Se ha denunciado esta presentación.
Se está descargando tu SlideShare. ×
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Nomor : 050/ISLA/VIII/2015 Cilacap, 08 Agustus 2015
Lamp. : 1 (satu) Bendel Kepada Yth.
Perihal : Permohonan Pendanaan PEM...
DAFTAR ISI
1. EXECUTIVE SUMMARY
KATA PENGANTAR
2. BAB I
PENDAHULUAN
3. BAB II
A. DAMPAK PENTING TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP
...
Pig Iron Factory
EXECUTIVE SUMMARY
PT. IndoSelo Lamtoro Agung
1. Pengelolaan : Perseroan Terbatas (PT)
2. Nama Proyek : Pe...
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Próximo SlideShare
Surat peminjaman alat
Surat peminjaman alat
Cargando en…3
×

Eche un vistazo a continuación

1 de 41 Anuncio

Más Contenido Relacionado

Presentaciones para usted (20)

Similares a Proposal Pig Iron (19)

Anuncio

Más de Happy Tjahyono (20)

Más reciente (20)

Anuncio

Proposal Pig Iron

  1. 1. Nomor : 050/ISLA/VIII/2015 Cilacap, 08 Agustus 2015 Lamp. : 1 (satu) Bendel Kepada Yth. Perihal : Permohonan Pendanaan PEMILIK DANA di JAKARTA Dengan hormat, Yang bertanda tangan dibawah ini; Nama : Isa Bachroni, S.Kom., M.Eng. Jabatan : Direktur Utama PT. IndoSelo Lamtoro Agung Alamat : Jl. Sengon No. 37A Cilacap, Jawa Tengah Bersama ini kami mengajukan permohonan pendanaan investasi (pinjaman) yang akan dipergunakan untuk pembangunan proyek Pig Iron Factory yang berlokasi di Kawasan Industri II Bunton Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Dengan total anggaran biaya sebesar Rp. 5.000.000.000.000,00 (Lima Trilliun Rupiah). Adapun ketentuan-ketentuan pendanaan kami akan mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh pihak Investor atau sekiranya dapat dibicarakan ( negotiable ) dengan batasan saling menguntungkan. Demikian surat permohonan pendanaan (pinjaman) ini kami ajukan, semoga mendapat tanggapan yang positip, atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Hormat Kami, PT. IndoSelo Lamtoro Agung Isa Bachroni, S.Kom., M.Eng. Direktur Utama -Cc: file
  2. 2. DAFTAR ISI 1. EXECUTIVE SUMMARY KATA PENGANTAR 2. BAB I PENDAHULUAN 3. BAB II A. DAMPAK PENTING TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL) B. RAB (RENCANA ANGGARAN BIAYA) C. PROYEKSI CASH FLOW PRODUKSI D. PRA PERIJINAN LOKASI PROYEK E. RENCANA LOKASI PROJECT F. PROJECT SHEDUL 4. HASIL PRODUKSI A. HASIL PRODUKSI “TES LAB UNIVERSITAS INDONESIA” B. HASIL PRODUKSI PIG IRON 5. PENUTUP PT. Indoselo Lamtoro Agung
  3. 3. Pig Iron Factory EXECUTIVE SUMMARY PT. IndoSelo Lamtoro Agung 1. Pengelolaan : Perseroan Terbatas (PT) 2. Nama Proyek : Pengolahan Logam Dasar (Pig Iron) 3. Bahan Baku (Raw Material) : Bijih Besi (Iron Ore dan Iron Sand) 4. Strategi Pendanaan : Penanaman Modal Dalam Negri (PMDN) 5. Nama Perusahaan : PT. IndoSelo Lamtoro Agung 6. Pendiri : Isa Bachroni, S.Kom,.M.Eng. 7. VISI : Memenuhi kebutuhan produk logam dasar baja kasar untuk kebutuhan pasar lokal dan International. 8. MISI : Melaksanakan dan membuat industri hulu, yaitu memproduksi dan mengolah Bijih Besi (Iron Ore / Iron Sand) dengan kadar Fe rendah ditingkat-kan menjadi bahan dasar logam dengan kadar Fe tinggi sehingga dapat memenuhi standard logam dasar yang dipakai oleh industri baja, dan ikut memenuhi kebutuhan pasar lokal sehingga harga bahan dasar besi baja dapat stabil. 9. Target : Memenuhi permintaan kebutuhan pasar produk logam dasar sebagai bahan dasar besi baja. 10. Pra-Feasibility : Kebutuhan pasar lokal pig iron, seperti peleburan PT. Krakatau Steel di perkirakan sebanyak ± 200.000 Ton per bulan, dan kebutuhan pada pabrik-pabrik pengecoran baja lokal yang lainnya. 11. Kebutuhan Lokasi Proyek : Dibutuhkan lahan 30 – 60 Ha. 12. Kebutuhan Modal Investasi : Rp. 5.000.000.000.000,00 (Lima Trilyun Rupiah). 13. Lama Kontruksi : 24 bulan waktu pembangunan kontruksi engineering, pembangunan infrastructure. 14. Kapasitas Produksi : 50 Ton per hari setiap tungku, kali 40 tungku. PT. IndoSelo Lamtoro Agung
  4. 4. PIG IRON FACTORY KATA PENGANTAR Assalamu „alaikum War. Wab. “Alhamdulillahirobbil „Alamin”, Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas tersusunya Proposal Proyek Pig Iron Factory yang berencana akan mengolah produksi hulu yang rencana akan di bangun di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Dengan di bangunannya pabrik tersebut kami berharap dapat membuka lapangan pekerjaan yang layak untuk masyarakat Cilacap pada khususnya dan masyarakat diluar Cilacap pada umumnya, secara hitungan normal proyek tersebut dapat menyerap tenaga kerja sampai ± 3.000 tenaga kerja. Kabupaten Cilacap adalah merupakan salah satu Kabupaten yang Pro- Investasi, oleh karena itu sebagai putra daerah PT. IndoSelo Lamtoro Agung akan berusaha keras untuk mensukseskan program tersebut sebagai wujud ikut mensukseskan program Pemerintah yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa. Besar harapan rencana proyek kami mendapat tanggapan dan dukungan yang positip dari Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat. Dalam rangka mewujudkan rencana besar yang dapat diulas secara sederhana dan dapat dikomunikasikan oleh semua pihak yang terkait. Tidak lupa kami team manajemen mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya atas dukungan dan usahanya untuk merealisasikan rencana proyek Pig Iron Factory yang kami rencanakan. Cilacap, PT. IndoSelo Lamtoro Agung. Isa Bachroni, S.Kom., M. Eng. Direktur Utama PT. IndoSelo Lamtoro Agung
  5. 5. PIG IRON FACTORY TINJAUAN UMUM Cilacap adalah Kabupaten yang mempunyai daerah cukup luas, berada pada daerah Indonesia bagian barat, pada sebelah utara bersebelahan dengan Kabupaten Banyumas, berbatasan dengan Kabupaten Kebumen, dan bagaian barat berbatasan dengan Propinsi Jawa Barat. Lokasinya terdapat antara 108° 4‟ 30” - 109° 30‟ 30” Lintang Timur dan 7° 30‟ - 7° 45‟ 20” Bujur Selatan. Cilacap mempunyai laham ± 225.360.840 ha. Dibagi menjadi 23 Kecamatan. Daerah tertinggi Dayeuhluhur dengan ketinggian 198 m diatas permukaan air laut daerah terendah adalah Cilacap dengan 6 m diatas permukaan air laut. Jarak terjauh dari barat ketimur yaitu Dayeuhluhur – Nusawungu yaitu 152 km dan dari utara ke selatan adalah Cilacap – sampang 35 km. KEPADATAN PENDUDUK Jumlah kepadatan penduduk Kabupaten Cilacap pada tahun 2001 tercatat sebanyak 1.689.214 jiwa yang terbagi atas 844.412 pria dan 844.802 wanita. Selama lima tahun terakhir ini angka pertumbuhan pertahun yaitu 0.87% dengan pertumbuhan terbesar th. 2000 (1.2%) dan pertumbuhan terkecil th. 1998 (0.54%). Dengan perkembangan penduduk dari tahun ke tahun selalu meningkat terus, perkembangan penduduk yang pesat menuntut dibukanya lapangan pekerjaan yang dapat menampung dan memenuhi kelayakan kehidupan bermasyarakat, sehingga dapat menekan pengangguran dan pergolakan masyarakat secara anarkis. LOKASI PABRIK Rencana dipilihnya lokasi Pabrik Pengolahan Bijih Besi di Kawasan Industri II Bunton, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap dekat dengan lokasi PLTU Bunton Cilacap yang merupakan Power Plant Jawa-Bali, lahan tersebut secara analisa pendapatan sudah tidak produktip lagi karena merupakan lahan sawah tadah hujan, yang pada waktu musim kemarau tanah kering terbelah-belah, dan pada musim pasang panca roba lokasi tersebut terintruisi dengan air asin yang mengalir melalui kali serayu sehingga merusak kesuburan padi, musim tanam dan panen tidak menentu apalagi harga pupuk mahal sehingga sering tidak terjangkau oleh cash flow petani untuk perhitungan biaya proses produksi penanaman padi. Lokasi tersebut secara musyawarah dengan masing-masing pemilik diperbolehkan untuk di jual kepada pihak Perusahaan yang diperuntukan untuk pabrik, tentunya dengan ganti rugi sesuai dengan patokan harga umum pada lokasi tersebut. PT. IndoSelo Lamtoro Agung
  6. 6. PIG IRON FACTORY KEBUTUHAN LAHAN Untuk membangun proyek Pengolahan Bijih Besi yang direncanakan kami membutuhkan lahan seluas 10 s/d 20 ha. dengan infrastrukturnya dan menurut analisa perhitungan kami lokasi tersebut sangat strategis disamping jauh dari pemukiman penduduk dan sudah tersedia akses jalan besar sebagai sarana pengangkutan stock material dan aktifitas yang lainnya. HASIL PRODUKSI Hasil produksi dari proyek pengolahan bijih besi berupa baja kasar (pig iron) dan slag, kedua produk ini semua mempunyai nilai jual yang kompetitif. Pig iron sebagai logam dasar untuk campuran pada pengecoran besi baja, seperti PT. Krakatau Steel, PT. Gunung Garuda, dan pabrik yang lainnya. Slag dapat dipakai sebagai campuran proses produksi keramik, dan asap dari sisa pembakaran. ANALISA DAMPAK LINGKUNGAN Pada proses produksi pengolahan bijih besi (iron ore dan iron sand) hampir tidak menimbulkan limbah yang merusak lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimiawi dan tidak menimbulkan limbah berbahaya. Bahan dasarnya adalah pasir besi (iron sand) yang di datangkan dari daerah Cilacap dan sekitarnya yang ditambang dengan menggunakan alat-alat berat dan di bantu oleh tambang-tambang rakyat yang terbentuk dalam wadah Koperasi. Bahan bakar mengunakan biosolar industry Pengangkutan raw material ke lokasi pabrik menggunakan kendaraan Dum Truck, dan yang diambil dari luar kota menggunakan sarana kereta Api yang di pul di stock file terdekat dengan lokasi Pabrik. Asap / Uap dari hasil proses pembakaran pada tungku tinggi (Blast Furnace) langsung di tiupkan kedalam filter air (bak kolam air) sehingga suhu asap yang ditimbulkan sudah ramah lingkungan, dan tidak mengganggu kelangsungan hidup. Semua proses pembakaran tidak menggunakan bahan kimiawi dan limbah berbahaya dan sudah umum dilakukan oleh pabrik-pabrik yang ada di kata Cilacap dan sekitarnya untuk proses produksi. PT. IndoSelo Lamtoro Agung
  7. 7. PIG IRON FACTORY PERMINTAAN PASAR Kebutuhan logam dasar seperti: pellet besi, pig iron sudah sangat mendesak mengingat selama ini peleburan-peleburan besi yang ada di Indonesia masih mengimpor dari Negara tetangga seperti Cina, Jepang, India dll. Ditutupnya kran mengenai ekspor bahan dasar tambang oleh pemerintah (Undang-undang Minerba), maka sangat sayang sekali jika kita tidak memulainya untuk berkreasi yaitu untuk mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi (bahan dasar) dengan teknologi yang terjangkau dan ramah lingkungan, hasil uji dari putra-putri negri ini dengan harga teknologi yang terjangkau, maka sekarang sudah sangat tepat dan strategis untuk kita berani memulainya. Rasanya sekarang adalah waktu yang tepat untuk pengembangan industri baja nasional karena kalau tidak sekarang, Kapan lagi?? Kalau tidak oleh kita bangsa Indonesia lalu oleh siapa?? Sekali layar terkembang pantang surut mundur kebelakang mari maju dan bangkitlah Indonesia !!!. Amin 3x. Wassalamu „Alaikum War. Wab. Manajement PT. IndoSelo Lamtoro Agung
  8. 8. Pig Iron Factory BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Besi baja merupakan produk strategis karena merupakan bahan baku industri manufaktur berbasis logam dan banyak dipakai untuk pembangunan infrastruktur. Pertumbuhan industri nasional yang saat ini berkembang pesat dan menyebar di berbagai daerah produk besi baja merupakan kebutuhan material yang sangat vital, tanpa besi baja pembangunan sudah dipastikan akan berhenti total. Baik yang diperlukan untuk membuat kontruksi-kontruksi maupun mesin dan peralatan industri. Dimasa mendatang kebutuhan besi baja cenderung meningkat seiring meningkatnya konsumsi di dalam negeri khususnya dan dunia pada umumnya. Kebutuhan besi kasar (Pig Iron) dalam negeri tahun 2006 sebesar 6,5 juta ton dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2010 menjadi 10 juta ton. Menurut penelitian jumlah konsumsi besi baja suatu bangsa dapat dijadikan indikator tingkat kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Negara-negara maju umumnya mengkonsumsi 700 kg per kapita per tahun. Adapun tingkat konsumsi baja Indonesia saat ini adalah sebesar 29 kg per kapita (sebelum krisis pernah mencapai 35 kg perka pita). Jika dibandingkan dengan Negara-negara ASEAN maka konsumsi baja Indonesia relatif masih kecil, Philipina 35,8 kg, Vietnam 65,9 kg, Thailand 204 kg dan Malaysia 434 kg sedang Korea Selatan telah mencapai 995,8 kg per kapita per tahun. Dengan konsumsi baja yang masih kecil menunjukan bahwa besi baja masih belum banyak digunakan dan dirasakan keberadaannya oleh masyarakat Indonesia. Baja dengan nilai ekonomi tinggi dan berfungsi vital belum mendapat perhatian dengan baik oleh Pemerintah Indonesia dan pelaku- pelaku industri di Indonesia. Maka, daya dukung baja terhadap kinerja dan performa proses produksi sangat lemah, dampaknya, produk-produk Indonesia belum bisa berkompetisi dengan produk dari Negara-negara lain baik dalam jumlah produksi, kualitas dan penyebarannya. PT. IndoSelo Lamtoro Agung
  9. 9. Pig Iron Factory Pemerintah Indonesia mengharapkan tingkat konsumsi baja nasional pada tahun 2009 akan mencapai 44 kg per kapita pertahun. Dengan tingkat konsumsi seperti diatas, maka perkiraan kebutuhan dan supply industri baja nasional terlihat dalam grafik diagram, sebagai berikut; Gambar : Grafik Kebutuhan dan Supply Industri Baja Nasional PT. IndoSelo Lamtoro Agung
  10. 10. Pig Iron Factory Melihat besarnya kebutuhan dan kemampuan pasok industri besi baja dalam negeri maka masih sangat terbuka lebar peluang investasi di bidang industri besi baja nasional. Indonesia yang dikenal kaya sumber daya alam akan tetapi masih mengimpor 100 persen bahan baku baja (pellet), dan 60-70 persen scrap baja untuk keperluan industri baja dan masih ditambah teknologi pengolahan baja yang tidak efisien karena masih menggunakan sumber energi gas yang semakin meningkat harganya dan teknologi yang masih tergantung kepada pemberi lisensi. Dari hasil survey diketahui bahwa cadangan bijih besi di Indonesia berjumlah cukup besar yang tersebar di beberapa pulau seperti pulau Jawa, Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, dan Papua dengan total cadangan melebihi 1.300 juta ton, sementara bahan pendukung batu bara dan kapur juga melimpah di pulau Jawa, Sumatra dan Kalimantan. Cadangan ini dapat memenuhi konsumsi baja dalam negeri sekitar 2,5 ton per jiwa, berarti Indonesia mempunyai modal yang kuat untuk bangkit dan mandiri dalam memenuhi kebutuhan industri baja dan jika diterapkan akan menjadi Negara maju dengan berbasis industri baja. Permasalahan yang sekarang dihadapi adalah bagaimana menciptakan peleburan bijih besi yang bahan bakunya berkadar besi rendah (kadar bijih besi di Indonesia termasuk rendah yaitu antara 35-58 persen Fe) menjadi sebuah industri hulu yang mampu mendorong industri baja nasional. PT. IndoSelo Lamtoro Agung adalah salah satu perusahaan yang berdiri dengan Visi dan Misi kedepan yaitu untuk menjawab tantangan tersebut diatas, untuk itu kami telah banyak mengadakan percobaan (riset) dengan beberapa Lembaga, Perusahaan dan Kopersi yang peduli dengan permasalahan besi kasar sebagai logam dasar, yaitu dengan Koperasi Iron Indonesia, PT. Karya Harapan Kencana, PT. Ferro Metal Steel. Kami telah mengadakan kerjasama dengan Koperasi Iron Indonesia yang mengandalkan teknologi tepat guna dan telah mampu menciptakan dapur tinggi (blast furnace) yang mampu mengolah PT. IndoSelo Lamtoro Agung
  11. 11. Pig Iron Factory bijih besi yang berkadar rendah menjadi besi kasar (pig iron) dengan kadar 94 – 99,47 persen Fe sesuai dengan hasil uji laboratorium di PT. Sucofindo, PT. Krakatau Steel dan Fakultas Metalurgi Universitas Indonesia (UI), dengan keberhasilan ini berarti merupakan maskot di ASIA Teggara. Untuk itu kami berencana bersama-sama mengembangkan dan menerapkan teknologi dapur tinggi (blast furnace) dengan membangun tungku dengan kapasitas produksi 50 ton per hari dan kedepan dengan kapasitas 250 ton per hari. Disamping bertujuan membuka lapangan kerja baru juga untuk menjawab tantangan kebutuhan besi baja dalam negeri yang banyak tergantung negara produsen. Cara Kerja System Blast Furnace Blast Furnace atau Tanur adalah proses untuk mengurangi secara kimiawi dan mengubah secara fisik oksida besi menjadi besi cair yang disebut “logam panas” (pig iron). Tanur adalah sebuah cerobong baja yang sangat besar yang dibatasi dengan batu tahan api, dimana bijih besi, batu arang, dan batu gamping ditumpuk dibagian atas, dan udara yang telah dipanaskan sebelumnya ditiupkan pada bagian bawahnya, Bahan-bahan mentah tersebut membutuhkan waktu 6 sampai 8 jam untuk turun ke bagian bawah tanur dimana bahan-bahan tersebut menjadi produk akhir berupa ampas cair (slag) dan besi cair (pig iron). Produk-produk yang berupa cairan ini di alirkan dari tanur dengan interval yang beraturan. Udara panas yang ditiupkan kedalam bagian bawah tanur tersebut naik ke bagian atas dalam 6 hingga 8 detik setelah melalui berbagai reaksi kimiawi. Setelah tanur di hidupkan, tanur tersebut akan secara terus menerus berlangsung selama empat hingga sepuluh tahun dan berhenti hanya untuk waktu sebentar untuk melakukan pemeliharaan atau perbaikan seperti yang telah direncanakan. Oksida besi yang dimasukkan pada instalasi tanur dalam bentuk bijih besi mentah, bijih besi pellet atau bijih besi sinter. Bijih besi dipisahkan dari tanah PT. IndoSelo Lamtoro Agung
  12. 12. Pig Iron Factory dan dibuat menjadi potongan-potongan dengan ukuran beragam mulai dari 0,5 hingga 1,5 inci. Bijih besi ini bisa berupa Hematite (Fe2O3) atau Magnatite (Fe3O4) dan kandungan besinya berkisaran antara 50% hingga 70%. Bijih berkadar besi tinggi ini dapat diisikan secara langsung ke dalam tanur tanpa proses lebih lanjut apapun. Bijih besi yang berisi kandungan bersih yang lebih rendah harus diproses atau diperkaya untuk meningkatkan kandungan besinya. Bijih besi pellet diproduksi dari bijih berkadar besi rendah, bijih besi ini dihancurkan dan digerus hingga menjadi tepung sehingga bahan-bahan sisa yang tersebut gangue dapat dihilangkan. Tepung kaya besi sisa dibentuk bentuk bola-bola dan di bakar dalam sebuah tanur untuk menghasilkan butiran berukuran kelereng yang sangat keras, yang berisi 60% hingga 86% besi. Bijih besi sinter diproduksi dari bijih besi mentah halus, batu arang kecil, batu gamping berukuran pasir serta berbagai bahan buangan pabrik baja lainnya yang berisi sedikit besi. Bahan-bahan halus ini dicampur dengan proporsi yang tepat untuk menghasilkan bahan kimia yang diinginkan. Campuran bahan- bahan mentah ini diletakkan dalam sebuah untaian bijih besi sinter, yang serupa dengan ban berjalan pembawa barang (conveyor belt) baja dimana campuran-campuran bahan tersebut di bakar dalam tanur yang menggunakan gas dan dilebur dengan pemanasan dari butiran halus batu arang menjadi potongan-potangan dengan ukuran yang lebih besar dengan ukuran mulai dari 0,5 hingga 2,0 inci. Bijih besi, butiran besi, dan bijih besi sinter tersebut menjadi besi cair yang dihasilkan dalam tanur. Sementara itu sisa-sisa kotornya masuk ke dalam slag cair. Batu arang (kokas) dibuat dari campuran batu bara, batu bara dihancurkan dan digerus menjadi tepung, lalu dimasukkan ke dalam oven. Ketika oven dipanaskan batu bara matang, sehingga sebagian besar dari zat yang mudah menguap seperti minyak dan tar dibuang. Batu bara matang yang disebut kokas tersebut dikeluarkan dari oven setelah 18 hingga 24 jam masa reaksi. Kokas didinginkan dan disaring menjadi potongan-potongan yang ukuran berkisar antara satu inci hingga 4 inci. Kokas berisi 90 hingga 93% karbon PT. IndoSelo Lamtoro Agung
  13. 13. Pig Iron Factory sedikit abu dan sulfur, dibandingkan batu bara mentah kokas sangat keras. Potongan-potongan kokas yang keras dengan tingkat energi yang tinggi memberikan panas, dan gas yang diperlukan untuk mengurangi dan melelehkan bijih besi, bijih besi pellet dan bijih besi sinter. Bahan mentah akhir dalam proses pembuatan besi adalah batu gamping. Batu gamping dihilangkan dari tanah dengan menghancuran dengan menggunakan bahan peledak, Batu gamping tersebut dihancurkan dan disaring menjadi berukuran antara 0,5 sampai 1,5 inci untuk menjadi flux tanur. Flux ini dapat berupa batu gamping berkalsium yang sangat tinggi, batu gamping dolomitic yang berisi magnesia atau campuran dari dua jenis batu gamping. Karena batu gamping melemah menjadi slag bijih yang memisahkan mengeluarkan sulfur dan bagian kotoran-kotoran lainnya. Operator tungku dapat mencampur beragam raw material yang berbeda untuk menghasikan kimiawi slag bijih yang diinginkan untuk menghasilkan sifat yang optimum seperti tingkat lelah yang rendah dan tingkat pencairan yang tinggi. Semua bahan mentah tersebut tersimpan dalam sebuah lapangan bijih besi dan dialihkan ke tempat penyimpan untuk pengisian. Setelah bahan-bahan ini dimasukkan ke dalam bagian atas tanur, bahan-bahan tersebut melalui barbagai reaksi kimiawi dan fisik sambil terus mengalir ke bagian bawah tanur. Bijih besi, bijih besi pellet dan bijih besi sinter dikurangi yang berarti bahwa oksigen dalam oksida besi tersebut dikeluarkan dengan serangkaian reaksi kimia. Reaksi-reaksi ini terjadi sebagai berikut: 1. 3Fe2O3 + CO  CO2 + 2Fe 3O4 Mulai pada 450º C 2. Fe3O4 + CO  CO2 + 3FeO Mulai pada 600º C 3. FeO + CO  CO2 + Fe Mulai pada 700º C atau FeO + CO  CO + Fe Pada saat yang bersamaan oksida bijih besi tersebut melalui reaksi pemurnian ini, oksida-oksida tersebut juga mulai melembek dan kemudian meleleh serta akhirnya meleleh seperti cairan melalui batu arang kebagian bawah tanur. PT. IndoSelo Lamtoro Agung
  14. 14. Pig Iron Factory Batu arang tersebut turun ke bagian bawah tanur ke tingkat dimana udara yang telah dipanaskan sebelumnya ditiupkan atau penghancuran dengan menggunakan panas masuk ke dalam tanur. Batu arang dibakar dengan penghancuran panas ini dan segera mengalami reaksi untuk menghasilkan yang berikut ini: C + O2  CO2 + Panas Karena reaksi tersebut berlangsung ketika ada karbon sisa pada temperatur yang tinggi, karbon dioksida tersebut dikurangi dari karbon monoksida seperti berikut ini: CO2 + C  2CO Produk dari reaksi ini, yakni karbon monoksida, diperlukan untuk mengurangi bijih besi seperti yang dilihat dalam reaksi oksidasi besi sebelumnya. Batu gamping ini turun dalam tanur dan tetap keras ketika melalui reaksi pertama sebagai berikut: CaCO3  CaO + CO2 Reaksi ini membutuhkan energi dan mulai pada suhu 875º C. CaO yang terbentuk dari reaksi ini digunakan untuk mengeluarkan sulfur dari besi yang diperlukan sebelum logam panas menjadi baja. Reaksi pengeluaran sulfur ini adalah: FeS + CaO  CaS + FeO CaS tersebut menjadi bagian dari slag/terak. Slag tersebut juga terbentuk dari setiap Silica (SiO2), Alumina (Al2O3), Magnesia (MgO) atau Calcia (CaO) yang masuk dengan bijih besi, bijih besi pellet, bijih besi sinter atau batu arang. Slag cairan ini kemudian menetes melalui bantalan batu arang ke bawah tanur PT. IndoSelo Lamtoro Agung
  15. 15. Pig Iron Factory dimana slag tersebut mengambang di bagian atas besi cair karena slag cair tersebut kurang padat. Produk lainya dari proses pembuatan besi ini, selain besi dan slag cair, adalah gas kotor yang panas. Gas-gas ini keluar dari bagian atas tanur dan berproses melalui peralatan pembersih gas dimana bahan-bahan berukuran partikel dibersihkan dari gas dan gas tersebut didinginkan. Gas ini memiliki nilai energi yang sangat besar karena itu terbakar sebagai bahan bakar dalam “tungku panas” (stove) yang digunakan untuk memanaskan udara sebelum masuk ke dalam tanur untuk menjadi “penambahan panas”. Ringkasan: Tanur adalah reaksi counter-counter dimana bahan padat tanur dan gas naik, dalam reaksi ini terjadi beragam rekasi kimiawi dan fisika yang menghasilkan produk akhir yang diinginkan berupa logam panas. Bahan kimia logam panas yang umum adalah sebagai berikut:  Besi (Fe) = 93,5 – 95,0 %  Silicon (Si) = 0,30 – 0,90 %  Sulfur (S) = 0,025 – 0,050 %  Mangan (Mn) = 0,55 – 0,75 %  Phosphor (P) = 0,03 – 0,09 %  Titanium (Ti) = 0,02 – 0,06 %  Carbon (C) = 4,1 – 4,4 % PT. IndoSelo Lamtoro Agung
  16. 16. PIG IRON FACTORY BAB II DAMPAK PENTING TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP Pembangunan pabrik pengolahan bijih besi (Pig Iron) di Kawasan Industri II Bunton Kabupaten Cilacap dengan kapasitas 30.000 ton / bulan. Dari analisa diperkirakan akan menimbulkan dampak baik positif maupun negative. Terhadap komponen lingkungan hidup pada setiap tahapan kegiatan pekerjaan, seperti ; Rekomendasi Penilaian Kelayakan Lingkungan Kajian dampak penting rencana pembangunan Pig Iron Factory di Kawasan Industri II Bunton Kabupaten Cilacap akan mengacu pada aturan Pemerintah Jawa Tengah. Dampak-dampak negative penting tersebut, baik dampak terhadap lingkungan fisik, kimia, biologi, dan sosekbud pada setiap tahapan kegiatan masih dapat dikendalikan ditinjau dari aspek teknologi, ekonomi, peraturan perundangan dan aspek kelembagaan, Berdasarkan uraian diatas maka rencana kegiatan pembagunan Pig Iron Factory di Kawasan Industri II Bunton Kabupaten Cilacap layak untuk dilaksanakan dengan menerapkan aspek pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai dengan yang diamanatkan didalam Undang- undang No. 23/97 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Waktu pelaksanaan pembangunan Pig Iron Factory di Kawasan Industri II Bunton Kabupaten Cilacap direncanakan akan diselesaikan dalam kurun waktu 24 bulan. Tabel schedule project menyajikan jadwal waktu pelaksanaan pembangunan Pig Iron Factory yang terdiri dari pekerjaan perekayasaan, procurement, kontruksi, dan commissioning. PT. IndoSelo Lamtoro Agung
  17. 17. PIG IRON FACTORY Tahap Pra Kontruksi Pada tahap Pra Kontruksi, kegiatan pembebasan lahan dapat menimbulkan dampak penting berupa keresahan sosial yang menjurus pada gangguan kamtibmas apabila tidak diperoleh kesesuaian ganti rugi. Tahap Kontruksi Pada tahap Kontruksi, kegiatan pembangunan pabrik Pig Iron di Kawasan Industri II Bunton Kabupaten Cilacap dapat menimbulkan dampak penting terhadap komponen lingkungan dan prioritasnya, ditampilkan pada tabel 2.1. Tahap Operasi Pada tahapan operasional, kegiatan pabrik Pig Iron di Kawasan Industri II Bunton Kabupaten Cilacap dapat menimbulkan dampak penting terhadap komponen lingkungan ditampilkan pada tabel 2.2. Tahapan Pasca Operasi Pada tahapan pasca operasi, kegiatan pelepasan tenaga kerja dapat menimbulkan penurunan pendapatan masyarakat setempat. Maka dengan harapan pada tahap operasional produksi diharapkan memakai tenaga kerja lokal yang potensial. PT. IndoSelo Lamtoro Agung
  18. 18. BAKU MUTU UDARA INDUSTRI 1 BAKU MUTU UDARA EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK UNTUK INDUSTRI BESI BAJA, LOGAM DAN SEJENISNYA DI PROPINSI JAWA TENGAH NO. SUMBER PARAMETER BATAS MAKSIMUM (mg/m3 ) 1 Tanur Peleburan a. Tanur Oksigen Basa a. Total partikel 150 (Basic Oxygen Furnace) b. Sulfur Dioksida (SO2) 800 c. Nitrogen Dioksida (NO2) 1.000 d. Pulumbum (Pb) 12 e. Zink (Zn) 50 f. Arsen (As) 8 g. Cadmium (Cd) 8 h. Opasitas 20 % b. Tanur Busur Listrik a. Total partikel 150 (Electric Arc Furnace) b. Sulfur Dioksida (SO2) 800 c. Nitrogen Dioksida (NO2) 1.000 d. Pulumbum (Pb) 12 e. Zink (Zn) 50 f. Arsen (As) 8 g. Cadmium (Cd) 8 h. Opasitas 20 % 2 Dapur Pelunakan Baja a. Reheating Furnance a. Total partikel 150 b. Sulfur Dioksida (SO2) 800 c. Nitrogen Dioksida (NO2 1.000 d. Opasitas 20 % b. Annealing Furnace a. Total partikel 150 b. Sulfur Dioksida (SO2) 800 c. Nitrogen Dioksida (NO2 1.000 d. Opasitas 20 % 3 Furnace Proses Pelapisan a. Furnance Degreasing a. Total partikel 150 b. Sulfur Dioksida (SO2) 800 c. Nitrogen Dioksida (NO2) 1.000 d. Opasitas 20 % b. Furnace Fluxing a. Total partikel 150 b. Sulfur Dioksida (SO2) 800 c. Nitrogen Dioksida (NO2) 1.000 d. Opasitas 20 % c. Furnace Galvanizing a. Total partikel 150 b. Sulfur Dioksida (SO2) 800 c. Nitrogen Dioksida (NO2) 1.000
  19. 19. d. Opasitas 20 %
  20. 20. 4 Proses Pelapisan Metal a. Proses Galvanizing a. Total partikel 150 b. Sulfur Dioksida (SO2) 800 c. Nitrogen Dioksida (NO2) 1.000 d. Hidrogen Chlorida (HCl) 5 e. Opasitas 20 % b. Proses Acid Pickling & a. Total partikel 150 Regeration b. Sulfur Dioksida (SO2) 800 c. Nitrogen Dioksida (NO2) 1.000 d. Hidrogen Chlorida (HCl) 5 e. Opasitas 20 % c. Proses Pengecatan a. Total partikel 150 b. Hidrogen Chlorida 5 5 Utilitas a. Pembangkit Listrik a. Total partikel 230 (Generator Set) b. Sulfur Dioksida (SO2) 800 c. Nitrogen Dioksida (NO2) 1.000 d. Opasitas 20 % b. Tenaga Ketel Uap (Power a. Total partikel 230 Boiler) b. Sulfur Dioksida (SO2) 800 c. Nitrogen Dioksida (NO2) 1.000 d. Opasitas 20 % Sumber : SK.Gubernur Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2000. Catatan : a. Nitrogen oksida ditentukan sebagai NO2. b. Volume gas dalam keadaan standar (25 0 C dan tekanan 1 atm) c. Untuk sumber pembakaran, partikel dikoreksi sebesar 10% Oksigen. d. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantuan dan dikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel. e. Pemberlakuan BME untuk 95% waktu operasi normal selama tiga bulan. f. Yang termasuk industri besi, baja, logam dan sejenisnya adalah : 1. Industri Besi Baja dasar (Pellet bijih besi, biji besi sinter ). 2. Industri Pengecoran besi baja ( Foundry ). 3. Industri Pembuatan baja billet dan slab. 4. Industri baja lembaran lapis seng ( GI Sheet ). 5. Industri lembaran lapis timah. 6. Industri lembaran lapis logam lainnya. 7. Industri baja lapis non logam. 8. Industri Peleburan almunium. 9. Industri pengecoran tembaga.
  21. 21. Tabel 2.1 Prioritas Dampak Penting Hipotetik AMDAL Rencana Pembangunan Pabrik Pig Iron Kawasan Industri II Bunton Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap Tahap Kontruksi Prioritas Dampak Penting Hipotik Bobot Sumber Dampak o. Peluang Kerja/Usaha 0,159 Pengerahan Tenaga Kerja 1 o. Keresahan masyarakat / Ganggua 0,159 Pengerahan Tenaga Kerja Kantibmas o. Kualitas Udara 0,121 Mobilisasi Alat dan Bahan (Transportasi- Kendaraan Proyek) 2 o. Kesehatan Masyarakat 0,121 Kadar Debu Akibat Mobilisasi Alat dan Bahan o. Kemacetan Lalu Lintas 0,076 Mobilisasi Alat dan Bahan (Transportasi- Kendaraan Proyek) 3 o. Kerusakan Prasarana Jalan 0,076 Mobilisasi Alat dan Bahan (Transportasi- Kendaraan Proyek) o. Kualitas Air 0,061 Pembangunan Bak Penampung Limbah 4 dan Limbah Domestik Pekerja Proyek o. Hidrologi (Erosi, Air Larian) 0,061 Pengupasan dan Pengurukan Lahan o. Kenyamanan Masyarakat 0,030 Mobilisasi Alat dan Bahan (Transportasi- 5 Kendaraan Proyek), Pembangunan Kontruksi Engineering Tungku dan Gedung Kantor o. Kebisingan 0,023 Mobilisasi Alat dan Bahan (Transportasi- Kendaraan Proyek), Pembangunan 6 Kontruksi Engineering Tungku dan Gedung Kantor, Jalan Masuk ke Tapak Proyek dan Utilitas Ringkasan Dampak AMDAL Project Pig Iron Factory, Kab. Cilacap
  22. 22. Tabel 2.2 Prioritas Dampak Penting Hipotetik AMDAL Rencana Pembangunan Pabrik Pig Iron di Desa Mertasinga, Kabupaten Cilacap Tahap Operasi Prioritas Dampak Penting Hipotik Bobot Sumber Dampak o. Kualitas Udara 0,122 Emisi Gas Buang, Penimbunan Abu dan 1 Penimbunan Raw Material dan Bahan - Bakar 2 o. Kesehatan Masyarakat 0,116 Pembongkaran dan Penimbunan Raw Material dan Bahan Bakar o. Kualitas Air Permukaan 0,103 Pembongkaran dan Penimbunan 3 Raw Material dan Bahan Bakar, Ceceran Minyak dan Limbah Cair Domestik o. Biota Air 0,083 Pembongkaran dan Penimbunan 4 Raw Material dan Bahan Bakar, Ceceran o. Hidrologi (Erosi, Air Larian) 0,061 Minyak dan Limbah Cair Domestik o. Kenyamanan Masyarakat 0,030 Mobilisasi Alat dan Bahan (Transportasi- 5 Kendaraan Proyek), Pembangunan - Kontruksi Engineering Tungku dan - Gedung Kantor o. Kebisingan 0,023 Mobilisasi Alat dan Bahan (Transportasi- Kendaraan Proyek), Pembangunan Kontruksi Engineering Tungku dan - 6 Gedung Kantor, Jalan Masuk Ke Tapak Gedung Kantor, Jalan Masuk Ke Tapak Proyek dan Utilitas 7 o. Peluang Kerja/Usaha 0,045 Pengerahan Tenaga Kerja 8 o. Kualitas Air Tanah 0,038 Penimbunan Raw Material dan Bahan Bakar 10 o. Kebisingan 0,006 Operasional Tungku Ringkasan Dampak AMDAL Project Pig Iron Factory, Kab. Cilacap
  23. 23. RAB (RENCANA ANGGARAN BELANJA) PROYEK PT. Indoselo Lamtoro Agung
  24. 24. RENCANA ANGGARAN BIAYA PROYEK INDUSTRI LOGAM DASAR (PIG IRON FACTORY) KAP. 50 TON/HARI X 40 (60.000 TON/BULAN) KAWASAN INDUSTRI II BUNTON, KECAMATAN ADIPALA, KAB. CILACAP - JAWA TENGAH NO ITEM QTY SATUAN HARGA SATUAN TOTAL HARGA I Factory Fasility 1Permit License and AMDAL 1 LS 10.000.000.000,00 15.000.000.000,00 2Land Clearing dan Pematangan Lahan 60 Ha 6.000.000.000,00 360.000.000.000,00 3Engineering Tanur Tinggi (Blast Furnace) 40 unit 80.000.000.000,00 3.200.000.000.000,00 Kap. 50 ton / hari 4Rotari Kilen Peletising 40 unit 5.000.000.000,00 200.000.000.000,00 5Konstruction Build 30 x 40 m 20 unit 6.000.000.000,00 120.000.000.000,00 6Konstruction Build 15 x 30 m 20 unit 3.000.000.000,00 60.000.000.000,00 7Separator dan Cruser 40 unit 2.500.000.000,00 100.000.000.000,00 8Power (PLN), Travo 1.2 MW 4 unit 2.500.000.000,00 10.000.000.000,00 9Water Hidrant Intake 4 unit 2.000.000.000,00 8.000.000.000,00 10Head Office Building 1 unit 7.000.000.000,00 7.000.000.000,00 11Site Office Building 1 unit 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 12Warehouse Building 2 unit 1.000.000.000,00 2.000.000.000,00 13Genset Buiding 4 unit 600.000.000,00 2.400.000.000,00 14Genset Kapasitas 250 KW 4 unit 1.000.000.000,00 4.000.000.000,00 15Workshop Building 1 unit 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 16Laboratorium 2 unit 2.000.000.000,00 4.000.000.000,00 17Restoration Building 4 unit 400.000.000,00 1.600.000.000,00 18Mosque Building 1 unit 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 19Toilet Building 3 unit 200.000.000,00 600.000.000,00 SUB TOTAL 4.098.600.000.000,00 II Equipmen Fasility 1Mitsubishi 4x4 20 unit 650.000.000,00 13.000.000.000,00 2Ford Double Cabin 20 unit 450.000.000,00 9.000.000.000,00 3Ambulance + K3 2 unit 250.000.000,00 250.000.000,00 4Pick-up 8 unit 260.000.000,00 2.080.000.000,00 5Motor ( HONDA ) 8 unit 25.000.000,00 200.000.000,00 6Excavator 40 unit 2.000.000.000,00 80.000.000.000,00 7Sofel 20 unit 2.000.000.000,00 40.000.000.000,00 8Dum Truck ( 6 Ban ) 100 unit 400.000.000,00 40.000.000.000,00 9Dum Truck Tronton ( 10 Ban ) 100 unit 1.150.000.000,00 115.000.000.000,00 SUB TOTAL Rp. 299.530.000.000,00 III ADM Facility 1ATK Head Office 1 LOT 4.000.000.000,00 4.000.000.000,00 2ATK Site Office & Warehouse 1 LOT 4.000.000.000,00 4.000.000.000,00 3Restoration Tools 1 LOT 1.800.000.000,00 1.800.000.000,00 4Workshop Tools 1 LOT 4.000.000.000,00 4.000.000.000,00 5Laboratorium Tools 1 LOT 6.000.000.000,00 6.000.000.000,00 Rp. 19.800.000.000,00 IV Modal Kerja 1 Penguasaan KP Raw Material 1 LOT 562.070.000.000,00 562.070.000.000,00 2 K3 (Safety and Sosiality) 1 LOT 20.000.000.000,00 20.000.000.000,00 SUB TOTAL Rp. 582.070.000.000,00 JUMLAH TOTAL I+II+III+IV Rp. 5.000.000.000.000,00 TOTAL INVESTASI 100% Rp. 5.000.000.000.000,00 Jumlah Total Investasi Rp. 5.000.000.000.000,00 Terbilang : Lima Triliun Rupiah PT. Indoselo Lamtoro Agung
  25. 25. PROYEKSI CASH FLOW PRODUKSI PT. Indoselo Lamtoro Agung
  26. 26. PROYEKSI CASH FLOW PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PRODUKSI PIG IRON KAPASITAS 50 TON /HARI X 40 TUNGKU ( 60.000 TON /BULAN ) No URAIAN JUMLAH Rp Tahun Ke Ket. 1 2 3 4 5 I. Modal Investasi Pembangunan Pabrik Pig Iron 5.000.000.000.000 Kapasitas 50 Ton / Hari x 40 Tungku Total Produksi : 60.000 Ton / Bulan II. Biaya Produksi / Tonase 1. Bijih Besi (Iron Ore/ Iron Sand) 1.500 1.080.000.000.000 1.080.000.000.000 1.080.000.000.000 1.080.000.000.000 1.080.000.000.000 2. Arang Putih 1.000 720.000.000.000 720.000.000.000 720.000.000.000 720.000.000.000 720.000.000.000 3. Komposisi 1.000 720.000.000.000 720.000.000.000 720.000.000.000 720.000.000.000 720.000.000.000 4. Solar / BBM 400 288.000.000.000 288.000.000.000 288.000.000.000 288.000.000.000 288.000.000.000 5. Administration 500 360.000.000.000 360.000.000.000 360.000.000.000 360.000.000.000 360.000.000.000 6. Over Head 200 144.000.000.000 144.000.000.000 144.000.000.000 144.000.000.000 144.000.000.000 Biaya Produksi 4.600 3.312.000.000.000 3.312.000.000.000 3.312.000.000.000 3.312.000.000.000 3.312.000.000.000 Harga Jual Pig Iron 6.500 4.680.000.000.000 4.680.000.000.000 4.680.000.000.000 4.680.000.000.000 4.680.000.000.000 Sisa Produksi 1.900 1.368.000.000.000 1.368.000.000.000 1.368.000.000.000 1.368.000.000.000 1.368.000.000.000 Pendapatan Kotor 1.368.000.000.000 1.368.000.000.000 1.368.000.000.000 1.368.000.000.000 1.368.000.000.000 III. Beban Kewajiban - kewajiban 1 Pajak Pendapatan 2,5 % 1.008.000.000.000 x 2.5% = 1.368.000.000.000 125.000.000.000 125.000.000.000 125.000.000.000 125.000.000.000 125.000.000.000 2 Beban Bunga 2% /tahun 5.000.000.000.000 x 2% = 100.000.000.000 100.000.000.000 100.000.000.000 100.000.000.000 100.000.000.000 100.000.000.000 3 Asuransi 0.2 % /bulan 5.000.000.000.000 x 0.1 % = 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 4 Deprsiasi 45.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 15.000.000.000 Total Kewajiban-Kewajiban 235.000.000.000 235.000.000.000 240.000.000.000 240.000.000.000 245.000.000.000 IV. Pendapatan 5.645.000.000.000 1.133.000.000.000 1.133.000.000.000 1.128.000.000.000 1.128.000.000.000 1.123.000.000.000 V. Pengembalian Modal (Repaymen) 5.000.000.000.000 1.000.000.000.000 1.000.000.000.000 1.000.000.000.000 1.000.000.000.000 1.000.000.000.000 1 Kewajiban Pengembalian (4.000.000.000.000) (3.000.000.000.000) (2.000.000.000.000) (1.000.000.000.000) - 2 NET Profit Produksi 645.000.000.000 133.000.000.000 133.000.000.000 128.000.000.000 128.000.000.000 123.000.000.000 1 2 3 4 5
  27. 27. PRA PERIJINAN PRINSIP LOKASI PEMBANGUNAN SMELTER PT. Indoselo Lamtoro Agung
  28. 28. PIG IRON FACTORY PT. IndoSelo Lamtoro Agung
  29. 29. PIG IRON FACTORY PT. IndoSelo Lamtoro Agung
  30. 30. PIG IRON FACTORY PT. IndoSelo Lamtoro Agung
  31. 31. SCHEDULE PROJECT PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PROJECT PIG IRON FACTORY KAP. 50 TON/HARI X 20 ( 30.000 TON/BULAN ) NO. ITEM PEKERJAAN BULAN KE BULAN KE KET 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 PERIJINAN 2 PEMBEBASAN LOKASI 3 CIVIL KONTRUKSI 4 KONTRUKSI BAJA 5 ENGINEERING 6 FINISING 7 START UP 8 PRODUKSI 9 LAIN-LAIN TAHUN KE - 1 TAHUN KE - 2 CILACAP, PT. IndoSelo Lamtoro Agung
  32. 32. COMPOSITION TEST REPORT METALURGI UI HASIL PRODUKSI PIG IRON PT. Indoselo Lamtoro Agung
  33. 33. Pig Iron Factory PT. IndoSelo Lamtoro Agung
  34. 34. Pig Iron Factory PT. IndoSelo Lamtoro Agung
  35. 35. 1 2 3 4 5 6 A A B B C C UNLESS OTHERWISE SPECIFIED: FINISH: DEBUR AND DO NOT SCALE DRAWING REVISIONDIMENSIONS ARE IN MILLIMETERS BREAK SHARP SURFACE FINISH: EDGES TOLERANCES: LINEAR: ANGULAR: NAME SIGNATURE DATE TITLE: DRAWN PIG IRON FACTORY D PT INDOSELO LAMTORO AGUNGAPPV'D CHK'D MFG Q.A MATERIAL: DWG NO. TOPOGRAFI A4 1 2 WEIGHT: SCALE 1 : 1000 SHEET 1 OF 1
  36. 36. 1 2 3 4 5 6 A A B B C C UNLESS OTHERWISE SPECIFIED: FINISH: DEBUR AND DO NOT SCALE DRAWING REVISIONDIMENSIONS ARE IN MILLIMETERS BREAK SHARP SURFACE FINISH: EDGES TOLERANCES: LINEAR: ANGULAR: NAME SIGNATURE DATE TITLE: DRAWN PIG IRON FACTORY D PT INDOSELO LAMTORO AGUNGCHK'D APPV'D MFG Q.A MATERIAL: DWG NO. FIC BLAST FURNACE A4 1 2 WEIGHT: SCALE:1:200 SHEET 1 OF 2
  37. 37. PENUTUP PT. Indoselo Lamtoro Agung
  38. 38. PIG IRON FACTORY Pabrik pengolahan dan pemurnian Pig Iron masih sangat terbuka lebar dan dapat dikembangkan secara optimal yang didukung ketersediaan bahan baku berupa Raw material (Iron Send dan Iron Ore) yang melimpah di beberapa daerah di Indonesia, kebutuhan pasar akan logam dasar Pig Iron masih sangat tinggi, terbukanya potensi kerja sama dengan investor baik Pemerintah maupun swasta Nasional. Dimana selalu terdapat ancaman investor asing yang akan mendirikan pabrik yang sama di Indonesia, sehingga ketergantungan import akan selalu menghantui perekonomian Indonesia. Marilah kita berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan keberhasilan pembangunan pabrik Pig iron (smelter) seperti yang di amanatkan dalam Undang- Undang Mineral dan batubara yang sudah di undangkan. KAPAN LAGI KALAU BUKAN SEKARANG MARI KITA BUKTIKAN…. PT. IndoSelo Lamtoro Agung

×