SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
EKG Dasar 
EKG (Elektrokardiograf), tidak semua orang bisa membaca EKG. Begitu juga dokter. Banyak 
dokter umum yang tidak bisa lancar membaca EKG. Untuk dapat membaca EKG, perlu 
diketahui dahulu bagaiman grafik EKG itu terbentuk. Setidaknya, ilmu yang sangat dasar dari 
EKG perlu diketahui. 
Beberapa catatan yang paling dasar yang mesti dipahami dahulu sebelum membaca EKG yaitu: 
 Grafik EKG dibentuk oleh gelombang listrik yang mengalir melalui serabut syaraf 
khusus yang ada pada jantung. 
 Listrik tersebut dibentuk oleh Nodus Sinuatria sebagai sumber primer dan nodus 
atrioventrikular sebagai cadangan listrik sekunder. tetapi listrik jantung ini dapat pula 
dibentuk oleh bagian lain dari jantung. 
 Gelombang P dibentuk oleh aliran listrik yang berasal dari nodus SA di atrium sedangkan 
kompleks QRS terbentuk oleh aliran listrik di ventrikel. sedangkan PR interval terbentuk 
ketika aliran listrik tersebut melewati bundle His. gelombang T terbentuk ketika terjadi 
repolarisasi jantung.
 Arah aliran listrik ini mengara 
h ke apex jantung dan sejajar sumbu jantung (lihat gambar dibawah). 
 Setiap lead memandang aliran listrik jantung dari sudut pandang yang berbeda. Maka 
untuk mengatahui letak kelainan, perlu diperhatikan lead mana yang mengalami kelainan 
dan dari sudut pandang mana lead tersebut melihat jantung. lead dada melihat jantung 
dari sudut pandang horizontal, hal ini bisa dilihat dari tabel di bawah ini: 
Sadapan Dada Sudut Pandang 
V1, V2 
V3,V4 
V5,V6 
Lateral Kanan Jantung 
Septum 
Lateral Kiri Jantung 
Lead ekstremitas melihat jantung secara vertikal. Hal ini bisa dijelaskan sebagai berikut : 
 Sebagai contoh: lead II melihat/mengintip jantung dari sudut pandang apex jantung. 
 Setiap aliran listrik tersebut menuju ke arah sudut pandang tempat melihat EKG, maka 
pada lead tersebut harus positif. Sebagai contoh adalah lead II yang melihat jantung dari 
sudut pandang di sekitar apex. Maka normalnya lead ini harus positif. 
 Karena otot jantung kiri lebih besar dari otot jantung kanan, maka yang terekam dominan 
pada EKG adalah bagian jantung kiri. 
INTERPRESTASI EKG 
Contoh : 
EKG: Irama sinus, reguler, HR:93 x/menit, Axis ke kiri, Gelombang P normal, PR interval 
< 0,2 detik, Q RS kompleks < 0,12 s, ST-T change (-), R di V5/6 + S di V1 < 35, R/S di V1 < 
1. 
Kesan; Normal EKG 
Pola Interprestasi EKG : 
1. Lihat apakah EKG tersebut berirama sinus atau tidak. Irama sinus memiliki ciri sebagai 
berikut: 
o Berasal dari SA node
o Karena adanya gel P tapi belum tentu berasal dari SA node. Jadi anda harus 
bandingkan di dalam satu lead harus mempunyai bentuk gel P yang sama. 
o Selalu ada satu gelombang P yang diikuti oleh satu komplek QRS dan satu 
gelombang T 
2. Lihat irama yang terbentuk. Apakah reguler atau aritmia/disritmia. Caranya adalah 
memperhatikan gelombang R. Jarak antar gelombang R atau R-R harus sama. Atau jarak 
gelombang P/P-P harus sama untuk sebuah EKG yang normal. 
3. Lihat HR. Cara ini tidak perlu dijabarkan tersendiri karena setiap anak kedokteran pasti 
tahu menghitung HR pada sebuah EKG. 
4. Lihat Axis. 
Perhatikan Gambar berikut: 
Untuk menentukan axis caranya adalah: 
 Titik tengah merupakan titik 0. 
 Lihat lead I. Kurangi kotak untuk gelombang R dengan kotak untuk gelombang S jika 
hasilnya positif letakkan di lead I mengarah ke lead I, jika negatif arahkan sebaliknya. 
 Dengan pola yang sama tarik garis pada lead aVF. 
 Hasil Cotangen dari lead tersebut adalah arah axis. 
 Batas Normal sumbu jantung berada antara -300 sampai +900. Jika lebih besar dari - 
300 maka deviasi ke kiri, dan jika lebih besar dari +900 maka sumbu jantung deviasi ke 
kanan. 
Contoh:
Interpretasi: axis ke kiri 
 Lihat gelombang P, adakah kelainan dari gelombang P. Lihat pula bentuknya apakah P 
mitral atau P pulmonal. (kelainan akan dijabarkan tersendiri) 
 Hitung PR interval. Normalnya PR interval bernilai kurang dari 0,2 second. Jika PR 
interval memanjang curiga sebagai suatu block jantung. (satu kotak kecil bernilai 0,04 
second). Tentang tipe dari blok jantung akan dijabarkan tersendiri) 
 Hitung dan lihat bentuk QRS kompleks. Adanya kelainan kompleks QRS menunjukkan 
adanya kelainan pada ventrikel (bisa suatu block saraf jantung atau kelainan lainnya) 
karena komplek ini dibentuk oleh aliran listrik jantung di daerah ventrikel. (Beberapa 
kelainan akan dijabarkan tersendiri) 
 Lihat apakah ada perubahan pada segmen ST dan gelombang T. (kelainannya akan 
dijabarkan tersendiri) 
 Hitung jumlah kotak R di V5 atau V6 kemudian tambahkan dengan jumlah 
kotak S yang ada di V1. Normalnya akan bernilai dibawah 35. Jika > 35 maka bisa 
dianggap suatu LVH. Hati-hati, terkadang voltase tidak mencapai 10mV. Maka harus 
dikonversi dulu ke 10 mV (contoh: pada EKG tertulis 5 mV maka, untuk menjadi 10 mV, 
kotak tersebut harus dikalikan 2) 
 Hitung jumlah kotak gelombang R di V5 atau V6 kemudian dibagi dibagi dengan 
jumlah kotak S di V5 atau V6 tersebut. (untuk yang ini tidak diperlukan konversi). 
Normalnya kurang dari 1. Jika lebih, maka dicurigai suatu RVH. 
 Jika bingung, tanya senior untuk keterangan lebih lanjut.hehehe 
Gelombang P: 
Normalnya:
 Tinggi tidak lebih dari 3 kotak kecil 
 Lebar tidak lebihb dari 3 kotak kecil 
 Positif kecuali di aVR 
 Gelombang simetris 
Kelainan Gelombang P: 
 Pulmonal / Runcing: R 
 Mitral / berlekuk lebar: LAH 
PR interval 
 normalnya 0,12-0,2 second. 
 Jika memanjang berarti ada block jantung karena interval ini terbentuk saat aliran listrik 
jantung melewati berkas HIS. 
Gelombang Q: 
Normal: 
 Lebar kurang dari 0,04 second 
 Tinggi < 0,1 second 
Patologis: 
 Panjang gelombang Q > 1/3 R 
 Ada QS pattern dengan gelombang R tidak ada. 
 Adanya gelombang Q patologis ini menunjukkan adanya Old Miocard infark (OMI). Bila 
gelombang ini belum ada (tetapi sudah ada ST depresi) berarti iskemik belum 
lama terjadi (< 12 jam), masih ada KEMUNGKINAN diselamatkan. 
Kompleks QRS: 
 Lebar jika aliran listrik berasal dari ventrikel atau terjadi blok cabang berkas 
 Normal R/S =1 di lead V3 dan V4 
 Rotasi menurut arah jarum jam menunjukkan penyakit paru kronik. Artinya gelombang 
QRS menjadi berbalik. Yang tadinya harus positif di V5 + V6 dan negatif di V1 dan V2 
maka sekarang terjadi sebaliknya. 
Segmen ST 
Normalnya: 
 Isoelektrik 
 Di V1-V6 bisa naik 2 kotak kecil atau turun 0,05 kotak kecil.
Patologis: 
 Elevasi: AMI atau perikarditis 
 Depresi: Iskemia atau terjadi setelah pemakaian digoksin 
Gelombang T 
Normal 
 Sama dengan gelombang P 
 Dapat positif di lead I, II, V3-V6 dan negatif di VR 
Patologis: 
 Runcing: Hiperkalemia 
 Tinggi lebih dari 2/3 R dan datar: Hipokalemia 
 Inversi: bisa normal (di lead III, VR, V1, V2 dan V3 (pada orang kulit hitam) atau 
iskemia, infark, RVH dan LVH, emboli paru, Sindrom WPW, dan Block cabang berkas. 
Blok jantung: 
1. Derajat 1: 
o satu gel P: satu Kompleks QRS interval PR > 0,2 Second. 
2. Derajat 2: 
o Weckenbach: PR interval awalnya noramal dan makin lama makin panjang lalu 
tidak ada gelombang P, kemudian siklus berlanjut lagi. 
o Mobitz 2: P timbul kadang-kadang 
3. Derajat 3 (total): 
o QRS lebar, Frekuensi QRS < 50 kali/menit. 
o P dan QRS tidak berhubungan. 
4. RBBB: 
o QRS > 0,12 second, 
o pola RSR’. 
o R’ dominan di V1. 
5. LBBB: 
o QRS > 0,12 second 
o Pola M di lead V6 
6. Bifascular: Hemiblok anterior kiri (Axis kiri dengan S dalam pada sadapan II dan III) 
ditambah RBBB 
Terkadang ketika merekam EKG terlihat gambaran gelombang P yang tidak jelas. Untuk 
membedakan ini dengan Fibrilasi Atrium dapat dilihat iramanya. Pada fibrilasi atrium irama 
sangat tidak teratur. Dan berbeda dengan Atrial Flutter atau atrial takikardi, pada Atrial Fibrilasi 
dijumpai garis dasar yang rata.
Beberapa gambaran di bawah ini sangat khas pada kelainan irama . Contohnya adalah sebagai 
berikut: 
a. Ventrikular takikardi 
b. Ventrikular ekstrasistol 
Suatu kelainan tidak akan bermakna jika ditemukan di satu lead saja. Berikut daftar lead yang 
mengalami kelainan dan tempat suspect kelainan tersebut: 
1. I, III, aVF : inferior 
2. V1-V2: Lateral Kanan 
3. V3-V4: septal atau anterior 
4. I, aVL, V5-V6: lateral Kiri 
5. V1-V3: Posterior

More Related Content

What's hot (16)

Ekg
EkgEkg
Ekg
 
Rangkuman baca ekg
Rangkuman baca ekgRangkuman baca ekg
Rangkuman baca ekg
 
ekg-lengkap-ppt
 ekg-lengkap-ppt ekg-lengkap-ppt
ekg-lengkap-ppt
 
Dasar interprestasi ekg
Dasar interprestasi ekgDasar interprestasi ekg
Dasar interprestasi ekg
 
EKG DASAR
EKG DASAREKG DASAR
EKG DASAR
 
MENGAMBIL & INTERPRETASI E.C.G
MENGAMBIL & INTERPRETASI E.C.GMENGAMBIL & INTERPRETASI E.C.G
MENGAMBIL & INTERPRETASI E.C.G
 
ECG (elektro Cardio graf)
ECG (elektro Cardio graf)ECG (elektro Cardio graf)
ECG (elektro Cardio graf)
 
Interpretasi ekg
Interpretasi ekgInterpretasi ekg
Interpretasi ekg
 
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan SistematisMembaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
 
Interpretasi ekg
Interpretasi ekgInterpretasi ekg
Interpretasi ekg
 
Belajar Baca EKG
Belajar Baca EKGBelajar Baca EKG
Belajar Baca EKG
 
buku-saku-klinis-kardiovaskular
 buku-saku-klinis-kardiovaskular buku-saku-klinis-kardiovaskular
buku-saku-klinis-kardiovaskular
 
Ekg dr anjang
Ekg dr anjangEkg dr anjang
Ekg dr anjang
 
normal sinus rhytm
normal sinus rhytmnormal sinus rhytm
normal sinus rhytm
 
Latihan ekg strip
Latihan ekg stripLatihan ekg strip
Latihan ekg strip
 
EKG, Drug dan Defibrilator
EKG, Drug dan DefibrilatorEKG, Drug dan Defibrilator
EKG, Drug dan Defibrilator
 

Similar to EKG Dasar Interpretasi Singkat

Similar to EKG Dasar Interpretasi Singkat (20)

Modul Cara Praktis Membaca EKG.pdf
Modul Cara Praktis Membaca EKG.pdfModul Cara Praktis Membaca EKG.pdf
Modul Cara Praktis Membaca EKG.pdf
 
Interpretasi ekg-121025022847-phpapp02
Interpretasi ekg-121025022847-phpapp02Interpretasi ekg-121025022847-phpapp02
Interpretasi ekg-121025022847-phpapp02
 
EKG REFERAT ELISA.ppt
EKG REFERAT ELISA.pptEKG REFERAT ELISA.ppt
EKG REFERAT ELISA.ppt
 
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptx
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptxELEKTROKARDIOGRAFI.pptx
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptx
 
EKG
EKGEKG
EKG
 
Ecg trouble
Ecg troubleEcg trouble
Ecg trouble
 
EKG Dasar dan Cara Interpretasi.pptx
EKG Dasar dan Cara Interpretasi.pptxEKG Dasar dan Cara Interpretasi.pptx
EKG Dasar dan Cara Interpretasi.pptx
 
EKG_Dasar_dan_Cara_Interpretasi.pptx
EKG_Dasar_dan_Cara_Interpretasi.pptxEKG_Dasar_dan_Cara_Interpretasi.pptx
EKG_Dasar_dan_Cara_Interpretasi.pptx
 
Baca EKG.pdf
Baca EKG.pdfBaca EKG.pdf
Baca EKG.pdf
 
EKG Dasar dan cara interpretasikan dengan cara cepat dimengerti
EKG Dasar dan cara interpretasikan dengan cara cepat dimengertiEKG Dasar dan cara interpretasikan dengan cara cepat dimengerti
EKG Dasar dan cara interpretasikan dengan cara cepat dimengerti
 
EKG part 1.pptx
EKG part 1.pptxEKG part 1.pptx
EKG part 1.pptx
 
Elektrocardiogram (ecg)
Elektrocardiogram (ecg)Elektrocardiogram (ecg)
Elektrocardiogram (ecg)
 
ECG
ECGECG
ECG
 
Ekg
EkgEkg
Ekg
 
ekg in indonesian
ekg in indonesianekg in indonesian
ekg in indonesian
 
EKG.pdf
EKG.pdfEKG.pdf
EKG.pdf
 
pengenalan-ekg-pati-ppt
pengenalan-ekg-pati-pptpengenalan-ekg-pati-ppt
pengenalan-ekg-pati-ppt
 
PPT CARDIO - EKG.pptx
PPT CARDIO - EKG.pptxPPT CARDIO - EKG.pptx
PPT CARDIO - EKG.pptx
 
konsep dasar ekg.ppt
konsep dasar ekg.pptkonsep dasar ekg.ppt
konsep dasar ekg.ppt
 
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptx
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptxELEKTROKARDIOGRAFI.pptx
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptx
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 

EKG Dasar Interpretasi Singkat

  • 1. EKG Dasar EKG (Elektrokardiograf), tidak semua orang bisa membaca EKG. Begitu juga dokter. Banyak dokter umum yang tidak bisa lancar membaca EKG. Untuk dapat membaca EKG, perlu diketahui dahulu bagaiman grafik EKG itu terbentuk. Setidaknya, ilmu yang sangat dasar dari EKG perlu diketahui. Beberapa catatan yang paling dasar yang mesti dipahami dahulu sebelum membaca EKG yaitu:  Grafik EKG dibentuk oleh gelombang listrik yang mengalir melalui serabut syaraf khusus yang ada pada jantung.  Listrik tersebut dibentuk oleh Nodus Sinuatria sebagai sumber primer dan nodus atrioventrikular sebagai cadangan listrik sekunder. tetapi listrik jantung ini dapat pula dibentuk oleh bagian lain dari jantung.  Gelombang P dibentuk oleh aliran listrik yang berasal dari nodus SA di atrium sedangkan kompleks QRS terbentuk oleh aliran listrik di ventrikel. sedangkan PR interval terbentuk ketika aliran listrik tersebut melewati bundle His. gelombang T terbentuk ketika terjadi repolarisasi jantung.
  • 2.  Arah aliran listrik ini mengara h ke apex jantung dan sejajar sumbu jantung (lihat gambar dibawah).  Setiap lead memandang aliran listrik jantung dari sudut pandang yang berbeda. Maka untuk mengatahui letak kelainan, perlu diperhatikan lead mana yang mengalami kelainan dan dari sudut pandang mana lead tersebut melihat jantung. lead dada melihat jantung dari sudut pandang horizontal, hal ini bisa dilihat dari tabel di bawah ini: Sadapan Dada Sudut Pandang V1, V2 V3,V4 V5,V6 Lateral Kanan Jantung Septum Lateral Kiri Jantung Lead ekstremitas melihat jantung secara vertikal. Hal ini bisa dijelaskan sebagai berikut :  Sebagai contoh: lead II melihat/mengintip jantung dari sudut pandang apex jantung.  Setiap aliran listrik tersebut menuju ke arah sudut pandang tempat melihat EKG, maka pada lead tersebut harus positif. Sebagai contoh adalah lead II yang melihat jantung dari sudut pandang di sekitar apex. Maka normalnya lead ini harus positif.  Karena otot jantung kiri lebih besar dari otot jantung kanan, maka yang terekam dominan pada EKG adalah bagian jantung kiri. INTERPRESTASI EKG Contoh : EKG: Irama sinus, reguler, HR:93 x/menit, Axis ke kiri, Gelombang P normal, PR interval < 0,2 detik, Q RS kompleks < 0,12 s, ST-T change (-), R di V5/6 + S di V1 < 35, R/S di V1 < 1. Kesan; Normal EKG Pola Interprestasi EKG : 1. Lihat apakah EKG tersebut berirama sinus atau tidak. Irama sinus memiliki ciri sebagai berikut: o Berasal dari SA node
  • 3. o Karena adanya gel P tapi belum tentu berasal dari SA node. Jadi anda harus bandingkan di dalam satu lead harus mempunyai bentuk gel P yang sama. o Selalu ada satu gelombang P yang diikuti oleh satu komplek QRS dan satu gelombang T 2. Lihat irama yang terbentuk. Apakah reguler atau aritmia/disritmia. Caranya adalah memperhatikan gelombang R. Jarak antar gelombang R atau R-R harus sama. Atau jarak gelombang P/P-P harus sama untuk sebuah EKG yang normal. 3. Lihat HR. Cara ini tidak perlu dijabarkan tersendiri karena setiap anak kedokteran pasti tahu menghitung HR pada sebuah EKG. 4. Lihat Axis. Perhatikan Gambar berikut: Untuk menentukan axis caranya adalah:  Titik tengah merupakan titik 0.  Lihat lead I. Kurangi kotak untuk gelombang R dengan kotak untuk gelombang S jika hasilnya positif letakkan di lead I mengarah ke lead I, jika negatif arahkan sebaliknya.  Dengan pola yang sama tarik garis pada lead aVF.  Hasil Cotangen dari lead tersebut adalah arah axis.  Batas Normal sumbu jantung berada antara -300 sampai +900. Jika lebih besar dari - 300 maka deviasi ke kiri, dan jika lebih besar dari +900 maka sumbu jantung deviasi ke kanan. Contoh:
  • 4. Interpretasi: axis ke kiri  Lihat gelombang P, adakah kelainan dari gelombang P. Lihat pula bentuknya apakah P mitral atau P pulmonal. (kelainan akan dijabarkan tersendiri)  Hitung PR interval. Normalnya PR interval bernilai kurang dari 0,2 second. Jika PR interval memanjang curiga sebagai suatu block jantung. (satu kotak kecil bernilai 0,04 second). Tentang tipe dari blok jantung akan dijabarkan tersendiri)  Hitung dan lihat bentuk QRS kompleks. Adanya kelainan kompleks QRS menunjukkan adanya kelainan pada ventrikel (bisa suatu block saraf jantung atau kelainan lainnya) karena komplek ini dibentuk oleh aliran listrik jantung di daerah ventrikel. (Beberapa kelainan akan dijabarkan tersendiri)  Lihat apakah ada perubahan pada segmen ST dan gelombang T. (kelainannya akan dijabarkan tersendiri)  Hitung jumlah kotak R di V5 atau V6 kemudian tambahkan dengan jumlah kotak S yang ada di V1. Normalnya akan bernilai dibawah 35. Jika > 35 maka bisa dianggap suatu LVH. Hati-hati, terkadang voltase tidak mencapai 10mV. Maka harus dikonversi dulu ke 10 mV (contoh: pada EKG tertulis 5 mV maka, untuk menjadi 10 mV, kotak tersebut harus dikalikan 2)  Hitung jumlah kotak gelombang R di V5 atau V6 kemudian dibagi dibagi dengan jumlah kotak S di V5 atau V6 tersebut. (untuk yang ini tidak diperlukan konversi). Normalnya kurang dari 1. Jika lebih, maka dicurigai suatu RVH.  Jika bingung, tanya senior untuk keterangan lebih lanjut.hehehe Gelombang P: Normalnya:
  • 5.  Tinggi tidak lebih dari 3 kotak kecil  Lebar tidak lebihb dari 3 kotak kecil  Positif kecuali di aVR  Gelombang simetris Kelainan Gelombang P:  Pulmonal / Runcing: R  Mitral / berlekuk lebar: LAH PR interval  normalnya 0,12-0,2 second.  Jika memanjang berarti ada block jantung karena interval ini terbentuk saat aliran listrik jantung melewati berkas HIS. Gelombang Q: Normal:  Lebar kurang dari 0,04 second  Tinggi < 0,1 second Patologis:  Panjang gelombang Q > 1/3 R  Ada QS pattern dengan gelombang R tidak ada.  Adanya gelombang Q patologis ini menunjukkan adanya Old Miocard infark (OMI). Bila gelombang ini belum ada (tetapi sudah ada ST depresi) berarti iskemik belum lama terjadi (< 12 jam), masih ada KEMUNGKINAN diselamatkan. Kompleks QRS:  Lebar jika aliran listrik berasal dari ventrikel atau terjadi blok cabang berkas  Normal R/S =1 di lead V3 dan V4  Rotasi menurut arah jarum jam menunjukkan penyakit paru kronik. Artinya gelombang QRS menjadi berbalik. Yang tadinya harus positif di V5 + V6 dan negatif di V1 dan V2 maka sekarang terjadi sebaliknya. Segmen ST Normalnya:  Isoelektrik  Di V1-V6 bisa naik 2 kotak kecil atau turun 0,05 kotak kecil.
  • 6. Patologis:  Elevasi: AMI atau perikarditis  Depresi: Iskemia atau terjadi setelah pemakaian digoksin Gelombang T Normal  Sama dengan gelombang P  Dapat positif di lead I, II, V3-V6 dan negatif di VR Patologis:  Runcing: Hiperkalemia  Tinggi lebih dari 2/3 R dan datar: Hipokalemia  Inversi: bisa normal (di lead III, VR, V1, V2 dan V3 (pada orang kulit hitam) atau iskemia, infark, RVH dan LVH, emboli paru, Sindrom WPW, dan Block cabang berkas. Blok jantung: 1. Derajat 1: o satu gel P: satu Kompleks QRS interval PR > 0,2 Second. 2. Derajat 2: o Weckenbach: PR interval awalnya noramal dan makin lama makin panjang lalu tidak ada gelombang P, kemudian siklus berlanjut lagi. o Mobitz 2: P timbul kadang-kadang 3. Derajat 3 (total): o QRS lebar, Frekuensi QRS < 50 kali/menit. o P dan QRS tidak berhubungan. 4. RBBB: o QRS > 0,12 second, o pola RSR’. o R’ dominan di V1. 5. LBBB: o QRS > 0,12 second o Pola M di lead V6 6. Bifascular: Hemiblok anterior kiri (Axis kiri dengan S dalam pada sadapan II dan III) ditambah RBBB Terkadang ketika merekam EKG terlihat gambaran gelombang P yang tidak jelas. Untuk membedakan ini dengan Fibrilasi Atrium dapat dilihat iramanya. Pada fibrilasi atrium irama sangat tidak teratur. Dan berbeda dengan Atrial Flutter atau atrial takikardi, pada Atrial Fibrilasi dijumpai garis dasar yang rata.
  • 7. Beberapa gambaran di bawah ini sangat khas pada kelainan irama . Contohnya adalah sebagai berikut: a. Ventrikular takikardi b. Ventrikular ekstrasistol Suatu kelainan tidak akan bermakna jika ditemukan di satu lead saja. Berikut daftar lead yang mengalami kelainan dan tempat suspect kelainan tersebut: 1. I, III, aVF : inferior 2. V1-V2: Lateral Kanan 3. V3-V4: septal atau anterior 4. I, aVL, V5-V6: lateral Kiri 5. V1-V3: Posterior