1. Bagian - Bagian
• Darah
• Alat peredaran darah
• Macam – macam
peredaran darah
• Peredaran Limfe
• Kelainan dan gangguan
pada sistem peredaran
darah
• Sistem peredaran darah
pada hewan
Sistem Peredaran Darah
Pada bab ini, kita akan membahas tentang darah, alat
peredaran darah baik pada manusia maupun hewan serta
kelainan dan gangguan pada sitem peredaran darah.
2. Apa itu darah?
Darah adalah cairan berwarna merah
yang terdapat di dalam pembuluh darah.
Gradasi warna merah tersebut tidak selalu
tetap melainkan berubah – ubah karena
pengaruh zat yang dikandungnya.
Bila kadar oksigen tinggi, warna darah
menjadi merah muda. Bila kadar karbon
dioksida tinggi, warna darah menjadi merah
tua.
Darah
3. Darah
1. Sebagai alat pengangkutan
• Zat makanan dari sel – sel jonjot usus
• Oksigen dari alat pernafasan
• Karbon dioksida ke alat pernafasan
• Zat – zat metabolisme ke alat – alat eksreksi
• Hormon dari endokrin ke bagian tubuh tertentu
• Air
2. Sebagai benteng pertahanan tubuh dari infeksi berbagai kuman
3. Sebagai penjaga stabilitas suhu tubuh
4. Sebagai pengatur keseimbangan asam dan basa
Fungsi Darah
4. Komponen Darah
1. Sel – sel darah (40% - 50%)
• Sel darah merah (eritrosit)
• Sel darah putih (leukosit)
• Sel darah pembeku (trombosit)
2. Plasma darah
Darah
Ketika darah disentrifugasi, lapisan yang terbentuk
dapat dengan jelas dilihat.
5. Sel Darah Merah
• Merupakan bagian utama dari darah
• Bentuk bikonkaf, tidak berinti, tidak bergerak bebas,
tidak dapat menembus dinding kapiler
• Setiap 1 ml darah pria mengandung 5 juta sel, sedangkan
pada wanita mengandung 4 juta sel
• Sebenarnya warna kekuning – kuningan. Tetapi karena
adanya pigmen Hb sehingga warnanya menjadi merah.
• Darah yang kekurangan O2 akan berwarna kebiruan
(sianosis).
• Pada saat embrio&bayi, dibentuk di dalam hati dan limpa.
Sedangkan pada saat dewasa, dibentuk dalam sumsum
merah tulang. Sel pembentuk eritrosit disebut eritoblas.
• Mampu bertahan hidup hingga 115 hari di dalam tubuh.
Sel yang telah tua akan dirombak oleh sel – sel hati.
Sel Darah
6. Apa itu Hb?
• Protein yang terdiri atas Hemin dan Globin. Hemin dalah
senyawa asam amino yang mengandung zat besi (Fe).
Senyawa itulah yang membuat warna eritrosit menjadi
merah.
• Fungsi: Mengikat oksigen menjadi HbO2
(Oksihemoglobin).
Mengikat karbon dioksida menjadi HbCO2
(Karbominohemoglobin).
Menjaga keseimbangan asam dan basa.
• Hb pada sel yang sudah tua akan diubah menjadi
billirubin oleh sel – sel hati.
• Apabila darah kekurangan eritrosit, Hb dan zat besi,
tubuh kita akan menjadi pucat (anemia).
Sel Darah Merah
7. Sel Darah Putih
• Bentuk bervariasi, mempunyai nukleus, dapat
bergerak secara ameboid, dapat menembus kapiler
(mempunyai kemampuan diapedesis).
• Setiap 1 ml darah 6.000 – 9.000 sel. Jika jumlahnya
kurang atau lebih dari jumlah normal dapat
menyebabkan beberapa penyakit.
• Melawan kuman yang masuk ke dalam tubuh dengan
cara memakannya secara fagositosis.
• Dibentuk di dalam jaringan retikuloendotelium dari
sumsum merah tulang.
• Mampu bertahan hidup selama 12 – 13 hari.
Sel Darah
9. Neutrofil
• Bersifat fagosit
• Nukleus berjumlah tiga pecah – pecah
dihubungkan benang sitoplasma
• Berbintik – bintik berwarna merah kebiruan
• Plasmanya bersifat netral
• Bentuk inti bermacam – macam (batang,
berinti banyak, berinti bengkok, dll)
• Dibentuk oleh myeloblas
• Sel yang rusak terlihat sebagai nanah
Granulosit
10. Basofil
• Bersifat fagosit
• Dapat mensekresikan faktor anti
penggumpalan.
• Jumlahnya paling sedikit
• Plasmanya bersifat basa
• Berbintik – bintik kebiruan
• Dibentuk oleh myeoloblas
Granulosit
11. Eosinofil
• Bersifat fagosit
• Plasmanya bersifat asam
• bintik – bintik sedikit, warna merah eosin
• Jumlahnya akan meningkat bila terjadi infeksi
• Dibentuk oleh myeloblas
• Dapat bertahan dalam sirkulasi darah selama
8-12 jam dan bertahan lebih lama sekitar 8-12
hari di dalam jaringan apabila tidak terdapat
stimulasi
Granulosit
12. Monosit
• Bersifat fagosit
• Selnya berinti satu dan berukuran besar
• Inti berbentuk seperti ginjal
• Berbentuk bulat panjang (12 – 15µm)
• Bisa bergerak cepat
• Dibentuk di limpa dan sumsum tulang
(monoblas)
• Dapat berdeferensiasi menjadi makrofag
Agranulosit
13. Limfosit
• Selnya berinti satu dan besar
• Terdiri dari limfosit besar (sel NK) dan
limfosit kecil (sel B & sel T)
• Ukurannya besar dan agak bulat (6 – 10µm)
• Tidak dapat bergerak bebas
• Dibentuk di jaringan limfe dan kelenjar
limpa (limfoblas)
• Berperan besar dalam pembentukan
antibodi
Agranulosit
14. Keping – Keping Darah
• Tidak berinti
• Ukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit
• Bentuk tidak teratur dan bila tersentuh benda yang
permukaannya kasar mudah pecah.
• Setiap 1 ml darah 200.000 – 300.000 trombosit.
• Dibentuk di dalam megakariosit sumsum merah
tulang.
• Berperan besar dalam proses pembekuan darah
• Mampu bertahan hidup selama 5 – 8 hari
Sel Darah
16. Plasma Darah
• Terdiri atas air dan zat terlarut (7 – 10 %):
1. Zat makanan dan mineral (glukosa, asam amino, asam
lemak, kolestrol dan garam – garam mineral)
2. Zat yang diproduksi sel (enzim, hormon & antibodi)
3. Protein darah (asam amino):
Albumin: menjaga tekanan osmotik darah
Fibrinogen dan protrombin: untuk proses
pembekuan darah
Globulin: membentuk gemaglobulin
4. Zat sisa metabolisme (urea, asam urat&zat sisa lainnya)
5. Gas pernafasan (O2, CO2 & N2)
Darah
17. Plasma Darah
• Ketika darah disentrifugasi, akan didapatkan endapan darah
dan cairan berwarna kekuningan yang disebut serum.
• Serum memiliki zat antibodi yang berfungsi untuk
mengeluarkan atau membinasakan protein asing yang masuk
kedalam tubuh.
• Pembentukan antibodi bermula dari masuknya protein asing ke
dalam tubuh. Protein asing yang merangsang pembentukan
antibodi ini disebut antigen.
• Macam – macam zat antibodi menurut cara kerjanya:
1. Aglutinin : menggumpalkan antigen
2. Presipitin : mengendapkan antigen
3. Lisin : menguraikan antigen
4. Antitoksin: menetralkan racun
18. Darah
• Tipe penggolongan darah didasarkan oleh aglutinogen (antigen pada sel darah merah)
dan aglutinin (antibodi pada plasma darah).
• Sistem penggolongan darah yang paling umum adalah sistem ABO dan sistem Rhesus
(Rh)
• Sistem ABO adalah sistem penggolongan darah yang paling umum. Sistem penggolongan
darah ini ditemukan oleh Karl Landsteiner.
• Sistem penggolongan ini didasarkan atas aglutinogen A / B dan aglutinin α/β
• Sistem kedua yang paling umum adalah sistem Rhesus.
• Sistem rhesus didasarkan oleh 50 jenis aglutinogen yang berbeda. Namun, aglutinogen D
yang paling sering digunakan.
• Jika sesorang memiliki aglutinogen D maka golongan darah Rh nya posittif (Rh+).
Sebaliknya, jika seseorang tidak mempunyai aglutinogen D, maka golongan darah Rh nya
negatif.
• Selain kedua sistem penggolongan darah tersebut, ada 31 sistem penggolongan darah
yang jarang di pakai karena hanya dimiliki oleh kelompok orang tertentu.
Golongan Darah
20. Transfusi Darah
Darah
• Transfusi adalah proses pemindahan darah
dari pemberi (Donor) ke penerima (Resipien).
• Tidak boleh terjadi penggumpalan darah
pada tubuh resipien.
• Jika terjadi terjadi penggumpalan, resipien
akan mengalami keracunan darah.
• Jika aglutinogen dan aglutinin dengan tipe
yang sama bertemu akan terjadi
penggumpalan.
21. Transfusi Darah
Resipien
Donor
O− O+ A− A+ B− B+ AB− AB+
O− V X X X X X X X
O+ V V X X X X X X
A− V X V X X X X X
A+ V V V V X X X X
B− V X X X V X X X
B+ V V X X V V X X
AB− V X V X V X V X
AB+ V V V V V V V V
22. Jantung
• Merupakan alat pemompa darah.
• Terletak di rongga dada agak kiri.
• Besarnya kurang lebih sama dengan kepalan
• Massa kurang lebih 300 gr
• Bagian – bagian: Dinding jantung
Ruangan jantung
Klep jantung
Saraf jantung
Alat Peredaran Darah
23. Dinding Jantung
• Merupakan bagian yang membungkus
jantung.
• Terdiri atas tiga lapis, yaitu:
Perikardium: selaput pembungkus
jantung
Miokardium: otot jantung
Endokardium: selaput pembatas ruangan
jantung
Jantung
24. Perikardium
• Berlapis dua:
Lapisal fibrosa: terbuat dari jaringan ikat padat
Lapisan mesotel
• Diantara kedua lapisan terdapat cairan perikardial
yang berfungsi untuk menahan gesekan
• Fungsi: mempertahankan posisi jantung
menjaga fleksibilitas pergerakan jantung
memberi pelumasan
menahan pembesaran berlebihan
Dinding Jantung
25. Perikardium
Lapisan Mesotel
• Tersusun dari dua lapis lapisan yang masing – masing
terdiri dari jaringan ikat longgar dan lapisan mesotel.
• Berlapis dua:
1. Lapisal parietal: melekat dengan lapisan fibrosa
2. Lapisan viseral: bagian dari epikardium
• Diantara kedua lapisan terdapat cairan perikardial yang
berfungsi untuk menahan gesekan. Cairan ini dihasilkan
oleh lapisan viseral.
• Fungsi: menjaga fleksibilitas pergerakan jantung
memberi pelumasan
26. Endokardium
• Selaput yang melapisi ruangan jantung.
• Terdiri dari jaringan endotel serta jaringan
ikat tipis
• Terdapat saraf dan pembuluh darah
• Fungsi: mengatur kerja miokardium
melindungi katup dan ruangan
jantung
Dinding Jantung
28. Klep Jantung
• Terdapat diantara serambi dan bilik serta
antara bilik dengan nadi
• Fungsi: menjaga aliran darah searah
• Macam: Valvula trikuspidalis
Valvula bikuspidalis
Valvula semilunaris
Jantung
29. Saraf Jantung
• Nodus Sino Atrial
Memulai setiap denyut jantung sekitar 100 kali
permenit (disebut pacemaker)
Denyut merambat menuju atrium kanan sehingga
kedua atrium berkontraksi
• Nodus Atrioventrikuler
Menahan impuls dari nodus SA sebesar 0.12 detik
• Berkas His
meneruskan impuls dari Nodus AV sehingga
ventrikel berdenyut
Jantung
31. Pembuluh Darah
Alat Peredaran Darah
• Arteri: Pembuluh darah yg membawa darah keluar dari
jantung
Aorta: Arteri yg berhubungan dengan jantung
Trunkus aorta
Arteria pulmonaris
Arteri: Cabang dari aorta
Arteriol: Arteri yg berhubungan dengan kapiler
• Vena: Pembuluh darah yg membawa darah masuk ke jantung
Vena cava: Vena yg mengankut darah ke serambi kanan
Vena cava superior: dari tubuh bagian atas
Vena cava inferior: dari tubuh bagian bawah
Vena pulmonaris
Vena: cabang dari vena cava
Vena porta hepatis: vena yg mengangkut darah dari
saluran pencernaan menuju hati
Venule: Vena yang berhubungan dengan kapiler
• Kapiler: Pembuluh darah yg menghubungkan arteriol dan
venule
34. Perbedaan Arteri dan Vena
• Dinding tebal dan elastis (lamina
elastika lebih banyak)
• Aliran darah meninggalkan
jantung
• Tekanan kuat
• Letak lebih dalam
• Hanya terdapat satu klep pada
pangkal
• Dinding tipis dan kurang elastis
(lamina elastika lebih sedikit)
• Aliran darah menuju jantung
• Tekanan lemah
• Letak dekat permukaan tubuh
• Terdapat banyak klep pada
sepanjang vena
Pembuluh darah
35. • Sistem peredaran darah ganda: melewati jantung
dua kali
Peredaran darah besar/sistemik (sistem
sirkulatoria magna)
Peredaran darah kecil/pulmonari (sistem
sirkulatoria parva)
• Sistem peredaran darah tunggal: melewati jantung
satu kali
• Sistem vena porta
• Sistem peredaran terbuka: darah tidak selalu
berada dalam pembuluh
• Sistem peredaran tertutup: darah selalu berada
dalam pembuluh
Macam – Macam Peredaran Darah
36. Peredaran Limfe
• Sistem limfatik berfungsi untuk menyalurkan cairan limfe kambali ke sistem
peredaran darah.
• Limfe sebenarnya sisa plasma darah yang menembus pembuluh darah kapiler
saat darah mengalir melalui pembuluh kapiler. Cairan limfe banyak
mengandung sel darah putih.
• Karena dimulai dari jaringan dan berakhir di pembuluh balik bawah
selangka, maka peredaran limfe disebut peredaran terbuka.
• Limfe tidak mempunyai pusat pemompa. Aliran limfe disebabkan oleh
kontraksi otot – otot rangka disekitar nodus pembuluh limfe.
• Untuk menjaga aliran limfe agar tidak berbalik arahnya, disepanjang
pembuluhnya terdapat katup.
• Sistem limfatik juga berfungsi untuk:
Mentrasfer sel darah putih dari dan menuju tulang
Mengangkut asam lemak dan lemak dari sistem pencernaan
Menghasilkan zat antibodi
Mengembalikan cairan & protein dari jaringan ke sirkulasi darah
Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme
38. Peredaran Limfe
• Sebelum kembali ke pembuluh darah cairan limfe melewati nodus limfe yang berfungsi
menyaring cairan limfe.
• Nodus limfe juga bertugas menyelesaikan darah putih limfosit yang awalnya sudah dibentuk di
sumsum tulang.
• Nodus limfe memiliki ruang – ruang kecil (sinus) yang berisi limfosit dan makrofag.
• Dua macam pembuluh limfe:
1. Pembuluh limfe dada kiri (duktus toraksikus)
Mengalirkan limfe dari alat – alat tubuh bagian bawah dan bagian atas sebelah kiri
Bermuara di pembuluh balik bawah selangka kiri
2. Pembuluh limfe dada kanan (duktus limfatikus dekster)
Mengalirkan limfe dari alat – alat tubuh bagian atas sebelah kanan
Bermuara di pembuluh balik bawah selangka kanan
• Beberapa nodus limfe yang besar:
1. Nodus limfe sikut, lipat paha, ketiak, lutut dan leher
2. Nodus limfa selaput lendir usus (pembuluh limfa yang berasal dari selaput tersebut
disebut pembuluh kil)
3. Kelenjar folikel bawah lidah
4. Kelenjar pada tonsil amandel dan adenoid
40. Limpa
Peredaran Limfe
• Disebut juga kura atau spleen
• Organ tubuh yang berwarna merah seperti hati
dengan panjang 10cm
• Terletak di sebelah kiri belakang lambung
• Fungsi: Membuat leukosit
Tempat membinasakan kuman penyakit
Tempat pembongkaran eritrosit yang telah
tua
Tempat penimbunan darah
• Pada masa embrio, organ ini bersama dengan hati
membuat eritrosit
41. Tonsil
Peredaran Limfe
• Kelenjar limfe yang terdapat di saluran
pernafasan
• Menghasilkan leukosit
• Jika terlewati oleh kuman penyakit yang
menginfeksi organ lain, tonsil akan aktif dan
membengkak
• Tonsil yang terdapat pada pangkal tenggorokan
kiri dan kanan disebut amandel. Sedangkan yang
terdapat pada rongga hidung disebut polip.
42. Secara Genetis
Kelainan & Gangguan
1. Hemofilia
2. Anemia
• Sickle cell anemia (anemia sel sabit)
• Thalasemia
• Anomali pada membran eritrosit
• Fanconi anemia, Diamond–Blackfan
anemia dan lain – lain
43. Hemofilia
Secara Genetis
• Disebabkan tubuh tidak dapat memproduksi
protein pembekuan darah sehingga
menyebabkan darah sukar membeku saat
terjadi pendarahan.
• Menghambat pembentukan serat-serat fibrin.
• Diturunkan melalui kromoson X. Pria dengan
kromoson X terinfeksi dan kromoson Y akan
terkena hemofilia. Wanita dengan 1 kromoson
X terinfeksi dan 1 kromoson sehat akan
menjadi carrier (membawa gen hemofilia,
namun tidak menderita hemofilia)
44. Hemofilia
• Kebanyakan diderita pria, namun dapat juga diderita oleh wanita.
• Belum ditemukan obatnya. Namun, penderita dapat melakukan infus
protein pembekuan darah untuk mengurangi pendarahan.
• Penderita disarankan melakukan tranfusi darah secara regular dan
melakukan latihan khusus untuk mengurangi pendarahan di sendi-sendi
Secara Genetis
Ayah Hemofilia + Ibu Carrier
Xy + XX
Pria
Hemofilia
Xy
Pria
Normal
Xy
Wanita
Hemofilia
XX
Wanita
Carrier
XX
X = Kromosom X terinfeksi
45. Sickle Cell Anemia
Anemia
• Salah satu dari hemoglobinopathy (pembentukan sel
darah merah yang abnormal)
• Menyebabkan sel darah merah berbentuk bulan sabit
sehingga mengurangi daya serap sel darah merah dan
dapat menyumbat pembuluh darah.
• Disebabkan adanya mutasi gen hemoglobin sehingga
terjadi pembentukan hemoglobin yang abnormal
• Akibat dari penyakit ini yaitu:
Anemia akibat kurangnya daya angkut oksigen
sel darah merah.
Penyumbatan pembuluh darah kapiler sehingga
menyebabkan pembesaran limfa bahkan stroke.
Menurunnya jumlah hemoblogin secara drastis.
46. Thalasemia
Anemia
• Menyebabkan kurangnya produksi hemoglobin serta sel darah merah dan
mengurangi kemampuan tubuh mengatur zat besi.
• Disebabkan karena hilangnya atau masalah gen pembentuk hemoglobin.
• Akibat dari thalasemia yaitu:
Anemia karena kurangnya transfer oksigen.
Pembesaran limfa akibat meningkatnya jumlahnya sel darah merah yang mati
sehingga limfa bekerja terlalu berat.
Pembentukan tulang abnormal akibat membesarnya sumsum tulang sehingga
membuat tulang menipis.
Perlambatan pertumbuhan akibat kurangnya oksigen.
Meningkatkan kemungkinan infeksi.
Overdosis zat besi akibat zat besi tidak dapat diubah menjadi hemoglobin atau
akibat tranfusi darah yang terlalu sering.
• Penderita diharuskan untuk mengatur konsumsi zat besi mereka.
• Namun, menurut penelitian baru, orang penderita thalasemia mempunyai proteksi
lebih terhadap anemia yang disebabkan oleh malaria dan jantung koroner.
47. Anomali pada
Membran Sel Darah
Anemia
• Hereditary spherocytosis
Sel darah merah berbentuk bulat bola.
Tidak dapat mengatur jumlah zat besi
• Hereditary elliptocytosis
Sel darah merah berbentuk elips
• Hereditary stomatocytosis
Masalah pada membran sel darah merah
sehingga ion natrium dan kalium keluar dari sel.
Diagram penurunan penyakit anemia akibat masalah
genetis sesuai dengan pola penurunan golongan darah.
49. Anemia karena Kekurangan Zat Besi
• Merupakan penyebab anemia yang paling umum.
• Gejalanya yaitu kulit pucat, tubuh lemah dan mudah lelah, kepala terasa
pusing dan lain – lain.
• Penyebab dari penyakit ini yaitu:
Parasit yang menyedot darah seperti cacing perut sehingga terjadi
kekurangan darah.
Pendarahan, termasuk pendarahan saat menstruasi, atau karena
kecelakaan.
Memakan lauk pauk yang kurang zat besi.
Menurungnya kemampuan menyerap zat besi.
Kehamilan.
• Diderita oleh 8.8% populasi dunia.
Anemia
50. Anemia
• Megaloblastic Anemia
Anemia akibat kegagalan pembentukan sel
darah merah (sel merah tidak mengalami
mitosis).
Megaloblastic anemia kebanyakan disebabkan
oleh kekuranganVitamin B12 atau kekurangan
asam folat akibat kebiasaan minum minuman
keras atau sebab lainnya.
• Autoimmune Hemolytic Anemia
Disebabkan oleh antibodi menyerang sel darah
merah orang itu sendiri.
• Sideroblastic Anemia
Menyebabkan sumsum tulang memproduksi
sel darah merah yang cacat
51. Secara Non-genetis
• Eritoblastosis Fetalis
Disebabkan antibodi tipe IgS ibu hamil masuk
kedalam peredaran bayi di dalam kandungannya.
Hal ini disebabkan bayi yang dikandungnya
memiliki antigen darah yang berbeda denagn
ibunya.
• Elephantiasis (Kaki Gajah)
Menyebabkan daerah bagian bawah pinggang
membengkak.
Pemicu utama penyakit ini adalah larva cacing
parasit seperti, Wuchereria bancrofti, Brugia
malayi, dan B. timori yang semuanya menggunakan
nyamuk sebagai inang sementaranya.
Juga dipengaruhi sistem imun inangnya.
Dapat pula disebabkan oleh kelainan genetis yang
menyebabkan tanah iritan masuk ke dalam limfa.
52. Hipertensi & Hipotensi
• Hipertensi
Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah melebihi tekanan darah normal (diatas
120/80).
Hipertensi ditandai oleh beberapa gejala seperti susah tidur dan sakit kepala.
Hipertensi mengakibatkan beberapa kondisi berikut:
Meningkatkan tekanan pada dinding pembuluh darah dan ajntung sehingga terjadi
penebalan dinding pembuluh dara dan jantung yang abnormal yang membuatnya menjadi
lemah.
Melemahnya jantung dapat berujung kepada serangan jantung dan stroke.
Hipertensi biasa merupakan gejala awal dari penyakit yang lebih parah.
• Hipotensi
Hipotensi adalah keadaan dimana tekanan darah dibawah tekanan darah normal (dibawah
120/80).
Gejalanya adalah kepala pusing, lemas, mudah pingsan, bahkan shock.
Penyebab dari hipotensi adalah:
Pendarahan parah sehingga volume darah menurun secara siknifikan
Kelainan hormon.
Pembuluh darah melebar
Efek samping obat tertentu
Anemia
Masalah jantung
53. Leukemia, Leukopenia & Leukositosis
• Leukemia
Leukemia merupakan sejenis kanker pada darah atau sumsum tulang
belakang yang menyebabkan terjadi produksi sel darah putih yang tidak
normal (sangat banyak)
Leukimia dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu:
Leukemia akut menyebabkan pertumbuhan sel darah putih yang belum
dewasa dengan jumlah diatas normal.
Leukemia kronis menyebabkan penambahan sel darah putih yang sudah
hampir sempurna namun diatas jumlah normal.
Sampai saat ini leukimia hanya dapat disembuhkan dengan kemoterapi,
terapi radiasi, dan tranplatasi sumsum tulang.
• Leukopenia
Leukopenia merupakan keadaan pada saat jumlah leukosit kurang dari
jumlah normal
• Leukositosis
Leukositosis merupakan keaddan pada saat jumlah leukosit lebih dari
jumlah normal
54. Secara Non-genetis
• Varises & Stenosis
Varises
Varises adala pelebaran pembuluh vena pada
bagian betis.
Biasa terjadi di bagian bawah tubuh
Stenosis
Stenosis adalah keadaan dimana saluran
pembuluh darah mengecil.
• Arterioskelorsis
Arterioskelorsis adalah keadaan dimana dinding
pembuluh arteri mengalami penebalan dan
pengerasan.
Terdapat beberapa jenis arteioskelorsis yaitu:
Artheroskelorsis adalah penebalan dinding
pembuluh arteri akibat pengendapan lemak.
Arterioloskelorsis adalah penebalan pembuluh
arteri kecil dan arteriol akibat pengendapan
kapur.
55. Emboli
• Emboli adalah peristiwa dimana pembuluh darah
tersumbat karena suatu partikel menyumbat
pembuluh darah.
• Berdasarkan partikel penyumbatnya:
Trombosis (emboli akibat pembekuan darah di
dalam pembuluh darah sehingga menymbat
pembuluh darah)
Emboli kolestrol (emboli akibat penumpukan
kolestrol atau artheosklerosis)
Emboli lemak (emboli karena penumpukan lemak)
Emboli gas (emboli akibat gelembung udara di
dalam pembuluh darah)
Emboli Septik (emboli akibat infeksi bakteri)
Secara Non-genetis
56. • Jantung Koroner
Jantung koroner disebabkan karena areti
koronaria (pembuluh arteri yang menyuplai
oksigen pada jantung) mengalami penebalan
dan pengerasan sehingga tersumbat sehingga
suplai oksigen ke otot jantung berkurang.
• Radang Selaput Jantung
Berdasarkan lapisan jantung yang mengalami
peradangan, ada 3 jenis:
Perikarditis (radang pada lapisan
pericardium / lapisan luar jantung)
Miokarditis (radang pada lapisan otot
jantung)
Endokarditis (radang pada lapisan dalam
jantung)
Secara Non-genetis
57. Secara Non-genetis
Demam Berdarah
• Merupakan penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue,
yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari
genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
• Ditemukan di daerah tropis dan subtropis di berbagai belahan dunia.
• Macam –macam demam berdarah:
Demam berdarah (klasik):
Gejala: demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata,
nyeri pada sendi dan tulang, mual dan muntah, serta munculnya
ruam pada kulit
Demam berdarah dengue:
Gejala: seperti penderita demam berdarah klasik ditambah dengan
empat gejala utama, yaitu demam tinggi, fenomena hemoragik atau
pendarahan hebat, yang seringkali diikuti oleh pembesaran hati dan
kegagalan sistem sirkulasi darah.
Sindrom Syok Dengue:
Gejala: seperti demam berdarah dengue disertai dengan kebocoran
cairan di luar pembuluh darah, pendarahan parah, dan syok
(mengakibatkan tekanan darah sangat rendah), biasanya setelah 2-7
hari demam. Tubuh yang dingin, sulit tidur, dan sakit di bagian
perut adalah tanda-tanda awal yang umum sebelum terjadinya syok.