SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Jakarta 01 November 2016
ROADMAP PENINGKATAN PRODUKSI MENUJU
SWASEMBADA GULA 2016-2045
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
LATAR BELAKANG
• Menuju “Swasembada Gula” dalam rangka kedaulatan pangan, bermakna produksi gula
nasional dapat mencukupi minimal 90% kebutuhan nasional.
• Kondisi saat ini, produksi nasional berkisar 2.5 juta ton per tahun, sedangkan konsumsi
sekitar 5.5 juta ton. Sehingga masih difisit sekitar 3 juta ton.
• Produksi gula nasional saat ini (existing) didukung oleh luas areal sekitar 450 ribu hektar
dengan protas sekitar 5.5 ton gula/ha.
• Untuk pencapaian swasembada gula diperlukan usaha optimalisasi lahan di sekitar pabrik
gula existing menjadi 500 ribu hektar, dan peningkatan protas menjadi 6.8. Disamping itu
diperlukan areal baru untuk penambahan produksi gula setidaknya 600 ribu hektar
• Permasalahan di industri gula eksisting adalah rendahnya protas dan efisiensi pabrik,
disamping masalah biaya operasional yang relatif tinggi.
• Sedangkan di pengembangan industri gula di areal baru terkendala pada pengadaan lahan
yang sesuai teknis dan ekonomis, clean, dan clear.
• Roadmap di buat dengan beberapa asumsi yang perlu menjadi komitmen semua pihak
terkait.
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id3
2024
2029
2034
2045
2016 - 2019
PROYEKSI PRODUKSI DAN KONSUMSI GULA 2016-2045
3
Swasembada GKP (90%)
Ekspor GKP
Tahun
Produksi Konsumsi (Ton)
(Ton) RT Industri Total
2024 5.597,54 3.009,12 3.247,31 6.256,43
Tahun
Produksi Konsumsi (Ton)
(Ton) RT Industri Total
2016 2.510,49 2.718,98 2.898,16 5.617,14
2017 2.698,21 2.755,09 2.938,25 5.693,34
2018 2.948,94 2.790,60 2.979,96 5.770,56
2019 3.261,63 2.825,51 3.023,33 5.848,84
Tahun
Produksi Konsumsi (Ton)
(Ton) RT Industri Total
2025 6.190,98 3.047,67 3.293,62 6.341,29
2027 6.874,78 3.113,92 3.400,58 6.514,49
2029 8.091,98 3.181,60 3.510,82 6.692,42
Tahun
Produksi Konsumsi (Ton)
(Ton) RT Industri Total
2034 8.790,48 3.878,54 3.281,53 7.160,07
Tahun
Produksi Konsumsi (Ton)
(Ton) RT Industri Total
2045 8.908,26 4.322,00 3.980,98 8.302,98
Swasembada Konsumsi RT
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id4
SKENARIO SWASEMBADA & EKSPOR
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2016
2019
2020
2025
2030
2035
2040
2045
JutaTon
Produksi Total Konsumsi K. Rumah Tangga K. Industri
Swasembada Gula
Swasembada Gula
Rumah Tangga
G U L A Ekspor
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id5
SKENARIO SWASEMBADA & EKSPOR
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2016
2019
2020
2025
2030
2035
2040
2045
JutaTon
Produksi Total Konsumsi K. Rumah Tangga K. Industri
Swasembada Gula
(RT & Industri)
Swasembada Gula
Rumah Tangga
G U L A Ekspor
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id6
Investasi PG Mendukung Peningkatan Produksi
Menuju Swasembada Gula
Exstensifikasi
Prod 3,479 jt ton
Kebutuhan areal PG Existing 511 rb ha :
• Areal Existing yang tersedia 446rb ha
• Kekurangan areal existing 54 rb ha
Tenaga kerja : 1,30 juta org
Amalgamasi 49 PG 27 PG
PG. Swasta 18 PG
(kapasitas 6-12 ribu TCD)
Lahan 290 ribu ha
Tenaga kerja : 0,73 juta org
Investasi Rp. 30 T
Lahan 351 ribu ha
Tenaga kerja : 0,92 juta org
Investasi Rp. 45 T
Intensifikasi
Prod 3,32 jt ton
PG Baru :
18 PG (@10.000 TCD)
PG Eks Rafinasi :
11 PG (@10.000 TCD)
PG Existing(67 PG):
1. BUMN 49 PG
2. SWASTA 18 PG
Solusi
Prod 6,87 jt ton
Konsumsi
2015 : 5,54 jt ton
IMPOR
2015 : 3,04 jt ton
PRODUKSI
Gula
2015 : 2,49 jt ton
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id7
No RENCANA KERJA 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
1 Deregulasi
2
Penyediaan Lahan Clear
and Clean
3
Persiapan Lahan &
Pembukaan Lahan
5.000 10,000 15,000 24,000
4
Pembangunan Kebun
Benih Berjenjang Luar
Jawa
5 Pelaksanaan Giling
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id8
No RENCANA KERJA 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
1 Deregulasi
2 Penyediaan Lahan Clear and Clean
3
Kesanggupan Investor (re-
confirmasi)
4
Penyediaan Infrastruktur (Jalan,
Jembatan, Pelabuhan, Listrik)
5 Penyediaan Sarana Mekanisasi
6
Persiapan Lahan & Pembukaan
Lahan
3,000 5,000 15,000 48,000
7
Uji kesesuaian varietas di calon
lokasi baru Luar Jawa
8
Pembangunan Kebun Benih
Berjenjang Luar Jawa
9
Penyiapan plasma &
Pengembangan tebu
rakyat/penanaman tebu giling
10 Pelaksanaan Giling
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id9
No RENCANA KERJA 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
1 Deregulasi
2 Penyediaan Lahan Clear and Clean
3
Kesanggupan Investor (re-
confirmasi)
4
Penyediaan Infrastruktur (Jalan,
Jembatan, Pelabuhan, Listrik)
5 Penyediaan Sarana Mekanisasi
6
Persiapan Lahan & Pembukaan
Lahan
10,000 50,000 100,000 100,000 100,000 100,000 120,000
7
Uji kesesuaian varietas di calon
lokasi baru Luar Jawa
8
Pembangunan Kebun Benih
Berjenjang Luar Jawa
9
Penyiapan plasma &
Pengembangan tebu
rakyat/penanaman tebu giling
10 Pelaksanaan Giling
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
SKENARIO SWASEMBADA GULA
2016 - 2045
Kebijakan
Kebijakan
Kebijakan
Kebijakan
SASARAN:
1. Produksi gula nasional (GKP) 3,261 jt
ton tahun 2019
2. Protas tebu 78 /ha
3. Rendemen 8.12 %
4. Protas gula 6.10 /ha
5. Lahan Existing 446.000 ha
6. Perluasan areal 65.000 ha
7. Produksi etanol 540.560,79 ton
SASARAN:
1. Swasembada GKP
2. Protas tebu 83 /ha
3. Rendemen 8.54 %
4. Protas gula 6.67 /ha
5. Lahan Existing 511.000 ha
SASARAN:
1. Swasembada gula nasional
Berkelanjutan
2. Diversifikasi produk
3. Produksi etanol 40.572.462
ton
4. Listrik 7.245.082,5 MG. Watt
SASARAN:
1.Swasembada gula
nasional Berkelanjutan
2.Pemantapan Produksi
Gula,Etanol dan Listrik
2035-20452025-20342020-20242016-2019
On farm
1. Deregulasi penyediaan lahan:
* Revisi PP 33/2014
* Revisi PP 60/2012
* Revisi PP 11/2010
* Revisi PP 72/2010
2. Pemanfaatan Lahan Perhutani/
Inhutani : 705.000 ha (inti 564.000ha;
plasma 141.000 ha) : HPK, HP, HPT,
APL, HGU, Terlantar
3. Peningkaan produksi dan
produktivitas Areal PG Existing,
Utamanya pembangunan kebun
benih
Off Farm
1. Revitalisasi dan Amalgamasi PG
BUMN 47PG 27 PG
2. Kebijakan Industri Gula 1 Pintu
3. Stabilisasi Harga Gula
4. Pengembangan Infrastruktur
(Pelabuhan,Jalan dan Jembatan)
5. Pengembangan Riset & Teknologi
6. Penguatan kelembagaan Petani
On farm
1.Pemanfaatan Lahan Perhutani/
Inhutani : 705.000 ha (inti
564.000ha; plasma 141.000 ha) :
HPK, HP, HPT, APL, HGU,
Terlantar
2.Peningkaan produksi dan
produktivitas Areal PG Existing
Off Farm
1.Optimalisasi 18 PG Swasta
Existing
2.Infrastruktur
3.Pembangunan PG Baru
4.Pengembangan riset dan
Teknologi
5.Penguatan kelembagaan petani
6.Pengembangan Industri Hilir ( Co
Generation dan Bio Etanol
7.Pengendalian impor secara
bertahap menjadi 0 (nol)
8.Stabilisasi Harga Gula
On Farm
1. Pemanfaatan Lahan
Perhutani/Inhutani :
705.000 ha (inti 564.000 ha;
plasma 141.000 ha) :
HPK, HP, HPT, APL,HGU,
Terlantar
2. Peningkaan produksi dan
produktivitas Areal PG
Existing
Off Farm
1. Teknologi (riset)
2. Infrastruktur
3. Penetrasi ekspor
4. Optimalisasi Pemanfaatan
Co Generation dan Bio
Etanol
5. Peningkatan SDM
6. Penguatan kelembagaan
1.Teknologi (riset)
2.Pemantapan SDM dan
Kelembagaan
3.Pemanfaatan energi listrik
dan ethanol
4.Peningkatan Pasar Exspor
Industri Hilir Berbasis
Tebu
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Penyediaan
Lahan Clear and
Clean seluas
705.000 ha
Peningkatan
Produksi/Produktivitas
Tebu pada Lahan
Eksisting
• Percepatan Deregulasi penyediaan lahan
Perhutani/Inhutani (Kemenhut, Kementerian
Agraria dan tata ruang, Pemda)
• Pengelolaan kebun tebu dalam satu manajemen PG,
melalui pemetakan lahan tebu, penentuan varietas
tebu sesuai tingkat kemasakan, jadwal tanam,
komposisi tanaman, jadwal tebang dan angkut,
serta Analisa Rendemen Individ/sistem beli putus
Standarisasi bahan baku dPenyediaan sarana
irigasi,
• Penyedian benih unggul sesuai tipologi wilayah,
• Penyediaan mekanisasi,
• Pembangunan Kebun Benih Berjenjang;
• Pengembangan riset dan teknologi;
• Penguatan Kelembagaan petani;
• Pengembangan industri hilir (ethanol, listrik)
• an produk gula sesuai SNI
2
1
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Revitalisasi dan
Regrouping PG
BUMN 49 PG ==
27 PG
Pembangunan
PG Baru (18 PG)
3
 Peremajaan mesin dan/atau peralatan dan
penutupan PG BUMN yang tidak efisien ke
arah kapasitas PG > 4.000 TCD
 Standarisasi PG pada OR (efisiensi pabrik)
80% ke atas
• Penyediaan Lahan Clear and Clean,
• Pembangunan sarana Infrastruktur (Jalan,
Jembatan, Pelabuhan),
• Pembangunan sarana irigasi
• Pembangunan kebun Benih Berjenjang,
4
Research and
Development
(RnD)
5
• Penguatan lembaga riset seperti P3GI dan
Perguruan tinggi, Puslit, Balit,
• Perakitan varietas tebu unggul berdasarkan
tipologi wilayah,
• Pendampingan kepada PG,
• Pengawalan pola tanam dan panen tebu
• Diversifikasi produk
Lanjutan…
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Penataan
kelembagaan
dan Regulasi
Penguatan
SDM
6
• Penyusunan Perpres Kebijakan Gula Nasional
• Industri gula dibawah kewenangan pembinaan satu
kementerian melalui pengaturan dalam PP turunan UU
Perindustrian
• Pemberian fasilitas tax allowance, tax holiday, dan impor raw
sugar bagi pabrik gula investasi baru (khususnya di luar Pulau
Jawa – Indonesia Bagian Timur)
• Penguatan kelembagaan petani (koperasi per PG),
kelembagaan PG, P3GI, LPP dan pembentukan Dewan Gula
Indonesia (DGI) independen
• Dana Pengembangan Gula Nasional sebesar “0,5 %” per kg
harga gula di pabrik untuk pengembangan industri gula
nasional (Riset, SDM, Dewan Gula)
• Pemetaan dan Penyusunan Kebutuhan SDM (petani, peneliti,
PG)
• Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi
• Sertifikasi Kompetensi Profesi
• Sistem Informasi Kompetensi
7
Pengawasan
Distribusi Gula
8 • Penyempurnaan data konsumsi langsung rumah tangga,
industri khusus (warung, hotel), Industri rumah tangga, dan
Industri Maminfar
• Peredaran gula berdasarkan mutu (SNI)
• PG berbasis tebu memproduksi gula kualitas industri dan
memenuhi standar safety food
Lanjutan…
TERIMA KASIH
Percepatan Investasi Industri Gula
REVISI KEBIJAKAN PENYEDIAAN LAHAN :
- Permen LHK P50/2016, Pasal 4 para/butir m khusus
untuk pangan tertentu dan energi, dapat menggunakan
Kawasan Hutan Produksi dengan pola pinjam pakai.
Diusulkan “pangan tertentu” termasuk didalamnya
gula/tebu, peternakan sapi dan jagung serta kedelai.
- Pada Lampiran PP 33/2014 Tentang Jenis dan Tarif
Atas Jenis PNBP sewa lahan dengan pola pinjam pakai
untuk HP = Rp. 1,6 Juta/Ha/Th. Diusulkan khusus
untuk Pertanian Strategis (tebu, sapi dan Pajale)
ditetapkan PNBP Rp.0 untuk rakyat dan maksimal Rp.
500 Ribu/Ha/Thn.
TAHUN 2016
LAHAN TERSEDIA : 700 Ribu Ha
- Lahan HP
Di Jawa : 227.812 Ha.
Di Luar Jawa & Papua: 724.716 Ha.
- Lahan HPK : 103.206 Ha.
- Lahan APL : 1.247.295 Ha.
Status Lahan : belum “Clear & Clean”
Langkah-Langkah Yang Diperlukan :
- Percepatan pengesahan PERDA RT/RW bagi provinsi yang belum
menetapkan.
- Percepatan pengesahan ijin kerjasama pemanfaatan lahan Perhutani,
Inhutani, KPH dan BUMN lainnya, dengan calon investor.
- Diusulkan agar Presiden membuat Tim khusus (Independen).
Mengevaluasi lahan HGU terlantar dan lahan yang sudah keluar ijin
lokasinya dari para Bupati tetapi tidak diproses lebih lanjut oleh investor
yang bersangkutan, untuk kemudian dialihkan kepada investor yang lain
yang serius berinvestasi.
- Diperlukan adanya Lembaga Perwalian untuk mengontrol kemitraan inti-
plasma, agar menjamin berkelanjutan dan tidak ada eksploitasi diantara
partisipan terkait.
- Pencabutan Ijin Lokasi HPK yang lebih dari 3 Tahun Tidak di proses.
- Pencabutan HTI yang terlantar & dirubah peruntukkannya untuk Gula.
- Pencabutan HGU terlantar, baik BUMN maupun Swasta.
- Percepatan Proses Perijinan, mulai dari ijin lokasi, ijin HGU dan IUP.
TAHUN 2019
LAHAN YANG TEREALISASI UNTUK
INDUSTRI GULA : 560 Ribu Ha.
Industri Gula : 28 Unit
Kapasitas PG : 336.000 TCD
Produksi Gula : 4,284 Juta Ton
Listrik : 1.400 M.WATT
Nilai Investasi : Rp. 70 Trilyun
Tenaga Kerja : 156.800 Orang
Kebutuhan/Konsumsi Per Kapita (Kg/Tahun )
 Konsumsi Gula
Kebutuhan/Konsumsi Gula Per Kapita Nasional Berdasarkan 5 Tahun Sebelumnya
(2011-2015) sbb :
 Tahun 2011  19,8 Kg/Tahun
 Tahun 2012  24,4 Kg/Tahun
 Tahun 2013  22,9 Kg/Tahun
 Tahun 2014  23,1 Kg/Tahun
 Tahun 2015  22,4 Kg/Tahun
Rata-rata per tahun (2011-2015)  22,32 Kg/Tahun
 Tahun 2016-2020  22,41 Kg/Tahun
 Tahun 2021-2025  22,48 Kg/Tahun
 Tahun 2026-2030  23,50 Kg/Tahun
 Tahun 2031-2035  25,00 Kg/Tahun
 Tahun 2036-2040  26,00 Kg/Tahun
 Tahun 2041-2045  26,55 Kg/Tahun
Catatan : Kenaikan Konsumsi Gula Nasional Berdasarkan Kenaikan Jumlah
Penduduk dan tingkat kenaikan income per kapita (BPS)
16
Lanjutan….
 SARANA PENDUKUNG
 Infrastruktur harus sudah terbangun pada tahun 2017 (pelabuhan, jalan dan jembatan)  Kementerian PU,
Kementerian perhubungan
 Lahan harus sudah tersedia (Clear and Clean) pada tahun 2017  Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan; Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan pertanahan Nasional,
 Pengembangan riset untuk benih, lahan dan inovasi teknologi;  Kementerian Pertanian
 Benih : Pembangunan kebun benih berjenjang dilakukan mulai tahun 2018 (KBP, KBN, KBI dan KBD); 
Kementerian Pertanian
 Mekanisasi : Penyediaan alat dan mesin (pengolahan lahan tanam s/d panen);  Kementerian Pertanian
 Irigasi : Penyediaan pompa air (sumur tanah dalam, tanah dangkal dan permukaan), embung;  Kementerian
PU dan Kementerian Pertanian
 Pupuk : Penyediaan pupuk 5 T (tepat waktu, tepat jumlah, tepat tempat, tepat dosis dan tepat harga).
Kementerian Pertanian, BUMN
 REGULASI YANG PERLU DITINJAU KEMBALI
 Tata guna lahan/status lahan;
 Distribusi pupuk, jumlah subsidi pupuk per ha;
 Pola kerjasama dengan menggunakan lahan kehutanan (Inti 80% dan Plasma 20%)
 Penyediaan bahan baku tebu melalui : Bagi hasil, KSO, beli putus tebu dan sewa
 Penetapan BPP dan HPP
 Penanganan tata niaga gula 1 pintu
Lanjutan….
 DUKUNGAN KEBIJAKAN
 Kepastian pola kerjasama antara perusahaan gula dengan
Perhutani/Inhutani  tentang sharing keuntungan;
 Kepastian penggunaan lahan (sewa menyewa);
 Lamanya kerjasama antara perusahaan dan Perhutani, Inhutani;
 Kemudahan perijinan tingkat pusat maupun daerah.
Lanjutan….
 Investasi
 Investasi harus berjalan sesuai dengan rencana. Investor harus
menyiapkan jaminan berupa modal min. 35% dari total biaya
investasi yang sudah berada di rekening.
 Untuk PG Existing (BUMN) dilakukan amalgamasi PG dari 50 PG
menjadi 23 PG dengan kapasitas 8-12 ribu TCD.
 Penduduk
Pertumbuhan penduduk per 5 tahun mengikuti angka BPS dengan
laju pertumbuhan sbb :
 2016-2020  1,19 %
 2021-2025  0,99%
 2026-2030  0,80%
 2031-2035  0,62%
 2036-2040  0,44%
 2041-2045  0,26%
ASUMSI PENCAPAIAN SWASEMBADA GULA Tahun 2022
 Lahan:
Lahan sudah harus tersedia paling lambat tahun 2017 untuk
pengembangan lahan tebu seluas 750.000 ha, terdiri dari :
 Kekurangan PG Existing = 44.000 ha
 PG Eks Rafinasi = 370.000 ha
 PG Baru = 327.000 ha
Catatan : PG Baru memerlukan waktu 5 tahun dari persiapan
sampai dengan produksi
Deregulasi
Penyediaan Lahan selesai paling lambat tahun 2017 :
1. Deregulasi penyediaan lahan :
 Revisi PP 33/2014 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis PNBP sewa lahan dengan pola pinjam
pakai untuk HP = Rp. 1,6 Juta/Ha/Th. Diusulkan khusus untuk Pertanian Strategis (tebu, sapi
dan Pajale) ditetapkan PNBP untuk rakyat Rp.0 dan untuk perusahaan maksimal Rp. 500
Ribu/Ha/Thn.
 Catatan Tim Road Map : tidak perlu diusulkan perubahan dengan pertimbangan harga
sewa Rp. 1,6 juta/ha/thn masih ekonomis dari sisi usaha tani.
 Revisi PP 60/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 2010
tentang tata cara perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan.
 Catatan Tim Road Map : Untuk Perusahaan diperlukan lahan untuk Pabrik dan
emplasement seluas 150 ha, diperlukan pelepasan kawasan hutan (HGU).
 Revisi PP 11/2010 tentang Penertiban Dan Pendayagunaan Tanah Terlantar. Dalam Pasal 15
ayat 1 pemanfaatan lahan terlantar didayagunakan untuk kepentingan rakyat. Program
strategis negara antara lain untuk pengembangan sektor pangan (TEBU), energi, perumahan
rakyat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
 Revisi PP 72/2010
2. Pemanfaatan Lahan Perhutani/ Inhutani :624.000 ha (inti 499.200ha; Plasma 124.800ha): HPK, HP,
HPT, APL, HGU, Terlantar
 Perbenihan :
 Permentan 50 Tahun 2015 tentang Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan
Pengawasan Benih Tanaman Perkebunan
 Pengecualian dari ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri ini harus
dengan persetujuan Menteri berdasarkan kesepakatan rapat koordinasi dengan
instansi terkait.
 Benih tebu bersifat spesifik dengan waktu yang terbatas serta harus dalam
kondisi segar.
Catatan : akan di diskusikan dengan Dirat. Perbenihan tentang penunjukkan UPT
Pusat/UPTD/Penangkar/Puslit/PG sebagai penyedia benih dan ketentuan
tentang kewajiban sertifikasi.
 Penyediaan infrastruktur : sesuaikan dengan kondisi wilayah (jembatan, jalan,
pelabuhan)  koordinasi dengan PU, Pemda, Perhubungan
 Penyediaan sarana mekanisasi : traktor dan implement, irigasi (sumur dalam,
dangkal, permukaan, embung), mesin tanam (cane planter), boom sprayer,
harvester, truk, cane loader, grabe loader, grader, fertilizer application, gun
sprinkler
 Pilot Project Kesesuaian Varietas di calon lokasi baru : 20 Kawasan @ 25 ha
 Pembangunan Kebun Benih Berjenjang dimulai dari :
a. G2-G3 = 20 kali
b. G3-G2b = 20 kali
c. G2b-G3b = 20 kali
Total : 20 x 20 x 20 = 8.000
 Penyiapan plasma (tebu rakyat) : sosialisasi, penetapan CP/CL, pembentukan
kelembagaan, pelatihan,
 Organisasi dan Tatalaksana : organisasi pusat dan daerah, regulasi dan kelembagaan
(regulasi, peningkatan kompetensi, pemberdayaan kelembagaan riset dan peran
perguruan tinggi, monev ), dukungan teknologi informasi
RINCIAN POTENSI LAHAN UNTUK INVESTASI INDUSTRI TEBU
HP
1 KALIMANTANTENGAH 371,590 11
2 KALIMANTANBARAT 164,910 9
3 MALUKU 63,358 3
4 SULAWESITENGGARA 51,445 6
5 NUSATENGGARABARAT 25,356 2
6 KALIMANTANSELATAN 15,496 1
7 MALUKUUTARA 14,586 1
8 SULAWESISELATAN 9,434 1
9 KALIMANTANTIMUR 8,542 1
TOTAL 724,716 35
INDIKATIFALOKASI LAHANUNTUKTEBUFUNGSIHPDILUARJAWADANDILUARPAPUA
NO PROVINSI LUAS(HA) JUMLAHKABUPATEN
HP
NO PROVINSI LUAS(HA)
JUMLAH
KABUPATEN
1 JAWATIMUR 109,809 9
2 JAWATENGAH 55,751 4
3 JAWABARAT 53,260 4
4 BANTEN 8,992 1
227,812 18TOTAL
KOMODITAS : TEBU
INDIKATIF ALOKASI LAHAN UNTUK TEBU, JAGUNG DAN SAPI FUNGSI HP DI JAWA
HPK
1 MALUKU 40,890 3
2 KALIMANTAN TENGAH 29,805 1
3 SULAWESI TENGGARA 20,375 2
4 KALIMANTAN BARAT 12,137 1
103,206 7
JUMLAH
KABUPATEN
LUAS (HA)
INDIKATIF ALOKASI LAHAN UNTUK TEBU, JAGUNG DAN SAPI DI HPK NON
PAPUA DAN JAWA
KOMODITAS : TEBU
NO PROVINSI
1 SUMATERA UTARA 212,892 12
2 JAWA TIMUR 197,790 10
3 NUSA TENGGARA TIMUR 141,797 9
4 LAMPUNG 135,972 7
5 JAMBI 116,979 7
6 RIAU 80,969 5
7 SUMATERA SELATAN 63,347 6
8 SUMATERA BARAT 49,729 4
9 JAWA BARAT 42,984 4
10 BANTEN 32,906 2
11 MALUKU 30,846 3
12 NUSA TENGGARA BARAT 28,589 2
13 SULAWESI UTARA 25,885 4
14 JAWA TENGAH 24,716 4
15 BENGKULU 24,453 2
16 BALI 16,146 1
17 KALIMANTAN BARAT 8,448 1
18 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 7,073 1
19 KEPULAUAN-RIAU 5,774 1
TOTAL 1,247,295 85
LUAS (HA)
JUMLAH
KABUPATEN
INDIKATIF ALOKASI LAHAN
UNTUK TEBU YANG BERASAL DARI APL DILUAR PULAU PAPUA
NO PROVINSI

More Related Content

Similar to Menuju Swasembada Gula

Draft prioritas bbihp 2020 2024
Draft prioritas bbihp 2020   2024Draft prioritas bbihp 2020   2024
Draft prioritas bbihp 2020 2024ransipasae
 
TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...
TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...
TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...CIFOR-ICRAF
 
kebijakan dan Strategi BPDPKS dalam pengembangan Sawit - 5 Des 2023.pdf
kebijakan dan Strategi BPDPKS dalam pengembangan  Sawit - 5 Des 2023.pdfkebijakan dan Strategi BPDPKS dalam pengembangan  Sawit - 5 Des 2023.pdf
kebijakan dan Strategi BPDPKS dalam pengembangan Sawit - 5 Des 2023.pdfadhinugroho60
 
Dasar Agromakanan & Dasar Jaminan Bekalan Makanan
Dasar Agromakanan & Dasar Jaminan Bekalan MakananDasar Agromakanan & Dasar Jaminan Bekalan Makanan
Dasar Agromakanan & Dasar Jaminan Bekalan MakananMis Sem
 
PAPARAN PROG.KEG 2016 Fix DISNAKBUN.ppt
PAPARAN PROG.KEG 2016 Fix DISNAKBUN.pptPAPARAN PROG.KEG 2016 Fix DISNAKBUN.ppt
PAPARAN PROG.KEG 2016 Fix DISNAKBUN.ppthidayat129353
 
PAPARAN KOPI SEMINAR INDUSTRI PENGOLAHAN KOPI 2014.ppt
PAPARAN KOPI SEMINAR INDUSTRI PENGOLAHAN KOPI 2014.pptPAPARAN KOPI SEMINAR INDUSTRI PENGOLAHAN KOPI 2014.ppt
PAPARAN KOPI SEMINAR INDUSTRI PENGOLAHAN KOPI 2014.pptEmailgamer0104gmailc
 
Comdev Csr Morowali R
Comdev Csr Morowali RComdev Csr Morowali R
Comdev Csr Morowali RBio Perforasi
 
Focus Group Discussion (FGD) Aspek Legal, Teknis, dan Pasar
Focus Group Discussion (FGD) Aspek Legal, Teknis, dan PasarFocus Group Discussion (FGD) Aspek Legal, Teknis, dan Pasar
Focus Group Discussion (FGD) Aspek Legal, Teknis, dan PasarAhmad Taufik
 
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI HALAL DALAM RANGKA MENDUKUNG INFRASTRUKTUR DAN...
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI HALAL  DALAM RANGKA MENDUKUNG INFRASTRUKTUR DAN...PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI HALAL  DALAM RANGKA MENDUKUNG INFRASTRUKTUR DAN...
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI HALAL DALAM RANGKA MENDUKUNG INFRASTRUKTUR DAN...SiregarVaio
 
PRESENTASI DIR. IMINTEMGAR PADA RAKER IA SEMARANG.pptx
PRESENTASI DIR. IMINTEMGAR PADA RAKER IA SEMARANG.pptxPRESENTASI DIR. IMINTEMGAR PADA RAKER IA SEMARANG.pptx
PRESENTASI DIR. IMINTEMGAR PADA RAKER IA SEMARANG.pptxAdeSetiawan596927
 
10.Bahan Paparan TA_FGD_060923_Manufaktur_Oleokimia.pdf
10.Bahan Paparan TA_FGD_060923_Manufaktur_Oleokimia.pdf10.Bahan Paparan TA_FGD_060923_Manufaktur_Oleokimia.pdf
10.Bahan Paparan TA_FGD_060923_Manufaktur_Oleokimia.pdfAhmad Taufik
 
Prospek tebu di way kanan
Prospek tebu di way kananProspek tebu di way kanan
Prospek tebu di way kananHanafie El Khan
 
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNG
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNGPROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNG
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNGWelly Febrianto
 
Analisa strategi percepatan ISPO Pekebun.pptx
Analisa strategi percepatan ISPO Pekebun.pptxAnalisa strategi percepatan ISPO Pekebun.pptx
Analisa strategi percepatan ISPO Pekebun.pptxFadiahChaeraniTaufik1
 
TATA CARA MEMPEROLEH SPP-IRT BAGI UMKM PANGAN made 26-04-21.pptx
TATA CARA MEMPEROLEH SPP-IRT BAGI UMKM PANGAN made 26-04-21.pptxTATA CARA MEMPEROLEH SPP-IRT BAGI UMKM PANGAN made 26-04-21.pptx
TATA CARA MEMPEROLEH SPP-IRT BAGI UMKM PANGAN made 26-04-21.pptxHijauLestari1
 
Sinkronitas Kebijakan Kerjasama Luar Negeri Pertanian Indonesia Dengan Agenda...
Sinkronitas Kebijakan Kerjasama Luar Negeri Pertanian Indonesia Dengan Agenda...Sinkronitas Kebijakan Kerjasama Luar Negeri Pertanian Indonesia Dengan Agenda...
Sinkronitas Kebijakan Kerjasama Luar Negeri Pertanian Indonesia Dengan Agenda...Hermanto .
 
Upaya Pemberdayaan UMKM BRSDMKP.pptx
Upaya Pemberdayaan UMKM BRSDMKP.pptxUpaya Pemberdayaan UMKM BRSDMKP.pptx
Upaya Pemberdayaan UMKM BRSDMKP.pptxSemySimbala
 
Program dan Kegiatan Kementerian Perindustrian Tahun 2020
Program dan Kegiatan Kementerian Perindustrian Tahun 2020Program dan Kegiatan Kementerian Perindustrian Tahun 2020
Program dan Kegiatan Kementerian Perindustrian Tahun 2020Aa Renovit
 
1. moderator erliza hambali
1. moderator   erliza hambali1. moderator   erliza hambali
1. moderator erliza hambaliAy Aira
 

Similar to Menuju Swasembada Gula (20)

Draft prioritas bbihp 2020 2024
Draft prioritas bbihp 2020   2024Draft prioritas bbihp 2020   2024
Draft prioritas bbihp 2020 2024
 
TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...
TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...
TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...
 
kebijakan dan Strategi BPDPKS dalam pengembangan Sawit - 5 Des 2023.pdf
kebijakan dan Strategi BPDPKS dalam pengembangan  Sawit - 5 Des 2023.pdfkebijakan dan Strategi BPDPKS dalam pengembangan  Sawit - 5 Des 2023.pdf
kebijakan dan Strategi BPDPKS dalam pengembangan Sawit - 5 Des 2023.pdf
 
Dasar Agromakanan & Dasar Jaminan Bekalan Makanan
Dasar Agromakanan & Dasar Jaminan Bekalan MakananDasar Agromakanan & Dasar Jaminan Bekalan Makanan
Dasar Agromakanan & Dasar Jaminan Bekalan Makanan
 
PAPARAN PROG.KEG 2016 Fix DISNAKBUN.ppt
PAPARAN PROG.KEG 2016 Fix DISNAKBUN.pptPAPARAN PROG.KEG 2016 Fix DISNAKBUN.ppt
PAPARAN PROG.KEG 2016 Fix DISNAKBUN.ppt
 
PAPARAN KOPI SEMINAR INDUSTRI PENGOLAHAN KOPI 2014.ppt
PAPARAN KOPI SEMINAR INDUSTRI PENGOLAHAN KOPI 2014.pptPAPARAN KOPI SEMINAR INDUSTRI PENGOLAHAN KOPI 2014.ppt
PAPARAN KOPI SEMINAR INDUSTRI PENGOLAHAN KOPI 2014.ppt
 
Comdev Csr Morowali R
Comdev Csr Morowali RComdev Csr Morowali R
Comdev Csr Morowali R
 
Focus Group Discussion (FGD) Aspek Legal, Teknis, dan Pasar
Focus Group Discussion (FGD) Aspek Legal, Teknis, dan PasarFocus Group Discussion (FGD) Aspek Legal, Teknis, dan Pasar
Focus Group Discussion (FGD) Aspek Legal, Teknis, dan Pasar
 
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI HALAL DALAM RANGKA MENDUKUNG INFRASTRUKTUR DAN...
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI HALAL  DALAM RANGKA MENDUKUNG INFRASTRUKTUR DAN...PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI HALAL  DALAM RANGKA MENDUKUNG INFRASTRUKTUR DAN...
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI HALAL DALAM RANGKA MENDUKUNG INFRASTRUKTUR DAN...
 
PRESENTASI DIR. IMINTEMGAR PADA RAKER IA SEMARANG.pptx
PRESENTASI DIR. IMINTEMGAR PADA RAKER IA SEMARANG.pptxPRESENTASI DIR. IMINTEMGAR PADA RAKER IA SEMARANG.pptx
PRESENTASI DIR. IMINTEMGAR PADA RAKER IA SEMARANG.pptx
 
10.Bahan Paparan TA_FGD_060923_Manufaktur_Oleokimia.pdf
10.Bahan Paparan TA_FGD_060923_Manufaktur_Oleokimia.pdf10.Bahan Paparan TA_FGD_060923_Manufaktur_Oleokimia.pdf
10.Bahan Paparan TA_FGD_060923_Manufaktur_Oleokimia.pdf
 
Prospek tebu di way kanan
Prospek tebu di way kananProspek tebu di way kanan
Prospek tebu di way kanan
 
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNG
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNGPROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNG
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNG
 
Analisa strategi percepatan ISPO Pekebun.pptx
Analisa strategi percepatan ISPO Pekebun.pptxAnalisa strategi percepatan ISPO Pekebun.pptx
Analisa strategi percepatan ISPO Pekebun.pptx
 
TATA CARA MEMPEROLEH SPP-IRT BAGI UMKM PANGAN made 26-04-21.pptx
TATA CARA MEMPEROLEH SPP-IRT BAGI UMKM PANGAN made 26-04-21.pptxTATA CARA MEMPEROLEH SPP-IRT BAGI UMKM PANGAN made 26-04-21.pptx
TATA CARA MEMPEROLEH SPP-IRT BAGI UMKM PANGAN made 26-04-21.pptx
 
Sinkronitas Kebijakan Kerjasama Luar Negeri Pertanian Indonesia Dengan Agenda...
Sinkronitas Kebijakan Kerjasama Luar Negeri Pertanian Indonesia Dengan Agenda...Sinkronitas Kebijakan Kerjasama Luar Negeri Pertanian Indonesia Dengan Agenda...
Sinkronitas Kebijakan Kerjasama Luar Negeri Pertanian Indonesia Dengan Agenda...
 
Upaya Pemberdayaan UMKM BRSDMKP.pptx
Upaya Pemberdayaan UMKM BRSDMKP.pptxUpaya Pemberdayaan UMKM BRSDMKP.pptx
Upaya Pemberdayaan UMKM BRSDMKP.pptx
 
Program dan Kegiatan Kementerian Perindustrian Tahun 2020
Program dan Kegiatan Kementerian Perindustrian Tahun 2020Program dan Kegiatan Kementerian Perindustrian Tahun 2020
Program dan Kegiatan Kementerian Perindustrian Tahun 2020
 
1. moderator erliza hambali
1. moderator   erliza hambali1. moderator   erliza hambali
1. moderator erliza hambali
 
Succes Story Transfer Prima Tani
Succes Story Transfer Prima TaniSucces Story Transfer Prima Tani
Succes Story Transfer Prima Tani
 

More from Happy Tjahyono

Bitget Business Profile
Bitget Business ProfileBitget Business Profile
Bitget Business ProfileHappy Tjahyono
 
Affilio Ecommerce & Gateway
Affilio Ecommerce & GatewayAffilio Ecommerce & Gateway
Affilio Ecommerce & GatewayHappy Tjahyono
 
PRODUK SUPERMOTOR MOBIL LISTRIK ERODA
PRODUK SUPERMOTOR MOBIL LISTRIK  ERODAPRODUK SUPERMOTOR MOBIL LISTRIK  ERODA
PRODUK SUPERMOTOR MOBIL LISTRIK ERODAHappy Tjahyono
 
Tutorial Belanja ATOMY via Smartphone
Tutorial Belanja ATOMY via Smartphone Tutorial Belanja ATOMY via Smartphone
Tutorial Belanja ATOMY via Smartphone Happy Tjahyono
 
Mastering Glowing Rich
Mastering Glowing RichMastering Glowing Rich
Mastering Glowing RichHappy Tjahyono
 
Start Up Pipa Duit : The Real Passive Income Program
Start Up Pipa Duit : The Real Passive Income ProgramStart Up Pipa Duit : The Real Passive Income Program
Start Up Pipa Duit : The Real Passive Income ProgramHappy Tjahyono
 
Rahasia Income 20 Jutaan Dalam 4 Minggu Pertama
Rahasia Income 20 Jutaan Dalam 4 Minggu PertamaRahasia Income 20 Jutaan Dalam 4 Minggu Pertama
Rahasia Income 20 Jutaan Dalam 4 Minggu PertamaHappy Tjahyono
 
Rahasia Passive Income ATOMY
Rahasia Passive Income ATOMYRahasia Passive Income ATOMY
Rahasia Passive Income ATOMYHappy Tjahyono
 
Tutorial Belanja via Website ATOMY
Tutorial Belanja via Website ATOMYTutorial Belanja via Website ATOMY
Tutorial Belanja via Website ATOMYHappy Tjahyono
 
Sky Way - Future Innovative Transport
Sky Way - Future Innovative TransportSky Way - Future Innovative Transport
Sky Way - Future Innovative TransportHappy Tjahyono
 
SkyWay - Main Transport Solutions
SkyWay - Main Transport SolutionsSkyWay - Main Transport Solutions
SkyWay - Main Transport SolutionsHappy Tjahyono
 
WestLand Storage Presentation
WestLand Storage PresentationWestLand Storage Presentation
WestLand Storage PresentationHappy Tjahyono
 
RedBlue Crypto Trading Robot
RedBlue Crypto Trading RobotRedBlue Crypto Trading Robot
RedBlue Crypto Trading RobotHappy Tjahyono
 
Alchemist Coin : The New Future Cryptocurrency
Alchemist Coin : The New Future CryptocurrencyAlchemist Coin : The New Future Cryptocurrency
Alchemist Coin : The New Future CryptocurrencyHappy Tjahyono
 
GAINMAX : Investasi Trading Cryptocurrency
GAINMAX : Investasi Trading CryptocurrencyGAINMAX : Investasi Trading Cryptocurrency
GAINMAX : Investasi Trading CryptocurrencyHappy Tjahyono
 
Presentasi Bisnis ibu
Presentasi  Bisnis ibu Presentasi  Bisnis ibu
Presentasi Bisnis ibu Happy Tjahyono
 

More from Happy Tjahyono (20)

Bitget Business Profile
Bitget Business ProfileBitget Business Profile
Bitget Business Profile
 
Affilio Ecommerce & Gateway
Affilio Ecommerce & GatewayAffilio Ecommerce & Gateway
Affilio Ecommerce & Gateway
 
PRODUK SUPERMOTOR MOBIL LISTRIK ERODA
PRODUK SUPERMOTOR MOBIL LISTRIK  ERODAPRODUK SUPERMOTOR MOBIL LISTRIK  ERODA
PRODUK SUPERMOTOR MOBIL LISTRIK ERODA
 
BILLION LINK CLUB
BILLION LINK CLUBBILLION LINK CLUB
BILLION LINK CLUB
 
SEPUTAR ATOMY
SEPUTAR ATOMY SEPUTAR ATOMY
SEPUTAR ATOMY
 
Tutorial Belanja ATOMY via Smartphone
Tutorial Belanja ATOMY via Smartphone Tutorial Belanja ATOMY via Smartphone
Tutorial Belanja ATOMY via Smartphone
 
Mastering Glowing Rich
Mastering Glowing RichMastering Glowing Rich
Mastering Glowing Rich
 
Start Up Pipa Duit : The Real Passive Income Program
Start Up Pipa Duit : The Real Passive Income ProgramStart Up Pipa Duit : The Real Passive Income Program
Start Up Pipa Duit : The Real Passive Income Program
 
Rahasia Income 20 Jutaan Dalam 4 Minggu Pertama
Rahasia Income 20 Jutaan Dalam 4 Minggu PertamaRahasia Income 20 Jutaan Dalam 4 Minggu Pertama
Rahasia Income 20 Jutaan Dalam 4 Minggu Pertama
 
Rahasia Passive Income ATOMY
Rahasia Passive Income ATOMYRahasia Passive Income ATOMY
Rahasia Passive Income ATOMY
 
Tutorial Belanja via Website ATOMY
Tutorial Belanja via Website ATOMYTutorial Belanja via Website ATOMY
Tutorial Belanja via Website ATOMY
 
Sky Way - Future Innovative Transport
Sky Way - Future Innovative TransportSky Way - Future Innovative Transport
Sky Way - Future Innovative Transport
 
SkyWay - Main Transport Solutions
SkyWay - Main Transport SolutionsSkyWay - Main Transport Solutions
SkyWay - Main Transport Solutions
 
WestLand Storage Presentation
WestLand Storage PresentationWestLand Storage Presentation
WestLand Storage Presentation
 
RedBlue Crypto Trading Robot
RedBlue Crypto Trading RobotRedBlue Crypto Trading Robot
RedBlue Crypto Trading Robot
 
2 NY Beauty
2 NY Beauty 2 NY Beauty
2 NY Beauty
 
RedBlue Community
RedBlue CommunityRedBlue Community
RedBlue Community
 
Alchemist Coin : The New Future Cryptocurrency
Alchemist Coin : The New Future CryptocurrencyAlchemist Coin : The New Future Cryptocurrency
Alchemist Coin : The New Future Cryptocurrency
 
GAINMAX : Investasi Trading Cryptocurrency
GAINMAX : Investasi Trading CryptocurrencyGAINMAX : Investasi Trading Cryptocurrency
GAINMAX : Investasi Trading Cryptocurrency
 
Presentasi Bisnis ibu
Presentasi  Bisnis ibu Presentasi  Bisnis ibu
Presentasi Bisnis ibu
 

Recently uploaded

MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHKISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHIrmaYanti71
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanBungaCitraNazwaAtin
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalHendriKurniawanP
 
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanamalaguswan1
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 

Recently uploaded (10)

MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHKISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
 
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 

Menuju Swasembada Gula

  • 1. Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id Jakarta 01 November 2016 ROADMAP PENINGKATAN PRODUKSI MENUJU SWASEMBADA GULA 2016-2045
  • 2. Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id LATAR BELAKANG • Menuju “Swasembada Gula” dalam rangka kedaulatan pangan, bermakna produksi gula nasional dapat mencukupi minimal 90% kebutuhan nasional. • Kondisi saat ini, produksi nasional berkisar 2.5 juta ton per tahun, sedangkan konsumsi sekitar 5.5 juta ton. Sehingga masih difisit sekitar 3 juta ton. • Produksi gula nasional saat ini (existing) didukung oleh luas areal sekitar 450 ribu hektar dengan protas sekitar 5.5 ton gula/ha. • Untuk pencapaian swasembada gula diperlukan usaha optimalisasi lahan di sekitar pabrik gula existing menjadi 500 ribu hektar, dan peningkatan protas menjadi 6.8. Disamping itu diperlukan areal baru untuk penambahan produksi gula setidaknya 600 ribu hektar • Permasalahan di industri gula eksisting adalah rendahnya protas dan efisiensi pabrik, disamping masalah biaya operasional yang relatif tinggi. • Sedangkan di pengembangan industri gula di areal baru terkendala pada pengadaan lahan yang sesuai teknis dan ekonomis, clean, dan clear. • Roadmap di buat dengan beberapa asumsi yang perlu menjadi komitmen semua pihak terkait.
  • 3. Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id3 2024 2029 2034 2045 2016 - 2019 PROYEKSI PRODUKSI DAN KONSUMSI GULA 2016-2045 3 Swasembada GKP (90%) Ekspor GKP Tahun Produksi Konsumsi (Ton) (Ton) RT Industri Total 2024 5.597,54 3.009,12 3.247,31 6.256,43 Tahun Produksi Konsumsi (Ton) (Ton) RT Industri Total 2016 2.510,49 2.718,98 2.898,16 5.617,14 2017 2.698,21 2.755,09 2.938,25 5.693,34 2018 2.948,94 2.790,60 2.979,96 5.770,56 2019 3.261,63 2.825,51 3.023,33 5.848,84 Tahun Produksi Konsumsi (Ton) (Ton) RT Industri Total 2025 6.190,98 3.047,67 3.293,62 6.341,29 2027 6.874,78 3.113,92 3.400,58 6.514,49 2029 8.091,98 3.181,60 3.510,82 6.692,42 Tahun Produksi Konsumsi (Ton) (Ton) RT Industri Total 2034 8.790,48 3.878,54 3.281,53 7.160,07 Tahun Produksi Konsumsi (Ton) (Ton) RT Industri Total 2045 8.908,26 4.322,00 3.980,98 8.302,98 Swasembada Konsumsi RT
  • 4. Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id4 SKENARIO SWASEMBADA & EKSPOR 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2016 2019 2020 2025 2030 2035 2040 2045 JutaTon Produksi Total Konsumsi K. Rumah Tangga K. Industri Swasembada Gula Swasembada Gula Rumah Tangga G U L A Ekspor
  • 5. Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id5 SKENARIO SWASEMBADA & EKSPOR 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2016 2019 2020 2025 2030 2035 2040 2045 JutaTon Produksi Total Konsumsi K. Rumah Tangga K. Industri Swasembada Gula (RT & Industri) Swasembada Gula Rumah Tangga G U L A Ekspor
  • 6. Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id6 Investasi PG Mendukung Peningkatan Produksi Menuju Swasembada Gula Exstensifikasi Prod 3,479 jt ton Kebutuhan areal PG Existing 511 rb ha : • Areal Existing yang tersedia 446rb ha • Kekurangan areal existing 54 rb ha Tenaga kerja : 1,30 juta org Amalgamasi 49 PG 27 PG PG. Swasta 18 PG (kapasitas 6-12 ribu TCD) Lahan 290 ribu ha Tenaga kerja : 0,73 juta org Investasi Rp. 30 T Lahan 351 ribu ha Tenaga kerja : 0,92 juta org Investasi Rp. 45 T Intensifikasi Prod 3,32 jt ton PG Baru : 18 PG (@10.000 TCD) PG Eks Rafinasi : 11 PG (@10.000 TCD) PG Existing(67 PG): 1. BUMN 49 PG 2. SWASTA 18 PG Solusi Prod 6,87 jt ton Konsumsi 2015 : 5,54 jt ton IMPOR 2015 : 3,04 jt ton PRODUKSI Gula 2015 : 2,49 jt ton
  • 7. Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id7 No RENCANA KERJA 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 1 Deregulasi 2 Penyediaan Lahan Clear and Clean 3 Persiapan Lahan & Pembukaan Lahan 5.000 10,000 15,000 24,000 4 Pembangunan Kebun Benih Berjenjang Luar Jawa 5 Pelaksanaan Giling
  • 8. Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id8 No RENCANA KERJA 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 1 Deregulasi 2 Penyediaan Lahan Clear and Clean 3 Kesanggupan Investor (re- confirmasi) 4 Penyediaan Infrastruktur (Jalan, Jembatan, Pelabuhan, Listrik) 5 Penyediaan Sarana Mekanisasi 6 Persiapan Lahan & Pembukaan Lahan 3,000 5,000 15,000 48,000 7 Uji kesesuaian varietas di calon lokasi baru Luar Jawa 8 Pembangunan Kebun Benih Berjenjang Luar Jawa 9 Penyiapan plasma & Pengembangan tebu rakyat/penanaman tebu giling 10 Pelaksanaan Giling
  • 9. Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id9 No RENCANA KERJA 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 1 Deregulasi 2 Penyediaan Lahan Clear and Clean 3 Kesanggupan Investor (re- confirmasi) 4 Penyediaan Infrastruktur (Jalan, Jembatan, Pelabuhan, Listrik) 5 Penyediaan Sarana Mekanisasi 6 Persiapan Lahan & Pembukaan Lahan 10,000 50,000 100,000 100,000 100,000 100,000 120,000 7 Uji kesesuaian varietas di calon lokasi baru Luar Jawa 8 Pembangunan Kebun Benih Berjenjang Luar Jawa 9 Penyiapan plasma & Pengembangan tebu rakyat/penanaman tebu giling 10 Pelaksanaan Giling
  • 10. Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id SKENARIO SWASEMBADA GULA 2016 - 2045 Kebijakan Kebijakan Kebijakan Kebijakan SASARAN: 1. Produksi gula nasional (GKP) 3,261 jt ton tahun 2019 2. Protas tebu 78 /ha 3. Rendemen 8.12 % 4. Protas gula 6.10 /ha 5. Lahan Existing 446.000 ha 6. Perluasan areal 65.000 ha 7. Produksi etanol 540.560,79 ton SASARAN: 1. Swasembada GKP 2. Protas tebu 83 /ha 3. Rendemen 8.54 % 4. Protas gula 6.67 /ha 5. Lahan Existing 511.000 ha SASARAN: 1. Swasembada gula nasional Berkelanjutan 2. Diversifikasi produk 3. Produksi etanol 40.572.462 ton 4. Listrik 7.245.082,5 MG. Watt SASARAN: 1.Swasembada gula nasional Berkelanjutan 2.Pemantapan Produksi Gula,Etanol dan Listrik 2035-20452025-20342020-20242016-2019 On farm 1. Deregulasi penyediaan lahan: * Revisi PP 33/2014 * Revisi PP 60/2012 * Revisi PP 11/2010 * Revisi PP 72/2010 2. Pemanfaatan Lahan Perhutani/ Inhutani : 705.000 ha (inti 564.000ha; plasma 141.000 ha) : HPK, HP, HPT, APL, HGU, Terlantar 3. Peningkaan produksi dan produktivitas Areal PG Existing, Utamanya pembangunan kebun benih Off Farm 1. Revitalisasi dan Amalgamasi PG BUMN 47PG 27 PG 2. Kebijakan Industri Gula 1 Pintu 3. Stabilisasi Harga Gula 4. Pengembangan Infrastruktur (Pelabuhan,Jalan dan Jembatan) 5. Pengembangan Riset & Teknologi 6. Penguatan kelembagaan Petani On farm 1.Pemanfaatan Lahan Perhutani/ Inhutani : 705.000 ha (inti 564.000ha; plasma 141.000 ha) : HPK, HP, HPT, APL, HGU, Terlantar 2.Peningkaan produksi dan produktivitas Areal PG Existing Off Farm 1.Optimalisasi 18 PG Swasta Existing 2.Infrastruktur 3.Pembangunan PG Baru 4.Pengembangan riset dan Teknologi 5.Penguatan kelembagaan petani 6.Pengembangan Industri Hilir ( Co Generation dan Bio Etanol 7.Pengendalian impor secara bertahap menjadi 0 (nol) 8.Stabilisasi Harga Gula On Farm 1. Pemanfaatan Lahan Perhutani/Inhutani : 705.000 ha (inti 564.000 ha; plasma 141.000 ha) : HPK, HP, HPT, APL,HGU, Terlantar 2. Peningkaan produksi dan produktivitas Areal PG Existing Off Farm 1. Teknologi (riset) 2. Infrastruktur 3. Penetrasi ekspor 4. Optimalisasi Pemanfaatan Co Generation dan Bio Etanol 5. Peningkatan SDM 6. Penguatan kelembagaan 1.Teknologi (riset) 2.Pemantapan SDM dan Kelembagaan 3.Pemanfaatan energi listrik dan ethanol 4.Peningkatan Pasar Exspor Industri Hilir Berbasis Tebu
  • 11. Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id Penyediaan Lahan Clear and Clean seluas 705.000 ha Peningkatan Produksi/Produktivitas Tebu pada Lahan Eksisting • Percepatan Deregulasi penyediaan lahan Perhutani/Inhutani (Kemenhut, Kementerian Agraria dan tata ruang, Pemda) • Pengelolaan kebun tebu dalam satu manajemen PG, melalui pemetakan lahan tebu, penentuan varietas tebu sesuai tingkat kemasakan, jadwal tanam, komposisi tanaman, jadwal tebang dan angkut, serta Analisa Rendemen Individ/sistem beli putus Standarisasi bahan baku dPenyediaan sarana irigasi, • Penyedian benih unggul sesuai tipologi wilayah, • Penyediaan mekanisasi, • Pembangunan Kebun Benih Berjenjang; • Pengembangan riset dan teknologi; • Penguatan Kelembagaan petani; • Pengembangan industri hilir (ethanol, listrik) • an produk gula sesuai SNI 2 1
  • 12. Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id Revitalisasi dan Regrouping PG BUMN 49 PG == 27 PG Pembangunan PG Baru (18 PG) 3  Peremajaan mesin dan/atau peralatan dan penutupan PG BUMN yang tidak efisien ke arah kapasitas PG > 4.000 TCD  Standarisasi PG pada OR (efisiensi pabrik) 80% ke atas • Penyediaan Lahan Clear and Clean, • Pembangunan sarana Infrastruktur (Jalan, Jembatan, Pelabuhan), • Pembangunan sarana irigasi • Pembangunan kebun Benih Berjenjang, 4 Research and Development (RnD) 5 • Penguatan lembaga riset seperti P3GI dan Perguruan tinggi, Puslit, Balit, • Perakitan varietas tebu unggul berdasarkan tipologi wilayah, • Pendampingan kepada PG, • Pengawalan pola tanam dan panen tebu • Diversifikasi produk Lanjutan…
  • 13. Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id Penataan kelembagaan dan Regulasi Penguatan SDM 6 • Penyusunan Perpres Kebijakan Gula Nasional • Industri gula dibawah kewenangan pembinaan satu kementerian melalui pengaturan dalam PP turunan UU Perindustrian • Pemberian fasilitas tax allowance, tax holiday, dan impor raw sugar bagi pabrik gula investasi baru (khususnya di luar Pulau Jawa – Indonesia Bagian Timur) • Penguatan kelembagaan petani (koperasi per PG), kelembagaan PG, P3GI, LPP dan pembentukan Dewan Gula Indonesia (DGI) independen • Dana Pengembangan Gula Nasional sebesar “0,5 %” per kg harga gula di pabrik untuk pengembangan industri gula nasional (Riset, SDM, Dewan Gula) • Pemetaan dan Penyusunan Kebutuhan SDM (petani, peneliti, PG) • Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi • Sertifikasi Kompetensi Profesi • Sistem Informasi Kompetensi 7 Pengawasan Distribusi Gula 8 • Penyempurnaan data konsumsi langsung rumah tangga, industri khusus (warung, hotel), Industri rumah tangga, dan Industri Maminfar • Peredaran gula berdasarkan mutu (SNI) • PG berbasis tebu memproduksi gula kualitas industri dan memenuhi standar safety food Lanjutan…
  • 15. Percepatan Investasi Industri Gula REVISI KEBIJAKAN PENYEDIAAN LAHAN : - Permen LHK P50/2016, Pasal 4 para/butir m khusus untuk pangan tertentu dan energi, dapat menggunakan Kawasan Hutan Produksi dengan pola pinjam pakai. Diusulkan “pangan tertentu” termasuk didalamnya gula/tebu, peternakan sapi dan jagung serta kedelai. - Pada Lampiran PP 33/2014 Tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis PNBP sewa lahan dengan pola pinjam pakai untuk HP = Rp. 1,6 Juta/Ha/Th. Diusulkan khusus untuk Pertanian Strategis (tebu, sapi dan Pajale) ditetapkan PNBP Rp.0 untuk rakyat dan maksimal Rp. 500 Ribu/Ha/Thn. TAHUN 2016 LAHAN TERSEDIA : 700 Ribu Ha - Lahan HP Di Jawa : 227.812 Ha. Di Luar Jawa & Papua: 724.716 Ha. - Lahan HPK : 103.206 Ha. - Lahan APL : 1.247.295 Ha. Status Lahan : belum “Clear & Clean” Langkah-Langkah Yang Diperlukan : - Percepatan pengesahan PERDA RT/RW bagi provinsi yang belum menetapkan. - Percepatan pengesahan ijin kerjasama pemanfaatan lahan Perhutani, Inhutani, KPH dan BUMN lainnya, dengan calon investor. - Diusulkan agar Presiden membuat Tim khusus (Independen). Mengevaluasi lahan HGU terlantar dan lahan yang sudah keluar ijin lokasinya dari para Bupati tetapi tidak diproses lebih lanjut oleh investor yang bersangkutan, untuk kemudian dialihkan kepada investor yang lain yang serius berinvestasi. - Diperlukan adanya Lembaga Perwalian untuk mengontrol kemitraan inti- plasma, agar menjamin berkelanjutan dan tidak ada eksploitasi diantara partisipan terkait. - Pencabutan Ijin Lokasi HPK yang lebih dari 3 Tahun Tidak di proses. - Pencabutan HTI yang terlantar & dirubah peruntukkannya untuk Gula. - Pencabutan HGU terlantar, baik BUMN maupun Swasta. - Percepatan Proses Perijinan, mulai dari ijin lokasi, ijin HGU dan IUP. TAHUN 2019 LAHAN YANG TEREALISASI UNTUK INDUSTRI GULA : 560 Ribu Ha. Industri Gula : 28 Unit Kapasitas PG : 336.000 TCD Produksi Gula : 4,284 Juta Ton Listrik : 1.400 M.WATT Nilai Investasi : Rp. 70 Trilyun Tenaga Kerja : 156.800 Orang
  • 16. Kebutuhan/Konsumsi Per Kapita (Kg/Tahun )  Konsumsi Gula Kebutuhan/Konsumsi Gula Per Kapita Nasional Berdasarkan 5 Tahun Sebelumnya (2011-2015) sbb :  Tahun 2011  19,8 Kg/Tahun  Tahun 2012  24,4 Kg/Tahun  Tahun 2013  22,9 Kg/Tahun  Tahun 2014  23,1 Kg/Tahun  Tahun 2015  22,4 Kg/Tahun Rata-rata per tahun (2011-2015)  22,32 Kg/Tahun  Tahun 2016-2020  22,41 Kg/Tahun  Tahun 2021-2025  22,48 Kg/Tahun  Tahun 2026-2030  23,50 Kg/Tahun  Tahun 2031-2035  25,00 Kg/Tahun  Tahun 2036-2040  26,00 Kg/Tahun  Tahun 2041-2045  26,55 Kg/Tahun Catatan : Kenaikan Konsumsi Gula Nasional Berdasarkan Kenaikan Jumlah Penduduk dan tingkat kenaikan income per kapita (BPS) 16
  • 17. Lanjutan….  SARANA PENDUKUNG  Infrastruktur harus sudah terbangun pada tahun 2017 (pelabuhan, jalan dan jembatan)  Kementerian PU, Kementerian perhubungan  Lahan harus sudah tersedia (Clear and Clean) pada tahun 2017  Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan pertanahan Nasional,  Pengembangan riset untuk benih, lahan dan inovasi teknologi;  Kementerian Pertanian  Benih : Pembangunan kebun benih berjenjang dilakukan mulai tahun 2018 (KBP, KBN, KBI dan KBD);  Kementerian Pertanian  Mekanisasi : Penyediaan alat dan mesin (pengolahan lahan tanam s/d panen);  Kementerian Pertanian  Irigasi : Penyediaan pompa air (sumur tanah dalam, tanah dangkal dan permukaan), embung;  Kementerian PU dan Kementerian Pertanian  Pupuk : Penyediaan pupuk 5 T (tepat waktu, tepat jumlah, tepat tempat, tepat dosis dan tepat harga). Kementerian Pertanian, BUMN  REGULASI YANG PERLU DITINJAU KEMBALI  Tata guna lahan/status lahan;  Distribusi pupuk, jumlah subsidi pupuk per ha;  Pola kerjasama dengan menggunakan lahan kehutanan (Inti 80% dan Plasma 20%)  Penyediaan bahan baku tebu melalui : Bagi hasil, KSO, beli putus tebu dan sewa  Penetapan BPP dan HPP  Penanganan tata niaga gula 1 pintu
  • 18. Lanjutan….  DUKUNGAN KEBIJAKAN  Kepastian pola kerjasama antara perusahaan gula dengan Perhutani/Inhutani  tentang sharing keuntungan;  Kepastian penggunaan lahan (sewa menyewa);  Lamanya kerjasama antara perusahaan dan Perhutani, Inhutani;  Kemudahan perijinan tingkat pusat maupun daerah.
  • 19. Lanjutan….  Investasi  Investasi harus berjalan sesuai dengan rencana. Investor harus menyiapkan jaminan berupa modal min. 35% dari total biaya investasi yang sudah berada di rekening.  Untuk PG Existing (BUMN) dilakukan amalgamasi PG dari 50 PG menjadi 23 PG dengan kapasitas 8-12 ribu TCD.  Penduduk Pertumbuhan penduduk per 5 tahun mengikuti angka BPS dengan laju pertumbuhan sbb :  2016-2020  1,19 %  2021-2025  0,99%  2026-2030  0,80%  2031-2035  0,62%  2036-2040  0,44%  2041-2045  0,26%
  • 20. ASUMSI PENCAPAIAN SWASEMBADA GULA Tahun 2022  Lahan: Lahan sudah harus tersedia paling lambat tahun 2017 untuk pengembangan lahan tebu seluas 750.000 ha, terdiri dari :  Kekurangan PG Existing = 44.000 ha  PG Eks Rafinasi = 370.000 ha  PG Baru = 327.000 ha Catatan : PG Baru memerlukan waktu 5 tahun dari persiapan sampai dengan produksi
  • 21. Deregulasi Penyediaan Lahan selesai paling lambat tahun 2017 : 1. Deregulasi penyediaan lahan :  Revisi PP 33/2014 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis PNBP sewa lahan dengan pola pinjam pakai untuk HP = Rp. 1,6 Juta/Ha/Th. Diusulkan khusus untuk Pertanian Strategis (tebu, sapi dan Pajale) ditetapkan PNBP untuk rakyat Rp.0 dan untuk perusahaan maksimal Rp. 500 Ribu/Ha/Thn.  Catatan Tim Road Map : tidak perlu diusulkan perubahan dengan pertimbangan harga sewa Rp. 1,6 juta/ha/thn masih ekonomis dari sisi usaha tani.  Revisi PP 60/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 2010 tentang tata cara perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan.  Catatan Tim Road Map : Untuk Perusahaan diperlukan lahan untuk Pabrik dan emplasement seluas 150 ha, diperlukan pelepasan kawasan hutan (HGU).  Revisi PP 11/2010 tentang Penertiban Dan Pendayagunaan Tanah Terlantar. Dalam Pasal 15 ayat 1 pemanfaatan lahan terlantar didayagunakan untuk kepentingan rakyat. Program strategis negara antara lain untuk pengembangan sektor pangan (TEBU), energi, perumahan rakyat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.  Revisi PP 72/2010 2. Pemanfaatan Lahan Perhutani/ Inhutani :624.000 ha (inti 499.200ha; Plasma 124.800ha): HPK, HP, HPT, APL, HGU, Terlantar
  • 22.  Perbenihan :  Permentan 50 Tahun 2015 tentang Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Perkebunan  Pengecualian dari ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri ini harus dengan persetujuan Menteri berdasarkan kesepakatan rapat koordinasi dengan instansi terkait.  Benih tebu bersifat spesifik dengan waktu yang terbatas serta harus dalam kondisi segar. Catatan : akan di diskusikan dengan Dirat. Perbenihan tentang penunjukkan UPT Pusat/UPTD/Penangkar/Puslit/PG sebagai penyedia benih dan ketentuan tentang kewajiban sertifikasi.  Penyediaan infrastruktur : sesuaikan dengan kondisi wilayah (jembatan, jalan, pelabuhan)  koordinasi dengan PU, Pemda, Perhubungan  Penyediaan sarana mekanisasi : traktor dan implement, irigasi (sumur dalam, dangkal, permukaan, embung), mesin tanam (cane planter), boom sprayer, harvester, truk, cane loader, grabe loader, grader, fertilizer application, gun sprinkler
  • 23.  Pilot Project Kesesuaian Varietas di calon lokasi baru : 20 Kawasan @ 25 ha  Pembangunan Kebun Benih Berjenjang dimulai dari : a. G2-G3 = 20 kali b. G3-G2b = 20 kali c. G2b-G3b = 20 kali Total : 20 x 20 x 20 = 8.000  Penyiapan plasma (tebu rakyat) : sosialisasi, penetapan CP/CL, pembentukan kelembagaan, pelatihan,  Organisasi dan Tatalaksana : organisasi pusat dan daerah, regulasi dan kelembagaan (regulasi, peningkatan kompetensi, pemberdayaan kelembagaan riset dan peran perguruan tinggi, monev ), dukungan teknologi informasi
  • 24. RINCIAN POTENSI LAHAN UNTUK INVESTASI INDUSTRI TEBU HP 1 KALIMANTANTENGAH 371,590 11 2 KALIMANTANBARAT 164,910 9 3 MALUKU 63,358 3 4 SULAWESITENGGARA 51,445 6 5 NUSATENGGARABARAT 25,356 2 6 KALIMANTANSELATAN 15,496 1 7 MALUKUUTARA 14,586 1 8 SULAWESISELATAN 9,434 1 9 KALIMANTANTIMUR 8,542 1 TOTAL 724,716 35 INDIKATIFALOKASI LAHANUNTUKTEBUFUNGSIHPDILUARJAWADANDILUARPAPUA NO PROVINSI LUAS(HA) JUMLAHKABUPATEN HP NO PROVINSI LUAS(HA) JUMLAH KABUPATEN 1 JAWATIMUR 109,809 9 2 JAWATENGAH 55,751 4 3 JAWABARAT 53,260 4 4 BANTEN 8,992 1 227,812 18TOTAL KOMODITAS : TEBU INDIKATIF ALOKASI LAHAN UNTUK TEBU, JAGUNG DAN SAPI FUNGSI HP DI JAWA HPK 1 MALUKU 40,890 3 2 KALIMANTAN TENGAH 29,805 1 3 SULAWESI TENGGARA 20,375 2 4 KALIMANTAN BARAT 12,137 1 103,206 7 JUMLAH KABUPATEN LUAS (HA) INDIKATIF ALOKASI LAHAN UNTUK TEBU, JAGUNG DAN SAPI DI HPK NON PAPUA DAN JAWA KOMODITAS : TEBU NO PROVINSI 1 SUMATERA UTARA 212,892 12 2 JAWA TIMUR 197,790 10 3 NUSA TENGGARA TIMUR 141,797 9 4 LAMPUNG 135,972 7 5 JAMBI 116,979 7 6 RIAU 80,969 5 7 SUMATERA SELATAN 63,347 6 8 SUMATERA BARAT 49,729 4 9 JAWA BARAT 42,984 4 10 BANTEN 32,906 2 11 MALUKU 30,846 3 12 NUSA TENGGARA BARAT 28,589 2 13 SULAWESI UTARA 25,885 4 14 JAWA TENGAH 24,716 4 15 BENGKULU 24,453 2 16 BALI 16,146 1 17 KALIMANTAN BARAT 8,448 1 18 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 7,073 1 19 KEPULAUAN-RIAU 5,774 1 TOTAL 1,247,295 85 LUAS (HA) JUMLAH KABUPATEN INDIKATIF ALOKASI LAHAN UNTUK TEBU YANG BERASAL DARI APL DILUAR PULAU PAPUA NO PROVINSI