3. Membicarakan pengajaran bahasa, terutama
di sekolah dasar tidak akan terlepas dari
pembahasan psikolinguistik, sebab masalah
pengajaran bahasa adalah masalah
psikolinguistik. Psikolinguistik merupakan
urat nadi pengajaran bahasa
(Simanjutak,1982).
4. Pemerolehan bahasa (language acquisition)
adalah proses-proses yang berlaku di dalam
otak seorang anak ketika memperoleh
bahasa ibunya.
5. Apakah manusia memperoleh bahasa karena
dia dilahirkan dengan dilengkapi
pengetahuan khusus tentang kebahasaan?
Atau mereka dapat belajar bahasa karena
mereka adalah binatang yang sangat pintar
sehingga mampu memecahkan berbagai
macam masalah?
6. Pada tahun 1901, di Eropa, Albert Thumb
seorang ahli linguisstik telah bekerja sama
dengan seorang ahli psikologi Karl Marbe untuk
menerbitkan buku yang kemudian dianggap
sebagai buku psikolinguistik pertama yang
diterbitkan, tentang penyelidikan eksperimental
mengenai dasar-dasar psikologi pembentukan
analogi pertuturan.
Kedua sarjana itu menggunakan kaidah-kaidah
psikologi eksperimental untuk meneliti
hipotesis-hipotesis linguistik.
7. Psikolinguistik benar-benar dianggap sebagai
disiplin baru, sebagai ilmu tersendiri pada
tahun 1963, yaitu ketika Osgood menulis satu
artikel dalam jurnal American Psychology
yang berjudul On understanding and creating
sentences.
8. (1) terdapatnya pusat-pusat yang khas
dalam otak manusia;
(2) perkembangan bahasa yang sama bagi
semua bayi;
(3) kesukaran yang dialami untuk
menghambat pertumbuhan bahasa pada
manusia;
(4) bahasa tidak mungkin diajarkan kepada
makhluk lain.
9. Tahukah Anda bahwa sebenarnya manusia
sejak lahir sudah dikaruniai oleh Tuhan
dengan apa yang disebut sebagai bakat
bahasa? Mungkin Anda akan bertanya, apa
buktinya? Secara relatif, agak mudah untuk
menunjukkan bahwa manusia secara bawaan
diprogram untuk memperoleh bahasa.
Bagian yang sukar adalah menemukan secara
tepat apa sebenamya bakat atau bawaan
(innate) itu.
10. Krashen (1981) dalam (Harras dan
Bachari, 2009) dengan tegas membedakan
pemerolehan bahasa dan belajar bahasa.
Pemerolehan bahasa merupakan proses
yang subsadar. Si pemeroleh bahasa biasanya
tidak menyadari adanya fakta bahwa mereka
memperoleh bahasa.
11. Proses-proses ketika anak sedang
memperoleh bahasa ibunya terdiri dari dua
aspek: pertama aspek performance yang
terdiri dari aspek-aspek pemahaman dan
pelahiran , kedua aspek kompetensi. Kedua
jenis proses ini berlainan.
12. Pembelajaran bahasa menyangkut proses-
proses yang berlaku pada masa seseorang
sedang mempelajari bahasa baru setelah ia
selesai memperoleh bahasa ibunya. Dengan
kata lain pemerolehan bahasa melibatkan
bahasa pertama sedangkan pembelajaran
bahasa melibatkan bahasa kedua atau juga
bisa bahasa asing.
13. Apakah sesungguhnya benda yang diperoleh
jika kita berbicara tentang pemerolehan
bahasa?
Kemudian alat apa yang digunakan anak-
anak dalam proses pemerolehan itu?
14. Berdasarkan pengamatan dan kajian para ahli
bahasa dapat disimpulkan bahwa manusia
telah dilengkapi sesuatu yang khusus dan
secara alamiah untuk dapat berbahasa
dengan cepat dan mudah. Miller dan
Chomsky (1957) menyebutnya LAD
(language acquisition device) yang intinya
bahwa setiap anak telah memiliki LAD yang
dibawa sejak lahir.
15. Karakteristik Pemerolehan Bahasa Menurut
Tarigan dkk. (1998):
a) Berlangsung dalam situasi informal, anak-
anak belajar bahasa tanpa beban, dan di luar
sekolah;
b) Tidak melalui pembelajaran formal
(sekolah, kursus)
c) Dilakukan spontan/tanpa sadar
16. Faktor biologis
Faktor intelegensi
Faktor lingkungan sosial
Faktor motivasi (Tarigan dkk., 1998)
17. Kemampuan berbahasa secara lancar
tidaklah terjadi secara tiba-tiba.
Djarwowidjojo (dalam Tarigan dkk., 1998)
mengungkapkan bahwa pemerolehan bahasa
anak tidaklah tiba-tiba atau sekaligus
melainkan bertahap. Kemajuan kemampuan
berbahasanya berkembang seiring dengan
perkembangan fisik, mental, intelektual, dan
lingkungannya.
18. Menurut Piaget dan Vygotsky (dalam
Tarigan, 1988), tahap-tahap perkembangan bahasa anak
adalah sebagai berikut:
Usia Tahap Perkembangan Bahasa
0,0-0,5 Tahap Meraban (Pralinguistik) Pertama
0,5-1,0 Tahap Meraban (Pralinguistik) Kedua: Kata
nonsense
1,0-2,0 Tahap Linguistik I: Holofrastik;Kalimat Satu Kata
2,0-3,0 Tahap Lingistik II: Kalimat Dua Kata
3,0-4,0 Tahap Linguistik III: Pengembangan Tata Bahasa
4,0-5,0 Tahap Linguistik IV: Tata Bahasa Pra-Dewasa
5,0- Tahap Linguistik V: Kompetensi Penuh.
19. Dimulai dari tangisan bayi yang sudah
mengisayaratkan nilai komunikatif.
Kemudian menghasilkan bunyi-bunyi bahasa
Bunyi-bunyi berupa vokal/konsonan yang
tidak bermakna/nonsense.
7-12 bulan ocehan yang meningkat pesat.
20. Masa ini anak mulai belajar menggunakan satu
kata yang mewakili keseluruhan idenya
Contoh:
“juju” (sambil memegang baju) maksudnya “ini
baju” atau “mau pakai baju”
“gi” (sambil menunjuk keluar) maksudnya “ingin
pergi” atau “keluar”
“bum-bum” (menunjuk motor) maksudnya “ini
motor” atau “naik motor”
Jangan mengajarkan bicara bayi pada masa ini.
21. Anak sudah mulai mengkombinasikan dua
kata
Contoh:
“Ma, pelgi” maksudnya “Mama, saya mau
pergi”
Pada tahap ini anak juga mulai mengenal
berbagai makna kata
Penting mengajarkan makna dari ujaran yang
diucapkan
22. Pada masa ini anak sudah semakin kaya
perbendaharaan kosakata
Mulai mampu membuat kalimat
Tuturan mulai lebih panjang
Bisa menghibur dan bercana dengan
kalimat/bahasa menyerupai orang dewasa.
23. Fase Fonologis (lahir-2 tahun)
Fase Sintaktik (2-7 tahun)
Fase Semantik (7-11 tahun)