkat dari rapat umum Pemegang
                Saham.

             − Para anggota Direksi di angkat dari calon-calon yang diusulkan para
                 Pemegang Saham pihak Indonesia sebanding dengan jumlah saham yang
                 dimiliki oleh masing-masing pihak dengan ketentuan sekurang-kurangnya
                 satu orang anggota Direksi harus dari calon yang diuslkan oleh Pemegang
                Saham pihak Indonesia.

             − Tidak kurang dari dua orang anggota Direksi termasuk seorang anggota yang
                dicalonkan oleh Pemegang Saham Indonesia harus ber kebangsaan
                 Indonesia.

          3.4.2. Masa Jabatan

              − Para anggota Direksi dipilih untuk suatu jangka waktu yang berakhir pada
                  penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan kedua setelah mereka
                  terpilih dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk
                  memberhentikan para anggota Direksi sewaktu-waktu dan mereka dapat
                  dipilih kembali oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
− Dalam hal terdapat penambahan anggota Direksi, maka masa jabatan
                   anggota Direksi lainnya yang telah ada, kecuali Rapat Umum Pemegang
                   Saham menetapkan lain.




        3.4.3. Tugas dan Wewenang

                − Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk
                   kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya.

                − Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh
                   Rapat Umum Pemegang Saham dan Wewenang tersebut oleh Rapat
                   Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada Komisaris.

                − Direksi untuk, perbuatan tertentu atas tanggung jawabnya sendiri, berhak
                   pula mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasa yang diatur
                   dalam surat kuasa.

                − Direksi berhak mewakili perseroan didalam atau diluar pengadilan serta
                   melakukan suatu tindakan dan perbuatan baik mengenai pengurusan
                   maupun mengenai pemilikan serta mengikat perseroan dengan pihak lain
                   dan/atau pihak lain dengan perseroan, dengan pembatasan-penbatasan
                   yang ditetapkan oleh rapat Umum Pemegang Saham.

3.5. President Direktur

 President Direktur adalah salah seorang Direksi yang oleh karena jabatannya berhak dan
 berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.

3.6. Direktur

 Direktur adalah anggota Direksi karena jabatannya melaksanakan tugas untuk kepentingan
 perseroan sesuai dengan ruang lingkup/fungsi masing-masing seperti tersebut dibawah ini:
1. Umum dan Sumber Daya Manusia

         2. Perencanaan dan Keuanagan

         3. Bisnis

         4. Produksi

         5. Teknologi Peleburan

         6. Pembangkit Listrik

         7. Koordinasi Keuanga

 3.7. Divisi

     Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk mengawasi pelaksanaan ketentua-
 ketentuan yang akan dilaksanakan berdasarkan ruang lingkup/fungsi Direkstur masing-
 masing. Divisi dikepalai General Manager.

 3.8. Department

     Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk mengawasi pelaksaan dari ketentuan-
 ketentuan yang talah digariskan/ditentukan oleh Divisi masing-masing. Department dikepalai
 oleh Manager.

3.9. Seksi

     Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk melksanakan setiap kebijaksanaan
yang telah ditentukan/digariskan oleh Department masing-masing. Seksi dikepalai oleh
Manager.

 3.10. Sub-Seksi

     Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk melaksanakan setiap kebijaksanaan
 yang telah ditentukan/digariskan oleh seksi masing-masing. Sub-Seksi dikepalai oleh Junior
 Manager (JM).

 3.11. Auditor Internal
Auditor Internal merupakan unit organisasi yang berdiri sendiri yang bertanggung jawab
atas pemeriksaan dan pelayanan kegiatan perusahaan dan          melaporkan hasil
pemeriksaan dan penilaian tersebut kepada Presiden Direktur. Auditor Internal dibawah
pengawasan presiden Direktur membantu organisasi yang bertanggung jawab atas tugas
yang mereka emban dengan cara memberikan analisis, rekomendasi, pemberian nasihat dan
informasi

3.12. Wakil Untuk Manajemen untuk ISO 9001:2000,ISO 140001:2004 dan SMK 3 (MR)
Management Refresentaif (wakil manajemen) untuk sistem manajemen mutu standart ISO
9001, sistem menajemen linhkungan ISO 140001 dan sistem manajemen kesalamatan dan
kesehatan kerja (SMK 3) di angkat dan bertanggung jawab kepada President Direktur
melaksanakan tugas dan tanggung jawab seperti yang telah ditetapkan dalam Manual Mutu,
lingkungan dan K3 sert Prosedur Mutu Standar ISO-14001 dan Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatn Kerja (SMK 3) sebagai berikut:

Tugas dan tanggung jawab Wakil Manajemen antara lain:

    -   Memberikan Arahan dan Petunjuk kepada seluruh tingkatan Manajemen Mengenai
        Inplementasi Sistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Lingkungan dan Sistem
        Manajemen Kesehatn daKeselamatan Kerja Perusahaan.

    -   Sebagi penghugung antara Perusahaan dengan Badan Sertifikasi Mengenai Sistem
        Manajemen Kutu Standar ISO 9001, Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 dan
        SISTEM Manajemen Keselamatn dan Kesehatan Kerja (SMK 3)3 Memberikan saran
        kepada President Direktur untuk melakukun tinjauan Manajemen mengenai
        Inpkementasi asaistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Lingkungan dan
        Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dan tindakan pencegahan
        dan koreksi sesuai dengan Prosedur Mutu, Prosedur Lingkingan dan Prosedur K3.

    -   Bertanggung jawab atas fungsi jaminan Mutu, Lingkungan dan K3 dengan
        memberikan masukan-masukan kepada President Direktur atau Direktur terkait
sesuai dengan permasalahan yang ditemukan atau yang timbul sebagai upaya untuk
           tindakan pencegahan dan koreksi demi peningkatan Sistem Manajemen Mutu,
           Lingkungan dan K3 Perusahaan.

 3.13. Managemen sumber daya manusia (msdm)

          Sistem personalia yang digunakan oleh PT.inalum didasarkan pada misi perusahaan
 (Bidang SDM) yaitu mengembangkan karyawan yang berjiwa patriot,profesiaonal dan penuh
 rasa tanggung jawab.untuk merealisasikan misi tersebut,maka PT.inalum menyusaun suatu
 sistem yang disebut dengan sistem yang disebut dengan sistem managemen sumber daya
 manusia HUMAN RESOURCES MANAGEMENT SYSTEM (HRMS),yang meliputi 4 kegiatan
 yaitu:




          a. Organizing (pengorganisasian)

          b. Rekrutmen and placemen (penerimaan dan penempatan)

          c. Evaluation and delopment (evaluasi dan pengembangan)

          d. Compensation (pengupahan).

 Sistem managemen sumderdaya manusia PT.inalum mempunyai tujuan antara lain:

          a. Meletakkan dasar bagi penyusun kebijaksanaan pengelolaan SDM.

          b. Penyelarasan sistem pengelolaan organisasi perusahaan.

          c. Mengembangkan potensi SDM atau karyawan PT.inalum secara optimal.




3.14. sistem pengelolaan organisasi (organizing)
organisasi perusahaan harus di bentuk dengan struktur yang mendukung
 frofesionalisme serta upaya untuk mencapai produktivitas yang optimal.untuk itu perlu
 dilakukan suatu pengelolaan organisasi,yang meliputi pengaturan terhadap pembagian
 kelompok tugas (job group),pengaturan kepangkatan,dan pengaturan. Sedangkan dalam hal
 pembagian kelompok tugas (job group) secara garis besar terbagi atas dua bagian yaitu:

         a. kelompok tugas utama,terdiri atas: managerial (M),staff (S) dan foreman (F),Clerk
             (C),dan technical (T).

         b. Kelompok tugas khusus,terdiri dari:Expert(E), Doktor(D) dan para medic (P).




3.15. sistem penerimaan dan penempatan (recruitment and placement)

         Penerimaan atau rekrutmen di PT.inalum terutama di maksudkan untuk
 regenerasi.pada dasar nya PT. Inaluam hanya menerima karyawan yang baru menyelesaikan
 pendidikan (fress Graudate) sesuai dengan tingkat pendidikan yang di butuhkan.kebutuhan
 akan karyawan baru didasarkan akan analisis jabatan internal,ketenaga kerjaan yang
 ada,kebijaksanaan bisnis perusahaan,dan program rekrutmen yang telah ditetapkan.

        Untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkwalitas dan mampu memberi kontribusi
 yang besar terhadap kemajuan perusahaan,maka dalam melakukan rekrutmen perlu adanya
 proses seleksi.DI PT.inlum seksi ini terdiri atas 4 tahapan,yaitu:

     a. Seleksi administratif

     b. Tes akademik dan psikolog

     c. Tes wawancara

     d. Tes kesehatan
Bagi yang di terima sebagai karyawan,akan ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan
 latar belakang pendidikan nya.dan selanjut nya akan di didik dan di latih untuk menguasai
 pekerjaan nya sesuai sesuai dengan yang di tugas kan oleh perusahaan.

3.16. sistem pengupahan (compensation)

       Dalam sistem pengupahan yang di gunakannya,PT.inalum memegang teguh prinsip-
 prinsip kesamaan hak,seperti berikut:

   − Setiap karyawan dengan kontribusi yang sama harus mendapatkan perlakuan             yang
        sama pula baik berupa imbalan maupun hukuman.

   − Perusahaan akan memberikan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi dan
        menjatuhkan sanksi yang setimpal bagi karyawan yang tidak disiplin.

   −

3.17. Tenaga kerja dan jam kerja

        Tenaga kerja dan Jumlah tenaga kerja yang bekerja di PT.inalum seluruh nya
 berjumlah 2237 orang yang tersebar,baik di pabrik peleburan,pembangkit listrik,kantor
 perwakilan,serta kantor pusat di jakarta. Distribusi jumlah karyawan setiap lokasi perusahaan
 tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 jumlah karyawan periode April 2011 adalah sebagai
 berikut

  Tabel 3.1 distribusi karyawan PT. Inalum
  No     Lokasi           INA        JPN
  1      IHO              29         1
  2      IMO              7          0
  3      ISP              1706       1
  4      IPP              236        0
                          1978       2



 Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah karyawan yang paling besar adalah dikuala
 tanjung(ISP) yaitu sebanyak 1706 orang karyawan. Pabrik peleburan Aluminium ini terdiri
atas beberapa pabrik yang menunjang kegiatannya untuk memproduksi Aluminium ingot,
seperti pabrik carbon, pabrik reduksi dan pabrik penuangan. Setiap pabrik tersebut memiliki
tenaga kerja yang cukup besar, sehingga total tenaga kerja yang ada dipabrik peleburan
Aluminium ini sangat besar. Pada seksi penuangan (casting section), distribusi karyawan yang
bekerja mulai dari jabatan staff, Leader dan Operator dapat dilihat pada lampiran.




3.18    Jam Kerja

Jam kerja yang berlaku di PT.Inalum khususnya dipabrik peleburan Aluminium Kuala tanjung
terbadi dua, yaitu:

        1. Day Time

           Waktu ini berlaku untuk karyawan yang bekerja di kantor (administrasi), yaitu
           mulai pukul 08.00 – 16.30 wib pada hari senin s/d hari jumat, dan waktu israhat
           mulai dari pukul 12.00 – 12.50 wib.

        2. Shift Time

           PT. Inalum adalah perusahaan yang ber produksi selama 24 jam kerja, maka untuk
           karyawan bekerja dibagian produksi (pabrik), waktu bekerja dibagi atas tiga shift
           kerja. Dan karyawan yang bekerja untuk mengisi ketiga shift tersebut diatas 4
           kelompok (team) yang jabwalya diatur oleh perusahaan.

           Pembagian sift kerja dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Pembagian Shift Kerja
Shift    Bekerja         Istirahat       Bekerja
I        00.00 - 03.00   03.00 - 04.00   04.00 - 08.00
II       08.00 - 12.00   12.00 - 13.00   13.00 - 16.30
III      16.30 - 18.30   18.30 - 19.30   19.30 - 24.00
BAB IV

                                CASTING SECTION

4.1 Gambaran Umum Casting Section

       Smelter casting section (SCA) merupakan seksi akhir pada proses peleburan (smelter)
Aluminium . Casting Section ini berperan dalam proses pencetakan Aluminium cair (molten)
menjadi Aluminium batangan (Ingot) yang berada dibawah tanggung jawab Departement
Reduction and Casting dari Devisi Produksi PT. Inalum. Ingot yang telah dicetak memiliki
kemurnian 90,00 - 99,92% setiap harinya mampu memproduksi + 700 ton ingot yang
berlangsung selama 24 jam.

       Untuk memproduksi Aluminium batangan (ingot), Casting Section saat ini
menggunakan 7 unit Furnace. Diantaranya 1(satu) unit Melting Furnace (dapur pelebur) yang
dipanaskan dengan menggunakan burner (sumber energy nya dari heavy oil & Gas), 6 unit
Holding Furnace (dapur penampung) dipanaskan dengan menggunakan Heater element
(sumber energy nya listrik), 7 unit casting Machine (mesin pencetak) dan 7 Stacking Machine
(mesin penumpuk) yang digunakan untuk memproduksi Aluminium batangan (ingot). Casting
Section juga dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukung seperti peralatan penyediaan
minyak berat (heavy Oil), peralatan penyedia LPG, dan pasilitas penyedia air industri, serta
ruang pendingin dross (Dross cooling Room).

       Casting Section mempunyai peranan penting dalam menjalan kualitas ingot , karena
sebelum Aluminium cair (molten) dicetak dilakukan pengecekan kadar Fe. Jika kadar Fe tidak
sesuai dengan yang ditargetkan maka, dilakukan penanggulangan Grade, sebab kadar Fe
sangat mempengaruh kepada kualitas ingot dan penentuan jenis grade yang dihasilkan.

        Setelah dicetak, sejumlah tertentu Aluminium batangan (ingot) ditumpuk dengan
mesin penumpuk (stacking machine) dan ditimbang dengan menggunakan timbangan
punggung 2 ton, lalu dipindah kelapangan pendingin ingot (ingot cooling yard). Setelah
pendinginan, ingot akan diikat dengan Combination Strapping tool, dibawa kelapangan
penyimpanan ingot (ingot storage yard) dengan menggunakan forklift (kendaraan pengankut
ingot), selanjutnya siap untuk dipasarkan.

4.1.1. STRUKTUR ORGANISASI SCA

       Seksi penuangan ( SCA) dibawah tanggung jawab Departemen Reduction and Casting
dipimpin oleh seorang Manager yang dibawahi 2 Subseksi :

    a) Casting operation and service

    b) Bundling , transport and maintenance

4.1.2. Tata Letak Pabrik

       Tata letak pabrik yang baik dapat membantu dalam proses produksi, karena dengan
penempatan pasilitas yang baik , maka material handling dan material movement dapat
ditekan seminimal mungkin , dalam penghematan produksi bagi perusahaan . oleh karena
dalam mengatur tataletak ruangan kantor maupun ruangan pabrik , faktor yang harus
diperhatian adalah ruang gerak bagi material juga bagi pekerja, ruangan untuk service dan
repairning equipment, mapun pabriknya sendiri.

       Seperti yang dijelaskan sebelumnya ,bahwa casting setion merupakan salah satu seksi
dari beberapa seksi yang berada dibawah depertemen reduction casting dan visi prosuksi yang
ada di PT.Inalum . karena itu tata letak pabrik untuk casting section inipun perlu mendapat
perhatian yang seksama, agar tidak terjadi pemborosan biaya yang seharusnya tidak perlu
dikeluarkan . tata letak pabrik akan dijelaskan seagai berikut:

       Bangunan casting setion terdiri atas daerah untuk produksi dan daerah untuk kantor
luas total untuk bangunan ini seluruhnya adalah 8670 m2 yang terdiri atas 8337 m2 untuk
daerah lantai roduksi dan 33 m2 untuk bangunan kantor

Fasilitas-fasilitas penunjang yang terdapat di Casting section antara lain:

   a. Fasilitas Utama seperti: dapur (furnace) , mesin pencetak (casting mechine), mesin
       penumpuk (stacking machine), alat angkat (crane) , alat timbang (truck scale & plat
form scale), alat pengikat ingot (combination strapping tool), kendaraan pabrik
       (forklift & metal transport car).

   b. Fasilitas pendukung yaitu:

      − Fasilitas pendukung pabrik seperti: tangki minyak berat ( heavy oil), ruang LPG,
          menara pendingin (cooing tower), bak air panas dan air dingin, pompa-poppa air,
          dross cooling room, cerobong pembuang gas , dan ruang switch.

      − Fasilitas pendukung produksi, seperti: gudang/ruang penyimpan bahan dan
          peralatan , ruang pengendali , bundling house, ingot coling yard, ingot storage yard
          dan testing room

      − Fasilitas umum seperti : parkir kendaraan, kantor, dapur tempat merebus air

      − Fasilitas pelayanan karyawan separti: toilet , kamar mandi, station room, ruang
          ganti pakaian , dan ruang ganti ibadah.

Lay out lantai produki casting atau tata letak mesin dan peralatany a secara umum
menggunakan lay out by prduct, karena susunan mesin dan peralatan disusun sesuai dengan
urutan proses yang dikerjakan dalam memproduksi Aluminium batangan (ingot) . namun
untuk proses akhir, yaitu bundling (pengikatan), digunakan prinsip lay out by process dimana
mesin-mesin diumpulkan pada proses tertentu . dalam hal ini peralatan untuk proses pengikat
untuk tumpukan ingot dikumpuklkan dalam satu tempat, yaitu bundling house. Lay out dari
casting section ini dapat dilihat dari lamiran.
4.2 Standard Mutu Aluminium Batangan (Ingot)

Tabel 4.1 Standart mutu Aluminium (ingot)
          grade/ class                             CHEMICAL COMPOSITION (%)

                         JIS                                  Contolled   Total Sum of           COLOURING
                     H2102                                    elements     elements
                                    Si       Fe        Cu                                 Al
 PT.Inalum            1968                                     each of    analyzed and            (Based on
                                   (max)    (max)     (max)                              (min)
                  Reaffirmed                                  Ti and Mn    controlled             PT. Inalum)
                      1974                                     (max)         (max)

   S1-A                   -        0.04     0.04       0.01     0.01          0.08       99.92     Sky blue
   S1-B                   -        0.04     0.06       o.01     0.01          0.10       99.90     Sky blue
    S1           Special class 1   0.05     0.07       0.01     0.01          0.10       99.90     Sky blue
    S2           spesial class 2   0.08     0.12       0.01     0.01          0.15       99.85      Green
    G1           Class 1           0.15     0.20       0.01     0.02          0.30       99.70         -
    G2           Class 2           0.25     0.40       0.02     0.02          0.50       99.50         -
    G3           Class 3           0.50     0.80       0.02     0.03          1.00       99.00         -




4.2.1 Unit Comsution Standard

          Unit consumption standart (UC standard ) adalah standard jumlah bahan yang
   dibutuhkan atau digunakan untuk menghasilkan 1 ton Aluminium batangan (Ingot).
   Tujuan penetapan UC standard adalah:

   1. Sebagai dasar perhitungan dalam perencanaan produksi aluminium dan rencana
          pengadaan bahan

   2. Sebagai batasan dalam pengendalikan atau mengontrol jumlah bahan yang terpakai
          pada saat proses operasi dilapangan

   3. Untuk mengontol alat-alat yang digunakan, terutama timbangan .

4.2.2 Standard Pengendalian Grade Produk

          Sejak tanggal 1 Januari 2001 , PT.Inalum tidak lagi memproduksi grade S2, G2 dan
G3 karena tidak ada pesanan produk tersebut. Untuk grade S2 digabung menjadi grade G1
sehingga range untuk Fe menjadi 0.08 - 0.20 dan untuk Si menjadi 0.06-0.15. Jadi saat ini

More Related Content

Similar to Bab i bab iii 2003

Laporan pkl lengkap
Laporan pkl lengkapLaporan pkl lengkap
Laporan pkl lengkap
Dwi Genjo's
 
Laporan KP Fix (Akhmad Sakir 13211120)
Laporan KP Fix (Akhmad Sakir 13211120)Laporan KP Fix (Akhmad Sakir 13211120)
Laporan KP Fix (Akhmad Sakir 13211120)
Akhmad Sakir
 
laporan prektek kerja nyata di PT WIJAYA KARYA BOYOLALI
laporan prektek kerja nyata di PT WIJAYA KARYA BOYOLALIlaporan prektek kerja nyata di PT WIJAYA KARYA BOYOLALI
laporan prektek kerja nyata di PT WIJAYA KARYA BOYOLALI
Syaifa Altari
 
Makalah bahan bangunan part.1
Makalah bahan bangunan part.1Makalah bahan bangunan part.1
Makalah bahan bangunan part.1
Mufid Rahmadi
 
Laporan Li Yusnita
Laporan Li YusnitaLaporan Li Yusnita
Laporan Li Yusnita
guest3a9eaec
 
Laporanliyusnita 090701231528-phpapp02
Laporanliyusnita 090701231528-phpapp02Laporanliyusnita 090701231528-phpapp02
Laporanliyusnita 090701231528-phpapp02
sayangzaty
 
Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh uas
Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh uasLaporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh uas
Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh uas
Agam Son
 
BUKU 1.untukpelajar smk yanng ingin belajardoc
BUKU 1.untukpelajar smk yanng ingin belajardocBUKU 1.untukpelajar smk yanng ingin belajardoc
BUKU 1.untukpelajar smk yanng ingin belajardoc
GabrielPanjaitan4
 
Proposal Magang Gasoline Premium 88
Proposal Magang Gasoline Premium 88Proposal Magang Gasoline Premium 88
Proposal Magang Gasoline Premium 88
Hengky Fitrayco
 
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA) Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Abrianto Akuan
 
Laporan KP PT ANTAM Yogi
Laporan KP PT ANTAM YogiLaporan KP PT ANTAM Yogi
Laporan KP PT ANTAM Yogi
Yogi Firmansyah
 

Similar to Bab i bab iii 2003 (20)

PPT KP FIX.pptx
PPT KP FIX.pptxPPT KP FIX.pptx
PPT KP FIX.pptx
 
Laporan pkl lengkap
Laporan pkl lengkapLaporan pkl lengkap
Laporan pkl lengkap
 
Laporan magang
Laporan magangLaporan magang
Laporan magang
 
Laporan KP PT PINDAD PERSERO
Laporan KP PT PINDAD PERSEROLaporan KP PT PINDAD PERSERO
Laporan KP PT PINDAD PERSERO
 
Laporan praktik kerja industri
Laporan praktik kerja industriLaporan praktik kerja industri
Laporan praktik kerja industri
 
Laporan KP Fix (Akhmad Sakir 13211120)
Laporan KP Fix (Akhmad Sakir 13211120)Laporan KP Fix (Akhmad Sakir 13211120)
Laporan KP Fix (Akhmad Sakir 13211120)
 
LAPORAN KERJA PRAKTEK perusahaan
LAPORAN KERJA PRAKTEK perusahaanLAPORAN KERJA PRAKTEK perusahaan
LAPORAN KERJA PRAKTEK perusahaan
 
ANALISA_KEGAGALAN_KOPLING_SCREW_COMPRESSOR_JENIS_KARET_BINTANG.pptx
ANALISA_KEGAGALAN_KOPLING_SCREW_COMPRESSOR_JENIS_KARET_BINTANG.pptxANALISA_KEGAGALAN_KOPLING_SCREW_COMPRESSOR_JENIS_KARET_BINTANG.pptx
ANALISA_KEGAGALAN_KOPLING_SCREW_COMPRESSOR_JENIS_KARET_BINTANG.pptx
 
laporan prektek kerja nyata di PT WIJAYA KARYA BOYOLALI
laporan prektek kerja nyata di PT WIJAYA KARYA BOYOLALIlaporan prektek kerja nyata di PT WIJAYA KARYA BOYOLALI
laporan prektek kerja nyata di PT WIJAYA KARYA BOYOLALI
 
Makalah bahan bangunan part.1
Makalah bahan bangunan part.1Makalah bahan bangunan part.1
Makalah bahan bangunan part.1
 
APLIKASI METODE GROUP TECHNOLOGY DALAM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS USULA...
APLIKASI METODE GROUP TECHNOLOGY DALAM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS USULA...APLIKASI METODE GROUP TECHNOLOGY DALAM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS USULA...
APLIKASI METODE GROUP TECHNOLOGY DALAM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS USULA...
 
Laporan Li Yusnita
Laporan Li YusnitaLaporan Li Yusnita
Laporan Li Yusnita
 
Laporanliyusnita 090701231528-phpapp02
Laporanliyusnita 090701231528-phpapp02Laporanliyusnita 090701231528-phpapp02
Laporanliyusnita 090701231528-phpapp02
 
Seminar kerja praktek PTPN V
Seminar kerja praktek PTPN VSeminar kerja praktek PTPN V
Seminar kerja praktek PTPN V
 
Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh uas
Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh uasLaporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh uas
Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh uas
 
BUKU 1.untukpelajar smk yanng ingin belajardoc
BUKU 1.untukpelajar smk yanng ingin belajardocBUKU 1.untukpelajar smk yanng ingin belajardoc
BUKU 1.untukpelajar smk yanng ingin belajardoc
 
Proposal Magang Gasoline Premium 88
Proposal Magang Gasoline Premium 88Proposal Magang Gasoline Premium 88
Proposal Magang Gasoline Premium 88
 
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA) Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
 
Laporan PRAKERIN
Laporan PRAKERINLaporan PRAKERIN
Laporan PRAKERIN
 
Laporan KP PT ANTAM Yogi
Laporan KP PT ANTAM YogiLaporan KP PT ANTAM Yogi
Laporan KP PT ANTAM Yogi
 

Bab i bab iii 2003

  • 1. KATA PENGANTAR Puji dan sukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan kerja praktek (KP) sampai penyusunan laporan kerja praktek ini. Adapun pelaksanaan kerja praktek ini adalah salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Medan. Penyusunan laporan kerja praktek ini disusun berdasarkan hasil kerja praktek yang dilaksanakan di PT. Indonesia Asahan Aluminium. Dalam pelak sanaan kerja praktek ini, kami menyadari bahwa laporan ini masi kurang sempurna dan masi ada kekurangan, oleh karena itu dengan kerendahan hati kami menerima kritik dan saran dari pembaca yang sipatnya membangun untuk lebih sempurnanya laporan ini. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Ir. Zainuddin .MT, sebagai ketua jurusan teknik mesin, Fakultas Teknik Industri di Institut Teknologi Medan 2. Bapak Ir. Nasripili, sebagai kordinator kerja praktek Departemen Teknik mesin Fakultas Teknik Industri di Institut Teknologi Medan 3. Bapak Ir. M. Danny Sam, sebagai dosen pembimbing kerja praktek yan g telah berkenan memberikan bimbingan kepada kami untuk menyelesaikan kerja praktek ini. 4. Seluruh stap karyawan PT. Inalum yang telah memberi kesempatan kepada OJT yang telah menimbah ilmu diperusahaan PT. Inalum. 5. Bapak Mukayat Imam Safii sebagai pembimbing lapangan di seksi penuangan PT. Indonesia Asahan Aluminium. 6. Keluarga kami tercinta Khususnya pada Ayah handa dan Ibunda kami yang telah memberi doa dan dukungan moril dan materil
  • 2. 7. Seluru rekan mahasiswa stambuk 2007 yang telah memberikan masukan dan saran kepada kami dalam penyusunan laporan ini. Akhir kata kami berharap laporan kerja praktek ini bias bermampaat terhadap siapa saja yang membacanya dan semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan partisipasi kepada kami, Amin. Medan, mei 2011 Penulis,
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Tujuan Kerja Praktek 2 1.3 Mamfaat Kerja Praktek 2 1.4 Batasan Masalah 3 1.5 Waktu dan Tempat Penelitian 4 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5 2.1 Visi dan Misi PT. Inalum 5 2.2 Sejarah Singkat 5 2.3 Ruang Lingkup PT. Inalum 7 2.4 Perbandingan Saham dan Tenaga Kerja 7 2.5 Fasilitas Lainya 8 2.6 Alih Teknologi 8 2.7 Kinerja Perusahaan Kontribusi PT. Inalum 9 2.8 Kontribusi PT. Inalum 11
  • 4. 2.9 Proses Produksi 11 BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN MSDM 13 3.1 Bentuk Organisasi 13 3.2 Struktur Organisasi 14 3.3 Manajemen Sember Daya Manusia 18 3.4 Tenaga Kerja dan Jam kerja 20 Bab IV CASTING SECTION 22 4.1 Gambar Umum Casting Section 22 4.2 Standard Mutu Aluminium Batangan 25 4.3 Perencanaan Produk si di seksi penuangan 26 4.4 Bagian Casting Operasi 29 4.5 Bagian Transport 29 4.6 Bagian Operasi Bendling 29 4.7 Bagian Maintanance 30 4.8 Fungsi Pasilitas Utama 30 4.9 Fasilitas Pendukung 32 4.10 Material 32 4.11 Metode Proses Pembuatan Ingot 34 4.12 Bunding 36 4.13 Spearing (Pembersi Dapur) 37 BAB V CASTING PROSES 38
  • 5. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 41 6.1 Kesimpulan 41 6.2 Saran 42 LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 : Produksi PT. Inalum tahun 2003 10 Tabel 3.1 : Distribusi Karyawa 20 Tabel 3.2 : Pembagian shift kerja 21 Table 4.1 : Standart mutu Aluminium (Ingot) 25
  • 6. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri peleburan Aluminium mulai berkembang sejak Charles Hall dan Paul Heroult yang secara terpisah menemukan proses produksi Aluminium yang lebih sederhana pada tahun 1886, yaitu dengan cara mereduksi Aluminium (Al) dari bahan baku alumina (Al2O3) dengan proses elektrolisis. Dalam proses ini, bahan karbon (C) dipakai sebagai elektroda, didalam lelehan kriolit (Na 3AlF6) sebagai larutan elektrolit, dan arus listrik searah (DC) sebagai sumber energi pemisah Al dari senyawa alumina (Al2O3), dan menjaga agar elektrolit maupun metal cair yang terbentuk tetap terjaga dalam fase cair di dalam tungku reduksi. PT. Indonesia Asahan Aluminium (PT. Inalum) merupakan proyek kerjasama antara Pemerintah Indonesia, Perusahaan swasta Jepang dan Pemerintah Jepang yang bergerak di bidang industri peleburan Aluminium. PT. Inalum berlokasi di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara Sumatera Utara. PT. Inalum adalah satu-satunya pabrik peleburan aluminium
  • 7. yang ada di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara dengan kapasitas 700 ton atau lebih Aluminium cair/hari. PT. Inalum memiliki tiga pabrik utama yaitu : 1.1.1. Unit Karbon (Carbon Plant) Pabrik Karbon memproduksi blok anoda dibagi atas tiga pabrik, yaitu pabrik pembuatan karbon mentah (green plant), pabrik pemanggangan (baking plant) dan pabrik penangkaian (rodding plant ). Di pabrik karbon, bahan baku kokas dan hardpitch di campur dan di bentuk menjadi blok anoda dan di panggang dengan temperature 1250 oC kemudian di bawa ke pabrik penangkaian untuk di pasangkan tangkai dengan menggunakan cast iron. Blok anoda di pabrik reduksi berfungsi sebagai elektroda. 1.1.2. Unit Reduksi (Reduction Plant) Pabrik reduksi terdiri dari 3 gedung dengan 510 tungku Prebaked Anode Furnace (PAF) dengan desain 175 KA, namun sudah di tingkatkan hingga 199 KA, beroperasi pada suhu 970 oC. Pada tungku reduksi bahan baku alumina akan dielektrolisa sehingga menghasilkan Aluminium cair (molten). Setiap pot rata-rata dapat menghasilkan aluminium sekitar 30 ton atau lebih Aluminium cair/hari. 1.1.3. Unit Penuangan (Casting Plant) . Di pabrik penuangan Aluminium cair dituangkan ke dalam Holding Furnace dengan kapasitas 30 ton. Aluminium cair ini kemudian dicetak ke dalam cetakan Casting Machine dengan kapasitas 12 ton/jam dan menghasilkan Aluminium batangan (ingot) yang beratnya masing-masing 50 lbs (+ 22,7 kg). Prinsip dasar dari industri peleburan aluminium adalah reaksi elektrolisa. Dimana proses elektrolisa di dalam tungku dapat berlangsung dengan adanya material-material yang digunakan untuk memproduksi Aluminium. Adapun material-material tersebut adalah: Alumina (Al2O3), anoda karbon (C), katoda, larutan bath yang terdiri atas kliorit (Na 3AlF6), AlF3, soda abu (Na2CO3), tegangan listrik, dan sebagainya. Material ini akan dimasukkan ke dalam tungku dengan temperatur operasi 790 oC, dengan kuat arus normal sebesar 190 kA dan tegangan antara 4,20–4,30 V. 1.2 Tujuan Kerja Praktek 1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami aplikasi ilmu yang telah didapat di perusahaan serta menambah pengalaman. 2. Sebagai persyaratan memenuhi perkuliyaan dikampus.
  • 8. 3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem kerja perusahaan dan terjun atau turut serta dalam proses. 4. Mahasiswa dapat mengetahui produktivitas perusahaan. 5. Mengenalkan dan membiasakan diri terhadap suasana kerja sebenarnya sehingga dapat membangun etos kerja yang baik, serta sebagai upaya untuk memperluas cakrawala wawasan kerja 1.3 Manfaat Kerja Praktek 1. Dengan adanya kerja praktek ini, diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan kreativitas kemandirian mental di dunia kerja. 2. Guna memenuhi kurikulum perkuliahan di INSTITUTE TEKNOLOGI MEDAN (ITM), khususnya jurusan Teknik Mesin 3. Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu: pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. 4. Tujuan pendidikan PENS-ITM yaitu: kepemimpinan, keahlian, kemandirian,kreativitas, berpikir ilmiah dan sikap hidup bermasyarakat. 5. Diperlukan keselarasan antara sistem pendidikan tinggi dan dunia kerja. 6. Syarat kelulusan mata kuliah kerja praktek di Jurusan Teknik Mesin dan Teknik Industri 1.4 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dari penulisan laporan kerja praktek di PT. Inalum adalah : 1. Manajemen Perusahaan Kerja praktek bidan manajemen perusahaan mencakup pembahasan mengenai strutur organisasi perusahaan, tata letak pabrik , pemasaran, permasalahan tenaga kerja, keselamatan dan kesehatan kerja, standard produksi dan gugus kendali mutu (ISO 9000 dan ISO 14000). 2. Bidan Produksi Kerja praktek dibidang produksi dilakukan dengan mempelajari proses pengolahan bahan baku menjadihasil jadi atau hasil setengah jadi yang merupakan produk akhir pada industry/perusahaan dimana kerja praktek dilakukan. 3. Bidan Pemeliharaan 4. Analisa Kasus 1.5 Waktu Dan Tempat Pelaksaan
  • 9. Penulis melaksanakan program Praktek Kerja Lapangan di PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang berlokasi di kuala tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara. Penulis melakukan Praktek Kerja lapangan di salah satu seksi di Pabrik Peleburan Aluminium, yaitu seksi penuangan (Casting Section – SCA) Praktek Kerja Lapangan (PKL) tersebut dilaksanakan pada tanggal 4 April 2011 sampai dengan 20 Mei 2011 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. VISI DAN MISI PT. INALUM 2.1.1 VISI PT INALUM menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat, dan dalam 10 tahun kedepan setelah tahun 2009 akan menjadi perusahaan yang terkenal dalam produktivitas dan daya saing di industri aluminium dunia 2.1.2 Misi 1. Menciptakan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan melalui bisnis yang 2. menguntungkan serta mampu bersaing di pasar global. 3. Mendukung pengembangan ekonomi regional dan nasional dan selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat.
  • 10. 2.2. Sejarah Singkat Setelah upaya memanfaatkan potensi Sungai Asahan yang mengalir dari Danau Toba di Propinsi Sumatera Utara untuk menghasilkan tenaga listrik mengalami kegagalan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, pemerintah Republik Indonesia bertekad mewujudkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di sungai tersebut. Tekad ini semakin kuat ketika tahun 1972 pemerintah menerima dari Nippon Koei, sebuah perusahaan konsultan Jepang laporan tentang studi kelayakan Proyek PLTA dan Aluminium Asahan. Laporan tersebut menyatakan bahwa PLTA layak untuk dibangun dengan sebuah peleburan aluminium sebagai pemakai utama dari listrik yang dihasilkannya. Pada tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundingan-perundingan yang panjang dan dengan bantuan ekonomi dari Pemerintah Jepang untuk proyek ini, pemerintah Republik Indonesia dan 12 Perusahaan Penanam Modal Jepang menandatangani Perjanjian Induk untuk PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan Proyek Asahan. Kedua belas Perusahaan Penanam Modal Jepang tersebut adalah Sumitomo Chemical company Ltd., Sumitomo Shoji Kaisha Ltd., Nippon Light Metal Company Ltd., C Itoh & Co., Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd., Nichimen Co., Ltd., Showa Denko K.K., Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical Industries Ltd., Mitsubishi Corporation, Mitsui Aluminium Co., Ltd., Mitsui & Co., Ltd. Selanjutnya, untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan didirikan di Jakarta kedua belas Perusahaan Penanam Modal tersebut bersama pemerintah Jepang membentuk sebuah perusahaan dengan nama Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd (NAA) yang berkedudukan di Tokyo pada tanggal 25 Nopember 1975. Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), sebuah perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd, didirikan di Jakarta. Inalum adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan Proyek Asahan, sesuai dengan Perjanjian Induk. Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd pada saat perusahaan didirikan adalah 10% dengan 90%. Pada bulan Oktober 1978 perbandingan tersebut menjadi 25% dengan 75% dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%. Dan sejak 10 Februari 1998 menjadi 41,12% dengan 58,88%. Untuk melaksanakan ketentuan dalam Perjanjian Induk, Pemerintah Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No. 5/1976 yang melandasi terbentuknya Otorita Pengembangan Proyek
  • 11. Asahan sebagai wakil Pemerintah yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunan dan pengembangan Proyek Asahan. Inalum dapat dicatat sebagai pelopor dan perusahaan pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang industri peleburan Aluminium dengan investasi sebesar 411 milyar Yen. 2.3. Ruang Linkup Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA Inalum membangun dan mengoperasikan PLTA yangterdiri dari stasiun pembangkit listrik Sigura-gura dan Tangga yang terkenal dengan nama Asahan 2 yang terletak di Paritohan, Kabupaten Toba Samosir, Propinsi Sumatera Utara. Stasiun pembangkit ini dioperasikan dengan memanfaatkan air Sungai Asahan yang mengalirkan air danau Toba ke Selat Malaka. Oleh karena itu, total listrik yang dihasilkan sangat bergantung pada kondisi permukaan air danau Toba. Pembangunan PLTA dimulai pada tanggal 9 Juni 1978 Pembangunan stasiun pembangkit listrik bawah tanah Siguragura dimulai pada tanggal 7 April 1980 dan diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto dalam acara Peletakan Batu Pertama yang diselenggarakan dengan tata cara adat Jepang dan tradisi lokal. Pembangunan seluruh PLTA memakan waktu 5 tahun dan diresmikan oleh wakil presiden Umar Wirahadikusuma pada tangagl 7 Juni 1983. Total kapasitas tetap 426 MW dan output puncak 513 MW. Listrik yang dihasilkan digunakan untuk pabrik peleburan di Kuala Tanjung. 2.4 Perbandingan Saham dan Tenaga Kerja Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum),sebuah perusahaan patungan antara pemerintah indonesia dengan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd didirikan di Jakarta. Inalum adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan proyek asahan,sesuai dengan perjanjian induk. Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan aluminium Co., ltd adalah : Saat didirikan Tahun 1975 : 10% Indonesia - 90% Nippon Asahan Aluminium
  • 12. Pada bulan Oktober 1978 : 25% Indonesia – 75% Nippon Asahan Aluminium Pada bulan Juni 1987 : 41,13% Indonesia – 58,87% Nippon Asahan Aluminium Pada bulan Februari 1988 : 41,12% Indonesia – 58,88% Nippon Asahan Aluminium 2.5 Fasilitas Lainnya Untuk kelancaran operasional pabrik, perusahan juga mendirikan beberapa fasilitas pendukung dikedua proyek seperti sebuah pelabuhan dengan 3 dermaganya, di mana salah satunya telah di serahkan kepemerintah Indonesia pada tahun 1984 untuk kepentingan umum, dan jalan penghubung. Komplek perumahan untuk karyawan juga di bangun diatas areal 200 Ha di pabrik peleburan dari 80 Ha di PLTA lengkap dengan fasilitas di dalamnya seperti :  Mesjid  Gereja  Gedung olah raga dan pertemuan  Rumah sakit  Supermarket  Kantor pos  Fasilitas olah raga  Telekomunikasi  Dan lainnya. 2.6 Alih Teknologi Pembangunan PT. Inalum merupakan suatu kesempatan baik untuk alih teknologi dan harus di manfaatkan sebaik-baiknya oleh putra putri Indonesia sebagai suatu medan latihan. Untuk memenuhui
  • 13. harapan ini di lakukan ahli teknologi dari para kontraktor asing. Pembangunan PT.Inalum membutuhkan teknologi yang rumit. Dengan berpartisipasi dalam pembangunan proyek ini banyak staf dan karyawan Indonesia memperoleh kesempatan untuk melangkahkan kakinya ke gerbang teknik kontruksi modern yang diperolehnya dari kontraktor jepang. Banyak pula staf Indonesia yang bekerja pada perusahan kontraktor jepang dan sub-kontraknya di kirim ke jepang untuk mengikuti pelatihan. Perusahaan menyadari bahwa kelancaran pembangunan dan keberhasilan operasionalnya, tidak terlepas dari dukungan dan kerjasama yang baik dengan pemangku amanahnya (stakeholder). oleh karena itu, perusahaan melakukan berbagai kegiatan seperti:  Bidang keagamaan  Bidang pendidikan  Pemberdayaan masyarakat  Olah raga dan kebudayaan  Kepemudaan  Dan lain sebagainya. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menciptakan hubungan baik dengan masyarakat di sekitarnya. 2.7 Kinerja Perusahaan Desain produksi alumunium batangan PT. Inalum adalah 225.000 ton Aliminium per tahun. Namun dengan adanya technologi improvement yang di lakukan oleh karyawan PT Inalum, kini produksi PT Inalum jauh di atas desain produksinya. Tingkat efesiensi pengggunaan arus juga meningkat hingga lebih dari 92%. Kapasitas produksi aluminium batangan PT. Inalum sangat bergantung pada jumlah listrik yang di hasilkan oleh PLTA PT. Inalum, Sedangkan PLTA PT. inalum bergantung pada kondisi permukaan air danau toba sebagai sumber air utama sungai Asahan. Berikut ini adalah tabel produksi aluminium ingot PT Inalum sejak tahun 2003.
  • 14. Tabel: 2.1 produksi PT. Inalumsejak tahun 2003 Sertifikasi : a. Implementasi sistem manajemen mutu ISO – 9001 di PT>Inalum telah mendapat rekomendasi SGS Internasional dan memperoleh dua sertifikat, masing-masing: 1. Nomor AU 94/1054, Prebruari 1998 oleh joint Accredition System of Australia and New Zealand (JAS-ANZ) 2. Nomor ID03/0239, April 1998 oleh United Kingdom Accreditation Service (UKS) b. Data rangka turut melestarika lingkungan PT>Inalum telah mendapat sertipikat ISO 14001 NO.E55087 tentang Enviromental Management Syistem dari SGS internasional & UKAS, 5 April 2002. c. pT.Inalim telah mendapatkan predikat bendera biru (blue Flag) dari pemerintah Indonesia dalam hal pelestarian lingkungan (PROPER Evaluation). d. Dlam hal SMK3, PT.Inalum telah mendapatkan sertifikat No. 00352/SE/2004 pada tanggal 3 januari 2005 dengan prdikat bendera Emas (Gold Flag) e. Untuk mendeteksi ancaman keamanan dan mengambil tindakan pencegahan di pelabuhan, PT.Inalum telah mendapat sertifikat ISPS Code (international Ship and Port Fasilitu Security) No. 02/0161-DV, tanggal 3 juni 2005 yang dikeluarkan oleh Depertemen Perhubungan Republik Indonesia
  • 15. 2.8 Kontribusi PT. Inalum Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan tidak akan tercapai tanpa hubungan baik dengan masyarakat. Sejumlah dana telah dikeluarkan untuk meningkatkan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar, seperti pembangunan fasilitas –fasilitas umum, jalan – jalan sekitar, pelatihan teknik kejuruan bagi pemuda di daerah sekitar, pemberian beasiswa dan TABANAS kepada murid–murid SD dan SMP setempat yang telah lulus dengan prestasi baik, serta melaksanakan perlombaan dan pertandingan olah raga dikedua daerah proyek khususnya di Sumatra Utara pada umumnya. 2.9 Proses produksi Pabrik peleburan Aluminium di sebut juga sebagai proyek ”listrik dalam kaleng”, sebab listrik yang di hasilkan oleh pembangkit listriknya,sebagian besar di gunakan untuk kepentingan pabrik peleburan. Listrik yang di hasilkan melalui PLTA PT. Inalum, yang terletak di sungai asahan, disalurkan ke pabrik peleburan Aluminium di Kuala Tanjung melalui 275 Kv jaringan trasmisi. Bahan baku untuk aluminium di bongkar di pelabuhan Inalum dan di masukan ke dalam silo masing- masing melalui belt conveyor. Alumina di dalam silo kemudian dilarikan ke dry scrubber system untuk di reaksikan dengan gas HF dari tungku reduksi. Reacted alumina di sebut kemudian di bawa ke hopper pot dengan anode changing crane (ACC) dan di masukan ke dalam tungku reduksi. Kokas yang ada di dalam silo dicampur dengan butt atau punting anoda dan di panaskan dulu. Material-material tersebut di campur dengan pitch sebagai perekatnya. Kemudian materialnya tersebut di cetak di Ishaking machine menjadi blok karbon mentah. Blok tersebut kemudian di panggang di baking furnace. Anoda yang sudah dipangggang kemudian di bawah ke pabrik penangkaian ,namanya anode assembly. Anode assembly ini kemudian dibawa kepabrik reduksi dengan kendaraan khusus, anode transport car (ACC) untuk di gunakan sebagai elektroda dalam proses elektrolisasi. Setelah anoda tersebut di pakai selama kuran lebih 30 hari di dalam pot, puntung anoda tersebut diganti dengan yang baru. Puntung tersebut kemudian di pecah di pabrik penangkaian untuk kemudian di pakai lagi. Didalam tungku reduksi, alumina akan dielektrolisai menjadi Aluminium cair. Setiap 32 jam, setiap pot akan di hisap 1,8 samapai 2 ton aluminium. Aluminium cair ini kemudian di bawa ke pabrik
  • 16. penuangan dengan metal transport car (MTC) dan di tuangkan ke dalam holding furnace. setelah mendapat proses lanjutan, Aluminium cair di cetak di casting machine menjadi ingot, berat nya 22,7 kg per batang. Aluminium batangan (ingot) ini kemudian diikat dan siap untuk dipasarkan. BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN MSDM III. STRUKTUR ORGANISASI 3.1 Secara Umum
  • 17. Setiap orang tentu mempunyai tujuan dan berusaha untuk mencapainya. Tujuan itu akan berbeda bagi setiap orang antar alain karena pengaruh pengetahuan dan pengalamannya berbeda. Namun demikian setiap orang akan sama dalam satu hal yaitu ingin memperthankan dan memenuhi kebutuhan hidupnya, antara lain kebutuhan akan sandang pangan , kebutuhan akan rasa aman , kebutuhan untuk bergaul , kebutuhan untuk dihargai dan kebutuhan di akui keberhasilannya. Oleh karena manusia secara kodrat terbatas kemampuannya maka dia tidak dapat memenuhi kebutuhanna secara sendiri . dia harus bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuannyna , atau beroganisasi, yaitu perpaduan secara sistematis dari bagian- bagian yang saling berkait/ tergantung untuk memberikan suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan dan pengawasan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dan sebagai tindak lanjutnya membentuk suatu struktur organisasi. Struktur organisasi adalah gambaran skematik tentang hubungan kerja sama antara orang bekerja pada suatu organisasi guna mencapai tujuannya. Menurut hubungan kerja sama tersebut, serta lalu lintas wewenang dan tanggung jawabnya , maka struktur organisasi tersebut dapat dibedakan atas: 1. organisasi garis ( line organization ) 2. organisasi garis dan staff ( staff and line organization ) 3. organisasi panitia ( comitee) 4. organisasi fungsi ( fungtional organization ) Di PT.INALUM, struktur organisasi yang di pakai adalah organisasi garis dan staff. Adapun fungsi atau tugas dari bagian-bagian struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut: 3.2. Rapat umum pemegang saham (RUPS) - RUPS adalah organ perseroan yang memegan kekuasaan tertinggi. RUPS terdiri dari:
  • 18. a. Rapat tahunan yang diadakan selambat-lambatnya pada akhir bulan September setiap tahun kaelnder. b. Rapat umum luar biasa diadakan setiap saat jika dianggap perlu oleh direksi dan/ atau pemegang saham - Hak dan wewenang RUPS adalah mengangkat dan memeberhentikan komisaris dan direksi 3.3. komisaris 3.3.1. keanggotaan. - Komisaris terdiri dari sekurang-kurangnya 2 ( dua ) orang anggota, salah seorang diantaranya bertindak sebagai presiden komisaris. - Para anggota komisaris dan presiden komisaris dianggakat oleh RUPS dari calon- calon yang diusulkan oleh para pemegang saham pihak asing dan pemegang saham pihak Indonesia sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing pihak dengan ketentuan sekurang-kurangnya 1 (satu) orang anggota komisaris harus ada calon yang di usulkan oleh pemegang saham pihak Indonesia. 3.3.2. Anggota komisaris dipilih untuk sauatu jangka waktu yang berakhir pada penutupan rapat umum pemegang saham tahunan yang kedua setelah mereka terpilih dengan tidak mengurangi hak rapat umum pemegang saham 3.3.3. Tugas dan wewenang. − Komisaris bertugas mengawasi kebujakan direksi dalam menjalankan perseroan serta memberikan nasihat kepada direksi . − Komisaris dapat meminta penjelasan tentang segala hal yang dipertanyakan
  • 19. 3.3.4. Komisaris setiap waktu berhak menggentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih anggota direksi berdasarkan keputusan yang disetujui oleh lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota komisaris jikalau mereka bertindak bertentangan dengan anggaran dasar dan/atau undang-undang dan peraturan yang berlaku. 3.4. Direksi 3.4.1. keanggotaan − Direksiterdiri dari sekurang kurangnya enam orang anggota, diantara seorang Sebagai President Direktur. − Para anggota Direksi diangkat dan d iangkat dari rapat umum Pemegang Saham. − Para anggota Direksi di angkat dari calon-calon yang diusulkan para Pemegang Saham pihak Indonesia sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing pihak dengan ketentuan sekurang-kurangnya satu orang anggota Direksi harus dari calon yang diuslkan oleh Pemegang Saham pihak Indonesia. − Tidak kurang dari dua orang anggota Direksi termasuk seorang anggota yang dicalonkan oleh Pemegang Saham Indonesia harus ber kebangsaan Indonesia. 3.4.2. Masa Jabatan − Para anggota Direksi dipilih untuk suatu jangka waktu yang berakhir pada penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan kedua setelah mereka terpilih dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikan para anggota Direksi sewaktu-waktu dan mereka dapat dipilih kembali oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
  • 20. − Dalam hal terdapat penambahan anggota Direksi, maka masa jabatan anggota Direksi lainnya yang telah ada, kecuali Rapat Umum Pemegang Saham menetapkan lain. 3.4.3. Tugas dan Wewenang − Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya. − Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan Wewenang tersebut oleh Rapat Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada Komisaris. − Direksi untuk, perbuatan tertentu atas tanggung jawabnya sendiri, berhak pula mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasa yang diatur dalam surat kuasa. − Direksi berhak mewakili perseroan didalam atau diluar pengadilan serta melakukan suatu tindakan dan perbuatan baik mengenai pengurusan maupun mengenai pemilikan serta mengikat perseroan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan perseroan, dengan pembatasan-penbatasan yang ditetapkan oleh rapat Umum Pemegang Saham. 3.5. President Direktur President Direktur adalah salah seorang Direksi yang oleh karena jabatannya berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan. 3.6. Direktur Direktur adalah anggota Direksi karena jabatannya melaksanakan tugas untuk kepentingan perseroan sesuai dengan ruang lingkup/fungsi masing-masing seperti tersebut dibawah ini:
  • 21. 1. Umum dan Sumber Daya Manusia 2. Perencanaan dan Keuanagan 3. Bisnis 4. Produksi 5. Teknologi Peleburan 6. Pembangkit Listrik 7. Koordinasi Keuanga 3.7. Divisi Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk mengawasi pelaksanaan ketentua- ketentuan yang akan dilaksanakan berdasarkan ruang lingkup/fungsi Direkstur masing- masing. Divisi dikepalai General Manager. 3.8. Department Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk mengawasi pelaksaan dari ketentuan- ketentuan yang talah digariskan/ditentukan oleh Divisi masing-masing. Department dikepalai oleh Manager. 3.9. Seksi Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk melksanakan setiap kebijaksanaan yang telah ditentukan/digariskan oleh Department masing-masing. Seksi dikepalai oleh Manager. 3.10. Sub-Seksi Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk melaksanakan setiap kebijaksanaan yang telah ditentukan/digariskan oleh seksi masing-masing. Sub-Seksi dikepalai oleh Junior Manager (JM). 3.11. Auditor Internal
  • 22. Auditor Internal merupakan unit organisasi yang berdiri sendiri yang bertanggung jawab atas pemeriksaan dan pelayanan kegiatan perusahaan dan melaporkan hasil pemeriksaan dan penilaian tersebut kepada Presiden Direktur. Auditor Internal dibawah pengawasan presiden Direktur membantu organisasi yang bertanggung jawab atas tugas yang mereka emban dengan cara memberikan analisis, rekomendasi, pemberian nasihat dan informasi 3.12. Wakil Untuk Manajemen untuk ISO 9001:2000,ISO 140001:2004 dan SMK 3 (MR) Management Refresentaif (wakil manajemen) untuk sistem manajemen mutu standart ISO 9001, sistem menajemen linhkungan ISO 140001 dan sistem manajemen kesalamatan dan kesehatan kerja (SMK 3) di angkat dan bertanggung jawab kepada President Direktur melaksanakan tugas dan tanggung jawab seperti yang telah ditetapkan dalam Manual Mutu, lingkungan dan K3 sert Prosedur Mutu Standar ISO-14001 dan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatn Kerja (SMK 3) sebagai berikut: Tugas dan tanggung jawab Wakil Manajemen antara lain: - Memberikan Arahan dan Petunjuk kepada seluruh tingkatan Manajemen Mengenai Inplementasi Sistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Lingkungan dan Sistem Manajemen Kesehatn daKeselamatan Kerja Perusahaan. - Sebagi penghugung antara Perusahaan dengan Badan Sertifikasi Mengenai Sistem Manajemen Kutu Standar ISO 9001, Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 dan SISTEM Manajemen Keselamatn dan Kesehatan Kerja (SMK 3)3 Memberikan saran kepada President Direktur untuk melakukun tinjauan Manajemen mengenai Inpkementasi asaistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Lingkungan dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dan tindakan pencegahan dan koreksi sesuai dengan Prosedur Mutu, Prosedur Lingkingan dan Prosedur K3. - Bertanggung jawab atas fungsi jaminan Mutu, Lingkungan dan K3 dengan memberikan masukan-masukan kepada President Direktur atau Direktur terkait
  • 23. sesuai dengan permasalahan yang ditemukan atau yang timbul sebagai upaya untuk tindakan pencegahan dan koreksi demi peningkatan Sistem Manajemen Mutu, Lingkungan dan K3 Perusahaan. 3.13. Managemen sumber daya manusia (msdm) Sistem personalia yang digunakan oleh PT.inalum didasarkan pada misi perusahaan (Bidang SDM) yaitu mengembangkan karyawan yang berjiwa patriot,profesiaonal dan penuh rasa tanggung jawab.untuk merealisasikan misi tersebut,maka PT.inalum menyusaun suatu sistem yang disebut dengan sistem yang disebut dengan sistem managemen sumber daya manusia HUMAN RESOURCES MANAGEMENT SYSTEM (HRMS),yang meliputi 4 kegiatan yaitu: a. Organizing (pengorganisasian) b. Rekrutmen and placemen (penerimaan dan penempatan) c. Evaluation and delopment (evaluasi dan pengembangan) d. Compensation (pengupahan). Sistem managemen sumderdaya manusia PT.inalum mempunyai tujuan antara lain: a. Meletakkan dasar bagi penyusun kebijaksanaan pengelolaan SDM. b. Penyelarasan sistem pengelolaan organisasi perusahaan. c. Mengembangkan potensi SDM atau karyawan PT.inalum secara optimal. 3.14. sistem pengelolaan organisasi (organizing)
  • 24. organisasi perusahaan harus di bentuk dengan struktur yang mendukung frofesionalisme serta upaya untuk mencapai produktivitas yang optimal.untuk itu perlu dilakukan suatu pengelolaan organisasi,yang meliputi pengaturan terhadap pembagian kelompok tugas (job group),pengaturan kepangkatan,dan pengaturan. Sedangkan dalam hal pembagian kelompok tugas (job group) secara garis besar terbagi atas dua bagian yaitu: a. kelompok tugas utama,terdiri atas: managerial (M),staff (S) dan foreman (F),Clerk (C),dan technical (T). b. Kelompok tugas khusus,terdiri dari:Expert(E), Doktor(D) dan para medic (P). 3.15. sistem penerimaan dan penempatan (recruitment and placement) Penerimaan atau rekrutmen di PT.inalum terutama di maksudkan untuk regenerasi.pada dasar nya PT. Inaluam hanya menerima karyawan yang baru menyelesaikan pendidikan (fress Graudate) sesuai dengan tingkat pendidikan yang di butuhkan.kebutuhan akan karyawan baru didasarkan akan analisis jabatan internal,ketenaga kerjaan yang ada,kebijaksanaan bisnis perusahaan,dan program rekrutmen yang telah ditetapkan. Untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkwalitas dan mampu memberi kontribusi yang besar terhadap kemajuan perusahaan,maka dalam melakukan rekrutmen perlu adanya proses seleksi.DI PT.inlum seksi ini terdiri atas 4 tahapan,yaitu: a. Seleksi administratif b. Tes akademik dan psikolog c. Tes wawancara d. Tes kesehatan
  • 25. Bagi yang di terima sebagai karyawan,akan ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan latar belakang pendidikan nya.dan selanjut nya akan di didik dan di latih untuk menguasai pekerjaan nya sesuai sesuai dengan yang di tugas kan oleh perusahaan. 3.16. sistem pengupahan (compensation) Dalam sistem pengupahan yang di gunakannya,PT.inalum memegang teguh prinsip- prinsip kesamaan hak,seperti berikut: − Setiap karyawan dengan kontribusi yang sama harus mendapatkan perlakuan yang sama pula baik berupa imbalan maupun hukuman. − Perusahaan akan memberikan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi dan menjatuhkan sanksi yang setimpal bagi karyawan yang tidak disiplin. − 3.17. Tenaga kerja dan jam kerja Tenaga kerja dan Jumlah tenaga kerja yang bekerja di PT.inalum seluruh nya berjumlah 2237 orang yang tersebar,baik di pabrik peleburan,pembangkit listrik,kantor perwakilan,serta kantor pusat di jakarta. Distribusi jumlah karyawan setiap lokasi perusahaan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 jumlah karyawan periode April 2011 adalah sebagai berikut Tabel 3.1 distribusi karyawan PT. Inalum No Lokasi INA JPN 1 IHO 29 1 2 IMO 7 0 3 ISP 1706 1 4 IPP 236 0 1978 2 Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah karyawan yang paling besar adalah dikuala tanjung(ISP) yaitu sebanyak 1706 orang karyawan. Pabrik peleburan Aluminium ini terdiri
  • 26. atas beberapa pabrik yang menunjang kegiatannya untuk memproduksi Aluminium ingot, seperti pabrik carbon, pabrik reduksi dan pabrik penuangan. Setiap pabrik tersebut memiliki tenaga kerja yang cukup besar, sehingga total tenaga kerja yang ada dipabrik peleburan Aluminium ini sangat besar. Pada seksi penuangan (casting section), distribusi karyawan yang bekerja mulai dari jabatan staff, Leader dan Operator dapat dilihat pada lampiran. 3.18 Jam Kerja Jam kerja yang berlaku di PT.Inalum khususnya dipabrik peleburan Aluminium Kuala tanjung terbadi dua, yaitu: 1. Day Time Waktu ini berlaku untuk karyawan yang bekerja di kantor (administrasi), yaitu mulai pukul 08.00 – 16.30 wib pada hari senin s/d hari jumat, dan waktu israhat mulai dari pukul 12.00 – 12.50 wib. 2. Shift Time PT. Inalum adalah perusahaan yang ber produksi selama 24 jam kerja, maka untuk karyawan bekerja dibagian produksi (pabrik), waktu bekerja dibagi atas tiga shift kerja. Dan karyawan yang bekerja untuk mengisi ketiga shift tersebut diatas 4 kelompok (team) yang jabwalya diatur oleh perusahaan. Pembagian sift kerja dapat dilihat pada tabel 3.2 Tabel 3.2 Pembagian Shift Kerja Shift Bekerja Istirahat Bekerja I 00.00 - 03.00 03.00 - 04.00 04.00 - 08.00 II 08.00 - 12.00 12.00 - 13.00 13.00 - 16.30 III 16.30 - 18.30 18.30 - 19.30 19.30 - 24.00
  • 27. BAB IV CASTING SECTION 4.1 Gambaran Umum Casting Section Smelter casting section (SCA) merupakan seksi akhir pada proses peleburan (smelter) Aluminium . Casting Section ini berperan dalam proses pencetakan Aluminium cair (molten) menjadi Aluminium batangan (Ingot) yang berada dibawah tanggung jawab Departement Reduction and Casting dari Devisi Produksi PT. Inalum. Ingot yang telah dicetak memiliki kemurnian 90,00 - 99,92% setiap harinya mampu memproduksi + 700 ton ingot yang berlangsung selama 24 jam. Untuk memproduksi Aluminium batangan (ingot), Casting Section saat ini menggunakan 7 unit Furnace. Diantaranya 1(satu) unit Melting Furnace (dapur pelebur) yang dipanaskan dengan menggunakan burner (sumber energy nya dari heavy oil & Gas), 6 unit Holding Furnace (dapur penampung) dipanaskan dengan menggunakan Heater element (sumber energy nya listrik), 7 unit casting Machine (mesin pencetak) dan 7 Stacking Machine (mesin penumpuk) yang digunakan untuk memproduksi Aluminium batangan (ingot). Casting Section juga dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukung seperti peralatan penyediaan minyak berat (heavy Oil), peralatan penyedia LPG, dan pasilitas penyedia air industri, serta ruang pendingin dross (Dross cooling Room). Casting Section mempunyai peranan penting dalam menjalan kualitas ingot , karena sebelum Aluminium cair (molten) dicetak dilakukan pengecekan kadar Fe. Jika kadar Fe tidak sesuai dengan yang ditargetkan maka, dilakukan penanggulangan Grade, sebab kadar Fe sangat mempengaruh kepada kualitas ingot dan penentuan jenis grade yang dihasilkan. Setelah dicetak, sejumlah tertentu Aluminium batangan (ingot) ditumpuk dengan mesin penumpuk (stacking machine) dan ditimbang dengan menggunakan timbangan punggung 2 ton, lalu dipindah kelapangan pendingin ingot (ingot cooling yard). Setelah pendinginan, ingot akan diikat dengan Combination Strapping tool, dibawa kelapangan
  • 28. penyimpanan ingot (ingot storage yard) dengan menggunakan forklift (kendaraan pengankut ingot), selanjutnya siap untuk dipasarkan. 4.1.1. STRUKTUR ORGANISASI SCA Seksi penuangan ( SCA) dibawah tanggung jawab Departemen Reduction and Casting dipimpin oleh seorang Manager yang dibawahi 2 Subseksi : a) Casting operation and service b) Bundling , transport and maintenance 4.1.2. Tata Letak Pabrik Tata letak pabrik yang baik dapat membantu dalam proses produksi, karena dengan penempatan pasilitas yang baik , maka material handling dan material movement dapat ditekan seminimal mungkin , dalam penghematan produksi bagi perusahaan . oleh karena dalam mengatur tataletak ruangan kantor maupun ruangan pabrik , faktor yang harus diperhatian adalah ruang gerak bagi material juga bagi pekerja, ruangan untuk service dan repairning equipment, mapun pabriknya sendiri. Seperti yang dijelaskan sebelumnya ,bahwa casting setion merupakan salah satu seksi dari beberapa seksi yang berada dibawah depertemen reduction casting dan visi prosuksi yang ada di PT.Inalum . karena itu tata letak pabrik untuk casting section inipun perlu mendapat perhatian yang seksama, agar tidak terjadi pemborosan biaya yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan . tata letak pabrik akan dijelaskan seagai berikut: Bangunan casting setion terdiri atas daerah untuk produksi dan daerah untuk kantor luas total untuk bangunan ini seluruhnya adalah 8670 m2 yang terdiri atas 8337 m2 untuk daerah lantai roduksi dan 33 m2 untuk bangunan kantor Fasilitas-fasilitas penunjang yang terdapat di Casting section antara lain: a. Fasilitas Utama seperti: dapur (furnace) , mesin pencetak (casting mechine), mesin penumpuk (stacking machine), alat angkat (crane) , alat timbang (truck scale & plat
  • 29. form scale), alat pengikat ingot (combination strapping tool), kendaraan pabrik (forklift & metal transport car). b. Fasilitas pendukung yaitu: − Fasilitas pendukung pabrik seperti: tangki minyak berat ( heavy oil), ruang LPG, menara pendingin (cooing tower), bak air panas dan air dingin, pompa-poppa air, dross cooling room, cerobong pembuang gas , dan ruang switch. − Fasilitas pendukung produksi, seperti: gudang/ruang penyimpan bahan dan peralatan , ruang pengendali , bundling house, ingot coling yard, ingot storage yard dan testing room − Fasilitas umum seperti : parkir kendaraan, kantor, dapur tempat merebus air − Fasilitas pelayanan karyawan separti: toilet , kamar mandi, station room, ruang ganti pakaian , dan ruang ganti ibadah. Lay out lantai produki casting atau tata letak mesin dan peralatany a secara umum menggunakan lay out by prduct, karena susunan mesin dan peralatan disusun sesuai dengan urutan proses yang dikerjakan dalam memproduksi Aluminium batangan (ingot) . namun untuk proses akhir, yaitu bundling (pengikatan), digunakan prinsip lay out by process dimana mesin-mesin diumpulkan pada proses tertentu . dalam hal ini peralatan untuk proses pengikat untuk tumpukan ingot dikumpuklkan dalam satu tempat, yaitu bundling house. Lay out dari casting section ini dapat dilihat dari lamiran.
  • 30. 4.2 Standard Mutu Aluminium Batangan (Ingot) Tabel 4.1 Standart mutu Aluminium (ingot) grade/ class CHEMICAL COMPOSITION (%) JIS Contolled Total Sum of COLOURING H2102 elements elements Si Fe Cu Al PT.Inalum 1968 each of analyzed and (Based on (max) (max) (max) (min) Reaffirmed Ti and Mn controlled PT. Inalum) 1974 (max) (max) S1-A - 0.04 0.04 0.01 0.01 0.08 99.92 Sky blue S1-B - 0.04 0.06 o.01 0.01 0.10 99.90 Sky blue S1 Special class 1 0.05 0.07 0.01 0.01 0.10 99.90 Sky blue S2 spesial class 2 0.08 0.12 0.01 0.01 0.15 99.85 Green G1 Class 1 0.15 0.20 0.01 0.02 0.30 99.70 - G2 Class 2 0.25 0.40 0.02 0.02 0.50 99.50 - G3 Class 3 0.50 0.80 0.02 0.03 1.00 99.00 - 4.2.1 Unit Comsution Standard Unit consumption standart (UC standard ) adalah standard jumlah bahan yang dibutuhkan atau digunakan untuk menghasilkan 1 ton Aluminium batangan (Ingot). Tujuan penetapan UC standard adalah: 1. Sebagai dasar perhitungan dalam perencanaan produksi aluminium dan rencana pengadaan bahan 2. Sebagai batasan dalam pengendalikan atau mengontrol jumlah bahan yang terpakai pada saat proses operasi dilapangan 3. Untuk mengontol alat-alat yang digunakan, terutama timbangan . 4.2.2 Standard Pengendalian Grade Produk Sejak tanggal 1 Januari 2001 , PT.Inalum tidak lagi memproduksi grade S2, G2 dan G3 karena tidak ada pesanan produk tersebut. Untuk grade S2 digabung menjadi grade G1 sehingga range untuk Fe menjadi 0.08 - 0.20 dan untuk Si menjadi 0.06-0.15. Jadi saat ini